40contohperbuatansyirikkimia.unnes.ac.id/kasmui/pai/book/40_contoh_perbuatan...allahsekali-kalitidakmempunyaianak,dansekali-kalitidakadailah(yanglain)beserta-nya,kalau...

38
40 CONTOH PERBUATAN SYIRIK . Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mengamalkan tauhid merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim. Kalimat tauhid Laa ilaaha illallah (tiada ilah selain Allah) artinya secara esoterik maupun aplikatif adalah tiada sesuatupun yang diikuti aturannya, dijauhi larangannya atau diibadati (diabdi/disembah) selain Allah. Orang yang bertauhid disebut orang yang beriman (orang mukmin). Lawan dari tauhid adalah syirik. Syirik menurut bahasa artinya bersekutu atau berserikat. Sedangkan syirik menurut istilah artinya menjadikan sekutu bagi Allah, baik dalam Zat-Nya, sifat-Nya, perbuatan-Nya, maupun dalam ketaatan yang seharusnya ditujukan hanya untuk Allah semata. Dan orang yang berbuat syirik disebut orang musyrik (ada dua golongan). Sudah menjadi Sunnatullah bahwa pertentangan antara tauhid vs syirik atau orang mukmin vs orang musyrik akan selalu ada di segala zaman. Semua rasul dari Nabi Adam 'alaihis salam hingga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus Allah dengan misi yang sama yaitu menyeru umatnya agar mereka mentaati 3 (tiga) prinsip ajaran tauhid sebagai berikut: • Beribadah (mengabdi/menyembah) kepada Allah • Meninggalkan perbuatan syirik • Menjauhi thaghut Hal tersebut sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala: Ibadatilah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun... (QS. An-Nisa: 36) Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan kepada (rasul-rasul) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar: 65) Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Ibadatilah Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu.”... (QS. An-Nahl: 36) Perbuatan syirik merupakan kezaliman yang besar berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luqman: 13) Ada 3 (tiga) sebab munculnya perilaku syirik, yaitu sebagai berikut:

Upload: dangkhanh

Post on 30-Apr-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

40 CONTOH PERBUATAN SYIRIK

.

Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.Mengamalkan tauhid merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan olehseorang muslim. Kalimat tauhid Laa ilaaha illallah (tiada ilah selain Allah) artinya secara esoterikmaupun aplikatif adalah tiada sesuatupun yang diikuti aturannya, dijauhi larangannya atau diibadati(diabdi/disembah) selain Allah. Orang yang bertauhid disebut orang yang beriman (orang mukmin).Lawan dari tauhid adalah syirik. Syirik menurut bahasa artinya bersekutu atau berserikat. Sedangkansyirik menurut istilah artinya menjadikan sekutu bagi Allah, baik dalam Zat-Nya, sifat-Nya,perbuatan-Nya, maupun dalam ketaatan yang seharusnya ditujukan hanya untuk Allah semata. Danorang yang berbuat syirik disebut orang musyrik (ada dua golongan). Sudahmenjadi Sunnatullah bahwa pertentangan antara tauhid vs syirik atau orang mukmin vs orangmusyrik akan selalu ada di segala zaman.

Semua rasul dari Nabi Adam 'alaihis salam hingga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus Allah dengan misi yang sama yaitu menyeru umatnya agar mereka mentaati 3 (tiga)prinsip ajaran tauhid sebagai berikut:

• Beribadah (mengabdi/menyembah) kepada Allah• Meninggalkan perbuatan syirik• Menjauhi thaghut

Hal tersebut sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala:

Ibadatilah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun... (QS. An-Nisa: 36)

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan kepada (rasul-rasul) yangsebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalanmu dan tentulahkamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar: 65)

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “IbadatilahAllah (saja) dan jauhilah thaghut itu.”... (QS. An-Nahl: 36)

Perbuatan syirik merupakan kezaliman yang besar berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luqman: 13)

Ada 3 (tiga) sebab munculnya perilaku syirik, yaitu sebagai berikut:

• Al jahlu (kebodohan)• Dhai’ful iman (lemahnya iman)• Taqlid (ikut-ikutan secara membabi-buta)

Barangsiapa yang berbuat syirik maka hapuslah pahala segala amal perbuatannya, berdasarkanfirman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan kepada (rasul-rasul) yangsebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalanmu dan tentulahkamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar: 65)

...Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telahmereka kerjakan. (QS. Al-An'am: 88)

Barangsiapa yang berbuat syirik maka dia telah berbuat dosa yang besar dan dosanya itu tidak akandiampuni, berdasarkan firman AllahSubhanahu Wa Ta'ala:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yangselain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah,maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa: 48)

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan diamengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yangmempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS.An-Nisa: 116)

Barangsiapa yang berbuat syirik maka Allah mengharamkan surga kepadanya, dan tempatnya adalahneraka, berdasarkan firman-NyaSubhanahu Wa Ta'ala:

...Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allahmengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim(musyrik) itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah: 72)

Orang-orang beriman tidak boleh memintakan ampun bagi orang-orang musyrik meskipun anggotakeluarga sendiri, berdasarkan firman AllahSubhanahu Wa Ta'ala:

Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah)bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudahjelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. (QS. At-Taubah: 113)

Orang-orang musyrik itu halal darah dan hartanya, bahkan Allah memerintahkan untuk membunuhmereka di mana saja menjumpai mereka, kecuali mereka bertaubat, berdasarkan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:

...bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalatdan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan... (QS. At-Taubah: 5)

Demikian juga Nabi Musa 'alaihis salam dulu memerintahkan kaumnya agar membunuh orang-orangmusyrik di antara mereka yang terlibat penyembahan patung anak lembu yang terbuat dari emas,akan tetapi dibunuhnya mereka dalam hal ini justru sebagai bentuk taubat mereka kepada Allah,sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telahmenganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), makabertaubatlah kepada sang Pencipta yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalahlebih baik bagimu pada sisi sang Pencipta yang menjadikan kamu; maka Dia akan menerimataubatmu... (QS. Al-Baqarah: 54)

Khusus para pelaku syirik dari golongan Yahudi dan Nasrani, Allah menamakan mereka ahlikitab (bukan orang musyrik) dan memerintahkan untuk memerangi mereka sampai merekamembayar jizyah, yaitu pajak per kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam sebagai imbanganbagi keamanan diri mereka, berdasarkan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian,dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan rasul-Nya dan tidakberagama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitabkepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaantunduk. (QS. At-Taubah: 29)

Berikut 40 (empat puluh) contoh perbuatan syirik berdasarkan keterangan dari Al Quran dan AsSunnah. Jumlah 40 ini tidak bermaksud membatasi, tetapi hanya sekedar memberikan contoh saja,yaitu sebagai berikut:

1. Sembahyang kepada makhluk tak bernyawa

Apakah makhluk itu murni disembah/dipuja atau hanya sebagai simbol bagi rabb/ilah (tuhan) selainAllah, umpamanya menyembah/memuja patung, kuburan, pohon, batu, matahari, bulan, bintang, danlain-lain. Penyembahan/pemujaan terhadap makhluk-makhluk tersebut adalah perbuatan syirikakbar* karena telah mengada-adakan dan mengibadati ilah selain Allah, berdasarkan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:

(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patung-patung apakah ini yangkamu tekun beribadat kepadanya?" (QS. Al-Anbiya: 52)

Mereka (Bani Israel) menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu (emas) ini,hingga Musa kembali kepada kami." (QS. Thaha: 91)

Aku (burung Hudhud) mendapati dia (Ratu Balqis) dan kaumnya sujud kepada matahari, tidakkepada Allah;... (QS. An-Naml: 24)

Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhada-berhala yang tak dapat menciptakansesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang. (QS. Al-A'raf: 191)

Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhalaitu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka, (QS. An-Nisa: 117)

2. Mengaku sebagai Allah atau rabb/ilah (tuhan) selain Allah

Arbab adalah bentuk jamak dari rabb yang berarti pengatur atau yang mengatur. Jadi, Rabb (Allah)adalah Zat Yang mengatur atau Yang menentukan hukum. Sedangkan alihah merupakan bentukjamak dari ilah yang berarti segala sesuatu yang diabdi, ditaati, atau disembah. Ilah bisa berupamanusia, barang, kesenangan atau hal-hal yang mendatangkan kesenangan maupunketenangan. Kalimat tauhid Laa ilaaha illallah(tiada ilah selain Allah) artinya secara esoterikmaupun aplikatif adalah tiada sesuatupun yang diikuti aturannya, dijauhi larangannya atau diibadati(disembah/diabdi) selain Allah dengan kepengaturan-Nya/ajaran-Nya sebagai Rabb. Dengandemikian siapa saja yang mengaku sebagai Allah atau rabb/ilah selain Allah dengan tujuan ataualasan apapun, maka ia telah melakukan perbuatan syirik akbar karena telah menduakan keesaanAllah, berdasarkan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:

(Fir'aun) berkata: "Akulah rabb-mu yang paling tinggi." Maka Allah mengazabnya dengan azab diakhirat dan azab di dunia. (QS. An-Nazi'at: 24-25)

Dan barangsiapa yang mengatakan di antara mereka; “Sesungguhnya aku adalah ilah selain Allah”maka Kami membalas dia dengan Jahannam, begitulah Kami membalas orang-orang yang zalim(musyrik). (QS. Al-Anbiya: 29)

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian,lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi orang-orang yang mengibadatikuselain Allah... (QS. Ali Imran: 79)

3. Mengaku sebagai anak Allah

Baik mengaku secara biologis maupun hanya sekedar kiasan, siapapun yang mengaku sebagai anakAllah maka ia telah berbuat syirik akbar karena telah merendahkan Zat Khalik ke level makhluk-Nya,berdasarkan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:

Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamubukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antaraorang-orang yang diciptakan-Nya... (QS. Al-Maidah: 18)

...mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki danperempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifatyang mereka berikan. Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Diatidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (QS.Al-An'am: 100-101)

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."(QS. Al-Ikhlash: 1-4)

Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutudalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Diadengan pengagungan yang sebesar-besarnya." (QS. Al-Isra: 111)

...Sesungguhnya Allah Ilah yang Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langitdan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. (QS. An-Nisa: 171)

4. Mengatakan atau menetapkan bahwa Allah mempunyai anak

Barangsiapa yang berbuat demikian berarti ia telah menyamakan sifat Allah dengan makhluk-Nyadan tentu saja hal ini merupakan perbuatan syirik akbar, berdasarkan firman-Nya Subhanahu WaTa’ala:

Orang-orang Yahudi (Yaman) berkata: "Uzair itu anak Allah" dan orang-orang Nasrani berkata:"Al Masih itu anak Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniruperkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampaiberpaling? (QS. At-Taubah: 30)

Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah, bahkan apa yangada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya. (QS. Al-Baqarah:116)

Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza, dan Manahyang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak-anak perempuan Allah)? (QS. An-Najm: 19-20)

