5. pekerjaan penyelidikan lapangan (bab 2)

35
Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 11 2. PEKERJAAN PENYELIDIKAN LAPANGAN 2.1 Pemetaan Geologi permukaan 2.1.1 Umum Peta geologi permukaan memperlihatkan semua keadaan geologi di daerah proyek yaitu di lokasi rencana poros bendungan/bendung, bangunan- bangunan lain yang terdapat di lokasi proyek dan daerah genangan dan lokasi sumber bahan timbunan. Selain itu, peta tersebut juga harus menunjukkan nama batuan, tanah penutup serta penyebarannya, tampakan-tampakan (feature) geologis, seperti kekar, daerah patahan, jurus dan kemiringan lapisan. Penyelidikan dengan paritan dan sumuran uji baru dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan formasi tanah, yang sangat bermanfaat untuk membantu menentukan jenis penyebaran batuan, derajat pelapukan serta sifat-sifat tanah penutup (overburden). 2.1.2 Peta dasar yang digunakan Baik peta topografi maupun peta foto udara yang besar dapat dipakai untuk pemetaan geologi permukaan. Laporan geologi akhir dibuat berdasarkan hasil-hasil penyelidikan lapangan, dan menggunakan peta-peta berikut sebagai referensi: a. Peta wilayah regional dengan skala 1 : 50.000 setidaknya 1 : 100.000 b. Peta semi detail dengan skala 1 : 25.000 setidaknya 1 : 50.000 c. Peta detail dengan skala 1 : 500 di poros bendung dan 1 : 500 di lokasi lainnya 2.1.3 Prosedur Pemetaan geologi permukaan untuk rencana bangunan pengairan terutama ditujukan untuk keperluan geologi teknik mencakup pembahasan mengenai: Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Upload: kurisuchan021

Post on 28-Nov-2015

134 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 11

2. PEKERJAAN PENYELIDIKAN LAPANGAN

2.1 Pemetaan Geologi permukaan

2.1.1 Umum

Peta geologi permukaan memperlihatkan semua keadaan geologi di daerah

proyek yaitu di lokasi rencana poros bendungan/bendung, bangunan-

bangunan lain yang terdapat di lokasi proyek dan daerah genangan dan lokasi

sumber bahan timbunan. Selain itu, peta tersebut juga harus menunjukkan

nama batuan, tanah penutup serta penyebarannya, tampakan-tampakan

(feature) geologis, seperti kekar, daerah patahan, jurus dan kemiringan

lapisan.

Penyelidikan dengan paritan dan sumuran uji baru dilakukan untuk

mengetahui perubahan-perubahan formasi tanah, yang sangat bermanfaat

untuk membantu menentukan jenis penyebaran batuan, derajat pelapukan

serta sifat-sifat tanah penutup (overburden).

2.1.2 Peta dasar yang digunakan

Baik peta topografi maupun peta foto udara yang besar dapat dipakai untuk

pemetaan geologi permukaan.

Laporan geologi akhir dibuat berdasarkan hasil-hasil penyelidikan lapangan,

dan menggunakan peta-peta berikut sebagai referensi:

a. Peta wilayah regional dengan skala 1 : 50.000 setidaknya 1 : 100.000

b. Peta semi detail dengan skala 1 : 25.000 setidaknya 1 : 50.000

c. Peta detail dengan skala 1 : 500 di poros bendung dan 1 : 500 di lokasi

lainnya

2.1.3 Prosedur

Pemetaan geologi permukaan untuk rencana bangunan pengairan terutama

ditujukan untuk keperluan geologi teknik mencakup pembahasan mengenai:

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 12

a. Keadaan geomorfologi

b. Penyebaran satuan-satuan batuan (litologi), yang termasuk batu maupun

tanah harus dengan jelas dibedakan, misalnya batuan dasar, tanah

penutup, tingkat pelapukan dan lain-lain, sifat fisik, tekstur,

c. Sementasi dan jenis batuannya.

d. Kekerasan batuan harus dideskripsikan berdasarkan derajat kekerasan

batuan secara kualiatif untuk kepentingan teknik sipil.

e. Untuk tanah kohesif digunakan lambang OH (overburden hardness),

sedangkan untuk kekerasan batuan digunakan lambang RH (rock

hardness).

f. Klasifikasi kekerasan menurut Gikuchi dan Saito

g. Untuk derajat pelapukan batuan dipergunakan klasifikasi Gikuchi dan Saito

h. Klasifikasi tanah sebaiknya dipakai berdarkan Unified Soil Classification.

i. Struktur geologi: jurus, kemiringan perlapisan, kekar, patahan.

j. Stratigrafi: urutan-urutan dari satuan batuan secara vertikal berdasarkan

pembentukkannya, sesuai dengan sejarah geologinya.

k. Gejala-gejala lainnya: longsoran kegempaan air tanah dan lain- lain.

2.1.4 Metode Pemetaan Geologi Permukaan

a. Pengamatan detail data-data geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi,

penyebaran formasi batuan dan aspek-aspek geologi yang lain secara

lengkap.

b. Pengukuran gejala-gejala struktur geologi seperti kekar, lipatan

kedudukan dan kemiringan lapisan batuan pada daerah genangan, daerah

poros bangunan. Serta lokasi potensial terjadinya gerakan tanah seperti

longsoran, jatuhan, gelinciran dan lain-lain.

c. Pembuatan sumuran uji untuk mengetahui pola penyebaran dan

karakteristik tanah di lokasi rencana pengambilan material inti kedap air,

pengambilan contoh batuan dan tanah untuk keperluan uji laboratorium.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 13

d. Penenentuan lokasi pemboran inti dan hand auger ataupun sondir pada

lokasi sepanjang rencana poros bangunan ataupun lokasi bangunan-

bangunan lainnya untuk mengetahui kondisi tanah dan batuan di bawah

permukaan disertai pengujian daya dukung tanah/batuan dan pengujian

permeabilitas air pada batuan.

e. Penyelidikan kondisi saluran dengan menggunakan tahapan pekerjaan test

pit dan hand auger, yang bertujuan untuk mengetahui penyebaran kondisi

geologi baik itu di atas permukaan dan bawah permukaannya.

f. Semua data-data di atas di gambarkan ke dalam satu peta geologi teknik

Keterangan :

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan mencakup pemetaan Geologi Permukaan dengan areal

pengamatan di poros bendung, daerah genangan, lokasi-lokasi bangunan,

lokasi borrow area dan quary.

2. Pelaksanaan Pemetaan Geologi

A. Pemetaan Geologi Permukaan Detail

1. Menentukan jalur-jalur pengamatan geologi pada lokasi tapak

bangunan, pada peta skala 1:500. Jalur pengamatan dibuat tegak

lurus poros rencana bangunan dengan interval 1 m.

2. Melakukan pengamatan dan mencatat data-data geologi lapangan

seperti singkapan batuan dan penyebarannya, stratigrafi dan struktur

geologinya serta kondisi geologi teknik seperti potensi gerakan tanah.

3. Menyiapkan peta geologi teknik lengkap dengan penampang

geologinya, penyebaran batuan, batasan areal yang berhubungan

dengan kondisi geologi seperti daerah rawan longsor, jalur-jalur

struktur geologi seperti patahan, perlipatan dan lainnya.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 14

B. Pemetaan Geologi Permukaan Daerah Genangan

1. Melakukan pengamatan geologi lapangan pada daerah genangan dan

sekitarnya pada skala 1:1000, seperti singkapan batuan, stratigafi dan

struktur geologinya.

