4. perda tala 11 tahun 2008 - rpjp daerah 2005-2025

102
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 11 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJP DAERAH) KABUPATEN TANAH LAUT 2005 - 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan amanat Pasal 13 ayat (2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan implementasi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 maka Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tanah Laut perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 -2025 ; Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 8 tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II TApin dan Daerah Tingkat II Tabalong, dengan mengubah Undang – Undang Nomor 27 tahun 1959 tentang Penetapan Undang – Undang Darurat Nomor 3 tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2456) ; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851 ); 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250) ; 4. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

Upload: andra-rambu-anarki

Post on 10-Aug-2015

153 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

NOMOR 11 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 11 TAHUN 2008

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJP DAERAH) KABUPATEN TANAH LAUT 2005 - 2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH LAUT,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan amanat Pasal 13 ayat (2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan implementasi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 maka Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tanah Laut perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah ;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 -2025 ;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 8 tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II TApin dan Daerah Tingkat II Tabalong, dengan mengubah Undang – Undang Nomor 27 tahun 1959 tentang Penetapan Undang – Undang Darurat Nomor 3 tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2456) ;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851 );

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250) ;

4. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

Page 2: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

2

5. Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301) ;

6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389 );

7. Undang – Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421) ;

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 );

9. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 );

10. Undang – Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 ; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700 ) ;

11. Undang – Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725 ) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4262 );

13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664 );

14. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 27 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2003 - 2008 ;

Page 3: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

3

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN TANAH LAUT dan

BUPATI TANAH LAUT

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

PANJANG (RPJP) DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2005 -2025

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tanah Laut. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintah daerah. 3. Bupati adalah Bupati Tanah Laut. 4. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,

melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. 5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJP Daerah

adalah dokumen perencanaan Kabupaten Tanah Laut untuk 20 (dua puluh) tahun. 6. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

perencanaan. 7. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi. 8. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan

visi dan misi. 9. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai

tujuan.

BAB II SISTEMATIKA RPJP DAERAH

Pasal 2 Sistematika Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 – 2025 disusun sebagai berikut : a. BAB I Pendahuluan b. BAB II Kondisi Umum, Analisa dan Prediksi

c. BAB III Visi, Misi dan Arah Pembangunan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 – 2025 d. BAB IV Penutup

Page 4: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

4

Pasal 3 Isi beserta uraian perincian sebagaimana tersebut dalam Pasal 2, termuat dalam naskah Rencana Pembangunan jangka Panjang Daerah Kabupaten Tanah Laut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 4

Berdasarkan Peraturan Daerah ini disusun Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (REPETADA) Kabupaten Tanah Laut yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah selanjutnya setiap tahun disusun Anggaran Pendapatan dan Benlanja Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pasal 5

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 -2025

merupakan dokumen perencanaan yang strategis dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan program pembangunan sektoral.

BAB III KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

(1) Pada saat berlakunya peraturan daerah ini, Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pola Dasar dan Progam Pembangunan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2001 – 2005 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(2) Peraturan daerah ini berlaku pada saat diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Daerah

ini dengan penetapannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Laut.

Ditetapkan di Pelaihari pada tanggal 28 Agustus 2008 .BUPATI TANAH LAUT,

H. ADRIANSYAH Diundangkan di Pelaihari pada tanggal 28 Agustus 2008 plt.Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Laut,

H. NURFUADI Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2008 Nomor 11

Cap ttd

Page 5: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

BAB I

PENDAHULUAN

Alhamdulillah, atas berkat Rakhmat Allah Yang Maha Kuasa, Kabupaten Tanah Laut sebagai

bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia telah ikut serta mengisi

kemerdekaan Republik Indonesia melalui pembangunan. Berbagai kemajuan telah mampu

dicapai sebagaimana yang dapat dinikmati sekarang ini oleh masyarakat Kabupaten Tanah

Laut. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri masih terdapat beberapa kekurangan yang

dialami sehingga masih diperlukan suatu proses pembangunan kedepan guna pemenuhan

menuju cita-cita yang diinginkan. Karena itu, upaya melanjutkan proses pembangunan

Kabupaten Tanah Laut untuk masa 20 (dua puluh) tahun kedepan dalam bentuk penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 – 2025

merupakan upaya yang sangat strategis dalam rangka mendorong proses pembangunan

kearah yang lebih baik dan lebih bermanfaat.

1.1. LATAR BELAKANG

a. Kabupaten Tanah Laut awalnya adalah bagian dari wilayah Kabupaten Banjar

dengan sebutan Kewidanaan sebagai perwakilan Kewilayahan Kabupaten Induk/

Banjar, yang di pimpin oleh seorang Widana. Namun sejak tahun 1965 Kabupaten

Tanah Laut sudah mulai memisahkan diri dengan Kabupaten Induknya.

b. Kabupaten Tanah Laut berdiri pada tanggal 2 Desember 1965, dengan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut,

Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan mengubah Undang-

Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3

Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Selatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 2765).

c. Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Nasional dan Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang RPJP

Nasional tahun 2005 -2025; Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Kabupaten Tanah Laut merupakan suatu dokumen perencanaan pembangunan

daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun kedepan dengan batas waktu sampai

tahun 2025 karena harus sesuai dengan batas waktu RPJP nasional. Dokumen RPJP

selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Tanah Laut untuk jangka waktu

5 (lima) tahunan. Dokumen RPJP tersebut bersifat makro yang memuat visi, misi dan

arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanah Laut dengan proses

penyusunannya harus dilakukan secara partisipasif dengan melibatkan seluruh pelaku

pembangunan.

Lampiran Peraturan Daerah Kab. Tala Nomor : 11 Tahun 2008

Tanggal : 28 Agustus 2008

Page 6: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman: 1 -2

1.1.1. Pengertian RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) Kabupaten Tanah

Laut Tahun 2005 – 2025 merupakan dokumen perencanaan pembangunan

Kabupaten Tanah Laut untuk periode 20 tahun yang memuat visi, misi dan arah

pembangunan Kabupaten Tanah Laut yang mencakupi kurun waktu tahun 2005 -

2025

1.1.2. Proses Penyusunan RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut

Dalam upaya penyusunan dokumen RPJP Kabupaten Tanah Laut yang dapat

mengantisipasi arah pembangunan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun

kedepan, perlu dilaksanakan tahapan sebagai berikut :

Pertama, penyiapan rancangan RPJP Kabupaten Tanah Laut dengan berpedoman

pada RPJP nasional dan Provinsi Kalsel, dimana kegiatan ini dibutuhkan guna

mendapat gambaran awal dari visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang.

Kedua, musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) untuk pembangunan

jangka panjang, dilaksanakan untuk mendapat masukan dan komitmen dari seluruh

pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap rancangan RPJP tersebut.

Ketiga, penyusunan rancangan akhir RPJP, dimana seluruh masukan dan komitmen

hasil Musrenbang menjadi masukan utama penyempurnaan rancangan RPJP,

menjadi rancangan akhir RPJP Kabupaten Tanah Laut 2005 – 2025.

Keempat, proses penetapan Peraturan Daerah (Perda) tentang RPJP Kabupaten

Tanah Laut Tahun 2005 – 2025 dibawah koordinasi Kepala Satuan Kerja perangkat

daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi hukum.

Rancangan akhir RPJP beserta lampirannya disampaikan kepada DPRD Kabupaten

Tanah Laut sebagai inisiatif pemerintah daerah, untuk diproses lebih lanjut menjadi

Peraturan daerah (perda) tentang RPJP Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 – 2025.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 – 2025 sebagai dokumen

perencanaan pembangunan Kabupaten untuk jangka waktu 20 tahun ke depan,

ditetapkan dengan maksud menetapkan visi, misi dan memberikan arah

pembangunan sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan

(pemerintahan daerah, masyarakat dan dunia usaha) di Kabupaten Tanah Laut dalam

mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat,

pengelolaan maupun partisipasi dalam pembangunan; guna mencapai tujuan dan cita-

cita dibentuknya Kabupaten Tanah Laut oleh para pendirinya pada 42 tahun silam.

Dengan demikian diharapkan seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-masing

pelaku pembangunan di Kabupaten Tanah Laut tersebut akan bersifat sinergis,

koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya didalam satu pola pikir, pola

sikap dan pola tindak.

Page 7: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman: 1 -3

1.3. LANDASAN HUKUM

Landasan idiil RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut adalah Pancasila dan landasan

konstitusionalnya adalah UUD 1945, sedangkan landasan operasional meliputi

seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan

pembangunan Kabupaten Tanah Laut sebagai berikut :

1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II

Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan

mengubah Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-

Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II

di Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965

Nomor 51, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2765).

3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang;

4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

6. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

8. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

9. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

10. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025

11. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009.

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata

Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

13. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi

Perangkat Daerah.

14. Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

15. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan

Publik.

16. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut Nomor 27 Tahun 2004 tentang

Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2003-2008.

Page 8: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman: 1 -4

1.4. HUBUNGAN RPJP DAERAH DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA

a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) Kabupaten Tanah

Laut tahun 2005 – 2025 mempunyai kedudukan strategis sebagai kerangka dasar

pengelolaan pembangunan Kabupaten untuk jangka panjang, yang merupakan

penjabaran kehendak masyarakat Kabupaten Tanah Laut dengan tetap

memperhatikan arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP

Nasional) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Propinsi Kalsel (RPJP

Provinsi).

b. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tanah Laut

merupakan dokumen perencanaan didaerah yang tertinggi hierarkhinya di daerah.

Oleh sebab itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah

Kabupaten Tanah Laut yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program

Kepala Daerah (Bupati) terpilih nantinya, penyusunannya harus tetap berpedoman

pada RPJP Daerah ini dengan tentunya juga tetap memperhatikan arahan RPJM

Nasional dan RPJM Provinsi Kalsel.

c. Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten (Perda Nomor 13 Tahun 1993, tanggal 29

Desember 1993) ditetapkan dalam rangka perencanaan ruang Kabupaten dari tahun

1993-2003 dan akan dilakukan revisi pada tahun 2007, di antaranya berisi; (i)

pemanfaatan dan pengendalian ruang Kabupaten dengan potensi yang terdapat di

dalamnya sehingga berdaya guna dan berhasil guna, (ii) terselenggaranya pengaturan

pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya, (iii) adanya penetapan

kawasan lindung, (iv) tertatanya perkembangan kawasan budidaya yang meliputi

kawasan permukiman dan pusat pelayanan kegiatan, (v) penetapan kawasan prioritas

pengembangan, (vi) penetapan sistem pelayanan per Kabupatenan dan tertatanya

jaringan induk sistem prasarana perKabupatenan, (vii) penetapan kebijakan yang

berkaitan dengan tata guna tanah, tata guna air dan sumber daya alam, serta (viii)

kebijakan penunjang penataan ruang.

d. Dokumen Perencanaan lainnya yang disusun pada tahun 2003 yaitu Renstra

Kabupaten Tanah Laut yang ditetapkan dengan Perda Nomor 13 Tahun 2003, yang

antara lain memuat Visi Kabupaten Tanah Laut, yaitu : Terwujudnya hasil

pembangunan dalam rangka menuju Kabupaten Tanah Laut sebagai Kabupaten

pendidikan yang berkualitas, pariwisata yang berbudaya, pertumbuhan dan pelayanan

jasa yang prima, terciptanya masyarakat madani dan ramah lingkungan yang

didukung oleh prinsip-prinsip partisipasi, penegakan hukum, transparansi,

responsibilitas, konsensus/komitmen, keadilan, kredibilitas, efektif dan efisien,

akuntabilitas dan mempunyai wawasan ke depan.

1.5. SISTEMATIKA

Sistematika penulisan RPJP Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 – 2025 ini ditetapkan

dengan memperhatikan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang RPJP

Nasional dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ/2005 tanggal

Page 9: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman: 1 -5

11 Agustus 2005 Tentang Pedoman Penyusunan RPJP Daerah dan RPJM Daerah.

Selain itu, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah)

Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 – 2025 ini diharapkan dapat memberikan

gambaran mengenai wujud masa depan yang diinginkan dan diperjuangkan serta

diupayakan pencapaiannya, maka RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 –

2025 ini disusun dalam sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab II Kondisi Umum, Analisis dan Prediksi

Bab III Visi, Misi, dan Arah Pembangunan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-

2025

Bab IV Penutup.

Page 10: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

BAB II

KONDISI UMUM, ANALISIS DAN PREDIKSI

Penyusunan RPJP Kabupaten Tanah Laut memuat deskripsi dan analisis kondisi umum

daerah berikut prediksinya. Analisis ini penting artinya karena penyusunan rencana untuk

masa mendatang akan didasarkan pada kondisi dan permasalahan yang dihadapi pada saat

sekarang. Mempertimbangkan hal tersebut, maka RPJP yang disusun ini akan dilandasi oleh

kondisi yang riil yang terdapat di Kabupaten Tanah Laut sampai saat ini. Dengan demikian,

RPJP ini diharapkan juga akan menjadi lebih baik dan realisitis sesuai dengan kondisi objektif

yang terdapat di daerah ini.

2.1. GEOMORFOLOGI DAN LINGKUNGAN HIDUP

2.1.1. Kondisi Geografis

Secara geografis, letak wilayah Kabupaten Tanah Laut berada di bagian selatan

Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan, dengan posisi 114° 30‗ 20‖ sampai 115° 20‗ 00―

Bujur Timur dan 3° 30‘ 33‖ sampai 4° 10‗ 30‖ Lintang Selatan. Sedangkan secara

administrasi, wilayah Kabupaten Tanah Laut memiliki luas wilayah daratan mencapai

3.631,35 km2 atau 363.135 Ha, terdiri dari 9 (sembilan) wilayah kecamatan yang

terbagi dalam 128 Desa dan 5 Kelurahan. Luas tersebut belum termasuk luas zona

perairan laut, sepanjang 3 mil dari garis pantai pada saat pasang tertinggi sepanjang

200 km. Adapun batas administrasi dapat diuraikan sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru

Sebelah Timur : Kabupaten Tanah Bumbu dan Laut Jawa

Sebelah Selatan : Laut Jawa

Sebelah Barat : Laut Jawa

Pusat kegiatan Kabupaten Tanah Laut berada di Kota Pelaihari yang juga merupakan

ibukota Kabupaten Tanah Laut. Jarak kota Pelaihari dengan Kota Banjarmasin

(ibukota Propinsi Kalimantan Selatan) kurang lebih 65 Km.

Topografi Kabupaten Tanah Laut umumnya merupakan daerah dataran tinggi dan

bergunung-gunung yang terdapat dibagian Utara dan Timur, yaitu tersebar di

Kecamatan Pelaihari, Jorong, Batu Ampar, Tambang Ulang dan Kintap. Sedangkan

dibagian Selatan dan Barat merupakan daerah dataran rendah, pantai, dan rawa-rawa

yaitu terdapat di Kecamatan Kurau, Takisung, dan Panyipatan.

Daerah pasang surut terdapat dipesisir pantai sepanjang 200 Km yang merupakan

hutan api-api dan hutan bakau. Tingkat kelerengan tanah umumnya berkisar antara 0

sampai 2 % dan rata-rata ketinggian tanah berkisar antara 0 sampai 7 m di atas

permukaan laut.

Jenis tanah di wilayah Kabupaten Tanah Laut terdiri dari tanah organosol gleihumus,

alluvial, latosol, komplek podsolik merah, kuning dan laterit, dengan dominasi berupa

tanah latosol yang tersebar dibagian tengah Kabupaten (Kecamatan Takisung, Batu

Page 11: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -2

Ampar, Pelaihari, jorong dan Kintap), sedang jenis tanah Organosol Gleihumus

tersebar di Kecamatan Takisung, Kurau, dan Pelaihari serta untuk jenis tanah

komplek Podsolid Merah Kuning dan Laterit tersebar di Kecamatan Pelaihari, Kintap,

Jorong, dan Batu Ampar.

Menurut jenisnya, batuan yang terdapat di kabupaten Tanah laut terdiri dari batuan

endapan permukaan (Ressen, Halose, Pliosenatas), batuan terobosan (Miosen,

Oligasen dan Eosen) serta batuan kapur yang terbentuk pada masa Kenozoikum dan

Mesozoikum. Formasi batuan terdiri beberapa macam yaitu kwarter, mesozoikum,

bantuan beku dalam ultrabasa, miosen bawah, miosen, sekis hablur, mio pliosen,

batuan bekuan dalam basa, paleogem, batuan beku dalam asam kapur. Pada

umumnya wilayah Kabupaten Tanah Laut tersusun oleh formasi batuan kwarter.

Aliran sungai-sungai besar yang ada di Kabupaten Tanah Laut antara lain Sungai

Asam-asam, Sungai Pagatan Besar, Sungai Swarangan, Sungai Sebuhur, Sungai

Tabanio, dan Sungai Maluka yang tersebar di Kecamatan Pelaihari, Kurau, Jorong,

Takisung, dan Kintap. Debit Air masing-masing daerah aliran sungai adalah Sungai

Swarangan 28 m3/detik (dengan luas DAS 58.000 Ha), Sungai Sebuhur 9 m3/detik

(luas DAS 19.000 Ha), Sungai Tabanio 35 m3/detik (dengan Luas DAS 77.000 Ha),

dan Sungai Maluka 27 m3/detik (dengan luas DAS 64.000 Ha). Fungsi sungai tersebut

dipergunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan pokok rumah tangga maupun

transportasi sungai.

Kemiringan Tanah di Kabupaten Tanah Laut sangat bervariasi yaitu berkisar antara

kurang dari 2% hingga lebih dari 40%. Wilayah dengan kelerengan lebih dari 40%

merupakan wilayah yang dilindungi dengan penyebaran di sekitar Gunung Paikat,

Gunung Damar Gusang, Pegunungan Kemuning, dan Batumandi. Untuk daerah yang

dilindungi juga ditunjukkan pada daerah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya,

cagar alam, dan suaka margasatwa.

Tekstur Tanah disebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah tekstur

sedang yang tersebar di bagian Timur wilayah kabupaten, sedangkan tekstur kasar

terdapat di tepi pantai barat dan selatan, serta untuk tekstur halus menyebar di bagian

barat dan utara.

Keadaan drainase tanah di Kabupaten Tanah Laut umumnya baik yang ditunjang oleh

permukaan tanah yang bergelombang dan berbukit, yaitu terdapat di bagian timur dan

utara kabupaten, sedangkan drainase jelek dan sedang tersebar di bagian Barat

Kabupaten, yang umumnya terdapat pada rawa atau pun daerah pasang surut yang

sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk pertanian terutama pada musim kemarau

dengan cara membuat saluran pembuangan.

Erosi Tanah di Wilayah Kabupaten Tanah Laut yang cukup besar hanya terjadi di

wilayah Kecamatan Kintap dan Pelaihari yaitu pada permukaan lahan yang memiliki

kelerangan sebesar 40% sampai 60%, sedangkan wilayah lainnya memiliki tingkat

erosi yang kecil.

Tabel 2.1. Luas Wilayah, Persentase Luas Wilayah Setiap Kecamatan tahun 2005

Page 12: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -3

Kecamatan Luas/Km2 Persentase

1. Panyipatan

2. Takisung

3. K u r a u

4. Bati - Bati

5. Tambang Ulang

6. Pelaihari

7. Batu Am par

8. J o r o n g

9. K i n t a p

336,00

628,00

548,10

537,00

575,75

343,00

234,75

160,75

268,00

9,25

17,29

15,09

14,79

15,86

9,45

6,46

4,43

7,38

Jumlah 3.631,35 100,00

Sumber: kabupaten Tanah Laut Dalam Angka 2005

Persentase Luas Wilayah Kabupaten Tanah Laut per

Kecamatan tahun 2005 (Luas/Km2)

Panyipatan

9%

Takisung

18%

K u r a u

15%

Bati - Bati

15%

Tambang Ulang

17%

Pelaihari

9%

Batu Am par

6%

J o r o n g

4%

K i n t a p

7%

Gambar 2.1. Persentase luas wilayah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005

2.1.2. Iklim

Temperatur udara maksimum di Kabupaten Tanah Laut berdasar data pada tahun

2005 berkisar antara 30,50C sampai 34,10C, temperatur minimum berkisar antara

23,30C sampai 24,60C dan rata-rata temperatur udara tiap bulan berkisar antara

26,10C sampai 28,20C.

Antara curah hujan dan keadaan angin biasanya ada hubungan erat satu sama lain.

Walaupun demikian di beberapa tempat, hubungan tersebut agaknya tidak selalu ada.

Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang dan angin bertiup dari

barat dan barat laut. Oleh karena itu musim tersebut dikenal juga dengan musim

barat. Pada musim kemarau angin bertiup dari benua Australia, keadaan angin saat

itu bisa juga kencang. Catatan curah hujan tahun 2005 disajikan pada Tabel 2.2.

Page 13: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -4

Tabel 2.2. Jumlah curah hujan dan hari hujan setiap bulan Kabupaten tanah Laut tahun 2005.

Bulan Jumlah Curah Hujan Jumlah Hari Hujan

1. Januari 316 10

2. Pebruari 354 10

3. Maret 216 13

4. April 219 11

5. Mei 84 7

6. Juni 137 9

7. Juli 71 3

8. Agustus 38 4

9. September 20 4

10. Oktober 296 19

11. Nopember 155 9

12. Desember 387 17

Rata-Rata 191 10

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tanah Laut, Tahun 2005

2.2. DEMOGRAFI

2.2.1. Angka Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 sebanyak 249.422 jiwa. Jika

ditinjau dari distribusi penduduk tiap kecamatan, maka Kecamatan Pelaihari memiliki

penduduk terbesar, yaitu 68.249 jiwa. Sedangkan distribusi terendah terdapat pada

Kecamatan Tambang Ulang sebanyak 12.838 jiwa.

2.2.2. Kepadatan Penduduk dan Penyebaran Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun menunjukkan tingkat perkembangan

yang positif, yaitu selalu mengalami pertambahan setiap tahunnya, namun besarnya

tingkat pertumbuhan tersebut menunjukkan angka yang fluktuatif. Secara keseluruhan

rata-rata pertumbuhan penduduk setiap tahunnya selama kurun waktu 10 tahun

terakhir (1996-2005) di Kabupaten Tanah Laut sebesar 2,15% per tahun atau rata-rata

sebanyak 4,761 jiwa/tahun. Laju pertumbuhan penduduk selengkapnya dapat dilihat

dalam Tabel 2.3 dan Gambar 2.2.

Tabel 2.3. Jumlah dan perkembangan penduduk Kabupaten Tanah Laut Tahun 1996 – 2005

No. Tahun Jumlah penduduk

(jiwa)

Perkembangan/pertumbuhan

Jiwa/tahun %/tahun

1. 1996 201.816 0 0

2. 1997 206.142 4.326 2,14

3. 1998 211.016 4.874 2,36

4. 1999 217.581 6.565 3,11

5. 2000 230.689 13.108 6,02

Page 14: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -5

6. 2001 233.332 2.643 1,15

7. 2002 235.910 2.578 1,10

8. 2003 241.640 5.730 2,43

9. 2004 243.762 2.122 0,88

10. 2005 249.422 5.660 2,32

RATA-RATA 4.761 2,15

Sumber : 1. Kabupaten Tanah Laut Dalam Angka Tahun 2005 2. Disusun dan diolah kembali

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Tahun

Ju

mla

h P

en

du

du

k (

jiw

a)

Gambar 2.2 Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut tahun 1996-2005

Penyebaran penduduk di Kabupaten Tanah Laut hampir merata. Setiap kecamatan

memiliki jumlah penduduk yang tidak berbeda jauh, kecuali Kecamatan Pelaihari yang

memiliki jumlah penduduk paling besar. Hal ini disebabkan karena pusat

pemerintahan Kabupaten Tanah Laut terletak di Pelaihari. Berdasarkan data BPS

tahun 2005, Kabupaten Tanah Laut ditinjau dari kepadatan penduduknya hanya

sebanyak 68 jiwa/Km2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan Bati-

Bati (127 jiwa/Km2), sedangkan kepadatan terendah terdapat pada Kecamatan Batu

Ampar (34 jiwa/Km2). Kecamatan yang terletak di daerah utara mempunyai kepadatan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah selatan.

Struktur penduduk menurut jenis kelamin atau sex rasio menunjukkan komposisi

jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari jumlah penduduk wanita sebesar 103,6

berarti bahwa rata-rata di dalam setiap 100 jiwa penduduk wanita terdapat sebanyak

103,6 jiwa penduduk pria. Jumlah penduduk wanita pada tahun 2005 sebesar 122.468

jiwa dan penduduk laki-laki sebesar 126.954 jiwa, atau terdapat selisih sebesar 4.486

jiwa. Selengkapnya disajikan pada Tabel 2.4 dan Gambar 2.3.

Tabel 2.4. Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut menurut jenis kelamin Tahun 2005

No. Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Sex Ratio (%)

Laki-Laki Perempuan

1.

2.

3.

4.

Panyipatan

Takisung

Kurau

Bati-Bati

9.546

12.685

11.998

15.701

9.484

12.426

12.019

15.097

19.029

25.112

24.017

30.798

100,65

102,08

99,83

103,47

Page 15: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -6

5.

6.

7.

8.

9.

Tambang Ulang

Pelaihari

Batu Ampar Jorong

Kintap

6.578

34.560

10.131

11.873

13.881

6.259

33.689

9.518

11.139

12.837

12.838

68.249

19.649

23.012

26.718

105,10

102,58

106,44

106,62

108,13

JUMLAH 126.954 122.468 249.422 103,60

Sumber : Kabupaten Tanah Laut Dalam Angka Tahun 2005 Disusun dan diolah kembali

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

Panyipa

tan

Takisun

g

Kurau

Bati-B

ati

Tamba

ng U

lang

Pelaihar

i

Batu

Ampa

r

Joro

ng

Kinta

p

Kecamatan

Ju

mla

h p

en

du

du

ik (

jiw

a)

Perempuan

Laki-Laki

Gambar 2.3. Penduduk Kabupaten Tanah Laut menurut jenis kelamin

2.2.4. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Tanah Laut bervariasi. Pada umumnya

sebagai petani seperti bertani sawah, berkebun, berternak, dan sebagainya dan

hanya sebagian kecil yang melakukan pekerjaan yang bergerak di bidang lainnya,

antara lain sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan wiraswasta.

2.2.5. Jumlah Kepala Keluarga

Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005 sebanyak

65.092 KK dari jumlah penduduk sebesar 249.422 jiwa. Dilihat dari distribusi pada

setiap kecamatan menunjukkan rata-rata jumlah jiwa yang menjadi tanggungan

kepala keluarga di Kabupaten Tanah Laut berkisar 4 jiwa/KK.

2.2.6. Agama

Agama yang di peluk di Kabupaten Tanah Tanah Laut terdiri dari 5 agama yaitu

Agama Islam, Agama Katolik, Agama Protestan, Agama Hindu dan Agama Budha.

Pada tahun 2005, penduduk Kabupaten Tanah Laut yang memeluk Agama Islam

mencapai 98,58% dari jumlah penduduk, sedangkan pemeluk Agama Protestan

sebesar 0,66%, Agama Katolik sebesar 0,35%, Agama Hindu sebesar 0,24 dan

Agama Budha sebesar 0,17% dari jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut.

2.2.7. Adat Istiadat

Kabupaten Tanah Laut yang penduduknya terdiri dari pendatang dan penduduk asli

setempat memberikan warna tersendiri dengan membawa berbagai macam

kebudayaan yang berkembang dan adat setempat. Para pendatang tersebut

merupakan penduduk yang tergabung dalam kelompok transmigrasi berasal dari Jawa

Page 16: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -7

Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara

Barat, Jakarta, Bali dan kabupaten lain di Propinsi Kalimantan Selatan.

Karena perkembangan dari kegiatan ekonomi dan penduduk, terjadilah proses

asimilasi yang berasal dari penduduk setempat dan penduduk asli. Secara umum adat

istiadat yang dipegang sudah mulai melonggar akibat terjadinya pergeseran dari

masyarakat perdesaan menjadi masyarakat kota. Dengan demikian, pembangunan

yang dilaksanakan masih dapat diterima oleh masyarakat Kabupaten Tanah Laut.

2.2.8. Ketenagakerjaan

Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005 berdasarkan hasil

registrasi sebesar 249.422 orang. Dari rasio jenis kelaminnya dapat dilihat bahwa

jumlah penduduk laki-laki di kabupaten ini lebih besar jika dibandingkan dengan

jumlah penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin Kabupaten Tanah Laut pada tahun

2005 sebesar 103.