Katakanlah: "Jika benar Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orangyang mula-mula memuliakan (anak itu)." Maha Suci Rabb Yang empunya langit dan bumi, RabbYang empunya 'Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu. (QS. Az-Zukhruf: 81-82)

Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada ilah (yang lain) beserta-Nya, kalauada ilah beserta-Nya, masing-masing ilah itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dansebagian dari ilah-ilah itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yangmereka sifatkan itu, Yang mengetahui semua yang ghaib dan semua yang nampak, maka MahaTinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS. Al-Mu'minun: 91-92)

...mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki danperempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifatyang mereka berikan. Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Diatidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (QS.Al-An'am: 100-101)

Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk merekasendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki-laki). (QS. An-Nahl: 57)

5. Mengatakan atau mengajarkan bahwa Allah ialah Nabi Isa 'alaihissalam atau salah satu oknum Trinitas

Secara khusus hal ini ditujukan kepada orang-orang Nasrani yang mengatakan dan mengajarkanbahwa Allah ialah Isa Al-Masih dan bahwa keduanya adalah oknum-oknum Trinitas (Allah, Isa Al-Masih, Ruhul Qudus). Namun demikian, tidak menutup kemungkinan adanya orang-orang selainNasrani yang berpandangan seperti itu. Barangsiapa yang mengatakan, mengajarkan, atauberpandangan bahwa Allah ialah Nabi Isa 'alaihis salam atau salah satu oknum Trinitas, maka diatelah berbuat syirik akbar berdasarkan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masihputera Maryam." Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangikehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya danseluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?"... (QS. Al- Maidah: 17)

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih puteraMaryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, ibadatilah Allah Rabb-ku dan Rabb-mu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allahmengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka... (QS. Al- Maidah: 72)

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang berkata: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang Tiga(Trinitas)", padahal sekali-kali tidak ada ilah selain dari Ilah Yang Esa... (QS. Al- Maidah: 73)

...Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "Tiga(Trinitas)", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Ilah YangMaha Esa, Maha Suci Dia dari mempunyai anak... (QS. An-Nisa: 171)

6. Menyembah malaikat atau nabi tertentu atau menjadikan mereka sebagaiarbab

Arbab adalah bentuk jamak dari rabb yang berarti pengatur atau yang mengatur. Jadi, Rabb (Allah)adalah Zat Yang mengatur atau Yang menentukan hukum. Mengatur alam raya ini, baik secarakauniy (hukum alam) maupun secara syar’iy (syari’at) sepenuhnya merupakan hak Allah sebagaiRabb, sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:

...Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberikeputusan yang paling baik." (QS. Al-An’am: 57)

...Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidakmengibadati selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."(QS. Yusuf: 40)

...dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan hukum (keputusan)."(QS. Al-Kahfi: 26)

Karena itu, barangsiapa yang menyembah atau memuja malaikat atau nabi, atau menjadikan merekasebagai arbab (rabb-rabb selain Allah), maka dia telah berbuat syirik akbar karena hal itu berartitelah merampas sifat ketuhanan dari Allah dan diberikan kepada malaikat atau nabi, berdasarkanfirman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai arbab.Apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama)Islam? (QS. Ali Imran: 80)

...dan (juga mereka menjadikan rabb kepada) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanyadisuruh beribadah kepada Ilah yang Esa, tidak ada ilah selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yangmereka persekutukan. (QS. At-Taubah: 31)

7. Mengkultuskan dan mengagungkan orang-orang saleh tertentu

Hal ini terutama kepada mereka yang sudah meninggal dunia, misalnya para penganut Syiah,khususnya Rafidhah, yang mengkultuskan dan mengagungkan Ali bin Abu Thalib dan putranya,Husein bin Ali, radhiyallahu 'anhum pada setiap ritual tertentu dengan melukai anggota badanhingga berdarah-darah dan memanggil-manggil: "Ya Ali!" dan "Ya Husein!" secara berulang-ulangsambil meratapi terbunuhnya mereka dan membenci serta mengutuk orang-orang saleh lainnya yangdianggap menjadi lawan mereka pada masa itu. Demikian pula ketika melaksanakan ibadah haji diMekah, para Rafidhah selalu memuja Husein dengan berseru-seru: "Labbaika Ya Husein!"

Selain itu, banyak juga orang yang mengkultuskan dan memuja-muja para wali. Pengkultusan inilahyang mendorong sebagian kaum muslimin untuk berkunjung ke kuburan para wali. Meski harusmerogoh kocek dalam-dalam (padahal uangnya pas-pasan) dan menempuh perjalanan yang jauh sertaberpeluh, mereka tidak peduli karena mereka berkeyakinan bahwa mengunjungi kuburan para waliadalah perbuatan yang memiliki keutamaan, apalagi fenomena ini telah berlangsung sekian lama danrutin dilakukan oleh sebagian penduduk negeri. Di antara para pengunjung tersebut ada yang inginsegera dapat jodoh, ingin punya momongan, ingin jadi orang kaya, ingin dagangannya laris, inginsembuh dari penyakit, dan sebagainya. Mereka yakin, keinginan atau cita-cita mereka bisa terkabuldengan mengunjungi kuburan para wali dan di sana biasanya mereka mengambil atau memuja benda-benda tertentu seperti air, tanah, keris, atau lainnya serta melakukan sawer sebagai syaratagar

keinginan mereka terkabul. Tidak masalah meskipun mereka harus membayar mahaluntuk syarat tersebut yang penting cita-cita mereka tercapai.

Manakala seseorang meyakini bahwa arwah orang-orang saleh yang dikultuskan/dipuja tersebut bisamendatangkan syafa'at dan pahala kepadanya, memberikan efek langsung di dalam kehidupannyaatau menyebabkan keinginannya terkabul, maka dia telah berbuat syirik akbar karena telahmenafikan Allah sebagai Rabb Maha Pemberi rahmat, berdasarkan firman-Nya Subhanahu WaTa’ala:

Orang-orang (saleh) yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka siapadi antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akanazab-Nya; sesungguhnya azab Rabb-mu adalah suatu yang (harus) ditakuti. (QS. Al-Isra: 57)

...Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar,mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkarikemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikanoleh Yang Maha Mengetahui. (QS. Fathir: 13-14)

8. Menyembah atau memuja jin

Umpamanya ada orang mau membangun rumah, konon katanya di lokasi yang akan dibangun rumahitu terdapat jin penunggunya, sehingga ketika hendak membangun rumah, orang tersebut menujulokasi itu (jin) dengan sesuatu hal berupa tumbal seperti: memotong ayam lalu dikubur sebelumdibuat pondasi rumah dalam rangka supaya tidak digangu oleh jin tersebut. Ini berarti jin tersebutadalah sesuatu yang dituju (diibadati) oleh pemilik rumah dengan sesuatu (tumbal) dalam rangkatolak bala. Barangsiapa berbuat demikian atau semisalnya (membakar kemenyan dan lain-lain untukmenyembah/memuja jin), maka dia telah melakukan perbuatan syirik akbar karena telah menjadikanjin sebagai ilah selain Allah (sekutu bagi Allah), berdasarkan firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala:

Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allahberfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini dahulu mengibadati kamu?" Malaikat-malaikat itumenjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telahmengibadati jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu." (QS. Saba: 40-41)

Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yangmenciptakan jin-jin itu... (QS. Al-An'am: 100)

Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak mengibadatisyaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu. (QS. Yasin: 60)

9. Menuhankan atau menomorsatukan hawa nafsu

Hawa nafsu adalah kecenderungan untuk melakukan keburukan. Seseorang yang menuhankan hawanafsu (menjadikan hawa nafsu sebagai ilah-nya), ia mengutamakan keinginan nafsunya di atascintanya kepada Allah. Dengan demikian ia telah mentaati hawa nafsunya dan menyembahnya(padahal tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah). Jenis syirik ini amat berbahaya, karenamanusia telah dikuasai hawa nafsunya. Sehingga ia merasa dirinya di atas segalanya, bahkan adayang mengaku dirinya sebagai ilah/rabb (tuhan) yang harus disembah dan ditaati. Orang yangterjerumus kedalam syirik ini antara lain: Qarun, orang yang terkaya pada zamannya. Juga Fir’aunyaitu orang yang menuhankan dirinya karena kesombongan akan pangkat dan kekuasaan.

Menuhankan hawa nafsu jelas-jelas merupakan perbuatan syirik akbar, karena mereka lebihmempercayai hawa nafsunya daripada Allah. Menuhankan hawa nafsu banyak macamnya,umpamanya ada orang yang menginginkan suatu jabatan dengan harapan jabatan/kekuasaan itu dapatmendapatkan kekayaan harta benda. Dengan berbagai cara dia akan terus berusaha meraihnyawalaupun caranya melanggar hukum Allah. Contoh lainnya, korupsi atau mengambil harta secarabatil. Jika ada orang yang terus-menerus melakukan korupsi, apakah dia tahu atau tidak bahwaperbuatan itu dilarang Allah, berarti dia lebih menuhankan atau menomorsatukan hawa nafsunyadaripada Allah. Demikian pula dengan perbuatan zina, memakan riba, main judi, dan perbuatanmaksiat lainnya yang dilakukan secara terus-menerus dan menganggapnya sebagai perbuatan yangwajar (padahal Allah melarangnya). Itulah yang disebut menuhankan hawa nafsu. Allah SubhanahuWa Ta'alaberfirman tentang perbuatan syirik ini:

Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya. Makaapakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? (QS. Al-Furqan: 43)

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya dan Allahmembiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya danmeletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudahAllah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Al-Jatsiyah:23)

Menurut Ibnu Katsir ketika menafsirkan QS. Al-Jatsiyah: 23, yang dimaksud dengan "menjadikanhawa nafsunya sebagai ilah-nya" adalah orang itu bertindak berdasarkan hawa nafsunya, apa yang iaanggap baik, maka ia akan kerjakan, dan apa yang ia anggap jelek, maka ia akan tinggalkan. Danketika menafsirkan QS. Al-Furqan: 43, beliau berkata: "Kapan saja dia menilai baik sesuatu danmelihatnya sebagai suatu kebaikan dari hawa nafsunya sendiri, maka itulah agama dan madzhabnya."

10. Berdoa kepada selain Allah

Yaitu doa/permohonan (tholab) seperti memohon suatu kemanfaatan atau terhindar dari suatukemudharatan, apabila dipersembahkan atau dimintakan kepada selain Allah maka termasukperbuatan syirik akbar jika tidak terpenuhi padanya tiga syarat:

-Permohonan tersebut mampu dikabulkan oleh orang yang diminta,-Orang tersebut masih hidup, dan-Orang tersebut hadir dan/atau mampu mendengarkan permohonan kepadanya.