2. Pengamatan dilakukan di lintasan yang relatif tegak lurus dengan jurus

(strike) batuan, sehingga diketahui variasi batuan dan penyebarannya

di daerah genangan

3. Pengamatan juga dilakukan pada proses geologi muda yang ada di

lapangan seperti potensi gerakan tanah atau tanah longsor.

C. Pemetaan Geologi di Daerah Borrow Area dan Quarry

1. Mencari material yang nantinya akan dipakai untuk konstruksi

bangunan, maka perlu dipersiapkan areal untuk material timbunan di

daerah borrow area dan material lainnya di daerah Quary dengan

memetakan daerah tersebut dan menginformasikan luas area dan

volume materialnya.

2. Metode pemetaan geologi di lapangan dengan cara plane table,

passing compas, measuringand section.

2.1.5 Peralatan yang dipergunakan

Dalam pekerjaan pemetaan geologi, peralatan lapangan yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Kompas geologi

a. Peta topografi

b. Loupe (kaca pembesar)

c. Palu geologi

d. Pita ukur

e. Altimeter

f. Kamera

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 15

g. Larutan HCL

h. Kantong contoh

i. Alat tulis dan lain-lain.

2.2 Pemboran

Pemboran yang disyaratkan untuk penyelidikan geologi teknik adalah

pemboran dengan cara pemboran inti bermesin (Rotary core drilling).

Pemboran ini dilaksanakan dengan jalan memutar stang bor beserta tabung

pengambil contoh dengan mesin sebgai penggerak.

2.2.1 Penentuan jumlah titik Pemboran

a. Tujuan pemboran ini adalah untuk mendapatkan data dari kondisi

batuan/tanah di bawah bendung atau bangunan lainnya, serta untuk

mengetahui daya dukung dan nilai rembesan air di bawah bangunannya.

b. Lokasi pemboran umumnya dilaksanakan di sekitar:

2.2.2 Diameter Pemboran

Bor yang akan dipergunakan adalah bor ukuran “NMLC” berdasarkan DCDMA

(Diamond Corce Drilling Manufactures Association) dengan :

1. diameter teras (core) 52 mm

2. diameter lubang 75,7 mm

Tabung Penginti (Core Barrel)

Untuk tabung penginti disyaratkan penggunaan tabung penginti tunggal

(single tube core barrel) atau tabung penginti rangkap (double tube core

barrel) atau untuk hal-hal khusus, dapat dipergunakan tabung penginti

rangkap tiga “triple tube core barrel”.

Semua jenis penginti tadi dipergunakan tergantung pada kondisi lapangan.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 16

2.2.4 Mata Bor

Mata bor dipakai tergantung keadaan batuannya, tetapi umumnya akan

dipakai mata bor tungsten atau mata bor intan. Untuk kondisi tanah dan

batuan yang melapuk dipergunakan mata bor tungsten, sedangkan untuk

batuan yang kompak dan keras dipergunakan mata bor intan. Core recovery

yang harus diperoleh minimum 90%.

2.2.5 Perlengkapan Lain

a. Satu unit mesin bor yang mampu melebihi kedalaman maksimum lubang

bor

b. Stang bor yang sesuai dengan kedalaman lubang bor dan casing

c. Three pot

d. Pompa air, selang untuk saluran air, water meter dan pressure meter

serta karet packer, untuk perlengkapan pengujian air.

e. Oli, gemuk, solar, meteran, alat tulis dll

2.2.6 Pelaksanaan Pemboran

a. Setelah lokasi pemboran disetujui oleh Direksi, maka selanjutnya

memobilisasi alat dan personil ke lokasi pekerjaan.

b. Membersihkan areal lokasi pemboran dari tanaman, akar-akaran dan

apabila lokasi pemboran di daerah lereng / tebing, ataupun di tengah

sungai, maka diperlukan persiapan pembuatan andang.

c. Mencari lokasi pengambilan air yang nantinya sangat diperlukan untuk

proses pekerjaan pemboran basah dan untuk pengujian air.

d. Setelah mesin bor dan three pot dan pompa air selesai dipasang, maka

pekerjaan dapat segera dimulai.

f. Pemboran dilaksanakan dengan menggunakan tungsten bit untuk kondisi

soil dan batuan lunak dan dengan pemboran kering. Untuk kondisi batuan

keras, metodenya dengan pemboran basah dan menggunakan diamond

bit. Memperhatikan perubahan warna air pembilas dan mencatatnya di

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 17

buku harian pemboran. Metode pemborannya adalah dengan rotary drill,

bukan dengan percussion drilling (menumbuk).

g. Memasang casing (pipa pellindung) di lokasi yang mudah runtuh.

h. Setiap selesai pemboran, coring dimasukkan ke dalam core box dan

meletakkannya sesuai dengan urutan awal kedalaman. Memberi tanda

batas pengambilan coring.

i. Setelah 5 m kemajuan pekerjaan, core box ditutup dengan papan.

Memberi keterangan di papan penutup dengan Nama Proyek, No. Titik

Pemboran, Lokasi Pemboran, Kedalaman Pemboran, No Core Box.

Menutup core box dengan gembok.

ji. Bahan-bahan seperti slime, cutting dan bahan-bahan lain yang bukan

bagian dari hasil pemboran tidak dapat dimasukkan ke dalam core box.

k. Juru bor harus mencatat setiap pelaksanaan pekerjaan pemboran, waktu

pekerjaan, proses pekerjaan, muka air tanah, pekerjaan pengujian tes air,

pengujian daya dukung tanah dengan SPT, pengambilan contoh tanah

tidak terganggu dan lain-lainnya ke dalam buku lapangan.

l. Surveyor harus memberikan data koordinat (x dan y) serta elevasi lubang

bor dan menyerahkan data tersebut ke juru bor. Referensi untuk

pengukuran di lokasi pemboran ini diambil dari Benchmark dan koordinat-

koordinat serta elevasinya akan ditunjukkan oleh Direksi pekerjaan.

2.2.7 Penyimpanan Contoh

Contoh-contoh hasil pemboran inti (core samples) harus dimasukkan dalam

peti kayu serta disusun sesuai dengan urutan kemajuan pemboran.

Untuk contoh inti yang tak terambil sama sekali, dalam peti penyimpanannya

dapat diganti dengan bambu atau kayu yang dicat merah dan ditempatkan

sesuai dengan kedalamannya.

Besarnya ukuran peti contoh: panjang = 1,00 m

lebar = 0,50 m

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 18

Tiap peti contoh untuk menyimpan 5 meter kemajuan pemboran, terdiri dari

5 jalur. Tiap jalur panjangnya 1 meter. Di bagian dinding kiri dan kanan peti

contoh dituliskan kedalaman pemboran yang berurutan dari atas ke bawah.

Disetiap pengambilan dengan core barrel, hasil pemboran diletakkan di dalam

peti penyimpanan dengan memberikan tanda di bagian sekat peti contoh.

Pada tutup dan bagian depan peti penyimpan contoh, data-data berikut harus

dicantumkan denga jelas:

a. Nama proyek

b. Nama lokasi

c. Nomor titik bor

d. Inisial dan kedalaman terakhir dimana inti contoh diambil

Semua peti dan intinya harus disimpan di tempat yang aman (terhindar dari

panas, hujan dan lain lain) untuk selanjutnya akan dipergunakan untuk

keperluan desainer dan tahap konstruksi.

poto core box

Gambar 2.1. Cara menyusun contoh dalam peti

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 19

2.2.8 Deskripsi

Ahli geologi dari pihak Pelaksana Pekerjaan harus memeriksa semua inti yang

telah diperoleh, membuat deskripsi mengenai sifat-sifat litologi contoh

tersebut serta semua informasi selama pemboran dilaksanakan, serta

membuatnya ke dalam log bor.

