rpjp kabupaten flores timur 2005-2025 1 lampiran
TRANSCRIPT
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1
LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2005
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Dasar 1945 pasal 18 secara tegas membagi Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam Daerah-daerah besar dan kecil.
Karena pembagian inilah, sehingga dibentuk Daerah Tingkat I pada Daerah-
daerah besar dan Daerah Tingkat II pada Daerah-daerah kecil.
Dengan terbentuknya Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur tahun 1958
berdasarkan Undang-undang nomor 64 Tahun 1958, memungkinkan Daerah-
daerah kecil dalam Wilayah Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur
berkembang menjadi Daerah Tingkat II. Itu sebabnya, maka berdasarkan
Undang-undang nomor 69 Tahun 1958 terbentuk Daerah Tingkat II Flores
Timur, bersamaan dengan pembentukan Daerah-daerah Tingkat II lainnya
dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa tenggara
Timur. Pembentukan Daerah Tingkat II Flores Timur, terakhir disebut
Kabupaten Flores Timur selain bernuansa historis, juga bermuatan filosofis,
kultural dan yuridis.
Pada aspek filosofis, pembentukan Kabupaten Flores Timur adalah suatu
langkah pengorganisasian sejumlah potensi wilayah baik manusia, alam dan
lingkungan strategis lainnya. Selanjutnya secara kultural pembentukan
Kabupaten Flores Timur sekaligus menjadi wahana pembentukan sistem nilai
yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Lamaholot. Ini menonjolkan
pengembangan wilayah berdasarkan keanekaan latar kehidupan yang
berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, meskipun di sana-
sini terdapat sejumlah kesamaan. Sedangkan pada tataran yuridis
pembentukan kabupaten Flores Timur dengan Undang-undang nomor 69
Tahun 1958 sebagai pengakuan akan adanya sebuah Daerah yang memiliki
kesamaan hak, kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. Dari padanya
Kabupaten Flores Timur memperoleh kesempatan yang sama dengan Daerah
lainnya untuk mengakses kebijakan dalam skala nasional dan propinsi, serta
mampu menjalankan kebijakan desentralisasi dalam segala bentuk dan sifat-
sifatnya di daerah sendiri.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 2
Seirama dengan itu dan dalam nuansa perkembangan ketatanegaraan
yang menunjukan adanya perubahan paradigma, menuntut Kabupaten Flores
Timur perlu berbenah diri. Tuntutan itu sudah dimulai sejak Undang-undang
nomor 5 Tahun 1974, menyusul Undang-undang nomor 22 Tahun 1999 yang
kemudian diubah dengan Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Kabupaten Flores Timur menyesuaikan diri dengan
tuntutan tersebut yang ternyata sejalan dengan latar belakang historis,
filosofis, kultural dan yuridis pembentukannya.
Pada pokoknya paradigma ketatanegaraan yang mengacu pada Undang-
undang tersebut di atas, aras tekanannya pada prinsip desentralisasi. Adanya
penyerahan urusan dan kewenangan kepada daerah agar secara bebas
menjalankan fungsi pemerintahan. Fungsi mana meliputi (1). To protect yaitu
fungsi melindungi seluruh barang-barang publik (public goods) dalam satu
kesatuan Wilayah Pemerintahan Kabupaten Flores Timur, (2). To regulate
yakni fungsi mengatur barang-barang publik dimaksud dalam satu-kesatuan
Wilayah Pemerintah Kabupaten Flores Timur, (3). To distribute adalah fungsi
membagi secara proporsional berdasarkan analisis prioritas terhadap barang-
barang publik yang berpihak kepada masyarakat dalam satu-kesatuan Wilayah
Pemerintah Kabupaten Flores Timur.
Secara nyata fungsi pemerintah tersebut baru di-drive pada awal tahun
2001 yang dikemas dalam “Otonomi Daerah”, saat berlakunya Undang-undang
nomor 22 Tahun 1999. Walaupun itu merupakan kehormatan kepada Daerah,
tetapi jika dipahami secara mendalam hal ini lebih bermuatan tuntutan. Betapa
tidak, sebab dengan Otonomi Daerah, maka Pemerintah Kabupaten Flores
Timur harus secara nyata menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana dimaksud
untuk menciptakan peluang dan strategi yang handal dengan suatu cita-cita.
Peluang dan strategi dimaksud dalam rangka meningkatkan akselerasi
pembangunan di segala bidang, pemberdayaan ekonomi rakyat, peningkatan
infrastruktur dan lain-lain yang bertumpu pada kemampuan Daerah.
Menciptakan peluang dan strategi berlangsung di atas kondisi
geomorfologi dan lingkungan hidup, kondisi demografis, kondisi ekonomi dan
sumber daya alam serta kondisi sosial budaya dan politik Kabupaten Flores
Timur. Peluang dan strategi itu berorientasi ke masa depan sebagai suatu cita-
cita, sekurang-kurangnya untuk kurun waktu 20 tahun kondisi Flores Timur
seperti apa. Untuk itu, maka rencana pembangunan jangka panjang ini sebagai
upaya mennciptakan peluang dan strategi yang menggunakan pendekatan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 3
lebih relevan. Pendekatan mana dapat dan dengan mudah beradaptasi dengan
proses perubahan yang terjadi demikian pesat dari waktu ke waktu,
dibandingkan dengan kemampuan menyerap dan memberi makna terhadap
perubahan itu sendiri.
Kondisi umum seperti kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup dan lain-
lain selama 10 tahun terakhir telah memberikan gambaran yang menarik ke
arah mana Kabupaten Flores Timur akan dibawa. Tingkat perkembangan,
pertumbuhan, pemerataan, tingkat keadilan dan demokratisasi yang telah
dicapai dari tahun ke tahun direncanakan dengan pendekatan ekonomi.
Pendekatan yang menggunakan parameter relatif lebih subyektif dan sangat
bergantung pada siapa yang menggunakan pendekatan itu. Akibatnya di sana-
sini tingkat kemajuan dibuktikan hanya dengan sederetan angka-angka statistik
yang meyakinkan, akan tetapi berbanding terbalik dengan kenyataan. Secara
riil ternyata masih terdapat demikian banyak masyarakat dan desa-desa
terbelakang, baik ekonominya, politik, maupun sosial budaya. Ini ditandai
dengan kondisi infrastruktur yang tidak memadai dan tidak dapat memberikan
kemudahan aksesibilitas, tingkat pendapatan riil yang rendah dan belum
berdayanya masyarakat secara maksimal, jika dibandingkan dengan
pemanfaatan investasi dan waktu selama ini.
Karenanya memahami rencana pembangunan jangka panjang ini tidak
hanya sekedar merupakan upaya penciptaan peluang dan strategi, melainkan
juga merupakan obsesi. Suatu kehendak untuk mencapai kemajuan dengan
injeksi nilai-nilai maju baik yang berasal dari daerah sendiri maupun dari daerah
atau negara lain secara replikasi, dengan tetap menghindari kecenderungan
yang bersifat sektarian. Kecenderungan yang mendahulukan efisiensi daripada
partisipasi, sehingga perencanaan pemerintah sebelumnya, dihadapkan pada
dua pilihan dilematis yaitu prioritas produktivitas atau prioritas demokrasi. Hal
ini tidak berarti bahwa strategi multi player effect harus diabaikan melainkan
pilihan strategis effisiensi, produktivitas, partisipasi dan demokrasi dipandang
sebagai suatu harga yang sulit untuk ditawar.
Pilihan strategi tersebut, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah ini diakomodasi pada prinsip pemberdayaan untuk membangun Flores Timur baru. Prinsip yang lebih menonjolkan pemberian daya kepada
masyarakat, bukan berbagi kekuasaan, sebab kekuasaan itu dengan
sendirinya melekat pada setiap mereka yang memiliki daya atau energi.
Dengan demikian pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan konsep
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 4
membangun Flores Timur Baru adalah pendekatan good governance atau
pengelolaan yang baik. Pendekatan ini lebih bersifat obyektif dan komprehensif
walaupun disadari tidak sepenuhnya dapat melepaskan diri dari subyektifitas.
Dalam rencana pembangunan jangka panjang ini, sejumlah kekuatan dan
kelemahan, peluang dan tantangan Kabupaten Flores Timur dimanejemeni
dengan pendekatan tersebut, sehingga lebih mampu mendekati permasalahan
dan menemukan solusi. Pendekatan ini menyoroti domain perencanaan berupa
potensi alam dan lingkungan hidup, potensi manusia dan masyarakat, potensi
finansial dan kelembagaan berikut perkembangan global, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi /komunikasi, serta trust atau kepercayaan pada
tataran pengelolaan, penataan dan tanggung jawab. Artinya orientasi
pendekatan ini adalah memberikan kekuatan pada masyarakat sebagai basis
pembangunan dengan parameter: (1). Iklim desentralistik di berbagai tingkatan
dewasa ini. (2). Adanya komitmen untuk melaksanakan pembangunan dari
bawah. (3). Perencanaan pembangunan yang terpadu ditingkat makro yakni
penciptaan suasana, berikut ditingkat mikro yakni pembangunan tingkat basis
dalam hal ini adalah masyarakat. (4). Otonomi daerah yang menuntut visi
pemerintah Kabupaten untuk menciptakan iklim yang memungkinkan bagi
masyarakat guna berusaha dan membangun dirinya secara otonom agar
terbentuk aktivitas ekonomi yang tinggi.
Dengan karakteristik good governance, maka penyusunan rencana
pembangunan jangka panjang ini dimulai dari adanya informasi yang terbuka
kepada publik. Informasi tersebut membuka kemungkinan bagi masyarakat
untuk secara bebas memberikan aspirasi baik formal maupun informal.
Selanjutnya aspirasi disandingkan dengan sejumlah pertimbangan yang
direspon dari masyarakat dalam hal inisiatif, keluhan dan kondisi obyektif
masyarakat. Kemudian berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan visi daerah ditelaah permasalahan yang teridentifikasi untuk merumuskan
substansi bidang pembangunan dan tingkat pencapaiannya dalam kurun waktu
20 tahun serta dapat dipertanggungjawabkan. Dari padanya substansi rencana
pembangunan diarahkan pada aras tekanan yang mendorong tumbuhnya
kebersamaan dan pemerataan nilai keadilan dan kesejahteraan, berpedoman
pada komitmen bersama yang tertuang dalam berbagai kebijakan publik,
berdaya saing, daya guna dan berhasil guna.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 5
B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Rencana pembangunan jangka panjang ini disusun dengan maksud menjadi
dokumen pembangunan daerah yang menggambarkan arah dan strategi
pembangunan daerah serta kemajuan yang dapat dicapai selama kurun
waktu 20 tahun ke depan. Gambaran kemajuan tersebut berupa prediksi
kondisi umum daerah yang meliputi prediksi kondisi daerah dalam waktu 20
tahun dan prediksi kondisi daerah per 5 tahun.
2. Tujuan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ini disusun dengan tujuan :
2.1. Menganalisis dan mendeskripsi kondisi geomorfologi dan lingkungan
hidup, kondisi demografis, kondisi ekonomi dan sumber daya alam serta
kondisi sosial budaya dan politik pada kurun waktu 10 tahun terakhir.
2.2. Untuk menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang berikutnya.
2.3. Untuk menjadi pedoman dalam penyusunan rencana pembangunan
jangka menengah daerah.
C. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah
adalah :
1. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur.
2. Tap MPR No. 15/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah
3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.
6. Undang-undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Pemerintah Propinsi sebagai Daerah Otonom.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 6
8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009.
9. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ, tanggal 11
Agustus 2005 perihal Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan
RPJM Daerah.
D. Sistematika Penulisan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Flores Timur
disusun menurut sitematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : KONDISI, ANALISIS DAN PREDIKSI KONDISI UMUM DAERAH
BAB III : VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH
BAB IV : PENUTUP
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 7
BAB II KONDISI, ANALISIS DAN PREDIKSI KONDISI UMUM DAERAH
A. Kondisi dan Analisis
Sebagai suatu Kabupaten Kepulauan, maka Kabupaten Flores Timur terdiri
dari 42 pulau besar dan kecil. Diantaranya terdapat tiga pulau yang
berpenghuni, sedang 39 pulau lainnya tidak berpenghuni. Luas Wilayah
Kabupaten Flores Timur mencapai 5.983,38 km2 terdiri dari (1). Luas daratan
mencapai 1.812,85 km2 atau 31 % dari luas seluruhnya, (2). Luas lautan
mencapai 4.170,53 km2 atau 69 % dari luas seluruhnya.
Letak geografisnya berada pada (1). Sebelah Utara : 80,04’ LS, berbatasan
dengan Laut Flores, (2). Sebelah Selatan : 80,40’ LS, berbatasan dengan Laut
Sawu, (3). Sebelah Timur : 1230,57’ BT, berbatasan dengan Kabupaten
Lembata, (4). Sebelah Barat : 1220,38’ BT, berbatasan dengan Kabupaten
Sikka.
Secara administrasi, Kabupaten Flores Timur memiliki yurisdiksi
pemerintahan lokal yang meliputi 13 Kecamatan, 196 Desa dan 17 Kelurahan.
Penyebarannya masing-masing: (1). di Pulau Flores Timur daratan terdiri dari
5 Kecamatan, 61 Desa dan 14 Kelurahan, seluas 1.066,87 km2 atau 58,85 %
dari luas daratan seluruhnya, (2). di Pulau Adonara terdiri dari 6 Kecamatan,
102 Desa, dan 2 Kelurahan, seluas 579,64 km2 atau 28,66 % dari luas daratan
seluruhnya, (3). Di Pulau Solor terdiri dari 2 Kecamatan, 35 Desa, dan 1
Kelurahan, seluas 226,34 km2 atau 12,49 % dari luas daratan seluruhnya.
Secara rinci kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup, kondisi demografi,
kondisi ekonomi dan sumber daya alam serta kondisi sosial budaya dan politik
selama 10 tahun terakhir dapat didiskripsikan dan dianalisis sebagai berikut :
1. Kondisi Geomorfologi dan Lingkungan Hidup Bentangan alam Kabupaten Flores Timur umumnya merupakan
suatu wilayah yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan tingkat
kemiringan tanah antara 0-12 % seluas 417,20 km2, 12-40 % seluas 799,86
km2 dan lebih dari 40 % seluas 615,79 km2; dengan ketinggian mencapai
antara 0-12 m seluas 568,81 km2, 100 – 500 m seluas 934,63 km2, dan
lebih besar 500m seluas 291,41 km2.
Empat (4) buah gunung yang masih aktif banyak memberikan
kontribusi terhadap tingkat kesuburan tanah sesuai jenisnya, sekaligus
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 8
sebagai sumber bencana yang setiap saat dapat mengancam ketenangan
masyarakat sekitarnya. Gunung-gunung itu adalah (1). Gunung Lewotobi
laki-laki dengan tinggi 1.584 m dari permukaan laut, (2). Gunung Lewotobi
perempuan dengan tinggi 1.703 m dari permukaan laut, (3). Gunung
Leraboleng dengan tinggi 1.117 m dari permukaan laut, (4). Gunung Ile
Boleng dengan tinggi 1.659 m dari permukaan laut. Masing-masing tersebar
di Pulau Flores Timur daratan dan pulau Adonara.
Keadaan gunung yang masih aktif ini turut mempengaruhi tekstur
tanah. Keadaan tekstur tanah dapat digolongkan kedalam (1). Tekstur halus
seluas 38,56 km2 atau 0,64 % dari luas seluruhnya, (2). Tekstur sedang
seluas 856,17 km2 atau 14,31 % dari luas seluruhnya, (3). Tekstur kasar
seluas 934,63 km2 atau 15,62 % dari luas seluruhnya.
Jenis tanah pada bentangan alam Kabupaten Flores Timur adalah
mediteran untuk wilayah Pulau Flores bagian timur kecuali wilayah sekitar
Boru Kecamatan Wulanggitang, Pulau Adonara dan Pulau Solor adalah
jenis regosol. Jenis tanah yang hampir homogen tersebut, pembentukannya
dipengaruhi oleh iklim, lahan induk, topografis, vegetasi dan umur.
Penggunaannya tentu memperhatikan ciri-ciri yang berbeda-beda dari
tanaman untuk jenis tanah tersebut.
Tekstur tanah dan tingkat kemiringan tanah (lereng) sebagaimana
terurai, dengan kedalaman efektif antara 0-30 cm seluas 55.834 ha atau
30,80 % dari luas seluruhnya, kedalaman efektif antara 30-60 cm seluas
57.045 atau 31,47 % dari luas seluruhnya, kedalaman efektif antara 60-90
cm seluas 24.847 ha atau 13,70 % dari luas seluruhnya, kedalaman efektif
lebih besar dari 90 cm seluas 43.559 ha atau 24,03 % dari luas seluruhnya,
cukup potensial untuk diusahakan. Meskipun demikian perlu pilihan
tanaman yang cocok. Secara prospektif, maka kondisi geomorfologi dan
lingkungan hidup pada wilayah Flores Timur daratan, Pulau Adonara dan
Pulau Solor memungkinkan untuk usaha tanaman perkebunan/
perdagangan.
Pada tahun 1995-1999 di atas tanah tersebut telah diusahakan
tanaman masing-masing :
1. Tanaman perkebunan/perdagangan sebanyak 58.968 pohon pada luas
38.742, 06 ha yang tersebar di Flores Timur daratan 32.886 pohon
pada luas 21.606,10 ha, di Pulau Adonara 17.050 pohon pada luas
11.202,14 ha dan di Pulau Solor 9.032 pohon pada luas 5.933,82 ha.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 9
2. Tanaman padi dan palawija yang tersebar di Pulau Flores Timur
daratan pada luas 13.139 ha, di Pulau Adonara pada luas 14.042 ha
dan di Pulau Solor pada luas 5.592 ha.
3. Tanaman hortikultura yang tersebar di Pulau Flores Timur daratan pada
luas 2.293 ha, di Pulau Adonara pada luas 1.380 ha dan di Pulau Solor
pada luas 292 ha.
Pada tahun 2000/2004 di atas tanah tersebut telah diusahakan tanaman
masing-masing :
1. Tanaman perkebunan/perdagangan sebanyak 77.048 pohon pada luas
50.620,72 ha yang tersebar di Flores Timur daratan 48.650 pohon pada
luas 28.020,93 ha di Pulau Adonara 23.521 pohon pada luas 15.453,24
ha dan di Pulau Solor 10.878 pohon pada luas 7.146,55 ha.
2. Tanaman padi dan palawija yang tersebar di Pulau Flores Timur
daratan pada luas 18.125 ha, di Pulau Adonara pada luas 13.650 ha
dan di Pulau Solor pada luas 5.791 ha.
3. Tanaman hortikultura yang tersebar di Pulau Flores Timur daratan pada
luas 1.285 ha, di Pulau Adonara pada luas 1.691 ha dan di Pulau Solor
pada luas 274 ha.
Luas lahan Kabupaten Flores Timur seluruhnya mencapai 1.812,85 km2
(181.285 ha). Sampai dengan tahun 2004 luas lahan produktif yang telah
diusahakan mencapai 91.436,72 ha sehingga masih terdapat lahan
potensial yang belum diusahakan (lahan tidur) seluas 43.398,5 ha dengan
luas lahan kritis mencapai 104.820 ha. Sementara itu luas hutan Kabupaten
Flores Timur seluruhnya mencapai 69.683,03 ha yang terdiri dari (1). Luas
hutan produktif mencapai 23.233 ha, (2). Luas hutan lindung dan hutan
suaka alam mencapai 46.499,78 ha, dengan lahan kritis dalam kawasan
mencapai 62.389 ha.
Permasalahannya adalah (1). Kepemilikan lahan para petani relatif
sangat terbatas dan dominan merupakan kepemilikan kolektif atau hak
ulayat, (2). Masih terdapat praktek bagi hasil usaha pertanian, (3). Sedikit
sekali petani yang mengusahakan lahan sesuai standar 2 ha atau lebih, (4).
Cara pengolahan lahan masih bersifat konvensional, tebas bakar dan
berpindah-pindah, (5). Lebih kurang 20 % - 50 % penghijauan dan reboisasi
hutan mengalami kegagalan, (6). Masih terjadi pengrusakan hutan dan
lingkungannya oleh masyarakat karena alasan ekonomi atau alasan
lainnya.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 10
Kondisi tanah/lahan Kabupaten Flores Timur dengan sejumlah masalah
pengusahaannya sebagaimana terurai telah memberikan gambaran bahwa
dari luas lahan Kabupaten Flores Timur seluruhnya terdapat 63,25% telah
diusahakan. Prosentase pemanfaatannya berdasarkan sektor usaha primer
yang meliputi (1). Usaha pertanian dan hortikultura 22,51%, (2). Usaha
perkebunan 27,92% dan (3). Usaha perhutanan 12,82%, sedangkan sisa
36,75% luas lahan, belum diusahakan termasuk yang diterlantarkan.
Dengan demikian, maka masih terdapat peluang pemanfaatan
tanah/lahan secara efektif seluas 36,75% baik untuk pertanian, perkebunan
dan perhutanan. Untuk 20 tahun yang akan datang dapat diproyeksi adanya
peluang (1). Ekstensifikasi pertanian, perkebunan dan perhutanan
disamping intensifikasi, (2). Peluang pelestarian lingkungan hidup melalui
penghijauan dan reboisasi, (3). Peluang pengembangan agribisnis, (4).
Peluang peningkatan produksi pertanian, perkebunan dan perhutanan, (5).
Peluang diversifikasi tanaman perkebunan/perdagangan dan perhutanan.
Peluang-peluang tersebut apabila dikembangkan secara maksimal,
maka akan banyak memberikan kontribusi terhadap pemanfaatan luas
lahan Kabupaten Flores Timur secara efektif sehingga, terjadi peningkatan
produksi dan produktifitas. Setidak-tidaknya mengembangkan peluang
tersebut dapat meminimalisir sejumlah acaman pembangunan yang akan
datang terhadap usaha-usaha sektor pertanian, perkebunan dan
perhutanan. Pada saat yang sama berpengaruh terhadap pengendalian
kualitas kondisi geomorfologi dan pelestarian lingkungan hidup.
Dalam kurun waktu 2005 hingga 2025 ancaman pembangunan yang
menonjol dan bahkan dapat menghambat laju pembangunan Kabupaten
Flores Timur adalah (1). Ancaman tingkat kesuburan tanah. (2).
Pencemaran atau pengrusakan lingkungan hidup, (3). Menurunnya produksi
dan produktifitas pertanian, perkebunan dan perhutanan, (4). Bencana alam
banjir dan longsor yang memungkinkan erosi/pengikisan dapat mencapai
tingkat yang sangat signifikan, (5). Bergesernya lahan produktif menjadi
lahan kritis atau lahan tidur dan pemukiman.
Permasalahannya adalah (1). Terjadinya adopsi teknologi pertanian,
perkebunan dan perhutanan yang memungkinkan adanya kompensasi
usaha, (2). Orientasi usaha pertanian, perkebunan dan perhutanan
terkontaminasi dengan orientasi usaha jasa dan perdagangan, (3). Tingkat
kebutuhan untuk memanfaatkan tanah/lahan telah melampaui batas
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 11
ambang 2 ha. (4). Meningkatnya permintaan pasar akan hasil komoditi baik
jenis, jumlah dan mutu relatif meningkat, (5). Lingkungan hidup yang
memberikan jaminan adanya siklus pertumbuhan alami antara manusia,
alam, dan makhluk hidup lain.
Bertitik tolak pada proyeksi peluang, ancaman dan permasalahan
sebagaimana terurai, maka secara progres pembangunan Kabupaten
Flores Timur dalam kurun waktu 2005-2025 berhasil (1). Meningkatkan
prosentase pemanfaatan lahan produktif sampai 128.011,4 ha atau 70,61%
dari luas lahan seluruhnya. Sementara itu, lahan tidur sampai 36.574,68 ha
atau 84,28 % dari keseluruhan luas lahan tidur atau 20,18 % dari luas lahan
seluruhnya, dan lahan kritis sampai 20.964 ha atau 20 % dari keseluruhan
luas lahan kritis atau 11,54 % dari luas lahan seluruhnya. (2). Mengurangi
prosentase lahan kritis dalam kawasan hutan sampai 12.477,8 ha atau 20
% dari keseluruhan lahan kritis dalam kawasan hutan atau 6,88 % dari luas
lahan seluruhnya, sekaligus mengkonservasi kawasan hutan yang ada
termasuk hutan lindung. (3). Membangun infrastruktur perlindungan bahaya
banjir dan longsor pada jalur-jalur utama banjir serta wilayah yang memiliki
tingkat kemiringan di atas 40%, baik pada areal pertanian, perkebunan,
perhutanan maupun areal pemukiman penduduk. (4). Mengendalikan
tingkat kesuburan tanah pada lahan dengan tingkat kemiringan di atas 40
% (lereng) seluas 60.579 ha dan kelengasan udara, melalui tindakan
konservasi alam dan lingkungan hidup. (5). Melestarikan hutan dengan
menanam tanaman sulaman sebanyak 15.469.633 pohon pada kawasan
hutan seluas 69.683,03 ha.
Keberhasilan pembangunan pada tataran geomorfologi dan lingkungan
hidup dimaksud, akan mengubah kondisi geomorfologi dan lingkungan
hidup Kabupaten Flores Timur yang dapat diprediksi sebagai berikut : (1).
Kondisi lahan produktif terolah mencapai 128.011,4 ha, lahan tidur terolah
mencapai 36.574,68 ha, dan lahan kritis terolah mencapai 20.904 ha,
sehingga luas lahan terolah mencapai 70,61% dari luas lahan seluruhnya.
(2). Kondisi hutan Kabupaten Flores Timur yang terkonservasi mencapai
19.787,83 ha atau 28,40% dari luas hutan seluruhnya, dan kondisi lahan
kritis dalam kawasan hutan berkurang dari 62.369 ha menjadi 49.891 ha
atau berkurang 12.473 ha (20% dari luas lahan kritis dalam kawasan hutan
seluruhnya). (3). Kondisi infrastruktur perlindungan lingkungan hidup
terbangun dan mencapai tingkat yang memadai baik untuk lingkungan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 12
pertanian, perkebunan, perhutanan maupun pemukiman penduduk. (4).
Kondisi tanah dengan tingkat kemiringan di atas 40 % terkonservasi secara
total, sehingga pemanfaatannya secara intensif, karena cukup tersedia
humus tanah dan tingkat kelengasan udara yang memungkinkan. (5).
Kondisi hutan Kabupaten Flores Timur seluas 69.683,03 ha tetap lestari dan
akan mencapai usia ekonomis untuk eksploitasi pada waktunya dalam
jumlah dan mutu produksi yang memadai. Hutan lestari hingga pada
saatnya Kabupaten Flores Timur dapat menjadi Daerah penghasil kayu
gelondongan atau kayu olahan.
2. Kondisi Demografi
Jumlah, Penyebaran dan Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Flores Timur berdasarkan data
tahun 1990 adalah 266.405 jiwa. Persebarannya pada 13 Kecamatan
yaitu (1). Pada Kecamatan Larantuka sebanyak 33.661 jiwa atau
12,60 % dari total penduduk seluruhnya. (2). Kecamatan Tanjung
Bunga sebanyak 13.989 jiwa atau 5,25% dari total penduduk
seluruhnya. (3). Kecamatan Wulanggitang sebanyak 24.899 jiwa atau
9,35 .% dari total penduduk seluruhnya. (4). Kecamatan Adonara
Timur sebanyak 61.409 jiwa atau 22,92 % dari total penduduk
seluruhnya. (5). Kecamatan Adonara Barat sebanyak 22.406 jiwa atau
8,40 % dari total penduduk seluruhnya. (6). Kecamatan Solor Timur
sebanyak 13.008 jiwa atau 4,88 % dari total penduduk seluruhnya. (7).