Umpamanya berdoa/memohon kepada orang-orang yang telah mati, makhluk-makhluk halus (hantu,gendoruwo, arwah gentayangan, dan sebagainya), dewa/dewi berhala, tuhan-tuhan fiktif, dansebagainya. Mereka yang diminta ini sesungguhnya tidak dapat memberi manfaat maupunmendatangkan mudharat (bahaya), karena itu berdoa/memohon kepada mereka adalah perbuatansyirik akbar berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

Dan janganlah kamu memohon kepada selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidakpula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat (hal itu), maka sesungguhnya kamu,dengan demikian, termasuk orang-orang yang zalim (musyrik). (QS. Yunus: 106)

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang memohon kepada selain Allah yang tiada dapatmemperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka?Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadimusuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka. (QS. Al-Ahqaf: 5-6)

Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akanberdoa kepada Rabb-ku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Rabb-ku.(QS. Maryam: 48)

Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidakmemiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatusahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yangmenjadi pembantu bagi-Nya. (QS. Saba: 22)

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekorlalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu darimereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembahdan amat lemah (pulalah) yang disembah. (QS. Al-Hajj: 73)

11. Menjadikan sesuatu selain Allah sebagai perantara dalam berdoa kepadaAllah

Perbuatan seperti ini banyak dilakukan oleh orang-orang Syiah, khususnya Rafidhah, karenakeyakinan dalam ajarannya, yaitu bertawasul dengan menjadikan imam-imam mereka yang telahmeninggal dunia sebagai perantara dalam berdoa kepada Allah. Sesungguhnya dalam Islam, berdoacukup dilakukan langsung kepada Allah tanpa melalui perantara, sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Akuadalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah: 186)

Dan Rabb-mu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masukneraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Al-Mu'min: 60)

Barangsiapa menjadikan sesuatu sebagai perantara antara dirinya dengan Allah, dia memohon danmeminta kepadanya, sungguh dia telah berbuat syirik akbar karena dia telah mengambilwali/pelindung (jamak: aulia) selain Allah, dengan syarat:

-Dia berkeyakinan bahwa Allah itu tidak akan menjawab doa orang yang memanjatkan doa kepada-Nya secara langsung karena harus ada perantara antara Allah dengan makhluk dalam doa; atau

-Meyakini bahwa Allah itu menjawab doa si perantara karena Allah itu membutuhkan perantara; atau

-Meyakini bahwa si perantara itu memiliki hak yang wajib Allah tunaikan.

Umpamanya memohon pertolongan kepada orang mati di kuburan keramat, dia yakin orang yangdimintai pertolongan tersebut bukan pencipta tetapi hanya penghubung antara dirinya dengan Allahdan dia yakin Allah akan mengabulkan permohonannya setelah si penghubung itu menyampaikanpermohonannya kepada Allah. Hal ini seperti yang dilakukan kaum musyrikin pada masa lalusebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yangmengambil aulia (pelindung-pelindung) selain Allah (berkata): "Kami tidak mengibadati merekamelainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya."Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisihpadanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS.Az Zumar: 3)

Dan mereka mengibadati selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatankepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberisyafa'at kepada kami di sisi Allah." Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apayang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?" Maha Suci Allah dan MahaTinggi dari apa yang mereka persekutukan. (QS. Yunus: 18)

Adapun bertawasul dengan doa orang lain yang masih hidup diperbolehkan, selama tidak memenuhisyarat-syarat di atas. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala ketika mengisahkan anak-anak Nabi Ya'qub 'alaihis salam:

Mereka berkata: "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami,sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)." Ya'qub berkata: "Aku akan

memohonkan ampun bagimu kepada Rabb-ku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagiMaha Penyayang." (QS. Yusuf: 97-98)

12. Menjadikan sesuatu sebagai andad (tandingan) bagi/selain Allah

Andad adalah bentuk jamak dari nidd yang secara bahasa berarti tandingan. Sedangkan secara istilah,andad adalah sesuatu yang memalingkan manusia dari tauhid (Islam) atau menjerumuskan seseorangkepada kekafiran atau kemusyrikan, baik itu jabatan, harta, keluarga, adat-istiadat, nasionalisme,maupun apa saja. Umpamanya seorang ayah yang sangat sayang kepada anaknya, sedang si anaktersebut dalam keadaan sakit, lalu ada orang yang menyarankan kepada si ayah tersebut agar si anakyang lagi sakit itu dibawa ke dukun. Dikarenakan saking sayangnya kepada si anak tersebut akhirnyasi ayah datang ke dukun dan mengikuti apa yang disarankan oleh si dukun tersebut. Selanjutnyaketika si anak itu pengen dibelikan sepeda motor baru tapi si ayah tidak punya uang, karena sakingsayangnya kepada si anak, si ayah harus menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginananaknya tersebut seperti mencuri, korupsi, dan lain-lain. Maka dengan demikian si anak tersebuttelah memalingkan si ayah dari tauhid, dan berarti si anak telah menjadi andad.

Demikian pula seorang hakim yang memutuskan perkara berdasarkan hukum jahiliyah/thaghut(hukum buatan manusia, misal: KUHP) di sebuah negara demokrasi (misal: NKRI), apakah si hakimsadar atau tidak bahwa hal itu menyelisihi hukum Allah, tapi karena jabatan hakim yang dia jalaniharus memutuskan perkara berdasarkan hukum yang berlaku di negaranya (hukum jahiliyah/thaghut),maka ini berarti si hakim telah menjadikan jabatannya sebagai andad.

Mengadakan/menjadikan sesuatu sebagai andad bagi/selain Allah adalah perbuatan syirik akbarberdasarkan firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala:

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Diamenurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahansebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan andad (tandingan-tandingan) bagiAllah, padahal kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 22)

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menjadikan andad (tandingan-tandingan) selain Allah;mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang berimanamat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim (syirik)itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allahsemuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. Al-Baqarah:165)

Dalam sebuah hadits shahih diriwayatkan:

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhu bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “WahaiRasulullah, dosa apakah yang paling besar?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:“Engkau menjadikan nidd (tandingan) bagi Allah padahal Dialah yang telah menciptakanmu.” (HR.Bukhari dan Muslim)

13. Mengaku mengetahui perkara yang ghaib

Yang dimaksud perkara ghaib, yaitu perkara yang tidak dapat dijangkau oleh panca indera. Termasukperkara ghaib adalah apa yang akan terjadi. Sesungguhnya yang mengetahui perkara ghaib hanyalahAllah. Dia Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib,kecuali Allah." Dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS. An-Naml: 65)

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Diasendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yanggugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi,dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (LauhMahfudz)." (QS. Al-An'am: 59)

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkantelah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yangdemikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu janganberduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadapapa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagimembanggakan diri, (QS. Al-Hadid: 22–23)

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lahYang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yangdapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yangdapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi MahaMengenal. (QS. Luqman: 34)

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Kunci perkara ghaib itu ada lima, tidak ada seorangpun yang mengetahuinya melainkan AllahTa’ala; (1) Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok selain Allah Ta’ala,(2) tidak ada seorangpun mengetahui apa yang ada di dalam kandungan selain Allah Ta’ala, (3)tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan terjadinya hari Kiamat selain Allah Ta’ala, (4) tidakada seorangpun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati selain Allah Ta’ala, dan (5) tidak adaseorangpun yang mengetahui kapan hujan akan turun selain Allah Ta’ala." (HR. Bukhari danAhmad)

Kemudian Allah memberitahukan sebagian perkara ghaib lewat wahyu-Nya kepada rasul yang Diakehendaki. Dia Subhanahu Wa Ta'alaberfirman:

(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepadaseorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnyaDia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. Al-Jin: 26-27)

Syaikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah menyatakan: “Maka barangsiapa mengaku-ngaku mengetahuiperkara ghaib atau membenarkan orang yang mengaku-ngaku hal itu, maka dia musyrik, kafir.Karena dia mengaku-ngaku menyamai Allah dalam perkara yang termasuk kekhususan-kekhususan-Nya.”

Pengetahuan tentang perkara yang ghaib merupakan salah satu hak istimewa Allah. Menisbatkan haltersebut kepada selain-Nya adalah syirik akbar. Contoh yang biasanya mengaku mengetahui perkarayang ghaib adalah dukun dan tukang ramal/paranormal.

14. Menghalalkan yang diharamkan Allah atau mengharamkan yangdihalalkan Allah

Allah memiliki hak-hak yang khusus. Di antara hak khusus bagi Allah adalah hak tasyri’, yaknimenetapkan syariat yang wajib dijalani oleh makhluk-Nya. Di antara perkara tasyri’ adalahpenetapan halal dan haram. Tiada yang berhak menghalalkan dan mengharamkan selain Allah. Tidakada seorangpun yang boleh menghalalkan kecuali yang telah dihalalkan oleh Allah dan tidakmengharamkan kecuali yang diharamkan oleh Allah. Dia Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

Apakah mereka mempunyai syuraka (sekutu-sekutu) selain Allah yang mensyariatkan untukmereka dien (peraturan/undang-undang) yangtidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapanyang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orangyang zalim (musyrik) itu akan memperoleh azab yang amat pedih. (QS. Asy-Syura: 21)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allahhalalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukaiorang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Maidah: 87)

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamujadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal." Katakanlah: "Apakah Allah telah memberikanizin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?" (QS. Yunus: 59)

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "inihalal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (QS. An-Nahl: 116)

Dan barangsiapa yang taat kepada penetap syariat selain Allah maka dia telah menjadikannya sebagaisekutu bagi Allah, berarti dia telah terjatuh ke dalam kesyirikan. Bahkan dalam sebuah ayat,seseorang disebut musyrik hanya karena turut serta menghalalkan bangkai, sebagaimana firmanAllah Subhanahu Wa Ta’ala:

Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketikamenyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnyasyaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu

menuruti mereka (menghalalkan bangkai), sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yangmusyrik. (QS. Al-An'am: 121)

Tentang ayat ini Al Hakim dan yang lainnya meriwatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu ‘Abbas:Bahwa orang-orang membantah kaum muslimin tentang sembelihan dan pengharaman bangkai,mereka berkata: “Kalian makan apa yang kalian bunuh (sembelihan) dan tidak makan dari apa yangAllah bunuh (yaitu bangkai)”, maka Allah berfirman: “Dan jika kamu menuruti mereka(menghalalkan bangkai), sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.”

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam sebuah Hadits Qudsi:

"Semua yang telah Aku berikan pada hamba itu halal (hukum asal), Aku ciptakan hamba-hamba-Kuini dengan sikap yang lurus, tetapi kemudian datanglah syaitan kepada mereka. Syaitan inikemudian membelokkan mereka dari agamanya, dan mengharamkan atas mereka sesuatu yangAku halalkan kepada mereka, serta mempengaruhi supaya mereka mau menyekutukan Aku dengansesuatu yang Aku tidak turunkan keterangan padanya." (HR. Muslim)

Jadi, menghalalkan apa yang diharamkan Allah atau mengharamkan apa yang dihalalkan Allahadalah perbuatan syirik akbar karena telah merampas hak khusus Allah dalam menetapkan halal danharam.