2.2.9 Log bor

Diskripsi contoh-contoh batuan hasil pemboran harus dimasukkan ke dalam

kolom tertentu (log bor) dan membuat nama proyek, lokasi proyek, nomor

lubang bor, tanggal, elevasi, koordinat titik bor, muka air tanah,tanggap

pemboran, kedalaman pemboran setiap harinya, formasi batuan/tanah, nama

batuan/tanah, pelapukan batuan, kekerasan batuan, core shape, core

recovery, deskripsi, satuan batuan, RQD, kofisien permeabilitas/lugeon, SPT,

air pembilas, type core barrel dan pipa pelindung.

Deskripsi dilakukan oleh ahli geologi dan penamaan satuan batuan dan

simbol-simbol harus mengikuti standar/klasifikasi yang sudah ditentukan

sebagai berikut:

TANAH : UNIFIED SOIL CLASSIFICATION

BATUAN : TEKSTUR, KOMPOSISI MINERAL, NAMA BATUAN

PELAPUKAN : DERAJAT PELAPUKAN Gikuchi dan Saito

SKALA KEKERASAN BATUAN Gikuchi dan Saito

2.2.10 Metode penyelidikan

a. ASTM D.2113 – 70

b. AASHO T.225 – 68

c. BS - 4019

d. SNI 03-2436-1991(sedang direvisi)

2.2.11 Catatan Pengukuran Air Tanah

Air tanah yang dijumpai harus diukur dan dicatat seperti berikut:

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 20

Jika air tanah dijumpai untuk pertama kali, maka kedalaman diukur.

Pemboran ditunda dahulu sekurang-kurangnya 20 menit guna memberi waktu

agar air statik bebas tersebut berkembang.

Kedalaman air itu harus dicatat setiap 2 menit dalam tempo 20 menit. Jika

waktu 20 menit telah lewat dan muka air masih naik, maka Pelaksana

Pekerjaan harus memutuskan sesuatu sebelum pemboran dilanjutkan

kembali.

Bila dijumpai air tanah pada lapisan yang lebih dalam setelah air tanah yang

dijumpai sebelumnya telah disekat dengan pipa lindung, maka harus dibuat

catatan serupa. Perkecualiannya adalah jika aliran air tanah itu berupa

rembesan kecil saja ke dalam lubang bor. Dalam hal ini, titik rembesan itu

harus dicatat dan pemboran dilanjutkan.

Muka air harus dicatat pada awal dan akhir masing-masing pergantian jam

kerja. Pada waktu dijumpai air tanah, kedalaman lubang bor, panjang bagian

pipa lindung, yang masuk lubang bor, dan waktunya harus dicatat.

Muka air dicatat 24 jam setelah pemboran selesai dan selama itu lubang bor

dibiarkan terbuka.

Cara pencatatan muka air seperti diuraikan di atas berlaku untuk semua

lubang bor.

2.3 Test Penetrasi Standart (SPT)

2.3.1 Umum

Tes penetrasi standar dilakukan untuk memperoleh “harga – N” dan contoh

lapisan tanah yang representatif. Harga – N dipakai untuk membuat perkiraan

kondisi lapisan tanah bawah sehubungan dengan daya dukung untuk

perhitungan perencanaan pondasi. Pelaksanaan pengujian berdasarkan ASTM

D-420 dan 1586-84.

Harga – N didefinisikan sebagai jumlah pukulan dengan palu seberat 63,5 kg

yang jatuh bebas dari ketinggian 75 cm, untuk memasukkan alat pengambil

contoh sedalam 50 cm ke dalam tanah.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 21

Tes ini umumnya dilakukan dengan interval kedalaman 2 meter dan atau di

tiap-tiap pengantian bahan pada lapisan tanah.

2.3.2 Peralatan

a. DRIVE HAMMER ASSEMBLY

Palu: seberat 63,5 kg.

Pipa pemandu: panjang secukupnya untuk memungkinkan palu jatuh

bebas dari ketinggian 75 cm.

Topi lindung (knocking head) seperti pada Gambar 1 Tali kawat dan

seterusnya.

b. BATANG BOR

Diameter: 40,5 mm atau 42 mm.

c. ALAT PENGAMBIL CONTOH SPLIT SPOON

Diameter luar: 2” dan diameter dalam 1 3/8”. Panjang 50 cm,

d. LAIN – LAIN

Alat penutup contoh transparan yang kedap udara (kantong plastik),

lembar data dan lain-lain.

2.3.3 Metode

a. Setelah pemboran mencapai kedalaman yang direncanakan, lubang bor

harus dibersihkan hingga ke dasarnya dengan melakukan pencucian dari

runtuhan material-material yang telah di bor untuk menjamin agar tanah

yang dites tidak terganggu.

b. Alat pengambil contoh (bersih dan sedikit dilumasi) dipasang pada batang

bor. Semua sambungan harus kuat sehingga tidak akan lepas sewaktu

pengujian berlangsung. Alat pengambil contoh diturunkan ke dasar

lubang. Topi lindung, pipa pemandu dipasang di bagian atas batang bor.

Batang bor diberi tanda memakai spidol melingkari batang bor dengan

interval 15 cm dari bawah ke atas.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 22

c. Kemudian palu dijatuhkan pada topi lindung sampai alat pengambil contoh

masuk sedalam 15 cm ke dalam tanah sebagai pancangan posisi awal

(seating drive). 15 cm pertama (0.0 cm - 15.0 cm) disebutkan N1. Setiap

jatuhan palu dihitung sampai kedalaman 15 cm. Bila N1, pukulannya

sudah melebihi 50 kali maka pelaksanaan dianggap selesai. N total lebih

dari 50 dan dicatat berapa cm batang bor yang masuk kedalam tanah.

d. Bila 15 m awal N1 belum mencapai 50 pukulan, maka selanjutnya

dilanjutkan ke 15 m berikutnya. Seperti N1 di awal, jumlah pukulan

dihitung sampai kedalaman 15 cm. Di kedalaman 15 cm – 30 cm ini

disebutkan N2. Bila N2 melebihi 50 pukulan, maka pelaksanaan dianggap

selesai. Bila belum mencapai 50 kali pukulan, maka dicatat berapa kali

pukulan yang masuk di kedalaman ini. (N2=...pukulan)

e. Bila N2 belum mencapai 50 pukulan, maka dilanjutkan pada kedalaman

30.0 cm – 45.0 cm, disebutkan N3. Selanjutnya dihitung berapa kali

pukulan yang masuk.

f. N total adalah jumlah pukulan di N2+N3. Sedangkan N1 bila kurang dari

50 kali pukulan tidak dimasukkan ke dalam hitungan karena dianggap N1

yaitu di kedalaman 15.0 cm pertama itu sebagai sisa / bukan tanah asli.

g. ”Keadaan jatuh bebas” dari ketinggian 75 cm, harus dilakukan dengan

hati-hati. Batang bor di atas lubang bor harus dipegangi dalam posisi

vertikal untuk mencegah perpindahan energi akibat tekukan dan

sebagainya.

h. Setelah pengujian selesai, alat pengambil contoh harus dikeluarkan dari

lubang bor dan dibuka. Kemudian contoh yang diambil harus dimasukkan

ke dalam plastic dan diberi tanda nilai N1, N2 dan N3 di bagian luar dari

palstik tersebut. Kedua ujung plastic harus diikat. Selanjutnya

i. Plastik ini dimasukkan ke peti contoh. Pada peti itu dituliskan label yang

berisi nilai N1, N2 dan N3.

j. Untuk mendapatan harga daya dukung tanah (qu) dari nilai N:

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 23

i. Rumus Peck hanya digunakan untuk tanah lempungan sbb: qu =

(0.4 + (N/20)) kg/cm)

ii. Untuk mendapatkan harga Ø (sudut geser dalam) untuk tanah pasiran

digunakan rumus

Peck sbb : Ø = 0.3 N + 27

k. Hasil-hasil pengujian dan contoh harus diserahkan kepada Direksi

Pekerjaan. Hasil-hasil itu harus diserahkan dengan format seperti

ditunjukkan pada lembar data teramplir, atau format lain dengan

persetujuan Direksi Pekerjaan.

