4. sifat-sifat logam pada suhu...
TRANSCRIPT
4. Sifat-sifat Logam pada Suhu Rendah
�Deformasi pada suhu di bawah suhu rekristalisasi menyebabkan:
- Naiknya kekerasan dan kekuatan
�Suhu rendah : suhu di bawah temperatur rekristalisasi
Suhu rekristalisasi , TR= 0.4~0.5Tcair (Kelvin)
Suhu Kelvin (K) = (Suhu Celcius + 273 )K
4.1 Pengaruh Pengerjaan Dingin terhadap Sifat Logam
- Naiknya kekerasan dan kekuatan
- Menurunnya keuletan
�Penyebabnya: naiknya kerapatan dislokasi akibat pengerjaan dingin
Bila terlalu rapuh
(menurun keuletannya)
Logam tidak dapat
dideformasi
Bila dianil/dipanaskan di
atas suhu rekristalisasi
Logam dapat
dideformasi
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
-Property: sifat-sifat
-Reduction by cold work, %: pengurangan
dengan pengerjaan dingin
-Tensile strength: kekuatan tarik
-Yield strength: kekuatan luluh
-Reduction in area: pengurangan luas
penampang
Gbr.4.1 Perubahan sifat-sifat mekanis logam akibat
pengerjaan dingin
penampang
-Elongation: penambagan, L1-L0
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
4.2 Pengaruh Pemanasan setelah Pengerjaan Dingin
Gbr.4.2 Perubahan sifat-sifat mekanis logam akibat
-Recovery: pulihnya sifat-sifat fisik logam
yang telah dideformasi tanpa ada
perubahan mikrostruktur yang berarti.
-Recrystallization= rekristalisasi: proses
pengaturan dan pembentukan kembali
kristal-kristal
-Grain growth=pertumbuhan butir: terjadi
bila dipanaskan lama di atas suhu
rekristalisasi. Gbr.4.2 Perubahan sifat-sifat mekanis logam akibat
pemanasan: recovery dan rekristalisasi
rekristalisasi.
Dengan adanya pemanasan maka kerapatan dislokasi menurun
yang mana derajat penurunan tergantung pada suhu
�Bila pemanasan berada pada suhu recovery (di bawah suhu rekristalisasi)
maka:
- kerapatan dislokasi berkurang sangat sedikit
- terjadi penurunan regangan internal dalam butiran krital/mikrostruktur
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
4.2.1 Bila pemanasan berada pada suhu recovery (di bawah suhu
rekristalisasi) akan terjadi:
1. Gerakan dislokasi difusi atau disebut climb,
- pada peristiwa ini kerapatan dislokasi tidak menurun.
Gerakan climb negatif dari suatu dislokasi sisi
Gerakan climb positif dari suatu dislokasi sisi
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
4.2.1 Bila pemanasan berada pada suhu recovery (di bawah suhu
rekristalisasi) akan terjadi:
2. Poligonisasi,
yaitu pengaturan kembali susunan dislokasi sehingga menjadi teratur.
- memulihkan sifat-sifat fisik logam
Pengaturan kembali dislokasi sisi setelah poligonisasi(A) Dislokasi berlebihan yang tersisa pada bidang selip setelah
kristal dibengkokkan.(B) Pengaturan kembali dislokasi-dislokasi setelah poligonisasi
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
4.2.2 Bila pemanasan berada pada suhu rekristalisasi akan terjadi proses sebagai berikut:
Pengerolan dingin
1st
2nd
Naiknya kerapatan dislokasi
Inti baru tumbuh saat panas dinaikkan di
atas suhu rekristalisasi dan
menggantikan butir-butir lama
3rd
4th
Pemanasan: terjadi pengintian butir
Pertumbuhan butir
Rekristalisasi usai (butir seragam)
- Kerapatan dislokasi rendah shg menjadi lunak
- Hasil pengerjaan dingin yang getas dapat
dilunakkan kembali sehingga dapat
dideformasi lagi hingga mencapai ukuran yang
diinginkan.
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
4.3 Pengaruh Deformasi terhadap Suhu Rekristalisasi
Deformasi plastis � peningkatan energi dalam logam
(naiknya kerapatan dislokasi)
Pemanasan menjadi masukan energi aktifasi yang akan
dipakai untuk mengubah dari suatu keadaan menjadi
keadaan dengan tingkat energinya lebih rendahkeadaan dengan tingkat energinya lebih rendah
Logam yang tingkat energinya lebih tinggi perlu energi
aktifasi lebih sedikit ke arah yang lebih stabil strukturnya.
Bila derajat deformasi naik, suhu rekristalisasi menurun.
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
4.4 Pengaruh Deformasi dan Pemanasan terhadap Besar Butir
Proses perubahan butir:
Deformasi � � Energi dalam �����Banyak titik-titik
Berenergi tinggi�
Pemanasan di atas
Suhu rekristalisasi
Nukleasi inti-inti
dari titik-titik tsb.