15. Memecah-belah agama Allah

Ketika seseorang terjebak dalam perilaku memecah-belah agama hal tersebut disejajarkan denganmempersekutukan sesuatu dengan Allah dan keluar dari keikhlasan ibadah karena tidak memeliharasemua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya sebaik-baiknya.

Perbuatan itu dianggap sebagai mengganti agama fitrah dengan agama sesat dan karena menjadikanagama fitrah menjadi beberapa agama dan mazhab, sebagaimana telah dilakukan oleh orang-orangYahudi, Nasrani, Majusi, para penyembah berhala, dan para pemeluk agama yang salah.

Perpecahan mengakibatkan konsep Islam, konsep yang datangnya dari Allah dan rasul-Nya, tidakdapat terlaksana secara kaffah (paripurna) sesuai perintah-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 208. Secararasional, konsep apapun di dunia ini baik yang haq maupun yang batil menghendaki penganutnyauntuk bersatu agar konsepnya berjalan dan tidak mengalami kehancuran.

Karena mengaku sebagai bagian dari umat Islam tetapi berbuat seperti apa yang diperbuat kaummusyrikin maka para pemilik perilaku memecah-belah agama ini dimasukkan dalam golonganmereka. Disejajarkan dengan para penyembah tuhan-tuhan selain Allah. Menyembah Allah tetapimeminta kepada selain Allah atau sebaliknya meminta kepada Allah tetapi menyembah selainAllah. Dengan demikian maka para pemecah-belah agama Allah adalah para pelaku syirik akbar, halini sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala:

...dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik, yaitu orang-orang yang memecah-belahagama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga denganapa yang ada pada golongan mereka. (QS. Ar-Rum: 31-32)

Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalahRabb-mu, maka bertakwalah kepada-Ku. Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikanagama mereka terpecah-belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa banggadengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah mereka dalamkesesatannya sampai suatu waktu. (QS. Al-Mu'minun: 52-54)

Jika memecah-belah agama (mencerai-beraikan umat) adalah perbuatan syirik (mempersekutukanAllah), maka lawannya, mendirikan khilafah(mempersatukan umat) adalah perbuatan tauhid(mengesakan Allah).

16. Tidak mau membayar zakat

Jika dilihat secara syariah, zakat merupakan kewajiban dan termasuk dalam rukun Islam yangkadarnya sama dengan kadar syahadat, shalat, dan puasa Ramadhan. Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman:

Jika mereka (kaum musyrikin) bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (merekaitu) adalah saudara-saudaramu seagama... (QS. At-Taubah: 11)

Orang-orang yang tidak mau membayar zakat pada dasarnya mereka itu menuhankan harta benda.Padahal Allahlah yang memberikan rizki kepada mereka. Karena itu, mereka yang tidak maumembayar zakat digolongkan sebagai para pelaku syirik akbar berdasarkan firman AllahSubhanahuWa Ta'ala:

...Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, (yaitu) orang-orang yangtidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS. Fushilat: 6-7)

Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, hartakekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggalyang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya dan daripada berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberipetunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah: 24)

17. Takut kepada selain Allah

Maksudnya takut yang tersembunyi (dalam hati manusia), yakni takut dari suatu kemampuan khususyang diyakini dimiliki oleh selain Allah, padahal kemampuan tersebut hanya dimiliki olehAllah. Takut yang tersembunyi bisa berupa takut kepada berhala atau patung, thaghut, mayat, hantuatau yang ghaib (tidak terlihat mata) dari bangsa jin atau manusia (arwah gentayangan) bahwamereka bisa membahayakan atau menimpakan sesuatu yang dibenci, misalnya adanya keyakinan

sebagian masyarakat bahwa sebagian dari para wali yang telah meninggal dunia atau orang-orangyang ghaib itu bisa melakukan dan mengatur suatu urusan serta mendatangkan mudharat (bahaya).Karena keyakinan ini, mereka menjadi takut kepada para wali atau orang-orang ghaib tersebut.

Takut termasuk tingkatan agama yang tertinggi dan teragung. Barangsiapa yang memalingkannyakepada selain Allah maka sungguh dia telah menyekutukan Allah dengan syirik akbar.Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan merekamempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu.Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yangzalim (musyrik). (QS. Ali Imran: 151)

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamubenar-benar orang yang beriman. (QS. Ali Imran: 175)

...Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlahkamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskanperkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS.Al-Maidah: 44)

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dariberperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada merekaberperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh),seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya... (QS. An-Nisa: 77)

Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamudengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah? Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidakseorangpun pemberi petunjuk baginya. (QS. Az-Zumar: 36)

Takut kepada selain Allah yang tidak termasuk syirik:

-Takut karena sebab-sebab yang dapat dirasakan atau dilihat oleh panca indera, seperti takut kepadapencuri atau musuh. Takut seperti ini tidaklah termasuk syirik, dengan syarat tidak mengantarkanseseorang untuk meninggalkan perintah Allah.

-Takut yang sifatnya tabiat, seperti takut dari binatang buas, takut terbakar, takut tenggelam dan lain-lain. Takut seperti ini juga tidak termasuk bentuk syirik kepada Allah atau maksiat kepada-Nya.

18. Berhukum/memutuskan perkara dengan selain hukum Allah

Sebagaimana disebutkan dalam Al Quran surat Al-Maidah ayat 50 (lihat no. 27 dan 34), hanya adadua pilihan hukum di dunia ini yaitu hukum Allah (Al Quran & As Sunnah) atau tandingannya yangdisebut dengan hukum jahiliyah/thaghut (hukum buatan manusia yang menyelisihi hukum Allah).

Orang yang berhukum kepada thaghut sedang ia masih mengaku beriman, maka pengakuan sepertiini adalah pengakuan dusta sebagaimana keadaan orang-orang munafik yang disebutkan dalamfirman AllahSubhanahu Wa Ta'ala:

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apayang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendakberhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengkufuri thaghut itu. Dan syaitanbermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakankepada mereka: 'Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang telah Allah turunkan dan kepadahukum Rasul', niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi dengan sekuat-kuatnya dari(mendekati) kamu. (QS. An-Nisa: 60-61)

Pengertian "thaghut" dalam ayat di atas adalah siapa saja (orang atau lembaga) yang memutuskanperkara dengan selain hukum Allah. Allah telah menamakan orang-orang yangberhukum/memutuskan perkara dengan selain syariah-Nya sebagai orang-orang yang kafir, zalim(musyrik), dan fasik sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala:

...Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka merekaitu adalah orang-orang yang kafir. (QS. Al-Maidah: 44)

...Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka merekaitu adalah orang-orang yang zalim (musyrik). (QS. Al-Maidah: 45)

...Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka merekaitu adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Maidah: 47)

Berdasarkan ayat-ayat di atas, maka barangsiapa yang berhukum/memutuskan perkara dengan selainhukum Allah atau yang disebut dengan hukum jahiliyah/thaghut (tandingan bagi hukum Allah),menurut sebagian ulama, untuk mengkafirkannya tidak perlu disyaratkan adanyasikapistihlal (membolehkan berhukum dengan selain hukum Allah) karena vonis Allah pada ketigaayat tersebut sudah sangat jelas dan tegas maknanya (ayat-ayat muhkamat) sehingga tidak lagimemerlukan takwil apapun. Siapa saja yang melakukannya (hakim, jaksa, penyidik, kepala negara,kepala daerah, kepala suku, ketua adat, atau lainnya) maka ia telah berbuat syirik akbar dan kafir,bagaimanapun ia melakukannya, baik disertai sikap istihlal maupun tidak. Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akanmengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali jalanke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan yang demikian itu adalahmudah bagi Allah. (QS. An-Nisa: 168-169)

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin,apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang

lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya maka sungguhlahdia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. Al-Ahzab: 36)

...Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalamkehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allahtidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (QS. Al- Baqarah: 85)

...Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslahamalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-Maidah: 5)

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan kepada (rasul-rasul) yangsebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalanmu dan tentulahkamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar: 65)

19. Membuat hukum yang menandingi dan menyelisihi hukum Allah

Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah, sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala:

Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari Rabb-ku, sedangkamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakankedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya danDia Pemberi keputusan yang paling baik." (QS. Al-An'am: 57)

Kamu tidak mengibadati yang selain Allah kecuali hanya (mengibadati) nama-nama yang kamu dannenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidakmengibadati selain Dia. Itulah dien (peraturan/hukum) yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidakmengetahui." (QS. Yusuf: 40)

...dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan hukum (keputusan)."(QS. Al-Kahfi: 26)

Seorang hamba Allah tidak patut menghukumi sesuatu dengan selain hukum/syariat Allah,sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala:

...Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut dien (peraturan/undang-undang) raja,...(QS. Yusuf: 76)

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin,apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yanglain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya maka sungguhlahdia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. Al-Ahzab: 36)

Barangsiapa (penguasa: eksekutif, legislatif, raja, ketua adat, dan lain-lain) yang membuat danmenetapkan hukum/undang-undang selain syariat Allah untuk hamba-hamba-Nya dan mewajibkan

mereka berhukum dengannya, maka tidak diragukan lagi, penguasa tersebut telah berbuat syirikakbar karena telah menjadikan dirinya sebagai rabb selain Allah dan sekutu bagi Allah dalammenetapkan hukum/undang-undang, berdasarkan firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala:

Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai arbab (rabb-rabb) selainAllah, dan (juga mereka menjadikan rabb kepada) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanyadisuruh beribadah kepada Ilah yang Esa; tidak ada ilah (yang berhak diibadati dengan benar) selainDia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. At-Taubah: 31)

Apakah mereka mempunyai syuraka (sekutu-sekutu) yang mensyariatkan untukmereka dien (peraturan/undang-undang) yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapanyang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orangyang zalim (musyrik) itu akan memperoleh azab yang amat pedih. (QS. Asy-Syura: 21)

20. Mentaati hukum penguasa yang menyelisihi hukum Allah

Allah telah menyebut orang-orang yang membuat hukum/undang-undang selain syariat Allahsebagai arbab (rabb-rabb) selain Allah dan sekutu bagi Allah (lihat no. 19). Allah juga menyebutrakyat yang mentaati hukum/undang-undang buatan para penguasa yang menghalalkan dan/ataumengharamkan sesuatu (tanpa izin Allah, menyelisihi hukum Allah) sebagai parapenyembah arbab tersebut, sebagaimana firman-NyaSubhanahu Wa Ta'ala:

Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai arbab (rabb-rabb) selainAllah, dan (juga mereka menjadikan rabb kepada) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanyadisuruh beribadah kepada Ilah yang Esa; tidak ada ilah (yang berhak diibadati dengan benar) selainDia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. At-Taubah: 31)

Sudah lama diketahui bahwa ibadah kaum Yahudi dan Nasrani kepada para pendeta dan ahli ibadahmereka berbentuk ketaatan kepada mereka dalam penghalalan yang haram dan pengharaman yanghalal. Hal ini telah diterangkan dalam Hadits Adi bin Hatim yang diriwayatkan oleh Tirmidzi (3095),Ibnu Jarir (16631-16633), Baihaqi (X/116), Thabrani dalam Al Kabir (XVII/92) dan lainnya. Dalamhadits tersebut disebutkan: ”Mereka tidaklah menyembah mereka, namun jika para pendetamenghalalkan sesuatu yang haram mereka ikut menghalalkannya, dan jika para pendetamengharamkan sesuatu yang halal mereka ikut mengharamkannya."