Prosedur : ASTM, D 1586-67

AASHO, T 206-70

BS, 1377

JIS, A 1219-1968

SNI, 03-4153-1996

2.4 Tes Permeabilitas

2.4.1 Umum

a. Tes permeabilitas harus dilakukan di setiap lubang bor, mencakup seluruh

kedalaman lubang.

b. Metode yang akan dipakai bisa dipilih dari metode – metode yang ada

(seperti tes packer, falling head, constant head dan tes open end) sesuai

dengan karakteristik formasi yang akan dites. Metode tes dan analisis hasil

– hasilnya harus disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan dimulai. Untuk

uji bertekanan disebut Uji Packer / Lugeon, dilakukan bila kondisi bawah

permukaan terbentuk dari batuan yang cukup keras. Sedangkan uji tidak

bertekanan seperti constant head, falling head dan open end constandend

tes, dilakukan dikondisi bawah permukaan yang terbentuk dari tanah dan

pasir serta batuan yang melapuk tinggi dan hancur.

c. Tes akan dilakukan sekali per (1 ½ - 3) m dari kedalaman lubang, dengan

metode tahap turun (descending stage method). Sebagai prinsip, panjang

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 24

masing – masing tahap harus kurang dari 5,0 m dan tahap – tahap

selanjutnya harus dibor setelah tes sebelumnya selesai.

d. Peralatan yang akan digunakan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan

sebelum mulai dilaksanakan dipakai.

e. Pada tahap di mana dinding lubang mudah runtuh, lubang itu harus diberi

pipa lindung dan harus dipakai metode tes open end seperti falling head

atau constans head.

f. Tes harus dilakukan dengan metode bertahap. Air injeksi harus bersih,

tanpa mengandung bahan-bahan halus. Tidak diperbolehkan

menggunakan bahan-bahan tambahan dalam pembuatan lubang bor.

g. Untuk menghindari terjadinya kerenggangan (clearance) antara lubang bor

dan pipa lindung tanpa mengganggu tekstur lapisan asli, tidak

diperkenankan menggali sedalam 1 meter dari bagian dasar pipa lindung

dengan cara pemukulan dengan palu. Bagian ini harus dibor dengan cara

mendongkrak atau menekan.

2.4.2 Uji Packer / Uji Bertekanan

2.4.2.1 Deskripsi

Untuk uji permeabilitas pada formasi batuan yang keras, kompak, umumnya

dipakai metode uji packer (packer test).

Metode ini mempergunakan alat yang disebut “packer” yang berfungsi

sebagai penghalang supaya air yang dipompakan dengan tekanan bisa masuk

ke dalam formasi batuan yang akan dites, jadi merupakan penyekat yang

tidak tembus air. Percobaan ini dilakukan pada lubang bor dengan ukuran NX.

Penempatan Packer:

Packer tunggal ditempatkan diatas bagian yang dites (single Packer)

Kedalaman pengujian:

Kedalaman yang diuji biasanya di setiap interval 5 m (1 stage).

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 25

2.4.2.2 Peralatan

Dibawah ini disebutkan alat-alat yang akan dipakai untuk menguji. Sebelum

mulai dipakai peralatan itu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan:

a. Packer mekanik (machanic packer) atau packer udara (air packer)

b. Pompa air dengan kemampuan kapasitas minimum 75 liter/menit

c. Pressure meter dengan kemampuan maksimum 15 kg/cm2

d. Tanki air

e. Selang / pipa air

f. Valve

g. Water meter

h. Pressure meter

2.4.2.3 Metode

a. Terlebih dahulu lubang di bor sampai kedalaman 5 m. Muka air tanah

diukur Lubang dibersihkan dengan air dengan tekanan rendah.

b. Packer harus dipasang di bagian ujung atas lubang bor. Packer

dihubungkan dengan selang air ke tangki air dan dibagian atas lubang

dipasang alat pengukur debit air (water meter) dan water pressure dan

pengatur untuk menurunkan dan menaikkan tekanan (valve). Tinggi posisi

water meter dan pressure meter harus dicatat. Kedalam yang diuji adalah

dari bagian bawah packer yang masuk kedalam lubang sampai ujung

lubang bor. Diperlukan pengamatan terlebih dahulu (kalibrasi alat)

sebelum pengujian test air bertekanan ini dimulai. Apakah dengan

tekanan air yang berbeda debit air yang keluar tetap stabil atau tidak.

Atau karet packer terjadi kebocoran/tidak.

c. Setiap tahap pengujian dilakukan dengan 5 kali pengamatan dengan

variasi tekanan yang berbeda, yaitu 33% P maks, 66% P maks, 100% P

maks, 66% P maks, 33% P maks. Di setiap tekanan dicatat debit air yang

masuk disetiap menitnya selama 10 menit. Disetiap pembacaan perlu

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 26

diperhatikan perubahan debit air yang masuk, terjadi perubahan yang

sedikit atau besar.

d. Hal-hal yang perlu dicatat dan diukur adalah sebagai berikut:

Tanggal dan waktu pengujian

Stage keberapa (perstage sama dengan kedalaman 5 m)

Tinggi pressure meter dari atas lubang bor

Lebar dari diameter lubang bor

Kedalaman pengujian, yaitu dari ujing packer bagian bawah sampai

dasar lubang

Muka air tanah

Tekanan yang diberikan harus stabil

Debit air yang masuk, pembacaan setiap menitnya selama 10 menit

Perubahan debit air yang masuk, apakah terdapat perubahan debit

yang kecil atau sangat besar. Bila terjadi perubahan yang besar, maka

diperkirakan rongga batuan pecah.

Disimpulkan bahwa tekanan yang pada saat batuan pecah dipakai

menjadi tekanan kritis (critical pressure).

e. Hal – hal yang disebutkan di atas harus diserahkan kepada Direksi

Pekerjaan dengan format seperti yang ditunjukkan pada lembar data atau

format lain yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

f. Perhitungan test air bertekanan:

Lu = Lugeon

Q = Debit air (liter/menit)

P = Pressure (kg/cm2)

L = Length (m)

10 x Q Lu = L x P

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 27

atas

tengah

bawah

GW L

GW L

h2

h3

h3

L

h1

Permukaan tanah

Gambar 2.2 metode test air bertekanan

Catatan:

P = Po + P1

Po = Pressure yang dipakai pada saat tes

h1 = d1 + (L / 2), h1 = ......... m

P = Total Pressure

Jika h1 > h3, P1 = (h3 + h2) / 10

h2 = Tinggi pressure gauge dari tanah

Jika h1 < h3, P1 = (h1 + h2) / 10

h1 =Setengah dari kedalaman pemboran

h3 = Kedalaman GWL

2.4.3 Percobaan Tak Bertekanan

2.4.3.1 Metode Constant Head

a. Deskripsi

Metode ini dipakai apabila pondasi bangunannya terbentuk dari tanah atau

batuan yang melapuk tinggi, sehinga tidak akan kuat bila dilakukan

dengan percobaan bertekanan.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 28

b. Prosedur

1. Memasang water meter di bagian ujung dari pipa air yang

berhubungan dengan pompa air

2. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan

3. Mencatat muka air tanah

4. Mencatat panjang pipa pelindung yang muncul dipermukaan tanah

dan yang masuk ke dalam tanah.