Besarnya rasio jenis kelamin yang lebih dari 100 dapat juga memberikan gambaran

bahwa Kabupaten tanah Laut merupakan daerah penerima migran, yang artinya

bahwa kabupaten ini merupakan daerah yang memiliki potensi ekonomi yang cukup

besar sehingga menjadi daerah tujuan migrasi.

Dilihat dari perbandingan per kecamatan, maka yang terbanyak penduduknya

adalah Kecamatan Pelaihari yaitu sebanyak 68.249 orang, dengan kepadatan

penduduk 119 orang per km2, kemudian Kecamatan Bati-Bati berpenduduk 30.798

orang dengan kepadatan penduduk 127 orang per km2.

Sedangkan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Tambang

Ulang yaitu sebanyak 12.838 orang dengan kepadatan penduduknya 80 orang per

km2.

Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja jumlah pencari kerja di Kabupaten Tanah

Laut pada tahun 2005 berjumlah sebesar 6.577 orang. Latar belakang pendidikan dari

pencari kerja ini sebagian besar adalah lulusan SLTA yakni sekitar 51,29 persen dan

disusul lulusan SLTP sekitar 28,61 persen. Lulusan D3/S1/S2 mencapai 13,43 persen,

sisanya berpendidikan di bawah SLTP.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005

menurut catatan KPKN yaitu PNS pusat sebanyak 875 orang dan PNS daerah otonom

sebanyak 4.752 orang.

Dilihat dari tingkat pendidikan, sebagian besar PNS berlatar belakang pendidikan

perguruan tinggi yaitu sekitar 68,28 persen, dan 24,56 persen berpendidikan setingkat

SLTA sedangkan sisanya adalah tamatan SD dan SMTP.

2.2.9. Perkembangan Penduduk

Penduduk Kabupaten Tanah Laut menurut hasil registrasi penduduk Pertengahan

tahun 2005 berjumlah 248.442 orang atau mengalami peningkatan jika dibandingkan

pencatatan pada Pertengahan tahun 2004 dengan jumlah sebesar 4.740 orang. Rata-

rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanah Laut pada periode 2004-2005

Page 17: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -8

adalah sebesar 1,91 persen dengan rata-rata laju pertumbuhan tertinggi di Kecamatan

Takisung yaitu sebesar 2,61 persen.

2.2.10. Penyebaran Penduduk

Penduduk Kabupaten Tanah Laut menyebar secara tidak merata dengan luas wilayah

yang berbeda mengakibatkan kepadatan penduduk antar kecamatan yang beragam.

Kecamatan Tambang Ulang yang mempunyai luas wilayah terkecil yaitu 4,43 persen

dari total luas wilayah Kabupaten Tanah Laut dihuni 5,17 persen penduduk dengan

kepadatan 3 jiwa per km2 menurut catatan registrasi pertengahan tahun.

Sedangkan Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Jorong

atau 17,29 persen dari total wilayah dihuni 9,13 persen dari total penduduk Kabupaten

Tanah Laut.

2.2.11. Rasio Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin adalah salah satu indikator yang cukup penting dalam

penghitungan penduduk. Rasio jenis kelamin yang merupakan perbandingan

penduduk laki-laki terhadap 100 penduduk perempuan. Jika hasil suatu perbandingan

menunjukkan angka di atas seratus, berarti keadaan penduduk di wilayah tersebut

lebih banyak laki-lakinya dibandingkan dengan perempuan, dan sebaliknya jika di

bawah seratus berarti lebih banyak penduduk perempuan daripada penduduk laki-laki.

Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Tanah Laut Pertengahan tahun 2005 tidak

menunjukkan perbedaan yang berarti. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten

Tanah Laut keadaan pertengahan Tahun 2005 adalah 104, yang artinya dari setiap

100 orang penduduk perempuan terdapat 104 orang penduduk laki-laki. Dari sembilan

kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Laut, tidak ada kecamatan yang rasio jenis

kelaminnya dibawa 100. Kecamatan yang paling tinggi rasio jenis kelaminnya adalah

Kecamatan Jorong yaitu 109.

2.2.12. Pertumbuhan Penduduk Menurut Tingkat Usia

Penduduk yang dikelompokkan menurut tingkat usia yaitu anak-anak (0-14 tahun) dan

dewasa (15+), apabila diamati dari tahun 2004-2005 seperti dimuat dalam tabel 1.6,

maka dapat diketahui tingkat perkembangan penduduk pada masing-masing

kelompok umur tersebut.

Tingkat pertumbuhan penduduk orang dewasa lebih tinggi dari pada pertumbuhan

penduduk anak-anak. Penduduk usia dewasa pada tahun 2005 persentasenya

sebesar 68,09 % dan sisanya adalah anak-anak (32,31 %).

2.3. EKONOMI DAN SUMBER DAYA

2.3.1. Perekonomian

Sebagaimana hampir seluruh daerah di Indonesia, krisis ekonomi yang terjadi pada

akhir tahun 1997 dan awal tahun 1998 juga berpengaruh terhadap perkembangan

Page 18: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -9

perekonomian di Kabupaten Tanah Laut. Angka pertumbuhan ekonomi pada awal

krisis (pertengahan tahun 1997) menurun dan terus terkontraksi hingga tahun 1998.

Pada tahun 1999 telah terjadi perbaikan ekonomi kembali dengan ditandai

pertumbuhan ekonomi yang mulai positif. Dalam menampilkan data perekonomian

Kabupaten Tanah Laut dalam kondisi umum RPJP ini, data yang digunakan adalah

data mulai tahun 2000. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan bahwa krisis

ekonomi yang terjadi sebelum tahun 2000 yaitu tahun 1997 sampai 1998 tersebut

merupakan keadaan yang mencerminkan adanya goncangan (shock).

Salah satu indikator penting guna menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di

suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi. Disamping digunakan untuk mengukur

tingkat pertumbuhan nilai tambah yang diciptakan dalam suatu perekonomian, angka

ini juga memberikan indikasi tentang sejauh mana aktivitas perekonomian yang terjadi

pada suatu periode tertentu telah memberi lapangan pekerjaan dan menghasilkan

tambahan pendapatan bagi penduduk.

Hal ini dapat dijelaskan karena pertumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan

suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa

(output). Pada gilirannya, proses ini tentunya juga menghasilkan suatu aliran balas

jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk.

Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator ekonomi makro yang

menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasanya digunakan

sebagai salah satu factor untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan

pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Besarnya laju

pertumbuhan tersebut dapat dihitung dari data PDRB atas dasar harga konstan,

karena semata mata hanya dicerminkan oleh pertumbuhan barang dan jasa yang

dihasilkan pada periode tertentu sebab pengaruh perubahan harga telah ditiadakan.

Setelah mengalami penurunan drastis atau mengalami kontraksi pada saat krisis

ekonomi tahun 1997 /1998; maka mulai tahun 2000 perekonomian daerah Kabupaten

Tanah Laut secara bertahap kembali pulih (recovery) dengan pertumbuhan yang terus

membaik. Bahkan pada tahun 2000, tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 6,58

persen yang lebih disebabkan adanya booming sektor pertambangan. Selama kurun

waktu 2000-2006; pertumbuhan ekonomi Tanah Laut terus bergerak positif dengan

rata-rata pertumbuhan 5,23 persen per tahun. Bila pada tahun 2000, tingkat

pertumbuhan ekonomi sudah mencapai 6,58 persen maka pada tahun 2001 sedikit

mengalami penurunan yaitu hanya mencapai 4,04 persen seiring dengan semakin

menurunnya pula pertumbuhan sektor pertambangan dan terkontraksinya sektor

pertanian. Namun pada tahun 2002, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Laut

kembali meningkat menjadi 4,46 persen dan tahun 2003 meningkat menjadi 4,64

persen dan selanjutnya tahun 2004 meningkat lagi hingga mencapai 5,26 persen

seiring dengan meningkatnya lagi pertumbuhan sektor pertanian.

Selama Tahun 2005 kinerja perekonomian masih menunjukkan perkembangan yang

membaik walaupun memasuki triwulan III terjadi perlambatan dikarenakan lonjakan

inflasi sebagai dampak kenaikan harga BBM. Menurunnya daya beli riil masyarakat

Page 19: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -10

akibat inflasi yang melonjak tinggi pada triwulan III dan IV menyebabkan pertumbuhan

konsumsi juga melambat. Melemahnya konsumsi yang diikuti antara lain kenaikan

biaya produksi sebagai akibat dari kenaikan harga BBM, meningkatnya biaya modal,

pada gilirannya menyebabkan pertumbuhan investasi mengalami penurunan.

Konsumsi dan investasi yang menurun berdampak terhadap melambatnya

pertumbuhan ekonomi walaupun secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih

tumbuh sedikit diatas pertumbuhan tahun 2004, karena pertumbuhan yang cukup

tinggi pada triwulan I dan II tahun 2005.

Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2005 adalah sebesar 5,43 persen dan bahkan pada

tahun 2006 berdasar perhitungan oleh BPS Kabupaten Tanah Laut, angka

pertumbuhan ekonomi sudah mampu mencapai 6,22 persen. Angka pertumbuhan

sebesar 6,22 persen pada tahun 2006 tersebut ditandai oleh kenaikan kembali

pertumbuhan sektor pertanian dan juga pertumbuhan sektor pertambangan yang

disebabkan adanya peningkatan produksi biji besi. Rata-rata angka pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Tanah Laut selama kurun waktu tahun 2000 – 2006 adalah

sebesar 5,23 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Tanah Laut diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan tanpa

migas tahun 2000 – 2005 yang hanya tumbuh rata-rata 4,67 persen. Faktor utama

meningkatnya pertumbuhan Kabupaten Tanah Laut tersebut adalah terjadinya

peningkatan produksi pada sektor pertanian khususnya pada subsektor tanaman

bahan makanan (padi dan jagung) yang merupakan leading perekonomian dari sub

sektor pertanian pangan di Kabupaten Tanah Laut. Rincian tingkat pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Tanah Laut tiap sektor tahun 2000 – 2006 terinci pada Tabel 2.5

berikut :

Tabel 2.5. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanah Laut 2000 –2006

No Sektor 2000 2001 2002 2003 2004 2005* 2006**

1 Pertanian 1.79 -4.26 4,71 1,44 4,41 3,58 4,62

2 Pertambangan &

Penggalian

47.81 28,68 13,22 16,30 11,83 7,28 15,73

3 Industri Pengolahan 4.17 1,17 0,01 6,30 4,10 3,45 3,51

4 Listrik & Air Bersih 12.47 17,32 0,10 0,30 1,58 -1,57 4,10

5 Bangunan 5.78 4,03 1,60 4,36 7,06 5,56 10,00

6 Perdagangan, Rest. dan Hotel

6.58 4,33 4,60 6,62 5,86 5,78 7,62

7 Pengangkutan & komunikasi

9.36 8,81 4,61 5,94 7,18 7,67 7,79

8 Bank dan lembaga keuangan lainnya

47.78 20,30 16,11 3,59 4,95 6,50 -2,03

9 Jasa-jasa 8.47 21,07 5,68 4,30 2,60 14,36 4,41

Rata-rata 6.58 4,04 4,46 4,64 5,26 5,43 6,22

*) Angka Sementara **) Angka sangat sementara

Secara keseluruhan sektor pertanian meliputi pertanian pangan, perkebunan,

peternakan, kehutanan dan perikanan selama kurun waktu tahun 2000 – 2006,

mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,33 persen per tahun walaupun pada

Page 20: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -11

tahun 2001 sempat mengalami konstraksi sebesar -4,26 persen. Penyumbang untuk

mencapai rata-rata pertumbuhan tersebut adalah subsektor tanaman bahan makanan

yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,57 persen. Namun pertumbuhan negatif

terjadi pada subsektor perkebunan yaitu minus 11,34 persen dan subsektor

kehutanan yaitu minus 17,93 persen. Belum berproduksi maksimalnya perkebunan

kelapa sawit akibat peremajaan dan sebagai pengganti perkebunan tebu serta

semakin berkurangnya produksi kehutanan menjadi penyebab pertumbuhan negatif

pada kedua subsektor tersebut.

Sektor Pertambangan dan Penggalian masih mempunyai pertumbuhan yang cukup

tinggi yaitu rata-rata 20,12 persen selama tahun 2000 - 2006, yang disumbang oleh

pertambangan batubara dan biji besi. Hanya saja, tingkat pertumbuhan sektor ini

setiap tahun trendnya semakin menurun kecuali tahun 2006. Apalagi sifat dari bahan

yang terdapat di sektor ini bersifat tidak bisa diperbaharui sehingga mengandalkan

pertumbuhan ekonomi hanya dari sektor pertambangan dan penggalian sangat tidak

prosfektif. Selain batubara, pertambangan biji besi semakin mengambil peranan yang

cukup signifikan dalam mendongkrak pertumbuhan sektor ini.

Sektor industri pengolahan juga mengambil peranan cukup besar dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan sebesar 3,45 persen pada tahun 2005

dan naik menjadi 3,51 pada tahun 2006 setelah sempat mengalami pertumbuhan

yang rendah pada tahun 2001 (1,17 persen) dan tahun 2002 (0,01 persen). Rata-rata

pertumbuhan sektor ini pada kurun waktu tahun 2000 – 2006 mencapai 3,25 persen.

Industri pengolahan masih didominasi oleh industri pengolahan makanan, sedangkan

industri lainnya belum dapat berbicara banyak. Realisasi investasi baru untuk industri

hanyalah pembangunan pabrik tepung tapioka dan pabrik pakan ternak.

Sektor listrik dan air minum pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan negatif sebesar

minus 1,57 persen, namun pada tahun 2006 naik kembali dengan angka pertumbuhan

4,10. Turunnya pertumbuhan pada sektor ini pada tahun 2005 karena subsektor listrik

belum mampu mensuplai kebutuhan listrik masyarakat akibat kapasitas mesin dan

kendala suplai bahan baku untuk PLTU Asam-Asam,. Sedangkan subsektor air minum

juga mengalami pertumbuhan negatif dikarenakan belum optimalnya berproduksi

karena kendala mesin dan peralatan yang tua pada PDAM mengakibatkan produksi

air minum juga turut menurun.

Sementara sektor konstruksi mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,56 persen

pada tahun 2005 dan naik menjadi 10,00 persen pada tahun 2006. Rata-rata

pertumbuhan sektor ini pada kurun waktu tahun 2000 – 2006 cukup tinggi kecuali

pada tahun 2002. Mulai bergairahnya perekonomian mendorong pembangunan

perumahan baru baik yang dilakukan oleh pengembang maupun oleh perorangan.

Disamping itu pendorong utamanya adalah peran pemerintah daerah yang mulai

melakukan pembangunan fisik yang secara kasat mata dapat kita lihat seperti

pembangunan prasarana jalan, jembatan dan gedung-gedung pemerintahan.

Sektor perdagangan, restoran dan hotel tumbuh sebesar 5,78 persen pada tahun

2005 dan naik menjadi 7,62 persen pada tahun 2006. Sektor perdagangan

Page 21: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -12

merupakan sektor yang dibentuk oleh sektor pertanian, pertambangan penggalian dan

sektor industri, di mana barang-barang yang dihasilkan oleh ketiga sektor tersebut

adalah komoditas utama dalam sektor perdagangan. Sehingga kinerja yang cukup

baik pada sektor perdagangan ini dipengaruhi kinerja ketiga sektor tersebut di atas.

Pertumbuhan pada sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2006 adalah

sebesar 7,79 persen dan rata-rata pertumbuhannya selama kurun waktu tahun 2000 –

2006 adalah sebesar 7,34 persen. Bergairahnya pertambangan batubara dan biji

besi turut mendorong pertumbuhan pada angkutan disamping makin lancarnya arus

transportasi dengan adanya perbaikan jalan. Hanya saja masih digunakannya ruas

jalan umum untuk kegiatan pengangkutan bahan tambang dan hasil perkebunan

dengan kapasitas muatan yang melebihi kemampuan beban jalan mengakibatkan

kerusakan jalan serta kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Adanya gairah

perekonomian yang semakin baik juga turut mengangkat pertumbuhan komunikasi

yang ditandai dengan masuknya sarana komunikasi seluler baru.

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mencatat pertumbuhan sebesar

6,50 persen pada tahun 2005 dengan pertumbuhan rata-rata yang cukup tinggi namun

mengalami kontraksi sebesar – 2,03 pada tahun 2006. Subsektor perbankan yang

semestinya berperan sebagai sektor yang melakukan pembiayaan bagi dunia usaha

untuk kegiatan produktif, justru cenderung lebih banyak memberikan kredit yang

bersifat konsumtif. Belum pulihnya sektor riil menjadi alasan utama perubahan

tersebut untuk mencegah terjadinya kembali negatif spread. Pertumbuhan subsektor

persewaan didorong oleh banyaknya pendatang masuk yang membutuhkan tempat

tinggal.

Sektor jasa-jasa yang didalamnya terdapat jasa pemerintahan, jasa sosial

kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi serta jasa perorangan dan rumah tangga,

pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan sebesar 14,36 persen namun menurun

pada tahun 2006 dengan hanya bertumbuh sebesar 4,41. Sektor jasa yang

merupakan sektor tersier sangat dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan pada sektor-

sektor primer maupun sekunder.

2.3.1.1. PDRB

Dalam penyusunan RPJP Kabupaten Tanah Laut ini, data harga berlaku dan harga

konstan untuk PDRB diperoleh dari kompilasi buku Pendapatan Regional Kabupaten

Tanah Laut dalam beberapa tahun yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Tanah

Laut.

Secara absolut nilai PDRB Kabupaten Tanah Laut setiap tahunnya terus mengalami

kenaikan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan harga

beberapa komoditas ekspor dari Tanah Laut seperti produk udang, batubara, biji besi

dan hasil industri. Selama kurun waktu 2000-2006 PDRB Kabupaten Tanah Laut atas

dasar harga berlaku tumbuh rata-rata sebesar 12,30 %. Namun kenaikan atas dasar

harga konstan tidaklah sebesar atas dasar harga berlaku. Dari angka PDRB atas

dasar harga konstan inilah dapat diketahui kenaikan riil atas PDRB harga berlaku.

Page 22: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -13

Rata-rata pertumbuhan PDRB atas dasar harga Konstan 2000 selama kurun waktu

2000-2006 hanya sebesar 5,64 %.

Nilai PDRB harga berlaku tahun 2006 sudah mencapai 2.608 milyar; lebih tinggi

dibanding tahun sebelumnya yaitu tahun 2005 yang hanya sebesar 2.373 milyar

rupiah, serta meningkat jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun 2004 yang

hanya sebesar 2.094 milyar rupiah. Namun kenaikan nilai PDRB atas dasar harga

konstan tidak sebesar kenaikan atas dasar harga berlaku, dimana pada tahun 2004

sebesar 1.611 milyar rupiah sedangkan tahun 2005 hanya mencapai 1,699 milyar dan

pada tahun 2006 sudah mencapai 1.804 milyar rupiah. Nilai PDRB Kabupaten Tanah

Laut tahun 2000 – 2006 ditunjukkan oleh Tabel 2.6 dan gambar 2.4.

Tabel 2.6. PDRB Kabupaten Tanah Laut 2000 – 2006

Tahun

Total PDRB (Ribuan Rupiah)

Harga Berlaku Harga Konstan 2000

2000 1.301.572.805 1.301.572.805

2001 1.472.232.844 1.355.949.532

2002 1.638.588.189 1.416.828.337

2003 1.829.576.614 1.482.328.773

2004 2.094.755.614 1.611.487.464

2005 *) 2.373.099.636 1.699.062.148

2006 **) 2.608.656.770 1.804.714.575

0

500000000

1000000000

1500000000

2000000000

2500000000

3000000000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 *) 2006 **)

ribu rupiah

tah

un

Harga Berlaku Harga Konstan 2000

Gambar 2.4. PDRB Kabupaten Tanah menurut harga berlaku dan harga konstan tahun 2000 – 2006

Meskipun terjadi perubahan besarnya persentase sektoral dibanding tahun-tahun

sebelumnya, namun data tahun 2006 menunjukkan bahwa kegiatan perekonomian di

Kab. Tanah laut masih didominasi oleh sektor pertanian (pertanian, perkebunan,

peternakan, kehutanan dan perikanan) dengan proporsi sebesar 31,56 % dari total

PDRB. Perdagangan, hotel dan restoran menyusul di tempat kedua dengan

proporsinya sebesar 24,48 % dan kemudian sektor industri pengolahan dengan 17,24

% serta pertambangan dan penggalian sebesar 9,75 %.

) Angka Sementara **) Angka sangat sementara

Page 23: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -14

Bila dilihat kedudukan masing-masing sektor sebagai mata pencaharian penduduk,

maka sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama penduduk Kabupaten

Tanah Laut, selanjutnya sektor perdagangan dan sektor jasa. Diprediksi bahwa

beberapa tahun yang akan dating, sektor pertanian tetap mendominasi perekonomian

Kabupaten Tanah Laut.

Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kabupaten Tanah

Laut adalah sektor pertanian. Sektor ini paling banyak menyerap tenaga kerja yang

ada di Kabupaten ini, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai

lebih dari separuh tenaga kerja yang ada atau sekitar 54,32 persen. Sektor lainnya

yang juga cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan (16,14

persen), industri pengolahan (9,19 persen) dan pertambangan (7,80 persen).

2.3.1.2. PDRB Perkapita

PDRB perkapita adalah kemampuan suatu daerah untuk memenuhi kebutuhan setiap

penduduk rata-rata, sehingga bisa dijadikan salah satu indikator bagi keberhasilan

pembangunan terutama pembangunan bidang ekonomi. Meskipun demikian PDRB

perkapita belum dapat menggambarkan peningkatan kesejahteraan masyarakat

sebenarnya. Indikator tersebut hanya dapat dipakai untuk menggambarkan apakah

ada peningkatan produktivitas pembangunan setiap orangnya.

PDRB perkapita juga dibedakan atas harga berlaku dan harga konstan. PDRB

perkapita atas dasar harga berlaku diukur berdasarkan harga pada saat sekarang

sehingga terkandung pengaruh kenaikan harga. Sedangkan PDRB perkapita atas

dasar harga konstan kita dapat melihat kenaikan secara riil atas harga pada tahun

dasar. Atau dapat dikatakan PDRB perkapita atas dasar harga konstan dapat

mengukur tingkat produktivitas sesungguhnya.

PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Tanah Laut selama periode

2000-2006 tumbuh rata-rata sebesar 10,12 persen, sedangkan pertumbuhan rata-rata

PDRB atas dasar harga konstan dalam periode yang sama hanya sebesar 3,52

persen. Rincian PDRB per kapita Kabupaten Tanah Laut tahun 2000 – 2006 terinci

pada Tabel 2.7

Tabel 2.7. PDRB Perkapita Kabupaten Tanah Laut Tahun 2000 – 2006

Tahun

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

PDRB Perkapita

Pertumbuhan (%)

PDRB Perkapita

Pertumbuhan (%)

2000 5.634.392 - 5.634.392 -

2001 6.295.414 11,73 5.798.175 2,91

2002 6.815.835 8,27 5.893.408 1,64

2003 7.332.414 7,58 5.941.947 0,82

2004 8.266.890 12,74 6.359.687 7,03

2005 * 9.331.853 12,88 6.681.303 5,05

2006** 10.008.659 7,52 6.924.156 3,64

*) Angka sementara **) Angka sangat sementara

Page 24: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -15

2.3.1.3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Tingkat kemiskinan penduduk sebagai indikator dari pencapaian sasaran Millenium

Development Goals (MDGs) apabila diukur menggunakan kriteria Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) maka untuk Kabupaten Tanah Laut secara umum untuk

perkembangan dari tahun 1996 sampai tahun 2006 menunjukkan adanya trend

perbaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa pembangunan di Kabupaten Tanah Laut

tidak hanya sekedar mengejar pertumbuhan ekonomi semata tetapi juga berupaya

melakukan dengan pemerataan.

Bila pada tahun 1996 angka IPM Kabupaten Tanah Laut hanya 66,0; maka pada

tahun 2004 mengalami perbaikan sehingga angka IPM naik menjadi 67,7; tahun 2005

angka IPM menjadi 68,3 dan tahun 2006 angka IPM Kabupaten Tanah Laut sudah

mencapai 68,8. Capaian angka IPM Kabupaten Tanah Laut ini ternyata lebih tinggi

dibanding angka IPM Provinsi Kalimantan Selatan yang pada tahun 2005 hanya 67,4

dan tahun 2006 hanya 67,7. Walaupun demikian, angka IPM Kabupaten Tanah Laut

masih dibawah capaian angka IPM rata-rata nasional yang sudah mencapai 69,6

pada tahun 2005 dan meningkat lagi pada tahun 2006 menjadi 70,1.

Ilustrasi yang menggambarkan fluktuasi nilai IPM Kabupaten Tanah Laut dari tahun ke

tahun selama periode tersebut dan perbandingan IPM Kabupaten Tanah Laut;

Provinsi Kalimantan Selatan dan rata-rata nasional dapat dilihat seperti pada Gambar

2.5 dan 2.6 berikut. Rincian lengkap tentang fluktuasi nilai IPM beserta nilai masing-

masing komponennya ini dapat dilihat seperti pada Lampiran.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1996 1999 2002 2004 2005 2006

tahun

Kesehatan

Pendidikan

Daya beli

IPM

Sumber: BPS Kalsel

Gambar 2.5. Fluktuasi nilai IPM Kabupaten Tanah Laut

Page 25: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -16

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1996 1999 2002 2004 2005 2006

tahun

IPM

Tanah Laut

Kal-Sel

Indonesia

Gambar 2.6. Perbandingan nilai IPM Kab.Tanah Laut, Kal-sel dan Indonesia

2.3.1.4. Struktur Perekonomian

Proses pembangunan ekonomi biasanya diikuti dengan terjadinya perubahan dalam

struktur ekonomi baik itu struktur permintaan domestik, struktur produksi serta struktur

distribusinya. Perubahan struktur ini sesungguhnya terjadi akibat adanya interaksi

antara dua proses yaitu proses akumulasi (pembentukan modal) dan perubahan

konsumsi masyarakat yang terjadi karena meningkatnya pendapatan perkapita.

Perubahan pola permintaan ini yang kemudian mengubah komposisi barang dan jasa

yang diproduksi dan diperdagangkan.

Struktur ekonomi yang dinyatakan dalam persentase, menunjukan besarnya peranan

atau kontribusi masing-masing sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah dan

mencerminkan peringkat nilai tambah sektor tersebut. Sehingga untuk melihat

kekuatan setiap sektor dalam pembentukan PDRB suatu daerah dapat dilihat dari

peranan masing-masing sektor tersebut. Dengan memperhatikan peranan sektoral

maka dapat ditentukan skala prioritas dalam perencanaan pembangunan. Sektor-

sektor dominan dalam pembentukan PDRB perlu mendapat perhatian untuk lebih

dikembangkan.

Secara umum Struktur perekonomian Kab.Tanah Laut sampai pada tahun 2005 dan

kemungkinan untuk beberapa tahun kedepan tidak mengalami perubahan yang berarti

jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Hipotesis para ahli bahwa

dalam perubahan structural, sektor primer akan semakin menurun pangsanya sejalan

dengan peningkatan pangsa sektor sekunder dan tersier, tampaknya belum

sepenuhnya berlaku bagi Kabupaten Tanah Laut walaupun beberapa kebijakan sudah

mulai mengarah kepada usaha peningkatan sektor riil yang mendukung sektor

sekunder dan terseir.

Memang salah satu tujuan pembangunan ekonomi adalah merubah struktur ekonomi

dengan pola primer-sekunder-tersier. Namun untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan

akumulasi modal dan investasi baik pemerintah maupun swasta, penerapan teknologi

yang sesuai kebutuhan serta SDM yang memadai. Dalam kondisi ekonomi yang

sudah bangkit setelah krisis, diperlukan perencanaan jangka panjang yang baik dan

fokus serta bertahap untuk mencapai hal tersebut seperti halnya RPJP ini.

Page 26: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -17

Dari perkembangan kontribusi sektor terhadap perekonomian Kabupaten Tanah Laut,

belum terjadi pergeseran yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Sektor yang menyumbangkan andil paling besar dalam penciptaan nilai tambah pada

tahun 2005 masih tetap sektor pertanian yaitu sebesar 31,40%, dan subsektor yang

cukup dominan ada dua yaitu tanaman bahan makanan serta perikanan. Oleh karena

itu, sejauh ini struktur perekonomian Kabupaten Tanah Laut masih bersifat agraris.