Pengarang Fathul Majid (hal. 79) mengatakan tentang ayat tersebut: ”Dengan ini jelaslah bahwa ayattersebut menunjukkan siapa yang mentaati selain Allah dan rasul-Nya serta berpaling darimengambil Al Kitab dan As Sunnah dalam menghalalkan apa yang diharamkan Allah ataumengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan mentaatinya dalam bermaksiat kepada Allah danmengikutinya dalam hal yang tidak dizinkan Allah, maka ia telah mengangkat orang tersebut sebagairabb, ilah dan menjadikannya sebagai sekutu Allah.”

Dalam tafsirnya II/172, Ibnu Katsir berkata: ”Karena kalian berpaling dari perintah Allah dan syariat-Nya kepada kalian, kepada perkataan selain Allah dan kalian mendahulukan undang-undang selain-

Nya atas syariat-Nya, maka ini adalah syirik. Sebagaimana firman Allah: 'Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selain Allah.'”

Syaikh Asy-Syanqithi dalam tafsir Adhwaul Bayan IV/91 saat menafsirkan ayat "Dia tidakmengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan hukum" (QS. Al-Kahfi: 26),mengatakan bahwa orang-orang yang mengikuti hukum-hukum para pembuat undang-undang selainapa yang disyariatkan Allah, mereka itu musyrik kepada Allah. Pemahaman ini diterangkan olehayat-ayat yang lain seperti firman Allah berikut tentang orang yang mengikuti tasyri’ (aturan-aturan)setan yang menghalalkan bangkai dengan alasan sebagai sembelihan Allah:

Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketikamenyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnyasyaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamumenuruti mereka (menghalalkan bangkai), sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yangmusyrik. (QS. Al-An'am: 121)

Allah menegaskan mereka itu musyrik karena mentaati para pembuat keputusan yang menyelisihihukum Allah. Kesyirikan dalam masalah ketaatan dan mengikuti tasyri’ (peraturan-peraturan) yangmenyelisihi syariat Allah inilah yang dimaksud dengan beribadah kepada setan dalam ayat“Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian wahai Bani Adam supaya kalian tidakmenyembah (beribadah kepada) setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian. Danberibadahlah kepada-Ku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Yasin: 60-61).

Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah bahwa mentaati hukum penguasa yang menyelisihi hukumAllah adalah perbuatan syirik akbar. Sebagai contoh, mentaati dan mendukung hukum penguasayang melarang pemakaian jilbab bagi kaum wanita, mentaati dan mendukung hukum penguasa yangmembolehkan orang kafir menjadi pemimpin atas kaum muslimin, dan lain-lain.

22. Meyakini atau menyebarkan ajaran yang menyelisihi ayat-ayat Allah

Ada pemikiran/ajaran yang menyatakan bahwa aspek-aspek Islam seperti soal jilbab, potong tangan,qishash, rajam, jenggot, dan jubah merupakan cerminan kebudayaan Arab sehingga tidak wajibdiikuti, karena itu hanyalah ekspresi lokal particular Islam di Arab saja. Demikian antara lain yangdisampaikan oleh Koordinator Jaringan Islam Liberal (JIL) melalui sebuah artikel karyanya yangberjudul: "Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam" (Kompas, 18 September 2002).

Sebagaimana diketahui bahwa jilbab, potong tangan, qishash, rajam, dan jenggot merupakan perkara-perkara yang diperintahkan Allah dan rasul-Nya untuk ditegakkan. Pemikiran/ajaran Koordinator JILtersebut bertentangan dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin,apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang

lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya maka sungguhlahdia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. Al-Ahzab: 36)

Dalam hal ini, Koordinator JIL telah memposisikan dirinya sebagai rabb selain Allah dan orang-orang yang mengikuti pemikiran/ajarannya disebut sebagai orang-orang yang mengikuti rabb selainAllah, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala:

Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai arbab (rabb-rabb) selainAllah, dan (juga mereka menjadikan rabb kepada) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanyadisuruh beribadah kepada Ilah yang Esa; tidak ada ilah (yang berhak diibadati dengan benar) selainDia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. At-Taubah: 31)

...Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidakmengibadati selain Dia. Itulah dien (peraturan/hukum) yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidakmengetahui." (QS. Yusuf: 40)

...dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan hukum (keputusan)."(QS. Al-Kahfi: 26)

Dengan demikian maka meyakini atau menyebarkan ajaran yang menyelisihi ayat-ayat Allahtermasuk perbuatan syirik akbar. Demikian pula dengan keyakinan para penganut Ahmadiyah yangmenyatakan bahwa kitab Tadzkirah berisi wahyu-wahyu dan kasyaf-kasyaf yang diterima MirzaGhulam Ahmad (MGA) dari Allah, maka keyakinan ini termasuk perbuatan syirik akbar, hal iniantara lain karena salah satu ayat dalam kitab Tadzkirah (halaman 436) menyatakan:

"Kamu (MGA) di sisi-Ku (Allah) memiliki kedudukan seperti anak-anak-Ku."

Ayat yang diklaim MGA sebagai wahyu dari Allah tersebut palsu karena mensifati Allah sepertimakhluk-Nya yaitu mempunyai anak (sekalipun dalam arti kiasan) dan hal ini bertentangan denganayat-ayat Allah dalam Al Quran (lihat no. 3 dan 4 di atas, mengaku sebagai anak Allah, mengatakanatau menetapkan bahwa Allah mempunyai anak adalah perbuatan syirik akbar).

23. Percaya adanya kekuatan tertentu yang dapat menahan kehendak Allah

Kehendak Allah itu pasti terlaksana, tidak ada sesuatupun yang dapat menahannya, juga kekuasaan-Nya sempurna meliputi segala sesuatu. Apa yang Allah kehendaki pasti akan terjadi, meskipunmanusia berupaya untuk menghindarinya, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya, maka tidak akanterjadi, meskipun seluruh makhluk berupaya untuk mewujudkannya. Hal ini berdasarkan firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala:

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Diasendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yanggugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi,dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (LauhMahfudz)." (QS. Al-An'am: 59)

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkantelah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yangdemikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu janganberduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadapapa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagimembanggakan diri, (QS. Al-Hadiid: 22–23)

Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yangdapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggupmelepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Fathir: 2)

Sebagian ulama seperti penulis tafsir Al Jalalain mengatakan bahwa "rahmat" yang dimaksud padaayat tersebut adalah rizki dan hujan (lihatTafsir Al Jalalain, Jalaluddin Muhammad bin Ahmad AlMuhalla dan Jalaluddin Abdurrahman bin Abi Bakr As Suyuthi, hal. 434, Maktabah Ash Shofaa,cetakan pertama, tahun 1425 H).

Oleh karena itu, jika ada yang mengaku dapat menahan kehendak Allah dengan kekuatan tertentu,umpamanya seorang pawang hujan, dia mengaku dapat memindahkan atau mencegah/menahanturunnya hujan dengan ritual tertentu atau dengan menaruh benda-benda tertentu pada tempattertentu, maka dia telah terjerumus ke dalam perbuatan syirik akbar, termasuk orang-orang yangmempercayai pengakuan tersebut. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?"Niscaya mereka menjawab: "Allah." Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yangkamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmatkepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?" Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku."Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. (QS. Az-Zumar: 38)

24. Menjadi tukang sihir

Sihir adalah ungkapan tentang ikatan-ikatan buhul, jampi-jampi (mantra), dan hembusan-hembusan tukang sihir yang bisa menimbulkan suatu bahaya bagi orang yang disihirnya, diantaranyabisa menghilangkan nyawa, menyakiti, menghilangkan akal, ada yang menyebabkan muncul ikatanyang sangat kuat (seperti pelet, gendam, dan lain-lain) dan ada yang menyebabkan berpalingnyaseseorang dari orang yang lain (lihat syarah Riyadhus Shalihin oleh Asy Syaikh Muhammad binShalih Al 'Utsaimin hal. 264 cet. Darul Atsar).

Mengerjakan sihir adalah perbuatan kekafiran (kufur akbar), berdasarkan firman Allah SubhanahuWa Ta'ala:

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman(dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir(tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).

Merekamengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat dinegeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepadaseorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlahkamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, merekadapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidakmemberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan merekamempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi,sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengansihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjualdirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 102)

dan (aku berlindung kepada Allah) dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembuskan(nafas) pada buhul-buhul, (QS. Al-Falaq: 4)

Maksudnya wanita-wanita tukang sihir yang mengikat benda-benda sihirnya (jimat, tumbal, bonekavoodoo, dan lain-lain) dan meniup pada buhul-buhulnya pada saat membaca mantra (lihat Tafsir AlQurthubi XX/257). Seandainya sihir itu tidak memiliki hakekat tentu Allah tidak menyuruh kitauntuk berlindung kepada-Nya dari pengaruh sihir itu. Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun pernah tersihir. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ’anha, bahwa Nabi pernahterkena sihir, sehingga sihir itu membuatnya seakan-akan melakukan sesuatu padahal beliautidak melakukannya. Kemudian beliau berkata kepada Aisyah pada suatu hari: ”Aku kedatangandua malaikat, salah satunya duduk di dekat kepalaku dan satunya lagi duduk di dekat kakiku,lalu malaikat itu berkata: "Sakit apa orang ini?" Malaikat yang satunya berkata: “Diatersihir.” Malaikat itu berkata: "Siapa yang menyihirnya?" Malaikat yang satunya menjawab: ”Labidbin Al A’sham dengan sisir dan rambut dibungkus dengan pelepah kurma lalu dimasukkan kesumur dzarwan.” (HR. Bukhari).