5. Mencatat tinggi ujung pipa air dari atas lubang bor.

6. Turunkan pipa lindung (casing) pada lubang bor sampai batas bagian

atas yang akan dites.

Kedalaman pengujian adalah dari ujung bawah pipa pelindung sampai

ke bagian dasar lubang bor.

7. Masukkan air pada pipa lindung dengan jalan dikocorkan, usahakan

muka air dalam pipa lindung selalu tetap.

8. Mencatat debit air yang masuk di setiap menitnya. Pembacaan

dilakukan selama 10 menit.

9. Untuk menghitung nilai rembesannya digunakan rumus :

H

Ground Surface

GWL2 r

L

L/2

L/2

Q

D

Casing

cm/sec rLLn

H L 2Q K

'

π=

GWL

H

GWL = mH = cmD = cmL = cm

2 r = cmr = cm

GWL : Ground Water LevelH : Water headD : Height of Casing from ground levelL : Length of test section

2r : Diameter of hole (casing)Q : Injected water volume

Gambar 2.3 Test Air Metode Constant Head

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 29

2.4.3.2 Metode Falling Head

a. Deskripsi

Pengujian ini dilakukan bila metode constant head mengalami kesulitan

oleh karena air yang dikocorkan sukar masuk kedalam lubang bor.

b. Prosedur

1. Memasang pipa air yang berhubungan dengan pompa air. Menguji

pompa air supaya debit air stabil

2. Mengukur pipa lindung yang muncul ke permukaan dan yang masuk

ke dalam tanah

3. Kedalaman yang diukur adalah ujung pipa pelindung bagian bawah

sampai dasar dari lubang pemboran

4. Mengukur muka air tanah

5. Memasukkan air ke dalam pipa pelindung dan mencatat penurunan

muka air setiap menitnya selama 10 menit.

D

H1

H2

Ground Surface

GWL

L

== HHLn

) t- t( FA k

2

1

12

( )( )=

⎟⎠⎞⎜

⎝⎛ ++

=2L/D 1(L/D)Ln

L 2 F π

GWL

H1

H2L/2

L/2

H1 = cm t1 = secH2 = cm t2 = secL = cm D = cmA = Cross section area of casing cm2

Gambar 2.4 Test Air Metode Falling Head

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 30

2.4.3.3 Metode Open-End Constant-Head Method

a. Deskripsi

Pengujian ini dilakukan bila metode constant head mencapai dasar lubang

bor, dimana casing yang terpasang juga mencapai dasarlubang bor.

Sehingga pengujian tes air dilaksanakan hanya di dasar lubang bor.

b. Prosedur

c. Memasang pipa air yang berhubungan dengan pompa air. Menguji pompa

air supaya debit air stabil

d. Mengukur pipa lindung yang muncul ke permukaan dan yang masuk ke

dalam tanah sampai ke dasar lubang bor

e. Kedalaman yang diukur adalah dari ujung pipa pelindung bagian atas

sampai ke dasar dari lubang pemboran

f. Mengukur muka air tanah

g. Memasukkan air ke dalam pipa pelindung dan mencatat penurunan muka

air setiap menitnya selama 10 menit.

GWL = mH = cmD = cm

2 r = cmr = cm

GWL : Ground Water LevelH : Water headD : Height of Casing from ground level2r : Diameter of hole (casing)Q : Injected water volume

Scetch of Permeability

H

Ground Surface

GWL2 r

Q

D

Casing

GWLH

cm/sec5.5 r H

QK '

=

Gambar 2.5 Test Air Metode Open – End Constant Head

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 31

2.4.3.4 Kedalaman pengujian permeabilitas

Bagian – bagian yang dites umumnya:

a. pada setiap kedalaman interval 5 meter

b. pada setiap pergantian lapisan.

2.5. Pengambilan Contoh Tanah

Pelaksana Pekerjaan harus mengambil contoh – contoh tanah dari lubang bor

dan paritan uji untuk menentukan karakteristik lapisan tanah, baik untuk

pondasi maupun bahan bangunan.

Ada 3 jenis contoh tanah yang harus dikumpulkan, yakni: contoh tanah tak

terganggu (asli), contoh tanah kecil terganggu dan contoh tanah meruah

terganggu (disturbed large bulk sample). Lokasi dan kedalaman di mana

contoh harus diambil akan ditentukan oleh pihak Pemberi Pekerjaan.

2.5.1 Pengambilan contoh tanah asli

Agar data-data parameter dan sifat-sifat tanahnya masih dapat digunakan,

maka pengambilan contoh tanah harus dilakukan dengan hati – hati.

Pengambilan, pengangkutan dan penyimpanan contoh-contoh tanah ini harus

memenuhi persyaratan tertentu, agar:

a. Struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah, sehingga

mendekati keadaan yang sama dengan keadaan lapangan.

b. Kadar air aslinya masih dapat dianggap sesuai dengan keadaan lapangan.

c. Pengambilan contoh dari pelaksanaan pemboran. ASTM D-420, D-1587

dan D-3550

Menggunakan tabung dengan panjang 50 cm

Tabung dimasukkan sesuai dengan kedalaman pengambilan contoh

tanah tidak terganggu

yaitu dari tanah yang sangat lunak, lunak dan kekerasan sedang

Tabung ditekan dengan menggunakan tekanan dari mesin bor

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 32

Setelah pengambilan selesai, kedua ujung tabung ditutup dengan

paraffin

Di dinding tabung diberi tanda: Nama proyek, lokasi titik bor, nomor

titik bor, kedalaman, nomor tabung

Disimpan ditempat yang aman, terhindar dari panas matahari, getaran

Segera tabung dibawa / dikirim ke laboratorium untuk di uji.

2.5.2 Pengambilan contoh tanah terganggu

a. Contoh meruah terganggu

Contoh tanah sebanyak kurang lebih 30kg harus diambil dari paritan

uji.

Bila masing – masing lapisan tanah cukup tebal, maka contoh harus

diambil dari masing – masing lapisan dengan pengambilan vertikal.

Bila lapisan – lapisannya tipis (< 0,5 meter) maka pengambilan contoh

tanah tersebut diambil secara keseluruhan dengan pengambilan

vertikal.

Contoh tanah dimasukkan kedalam karung dan ujung karung plastik

diikat dengan rapat. Di bagian luar dari karung diberi tanda nama

proyek, lokasi pengambilan, kedalaman, nomor contoh tanah.

b. Contoh kecil terganggu

Contoh tanah sebanyak 1kg harus diambil dari kedalaman tertentu

dari setiap paritan uji atau lubang bor untuk diuji kadar air dan

klasifikasinya.

Contoh – contoh ini harus disimpan dalam kantong plastik atau

kantong lain yang memenuhi syarat.

c. Penanganan contoh tanah

Semua contoh harus diberi label yang menunjukkan nama dan lokasi

proyek, nomor contoh, nomor lubang bor atau sumuran uji, kedalaman

dan deskripsi tanah. Keterangan tersebut harus ditulis dengan jelas pada

nota dan dicantumkan pada wadah contoh.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 33

2.6 Sumuran Uji

2.6.1 Deskripsi

Pekerjaan sumuran uji atau test pit adalah untuk mengetahui jenis dan tebal

lapisan di bawah permukaan tanah dengan lebih jelas, baik untuk pondasi

bangunan maupun untuk bahan timbunan pada daerah sumber galian bahan

(borrow area). Dengan demikian akan dapat diperoleh gambaran yang lebih

jelas mengenai jenis lapisan dan tebalnya, juga volume bahan galian yang

tersedia dapat dihitung.

