bab ii kajian teoritik a. deskripsi konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/bab ii.pdf · indra fisik...

13
8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kritis Tujuan pendidikan nasional salah satunya adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Menurut Deporter dan Hernacki (2015) berpikir kritis yaitu berlatih atau memasukan penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu gagasan atau produk. Ketika terdapat permasalahan sebaiknya dapat mengevaluasi dan menilainya secara cermat. Hal tersebut dilakukan agar mempermudah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Santrock (2010) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah berpikir reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi bukti. Dalam berpikir kritis dianjurkan untuk meninjau kembali sesuatu yang telah terjadi. Menghasilkan pemikiran baru yang tidak hanya merupakan produksi dari pengalaman yang lampau, dan adanya proses pengukuran akan efektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan dengan disertai bukti. Duron (2006) “critical thinking focused upon valuing and making judgments based upon information”. Mengambil keputusan sesorang harus melihat bagaimana keadaan yang terjadi dan dapat menilainya dengan bijak. Slavin (2009) pemikiran kritis yaitu kemampuan mengambil Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017

Upload: vuongthuan

Post on 16-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/BAB II.pdf · indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. 2) Abstrak

8

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Konseptual

1. Kemampuan Berpikir Kritis

Tujuan pendidikan nasional salah satunya adalah untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Menurut Deporter dan

Hernacki (2015) berpikir kritis yaitu berlatih atau memasukan penilaian

atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu gagasan atau

produk. Ketika terdapat permasalahan sebaiknya dapat mengevaluasi dan

menilainya secara cermat. Hal tersebut dilakukan agar mempermudah

dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Santrock (2010) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah berpikir

reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi bukti. Dalam berpikir kritis

dianjurkan untuk meninjau kembali sesuatu yang telah terjadi.

Menghasilkan pemikiran baru yang tidak hanya merupakan produksi dari

pengalaman yang lampau, dan adanya proses pengukuran akan efektivitas

strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan dengan disertai

bukti.

Duron (2006) “critical thinking focused upon valuing and making

judgments based upon information”. Mengambil keputusan sesorang harus

melihat bagaimana keadaan yang terjadi dan dapat menilainya dengan

bijak. Slavin (2009) pemikiran kritis yaitu kemampuan mengambil

Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/BAB II.pdf · indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. 2) Abstrak

9

keputusan rasional tentang apa yang harus dilakukan atau apa yang harus

diyakini. Dalam mengambil keputusan tidak hanya beralasan, tetapi yakin

untuk mencapai tujuan atau memecahkan masalah.

Peter (2012) “students who are able to think critically are able to

solve problems effectively, knowledge or information is not enough students

must be able to solve problems to make effective decisions, they must be

able to think critically”. Seseorang yang mampu berpikir kritis mampu

memecahkan masalah secara efektif. Dalam pemecahan masalah hanya

memiliki pengetahuan atau informasi saja tidak cukup. Agar dapat

dilakukan secara efektif mereka juga harus mampu berpikir kritis untuk

dapat memecahkannya.

Ennis (2015) mengungkapkan berpikir kritis adalah berpikir secara

beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan

tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Terdapat tiga tingkatan

tinggi dalam berpikir kritis yaitu analisis, sintesis dan evaluasi. Berpikir

kritis yang Ennis kemukakan lebih menyoroti dalam pembuatan keputusan

oleh siswa, sehingga siswa akan memiliki kemampuan menganalisis,

menyintesis dan mengevaluasi.

Ennis (2015) berpendapat ada dua belas kemampuan berpikir kritis.

Kemampuan tersebut sudah mewakili siswa untuk fokus pada pertanyaan,

termasuk ide merumuskan pertanyaan, mengidentifikasi atau merumuskan

kemungkinan jawaban, dan mempertanggungkan argumennya. Kemampuan

yang Ennis kemukakan yaitu: (1) Kemampuan untuk mengidentifikasi dan

Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/BAB II.pdf · indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. 2) Abstrak