Sektor dominan lainnya adalah sektor industri pengolahan (18,24 persen) dan

subsektor perdagangan, restoran dan hotel (24,90 persen) seperti terinci pada Tabel

2.8.

Tabel 2.8. Struktur Perekonomian Kabupaten Tanah Laut Tahun 2000 – 2005 (Persen)

No. Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005*

1 Pertanian 40,34 37,69 37,35 33,80 32,04 31,40

2 Pertambangan & Penggalian 2,59 3,43 3,96 4,08 9,04 8,17

3 Industri Pengolahan 21,32 21,20 21,31 19,56 18,51 18,24

4 Listrik & Air Bersih 0,33 0,36 0,34 0,19 0,18 0,16

5 Bangunan 2,16 2,22 2,16 2,22 2,17 2,17

6 Perdagangan, Restoran dan Hotel 18,95 19,27 18,18 25,76 24,90 24,90

7 Pengangkutan dan Komunikasi 1,87 1,93 1,97 1,87 1,89 1,89

8 Keuangan, Persw dan Jasa Prsh 3,25 3,62 3,97 3,59 3,74 3,74

9 Jasa-jasa 9,19 10,29 10,13 8,93 7,54 7,54

PDRB Tanpa Minyak Bumi 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

*) Angka Sementara

Kecenderungan perubahan struktural dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

2000 2001 2002 2003 2004 2005

tahun

pan

gsa t

erh

ad

ap

PD

RB

(%

)

Pertanian

Industri Pengolahan

Perdagangan. Restoran dan

Hotel

Jasa-jasa

Pertambangan & Penggalian

Keuangan. Persw dan Jasa

Prsh

Bangunan

Pengangkutan dan

Komunikasi

Listrik & Air Bersih

industri pengolahan

jasa-jasapertambangan

keuangan&

pertanian

perdagangan dan resto

Gambar 2.7. Perubahan struktur perekonomian Kabupaten Tanah Laut Tahun 2000-2005

Pada gambar 2.7 terlihat bahwa berdasarkan pangsanya masing-masing terhadap

PDRB maka sektor-sektor ‖pertanian‖, ‖industri pengolahan‖ dan ‖perdagangan hotel

dan restoran‖ merupakan tiga sektor primadona di Kabupaten Tanah Laut.

Page 27: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -18

Melihat perkembangan masing-masing sektor dari tahun ke tahun selama lima tahun

tampaknya mulai terlihat trend pergeseran struktur perekonomian di Kabupaten Tanah

Laut yang bergerak dari sektor primer (pertanian) ke sektor sekunder (industri

pengolahan) dan tersier (perdagangan, restoran dan hotel serta jasa-jasa) secara

bersamaan. Kondisi ini memerlukan perhatian Pemerintah Daerah bahwa

pengembangan proyek-proyek pembangunan untuk memanfaatkan situasi ini

seyogyanya difokuskan kepada upaya mendukung tiga sektor dominan tersebut.

Selain itu karena andalan yang lebih cocok bagi daerah ini adalah sektor sekunder

(industri pengolahan) dan tersier (perdagangan) dengan didukung oleh sektor primer

maka kebijakan-kebijakan pembangunan SDM juga harus dilakukan kearah

pengembangan dan peningkatan kualitas SDM untuk mendukung hal itu. Tentunya ini

merupakan tantangan yang perlu segera ditangani dengan baik, bersama-sama

dengan penanganan dan penataan peraturan-peraturan daerah yang dapat

menciptakan iklim kondusif untuk berusaha dan berinvestasi.

2.3.1.5. Indeks Harga Implisit

Dalam pembangunan ekonomi, masalah tingkat harga merupakan variabel penting

yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi serta kemampuan daya beli

(purchasing power parity) masyarakat. Pertumbuhan yang tinggi tidak akan membawa

dampak terhadap kesejahteraan masyarakat kalau perkembangan harga-harga

meningkat lebih tinggi.

Dengan berkembangnya perekonomian berarti semua komponen nilai tambah,

termasuk upah dan gaji sebagai balas jasa faktor produksi tenaga kerja serta surplus

usaha turut meningkat. Apabila tingkat kenaikan tersebut lebih besar dari tingkat

kenaikan harga maka dapat dikatakan terjadi kenaikan daya beli masyarakat yang

berarti terjadi perbaikan kesejahteraan.

Indeks Harga Implisit adalah suatu indeks harga yang diperoleh dengan membagi nilai

PDRB atas dasar harga berlaku terhadap PDRB atas dasar harga konstan. Indeks

harga implisit menggambarkan tingkat perubahan harga umum seluruh komoditi baik

barang dan jasa yang terjadi di suatu wilayah dalam suatu kurun waktu tertentu.

Tabel 2.9. Indeks Harga Implisit dan Perubahannya Tahun 2003 – 2005

Rincian 2003 2004* 2005**

PDRB ADHB ( Juta Rupiah) 1.829.576 2.031.909 2.295.850

PDRB ADHK (Juta Rupiah) 1.482.629 1.553.345 1.633.090

Indeks Harga Implisit 123,40 130,81 140,58

Perubahan Indeks HI (%) 6,70 6,00 7,47

Laju Inflasi Kota Banjarmasin (%) 6,77 7,14 9,71

Laju Pertumbuhan PDRB Perkapita (%) 7,58 9,36 12,59

*) angka diperbaiki **) angka sementara

Page 28: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -19

Berdasarkan tabel 2.9 terlihat bahwa tingkat daya beli masyarakat secara umum

sedikit mengalami perbaikan, hal ini ditunjukkan oleh laju pertumbuhan PDRB

perkapitanya yang lebih tinggi terhadap laju inflasi IHK.

2.3.2. Penduduk Miskin Kabupaten Tanah Laut

Jumlah penduduk miskin Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2006 mencapai 44.450

jiwa yang terdiri dari 14.452 rumahtangga. Jika jumlah penduduk miskin tersebut

dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut secara keseluruhan,

yaitu 249.422 jiwa, maka persentasenya sebesar 17,82%. Kecamatan dengan jumlah

penduduk miskin terbanyak adalah Kecamatan Pelaihari, yaitu 11.210 jiwa yang terdiri

atas 3.698 rumahtangga atau 25,36% dari total penduduk miskin di Kabupaten Tanah

Laut tahun 2006. Sedangkan Kecamatan Tambang Ulang merupakan kecamatan

dengan jumlah penduduk miskin paling sedikit, yaitu 2.269 jiwa yang terdiri atas 690

rumahtangga atau 5,14% dari jumlah penduduk miskin keseluruhan. Jumlah

penduduk miskin Kabupaten Tanah Laut tahun 2006 disajikan pada Tabel 2.10 dan

Gambar 2.8.

Tabel 2.10. Jumlah penduduk miskin Kab. Tanah Laut Tahun 2006

No. Kecamatan Penduduk Miskin Persentase (%)

1. Panyipatan 4.053 9,12

2. Takisung 4.794 10,79

3. Kurau 3.740 8,41

4. Bati-Bati 4.657 10,48

5. Tambang Ulang 2.269 5,10

6. Pelaihari 11.210 25,22

7. Batu Ampar 4.045 9,10

8. Jorong 4.483 10,09

9. Kintap 5.199 11,70

Jumlah 44.450 100,00

4.0534.794

3.740

4.657

2.269

11.210

4.0454.483

5.199

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

Ju

mla

h P

en

du

du

k M

iskin

(jiw

a)

Panyipatan Takisung Kurau Bati-Bati Tambang

Ulang

Pelaihari Batu Ampar Jorong Kintap

Kecamatan

Page 29: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -20

Gambar 2.8. Jumlah penduduk miskin Kabupaten Tanah Laut tahun 2006

2.3.2.1 Pengangguran Kabupaten Tanah Laut

Sebagai bagian dari hasil pendataan yang telah dilakukan, jumlah pengangguran dari

rumahtangga miskin di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2006 mencapai 11.863 jiwa

atau 4,76% dari total jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut. Jumlah tersebut terdiri

dari 3.662 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 8.201 jiwa berjenis kelamin perempuan.

Sebagaimana halnya dengan jumlah penduduk miskin, jumlah pengangguran paling

banyak terdapat di Kecamatan Pelaihari sebanyak 2.886 jiwa dan jumlah

pengangguran paling sedikit terdapat di Kecamatan Tambang Ulang sebanyak 683

jiwa. Rincian selengkapnya disajikan pada Tabel 2.11. dan Gambar 2.9

Tabel 2.11. Jumlah pengangguran dari rumah tangga miskin Kab. Tanah Laut tahun 2006

No. Kecamatan Jenis Kelamin

Jumlah (jiwa) Laki-laki Perempuan

1. Panyipatan 296 647 943

2. Takisung 406 957 1.363

3. Kurau 259 576 835

4. Bati-Bati 368 857 1.225

5. Tambang Ulang 247 436 683

6. Pelaihari 941 1.945 2.886

7. Batu Ampar 291 644 935

8. Jorong 403 943 1.346

9. Kintap 451 1.196 1.647

Jumlah 3.662 8.201 11.863

Jumlah Keseluruhan 126.954 122.468 249.422

Persentase (%) 2,88 6,70 4,76

Sumber : Hasil survey dan pengolahan data, Bappeda Tala 2007.

296

647

406

957

259

576

368

857

247

436

941

1.945

291

644

403

943

451

1.196

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

Ju

mla

h P

en

gan

gg

ura

n (

jiw

a)

Pany ipatanTakisung Kurau Bati-Bati Tambang

Ulang

Pelaihari Batu

Ampar

Jorong Kintap

Kecamatan

Laki-laki Perempuan

Gambar 2.9. Jumlah pengangguran Kabupaten Tanah Laut tahun 2006

Page 30: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -21

2.3.3. Sumberdaya Alam

Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi sumber daya alam diberbagai sektor yang

cukup berpotensi. Sumber daya alam yang ada di Kabupaten Tanah Laut sebagai

berikut :

2.3.3.1. Pertanian dan Perkebunan

Kondisi alam berupa perbukitan sangat potensial untuk pengembangan perkebunan

sebagaimana yang telah berkembang saat ini, begitupula dengan kondisi lahan

sebaiknya yaitu berupa areal rawa memungkinkan untuk dikembangkan sebagai

daerah pertanian khususnya persawahan.

Usaha pertanian tanaman pangan yang dibudidayakan terdiri dari komoditi padi,

jagung, ubi-ubian, dan kacang-kacangan.

Usaha perkebunan yang dibudidayakan terdiri dari tanaman cengkeh, kelapa, padi,

jagung, rosella dan lain-lainnya.

2.3.3.2. Peternakan

Kegiatan usaha peternakan relatif banyak diusahakan di Kabupaten Tanah Laut,

khususnya ternak sapi, kerbau, dan kambing yang ditunjang dengan keberadaan

padang alang-alang dan padang rumput yang cukup luas. Peternakan ayam banyak

dibudidayakan di Kecamatan Bati-bati, Tambang Ulang, dan Pelaihari.

2.3.3.3. Perikanan

Jenis perikanan yang ada adalah perikanan darat dan perikanan laut, untuk

perikanan darat yang dihasilkan oleh sungai, kolam, tambak, dan rawa. Umumnya

jenis ikan yang ada adalah gabus, papuyu, seluang, dan sepat.

2.3.2.4. Kehutanan

Luas hutan di Kabupaten Tanah Laut dirinci menurut fungsinya terdiri dari hutan

produksi tetap seluas 65.910 Ha, hutan produksi yang bisa dikonservasi seluas

29.774 Ha, hutan produksi terbatas seluas 8.750 Ha, dan kawasan hutan lindung

seluas 27.314 ha. Produksi kayu bulat di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005

sebesar 36.040 m3 yang terdiri dari 3.994 m3 kelompok kayu meranti dan 3.084 m3

kelompok rimba campuran, dan sisanya kelompok lainnya.

2.3.3.5. Pariwisata

Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi daerah

tujuan wisata, karena terdapat banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi. Untuk

sementara ini terdapat 16 obyek wisata yang dapat dikunjungi yang terbagi dalam

jenis wisata pantai, wisata alam, wisata pancing, wisata taman dan wisata sejarah.

2.3.3.6. Pertambangan dan Mineral

Page 31: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -22

Sumberdaya alam pertambangan dan mineral di Kabupaten Tanah Laut diataranya

adalah :

1. Batu bara, terdapat di Kecamatan Jorong dan Kintap.

2. Emas, banyak terdapat di Kecamatan Tambang Ulang, Panyipatan, Jorong,

Batu Ampar, dan Kintap.

3. Besi, banyak terdapat di Kecamatan Pelaihari, Tambang Ulang, Takisung,

Jorong dan Kintap.

4. Mangan, banyak terdapat di Kecamatan Pelaihari dan Tambang Ulang.

5. Platina, nekel, kromik dan seng.

6. Oker, banyak terdapat di Kecamatan Pelaihari, Tambang Ulang, Jorong, Kintap

dan Batu Ampar.

7. Pasir Kuarsa, banyak terdapat di Kecamatan Batu Ampar, Kintap, Jorong dan

Penyipatan.

8. Pasir Pantai, banyak terdapat di Kecamatan Jorong.

2.4. SOSIAL BUDAYA DAN POLITIK

Dengan derasnya arus globalisasi dan informasi media, maka mulai terjadi

kecenderungan masyarakat umumnya dan generasi muda pada khususnya untuk

mengikuti budaya asing, dimana sebagian dari budaya tersebut tidak sesuai dengan

budaya bangsa dan daerah pada khususnya.

Budaya daerah sesungguhnya mempunyai nilai luhur dan nilai historis yang terus

harus dipertahankan dan dikembangkan untuk mendasar citra diri bangsa dan daerah.

Ketahanan budaya daerah dapat ditingkatkan, maka diperlukan pemahaman dan

penghargaan masyarakat terhadap budaya masyarakat lainnya. Karena kurangnya

pemahaman terhadap budaya masyarakat lainnya, bisa menimbulkan benturan baik

secara sosial atau bahkan secara fisik.

Secara kelembagaan, karang taruna merupakan salah satu wadah untuk

pengembangan budaya dan kesetia kawanan sosial. Namun berdasarkan data bahwa

berdasarkan jumlah organisasi sejak tahun 1998 pada mulanya sebanyak 190 buah,

maka pada tahun 2002-2003 hanya berjumlah 70 buah. Demikian pula berdasarkan

jumlah anggota terjadi penurunan dari tahun 1999 sebanyak 8.679 orang menjadi

3.960 orang pada tahun 2002-2003. Berdasarkan data tersebut perlu pembinaan atau

bentuk kelembagaan yang sesuai untuk dijadikan pembinaan generasi muda dalam

menangkal budaya asing yang tidak sesuai dan untuk pembinaan ketahanan budaya

daerah yang luhur.

Pembinaan dan pengembangan kebudayaan daerah telah dilaksanakan berupa

penggalian peninggalan sejarah, kelestarian budaya daerah, kesenian dan nilai

tradisional, serta pengembangan bahasa daerah.

Berbagai kegiatan juga telah didlakukan dengan pembianaan kesenian, termasuk

kesenian yang bercorak keagamaan, pagelaran seni tradional dan adat perkawinan.

Untuk pemantapan kelembagaan telah dilakukan pembinaan organisasi kesenian

tradisional, teater modern, paduan suara, kasidah dan rebana.

Page 32: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -23

Pada bidang politik telah terjadi reformasi yang drastis sejak tahun 1998. Namun era

reformasi yang terjadi sekarang seolah-olah tanpa batas, akhirnya akan merusak

tatanan pembangunan politik. Paradigma politik telah bergeser, dimana pada masa

sebelumnya aparat pemerintah terbiasa pada kekuasaan yang relatif mutlak, sehingga

dalam menghadapi sikap masyarakat yang lebih bebas dan cenderung berlebihan

sehingga mengarah anarkhis, akan menyebabkan benturan dengan masyarakat.

Partisipasi politik yang berjalan sekarang sudah melihat kemampuan personal baik

untuk anggota legislatif, maupun dalam pemilihan eksekutif. Hal ini berarti cenderung

terjadi pergeseran partisipasi politik dari yang bersifat kelembagaan menjadi personal.

Sehingga untuk keberhasilan pembangunan politik diperlukan personal yang dipilih

mempunyai kapabilitas dan mental yang baik.

Budaya politik masyarakat juga telah bergeser, dari sekedar partisipasi menjadi politik

praktis untuk memperoleh manfaat dalam setiap kegiatan pada sistem politik yang

terjadi.

2.5. PRASARANA DAN SARANA

2.5.1. Jalan dan Perhubungan

Sarana di Kabupaten Tanah Laut terdiri atas angkutan umum (colt, sedan dan ojek)

yang melayani luar kabupaten, antar kota dan antar daerah yang masih dalam lingkup

Kabupaten Tanah Laut. Frekuensi aktivitas perhubungan angkutan darat pada tahun

2005 cukup besar, hal ini ditunjukkan oleh jumlah kendaraan dan jumlah penumpang

yang keluar masuk terminal.

Hubungan lalu lintas melalui sungai digunakan oleh masyarakat apabila di daerah

tersebut belum ada jalan darat. Jenis angkutan sungai yang digunakan pada

umumnya perahu-perahu kecil. Jaringan jalan dan angkutan merupakan sarana dan

prasarana angkutan darat yang penting untuk mempelancar kegiatan perekonomian.

Dengan semakin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut

peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan

mempelancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah yang lainnya.

Karakteristik sarana angkutan umum di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005

adalah sebagai berikut :

Angkutan Umum :

Route Banjarmasin - Batulicin yang keluar masuk ke terminal Pelaihari sebanyak

8.546 kendaraan.

Jumlah penumpang sebanyak 5224.494 orang.

Jumlah penumpang yang keluar masuk terminal 2.714.645 orang.

Jumlah angkutan umum yang keluar masuk terminal Pelaiharai sebanyak 157.924

kendaraan.

Jenis Kendaraan Angkutan Umum :

Angkutan sedan umum sebanyak 12 buah.

Angkutan colt umum minibus sebanyak 67 buah.

Page 33: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -24

Panjang Jalan di Kabupaten Tanah laut pada tahun 2005 adalah 730,57 Km. Jalan

terdiri atas jalan negara, jalan propinsi dan jalan kabupaten, dengan karakteristik

sebagai berikut :

Perkerasan jalan :

Jalan Aspal sepanjang 946,6 Km

Jalan Kerikil sepanjang 197,4 Km

Jalan Makadam ( tanah ) sepanjang 29,5 Km

Kelas jalan:

Kelas I sepanjang 134 Km

Kelas II sepanjang 98,2 Km

Kelas III sepanjang 714,4 Km

Kelas III A sepanjang 40,5 Km

Kelas III B sepanjang 29,5 Km

Kondisi Jalan:

Kondisi Baik sepanjang 946,6 Km

Kondisi Sedang sepanjang 40,5 Km

Kondisi Rusak sepanjang 21,98 Km

Kondisi Rusak Berat sepanjang 7,5 Km

2.5.2. Komunikasi

Sarana jaringan telepon di wilayah Kabupaten Tanah Laut baru dipergunakan oleh

sebagian kecil masyarakat. Hal ini ditunjukkan oleh jumlah pelanggan telepon pribadi

yang baru mencapai 1.909 pelanggan yang berada di Kecamatan pelaihari sebanyak

1.763 pelanggan, Kecamatan Takisung 121 pelanggan dan Kecamatan Jorong

sebanyak 25 pelanggan. Sedikitnya penggunaan telepon permanen di wilayah

Kabupaten Tanah Laut dimungkinkan karena semakin banyaknya masyarakat yang

beralih ke telepon selular. Banyaknya telepon selular yang digunakan oleh

masyarakat karena semakin luasnya jangkauan telepon selular. Selain penggunaan

telapon, masyarakat juga masih menggunakan jasa pos, dimana jumlah surat yang

diterima sebanyak 88.783 surat yang terdiri dari kilat khusus, kilat, pos biasa, luar

negeri dan dinas.

Page 34: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -25

2.5.3. Pendidikan

Pembangunan manusia seutuhnya tidak akan mencapai sasaran, jika tidak ada

peningkatan pembangunan bidang pendidikan yang bersifat menyeluruh. Pendidikan

dianggap sebagai suatu cara yang efektif untuk meningkatkan pembangunan

khususnya SDM. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan

kecerdasan dan keterampilan manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia

sangat tergantung dari kualitas pendidikan.

Salah satu masalah pokok di bidang pendidikan adalah masih banyaknya penduduk

usia sekolah yang belum mendapatkan kesempatan sekolah. Oleh karena itu, salah

satu tujuan utama dalam bidang pendidikan adalah menciptakan kesempatan belajar

yang lebih luas dan merata. Perluasan dan pemerataan ini sekaligus merupakan salah

satu pencerminan dari asas keadilan sosial. Tujuan ini tidak akan tercapai tanpa

kerjasama dan tanggung jawab bersama antar pemerintah, masyarakat dan keluarga.

Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca

dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka

melek huruf mencerminkan kualitas penduduk.

Berdasarkan data Susenas tahun 2005, jumlah penduduk usia 5 tahun ke atas yang

mampu membaca dan menulis huruf latin hanya sebesar 89,38 persen. Hal ini jika

dikaitkan dengan data penduduk usia 5 tahun ke atas yang sedang atau pernah

bersekolah yang besarnya mencapai 90,98 persen, dapat disimpulkan bahwa masih

ada sekitar 1,60 persen penduduk yang sedang atau pernah bersekolah belum dapat

membaca dan menulis huruf latin.

Lebih sedikitnya jumlah penduduk yang bisa membaca huruf latin mungkin terjadi

karena masih ada anak-anak yang duduk di bangku awal sekolah dasar yang belum

bisa membaca dan penduduk yang pernah sekolah tetapi tidak bisa atau sudah tidak

bisa lagi membaca.

Penduduk usia 5 tahun ke atas yang belum atau tidak pernah sekolah mencapai 9,02

persen, dengan rincian penduduk laki-laki sebesar 5,74 persen dan penduduk

perempuan sebanyak 12,34 persen.

Dari total penduduk usia 5 tahun ke atas yang pernah sekolah (157.712 orang),

sebagian besarnya tidak atau belum tamat SD. Penduduk yang pernah sekolah tetapi

tidak atau belum tamat SD mencapai 44.984 orang atau sekitar 28,52 persen. Tingkat

pendidikan yang terbanyak lainnya yang pernah ditamatkan oleh penduduk adalah

SD/MI yakni sekitar 38,37 persen. Sedangkan jumlah penduduk yang tamat

pendidikan lanjutan ke atas hanya sekitar 14,36 persen.

Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemajuan dunia pendidikan adalah Angka

Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah digunakan untuk mengukur banyaknya

penduduk yang telah menerima pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu.

Tabel 2.12. Angka Partispasi Sekolah Kasar menurut tingkat pendidikan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2004

Page 35: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -26

Uraian Persentase

Angka Partisipasi Kasar

- Sekolah Dasar 109,12

- Sekolah Menengah 55,20

- Pertama 71,47

- Atas 37,56

Angka partisipasi sekolah kasar penduduk usia sekolah dasar (7-12 tahun) pada

tahun 2005 cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari besarnya persentase penduduk usia

ini yang sedang bersekolah secara umum mencapai 109,12 persen.

Untuk angka partisipasi sekolah kasar pendidikan lanjutan (13-18 tahun), khususnya

tingkat partisipasi sekolah pendidikan lanjutan atas (16-18 tahun), pada kelompok usia

ini tingkat partisipasi sekolahnya masih relatif kecil. Sedangkan tingkat partisipasi

untuk pendidikan lanjutan pertama (13-15 tahun) keadaannya sudah cukup baik.

Angka partisipasi sekolah kasar untuk pendidikan lanjutan pertama secara umum

mencapai 71,47 persen dari total penduduk usia sekolah lanjutan pertama.

Sedangkan angka partisipasi sekolah kasar untuk pendidikan lanjutan atas, jumlahnya

secara umum hanya mencapai 37,56 persen dari total penduduk usia sekolah lanjutan

atas (16-18 tahun).

Dari berbagai indikator pendidikan yang diuraikan di atas nampaknya, situasi

pendidikan dan sumber daya manusia di Kabupaten Tanah Laut, dari sisi kualitasnya

masih perlu untuk ditingkatkan. Dimana dari indikator jumlah penduduk yang tamat

pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi serta yang sedang bersekolah pada

jenjang pendidikan tersebut persentasenya masih rendah. Ditambah lagi persentase

penduduk yang tidak bisa membaca huruf latin juga masih cukup besar.

Fasilitas pendidikan yang tersedia mencakup seluruh jenjang pendidikan mulai dari

jenjang TK hingga Sekolah Menengah Atas, dengan jumlah dan penyebaran pada

Tahun 2005 sebagai berikut :

Fasilitas TK sebanyak 113 unit yang terdiri dari 1 unit TK negeri dan TK swasta

sebanyak 112 unit, yang tersebar diseluruh kecamatan dengan jumlah terbanyak

terdapat di Kecamatan Pelaihari (29 unit) dan jumlah terkecil di Kurau (3 unit).

Fasilitas SD, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta

(MIS) sebanyak 254 unit yang tersebar di seluruh kecamatan terdiri dari 227 unit SD

negeri dan sekolah agama sebanyak 21 unit terdiri dari 12 Madrasah Ibtidaiyah

Swasta (MIS) dan 5 unit Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN).

Fasilitas SLTP sebanyak 49 unit terdiri dari 30 unit SLTP negeri dan 1 unit SLTP

swasta dan sekolah agama Madrasah Tsanwiyah Negeri (MTsN) sebanyak 6 unit

serta Madrasah Tsanwiyah Swasta (MTsS) sebanyak 12 unit. Penyebaran terbanyak

terdapat di Kecamatan Pelaihari (12 unit) dan paling sedikit di Kecamatan Tambang

Ulang (1 unit).

Page 36: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -27

Fasilitas SLTA sebanyak 9 unit yang terdiri dari 7 unit SLTA negeri dan 2 unit SLTA

swasta. Sedangkan SMK sebanyak 4 unit yang terdiri 2 SMK negeri dan 2 SMK

swasta. Untuk sekolah agama Madrasah Aliyah Negeri (MAN) sebanyak 1 unit dan

Madrasah Aliyah Swasta (MAS) sebanyak 5 unit.

2.5.4. Perumahan

Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, setelah pangan, sandang, air

bersih, pendidikan dan kesehatan. Rumah adalah tempat berlindung, sekaligus

tempat membangun suatu keluarga yang sejahtera. Memiliki rumah yang layak huni

merupakan dambaan setiap keluarga, sehingga seiring dengan semakin

bertambahnya penduduk kebutuhan akan perumahan juga semakin meningkat.

Dalam rangka peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat, pembangunan

perumahan merupakan sasaran yang penting. Sejalan dengan usaha ini akan

ditingkatkan pula usaha untuk perbaikan lingkungan pemukiman dan perbaikan

sarana prasarana pengairan dan lain sebagainya.

Rumah sehat disertai fasilitas yang memadai merupakan kebutuhan bagi setiap

keluarga, karena dapat mempengaruhi keadaan penghuninya dan secara tidak

langsung mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga.

Masalah yang berkaitan dengan kondisi perumahan sering ditemui di Indonesia baik

diperkotaan maupun pedesaan. Kondisi dan kualitas rumah yang ditempati dapat

menunjukkan keadaan sosial ekonomi rumah tangga. Semakin baik kondisi dan

kualitas rumah yang dihuni, menunjukkan semakin baik keadaan sosial ekonomi

rumah tangga.

Berdasarkan hasil Susenas 2005 dari keseluruhan rumah tangga yang ada, rumah

tangga yang tinggal di rumah milik sendiri sekitar 85,10 persen, sisanya tinggal di

rumah kontrakan, sewa, dinas dan lainnya.

Berdasarkan luas lantai rumah yang didiami, rumah tangga yang mendiami rumah

dengan luas lantai kurang dari 21 m2 ada sekitar 3,86 persen, yang tinggal pada

rumah dengan luas lantai 21-35 m2 ada sebanyak 19,82 persen, sedangkan jumlah

rumah tangga yang tinggal pada rumah dengan luas lantai 36-70 m2 ada sekitar 51,45

persen dan sisanya sebanyak 24,87 persen tinggal pada rumah dengan luas lantai

lebih dari 70 m2.