Kecamatan Solor Barat sebanyak 11.827 jiwa atau 4,44 % dari total
penduduk seluruhnya.(8). 6 Kecamatan lain yang sekarang menjadi
bagian dari Kabupaten Lembata sebanyak 84.875 jiwa atau 31,86 %
dari total penduduk seluruhnya.
Gambaran data yang ada diketahui bahwa Kecamatan dengan
jumlah penduduk terbesar adalah Kecamata Adonara Timur yang
mencapai prosentase 22,92 % dari jumlah penduduk Kabupaten
Flores Timur, menyusul Kecamatan Larantuka yang mencapai
prosentase 12,60 %. Kecamatan-kecamatan lain umumnya relatif kecil
dengan prosentase di bawah 10 %. Sedangkan kecamatan yang
jumlah penduduknya terkecil adalah KecamatanSolor Barat dengan
jumlah penduduk 11.827 jiwa dan hanya mencapai prosentase
sebesar 4,44 %.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 13
Ditinjau dari kepadatan penduduknya, maka diketahui bahwa
Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan
Adonara Timur dengan tingkat kepadatan sebesar 185 jiwa/km2.
Sedangkan Kecamatan yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk
terendah adalah Kecamatan Tanjung Bunga dengan kepadatan
mencapai 41 jiwa/km2. Secara keseluruhan rata-rata kepadatan
penduduk Kabupaten Flores Timur mencapai angka 86 jiwa/km2.
Perkembangan penduduk dari tahun 1994 sampai dengan tahun
1999 mengalami penurunan sebesar 27,82 % dari jumlah penduduk
sebelumnya. Sedangkan perkembangan penduduk Kabupaten Flores
Timur dari tahun 2000 sampai dengan 2005 mengalami kenaikan
mencapai sebesar 25,88 % dari jumlah penduduk sebelumnya.
Itu berarti ketersediaan sumber daya manusia mengalami
perkembangan kenaikan yang cukup baik secara kuantitatif. Akan
tetapi bersamaan dengan itu perkembangan tersebut merupakan
beban yang tidak ringan, dan sekaligus menjadi ancaman
pembangunan. Apa lagi secara kualitatif jumlah penduduk yang ada
belum cukup memberikan jaminan akan dukungan kemampuan
Kabupaten Flores Timur dalam membangun kemampuan diri sendiri.
Perkembangan penduduk yang terjadi ternyata selain bersifat
alami juga akibat adanya migrasi. Perkembangan penduduk melalui
migrasi merupakan pertumbuhan penduduk berdasarkan masuknya
penduduk dari dan ke kota atau desa secara timbal balik. Selanjutnya
tingkat kesehatan dan usia subur penduduk cukup mempengaruhi
perkembangan penduduk secara alami. Akumulasi perkembangan
penduduk baik karena migrasi maupun alami sedikit banyak
dipengaruhi oleh arus urbanisasi dari Kabupaten Flores Timur ke
Daerah atau Negara lain. Dari padanya diketahui adanya penurunan
perkembangan penduduk, meskipun tidak sampai mengurangi
perbandingan meningkatnya penduduk dari tahun ke tahun.
Komposisi Penduduk Pada tahun 1994 - 1999, jumlah penduduk Kabupaten Flores
Timur pada tahun 1999 sebesar 266.405 jiwa, termasuk Lembata.
Tetapi setelah terjadi pemekaran dimana Lembata menjadi Kabupaten
sendiri maka jumlah penduduk Kabupaten Flores Timur sebesar
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 14
181.199 jiwa, dengan komposisi menurut umur dan jenis kelamin dapat
digambarkan sebagai berikut (1). Laki-laki sebanyak 116.358 turun
menjadi 80.833 jiwa, (2). Perempuan sebanyak 150.047 jiwa, turun
menjadi 100.366 jiwa.
Berdasarkan umur maka Jumlah penduduk terbagi dalam (1).
Usia 0-4 tahun sebanyak 36.452 jiwa, (2). Usia 5-14 tahun sebanyak
80.938 jiwa, (3). Usia 15-54 tahun sebanyak 119.439 jiwa, (4). Usia 55
tahun ke atas sebanyak 29.576 jiwa. Penyebaran penduduk tersebut
masih termasuk Lembata. Meskipun demikian cukup memberikan
gambaran perkembangan penduduk Kabupaten Flores Timur apabila
dibandingkan dengan perkembangan penduduk antara tahun 2000-
2004.
Jumlah penduduk produktif cukup banyak dan merupakan potensi
pembangunan yang dapat diandalkan. Hal ini terlihat pada angkatan
kerja menurut struktur umur berjumlah 159.369 jiwa yang tersebar
menurut jenis kelamin laki-laki sebanyak 65.846 jiwa dan perempuan
sebanyak 93.523 jiwa, dimana seks ratio mencapai 70 %.
Komposisi penduduk menurut mata pencaharian digolongkan
pada usia 10 tahun ke atas, dengan mayoritas penduduk bekerja di
sektor pertanian yang mencapai 80.462 jiwa atau 74,84 % dari total
angkatan kerja. Sedangkan yang bekerja di sektor perdagangan 4.028
jiwa atau 3,75 % dari total angkatan kerja, sektor jasa kemasyarakatan
sebanyak 5,343 jiwa atau 4,97 % dari total angkatan kerja, dan pada
sektor lainnya berjumlah 13,175 jiwa atau 12,25 % dari total angkatan
kerja, sektor industri pengolahan sebanyak 1.847 jiwa atau 1,72 %,
sektor bangunan/konstruksi 1.594 jiwa atau 1,48 %, sektor
angkutan/komunikasi 700 jiwa atau 0,65 % dari total angkatan kerja,
pertambangan atau penggalian 115 jiwa atau 0,11 % dari total
angkatan kerja dan keuangan/asuransi 248 jiwa atau 0,23 % dari total
angkatan kerja.
Tahun 2000 - 2005, jumlah penduduk Kabupaten Flores Timur
pada tahun 2000 sebesar 199.586 jiwa dengan komposisi menurut
umur dan jenis kelamin dapat digambarkan sebagai berikut (1). Laki-
laki sebanyak 93.538 jiwa, (2). Perempuan sebanyak 106.048 jiwa,
dengan ratio penduduk laki-laki terhadap perempuan (seks ratio)
mencapai 90 %. Berdasarkan umur, maka Jumlah penduduk terbagi
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 15
dalam : (1). Usia 0-4 tahun sebanyak 22.085 jiwa, (2). Usia 5-14 tahun
sebanyak 49.294 jiwa, (3). Usia 15-54 tahun sebanyak 98.916 jiwa, (4).
Usia 55 tahun ke atas sebanyak 29.291 jiwa.
Jumlah penduduk produktif tahun 1994-1999 hingga 2000-2004
cukup banyak. Jumlah ini merupakan potensi pembangunan yang
dapat diandalkan. Hal ini terlihat pada angkatan kerja menurut struktur
umur berjumlah 159.369 jiwa, setelah Lembata menjadi Kabupaten
sendiri, maka sampai dengan tahun 2004 mengalami penurunan yang
tidak terlalu besar yaitu 36.341 jiwa. Terakhir jumlah angkatan kerja
sebanyak 123.028 jiwa yang terdiri dari (1). Yang bekerja 118.334 jiwa
(2). Sedang mencari pekerjaan sebanyak 4.694 jiwa.
Penduduk yang bukan angkatan kerja berjumlah 83.748 jiwa,
terdiri dari (1). Pada usia sekolah sebanyak 39.892 jiwa, (2). Mengurus
rumah tangga sebanyak 30.812 jiwa, (3). Lain-lain sebanyak 13.044
jiwa. Menurut status pekerjaan utama, maka angkatan kerja yang
bekerja sebagai (1). Pekerja keluarga sebanyak 43.948 jiwa atau 36,83
% dari total angkatan kerja, (2). Berusaha sendiri dengan bantuan
anggota rumah tangga sebanyak 40.597 jiwa atau 34,02 % dari total
angkatan kerja, (3). Bekerja sendiri sebanyak 20.827 jiwa atau 17,45 %
dari total angkatan kerja, (4). Buruh tetap sebanyak 802 jiwa atau 0,67
% dari total angkatan kerja dan (5). Buruh/ karyawan sebanyak 12.160
jiwa atau 10,18 % dari total angkatan kerja.
Ditilik dari jenis pekerjaan utama, maka penduduk Kabupaten
Flores Timur sebanyak 80,91 % merupakan tenaga kerja usaha
pertanian, kehutanan, perburuhan dan perikanan. Selebihnya adalah
tenaga produktif, profesional dan lainnya. Penduduk menurut jenis
pekerjaan utama dapat digambarklan sebagai berikut (1). Tenaga
profesional sebanyak 5.160 jiwa atau 4,36 % dari total penduduk
Kabupaten Flores Timur, (2). Tenaga tata usaha dan sejenisnya
sebanyak 3.587 atau 3,03 % dari total penduduk Kabupoaten Flores
Timur, (3). Tenaga Usaha Penjualan sebanyak 4.098 jiwa atau 3,46 %
dari total penduduk Kabupaten Flores Timur, (4). Tenaga Usaha Jasa
sebanyak 962 jiwa atau 0,81 % dari total penmduduk Kabupaten
Flores Timur, (5). Tenaga Usaha pertanian, kehutanan, perburuhan
dan perikanan sebanyak 95.750 jiwa atau 80,91 % dari total penduduk
Kabupaten Flores Timur, (6). Tenaga produksi, operator alat angkutan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 16
dan pekerja kasar sebanyak 8.074 jiwa atau 6,62 % dari total
penduduk Kabupaten Flores Timur.
Tampaknya perkembangan penduduk tahun 1994 – 1999 hingga
2000 - 2004 menunjukan adanya penurunan yang cukup tajam sampai
dengan tahun 1999 sebesar 74.109 jiwa akibat pemekaran Kabupaten
Lembata, sehingga menjadi 192.296 jiwa. Tetapi mengalami kenaikan
pada tahun 2004 sebesar 24.351 jiwa, sehingga penduduk Kabupaten
Flores Timur sampai dengan tahun 2004 menjadi 216.647 jiwa dengan
angkatan kerja mencapai 123.028 jiwa.
Perkembangan angkatan kerja tersebut menunjukkan bahwa
prospek ketenagakerjaan dan produktivitas tenaga kerja menurut
sektor berkembang berbarengan dengan perkembangan penduduk
umumnya dan angkatan kerja. Persebarannya pada sektor primer
yakni pertanian, sektor sekunder yaitu pertambangan dan galian,
industri pengolahan, listrik dan air minum, bangunan dan konstruksi,
dan sektor tersier meliputi perdagangan restoran, dan hotel,
pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan serta jasa-jasa lainnya.
Kondisi terakhir ketenagakerjaan dan produktivitas tenaga kerja
menurut sektor (tahun 2004) adalah (1). Angkatan kerja yang bekerja
di sektor primer sebanyak 69.162 orang atau 67,31 %, (2). Angkatan
kerja yang bekerja di sektor sekunder sebanyak 5.561 orang atau
5,41%, (3). Angkatan kerja yang bekerja disektor tersier sebanyak
19.645 orang atau 19,11 %. Hal ini berarti sumber daya manusia yang
bekerja disektor primer masih sangat dominan, menyusul sektor
sekunder. Sedangkan di sektor jasa relatif sangat sedikit. Meskipun
demikian berdasarkan data pertahun 2003 ternyata perbandingan
produksi yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
menunjukan bahwa (1). Sektor tesier memiliki produktivitas tenaga
kerja yang tertinggi yakni sebesar Rp 11.017.000;-/per tenaga kerja/per
tahun atau 57,66 %. (2). Sektor sekunder memiliki produktivitas tenaga
kerja sebesar Rp 5.553.000/per tenaga kerja/ per tahun atau 29,06 %.
(3). Sektor primer dengan produktivitas terendah yakni sebesar Rp
2.536.000,-/ per tenaga kerja/ per tahun atau 13,28 %.
Permasalahannya adalah (1). Di sektor primer tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan usaha adalah tenaga kerja
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 17
tidak tetap yang direkrut atas dasar budaya kerja bersama-sama
(gemohing), baik pada pengolahan maupun panen. (2). Sistem usaha
sektor primer lebih bersifat kovensional dan bersifat individu jika
dibandingkan dengan sistem usaha sektor sekunder dan tersier yang
menonjolkan etos kerja kolektif. (3). Arus urban yang demikian
pesatnya, dan pengaruh budaya banyak anak banyak rezeki masih
cukup kuat. (4). Produktifitas usaha sektor primer dominan diarahkan
untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, sedangkan usaha sektor
sekunder dan tersier berkembang berbarengan dengan perkembangan
pangsa pasar. (5). Kualitas tenaga kerja belum memadai dengan
tuntutan kebutuhan pasar global.
Kondisi perkembangan penduduk Kabupaten Flores Timur baik
jumlah, persebaran dan komposisi dengan sejumlah masalah
demografi dan ketenagakerjaan sebagaimana terurai telah
memberikan gambaran bahwa (1). Adanya ketersediaan tenaga kerja
yang cukup untuk masuk kepasaran kerja, (2). Tenaga kerja yang
terserap berdasarkan struktur usaha mengalami perkembangan yang
menggembirakan. (3). Produktifitas tenaga kerja pada masing-masing
sektor usaha berkembang dan mengalami peningkatan yang signifikan,
(4). Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang memiliki
kecenderungan terhadap penguasaan teknologi sederhana yang
memacu peningkatan produksi. (5). Terkendalinya penduduk yang
berkembang secara alami dan karena adanya arus urbanisasi yang
demikian pesatnya.
Dengan demikian maka masih terdapat peluang pemanfaatan
tenaga kerja atau sumber daya manusia yang tersedia secara efektif di
sektor usaha primer, sekunder maupun tersier. Untuk 20 tahun yang
akan datang dapat diproyeksi adanya peluang (1). Peluang
pengembangan tenaga kerja baik jumlah maupun kualitasnya guna
memenuhi permintaan pasar kerja terutama di sektor usaha sekunder
dan sektor usaha tersier sejalan dengan tuntutan globalisasi dunia, (2).
Peluang pengembangan usaha di sektor primer, sektor sekunder
maupun sektor tersier sebagai alternatif penyediaan lapangan kerja
yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas yang
memenuhi standar kebutuhan, (3). Peluang peningkatan produktivitas
tenaga kerja di tiga sektor usaha baik primer, sekunder maupun sektor
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 18
tersier yang secara akumulatif sekurang-kurangnya 10 %/ per tenaga
kerja/ per tahun dari produktivitas tenaga kerja yang ada, (4). Peluang
penguasaan teknologi terutama teknologi komunikasi dan informasi
sejalan dengan peningkatan kualitas tenaga kerja selaku sumber daya
manusia yang berdaya saing tinggi, (5). Peluang pengendalian
penduduk melalui pengembangan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera, berikut mengurangi pengangguran sekurang-kurangnya
60% dari total penganggur yang ada.
Peluang-peluang tersebut apabila dikembangkan secara
maksimal, maka akan banyak memberikan kontribusi terhadap
pemanfaatan tenaga kerja produktif Kabupaten Flores Timur secara
efektif sehingga, terjadi peningkatan produktifitas tenaga kerja/ per
tahun. Setidak-tidaknya mengembangkan peluang tersebut dapat
meminimalisir sejumlah acaman pembangunan yang akan datang
terhadap pengembangan sektor usaha primer, sekunder dan tersier.
Pada saat yang sama berpengaruh terhadap pengendalian kualitas
kondisi demografis yang mampu memberikan kontribusi bagi
pembangunan secara memadai.
Dalam kurun waktu 2005 hingga 2025 ancaman pembangunan
yang menonjol dan bahkan dapat menghambat laju pembangunan
Kabupaten Flores Timur adalah (1). Ancaman proses perubahan dan
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang
demikian pesatnya, tidak berbanding lurus dengan perkembangan
sumber daya manusia. (2). Ancaman ketersediaan lapangan pekerjaan
dengan formasi dalam jumlah relatif kecil/terbatas dibandingkan
dengan perkembangan produk lembaga-lembaga pendidikan setiap
tahun, (3). Ancaman rata-rata pencari kerja dengan latar belakang
pendidikan SD, SMTP, SMTA dan S1, akademi, diploma atau
sederajat dengan itu, tidak memiliki spesifikasi teknis fungsional, (4).
Ancaman laju pertumbuhan penduduk per tahun demikian tinggi,
bersamaan dengan pertumbuhan angkatan kerja yang demikian pesat
yang tidak didukung dengan kualitas yang handal, (5). Ancaman
pengembangan sistem dan metode pengelolaan organisasi usaha di
sektor primer, sekunder dan tersier yang berorientasi pada produksi
dan produktivitas berdaya saing.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 19
Permasalahannya adalah (1). Proses alih teknologi, apalagi
teknologi komunikasi dan informasi telah menjadi komitmen dunia
pada era persaingan dan pasar bebas, (2). Setidak-tidaknya 50 %
tenaga kerja terkonsentrasi di pedesaan yang merupakan bagian dari
masyarakat miskin, sehingga alternatif usaha satu-satunya adalah
bekerja di sektor usaha primer, (3). Terbatasnya lapangan usaha
terutama di sektor sekunder dan sektor tersier, di samping proses
pengembangan manajemen mutu terpadu sebagai sesuatu yang
mendesak bagi setiap lapangan usaha, (4). Adanya tuntutan
paradigma pengelolaan pembangunan yang menjadikan masyarakat
umumnya terutama tenaga kerja sebagai basis pembangunan, (5).
Proses pemberdayaan masyarakat baik dalam skala luas maupun
dalam skala terbatas masih menyisakan sejumlah masalah krusial
yang memerlukan keandalan sumber daya manusia dan
manajemennya.
Bertitik tolak pada proyeksi peluang, ancaman dan permasalahan
sebagaimana terurai, maka secara progres pembangunan Kabupaten
Flores Timur dalam kurun waktu 2005-2025 berhasil (1). Meningkatkan
jumlah maupun mutu tenaga kerja/angkatan kerja yang merupakan
bagian dari keseluruhan sumber daya manusia Kabupaten Flores
Timur, sejalan dengan pangsa pasar tenaga kerja. (2). Mengurangi
prosentase pengangguran baik pengangguran terbuka maupun
pengangguran terselubung setidak-tidaknya sampai 50 % dari jumlah
pengangguran yang ada. (3). Meningkatkan lapangan usaha dan
mengembangkan iklim usaha yang sehat baik di sektor primer maupun
di sektor sekunder dan tersier yang menyerap tenaga kerja pada
tingkat yang signifikan. (4). Mengendalikan laju pertumbuhan
penduduk dengan persebaran yang merata pada 13 Kecamatan dalam
Wilayah Kabupaten Flores Timur. (5). Mengembangkan manusia dan
masyarakat yang berdaya saing yang memiliki kemampuan untuk
berdayakan diri sendiri dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
keluarga.
Keberhasilan pembangunan pada tataran demografi dan
ketenagakerjaan dimaksud, akan mengubah kondisi ketenagakerjaan
dan produktifitas tanaga kerja, maupun kondisi kependudukan pada
umumnya di lingkungan Kabupaten Flores Timur yang dapat diprediksi
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 20
sebagai berikut: (1). Kondisi ketenagakerjaan baik jumlah maupun
mutu memenuhi standard dan memenuhi permintaan pasar kerja. (2).
Kondisi pengangguran terbuka maupun terselubung mengalami
pengurangan dari tahun ke tahun hingga mencapai setidak-tidaknya 50
% dari jumlah sebelumnya.. (3). Kondisi terbukanya lapangan usaha
dengan iklim usaha yang kondusif baik di sektor perimer, sekunder
maupun tersier. (4). Kondisi penduduk Kabupaten Flores Timur
mengalami pertumbuhan yang seimbang dan terkendali. (5). Kondisi
manusia dan masyarakat Kabupaten Flores Timur yang berdaya saing
di tengah perkembangan global serta berdaya.untuk membangun
kesejahteraan keluarga, lepas dari sejumlah ketergantungan kepada
pemerintah atau siapapun.
3. Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam Struktur Ekonomi PDRB
Berbeda dengan pendapatan Daerah, maka pendapatan regional
adalah pendapatan semua golongan dan lapisan masyarakat dan
dalam suuatu daerah, dari segala kegiatan ekonomi meliputi sektor
pertanian hingga sektor jasa. Gunanya untuk membandingkan
pendapatan atau mengetahui perkembangan pendapatan produk dari
tahun ke tahun (salah satunya). Oleh karenanya kenaikan income
seseorang belum tentu menentukan daya beli seseorang.
Untuk mengetahui apakah income seseorang naik, maka faktor
inflasi terlebih dahulu dieliminir. Dari sanalah income yang dihasilkan
akan merupakan income riil, hingga naik turunnya income riil ini akan
mencerminkan naik turunnya daya beli riil.
Regional income yang didalamnya masih terhisap faktor inflasi
akan merupakan regional income atas dasar harga berlaku, tetapi bila
faktor inflasi sudah dieliminir maka akan menjadi regional income atas
dasar harga konstan. Dengan perkataan lain regional income atas
dasar harga berlaku, bila produksi tiap-tiap tahun dinilai dengan harga
pada tahun-tahun bersangkutan. Sebaliknya bila produksi tiap-tiap
tahun dinilai dengan harga pada suatu tahun tertentu (harga tahun
dasar) maka regional income atas dasar harga konstan.
Besarnya PDRB yang memperlihatkan kontribusi dari masing-
masing lapangan usaha ekonomi di Kabupaten Flores Timur sampai
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 21
dengan tahun 1999 berdasarkan harga berlaku adalah sebesar Rp
260.173.206 dengan proporsi sumbangan terbesar datang dari
lapangan usaha pertanian sebesar Rp 113.006.007 atau 43,43 %.
Kontribusi cukup besar lainnya dari lapangan usaha jasa-jasa
mencapai Rp 51.359.706 atau 19,74 % sedangkan lapangan usaha
lainnya memberikan sumbangan terkecil yaitu dibawah 10% dari PDRB
total.
Pertumbuhan PDRB setiap tahunnya dapat dilihat dari besaran
PDRB tersebar pada tahun 1994 mencapai Rp 149.270.325
mengalami kenaikan pada tahun 1995 sebesar Rp 26.058.070 atau
17,46 % sehingga menjadi Rp 175.328.395. Pada tahun 1996 masih
mengalami kenaikan mencapai Rp 22.529.373 atau 12,84 % lebih
rendah dari tahun sebelumnya sehingga menjadi Rp 197.857.768.
Sedangkan pada tahun 1997 mengalami penurunan mencapai Rp
18.420.923 atau 9,31 % sehingga menjadi Rp 179.436.845. Kenaikan
yang cukup tajam terjadi pada tahun 1998 dan 1999 yakni Rp
27.662.112 atau 15,41 % pada tahun 1998 sehingga menjadi Rp
207.098.957,- dan pada tahun 1999 mencapai Rp 53.074.249 atau
20,40 %, sehingga menjadi Rp 260.173.206.
Dalam hal besarnya PDRB yang memperlihatkan kontribusi dari
masing-masing lapangan usaha ekonomi di Kabupaten Flores Timur
sampai dengan tahun 2003 berdasarkan harga berlaku adalah sebesar
Rp 453.154.785. dengan proporsi sumbangan terbesar masih dari
lapangan usaha pertanian sebesar Rp 190.107.806 atau 41,95 %.
Keadaan ini lebih besar 1,48 % dari tahun 1999. Kontribusi cukup
besar lainnya dari lapangan usaha jasa-jasa mencapai Rp 117.948.443
atau 26,03 %, lebih besar 6,29 % dari tahun 1999, sedangkan
lapangan usaha lainnya memberikan sumbangan terkecil yaitu
dibawah 30 % dari PDRB total.
Pertumbuhan PDRB setiap tahunnya dapat dilihat dari besaran
PDRB tersebar pada tahun 2000 mencapai Rp 370.760.581,-
mengalami kenaikan pada tahun 2001 sebesar Rp 25.596.732,- atau
6,90 % sehingga menjadi Rp 396.357.313. Pada tahun 2002 masih
mengalami kenaikan hingga tahun 2003, mencapai Rp 25.482.277
atau 6,43 % pada tahun 2002 lebih rendah dari tahun sebelumnya
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 22
sehingga menjadi Rp 421.839.590,- dan pada tahun 2003 mencapai
Rp 31.315.195 atau 7,42 %.
Dengan demikian selama kurun waktu 1994-1999 pertumbuhan
PDRB total berdasarkan harga berlaku rata-rata mencapai 11,21 %,
dan pada kurun waktu 2000-2003 pertumbuhan PDRB total
berdasarkan harga berlaku rata-rata mencapai 0,52 %. Pertumbuhan
tersebut, menunjukan besar sumbangan total PDRB ini masih bersifat
labil, karena setiap tahunnya memperlihatkan angka yang tidak
konstan.
Berdasarkan harga konstan, maka besarnya PDRB yang
memperlihatkan kontribusi dari masing-masing lapangan usaha
ekonomi di Kabupaten Flores Timur sampai dengan tahun 1999 adalah
sebesar Rp 138.440.716,- dengan proporsi sumbangan terbesar dari
lapangan usaha pertanian sebesar Rp 48.278.511,- atau 34,87 %.
Kontribusi cukup besar lainnya dari lapangan usaha jasa-jasa
mencapai Rp 36.782.969,- atau 26,57% sedangkan lapangan usaha
lainnya memberikan sumbangan terkecil yaitu di bawah 15 % dari
PDRB total.
Pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan setiap tahunnya
dapat dilihat dari besaran PDRB tersebar pada tahun 1994 mencapai
Rp 134.060.533 mengalami kenaikan pada tahun 1995 sebesar Rp
16.637.605,- atau 12,41 % sehingga menjadi Rp 150.698.138,-. Pada
tahun 1996 masih mengalami kenaikan mencapai Rp 12.782.326,-
atau 8,48 % lebih rendah dari tahun sebelumnya sehingga menjadi Rp
163.480.464. Sedangkan pada tahun 1997 mengalami penurunan
mencapai Rp 31.399.404 atau 19,21% sehingga menjadi Rp
132.081.060. Penurunan cukup tajam terjadi pada tahun 1998 jika
dibandingkan dengan keadaan tahun 1996 dan 1997 yakni Rp
39.531.450 atau 124,18 % dan Rp 8.132.046,- atau 6,16 %, sehingga
keadaan pada tahun 1998 menjadi Rp123.949.014,- sementara pada
tahun 1999 mengalami sedikit kenaikan mencapai Rp 14.491.702,-
atau 11,69 %, sehingga menjadi Rp 138.440.716.
Dalam hal besarnya PDRB yang memperlihatkan kontribusi dari
masing-masing lapangan usaha ekonomi di Kabupaten Flores Timur
sampai dengan tahun 2003 berdasarkan harga konstan adalah
sebesar Rp 422.731.810,- dengan proporsi sumbangan terbesar
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 23
masih dari lapangan usaha pertanian sebesar Rp 175.424.078,- atau
41,50 %. Keadaan ini lebih besar 6,63 % dari tahun 1999. Kontribusi
cukup besar lainnya dari lapangan usaha jasa-jasa mencapai Rp
110.787.495,- atau 26,21 %, lebih besar 0,36 % dari tahun 1999,
sedangkan lapangan usaha lainnya memberikan sumbangan terkecil
yaitu di bawah 15 % dari PDRB total.
Pertumbuhan PDRB setiap tahunnya dapat dilihat dari besaran
PDRB tersebar pada tahun 2000 mencapai Rp 370.760.581,-
mengalami kenaikan pada tahun 2001 sebesar Rp 25.596.732,- atau
6,90 % sehingga menjadi Rp 382.654.738,-. Pada tahun 2002 masih
mengalami kenaikan hingga tahun 2003, mencapai Rp 17.461.829
atau 4,56 % pada tahun 2002, lebih rendah dari tahun sebelumnya
sehingga menjadi Rp 400.116.567,- dan pada tahun 2003 mencapai
Rp 22.615.243 atau 5,65 %, sehingga menjadi Rp 422.731.810.
