document4

1
4. Zat tambahan untuk emulsi steril Emulsi adalah suatu sistem heterogen, campuran dari dua atau lebih cairan yang tidak bercampur dengan komponen ketiga (pengemulsi), digunakan untuk menstabilkan tetesan yang merupakan fase terdispersi. Emulsi secara spesifik dibuat seabagai pembawa untuk penghantaran obat yang tidak larut, atau kelarutan buruk dalam air. Zat tambahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan emulsi steril yaitu: a. Penagatur pH : Meningkatkan stabilitas obat, mengurangi rasa nyeri, iritasi saat penggunaan. Contohnya dapar fosfat ( pH 6-8,2), dapar asetat (pH 3,5-5,7), dapar sitrat (pH 2,5-6) dan dapar karbonat (pH 5,5-5,7) b. Antioksidan : Mencegah ganguan oksidatif selama penyimpanan minyak/lemak, pengemulsi, atau bahan aktif obat yang mungkin teroksidasi. Contohnya butylated hydroxyl anisole (BHA) dan butylated hydroxyl toluene (BHT) c. Pengisotonis : Meningkatkan tonisitas sediaan agar sesuai dengan tonisitas cairan biologis. Bahan pengisotonis yaitu NaCl. d. Pengawet : Mencegah terjadi kontaminasi mikroba, endotoksin dan lain-lain pada sediaan. Contohnya benzalkonium klorida, benzyl alkohol, metil paraben dan propel paraben. e. Emulgator : Meningkatkan emulsifikasi pada saat manufaktur maupun untuk mengontrol stabilitas selama usia guna. Contohnya gom arab, tragakan, BHA dan BHT f. Viskositas : Meningkatkan viskositas sediaan. contohnya CMC-Na dan metal selulosa

Upload: ramona-ester

Post on 16-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas steril

TRANSCRIPT

4. Zat tambahan untuk emulsi sterilEmulsi adalah suatu sistem heterogen, campuran dari dua atau lebih cairan yang tidak bercampur dengan komponen ketiga (pengemulsi), digunakan untuk menstabilkan tetesan yang merupakan fase terdispersi. Emulsi secara spesifik dibuat seabagai pembawa untuk penghantaran obat yang tidak larut, atau kelarutan buruk dalam air. Zat tambahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan emulsi steril yaitu:a. Penagatur pH : Meningkatkan stabilitas obat, mengurangi rasa nyeri, iritasi saat penggunaan. Contohnya dapar fosfat ( pH 6-8,2), dapar asetat (pH 3,5-5,7), dapar sitrat (pH 2,5-6) dan dapar karbonat (pH 5,5-5,7)b. Antioksidan : Mencegah ganguan oksidatif selama penyimpanan minyak/lemak, pengemulsi, atau bahan aktif obat yang mungkin teroksidasi. Contohnya butylated hydroxyl anisole (BHA) dan butylated hydroxyl toluene (BHT)c. Pengisotonis : Meningkatkan tonisitas sediaan agar sesuai dengan tonisitas cairan biologis. Bahan pengisotonis yaitu NaCl.d. Pengawet : Mencegah terjadi kontaminasi mikroba, endotoksin dan lain-lain pada sediaan. Contohnya benzalkonium klorida, benzyl alkohol, metil paraben dan propel paraben.e. Emulgator : Meningkatkan emulsifikasi pada saat manufaktur maupun untuk mengontrol stabilitas selama usia guna. Contohnya gom arab, tragakan, BHA dan BHTf. Viskositas : Meningkatkan viskositas sediaan. contohnya CMC-Na dan metal selulosa