Fasilitas-fasilitas lainnya yang menjadi pendukung perumahan seperti air minum,

tempat pembuangan air besar dan sumber penerangan perlu diketahui juga

perkembangan keberadaannya. Fasilitas - fasilitas ini dapat dipakai sebagai variabel

pendukung yang dapat memberikan gambaran tingkat kesejahteraan penduduk di

suatu daerah.

Pada tahun 2005 di Kabupaten Tanah Laut rumah tangga yang telah memiliki fasilitas

air minum sendiri berjumlah sekitar 66,73 persen, yang menggunakan fasilitas air

minum secara bersama ataupun milik umum sekitar 22,39 persen dan rumah tangga

yang tidak memiliki fasilitas air minum berjumlah 10,87 persen.

Page 37: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -28

Berdasarkan jenis sumber air minum yang digunakan nampaknya penduduk

Kabupaten Tanah laut masih banyak yang menkonsumsi air minum yang berasal dari

sumber air minum yang rentan terhadap pencemaran, misalnya sumur tak terlindung

dan air sungai. Persentase rumah tangga yang menggunakan air minum yang berasal

dari sumur tak terlindung dan air sungai mencapai 62,03 persen dari keseluruhan

rumah tangga.

Ditambah lagi jarak sumber air minum yang digunakan oleh rumah tangga terhadap

tempat penampungan tinja masih ada yang kurang dari 10 meter, padahal syarat

minimum untuk jarak sumber air minum dengan tempat penampungan tinja adalah

minimal 10 meter. Persentase rumah tangga yang menggunakan air minum yang

berasal dari sumber air minum sumur baik yang terlindung maupun tak terlindung dan

mata air tak terlindung yang jaraknya dengan penampungan tinja kurang dari 10 meter

sekitar 18,57 persen.

Salah satu fasilitas lainnya yang hendaknya juga dimiliki oleh rumah tangga adalah

tempat buang air besar. Sekitar 66,73 persen rumah tangga di Kabupaten Tanah Laut

sudah memiliki fasilitas tempat buang air besar sendiri, ssedangkan yang

menggunakan fasilitas buang air besar secara bersama atau milik umum berjumlah

22,39 persen dan yang tidak memiliki fasilitas ini sebesar 10,87 persen.

Masih besarnya persentase rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas buang air besar

ini perlu diberi perhatian lebih lanjut karena dengan tidak adanya fasilitas buang air

besar mengakibatkan orang untuk melakukannya di sembarang tempat, yang nantinya

akan berdampak pada pencemaran lingkungan sehingga akan membuat orang

sekitarnya menjadi rawan terserang penyakit.

2.5.5. Air Bersih dan Jaringan Listrik

Pelayanan air bersih PDAM di Kabupaten Tanah Laut baru mampu melayani 7

kecamatan. Daerah yang belum dapat dijangkau antara lain Kecamatan Kintap,

Tambang Ulang dan Kurau. Jumlah pelanggan pada tahun 2005 sebanyak 4.991

pelanggan yang mengalami peningkatan daripada tahun 2004 yang hanya sebesar

4.529 pelanggan. Produksi air bersih pada tahun 2005 sebesar 951.099 m³ dan

penggunaan air sebesar 808.435 m³.

Listrik merupakan utilitas yang cukup penting untuk menunjang kegiatan kota, karena

dengan adanya listrik dapat menambah tingkat produktifitas kerja dan menambah

mudah penyerapan pengetahuan. Jaringan listrik di wilayah Kabupaten Tanah Laut

sudah hampir menjangkau seluruh wilayah, terutama pada ibukota kecamatan baik

yang menggunakan tenaga listrik dari PLN maupun pengelolaan masyarakat (PLTD

dan PLTU).

Jumlah pelanggan listrik pada tahun 2005 sebesar 34.334 pelanggan dengan

pemakaian sebesar 4.542.584 Kwh dan kapasitas tersambung sebesar 32.317.730

VA. Untuk jumlah pelanggan sampai saat ini masih didominasi pelanggan dengan

jenis tarif RI. Untuk jaringan listrik yang ada di Kabupaten Tanah Laut hanya sebagian

Page 38: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -29

kecil yang belum terlayani, hal ini lokasi yang jauh dari jangkuan PLN akibat masih

jarangnya rumah.

2.5.6. Kesehatan

Fasilitas kesehatan terdiri atas 5 jenis yaitu Rumah Sakit, Puskesmas, Pukesmas

Pembantu, Posyandu dan Puskesmas Keliling, dengan rincian sebagai berikut:

Fasilitas Puskesmas terdapat sebanyak 15 unit dan Puskesmas Pembantu sebanyak

59 unit yang tersebar di seluruh kecamatan.

Fasilitas Posyandu terdapat sebanyak 250 unit yang tersebar diseluruh kecamatan.

Fasilitas Puskesmas Keliling terdapat sebanyak 15 unit yang tersebar diseluruh

kecamatan.

2.5.7. Fasilitas Peribadatan

Fasilitas peribadatan yang ada di Kabupaten Tanah Laut sebanding dengan

komposisi pemeluk agamanya, yaitu mayoritas merupakan pemeluk Agama Islam.

Fasilitas peribadatan yang tersedia sebagian besar berupa Masjid sebanyak 207 unit

yang tersebar di seluruh kecamatan, dan fasilitas langgar/musholla sebanyak 408 unit

yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan. Sedangkan fasilitas Gereja Katholik

terdapat sebanyak 1 unit yang terdapat di Kecamatan Pelaihari, fasilitas Gereja

Protestan terdapat sebanyak 2 unit yang juga terdapat di Kecamatan Pelaihari, dan

fasilitas peribadatan Vihara terdapat 1 unit yang terletak juga di Kecamatan Pelaihari.

2.5.8. Fasilitas Perdagangan dan Jasa

Usaha perdagangan yang memilki SIUP di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2005

sebanyak 204 buah yang terdiri dari pedagang besar, menengah dan kecil/eceran.

Jumlah tenaga kerja yang terlibat di dalamnya adalah sebanyak 650 orang.

Kegiatan perdagangan yang ada di Kabupaten Tanah Laut terkosentrasi di pusat kota,

yaitu di Kota Pelaihari di Jalan Samudra, Jalan Kemakmuran, Jalan A. Yani dan Jalan

Datu Daim. Daerah perdagangan ini terletak pada pusat Kota Pelaihari. Sedangkan

untuk kecamatan lainnya lebih banyak bersifat eceran yang sekaligus melayani

pedagang eceran di desa-desa. Kebutuhan berkala diluar Kecamatan Pelaihari di

layani oleh pasar mingguan.

2.6. PEMERINTAHAN

Tanah laut adalah pada awalnya adalah sebuah kewedanaan yang berada di dalam

wilayah Daswati II Banjar, dengan wilayahnya yang luas dan memiliki potensi yang

besar sebagai sumber pendapatan asli daerah, seperti hutan beserta isinya, laut dan

kekayaan alam didalamnya, dan barang-barang tambang dan galian yang tersimpan

didalam tanah serta kesuburan tanahnya.

Potensi cukup besar yang dimiliki oleh Tanah Laut pada waktu itu belum bisa terkelola

dikarenakan belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Oleh karena

Page 39: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -30

keadaan yang demikian dan sejalan dengan adanya beberapa kewedanan di

Kalimantan Selatan yang menuntut untuk dijadikan Daswati II, membangkitkan

semangat dan keinginan yang kuat bagi tokoh-tokoh dan masyarakat Tanah Laut

untuk meningkatkan kewedanannya menjadi Daswati II.

Pada tanggal 12 Juli 1962, panitia Tujuh Belas menyampaikan memori Tanah Laut

kepada Bupati dan Wakil Ketua DPRD GR Banjar. Kemudian pada tanggal 6 Agustus

1962, Ketua Seksi A DPRD GR Banjar meninjau Tanah Laut dan dalam sidangnya

pada tanggal 3 September 1962 mendukung Tuntutan Tanah Laut untuk dijadikan

Daswati II dengan surat keputusan nomor 37/3/DPRDGR/1962 , tanggal 3 September

1962.

Dengan terbitnya keputusan DPRD GR Banjar tersebut, Panitia Penyalur terus

berusaha mendapat dukungan di tingkat propinsi, baik melalui Kerukunan Keluarga

Tanah Laut (KKTL) di Banjarmasin maupun di DPRD GR Tingkat I Kalimantan

Selatan.

Atas usaha tersebut maka pada tanggal 26 November 1962 Tim DPRD GR Tingkat I

Kalimantan Selatan meninjau Tanah Laut, dari hasil kunjungan tersebut DPRD GR

Tingkat I Kalimantan Selatan mendukung terbentuknya Daswati II Tanah laut dalan

bentuk sebuah resolusi yang ditujukan kepada Menteri Dalam Negeri dan Otonomi

Daerah, tanggal 11 Desember 1962, nomor 12/DPRDGR/RES/1962.

Sebagai realisasi dari resolusi DPRD GR Tingkat I Kalimantan Selatan, Maka DPRD

GR RI mengirim Tim yang dipimpin oleh Ketua Komisi B, yaitu Imam Sukarni

Handokowijoyo dan tiba di Tanah Laut pada tanggal 2 Oktober 1963 yang disambut

dengan rapat umum, kemudian melakukan peninjauan ke Kintap dan Ujung Batu serta

pertemuan dengan pejabat dan panitia penuntut.

Dalam pertemuan dengan TIM DPRD GR RI Ketua tim menganjurkan agar Panitia

Penyalur ditingkatkan menjadi Badan Persiapan, maka pada tanggal 27 oktober 1963

Panitia Penyalur telah berhasil membentuk "Badan Persiapan Pembentukan Daswati

II Tanah laut ", dengan Ketua H. M. N. Manuar.

Pada tanggal 31 Oktober 1963 sidang DPRD GR Tingkat I Kalimantan Selatan

menyetujui resolusi yang mendesak kepada Gubernur untuk menunjuk Penguasa

Daerah bagi Tapin, Tabalong dan Tanah Laut. Kemudian pada tanggal 11 Agustus

1964 diadakan serah terima kekuasaan kewedanan Tanah Laut dengan Bupati Banjar

yang selanjutnya tanggal 9 September 1964 diresmikan berdirinya Kantor Persiapan

Tk. II Tanah Laut oleh Bapak Gubernur sekaligus melantik GT. M. Taberi sebagai

kepala Kantor Persiapan.

Pada tanggal 24 April 1965 Badan persiapan yang ada diperbaharui dalam suatu

musyawarah bertempat di Gedung Bioskop Sederhana Pelaihari yang dipimpin oleh

A. Wahid dan berhasil menyusun Badan Persiapan Tk. II yang baru dengan Ketua

Umum R. Sugiarto dan Sekretaris Umum adalah A. Miskat.

Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965, tentang Pembentukan

Daswati II Tapin, Tabalong dan Tanah Laut, maka pada tanggal 2 Desember 1965

Page 40: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -31

diresmikan berdirinya Daswati II Tanah Laut oleh Menteri Dalam Negeri dan Otonomi

Daerah DR. Soemarno.

2.7. PRODUK UNGGULAN KABUPATEN TANAH LAUT

2.7.1. Pertanian Tanaman Pangan

Kegiatan usaha pertanian tanaman pangan di Kabupaten Tanah Laut antara lain

berupa komoditi padi sawah, padi ladang, jagung, ubi-ubian, dan kacang-kacangan.

Produksi tanaman padi sawah pada tahun 2005 sebesar 115.303 ton yang mengalami

kenaikan 8.452 ton dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2006 produksi padi mencapai

147672 ton atau meningkat sebesar 32369 ton.

Tabel. 2.13. Produksi padi sawah dan padi ladang Kabupaten tanah Laut Tahun 2000-2006

Tahun Padi Sawah Padi Ladang Jumlah

(padi sawah + ladang)

Kenaikan (%)

2000 125714 6628 132342 2001 102081 5107 107188 -19.01 2002 117796 4635 122431 14.22 2003 103084 5300 108384 -11.47 2004 106851 5981 112832 4.10 2005 115303 9251 124554 10.39 2006 147672 7767 155439 24.80

Rata-rata 116928.7 6381.3 123310 3.84

Tanaman padi ladang pada tahun 2006 mencapai produksi sebesar 7767 ton

menurun dibanding tahun 2005 yang mencapai sebesar 9.251 ton. Namun produksi

tahun 2005 sendiri mengalami kenaikan hampir dua kali lipat dibandingkan tahun

sebelumnya (tahun 2004 sebesar 5.981 ton). Rata-rata produksi tiap hektar sebesar

2,12 ton.

Rata-rata kenaikan produksi total tanaman padi (sawah dan ladang) per tahun adalah

3,84 %.

Komoditi jagung dibudidayakan pada tahun 2006 mencapai 56660 ton, naik sebesar

1.47 % dibanding produksi tahun 2005 sebesar 55.839 ton. Kenaikan yang besar dari

produksi jagung adalah pada tahun 2004 dan 2005. Secara keseluruhan, rata-rata

produksi jagung meningkat sebesar 20,16 persen per tahun.

Tabel. 2.14 Produksi jagung Kabupaten Tanah Laut Tahun 2002 - 2006

Tahun Jagung

(ton) Kenaikan (%)

2002 28968 2003 28675 -0.010 2004 39100 36.356 2005 55839 42.811 2006 56660 1.470

Rata-rata 41848.4 20.157

Page 41: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -32

Untuk tanaman ubi kayu, produksi tahun 2006 mencapai 20930 ton dengan kenaikan

produksi rata-rata sebesar 10,08 persen.

Tabel. 2.15. Produksi ubi kayu Kabupaten Tanah Laut Tahun 2002 - 2006

Tahun Ubi kayu Kenaikan (%)

2002 20426 2003 12390 -39.34 2004 8988 -27.46 2005 12259 36.39 2006 20930 70.73

Rata-rata 14998.6 10.08

Untuk tanaman ubi-ubian, produksi ubi jalar dihasilkan sebesar 2.271 ton pada areal

seluas 169 Ha. Sedangkan produksi ubi kayu yang ditanam di areal seluas 868 Ha

menghasilkan 10.566 ton.

Tanaman kacang-kacangan yang dibudidayakan, kacang tanah dihasilkan 650 ton

dari lahan seluas 639 Ha, kacang hijau diperoleh 96 ton dari lahan seluas 243 Ha dan

hasil kacang kedelai yang diproduksi sebesar 76 ton dari lahan seluas 72 Ha.

Komoditi sayuran yang dibudidayakan di Kabupaten Tanah Laut terdiri dari 12 jenis,

adapun jenis komoditi dimaksud dan besarnya produksi yang dihasilkan pada tahun

2005 yaitu bawang merah, bawang daun, kubis, petsai, kacang penjang, cabe, tomat,

terung, buncis, ketimun, labu, kangkung, dan bayam. Komoditi sayur-sayuran

mengalami penurunan produksi yang disebabkan oleh beralihnya sebagian petani

tabama menjadi petani perkebunan.

2.7.2. Peternakan

Menurut jenisnya usaha peternakan dibedakan atas ternak besar (sapi, kuda dan

kerbau), ternak kecil (babi, kambing, domba) dan ternak unggas (ayam dan itik).

Populasi ternak unggas pada tahun 2005 sebesar 7.102.044 ekor, terdiri dari 440.720

ekor ayam buras, 985.570 ekor ayam petelur, 5.515.000 ekor ayam pedaging, dan

160.754 itik.

Ternak sapi merupakan primadona komoditi peternakan Kabupaten Tanah Laut yang

mengalami peningkatan populasi dari 66.444 ekor (tahun 2004) menjadi 70.359 ekor

(tahun 2005) dan meningkat lagi menjadi 74874 ekor pada tahun 2006.

Populasi ternak kambing pada tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi 12.093

ekor dibandingkan pada tahun 2004 sebesar 10.522 ekor.

Tabel 2.16. Produksi ternak kambing dan sapi Kabupaten Tanah Laut Tahun 2002 - 2006

Tahun Sapi (ekor) Kambing (ekor)

2002 62954 8201 2003 63409 9079 2004 66444 10522 2005 70359 12093 2006 74874 13837

Jumlah 338040 53732

Page 42: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -33

2.7.3. Perkebunan

Komoditi perkebunan di Kabupaten Tanah Laut pada umumnya diusahakan oleh

masyarakat sebagai perkebunan rakyat. Jenis perkebunan yang dikembangkan

meliputi tanaman karet, kelapa sawit, kelapa hibrida, dan lainnya. Jenis tanaman

perkebunan yang potensial untuk menjadi tanaman andalan dewasa ini adalah

tanaman kelapa sawit dan karet. Produksi tanaman kelapa sawit pada tahun 2005

mencapai 6.934 ton dengan tingkat produktivitas sebesar 50,39 Kw/Ha. Produksi

tanaman karet pada tahun 2005 mencapai sebesar 2.517,67 ton dengan tingkat

produktivitas 6,32 Kw/Ha. Kedua komoditi tanaman perkebunan tersebut mempunyai

potensi yang cukup besar jika melihat luasnya lahan tanaman karet dan kelapa sawit.

Tabel 2.17. Produksi tanaman sawit dan karet Kabupaten Tanah Laut Tahun

2002-2006

Tahun Sawit (Ton)

TBM (Ha) Karet (ton)

TBM (Ha)

2002 5006 19768 787.19 7050 2003 5990 21109 1184 6674 2004 5990 31545 1199.8 6722 2005 6934 34856 2517.7 4534 2006 7845.85 57345 3329.33 5202

2.7.4. Perikanan

Karakteristik perikanan dibedakan atas tempat berkembang biaknya, yaitu budidaya

tambak, budidaya kolam, budidaya keramba, perairan umum dan ikan laut. Produksi

ikan dari perairan laut pada tahun 2005 sebesar 38.868 ton atau sekitar 65,95 persen

dari total produksi. Nilai subsektor perikanan mencapai 1.176 milyar rupiah dengan

produksi ikan laut mempunyai peranan 64,67 persen.

Tabel 2.18. Produksi perikanan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2002-2006

Tahun

Produksi Perikanan

laut (ton)

% Dari produksi

total perikanan

Nilai Produksi Perikanan laut

(milyar Rp)

%l dari total nilai produksi

perikanan

2002 27665 65.95 341 82.7 2003 34958 65.95 953 82.7 2004 38704 65.95 1545 64.67 2005 38868 65.95 1176 64.67

2.7.5. Industri

Kegiatan industri di Kabupaten Tanah Laut terdiri dari industri logam mesin dan kimia,

industri aneka dan industri hasil pertanian dan kehutanan, dengan lokasi

penyebarannya berada di wilayah Kecamatan Bati-Bati, Pelaihari, Jorong, dan Kintap.

Kawasan industri Liang Anggang-Pelaihari telah diskenariokan oleh Pemerintah

Kabupaten Tanah Laut untuk memacu perkembangan industri diwilayah ini dan

sekaligus mengantisipasi perkembangan industri di wilayah Kabupaten Banjar, Kota

Page 43: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -34

Banjarbaru dan Kota Banjarmasin. Dengan telah disiapkannya kawasan industri

tersebut diharapkan investor tidak akan mengalami kesulitan dalam menanamkan

modalnya terutama yang menyangkut masalah lahan untuk pendirian pabrik.

2.7.6. Pertambangan

Sektor pertambangan, khususnya pertambangan batubara, beberapa tahun terakhir

sudah mengambil peranan dalam perekonomian Kabupaten Tanah Laut. Berdasarkan

data dari Dinas Pertambangan pada tahun 2005, tercatat 14 perusahaan

pertambangan batubara yang telah mengantongi izin usaha yang

kesemuanyaberlokasi di kecamatan Kintap dan Jorong. Selain batubara, masih

banyak potensi pertambangan yang belum digali secara optimal seperti emes, biji

besi, platina, mangan, dan lainnya.

2.7.7. Pariwisata

Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi daerah

tujuan wisata, karena terdapat banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi. Untuk

sementara ini terdapat 16 obyek wisata yang dapat dikunjungi yang terbagi dalam

jenis wisata pantai, wisata alam, wisata pancing, wisata taman dan wisata sejarah.

Tabel 2.19. Objek wisata dan jumlah wisatawan di Kabupaten Tanah Laut Tahun 2000-2006

Objek Wisata 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 jumlah

Pantai Takisung 20575 35410 47149 51948 85448 73631 79942 394103

Pantai Batakan 24860 30002 38117 44826 73407 78993 70900 361105 Pantai Batu Lima - - 330 500 850 1000 - 2680 Pantai Swarangan 5225 3300 8567 14415 9050 18541 12350 71448 Air Terjun Bajuin 8450 5120 7933 14675 22238 17688 11101 87205

jumlah 59110 73832 102096 126364 190993 189853 174293 916541

Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata, tercatat jumlah pengunjung obyek wisata

pada tahun 2005 sebesar 172.165 orang untuk wisata pantai dan 17.838 orang untuk

wisata alam.

2.8. PREDIKSI KONDISI UMUM DAERAH

2.8.1. Prediksi Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2006 berdasarkan hasil registrasi

sebesar 257.216 jiwa dengan pertumbuhan sebesar 3.12%. sedangkan untuk

pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanah Laut 20 tahun kedepan di proyeksikan

tumbuh rata—rata 1.87% pertahun, dengan capaian per lima tahun; tahun 2015

sebesar 306.445 jiwa, tahun 2020 sebesar 333.795 jiwa dan tahun 2025 sebesar

361.145 jiwa. Bila dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan tahun 1996-2005

yaitu sebesar 2.39 maka prediksi 20 tahun yang akan datang terjadi penurunan

sebesar 0.52%, hal ini mengindikasikan bahwa laju pertumbuhan penduduk

Page 44: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -35

Kabupaten Tanah Laut relatif terkendali, Hal ini akan tercapai melalui pengendalian

kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas insani dan sumber daya manusia.

Karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian

pertumbuhan penduduk, keluarga berencana, dan pengembangan kualitas penduduk,

melalui pewujudan keluarga kecil yang berkualitas dan mobilitas penduduk, sehingga

rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanah Laut sebesar 2.39 %, dapat

ditekan hingga dalam kisaran 1 %. Pada masa yang akan datang. Jumlah penduduk

dan proyeksinya disajikan pada Tabel 2.11 dan Gambar 2.7, 2.8.

Jumlah Penduduk kab.Tanah Laut tahuun 1996-2005

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

tahun

jiw

a

Gambar 2.10. Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut Tahun 1996-2006

Proyeksi Jumlah Penduduk kab.Tanah Laut tahun 2006-2025

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

2016

2018

2020

2022

2024

tahun

jiw

a

Gambar 2.11. Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut

Tabel. 2.20. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya Kabupaten Tanah Laut tahun 1996-2006

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

r (%)

1996 201816

1997 206142 2.14

1998 211016 2.36

1999 217581 3.11

2000 230689 6.02

2001 233332 1.15

2002 235910 1.10

2003 241640 2.43

2004 243762 0.88

2005 249422 2.32

2006 257216 3.12

2015* 306445 1.82

2020* 333795 1.67

Page 45: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -36

2025* 361145 1.54

Rata2 pert/th 1996 -2005 227,131.00 2.39

Rata2 pert/th 2006 -2025 309,180.45 1.87

2006-2025 (jumlah) 8454919.09 58.89

rerata 1996-2025/th 281830.64 2.03

Keterangan: *) data proyeksi

Proyeksi pertumbuhan Jumlah Penduduk kab.Tanah Laut

tahun 2007-2025

0

0.5

1

1.5

2

2.5

2007

2009

2011

2013

2015

2017

2019

2021

2023

2025

tahun

jiw

a

Gambar 2.12. Proyeksi pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanah Laut

2.8.2. Tanaman Bahan Makanan

Proyeksi subsektor tanaman bahan makanan mengalami pertumbuhan sebesar 4.78

persen per tahun, pertumbuhan ini didukung oleh berproduksinya perkebunan kelapa

sawit sebagai pengganti perkebunan tebu dan didukung oleh pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan.

Proyeksi Sektor Pertambangan & Penggalian masih mempunyai pertumbuhan yang

cukup tinggi yaitu 8.2 % pertahun , yang disumbang oleh pertambangan batubara dan

biji besi. Pertambangan biji besi semakin mengambil peranan yang cukup signifikan

dalam mendongkrak pertumbuhan sektor ini.

Sektor industri yang mengambil peranan cukup besar dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi hanya mengalami pertumbuhan sebesar 5.1 persen. Industri pengolahan

diarahkan pada industri pengolahan makanan, industri bahan baku, pakan ternak,

serta produk industri lainnya.

Sektor listrik dan air minum pada masa yang akan datang mengalami pertumbuhan

sebesar 3.77 persen per tahunnya. Sementara sektor konstruksi mengalami

pertumbuhan sebesar 6,56 persen. Mulai bergairahnya perekonomian mendorong

pembangunan perumahan baru baik yang dilakukan oleh pengembang maupun oleh

perorangan. Disamping itu pendorong utamanya adalah peran pemerintah daerah

yang mulai melakukan pembangunan fisik yang secara kasat mata dapat kita lihat

seperti pembangunan prasarana jalan, jembatan dan gedung-gedung pemerintahan.

Sektor perdagangan, restoran dan hotel tumbuh sebesar 5,81 persen. Sektor

perdagangan merupakan sektor yang dibentuk oleh sektor pertanian, pertambangan

penggalian dan sektor industri, dimana barang-barang yang dihasilkan oleh ketiga

Page 46: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -37

sektor tersebut adalah komoditas utama dalam sektor perdagangan. Sehingga kinerja

sektor perdagangan ini dipengaruhi kinerja ketiga sektor tersebut diatas.

Pertumbuhan pada sektor pengangkutan dan komunikasi diproyeksikan tumbuh

sebesar 6.7 persen per tahun. Bergairahnya pertambangan batubara dan biji besi

turut mendorong pertumbuhan pada angkutan disamping makin lancarnya arus

transportasi dengan adanya perbaikan jalan. Gairah perekonomian yang semakin baik

juga turut mengangkat pertumbuhan komunikasi yang ditandai dengan masuknya

sarana komunikasi seluler baru.

2.8.3. Tanaman Perkebunan

Perkebunan mempunyai peranan yang cukup besar dalam pengembangan pertanian,

jika melihat keadaan geografis Kabupaten Tanah Laut. Tanaman perkebunan yang

sudah dikembangkan adalah tanaman karet, kelapa sawit, kelapa hibrida dan lainnya.

Penanaman tanaman perkebunan ini akan semakin besar dirasakan manfaatnya

apabila ditunjang dengan keberadaan industri yang menggunakan bahan baku hasil

dari perkebunan tersebut.

Jenis tanaman perkebunan yang potensial untuk menjadi tanaman andalan dewasa ini

adalah tanaman kelapa sawit dan karet. Produksi tanaman kelapa sawit pada tahun

2005 mencapai 6.934 ton dengan tingkat produktivitas sebesar 50,39 Kw per hektar

dan akan semakin besar di tahun tahun mendatang mengingat luas lahan yang belum

menghasilkan yang luasnya mencapai 34.856 Ha.

Produksi tanaman karet pada tahun 2005 mencapai 2.517,67 ton dengan tingkat

produktivitas 6,32 Kw per hektar. Produksi karet ini juga masih mempunyai potensi

yang cukup besar jika melihat luasnya lahan tanaman karet yang sudah ditanam tapi

belum menghasilkan sebesar 4.534 ha.

Perkembangan luas tanam rata-rata karet diproyeksikan sebesar 1.57% per tahun

dengan peningkatan produksi sebesar 11.10%, sedangkan untuk komoditas kelapa

sawit pertumbuhan rata-rata sebesar 9.25% pertahun dengan peningkatan produksi

sebesar 6.42% pertahunnya.

2.8.4. Perikanan

Tanah Laut sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan laut tentunya kaya

akan potensi kelautan. Hal ini ditunjukkan oleh jumlah produksi hasil laut utamanya

ikan.

Produksi ikan dari perairan laut pada tahun 2005 sebesar 38.868 ton atau sekitar

65,95 persen dari total produksi ikan. Sedangkan nilai produksi dari subsektor

perikanan mencapai 1.176 milyar rupiah dengan produksi ikan laut mempunyai

peranan 64,67 persen. Dari Tabel terlihat bahwa terjadi kecenderungan penurunan

Page 47: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -38

penangkapan pada perairan umum sejak tahun 1997 sampai 2006 sebesar 11.56%

pertahun, proyeksi penangkapan ikan diperairan umum sampai tahun 2025

pertahunnya sebesar 1.821 ton sedangkan untuk perairan laut sebesar 28.573 ton

per tahun.