Dengan demikian selama kurun waktu 1994-1999 pertumbuhan
PDRB total berdasarkan harga konstan rata-rata mencapai 5,01%, dan
pada kurun waktu 2000-2003 pertumbuhan PDRB total berdasarkan
harga konstan rata-rata mencapai 3.30%. Pertumbuhan ini didukung
oleh kegiatan sektor sebagaimana disajikan di bawah ini.
Kegiatan Perekonomian Daerah Sektor Sumber Daya Pertanian
Untuk meningkatkan produksi bahan makanan, maka pada
sub sektor pertanian tanaman pangan dilakukan beberapa upaya
yang tentunya berhubungan dengan rendahnya tingkat
penerapan teknologi. Hal ini disebabkan oleh Faktor (1).
Penyediaan sarana produksi yang belum optimal, (2).
Pemanfaatan lahan yang belum optimal, (3). Benturan tenaga
kerja pengolahan tanah serta penanganan pasca panen dengan
pasaran yang belum menunjang.
Potensi lahan yang dapat dikembangkan untuk lahan
persawahan sampai pada tahun 1999 seluas 2.774 ha, tetapi
baru dimanfaatkan seluas 292 ha atau 10 %. Sedangkan potensi
lahan kering mencapai lebih kurang 46.107 ha, dan baru
dimanfaatkan lebih kurang 32.802 ha atau 71,28 %.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 24
Kegiatan pertanian yang diusahakan di Kabupaten Flores
Timur meliputi jenis komoditi padi, jagung, kacang tanah, kacang
hijau, ubi kayu, kedele dan komoditi ubi jalar. Secara garis besar
beberapa jenis komoditas tanaman pangan yang paling banyak
diusahakan sampai pada tahun 1999 adalah komoditi padi,
jagung, kacang tanah dan ubi kayu. Sedangkan sampai pada
tahun 2000 dan komoditas tanaman bahan makanan yang
dikembangkan antara lain padi sawah, padi gogo, jagung,
kacang tanah, kacang hijau dan kedele.
Perbandingan luas panen dan rata-rata produksi sampai
pada tahun 1999 dengan tahun 2000 adalah (1). Sampai pada
tahun 1999 padi sawah dengan luas panen 201 ha dengan rata-
rata produksi mencapai kurang dari 49,24 kw/ha, sedangkan
pada tahun 2000 luas panen mencapai 211 ha dengan produksi
rata-rata 41,42 kw/ha. (2). Padi ladang, sampai pada tahun
1999 luas panen mencapai 8.431 ha dengan produksi rata-rata
11,09kw/ha, sedangkan sampai pada tahun 2000 padi gogo
dengan luas lahan mencapai 11.567 ha, produksi rata-rata 10,31
kw/ha. (3). Sampai pada tahun 1999 jagung dengan luas panen
17.575 ha dengan rata-rata produksi mencapai kurang dari 6,00
kw/ha, sedangkan pada tahun 2000 luas panen mencapai
17.320 ha dengan produksi rata-rata 12,41 kw/ha. (4). Sampai
pada tahun 1999 kacang tanah dengan luas panen 1.130 ha
dengan rata-rata produksi mencapai kurang dari 29,55 kw/ha,
sedangkan pada tahun 2000 luas panen mencapai 1.373 ha
dengan produksi rata-rata 11,49kw/ha. (5). Sampai pada tahun
1999 kacang hijau dengan luas panen 980 ha dengan rata-rata
produksi mencapai kurang dari 34,00 kw/ha, sedangkan pada
tahun 2000 luas panen mencapai 1.042 ha dengan produksi
rata-rata 11,76 kw/ha. (6). Sampai pada tahun 1999 ubi kayu
dengan luas panen 3.568 ha dengan rata-rata produksi
mencapai kurang dari 33,76 kw/ha, sedangkan pada tahun 2000
kedele dengan luas panen mencapai 20 ha dengan produksi
rata-rata 10 kw/ha. (7). Sampai pada tahun 1999 ubi jalar
dengan luas panen 249 ha dengan rata-rata produksi mencapai
kurang dari 27,82 kw/ha.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 25
Pada sub sektor perkebunan terdapat beberapa komoditi
yang diusahakan. Komoditi itu adalah (1). Kelapa dengan luas
lahan 9.799,43 ha dan jumlah produksi 2.402,44 ton, (2). Kopi
dengan luas lahan 2.775,45 ha dan jumlah produksi 320,13 ton,
(3). Cengkeh dengan luas lahan 398,78 ha dan jumlah produksi
22,35 ton, (4). Kakao dengan luas lahan 1.866,47 ha dan jumlah
produksi 137,43 ton, (5). Jambu Mente dengan luas lahan
20.959,86 ha dan jumlah produksi 5.883,65 ton, (6). Kemiri
dengan luas lahan 2.277,38 ha dan jumlah produksi 791,35 ton,
(7). Pinang dengan luas lahan 183,25 ha dan jumlah produksi
32,37 ton, (8). Kepok dengan luas lahan 283,50 ha dan jumlah
produksi 47,36 ton, (9). Pala dengan luas lahan 65,47 ha dan
jumlah produksi 4,14 ton, (10). Lada dengan luas lahan 15,51 ha
dan jumlah produksi 3,64 ton, (11). Kapas dengan luas lahan
12,00 ha dan jumlah produksi 1,189 ton.
Pada sub sektor peternakan menunjukan bahwa dari luas
daratan telah dicanangkan sebagai padang penggembalaan
seluas 33.294 ha, telah dimanfaatkan 37,08 % atau 12.345,54
ha. Luas daratan untuk padang penggembalaan yang belum
dimanfaatkan seluas 20.948,46 ha atau 62,92 %.
Kendati potensi padang penggembalaan masih luas tetapi
tingkat pertumbuhan/populasi ternak besar terus mengalami
penurunan selama kurang lebih 10 tahun terakhir ini. Sampai
pada tahun 1995 ternak sapi dari 2.153 ekor turun menjadi 1.919
ekor pada tahun 1999. Tingkat pertumbuhan kerbau juga
mengalami penurunan dari 28 ekor menjadi 27 ekor pada
periode yang sama.
Apabila kondisi tersebut dibandingkan dengan luas lahan
yang sudah dimanfaatkan, maka ada peningkatan pemanfaatan
lahan walaupun sangat kecil yaitu 0,70 %. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa padang penggembalaan di Kabupaten
Flores Timur belum dimanfaatkan secara optimal.
Pada sub sektor perikanan tidak kurang dari 5. 014 orang
melakukan usaha penangkapan ikan sebagai mata pencaharian
utama, yang terbagi dalam 3.353 rumah tangga perikanan dari
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 26
jumlah penduduk sebanyak 120.311 jiwa pada 119 buah desa
pantai.
Berbagai sarana dan prasarana perikanan laut banyak
disediakan pemerintah antara lain alat tangkap dan armada
tangkap, disamping sarana dan prasarana yang disiapkan
swasta. Sarana perikanan laut yang telah disediakan swasta
meliputi (1). Pabrik es berkapasitas 20 ton/hari, (2). Cold Storage
dengan kapasitas 250 ton, (3). Pabrik pengolahan ikan kayu
berkapasitas 3-5 ton/hari. Dari potensi perikanan yang ada, yaitu
13,764ton/tahun sampai dengan saat ini rata-rata terealisir di
atas 7.125 ton/tahun.
Produksi paling banyak adalah ikan tongkol, tuna, cakalang,
layang, teri dan beberapa jenis ikan dasar seperti kerapu dan
kakap. Produksi yang ada terserap untuk pemasaran lokal
mencapai 52,76 % lebih, sedangkan untuk antar pulau mencapai
46,46 % dan untuk memenuhi permintaan ekspor mencapai
sebesar 0,78 % lebih.
Pada sub sektor kehutanan, maka Kabupaten Flores Timur
termasuk daerah yang luas areal hutannya tergolong sedikit.
Dari luas wilayah yang ada, yang merupakan rencana kawasan
hutan seluas 74.854 hektar. Dari rencana tersebut realisasi
seluas 69.683,03 hektar atau 57,07% dari luas daratan Flores
Timur dengan rincian hutan lindung sebesar 44.390,78 ha. Hutan
Produksi Tetap 1.352,45 ha dan Hutan Produksi Terbatas
sebesar 21.880,80 ha serta Hutan Konvensi seluas 2.059 ha.
Untuk Hutan Lindung hampir tersebar merata di seluruh wilayah
kecamatan, sedang Hutan Produksi Tetap hanya ada di
Kecamatan Solor Barat dan Solor Timur, dan Hutan Produksi
Terbatas hanya ada di Kecamatan Wulanggitang, Tanjung
Bunga dan Larantuka. Sedangkan Pulau Adonara tidak memiliki
Hutan Produksi, yang ada hanya Hutan Lindung.
Menyimak berbagai uraian tentang Sumber Daya Pertanian,
maka Kabupaten Flores Timur mempunyai kemungkinan besar
untuk dapat mengusahakan secara optimal. Hal ini didukung
dengan iklim tropis, walaupun musim kemaraunya panjang, rata-
rata 7-8 bulan dan musim hujan hanya 4-5 bulan. Akan tetapi hal
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 27
ini justru sangat menguntungkan untuk diusahakannya komoditi
tertentu yang sesuai dengan keunggulan alamiah dan potensi
daerah.
Berdasarkan potensi sumber daya alam pada sektor
usaha/lapangan ekonomi pertanian tersebut, maka PDRB
berdasarkan harga berlaku untuk (1). Tanaman Bahan Makanan
untuk tahun 1994-1999 bergerak antara Rp. 29.053.162 sampai
Rp. 54.356.279, dan tahun 2000-2003 bergerak antara Rp.
74.106.471 sampai Rp. 88.010.247. (2). Tanaman Perkebunan,
untuk tahun 1994-1999 bergerak antara Rp. 8.179.911 sampai
Rp. 26.976.666 dan tahun 2000-2003 bergerak antara Rp.
33.128.261 sampai Rp 45.787.083. (3). Peternakan, untuk tahun
1994-1999 bergerak antara Rp. 11.458.779 sampai Rp.
16.351.125 dan tahun 2000-2003 bergerak antara Rp.
25.543.994 sampai Rp. 27.352.101. (4). Kehutanan, untuk tahun
1994-1999 bergerak antara Rp 615.393 sampai Rp 379.763, dan
tahun 2000-2003 bergerak antara Rp. 405.245 sampai Rp.
437.250. (5). Perikanan, untuk tahun 1994-1999 bergerak antara
Rp. 11.331.028 sampai Rp. 14.942.174 dan tahun 2000-2003
bergerak antara Rp. 22.030.230 sampai Rp. 28.521.125.
Sedangkan berdasarkan harga konstan untuk (1). Tanaman
Bahan Makanan untuk tahun 1994-1999 bergerak antara Rp.
26.192.513 sampai Rp. 20.805.500, dan trahun 2000-2003
bergerak antara Rp. 74.106.471 sampai Rp. 81.921.742. (2).
Tanaman Perkebunan, untuk tahun 1994-1999 bergerak antara
Rp. 7.937.020 sampai Rp. 10.873.330, dan tahun 2000-2003
bergerak antara Rp. 33.128.261 sampai Rp. 38.574.050. (3).
Peternakan, untuk tahun 1994-1999 bergerak antara Rp.
9.279.107 sampai Rp 6.821.860, dan tahun 2000-2003 bergerak
antara Rp. 25.543.994 sampai Rp. 28.224.062. (4). Kehutanan,
untuk tahun 1994-1999 bergerak antara Rp. 576.573 sampai Rp
259.476, dan tahun 2000-2003 bergerak antara Rp. 405.245
sampai Rp. 431.259. (5). Perikanan, untuk tahun 1994-1999
bergerak antara Rp. 11.076.801 sampai Rp. 9.518.345 dan
tahun 2000-2003 bergerak antara Rp 22.030.230 sampai Rp
26.272.965.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 28
Sektor Pertambangan dan Galian Prosentase sumbangan sektor pertambangan terhadap
PDRB sampai pada tahun 1999 berdasarkan harga berlaku
mencapai 0,95 % atau Rp. 2.468.380 dan pada tahun 2003
mencapai 0,93% atau Rp. 4.197.964. Berdasarkan harga
konstan, maka sumbangan sektor pertambangan dan galian
sampai pada tahun 1999 mencapai 0,71 % atau Rp. 976.266
dan pada tahun 2003 mencapai 0,98 % atau 4.153.443.
Sektor Industri Pengolahan Prosentase sumbangan sektor industri pengolahan terhadap
PDRB sampai pada tahun 1999 berdasarkan harga berlaku
hanya dari Industri non Migas yang mencapai 1,37 % atau Rp.
3.552.009 dan pada tahun 2003 mencapai 1,39 % atau Rp.
6.289.949. Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan sektor
Industri non migas sampai pada tahun 1999 mencapai 1,67 %
atau Rp. 2.311.826 dan pada tahun 2003 mencapai 1,47% atau
Rp. 6.232.734.
Sektor Bangunan dan Konstruksi Prosentase sumbangan sektor bangunan dan konstruksi
terhadap PDRB sampai pada tahun 1999 berdasarkan harga
berlaku mencapai 4,65 % atau Rp. 12.095.944 dan pada tahun
2003 mencapai 4,24 % atau Rp. 19.198.627. Berdasarkan harga
konstan, maka sumbangan sektor bangunan dan konstruksi
sampai pada tahun 1999 mencapai 3,81 % atau Rp. 5.279.296
dan pada tahun 2003 mencapai 4,34 % atau 18.356.604.
Sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel Prosentase sumbangan sektor perdagangan, restoran dan
hotel terhadap PDRB sampai pada tahun 1999 berdasarkan
harga berlaku (1). Perdagangan besar dan eceran mencapai
13,51 % atau Rp. 35.141.428 dan pada tahun 2003 mencapai
12,51 % atau Rp. 56.685.847. Berdasarkan harga konstan, maka
sumbangan sektor perdagangan sampai pada tahun 1999
mencapai 11,42 % atau Rp. 15.808.790 dan pada tahun 2003
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 29
mencapai 11,98 % atau 50.641.800. (2). Restoran/rumah makan
mencapai 0,05 % atau Rp. 120.815 dan pada tahun 2003
mencapai 0,10 % atau Rp. 460.274. Berdasarkan harga konstan,
maka sumbangan sektor restoran/rumah makan sampai pada
tahun 1999 mencapai 0,15 % atau Rp. 206.446 dan pada tahun
2003 mencapai 0,10 % atau 428.634. (3). Perhotelan mencapai
0,04 % atau Rp. 111.406 dan pada tahun 2003 mencapai 0,08 %
atau Rp. 342.986. Berdasarkan harga konstan, maka
sumbangan sektor perhotelan sampai pada tahun 1999
mencapai 0,03 % atau Rp. 38.014 dan pada tahun 2003
mencapai 0,07 % atau 314.950.
Sektor Pengangkutan dan komunikasi Prosentase sumbangan sektor pengangkutan dan
komunikasi terhadap PDRB sampai pada tahun 1999
berdasarkan harga berlaku (1). Angkutan mencapai 11,02 %
atau Rp. 28.667.454 dan pada tahun 2003 mencapai 7,74 %
atau Rp. 35.080.976. Berdasarkan harga konstan, maka
sumbangan sektor angkutan sampai pada tahun 1999 mencapai
12,71 % atau Rp. 17.596.596 dan pada tahun 2003 mencapai
7,93 % atau 33.519.308. (2). Komunikasi mencapai 0,57 % atau
Rp. 1.479.467 dan pada tahun 2003 mencapai 0,98 % atau Rp.
4.447.969. Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan sektor
komunikasi sampai pada tahun 1999 mencapai 0,54 % atau Rp.
743.390 dan pada tahun 2003 mencapai 1,38 % atau 5.823.190.
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Prosentase sumbangan sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahan terhadap PDRB sampai pada tahun 1999
berdasarkan harga berlaku (1).Bank mencapai 1,21 % atau Rp.
3.136.868 dan pada tahun 2003 mencapai 1,31 % atau Rp.
5.917.535. Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan sektor
bank sampai pada tahun 1999 mencapai 3,20 % atau Rp.
4.432.092 dan pada tahun 2003 mencapai 1,29 % atau
5.456.238. (2). Lembaga keuangan non bank mencapai 1,85 %
atau Rp. 4.819.113 dan pada tahun 2003 mencapai 0,98 % atau
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 30
Rp. 4.430.848. Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan
sektor lembaga keuangan non bank sampai pada tahun 1999
mencapai 1,95 % atau Rp. 2.696.954 dan pada tahun 2003
mencapai 0,94 % atau 3.969.736. (3). Sewa rumah mencapai
1,01 % atau Rp. 2631.225 dan pada tahun 2003 mencapai
1,23% atau Rp. 5.580.756. Berdasarkan harga konstan, maka
sumbangan sektor sewa rumah sampai pada tahun 1999
mencapai 1,56 % atau Rp. 2.154.197 dan pada tahun 2003
mencapai 1,23 % atau 5.205975. (4). Jasa Perusahaan
mencapai 0,05 % atau Rp. 139.939 dan pada tahun 2003
mencapai 0,07 % atau Rp. 312.195. Berdasarkan harga konstan,
maka sumbangan sektor jasa perusahaan sampai pada tahun
1999 mencapai 0,07 % atau Rp. 103.366 dan pada tahun 2003
mencapai 0,07 % atau Rp. 280.784.
Sektor Listrik dan Air Minum
Prosentase sumbangan sektor listrik dan air minum
terhadap PDRB sampai pada tahun 1999 berdasarkan harga
berlaku (1). Listrik mencapai 0,44 % atau Rp. 1.145.011 dan
pada tahun 2003 mencapai 0,44 % atau Rp. 1.993.371.
Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan sektor listrik
sampai pada tahun 1999 mencapai 0,57 % atau Rp. 795.303.
dan pada tahun 2003 mencapai 0,46 % atau 1.946.520. (2). Air
Minum mencapai 0,11 % atau Rp. 298.434 dan pada tahun 2003
mencapai 0,04 % atau Rp. 159.237. Berdasarkan harga konstan,
maka sumbangan sektor air minum sampai pada tahun 1999
mencapai 0,17 % atau Rp. 236.700 dan pada tahun 2003
mencapai 0,05 % atau 190.321.
Sektor Jasa-jasa
Prosentase sumbangan sektor jasa-jasa terhadap PDRB
sampai pada tahun 1999 berdasarkan harga berlaku (1).
Pemerintahan umum mencapai 18,68 % atau Rp. 48.590.416
dan pada tahun 2003 mencapai 24,60 % atau Rp. 111.463.186.
Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan sektor
Pemerintahan umum sampai pada tahun 1999 mencapai 24,88%
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 31
atau Rp. 34.446.689 dan pada tahun 2003 mencapai 24,70 %
atau Rp. 104.418.370. (2). Swasta mencapai 1,06 % atau Rp.
2.769.290 dan pada tahun 2003 mencapai 1,43 % atau Rp.
6.485.257. Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan sektor
swasta sampai pada tahun 1999 mencapai 1,69 % atau Rp.
2.336.280 dan pada tahun 2003 mencapai 1,51 % atau Rp.
6.369.125.
Pertumbuhan tersebut, menunjukan besar sumbangan total PDRB ini
masih bersifat labil, karena setiap tahunnya memperlihatkan angka yang
tidak konstan. Tingkat pertumbuhan sebagaimana terurai sejauh
berdasarkan harga konstan telah mengeliminir faktor inflasi tahun 1994-
1999 dan tahun 2000-2003. Laju inflasi sampai pada tahun 1999 sebesar
87,93 % dan sampai pada tahun 2003 sebesar 7,20 % dieliminir untuk
mengetahui pertumbuhan riil sebagaimana terurai.
Permasalahannya adalah (1). Masih terdapat kesenjangan aktivitas
ekonomi pada masing-masing sektor usaha/lapangan ekonomi yang besar
pengaruhnya terhadap pertumbuhan PDRB per sektor. (2). Titik berat
pembangunan ekonomi diarahkan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
(3). Aktivitas pembangunan ekonomi masih mengabaikan aspek distribusi
dan pemerataan, sehingga di sana-sini masih terjadi kesenjangan
ekonomi. (4). Infrastruktur ekonomi lokal tidak cukup mendukung
berkembangnya sektor usaha/lapangan ekonomi tertentu seperti
pertambangan dan galian, listrik dan air minum, industri olahan, bangunan
dan konstruksi, pengangkutan dan komunikasi serta perdagangan/hotel
dan restoran. (5). Krisis ekonomi global, regional maupun lokal yang
hingga saat ini belum kunjung akhir, yang diperparah dengan menurunnya
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah selaku instrumen penting
pembangunan.
Kondisi perkembangan PDRB Kabupaten Flores Timur baik jumlah,
persebaran menurut sektor usaha dan komposisi pertumbuhannya dengan
sejumlah masalah ekonomi dan sumber daya alam sebagaimana terurai
telah memberikan gambaran bahwa (1). Pertumbuhan PDRB secara makro
telah memperlihatkan tingkat pencapaian prestasi seluruh usaha/lapangan
ekonomi pada tingkat yang menggembirakan, (2). Pertumbuhan PDRB
secara mikro antar masing-masing sektor usaha/lapangan ekonomi
menunjukan tingkat pencapaian yang berbeda secara mencolok antara
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 32
sektor usaha/lapangan ekonomi pertanian dan jasa-jasa dengan sektor
usaha/lapangan ekonomi lainnya, (3). Akselerasi pemanfaatan sumber
daya alam untuk menggerakan pertumbuhan PDRB telah mencerminkan
proses distribusi dan pemerataan tetapi masih menimbulkan kesenjangan
ekonomi antar wilayah, (4). Menyediakan dan memanfaatkan infrastruktur
ekonomi yang terbatas sebagai titik kuat pertumbuhan ekonomi lokal di
tengah persaingan ekonomi regional dan global. (5). Mengendalikan
ekonomi lokal yang stagnan untuk mengimbangi krisis ekonomi global,
regional dan lokal.
Dengan demikian, maka masih terdapat peluang untuk
memanfaatkan seluruh potensi sumber daya alam melalui pendekatan
manusia dengan wilayah sebagai entri pointnya.. Dalam masa 20 tahun
yang akan datang dapat diproyeksi adanya peluang (1). Peluang untuk
melakukan pendekatan pengelolaan sektor usaha/lapangan ekonomi yang
berorientasi pada manusia dan pasar tanpa harus menghindarkan diri dari
pendekatan pertumbuhan dan pemerataan. (2). Peluang untuk melakukan
penetrasi prinsip pengelolaan sumber-sember ekonomi melalui proses
distribusi dan pemerataan untuk menghindari dampak negatif dari
pendekatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, (3). Peluang mengelola
potensi-potensi ekonomi wilayah secara riil untuk memberikan ruang
terjadinya transfer nilai dari wilayah surplus ke wilayah minus, melalui
sistem satuan pengembangan wilayah, (4). Peluang penyediaan
infrastruktur ekonomi yang cukup, berdasarkan tuntutan kebutuhan dan
kelayakan ekonomis, sehingga mampu memberikan kontribusi baik
langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi lokal,
(5). Peluang menumbuhkan iklim usaha ekonomi yang kondusif dan
mengembalikan kepercayaan pemerintah selaku instrumen penting dalam
pembangunan ekonomi dalam rangka penanaman modal asing maupun
daerah oleh para investor secara berkesinambungan.
Peluang-peluang tersebut apabila dikembangkan secara maksimal,
maka akan banyak memberikan kontribusi dan mendorong pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Flores Timur secara efektif sehingga terjadi
peningkatan pertumbuhan PDRB. Setidak-tidaknya mengembangkan
peluang tersebut dapat meminimalisir sejumlah acaman pembangunan
yang akan datang terhadap pengembangan sektor usaha/lapangan
ekonomi sekaligus mengendalikan faktor inflasi.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 33
Dalam kurun waktu 2005 hingga 2025 ancaman pembangunan yang
menonjol dan bahkan dapat menghambat laju pembangunan ekonomi
Kabupaten Flores Timur adalah (1). Ancaman perubahan politik ekonomi
nasional sebagai dampak dari perubahan politik ekonomi internasional
yang memberikan kebebasan kepada pasar tanpa hambatan oleh batas
wilayah, waktu dan subyek ekonomi. (2). Ancaman persaingan terbuka
dan pasar bebas sudah tidak dapat dihindari sedangkan kapasitas dan
kapabilitas pelaku ekonomi lokal baik entrepreneurial maupun customer
secara kualitatif belum cukup memadai untuk masuk ke dalam suasana
ekonomi tersebut, (3). Ancaman perbedaan potensi alam dan kultur
wilayah yang satu dengan wilayah lainnya menonjolkan pengembangan
politik pintu tertutup yang sulit menerima perubahan dan dinamika ekonomi
wilayah, (4). Ancaman terjadinya kesenjangan ekonomi antar pelaku
ekonomi lokal yang memiliki keterbatasan unsur ekonomi dengan pelaku
ekonomi non lokal terhadap eksploitasi sumber daya alam wilayah, (5).
Ancaman potensi bahaya yang dimungkinkan oleh adanya perbedaan
antar wilayah, suku maupun kepentingan dari geografis Kabupaten Flores
Timur sebagai kabupaten kepulauan.
Permasalahannya adalah (1). Manajemen pengelolaan sumber daya
alam terkontaminasi dengan sejumlah kepentingan privat dan
mengabaikan kepentingan pembangunan ekonomi secara berdaya saing.
(2). Proses alih teknologi, apalagi teknologi komunikasi dan informasi telah
menjadi komitmen dunia pada era persaingan dan pasar bebas, (3). Belum
bergesernya pola usaha ekonomi yang bertumpu pada potensi ekonomi
wilayah ke pola usaha ekonomi yang bertumpu pada industri pengolahan
bahan baku menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi yang siap
dikonsumsi, (4). Adanya tuntutan paradigma pengelolaan pembangunan
yang menjadikan masyarakat umumnya terutama tenaga kerja profesional
sebagai modal usaha ekonomi, (5). Stabilitas keamanan, pasokan air,listrik
dan prasarana jalan belum mapan, yang besar pengaruhnya terhadap iklim
investasi.
Bertitik tolak pada proyeksi peluang, ancaman dan permasalahan
sebagaimana terurai, maka secara progres pembangunan Kabupaten
Flores Timur dalam kurun waktu 2005-2025 berhasil (1). Mengeksploitasi
sumber daya ekonomi sebesar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat
dengan tetap memperhatikan pelestarian lingkungan untuk menjamin
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 34
kesinambungan pembangunan ekonomi. (2). Meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang seimbang sekurang-kurangnya satu digit dari tingkat
pertumbuhan sebelumnya, baik distribusi maupun pemerataannya. (3).
Mengembangkan industri pengolahan dalam skala menengah yang
bertumpu pada potensi ekonomi pertanian wilayah. (4). Mengendalikan laju
pertumbuhan PDRB yang seimbang antar seluruh sektor usaha/lapangan
ekonomi termasuk keseimbangan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
wilayah. (5). Meningkatkan keamanan dan ketertiban melalui sistem dan
prosedur yang dikembangkan secara terpadu antar seluruh komponen
dalam suasana wilayah Kabupaten Flores Timur yang kondusif, stabil,
aman dan terkendali.
Keberhasilan pembangunan pada tataran ekonomi dan sumber daya
alam dimaksud, akan mengubah kondisi perekonomian, maupun kondisi
pengelolaan sumber daya alam Kabupaten Flores Timur yang dapat
diprediksi sebagai berikut: (1). Kondisi ekonomi masyarakat dan sumber
daya alam yang tumbuh dan berkembang demikian pesatnya tanpa
adanya dikotomi antara perilaku ekonomi disatu sisi dengan segmen
sumber daya alam disisi yang lain. (2). Kondisi PDRB Kabupaten Flores
Timur berkembang sedemikian rupa sehingga mampu mempengaruhi
aktivitas ekonomi masyarakat, menuju pada pertumbuhan yang seimbang.
