49393014-indra-rasa
DESCRIPTION
faalTRANSCRIPT
Pada kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor rasa. Mekanisme sensoris pada
reseptor-reseptor tersebut dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan philogenesis, jalur-jalur
syaraf spinal, dan daerah cortex cerebri.
Golongan pertama, yakni paleo-sensibilities, meliputi rasa-rasa primitif atau rasa-rasa
vital, antara lain rasa raba, rasa tekan, nyeri, dingin, dan panas. Syaraf-syaraf afferen dari
rasa-rasa ini bersinap dengan interneuron-interneuron yang bersinap lagi dengan motor-motor
neuron dari medulla spinalis dan juga dengan thalamus dan cortex cerebri melalui traktus
spinotalamicus. Indera somatik merupakan mekanisme saraf yang mengumpulkan informasi
sensoris dari tubuh. Indera somatik dapat digolongkan menjadi tiga jenis fisiologis yaitu
indera somatik mekanoreseptif yang dirangsang oleh pemindahan mekanis sejumlah jaringan
tubuh, indera termoreseptor yang mendeteksi panas dan dingin, dan indera nyeri yang
digiatkan oleh faktor apa saja yang merusak jaringan.
Percobaan untuk mendeteksi rasa panas dan dingin dilakukan dengan memasukkan
telunjuk ke dalam air es, air panas 40⁰C, dan air dengan suhu kamar (air PDAM). Jari
telunjuk yang dimasukkan ke dalam air es lalu dimasukkan ke dalam air dengan suhu kamar
(air PDAM) terasa lebih hangat, sedangkan jari telunjuk yang dimasukkan ke dalam air panas
40⁰C terasa lebih dingin saat dimasukkan ke dalam air dengan suhu kamar (air PDAM). Hal
ini disebabkan karena adanya perbandingan atau perbedaan relatif indera rasa kita saat
merasakan panas dan dingin, bukan kekuatan mutlak dari suhu suatu benda.
Pada percobaan meniup punggung tangan, mahasiswa coba merasa dingin karena
terjadi penguapan pada permukaan punggung tangan dengan mengambil panas dari kulit.
Saat punggung tangan dibasahi oleh air kemudian ditiup, air akan menyerap kalor untuk
menguap, tetapi proses penguapan air lebih lama dibandingkan dengan proses penguapan
alkohol. Maka dari itu, saat mahasiswa coba mengoleskan alkohol terlebih dahulu, tiupan
akan terasa lebih dingin dibanding saat diberi air. Hal ini disebabkan karena titik penguapan
alkohol lebih rendah dari air sehingga mengambil kalor lebih banyak dari permukaan kulit
dan mahasiswa coba merasa lebih dingin.
Pada percobaan dengan alkohol pada kulit, mula-mula timbul rasa dingin lalu disusul
rasa panas. Rasa dingin ini disebabkan oleh penguapan alkohol, tetapi karena proses
penguapan alkohol berlangsung cepat, maka lama-kelamaan alkohol menguap habis dan suhu
permukaan kulit kembali normal. Saat permukaan kulit kembali ke suhu normal, mahasiswa
coba merasakan panas karena kulit mengalami kenaikan suhu.
Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan, bila suatu rangsang tetap diberikan
secara terus-menerus pada suatu reseptor, frekuensi potensial aksi di saraf sensorik lama-
kelamaan akan menurun. Hal ini yang dinamakan dengan adaptasi. Dengan adanya proses
adaptasi pada tubuh seseorang, rasa panas yang dirasakan pada percobaan meniup punggung
tangan dengan mengoleskan alkohol sebelumnya akan hilang dan tidak berlangsung terus-
menerus.
Golongan kedua adalah gnostic atau neo-sensibilities yang meliputi rasa-rasa yang
sangat dideferensiasikan, antara lain sensasi raba yang membutuhkan rangsangan dengan
derajat lokalisasi tinggi, sensasi getaran, sensasi posisi tubuh, sensasi tekan yang berkaitan
dengan derajat penentuan intensitas tekanan. Syaraf-syaraf afferen dari rasa-rasa ini
menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus dorsospinalis ke
daerah sensoris di dalam cortex cerebri setelah diintegrasikan seperlunya.
Dari percobaan yang telah dilakukan, dibuktikan bahwa tubuh memiliki tingkat
kepekaan yang berbeda-beda pada tiap bagiannya. Hal ini disebabkan kepadatan titik-titik
reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama. Pada hasil percobaaan kami, dapat dilihat bahwa
daerah yang memiliki kepekaan paling tinggi adalah pipi, diikuti dengan kuduk, lengan
bawah, dan telapak tangan. Pada pemberian rangsangan dingin, lengan bawah terdapat 21
titik reseptor, dengan kata lain rangsangan dingin paling dirasakan oleh lengan bawah pada
percobaan ini. Pada pemberian rangsangan panas, kuduk mempunyai titik reseptor rasa panas
yang lebih banyak. Sedangkan pada pemberian rangsangan nyeri, pipi dan telapak tangan
lebih terasa. Pada semua pemberian rangsangan tersebut juga dirasakan rasa tekan.
Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit, yakni pada titik-titik
yang berbeda dan terpisah-pisah, dengan diameter perangsangan kira-kira 1 mm. Pada
sebagian besar daerah tubuh jumlah reseptor dingin kira-kira tiga sampai sepuluh kali
reseptor panas dan pada berbagai daerah tubuh jumlah reseptor bervariasi, 3-5 titik dingin
pada jari-jari, dan kurang dari satu titik dingin per sentimeter persegi pada daerah permukaan
dada yang luas. Sedangkan jumlah titik hangatnya lebih sedikit. Alat indera untuk nyeri
adalah ujung saraf telanjang yang terdapat di hampir semua jaringan tubuh.
Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Satu-
satunya perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini adalah sensasi raba umumnya disebabkan oleh
perangsangan reseptor taktil di dalam kulit, sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh
perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam, dan sensasi getaran disebabkan oleh isyarat
sensoris yang berulang dengan cepat, tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama
seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan, terutama jenis reseptor yang cepat
beradaptasi.
Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam
kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi raba dan tekanan. Reseptor
raba dengan kepekaan khusus adalah korpuskuslus Meissner, suatu ujung saraf berkapsul
yang merangsang serabut saraf sensoris besar bermielin. Reseptor ini terutama banyak di
dalam ujung jari, bibir, dan daerah kulit lain, tempat kemampuan seseorang untuk
membedakan sifat-sifat ruang dari sensasi raba sangat berkembang. Reseptor-reseptor ini
terutama bertanggung jawab bagi kemampuan untuk mengenali dengan tepat letak tubuh
bagian mana yang disentuh dan untuk mengenali tekstur benda yang diraba.
Guyton menyebut golongan paleo-sensibilities dengan golongan sistem anterolateral.
Sedangkan untuk golongan neo-sensibilities, guyton menyebut dengan golongan sistem
kolumna dorsalis-lemnikus medialis. Sistem anterolateral atau paleo-sensibilities mempunyai
kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh sistem dorsalis, yaitu kemampuan unutk
menjalarkan modalitas sensasi yang sangat luas.
2. Neo sensibilitas
2.1 Lokalisasi rasa tekan
Ujung jari
Percobaan ke- Jarak titik rangsangan dengan titik yang ditunjuk (cm)
I
II
0.3
0.4
Telapak tangan
Percobaan ke- Jarak titik rangsangan dengan titik yang ditunjuk (cm)
I
II
III
1
1
0.8
Lengan bawah
Percobaan ke- Jarak titik rangsangan dengan titik yang ditunjuk (cm)
I
II
III
1.6
2.5
2.5
Lengan atas
Percobaan ke- Jarak titik rangsangan dengan titik yang ditunjuk (cm)
I
II
III
0
0.2
0.3
Kuduk
Percobaan ke- Jarak titik rangsangan dengan titik yang ditunjuk (cm)
I
II
III
0.8
1.2
1.2
Wajah
Percobaan ke- Jarak titik rangsangan dengan titik yang ditunjuk (cm)
I
II
III
1.1
0
2.1
2.3 Diskriminasi Kekuatan Rangsangan
Percobaan I
Beban 5 gram
Beban (gram) Pertambahan Berat
10
20
30
40
50
-
-
-
-
+
Percobaan II
Beban 10 gram
Beban (gram) Pertambahan Berat
15
25
35
45
-
-
-
+
Percobaan III
Beban 50 gram
Beban (gram) Pertambahan Berat
55
105
-
+
Percobaan IV
Beban 100 gram
Beban (gram) Pertambahan Berat
105
115
125
135
145
155
165
-
-
-
-
-
-
+
Detik ke- Volt
Rasa Nyeri
Percobaan I Percobaan II
(Mengalihkan
Perhatian)
Percobaan III
(+ Balsem)
Percobaan IV
(+Benzokain)
10.1 20 - - - -
10.2 40 - - - -
10.3 60 - - - -
10.4 80 - - - -
10.5 100 - - - -
10.6 120 - - - -
10.7 140 - - - -
10.8 160 - - - -
10.9 180 - - - +
10.10 200 - - +
10.11 220 + -
10.12 240 +
Rasa Nyeri Kulit dan Otot
Percobaan Hardy-Wolff
Kemampuan Diskriminasi
1. Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
Jari
Kekasaran Daya Pembeda
Halus +
Lebih kasar +
Lengan bawah
Kekasaran Daya Pembeda
Halus +
Lebih kasar +
2. Kemampuan Diskriminasi Bentuk
No. Benda Kemampuan Membedakan
Jari Telapak Tangan
1 Balok panjang padat + +
2 Tabung, ada topinya + -
3 Tabung, lebih kecil, polos + +
4 Tabung, ada tutup di atas dan bawah + -
5 Tabung, 2/5 nya ada tonjolan + +
6 Oval, tengahnya kosong + -
7 Persegi, tengahnya kosong + -
8 Oval, lempengnya penuh + +
9 Balok pendek + +
10 Skrup + -
11 ½ kerucut padat + +
12 Segienam, lempengnya penuh + -
13 Segitiga, tengahnya kosong + -
Teman2. Ada data hasil yang belum aku taruh disini, tapi udah tak copy d transparan..
Yang belum ada mohon dilihat d buku praktikum masing2 ya.. trims…