10

menganalisis pendapat; (2) kemampuan untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan klarifikasi atau tantangan; (3) Kemampuan untuk menilai

keakuratan data sumber; (4) Kemampuan untuk melakukan pengamatan; (5)

kemampuan untuk menyimpulkan dan menilai kebenaran dari suatu

argumen; (6) Kemampuan untuk menyimpulkan dan menilai secara umum

ke khusus, apakah pernyataan bersifat benar; (7) Kemampuan untuk

menyimpulkan dan menilai secara khusus ke umum, apakah pernyataan

bersifat benar; (8) kemampuan untuk membuat keputusan; (9) Kemampuan

untuk menegaskan dan mempertimbangkan ketentuan; (10) kemampuan

untuk menghubungkan anggapan yang tidak benar; (11) Kemampuan untuk

menggunakan pemikiran dugaan; (12) Kemampuan untuk menyusun,

menyatukan, membuat dan mempertahankan argumen yang baru.

Karakteristik berpikir kritis menurut Ferrett (1997) sesuai dengan

yang dikutip oleh Klimoviene (2006) berpendapat sebagai berikut; (1)

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan; (2) Menilai pertanyaan

dan argumen; (3) Dapat memperbaiki kekeliruan pemahaman atau

informasi; (4) Memiliki rasa ingin tahu; (5) Tertarik untuk mencari

informasi baru; (6) Dapat menjelaskan sebuah karakteristik untuk

menganalisis pendapat; (7) Ingin menguji kepercayaan, asumsi dan

pendapat serta membandingkan dangan bukti yang ada; (8) Mendengarkan

orang lain dengan baik dan dapat memberikan umpan balik; (9) Mengetahui

bahwa berpikir kritis adalah proses sepanjang hayat dari introspeksi diri;

(10) Mencari bukti ilmiah untuk mendukung asumsi dan keyakinan; (11)

Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/BAB II.pdf · indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. 2) Abstrak

11

Mengambil kesimpulan setelah seluruh fakta dikumpulkan dan

dipertimbangkan; (12) Mencari bukti; (13) Menguji masalah secara terbuka;

(14) Dapat menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan.

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang dimiliki

setiap orang untuk menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih

spesifik. Seseorang yang berpikir kritis memiliki karakter khusus yang dapat

di identifikasi dengan melihat bagaimana seseorang dalam menyikapi suatu

masalah. Karakter-karakter tersebut tampak pada kebiasaan dalam

bertindak, berargumen dan memanfaatkan kemampuan intelektualnya.

Indikator untuk kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu:

a. Kemampuan untuk menolak informasi bila tidak benar atau tidak relevan

Siswa dapat menyeleksi pernyataan-pernyataan yang dibutuhkan

untuk memecahkan masalah matematika. Kemampuan ini dapat dilihat

dari pekerjaan siswa yang diberi soal matematika dengan informasi yang

relevan dan tidak relevan. Siswa yang berpikir kritis tidak menggunakan

informasi yang tidak relevan tersebut, karena tidak sesuai dengan

permintaan soal yang diberikan.

b. Kemampuan untuk mendeteksi kekeliruan dan memperbaiki kekeliruan

konsep

Kemampuan ini dapat dilihat dengan menganalisis hasil pekerjaan

siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Untuk kemampuan ini

dapat digunakan tes yang sengaja dibuat menyalahi konsep dan aturan

Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/BAB II.pdf · indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. 2) Abstrak

12

dalam matematika, siswa yang berpikir kritis mampu mendeteksi

kesalahan dan dapat memperbaikinya dengan benar.

c. Kemampuan untuk mengambil keputusan atau kesimpulan setelah

seluruh fakta dikumpulkan dan dipertimbangkan.

Setelah siswa dihadapkan pada satu masalah atau soal, kemudian

memecahkan masalah dengan bekal pengetahuan yang sebelumnya, serta

siswa mampu membuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari

permintaan soal.

d. Kemampuan untuk menguji asumsi serta membandingkan dengan bukti.

Karakter ini juga merupakan karakter seseorang yang berpikir

kritis. Dimana peserta didik menguji asumsi pada soal serta siswa

membandingkan asumsi tersebut dengan bukti yang ada. Jika siswa dapat

membandingkan dan memberikan kesimpulannya, maka siswa dapat

dikatakan memenuhi karakter berpikir kritis.