(3). Kondisi sektor usaha/lapangan ekonomi pertanian mampu
menggerakan kondisi usaha/lapangan ekonomi industri pengolahan yang
semakin meningkat dan berkesinambungan. (4). Kondisi sektor
usaha/lapangan ekonomi perdagangan/hotel dan restoran, pengangkutan
dan komunikasi, bangunan/konstruksi, keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan, pertambangan dan galian, listrik dan air minum serta industri
penglohan, memberikan kontribusi yang sama besarnya, hingga pada
waktunya mampu menggeser usaha/lapangan ekonomi pertanian dan
jasa-jasa.. (5). Kondisi Kabupaten Flores Timur yang stabil dengan iklim
usaha yang kondusif, memiliki pasokan listrik, air serta prasarana jalan
yang memadai dan langgeng bagi usaha investasi.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 35
4. Kondisi Sosial Budaya dan Politik Pendidikan
Perkembangan pembangunan pendidikan tahun 1994-1999
sejalan dengan program yang mencakup Pendidikan Dasar,
Pelaksanaan wajib Belajar 9 tahun, keadaan guru, pembinaan dan
penyetaraan serta pelatihan tenaga pendidik, bantuan perbaikan dan
rehabilitasi SD/MI, perluasan kesempatan belajar dan usaha
kesehatan sekolah dan pendidikan lanjutan. Terhadap pendidikan
dasar diarahkan untuk meningkatkan terwujudnya keterkaitan dan
kesepadanan antar pendidikan dan dunia kerja, peningkatan
pemerataan di semua jalur, jenis dan jenjang dengan sasaran utama
anak didik, guru, orang tua, sarana dan prasarana pendidikan serta
kualitas pendidikan dalam dan luar sekolah demi terciptanya sumber
daya manusia yang handal.
Untuk mewujudkannya, maka dikembangkan (1). Program wajib
belajar pendidikan dasar 9 tahun pada tahun anggaran 1994/1995 –
1998/1999. Sampai pada tahun tersebut jumlah anak usia sekolah
seluruhnya 179.157 orang, terdiri dari 175.455 orang anak yang
bersekolah, sedang selebihnya 3.702 orang anak tidak bersekolah.
Melalui POKJA wajib belajar telah dilaksanakan sejumlah
kegiatan untuk memotivasi masyarakat agar dapat menindaklanjuti
wajib belajar 9 tahun dengan memanfaatkan kesempatan belajar yang
terbuka itu. Dari padanya dapat menekan angka anak yang tidak
bersekolah sampai 3.702 orang dari angka sebelumnya mencapai
26.119 orang.
Keadaan guru sampai dengan akhir tahun anggaran 1998/1999
jumlah tenaga guru sebanyak 2.447 orang yang tersebar pada 277
SD/MI termasuk SD filial dengan 2.515 rombongan belajar.
Berdasarkan ratio perbandingan guru dan rombongan belajar yaitu 1 :
9 maka jumlah guru seharusnya adalah 3.795 orang. Dengan
demikian masih terdapat sisa atau kekurangan guru sebanyak 1.348
orang. Jumlah ini kemudian berkurang dengan formasi penerimaan
guru sebanyak 111 orang, sehingga jumlah kekurangan turun menjadi
1.237 orang. Kesulitan guru selanjutnya diatasi dengan merekrut
tenaga guru honorer sebanyak 352 orang.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 36
Untuk menunjang program pendidikan dasar selama periode
1994-1999 direalisasikan dana sebesar Rp. 8.062.846.900 untuk
membangun (1). 109 SD yang menelan dana sebesar Rp.
2.529.543.000 tahun 1994/1995. (2). 56 SD yang menelan dana
sebesar Rp. 1.529.621.000 tahun 1995/1996, (3). 56 SD yang
menelan dana sebesar Rp. 1.309.169.000 tahun 1996/1997, (4). 61
SD yang menelan dana sebesar Rp. 1.194.513.150 tahun 1997/1998,
(5). 58 SD yang menelan dana sebesar Rp. 1.500.000.000 tahun
1998/1999.
Dalam rangka perluasan kesempatan belajar bagi anak usia
sekolah, maka (1). Menampung siswa yang putus sekolah dan
membentuk kelompok kejar paket A yang mampu mengakomodir 511
orang kejar paket A, membangun 93 SD terpencil, membantu
membiayai anak yang orang tuanya tidak mampu sebanyak 5.747
orang yang tersebar di 277 SD/MI dengan dana beasiswa sebesar Rp
689.640.000 (JPS), di samping alat peraga sebanyak 62.765 unit.
Berbeda dengan periode 1994-1999, maka pada tahun 2000 –
2004 perkembangan pembangunan pendidikan lebih diarahkan pada
pembangunan fisik dan operasional sekolah. Pembangunan fisik
berupa rehabilitasi gedung sekolah, tambahan ruang belajar/kelas,
dan pengadaan meubeler. Pembangunan pendidikan dilihat dari
beberapa indikator sampai dengan tahun 2004.
Angka Partisipasi Kasar dan Murni Angka partisipasi kasar dan murni SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA, diperoleh gambaran bahwa pada jenjang SD/MI
angka partisipasi kasar mencapai 89,76 %, angka partisipasi
murni 75,28 %, sehingga selisih diantaranya mencapai 14,48 %,
(2). Pada jenjang SMP/MTs angka partisipasi kasar mencapai
74,34 %, angka partisipasi murni mencapai 54,92 %, dengan
selisih 19,42 %, (3). Pada jenjang SMA/SMK/MA, angka
partisipasi kasar mencapai 58,3 %, angka partisipasi murni
mencapai 42,76 % dengan selisih diantaranya mencapai
15,63%. Kondisi ini memperlihatkan selisih rata-rata angka
partisipasi kasar dengan angka partisipasi murni pada masing-
masing jenjang pendidikan sebagai akibat (1). Siswa
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 37
disekolahkan tidak pada usia sekolah, (2). Siswa disekolahkan
pada usia sekolah, (3). Siswa disekolahkan pada usia di atas
usia sekolah.
Angka Putus Sekolah Kondisi terakhir menunjukan bahwa terdapat angka putus
sekolah untuk semua jenjang pendidikan. Secara umum
memang angka putus sekolah berkecenderungan menurun dari
tahun ke tahun, akan tetapi jika diperhatikan menurut jenjang
pendidikan, maka angka putus sekolah pada jenjang tertentu
mengalami kenaikan. Perkembangan angka putus sekolah
adalah (1). Pada tahun 2002 angka putus sekolah mencapai
674 orang dengan angka putus sekolah tertinggi pada jenjang
SMP/MTs yaitu 277 orang, sedang angka putus sekolah
terendah pada jenjang SMA/SMK/MA sebanyak 151 orang. (2).
Pada tahun 2003 angka putus sekolah mencapai 1.058 orang
dengan angka putus sekolah tertinggi pada jenjang SD/MI yaitu
404 orang, sedang angka putus sekolah terendah pada jenjang
SMP/MTs sebanyak 322 orang. (3). Pada tahun 2003 angka
putus sekolah mencapai 947 orang dengan angka putus
sekolah tertinggi pada jenjang SD/MI yaitu 532 orang, sedang
angka putus sekolah terendah pada jenjang SMA/SMK/MA
sebanyak 77 orang.
Prosentase Kelulusan Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir prosentase kelulusan
sebagai hasil dari proses belajar mengajar di semua jenjang
pendidikan dalam Wilayah Kabupaten Flores Timur sebagai
berikut (1). Tahun ajaran 2001/2002 untuk jenjang pendidikan
SD/MI tingkat kelulusannya mencapai 98,09 %, SMP/MTs
mencapai 97,75 % dan SMA/SMK/MA mencapai 99,68 %, (2).
Tahun ajaran 2002/2003 untuk jenjang pendidikan SD/MI tingkat
kelulusannya mencapai 91,00 %, SMP/MTs mencapai 84,92 %
dan SMA/SMK/MA mencapai 89,18 %, (3). Tahun ajaran
2003/2004 untuk jenjang pendidikan SD/MI tingkat kelulusannya
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 38
mencapai 97,01%, SMP/MTs mencapai 97,32 % dan
SMA/SMK/MA mencapai 97,57%.
Rata-rata tingkat kelulusan mencapai 94,72 %, yang berarti
selama kurun waktu 3 tahun terakhir pelaksanaan proses
belajar mengajar telah berjalan cukup baik. Meskipun demikian
masih terdapat 5,28% siswa yang tertunda untuk mengkhiri
masa belajarnya pada masing-masing jenjang. Hal ini tentunya
dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal sekolah
terutama kegagalan dalam proses belajar mengajar maupun
faktor lingkungan keluarga terutama kurang adanya perhatian
baik orang tua maupun siswa itu sendiri terhadap pemanfaatan
waktu belajar.
Sarana dan Prasarana Pendidikan Pemerintah dan swasta berbagi peran dalam penyediaan
sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini tercermin pada
perkembangan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan
dari tahun ke tahun.
Menurut statusnya, maka sarana dan prasarana pendidikan
menurut jenjang dan jumlah dapat menjadi informasi yang baik
tentang seberapa jauh peran pemerintah dan swasta dalam
memacu laju pembangunan pendidikan di Kabupaten Flores
Timur. Kondisi selama 3 tahun terakhir adalah (1). Tahun 2002,
TK/RA sebanyak 129 buah dengan status negeri sebanyak 1
(satu) buah, swasta sebanyak 128 buah, SD/MI sebanyak 255
buah dengan status negeri sebanyak 137 buah dan swasta
sebanyak 117 buah, SMP/MTs sebanyak 53 buah dengan
status negeri sebanyak 14 dan swasta sebanyak 39 buah,
sedangkan SMA/SMK/MA sebanyak 16 buah dengan status
negeri sebanyak 3 buah dan swasta sebanyak 13 buah (2).
Tahun 2003, TK/RA sebanyak 137 buah dengan status negeri
sebanyak 1 (satu) buah, swasta sebanyak 136 buah, SD/MI
sebanyak 274 buah dengan status negeri sebanyak 139 buah
dan swasta sebanyak 135 buah, SMP/MTs sebanyak 54 buah
dengan status negeri sebanyak 15 dan swasta sebanyak 39
buah, sedangkan SMA/SMK/MA sebanyak 19 buah dengan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 39
status negeri sebanyak 5 buah dan swasta sebanyak 14 buah,
(3). Tahun 2004, TK/RA sebanyak 147 buah dengan status
negeri sebanyak 1 (satu) buah, swasta sebanyak 146 buah,
SD/MI sebanyak 277 buah dengan status negeri sebanyak 141
buah dan swasta sebanyak 136 buah, SMP/MTs sebanyak 53
buah dengan status negeri sebanyak 16 dan swasta sebanyak
37 buah, sedangkan SMA/SMK/MA sebanyak 20 buah dengan
status negeri sebanyak 5 buah dan swasta sebanyak 15 buah.
Tenaga Guru Total tenaga guru Kabupaten Flores Timur sampai pada tahun
2004 sebanyak 3.385 orang, terdiri dari (1). Guru yang berstatus
negeri/PNS sebanyak 2.189 orang, (2). Guru yang berstatus
kontrak sebanyak 1.196 orang. Tenaga guru yang berstatus
kontrak tersebut masing-masing dikontrak oleh (1). Pemerintah
pusat sebanyak 234 orang, (2). Pemerintah Propinsi sebanyak
52 orang, (3). Pemerintah Kabupaten sebanyak 182 orang, (4).
Komite sekolah sebanyak 728 orang.
Berdasarkan standarisasi ijazah/latar belakang pendidikan,
maka tenaga guru tersebut memiliki kelayakan sebagai guru
sebanyak 1.445 orang, selebihnya yaitu 2.081 tenaga guru
tergolong tidak memenuhi syarat. Dengan demikian terdapat
lebih dari 50 % tenaga guru yang ada belum memenuhi syarat
sebagai pengajar di depan kelas pada masing-masing jenjang
pendidikan. Sungguhpun demikian dengan kondisi tenaga guru
yang ada persebarannya pada masing-masing jenjang
pendidikan telah mendorong proses belajar mengajar, sehingga
berlangsung cukup memadai walaupun di sana-sini perlu
pembenahan lebih lanjut.
Gambaran perbandingan tenaga guru yang memenuhi standar
pendidikan guru dengan yang tidak memenuhi standar
pendidikan guru pada masing-masing jenjang pendidikan
adalah (1). Jenjang TK/RA tenaga guru yang memenuhi standar
sebanyak 190 orang, sedangkan yang tidak memenuhi standar
sebanyak 109 orang, (2). Jenjang SD/MI tenaga guru yang
memenuhi standar sebanyak 676 orang, sedangkan yang tidak
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 40
memenuhi standar sebanyak 1.396 orang, (3). Jenjang
SMP/MTs tenaga guru yang memenuhi standar sebanyak 301
orang, sedangkan yang tidak memenuhi standar sebanyak 403
orang, (4). Jenjang SMA/SMK/MA tenaga guru yang memenuhi
standar sebanyak 278 orang, sedangkan yang tidak memenuhi
standar sebanyak 173 orang.
Ratio murid dan guru perlihatkan kepadatan ruang kelas,
dimana semakin kecil perbandingan, maka semakin baik kondisi
sarana pendidikan. Ratio murid dan guru berkisar antara 11 –
16 berbanding 1 (satu) orang guru. Berdasarkan ratio ini maka
pada jenjang pendidikan dasar (SD) beban guru nampaknya
jauh lebih berat dibandingkan dengan SMTP dan SMTA, sebab
pada jenjang ini berkisar antara 12 – 13 berbanding 1 (satu)
orang guru.
Kesehatan Selama periode 1994 – 1999 perkembangan pembangunan
bidang kesehatan di Kabupaten Flores Timur sejalan dengan prioritas
yang telah ditetapkan. Prioritas pembangunan bidang kesehatan
meliputi (1). Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, (2).
Peningkatan pelayanan kesehatan, (3). Pencegahan dan
pemberantasan penyakit, (4). Peningkatan sarana dan prasarana, (5).
Pengawasan obat dan makanan.
Untuk menunjang prioritas tersebut, maka sejumlah upaya telah
dilakukan terutama penyediaan tenaga medis dan paramedis, tenaga
apoteker, serta tenaga kesehatan lainnya. Disamping itu penyediaan
dan peningkatan sejumlah sarana dan prasarana kesehatan lainnya.
Meskipun demikian ternyata fokus pembangunan kesehatan lebih
diarahkan pada peningkatan pelayanan kesehatan yang meliputi (1).
Tenaga Medis dan Paramedis, (2). Peningkatan perawatan dan
sarana penunjang, (3). Pengadaan obat-obatan.
Selama periode ini perkembangan yang menyolok terlihat pada
upaya peningkatan perawatan dan sarana penunjang meliputi (1).
Tahun anggaran 1994/1995 pengadaan peralatan medis
PUSKESMAS sebanyak 22 buah dan alat kesehatan gigi sebanyak 7
buah, (2). Tahun Anggaran 1995/1996 pengadaan peralatan medis
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 41
pukesmas sebanyak 31 buah dan alat kesehatan gigi sebanyak 5
buah, (3). Tahun anggaran 1996/1997 pengadaan peralatan medis
puskesmas 47 buah dan alat kesehatan gigi sebanyak 1 buah, (4).
Tahun anggaran 1997/1998 pengadaan peralatan medis puskesmas
sebanyak 38 buah dan alat perawatan gigi sebanyak 5 buah, (5).
Tahun anggaran 1998/1999 pengadaan peralatan medis puskesmas
sebanyak 15 buah dan peralatan medis pusling sebanyak 2 buah.
Sampai dengan tahun 1998/1999 Kabupaten Flores Timur hanya
memiliki sebuah Rumah Sakit Umum tipe D, satu buah Rumah Sakit
Swadana, 20 buah Puskesmas, 58 buah Puskesmas pembantu dan
727 buah Posyandu Khusus Rumah Sakit Umum Larantuka, memiliki
tenaga medis masing-masing (1). Dokter umum sebanyak 4 orang,
(2). Dokter gigi sebanyak 1 orang, (3). Tenaga para medis sebanyak
64 orang, (4). Tenaga paramedis non keperawatan sebanyak 14
orang, (4). Tenaga non medis sebanyak 32 orang.
Pada akhir periode 2000-2004 perkembangan pembangunan
kesehatan Kabupaten Flores Timur secara terinci meliputi :
Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan terdiri dari (1). Rumah Sakit Umum
Daerah sebanyak 1 (satu) buah, (2). Pusat Kesehatan
Masyarakat (PUSKESMAS) sebanyak 14 buah terdiri dari
Puskesmas rawat inap 5 buah dan Puskesmas non rawat inap
sebanyak 9 buah, (3). Puskesmas Pembantu sebanyak 43
buah, (4). Polindes 120 buah, (5). Posyandu sebanyak 486
buah, (6). Balai Pengobatan Swasta/BKIA sebanyak 11 buah,
(7). Apotik sebanyak 4 buah, (8). Toko Obat sebanyak 4 buah.
Penyebaran fasilitas tersebut sesuai dengan ketentuan
proporsi status fasilitas yakni rumah sakit di ibu kota Kabupaten,
PUSKESMAS dan PUSTU di Wilayah Kecamatan demikian pula
apotik dan toko obat, serta polindes dan posyandu. Dengan
demikian, maka kapasitas pelayanan terukur.
Khusus puskesmas dan puskesmas pembantu telah
tersebar merata pada setiap kecamatan. Sungguhpun demikian
jika dibandingkan dengan kapasitas pelayanan, maka dapat
dikatakan belum memadai.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 42
Jumlah penduduk dalam suatu Wilayah Kecamatan yang
berada di atas 15.000 jiwa adalah suatu jumlah yang relatif
terlalu banyak jika dibandingkan dengan kapasitas pelayanan
puskesmas. Rationya adalah 1 (satu) puskesmas melayani
10.000 jiwa/penduduk. Kondisi seperti ini menunjukan bahwa
pelayanan kesehatan belum optimal, sebab terbatasnya fasilitas
kesehatan masyarakat.
Lain halnya dengan Rumah Sakit Umum Daerah yang
hingga saat ini statusnya belum bisa ditingkatkan dari type D ke
type C atau di atasnya, memiliki fasilitas relatif terbatas. Tidak
hanya itu, tenaga kesehatanpun relatif belum memadai. Tenaga
kesehatan Rumah Sakit Umum Larantuka terdiri dari (1). Dokter
spesialis sebanyak 1 (satu) orang, (2). Dokter umum sebanyak
6 orang, (3). Dokter gigi sebanyak 1 (satu ) orang, (4). SKM
sebanyak 12 orang, (5). Apoteker sebanyak 3 orang, (6). Akper
26 orang, (7). Akbid sebanyak 3 orang, (8). Bidan sebanyak 16
orang, (8). Perawat sebanyak 38 orang, (9). AKL/APK sebanyak
2 orang, (10). SMF/Asisten Apoteker sebanyak 6 orang, (11).
Gizi sebanyak 3 orang, (12). SPAG sebanyak 1 (satu) orang,
(13). Teknis Medis sebanyak 5 orang.
Dalam hal pelayanan kesehatan tenaga kesehatan
tersebut didukung oleh kader posyandu sebanyak 2.485 orang
yang tersebar di 213 Desa/Kelurahan. Itu berarti tenaga
kesehatan masih mengalami kekurangan yang secara
proporsional meliputi (1). Dokter umum sebanyak 8 orang, (2).
Dokter gigi sebanyak 1(satu) orang, (3). FKM sebanyak 13
orang, (4). Apoteker sebanyak 3 orang, (5). Akademi Farmasi
sebanyak 8 orang, (6). Keperawatan sebanyak 5 orang, (7).
Akper sebanyak 20 orang, (8). Perawat sebanyak 10 orang, (9).
Akademi kebidanan sebanyak 20 orang, (10). Bidan sebanyak
40 orang, (11). Akademi perawat gigi sebanyak 13 orang, (12).
SPRG sebanyak 10 orang, (13). AKL sebanyak 10 orang, (14).
Akademi Gizi sebanyak 12 orang dan (15). Analisis kesehatan
sebanyak 14 orang.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 43
Lingkungan Kesehatan Berdasarkan cakupan indikator lingkungan kesehatan
maka kondisi lingkungan kesehatan Kabupaten Flores Timur
sebagai berikut (1). Cakupan air bersih 88 %, cakupan jamban
keluarga 41 % dan cakupan rumah sehat mencapai 43 %. (2).
Imunisasi campak 93,9 %, polio-1 = 99,8 %, polio-2 = 96,00%,
polio-3= 94,00%, polio-4= 88,9 %, DPT-1 = 94,4 %, DPT-2 =
100,6 %, DPT-3 = 90,4 %, BCG 92,9 %, TT – 1 IH 62,4 % TT-2
IH 58,19 %, Hepatitis B-1 95,8 %, Hepatitis B-2 97,3 %,
Hepatitis B-3 91,7 %, P2TB penderita BTA + 91 %, Diare
prevalensi penderita diare 100 %. (2). Kesehatan Ibu dan Anak;
K1 (86,4 %), K4 (73,3 %), persalinan Nakes 78 %, angka
kematian ibu 286/100.000 kelahiran hidup, cakupan kunjungan
neonatus 95 % dan angka kematian bayi 16/1.000 kelahiran
hidup. (3). Status Gizi masyarakat; tingkat partisipasi
masyarakat dalam penimbangan bayi (D/S) 80 %, balita yang
ditimbang naik berat badannya (N/D) 67 % balita yang
ditimbang tidak naik berat badannya (BGM/D) 3 %, gizi kurang
22 %, dan gizi buruk 9 %. Cakupan Fe-1 Bumil 8 %, F-3 Bumil
7% . Cakupan Fe Bufas 100 %, Cakupan Vitamin A, Bayi
100%, anak balita 100 % dan Bufas 94,4 %, Cakupan
pemberian kapsul yodium; WUS 99,9 %, Bumil 100 %, Bufas
100 %, dan anak sekolah 100 %. Kecamatan yang memiliki
resiko 9 rawan gizi dapat dirinci sebagai berikut: (1). Kecamatan
dengan resiko sangat tinggi sebanyak 3 kecamatan (21,42 %),
Resiko tinggi sebanyak 3 kecamatan (21,42%), resiko sedang
sebanyak 7 kecamatan (50 %) dan resiko rendah sebanyak 1
kecamatan (7,14 %).
Kesejahteraan Sosial Perkembangan pembangunan kesejahteraan sosial tampak pada
indikator (1). Jumlah penduduk buta huruf, (2). Angka kematian bayi,
(3). Usia harapan hidup, (4). Status gizi, (5). Jangkauan pelayanan air
bersih, (6). Perumahan. Meningkatnya jumlah penduduk buta huruf,
angka kematian bayi merupakan gambaran negatif tingkat
kesejahteraan sosial masyarakat. Sebaliknya semakin meningkat usia
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 44
harapan hidup, status gizi, jangkauan pelayanan air bersih dan kondisi
perumahan rakyat adalah gambaran kondisi kesejahteraan sosial
masyarakat yang cenderung semakin baik.
Jumlah penduduk buta huruf sampai pada tahun 1999 dapat
ditekan sampai 14,89 % dari jumlah penduduk buta huruf sebelumnya
mencapai 17,54 % dari jumlah penduduk seluruhnya. Hal ini
dimungkinkan oleh semakin terbukanya kesempatan belajar dan
upaya pemerintah melalui berbagai program terutama kejar paket A
dan kejar paket B selama periode 1994-1999.
Angka kematian bayipun berangsur menurun hingga 76 per
seribu kelahiran hidup. Bahkan sampai dengan periode 2000-2004
masih mengalami penurunan sampai 16 per seribu kelahiran hidup.
Demikian halnya angka kematian ibu hamil menurun tajam pada
periode yang sama yakni mencapai 286 per 100.000 kelahiran hidup.
Kondisi ini dimungkinkan oleh tingkat kesadaran ibu hamil terhadap
arti pentingnya kesehatan dengan berbagai segi-seginya, disamping
optimalnya para kader atau motivator kesehatan dalam memberikan
motivasi kesehatan kepada masyarakat.
Usia harapan hidup selama periode 1994-1999 bergerak naik dari
51 tahun menjadi 58 tahun pada periode yang sama. Sedangkan pada
periode 2000-2004 mengalami kenaikan mencapai 60 tahun dari usia
harapan hidup sebelumnya yaitu 58 tahun. Kondisi ini dimungkinkan
oleh adanya perubahan pola hidup masyarakat yang semakin hari
semakin berubah dari pola hidup sebelumnya yang cenderung
mengabaikan esensi kesehatan keluarga, di samping faktor eksternal
lainnya yang turut menunjang.
Status gizi selama periode 1994-1999 (1). Baik mencapai 58,2 %,
(2). Sedang dan buruk mencapai 41,8 %. Keadaan ini mengalami
perkembangan yang menggembirakan pada periode 2000 – 2004
yakni (1). Gizi kurang mencapai 22 %, (2). Gizi buruk mencapai 9 %,
selebihnya adalah gizi baik.
Kondisi perumahan rakyat erat kaitannya dengan penentuan
keluarga sejahtera. Itu berarti untuk mengetahui kondisi perumahan
rakyat dapat dikonversi data keluarga sejahtera dengan
memperhatikan segi-segi lainnya yang digunakan sebagai indikator
penentuan. Secara menyeluruh standar perumahan dominan menjadi
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 45
faktor penentu suatu keluarga sudah mencapai tingkatan sejahtera
seperti apa.
Selama periode 1994-1999 tercatat 63.734 keluarga tersebar
dalam Wilayah Kabupaten Flores Timur. Keluarga tersebut dengan
kondisi perumahan (1). Sangat sederhana dan tidak memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 42.597 keluarga, (2). Sederhana dan tidak
memenuhi syarat kesehatan sebanyak 20.080 keluarga, (3).
Sederhana tetapi kurang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 1.066
keluarga. Keluarga tersebut terus dibina selama periode 2000 – 2004,
melalui program pembangunan dan bantuan pembangunan
perumahan rakyat dan sertifikasi tanah.
Pariwisata dan Budaya Pariwisata dan budaya adalah salah satu asset Kabupaten Flores
Timur yang memiliki peluang pasar yang cukup baik. Melalui
pariwisata dan budaya dapat dikembangkan sejumlah promosi potensi
wisata, penataan struktur usaha jasa pariwisata yang didukung
dengan pengembangan sejumlah ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pada tahun 1994-1999 pariwisata dikembangkan untuk
meningkatkan ekspor non migas. Dari padanya diperoleh gambaran
adanya kerja sama pemerintah dengan dunia usaha untuk itu.
Pengusaha eksportir diarahkan untuk melakukan negosiasi
eksportir dengan BNI 46 Cabang pembantu Larantuka sebagai bank
devisa. Hal ini dimaksudkann untuk mengakses hasil pemasaran
obyek wisata Kabupaten Flores Timur.
Selain eksport biji jambu mente, biji mutiara dan kopi robusta,
secara bersamaan melakukan ekspor obyek wisata melalui pola
promosi dan pemasaran. Obyek wisata yang paling digemari adalah
prosesi Jumad Agung menyusul pemburuan ikan paus, pesta
kacang/Teka Utang, Mang Wurang/pembukaan kebun baru dan Polo
Mang/syukuran atas hasil panen.
Sesuai hasil kerja sama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung, maka tercatat (1). Obyek/atraksi wisata yang teridentifikasi
sebanyak 70 buah, (2). Obyek yang tersurvey/ studi RIPDA STP
Bandung sebanyak 35 buah, (3). Obyek yang sudah dibuat tanpa
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 46
kawasan sebanyak 33 buah. Bersama swasta mengembangkan
taman wisata tadon boleng, serta menjadikan beberapa obyek wisata
tersebut diatas sebagai peristiwa wisata, sekaligus dapat mengakses
kekayaan seni dan budaya yang dikembangkan oleh 8 buah sanggar
seni dan 38 kelompok seni budaya daerah.
Perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai
11.082 orang terdiri dari (1). Tahun 1994 sebanyak 1.175 orang, (2).
Tahun 1995 sebanyak 4.692 orang, (3). Tahun 1996 mencapai 1.999
orang, (4). Tahun 1997 mencapai 1.864 orang, (5). Tahun 1998
mencapai 1.352 orang. Wisatawan domestik mencapai 61.597 orang
terdiri dari (1). Tahun 1994 mencapai 761 orang, (2). Tahun 1995
mencapai 7.163 orang, (3) Tahun 1996 mencapai 12.282 orang, (4).
Tahun 1997 mencapai 24.888 orang, (5) Tahun 1998 mencapai
16.503 orang. Rata-rata lama kunjungan wisatawan adalah 3 hari
dengan pengeluaran rata-rata Rp. 125.000,- sehingga total dana sub
sektor pariwisata terhadap APBD II per tahun di atas Rp. 30.000.000,-
. Perkembangan terakhir tahun 1998-1999 mencapai Rp. 37.869.000,-
atau 0,10 % dari total dana APBD II pada periode yang sama.
Kondisi ini terus bergerak sampai pada periode 2000 – 2004.
Perkembangannya menyentuh (1). Keragaman budaya, (2). Obyek
wisata, (3). Kelompok/sanggar seni, (4). Pelestarian dan
pengembangan budaya tradisional.
Tercatat di Kabupaten Flores Timur terdapat 43 tarian adat yang
mencerminkan keragaman budaya setempat. Semuanya tersebar
pada masing-masing suku termasuk lagu-lagu daerah, tenun ikat
dengan motif yang beraneka ragam. Simbol yang paling menonjol dan
bersifat monumental adalah rumah adat/Korke dengan sejumlah
atraksi.
Obyek wisata yang paling menonjol di (1). Pulau Solor adalah
panorama Pantai Riangsunge, Benteng Lohayong Fort Hendricus
peninggalan bangsa Portugis, termasuk atraksi tradisional. (2). Pulau
Adonara adalah Kawasan Pantai Deri dan taman laut sebagai obyek
wisata andalan, pantai Waiwuring, Wera Buran-Waitaga, Danau Kota
Kaya serta peninggalan sejarah lainnya. (3). Pulau Mas, Pulau Konga,
Pulau Waibalun, Pulau Kambing, Pulau Suwanggi, Pulau Mekobani
dan Watanpeni. (4). Di Flores Timur Daratan ada Kawaliwu dengan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 47
panorama matahari terbenam, taman laut dan budaya tradisional,
Nopin Jaga, Danau Waibelen, Pantai Baun Botin, Waiplatin, Pantai
Ikan Koten, Meeting Doeng, Pos Informasi Boru, Rumah Adat Muda
Keputu dan Wisata budaya warisan portugis yakni Samana Santa
prosesi Jumad Agung di Larantuka.
Jumlah wisatawan yang berkunjung adalah sebagai berikut:
(1). tahun 2000 wisatawan mancanegara sebanyak 127 orang,
sedangkan wisatawan domestik sebanyak 2.241 orang. (2). tahun
2001 wisatawan mancanegara sebanyak 86 orang, sedangkan
wisatawan domestik sebanyak 2.272 orang. (3). tahun 2002
wisatawan mancanegara sebanyak 77 orang, sedangkan wisatawan
domestik sebanyak 2.153 orang. (4). tahun 2003 wisatawan
mancanegara sebanyak 53 orang, sedangkan wisatawan domestik
sebanyak 1.935 orang. (5). tahun 2004 wisatawan mancanegara
sebanyak 37 orang, sedangkan wisatawan domestik sebanyak 1.818
orang.
Kelompok sanggar seni sebanyak 47 kelompok terdiri dari (1).
milik swasta sebanyak 2 kelompok, (2). milik pemerintah sebanyak 45
kelompok yang dibina oleh Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan
Nasional. Kelompok seni budaya yang memiliki kontribusi terhadap
perkembangan kepariwisataan Kabupaten Flores Timur adalah (1).
Cahaya Mandiri, (2). Teratai, (3). Vinsensia dengan spesifikasi tarian
Muro Ae, (4). Fan Fare St. Cesilia, (5). Selo Wailolong, (6).
Bungalawan, (7). Sirigokok, (8). SMPK Cendana.
Segala aktivitas kepariwisataan senantiasa memperhatikan
kemungkinan akulturasi. Maksudnya prinsip lestari budaya Kabupaten
Flores Timur tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang
berbudaya lamaholot, tetapi dikemas sedemikian rupa sehingga
memiliki nilai jual yang tinggi. Daya tariknya tidak membuat unsur
budaya setempat terkontaminasi dengan unsur-unsur budaya lainnya
yang pada gilirannya menghilangkan jati diri masyarakat yang
berbudaya lamaholot.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 48
A g a m a Penduduk Kabupaten Flores Timur menganut beragam
keyakinan ajaran agama. Hampir di semua Kecamatan dalam Wilayah
Kabupaten Flores Timur penganut agama tersebar, sehingga di
kecamatan manapun dapat dijumpai penganut agama yang berbeda-
beda.
Sampai dengan tahun 1997-1998 jumlah penganut agama di
Kabupaten Flores Timur mencapai 187.414 jiwa. Jumlah penganut
agama tersebut terdiri dari (1). penganut agama Katholik mencapai
54,99 %, (2). Penganut agama Islam mencapai 44,79 %, (3).
Penganut Kristen Protestan mencapai 0,17 %, (4). Penganut agama
Hindu mencapai 0,05 %.
Selama periode 1994-1999 kehidupan keberagamaan
berkembang melalui langkah penataan kehidupan umat beragama,
peningkatan kerukunan hidup umat beragama dan peningkatan peran
serta umat beragama dalam pelaksanaan pembangunan. Memang
banyak hal yang secara kualitatif menunjukan adanya perkembangan
pembangunan di bidang agama tetapi tidak terukur, disamping
terdapat beberapa hal yang dapat diukur perkembangannya yaitu (1).
Rehabilitasi pembangunan sarana peribadatan meliputi masjid
sebanyak 10 buah, gereja/kapela sebanyak 25 buah, membantu
pembangunan pure sebanyak 1 (satu) buah. (2). Membangun gedung
balai nikah sebanyak 1 (satu) buah, dan rehabilitasi gedung balai
nikah sebanyak 1 (satu) buah. (3). Rehabilitasi gedung Kantor Urusan
Agama sebanyak 1 (satu) buah. (4). Pengadaan tanah dan
pembangunan MTs Negeri sebanyak 5 buah. (5). Menyelenggarakan
urusan haji sebanyak 5 kali, termasuk manasik haji di bawah
koordinasi Departemen Agama Kabupaten Flores Timur.
Keadaan penganut agama tersebut berkembang pesat mencapai
216.647 jiwa pada periode 2000-2004. Itu berarti terjadi peningkatan
mencapai 29.233 jiwa atau 15,60 % dari keadaan sebelumnya.
Jumlah penganut agama itu dapat dipilah menjadi (1). Penganut
agama Katholik sebanyak 175.992 jiwa atau 81,23 %, (2). Penganut
Agama Islam sebanyak 39.091 jiwa atau 18,03 %, (3). Penganut
Agama Keristen Protestan sebanyak 1.477 jiwa atau 0,68 %, (4).
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 49
Penganut Agama Hindu/Budha sebanyak 87 jiwa atau 0,04 %.
(Kondisi ini tidak termasuk Lembata).
Pembinaan kehidupan beragama diselenggarakan bersama
semua komponen kelembagaan agama yang ada. Pembinaan itu
berlangsung di lingkungan tempat peribadatan yang terdiri dari (1).
Gereja Katholik sebanyak 119 buah, Kapela sebanyak 141 buah,
dilaksanakan oleh kelembagaan agama yang bersangkutan yaitu
Uskup sebanyak 1 (satu) orang, Pastor sebanyak 87 orang,
Bruder/frater sebanyak 29 orang, Suster 118 orang, Katekis sebanyak
163 orang, Penyuluh 31 orang dan guru agama sebanyak 82 orang.
(2). Gereja Kristen sebanyak 3 buah, dilaksanakan oleh
kelembagaan agama yang bersangkutan yaitu Pendeta sebanyak 3
orang, Penatua sebanyak 14 orang, Diaken sebanyak 17 orang, Guru
sekolah minggu 14 orang, Penyuluh sebanyak 4 orang, dan guru
agama sebanyak 5 orang. (3). Masjid sebanyak 72 buah, Mushollah
sebanyak 42 buah, dilaksanakan oleh kelembagaan agama yang
bersangkutan yaitu Imam sebanyak 144 orang, Khatib sebanyak 144
orang, , Penyuluh sebanyak 39 orang dan guru agama sebanyak 26
orang. (4). Pura sebanyak 1 buah, dilaksanakan oleh kelembagaan
agama yang bersangkutan yaitu Penandita sebanyak 1 (satu) orang,
dan Penyuluh 4 orang.
P o l i t i k Kondisi sosial politik selama periode 1994-1999
perkembangannya ke arah penerapan demokrasi yang semakin baik.
Hal ini ditandai dengan sejumlah kegiatan politik yang
mengikutsertakan organisasi peserta pemilu (OPP) maupun
masyarakat, penanganan kasus – kasus kemasyarakatan berpotensi
menimbulkan gejolak dan keresahan.
Kegiatan-kegiatan politik dimaksud meliputi (1). Santiaji politik,
(2). Santiaji Pemilu, (3). Orientasi kewaspadaan nasional, (4).
Pemantapan wawasan kebangsaan sebanyak 3 kali, (5). Penataran
jurkam, (6). Pendidikan Kader Partai menghadapi pemilu, (7). Santiaji
PPD II, PPS masing-masing sebanyak 2 kali, (8). ORPADNAS
sebanyak 1 (satu) kali. Sedangkan penanganan kasus-kasus
bernuansa politik meliputi (1).Kasus penodaan ibadah agama
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 50
sebanyak 6 kasus, (2). Kasus tanah yang berakhir dengan perang
tanding sebanyak 3 kasus, (3). Kasus asusila yang berpotensi perang
antar suku sebanayak 3 kasus.
Pembinaan organisasi politik dalam rangka sukses konsolidasi
dan pengembangan wawasan politik, secara kualitatif tak terukur
melalui (1). Musyawarah organisasi Dati II, (2). Pembentukan
kelembagaan Komcat untuk Organisasi Peserta Pemilu, (3).
Raker/Rapim, (4). Pelatihan Kader, (5). Sosialisasi Peraturan
Perundang-undangan Pemilu serta pengembangan wawasan politik
lewat sejumlah santiaji.
Organisasi Peserta Pemilu terdiri dari (1) PPP dengan komisariat
Kecamatan sebanyak 8 Kecamatan, (2). Golkar dengan komisariat
Kecamatan sebanyak 14 Kecamatan, (3). PDI dengan komisariat
Kecamatan sebanyak 11 Kecamatan. Untuk akses dalam persaingan
politik dan pembangunan demokrasi masyarakat, maka kepada
organisasi peserta pemilu dialokasikan dana pembinaan masing-
masing (1). Tahun 1994-1995 sebesar Rp. 9.000.000. (2). Tahun
1995-1996 sebesar Rp. 9.000.000. (3). Tahun 1996-1997 sebesar Rp.
15.000.000. (4). Tahun 1997-1998 sebesar Rp. 24.000.000. (5). Tahun
1998-1999 sebesar Rp.12.000.000. Selain itu untuk menunjang
suksesnya Pemilu maka kepada organisasi peserta pemilu diberikan
bantuan sarana mobilitas yakni (1). PPP berupa 1 (satu) unit
kendaraan roda 2, (2). Golkar berupa 1 (satu) unit kendaraan roda 2,
(3). PDI berupa 1 (satu) unit kendaraan roda 2.
Sasaran pembinaan peningkatan kehidupan politik dan
demokrasi ditujukan kepada (1). Organisasi kemasyarakatan pemuda
dengan memfasilitasi dana mencapai Rp. 22.250.000. (2). Organisasi
profesi fungsional dengan memfasilitasi dana mencapai Rp.
22.250.000. (3). Organisasi peserta pemilu memfasilitasi dana
mencapai Rp. 69.000.000. Kondisi terakhir dalam periode yang sama
(1). Organisasi kemasyarakatan pemuda sebanyak 7 buah, (2).
Organisasi berdasarkan kesamaan fungsi sebanyak 22 buah, (3).
Organisasi berdasarkan kesamaan profesi sebanyak 24 buah, (4).
Organisasi berdasarkan kesamaan agama sebanyak 13 buah, (5).
Organisasi berdasarkan kesamaan hobi atau kegiatan sebanyak 8
buah.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 51
Pada masa pemerintahan 2000-2004, perkembangan sosial
politik terarah pada (1). Pengembangan budaya politik serta
pemberdayaan infrastruktur politik, yang ditandai dengan berdiri dan
eksisnya 48 partai politik, diikuti dengan proses verifikasi untuk pemilu
2004. Hasil verifikasi melegitimasi 24 partai politik tingkat nasional dan
eksis di Kabupaten Flores Timur. Partisipasi masyarakat dalam proses
politik memperlihatkan adanya peningkatan yakni pada pemilu
legislatif mencapai 93%, Pemilu Presiden tahap I mencapai 89 % dan
pada Pemilu Presiden tahap II mencapai 87 %, sehingga rata-rata
mencapai 90 %. Peningkatan yang sama terlihat pada partisipasi
politik LSM dari 50 buah pada tahun 2000 menjadi 73 buah pada
tahun 2004 yakni LSM yang bergerak di bidang Usaha Kesejahteraan
Sosial dan SDM sebanyak 29 buah, LSM yang bergerak di bidang
SDM, SDA dan UKS, LH sebanyak 11 buah, LSM yang bergerak
dibidang pendidikan dan UKS sebanyak 28 buah, dan LSM yang
bergerak di bidang SDM, UKS, Kesehatan dan Advokasi sebanyak 5
buah. (2). Pengembangan pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat meliputi monitoring wilayah sebanyak 250 kali, rapat
MUSPIDA sebanyak 60 kali, koordinasi dan fasilitasi kamtibmas
dengan para camat dalam rangka penanggulangan masalah aktual
dan fasilitasi bawah kendali operasi keamanan serta pengadaan
armada penunjang kapal multi fungsi. (3). Pengembangan kegiatan
penanggulangan kondisi luar biasa/ peningkatan perlindungan
masyarakat. (4). Proses demokrasi melalui fasilitasi lembaga pemilu
(KPU dan Panwaslu) meliputi rekruitmen personil PPK sebanyak 65
orang, personil PPS sebanyak 639 orang dan personil KPPS
sebanyak 4.986 orang. Distribusi logistik pemilu, berikut operasional
kegiatan pengawasan pemilu.
Permasalahannya adalah (1). Kesempatan belajar yang terbuka
belum dimanfaatkan secara optimal karena alasan ekonomi,
(2). Kekurangan tenaga guru yang tidak dapat teratasi dari tahun ke
tahun, sedang rombongan belajar berkembang pesat, (3). Partisipasi
belajar kasar masih berbanding terbalik dengan partisipasi belajar
murni, (4). Keterbatasan sarana maupun prasarana pendidikan, (5).
Masih terbatasnya fasilitas layanan kesehatan yang belum dapat
teratasi dari tahun ke tahun, sedang kebutuhan akan layanan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 52
kesehatan semakin meningkat, (6). Masih terbatasnya tanaga
kesehatan menurut kualifikasi keahlian maupun tenaga kesehatan
umumnya, (7). Masih terdapat status gizi buruk masyarakat dan
berkembangnya wabah penyakit tertentu bersamaan dengan
perubahan kondisi alam/ musim, (8). Belum adanya peningkatan
status dan tipe Rumah Sakit Umum Daerah dan tidak dapat
mengakomodir tenaga medis spesialis sejalan dengan
berkembangnya kebutuhan akan layanan kesehatan secara
proporsional, (9). Belum memadainya perumahan rakyat, (10).
Lingkungan pemukiman yang belum tertata baik, sehingga belum
memenuhi syarat kelayakan hidup manusia, alam dan makhluk hidup
lainnya, (11). Pengelolaan obyek wisata belum optimal, (12). Promosi
daya tarik wisata belum maksimal, (13). Terbatasnya sarana dan
prasarana pariwisata, (14). Masih terjadi generalisasi permasalahan
masyarakat menjadi masalah agama yang besar pengaruhnya
terhadap suasana kehidupan keberagamaan masyarakat, (15).
Masuknya muatan kepentingan individu atau kelompok dalam proses
pembinaan kehidupan keberagamaan masyarakat, sehingga di sana-
sini terjadi penyimpangan. (16). Persaingan antar partai politik,
melibatkan masyarakat pendukung, sehingga praktek politik masih
menyisakan sejumlah pertentangan antar parpol. (17). Jangkauan
pembinaan kehidupan politik masih terbatas pada wadah atau
organisasi politik dan kemasyarakatan, (18). Praktek politik masih
berorientasi pada rekrutmen keanggotaan DPR/DPRD, sehingga
mengabaikan pendidikan politik masyarakat.
Kondisi perkembangan Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan
Sosial, Pariwisata dan Budaya, Agama dan Politik Kabupaten Flores
Timur baik dengan sejumlah masalah yang berkembang sebagaimana
terurai telah memberikan gambaran bahwa (1). Suasana pendidikan
telah berlangsung sebagaimana mestinya sejak SD sampai dengan
SMTA, akan tetapi masih dijumpai sejumlah kekuarangan pada
tataran sarana dan prasarana pendidikan, serta ketenagaan. (2).
Pembangunan pendidikan telah menyentuh pendidikan dasar dan
lanjutan sedang pengembangan pendidikan tinggi belum menjadi
prioritas. (3). Penyelenggaraan pendidikan telah berhasil meluluskan
anak didik dalam prosentase yang cukup tinggi, tetapi bersamaan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 53
dengan itu masih terdapat drop out dalam jumlah yang cukup tinggi
untuk jenjang SD, SMTP maupun SMTA. (4). Pembangunan
pendidikan telah mendorong partisipasi masyarakat yang cukup baik,
akan tetapi antara partisipasi belajar kasar dengan partisi belajar
murni terjadi selisih yang terlalu tajam, yaitu partisipasi belajar kasar
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan partisipasi belajar murni. (5).
Fasilitas kesehatan menurut jenis dan fungsinya yang telah tersedia
sudah mampu melayani kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat,
tetapi masih dalam jumlah yang terbatas disamping kelangkaan
fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. (6). Rekruitmen tenaga
kesehatan yang ada telah melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat walaupun masih dalam jumlah dan spesifikasi yang
terbatas. (7). Telah dilakukan optimalisasi pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat melalui rumah sakit umum yang memiliki
keterbatasan sarana dan parasana kesehatan maupun keterbatasan
ketenagaan, meskipun belum terjadi peningkatan status rumah sakit.
(8). Telah banyak memerangi perkembangan status gizi masyarakat
walaupun di sana-sini masih terdapat banyak anggota masyarakat
tertentu memiliki status gizi buruk dan sedang. (9). Upaya pembinaan
dan pengembangan perumahan rakyat melalui pola resetlemen
walaupun belum mencapai seluruh wilayah Kabupaten Flores Timur.
(10). Pembinaan dan Pengembangan lingkungan telah berlangsung
dengan program sanitasi lingkungan walaupun belum mencapai
seluruh wilayah Kabupaten Flores Timur. (11) Pengembangan
pariwisata berlangsung dengan menjual obyek-obyek wisata
teridentifikasi walaupun belum optimal. (12). Promosi daya tarik wisata
mencapai wilayah mancanegara, sehingga banyak mengundang
perhatian dan keinginan wisatawan mancanegara berkunjung ke
Kabupaten Flores Timur, walaupun masih terjadi ketimpangan
kunjungan antar event pariwisata. (13). Sarana dan prasarana
pariwisata yang tersedia secara konvensional mampu melayani arus
kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik, walaupun
belum memenuhi standar baik jumlah maupun peruntukannya.
(14) Kerukunan hidup intern maupun antar umat beragama terbina
baik walaupun disana sini secara kasuistis terjadi gejolak yang
menjurus pada ancaman terhadap stabilitas keamanan dan ketertiban
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 54
masyarakat. (15) Kehidupan keberagamaan berlangsung dalam
pengelolaan Departemen Agama Kabupaten Flores Timur bersama
komponen terkait lainnya, walaupun masih terkontaminasi oleh gejolak
politik lokal, sehingga penonjolan kepentingan cenderung
mengemuka. (16) Pembinaan kehidupan politik masyarakat
berlangsung dalam suasana politik lokal yang terkendali, walaupun
pelaku politik cenderung memobilisasi masyarakat pendukung. (17)
Proses pendidikan politik masyarakat berlangsung melalui intervensi
partai politik, walaupun masih bersifat berkala berdasarkan momen
politik yang tercipta dengan jangkauan masih terbatas pada
wadah/lembaga politik atau lembaga kemasyarakatan.
Dengan demikian maka masih terdapat peluang untuk
mengembangkan kehidupan sosial budaya dan politik sedemikian
rupa agar dapat mengangkat harkat dan martabat manusia dan
masyarakat Kabupaten Flores Timur. Untuk masa 20 tahun yang akan
datang dapat diproyeksi adanya peluang (1) Peningkatan sarana dan
prasarana pendidikan serta ketenagaan terutama tenaga guru. (2)
Pengembangan pendidikan tinggi disamping meningkatkan
pembinaan pendidikan pada jenjang SD sampai dengan SMTA. (3).
Meminimalisir drop out SD sampai SMTA melalui pendekatan
pemberian beasiswa atau bebas SPP dan subsidi sekolah. (4)
Meningkatkan fasilitasi kesehatan dan ketenagaan baik jumlah
maupun jenis, serta spesifikasinya. (5) Meningkatkan status Rumah
Sakit Umum Daerah dari type D ke type C. (6) Peluang perbaikan gizi
buruk dan gizi sedang bagi masyarakat, (7) Pembinaan dan
peningkatan perumahan rakyat dan pemukiman secara merata ke
wilayah-wilayah pedesaan. (8) Melakukan optimalisasi pengelolaan
obyek wisata teridentifikasi sehingga mampu meningkatkan nilai jual
dan popularitasnya. (9) Mengintensifkan promosi wisata melalui
berbagai media untuk mengurangi terjadinya ketimpangan kunjungan
wisatawan terhadap semua peristiwa wisata yang ada. (10)
Meningkatkan sarana dan parasarana wisata agar mencapai standar,
jumlah dan peruntukannya. (11) Pemantapan kerukunan hidup antar
umat beragama dan menekan kemungkinan terjadinya gejolak tertentu
melalui upaya cegah dini. (12) Meningkatkan peran Departemen
Agama dan komponen-komponen lainnya dalam melakukan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 55
pembinaan kehidupan keberagamaan bagi masyarakat yang bebas
nilai. (13) Pembinaan kehidupan politik yang akomodatif dan
berorientasi pada politik lokal ke masa depan. (14). Mengembangkan
proses pendidikan politik secara intensif berkesinambungan yang
melibatkan semua pihak baik individu maupun kelompok.
Peluang-peluang tersebut apabila dikembangkan secara
maksimal, maka akan banyak memberikan kontribusi terhadap
kehidupan sosial budaya dan politik masyarakat. Setidak-tidaknya
dengan mengembangkan peluang tersebut dapat menekan berbagai
ancaman terhadap pembangunan terutama pembangunan sosial
budaya dan politik yang akan datang. Pada saat yang sama
berpengaruh terhadap pengendalian kondisi sosial budaya dan politik
yang mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan secara
memadai.
Dalam kurun waktu 2005-2025 ancaman pembangunan yang
menonjol dan bahkan dapat menghambat laju pembangunan
Kabupaten Flores Timur adalah (1) Adanya tekanan jumlah penduduk
yang semakin meningkat. Bersamaan dengan itu parameter
kependudukan diperkirakan akan mengalami perbaikan yang ditujukan
pada menurunnya angka kelahiran, meningkatnya usia harapan hidup
dan menurunnya angka kematian bayi. (2). Ancaman rendahnya
kualitas sumber daya manusia mengakibatkan rendahnya produktifitas
dan daya saing perekonomian daerah. Ini berarti pembangunan
pendidikan dan kesehatan terutama diarahkan untuk meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Tingginya angka kematian
bayi, balita dan ibu melahirkan, serta tingginya proporsi balita kurang
gizi, tingginya kesenjangan status kesehatan dan akses terhadap
pelayanan kesehatan menjadi ancaman yang mau tidak mau harus
dihadapi. Selanjutnya penyediaan pelayanan pendidikan berkualitas
untuk meningkatkan proporsi penduduk yang menyelesaikan
pendidikan dasar ke jenjang-jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
sekaligus menurunkan penduduk buta aksara. (3). Ancaman arus
globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi sedikit banyak menyerang jati diri masyarakat, sehingga
perlu upaya untuk mempertahankan jati diri tersebut sekaligus
memanfaatkan kemajuan tadi guna membangun toleransi terhadap
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 56
keragaman budaya dan meningkatkan daya saing melalui penyerapan
nilai-nilai universal. (4) Ancaman mewujudkan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari, sekaligus mewujudkan kerukunan antar dan
intern umat beragama. (5). Ancaman menjaga proses konsolidasi
demokrasi secara berkelanjutan. Melaksanakan reformasi struktur
politik, proses politik dan budaya politik demokrasi yang bergerak
bersamaan dan berkelanjutan.
Permasalahannya adalah (1) Ketergantungan terhadap lembaga
pendidikan formal demikian kuatnya dengan asumsi yang keliru,
sehingga mengabaikan pengembangan penyediaan lembaga
pendidikan nonformnal yang memiliki andil meningkatkan mutu SDM.
(2). Proses alih teknologi apalagi teknologi komunikasi dan informasi
telah menjadi komitmen dunia di tengah arus globalisasi yang besar
pengaruhnya terhadap upaya mempertahankan jati diri. (3). Fanatisme
sempit masih merupakan bagian dari kehidupan umat beragama
sebagai akibat dari kelangkaan komunikasi dan konsultasi antar umat
beragama maupun antara umat beragama dengan pemerintah. (4).
Terabaikannya makna penting persatuan nasional yang didasarkan
pada aspek keanekaragaman, desentralisasi, dan keadilan sosial.
Disamping belum cukup besarnya kapasitas kelas menengah yang
diperlukan bagi pembangunan masyarakat baik ekonomi maupun
pendidikan.
Bertitik tolak pada proyeksi peluang, ancaman dan permasalahan
sebagaimana tersebut di atas, maka secara progres pembangunan
Kabupaten Flores Timur dalam kurun waktu 2005-2025 berhasil (1)
Menyediakan sarana maupun prasarana pendidikan dan kesehatan
serta ketenagaan terutama tenaga guru dan tenaga medis baik
jumlah, jenis maupun klasifikasi yang memadai. (2)
Menyelenggarakan pendidikan formal untuk semua jenjang, mulai dari
SD sampai dengan Perguruan tinggi baik diploma, strata satu maupun
pasca sarjana dan pendidikan non formal melalui lembaga-lembaga
pendidikan non formal untuk semua jenjang. (3) Menurunkan angka
drop out untuk semua jenjang pendidikan sampai pada titik nol. (4)
Memperoleh penetapan peningkatan status Rumah Sakit Umum
Larantuka sekurang-kurangnya dari tipe D ke tipe C. (5) Menurunkan
angka kematian bayi/balita, ibu melahirkan, angka bayi/balita dengan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 57
status gizi buruk dan sedang, serta meningkatkan angka usia harapan
hidup setara dengan angka harapan hidup nasional yaitu 66,6 tahun
pada tahun 2025. (6). Mengelola obyek pariwisata secara profesional
dan mengintensifkan promosi daya tarik wisata sekaligus
menyediakan sarana dan prasarana wisata sesuai standar, jumlah dan
peruntukannya. (7) Memantapkan kerukunan hidup antar maupun
intern umat beragama, antar umat beragama dengan pemerintah yang
ditunjang dengan iklim komunikasi yang intensif. (8) Terselenggaranya
konsolidasi demokrasi dan struktur politik, proses politik dan budaya
politik yang demokratis.