Inti berkembang
Menjadi butir
Butir saling
bertemuButir-butir
homogen
Rekristalisasi
usai
“Makin banyak butir, makin cepat butir saling bertemu dan makin halus”
Regangan kritis terjadinya
rekristalisasi Grafik pengaruh deformasi dan suhu proses rekristalisasi terhadap besar butir.
TR=suhu rekristalisasi
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
Rekristalisasi primer adalah
proses pengintian butir-butir baru yang tumbuh sampai menggantikan butir-butir yang terdeformasi.- Terjadi umum pada logam.
Rekristalisasi sekunderRekristalisasi sekunder adalah
proses penggantian butir-butir halus oleh butir-butir kasarakibat proses anil dengan suhu lebih tinggi sehingga mengurangi energi batas butir dengan mengurangi luar permukaan butir.- Seperti pada Al, Cu
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
4.5 Pengaruh Pemanasan terhadap Sifat Mekanik
Bila logam dikerjakan dingin Keras, kuat dan getas
Dinyatakan dengan:“Cold drawn”
“Hard” , “Extra Hard”
Dianil dengan suhu tinggi(suhu rekristalisasi)
Lunak, Ulet
Bergrade “fully annealed”
Dianil dengan suhu sedikit rendah
Bergrade “1/4 hard”
Dianil dengan suhu lebih rendah
Bergrade “1/2 hard”
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
Contoh
Stainless
steel
AISI 201
KondisiσU (103
psi)σy(103
psi)ε (%)
Annealed 115 55 55
¼ hard 125 75 20
½ hard 150 110 10AISI 201 ½ hard 150 110 10
¾ hard 174 135 5
Full hard 185 140 4Catatan: 1 psi: 6.89x103 Pa
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
5. Sifat-sifat Logam pada Suhu Tinggi
Proses pemanasanpada benda kerja(sebelum dan saat
deformasi)
Perbaikan Struktur MikroContoh:
Pada hasil coran terdapat cacat segregasi (tidak homogennya komposisi kimia), struktur pilar (columnar structure) dan cacat rongga yang mana menjadi lebih
homogen dan baik kualitasnya
KomposisiSegregasi dipanasi Proses difusi
lebih mudah
KomposisiKimia homogen (proses
homogenisasi)
Baja cor dalam bentuk ingot/billet akan bersifat lebih baik setelah dikerjakan panas
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
(a)Gambar skema struktur butir membeku yang menggunakan cetakan dingin.(b)Potongan melintang dari ingot aluminium paduan 1100 (99% Al).Catatan:- Butir kolom tumbuh tegak lurus permukaan cetakan karena pendinginan yang lambat dengan inti butir yang sedikit.
- Butir halus terjadi karena pendinginan yang cepat dengan inti butir yang banyak.
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
Mekanisme Pelunakan pada Pengerjaan Panas
Selama deformasi pada suhu tinggi, akan terjadi rekristalisasi :1. Dinamis (dynamic recrystalization): terjadi saat proses deformasi2. Statis (static recrystalization): terjadi setelah proses deformasiKedua kondisi ini terjadi pada material yang memilik energi salah tumpuk.
Energi salah tumpuk (stacking fault energy, SFE) adalahEnergi bebas di daerah salah tumpuk dari atom-atom.“Bila stacking fault mudah terjadi dalam material tersebut maka logam “Bila stacking fault mudah terjadi dalam material tersebut maka logam
memiliki energi stacking fault yang rendah”
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
Contoh: Ekstrusi Panas (Hot Extrusion) dengan reduksi 99%
a. Logam dengan SFE tinggi spt. Aluminium (SFE= ~200 mJ/m2)
Dengan SFE tinggi
Energi dalam danKerapatan dislokasi
menurun
Energi dorong RAM tidakcukup untuk rekristalisasi
Energi hanya cukupuntuk dynamic recovery tetapi
tidak cukup untuk dynamic
recrystalization
Static Recrystalization
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan
Contoh: Ekstrusi Panas (Hot Extrusion) dengan reduksi 99%
b. Logam dengan SFE rendah spt. Baja (SFE= 8~45 mJ/m2)
Dengan SFE Energi dalam dan
Kerapatan dislokasiEnergi dorong RAMDengan SFE
rendahKerapatan dislokasi
meningkat
Energi dorong RAMcukup untuk rekristalisasi
Dynamic dan static
recrystalization
Karena suhu pengerjaan panas diatas suhu rekristalisasi dan
maksimum 50 ~100°°°°C di bawah suhu cair, maka didapatkan struktur yang halus (bersifat lunak, tanpa pengerasan regangan)
Proses Manufaktur IIIProses Manufaktur III�YudySuryaIrawan�YudySuryaIrawan