2.8.5. Peternakan

Secara umum populasi ternak besar dan kecil di kabupaten Tanah Laut mengalami

kenaikan, baik untuk populasi ternak besar maupun ternak kecil, ternak kecill

diproyeksikan akan naik pertahunnya sebesar 6.66% dan ternak besar 3.76%

pertahunnya.

2.8.6. Pariwisata

Kabupaten Tanah Laut memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi daerah

tujuan wisata, karena terdapat banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi. Untuk

sementara ini terdapat 16 obyek wisata yang dapat dikunjungi yang terbagi dalam

jenis wisata pantai, wisata alam, wisata pancing, wisata taman dan wisata sejarah.

Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata, jumlah pengunjung obyek wisata tersebut

pada tahun 2005 sebesar 172.165 orang untuk wisata pantai dan 17.838 orang untuk

wisata alam. Berdasarkan data tersebut, nampaknya ada beberapa obyek wisata yang

belum dikunjungi oleh wisatawan. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya promosi,

dan belum memadainya sarana dan prasarana pendukung. Beberapa objek wisata

alam yang dapat dikembangkan adalah Bukit Sanghiyang, Goa Marmer dan air terjun

Bajuin sedangkan wisata pantai adalah Pantai Takisung, Batakan, Bt. Lima dan

Swarangan, selain itu objek wisata yang perlu untuk di kembangkan dan dipromosikan

adalah Tanam Mina Tirta (kawasan pemancingan), Taman Kijang Kencana, Gunng

Keramaian, hutan kota, kerbau rawa, benteng peninggalan Belanda dan Pulau Datu.

Berdasarkan proyeksi dari tahun 2007-2025 di dapat bahwa perkembangan

pengunjung wisata pantai maupun alam akan menaik dengan rata-rata pertahunnya

masing-masing sebesar 6.64% dan 15.16%.

2.9. Analisis SWOT

Kekuatan :

1. Luasan wilayah daratan 3.631,35 km2 dan Luas zona perairan laut, sepanjang 3 mil

dari garis pantai pada saat pasang tertinggi sepanjang 200 km.

2. Wilayah pantai sepanjang 200 km yang sangat ideal untuk industri perikanan laut dan

pembangunan pelabuhan ber standar internasional.

3. Letak geografis yang sangat strategis dengan aksesibilitas wilayah yang sudah

semuanya terbuka.

4. Kondisi geografis dan iklim yang mendukung untuk pengembangan sektor pertanian

dalam arti luas maupun sektor lainnya

5. Sumberdaya alam tambang (khususnya batu bara dan bijih besi) dengan deposit yang

cukup besar.

Page 48: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -39

6. Tersedianya tenaga kerja yang jumlah yang cukup besar terutama di sektor primer

dengan tingkat pendidikan dan keahlian yang beragam

7. Dibidang pertanian : luasan areal untuk pengembangan pertanian; adanya

peningkatan produksi sektor pertanian tanaman pangan bahan makanan (terutama

padi, jagung, ubi kayu); hortikultura, peternakan; perkebunan maupun sektor

kelautan; terdapatnya pasar hewan, serta tersedianya sarana dan prasarana yang

memadai.

8. Terdapatnya daerah tujuan wisata yang sudah dikenal oleh masyarakat Kalsel

terutama wisata pantai yang potensial untuk dikembangkan menjadi industri

pariwisata yang memberi efek ganda yang besar secara ekonomi

9. Sudah adanya investor luar dari perusahaan multi nasional yang menanamkan

modalnya di Kabupaten Tanah Laut.

10. Kondisi keamanan, ketertiban dan sosial politik yang kondusif serta tidak terjadinya

konflik besar yang berkepanjangan.

11. Adanya industri rumah tangga, kecil dan menengah yang cukup potensial.

12. Penduduk merupakan pemeluk agama yang mayoritas beragama Islam.

Kelemahan :

1. Skala usaha di bidang pertanian (luas lahan, jumlah ternak yang dipelihara maupun

tonase kapal tangkap) belum optimal.

2. Penguasaan teknologi yang terbatas dan mutu produk yang belum terstandarisasi

3. Aksesibilitas pengusaha terutama skala mikro dan kecil terhadap sumber-sumber

permodalan khususnya perbankan masih rendah

4. Indeks pembangunan Manusia (IPM) yang masih relatif rendah terutama bila

dibandingkan dengan IPM nasional.

5. Belum optimalnya pemanfaatan balai latihan kerja dan kewirausahaan.

6. Masih belum optimalnya fungsi pelayanan publik berdasar prinsip tata kelola

pemerintahan yang baik.

7. Kontinyunitas produksi untuk memenuhi pasar .

8. Belum optimalnya koordinasi dan sinergisnya semua pelaku pembangunan.

Peluang :

1. Meningkatnya kebutuhan akan produk pertanian (dalam arti luas), kelautan maupun

pertambangan .

2. Masih tingginya impor baik bahan pangan maupun produk industri.

3. Globalisasi dibidang ekonomi dan perdagangan

4. Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk berwisata seiring dengan

semakin meningkatnya pendapatan dan pendidikan.

5. Masih terbukanya pasar untuk berbagai produk industri berbasis pertanian,

pertambangan, kelautan maupun pariwisata.

6. Kemampuan pelabuhan Trisakti dan ambang sungai Barito sudah tidak optimal untuk

melayani keluar masuknya kapal.

Ancaman :

Page 49: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 2 -40

1. Dampak globalisasi dan sistem ekonomi kapitalis yang berpengaruh terhadap prilaku

pengusaha lokal maupun nasional.

2. Dampak globalisasi dan teknologi informasi yang berpengaruh terhadap kondisi sosial

budaya masyarakat khususnya generasi muda.

3. Penggunaan dan perdagangan obat-obat terlarang termasuk narkoba

4. Pertumbuhan ekonomi yang semakin memperlebar kesenjangan pendapatan

5. Adanya standarisasi internasional untuk produk-produk yang akan di ekspor

6. Masuknya produk industri dari luar.

7. Praktek Korupsi Kolusi dan Nepotisme.

Page 50: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

BAB III

VISI, MISI DAN ARAH PEMBANGUNAN

KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2005 - 2025

3.1.1. VISI

Visi Kabupaten Tanah Laut adalah rumusan umum mengenai keadaan yang

diinginkan pada akhir periode perencanaan, untuk mewujudkan satu sasaran yang

akan dicapai oleh Kabupaten ini dalam jangka waktu 20 tahun kedepan. Visi

Kabupaten Tanah Laut disusun dengan mempertimbangkan sintesa kondisi umum

daerah dengan tetap berpedoman pada arah pembangunan yang telah disusun baik

dalam RPJP Nasional maupun RPJP Provinsi Kalsel. Perumusan visi Kabupaten

Tanah Laut ini juga harus dapat mencerminkan gambaran tentang fungsi dan peran

daerah dalam konteks pembangunan daerah/wilayah yang bersangkutan. Fungsi

daerah dalam perumusan visi perlu diperhatikan agar kegiatan pembangunan yang

dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut dapat membuat kehidupan internal

daerah berlangsung efektif. Sementara itu peran harus mengarah pada penciptaan

kegiatan daerah yang memiliki pengaruh dan turut mendukung kemajuan daerah

dalam konstelasi wilayah yang lebih luas.

Beberapa langkah yang dilakukan dalam penyusunan visi Kabupaten Tanah Laut

antara lain mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk merumuskan visi,

termasuk informasi normatif, berupa rumusan visi daerah yang sudah pernah

disusun. Juga diperhatikan nilai-nilai lokal yang masih didukung/dianut dan relevan

untuk menjadi visi RPJP Daerah.

Untuk melengkapinya dikumpulkan juga informasi teknis dan informasi visioner.

Informasi teknis, berupa kondisi umum daerah masa kini dan prediksi kondisi umum

daerah ke depan. Sedangkan informasi visioner, berupa pandangan para tokoh

masyarakat, pakar, dan atau akademisi, tentang rumusan gambaran daerah masa

depan.

Hasil dari berbagai langkah dan proses tersebut selanjutnya diolah untuk dirumuskan

menjadi visi Kabupaten Tanah Laut untuk menjadi landasan dan acuan

pembangunan jangka panjangnya, yaitu untuk jangka waktu 20 tahun. Rumusan visi

yang dibuat diupayakan agar singkat, padat, jelas, dan mudah dimengerti. Rumusan

juga dibuat dengan melihat kesesuaian dengan potensi dan kecenderungan

pertumbuhan daerah dan kesesuaian dengan peran dan fungsi daerah. Rumusan visi

juga mencerminkan kondisi yang realistis, dapat dicapai dan terukur.

Berdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Tanah Laut saat ini, tantangan yang

dihadapi dalam 20 tahun mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang

dimiliki oleh Masyarakat Kabupaten tanah Laut dan amanat pembangunan yang

tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Page 51: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -2

Tahun 1945, maka ditetapkan visi pembangunan Kabupaten Tanah Laut tahun 2005 –

2025 adalah:

TANAH LAUT SEBAGAI DAERAH INDUSTRI DAN PELABUHAN MENUJU

MASYARAKAT SEJAHTERA DIDASARI NILAI-NILAI AGAMA

Visi pembangunan Kabupaten Tanah Laut tahun 2005–2025 itu pada dasarnya juga

merupakan upaya pencapaian tujuan nasional, seperti tertuang dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu mewujudkan

masyarakat sejahtera, adil dan makmur.

Nilai-Nilai Agama diartikan sebagai :

a. Suatu nilai yang senantiasa harus diyakini dan dijunjung tinggi, diamalkan serta

diterapkan dalam segenap perilaku kehidupan oleh setiap insan anggota

masyarakat di Kabupaten Tanah Laut sesuai dengan yang dianutnya.

b. Suatu nilai yang akan membentuk insan anggota masyarakat yang beriman dan

bertaqwa serta mempunyai kesalehan dan kepedulian sosial.

c. Suatu nilai yang akan mampu membentuk insan anggota masyarakat di

Kabupaten Tanah Laut yang mempunyai kecerdasan spritual.

d. Nilai-nilai agama juga harus dijadikan sumber motivasi, inspirasi dan pedoman

oleh masyarakat Kabupaten Tanah Laut dalam setiap aspek kehidupan baik

ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, IPTEKS, lingkungan dan keamanan

ketertiban. Oleh sebab itu, nilai-nilai agama harus dapat dijadikan “sumber

energi” untuk menggerakkan proses pembangunan daerah Kabupaten Tanah

Laut.

e. Nilai-nilai agama diartikan juga sebagai suatu nilai yang digunakan untuk

menciptakan adanya keseimbangan dinamis antara dunia dan akherat, jasmani

dan rohani, lahir dan bathin, serta material spiritual.

Masyarakat sejahtera diartikan :

a. Suatu kondisi masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan dan pengetahuan,

kesehatan dan pendapatan yang tinggi dan merata serta memperoleh rasa aman

dan senantiasa menjaga ketertiban.

b. Tingkat kemajuan masyarakat juga memperlihatkan kemampuan penggunaan dan

penguasaan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari, mampu

berkomunikasi dan bergaul dalam kesetaraan baik secara nasional maupun

internasional.

c. Masyarakat sejahtera ini juga diartikan sebagai suatu kondisi masyarakat

Kabupaten Tanah Laut yang cukup makmur dengan indikator tingkat pendapatan

per kapita minimal US $ 3.000 per kapita pertahun pada tahun 2025 dan

terdistribusi cukup merata; tingkat pengangguran dan kemiskinan yang rendah,

Page 52: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -3

mempunyai kesempatan berusaha yang sama antara golongan pengusaha mulai

skala mikro, kecil, menengah sampai besar, terdapatnya kesetaraan gender, serta

adanya fasilitas layanan sosial yang baik dan merata.

d. Pendekatan model pembangunan ekonomi menuju masyarakat sejahtera ini

adalah pertumbuhan dengan pemerataan (growth and equity)

e. Untuk dapat mewujudkan Masyarakat sejahtera ini maka harus didukung oleh

adanya tata kelola pemerintahan yang baik serta adanya pemanfaatan dan

pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

sehingga masyarakat sejahtera yang ingin diwujudkan adalah masyarakat yang

hidup dalam lingkungan yang baik.

Daerah Industri mengandung pengertian :

a. Bahwa dalam periode 20 tahun mendatang Kabupaten Tanah Laut berhasil

diwujudkan menjadi pusat industri di Kalimantan Selatan berbasis komoditi

unggulan daerah yakni industri berbasis pertanian, kelautan, pertambangan dan

pariwisata.

b. Daerah industri memberikan pengertian perlunya kepastian dan kontinunya suplai

bahan baku yang diprioritaskan berasal dari produksi lokal.

c. Daerah industri memberikan pengertian perlu adanya proses pengolahan yang

mampu memberi nilai tambah (value added) dalam bentuk yang sesuai dengan

permintaan pasar serta sesuai standar mutu yang disyaratkan dengan harga yang

bersaing.

d. Daerah industri memberikan pengertian harus adanya sistem distribusi yang baik

sehingga mampu mendukung pemasaran produk sampai ke konsumen secara

efektif dan efisien.

e. Daerah industri memberikan pengertian adanya pemberian kesempatan tumbuh

dan berusaha yang seluas-luasnya kepada usaha mikro, kecil dan menengah

(UMKM) serta adanya kemudahan akses permodalan oleh para UMKM baik

terhadap bank konvensional, bank syariah maupun lembaga keuangan non bank.

Diperlukan peran pemerintah daerah dalam hal sertifikasi tanah / lahan guna

memudahkan penjaminan kredit bagi pengusaha mikro dan kecil.

f. Daerah industri juga memberikan pengertian bahwa setiap investor baik asing,

nasional maupun lokal merasa aman dan nyaman serta mendapat pelayanan yang

profesional dalam berinvestasi.

g. Daerah industri juga memberikan pengertian bahwa keuntungan yang diperoleh

Kabupaten Tanah Laut nantinya tidak hanya dari kegiatan produksi, pengolahan

sampai pemasaran produk saja tetapi juga dari multiplier effeck yang timbul dari

adanya kegiatan produktif tersebut.

Page 53: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -4

h. Daerah industri juga memberikan pengertian bahwa masa mendatang, setiap

kegiatan usaha oleh investor di Kabupaten Tanah Laut harus memberikan peluang

kerjasama dan pembinaan kepada pengusaha skala mikro, kecil dan menengah

serta koperasi.

i. Daerah industri juga memberikan pengertian bahwa teknologi yang digunakan

tidaklah harus selalu menggunakan teknologi canggih (high technology) dengan

biaya mahal, namun teknologi yang digunakan harus disesuaikan dengan

permintaan pasar dimana produk itu akan dijual. Visi ini akan dicapai melalui

penetapan misi serta ditempuh melalui tahapan-tahapan pembangunan dalam

jangka waktu setiap 5 (lima) tahunan.

Daerah pelabuhan mengandung pengertian :

a. Bahwa dalam periode 20 tahun mendatang telah berhasil diwujudkan dan

beroperasinya suatu pelabuhan laut yang berstandar Internasional yang akan

menjadi pintu masuk maupun keluar semua barang / produk baik faktor produksi

maupun hasil industri (output) Kabupaten Tanah Laut maupun juga bagi daerah-

daerah lain di Propinsi Kalimantan Selatan.

b. Daerah pelabuhan juga memberikan pengertian bahwa setiap pengusaha merasa

aman dan nyaman serta mendapat pelayanan yang profesional dalam

menggunakan fasilitas pelabuhan.

c. Daerah pelabuhan juga memberikan pengertian bahwa harus adanya kejelasan dan

kepastian dalam pemberian pelayanan dengan prosedur, unit kerja yang

berwenang, dan rincian biaya serta waktu penyelesaian yang jelas.

d. Perpaduan antara daerah industri berbasis pertanian, kelautan, pertambangan dan

pariwisata dengan daerah pelabuhan ini diharapkan akan menjadikan Kabupaten

Tanah Laut selain mampu tumbuh dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang

tinggi diatas rata-rata Kalimantan Selatan; juga diharapkan semakin meningkatkan

daya saing serta mampu memelihara dan meningkatkan keunggulan komparatif

dan kompetitifnya dengan daerah lain.

3.2. MISI

Misi pada dasarnya adalah merupakan kondisi yang harus dipenuhi agar visi yang

telah ditetapkan di atas dapat dicapai. Dengan kata lain; misi menunjukkan beberapa

upaya utama pembangunan yang perlu dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang

telah ditetapkan. Dalam mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Tanah Laut

ditempuh melalui 7 (tujuh) misi pembangunan Kabupaten Tanah Laut sebagai berikut:

1. Mewujudkan Peningkatan Penghayatan dan Pengamalan Nilai Nilai

Agama. Bertujuan : (a) membangun insan manusia di Kabupaten Tanah

Laut yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b)

tertanamnya nilai-nilai agama dan peningkatan pengamalan ajaran agama

Page 54: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -5

secara kaffah sebagai landasan moral dan etika dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara, (c) terwujudnya kecerdasan spiritual bagi

insan anggota masyarakat; (d) terwujudnya peningkatan kualitas

pelayanan dan sarana untuk beribadah; (e) Terwujudnya peningkatan

kesalehan dan kepedulian sosial ummat; (f) terwujudnya kerukunan intern

dan antar ummat beragama.

Ciri-ciri masyarakat yang sudah dapat melakukan penghayatan dan

pengamalan nilai-nilai agama adalah : (a) taat beragama sesuai

keyakinannya, (b) berakhlak mulia, (c) bersikap jujur, (d) peduli kepada

sesama serta peduli terhadap masa depan untuk menjaga keselamatan

manusia dan bumi ciptaan Tuhan.

2. Mewujudkan penegakan supremasi hukum dan ketertiban serta

penerapan sistem otonomi daerah dengan tata kelola pemerintahan

yang baik. Misi ini bertujuan dalam rangka mewujudkan Kabupaten

Tanah Laut menjadi suatu daerah dengan tata kelola pemerintahan yang

baik diupayakan melalui : (a) Penataan sistem pemerintahan daerah

secara efektif dan efisien; (b) Peningkatan pelayanan publik yang

profesional dicirikan oleh adanya transparansi, akuntabilitas dan

responsibilitas dari aparatur pemerintah yang di dukung oleh penyiapan

sumberdaya manusia (aparatur) yang handal, sarana dan prasarana kerja

yang memadai, dan penerapan reward and punishment yang baik dan

tepat. (c) penegakan hukum secara adil serta memelihara kamtibmas agar

kondusif; (d) Perbaikan sistem, pola dan mekanisme pengawasan agar

memungkinkan temuan penyimpangan secara dini guna pencegahan; (e)

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat terutama untuk mengurangi pengangguran dan

kemiskinan; (f) Menciptakan pelayanan pemerintahan daerah yang lebih

efektif dan efisien dalam bentuk Sistem Pelayanan Satu Pintu dan Satu

Atap, Electronic Government, dan Sistem Informasi Pembangunan

Kabupaten.

3. Mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, merupakan

prasyarat mutlak untuk mewujudkan masyarakat sejahtera. Sumberdaya

yang berkualitas dan berdaya saing akan diwujudkan melalui : (a)

Pendidikan yang berkualitas dan merata yang dilandasi moral agama

sehingga tercipta generasi yang cerdas, menguasai IPTEKS serta berbudi

luhur dan akhlak yang baik; (b) Memperkuat penyelenggaraan pendidikan

melalui standarisasi dan sertifikasi tenaga pendidik; penyediaan beasiswa

bagi siswa yang tidak mampu; serta optimalisasi sarana dan prasarana

pendidikan termasuk perpustakaan; (c) peningkatan pemahaman siswa

dan generasi muda tentang program anti narkoba dan anti-korupsi, kolusi

dan nepotisme (anti KKN); (d) Mengupayakan pencapaian mutu sekolah

bertaraf nasional dan internasional; (e) Optimalisasi pendidikan luar

Page 55: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -6

sekolah dan kecakapan hidup (life skill) untuk memberikan keterampilan

sesuai potensi lingkungan; (f) Peningkatan peran dunia usaha dan

masyarakat dalam pendidikan; (g) mewujudkan SDM yang berkualitas dan

berdaya saing tinggi juga memerlukan derajat kesehatan yang baik dan

terjaga.

4. Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

bertumpu pada pengembangan industri berbasis pertanian, kelautan,

pertambangan, dan pariwisata. Untuk mewujudkan peningkatan

pertumbuhan ekonomi tersebut dilakukan melalui : (a) Ketersediaan dan

kontinunya suplai bahan baku, adanya proses pengolahan yang mampu

memberi nilai tambah (value added); dan sistem distribusi produk yang

baik dalam suatu proses produksi; (b) terwujudnya pembangunan industri

berbasis pertanian, kelautan, pertambangan dan pariwisata yang mampu

memberi nilai tambah dan efek ganda, memiliki keunggulan komparatif dan

kompetitif serta berdaya saing baik di pasar lokal, regional maupun

internasional; (c) terwujudnya pengembangan usaha mikro, kecil dan

menengah (UMKM) serta koperasi yang profesional; (d) Adanya kebijakan

investasi, perdagangan, jasa keuangan dan infrastruktur yang mampu

mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi dan pemerataan; (e)

adanya sumber permodalan yang mudah diakses oleh para pengusaha

khususnya mikro, kecil dan menengah baik dari perbankan konvensional

maupun syariah maupun juga lembaga keuangan non bank. Diperlukan

peran pemerintah daerah dalam hal membantu memudahkan penjaminan

kredit bagi pengusaha mikro dan kecil serta koperasi. (f) peningkatan dan

penumbuhan kembali potensi pariwisata yang selama ini telah ada dan

mulai berkembang, mengembangkan potensi alam dengan tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan, meningkatkan kuantitas dan varitas

potensi unggulan pariwisata, menerapkan produk pelayanan pariwisata

yang memenuhi standar Nasional Indonesia (SNI), berdaya saing serta

memenuhi rasa aman dan nyaman.

5. Mewujudkan Percepatan Pembangunan Pelabuhan Laut Berstandart

Internasional. Percepatan pembangunan tersebut dilakukan melalui : (a)

adanya kebijakan yang konsisten dan upaya yang berkesinambungan

untuk mempromosikan keunggulan Kabupaten Tanah Laut sebagai daerah

pelabuhan; (b) Adanya perencanaan pembangunan pelabuhan secara

detail, konsisten serta terpadu, antar lintas sektoral serta pelibatan

pemerintah Propinsi Kalsel dan pemerintah pusat; (c) Tersedianya areal

memadai untuk kawasan pelabuhan dan fasilitas pendukungnya; (d)

Adanya infrastruktur yang mendukung; (e) Adanya sharing pembiayaan

antara pemerintah daerah Kabupaten Tanah Laut, Pemerintah Provinsi,

dan Pemerintah Pusat serta keterlibatan pihak swasta.

6. Mewujudkan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam yang

Page 56: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -7

Berwawasan lingkungan dan Berkelanjutan. Pemanfaatan dan

pengelolaan SDA yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

diwujudkan melalui : (a) Terwujudnya aspek pembangunan berwawasan

lingkungan dan berkelanjutan baik dalam setiap kegiatan eksploitasi

maupun pada tahap peningkatan nilai tambahnya; pengendalian dalam

eksploitasi bahan tambang dan air tanah, merehabilitasi kawasan bekas

pertambangan, meningkatkan pembinaan dan pengawasan pengelolaan

pertambangan dan air tanah; (b) Terwujudnya penegakan hukum secara

konsisten terhadap pencemar lingkungan; (c) Terwujudnya kesadaran

masyarakat termasuk pihak LSM untuk peduli pada isu lingkungan hidup

dan berperan aktif sebagai kontrol sosial dalam memantau kualitas

lingkungan hidup; (d) Terwujudnya ketaatan terhadap pengendalian dan

pemanfaatan Rencana Umum Tata Ruang; (e) Terwujudnya pencegahan

kerusakan dan rehabilitasi kawasan hutan, pantai dan areal bekas

tambang.

7. Mewujudkan Penyiapan Prasarana Pembangunan Bandara, Penyiapan

prasarana pembangunan bandara ini melalui : (a) adanya kebijakan yang

konsisten dan upaya yang berkesinambungan untuk memunculkan

keunggulan dari segi geografis untuk pembangunan bandara; (b)

terwujudnya perencanaan pembangunan infrastruktur Kabupaten Tanah

Laut yang mendukung rencana pembangunan bandara; (c) Teralokasinya

areal kawasan yang diperuntukkan bagi rencana pembangunan Bandara;

(d) Dukungan terhadap visi daerah industri berbasis pariwisata dan daerah

pelabuhan karena transportasi udara memiliki keunggulan kecepatan dari

moda transportasi yang lain dan menjadi sarana yang efektif bagi pintu

masuk bagi para pengusaha dan investor maupun para wisatawan.

3.3. ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

Arah Pembangunan Daerah adalah strategi untuk mencapai tujuan pembangunan

jangka panjang daerah, yang meliputi arahan umum pembangunan jangka panjang,

memuat kaidah dan strategi pelayanan umum pemerintahan dan pelayanan dasar

yang menjadi tanggungjawab dan kewajiban Pemerintah Daerah. Dengan adanya

arah pembangunan daerah ini akan dapat memberikan gambaran yang jelas dan

konkrit tentang peta perjalanan (roadmap) pembangunan daerah Kabupaten Tanah

Laut 20 (dua puluh) tahun kedepan.

Arahan Umum Pembangunan Jangka Panjang

Untuk menjalankan misi menuju terwujudnya visi Kabupaten tanah Laut yaitu

terwujudnya Tanah Laut Sebagai Daerah Industri Dan Pelabuhan Menuju

Masyarakat Sejahtera Didasari Nilai-Nilai Agama; secara berkelanjutan

pembangunan daerah yang akan dilaksanakan dibagi atas beberapa bidang

Page 57: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -8

pembangunan dengan sasaran pembangunan yang terukur menuju ke arah

terwujudnya visi daerah tersebut.

3.3.1. Bidang Pembangunan Mental Spiritual dan Keagamaan

Ajaran agama meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Bila ajaran agama tersebut

mampu direalisasikan dan diamalkan secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari maka

akan tercipta tata kehidupan masyarakat yang agamis dan menjadi modal dasar

dalam mewujudkan masyarakat Kabupaten Tanah Laut yang sejahtera. Insan

masyarakat Kabupaten Tanah Laut harus mempunyai kecerdasan spritual.

Salah satu dari ajaran agama tersebut adalah juga menyangkut aspek ekonomi.

Sumber dana yang dimiliki ummat (khususnya beragama Islam) yang berkecukupan di

Kabupaten Tanah Laut sangat potensial dan strategis bila dikelola dengan manajerial

yang benar. Bila dana yang terkumpul baik melalui zakat, infaq, sedekah, dan wakaf

maupun hibah dapat dikelola dengan baik melalui lembaga yang amanah maka akan

sangat berarti dalam pemberdayaan ummat. Terwujudnya kesalehan dan kepedulian

sosial merupakan salah satu pertanda penting terwujudnya pengamalan ajaran agama

secara kaffah guna energi pembangunan,

Pembangunan agama juga sebagai upaya mewujudkan agenda meningkatkan

kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama

serta kehidupan beragama. Selain itu, pembangunan agama juga mencakup dimensi

peningkatan kerukunan hidup umat beragama, yang mendukung peningkatan saling

percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat. Dimensi kerukunan ini sangat

penting dalam rangka membangun masyarakat yang memiliki kesadaran mengenai

realitas multikulturalisme dan memahami makna kemajemukan sosial, sehingga

tercipta suasana kehidupan masyarakat yang toleran dan harmonis.

Arah Pembangunan:

Arah pembangunan sumber daya manusia dan mental spiritual dan keagamaan

diwujudkan melalui :

1. Peningkatan pengamalan ajaran agama secara kaffah dalam kehidupan sehari-

hari.

2. Peningkatan kecerdasan spritual

3. Peningkatan kesalehan dan kepedulian sosial ummat.

4. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama, Peningkatan kualitas

pendidikan agama pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan; Peningkatan

kualitas penataan dan pengelolaan serta pengembangan fasilitas pada

pelaksanaan ibadah, dengan tetap memperhatikan aturan yang berlaku;

pembinaan keluarga harmonis untuk menempatkan keluarga sebagai pilar utama

pembentukan moral dan etika.

5. Peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama, Peningkatan upaya

menjaga keserasian sosial di dalam kelompok­kelompok keagamaan dengan

memanfaatkan kearifan lokal dalam rangka memperkuat hubungan sosial

Page 58: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -9

masyarakat; Pencegahan kemungkinan berkembangnya potensi konflik di dalam

masyarakat yang mengandung sentimen keagamaan dengan mencermati secara

responsif dan mengantisipasi secara dini terjadinya konflik

Sasaran yang harus dicapai:

1. Tertanamnya nilai-nilai agama dan peningkatan pengamalan ajaran agama

secara kaffah sebagai landasan moral dan etika dalam kehidupan bermasyarakat

dan bernegara.

2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam aktivitas dan kehidupan keagamaan

3. Meningkatnya kualitas pelayanan dan sarana untuk beribadah.

4. Meningkatnya kesalehan dan kepedulian sosial ummat

5. Peningkatan Kerukunan Intern dan antar umat beragama, terciptanya harmoni

sosial dalam kehidupan intern dan antar umat beragama yang saling menghormati

dalam rangka menciptakan suasana yang aman dan damai.

3.3.2. Bidang Politik

Terwujudnya kekuatan masyarakat sejahtera dalam perspektif politik merupakan

perwujudan masyarakat madani (civil society) yang dijiwai oleh nilai-nilai demokrasi

Pancasila. Prasyarat utama dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan bidang

politik terdiri dari:

1. Adanya partisipasi politik warga Kabupaten Tanah Laut;

2. Keputusan politik yang berorientasi pada kepentingan publik;

3. Fungsi dan peran dari lembaga politik yang efektif, sesuai dengan perundangan

yang berlaku

4. Budaya politik yang sehat;

5. Media komunikasi politik yang interaktif dan mudah diakses.

Arah Pembangunan:

Arah pembangunan politik Kabupaten Tanah Laut diwujudkan melalui

penyelenggaraan pendidikan citizenship (hak, kewajiban, dan etika warga);

peningkatan kualitas tata laksana pengawasan kinerja badan-badan publik;

peningkatan efektivitas lembaga pemerintah Kabupaten, DPRD, organisasi politik dan

sosial kemasyarakatan; pengembangan budaya politik yang sehat; penyediaan media

komunikasi politik.

Pendidikan kewarganegaraan (citizenship) yang mencakup hak, kewajiban, dan etika

warga Kabupaten diselenggarakan dengan cara: (a) penyelenggaraan dan

penyediaan instrumentasi dan media pembelajaran dan (b) meningkatkan komunikasi

melalui media dan pendidikan non formal.

Kualitas tata laksana pengawasan kinerja badan-badan publik ditingkatkan dengan

cara: (a) penyediaan mekanisme dan media pengawasan kinerja badan-badan publik

baik oleh DPRD, organisasi politik, pers maupun masyarakat, dan (b) peningkatan

pemahaman publik tentang program anti-korupsi, kolusi dan nepotisme (anti-KKN)

Page 59: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -10

Efektivitas lembaga pemerintahan Kabupaten, organisasi politik dan sosial

kemasyarakatan ditingkatkan dengan: (a) pengayaan alternatif politik dan birokrasi

bagi masyarakat agar makin terakomodasi aspirasinya dalam proses pengambilan

keputusan-keputusan publik yang langsung berhubungan dengan hajat hidup

masyarakat dan (b) adanya transparansi, akuntabilitas dan partisipasi

Budaya politik yang sehat dikembangkan dengan: (a) penciptaan kesadaran budaya

dan penanaman nilai-nilai politik demokratis terutama penghormatan nilai-nilai HAM,

nilai-nilai persamaan (egalitarianism), anti kekerasan, toleransi politik, keadilan, dan

orientasi kepada kepentingan masyarakat melalui pendidikan, berbagai wacana dan

media; (b) peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengembangkan

modal sosial melalui pendidikan, berbagai wacana dan media.

Media komunikasi politik disediakan dengan cara: (a) perwujudan kebebasan pers

serta menjamin hak masyarakat luas untuk berpendapat dan mengontrol eksekutif;

legislatif, maupun yudikatif secara cerdas dan demokratis; (b) perwujudan pemerataan

informasi yang lebih luas; (c) penciptaan jaringan informasi yang lebih bersifat

interaktif antara masyarakat dan kalangan pengambil keputusan politik, untuk

menciptakan kebijakan yang lebih mudah dipahami masyarakat.

Sasaran yang ingin dicapai:

1. Peningkatan pendidikan politik pada masyarakat

2. Meningkatnya kesadaran berpolitik yang sehat, bebas, dan efektif sebagai

perwujudan demokrasi tiap warga Kabupaten;

3. Meningkatnya partisipasi masyarakat Tanah Laut dalam proses politik dan dalam

pengambilan keputusan politik yang menyangkut kepentingan publik.

4. Peningkatan kemandirian partai politik dan dapat berlangsungnya proses

demokrasi baik dalam menentukan anggota legislatif maupun kepala daerah.

5. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas pengelolaan lembaga politik.

6. Meningkatnya kualitas dan jumlah partisipasi stakeholders Kabupaten dalam

penyelenggaraan tata kelola Kabupaten mulai dari proses perencanaan,

pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.

3.3.3. Bidang Pemerintahan Daerah

Pelayanan dasar yang menjadi tanggungjawab dan kewajiban Pemerintah Daerah

seperti tercantum dalam UU No 32 Tahun 2004 adalah berupa urusan wajib yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah yang meliputi : (a) Perencanaan dan

pengendalian pembangunan, (b) Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata

ruang, (c) Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, (d)

penyediaan sarana dan prasarana umum (e) penanganan bidang kesehatan, (f)

Penyelenggaraan pendidikan (g) penanggulangan masalah sosial, (h) Pelayanan

bidang ketenagakerjaan (i) fasilitasi pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil dan

menengah (j). Pengendalian lingkungan hidup (k). Pelayanan pertanahan; (l)

pelayanan kependudukan dan catatan sipil, (m) pelayanan administrasi umum

pemerintahan (n) pelayanan administrasi penanaman modal (o) penyelenggaraan

Page 60: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -11

pelayanan dasar lainnya dan (p) urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh

peraturan perundang-undangan.

Arah Pembangunan:

Pelayanan umum pemerintahan merupakan tugas dan fungsi utama pemerintah daerah

yang dilakukan oleh aparatur pemerintahan. Pelayanan umum tersebut menyangkut

segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan

dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan dan

pelaksanaan kewenangan yang diberikan kepada daerah.

Pengembangan Otonomi Daerah/Desentralisasi, secara normatif mengacu pada

Penjelasan UU No. 25 / 2004 tentang semakin diperkuatnya otonomi daerah dan

desentralisasi pemerintahan dalam NKRI. Demikian juga pada Bagian Umum Dasar

Pemikiran UU No 32 Tahun 2004 dikemukakan bahwa “prinsip penyelenggaraan

otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat

dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam

masyarakat”. Agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang

hendak dicapai, maka Pemerintah Daerah wajib melakukan pembinaan yang berupa

pemberian pedoman baik tahap perencanaan, pelaksananan dan pengawasan.

Disamping itu diberikan pula standar, arahan, bimbingan, pelatihan, suvervisi,

pengendalian, koordinasi, pemantuan, dan evaluasi. Bersamaan dengan itu Pemerintah

Daerah wajib memberikan fasilitasi yang berupa peluang kemudahan, bantuan, dan

dorongan kepada pelaksana pembangunan dan pemangku kepentingan agar dalam

melaksanakan otonomi daerah dapat dilakukan secara efisien dan efektif sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Sasaran yang harus dicapai :

Dalam rangka mewujudkan pelayanan umum pemerintahan daerah tersebut maka arah

sasaran yang harus dicapai adalah:

1. Menciptakan sistem pelayanan publik yang prima (exellen service) yang didasarkan

pada prinsip-prinsip good governance.

2. Peningkatan pelayanan publik yang profesional dicirikan oleh adanya transparansi,

akuntabilitas dan responsibilitas dari aparatur pemerintah yang di dukung oleh

penyiapan sumberdaya manusia (aparatur) yang handal, sarana dan prasarana

kerja yang memadai, dan penerapan reward and punishment yang baik dan tepat.

3. Menciptakan adanya kejelasan dan kepastian dalam pemberian pelayanan dengan

memperhatikan aspek persyaratan pelayanan, prosedur, unit kerja yang

berwenang, dan rincian biaya serta waktu penyelesaian.

4. Optimalisasi pendapatan asli daerah dan Peningkatan kualitas, efesiensi dan

efektivitas pengelolaan keuangan daerah

5. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat terutama untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Page 61: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -12

6. Menciptakan pelayanan pemerintahan daerah yang lebih efektif dan efisien dalam

bentuk Sistem Pelayanan Satu Pintu dan Satu Atap, Electronic Government, dan

Sistem Informasi Pembangunan Kabupaten.

3.3.4. Bidang Pendidikan

Pembangunan manusia perlu diarahkan kepada penguatan kemampuan dasar,

berketerampilan dan terbangunnya jiwa wirausaha dimana pemenuhan kemampuan

ini terwujud melalui pendidikan formal, dan non-formal. Untuk itu menghasilkan

generasi maju sangat ditentukan oleh kehandalan institusi penyelenggara pendidikan

oleh. Karena itu, pembangunan bidang pendidikan diarahkan untuk menyeimbangkan

pemenuhan kebutuhan intelijensia, dengan pendidikan yang mampu memenuhi

emosional dan spritual dan diharapkan akan handal pada bidang-bidang yang mampu

digunakan untuk menghadapi tantangan global, dan sekaligus memiliki daya saing

tinggi.

Arah Pembangunan:

Arah pembangunan bidang pendidikan lebih didahului dengan penguatan

kelembagaan pendidikan dan ketenagaan yang handal di bidang yang dijadikan

kekhususan untuk dikuasai oleh anak didik. Kelembagaan pendidikan diarahkan

dikelola dengan menerapkan prinsip tata kelola pendidikan yang baik dimana setiap

kecamatan diharapkan dapat dihasilkan kelembagaan pendidikan, baik pendidikan

umum maupun kejuruan yang bermutu. Selanjutnya pembangunan pendidikan

diarahkan kepada ketenagaan pendidik yang bermutu dan penguasaan keterampilan

yang terkait dengan bakat dan minat. Sehingga menghasilkan SDM akan mampu

bersaing memasuki pasar kerja dan memiliki daya kompetisi yang tinggi di pasar kerja.

Arah pembangunan bidang pendidikan juga menuju penyeimbangan pemenuhan

kebutuhan intelejensia, dengan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan

emosional dan spiritual.

Sasaran yang harus dicapai:

1. Mewujudkan Kualitas Pendidikan yang baik yang dilandasi moral agama sehingga

tercipta generasi yang cerdas, menguasai IPTEKS serta berbudi luhur dan berakhlak.

2. Pendirian kelembagaan dan peningkatan kualitas pendidikan berjenjang mulai

pendidikan dasar / ibtidaiyah, menengah pertama / tsanawiyah; menengah/ aliyah

termasuk pendidikan kejuruan sampai dengan pendidikan tinggi khususnya politeknik.

3. Pendidikan pesantren dan atau “kepesantrenan” yang sudah ada sekarang harus

ditingkatkan kualitasnya. Untuk itu model pendidikan “boarding” atau sekolah

berasrama tetap dijadikan alternatif dan dipertahankan.

4. Memperkuat penyelenggaraan pendidikan, baik dibidang standarisasi dan sertifikasi

tenaga pendidik, meningkatkan proses belajar mengajar serta penyediaan,

kelengkapan dan optimalisasi sarana dan prasarana termasuk peran perpustakaan.

Dilanjutkan pula dengan upaya untuk menghasilkan produk IPTEKS berdaya guna

dan kegiatan keilmuan yang dihasilkan semakin intensif dan berkembang.

5. Mengupayakan pencapaian mutu sekolah bertaraf nasional dan internasional yang

Page 62: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -13

dapat mempersiapkan anak didik agar mampu bersaing pada tatanan nasional dan

Internasional.

6. Optimalisasi pendidikan luar sekolah dan kecakapan hidup (life skill) untuk

memberikan keterampilan sesuai potensi lingkungan kepada para peserta didik yang

tidak lagi menempuh pendidikan formal.

3.3.5. Bidang Kesehatan

Masyarakat sejahtera yang ingin diwujudkan memerlukan genarasi yang sehat

dan kuat. Bidang kesehatan tidak hanya mencakup kualitas pelayanan

kesehatan tetapi juga menyangkut pola hidup masyarakat serta aspek

ketahanan pangan dan gizi.

Dasar dalam mengatasi masalah kesehatan diarahkan kepada perbaikan tingkah

laku kesehatan, peningkatan input kesehatan yang seimbang dan peningkatan

teknologi kesehatan. Untuk mewujudkan hal ini, sistem pelayanan dasar kesehatan

mesti mampu memberikan pelayanan preventif dan kuratif yang diperlukan oleh

seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan dasar harus didukung dengan

semakin lengkapnya pelayanan dan infrastruktur pendukung seperti sanitasi dan air

minum untuk seluruh masyarakat.

Arah Pembangunan:

Pelayanan kesehatan selain tetap fokus pada pelayanan kesehatan dasar dengan

meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas maupun posyandu juga kedepan

diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit yang ada di Pelaihari.

Peningkatan kualitas ini guna merespon perkembangan jenis penyakit degeneratif

utama maupun konsekwensi dari adanya kecelakaan kerja dan kecelakaan lalu lintas.

Selanjutnya pembangunan kesehatan juga diarahkan untuk menghasilkan tenaga

penyedia tenaga madya kesehatan yang dapat memperkuat sistem pelayanan

kesehatan dasar dan rumah sakit. Sejalan dengan itu untuk menyeimbangkan

kemajuan IPTEKS di bidang kesehatan, maka pembangunan pendidikan di bidang

kesehatan juga diarahkan untuk memperkuat kelembagaan pendidikan kesehatan.

Arah dari pembangunan gizi adalah berupaya untuk meningkatkan kemampuan

rumah tangga untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara seimbang.

Pembangunan gizi juga diarahkan untuk mewujudkan keasadaran akan perlunya gizi

yang seimbang bagi kesehatan tubuh serta peningkatan pengetahuan akan gizi.

Sasaran yang harus dicapai:

1. Meningkatkan kemampuan rumah tangga untuk mampu memenuhi kebutuhan

pangan dan gizi secara seimbang, Selanjutnya diarahkan untuk mewujudkan

kesadaran akan perlunya gizi yang seimbang bagi kesehatan tubuh, serta

peningkatan pengetahuan tentang gizi.

2. Meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan dengan optimalisasi peran

puskesmas; puskesmas pembantu dan Posyandu terutama untuk masyarakat

yang kurang mampu.

Page 63: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -14

3. Meningkatkan kualitas dan layanan kesehatan dasar yang prima. Dimana rumah

sakit di Pelaihari sebagai rumah sakit rujukan di kabupaten Tanah Laut dapat

memastikan arah penajaman kualitas dan fokus pelayanan yang akan

diberikannya dan ditunjang dengan penyediaan tenaga dokter spesialis dan

peralatan yang memadai.

3.3.6. Bidang Ekonomi

Salah satu unsur penting dalam bidang ekonomi Kabupaten Tanah Laut yang perlu

dijaga dan dipertahankan pada tingkat yang cukup tinggi untuk masa 20 tahun

kedepan adalah pertumbuhan ekonomi. Tentunya pertumbuhan ekonomi yang

diinginkan adalah pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, yaitu pertumbuhan

ekonomi yang berdampak pada sektor riil serta mampu mengurangi pengangguran.

Oleh sebab itu pendekatan model pembangunan ekonomi haruslah melalui

pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan (growth and equity).

Untuk memperoleh tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi (ditargetkan rata-rata 7%)

dan berkualitas tersebut diperlukan sumber pembiayaan yang tidak mungkin dipenuhi

oleh investasi pemerintah saja tetapi juga harus dari swasta terutama sekali usaha

mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi. Ini tidak mudah mengingat

tekanan perekonomian nasional yang belum stabil akibat kenaikan harga minyak di

pasar dunia.

Selama ini pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Laut lebih banyak ditopang oleh

sektor pertambangan primer. Kedepan, diharapkan sektor industri berbasis pertanian,

kelautan, pertambangan dan pariwisata menjadi andalan.

Arah Pembangunan:

1. Kegiatan di sektor pertanian pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan

dilakukan secara terpadu, efisien, profitabilitas dan berkelanjutan serta perlu

adanya dukungan sinergis industri pengolahan skala kecil, menengah dan besar

guna memperoleh nilai tambah. Dukungan sinergis industri pengolahan ini akan

diperkuat lagi dengan dukungan adanya fasilitas pelabuhan yang diarahkan

menjadi gerbang masuk maupun keluar produk yang dihasilkan baik oleh

Kabupaten Tanah Laut sendiri maupun Kabupaten lainnya yang ada di Kalsel.

Kegiatan di sektor pertanian dalam arti luas ini selain untuk ketahanan pangan dan

gizi keluarga, juga diarahkan mampu memberikan nilai tambah, membuka

lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi rumah tangga petani.

2. Kegiatan di sektor perikanan dan kelautan juga harus dilakukan secara terpadu,

efisien, profitabilitas dan berkelanjutan serta mendapat dukungan sinergis dari

armada kapal dan industri pengolahan skala menengah dan besar guna

memperoleh nilai tambah. Dukungan sinergis armada kapal penangkap dan

industri pengolahan ini akan diperkuat lagi dengan dukungan dari adanya fasilitas

pelabuhan berstandar internasional.

3. Kegiatan di sektor pertambangan diarahkan menjadi kegiatan ekonomi yang

semakin efisien dan berpedoman pada pengelolaan sumberdaya alam yang

berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Kegiatan di sektor ini secara

Page 64: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -15

bertahap harus dialihkan dari memproduksi dan menjual produk primer menjadi

memproduksi produk primer, mengolah untuk meningkatkan nilai tambah dan

menjualnya dalam bentuk produk setengah jadi atau barang jadi. Rencana

pembangunan pabrik baja oleh investor swasta harus dijadikan momentum untuk

meningkatkan perolehan nilai tambah dari sektor ini. Teknologi produksi akan

semakin berkembang kearah mekanisasi sehingga teknologi yang digunakan

untuk sektor ini juga cenderung padat modal. Adanya pelabuhan laut berstandar

internasional akan menjadi faktor pendorong dan sinergis dalam upaya

maksimalisasi nilai tambah sektor pertambangan ini.

4. Kegiatan di sektor pariwisata akan diarahkan untuk terus memunculkan potensi

pariwisata daerah sebagai suatu keunggulan komparatif yang pengelolaannya

harus terpadu, profitabilitas, berkelanjutan serta melibatkan masyarakat sekitar

bersama pihak investor (swasta). Secara bertahap dan gradual, sektor priwisata

diharapkan tidak lagi dipandang oleh masyarakat sekedar tempat rekreasi tetapi

sudah merupakan suatu industri yang mempunyai multiplier effect baik terhadap

pendapatan masyarakat, terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan

perekonomian Tanah Laut secara keseluruhan.

5. Pembangunan pelabuhan yang berstandart internasional harus dapat diwujudkan

sebagai pintu gerbang masuknya barang modal dan keluarnya hasil-hasil produksi

baik yang dihasilkan oleh Kabupaten Tanah Laut maupun Kabupaten lain yang

ada di kalimantan Selatan. Dalam kerangka pembangunan pelabuhan ini,

Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pemerintah pusat berkewajiban menyediakan

areal kawasan pelabuhan beserta fasilitas pendukungnya minimal seluas 1500 Ha.

Harus dihindari adanya tumpang tindih lahan maupun praktek mark up dalam

pengembangan kawasan pelabuhan. Pembiayaan pembangunannyapun harus

melibatkan pemerintah provinsi Kalsel dan pemerintah pusat bersama pihak

swasta (investor).

6. Mewujudkan kepastian hukum dan iklim investasi yang kondusif bagi investor yang

salah satunya adalah optimalisasi sistem perijinan terpadu satu atap.

7. Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi melalui

peningkatan produktivitas, pemasaran maupun permodalannya serta perbaikan

manajemen dalam rangka perkuatan ekonomi daerah berbasis ekonomi

kerakyatan. Dalam upaya ini, perlu dikembangkan sentra-sentra produksi UMKM

dan peningkatan peran para pendamping atau konsultan keuangan pendamping

UMKM mitra bank (KKMB) yang bertugas dalam mendampingi UMKM dibidang

manajemen usaha, pemasaran maupun akses permodalan kepada perbankan

baik yang konvensional ataupun pola syariah.

8. Mendorong praktek ekonomi syariah dengan memperbanyak berdirinya lembaga

keuangan mikro syariah di sentra-sentra produksi.

9. Penciptaan persaingan yang sehat dalam dunia usaha, mencegah adanya

monopoli atau ketidakadilan dalam berusaha, dan senantiasa mendorong

terbentuknya sikap kewirausahaan.

Page 65: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -16

10. Kualitas pelayanan sektor jasa keuangan yang semakin profesional dan mudah

diakses oleh masyarakat atau dunia usaha,

Sasaran yang harus dicapai:

1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi rata-rata sampai tahun 2025 dengan rata-

rata 7 % serta adanya peningkatan PDRB yang signifikan.

2. Meningkatnya pendapatan masyarakat Kabupaten Tanah laut sehingga pada

tahun 2025 minimal berpendapatan $ 3000 per kapita per tahun

3. Meningkatnya jumlah turis, investasi swasta terutama investasi dari mancanegara

dan jasa perdagangan.

4. Berkembangnya industri berbasis pertanian, kelautan, pertambangan dan

pariwisata yang efisien, berdaya saing tinggi, dan mampu meningkatkan

perekonomian daerah melalui perolehan nilai tambah dan efek ganda.

5. Terwujudnya pembangunan pelabuhan laut berstandart internasional

6. Meningkatnya efisiensi pemanfaatan sumberdaya produktif secara berkelanjutan;

7. Peningkatan kinerja sektor jasa keuangan terutama perbankan baik yang

konvensional maupun syariah dalam pembiayaan dunia usaha khususnya

permodalan bagi UMKM.

8. Semakin berperannya BUMD dan semakin banyaknya wirausaha yang handal dan

profesional dalam menggerakkan perekonomian daerah, meningkatkan

produktivitas serta mengembangkan jaringan distribusi.

3.3.7. Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta Koperasi

Dalam upaya mempercepat perwujudan sebagai daerah industri dan pelabuhan

menuju masyarakat Tanah Laut yang sejahtera maka sektor ekonomi daerah perlu

dibangun melalui penciptaan kesempatan seluas-luasnya bagi UMKM dan koperasi

untuk tumbuh dan berkembang. Untuk itu diperlukan pembinaan dan kemitraan baik

oleh pemerintah daerah maupun pihak usaha besar swasta. Selain itu juga diperlukan

perluasan akses permodalan bagi UMKM baik terhadap bank konvensional; bank

syariah maupun lembaga keuangan non bank lainnya. Pengembangan UMKM juga

diarahkan agar menjadi pelaku ekonomi yang makin berbasis iptek dan berdaya saing

dengan produk impor.

Sasaran yang ingin dicapai :

1. Adanya pembinaan dan kemitraan dari semua pihak kepada UMKM khususnya dari

para pengusaha besar swasta yang telah menanamkan modalnya di Kabupaten

Tanah Laut

2. Adanya kewajiban dari pihak investor kepada para UMKM untuk melakukan

kerjasama bisnis sesuai dengan kapasitas masing-masing. Kerjasama ini

merupakan bagian dari CSR dan bagian yang tidak terpisahkan pula dari

penguatan ekonomi daerah.

3. Pengembangan UMKM oleh semua pihak utamanya dilakukan melalui peningkatan

kompetensi kewirausahaan, peningkatan produktivitas yang sesuai kebutuhan

pasar serta solusi permodalan.

Page 66: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -17

4. Pemerintah daerah membantu dalam penanggulangan masalah sertifikasi tanah /

lahan UMKM guna jaminan peminjaman modal kepada perbankan.

5. Perlunya pembinaan dan upaya pemberian insentif kepada para pendamping

UMKM yang membantu mendampingi UMKM khususnya para pendamping yang

membantu UMKM dalam hal akses permodalan.

3.3.8. Bidang Pertanian

Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian masih merupakan sektor andalan dan

menguasai sebagian besar kegiatan ekonomi masyarakat Kabupaten Tanah Laut

terutama di perdesaan. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar hasil

produksi pertanian di Kabupaten Tanah Laut masih dipasarkan dalam bentuk produk

primer dan belum masuk kedalam kegiatan pengolahan hasil sehingga tidak

memperoleh nilai tambah,

Oleh sebab itu, pembangunan bidang pertanian yang mencakup sub sektor tanaman

pangan, peternakan, perikanan darat, perkebunan dan kehutanan, keseluruh sub

sektor ini merupakan holistic policy, baik secara vertikal maupun horizontal. ini berarti

dibutuhkan integrasi maupun sinkronisasi program baik antar tingkatan pemerintahan

maupun koordinasi antar lembaga/unit satuan kerja dan dunia usaha beserta

organisasi profesi yang lain. Pembangunan pertanian harus diupayakan perkuatan

(revitalisasi) baik pada design kebijakan maupun pada teknis pelaksanaannya.

Arah Pembangunan:

Dalam rangka mengoptimalkan perencanaan pembangunan sektor pertanian dan

upaya mendukung revitalisasi pertanian maka arah kebijakan dan implementasinya

adalah :

1. Kebijakan dalam pengamanan ketahanan pangan khususnya untuk tanaman padi

dan jagung.

2. Kebijakan dalam peningkatan efisiensi, produktivitas, produk pertanian dan

perikanan

3. Kebijakan dalam pengolahan hasil pertanian untuk memperoleh nilai tambah

menuju pembangunan pertanian berkebudayaan industri

4. Informasi pasar untuk antisipasi penurunan harga produk

5. Kebijakan dalam peningkatan kemampuan petani, peternak dan nelayan serta

pelaku pertanian dan perikanan lain dan penguatan lembaga pendukungnya serta

peningkatan peran penyuluh.

6. Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan yang berkelanjutan

Sasaran yang harus dicapai:

1. Penyediaan saprodi pertanian pada sentra-sentra produksi dalam tepat waktu, tepat

jumlah dan harga yang sesuai.

2. Peningkatan luas areal, produksi dan produktivitas untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi langsung maupun industri pengolahan.

3. Pengembangan agro industri untuk memperoleh nilai tambah

4. Optimalisasi dan pengembangan sarana dan prasarana.

Page 67: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -18

5. Peningkatan standar mutu produk;

6. Pemanfaatan teknologi tepat guna dan spesifik lokasi yang ramah lingkungan;

7. Pengembangan dan penguatan lembaga keuangan mikro dan perbankan untuk

permodalan

8. Peningkatan pemasaran produk dan hasil olahannya.

9. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pemasaran Ikan;

10. Optimalisasi Balai Penyuluh Pertanian (BPP) serta peningkatan peran para

penyuluh.

11. Penanaman kembali areal hutan, terpeliharanya hutan lindung dan penghijauan di

areal pemukiman serta daerah perkotaan serta pencegahan illegal logging.

3.3.9. Bidang Pertambangan dan Energi

Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan hasil tambang yang secara bertahap

mengubah dari memproduksi produk primer dan menjual produk primer menjadi

memproduksi produk primer, mengolahnya untuk mendapatkan nilai tambah untuk

selanjutnya menjual dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi dengan tetap

menjaga kelestarian lingkungan hidup. Terwujudnya tujuan Kabupaten Tanah Laut

dalam pembangunan bidang pertambangan dapat tercapai apabila memenuhi syarat-

syarat sebagai berikut:

1. Kebijakan publik yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan;

2. Lebih menitikberatkan pada perolehan nilai tambah melalui industri berbasis

pertambangan

3. Adanya Persepsi sama dan partisipasi dari pemerintah daerah, masyarakat,

swasta, dan lembaga-lembaga publik dalam pengelolaan sektor pertambangan

4. Penegakan hukum di bidang lingkungan yang konsisten.

Arah Pembangunan:

Arah pembangunan pertambangan adalah melalui prolehan nilai tambah diwujudkan

melalui pengembangan industri berbasis pertambangan. Arah pembangunan ini juga

harus dibarengi dengan integrasi dan harmonisasi kebijakan antara Daerah, Provinsi

dan Pusat; pengarusutamaan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan;

peningkatan kesadaran pengelola tambang untuk senantiasa memperhatikan

kesejahteraan masyarakat sekitar tambang; dan penegakan hukum di bidang

lingkungan secara konsisten.

