4. resume phpl__pt. mww
TRANSCRIPT
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
1
RESUME HASIL PENILAIAN KINERJA PHPL
PADA IUPHHK-HA PT. MULTI WAHANA WIJAYA
KABUPATEN TAMBRAUW, PROVINSI PAPUA BARAT
(1) Identitas LPPHPL
a. Nama Lembaga : PT. AYAMARU SERTIFIKASI b. Nomor Akreditasi : LPPHPL-001-IDN,
tanggal 2 September 2010 LVLK-011-IDN Tanggal 23 November 2012
c. Alamat : KOMPLEK RUKO BRAJA MUSTIKA B-
11 LANTAI 1, Jl. Dr. Sumeru RT/RW
002/001, Bogor Barat d. Nomor telepon/faks/E-mail : Telp. 0251-8333513, 8333515
Fax. 0251-8333593 Email : [email protected] Website : www.ayamarusertifikasi.co.id
e. Direktur : Ir. Akhmad
f. Tim Audit : 1. Burhanudin HS, S. Hut (Lead Auditor/Auditor Prasyarat)
2. Dwi Jatmiko Febrianto (Auditor VLK)
3. Rendi Juliandi Ruhiat S. Hut
(Auditor Produksi)
4. Dadan Darmawan S. Hut (Auditor
Ekologi)
5. Susanto Darmono, S. Krim (Auditor
Sosial)
g. Tim Pengambil Keputusan : 1. Ir. Akhmad
2. Ir. Mukit
3. Dr. Ir. Lukman Yunus. Msi
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
2
(2) Identitas Auditee
a. Nama Pemegang Izin/Hak Pengelolaan : IUPHHK-HA PT. MULTI WAHANA
WIJAYA
b. Keputusan IUPHHK-HA Menteri Kehutanan
- Nomor : 534/Kpts-II/1991
- Tanggal : 14 Agustus 1991
- Luas Areal : ± 139.000 Ha
Keputusan Menteri Kehutanan (Perpanjangan izin)
- Nomor : SK.159/Menhut-II/2011
- Tanggal : 31 Maret 2011
(Tanggal efektif 14 Agustus 2011)
c. Luas dan Lokasi : ± 107.740 Hektar
Kabupaten Tambrauw
Provinsi Papua Barat
d. Alamat Kantor : 1. Kantor Pusat
Jl. Slamet Riayadi Raya No. 8 B
Matraman Jakarta Timur 13150
2. Kantor Cabang
Jl. Selat Arafuru No. 27
Km 7 Gunung Remu Utara Sorong,
Papua Barat
e. Nomor Telepon/Faks/E-mail : 1. Tlp. 021 – 85904657,
Fax. 021-85904660-85913070
2. Tlp/Fax. 0951 – 327500
f. Pengurus : 1. Ny. Sutinah (Komisaris Utama)
2. Ir. H. Aristiadi Widodo
(DirekturUtama)
3. Nur Iman Wicaksono (Direktur)
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
3
(3) Ringkasan Tahapan
No. Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
1. Audit Tahap I Bogor
Tanggal 2 s/d 7April 2012
Melakukan pengumpulan dokumen, verifikasi
dokumen.
Melakukan diskusi kesiapan Audit Tahap II
melalui komunikasi telepon dan email.
Berdasarkan masa operasional PT. MULTI
WAHANA WIJAYA, dinilai dengan bobot
verifierdengan umur auditi > 5 tahun.
Pelaksanaan penilaian kinerja PHPL mengacu
pada Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha
Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012
Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu
2. Koordinasi dengan Instansi
Kehutanan
Manokwari,
Tanggal 8April 2013 dan
22 April 2013
Tim Auditor melapor ke Dinas Kehutanan
Provinsi Papua Barat dan BPPHP Wilayah
XVIII di Manokwari perihal penilaian kinerja
PHPL PT. MWW.
Gambaran umum kinerja PHPL PT. MWW
disampaikan pada saat dilaksanakan
exitmeeting
3. Konsultasi Publik CampSunggak,
Tanggal 13April 2013
PT. MWW telah melakukan kegiatan
operasional dari tahun 1991 s/d 1999,
selanjutnya pada tahun 2004 pindah ke
Kwoor. Areal ini sudah dibagi dalam 2
kelompok besar : Kelompok Dowen dan
Donke. Kegiatan perusahaan sudah sesuai
dengan masyarakat yang diatur dalam
kesepakatan bersama. Sampai dengan saat
ini segala permasalahan yang ada masih
dapat diselesaikan secara baik.
Perusahaan kurang memperhatikan produk
sayuran yang dihasilkan oleh masyarakat,
lebih mementingkan produk sayuran yang
dihasilkan oleh karyawan.
Meskipun perusahaan sudah memberikan
bantuan pengobatan kepada masyarakat
yang sakit dan berobat ke Sorong, tetapi
layanan kesehatan berupa poliklinik dengan
paramedis belum disediakan di
CampSunggak.
Ada tebangan di Syumbab tahun 2007/2008
kayu merbau yang belum terangkut,
demikian juga pada kayu-kayu lainnya yang
ada di TPN dan TPK hutan, kayu menurun
kualitasnya, sehingga tidak ada pembayaran
kompensasi kepada masyarakat, karena
pembayaran kompensasi dilakukan setelah
ada pengapalan kayu.
Harus ada penambahan alat logging agar
proses angkutan kayu dapat berjalan lebih
lancar dan cepat, sehingga kompensasi
kepada masyarakat dapat segera
direalisasikan, tidak menunggu berlama-lama.
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
4
No. Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Ada permintaan kepada perusahaan untuk
dapat mengadakan Pelatihan TUK, khususnya
dalam pengukuran kayu bulat.
Berdasarkan kesepakatan pertama dengan
pemilik tanah ulayat, uang kompensasi
produksi sebesar Rp. 50.000 per m3 untuk
kayu merbau. Sejak Tahun 2004 s/d 2012
belum ada peningkatan besaran kompensasi.
4. Pertemuan Pembukaan Kantor PT. Multi Wahana
Wijaya
CampSunggak
Tanggal 12 April 2013
Perkenalan Tim Auditor dan penyampaian
rencana Audit Tahap II.
Penjelasan mengenai metodologi yang akan
digunakan dalam penilaian kinerja.
Penetapan Manajemen Representif oleh PT.
MWW untuk mendampingi Tim Auditor dan
penandatanganan Berita Acara
OpeningMeeting.
5. Verifikasi Dokumen dan Observasi
Lapangan
Kantor PT. Multi Wahana
Wijaya
CampSunggak
Tanggal 12 April s/d 18
April 2013 dan Areal Kerja
PT. MWW, Kampung
Syumbab, Kampung
Sunggak dan Kampung
Saubeba
Verifikasi dokumen legal dan laporan
pelaksanaan kegiatan di bidang prasyarat,
produksi, ekologi dan sosial.
Wawancara dengan karyawan yang
bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di
lapangan.
Melakukan observasi, uji petik di lapangan
dan Kampung Syumbab, Kampung Sunggak
dan Kampung Saubeba.