2.6.2 Prosedur

a. Pelaksana Pekerjaan harus menggali sumuran uji untuk dapat menentukan

pembagian lapisan tanah dan mengambil contoh untuk diuji.

b. Ukuran sumuran uji.

Potongan melintang sebuah sumuran uji harus cukup besar untuk

memungkinkan dilakukannya pekerjaan penggalian, yakni sekitar 1,5 x 1,5

m dengan kedalaman 3 sampai 5 meter.

c. Pelaksana pekerjaan harus dapat menginterpretasikan lokasi borrow area

dengan baik misalnya jenis bahan timbunan untuk inti bendungan, pasir

dan batuan. Sehinga pembuatan sumuran uji lebih efesien.

d. Bahan yang dikeluarkan dari galian harus dikumpulkan di sekitar sumuran

uji untuk mengetahui bahan lain setiap kedalaman tertentu.

e. Agar pengambilan contoh dan klasifikasi tanah dapat dilakukan dengan

baik, dasar sumuran uji harus dibuat horizontal.

f. Untuk pengambilan contoh tanah yang tidak terganggu, dapat dilakukan di

lapisan tanah yang berbeda ataupun pada kedalaman tertentu yang telah

mendapatkan persetujuan dari direksi.

g. Metode pengambilan contoh tanah tidak terganggu dapat dilakukan

dengan bahan yang terbuat dari kayu dan berbentuk kubus, dimana satu

bidang dari kubus tersebut masih terbuka. Bagian dalam kubus dilumuri

parafin. Ukuran kubus 30 x 30 x 30 cm. Pada kedalaman yang sudah

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 34

ditentukan untuk pengambilan contoh tanah yang tidak terganggu, tanah

dibentuk seperti kubus dengan ukuran yang lebih kecil dari ukuran

kubusnya. Setelah itu kubus dimasukkan ke dalam tanah yang sudah

terbentuk tadi. Bila tanah telah masuk selutuhnya kedalam kubus, maka

bagian bawah dari kubus dipotong. Satu bagian kubus yang terbuka

kemudian ditutup dengan kayu yang bagian dalamnya telah dilumuri

parafin dan selanjutnya bagian itu dipaku.

h. Bagian luar dari kubus diberi tanda: Nama proyek, nomor tes pit,

kedalaman pengambilan contoh tanah serta waktu pengambilannya dan

disimpan ditempat yang aman.

i. Sedangkan untuk pengambilan contoh tanah yang terganggu, dapat

diambil dari dinding lubang sumuran uji. Contoh tanah dapat diambil dari

setiap lapisan tanah yang berbeda sekurang-kurangnya 30 kg. Selanjutnya

contoh tanah dapat dimasukkan kedalam karung plastik dan diikat

dibagian ujungnya. Pada bagian luar dari plastik diberi simbol nama

proyek, lokasi pengambilan contoh tanah, kedalaman pengambilan contoh

tanah dan waktu pengambilannya.

j. Untuk contoh bahan timbunan berupa pasir dan batu, dimasukkan ke

dalam karung plastik sekurangnya 30 kg dan memberi tanda seperti di

atas.

k. Setelah masing – masing sumuran selesai, ahli geoteknik dari pihak

Pelaksana Pekerjaan harus membuat catatan mengenai hasil-hasil

penemuannya, mendiskripsi sumuran uji, mengambil foto – foto berwarna,

serta menyerahkannya kepada Pemberi Pekerjaan. Semua diskripsi

tentang nama proyek, lokasi pengambilan contoh tanah, kedalaman

pengambilan contoh tanah, deskripsi lubang, dan lain-lainnya harus

disajikan oleh Pelaksana Pekerjaan ke dalam satu log test pit dimana

format log tersebut telah disetujui oleh Pemberi Pekerjaan.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 35

l. Pada waktu membuat sumuran uji, harus dilakukan uji berat volume di

lapangan pada setiap kedalaman 2,0 m dengan metode berat volume pasir

atau metode volume air menurut JIS A 121 H/1971 atau ASTM D 2937 –

71, SNI 03-6872-2002

2.6.3 Hal – hal khusus

Pembuatan sumuran uji ini dihentikan bilamana :

a. Telah dijumpai lapisan keras dan diperkirakan benar – benar keras di

sekeliling lubang sumuran uji tersebut.

b. Peralatan gali sederhana seperti linggis, cangkul, sekop atau belincong

tidak bisa menembusnya lagi.

c. Bila dijumpai rembesan air tanah yang cukup besar sehingga sulit untuk

diatasi dengan peralatan – peralatan pompa sederhana di lapangan.

d. Bila dinding galian mudah runtuh, sehingga pembuatan galian mengalami

kesulitan. Diusahakan terlebih dahulu dengan membuat papan – papan

penahan dinding galian sebelum penelitian ini dihentikan.

2.7 Paritan Uji (Trench)

2.7.1 Deskripsi

Paritan uji adalah galian yang dibuat dengan bentuk seperti parit dengan

tujuan untuk mengetahui lebih jelas gejala – gejala geologi di permukaan,

misalnya batas atau bidang kontak lapisan – lapisan batuan, rekahan

(fracture), patahan, tingkat pelapukan dan tebal lapisan penutup (over

burden). Paritan uji umumnya dibuat pada lereng, tumpuan (abutment),

dapat memotong garis tinggi atau sejajar garis tinggi.

2.7.2 Dimensi

Panjang : disesuaikan dengan keadaan lereng dan tujuan penyelidikan,

dapat berkisar dari sepuluh sampai dua puluh meter panjang

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 36

Lebar : secukupnya supaya orang atau alat mudah bekerja, minimal

(1,50 – 2,00) meter jika pekerjaan dilaksanakan dengan tenaga

manusia.

Kedalaman : jika lapukan/tanah penutup tidak tebal, sampai ke lapisan keras.

Jika tebal, kedalaman sampai 3 meter.

2.7.3. Prosedur:

a. Harus dilakukan dengan menggunakan tabung baja berdiameter sekitar

6,8 cm dengan panjang minimum 50 cm

Dimasukkan ke dalam peti penyimpanan contoh berukuran sekitar 20 x 30

x 20 cm yang telah disetujui oleh Pemberi Pekerjaan.

b. Sebelum pengambilan contoh tanah dilakukan, dinding tabung sebelah

dalam diberi pelumas (oli) agar gangguan terhadap contoh tanah dapat

diperkecil, terutama pada waktu mengeluarkan contoh tanahnya.

c. Segera setelah pengambilan contoh selesai, kedua ujung alat pengambil

contoh harus ditutup dengan menyegel ruang kosong antara contoh dan

alat pengambil contoh dengan parafin atau bahan lain guna melindunginya

dari getaran.

d. Pada tabung atau peti penyimpanan contoh harus dipasang label yang

mencantumkan nama proyek, nomor luang bor atau paritan uji, nomor

contoh, kedalaman contoh dan deskripsi tanah.

e. Contoh yang telah disegel harus bebas dari getaran, terik matahari serta

perubahan temperatur secara radikal.

f. Pada waktu pengambil contoh, harus diberikan tekanan sentris agar

struktur tanah tetap serupa dengan kondisinya di lapangan.

g. Contoh tanah diambil pada setiap lapisan atau kedalaman tertentu.

h. Selama pengangkutan, contoh tanah harus bebas dari getaran dan contoh

tanah tidak boleh disimpan pada suhu tinggi.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 37

2.7.4 Hal-hal khusus

Pembuatan paritan uji ini dihentikan bilamana:

a. Telah dijumpai lapisan keras dan tidak dapat ditembus lagi dengan

peralatan konvensionla (belincong, linggis dan lain-lain).

b. Dinding galian mudah runtuh dan sulit untuk diatasi.