Mengerjakan sihir adalah perbuatan syirik, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu:

“Barangsiapa membuat suatu ikatan (bundelan), kemudian meniupnya, maka dia telah melakukansihir. Dan barangsiapa yang melakukan sihir, maka dia telah berbuat syirik. Barangsiapa yangmenggantungkan sesuatu (jimat) pada dirinya, maka dirinya akan dijadikan bersandar kepadanya.”(HR. Nasa’i)

Oleh karena mengerjakan sihir adalah perbuatan kufur akbar, maka syirik yang dimaksud dalamhadits tersebut adalah syirik akbar. Hal inidiperkuat dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari Jundub radhiyallahu ’anhu tentang hukuman bagi tukang sihir:

"Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal dengan pedang." (HR. Tirmidzi dan Daruquthni)

25. Percaya pada pantangan, mitos dan khurafat/takhayul

Banyak orang yang takut tidak selamat mengenakan baju hijau saat berkunjung ke pantai selatan,karena dianggap pantangan yang tidak disukai oleh Nyi Roro Kidul. Di sisi lain masyarakat jugamasih takut tidak selamat bila melakukan pesta pernikahan di bulan Suro (Muharram). Merekamenganggap bulan Suro sebagai bulan yang keramat. Padahal keselamatan manusia itu tidak terletakpada tradisi atau keyakinan seperti itu, tapi berada di tangan Allah yang akan diberikan kepada orangyang taat menjalankan kitab-Nya, sebagaimana firman-NyaSubhanahu Wa Ta'ala:

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalankeselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap-gulitakepada cahaya yang terang-benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yanglurus. (QS. Al-Maidah: 16)

Percaya pada pantangan yang disertai keyakinan adanya sesuatu selain Allah yang akanmendatangkan mudharat (bahaya) jika pantangan tersebut dilanggar, maka kepercayaan ini termasuksyirik akbar, hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

Dan mereka mengibadati selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatankepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberisyafa'at kepada kami di sisi Allah." Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apayang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?" Maha Suci Allah danMaha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. (QS. Yunus: 18)

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Apakah yang telah diturunkan Rabb-mu?" Merekamenjawab: "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu," (QS. An-Nahl: 24)

Adapun mitos adalah cerita-cerita bohong tentang suatu hal seperti asal-usul tempat, alam, manusiadan sebagainya yang mengandung arti mendalam dan diungkapkan dengan cara gaib. Sedangkandefinisi khurafat adalah ajaran atau keyakinan yang tidak mempunyai landasan kebenaran, disebutpula takhayul. Hukum percaya kepada mitos dan khurafat adalah syirik. Adapun klasifikasi syirikakbar atau syirik asghar**tergantung pada jenis khurafat dan mitos serta pengamalan darikepercayaan tersebut. Salah satu contoh mitos dan khurafat yang dikategorikan syirik akbar sepertikeyakinan akan keberadaan Nyi Rodo Kidul sebagai penguasa pantai selatan, bahkan sampaimelakukan ritual nadranan (ruwatan) meminta manfaat dan tolak bala kepada Nyi Roro Kidul.Khurafat dan mitos ini adalah syirik akbar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam.Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?"Niscaya mereka menjawab: "Allah." Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yangkamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberirahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?" Katakanlah: "Cukuplah Allahbagiku." Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. (QS. Az-Zumar: 38)

26. Percaya pada dukun dan tukang ramal/paranormal

Dalam fiqih Islam setidaknya ada dua istilah terkait dengan masalah ini:

-'Arraf (dukun): yaitu orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang tersembunyi dari perkara-perkara yang telah terjadi, seperti mengaku mengetahui peristiwa pencurian, atau barang-barang yangtelah hilang.

-Kahin (tukang ramal/paranormal): yaitu orang yang mengaku mengetahui berbagai peristiwa yangakan terjadi di masa mendatang. Biasanya mereka bekerja sama dengan jin-jin fasik (setan), ataubersandar kepada bintang-bintang atau kepada sebab-sebab dan pendahuluan-pendahuluan(mukadimah) yang mereka buat sendiri.

Ada yang mengatakan 'arraf itu tukang ramal, sedangkan kahin itu dukun. Bahkan ada juga yangmengatakan 'arraf dan kahin itu sama saja, karena keduanya sama-sama mengaku mengetahuiperkara yang ghaib (lihat no. 13).

Mendatangi dukun atau tukang ramal/paranormal amat berbahaya. Yang termasuk dalam hukum iniadalah membaca ramalan bintang. Membaca ramalan seperti itu tidak perlu lagi mendatangi dukunatau tukang ramal, namun cukup membaca majalah ramalan bintang atau menonton tayanganramalan nasib di televisi.

Mendatangi dengan membenarkan dukun atau tukang ramal dalam segala hal dengan keyakinanbahwa dukun atau tukang ramal itu mengetahuinya dengan sendirinya, maka hal ini dihukumimusyrik dan kafir (keluar dari Islam), karena mengetahui hal ghaib secara khusus hanya Allah yangtahu, sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:

Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib,kecuali Allah." Dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS. An-Naml: 65)

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Diasendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yanggugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi,dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (LauhMahfudz)." (QS. Al-An'am: 59)

Adapun mendatangi dukun atau tukang ramal dengan keyakinan bahwa dukun atau tukang ramaltersebut mendapatkan ramalan dari jin/setan sehingga dia mengetahui ada barang yang hilang atauterjatuh, atau mengetahui perkara-perkara yang akan terjadi, maka seperti ini ada dua hukuman:

-Tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:

Dari Shafiyah radhiyallahu ’anha dari beberapa istri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallambahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mendatangi'arraf (dukun), lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu perkara maka shalatnya tidak akanditerima selama empat puluh malam." (HR. Muslim dan Ahmad)

Imam Nawawi berkata: “Adapun maksud tidak diterima shalatnya adalah orang tersebut tidakmendapatkan pahala. Namun shalat yang ia lakukan tetap dianggap dapat menggugurkan kewajibanshalatnya dan ia tidak butuh untuk mengulangi shalatnya.”

-Kufur terhadap apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,yang dimaksud adalah kufur asghar, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:"Barangsiapa yang mendatangi 'arraf (dukun) atau kahin (tukang ramal) kemudian membenarkanperkataannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam." (HR. Nasa'i, Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Kadangkala ramalan tersebut secara kebetulan tepat. Sungguhpun demikian, ramalan dukun atautukang ramal/paranormal tidak boleh dipercayai karena jin/setan sendiri tidak mengetahui perkara-perkara ghaib, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

...Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yangghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan. (QS. Saba: 14)

29. Melakukan ritual sesajen/persembahan korban untuk selain Allah (tradisipesta sedekah bumi/laut, tradisi tumbal, dan lain-lain)

Berkorban dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah suatu bentuk ibadah yangagung, sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:

Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah karena Allah,Rabb semesta alam. (QS. Al-An'am: 162)

Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berkorbanlah. (QS. Al-Kautsar: 2)

Kedua ayat di atas menunjukkan agungnya keutamaan ibadah shalat dan berkorban, karenamelakukan dua ibadah ini merupakan bukti kecintaan kepada Allah dan pemurnian agama bagi-Nyasemata-mata, serta pendekatan diri kepada-Nya dengan hati, lisan dan anggota badan, juga denganmenyembelih hewan qurban yang merupakan pengorbanan harta yang dicintai jiwa kepada Dzatyang lebih dicintainya, yaitu AllahSubhanahu Wa Ta’ala.

Oleh karena itu, mempersembahkan ibadah ini kepada selain Allah (baik itu jin, dewa/dewi, manusiaataupun lainnya) dengan tujuan untuk mengagungkan dan mendekatkan diri kepadanya, yang dikenaldengan istilah ritual sesajen sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan orang dalam ritualsedekah bumi/laut, tradisi tumbal, dan semacamnya adalah perbuatan syirik akbar, berdasarkanfirman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan hadits-hadits berikut:

Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakanAllah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untukberhala-berhala kami." Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak

sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepadaberhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu. (QS. Al-An'am: 136)

Dan mereka sediakan untuk berhala-berhala yang mereka tiada mengetahui (kekuasaannya), satubahagian dari rezki yang telah Kami berikan kepada mereka. Demi Allah, sesungguhnya kamu akanditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan. (QS. An-Nahl: 56)

...dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.... (QS. Al-Maidah: 3)

Dari ‘Ali radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepadakudengan empat nasihat: “Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah. Allah melaknatanak yang melaknat kedua orang tuanya. Allah melaknat orang yang melindungi muhdits (orangyang jahat)/muhdats (pelaku bid’ah). Allah melaknat orang yang sengaja mengubah patok batastanah." (HR. Muslim)

Dari Thariq bin Syihab radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda: “Ada seorang lelaki yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lainyang masuk neraka gara-gara lalat.” Mereka (para sahabat) bertanya: “Bagaimana hal itu bisaterjadi wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Ada dua orang lelaki yang melewati daerah suatukaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan melewati daerah itumelainkan dia harus berkorban (memberikan sesaji) sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka punmengatakan kepada salah satu di antara dua lelaki itu: 'Berkorbanlah.' Maka dia menjawab: 'Akutidak punya apa-apa untuk dikorbankan.' Maka mereka mengatakan: 'Berkorbanlah, walaupunhanya dengan seekor lalat.' Maka dia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka punmemperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah dia masukneraka. Dan mereka juga mengatakan kepada orang yang satunya: 'Berkorbanlah.' Dia menjawab:'Tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah ‘Azza Wa Jalla.' Maka mereka punmemenggal lehernya, dan karena itulah dia masuk surga.'" (HR. Ahmad)

Adapun orang-orang yang ikut berpartisipasi dan membantu terselenggaranya acara ritual pemberiansesaji tersebut dalam segala bentuknya, adalah termasuk perbuatan dosa yang sangat besar, karenatermasuk tolong-menolong dalam perbuatan maksiat yang sangat besar kepada Allah, yaitu perbuatansyirik. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah: 2)

30. Menyembelih hewan dengan menyebut nama selain Allah dan bernazaruntuk selain Allah

Menyembelih hewan dengan menyebut nama selain Allah, misalnya dengan menyebut nama"Husein" yang sering dilakukan oleh orang-orang Syiah, khususnya Rafidhah, adalah termasuk

perbuatan syirik meskipun sembelihan itu ditujukan untuk beribadah kepada Allah. Hal iniberdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan hadits berikut:

Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah karena Allah,Rabb semesta alam. (QS. Al-An'am: 162)

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atasnama selain Allah... (QS. Al-Maidah: 3)

Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya,jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya. (QS. Al-An'am: 118)

Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketikamenyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnyasyaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamumenuruti mereka (menghalalkan bangkai), sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yangmusyrik. (QS. Al-An'am: 121)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Terlaknatlah orang yang mencela ayahnya, terlaknatlah orang yang mencela ibunya. Terlaknatlahorang yang menyembelih bukan karena Allah, terlaknatlah orang yang merubah batas tanah,terlaknatlah orang yang membisu (tidak mau memberi petunjuk) terhadap orang yang buta yangmencari jalan. Terlaknatlah orang yang menyetubuhi binatang dan terlaknatlah orang yang berbuatseperti perbuatan kaum Luth." (HR. Ahmad)