6. Pertemuan Penutup Kantor PT. Multi Wahana
Wijaya
CampSunggak
Tanggal 18 April 2013
Melengkapi data-data yang belum dipenuhi
oleh auditi
Penyampaian hasil verifikasi dokumen dan
gambaran kinerja PHPL PT. MWW
7. Pengambilan Keputusan Bogor
Berdasarkan nilai hasil perhitungan kinerja
aktual, diketahui PT. MULTI WAHANA
WIJAYAmemiliki nilai kinerja aktual sebesar
49 dari total nilai maksimal kinerja sebesar 66
dengan demikian pencapaian kinerja PHPL
PT. MULTI WAHANA WIJAYA adalah
74,24% atau masuk dalam kinerja dengan
predikat “SEDANG”, yaitu apabila total nilai
kinerja indikator yang dicapai antara 60 %
s/d 75% dari kemungkinan total nilai
maksimum yang dapat dicapai, dengan
catatan tidak terdapat verifier dominan yang
bernilai buruk, dan memenuhi standar
Verifikasi Legalitas Kayu.
Atas dasar itu PT. MULTI WAHANA
WIJAYAberhak memperoleh sertifikat PHPL
dari LPPHPL PT. AyamaruSertifikasi dengan
No. Sertifikat: 15/A-SERT/V/2013, berlaku
sejak tanggal 31 Mei 2013 s/d 30 Mei 2018.
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
5
(4) Resume Hasil Penilaian
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1. PRASYARAT
1. 1. Kepastian Kawasan Pemegang Ijin dan Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK PT. MWW memiliki kelengkapan dokumen legal terkait
dengan pendirian perusahaan, seperti Akta Pendirian
Perusahaan dan Surat Persetujuan dari Menteri Hukum,
SIUP Besar, TDP, Izin Domisili tersedia dan masih
berlaku perizinannya dan administrasi tata batas
(dokumen TBT/BATB).
Panjang batas berdasarkan Laporan TBT Nomor
028/KWL-IRJA Tahun 2000, total panjang batas yang
telah terealisasi adalah 381.172,5 meter dari total
rencana tata batas sepanjang 373.630 meter.
Terdapat batas yang belum clear di lapangan, yaitu
antara batas PT. MWW dengan Cagar Alam Tambraw
Utara. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa batas
Cagar Alam Tambrauw Utara berada di luar batas areal
kerja PT. MWW.
Pada areal kerja tidak ditemukan konflik batas antara PT.
MWW dengan masyarakat adat Suku Abun dan atau
masyarakat setempat.
Tidak terdapat peruabahan fungsi hutan pada areal kerja
PT. MWW.
Terdapat upaya PT. MWW untuk mendata dan
melaporkan penggunaan kawasan di luar sektor
kehutanan. Upaya-upaya PT. MWW dalam memelihara
kawasannya, termasuk di dalamnya Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor 733/Menhut-II/2011, tentang izin
pinjam pakai kawasan hutan pertambangan emas, logam
dasar dan mineral pengikutnya kepada PT. Akram
Resources disajikan pada Lampiran 3a-3.
1. 2. Komitmen Pemegang Ijin BAIK Terdapat dokumen visi dan misi RKUPHHK-HA Periode
2012 – 2021, dokumen visi, dan misi dalam bentuk
poster dan companyprofile serta corporatestatement
yang ditandatangani oleh Direktur Utama. Visi dan misi
dinilai telah sesuai dengan kerangka PHPL.
Terdapat bukti sosialisasi visi, misi dan tujuan
perusahaan kepada karyawan oleh Manajemen PT.
MWW pada tanggal 23 Maret 2008 dan bukti sosialisasi
visi, misi dan tujuan perusahaan kepada masyarakat
Adat Suku Abun dan masyarakat setempat pada tanggal
19 Maret 2008 di Distrik Abun.
Pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan telah terlaksana, seperti penandaan KPPN
Petak 57M, sempadan Sungai Sunggak, pengukuran laju
erosi, kualitas air. Frekuensi yang belum memadai
meenyebabkankegiatan tersebut belum dapat
memberikan gambaran yang sesungguhnya dari dampak
yang ditimbulkan akibat kegiatan pemanenan kayu,
seperti besaran erosi yang secara periodik teramati,
kualitas air, keberadaan populasi flora dan fauna yang
dilindungi.
Potensi tegakan sebesar 94,58 m3/ha (potensi tegakan
tertimbang) dapat dijadikan sebagai faktor penting
dalam mendukung Kelestarian Fungsi Produksi. Potensi
tegakan yang memadai ini belum didukung oleh
pendanaan yang cukup oleh Manajemen PT. MWW.
Dalam Kelestarian Fungsi Sosial, PT. MWW telah
memiliki mekanisme melalui perjanjian dan kesepakatan
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
6
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dengan masyarakat adat Suku Abun, pemberian
distribusi insentif. Besarnya biaya Program Kelola Sosial
Tahun 2011 senilai Rp1.629.480.000,- yang terdiri dari :
pemanfaatan 24 orang tenaga kerja lokal, retribusi ke
pemerintahan Kabupaten Tambrauw, bantuan
pembangunan 3 unit perumahan di Kampung Syumbab,
pembangunan jembatan, pembukaan 2 hektar areal di
Kampung Syumbab, pembangunan asrama 2 unit,
perayaan keagamaan, bantuan pengobatan, pembayaran
kompensasi hak ulayat, pembayaran sewa camp, jalan
dan log pond, beasiswa, bantuan kelembagaan,
kompensasi Dewan Adat, dan lain sebagainya.
Sedangkan biaya Kelola Sosial Tahun 2012 senilai
Rp1.730.700.000,-
1. 3. Jumlah dan Kecukupan Tenaga Profesional Bidang
Kehutanan Pada Seluruh Tingkatan Untuk
Mendukung Pemanfaatan, Implementasi, Penelitian,
Pendidikan dan Latihan
BAIK Realisasi penggunaan tenaga teknis kehutanan sampai
dengan saat ini adalah : (a) sarjana kehutanan sebanyak
8 orang (4 diantaranya sebagai GANIS PHPL), dan (b)
GANIS PHPL sebanyak 8 orang , terdiri dari GANIS PHPL
BINHUT 2 orang, GANIS PHPL CANHUT 2 orang, GANIS
PHPL NENHUT, GANIS PHPL Timber Cruising dan GANIS
PHPL Kelola Sosial, dan GANIS PHPL PKB masing-masing
sebanyak 1 orang. Dengan demikian pemenuhan
penggunaan tenaga teknis kehutanan dengan kualifikasi
sarjana kehutanan dan GANIS PHPL yang mengacu pada
ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi
Kehutanan Nomor : P.8/VI-SET/2009 adalah sebagai
berikut : (a) sarjana kehutanan terealisasi 100% dan (b)
GANIS PHPL terealisasi sebesar 8 orang dari 42 orang
atau 19,05%.
Realisasi peningkatan kompetensi SDM berdasarkan data
dalam RKTUPHHK 2012 dan RKTUPHHK 2013 adalah
sebagai berikut : (a) Tahun 2011 terealisasi 7 kali dari
rencana sebanyak 20 kali (35%), (b) Tahun 2012
terealisasi 4 kali dari rencana sebanyak 30 kali
(13,33%). Dengan demikian persentase realisasi
pendidikan dan pelatihan dalam 2 tahun terakhir adalah
24,16%. Rendahnya pencapaian peningkatan
kompetensi SDM disebabkan karena masih adanya
ketergantungan dengan pihak eksternal (jumlah kuota
pelatihan, BP2HP Wilayah XVIII Manokwari dan Pusdiklat
Kehutanan)
Terdapat upaya PT. MWW dengan mendaftarkan
sebanyak 14 peserta dalam prosespenjaringan peserta
pelatihan GANIS PHPL yang rencananyadiselenggarakan
melalui kerjasama antara APHI dengan BP2HP DKi
Jakarta dan Pusdiklat Kehutanan.