Keberhasilan pembangunan pada tataran sosial budaya dan
politik dimaksud, akan mengubah kondisi sosial budaya dan politik,
Kabupaten Flores Timur yang dapat diprediksi sebagai berikut (1).
Kondisi Pendidikan Kabupaten Flores Timur berada pada tingkat
kemapanan dan memenuhi standar indikator jenjang, ketenagaan,
kelulusan, sarana dan prasarana, dan kurikulum, kecuali partisipasi
belajar murni. (2). Kondisi kesehatan masyarakat berada pada derajat
kesehatan yang memenuhi standar indikator menurunnya tingkat
kematian bayi/balita dan ibu melahirkan, dan meningkatnya usia
harapan hidup yang didukung oleh proses pelayanan kesehatan yang
memadai. (3). Kondisi Perumahan rakyat dan pemukiman berada
pada tingkat kelayakan baik teknis maupun kesehatan yang tersebar
merata di seluruh wilayah Kabupaten Flores Timur dengan sanitasi
lingkungan yang memadai. (4). Kondisi kesejahteraan sosial
masyarakat termasuk para penyandang cacat, korban repatriasi,
jompo, anak terlantar dan janda perintis kemerdekaan/pahlawan
berada pada derajat kehidupan yang memenuhi standar yang layak
dengan tingkat perekonomian yang meningkat, sehingga mampu
mengimbangi perubahan pasar. (5) Kondisi kehidupan keberagamaan
masyarakat Kabupaten Flores Timur yang harmonis dan memiliki
derajat keimanan dan ketaqwaan yang tinggi kepada Tuhan Yang
Maha Esa. (6). Kondisi kehidupan politik masyarakat yang jauh dari
gejolak yang menimbulkan keresahan masyarakat, dan semua pihak
memiliki tingkat partisipasi politik yang otonom dalam
mewujudnyatakan hak dan kewajibannya, bukan melakukan
mobilisasi masa untuk dan atas nama masyarakat. (7). Kondisi
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 58
Kepariwisataan terkelola secara profesional yang mampu memberikan
nilai estetika dengan harga jual yang tinggi, sekaligus menunjang
perekonomian daerah.
5. Kondisi Prasarana dan Sarana Selama periode 1994-1999 fokus perhatian pengembangan kondisi
prasarana dan sarana Kabupaten Flores Timur adalah prasarana dan
sarana perhubungan dengan kondisi dan perkembangan masing-
masingnya sebagai berikut :
Prasarana Perhubungan Perkembangan kondisi prasarana perhubungan darat sampai
dengan akhir periode 1994-1999 berupa jalan dengan panjang
mencapai 1.158,93 km, terdiri dari (1). Jalan Negara sepanjang 66,90
km, (2). Jalan Propinsi sepanjang 107,85 km, (3). Jalan Kabupaten
sepanjang 984,18 km. Sementara prasarana perhubungan laut
meliputi (1). Dermaga perintis berkonstruksi beton sebanyak 4 buah,
(2). Dermaga tambatan beton swadaya sebanyak 3 buah, (3).
Dermaga yang sedang dikembangkan sebanyak 10 buah. Sedangkan
prasarana perhubungan udara terdiri dari (1). Pelabuhan udara kelas
IV Gewayantana Larantuka, (2). Pelabuhan udara perintis Wunopito di
Lewoleba. (Kondisi ini masih termasuk Lembata).
Akan halnya dengan prasarana perhubungan, maka sarana
perhubungan Kabupaten Flores Timur juga mencakup sarana
perhubungan darat dan sarana perhubungan laut. Untuk sarana
perhubungan darat perkembangannya sampai akhir periode 1994-
1999 hanya berkaitan dengan kelancaran transpotasi angkutan
pedesaan dan angkutan kota. Jenis alat angkot meliputi (1). Bus, (2).
Mikrolet/bemo, (3). Truk, (4). Becak. Sedangkan sarana perhubungan
laut yang tersedia meliputi (1). KMP Fery rute Kupang-Larantuka, yang
melayani pelayaran 3 kali dalam satu minggu, (2). Kapal Penumpang
PELNI sebanyak 2 buah, yang melayani pelayaran arus penumpang
dan barang sebanyak 2 kali dalam satu bulan, (3). Armada pelayaran
rakyat sebanyak 23 buah yang melayani pelayaran penyeberangan
dalam wilayah Kabupaten Flores Timur.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 59
Kondisi prasarana dan sarana perhubungan tersebut sampai
dengan akhir periode 1994-1999 terasa belum cukup memadai jika
dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Percepatan komunikasi
antar wilayah terasa demikian tersekat bahkan seringkali menimbulkan
inefisiensi pemanfaatan waktu dan modal bagi para pelaku ekonomi.
Disamping sejumlah fenomena lainnya seperti kebutuhan akan
pelayanan kesehatan secara cepat selalu terhambat oleh arus
komunikasi yang hanya didukung oleh prasarana dan sarana
perhubungan yang sangat terbatas dan lain-lain.
Memperhatikan kondisi sarana dan prasarana perhubungan baik
darat maupun laut yang demikian, maka selama periode 2000-2005
dilakukan upaya peningkatan, sehingga sampai dengan akhir periode
tersebut menunjukan adanya peningkatan pada :
Jalan dan Jembatan Kondisi jalan dan jembatan Kabupaten Flores Timur
sampai dengan akhir periode 2000-2004 adalah (1). Jalan
sepanjang 2.012,74 km yang berarti mengalami peningkatan
sepanjang 853,81 km atau 73,67 % dari panjang jalan pada
akhir periode 1994-1999. Panjang jalan tersebut merupakan
akumulasi dari (1.1). Jalan nasional/Negara sepanjang 68 km,
mengalami peningkatan dari jalan Negara sebelumnya
mencapai 1,1 km atau 1,64 %, (1.2). Jalan Propinsi sepanjang
169,21 km, mengalami peningkatan dari jalan propinsi
sebelumnya mencapai 61,36 km atau 56,90 %, (1.3). Jalan
Kabupaten sepanjang 597,34 km, mengalami penurunan
mencapai 386,84 atau 64,76 % (terjadi peningkatan jalan
kabupaten ke jalan propinsi dan jalan Negara), (1.4) Jalan Desa
sepanjang 467,50 km. (2). Jembatan sepanjang 710,60 m
berada pada kondisi (2.1). Baik sepanjang 493,10 m atau 69,39
%, (2.2). Rusak Ringan sepanjang 204,50 m atau 28,78 %,
(2.3). Rusak Berat sepanjang 13 m atau 1,83 %.
Apabila kondisi jalan tersebut disandingkan dengan
indikator standar pelayanan jaringan jalan, maka dapat
disimpulkan (1). Panjang jalan seluruhnya adalah 2.012,74 km
di atas luas wilayah daratan 1.812,85 km2, maka nilai
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 60
aksesibilitas mencapai 1,11 km/km2 lebih besar dari standar
pelayanan minimum 0,05 km/km2. Itu berarti panjang jalan yang
ada sudah cukup untuk dapat mengakses ke seluruh wilayah
Kabupaten Flores Timur. Akan tetapi dalam kenyataannya
masih terdapat sejumlah wilayah yang belum terjamah
prasarana dan sarana jalan. (2). Jumlah penduduk sebanyak
216.647 jiwa, maka nilai mobilitasnya adalah 9,29 km/1000
penduduk. Angka ini lebih besar dari standar mobilitas
penduduk 0,50 km/1000 penduduk. Ini berarti prasarana jalan di
Kabupaten Flores Timur sudah cukup untuk mobilitas orang,
barang dan jasa. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak
demikian. (3). Akumulasi jenis permukaan jalan adalah (3.1).
Aspal, sepanjang 481,19 km atau 23,90 %, (3.2). Rabat,
sepanjang 16,40 km atau 0,77 %, (3.3). Perkerasan, sepanjang
355,80 km atau 17,67 %, (3.4). Tanah, sepanjang 449,75 km
atau 57,66 %, sedangkan akumulasi kondisi jalan adalah (3.5).
Baik, sepanjang 172,90 km atau 8,59 %, (3.6). Rusak ringan,
sepanjang 352,23 km atau 17,50 %, (3.7). Rusak berat,
sepanjang 777,01 km atau 73,91 %, maka pada aspek
kelayakan teknis menunjukan kurang adanya pemeliharaan dan
atau perawatan, sedang pada pada aspek ekonomis, kontribusi
jalan dengan kondisi tersebut kurang memberikan manfaat
ekonomi, bahkan berdampak pada inefisiensi.
Transportasi dan Armada Angkutan Darat Kondisi jaringan transportasi dan armada angkutan darat
sampai dengan tahun 2004 adalah (1). Flores Timur Daratan,
angkutan kota sebanyak 4 jaringan dengan jumlah armada
sebanyak 138 unit, sedangkan angkutan perdesaan sebanyak
12 jaringan bagian timur dengan jumlah armada sebanyak 34
unit mikrolet dan 4 unit truk, berikut angkutan pedesaan bagian
barat sebanyak 15 jaringan dengan jumlah armada sebanyak 55
unit mikrolet dan 4 unit truk. (2). Daratan Adonara, angkutan
kota sebanyak 1 (satu) jaringan dengan jumlah armada
sebanyak 12 unit, sedangkan angkutan perdesaan sebanyak
14 jaringan dengan jumlah armada sebanyak 52 unit mikrolet
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 61
dan 53 unit truk, (3). Daratan Solor, jaringan lintas dengan
jumlah armada sebanyak 10 unit mikrolet dan 7 unit truk
disamping angkutan alternatif berupa ojek.
Untuk melayani jaringan antar daerah terdapat 26 unit
armada BUS AKDP dengan rute Maumere, Ende dan Bajawa.
Kondisi transportasi dan armada angkutan darat ini belum
cukup melayani arus orang dan barang keluar dan masuk ke
Wilayah Kabupaten Flores Timur. Meskipun demikian terasa
sudah mampu mengurangi kesulitan komunikasi darat selama
ini, tetapi belum memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan
efektifitas komunikasi masyarakat. Kondisi transportasi dan
armada angkutan darat dilengkapi dengan terminal tipe C
sebanyak 4 unit yang tersebar di (1). Kecamatan Larantuka
sebanyak 3 unit, (2). Kecamatan Adonara Timur sebanyak 1
(satu) unit.
Transportasi dan Armada Angkutan Laut Kondisi jaringan transportasi dan armada angkutan laut
sampai dengan tahun 2004 adalah (1). Flores Timur – Kupang –
Alor – Maumere – Sulawesi – Surabaya, (2). Larantuka –
Adonara Timur – Lembata, (3). Larantuka – Solor Timur, (4).
Larantuka – Solor Barat, (5). Larantuka - Adonara Barat, (6).
Larantuka- Tobilota. Frekuensi kunjungan kapal (armada laut)
yang paling ramai adalah pelabuhan Larantuka, menyusul
pelabuhan Waiwerang, Terong, Tobilota, Waiwadan, Pamakayo
dan Menanga serta pelabuhan Waibalun.
Perkembangan frekuensi kunjungan kapal/armada sampai
dengan tahun 2004 untuk pelabuhan Larantuka sebanyak 6.486
kali. Jika dibandingkan dengan frekuensi kunjungan tahun-
tahun sebelumnya, maka mengalami kenaikan yang cukup
tajam yaitu 3,64 % dari tahun 2003 dan 7,24 % dari tahun 2002.
Arus bongkar muat pada pelabuhan tersebut tahun 2002-2004
(1). Manusia, arus bongkar mencapai 693.937 orang dan arus
muat mencapai 385.289 orang, (2). Barang, arus bongkar
mencapai 182.728 orang dan arus muat mencapai 84.917
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 62
orang, (3). Hewan, arus bongkar mencapai 1.010 ekor, dan arus
muat mencapai 303 ekor.
Total pelabuhan/dermaga sebanyak 30 unit yang tersebar
di 12 kecamatan. Berdasarkan hirarki/peran dan fungsinya,
maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut (1).
Pelabuhan/dermaga nasional sebanyak 4 unit yakni Larantuka,
Tobilota, Terong dan Menanga, (2). Pelabuhan/dermaga lokal
sebanyak 25 unit yaitu Oka, Delang, Laka, Waiklibang, Lato,
Waiwerang, Samasoge, Baniona, Lamakera, Lohayong,
Lewokaha, Podor, Ongalereng, Pamakayo, Nuisadani,
Ritaebang, Balaweling II dan Waidoko. (3). BUMN sebanyak 1
(satu) unit yaitu pelabuhan Waibalun. Sedangkan menurut
konstruksinya maka dapat digolongkan (1). Konstruksi beton
sebanyak 5 unit, (2). Darurat sebanyak 18 unit.
Listrik, Air dan Irigasi
Kondisi kelistrikan selama periode 2000-2004,
perkembangannya cukup baik, walaupun belum sepenuhnya
memenuhi kebutuhan masyarakat, apalagi kebutuhan investor.
Kapasitas terpasang untuk Perusahaan Listrik Negara (PLN) Ranting
Larantuka sebesar 2.282 KVA dengan daya mampu sebesar 1.725
KVA. PLN Ranting Larantuka terbagi dalam (1). Sub Ranting
Wulanggitang, (2). Sub Ranting Lewolaga, (3). Sub Ranting Larantuka,
(4). Sub Ranting Solor Timur, (5). Sub Ranting Solor Barat, (6). Sub
Ranting Adonara Timur, (7). Sub Ranting Ile Boleng, (8). Sub Ranting
Witihama dan (9). Sub Ranting Adonara Barat.
Jangkauan pelayanan PLN memang telah sampai pada 13
Kecamatan, akan tetapi belum semua rumah tangga menikmati
pelayanan tersebut. Sebabnya adalah secara ekonomis sebagian
masyarakat desa belum memiliki kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya yang disyaratkan oleh PLN disamping hambatan teknis
lainnya. Karena itu dari 213 desa/kelurahan PLN baru melayani 111
desa/kelurahan.
Alternatif layanan listrik untuk masyarakat pedesaan selain
pasokan listrik PLN, juga menggunakan pembangit listrik tenaga surya
(PLTS), dan Genset. Bagi desa/wilayah yang belum memperoleh
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 63
layanan maka untuk kepentingan penerangan rumah banyak
diantaranya menggunakan lampu petromaks dan lampu pelita.
Sebaran layanan listrik untuk rumah tangga adalah (1).
Bersumber dari PLN sebanyak 16.367 rumah tangga atau 37,29 %,
(2). Bersumber dari pembangkit listrik Genset sebanyak 9.495 rumah
tangga atau 21,63 %, (3). Khusus Desa Nobokonga seluruhnya
menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Rumah tangga
yang menggunakan sumber penerangan non listrik terdiri dari (1).
Sumber penerangan berupa lampu petromaks dan (2). Sumber
penerangan lampu pelita seluruhnya mencapai 1.011 rumah tangga
atau 2,3 %.
Selain pasokan listrik yang memiliki sejumlah kendala, pasokan
air bersih yang hingga saat ini belum memenuhi standar kebutuhan
minimum yaitu 130 liter per orang per hari. Hal ini dikarenakan oleh
ketersediaan air dengan debit yang demikian rendah, sumber mata air
permukaan relatif terbatas serta secara teknis sistem jaringan
terpasang tidak dapat mengoptimalkan kondisi debit air tersebut untuk
layanan kebutuhan masyarakat.
Tercatat jumlah mata air permukaan di Kabupaten Flores Timur
sebanyak 113 buah tetapi baru dimanfaatkan sampai dengan tahun
2004 sebanyak 48 buah atau 42,50 %. Kondisi ini kemudian ditunjang
dengan pengadaan sumur bor sebanyak 19 titik, dan embung-embung
sebanyak 7 buah.
Oleh karena Kabupaten Flores Timur memiliki curah hujan yang
relatif sangat rendah, maka dengan kondisi air tersebut tentunya tidak
mampu memenuhi kebutuhan lainnya kecuali air minum bersih.
Meskipun demikian Kabupaten Flores Timur merupakan Kabupaten
agraris di propinsi Nusa Tenggara Timur, maka kebutuhan air untuk
kepentingan pertanian merupakan suatu keharusan untuk disediakan.
Dalam kondisi yang serba terbatas itu telah diupayakan 29
titik/daerah irigasi dengan luas areal mencapai 3.190 ha terdiri dari (1).
Luas potensial mencapai 2.571 ha, dan (2). Luas fungsional mencapai
519 ha. Secara umum gambaran kondisi daerah irigasi (1). Pada
saluran pembawa di atas tanah mencapai 1.099 m1 atau 26,59 %
dengan pasangan mencapai 3.034 m1 atau 73,41 %. (2). Saluran
sekunder di atas tanah mencapai 13.704 m1 atau 50,34 %, dengan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 64
pasangan mencapai 13.518 m1 atau 49,66 %. (3). Saluran tersier di
atas tanah mencapai 20.554 m1 atau 94,40 %, dengan pasangan
mencapai 1.127 m1 atau 5,52 %.
Permasalahannya adalah (1). Perencanan pembangunan jalan
dan jembatan berorientasi pada pemenuhan target anggaran yang
tersedia, sehingga terkesan parsial, (2). Tidak memperhatikan prinsip
aksesibilitas dan kemungkinan menjadi prasyarat pananaman modal
asing maupun dalam negeri, (3). Pembangunan jalan dan jembatan
tidak diikuti dengan pemeliharaan dan atau perawatan semestinya,
(4). Adanya ketimpangan mobilitas angkutan penumpang, barang dan
jasa baik darat maupun laut, (5). Terbatasnya sarana dan prasana
transportasi laut, (6) Adanya dualisme pengelolaan laut antara
pemerintah daerah dengan pemerintah. (7). Terbatasnya kemampuan
masyarakat untuk memperoleh layanan listrik, disamping pasokan
listrik belum memadai, (8). Terbatasnya debit air disamping sistem
jaringan yang belum tertata baik sehingga belum mencukupi standar
kebutuhan minimum masyarakat, (9). Terbatasnya sumber air dan
lahan irigasi sehingga areal layanan terbatas.
Kondisi perkembangan prasarana dan sarana daerah baik
jumlah maupun persebarannya dengan berbagai permasalahannya
sebagaimana dijelaskan memberikan gambaran bahwa (1) Jalan dan
jembatan terbangun mencapai 2.012 km di atas luas wilayah 1.812,85
km2 dengan nilai aksesibilitas mencapai 1,11 km/km2. (2) Kondisi jalan
dan jembatan bervariasi dengan jenis permukaan aspal, rabat,
perkerasan dan tanah dalam keadaan baik mencapai 172,90 km atau
8,59 %, rusak ringan mencapai 352,23 km atau 17,50 %, dan rusak
berat mencapai 777,01 km atau 73,91 %. (3) Mobilitas angkutan
penumpang, barang dan jasa berlangsung/bergerak cukup lancar
meskipun di sana-sini terjadi ketimpangan arus angkutan antar
wilayah. (4) Prasarana dan sarana transportasi laut terbangun dan
terolah meliputi pelabuhan nasional, pelabuhan lokal, pelabuhan
BUMN dan pelabuhan sementara. (5). Pasokan listrik Negara telah
mencapai 111 desa dari 213 desa dalam Wilayah Kabupaten Flores
Timur, disamping pembangkit listrik tenaga surya dan genset. (6).
Pasokan air bersih telah mencapai 46,3 % dari total penduduk
Kabupaten Flores Timur, yang berasal dari sumber mata air yang tidak
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 65
dapat memenuhi standar kebutuhan minimum 130 liter perorang per
hari. (7). Kondisi irigasi sebanyak 29 daerah seluas 3.190 ha yang
mampu mengairi lahan potensial seluas 2.671 ha, dan lahan
fungsional seluas 519 ha.
Dengan demikian masih terdapat peluang untuk pengembangan
sarana dan prasarana daerah secara maksimal dalam rangka
melayani kebutuhan masyarakat. Untuk 20 tahun yang akan datang
dapat diproyeksi adanya peluang (1) Peningkatan dan pemeliharaan
jalan dan jembatan untuk mencapai aksesibilitas dan mobilitas barang
dan jasa serta pengembangan sarana dan prasarana transportasi laut
yang memadai. (2) Berkurangnya ketimpangan wilayah berkenaan
dengan bergeraknya arus angkutan penumpang, barang dan jasa
melalui transportasi laut yang berkembang demikian pesatnya. (3)
Meningkatkan pasokan air bersih melalui pengembangan sistem
jaringan dan transmisi sedemikian rupa, sehingga mampu
memaksimalkan potensi sumber mata air yang ada bagi pemenuhan
kebutuhan masyarakat Kabupaten Flores Timur. (4) Meningkatkan
pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
penanaman modal asing maupun dalam negeri. (5) Pengembangan
dan intensifikasi layanan irigasi untuk mengairi lahan potensial
maupun lahan produktif dalam rangka meningkatkan produksi
pertanian.
Peluang-peluang tersebut apabila dikembangkan secara
maksimal, maka akan banyak memberikan kontribusi bagi
ketersediaan sarana dan parasarana daerah. Dengan
mengembangkan peluang tersebut dapat menekan sejumlah
ancaman pembangunan yang akan datang.
Dalam kurun waktu 2005 hingga 2025 ancaman pembangunan
yang menonjol dan bahkan dapat menghambat laju pembangunan
umumnya terutama pembagunan sarana dan prasarana daerah
Kabupaten Flores Timur adalah (1) Meningkatnya pasokan gas bumi
untuk pembangkit tenaga listrik maupun kebutuhan lokal lainnya.
Disamping pemanfaatan sumber daya energi lainnya yang potensial
seperti matahari, energi angin, energi air dan sebagainya, sementara
kemampuan daerah relatif terbatas. (2) Kemajuan teknologi pengairan
yang memiliki kompensasi biaya yang relatif besar memerlukan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 66
kecermatan dalam menganalisis kebutuhan akan air bersih dengan
kemungkinan pengembangan sistem jaringannya. (3) Kedaan
topografis Kabupaten Flores Timur memiliki tingkat kesulitan tinggi,
membutuhkan pengembangan jaringan jalan dengan sistem,
konstruksi dan kriteria kelayakan teknis yang sesuai. (4) Komunikasi
dan hubungan antar pulau yang meningkat dengan mobilitas arus
penumpang dan barang semakin tinggi, menuntut penyediaan sarana
dan prasarana perhubungan laut yang layak.
Permasalahannya adalah (1) Panjang jalan dan jembatan saat ini
telah melampaui standar pelayanan minimum nilai aksesibilitas, akan
tetapi dalam kenyataannya masih terdapat sejumlah wilayah yang
belum tersentuh sarana prasarana jalan. (2) Kondisi prasarana jalan
dan jembatan memiliki tingkat kerusakan yang sangat signifikan
sedang investasi untuk pemeliharaan dan perbaikannya. (3) Pasokan
listrik yang ada mengandung konsekuensi finansial yang relatif sangat
besar sedang kemampuan masyarakat relatif masih rendah, sehingga
berpengaruh terhadap peningkatan pasokan. (4) Secara alami sumber
mata air dengan debit yang rendah dan sistem jaringan yang ada
masih sulit melayani kebutuhan masyarakat akan air bersih. (5) Masih
terbatasnya sarana dan prasarana perhubungan laut untuk
mengakses dinamika hubungan laut yang menjembatani bergeraknya
arus penumpang, barang dan jasa antar pulau dan pelayaran lokal. (6)
Sistem saluran irigasi pembawa, sekunder dan tersier pada 29 daerah
irigasi mampu mengairi luas lahan potensial seluas 2.671 ha, dan
lahan fungsional seluas 519 ha dengan tingkat produksi yang belum
memadai.
Keberhasilan pembangunan pada tataran sosial budaya dan
politik dimaksud, akan mengubah kondisi sosial budaya dan politik,
Kabupaten Flores Timur yang dapat diprediksi sebagai berikut (1).
Kondisi infrastruktur jalan dan jembatan memenuhi syarat baik tingkat
kelayakan teknis maupun kelayakan ekonomis yang memiliki
aksesibilitas baik dalam angka maupun dalam kenyataan. (2) Kondisi
infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana dan prasarana
tarnsportasi laut memadai dan memungkinkan untuk terjadinya
mobilisasi orang, barang dan jasa hingga kepedesaan, antar pulau
maupun lokal (3) Kondisi kelistrikan dan air bersih cukup tersedia dan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 67
memenuhi kebutuhan masyarakat maupun kepentingan investasi bagi
para investor asing dan dalam negeri. (4) Kondisi irigasi secara teknis
terjadi peningkatan sedemikian rupa sehingga mampu memberikan
kemungkinan berhasilnya intensifikasi pada lahan potensional maupun
lahan fungsional yang stagnan dalam rangka peningkatan produksi.
6. Kondisi Pemerintahan Kewajiban menyelenggarakan berbagai kebijakan pembangunan
adalah tugas yang melekat pada Pemerintah Kabupaten. Tugas yang
sejalan dengan azas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Itu berarti penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari azas-
azas pemerintahan tersebut.
Pada tahun 1994-1999 kebijakan pokok penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan adalah
“Dasa Program Prioritas” Kabupaten Flores Timur. Hal ini di satu sisi
merupakan visi sekaligus merupakan jabaran lebih lanjut dari sejumlah
kebijakan nasional, sehingga dasa program prioritas tersebut memiliki
substansi (1) Peningkatan Sumber Daya Manusia, (2) Peningkatan
Pendapatan Perkapita untuk mengatasi kemiskinan, (3) Peningkatan dan
Pengembangan sektor pertanian dan kelautan yang berorientasi pada
pasar dan industri, (4) Mendorong peranan wirausaha, koperasi, dan
pengusaha kecil untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, (5)
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, kondisi sosial masyarakat
dan pendidikan, (6) Menjaga kelestarian hutan, tanah, air dan pantai serta
lingkungan hidup dengan memperhatikan tata ruang daerah, (7)
Membangun prasarana dan sarana perhubungan, transportasi dan
telekomunikasi, (8) Meningkatkan peran serta aparatur pemerintah dan
lembaga masyarakat untuk lebih disiplin, efektif dan efisien dalam
pembangunan daerah, (9). Pengembangan wirausaha dan partisipasi serta
investasi pada bidang pariwisata, (10) Meningkatkan hubungan dan peran
serta lembaga keagamaan dan LSM sebagai mitra pemerintah dalam
pembangunan.
Penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan azas
desentralisasi, secara formal menyentuh urusan-urusan pangkal sebagai
otonomi yakni (1) urusan pertanian rakyat dengan dinas pengelola adalah
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 68
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, (2) urusan peternakan dengan dinas
pengelola adalah Dinas Peternakan, (3) urusan perikanan dengan dinas
pengelola adalah Dinas Perikanan, (4) urusan kesehatan dengan dinas
pengelola adalah Dinas Kesehatan, (5) urusan pekerjaan umum dengan
dinas pengelola adalah Dinas Pekerjaan Umum, (6) urusan perkebunan
dengan dinas pengelola adalah Dinas Perkebunan, (7) urusan pendapatan
daerah dengan dinas pengelola adalah Dinas Pendapatan Daerah, (8)
urusan pendidikan dan kebudayaan dengan dinas pengelola adalah Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan urusan yang berkenaan dengan
inisiatif Daerah Otonom dalam rangka urusan rumah tangga daerah adalah
(1) Urusan lalu lintas jalan raya dengan dinas pengelola adalah Dinas
LLAJR, (2) urusan pariwisata dengan dinas pengelola adalah Dinas
Pariwisata, (3) urusan pendaftaran penduduk dengan dinas pengelola
adalah Dinas Pendaftaran Penduduk. Sementara itu untuk unsur
pelaksana wilayah daerah di bawah pengelolaan (1) Kantor Sosial Politik,
(2) Mawil Hansip 2006, (3) Kantor PMD, (4) Kantor Catatan Sipil. Di
samping itu terdapat Unit Pelaksana Teknis meliputi (1) Rumah Sakit
Umum Daerah, (2) Kantor Pengolahan Data Elektronik. Bagian yang tak
terpisahkan dari penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai azas
desentralisasi adalah (1) Penyelenggaraan Keuangan Daerah, (2)
Investasi Daerah, (3) Badan Usaha Milik Daerah.