Adapun nazar adalah perbuatan seorang mukallaf (orang yang sudah dikenai beban syariat) yangmewajibkan dirinya sendiri untuk mengerjakan suatu ibadah karena Allah. Nazar tidak bolehdiarahkan kepada selain Allah. Apabila diarahkan kepada selain Allah maka itu termasuk syirik,umpamanya bernazar kepada kuburan wali atau tempat-tempat yang dianggap keramat bahwa apabilahajatnya terkabul akan menyembelih seekor kambing atau akan berpuasa tujuh hari berturut-turut.Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allahmengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun baginya. (QS. Al-Baqarah: 270)

...dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka... (QS. Al-Hajj: 29)

Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. (QS. Al-Insan: 76)

31. Syirik niat dan keinginan

Yaitu melakukan suatu amal ibadah dengan niat karena selain Allah. Penyimpangan niat yangbanyak menimpa manusia dan menodai kesucian ibadah mereka, selain perbuatan riya (lihat no. 40),

adalah terselipnya niat dan keinginan duniawi pada amal ibadah yang dikerjakan manusia.Penyimpangan ini penting untuk diketahui, karena sering menimpa seseorang yang berbuat amalkebaikan tapi dia tidak menyadari terselipnya niat tersebut, padahal ini termasuk bentuk kesyirikanyang bisa menodai bahkan merusak amal kebaikan seorang hamba. Hal ini sebagaimana firmanAllah Subhanahu Wa Ta'ala:

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepadamereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akandirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah diakhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.(QS. Huud: 15-16)

Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa amal saleh yang dilakukan dengan niat duniawi adalahtermasuk perbuatan syirik yang bisa merusak kesempurnaan tauhid yang semestinya dijaga danperbuatan ini bisa menggugurkan amal kebaikan. Bahkan perbuatan ini lebih buruk dari perbuatanriya (memperlihatkan amal saleh untuk mendapatkan pujian dan sanjungan), karena seseorang yangmenginginkan dunia dengan amal saleh yang dilakukannya, terkadang keinginannya itu menguasainiatnya dalam meyoritas amal saleh yang dilakukannya. Ini berbeda dengan perbuatan riya, karenariya biasanya hanya terjadi pada amal tertentu dan bukan pada mayoritas amal, itupun tidak terus-menerus. Meskipun demikian, orang yang yang beriman tentu harus mewaspadai semua keburukantersebut.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitab At-Tauhid mencantumkan sebuah bab khusustentang masalah penting ini, yaitu bab: Termasuk (perbuatan) syirik adalah jika seseorangmenginginkan dunia dengan amal (saleh yang dilakukan)nya.

Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Al-Jawaabul Kaafi hal. 94 menggambarkan hal tersebut denganberkata: “Adapun kesyirikan (penyimpangan) dalam niat dan keinginan (manusia) maka itu(ibaratnya seperti) lautan (luas) yang tidak bertepi dan sangat sedikit orang yang selamat daripenyimpangan tersebut. Maka barangsiapa yang menginginkan dengan amal kebaikannya selainwajah/keridhaan Allah (ikhlas), meniatkan sesuatu selain untuk mendekatkan diri kepada-Nya, atauselain mencari pahala dari-Nya maka sungguh dia telah berbuat syirik dalam niat dan keinginannya.Ikhlas adalah dengan seorang hamba mengikhlaskan untuk Allah (semata) semua ucapan, perbuatan,keinginan dan niatnya.”

32. Mencintai sesuatu selain Allah seperti atau lebih dari mencintai Allah

Yaitu cinta kepada sesuatu selain Allah dengan membentuk sikap pengabdian, kepasrahan, dankerendahan. Cinta semacam itu tidak boleh ditujukan kepada selain Allah. Barangsiapa yangmengarahkannya kepada selain Allah, maka dia telah terjerumus ke dalam perbuatan syirik. Misalnyakita mencintai seseorang, kita rela melakukan apa saja demi orang itu, sampai-sampai terkadang lupadengan Allah, lupa beribadah, atau malah berbuat maksiat. Padahal Allah-lah yang menciptakan cinta,

dan cinta yang sempurna hanyalah pantas ditujukan kepada Allah semata. Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman:

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menjadikan andad (tandingan-tandingan) selain Allah;mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang berimanamat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim (syirik)itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allahsemuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. Al-Baqarah:165)

Lalu tidak bolehkah kita mencintai orangtua, istri, anak, saudara, harta, rumah, kendaraan?

Tentu saja boleh, dan itulah yang disebut cinta naluriah (mahabbah thabi’iyyah). Hal itu dibenarkankarena bersifat fitri. Akan tetapi cinta kepada semuanya itu tidak boleh melebihi cinta kepada Allahdan bahkan cinta kepada semuanya itu haruslah dipayungi dan dibimbing dengan cinta kepada Allah.

Begitu pula, kecintaan kepada semua hal itu harus berakhir manakala mulai bertentangan dengantuntutan cinta kepada Allah. Aplikasinya adalah seperti yang digambarkan dalam firmanAllah Subhanahu Wa Ta'ala:

Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jikakeduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmutentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Akukabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Al-‘Ankabut: 8)

Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, hartakekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggalyang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya dan daripada berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberipetunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah: 24)

33. Memakai pelet dan susuk

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Sesungguhnya mantera-mantera (jampi-jampi), jimat-jimat, dan tiwalah adalah syirik. (HR. Ahmad,Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

Tiwalah yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah sesuatu yang dibuat dan diklaim bisa membuatperempuan lengket pada suami dan sebaliknya (Kitab Tauhid, Syaikh Muhammad At Tamimi). Jadibisa saja tiwalah itu berupa pelet, susuk, dan bulu perindu. Namun sebagian ulama mengatakanbahwa tiwalah yang dimaksud adalah jika berasal dari sihir (Syarh Kitab Tauhid, hal. 62). Al HafizhIbnu Hajar mengatakan bahwa tiwalah ini diperoleh dari jalan sihir (Fathul Bari, 10:196). Sehinggajika pemikat hati atau pemikat cinta berupa pelet, susuk, dan bulu perindu, maka termasuk dalam

kategori tamimah (jimat-jimat). Dan jimat-jimat itu terlarang sebagaimana telah disebutkan puladalam hadits di atas.

Memakai tiwalah (pelet dan susuk) termasuk syirik karena di dalamnya ada keyakinan untukmenolak bahaya dan mendatangkan manfaat dari selain Allah (Fathul Majid, 139). SyaikhMuhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Tiwalah tergolong syirik karena tiwalahbukanlah sebab syar’i (yang didukung dalil) dan bukan pula sebab qodari (yang dibuktikan melaluieksperimen).” (lihat no. 36).

Lalu bagaimana jika yang memasang susuk itu seorang "kyai" atau menggunakan ayat-ayat Al Quran?

Syaikh Bin Baz rahimahullah memberikan komentar terhadap perkataan Ibnu Hajar yang menyebuttiwalah sebagai bagian dari sihir: “Meskipun yang melakukan (memasang susuk) itu mengakusebagai muslim yang fanatik, mereka menulis Al Quran dan asma Allah hanya sebagai bentukpelecehan terhadapnya, karena mereka menulis seperti caranya orang-orang Yahudi, yakni memisah-misahkan hurufnya (seperti dalam mujarobat, pen) dengan tinta khusus dan mencampurinya denganmantra-mantra jahiliyyah.”

Dengan kata lain para pemasang susuk telah melakukan sihir, sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: "Barangsiapa melakukan sihir, maka dia telah berbuat syirik." (lihat no. 24).

Alasan "yang penting niatnya" tidak bisa mengubah status haram menjadi halal. Karena niat baikhanya akan mendapat nilai baik jika jenis amal dan cara mengerjakannya juga baik dan benar dalampandangan syar’i. Seperti seorang wanita tidak dibenarkan menjadi pelacur meskipun tujuannyaadalah untuk menghidupi keluarga yang menjadi tanggungannya. Sedangkan melakukan kesyirikanapapun tujuannya lebih buruk dari itu, karena syirik adalah dosa yang paling besar.

36. Percaya pada azimat/jimat

Mengenakan jimat dan mempercayainya dapat memberikan manfaat atau melindungi dari bahaya danmenolak bala’ adalah syirik akbar karena menyamakan Allah dengan makhluk dalam perkara yangmerupakan kekhususan bagi Allah. Adapun mengenakan jimat dan meyakini Allah yang memberikanmanfaat atau melindungi dari bahaya dan menolak bala’, sedang jimat itu hanya sebagai sebab adalahsyirik asghar. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan hadits-hadits berikut:

Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yangmenghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, makaDia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (QS. Al-An’am: 17)

Dari ‘Uqbah bin 'Amir Al-Juhani radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa menggantungkan jimat, maka ia telah melakukan syirik.” (HR.Ahmad dan Hakim)

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda: “Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan pelet adalah syirkun.” (HR. Ahmad, AbuDawud, dan Ibnu Majah)

Dalam hadits tersebut kata syirik dalam bentuk nakirah: "syirkun" (tidak ada alif lam di awalnya).Yang dimaksud di sini adalah syirik asghar (lihat Rasa-il fil ‘Aqidah, Dr. Muhammad bin Ibrahim AlHamad, hal. 437-439).

Mengambil sebab untuk meraih suatu kemanfaatan dan menolak kemudaratan tidak dilarang dalamIslam, bahkan dianjurkan. Tetapi dengan syarat, sebab tersebut adalah sebab syar’i atau sebab qodari.Maka menjadikan sesuatu sebagai sebab, padahal ia bukanlah sebab syar’i dan bukan pula sebabqodari adalah perbuatan syirik (lihat penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih Al‘Utsaimin rahimahullah pada Al Qoulul Mufid, 1/168).

Sebab syar’i maksudnya adalah sebab yang dijelaskan oleh dalil syar’i. Contoh sebab syar'i:membaca surat Al-Fatihah untuk orang sakit adalah sebab kesembuhannya. Sedangkan yangdimaksud dengan sebab qodari adalah sebab yang Allah ciptakan sebagai sebab di alam ini dan dapatdiketahui dengan dua cara: pertama, dengan dalil syar’i dan kedua, dengan penelitian ilmiah danpercobaan. Contoh sebab qodari dengan dalil syar'i: madu, habbatus sauda’, kencing unta untuk obatsakit perut, bekam dan lain-lain adalah sebab-sebab kesembuhan. Adapun contoh sebab qodaridengan penelitian ilmiah dan percobaan: obat-obat antibiotik kedokteran modern yang merupakansebab untuk menekan atau menghentikan perkembangan bakteri atau mikroorganisme berbahayayang berada di dalam tubuh.

37. Percaya pada tathayur

Tathayur (perasaan sial) yaitu meyakini adanya kesialan (thiyarah) karena sesuatu. Sepertimisalnya pada hari-hari tertentu yang terkait dengan hari kelahiran atau weton tertentu, konon akanmerugi jika keluar bekerja atau berdagang pada hari Selasa. Atau akan tidak awet jika mulai bekerjapada hari kamis. Ada juga yang dihitung berdasarkan tanggal lahir dan wetonnya lalu dia tidak bolehberjalan ke arah utara pada hari tertentu dan tak boleh ke barat pada hari tertentu lainnya.