2. Gaya Berpikir

Wang (2012) “thinking style was the preference for representation

and processing of information in the mind, bound to the constituent

structure of personality, the consistent way of interacting with the

environment, and adapting new information”. Mengolah informasi dalam

pikiran yang berhubungan dengan kepribadian dan cara berinteraksi dengan

lingkungan serta beradaptasi untuk mendapatkan informasi baru. Dalam hal

ini memungkinkan siswa dapat memperoleh strategi untuk berpikir terkait

Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/BAB II.pdf · indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. 2) Abstrak

13

dengan penyelidikan, pengolahan informasi, penalaran, pemecahan masalah,

evaluasi dan refleksi.

Menurut Anthony Gregorc gaya berpikir adalah suatu proses

berpikir yang memadukan antara bagaimana pikiran menerima informasi

dan mengatur informasi tersebut dalam otak (Deporter dan Hernacki, 2015).

Menurutnya dalam berpikir seseorang dipengaruhi oleh dua konsep yaitu:

a. Konsepsi tentang objek/wujud yang dibedakan menjadi persepsi konkret

dan abstrak.

1) Konkret

Sifat ini memungkinkan anda untuk memahami dan secara

mental menunjukkan data melalui pengamatan langsung dan

menggunakan indra fisik. Anda dapat melihat secara nyata melalui

indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan

pendengaran.

2) Abstrak

Sifat ini memungkinkan anda untuk memahami, menyusun,

dan memvisualisasikan melalui kemampuan berpikir. Anda juga dapat

melihat dan memahami mengenai yang tidak terlihat dan tidak

berbentuk secara indra fisik anda.

b. Kemampuan pengaturan secara sekuensial (linier) dan acak (non linier)

1) Sekuensial

Sifat ini mengarahkan pikiran anda untuk memahami dan

mengatur informasi secara linier langkah demi langkah. Sekuensial

Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/BAB II.pdf · indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. 2) Abstrak

14

cenderung memiliki dominasi otak kiri. Hal ini dikarenakan berpikir

otak kiri bersifat logis, sekuensial linier dan rasional.

2) Acak

Sifat ini memungkinkan pikiran anda untuk memahami dan

mengatur informasi secara nonlinier dan banyak cara. Sifat ini

biasanya termasuk dalam dominasi otak kanan yang cara berpikirnya

bersifat acak atau tidak teratur.

Jika kedua konsep tersebut dikombinasikan, maka didapat 4

kelompok gaya berpikir, yaitu Sekuensial Konkret, Acak Konkret,

Sekuensial Abstrak, dan Acak Abstrak. Gaya berpikir merupakan cara

yang dimiliki oleh setiap siswa dalam menggunakan dominansi

otaknya untuk menerima dan mengatur informasi.

Menurut Depoter dan Hernacki (2015) ada 4 jenis gaya berpikir

yaitu:

1) Sekuensial Konkret

Siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret

biasanya mengalami kesulitan apabila diminta untuk menangkap

sesuatu pelajaran yang bersifat abstrak dan yang memerlukan daya

imajinasi yang kuat. Selain itu, catatan dan makalah adalah cara

terbaik bagi pemikir sekuensial konkret untuk belajar.

Karakteristik yang dimiliki siswa sekuensial konkret yaitu:

a) Menerapkan gagasan dengan cara yang praktis

b) Menghasilkan sesuatu yang konkret dari gagasan yang abstrak

Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/BAB II.pdf · indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. 2) Abstrak

15

c) Bekerja dengan baik sesuai batas waktu

d) Bekerja dengan sistematis, selangkah demi selangkah

e) Mencermati sesuatu sampai hal yang sekecil-kecilnya

f) Menginterpretasikan sesuatu secara harfiah atau logika

2) Acak Konkret

Siswa yang memiliki gaya berpikir acak konkret biasanya

mereka berpikir berdasarkan kenyataan tetapi ingin melakukan

pendekatan coba-coba. Siswa dengan tipe ini cenderung mengalami

masalah dalam sistem pengajaran di sekolah karena ia bukan tipe

penurut.

Karakteristik yang dimiliki siswa Acak Konkret yaitu:

a) Memilki sikap eksperimental yang diiringi dengan perilaku kurang

struktur

b) Berani mengambil resiko

c) Memiliki dorongan yang kuat untuk menemukan alternatif

d) Mengerjakan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri

e) Lebih berorientasi pada proses daripada hasil.