PT. MWW memiliki sebagian kelengkapan dokumen
ketenagakerjaan seperti laporan bulanan tenaga kerja,
bukti setor iuran jamsostek sampai dengan bulan
Desember 2012, Surat Perjanjian Kerja, slip gaji dan
sertifikat pelatihan.
PT. MWW belum memiliki Peraturan Perusahaan yang
masih berlaku. Peraturan Perusahaan yang ada
merupakan peraturan lama yang telah disahkan oleh
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Sorong pada tanggal 12 Januari 2008. Berdasarkan masa
berlakunya, Peraturan Perusahaan tersebut dinyatakan
tidak berlaku sejak 11 Januari 2010.
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
7
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1. 4. Kapasitas dan Mekanisme untuk Perencanaan,
Pelaksanaan, Pemantauan Periodik, Evaluasi dan
Penyajian Umpan Balik Mengenai Kemajuan
Pencapaian IUPHHK Pada Hutan Alam
SEDANG PT. MWW telah memiliki kelengkapan unit kerja
perusahaan berupa struktur organisasi dan
jobdescription. Perubahan struktur organisasi yang baru
sebagaimana tertuang dalam RKUPHHK-HA Periode
2012-2021 belum dibuatkan dalam bentuk dokumen
struktur organisasi dan jobdescription yang tersendiri.
Dalam rangka pengelolaan hutan produksi lestari PT.
MWW memiliki perangkat sistem informasi manajemen
yang terdiri : (a) perangkat keras terdiri dari sarana
telekomunikasi V-Sat, perangkat komputer, (b)
perangkat lunak yang terbagi dalam: data base, SOP,
struktur organisasi dan jobdescription, dan (c) faktor
SDM, yaitu petugas pelaksana SIM, yang menjamin
kebenaran dan kelancaran informasi.
Terdapat tenaga pelaksana SIM yang telah ditetapkan
oleh Direktur PT. MWW, melalui Surat Tugas Nomor
001/MWW-JKT/1/2012, tetapi tidak berjalan dengan baik
dan belum memberikan dampak dalam proses
pengelolaan informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan bagi manajemen dalam pengelolaan hutan
produksi lestari.
PT. MWW memiliki bidang yang menangani internal
audit. Sesuai dengan struktur organisasi yang tersaji
dalam RKUPHHK-HA dan RKTUPHHK bidang yang
menangani internal audit adalah Internal Control (IC).
Internal Control belum berjalan dan bekerja sesuai
standar internal audit. Hal ini diindikasikan dari tidak
adanya dokumentasi laporan pelaksanaan hasil internal
audit.
Mekanisme atau proses tindak koreksi manajemen
berbasis hasil monitoring dan evaluasi yang telah
dilakukan oleh PT. MWW melalui media surat
elektronik/email atau melalui Black Berry Messenger
(BBM). Proses monitoring dan evaluasi ini tidak
komprehensif atau hanya sebagian dan lebih banyak
difokuskan dalam bidang produksi. Proses pengambilan
keputusan dalam pengelolaan hutan lebih banyak secara
lisan dan atau melalui BBM dan email, tidak ditemukan
adanya monitoring atas tindak perbaikan tersebut.
1. 5. Pengelolaan Persetujuan atas dasar informasi awal
tanpa paksaan (PADIATAPA)
SEDANG PT. MWW mampu membuktikan dokumentasi
persetujuan rencana penebangan RKT 2012 dan 2013
yang dilakukan melalui mekanisme pertemuan antara
perusahaan dengan pemilik tanah ulayat dan atau
perwakilan dari Keluarga Yekese.
PT. MWW telah telah memiliki dokumen AMDAL yang
telah disetujui oleh Komisi Pusat Amdal Departemen
Kehutanan dengan Nomor 807/Dj-VI/KA/1993, tanggal
18 Maret 1993.
Hasil studi AMDAL menunjukkan bahwa proses
pembuatan AMDAL telah diterima oleh sebagian besar
pada pihak, baik dari pihak pemerintah cq Departemen
Kehutanan, Pemerintah Daerah, dan masyarakat sekitar
areal kerja PT. MWW. Proses persetujuan di tingkat
masyarakat dapat dilihat dari tingkat persepsi
masyarakat terhadap penerimaan rencana kegiatan HPH.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari responden di
Desa Werur dan Desa Sausapor diperoleh hasil sebagai
berikut : (a) persentase orang yang setuju dengan
kegiatan HPH adalah 48%, (b) persentase orang yang
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
8
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
tidak setuju dengan kegiatan HPH adalah 32%, (c) dan
selebihnya sebanyak 20% bersikap apatis atau tidak
peduli dengan kegiatan HPH.
Berdasarkan hasil konsultasi publik, menunjukkan tidak
adanya konflik batas antara perusahaan dengan
masyarakat adat Suku Abun.
Terdapat batas yang belum clear di lapangan, yaitu
antara batas PT. MWW dengan Cagar Alam Tambraw
Utara. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa batas
Cagar Alam Tambrauw Utara berada di luar batas areal
kerja PT. MWW.
Terdapat persetujuan oleh masyarakat adat terhadap
kawasan lindung melalui Surat Pernyataan Masyarakat
Adat Suku Abun. Surat pernyataan yang ditandatangani
oleh Ketua Dewan Adat Suku Abun (DASA) pada bulan
Januari 2005, merupakan sebuah bentuk pernyataan
sikap masyarakat atas keberadaan kawasan lindung,
seperti sempadan sungai, buffer zone suaka alam.
2. PRODUKSI
2. 1. Penataan areal kerja jangka panjang dalam
pengelolaan hutan lestari
SEDANG PT. MWW memiliki dokumen rencana jangka panjang
berupa RKUPHHK-HA periode tahun 2012-2021 yang
telah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan
disusun berdasarkan data hasil IHMB.
Implementasi kegiatan PAK di lapangan sebagian besar
telah sesuai dengan RKUPHHK,
kondisi tanda batas blok dan petak seluruhnya tidak
terlihat jelas dan sulit dikenali di lapangan
2. 2. Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis hasil
hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap tipe
ekosistem *)
BURUK PT. MWW telah memiliki data potensi tegakan, berupa
data potensi tegakan hasil pelaksanaan IHMB dengan
kelengkapan petanya dan data potensi tegakan hasil
Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) 3
(tiga) tahun terakhir tersedia peta pendukung, berupa
peta sebaran pohon namun belum seluruhnya tersedia
lengkap untuk semua petak.
Telah memiliki data hasil pengukuran riap pada PUPyang
telah dianalasis, namun demikian data hasil analisi yang
ada berasal dari data pengukuran yang dilakukan belum
sesuai ketentuan.
Telah memiliki data potensi tegakan berdasarkan hasil
IHMB, ITSP dan sebagian data hasil pengukuran
riappada PUP, namun belum memanfaatkannya untuk
perhitungan JTT sendiri.