2.8 Adit

2.8.1 Deskripsi

Adit adalah galian yang dibuat menembus bukit, berupa galian berbentuk

terowongan.

2.8.2 Dimensi

Dimensi harus diusahakan seekonomis mungkin, tetapi pekerja maupun alat

yang akan melakukan pengamatan dan percobaan mudah untuk bergerak.

Ukuran dari adit berkisar pada:

a. Tinggi : 1,80 – 200 meter

b. Lebar : 1,50 – 2,00 meter

c. Panjang : 50-100 meter

Hal-hal khusus

a. Bahan peledak hanya digunakan untuk menghancurkan lapisan-lapisan

batu keras, dengan mengusahakan supaya over break sekecil mungkin,

sesuai dengan desain.

b. Untuk galian pada tanah/batuan lunak harus selalu dipasang

penahan/dukungan untuk menjaga runtuhan dari atas maupun dinding

terowongan (dukungan sementara/permanen).

c. Sistem peledakan, bahan peledak dan cara-cara pemberian dukungan

harus mendapat persetujuan dahulu dari Direksi Pekerjaan.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 38

2.9 Percobaan Penetrasi

2.9.1 Penyondiran

Percobaan penetrasi static tanah harus dilakukan pada lokasi-lokasi yang telah

ditentukan oleh Pemberi Pekerjaan. Peralatan yang dipakai harus benar-benar

sesuai dengan lokasi dan ukuran rig yang dipakai ( 2,5 ton - 5 ton).

Pelaksana Pekerjaan bertanggungjawab menentukan pergantian lapisan

tanah. Percobaan penetrasi dilakukan untuk melengkapi hasil-hasil pemboran

tangan. Tetapi pada lokasi-lokasi khusus yang mengandung bahan pasir dan

lempung lunak, hanya akan dipakai sondir (penetrometer).

Peralatan

Alat yang dipakai untuk percobaan penetrasi harus mampu mengkur tahanan

konus dan gesekan samping. Tipe alat ini adalah tipe bikonus atau yang

sejenis yang telah disetujui oleh Pemberi Pekerajaan.

Diameter konus adalah 35,7 mm (menghasilkan luas lubang 10 cm2) dan

sudut puncak 60 derajat. Percobaan harus dilakukan sesuai dengan ASTM D

3441-75 T, SNI 03-2827-2992

Prosedur pelaksanaan:

a. Lokasi penyondiran harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi

Pekerjaan

b. Lokasi penyondiran dibersihkan dari semak-semak dan sampah-sampah

lainnya hingga permukaan bersih

c. Untuk tiap-tiap lokasi harus dibuat denah yang menunjukkan lokasi

percobaan dan elevasi permukaan tanah pada titik uji sehubungan dengan

datum tetap lokasi.

d. Memasang angker sebanyak 4 buah sebagai pegangan/penguat dudukan

mesin sondir

e. Mendirikan mesin sondir sampai berdiri dengan kokoh

f. Memasang bi conus dan memberi tanda di stang dengan interval 20 cm.

g. Melakukan pembacaan konus dan perlawanan konus

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 39

h. Laju penetrasi selama pengkuran gaya harus dijaga konstan 2 cm/dt dan

pembacaan harus dilakukan secara terus menerus.

i. Pelaksanaan dianggap selesai bila pembacaan hambatan lekat telah

mencapai angka 150 kg/cm2 untuk sondir dengan kapasitas 2.5 ton atau

bila pembacaan itu belum tercapai, maka kedalaman maksimumnya

adalah 20.0 m. Sedangkan untuk sondir dengan kapasitas 5.0 ton,

pembacaan hambatan lekatnya mencapai 250 kg/cm2 atau bila nilai itu

belum tercapai maka kedalaman maksimumnya adalah 30.0 m.

j. Mengukur muka air tanah di dalam lubang dengan melihat stang sondir

yang diangkat keluar apakah mengandung air

k. Memasang patok beton berukuran 20 cm x 20 cm x 10 cm tinggi dan

memberikan pipa pvc sepanjang 20 cm yang menembus atas dan bawah

beton. Di atas patok beton diberi tandan nomor sondir.

l. Pelaksanaan dianggap selesai bila telah mendapat persetujuan dari

Pemberi Pekerjaan.

m. Laporan hasil percobaan penetrasi harus mencakup informasi mengenai

sistem pengukuran, tanggal percobaan, nomor dan identifikasi lokasi,

tanggal pelaksanaan, muka air tanah, pembacaan konus dan perlawanan

conus, estimasi jenis tanah dari pembacaan conus, nama operator dan

pengawas serta pengamatan dalam kondisi tidak normal.

n. Grafik hasil pelaksanaan harus menunjukkan hambatan lekat dan jumlah

perlawanan hambatan lekat diplot pada as horizontal terhadap terhadap

kedalaman ke arah horizontal.

2.10 Pemboran Tangan

2.10.1 Deskripsi

Untuk pemboran ini digunakan peralatan bor tanah yang ringan, dan dapat

dioperasikan dengan tangan untuk mengambil contoh tanah dari lubang bor.

Alat itu dipakai cocok untuk menyelidiki lempung lunak sampai teguh dan

hanya dapat dipakai sampai kedalaman 10 m. Diameter lubang bor berkisar

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 40

antara 12 sampai 15 cm, sehingga contoh tanah mudah diambil. Dianjurkan

untuk menggunakan bor tangan setelah percobaan penetrasi statik selesai.

Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan hand auger meliputi:

a. Stang bor

b. Mata bor

c. Tabung sample

d. Alat memutar

e. Meteran

f. Palu

g. Kunci

2.10.2 Prosedur:

1. Memasang mata bor ke ujung stang bor dan alat pemutar di ujung lainnya

2. Membersihkan permukaan sekitar lokasi pemboran

3. Memasukkan ujung bor ke dalam tanah dan memutar stang bor hingga

mata bor masuk ke dalam tanah.

4. Meletakkan hasil pemboran di atas tanah secara berurutan

5. Demikian seterusnya hingga tercapai kedalaman yang ditentukan

6. Dari contoh tanah yang diletakkan di atas tanah, bila diperlukan contoh

tanah, dapat dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan memberi tanda

nomor lubang bor, kedalaman dan nama proyek serta lokasi pengambilan

7. Mencatat muka air tanah

8. Mendiskripsi contoh tanah secara berurutan dari atas ke bawah

2.10.3 Hal-hal khusus

a. Pada lapisan tanah liat yang lembek dan mudah longsor, dan dinding

lubang bor tersebut selalu runtuh, disarankan agar digunakan pipa lindung

sehingga jenis tanah tersebut dapat diambil.

b. Pada lapisan keras yang sulit ditembus alat bor, misalnya dijumpai

bongkah, usahakan

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 41

mengadakan pemboran ulang pada jarak 1 – 3 m di sisi lokasi pemboran

pertama.

Perlu dingat bahwa bor tangan tidak dipakai untuk penelitian perlapisan

kerikil, berangkal maupun bongkah.

2.11 Metode Penyelidikan Geofisik

Metode ini meliputi pekerjaan:

2.11.1 Metode Penyelidikan Geolistrik

2.11.2 Metode Penyelidikan Seismik

2.11.1 Metode Penyelidikan GEOLISTRIK

Metode penyelidikan geolistrik didasarkan pada prinsip bahwa batuan akan

mempunyai yang berbeda nilai tahanan jenis terhadap aliran listrik yang

mengalir dalam batuan.

