40721791-pendahuluan
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat keseluruh
bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan zat hara terlarut
didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses
pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem (Teddy, 2009).
Sebagian besar unsur hara dibutuhkan tanaman, diserap dari larutan tanah melalui akar,
kecuali karbon dan oksigen yang diserap dari udara oleh daun. Penyerapan unsur hara secara
umum lebih lambat dibandingkan dengan penyerapan air oleh akar tanaman (lakitan, 1999).
Pengambilan zat kedalam sel merupakan proses yang amat kompleks dan baru sedikit
terungkap. Banyak inhibisi metabolik dan fenomena kompetisi antara substrat-substrat yang
disampaikan bersama-sama, jelas dapat dikembalikan pada mekanisme pengatur yang sudah
bekerja sejak transport zat berlangsung (Schlegel, 1999).
Apabila air dan ion mineral memasuki xilem, keduanya diangkut kesemua bagian
tumbuh-tumbuhan. Pengangkutan tidak perlu cepat, tetapi mekanisme yang digunakan itu harus
dapat mengangkut bahan-bahan pada jarak yang jauh karena xilem mengandung dua jenis unsur
penyalur yaitu vesel dan trakeid. Vesel menyediakan jalan terbaik karena vesel itu membentuk
saluran selanjar yang berongga penuh dari akar hingga ke daun (Mader, 1995).
Garam-garam mineral dari air tanah dan keduanya diabsorbsi oleh akar. Mineral-mineral
itu diabsorbsi dan diakumulasikan dari xilem diserap ke akar dan didistribusikan ketanaman
dengan cara transportasi, jadi transpirasi sangat efisien dalam transportasi dan distribusi zat hara
dari akar ke daun (Mukherji dan Ghosh, 1996).
Transportasi sejauh ini hanya efektif melalui jaringan pengantar yang berspesialisasi,
yaitu xilem dan floem yang meluas sebagai sistem pembuluh bersinambung diseluruh bagian
tumbuhan. Hara tanah bergerak keatas dari atas kebagian atas tanah dalam unsur trakeid (xilem)
bahan terlarut anorganik yang diserap dari tanah oleh sel-sel akar yang hidup dilewatkan
kedalam lumen berair dari unsur trakeid (Loveless, 1991).
Pada awalnya, diperkirakan air naik kepermukaan atau bagian atas tanaman karena
adanya tekanan dari luar. Hal ini didasarkan atas fakta bahwa jika batang tanaman dipotong dan
kemudian dihubungkan dengan selang maka air didalam selang akar terpotong keatas karena
tekanan yang berasal dari akar (Lakitan, 1995).
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya kemungkinan perembasan tersebut, diadakan
dimana kulit (floem) tanaman dipisahkan dari kayu (xilem) dengan suatu lapis kertas.
Pengangkutan unsur hara dari tanah itu terutama lewat xilem, kedua bahwa unsur tersebut
melintas kebagian floem secara bebas sehingga pengangkutan unsur-unsur anorganik dari tanah
kedaun itu terutama lewat xilem dan organik melewati floem (Dwidjoseputro, 1994).
Pada hakekatnya terdapat 2 cara pergerakan ion kearah akar tanaman : (1) dengan aliran
massa dalam air bergerak masuk menembus tanah menuju akar. Hal ini sangat penting dalam
pertanian tetapi sedikit dipengaruhi oleh akar dan tidak akan dibahas. (2) difusi, gradien
konsentrasi dihasilkan oleh pengambilan ion pada permukaan akar (Fitter dan Hay, 1991).
Unsur hara dapat kontak dengan permukaan akar melalui 3 cara, yakni (1) difusi dalam
larutan tanah (2) secara pasif terbawa oleh aliran air tanah (3) karena akar tumbuh kearah posisi
hara tersebut, setelah berada pada permukaan akar, unsur hara tersebut dapat diserap oleh
tanaman (Lakitan, 1999).
Ketersediaan hara pada suatu titik tetap dalam tanah, dimana penyerapan oleh akar
melibatkan pergerakan ion dari tanah kepermukaan akar karena akar-akar menyebar dalam tanah
bahkan pada suatu horizon yang padat tidak akan menempati lebih dari 10 % ruangannya
(Salisbury dan Ross, 1995).