2. 3. Pelaksanaan penerapan tahapan sistem silvikultur
untuk menjamin regenerasi hutan
BAIK PT. MWW telah menyusun SOP seluruh tahapan
kegiatan silvikultur TPTI, SOP tersedia lengkap tetapi isi
SOP sebagian belum sesuai dengan ketentuan teknis
yang berlaku.
Terdapat implementasi sebagian SOP seluruh tahapan
sistem silvikultur di lapangan.
Ketersediaan pohon inti (diameter 20-up) dan pohon
yang disisakan (tidak ditebang) sebanyak 122
batang/ha, masih menjamin terjadinya kelestarian
pemanenan hasil pada rotasi ke-2 yaitu diatas 25
batang/ha.
Pada jenis-jenis komersial ketersediaan permudaan
tingkat tiang rata-rata sebanyak 200 batang/ha, pancang
sebanyak 1.680 batang/ha.
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
9
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
2. 4. Ketersediaan dan penerapan teknologi ramah
lingkungan untuk pemanfaatan
BURUK PT. MWW memiliki dokumen SOP pemanfaatan Hutan
ramah lingkungan berupa SOP ReducedImpactLogging
(RIL), namun isi sop belum sesuai dengan karakteristik
setempat.
Belum terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan
pada tahapan pemenenan hasil.
Berdasarkan hasil penilaian kerusakan tegakan
tinggalkegiatan penebangan mengakibatkan kerusakan
tegakan tinggal rata-rata sebesar 16,62 %.
Nilai Fe pada tingkat petak berkisar diatas 0,70 namun
demikian berdasarkan pertimbangan kayu yang
tertinggal pada pada petak tebangan dan TPn sampai
saat ini belum ada kepastian pengangkutan termasuk
kayu yang berasal dari SO RKT 2007 dan 2008,
menyebabkan penurunan kualita.
2. 5. Realisasi penebangan sesuai dengan rencana kerja
penebangan/ pemanenan/ pemanfaatan pada
areal kerjanya *)
BAIK PT. MWW menyusun dokumen rencana kerja jangka
pendek berupa Bagan Kerja 2012 dan RKT 2013
mengacu pada RKUPHHK-HA Periode tahun 2012-2021
yang sah dan telah disahkan oleh pejabat yang
berwenang, dalam hal ini oleh Kepala Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Provinsi Papua Barat.
Terdapat peta kerja, peta kerja yang digunakan adalah
peta kerja lampiran RKT, peta kerja tersebut
menggambarkan: Areal yang boleh dipanen, PUP, Kebun
Bibit, dan Areal yang ditetapkan sebagai kawasan
Lindung, berupa Buffer zone hutan lindung, areal
sempadan sungai, KPPS, KPPN, areal kelerengandiatas
40 %.
Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan
batas di lapangan yaitu : Penandaan batas blok dan
petak tebangan, Penandaan lokasi areal yang ditetapkan
sebagai kawasan penelitian, dan penandaan pada areal
yang ditetapkan sebagai kawasan lindung, namun pada
sebagian lokasi penempatan lokasi dan penandaan batas
di lapangan belum sesuai dengan RKU/RKT.
Realisasi produksi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir 2008 s/d 2012 rata-rata mencapai 11,66 %,
lokasi tebangan sesuai dengan RKT yang disahkan.
2. 6. Tingkat investasi dan reinvestasi yang memadai
dan memenuhi kebutuhandalam pengelolaan
hutan, administrasi, penelitian dan pengemba-
ngan, serta peningkatan kemampuan SDM
BURUK Realisasi alokasi dana hanya mencukupi 27,93 % dari
kebutuhan kelola hutan yang seharusnya.
Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan tidak
proporsional dalam kurun waktu 2009 s/d 2011
persentase pencapaian realisasi pendanaan pada
masing-masing bidang pengelolaan hutan persentase
alokasi dana terendah yaitu untuk membiayai komponen
kegiatan produksi yaitu sebesar 31,10%, terdapat
perbedaan dengan realisasi pembiayaan kegiatan
lainnya yang rata-rata berkisar diatas 60 % sampai
dengan diatas 100% dari rencana yang ditetapkan.
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan
tidak lancar dan tidak sesuai dengan tata waktu.
Rata-rata Realisasi kegiatan pembinaan hutan,
perlindungan hutan Realisasi kegiatan pembinaaan dan
penanaman tanah kosong rata-rata melebihi 80 %
(82,30 %) tapi belum seluruhnya.
Realisasi pelaksanaan kegiatan pembinaan hutan (luas
dan kualitas tegakan) sebesar 10,69% dari yang
direncanakan.
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
10
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3. EKOLOGI
3. 1. Keberadaan kemantapan dan Kondisi Kawasan
Dilindungi Pada Setiap Tipe Hutan
SEDANG Didalam perencanaan bagan alir (tata ruang) dokumen
RKUPHHK periode tahun 2012-2021, perusahaan menata
ulang kembali arealnya sehingga ada perubahan luasan
untuk masing-masing kawasan lindung. dialokasikan
areal kawasan lindung seluas 23.019 Ha atau sekitar
13,44 % dari total seluruh arealnya.
Hampir seluruhnya alokasi kawasan lindung telah sesuai
dengan peraturan dan kondisi biofisik lapangan, kecuali
pada areal kawasan lindung lereng > 40% terdapat
inkosisten informasi data, yaitu berupa informasi luasan
yang terdapat pada peta tematik lereng, tabel kelas
lereng dan bagan alir penataan areal.
Total realisasi penandaan batas kawasan lindung sampai
tahun 2013 sepanjang 70,30 Km atau sekitar 71,90 %
dari yang seharusnya dilakukan.
Kawasan lindung sebagian besar berada pada kondisi
penutupan hutan sekunder (LOA) yaitu sebesar 16.384
Ha (71,17%), yang berada pada hutan primer (VF)
seluas 6.053 Ha (26,30%) dan yang terdapat pada
kondisi penutupan non hutan (NH) sebesar 582 Ha
(2,53%).
Kawasan lindung belum seluruhnya mendapat
pengakuan dari semua pihak, perusahaan belum secara
kontinyu melaporkan hasil kegiatan pengelolaan.
Belum membuat rencana operasional untuk kegiatan
pengelolaan kawasan lindung, sesuai dengan
perkembangan blok tebangan yang dikerjakan, adapun
kegiatan pengelolaan kawasan lindung sementara ini
mengacu kepada rencana dalam dokumen RKTUPHHK.
3. 2. Perlindungan dan Pengamanan Hutan BAIK Tersedia prosedur yang mencakup seluruh jenis
gangguan yang ada.
Kondisi sarana dan prasarana pengamanan sebagian
besar berfungsi dengan baik, sedangkan untuk
perlengkapan personil pengamanan kurang memadai.
Tersedia SDM perlindungan dan pengamanan hutan,
dengan tenaga pengamanan sebanyak 2 orang, personil
tersebut belum mengikuti pelatihan dasar satuan
Pengamanan kegiatan perlindungan hutan lebih kepada
upaya preventif.
3. 3. Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Terhadap
Tanah dan Air Akibat Pemanfaatan Hutan
SEDANG Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup
pengelolaan seluruh dampak terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan hutan.