3) Sekuensial Abstrak

Siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak adalah ia

yang suka dengan teori dan pemikiran abstrak. Siswa ini cenderung

kritis dan analitis karena memiliki daya imajinasi yang kuat. Pada

umumnya ia menangkap peragaan yang konkret. Biasanya ia bersifat

Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/BAB II.pdf · indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. 2) Abstrak

16

pendiam dan menyukai pelajaran atau informasi yang disajikan secara

sistematis.

Karakteristik yang dimiliki siswa sekuensial abstrak yaitu:

a) Mengumpulkan data sebelum membuat kesimpulan

b) Menganalisis dan meneliti gagasan

c) Menggambarkan urutan peristiwa secara logis

d) Menggunakan fakta untuk membuktikan suatu teori

e) Mudah memahami sesuatu apabila mempelajarinya dengan

mengamati, bukan mengerjakannya

f) Hidup dalam dunia gagasan yang abstrak

g) Menyelesaikan suatu persoalan sampai tuntas.

4) Acak Abstrak

Siswa yang memiliki gaya berpikir acak abstrak biasanya

mengedepankan perasaan dan emosi, mereka tertarik pada nuansa, dan

sebagian cenderung pada mistisme. Pikiran acak abstrak menyerap

ide-ide, informasi, dan kesan mereka mengaturnya dengan refleksi.

Karakteristik yang dimiliki siswa acak abstrak yaitu:

a) Mendengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh

b) Menciptakan situasi damai dengan orang lain

c) Menyadari kebutuhan emosional orang lain

d) Melakukan suatu sesuai dengan caranya sendiri

e) Memiliki banyak prinsip umum dengan siapa saja

f) Berperan serta dengan antusias dalam pekerjaan yang mereka sukai

Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/BAB II.pdf · indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. 2) Abstrak

17

g) Mengambil keputusan dengan perasaan, bukan dengan pikiran.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa gaya

berpikir terdapat empat kelompok. Maka, orang yang dapat

menggunakan gaya berpikir dan dapat mengetahui tipe dari gaya

berpikirnya, mudah sekali bagi mereka untuk mengatur dan menjalani

kegiatan secara terkontrol. Ketika anda mengetahui cara berpikir anda,

anda akan menjadi pemikir yang lebih seimbang dan sesekali memaksa

diri anda untuk mengagunkan cara berpikir dan menyerap informasi yang

kurang sesuai bagi anda (Depoter dan Hernacki, 2015).

B. Penelitian Relevan

1. Ramalisa (2013) dengan judul Proses Berpikir Kritis Siswa SMA Tipe

Kepribadian Thinking dalam Memecahkan Masalah Matematika. Hasil

penelitian menujukkan bahwa siswa tipe kepribadian thinking dapat

melewati tahapan memahami masalah dan memperoleh informasi yang

relevan tentang masalah, menyusun rencana pemecahan masalah,

melaksanakan rencana pemecahan masalah dan mengecek kembali hasil

penyelesaian masalah. Dari hasil penelitian tersebut siswa tipe kepribadian

thinking mampu menunjukkan hal tersebut hal ini dapat dilihat pada hasil

pekerjaan siswa tersebut yaitu pada tahap proses berpikir kritis yang

pertama ini terlihat siswa dapat mengidentifikasi apa saja yang diketahui

dari masalah, apa-apa saja yang ditanyakan pada soal tersebut dan siswa

Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/BAB II.pdf · indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. 2) Abstrak

18

juga mengetahui kecukupan syarat untuk memecahkan masalah yang

diberikan pada tahap memahami masalah.

2. Fatmawati (2014) dengan judul Analisis Berpikir Kritis Siswa dalam

Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya pada Pokok Bahasan

Persamaan Kuadrat. Hasil pada penelitian ini yaitu siswa cenderung berada

dalam tingkat berpikir kritis 1 atau TBK (Tingkatan Berpikir Kritis) 1.