Air dan garam mineral akan diangkut kedaun melalui xilem, komponen utama penyusun
xilem adalah trakea dan trakeid, trakea merupakan sel mati karena tidak mempunyai sitoplasma,
sel trakeid merupakan sel dasr penyusun xilem, yang terdiri dari sel memanjang yang
mengandung lignin (Goldsworthy dan Fisher, 1996).
Sel pengalir floem terdiri dari sel tiup tapis yang berbaris suatu sudut kesudut lainnya
dengan plat tapis menjadi sempadanya. Sitoplasma menjulur hingga keplat tapis sel-sel yang
berdampingan untuk membentuk sistem tiup tapis selanjar yang menjulur dari akar kedaun,
begitu pula sebaliknya (Wilmer, 1985).
Penyerapan air dan zat hara yang terlarut didalam tanaman dilakukan oleh pembuluh
pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem dimana pengangkutan unsur-unsur anorganik dari
tanah kedaun itu terutama lewat xilem dan organik melewati floem (Teddy, 2009).
Sistem kerja xilem hanya dapat memfokuskan energi yang hanya dapat
mentransportasikan unsur dalam tanaman ketas sehingga dapat memfokuskan energi yang
dimilikinya untuk mengangkut unsur hara tersebut (Harron, 1980).
Fungsi floem adalah sebagai alat transportasi zat anorganik. Kadar pergerakan ditentukan
melalui analisis pengeluaran sap melalui stilet apid diantara dua bagian batang bergerak melalui
floem (http://ahlusunnah.blogspot.com, 2009).
Kecepatan pergerakan unsur hara dan pergerakan air dari bawah (akar) sampai keatas
(puncak) dipengatuhi oleh faktor-faktor tekanan akar, transpirasi, gaya kohesi, dan anatomi
xilem (http://jendelailmu.blogspot.com, 2009).
Pengangkutan zat hara secara longitudinal dari akar kedaun. Tetapi dapat juga secara
transversal. Pengangkutan secara transversal itu berlangsung melalui jari-jari empulur dengan
cara batang tanaman dipangkas dan menunjukkan bahwa daun tersebut biasa saja seperti dengan
akar yang masih utuh (Tjitrosomo, 1987).
Pengangkutan floem harus meliputi pergerakan sejumlah besar bahan organik pada jarak
yang jauh dalam waktu yang agak singkat. Kadar pergerakan telah ditentukan melalui analisis
pengeluaran sap melalui stilet afid diantara dua bagian batang. Bahan tampaknya bergerak
melalui floem pada kadar 60 hingga 100 cm / jam dan mungkin 300 cm / jam (Pardey dan Sinha,
1995).
Air dapat memasuki akar tumbuhan berbunga dengan hanya bergerak diantara sel-sel
epidermis dan korteks melalui dinding sel selanjutnya memasuki sel endodermis untuk sampai ke
xilem dan menuju kebatang dan daun (Suseno, 1994).
Pembahasan
Dari percobaan yang dilakukan, kecepatan pergerakan zat hara yang paling besar adalah
Pacar air (Balsamina impatient) yaitu sebesar 0,238 mm/detik pada perlakuan floem + vaseline.
Hal ini disebabkan oleh dilapisinya bagian samping batang dengan vaseline, sehingga lebih
memudahkan zat hara masuk dibandingkan dengan bagian bawah batang, dikarenakan disisi
batang terdapat gaya kapilaritas. Hal ini sesuai dengan literatur
http://ahlusunnah.blogspot.com (2009) yang menyatakan bahwa fungsi floem adalah sebagai alat
transportasi zat anorganik yang mempunyai daya kapilaritas yang tinggi.
Dari percobaan yang dilakukan, didapat xilem + vaseline pada percobaan
Pacar air (Balsamina impatient) kecepatan pergerakan zat hara sebesar 0,172 mm/detik dan
Bayam duri (Amaranthus sp.) sebesar 0,083 mm/detik. Hal ini dikarenakan xilem harus
memfokuskan energinya terlebih dahulu agar dapat naik kepermukaan daun. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Harron (1980) yang menyatakan bahwa sistem kerja xilem hanya dapat
memfokuskan energi yang dapat mentransportasikan unsur dalam tanaman keatas sehingga dapat
memfokuskan energi yang dimilikinya untuk mengangkut unsur hara tersebut.