Sarana sipil teknik yang telah direalisasikan adalah
pengerasan jalan, pembuatan saluran drainase dan
gorong-gorong di beberapa titik badan jalan. Sedangkan
untuk pembentukan kelembagaan telah dibentuk, namun
belum didukung oleh tenaga dan dana yang memadai..
Terdapat 1 (satu) orang personil yang dari sarjana
kehutanan yang ditetapkan untuk kelola lingkungan.
Terdapat mplementasi kegiatan pengelolaan lingkungan
berupa teknik sipil.
Pemantauan lingkungan yang sudah terealisasi adalah
pemantauan erosi tanah dan pengukuran kualitas air.
Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan
penting terhadap tanah dan air tetapi ada upaya
pengelolaan dampak sesuai ketentuan.
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
11
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3. 4. Identifikasi Spesies Flora dan Fauna Yang
Dilindungi dan/ atau Langka (Endangered), Jarang
(Rare), Terancam Punah (Threatened) dan
Endemik
SEDANG Tersedia SOP identifikasi, namun di dalam referensinya
belum mencantumkan acuan untuk memilah fauna yang
dilindungi atau tidak dilindungi seperti Appendix CITES
atau peraturan daerah yang mengatur tentang flora dan
fauna dilindungi
Telah melakukan kegiatan identifikasi flora dan fauna di
areal produksi dan areal kawasan lindung, yaitu di blok
RKT 2008 petak 64 P, blok RKT 2012 petak 58 O dan
areal kawasan lindung Bufferzone Cagar alam Syumbab.
Hasil dari kegiatan tersebut belum memilah flora atau
fauna yang masuk dalam katagori dilindungi/endemik
serta kegiatan ini belum dilakukan secara berulang
(timeseries), sehingga belum bisa melihat perubahan
kondisi/kelimpahan flora dan fauna yang ada di areal.
3. 5. Pengelolaan Flora untuk:
(1) Luasantertentu dari hutan produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang tidak rusak.
(2) Perlindungan terhadap species flora dilindungi
dan/ atau jarang langka dan terancam punah
dan endemik
SEDANG Tersedia SOP pengelolaan flora, namun di dalam
referensinya belum mencantumkan acuan untuk
memilah fauna yang dilindungi atau tidak dilindungi
seperti Appendix CITES atau peraturan daerah yang
mengatur tentang flora dan fauna dilindungi
Dalam dokumen AMDAL belum memuat flora yang
dilindungi, namun ada beberapa flora yang dimanfaatkan
oleh masyarakat yang perlu dikelola.
Kondisi flora endemik atau yg dimanfaatkan oleh
masyarakat belum diketahui secara pasti kelimpahannya,
dikarenakan perusahaan belum melakukan inventarisasi
secara berseri.
3. 6. Pengelolaan Fauna untuk:
(3) Luasan tertentu dari hutan produksi yang
tidak terganggu, dan bagian yang tidak rusak.
(4) Perlindungan terha dap species fauna dilidungi
dan/ atau jarang, langka, terancam punah dan
endemik
SEDANG Tersedia SOP pengelolaan fauna, namun di dalam
referensinya belum mencantumkan acuan untuk
memilah fauna yang dilindungi atau tidak dilindungi
seperti Appendix CITES atau peraturan daerah yang
mengatur tentang flora dan fauna dilindungi
Implementasi perlindungan species fauna,difokuskan
pada perlindungan terhadap habitat dan ekosistemnya,
seperti dengan cara patroli rutin di seluruh kawasan
hutan, pemasangan papan himbauan untuk tidak
berburu satwa.
Terdapat gangguan tetapi ada upaya penanggulangan
gangguan oleh pemegang izin.
4. SOSIAL
4. 1. Kejelasan deliniasi kawasan operasional
perusahaan/ pemegang izin dengan kawasan
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat
setempat
SEDANG PT. Multi Wahana Wijaya telah melakukan Identifikasi
Pemanfaatan dan Pengelolaan SDA/SDH oleh Masyarakat
adat, tanggal 23 April 2011 dan data dan informasi yang
terinci mengenai pemanfaatan sumberdaya hutan oleh
masyarakat adat Suku Abun Kabupaten Tambrauw
Provinsi Papua Barat yang disusun oleh
ObetyKatherinaMsenYesnath, S.Hut staf kelola Sosial PT.
MWW tanggal 28 Maret 2013.
PT. Multi Wahana Wijaya memiliki Instruksi Kerja tata
batas partisipatif, Instruksi Kerja resolusi konflik,Instruksi
Kerja PSEM/Peningkatan sumber daya ekonomi
masyarakat dan Instruksi Kerja Pembayaran ganti rugi
dan sewa menyewa , Instruksi Kerja Mekanisme
Pembuatan Perjanjian, Instruksi Kerja Identifikasi Hak-
hak Dasar Masyarakat tahun 2004 namun tidak sesuai
dengan Struktur Organisasi 2012.
Terdapat Surat Perjanjian Bersama Penataan Batas Hak
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
12
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Ulayat Masyarakat Adat Suku Abun, tanggal 04 Agustus
2004 yang berisi penataan batas hak ulayat RKL III RKT
2004-2006 dan RKL IV RKT 2007-2011, dilakukan
sebelum RKT dan dibuatkan berita acara
pelaksanaannya.
Surat Kesepakatan Bersama antara Dewan Adat Suku
Abun (Pihak I) dengan PT. MWW (Pihak II) tanggal 11
Mei 2004 yang mencakup penyelesaian konflik secara
musyawarah dan Pihak I bertindak sebagai mediator.
Terdapat Laporan Pelaksanaan Tata Batas Partisipatif
Hak Ulayat Kelompok Donke dan Kelompok Dowen pada
Blok I dan Blok II RKT 2012 serta RKT 2013 dilengkapi
foto tanda batas dan koordinatnya.
PT. MWW telah membuat Peta sebaran Desa, Peta
Tanah Keramat dan sebaran lokasi hak ulayat kelompok;
Syumbab, Donke, Pomar, Dowen, Sumi, Utem, Yessa,
Sundoy, Wau, dan Weibem untuk RKT 2004 s/d
2017serta Peta Kerja Kawasan Sosial dan Litbang skala
1:100.000
Terdapat Surat Pengakuan Masyarakat Adat Suku Abun
dan Masyarakat Setempat terhadap Keberadaan PT.
MWW, 05 Januari 2005 yang ditandatangani Ketua
Dewan Adat Suku AbunMarthenYewen dan diketahui
Tokoh Adat, Petrus Yesnath dan DemianusYesawen,
Kepala Kampung Saubeba.
Pemasangan tanda batas hak ulayat secara partisipatif
dalam blok RKT hanya ada di RKT 2012 dan RKT 2013
yaitu Kelompok Donke, Kelompok Yakesse dan Kelompok
Dowen.
Belum tersedia identifikasi hak-hak dasar masyarakat
hukum adat pendataan pola pemanfaatan sumberdaya
alam dan/atau sumberdaya hutan oleh masyarakat adat
di Kampung Sunggak yang berlokasi dekat
BasecampSunggakKm 27, serta Kampung Bikar dan
Kampung Sques yang ada di dalam areal konsesi PT.
MWW.
4. 2. Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan
sesuai dengan peraturan dan perun-dangan yang
berlaku.