Selanjutnya Penyelenggaraan Pemerintahan Umum berkaitan
substansi Ketenteraman dan Ketertiban, Sosial Politik, Koordinasi dan
Pengawasan meliputi (1) Pembinaan ketenteraman dan ketertiban bertitik
tolak pada kegiatan pembinaan wilayah, kamtibmas dan penanggulangan
berbagai penyakit menular, (2) Sosial Politik berhubungan dengan kegiatan
pembangunan dan pembinaan sosial politik dalam negeri dan
kewaspadaan terhadap bahaya laten komunis, (3) Koordinasi menyangkut
koordinasi terhadap kegiatan instansi vertikal di daerah, (4) Pengawasan
dalam bentuk pengawasan tahunan, peningkatan kualitas SDM, aparatur
yang bersih dan berwibawa, peningkatan peran fungsi dan tugas, dan
tindak lanjut hasil pemeriksaan.
Sedangkan penyelenggaraan pemerintahan berkaitan dengan
pembinaan pemerintahan Kecamatan dan Desa meliputi (1) Pembinaan
Pemerintahan Kecamatan bersifat kunjungan kerja, rapat koordinasi
wilayah dan upaya pemekaran kecamatan. (2) Pembinaan Pemerintahan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 69
Desa/Kelurahan kaitannya dengan pembinaan peningkatan pelaksanaan
administrasi desa/kelurahan, bantuan atau subsidi desa, serta pembinaan
peran dan fungsi kelembagaan desa/kelurahan. (3) Pembangunan desa
yang mencakup pembinaan kesejahteraan keluarga, usaha-usaha ekonomi
desa, pemugaran perumahan dan lingkungan desa, resetlemen desa,
pembinaan LMD/LKMD dan Pengelolaan adminstrasi inpres desa
tertinggal.
Berkenaan dengan penyelenggaraan tugas-tugas pembantuan, maka
dalam hal pengaturan tata ruang dan penyelenggaraan pelayanan lalu
lintas berita, uang, barang dan jasa keagenan lainnya oleh PT Pos
Indonesia, disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk itu penyelenggaraan tugas-tugas pembantuan diarahkan pada (1)
Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota Ibu Kota Kecamatan
(RUTRK-IKK) Larantuka tahun anggaran 1994-1995, (2). Penyusunan
Rencana Umum Tata Ruang Kota Ibu Kota Kecamatan (RUTRK-IKK) Solor
Barat tahun anggara 1994-1995, (3). Penyusunan Rencana Umum Tata
Ruang kota Ibu kota Kecamatan (RUTRK-IKK) Wairiang tahun anggaran
1995-1996, (4). Penyusunan Rencana Umum tata Ruang Kota Ibu Kota
Kecamatan (RUTRK-IKK) Loang tahun anggaran 1996-1997, (5).
Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota Ibu Kota Kecamatan
(RUTRK-IKK) Kalikasa tahun anggaran 1997-1998. Sedangkan PT Pos
Indonesia berfungsi sebagai sarana penyaluran dana pihak ke III
mencakup (1) Penyaluran dana PMTAS, (2) Penyaluran dana beasiswa
INDOFOOD, (3) Penyaluran dana beasiswa kepada siswa berprestasi
untuk tingkat SD/MI, SMP dan SMU, (4). Penyaluran dana jaringan
pelindung sektor sosial dan lain-lain.
Pada periode 2000-2004 kondisi pemerintah daerah tercermin pada
aspek kelembagaan perangkat daerah. Tercatat sampai dengan tahun
2004 satuan kerja perangkat daerah terdiri dari (1) Lembaga staf sebanyak
3 buah, (2) Dinas-dinas daerah sebanyak 17 buah, (3) Lembaga teknis
sebanyak 13 buah, (4) Kecamatan sebanyak 13 buah, (5) Kelurahan
sebanyak 17 buah.
Sampai dengan Desember 2004 jumlah personil/PNS Kabupaten
Flores Timur sebanyak 4.578 orang, Calon PNS (Capeg) sebanyak 286
orang. Komposisi PNS menurut kepangkatan/golongan adalah (1)
Golongan I sebanyak 128 orang, (2) Golongan II sebanyak 1.749 orang,
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 70
(3). Golongan III sebanyak 2.301 orang, (4). Golongan IV sebanyak 159
orang.
Berdasarkan tingkat eselonering, maka komposisi PNS adalah
sebagai berikut (1). Eselon IIa sebanyak 1 (satu) orang, (2). Eselon IIb
sebanyak 28 orang, (3). Eselon IIIa sebanyak 72 orang, (4). Eselon IIIb
sebanyak 12 orang, (5). Eselon IVa sebanyak 406 orang, (6). Eselon IVb
sebanyak 97 orang, (7). Eselon Vb sebanyak 3 orang.
Pada sisi kemampuan fiskal daerah, masih bergantung pada dana-
dana perimbangan dari pemerintah pusat lebih dari 90 % dari total
pandapatan daerah. Kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) relatif
sangat kecil, berkisar antara 2 sampai 3,5 %.
Dana alokasi umum (DAU) merupakan salah satu komponen
penerimaan yang bersumber dari dana perimbangan mempunyai kontribusi
yang sangat besar untuk membiayai kegiatan rutin dan gaji pegawai
mencapai 60 % sampai 70 %. Selain itu terdapat penerimaan dari dana
perimbangan berupa dana alokasi khusus (DAK) dan sumber-sumber
lainnya yang cukup membantu terselenggaranya aktivitas pembangunan di
Kabupaten Flores Timur.
B. Prediksi Kondisi Umum Daerah Uraian terdahulu sejauh mengenai bahasan kondisi perkembangan
Kabupaten Flores Timur dalam kurun waktu 1994-2004, permasalahan dan
keberhasilannya, berikut proyeksi peluang, ancaman, permasalahan, dan
proyeksi keberhasilan serta prediksi masing-masing kondisi, banyak menuntun
ke arah kondisi yang akan datang. Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup,
kondisi demografi, kondisi ekonomi dan sumber daya alam, kondisi sosial
budaya dan politik, berikut kondisi prasarana dan sarana, serta kondisi
pemerintahan, memberikan kemungkinan berkembangnya kondisi umum
Kabupaten Flores Timur dalam kurun waktu 2005-2025 mendatang yang dapat
diprediksi sebagai berikut :
1. Pada Periode 2005 – 2010, diprediksi : Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan adanya
jaminan kehidupan bermartabat karena didukung oleh pemanfaatan
tanah dan hutan secara intensif bersamaan dengan upaya
ekstensifikasi.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 71
Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup masih menjadi titik kuat
pengembangan usaha sektor primer sebagai upaya peningkatan
produksi dan produktifitas pertanian, perkebunan dan perhutanan, yang
didukung dengan pola usaha yang ramah terhadap lingkungan.
Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memiliki kekhasan
karakter baik mengenai tekstur, jenis dan letak tanah, maupun keadaan
hutannya, berdampak pada pilihan usaha pertanian, perkebunan dan
perhutanan yang lebih sesuai dan memberikan kontribusi ekonomi yang
tinggi.
Kondisi demografi yang memungkinkan adanya pertumbuhan penduduk
yang seimbang dan terkendali, sehingga dapat menekan terjadinya
ledakan penduduk dan dampak ikutan lainnya yang bersifat negatif dan
menambah beban bagi daerah.
Kondisi demografi yang memberikan jaminan adanya penurunan
prosentase pengangguran terbuka maupun pengangguran terselubung
pada tingkat atau prosentase tertentu, sekaligus membuka lapangan
usaha walaupun dalam skala kecil, didukung oleh iklim usaha yang
kondusif baik di sektor usaha primer, sekunder maupun tersier.
Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam senantiasa berada dalam
suasana ekonomi dan iklim kehidupan Daerah yang kondusif dengan
didukung oleh infrastruktur berupa pasokan listrik, air dan keadaan
prasarana jalan yang memadai serta langgeng, sehingga dapat
memberikan ruang bagi investor untuk berinvestasi di daerah.
Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan berkembangnya
PDRB sedemikian rupa dan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat
untuk mencapai pertumbuhan yang seimbang, melalui pengembangan
sektor usaha ekonomi pertanian sebagai motor penggerak usaha
ekonomi lainnya.
Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan adanya jaminan
perilaku ekonomi masyarakat yang arif sehingga dapat membantu
dirinya sendiri dan mampu menyesuaikan diri dengan sumber daya
alam sekitarnya tanpa mendikotomikannya karena orientasi mengejar
profit yang tinggi.
Kondisi Sosial Budaya dan Politik memungkinkan berkembangnya
pendidikan dan kesehatan masyarakat pada tingkat/derajat kemapanan
dan memenuhi indikator jenjang, ketenagaan, kelulusan, sarana dan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 72
prasarana, kurikulum, menurunnya tingkat kematian bayi dan ibu
melahirkan, dan meningkatnya usia harapan hidup yang didukung oleh
proses pelayanan kesehatan yang memadai.
Kondisi Sosial Budaya dan Politik yang memberikan ruang bagi
pengembangan dan pemerataan kesempatan memperoleh perumahan
rakyat dan pemukiman yang memadai serta pelayanan perbaikan
derajat kehidupan bagi para penyandang masalah kesejahteraan sosial
yang memenuhi standar yang layak sebanding dengan perkembangan
perekonomian masyarakat yang meningkat.
Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah yang memungkinkan terjadinya
aksesibilitas dan transfer nilai dari satu wilayah ke wilayah lainnya
karena tersedianya infrastruktur jalan dan jembatan yang memenuhi
syarat baik tingkat kelayakan teknis maupun kelayakan ekonomis,
sekaligus memenuhi tuntutan kebutuhan investasi bagi para investor.
2. Pada Periode 2011 – 2015, diprediksi : Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan adanya
jaminan kehidupan bermartabat karena didukung oleh pemanfaatan
tanah dan hutan secara intensif sejalan dengan upaya ekstensifikasi.
Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan terjadinya
adopsi teknologi pertanian, perkebunan, dan perhutanan hingga terjadi
kompensasi usaha dari pertanian, perkebunan, dan perhutanan ke
usaha jasa dan perdagangan dengan menjadikan usaha sebelumnya
sebagai usaha penyangga.
Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memberikan ruang bagi
proses reboisasi atau penghutanan kembali dalam rangka perlindungan
dan penciptaan paru-paru dunia bagi daerah dalam rangka terwujudnya
keseimbangan ekosistem.
Kondisi demografi yang memungkinkan adanya pertumbuhan penduduk
yang seimbang dan terkendali, sehingga dapat menekan terjadinya
ledakan penduduk dan dampak ikutan lainnya yang bersifat negatif dan
menambah beban bagi daerah.
Kondisi demografi yang memberikan jaminan adanya penurunan
prosentase pengangguran terbuka maupun pengangguran terselubung
pada tingkat atau prosentase tertentu, sekaligus membuka lapangan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 73
usaha walaupun dalam skala kecil, didukung oleh iklim usaha yang
kondusif baik di sektor usaha primer, sekunder maupun tersier.
Kondisi demografi yang memungkinkan terciptanya tenaga kerja dalam
jumlah dan kualitas memenuhi standar kebutuhan pasar kerja di setiap
sektor usaha yang berdampak pada peningkatan produktivitas tenaga
kerja.
Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam senantiasa berada dalam
suasana ekonomi dan iklim kehidupan daerah yang kondusif dengan
didukung oleh infrastruktur berupa pasokan listrik, air dan keadaan
prasarana jalan yang memadai serta langgeng, sehingga dapat
memberikan ruang bagi investor untuk berinvestasi di daerah.
Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan berkembangnya
PDRB sedemikian rupa dan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat
untuk mencapai pertumbuhan yang seimbang, melalui pengembangan
sektor usaha ekonomi pertanian sebagai motor penggerak usaha
ekonomi lainnya.
Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan adanya jaminan
terjadinya akselerasi pemanfaatan sumber daya alam untuk
menggerakan pertumbuhan PDRB yang mencerminkan terjadinya
proses distribusi dan pemerataan, sehingga dapat mengeliminir
kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar wilayah.
Kondisi Sosial Budaya dan Politik memungkinkan berkembangnya
pendidikan dan kesehatan masyarakat pada tingkat/derajat kemapanan
dan memenuhi indikator jenjang, ketenagaan, kelulusan, sarana dan
prasarana, kurikulum, menurunnya tingkat kematian bayi, ibu
melahirkan, dan meningkatnya usia harapan hidup yang didukung oleh
proses pelayanan kesehatan yang memadai.
Kondisi Sosial Budaya dan Politik yang memberikan iklim dan suasana
kehidupan keberagamaan maupun politik yang harmonis, mapan,
terhindar dari tekanan apapun nama dan bentuknya. Setiap partisipasi
politik atau untuk kehidupan keagamaan bersifat otonom dalam
mewujudnyatakan hak dan kewajiban keagamaan maupun politik,
bukan mobilisasi.
Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah yang memungkinkan terjadinya
aksesibilitas dan transfer nilai dari satu wilayah ke wilayah lainnya
karena tersedianya infrastruktur jalan dan jembatan yang memenuhi
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 74
syarat baik tingkat kelayakan teknis maupun kelayakan ekonomis,
sekaligus memenuhi tuntutan kebutuhan investasi bagi para investor.
Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah yang memungkinkan terjadinya
mobilisasi arus orang, barang, maupun jasa hingga kepedesaan baik di
darat maupun antar pulau, atau lokal.
3. Pada Periode 2016-2020, diprediksi : Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan adanya
jaminan kehidupan bermartabat karena didukung oleh pemanfaatan
tanah dan hutan secara intensif bersamaan dengan upaya
ekstensifikasi.
Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan terjadinya
konservasi tanah dan hutan untuk menghindari krisis pangan, krisis air
dan krisis energi, sekaligus mengantisipasi konversi lahan produktif
dengan alternatif kebutuhan lainnya.
Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memberikan ruang bagi
proses reboisasi atau penghutanan kembali wilayah-wilayah potensial
dalam rangka perlindungan dan terwujudnya keseimbangan ekosistem.
Menyusul alternatif pemanfaatan sumber daya kelautan secara optimal
untuk perhubungan laut, perikanan, pariwisata, pertambangan, industri
maritim dan jasa kelautan dalam rangka daya saing daerah.
Kondisi demografi yang memungkinkan adanya pertumbuhan penduduk
yang seimbang dan terkendali, sehingga dapat menekan terjadinya
ledakan penduduk dan dampak ikutan lainnya yang bersifat negatif dan
menambah beban bagi daerah.
Kondisi demografi yang memberikan jaminan adanya penurunan
prosentase pengangguran terbuka maupun pengangguran terselubung
pada tingkat atau prosentase tertentu, sekaligus membuka lapangan
usaha walaupun dalam skala kecil, didukung oleh iklim usaha yang
kondusif baik di sektor usaha primer, sekunder maupun tersier.
Kondisi demografi yang memungkinkan meningkatnya proporsi penduduk
yang menyelesaikan pendidikan dasar ke jenjang-jenjang pendidikan
yang lebih tinggi, sekaligus menurunkan penduduk buta aksara,
kesenjangan tingkat pendidikan antar kelompok masyarakat termasuk
antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 75
perkotaan dan perdesaan, antara penduduk maju dan tertinggal serta
antar jenis kelamin.
Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam senantiasa berada dalam
suasana ekonomi dan iklim kehidupan daerah yang kondusif dengan
didukung oleh infrastruktur berupa pasokan listrik, air dan keadaan
prasarana jalan yang memadai serta langgeng, sehingga dapat
memberikan ruang bagi investor untuk berinvestasi di daerah.
Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan terwujudnya
perekonomian yang tangguh dan mensejahterakan ke seluruh lapisan
masyarakat. Perekonomian yang memiliki pertumbuhan cukup tinggi
secara berkelanjutan dan berkualitas agar secara nyata meningkatkan
kesejahteraan sekaligus mengejar ketertinggalan. Berkembangnya
PDRB sedemikian rupa akan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat
untuk mencapai pertumbuhan yang seimbang, melalui pengembangan
sektor usaha ekonomi pertanian sebagai motor penggerak usaha
ekonomi lainnya.
Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan adanya jaminan
terjadinya akselerasi pemanfaatan sumber daya alam untuk
menggerakan pertumbuhan PDRB yang mencerminkan terjadinya
proses distribusi dan pemerataan, sehingga dapat mengeliminir
kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar wilayah.
Kondisi Sosial Budaya dan Politik memungkinkan berkembangnya
pendidikan dan kesehatan masyarakat pada tingkat/derajat kemapanan
dan memenuhi indikator jenjang, ketenagaan, kelulusan, sarana dan
prasarana, kurikulum, menurunnya tingkat kematian bayi, ibu
melahirkan, dan meningkatnya usia harapan hidup yang didukung oleh
proses pelayanan kesehatan yang memadai.
Kondisi sosial budaya dan politik yang memungkinkan berkembangnya
pendidikan dan kesehatan masyarakat yang menciptakan sumber daya
manusia Flores Timur berdaya saing tinggi pada derajat kehidupan
sejalan dengan indikator pendidikan dan kesehatan.
Kondisi Sosial Budaya dan Politik yang memberikan iklim dan suasana
kehidupan keberagamaan maupun politik yang harmonis, mapan,
terhindar dari tekanan apapun nama dan bentuknya. Setiap partisipasi
politik atau untuk kehidupan keagamaan bersifat otonom dalam
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 76
mewujudnyatakan hak dan kewajiban keagamaan maupun politik,
bukan mobilisasi.
Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah yang memungkinkan terjadinya
peningkatan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
akses telekomunikasi yang bersumber dari penyelenggaraan
pembangunan telematika. Penyebaran dan pemanfaatan arus informasi
dan teledensitas pelayanan telematika masyarakat berdasarkan
kebutuhan dengan memperhatikan distribusi yang seimbang dan
merata.
Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah yang memungkinkan terjadinya
mobilisasi arus orang, barang, maupun jasa hingga kepedesaan baik di
darat maupun antar pulau, atau lokal.
4. Pada Periode 2021-2025, diprediksi : 4.1. Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan
adanya jaminan kehidupan bermartabat karena didukung oleh
pemanfaatan tanah dan hutan secara intensif bersamaan dengan upaya
ekstensifikasi.
4.2. Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan
terjadinya pengembangan nilai tambah kekayaan keanekaragaman
hayati sebagai alternatif sumber daya pembangunan yang dapat
dinikmati baik oleh generasi sekarang maupun generasi mendatang.
Disamping itu memberikan kemungkinan adanya upaya membuat jadi
paten hak atas kekayaan intelektual dalam nuansa penyelamatan
ekosistem beserta flora dan fauna sebagai bagian integral dalam
membangun daya saing.
4.3. Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memberikan ruang
bagi meningkatnya kemampuan produksi pertanian, perkebunan dan
perhutanan, memperbanyak infrastruktur energi untuk memudahkan
layanan energi kepada masyarakat, sekaligus mengurangi
ketergantungan akan energi yang berasal dari minyak.
4.4. Kondisi demografi yang memungkinkan adanya pertumbuhan penduduk
yang seimbang dan terkendali, sehingga dapat menekan terjadinya
ledakan penduduk dan dampak ikutan lainnya yang bersifat negatif dan
menambah beban bagi daerah.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 77
4.5. Kondisi demografi yang memberikan jaminan adanya penurunan
prosentase pengangguran terbuka maupun pengangguran terselubung
pada tingkat atau prosentase tertentu, sekaligus membuka lapangan
usaha walaupun dalam skala kecil, didukung oleh iklim usaha yang
kondusif baik di sektor usaha primer, sekunder maupun tersier.
4.6. Kondisi demografi yang terkendali dengan komposisi menurut
pendidikan dan usia pada tingkat/jenjang serendah-rendahnya SMTP,
memiliki usaha ekonomis produktif baik dalam kapasitas sebagai tenaga
kerja yang bekerja di sektor usaha ekonomi daerah sebagai
karyawan/pekerja yang berhak atas upah sesuai standar upah mnimum
regional. Demikian pula dalam kapasitas sebagai pengusaha di sektor
usaha/lapangan ekonomi daerah, yang memiliki kemandirian.
4.7. Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam senantiasa berada dalam
suasana ekonomi dan iklim kehidupan daerah yang kondusif dengan
didukung oleh infrastruktur berupa pasokan listrik, air dan keadaan
prasarana jalan yang memadai serta langgeng, sehingga dapat
memberikan ruang bagi investor untuk berinvestasi di daerah.
4.8. Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan
berkembangnya ekonomi wilayah, pula menjamin keseimbangan
lingkungan tertutama wilayah perkotaan yang sumber daya alamnya
cenderung berkurang. Perekonomian wilayah berguna untuk
memperkuat perekonomian domestik yang dibangun melalui
diversifikasi perekonomian sekaligus perbaikan kesempatan kerja dan
berusaha, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan pemerataan
pendapatan masyarakat.
4.9. Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan adanya
jaminan kemajuan ekonomi yang didukung oleh kemampuan
mengembangkan potensi daerah sendiri untuk mewujudkan
kemandirian. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan wilayah
gerak ekonomi dan mengurangi ketergantungan dari pengaruh luar
namun tetap berdaya saing tinggi. Ini berarti mengembangkan aktivitas
perekonomian yang didukung oleh penguasaan dan penerapan
teknologi serta peningkatan produktivitas SDM, mengembangkan
kelembagaan ekonomi yang efisien serta penerapan prinsip-prinsip
kepemerintahan yang baik, sehingga menjamin kebutuhan dasar
daerah.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 78
4.10. Kondisi sosial budaya dan politik memungkinkan berkembangnya
pendidikan dan kesehatan masyarakat pada tingkat/derajat kemapanan
dan memenuhi indikator jenjang, ketenagaan, kelulusan, sarana dan
prasarana, kurikulum, menurunnya tingkat kematian bayi, ibu
melahirkan, dan meningkatnya usia harapan hidup yang didukung oleh
proses pelayanan kesehatan yang memadai.
4.11. Kondisi sosial budaya dan politik yang memungkinkan berkembangnya
pendidikan dan kesehatan masyarakat yang menciptakan sumber daya
manusia Flores Timur berdaya saing tinggi pada derajat kehidupan
sejalan dengan indikator pendidikan dan kesehatan.
4.12. Kondisi Sosial Budaya dan Politik yang memberikan iklim dan suasana
kehidupan keberagamaan maupun politik untuk meringankan beban
masalah kesejahteraan sosial yng beragam diikuti dengan berbagai
krisis sosial yaitu menipisnya nilai budaya dan agama, meningkatnya
akses dan gejala sosial sebagai dampak dari disparitas kondisi sosial
ekonomi masyarakat termasuk bencana sosial dan bencana alam.
4.13. Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah mampu beradaptasi dengan
derasnya arus globalisasi yang dipicu oleh kemajuan teknologi termasuk
teknologi komunikasi dan informasi sehingga dapat mempertahankan
jati diri sekaligus mengembangkan toleransi lingkungan dan
meningkatkan daya saing.
4.14. Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah yang memungkinkan terjadinya
penyediaan infrastruktur transportasi untuk pelayanan distribusi komoditi
perdagangan dan industri serta pergerakan penumpang. Menghilangkan
kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan serta efektifitas dan
efisiensi tenaga listrik. Meningkatkan teledensitas pelayanan telematika
masyarakat pengguna jasa.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 79
BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH
A. V I S I Berdasarkan kondisi daerah saat ini, peluang dan ancaman yang
mungkin dihadapi dalam 20 tahun mendatang dan dengan memperhitungkan
potensi daerah serta amanat pembangunan dalam Pembukaan UUD 1945,
maka visi pembangunan daerah tahun 2005-2025 adalah
Flores Timur yang Maju, Sejahtera, Bermartabat, dan Berdaya
Saing.
Visi ini mengarah pada pencapaian tujuan nasional seperti tertuang
dalam Pembukaan UUD 1945 yang sejalan dengan tujuan pembangunan
Daerah, Visi ini dapat diukur untuk mengetahui kemajuan, kesejahteraan,
martabat, dan daya saing yang ingin dicapai di Daerah ini.
Beberapa pertimbangan dalam menetapkan visi adalah mencakup (1)
Kondisi faktual masyarakat Flores Timur dalam kaitannya dengan tingkat
kesejahteraan rakyat, harkat, martabat dan derajat manusia maupun
masyarakat, (2) Cita-cita luhur kemerdekaan bangsa Indonesia, (3) Tuntutan
dan kebutuhan peningkatan kualitas manusia sejalan dengan tingkat
perkembangan global.
Tingkat kemajuan suatu daerah dinilai berdasarkan berbagai ukuran.
Ditilik dari tingkat perkembangaaan ekonomi, kemajuan suatu daerah diukur
dari tingkat kemakmurannya yang tercermin pada besarnya pendapatan dan
belanja. Semakin besar pendapatan rata-rata dan belanja, maka semakin
makmur Daerah itu dapat dikatakan sebagau daerah yang maju.
Selain indikator ekonomi, tingkat kemajuan suatu daerah juga diukur
berdasarkan berbagai indikator sosial, yang umumnya berkaitan dengan
kualitas sumber daya manusianya. Daerah dikatakan semakin maju apabila
makin tinggi tingkat pendidikan penduduknya yang tercermin pada tingkat
pendidikan terendah serta tingkat partisipasi pendidikan dan jumlah kelulusan
yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan yang ada. Kemajuan daerah juga
diukur berdasarkan indikator kependudukan, termasuk derajat kesehatan.
Daerah yang maju ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk yang lebih
kecil, angka harapan hidup yang lebih tinggi dan kualitas pelayanan kerja yang
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 80
lebih baik. Secara keseluruhan, kualitas sumber daya manusia yang makin baik
tercermin dalam produktivitas yang makin tinggi.
Selain memiliki berbagai indikator sosial ekonomi yang lebih baik,
daerah juga memiliki sistem dan kelembagaan, termasuk hukum yang mantap.
Semuanya berfungsi berdasarkan aturan dasar yakni UUD 1945.
Peran serta masyarakat secara nyata dan efektif dalam segala aspek
kehidupan baik ekonomi, sosial politik maupun keamanan dan ketertiban.
Demokratisasi akhirnya menjadi bagian dari indikator kemajuan tadi sesuai
dengan budaya dan latar belakang pembentukan daerah. Masyarakat memiliki
jaminan terhadap hak-haknya, rasa aman dan tentram dalam kehidupannya
yang didukung dengan infrastruktur yang maju.
Keinginan untuk maju tidak terbatas pada kemajuan itu sendiri
melainkan memberikan kesejahteraan pada masyarakat. Sejahtera pada
hakekatnya adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat daerah baik
sandang, pangan maupun papan serta mampu mengaktualisasikan diri ketika
hendak menentukan apa yang terbaik bagi dirinya. Sejahtera berarti pula lepas
dari segala tekanan dari dan oleh siapapun dalam bentuk dan sifat
bagaimanapun. Di sana tercermin adanya rasa aman dan kebebasan bertindak
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Itu
sebabnya membangun kesejahteraan mengandalkan kemampuan untuk
berdaya saing dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan guna mencapai kesejahteraan tadi.