2.11.1.1 Prosedur pendugaan

Pendugaan geolistrik dengan cara pendugaan elektrik vertikal (Vertikal

Elektrikal Sounding, VES) dilakukan dengan menyusun elektrodanya mengikuti

aturan Wenner. Metode ini paling sesuai untuk diterapkan pada pendugaan

yang dangkal.

2.11.1.2 Jarak titik-titik duga

Jarak antara titik-titik duga di tiap tempat disesuaikan dengan keadaan

geologi dan keadaan topografinya, demikian juga dengan arah bentangnya,

sehingga kesalahan dalam pengamatan menjadi minimal. Jarak dapat berkisar

antara 25 – 50 meter

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 42

2.11.1.3 Kedalaman pendugaan

Kedalaman pendugaan tergantung pada jenis alat yang dipergunakan dan

disesuaikan dengan tujuan penyelidikan. Untuk penyelidikan lokasi bendung,

kedalaman pendugaan cukup mencapai 30 meter.

2.11.2 Metode Penyelidikan Seismik

Penyelidikan seismik bias dalam (deep refraction seismic survey) dilakukan

untuk memperoleh data geologi bawah permukaan dan sifat mekanik

batuannya berdasarkan cepat rambat getaran seismik pada massa batuan

yang berbeda.

Hasil penyelidikan seismik dapat mengungkapkan bentuk penampang geologi,

struktur batuan (patahan, pelipatan, rekahan) maupun kemungkinan adanya

paleo-channel dibavvah tanah.

Penyelidikan dilakukan dengan peralatan Seismograf OYO TR-7, yang

mempunyai 24 saluran geophone dan 24 amplifier, suatu alat yang dapat

diandalkan kecepatan dan ketepatannya, dengan hasil yang teliti pula.

Metoda yang digunakan adalah plate hammer method, maksimum kedalaman

penetrasi 200 meter, dilakukan pada lintasan sepanjang kebutuhan m jalur

seismik. Sebagai sumber getaran adalah beban seberat 25 kg dan dipukulkan

ke atas plat baja yang diletakkan pada titik shoot point.

Total panjang jalur seismik akan disebar pada setiap alternatif lokasi

pekerjaan yang dipilih dari hasil survai lapangan dan yang telah disetujui

Direksi. Diperkirakan bahwa untuk setiap alternatif lokasi pekerjaan akan

dibuat penampang seismik di lokasi bangunan.

Selanjutnya prosesing data dilakukan dengan menggunakan metoda Kurva

Waktu Tiba memakai "Hawkins formula". Koreksi yang dikenakan berdasarkan

kalibrasi satuan litologi yang didapat dari pemboran.

Dengan demikian akan diperoleh bentuk penampang geologi, struktur batuan

dan kemungkinan adanya paleo-channel dari daerah yang diteliti.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 43

a) Prosedur Pelaksanaan

Untuk melakukan survai ini, dipakai cara reciprocal method, dengan jarak

antara geophone sebesar 5 m. Geophone dipakai sebagai penduga lapisan

pembias. Bila dipakai alat dengan 24 geophone, maka panjang rentangan

seismik (seismik spread) adalah 115 m.

Titik tembak (shoot point) diletakkan antara geophone 1 dan 2,6 dan 7,11

dan 12. Pembacaan pada geophone terdekat dengan jarak 2,5 m akan

digunakan sebagai wheatering spread, yaitu rentangan yang dipakai untuk

mengukur kecepatan rambat lapisan paling atas.

Agar pekerjaan dapat efisien, dipakai cara 5 shot spread. Geophone sebanyak

24 buah akan ditanamkan ke tanah sedalam 5-10 cm. disepanjang lintasan

seismik yang akan diselidiki. Penanaman ke tanah ini dimaksudkan agar

pembacaan tidak terganggu oleh pengarung angin di permukaan. Sumber

gelombang seismik adalah getaran hasil pukulan beban seberat 25 kg ke plat

baja yang diletakkan di atas posisi tembakan.

Perambatan getaran direkam dikertas film pada alat Seismograph OYO TR.-7.

Waktu tempuh gelombang seismik pada tiap geophone diplotkan terhadap

jaraknya. untuk mendapatkan waktu tempuh. Siklus bentangan, peledakan

dan perekaman untuk setiap bentangan ini dilanjutkan sampai seluruh

bentangan jalur seismik terselesaikan. Bila hasil rekaman suatu bentangan

kurang jelas, maka peledakan dan perekaman akan diulang kembali.

Setiap titik penerima (receiving point) diukur ketinggiannya dengan sipat

datar. Penampang topografi sepanjang jalur seismik digambarkan

berdasarkan titik-titik penerimaan dengan skala 1 : 500. Hasil perekaman

diplotkan pada kurva waktu tempuh (time distance curve), lalu

diinterpretasikan dalam bentuk lapisan kecepatan gelombang seismik.

Lapisan kecepatan seismik ini lalu digambarkan pada penampang yang

dibuat. Selanjutnya penampang lapisan kecepatan seismik diinterpretasikan

ke aspek geologi teknik hasil survai geologi lainnya seperti pemetaan geologi

permukaan, pemboran inti dan lain-lain.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 44

b) Interpretasi Hasil Survai

Hasil survai berupa penggambaran kurva vvaktu tempuh akan dianalisa untuk

mendapatkan dugaan kedalaman dan harga cepat rambat gelombang getaran

dari media batuan. Hasil ini berupa pengelompokan harga cepat rambat

getaran seismik yang menggambarkan batas-batas lapisan satuan bawah

permukaan disenai kedalaman masing-masing.

Selain itu dapat pula diketahui parameter mekanik batuan tersebut. Untuk

setiap posisi geophone dilakukan interpretasi kedalaman batuan dasar dengan

menghitung vvaktu kedalaman (time depth) dari kecepatan efektif untuk

daerah yang disurvai dengan rumus Hawkins. Dibuat pula suatu koreksi

berdasarkan kalibrasi satuan litologi yang didapat dari pemboran.

Harga cepat rambat gelombang seismik digunakan untuk mempelajari sifat

fisik/mekanik suatu massa batuan. Hasil ini akan lebih teliti bila dibantu

dengan data laboratorium mengenai penelitian cepat rambat gelombang

seismik pada contoh batuan. Sifat parameter mekanik ini ditafsirkan secara

tidak langsung dari harga cepat rambat Vu dan Vs dengan melakukan shear

wave.

c) Hasil Survai Seismik

Hasil survai disajikan dalam bentuk peta dan penampang geologi berdasarkan

pendugaan seismik untuk setiap jalur seismik, lengkap dengan harga cepat

rambat secara vertikal maupun horizontal pada semua daerah refraksi. Harga

cepat rambat ini dikaitkan dengan salah satu lubang" bor sebagai titik

referensi data. Pada penampang seismik dicantumkan pula letak geophone

dan titik tembak.

Hasil interpretasi dituangkan dalam laporan pekerjaan disain rinci yang

memuat antara lain :

Metoda dan teori yang dipakai dalam melaksanakan pekerjaan.

Deskripsi batuan berdasarkan pengamatan lapangan.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik

Pekerjaan Penyelidikan Lapangan 45

Komentar terhadap hasil interpretasi.

Kesimpulan dan saran untuk pekerjaan berikutnya.

2.12. Penempatan Patok Beton

Semua lokasi pemboran, sondir, test pit diharuskan memasang patok beton di

atas lubang dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm. Pipa pvc dipasang

menembus patok dari bawah yang berhubungan dengan lubang bor hingga

ke permukaan. Di atas patok di beri tanda nomor pekerjaan.

Persyaratan Teknis - Penyelidikan Geoteknik