SEDANG PT. MWW memiliki dokumen/laporan yang menyangkut
tanggungjawab sosial perusahaan seperti; Data Kelola
Sosial 2009, 2010, 2011 dan 2012 berisi bukti-bukti
Pembayaran fee kompensasi hak ulayat 2011 dan 2012
serta BAP serah terima bantuan.
Tersedia mekanisme pemenuhan kewajiban sosial
terhadap masyarakat adat dalam SOP bidang Kelola
Sosial 2004 dan telah sebagian besar direalisasikan
berupa bantuan: sarana-prasarana, penerangan desa,
transportasi, pendidikan, perayaan keagamaan,
pembayaran fee kompensasi produksi kayu, pembelian
sayur dan ikan hasil masyarakat, serta kerjasama
koperasi Jok Bakre dalam pengelolaan hutan.
PT. MWW melakukan sosialisasi hak dan kewajiban
sosial perusahaan kepada masyarakat dalam
pengelolaan SDH tahun 2008 dan 2012-2013
mendokumentasikannya..
Belum tersedia peraturan perundangan yang menjadi
acuan program kelola sosial.
Mendokumentasikan dengan baik semua laporan
pelaksanaan kegiatan kelola sosial seperti BAP,
dokumentasi, laporan Triwulan dan Tahunan.
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
13
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
4. 3. Ketersediaan mekanisme dan implementasi
distribusimanfaat yangadilantar parapihak
BAIK PT. MWW memiliki mekanisme peningkatan peran serta
dan aktivitas ekonomi masyarakat tercakup dalam SOP
Kelola Sosial tahun 2004 namun tidak sesuai dengan
struktur organisasi 2012.
PT. MWW memiliki dokumen legal perencanaan
peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat berupa Rencana Operasional Kelola Sosial
2010-2012 dan 2013.
Laporan Tenaga Kerja PT. MWW, 26 April 2013 terdapat
19 orang tenaga lokal dari total 87 karyawan (22%), ada
3 sarjana kehutanan yang baru lulus 2012 direkrut
sebagai staf Kelola Sosial a/n
ObetyKatherinaMsenYesnath,S.Hut staf Kelola
Lingkungan a/n Maria Yesnath dan bagian Produksi a/n
NaftaliYesnath, S.Hut.
PT. MWW telah mengimplementasikan kegiatan
peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat berupa; Demplot kebun coklat dan sayuran
di Km 27 dekat basecampSunggak, namun tidak tersedia
laporan Penyuluhannya, BAP bantuan bibit dll.
PT. MWW telah merealisasikan distribusi manfaat kepada
para pihak seperti; insentif tokoh adat sebanyak 17
orang @ Rp1.000.000,- per bulan, pembayaran fee
kompensasi kepada masyarakat adat Rp50.000,-/m3
untuk jenis kayu merbau, Surat Perjanjian Bersama
Pelaksanaan Penebangan Hutan, 04 Agustus 2004,
Pengapalan/pemuatan dan iuran Jamsostek Desember
2012 sebesar Rp10.312.776,-, pembayaran kewajiban
kepada Negara seperti: PBB tahun Oktober 2012 sebesar
Rp205.844., PSDH terakhir Juli 2012 Rp7.767.384,- , DR
Desember 2012 sebesar $40.841.45
Belum ada data dan informasi pemanfaat HHBK di
Kampung Sunggak dekat basecampKm 27 dan Kampung
Syumbab, Squs dan Bikar yang berada didalam areal
konsesi PT. MWW.
Belum ada bukti implementasi peningkatan peran serta
dan aktivitas ekonomi masyarakat seperti penyuluhan
dan pelatihan pertanian menetap seperti budidaya
tanaman coklat, dan pelatihan pemanfaatan HHBK.
4. 4. Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang
handal
BAIK PT. MWW memiliki mekanisme Resolusi konflik dengan
masyarakat, mekanisme pembayaran ganti rugi dan
sewa menyewa namun belum tidak sesuai dengan
Struktur Organisasi 2012, sehingga perlu direvisi.
PT. MWW memiliki peta potensi konflik dan konflik yang
pernah terjadi skala 1:100.000 serta matriks potensi
konflik dan konflik yang pernah terjadi periode 2011 s/d
2013. Tersedia Struktur Organisasi resolusi konflik yang
melibatkan Dewan Adat dan LMA sebagai mediator
dilengkapi uraian tugas dan Surat No:001/MWW-
Camp/V/2004 Penetapan Pengurus Dewan Adat sebagai
Humas dengan gaji Rp1.000.000,- per bulan,
Terdapat sebagian dokumen kronologis konflik yang
pernah terjadi seperti pelarangan penebangan tahun
2005 karena masuk masuk tanah keramat, tuntutan 6
kepala kampung, perusakan kantor cabang namun
belum ada kronologis pembangunan jalan trans Papua,
kawasan konservasi penyu dan konflik antar pemegang
hak ulayat.
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
14
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
4. 5. Perlindungan, Pengembangan dan Peningkat an
kesejahteraan Tenaga Kerja
SEDANG Peraturan perusahaan yang ada periode 2008-2010,
sedangkan peraturan baru masih dalam proses
pengesahan Disnaker Kabupaten Tambrauw sesuai Surat
Surat dari Ir. Jamal A. Rachmat-Kepala Cabang PT.
MWWNomor 07/MWW-SRG/I/2013 perihal Permohonan
Pengesahan Peraturan Perusahaan PT. MWW kepada
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tambrauw
tanggal 05 Januari 2013 dan belum ada Serikat Pekerja,
namun ada Surat Direktur Produksi PT. MWW, Nur Iman
Wicaksono, Nomor 025.a/MWW-JKT/III/2012 tanggal 5
Maret 2012 tentang Pembentukan Serikat Pekerja.
Tersedia SOP Ketenagakerjaan, revisi tahun 2011 seperti
perekrutan, pelatihan, distribusi insentif, dan lain-lain.
Surat Keputusan Gubernur Papua Barat Nomor
561/246/12/2012 tanggal 05 Desember 2012 tentang
Penetapan Upah Minimum Provinsi sebesar
Rp1.720.000,-/bulan
Tersedia Surat Keterangan Tidak Memperkerjakan
Karyawan di Bawah Umur Nomor: 01/MWW-
SRG/UM/l/2013 tanggal 5 Januari 2013 ditandatangani
Ir.Jamal A. Rachmat, Kepala Kantor Cabang Sorong.
Tersedia dmekanisme standar jenjang karir mulai dari
mekanisme penerimaan karyawan, Perjanjian Kerja
Bersama (PKB), Pelatihan karyawan sesuai Dokumen
SOP Ketenagkerjaan 2011 dan Peraturan Perusahaan
serta bukti implementasi standar jenjang karir a/n Nano
Sumarno SPK Nomor 01.08.11.K, 2007, Albert Yembra
SPK Nomor 02. 09.11.K tahun 2008 dan CopyStatement
of Account periode 26 Januari s/d 25 Februari 2013 a/n
Nano Sumarno Kepala bagian Logistik dengan gaji pokok
Rp3.000.000,- ditambah insentif Rp150.000,- dipotong
iuran Astek Rp60.000,- dan jumlah yang diterima
Rp3.090.000,- serta CopyStatement of Account periode
26 Januari s/d 25 Februari 2013 a/n Albert Yembra
sebagai Mekanik dengan gaji pokok Rp1.700.000,-
ditambah insentif Rp293.750,- dipotong iuran Astek
Rp34.000,- dan jumlah yang diterima Rp1.959.750,-
Rencana dan Realisasi Pelatihan Karyawan tahun 2010:
15 Ganis PHPL dan 5 Sarjana Kehutanan dengan biaya
Rp80.000.000,- tahun 2011: 15 Ganis PHPL dan 5
sarjana biaya Rp55.000.000,- serta tahun 2012; 19
Ganis PHPL dan 7 Sarjana Kehutanan dengan biaya
Rp125.000.000,-
Tersedia Data 11 GANIS PHPL dalam Laporan Triwulan
Karyawan April 2013.