Al-Qarafi rahimahullah berkata: “Tathayur adalah persangkaan jelek yang muncul dalam hati,sedangkan thiyarah adalah perbuatan yang dilakukan sebagai akibat dari persangkaan itu, yaitularinya dia dari urusan yang akan dilakukan atau perbuatan yang lain.” (lihat Al Furuq4/238).

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallambersabda: "Thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik, tidak ada seorangpun di antara kita melainkan (dalam hatinya terdapat hal ini), hanya saja Allah menghilangkannyadengan tawakal kepada-Nya." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Siapa yang membatalkan hajatnya karena thiyarah (kesialan), maka ia telah berbuat syirik." Parasahabat bertanya: “Apakah tebusan daripada perbuatan tersebut?” Beliau menjawab: “Ucapkanlah:

'Ya Allah, tidak ada sesuatu kebaikan kecuali kebaikan-Mu, tidak ada kesialan kecuali kesialan yangdatang daripada-Mu, dan tidak ada ilah melainkan Engkau.'" (HR. Ahmad)

Thiyarah termasuk syirik karena keyakinan bahwa ia bisa mendatangkan manfaat atau menolakmudharat. Keyakinan seperti ini bertentangan dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapatmenghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak adayang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nyadi antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.Yunus: 107)

Contoh tathayur lainnya percaya pada tanda-tanda kesialan tertentu, misalnya ada burung gagakhitam pasti di kampung ini akan ada yang meninggal dunia atau terkena wabah. Demikianjuga percaya pada tempat-tempat tertentu menjadi angker atau sial karena peristiwa tertentu misalnyatempat bekas kecelakaan, sehingga tikungan tersebut menjadi angker.

Dari Imran bin Husain bin Ali radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda: "Bukan termasuk golongan kami yang melakukan atau meminta tathayur (menentukannasib sial berdasarkan tanda-tanda benda, burung, dan lain-lain), yang melakukan praktek dukunatau yang didukuni, yang menyihir atau meminta disihirkan, dan barangsiapa mendatangi kahin(tukang ramal) dan membenarkan apa yang ia katakan, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadapapa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam." (HR. Bazzar)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Tidak termasuk golongan kami orang yang bertathayur (merasa sial karena sesuatu) atau memintaditathayurkan (ditebak kesialannya), atau menenung atau minta ditenungkan, menyihir atau mintadisihirkan." (HR. Thabrani)

38. Mencela masa/waktu (apalagi mencela Allah, ayat-ayat-Nya, atau rasul-Nya)

Mencela masa atau cuaca dengan meyakini bahwa ia adalah pelaku utama terjadinyakeburukan sesuatu, ini hukumnya adalah syirik akbar karena dia meyakini adanya pencipta lainselain Allah dan menyandarkan terjadinya suatu peristiwa kepada selain Allah. Umpamanyaperkataan:

“Aku benci musim kemarau karena ia menimbulkan bencana kelaparan.”

“Tahun ini merupakan tahun pembawa kesialan.”

"Sial banget hari ini, kami selalu kalah jika bertanding pas hari Rabu."

"Bulan Suro, bulan penuh petaka!"

Bila mengucapkan celaan tersebut dengan diiringi keyakinan bahwa ia adalah pelakuutama terjadinya kelaparan atau musibah lainnya maka hal ini adalah syirik akbar (lihatrincian Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin rahimahullah dalam Al Qoulul Mufid ’alaKitabit Tauhid).

Mencela waktu adalah kebiasaan orang-orang musyrik di masa lalu. Mereka menyatakan bahwa yangmembinasakan dan mencelakakan mereka adalah waktu. Allah pun mencela perbuatan mereka inisebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta'ala:

Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kitahidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa (waktu)." Dan mereka sekali-kalitidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (QS. Al-Jatsiyah: 24)

Begitu juga dalam sebuah Hadits Qudsi disebutkan mengenai larangan mencela waktu:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: ”Allah ’Azza Wa Jalla berfirman: ’Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mencelawaktu, padahal Aku adalah (pengatur) waktu, Aku-lah yang membolak-balikkan malam dan siang.'”(HR. Bukhari dan Muslim)

Sedangkan mencela Allah, ayat-ayat-Nya, atau rasul-Nya dikategorikan sebagai kekufuranyang mengeluarkan dari agama. Sama saja apakah si pelakunya melakukan itu ketika marah ataudalam keadaan rela. Dan sama saja apakah ia melakukan itu serius atau bercanda. AllahSubhanahuWa Ta'ala berfirman:

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulahmereka akan manjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda-gurau dan bermain-mainsaja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman... (QS. At-Taubah: 65-66)

Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dandisebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok. (QS. Al-Kahfi:106)

39. Bersumpah dengan menyebut selain nama Allah

Bersumpah dengan nama Allah adalah bentuk mengagungkan Allah. Oleh karenanya, bersumpahdengan selain nama Allah dinilai sebagai bentuk tindakan lancang kepada Allah dan melecehkankesempurnaan dan keagungan Allah. Karena seorang insan jika ingin menegaskan bahwa dirinyabenar dalam perkataannya atau berupaya membersihkan diri dari tuduhan yang dialamatkankepadanya maka dia akan bersumpah dengan sesuatu yang paling agung dalam hatinya. Adakah dialam semesta ini suatu yang lebih agung dibandingkan dengan Allah? Oleh karena itu, bersumpahdengan selain nama Allah tergolong kesyirikan sebab dalam sumpah tersebut terkandung

pengagungan kepada selain Allah. Sedangkan pengagungan termasuk jenis ibadah yang tidak bolehditujukan kecuali hanya kepada Allah 'Azza Wa Jalla.

Yang dimaksud bersumpah dengan menyebut selain nama Allah -yang tergolong syirik- mencakupsegala sesuatu selain Allah, baik itu Ka'bah, rasul, malaikat, langit, dan lain-lain. Misalnya denganmengatakan “demi Ka'bah”, atau “demi Rasulullah”, “demi Jibril”, "demi langit yang luas", "demibangsa dan negara", "demi kehormatanku", "demi cintaku kepadamu", dan seterusnya.

Dari Sa’ad bin Ubadah radhiyallahu ’anhu, suatu ketika Ibnu Umar radhiyallahu ’anhu mendengarseorang yang bersumpah dengan mengatakan: "Tidak, demi Ka’bah." Maka Ibnu Umar berkatakepada orang tersebut: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:'Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah maka dia telah melakukan kesyirikan.'" (HR. AbuDawud)

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik.”(HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Hakim)

Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Barangsiapa yang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, maka sungguh dia telah kafiratau musyrik." (HR. Ibnu Abi Hatim)

Bersumpah dengan menyebut selain nama Allah adalah syirik akbar jika diiringi keyakinan bahwasesuatu yang disebutkan dalam sumpah tersebut sederajat dengan Allah dalam pengagungan dandalam keagungan. Jika tidak ada unsur ini maka hukumnya adalah syirik asghar (Al Imam AdzDzahabi dalam kitab Al Kabair menyebutkan beberapa bentuk syirik asghar antara lain bersumpahdengan selain nama Allah dan percaya pada tathayur).

40. Berbuat riya dan sum'ah

Yang dimaksud riya adalah melakukan suatu amalan agar orang lain bisa melihatnya kemudianmemuji dirinya. Termasuk ke dalam riya yaitu sum’ah, yakni melakukan suatu amalan agar oranglain mendengar apa yang kita lakukan, sehinga pujian dan ketenaran pun datang. Riya dan semuaderivatnya merupakan perbuatan dosa dan merupakan sifat orang-orang munafik. Al Quran dan AsSunnah telah memperingatkan tentang riya dan sum'ah ini:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu denganmenyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkanhartanya karena riya kepada manusia... (QS. Al-Baqarah: 264)

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:"Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaandengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlahiamempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabb-nya. (QS. Al-Kahfi: 110)

Daru Jundub bin Abdullah bin Sufyan radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang berbuat sum'ah maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akanmenyingkap hakikat dirinya, dan barangsiapa yang berbuat riya maka Allah Subhanahu Wa Ta'alaakan membuka tabir kejelekannya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda: "Maukah kuberitahukan kepada kalian tentang sesuatu yang lebih tersembunyi di sisikuatas kalian daripada Al Masih Ad Dajjal?" Para shahabat menjawab: "Kami mau, wahaiRasulullah." Rasulullah bersabda: ”Syirik khafi (tersembunyi), seseorang bangkit untukmelaksanakan shalatnya, lalu menghiasi (memperindah) shalatnya karena ia tahu ada seseorangyang memperhatikannya." (HR. Ibnu Majah)

Riya ada dua jenis. Jenis yang pertama hukumnya syirik akbar. Hal ini terjadi jika seseorangmelakukan seluruh amalnya agar dilihat manusia, dan tidak sedikit pun mengharap wajah/keridhaanAllah. Dia bermaksud bisa bebas hidup bersama kaum muslimin, menjaga darah dan hartanya. Inilahriya yang dimiliki oleh orang-orang munafik. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman tentang keadaanmereka:

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Danapabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (denganshalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (QS. An-Nisaa: 142)

Adapun yang kedua adalah riya yang terkadang menimpa orang yang beriman. Sikap riya initerkadang muncul dalam sebagian amal. Seseorang beramal karena Allah dan juga diniatkan untukselain Allah. Riya jenis ini merupakan perbuatan syirik asghar. Syirik asghar adalah hukum asal riyasebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:

Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda: “Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik asghar.” Mereka(para Sahabat) bertanya: “Apakah syirik asghar itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Yaituriya. Allah akan berfirman pada hari kiamat nanti ketika Ia memberi ganjaran amal perbuatanhamba-Nya: 'Pergilah kalian kepada orang yang kalian berlaku riya terhadapnya. Lihatlah apakahkalian memperoleh balasan dari mereka.'" (HR. Ahmad, Baghawi, dan Thabrani)

.Keterangan:

* Syirik akbar atau syirik besar adalah perbuatan mempersekutukan Allah yang mengeluarkanpelakunya dari Islam, menghapuskan seluruh amal ibadahnya, dan menjadikannya kekal di dalamneraka.

** Syirik asghar atau syirik kecil adalah perbuatan mempersekutukan Allah yang tidak sampaimengeluarkan pelakunya dari Islam, namun ia berdosa dengan dosa yang paling besar lebih besardaripada dosa-dosa besar perbuatan maksiat seperti membunuh, mencuri, berzina, dan minumkhamar (minuman keras).

.Catatan:

• Ada 3 (tiga) syarat diterimanya amal ibadah: (1) Mukmin, yaitu bersih dari syirik dan kufur kepadathaghut; (2) Ikhlas, yaitu semata-mata hanya karena Allah; dan (3) Mutaba’ah, yaitu sesuai dengantuntunan Rasul.