Basis data kekayaan SDA khususnya bahan tambang dan rona awal lingkungannya

harus tersedia, updating serta dikelola secara profesional sebagai rujukan dalam

mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengestimasi berbagai potensi SDA tambang

maupun dampak eksploitasinya dalam rangka pengambilan kebijakan. Kebijakan

ekploitasi SDA tambang ditempatkan sebagai usaha untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat sekitar yang terkena dampak

secara langsung dengan tetap mengedepankan kelestarian ekosistem lingkungan

hidup.

Page 68: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -19

Kontrol sosial dapat dilakukan dengan cara (a) pembangunan kesadaran

masyarakat agar peduli pada isu lingkungan, (b) peningkatan peran aktif masyarakat

dalam memantau perubahan kualitas lingkungan akibat kegiatan tambang, dan (c)

peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum terkait

dengan pelanggaran eksploitasi lingkungan hidup.

Di bidang energi, Kabupaten Tanah Laut dengan luasan areal lahan kering serta

kemampuan petaninya, berpotensi untuk mensuplai bahan baku singkong untuk

dijadikan bahan bakar nabati (bioetanol). Dengan semakin menipisnya persediaan

minyak dunia dan semakin mahalnya minyak di pasaran dunia serta adanya

kebijakan pemerintah untuk energi alternatif maka potensi ini perlu dikaji dan

dikembangkan.

Sasaran yang harus dicapai :

1. Peningkatan PAD dari sektor tambang

2. Adanya peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar tambang

3. Adanya basis data SDA khususnya bahan tambang

4. Pencegahan terhadap illegal mining

5. Adanya perbaikan lingkungan yang rusak akibat ekploitasi bahan tambang; salah

satunya dengan reklamasi lahan bekas galian

6. Tidak ditoleransinya penambangan di dalam tanah (perut bumi) yang berada di dalam

kawasan konservasi

7. Tidak ditoleransinya lagi penggunaan fasilitas umum untuk digunakan bagi aktivitas

produksi dan pengangkutan bahan tambang.

8. Adanya kontrol sosial, sanksi dan penegakan hukum terkait dengan pelanggaran

dalam eksploitasi SDA

9. Membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk ikut memantau perubahan

kualitas lingkungan akibat eksploitasi bahan tambang

10. Mengkaji potensi daerah untuk kemungkinan suplai bahan baku energi guna

pembuatan bahan bakar nabati (bio-etanol)

3.3.10. Bidang Daya Saing Daerah

Terwujudnya pembangunan menuju daerah industri dan pelabuhan guna memperkuat

daya saing daerah. Selain pembangunan industri dan pelabuhan, daya saing wilayah

Kabupaten Tanah Laut dapat tercapai apabila terpenuhinya syarat-syarat sebagai

berikut:

1. Sistem perencanaan pembangunan Kabupaten yang efektif dan berkelanjutan.

2. Konsistensi pengendalian dan pemanfaatan tata ruang.

3. Partisipasi warga Kabupaten dan pihak swasta yang menjamin keberlanjutan

pembangunan Kabupaten.

4. Sinergi dan kerjasama antar wilayah dan antar daerah.

Page 69: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -20

Arah Pembangunan:

Arah pembangunan daya saing wilayah diwujudkan melalui pengendalian

pemanfaatan fungsi tata ruang wilayah secara konsisten; pengembangan pusat

pertumbuhan wilayah dengan mensinergikan antarwilayah; peningkatan dan

pengembangan produk-produk unggulan; dan peningkatan kerjasama antar daerah.

Fungsi tata ruang wilayah dimanfaatkan secara konsisten sesuai perencanaan

sebagai acuan dan arah koordinasi pembangunan. Konsistensi terhadap

pemanfaatan fungsi tata ruang dikendalikan dengan cara (a) peningkatan

pengawasan dan penerapan law enforcement tata ruang yang efektif; (b)

penyeimbangan land-rent antara Kabupaten Tanah Laut dan sekitarnya dengan

melakukan pembangunan infrastruktur yang mendukung pengembangan daerah di

sekitar; (c) pengembangan pusat-pusat pertumbuhan terutama yang mendukung

secara langsung dalam pengembangan industri dan pelabuhan; (d) perwujudan

pengaturan insentif / disinsentif pemanfaatan lahan terbuka dan non-lahan terbuka.

Hal ini penting dilakukan untuk mencegah lebih lanjut terjadinya kerusakan

lingkungan, termasuk bencana banjir, kelangkaan sumber air bersih, aglomerasi

kabupaten yang tidak terkendali (unmanageable urban agglomerations).

Pertumbuhan wilayah dan sinergi antarwilayah, pengembangan pusat pertumbuhan

wilayah dengan mensinergikan antarwilayah dilakukan untuk mewujudkan

keterkaitan sosial ekonomi yang serasi dan seimbang antara Kabupaten Tanah Laut

dan daerah sekitarnya dengan cara: (a) peningkatan kapasitas sumber daya

manusia khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya; (c)

pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi di kawasan

Kabupaten Tanah Laut dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan

ekonomi yang saling komplementer dan saling menguntungkan disertai peningkatan

mobilitas produk maupun penduduk antara daerah sekitar Kabupaten Tanah Laut

dan didalam Kabupaten Tanah Laut sendiri; (d) peningkatan akses informasi dan

pemasaran, lembaga keuangan, kesempatan kerja dan teknologi; (e)

pengembangan sosial kapital dan human kapital; (f) formulasi strategi kabupaten

dalam suatu kerangka pembangunan wilayah yang terpadu dan dalam suatu

regional network yang saling menguntungkan.

Produk-produk unggulan sesuai dengan potensi Kabupaten Tanah Laut ditingkatkan

dan dikembangkan dengan cara (a) pemanfaatan keunggulan komparatif dan

kompetitif Kabupaten Tanah Laut yaitu produk industri berbasis pertanian, kelautan,

pertambangan dan pariwisata melalui perolehan nilai tambah, pengembangan

pasar, meningkatkan akses permodalan, perluasan jaringan dan keterkaitan,

pengembangan kelembagaan dan pemantapan iklim bisnis yang kondusif; (b)

pengembangan potensi kelautan dengan memberikan perkuatan kepada nelayan;

menerapkan manajemen pelabuhan secara modern serta menumbuhkan lembaga-

lembaga pendukung pembangunan berbasis maritim.

Kerjasama antardaerah ditingkatkan untuk memperkuat eksistensi dalam iklim

kompetitif, terutama dalam menghadapi globalisasi. Persaingan global akan semakin

Page 70: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -21

kuat berpengaruh pada pembangunan Kabupaten Tanah Laut pada masa datang.

Pembangunan pelabuhan berstandart Internasional di Kabupaten Tanah Laut akan

lebih membuka akses dan langsung berpengaruh terhadap perkembangan daerah-

daerah di sekitarnya.

Sasaran yang harus dicapai:

1. Adanya jaringan komunikasi dan informasi tentang pembangunan daerah atau

daerah lain, nasional dan bahkan internasional, serta jaringan guna membangun

akses-akses pasar, dana, investor, data basis berbagai daerah. Jaringan ini

sekaligus berfungsi sebagai jaringan publikasi dan sosialisasi program daerah yang

ditawarkan kepada masyarakat luas;

2. Adanya kemitraan yang saling menguntungkan, saling hormat-menghormati baik

dikalangan usaha rakyat, antar investor, antar daerah skala nasional maupun

internasional, antar lembaga swasta dan masyarakat serta pihak-pihak yang

berkepentingan dan terkait dengan pengembangan daerah;

3. Produk yang ramah lingkungan;

4. Terdapat keterkaitan lokal (hulu dan hilir);

3.3.11. Bidang Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup

Sumberdaya alam di Kabupaten Tanah Laut hendaknya dimanfaatkan secara optimal

dan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat, namun di lain pihak harus tetap

memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan demikian sumberdaya

alam bagi daerah ini memiliki peran ganda, yaitu sebagai modal pertumbuhan

ekonomi (resources based economy) dan sekaligus sebagai penopang sistem

kehidupan (life support system).

Terwujudnya pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dapat tercapai

bila adanya kebijakan publik yang berorientasi pada pembangunan yang

berkelanjutan (sustainable development), kontrol sosial, adanya penegakan hukum

yang konsisten dan partisipasi masyarakat serta lembaga dan swasta dalam

pengelolaan sumber daya alam.

Arah Pembangunan:

Arah pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup diwujudkan melalui

peningkatan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup, peningkatan upaya penegakan

hukum terhadap pencemaran lingkungan, meningkatkan lembaga pengelola

lingkungan hidup serta membangun kesadaran masyarakat terhadap lingkungan

hidup.

Pengelolaan usaha pertambangan dilakukan meliputi pengendalian, pengawasan, dan

pembinaan kegiatan usaha pertambangan; Pengembangan potensi dan konservasi

sumber daya mineral serta rehabilitasi lahan bekas pertambangan; memfasilitasi dan

pengembangan teknologi pertambangan umum. Perlindungan dan konservasi

sumberdaya alam bertujuan untuk melindungi sumberdaya alam dari kerusakan dan

mengelola kawasan konservasi yang sudah ada untuk menjamin kualitas ekosistem.

Page 71: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -22

Kegiatan ini dilaksanakan dengan perlindungan sumberdaya alam kawasan hutan dan

hutan lindung, dan pengembangan kemitraan dalam Pengembangan kapasitas

pengelolaan sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup berdasarkan prinsip

transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas.

Sasaran yang harus dicapai:

1. Meningkatnya kualitas air sungai disertai pengendalian dan pemantauan secara

kontinu;

2. Berkurangnya pencemaran air dan tanah disertai pengendalian dan pemantauan

terpadu antar sektor;

3. Meningkatnya cadangan sumberdaya energi kabupaten (resources endowment);

4. Meningkatnya indeks keberlanjutan pembangunan Kabupaten (sustainable

development index).

5. Konsistensi pengendalian dan pemanfaatan tata ruang.

6. Pencegahan terhadap illegal mining; logging dan fishing.

7. Adanya perbaikan lingkungan yang rusak akibat ekploitasi bahan tambang; salah

satunya dengan reklamasi lahan bekas galian

8. Pencegahan terhadap usaha penambangan di dalam tanah (perut bumi) yang

berada di dalam kawasan konservasi

9. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara sumber daya

alam dan lingkungan hidup.

3.3.12. Bidang Pembangunan Infrastruktur

Terwujudnya infrastruktur yang mendukung pembangunan berbagai bidang dan

keberlanjutan ekosistem Kabupaten. Terwujudnya tujuan Kabupaten Tanah Laut

dalam pembangunan infrastruktur dapat tercapai apabila terpenuhinya syarat-syarat

sebagai berikut:

1. Sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Kabupaten yang efektif dan

berkelanjutan.

2. Kualitas dan kuantitas infrastruktur yang seimbang dengan pengembangan

Kabupaten.

3. Konsistensi pengendalian pembangunan infrastruktur Kabupaten.

4. Partisipasi warga Kabupaten dalam menjamin keberlanjutan infrastruktur

Kabupaten.

Arah Pembangunan:

Arah pembangunan infrastruktur diwujudkan melalui penguatan sistem perencanaan

infrastruktur Kabupaten; pengembangan sumberdaya sungai; peningkatan kualitas

dan kuantitas air bersih; pengembangan sistem transportasi; pengembangan

perumahan dan permukiman; pengembangan pengelolaan energi; pengembangan

telematika kabupaten; dan peningkatan konsistensi pengendalian pembangunan

infrastruktur Kabupaten.

Page 72: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -23

Sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Kabupaten dikuatkan dengan cara :

(a) pengembangan perencanaan pembangunan infrastruktur utamanya jalan

Kabupaten secara terpadu; (b) pengembangan prasarana menuju pembangunan

bandara di masa depan; (c) pengembangan mekanisme baku perencanaan

pembangunan infrastruktur Kabupaten secara partisipatif; (c) pengembangan sistem

sosialisasi publik rencana pembangunan infrastruktur Kabupaten yang aksesibel;

dan (d) pengembangan sistem monitoring dan evaluasi implementasi rencana

pembangunan infrastruktur Kabupaten.

Sumberdaya sungai dikembangkan dengan cara (a) penurunan tingkat sedimentasi

sungai; (b) penurunan tingkat polusi sungai; (c) peningkatan fungsi sungai

dalam rangka pengendalian banjir; (d) pengembangan moda angkutan

sungai.

Kualitas dan kuantitas air bersih dikembangkan dengan cara (a) pengelolaan

sumberdaya air yang efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan; dan (b)

penurunan tingkat pencemaran terhadap sumber-sumber air bersih.

Sistem transportasi dikembangkan dengan cara (a) peningkatan mutu manajemen

transportasi; (b) peningkatan keterkaitan antar seluruh wilayah Kabupaten yang

mendorong pertumbuhan; (c) penurunan moda transportasi pribadi dan peningkatan

moda transportasi umum.

Perumahan dan permukiman dikembangkan dengan cara (a) pengembangan

partisipasi publik dalam peningkatan kualitas perumahan dan prasarana-sarana

permukiman; (b) pengembangan perumahan yang berkelanjutan, layak huni,

terjangkau oleh daya beli masyarakat, dan didukung oleh prasarana-sarana

permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional,

mandiri, dan efisien; dan (c) pengembangan perumahan dan prasarana-sarana

permukiman yang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup.

Telematika kabupaten dikembangkan dengan cara (a) peningkatan kesadaran dan

pengetahuan warga Kabupaten terhadap potensi dan pemanfaatan telematika dan

(b) mengoptimalkan dan mensinergikan pengembangan dan pemanfaatan

prasarana telekomunikasi dan non-telekomunikasi dalam penyelenggaraan

telematika kabupaten guna menciptakan efisiensi dan pengurangan beban

masyarakat pengguna.

Konsistensi pengendalian pembangunan infrastruktur Kabupaten ditingkatkan

dengan cara (a) peningkatan kesadaran dan partisipasi warga Kabupaten dalam

pembangunan infrastruktur Kabupaten yang sesuai dengan aturan yang berlaku dan

prinsip keterpaduan dan (b) peningkatan manajemen pengawasan dalam rangka

mengurangi tingkat penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan.

Sasaran yang harus dicapai:

1. Meningkatnya keterpaduan sistem pembangunan infrastruktur Kabupaten

termasuk panjang jalan serta kualitasnya.

2. Terbangunnya prasarana untuk penyiapan pembangunan bandara

Page 73: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -24

3. Bertambahnya kemampuan pelayanan air bersih untuk masyarakat; meningkatnya

debet dan kualitas air bersih.

4. Menurunnya unsur polutan;

5. Meningkatnya kualitas perumahan bagi seluruh warga Kabupaten;

6. Meningkatnya ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial pada permukiman

Kabupaten;

7. Meningkatnya pengelolaan limbah permukiman.

3.3.13. Bidang Sosial Budaya

Menelaah perkembangan masyarakat dalam beberapa tahun mendatang, masyarakat

Kabupaten Tanah Laut cenderung menjadi multikultur, sepanjang faktor penarik

bidang ekonomi tetap ada dan adanya keterbukaan wilayah. Kehadiran masyarakat

pendatang dari lain wilayah akan mewarnai kehidupan sosial di daerah ini.

Selain itu, perkembangan masyarakat yang sangat cepat sebagai akibat dari

globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi membutuhkan

penyesuaian tata nilai dan perilaku. Dalam kondisi keragaman sosial, sikap toleran

antar masyarakat yang multikultur sangat diperlukan.

Arah Pembangunan:

Arah kebijakan pengembangan sosial dan budaya adalah:

1. Reaktualisasi nilai-nilai budaya daerah sebagai salah satu dasar pengembangan

etika pergaulan sosial;

2. Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya daerah;

3. Berkembangnya potensi ekonomi lokal yang berbasiskan pengembangan

budaya.

Sasaran yang harus dicapai:

1. Pembangunan dan pemantapan jatidiri masyarakat Kabupaten Tanah Laut

terutama ditempuh dengan memantapkan integrasi masyarakat berbasis

multikulturalisme berdasarkan kepada nilai agama, tata nilai masyarakat dan

adat istiadat, budaya, serta peraturan yang berlaku secara harmonis, rukun dan

damai.

2. Perlindungan dan pemberdayaan yang adil dan obyektif terhadap semua potensi

sosial dan budaya yang ada yang diarahkan kepada upaya-upaya pelestarian,

dan fungsionalisasi khazanah sosial dan budaya yang ada di masyarakat

sebagai wadah kearifan lokal (local wisdom).

3. Pemberdayaan potensi sosial dan budaya diarahkan kepada pengelolaan

industri pariwisata secara baik dan berwawasan lingkungan.

3.3.14. Bidang Keamanan dan Ketertiban

Terwujudnya rasa aman, ketertiban masyarakat dan lingkungan merupakan prsyarat

utama menuju masyarakat sejahtera. Terwujudnya tujuan Kabupaten Tanah Laut

dalam pembangunan bidang keamanan dan ketertiban dapat tercapai apabila

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Kebijakan publik yang berorientasi pada aspek pencegahan terhadap

gangguan keamanan dan ketertiban;

Page 74: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -25

2. Sistem keamanan dan ketertiban yang terpadu;

3. Partisipasi dan tanggung jawab warga Kabupaten yang tinggi terhadap

keamanan dan ketertiban;

4. Aparat keamanan dan ketertiban yang profesional.

Arah Pembangunan:

Arah pembangunan keamanan dan ketertiban Kabupaten Tanah Laut diwujudkan

melalui restrukturisasi kebijakan publik dalam bidang keamanan dan ketertiban;

peningkatan kualitas sistem keamanan dan ketertiban masyarakat; peningkatan

peran serta dan tanggung jawab warga Kabupaten; serta pengembangan standar

pelayanan publik dalam bidang keamanan dan ketertiban.

Restrukturisasi kebijakan publik bidang keamanan dan ketertiban ditempuh dengan

cara (a) peninjauan kembali kebijakan publik yang bertentangan dengan asas

pencegahan terhadap gangguan keamanan dan ketertiban; (b) sinkronisasi

kebijakan publik tentang pencegahan dan penanggulangan gangguan keamanan

dan ketertiban; dan (c) inisiasi kebijakan publik baru yang berorientasi pada

pencegahan gangguan keamanan dan ketertiban.

Kualitas sistem keamanan dan ketertiban masyarakat ditingkatkan melalui: (a)

intensifikasi upaya pencegahan kejahatan konvensional melalui sistem keamanan

lingkungan dengan basis pada peran serta masyarakat; (b) pencegahan kejahatan

berupa peredaran dan penggunaan obat terlarang khususnya di kalangan generasi

muda; (c) peningkatan kapasitas institusi keamanan Kabupaten Tanah Laut, (d)

mengurangi potensi konflik horisontal antarmasyarakat, dan (d) pengembangan

keterpaduan sistem keamanan antarwilayah Kabupaten Tanah Laut.

Peran serta dan tanggung jawab warga Kabupaten terhadap keamanan dan

ketertiban ditingkatkan dengan cara: (a) peningkatan komunikasi publik tentang

kondisi keamanan dan ketertiban warga Kabupaten, (b) peningkatan aktivasi sistem

keamanan lingkungan (siskamling)

Standar pelayanan publik dalam bidang keamanan dan ketertiban dikembangkan

dengan cara (a) peningkatan pendidikan warga Kabupaten tentang standar-standar

keselamatan, keamanan dan ketertiban; (b) peningkatan kualitas pelayanan aparat

dalam menanggapi dan menangani permasalahan keamanan dan ketertiban secara

proporsional.

Sasaran yang harus dicapai:

1. Menurunnya angka kriminalitas.

2. Semakin tingginya budaya tertib masyarakat dan kepatuhan pada aturan

3. Tidak berkembangnya perdagangan, peredaran dan penggunaan narkoba

4. Adanya rasa aman dan meningkatnya kepuasan warga Kabupaten terhadap

pelayanan dalam bidang keamanan dan ketertiban;

5. Meningkatnya penyelenggaraan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat

secara swadaya.

Page 75: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -26

3.3.15. Bidang Penegakan Hukum

Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam upaya-upaya

penciptaan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan.

Apabila hukum ditegakkan dan ketertiban diwujudkan, maka kepastian, rasa aman,

tenteram, atau pun kehidupan yang rukun akan dapat terwujud. Pelaksanaan hukum

yang transparan dan terbuka di satu sisi dapat menekan dampak negatif yang dapat

ditimbulkan oleh tindakan warga negara sekaligus juga meningkatkan dampak positif

dari aktivitas warga negara. Dengan demikian hukum pada dasarnya memastikan

munculnya aspek-aspek positif dari kemanusiaan dan menghambat aspek negatif dari

kemanusiaan. Penerapan hukum yang ditaati dan diikuti akan menciptakan ketertiban

dan memaksimalkan ekspresi potensi masyarakat.

Arah Pembangunan:

Arah pembangunan penegakan hukum diwujudkan melalui produk peraturan daerah

yang menjamin kepentingan masyarakat luas, penegakan peraturan daerah secara

konsisten, menumbuhkan budaya taat hukum dan menegakkan hukum secara adil.

1. Peraturan daerah sebagai suatu produk, harus dibuat untuk kepentingan

masyarakat luas dan bukan untuk kepentingan sesaat atau untuk sekelompok

kecil masyarakat saja,

2. Peraturan daerah ditegakkan dengan maksud memberikan rasa aman, nyaman,

dengan cara (a) pengembangan komitmen penegakan peraturan daerah untuk

mencegah intervensi; (b) peningkatan kontrol masyarakat terhadap penegakan

peraturan daerah dengan memanfaatkan peran media.

3. Menumbuhkan budaya taat hukum antara lain melalui pendidikan dan sosialisasi

berbagai peraturan perundang-undangan serta perilaku keteladanan dari setiap

pemimpin pada berbagai level dalam mematuhi dan menaati hukum.

4. Meningkatkan upaya penghormatan hak asasi manusia;

5. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen dan tidak diskriminatif.

Sasaran yang harus dicapai:

Untuk mendukung pembangunan hukum dan HAM, sasaran yang akan dilakukan

adalah:

1. Peningkatan kesadaran hukum dan budaya tertib

2. Konsistensi penegakan peraturan daerah yang telah dibuat untuk memberi rasa

aman, nyaman, dan manfaat bagi masyarakat luas.

3. Kelembagaan peradilan dan penegak hukum yang berwibawa, bersih, dan

profesional

4. Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap HAM

5. Terkoordinasinya dan terharmonisasinya pelaksanaan produk hukum yang tidak

menonjolkan kepentingan tertentu sehingga dapat mengurangi perlakuan

diskriminatif warga.

Page 76: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 3 -27

3.3.16. Bidang Pemberdayaan Perempuan

Peran kaum perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak diragukan

lagi. Demikian pula halnya yang terdapat di Kabupaten ini. Oleh sebab itu, menyadari

sepenuhnya akan peran penting tersebut maka arah pembangunan jangka panjang

dalam RPJP Kabupaten Tanah Laut 2005 – 20025 ini masalah gender atau

persamaan hak perempuan dimasukkan sebagai bagian tersendiri. Arah

pembangunan untuk pemberdayaan kaum perempuan adalah (a) peningkatan kualitas

kaum perempuan; (b) peningkatan peran perempuan terutama di bidang politik dan

pemerintahan; (c) perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan; (d)

memperkuat kelembagaan dan pengarusutamaan gender.

Sasaran yang ingin dicapai :

1. Peningkatan pendidikan kaum perempuan

2. Semakin banyaknya kaum perempuan yang memegang jabatan di eksekutif dan

semakin besarnya persentase anggota DPRD yang berasal dari kaum perempuan

3. Adanya perlindungan hukum dan semakin banyaknya lembaga atau LSM yang

memberikan advokasi terhadap adanya kasus kekerasan terhadap kaum

perempuan

Page 77: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

BAB IV

PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Tanah Laut adalah

dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun, disusun dengan mengacu

pada RPJP Nasional yang menjabarkan tujuan dibentuknya pemerintahan Negara

Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam

bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional. RPJP daerah ini juga mengandung

Visi, misi dan arah pembangunan daerah Kabupaten Daerah Tanah Laut untuk periode

2005 – 2025.

Untuk mewujudkan pembangunan yang berhasil dengan baik diperlukan arahan dan

pola yang teratur, terencana serta dapat dimonitor pelaksanaannya dengan seksama.

Untuk maksud tersebut Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) daerah ini

sudah diusahakan disusun secara cermat dan rasional berdasarkan potensi

sumberdaya yang dimiliki. RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan

daerah yang mengacu pada RPJP Nasional serta RPJP Provinsi. Penyusunan RPJP

dilakukan melalui urutan: a. penyiapan rancangan awal rencana pembangunan; b.

musyawarah perencanaan pembangunan; dan c. penyusunan rancangan akhir rencana

pembangunan. Kepala Bappeda adalah pihak yang bertanggungjawab dalam kegiatan

menyiapkan rancangan RPJP Daerah. RPJP Daerah ditetapkan dengan Peraturan

Daerah.

Kedudukan RPJP Daerah ini sangat penting dalam konteks pembangunan daerah.

Penting dan sentralnya kedudukan RPJP Daerah ini dalam menentukan haluan dan

arah pembangunan di daerah ini karena kandungan yang termuat di dalamnya

merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Laut maupun masyarakat

termasuk dunia usaha untuk bersinergi dalam pelaksanaan program pembangunan.

Untuk itu, perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaannya sebagai berikut.

Pemerintah Kabupaten wajib menerapkan 3 pilar dari Good Governance yang meliputi

transparansi, akuntabilitas dan partisipasi dalam melaksanakan program dan

kegiatan dalam rangka pencapaian visi, misi dan arah pembangunan sebagaimana

tertuang dalam RPJP Kabupaten Tanah Laut 2005-2025 ini

Transparansi berarti terbukanya akses bagi semua pihak yang berkepentingan

terhadap setiap informasi terkait —seperti berbagai peraturan dan perundang-

undangan, serta kebijakan pemerintah– dengan biaya yang minimal. Transparansi

dibangun atas pijakan kebebasan arus informasi yang memadai disediakan untuk

dipahami dan dapat dipantau. Demikian pula dengan RPJP ini, semua pihak yang

berkepentingan dapat mengetahui dan mengaksesnya secara mudah.

Akuntabilitas atau accountability adalah kapasitas suatu instansi pemerintahan untuk

bertanggung gugat atas keberhasilan maupun kegagalannya dalam melaksanakan misi

guna mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan secara periodik. Setiap instansi

Page 78: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005 - 2025

Halaman 4 -2

pemerintah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pencapaian

organisasinya dalam pengelolaan sumberdaya yang dipercayakan kepadanya, mulai

dari tahap perencanaan, implementasi, sampai pada pemantauan dan evaluasi.

Akuntabilitas merupakan kunci untuk memastikan bahwa kekuasaan itu dijalankan

dengan baik dan sesuai dengan kepentingan publik. Untuk itu, akuntabilitas

mensyaratkan kejelasan tentang siapa yang bertanggung-gugat, kepada siapa, dan apa

yang dipertanggung-gugatkan. Akuntabilitas bisa berarti pula penetapan sejumlah

kriteria dan indikator untuk mengukur kinerja instansi pemerintah, serta mekanisme yang

dapat mengontrol dan memastikan tercapainya berbagai standar tersebut.

Partisipasi merupakan perwujudan dari berubahnya paradigma mengenai peran

masyarakat dalam pembangunan. Masyarakat bukanlah sekedar penerima manfaat

(beneficiaries) atau objek belaka, melainkan agen pembangunan (subjek) yang

mempunyai porsi yang penting. . Dalam proses perumusannya, RPJP Daerah ini

melibatkan secara partisipatif khalayak lintas pelaku pembangunan yang luas untuk

memastikan terbangunnya kesepahaman dan komitmen bersama antara para

pengambil keputusan dan pelaksana kebijakan publik di satu pihak dengan kalangan

berasal dari dunia usaha, perguruan tinggi/akademisi, serta lembaga swadaya

masyarakat yang mewakili aspirasi masyarakat madani (civil society). Untuk mencapai

keterpaduan dan sinkronisasi proses perumusan dilakukan melalui Musrenbangda.