PT. MWW telah mengimplentasikansebagain
kesejahteraan karyawan seperti menyiapkan fasilitas
mess, kantin, , sarana ibadah, sarana komunikasi radio
SSB dan internet, sarana olahraga lapangan bola dan
tenis meja dan sarana transportasi longboat serta
Jamsostek. Terakhir Bulan Desember 2012 sebesar
Rp10.312.776. Sementara untuk periode Januari s/d
April 2013 belum ada.
Surat Keputusan Gubernur Papua Barat Nomor
561/246/12/2012 tanggal 05 Desember 2012 tentang
Penetapan Upah Minimum Provinsi sebesar
Rp1.720.000,-/bulan dan Upah Minimum Sektoral
Provinsi Papua Barat tahun 2013 untuk sektor minyak,
gas bumi, emas dan tembaga sebesar Rp1.800.000,-
serta sector jasa konstruksi sebesar Rp1.750.000,-
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
15
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
5. VERIFIKASI LEGALITAS KAYU
K1.1 Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan
hutan produksi.
1.1.1 Pemegang izin mampu menunjukkan
keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (IUPHHK)
Memenuhi PT. MWW telah memiliki kelengkapan dokumen Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 534/Kpts-
II/1991, tanggal 14 Agustus 1991, tentang Pemberian
Hak Pengusahaan Hutan Kepada PT. Multi Wahana
Wijaya di Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya.
PT. MWW memilikisurat perpanjangan izin melalui
Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor
: SK.159/Menhut-II/2011,tanggal 31 Maret 2011,
tentang Perpanjangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu dalam Hutan Alam PT. Multi Wahana Wijaya
atas Areal Hutan Produksi Seluas ± 107.740 (Seratus
Tujuh Ribu Tujuh Ratus Empat Puluh) Hektar di
Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat.
PT. MWW telah memenuhi kewajiban untuk membayar
Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IIUPHHK) sesuai SPP.
K2.1 Pemegang izin memiliki rencana penebangan
pada areal tebangan yang disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
2.1.1 RKUPHHK/ RPKH dan Rencana Kerja
Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang.
Memenuhi PT. MWW telah memiliki dokumen RKUPHHK dalam
Hutan Alam pada Hutan Produksi Berbasis IHMB Periode
tahun 2012 s/d 2021, yang telah disahkanberdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.84/BUHA-
2/2012, tanggal 8 Oktober 2012, beserta Lampiran Peta
RKUPHHK, skala 1 : 100.000.
PT. MWW telah memetakan secara keseluruhan areal
yang tidak boleh ditebang dengan skala 1 : 100.000.
Dan juga telah memetakan batas-batas areal yang tidak
boleh ditebang pada setiap rencana kerja tahunan, dan
melakukan penandaan kawasan lindung dilapangan.
PT. MWW telah memiliki peta lokasi blok/petak
tebangan yang telah disyahkan pihak terkait dan di
lapangan terdapat batas blok dan petak dengan posisi
sesuai/benar pada rencana kerja.
K2.2 Adanya rencana kerja yang sah
2.2.1. Pemegang izin hutan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Memenuhi PT. MWW telah memiliki dokumen RKUPHHK-HA dan
lampiran yang telah disahkan melalui Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : SK.84/BUHA-2/2012, tanggal 8
Oktober 2012.
2.2.2. Seluruh peralatan yang dipergu-nakan
dalam kegiatan pemanenan telah
memiliki izin penggunaanperalat-an dan
dapat dibuktikan kesesuaian fisik di
lapangan (tidak berlaku untuk Pe-
megang Hak Pengelolaan)
Memenuhi Jenis dan jumlah Peralatan yang dipergunakan PT.
MWW mengacu kepada dokumen RKT 2013 yang
disahkan melalui Keputusan Kepala Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Provinsi Papua Barat No. KEP-
522.1/168/BKT/DISHUTBUN-PB/SK.RKT-13/2013,
tanggal 27 Februari 2013, jumlah jenis peralatan yang
dipakai adalah 27 (dua puluh tujuh) unit. Berdasarkan
Peruntukan dan jenis alat terbagi kedalam: jenis
peralatan Produksi sebanyak 12 (dua belas) Unit,
Pembukaan Wilayah Hutan sebanyak 9 (sembilan) Unit,
dan Penunjang sebanyak 6 (enam) unit.
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
16
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
K3.1 Pemegang izin menjamin bahwa semua kayu
yang diangkut dari Tempat Penimbunan Kayu
(TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara
ke industri primer hasil hutan (IPHH)/pasar,
mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang dipanen/
dimanfaatkan telah di-LHPkan
Memenuhi Semua kayu bulat telah di LHP kan oleh pejabat yang
berwenang (a/n Yunus Samagita, Nomor Register:
014/33/3310/MWW-LHP/YS/KB).
Pemeriksaan atas kesesuaian antara fisik kayu dengan
dokumen LHP dan LHC dinilai telah sesuai dari segi jenis
pohon, nomor petak,dan nomor pohon.
3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal
izin dilindungi dengan surat keterangan
sahnya hasil hutan.
Memenuhi PT. MWW telah memiliki dokumen SKSKB untuk
pengangkutan kayu bulat dari TPK Hutan (Logpond
Saubeba) ke Industri Primer/buyer.
3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari
pemegang IUPHHK-HA/ IUPHHK-HT/
IUPHHK-RE/Peme gang Hak Pengelolaan
Memenuhi Tanda-tanda yang tertera dalam bontos kayu, label
cruising, dapat dilacak balak secara dokumentasi dari
penerbitan SKSKB di Logpond (TPK Hutan Km.0) hingga
ke TPn dalam bentuk penelusuran dokumen LHC Blok
Tebangan RKT 2007.
PT. MWW telah melaksanakan penandan bontos kayu
bulat berupa penomoran dengan Label berwarna merah
secara konsisten. Jenis identitas yang terdapat pada
kayu bulat meliputi : nomor petak tebangan, nomor
batang, diameter rata-rata, dan panjang batang pohon.
Selain itu dilakukan pula penandaan cat pada bontos
kayu yang memuat informasi tentang nomor petak
tebangan, nomor batang, diameter rata-rata, dan
panjang batang pohon dengan warna putih.
3.1.4. Pemegang izin mampu membukti kan
adanya catatan angkutan kayu ke luar
TPK
Memenuhi Tersedia dokumen SKSKB (lampiran DKB) dan dokumen
LMKBuntuk setiap proses pengangkutan dan mutasi
(masuk dan keluar) kayu bulat dari TPK Hutan secara
sah (dibuat oleh petugas yang berwenang).