Dari percobaan didapat faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan pergerakan unsur
hara dan pergerakan air dari bawah akar sampai keatas puncak yaitu tekanan akar, transpirasi,
gaya kohesi, dan anatomi xilem. Hal ini sesuai dengan literatur http://jendelailmu.blogspot.com
(2009) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mampu membuat air bergerak dari akar
sampai kepuncak pohon yang tinggi adalah tekanan akar, transpirasi, gaya kohesi dan anatomi
xilem.
Dari percobaan didapat tinggi larutan eosin pada Pacar air
(Balsamina impatient) yaitu pada perlakuan floem + vaseline 430 mm dan pada Bayam duri
(Amaranthus sp.) yaitu pada perlakuan floem + vaseline 160 mm. Hal ini disimpulkan bahwa
larutan eosin yang tertinggi terdapat pada komoditi Pacar air (Balsamina impatient). Hal ini
disebabkan karena struktur batang dari Pacar air (Balsamina impatient) lebih lunak dan gampang
meresap air dari pada Bayam duri (Amaranthus sp.) yang mempunyai batang lunak atau basah
dan pangkal tangkai daunnya terdapat duri sehingga disebut bayam duri. Hal ini sesuai dengan
literatur http://www.iptek.net.id (2009) yang menyatakan bahwa Bayam duri (Amaranthus
sp.) mempunyai batang lunak atau basah, tingginya dapat mencapai 1 meter. Sebagai tanda khas
dari tumbuhan bayam duri yaitu pada pohon batang, tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat
duri, sehingga orang mengenal sebagai bayam duri.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kecepatan larutan eosin pada tanaman Pacar air (Balsamina impatient) pada perlakuan
xilem + vaseline adalah 0,172 mm / detik.
2. Kecepatan larutan eosin pada tanaman Pacar air (Balsamina impatient) dengan perlakuan
floem + vaseline adalah 0,238 mm / detik.
3. Kecepatan larutan eosin pada tanaman Bayam Duri (Amaranthus sp.) dengan perlakuan
xilem + vaseline adalah 0,083 mm / detik. sedangkan Kecepatan larutan eosin pada
tanaman Bayam Duri (Amaranthus sp.) pada perlakuan floem + vaseline adalah 0,088
mm / detik.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan pergerakan unsur hara dan air adalah
tekanan akar, transpirasi, gaya kohesi, dan anatomi xilem.
5. Kecepatan pergerakan zat hara yang paling besar adalah pada tanaman Pacar air
(Balsamina impatient) dengan perlakuan floem + vaseline sebesar 0,238 mm / detik.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D., 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fitter, A.H. dan R.K.N Hay, 1982. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Terjemahan S. Andani. UGM Press, Yogyakarta.
Goldworthy, P.R. dan N.M Fisher, 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. UGM Press, Yogyakarta.
Harron, S.S., 1980. Pengantar Agronomi. Gramedia, Jakarta.
http://ahlusnnah.blogspot.com, 2009. Transportasi Tumbuhan. Diakses pada tanggal 23 September 2009.
http://jendelailmu.blogspot.com, 2009. Fisiologi Tanaman. Diakses pada tanggal 23 September 2009.
Lakitan, B., 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.
________, 1999. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.
Loveles, A.R., 1991. Prinsip-prinsip Fisiologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Gramedia, Jakarta.
Mader, S.S., 1995. Biologi 3. Diterjemahkan oleh B.S. Poernomo. Kucica.
Mukherji, S. dan A.K. Ghosh, 1996. Plant Physiology. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi.
Pardey, S.N. dan B.K.Sinha, 1995. Plant Physiology. Ulkas Publishing House PLTD, India.
Salisbury, F.B. dan C.W.Ross, 1995. fisiologi Tumbuhan Jilid satu.Diterjemahkan Oleh : D.R.Lukman dan Sumaryono. ITB-Press, Bandung.
Schlegel, H.G., 1999. Mikrobiologi Umum Edisi keenam. Diterjemahkan Oleh : R.M tedjo Baskoro. UGM-Press, Bogor.
Suseno, H.,1994. Fisiologi Tumbuhan. IPB-Press, Bogor.
Teddy, 2009. Transportasi pada Tumbuhan. http://tedbio.multiply.com Pada tanggal 10 September 2009.
Tjitrosomo, S.S., 1987. Botani Umum. Angkasa, Bandung.
Wilmer. 1985. Principle Of Dispersial in Higher Plants. New York.
http://vidaashrafida.blogspot.com/2010/10/laporan-transportasi-zat-hara-labfistum.html