Pemerintah daerah Kabupaten Tanah Laut, serta masyarakat termasuk dunia usaha

berkewajiban untuk melaksanakan visi, misi dan arah pembangunan RPJP Kabupaten

Tanah Laut 2005-2025 dengan sebaik-baiknya. Bupati Tanah Laut setiap periode

jabatannya berkewajiban untuk menjabarkan visi, misi dan arah pembangunan RPJP

Kabupaten Tanah Laut 2005-2025 ke dalam RPJM Daerah Kabupaten Tanah Laut yang

memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pokok

pembangunan yang nantinya akan menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Pemerintah

Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD.

Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Tanah Laut, Bupati Tanah Laut,

Sekretariat Daerah, dinas-dinas, badan-badan, kantor-kantor, dan kecamatan dalam

jajaran organisasi pemerintah Kabupaten Tanah Laut, masyarakat, dan sektor swasta

berkewajiban menjamin konsistensi antara Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP) Daerah Kabupaten Tanah Laut 2005-2025 dengan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Tanah Laut, Rencana Strategis (Renstra)

SKPD Kabupaten Tanah Laut, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Daerah Kabupaten

Tanah Laut, dan Rencana Kerja (Renja) SKPD Kabupaten Tanah Laut.

BUPATI TANAH LAUT,

Cap Ttd

H. ADRIANSYAH

Page 79: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1. Luas Wilayah kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan

No Kecamatan Luas

Jumlah Desa/Kelurahan Km2 Persentase

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Panyipatan 336,00 9.3 10

2. J o r o n g 628,00 17,3 9

3. Batu Ampar 548,10 15,1 14

4. Kintap 537,00 14,8 14

5. Pelaihari 575,75 15,9 28

6. Takisung 343,00 9,4 12

7. Bati-Bati 234,75 6,5 14

8. Tambang Ulang 176,75 4,4 10

9. K u r a u 268,00 7,4 22

Jumlah 3.631,35 100,00 133

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Laut

Lampiran 2. Jarak Ibukota Kecamatan Ke Ibukota Kabupaten Tanah Laut

No Kecamatan Jarak (Km) Jalan Yang Dilalui

(1) (2) (3) (4)

1. Panyipatan 20 Darat

2. J o r o n g 39 Darat

3. Batu Ampar 15 Darat

4. Kintap 71 Darat

5. Pelaihari 0 Darat

6. Takisung 18 Darat

7. Bati-Bati 25 Darat

8. Tambang Ulang 16 Darat

9. K u r a u 41 Darat

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Laut

Lampiran II Peraturan Daerah Kab. Tala Nomor : 11 Tahun 2008

Tanggal : 28 Agustus 2008

Page 80: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -2

Lampiran 3. Luas Lahan Berdasarkan Ketinggian Tanah dan Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut (Ha)

No Kecamatan Kelas Ketinggian (mdpl)

Jumlah* 0 – 6 7 - 25 26 - 100 101 - 500 501 - 1000 > 1000

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Panyipatan 11.460 14.160 9.152 528 - - 35.240

2. J o r o n g 11.024 35.521 22.694 5.741 3.950 6.800 85.730

3. Batu Ampar - 14.140 21.430 1.650 2.240 240 39.700

4. Kintap 3.033 27.802 27.875 4.600 4.200 5.320 72.830

5. Pelaihari 1.025 12.915 25.902 1.362 2.816 3.400 47.410

6. Takisung 9.725 11.298 7.449 628 - - 29.100

7. Bati-Bati 1.060 9.670 5.521 1.344 455 - 18.050

8. Tambang Ulang 1.670 13.361 4.523 1.906 - - 21.460

9. K u r a u 19.244 3.326 840 - - - 23.410

Jumlah 58.231 142.133 125.386 17.759 13.661 15.760 372.930

Persentase 15,61 38,11 33,61 4.75 3,66 4,24 100,00

Sumber : Hasil Perhitungan Peta Ketinggian Kab. Tanah Laut Skala 1:100.000 Tahun 1996 Keterangan: * Data Luas Wilayah Kecamatan yang digunakan berdasarkan Perda No. 13 Th. 1994

Lampiran 4. Luas Lahan Berdasarkan Jenis Tanah dan Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut (Ha)

No Kecamatan Jenis Tanah

Jumlah * Organosol Alluvial Latosol (PMK) Podsolik

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Panyipatan - 10.830 14.330 10.080 35.240

2. J o r o n g - 24.230 26.960 34.540 85.730

3. Batu Ampar - - 9.450 30.250 39.700

4. Kintap - 13.443 18.443 40.944 72.830

5. Pelaihari 3.470 - 34.970 8.970 47.410

6. Takisung 1.027 5.527 22.546 - 29.100

7. Bati-Bati 10.614 - 5.027 2.409 18.050

8. Tambang Ulang 1.720 - 8.622 11.118 21.460

9. K u r a u 16.705 6.705 - - 23.410

Jumlah 33.536 60.735 140.348 138.311 372.930

Persentase 9,0 16,3 37,6 37,1 100,00

Sumber : Hasil Perhitungan Peta Jenis Tanah Skala 1:100.000 Tahun 1996 Keterangan: * Data Luas Wilayah Kecamatan yang digunakan berdasarkan Perda No. 13 Th. 1994

Lampiran 5. Daerah Aliran Sungai dan Debit Air Sungai (m3/dt) di Kabupaten Tanah Laut

No Nama Sungai Luas DAS (Ha) Debit (m3/dt)

(1) (2) (3) (4)

1.

2.

3.

4.

5.

Swarangan

Sabuhur

Tabanio

Maluka

Kintap

58.000

19.000

77.000

64.000

*

28

9

35

27

40

Sumber : Repprot Tahun 1996 Keterangan : * = Data Belum Tersedia

Lampiran 6. Jenis Penggunaan Lahan Tiap Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut (Ha) Tahun 2005

No Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan

Sawah Pekarangan Tegal Ladang Padang Rawa Tambak

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Panyipatan 9.519 845 3.182 402 2.250 775 22

2. Takisung 7.311 1.615 7.640 - 715 10.540 1.169

3. Kurau 12.910 120 45 - - - 10

4. Bati-Bati 12.438 1.325 - 2.663 1.876 2.291 -

5. Tambang Ulang 6.530 481 1.380 1.295 350 423 -

6. Pelaihari 19.200 9.270 4.579 3.178 2.772 5.546 -

7. Batu Ampar 1.384 3.300 2.072 1.468 1.100 316 -

8. Jorong 4.631 3.416 2.691 2.010 2.650 9.161 628

9. Kintap 1.278 3.025 1.300 1.087 234 1.052 1.393

Page 81: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -3

Jumlah 75.201 23.397 22.889 12.103 11.947 30.104 3.222

Persentase 20,60 6,41 6,27 3,32 3,27 8,25 0,88

Sumber : BPP Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut

No Kecamatan Jenis Penggunaan Lahan

Jumlah** Kolam T. Kering H. Rakyat H. Negara P’kebunan Lain-Lain

(1) (2) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1. Panyipatan 113 600 4.895 6.360 5.086 5.730 39.779

2. Takisung 5 2.823 50 175 1.904 353 34.300

3. Kurau - 110 7 - 150 13.448 26.800

4. Bati-Bati - 1.876 2.365 - 2.129 3.420 30.383

5. Tambang Ulang 3 1.810 300 300 3.409 1.395 17.676

6. Pelaihari 21 7.885 350 5.340 3.742 5.211 67.094

7. Batu Ampar 5 4.360 3.570 911 12.005 2.011 32.502

8. Jorong 32 2.100 2.591 23.162 3.215 6.491 62.778

9. Kintap 225 4.865 5.121 2.650 24.836 6.634 53.700

Jumlah 404 26.429 19.249 38.898 56.476 44.693 365.012

Persentase 0,11 7,24 5,27 10,66 15,47 12,24 100,00

Sumber : BPP Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut Keterangan: ** = Data Luas Lahan berdassarkan SK Gubernur

Page 82: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -4

Lampiran 7. Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Tanah Laut (Ha) Tahun 2004 dan 2005

No Jenis Penggunaan Lahan ** 2004 2005 + -

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Sawah 74.824 75.171 347 -

2. Pekarangan 23.281 23.397 116 -

3. Tegalan/Kebun 21.319 22.889 1.570 -

4. Ladang/Huma 12.103 12.103 - -

5. Padang Rumput 28.054 10.071 - 17.983

6. Rawa-Rawa 29.774 30.134 360 -

7. Tambak 3.222 3.222 - -

8. Kolam/Tabat/Empang 389 403 14 -

9. Tanah Kering Sementara Tidak Diusahakan 10.096 26.429 16.333 -

10. Hutan Rakyat 21.681 19.249 - 2.432

11. Hutan Negara 35.509 38.898 3.389 -

12. Perkebunan 52.851 56.476 3.625 -

13. Lain-Lain 50.132 44.693 - 5.439

Jumlah 363.135 363.135 - -

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tanah Laut

Lampiran 8. Jumlah dan Persentase Penduduk Serta Ciri-Ciri Lainnya Tahun 2005

Rincian Jumlah

(1) (2)

Jumlah Penduduk 254.240

a. Laki-laki 127.440

b. Perempuan 126.800

Jumlah Rumah Tangga 67.770

Rata-rata per Rumah Tangga 3,75

Sex Ratio 100,50

Laju Pertumbuhan Penduduk Thn 2005 (%) 0,71

Kepadatan Penduduk per Km2 70,01

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Page 83: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -5

Lampiran 9. Penduduk menurut Kelompok Umur per Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2005

Kelompok Umur

Jenis Kelamin Jumlah Sex

Ratio L P L+P %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

0 – 4 13.384 13.888 27.272 10,73 96,37

5 – 9 12.320 11.632 23.952 9,42 105,91

10 – 14 11.872 13.704 25.576 10,06 86,63

15 – 19 12.560 9.920 22.480 8,84 126,61

20 – 24 9.736 11.488 21.224 8,35 84,75

25 – 29 11.840 14.072 25.912 10,19 84,14

30 – 34 12.144 12.408 24.552 9,66 97,87

35 – 39 11.832 9.672 21.504 8,46 122,33

40 – 44 8.440 7.896 16.336 6,43 106,89

45 – 49 7.072 5.768 12.840 5,05 122,61

50 – 54 5.184 5.224 10.408 4,09 99,23

55 – 59 2.896 3.344 6.240 2,45 86,60

60 – 64 2.936 3.856 6.792 2,67 76,14

65 + 5.224 3.928 9.152 3,60 132,99

Jumlah 127.440 126.800 254.240 100,00 100,50

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Page 84: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -6

Lampiran 10. Penduduk menurut Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga per Jenis

Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2005

Hubungan Dengan Kepala

Rumahtangga

Jenis Kelamin Jumlah

L P L+P %

(1) (2) (3) (4) (5)

Kepala RT 61.304 8.440 69.744 27,43

Isteri/Suami 0 56.464 56.464 22,21

Anak 58.280 53.752 112.032 44,07

Menantu 2.248 1.344 3.592 1,41

Cucu 2.488 2.472 4.960 1,95

Orang Tua/Mertua 112 2.872 2.984 1,17

Famili Lain 3.008 1.344 4.352 1,71

Lainnya 0 112 112 0,04

Jumlah 127.440 126.800 254.240 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 11. Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas menurut Status Perkawinan per

Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2005

Status Perkawinan

Jenis Kelamin

Jumlah Sex Ratio

L P

(1) (2) (3) (4) (5)

Belum Kawin 63.944 53.504 117.448 119.51

Kawin 61.200 61.648 122.848 99.27

Cerai Hidup 832 2.448 3.280 33.99

Cerai Mati 1.464 9.200 10.664 15.91

Jumlah 127.440 126.800 254.240 100.50

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Page 85: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -7

Lampiran 12. Penduduk Perempuan yang Pernah Kawin menurut Umur pada Perkawinan Pertama Tahun 2005

Umur Perkawinan Pertama (Tahun)

Jumlah Persentase

(1) (2) (3)

< 15 5.032 6,87

15 - 18 41.504 56,63

19 - 24 23.136 31,57

25 + 3.624 4,94

Jumlah 73.296 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran13. Penduduk Perempuan yang Pernah Kawin menurut Kelompok Umur dan Status Perkawinan Tahun 2005

Kelompok Umur (Tahun)

Status Perkawinan Jumlah

Kawin Cerai Hidup Cerai Mati

(1) (2) (3) (4) (5)

< 15 3.368 112 1.552 5.032

15 - 18 34.576 1.392 5.536 41.504

19 - 24 20.736 672 1.728 23.136

25 + 2.968 272 384 3.624

Jumlah 61.648 2.448 9.200 73.296

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Page 86: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -8

Lampiran 14. Penduduk Perempuan yang Pernah Kawin menurut Jumlah Anak yang

Dilahirkan Hidup Tahun 2005

Jumlah Anak Lahir Hidup

Perempuan Pernah Kawin

Persentase (%)

(1) (2) (3)

0 5.744 7,84

1 17.584 23,99

2 17.344 23,66

3 12.520 17,08

4 7.672 10,47

5 5.360 7,31

> 5 7.072 9,65

Jumlah 73.296 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 15. Penduduk Perempuan yang Berstatus Kawin menurut Pemakaian Alat Kontrasepsi KB Tahun 2005

Pemakaian Alat KB Perempuan

Berstatus Kawin Persentase

(%)

(1) (2) (3)

1. Tidak Pernah 13.592 22,05

2. Pernah 48.056 77,95

2.1. Sekarang Pakai 36.232 58,77

2.2. Sekarang Tdk Pakai 11.824 19,18

Jumlah 61.648 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 16. Penduduk Perempuan yang Berstatus Kawin menurut Jenis

Pemakaian Alat Kontrasepsi KB Tahun 2005

Pemakaian Alat KB Perempuan

Berstatus Kawin Persentase (%)

(1) (2) (3)

MOW/Tubektomi 560 1,55

MOP/Vasektomi 248 0,68

AKDR/IUD 1.240 3,42

Page 87: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -9

Suntikan KB 15.336 42,33

Susuk/Norplant/Inplant 672 1,85

Pil KB 17.816 49,17

Kondom Karet 248 0,68

Alat/Cara Tradisional 112 0,31

Jumlah 36.232 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Page 88: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -10

Lampiran 17. Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Partisipasi Sekolah Laki-laki Perem-puan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Tidak/Blm Pernah Sekolah 6.552 13.928 20.480

Masih Sekolah 24.888 23.888 48.776

Tidak Sekolah Lagi 82.616 75.096 157.712

Jumlah 114.056 112.912 226.968

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 18. Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas yang Tidak/Belum Pernah Sekolah menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

5 – 6 4.088 4.352 8.440

7 – 12 112 224 336

13 – 15 224 0 224

16 – 18 0 0 0

19 – 24 112 136 248

25 – 55 672 5.176 5.848

> 55 1.344 4.040 5.384

Jumlah 6.552 13.928 20.480

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Page 89: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -11

Lampiran 19. Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas yang Masih Sekolah menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Jenjang Pendidikan Laki-laki Perem-puan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

SD / MI 15.752 16.032 31.784

SLTP /Sederajat 5.744 4.976 10.720

SMU/Sederajat 2.920 2.272 5.192

Pendidikan Tinggi (D-I/D-II/D-III/D-IV dan S1/S2/S3)

472 608 1.080

Jumlah 24.888 23.888 48.776

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 20. Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas yang Pernah Sekolah menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Jenjang Pendidikan yang Ditamatkan

Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Tdk/Blm Tamat SD/MI 21.528 23.456 44.984

SD / MI 31.656 28.864 60.520

SLTP /Sederajat 14.072 10.792 24.864

SMU/Sederajat 6.376 7.016 13.392

SM Kejuruan 6.392 2.856 9.248

Pendidikan Tinggi (D-I/D-II/D-III/D-IV dan S1/S2/S3)

2.592 2.112 4.704

Jumlah 82.616 75.096 157.712

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Page 90: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -12

Lampiran 21. Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas menurut Kemampuan Membaca dan Menulis dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Kemampuan Membaca dan Menulis

Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Huruf Latin 103.680 94.640 198.320

Huruf Lainnya 0 136 136

Huruf Latin dan Huruf Lainnya

2.144 2.392 4.536

Tidak Dapat 8.232 15.744 23.976

Jumlah 114.056 112.912 226.968

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 22. Penduduk menurut Keluhan Kesehatan yang Dialami dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Keluhan Kesehatan Laki-laki Perem-puan

Jumlah

(1) (2) (3) (4)

1. Ada Keluhan 42.912 42.832 85.744

Panas 15.296 14.448 29.744

Batuk 20.760 19.224 39.984

Pilek 19.184 17.624 36.808

Asma/Napas Sesak/Cepat 3.776 2.152 5.928

Diare 1.280 1.392 2.672

Sakit Kepala Berulang 4.080 7.936 12.016

Sakit Gigi 4.752 2.688 7.440

Lainya 12.992 16.648 29.640

2. Tidak Ada Keluhan 84.528 83.968 168.496

Jumlah 127.440 126.800 254.240

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 23. Penduduk menurut Pelayanan Kesehatan dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Pelayanan Kesehatan Laki-laki Perem-puan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Mendapatkan Pelayanan Kesehatan

13.968 13.488 27.456

RS Pemerintah 1.080 496 1.576

RS Swasta 136 112 248

Praktek Dokter 3.080 2.520 5.600

Page 91: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -13

Puskesmas/Pustu 6.480 6.184 12.664

Praktek Tenaga Kesehatan 4.224 5.856 10.080

Praktek Batra 0 112 112

Dukun Bersalin 224 224 448

Lainnya 1.256 2.240 3.496

Tidak Mendapat Pelayanan Kesehatan

28.944 29.344 58.288

Tidak Ada Keluhan 84.528 83.968 168.496

Jumlah 127.440 126.800 254.240

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Page 92: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -14

Lampiran 24. Penduduk yang Mengobati Sendiri menurut Jenis Obat Yang

Digunakan dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Jenis Obat Yang Digunakan

Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Mengobati Sendiri 33.456 32.856 66.312

Obat Modern 30.384 30.168 60.552

Obat Tradisional 13.848 14.472 28.320

L a i n n y a 8.000 7.504 15.504

Tidak Mengobati Sendiri 9.456 9.976 19.432

Jumlah 42.912 42.832 85.744

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 25. Penduduk Usia 0 - 59 Bulan menurut Penolong Kelahiran Pertama dan

Jenis Kelamin Tahun 2005

Penolong Kelahiran Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Dokter 1.152 1.056 2.208

Bidan 8.152 7.744 15.896

Paramedis Lain 112 0 112

Dukun 3.744 4.864 8.608

Famili/Keluarga 224 112 336

Lainnya 0 112 112

Jumlah 13.384 13.888 27.272

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 26. Penduduk Usia 0 – 59 Bulan menurut Penolong Kelahiran Terakhir dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Penolong Kelahiran Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Dokter 1.176 968 2.144

Bidan 8.128 9.088 17.216

Paramedis Lain 112 0 112

Dukun 3.968 3.720 7.688

Famili/Keluarga 0 112 112

Page 93: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -15

Lainnya 0 0 0

Jumlah 13.384 13.888 27.272

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 27. Penduduk Usia 0 - 59 Bulan yang Diberi Air Susu Ibu (ASI) menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Kelompok Umur ( Bulan)

Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

0 224 0 224

1 - 5 472 808 1.280

6 - 11 1.256 1.616 2.872

12 - 23 2.200 2.112 4.312

24 - 35 2.536 2.712 5.248

36 - 59 6.000 6.504 12.504

Jumlah 12.688 13.752 26.440

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 28. Penduduk Usia 0 - 59 Bulan menurut Lamanya Diberi ASI dan Jenis Kelamin Tahun 2005

Lamanya Pemberian ASI

(bulan) Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

0 – 5 2.088 1.328 3.416

6 – 11 1.816 2.152 3.968

12 – 23 4.176 6.664 10.840

24 – 35 4.024 3.160 7.184

36+ 584 448 1.032

Jumlah 12.688 13.752 26.440

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 29. Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Kegiatan Terbanyak yang Dilakukan Seminggu yang Lalu Tahun 2005

Page 94: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -16

Kegiatan Jumlah Persentase

(1) (2) (3)

Bekerja 122.519 69,79

Mencari Kerja 7.637 4,35

Sekolah 10.033 5,72

Mengurus Rumah Tangga 29.140 16,60

Lainnya 6.221 3,54

Jumlah 175.550 100,00

Sumber : Sakernas 2005 (diolah)

Page 95: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -17

Lampiran 30. Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang

Bekerja menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2005

Tingkat Pendidikan Jumlah Persen-tase

(1) (2) (3)

SD Kebawah 83.414 68,08

SLTP/Sederajat 17.280 14,10

SLTA/Sederajat 17.612 14,37

D I/II 1.589 1,30

D III 1.117 0,91

S1+ 1.508 1,23

Jumlah 122.519 100,00

Sumber : Sakernas 2005 (diolah)

Lampiran 31. Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Tahun 2005

Lapangan Usaha Jumlah Persen-

tase

(1) (2) (3)

Pertanian 66.558 54,32

Pertambangan 9.559 7,80

Industri Pengolahan 11.261 9,19

Listrik, Gas & Air 1.664 1,36

Bangunan/Konstruksi 2.428 1,98

Perdagangan, Rumah Makan & Hotel 19.769 16,14

Angkutan, Pergudangan & Komunikasi 5.049 4,12

Lembaga Keuangan 284 0,23

Jasa Kemasyarakatan, Sosial & Perorangan 5.948 4,85

Jumlah 122.519 100,00

Sumber : Sakernas 2005 (diolah)

Lampiran 32. Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Tahun 2005

Status Pekerjaan Utama Jumlah Persen-tase

(1) (2) (3)

Berusaha sendiri 28.644 23.38

Berusaha dibantu buruh tidak tetap 24.498 20.00

Berusaha dibantu buruh tetap 5.194 4.24

Buruh/Karyawan 30.494 24.89

Page 96: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -18

Pekerja bebas di pertanian 5.213 4.26

Pekerja bebas di Non Pertanian 8.995 7.34

Pekerja tidak dibayar 19.480 15.90

Jumlah 122.519 100,00

Sumber : Sakernas 2005 (diolah)

Lampiran 33. Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2005

Jenis Pekerjaan Jumlah Persen-tase

(1) (2) (3)

Tenaga Profesional 5.891 4,81

Tenaga Kepemimpinan 376 0,31

Tenaga Tata Usaha 2.121 1,73

Tenaga Usaha Penjualan 17.681 14,43

Tenaga Usaha Jasa 5.400 4,41

Tenaga Usaha Pertanian 57.097 46,60

Tenaga Produksi & Operator 31.506 25,72

Pekerja Kasar & Lainnya 2.448 2,00

Jumlah 122.519 100,00

Sumber : Sakernas 2005 (diolah)

Page 97: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -19

Lampiran 34. Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang

Bekerja menurut Jam Kerja Seminggu yang Lalu Tahun 2005

Jam Kerja Jumlah Persentase

(1) (2) (3)

< 35 53.591 43,74

35-49 47.671 38,91

+50 21.257 17,35

Jumlah 122.519 100,00

Sumber : Sakernas 2005 (diolah)

Lampiran 35. Banyaknya Rumah Tangga menurut Status Rumah Yang Ditempati Tahun 2005

Status Rumah Banyaknya

RumahTangga Persentase

( % )

(1) (2) (3)

Milik Sendiri 57.671 85,10

Kontrak 894 1,32

Sewa 2.770 4,09

Bebas Sewa 1.112 1,64

Dinas 2.510 3,70

Milik Orang Tua/Famili 2.595 3,83

Lainnya 218 0,32

Jumlah 67.770 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Page 98: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -20

Lampiran 36. Banyaknya Rumah Tangga menurut Luas Lantai Tahun 2005

Luas Lantai ( M2 )

Banyaknya RumahTangga

Persentase ( % )

(1) (2) (3)

< 21 2.617 3,86

21 – 35 13.431 19,82

36 – 44 11.447 16,89

45 – 70 23.419 34,56

> 70 16.856 24,87

Jumlah 67.770 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 37. Banyaknya Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum Tahun 2005

Sumber Air Minum Banyaknya

RumahTangga Persentase

( % )

(1) (2) (3)

Air Dlm Kemasan 2.641 3,90

Leding 5.212 7,69

Pompa 916 1,35

Sumur Terlindung 15.502 22,87

Sumur Tak Terlindung 39.661 58,52

Mata Air Terlindung 349 0,51

Mata Air Tak Terlindung 872 1,29

Air Sungai 2.377 3,51

Air Hujan 131 0,19

Lainnya 109 0,16

Jumlah 67.770 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 38. Banyaknya Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum Dan Jarak ke Tempat Penampungan Tinja Tahun 2005

Sumber Air Minum

Jarak ke Penampungan Tinja (Meter) Jumlah

10 > 10 TT

(1) (2) (3) (4) (5)

Pompa 0 916 0 916

Sumur Terlindung 4.361 10.661 480 15.502

Sumur Tak Terlindung

6.040 23.504 10.117 39.661

Mata Air Terlindung

240 109 0 349

Page 99: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -21

Mata Air Tak Terlindung

0 0 872 872

Jumlah 10.641 35.190 11.469 57.300

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 39. Banyaknya Rumah Tangga menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar

Tahun 2005

Fasilitas Tempat Buang Air Besar

Banyaknya Rumahtangga

Persentase ( % )

(1) (2) (3)

Sendiri 45.224 66,73

Bersama 13.934 20,56

Umum 1.243 1,83

Tidak Ada 7.369 10,87

Jumlah 67.770 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 40. Jumlah dan Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Telepon Rumah Tahun 2005

Kepemilikan Telepon Rumah

Banyaknya Rumahtangga

Persentase ( % )

(1) (2) (3)

Memiliki 2,269 3.35

Tidak Memiliki 65,501 96.65

Jumlah 67,770 100.00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 41. Jumlah dan Persentase Rumah Tangga Yang Telepon Selular (HP) Beserta Jumlah Nomor Yang Digunakan Tahun 2005

Kepemilikan Telepon Selular (HP)

Banyaknya Rumahtangga

Persentase

( % )

(1) (2) (3)

Memiliki 14,330 21.15

1 Nomor 10,098 14.90

Page 100: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -22

2 Nomor 3,883 5.73

3 Nomor 240 0.35

> 3 Nomor 109 0.16

Tidak Memiliki 53,440 78.85

Jumlah 67,770 100.00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Page 101: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -23

Lampiran 42 Jumlah dan Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki JPK

MM/KS/JPK Gakin/Kartu Miskin/Surat Miskin Beserta Penggunaannya Tahun 2005

Kepemilikan Kartu Sehat Jumlah Persentase

(1) (2) (3)

Memiliki 3.750 5,53

Rawat Jalan/Inap 458 12,21

Melahirkan/Periksa Kehamilan 240 6,40

Keperluan KB 240 6,40

Tidak Memiliki 64.020 94,47

Jumlah 67.770 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Lampiran 43. Jumlah dan Persentase Rumah Tangga Yang Membeli Beras Murah menurut banyaknya beras yang dibeli selama bulan Oktober 2004 sampai dengan Januari 2005

Frekuensi Bantuan Jumlah Rumah

Tangga Persentase

(1) (2) (3)

Membeli Raskin 19.926 29,40

< 10 kg 5.821 29,21

10 kg – 30 kg 13.887 69,69

> 30 kg 218 1,09

Tidak Membeli Raskin 47.844 70,60

Jumlah 67.770 100,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

Page 102: 4. Perda Tala 11 Tahun 2008 - RPJP Daerah 2005-2025

RPJP Daerah Kabupaten Tanah Laut Tahun 2005-2025

Halaman :i -24

Lampiran 45. Banyaknya Rumah Tangga Yang ARTnya Menerima Beasiswa Pada Tahun Ajaran 2004/2005 menurut Sumber Beasiswa

Jenis Beasiswa Banyaknya

Rumahtangga

Persentase

( % )

(1) (2) (3)

Pemerintah JPS 327 0,48

Pemerintah Non JPS 218 0,32

GN-OTA 327 0,48

Lembaga Swasta 131 0,19

Sekolah 916 1,35

Perorangan 0 0,00

Lainnya 0 0,00

Sumber : Susenas 2005 (diolah)

BUPATI TANAH LAUT,

Cap Ttd

H. ADRIANSYAH