K3.2 Pemegang izin telah melunasi kewajiban
pungutan pemerintah yang terkait dengan kayu
3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan
Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH).
Memenuhi Tersedia Surat Perintah Pembayaran (SPP) Dana
Reboisasi dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) yang
dilengkapi dengan bukti setor DR dan PSDH yang
ditransfer ke Rekening Bendaharawan Penerima Setoran
DR PSDH pada Bank Mandiri Cabang Jakarta Gedung
Pusat Kehutanan Nomor Rekening 102-000-4819717
Tarif PSDH dan DR tersebut telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, yakni : (a) jenis merbau DR US
$13,00 dan PSDHRp. 60.000.
K3.3 Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1 Pemegang izin yang mengirim kayu bulat
antar pulau memiliki pengakuan sebagai
Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
Memenuhi PT. MWW dapat menunjukkan surat pemegang izin
yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau
Terdaftar, atas nama penanggung jawab Ir. H. Aristiadi
Widodo, dengan Nomor PKAPT: 09.04.1.01537, berlaku
sampai dengan 25 Juni 2013
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
17
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.3.2 Pengangkutan kayu bulat yang
menggunakan kapal harus kapal yang
berbendera Indonesia dan memiliki izin
yang sah.
Memenuhi Terdapat dokumen sertifikasi dan kelengkapan izin,
diantaranyaSurat Persetujuan Berlayar No.
BB/10/13/XI/2012, dengan Nama Kapal TK “SINAR
NUSANTARA-I”, Bendera Kebangsaan INDONESIA,
kemudian Surat Persetujuan Berlayar No.
BB/10/14/XI/2012, dengan Nama Kapal TK “SINAR
NUSANTARA-2”, Bendera Kebangsaan INDONESIA.
K4.1 Pemegang izin telah memiliki Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Dokumen
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
(DPPL)/ Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) &
melaksanakan kewajiban yang diper-syaratkan
da- lam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1 Pemegang izin telah memiliki Dokumen
AMDAL/DPPL/UKL-UPL meliputi Analisa
Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana
Kelola Lingkungan (RKL), dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) yang
telah disahkan sesuai peraturan yang
berlaku meliputi seluruh areal kerjanya.
Memenuhi PT. MWW telah memiliki dokumen lingkungan (AMDAL)
yang telah mendapatkan persetujuan atau pengesahan
dari Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
Pelestarian Alam/Ketua Komisi Pusat ANDAL Departemen
Kehutanan, nomor 807/DJ-VI/PA/93, pada tanggal 18
Maret 1993.
Tersedia Dokumen Rencana Kelola Lingkungan (RKL)
serta dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
yang telah disahkan oleh Komisi Pusat AMDAL No.91/DJ-
VI/AMDAL/95, tanggal 12 Mei 1995. Dokumen AMDAL
tersebut merupakan dokumen untuk keseluruhan Areal
PT. MWW dengan luas 139.000 Ha.
4.1.2 Pemegang izin memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan tindakan untuk
mengatasi dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial.
Memenuhi Terdapat Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan di dalam areal kerja
IUPHHK PT. Multi Wahana Wijaya Semester I tahun
2011, Semester II tahun 2011, Semester I tahun 2012,
dan Semester II tahun 2012.
Kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan
antara lain
Pengelolaan kawasan lindung seperti salah satunya
dengan pembuatan sempadan sungai pada blok RKT
2012.
Pembuatan drainase.
Pengelolaan limbah yang masuk ke Sungai Sunggak.
Kegiatan pemantauan lingkungan yang sudah terealisasi
antara lain :
pemantauan kawasan lindung;
perlindungan kawasan sempadan sungai pada RKT
2012.
pemantauan areal tidak efektif untuk unit produksi;
Adapun manfaat yang diperoleh dari pengelolaan sosial
antara lain:
PT. MWW telah menggunakan tenaga kerja lokal.
Pemberian kompensasi hak ulayat.
Peningkatan pendidikan dengan pemberian beasiswa.
Berdasarkan hasil verifikasi lapangan,menunjukkan
bahwa kegiatan pengelolaan dan pemantauan dampak
penting terhadap manfaat lingkungan dan sosial terbukti
di lapangan.
RESUME PENILAIAN KINERJA PHPL
Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Pada IUPHHK Hutan Alam
PPrroovviinnssii PPaappuuaa BBaarraatt
18
No. Kriteria dan Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
K.5.1 Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1 Prosedur dan Implementasi K3 Memenuhi PT. MWW telah memiliki kelengkapan dokumen
Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait dengan
kegiatan K3
Terdapat implementasi K3 terhadap kejadian kecelakaan
antara lain : (a) penyusunan laporan kejadian
kecelakaan, (b) penggunaan alat pelindung diri
PT. MWW memiliki peralatan K3 untuk mendukung
implementasi K3 secara optimal. Jenis sarana/peralatan
K3 yang tersedia sesuai dengan jenis peralatan K3
yang tertera pada SOP Alat Pelindung Diri yang telah
disusun.
PT. MWW memiliki catatan kecelakaan kerja yang
dibuat secara rutin tiap bulannya oleh Bagian Personalia,
dari rekapitulasi laporan kecelakaan bulan Januari
sampai dengan Maret tahun 2013 tersebut tidak terjadi
kecelakaan kerja atau “zero accident”.
K.5.2 Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1 Kebebasan berserikat bagi pekerja Memenuhi Karyawan PT. MWW pada saat ini belum membentuk
serikat pekerja, namun PT. MWW mengeluarkan surat
pernyataan tertulis mengenai kebijakan perusahaan
yang membolehkan pembentukan kegiatan serikat
pekerja Indonesia, dengan nomor surat 025.a/MWW-
JKT/III/2012,pada tanggal 5 Maret 2012.
5.2.2 Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
atau Peraturan Perusahaan (PP)
Memenuhi PT. MWW memiliki Peraturan Perusahaan yang
mengatur dan menentukan hak dan kewajiban karyawan
yang dikeluarkan oleh PT. Multi Wahana Wijaya pada
tanggal 1 Januari 2008 dan telah disahkan oleh Kepala
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sorong
pada tanggal 12 Januari 2008, namun pada peraturan
tersebut pada pasal 33 menjelaskan bahwa Peraturan
Perusahaan ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal
disahkan oleh Kepala Kantor Dinas Tenaga Kerja
setempat untuk masa berlaku 2 (dua) tahun. Namun
dengan ini PT. MWW mengeluarkan surat keterangan
nomor: 01a/MWW-JKT/I/2012, tanggal 10 Januari 2012,
dimana isinya menyampaikan bahwa Peraturan
Perusahaan yang terbaru masih dalam proses
pengesahan.
5.2.3 Perusahaan tidak mempekerjakan anak di
bawah umur
Memenuhi Dalam pelaksanaan pemanfaatan hasil hutan kayu PT.
MWW tidak memperkerjakan tenaga kerja/pekerja
yang masih di bawah umur (usia kurang 18 tahun).Hal
ini dikuatkan dengan Surat Keterangan Tidak
Mempekerjakan Karyawan dibawah umur (No.01/MWW-
SRG/UM/I/2013, tanggal 5 Januari 2013).
Jakarta, Mei 2013
LP PHPL PT. Ayamaru Sertifikasi
Ttd,
Direktur