Siswa dengan TBK 0 memenuhi kriteria yaitu tidak memenuhi semua

indikator berpikir kritis menurut Ennis. Siswa dengan TBK 0 sebanyak 7

siswa dengan persentase sebesar 19.4%. Siswa dengan TBK 1 memenuhi

kriteria dua atau tiga indikator berpikir kritis menurut Ennis yaitu

merumuskan pokok-pokok permasalahan, mengungkap fakta yang ada, atau

mendeteksi bias. Siswa dengan TBK 1terdiri atas 26 siswa dengan

persentase 72.2%. Siswa dengan TBK 2 memenuhi kriteria empat indikator

berpikir kritis menurut Ennis yaitu merumuskan pokok-pokok

permasalahan, mengungkap fakta yang ada, memilih argumen yang logis,

dan mendeteksi bias. Siswa dengan TBK 2 terdiri atas 2 siswa dengan

persentase 5.6%. Siswa dengan TBK 3 memenuhi kriteria semua indikator

berpikir kritis menurut Ennis yaitu merumuskan pokok-pokok

permasalahan, mengungkap fakta yang ada, memilih argumen yang logis,

mendeteksi bias, dan menarik kesimpulan. Siswa dengan TBK 3 terdiri atas

1 siswa dengan persentase 2.8%. Siswa kelas X AP 1 SMK Muhammadiyah

1 Sragen paling banyak berada pada TBK 1.

Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/BAB II.pdf · indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. 2) Abstrak

19

3. Fitriani (2016) dengan judul Deskripsi Kemampuan Generalisasi Matematis

Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto Ditinjau dari Gaya

Berpikir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) kemampuan generalisasi

matematis siswa dengan gaya berpikir tipe sekuensial konkret, acak abstrak,

dan acak konkret mampu dalam mengenal suatu aturan atau pola dan

mampu mengidentifikasinya. Siswa juga sudah mampu dalam menggunakan

hasil identifikasi pola untuk menentukan struktur data berikutnya; 2)

kemampuan generalisasi matematis siswa dengan gaya berpikir tipe

sekuensial abstrak belum mampu dalam mengenal suatu aturan atau pola

dan mampu mengidentifikasinya. Siswa juga belum mampu dalam

menggunakan hasil identifikasi pola untuk menentukan struktur/ data

berikutnya; 3) kemampuan generalisasi matematis siswa dengan gaya

berpikir tipe sekuensial konkret, sekuensial abstrak, acak abstrak, dan acak

konkret belum mampu dalam menemukan pola umum serta

memformulasikannya dan belum mampu dalam menggunakan pola umum

untuk menyelesaikan masalah.

Berdasarkan beberapa penelitian yang relevan diatas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian guna mendeskripsikan kemampuan berpikir

kritis siswa dalam menyelesaikan soal matematika ditinjau dari gaya

berpikir.

Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptualrepository.ump.ac.id/3682/3/BAB II.pdf · indra fisik anda seperti penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. 2) Abstrak

20

C. Kerangka Pikir

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah berpikir kritis.

Berpikir kritis merupakan salah satu dari kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Pengembangan kemampuan berpikir kritis dan cara mengukurnya menjadi

salah satu fokus pembelajaran matematika. Dalam mengembangkan

kemampuan berpikir kritis, setiap guru dihadapkan pada siswa yang memiliki

karakteristik yang berbeda-beda antara individu satu dengan yang lainnya.

Salah satu dimensi karakteristik siswa yang secara khusus perlu

dipertimbangkan, khususnya di pendidikan matematika adalah gaya berpikir.

Gaya berpikir dibagi menjadi empat yaitu sekuensial konkret, acak

konkret, acak abstrak dan sekuensial abstrak. Pemikir sekuensial konkret

bisanya mengalami kesulitan apabila diminta untuk menangkap pelajaran yang

bersifat abstrak. Pemikir acak konkret seperti sekuensial konkret berpikir

berdasarkan kenyataan tetapi ingin melakukan pendekatan coba-coba. Pemikir

acak abstrak biasanya menyerap ide-ide, informasi dan kesan mengaturnya

dengan cara refleksi. Pemikir sekuensial abstrak cenderung kritis dan analitis

karena memiliki daya imajinasi yang kuat.

Gaya berpikir yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik dapat

mempengaruhi kemampuan dalam berpikir kritis. Dengan mengetahui

bagaimana gaya berpikir yang dimiliki akan mempermudah dalam

memecahkan masalah yaitu dengan memilih solusi yang paling efektif dalam

pemecahannya. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan deskripsi

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa ditinjau dari gaya berpikir.

Deskripsi Kemampuan Berpikir…, Lela Nurchasanah, FKIP, UMP, 2017