Dengan demikian maju dan sejahtera tidak hanya tercermin pada
perkembangan ekonomi semata, tetapi mencapai aspek yang lebih luas.
Mencapai keseluruhan aspek kehidupan antara lain aspek kelembagaan
masyarakat, pranata-pranata sosial dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan
ekonomi, politik sosial budaya termasuk keamanan dan ketertiban. Hal yang
lebih mendasar adalah sikap manusia dan masyarakat mengenai dirinya,
masyarakatnya dan semangatnya dalam menghadapi berbagai peluang dan
ancaman. Karena menyangkut sikap, maka maju dan sejahtera adalah masalah
budaya dalam arti yang seluas-luasnya.
Kemajuan dan kesejahteraan yang dicapai jika dipahami dari aspek
pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang semakin baik serta indikator terukur
lainnya, maka itu lebih berdimensi fisik material. Capaian kemajuan dan
kesejahteraan daerah ini dimaksudkan hasil rekayasa dan rancang bangun
tidak saja intelijensia dan emosi, melainkan juga kerohanian. Itu berarti
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 81
kemajuan dan kesejahteran yang diperoleh secara bermartabat. Nilai-nilai
kebenaran, kejujuran, pemerataan dan keadilan menjadi indikator martabat
pencapaian prestasi kemajuan dan kesejahteraan. Secara kuantitatif hasil
pembangunan yang dicapai meningkatkan martabat Daerah untuk berdiri sama
tinggi dan duduk sama rendah dengan Daerah lain.
Sedangkan secara kualitatif setiap hasil pembangunan yang dicapai apapun
nama dan bentuknya berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. Disana sini
tidak terjadi penyalahgunaan jabatan, kekuasaan untuk mencapai hasil
dimaksud, melainkan selalu berada dalam suatu sistem nilai yang menyeluruh
dan universal.
Sumberdaya manusialah yang menjadi kunci, sebab hanya dengan
keandalan kualitas SDM yang memiliki daya saing tinggi sajalah mampu
mengimbangi tantangan perubahan global yang demikian cepatnya. Daya saing
adalah suatu kondisi masa depan SDM yang memiliki keunggulan kompetitif
dan berkemampuan untuk mendayaguinakan sejumlah modal pembangunan
secara efektif dan efisien.
Dari padanya kemajuan dan kesejahteraan dapat memiliki arti bermartabat dan
berdaya saing. Daya saing tercermin pada semua aspek kehidupan. Seluruh
masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf
hidup, memperoleh lapangan pekerjaan, mendapatkan layanan sosial,
pendidikan, kesehatan, mengemukakan pendapat dan melaksanakan hak-hak
politik dan lain-lain ditunjang dengan kualitas yang dimiliki. Memiliki daya yang
handal, energi yang kuat untuk bersaing atau berkompetisi mengenai sesuatu
bersama pihak lain. Hal ini kemudian tercermin dalam jati diri manusia dan
masyarakat maupun Daerah Kabupaten Flores Timur yang dapat
diperhitungkan.
Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah sebagaimana tersebut
ditempuh melalui 4 (empat) misi pembangunan jangka panjang daerah sebagai
berikut :
1. Mewujudkan daya saing daerah adalah memperkuat perekonomian lokal
berbasis keunggulan wilayah hingga memperoleh keunggulan kompettif
yang memiliki keterkaitan dengan sistem produksi, distribusi dan pelayanan.
Mengedepankan pengembangan SDM berkualitas dan berdaya saing pada
semua aspek kehidupan, pembangunan infrastruktur yang maju dan
penegakan supremasi hukum. Misi ini bermakna mewujudkan suatu kondisi
masa depan Daerah dan SDM yang memiliki keunggulan kompetitif dan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 82
berkemampuan untuk mendayagunakan sejumlah modal pembangunan
secara efektif dan efisien.
2. Mewujudkan Pemerataan Pembangunan dan Berkeadilan adalah meningkatkan pembangunan wilayah yang berbasis masyarakat,
mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada
masyarakat, pembangunan kelompok atau wilayah yang masih tertinggal,
menanggulangi kemiskinan secara terprogram, menyediakan akses yang
sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana
dan prasarana ekonomi, mengurangi diskriminasi dalam berbagai aspek
termasuk gender. Misi ini bermakna mewujudkan kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat Daerah pada tingkatan atau taraf yang memadai
pada semua aspek kehidupan.
3. Mewujudkan Manusia dan Masyarakat Bermoral dan Berbudaya adalah memperkuat jati diri dan kekhasan karakter daerah sabgai satau kesatuan
karakter bangsa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memenuhi
aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama,
melaksanakan interaksi antar budaya, mengembangkan modal sosial,
menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan daerah, memantapkan
landasan spiritual, moral dan etik pembangunan daerah sebagai satu
kesatuan pembangunan bangsa. Misi ini bermakna mewujudkan kemajuan
dan kesejahteran secara bermartabat diatas dasar nilai-nilai kebenaran,
kejujuran, pemerataan dan keadilan sebagai indikator pencapaian prestasi
kemajuan dan kesejahteraan.
4. Mewujudkan Tata Kepemerintahan yang Baik adalah penerapan prinsip-
prinsip transparansi , partisipasi, akuntabilitas, kemitraan dan penegakan
hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, serta
mewujudkan pemerintahan yang bersih dari praktek KKN. Misi ini bermakna
mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah dan menegakan
kewibawaan pemerintah dimata rakyat.
B. ARAH PEMBANGUNAN DAERAH Visi pembangunan jangkja panjang daerah tahun 2005-2025 adalah Flores
timur yang maju, sejahtera, bermartabat dan berdaya saing sebagai landasan
bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD
1945. Sebagai ukuran tercapainya visi tersebut, maka pembanguna daerah
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 83
dalam 20 tahun mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran
pokok sebagai berikut :
1. Terwujudnya daya saing daerah untuk mencapai kehidupan masyarakat yang meningkat dan sejahtera Hal ini ditentukan oleh :
Struktur ekonomi yang kokoh dengan keunggulan kompetitif yang berbasis
wilayah. Aktivitas Ekonomi digerakan dari sektor pertanian, pertambangan dan
jasa melalui pengelolaan secara efisien, sehingga menghasilkan komuditi yang
berkualitas, Industri manufaktur yang berdaya saing, dan meningkatnya peran jasa
dengan kualitas pelayanan bermutu dan berdaya saing.
Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia berdasarkan indicator
pendidikan, kesehatan, adopsi dan penguasaan teknologi termasuk teknologi
komunikasi dan informasi serta memiliki daya yang kuat dalam memberikan peran
bagi pembangunan umumnya dan diri sendiri.
Kontinyutas pertumbuhan ekonomi yang berimplikasi terhadap meningkatnya
pendapatan perkapita, dan mampu menekan tingkat pengangguran setidak-
tidaknya sampai pada tingkat terendah serta pengurangan penduduk miskin
sedikit-dikitnya 1 % dari total penduduk miskin sekarang.
Jaringan infrastruktur perhubungan yang handal dan terintegrasi, dan
terpenuhinya pasokan tenaga listrik maupun air yang memadai, termasuk
pelayanan pos dan telematika serta konservasi sumber daya air.
Terwujudnya tata pemerintahan yang baik melalui profesionalisme aparatur
Negara sehingga mampu mendukung konsep pembangunan Flores Timur baru.
2. Terwujudnya pembangunan yang merata dan berkeadilan. Hal ini
ditentukan oleh :
Meningkatnya kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat yang lebih
meningkat di seluruh wilayah, melalui proses distribusi pembangunan yang
merata, sekaligus membuka ruang bagi transfer nilai dari wilayah surplus ke
wilayah minus, sehingga dapat menekan kesenjangan antar wilayah.
Tingkat ketahanan pangan berada pada status aman baik mengenai
ketersediaan, keanekaragaman, dan kualitas gizi yang memadai serta instrument
jaminan pangan untuk tingkat rumahtangga.
Kebutuhan hunian dengan suplementasi sarana dan prasarana yang
memadai, didukung oleh system pembiayaan perumahan jangka panjang dan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 84
berkelanjutan, efisien, akuntable, sehingga dapat mewujudkan kota tanpa
permukiman kumuh.
3. Terwujudnya Manusia dan Masyarakat yang Bermoral dan Berbudaya.
Hal ini ditentukan oleh :
Integritas manusia dan masyarakat Daerah yang kokoh, kompetitif dengan ciri
memiliki watak dan prilaku manusia/masyarakat agamis, berbudi luhur, toleran,
gotong royong, patriotik, dinamis dan berorientasi pada Ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Peradaban yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia semakin
memperkuat jati diri dan kepribadian Daerah.
4. Terwujudnya Tata Pemerintahan yang Baik. Hal ini ditandai oleh: Penerapan prinsip-prinsip good governance dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan berlangsung dalam suasana terbuka dan bertanggung jawab baik
pada tataran perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
Adanya tindakan konkrit penegakan hukum terhadap penyalahgunaan
wewenang atau jabatan.
Untuk mencapai tingkat kemajuan, kesejahteraan, martabat serta daya
saing yang diinginkan, maka arah Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten
Flores Timur adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan daya saing Daerah Kemampuan Daerah untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagi
tercapainya kemajuan dan kesejahteraan manusia dan masyarakat Daerah.
Daya saing yang tinggi akan menjadikan Kabupaten Flores Timur siap
menghadapi tantangan-tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan
peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing, maka pembangunan
Daerah dalam jangka panjang diarahkan untuk (a) memperkuat
perekonomian Daerah berbasis keunggulan masing-masing wilayah. Hal ini
dimaksudkan agar mencapai keunggulan kompetitif dan membangun
keterkaitan system produksi, distribusi maupun pelayanan Pemerintah
Kabupaten Flores Timur; (b) mengedepankan pembangunan SDM
berfkualitas dan berdaya saing; (c) meningkatkan penguasaan,
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 85
pemanfaatan dan penciptaan pengetahuan; dan (d) membangun
infrastruktur yang maju serta penegakan supremasi hukum.
Memperkuat Perekonomian Daerah yang Berorientasi Daya Saing Perekonomian dikembangkan dengan memperkuat perekonomian
Daerah yang berdaya saing global. Untuk itu dilakukan
transformasi nilai ekonomi secara bertahap dari perekonomian
berbasis keunggulan komparatif SDA pada masing-maasing
Wilayah menjadi perekonomian yang berkeunggulan kompetitif
karena kemampuan pengelolaan SDM. Interaksi antar Wilayah
didorong dengan membangun keterkaitan system produksi,
distribusi dan pelayanan antar Wilayah yang kokoh. Upaya-
upaya tersebut dilakukan dengan prinsip-prinsip dasar:
mengelola secara berkelanjutan peningkatan produktivitas
nasional melalui adopsi teknologi, penguasaan, penyebaran,
penerapan, dan penciptaan (inovasi) Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (iptek) menuju ekonomi berbasis pengetahuan; berikut
mengelola secara berkelanjutan kelembagaan ekonomi yang
melaksanakan praktek ekonomi terbaik dan kepemerintahan
yang baik, serta mengelola secara berkelanjutan SDA secara
proporsional berdasarkan keunggulan daerah.
Perekonomian dikembangkan berlandaskan prinsip demokrasi
ekonomi dengan memperhatikan kepentingan regional maupun
lokal, sehingga menjamin kesempatan berusaha dan bekerja
bagi seluruh masyarakat; sekaligus mendorong tercapainya
upaya penanggulangan kemiskinan. Pengelolaan kebijakan
perekonomian perlu memperhatikan secara cermat dinamika
globalisasi, komitmen nasional di berbagai fora perjanjian
kerjasama internasional, dan kepentingan nasional maupun
Daerah. Mengutamakan kelompok masyarakat lemah, serta
menjaga kemandirian dan pertumbuhan ekonomi Daerah
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari satu kesatuan
kedaulatan ekonomi bangsa.
Kelembagaan ekonomi dikembangkan sesuai dinamika kemajuan
ekonomi dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola
pemerintah yang baik di dalam menyusun kerangka regulasi dan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 86
perijinan yang efisien, efektif, dan non-diskriminatif. Menjaga dan
mengembangkan serta melaksanakan iklim persaingan usaha
yang sehat termasuk perlindungan konsumen. Selanjutnya
mendorong pengembangan standardisasi produk dan jasa untuk
meningkatkan daya saing; disamping merumuskan strategi dan
kebijakan pengembangan teknologi sesuai dengan
pengembangan ekonomi Daerah mengarah pada peningkatan
daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di berbagai
wilayah Daerah Kabupaten Flores Timur, sehingga menjadi
bagian integral dari keseluruhan kegiatan ekonomi yang
memperkuat basis ekonomi Nasional.
Peranan pemerintah yang efektif dan optimal diwujudkan sebagai
fasilitator, regulator, sekaligus sebagai katalisator pembangunan
di berbagai tingkat guna efisiensi dan efektifitas pelayanan
publik, terciptanya lingkungan usaha yang kondusif dan berdaya
saing, serta terjaganya keberlangsungan mekanisme pasar.
Struktur perekonomian Daerah diperkuat dengan menjadikan
aktivitas sektor industri, dan jasa secara sinergi dengan sektor
pertanian, kelautan, maupun pertambangan sebagai motor
penggerak ekonomi Daerah. Hal ini dimaksudkan agar mampu
menghasilkan produk-produk secara efisien, modern dan
berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif, melalui
penerapkan praktik dan tata kelola ekonomi yang baik, sehingga
terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh.
Adopsi dan pengembangan iptek untuk ekonomi diarahkan pada
peningkatan kualitas dan pemanfaatan iptek nasioanal dalam
rangka mendukung daya saing secara global. Hal ini dilakukan
melalui peningkatan penguasaan dan penerapan secara luas
iptek dalam system produksi dan pengembangan lembaga
penelitian. Berbagai langkah tersebut dilakukan untuk
mendukung pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan
dan pengembangan kelembagaan Ekonomi dalam kerangka
keterkaitan fungsional system inovasi yang dapat mendorong
pengembangan kegiatan usaha.
Kebijakan pasar kerja diarahkan untuk mendorong terciptanya
sebanyak mungkin lapangan kerja formal serta meningkatkan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 87
kesejahteraan pekerja pada pekerjaan informal. Pasar kerja
dimaksud adalah pasar kerja yang fleksibel, hubungan industrial
ynag harmonis dengan perlindungan yang layak, keselamatan
kerja yang memadai, serta terwujudnya proses penyelesaian
industrial yang memuaskan semua pihak. Selain itu, pengelolaan
pelatihan dan pemberian dukungan bagi program-program
pelatihan yang strategis untuk efektivitas dan efisiensi
peningkatan kualitas tenaga kerja sebagai bagian integral dari
investasi SDM.
Investasi diarahkan untuk meningkatkan kapasitas infrastruktur fisik
dan pendukung yang memadai dalam kerangka aksesibilitas dan
mobilisasi segenap potensi ekonomi dan sosial budaya. Juga
diarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi
yang cukup tinggi secara berkelanjutan dan berkualitas dengan
mewujudkan iklim investasi yang menarik; mendorong
penanaman modal asing maupun dalam negeri bagi
peningkatan daya saing perekonomian Daerah.
Peningkatan efisiensi, modernisasi, dan nilai tambah sektor primer
terutama sektor pertanian dalam arti luas, kelautan, dan
pertambangan didorong agar mampu bersaing di pasar lokal dan
internasional serta untuk memperkuat basis produksi secara
nasional. Hal ini merupakan faktor strategis karena berkenaan
dengan pembangunan perdesaan, pengentasan kemiskinan dan
keterbelakangan, serta ketahanan pangan.
Peningkatan efisiensi, modernisasi, dan nilai tambah pertanian dan
kelautan dalam arti luas dengan mengembangkan agribisnis
yang dinamis dan efisien, yang melibatkan partisipasi aktif petani
dan nelayan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani
dan nelayan. Untuk itu perlu revitalisasi kelembagaan pada
tingkat operasional, optimalisasi sumber daya, dan
pengembangan SDM pelaku usaha. Hal ini dimaksudkan agar
mampu meningkatkan daya saing melalui peningkatan
produktivitas serta merespon atau tanggap terhadap permintaan
pasar dan memanfaatkan peluang usaha. Mampu meningkatkan
diversifikasi perekonomian perdesaan sebagai salah satu
indikator pertumbuhan perekonomian Daerah dan nasional.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 88
Jasa, termasuk jasa infrastruktur dan keuangan, dikembangkan
sesuai dengan kebijakan pengembangan ekonomi Daerah, agar
mampu mendukung secara efektif peningkatan produksi dan
daya saing dengan menerapkan system dan standar
pengelolaan sesuai dengan praktek ekonomi yang baik pada
skala nasional maupun Daerah. Standar pengelolaan dan
praktek ekonomi yang mampu mendorong peningkatan
ketahanan serta nilai tambah perekonomian Daerah, dan
mendukung kepentingan strategis di dalam pengembangan
SDM. Adopsi dan penguasaan serta pemanfaatan teknologi
menuju pengembangan profesi tertentu, yang mendukung
kepentingan Daerah dan nasional dalam mengentas kemiskinan
maupun pengembangan kegiatan ekonomi perdesaan.
Perdagangan pada umumnya diarahkan untuk mendukung
perekonomian yang mampu memaksimalkan manfaat sekaligus
meminimalkan efek negative dari proses integrasi dengan
dinamika global. Upaya tersebut mencakup: (a) perkuatan
posisi Daerah di dalam berbagai fora kerja sama perdagangan
nasional maupun internasional (skala global, regional, bilateral,
dan multilateral). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya
saing dan akses pasar ekspor dan antar pulau. Mengamankan
kepentingan strategis daerah dan nasional untuk mengentas
kemiskinan, pengembangan perdesaan, dan perlindungan
aktivitas perekonomian Daerah. (b) Pengembangan citra, standar
produk barang dan jasa Daerah yang berkualitas sertra fasilitasi
perdagangan yang berdaya saing.
Perdagangan Daerah diarahkan untuk memperkokoh system
distribusi yang efisien dan efektif serta menjamin kepastian
berusaha untuk mewujudkan: (a) berkembangnya kelembagaan
perdagangan yang efektif dalam perlindungan konsumen dan
persaingan usaha secara sehat, (b) terintegrasinya aktivitas
perekonomian Daerah, regional dan nasional dengan kesadaran
penggunaan produksi dalam negeri, (c) meningkatnya
perdagangan antar wilayah/daerah, dan (d) terjaminnya
ketersediaan bahan pokok dan barang strategis lainnya dalam
harga yang terjangkau.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 89
Kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan
ekonomi dan meningkatkn citra Daerah, kesejahteraan
masyarakat lokal, serta perluasan kesempatan kerja.
Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan secara arif dan
berkelanjutan keragaman pesona keindahan alam dan potensi
daerah baik agro maupun bahari.
Pengembangan UKM dan koperasi diarahkan untuk menjadi pelaku
ekonomi kerakyatan yang berdaya saing dalam hal penyediaan
barang dan jasa kebutuhan masyarakat banyak. Hal ini mampu
memberikan kontribusi yang signifikan dalam perubahan
struktural dan memperkuat perekonomian domestik. Untuk itu,
pengembangan UKM dan koperasi dilakukan melalui
peningkatan kompetensi perkuatan kelembagaan dan
kewirausahaan yang didukung dengan upaya peningkatan
adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi
serta adopsi dan penerapan teknologi. Pengembangan UKM dan
koperasi berlangsung secara terintegrasi dalam pola agribisnis
dan agroindustri, termasuk dukungan percepatan alih teknologi,
dan peningkatan kualitas SDM.
Sektor keuangan dikembangkan agar senantiasa memiliki
kemampuan yang menjamin stabilitas ekonomi dan membiayai
tujuan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas serta mampu
memiliki daya tahan terhadap kemungkinan gejolak krisis
melalui: Penyesuaian implementasi system Jaring Pengaman
Sektor Keuangan Indonesia di daerah, peningkatan kontribusi
Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank dalam rangka pembiayaan
pembangunan Daerah. Dengan demikian, setiap jenis investasi
(baik jangka pendek maupun jangka panjang) akan memperoleh
sumber pembioayaan yang sesuai dengan karakteristik jasa
keuangan yang tersedia.
Perbaikan pengelolaan keuangan Daerah bertumpu pada system
anggaran yang transparan, bertanggung jawab, dan dapat
menjamin efektivitas pemanfaatan. Dalam rangka meningkatkan
kemandirian, peran kerja sama pembiayaan pembangunan oleh
pihak ke tiga dijaga pada tingkat yang aman, sementara sumber
utama Daerah yang berasal dari pajakdan retribusi, DAU, DAK,
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 90
ABT atau dana suplemen lainnya terus ditingkatkan
efektivitasnya. Kepentingan utama pembiayaan pemerintah
adalah penciptaan pembiayaan pembangunan yang dapat
menjamin kemampuan peningkatan pelayanan publik baik
penyediaan pelayanan dasar, prasarana dan sarana fisik serta
ekonomi, yang mendukung peningkatan daya saing ekonomi.
Membangun SDM yang Berkualitas Pembangunan SDM diarahkan pada peningkatan kualitas SDM di
Daerah khususnya dan Indonesia umumnya yang ditandai
dengan meningkatnya IPM dan IPG, serta tercapainya
pertumbuhan penduduk yang seimbang ditandai dengan angka
reproduksi neto (NRR), atau angka fasilitas total (TFR) serendah
mungkin. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan manusia
Indonesia yang maju dan sejahtera serta bermartabat sehingga
mampu berdaya saing dalam era globalisasi.
Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk diarahkan
pada peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi yang terjangkau, bermutu dan efektif menuju
terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas. Di samping itu,
penataan persebaran dan mobilitas penduduk diarahkan menuju
persebaran penduduk yang lebih seimbang sesuai denan daya
dukung dan daya tampung lingkungan melalui pemerataan
pembangunan manusia dan wilayah. Hal ini dilakukan dengan
memperhatikan keragaman etnis dan budaya serta
kesinambungan pembangunan. Sistem administrasi
kependudukan dilakukan untuk mendukung perencanaan dan
pelaksanaa pembangunan di tingkat nasional dan daerah serta
mendorng terakomodasinya hak penduduk dan perlindungan
sosial.
Pembangunan pendidikan demikian pula kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan harkat, martabat dan kualitas manusia yang
memiliki daya saing tinggi, sehingga mampu bersaing dalam era
global dengan tetap berlandaskan pada norma kehidupan
masyarakat Indonesia, tanpa diskriminasi. Pelayanan pendidikan
dan kesehatan yang mencakup semua jalur, jenis, dan jenjang
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 91
perlu disediakan secara bermutu dan terjangkau disertai dengan
upaya pembebasan biaya tertentu. Penyediaan pelayanan
pendidikan dan kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan
pembangunan sosial ekonomi Daerah di masa depan termasuk
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui adopsi dan pendalaman penguasaan teknologi.
Pembangunan pendidikan dan kesehatan diarahkan pula untuk
menumbuhkan kebanggaan dan jati diri masyarakat Flores timur
yang berakhlak mulia serta kemampuan untuk hidup bersama
dan berdampingan dalam masyarakat yang multikultur. Hal ini
dilakukan dengan berlandaskan pada penghormatan terhadap
prinsip-prinsip HAM. Penyediaan pelayanan pendidikan dan
kesehatan sepanjang hayat sesuai perkembangan iptek perlu
terus didorong untuk meningkatkan kualitas hidup dan
produktivitas penduduk Daerah ini termasuk untuk memberikan
bekal pengetahuan dan ketrampilan bagi penduduk usia produktif
yang jumlahnya cenderung bertambah. Semua ini merupakan
investasi dalam meningkatkan kualitas SDM yang memiliki peran
penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
menurunkan tingkat kemiskinan.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan, ketenagaan kesehatan, obat dan
perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan
manajemen kesehatan. Upaya tersebut dilakukan dengan
memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit,
perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan iptek, dan
globalisasi dengan semangat kemitraan, dan kerja sama lintas
sektor. Hal ini dapat dikembangkan melalui perhatian khusus
dalam memberikan peran peningkatan perilaku maupun
kemandirian masyarakat, serta pada upaya promotif dan
preventif.
Pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak diarahkan pada
peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan, serta
kesejahteraan dan perlindungan anak di berbagai bidang
pembangunan; penurunan tindak kekerasan, eksploitasi, dan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 92
diskriminasi terhadap perempuan dan anak; serta penguatan
kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dalam
skala nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan
statistik gender.
Pembangunan pemuda diarahkan pada peningkatan kualitas dan
partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan terutama di
bidang ekonomi, sosial budaya, iptek dan politik. Di samping itu
pembangunan olah raga diarahkan pada peningkatan budaya
olah raga dan prestasi olah raga di kalangan masyarakat.
Adopsi, Penguasaan, dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Adopsi, penguasaan dan pemanfaatan iptek diarahkan untuk
penciptaan dan penguasaan ilmu pengetahuan baik ilmu
pengetahuan dasar maupun terapan, serta pengembangan ilmu
sosial dan humaniora untuk mengenal, mengusai dan
memanfaatkan teknologi bagi kesejahteraan masyarakat,
kemandirian dan daya saing Daerah. Hal ini dilakukan melalui
peningkatan kemampuan dan kapasitas iptek yang senantiasa
berpedoman pada nilai agama, nilai budaya, nilai etika, kearifan
lokal, serta memperhatikan sumber daya dan kelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Adopsi, penguasaan dan pemanfaatan iptek selain diarahkan untuk
hal-hal sebagaimana tersebut diatas pula diarahkan untuk
mendukung ketahanan pangan, ketersediaan energi, dan
pemanfaatan teknologi informasi/ komunikasi, penyediaan
teknologi transportasi, pemanmfaatan teknologi pertahanan,
serta teknologi kesehatan, dan pengembangan teknologi material
lainnya. Sumber daya manusia yang handal memiliki
kemampuan untuk mengadopsi dan lain-lain terhadap teknologi
yang berkembang dapat menguatkan system inovasi dalam
rangka mendorong pembangunan ekonomi yang berbasis
pengetahuan.
Sarana dan Prasarana yang Memadai dan Maju
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 93
Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan diarahkan untuk
mendorong transaksi perdagangan sebagai sumber mobilisasi
arus orang, barang, dan jasa. Dari padanya dapat menciptakan
jaringan pelayanan secara inter dan antar moda angkutan
sebagai satu-kesatuan pembangunan prasarana dan sarana
transportasi itu. Disamping itu perlu pengembangan
pemanfaatan e-commerce dalam konteks paperless document;
menyelaraskan semua peraturan perundang-undangan baik
yang mencakup investasi maupun penyelenggaraan jasa
transportasi guna memberikan kepastian hukum bagi semua
pihak.
Menciptakan sistem dan mekanisme pendanaan untuk menunjang
investasi serta operasi prasarana dan sarana transportasi;
berikut mendorong seluruh stakeholders untuk berpartisipasi
dalam penyediaan pelayanan mulai dari tahap perencanaan,
pembangunan dan pengoperasiannya dengan menghindarkan
semua bentuk monopoli agar dapat memberikan alternative
pilihan bagi pengguna jasa.
Pembangunan ketenagalistrikan diarahkan pada: (1) pengembangan
kemampuan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik Daerah dan
kehandalannya untuk memulihkan kemampuan pasokan system
ketenagalistrikan daerah yang memadai melalui rehabilitasi dan
repowering pembangkit yang ada serta mencari alternative
pembangkit lainnya terutama pembangkit tenaga listrik non BBM;
(2) Penyempurnaan struktur penyediaan/pasokan tenaga listrik,
yang memberikan peluang lebih luas bagi investasi swasta
secara lebih terbuka, kompetitif, professional, dan terarah. (3)
Adaptasi atas kebijakan tarif dan subsidi yang diarahkan pada
penerapan tarif regional yang strukturnya disesuaikan dengan
Harga Pokok Produksi (HPP) bagi setiap kelompok pelanggan.
Sedangkan subsidi diarahkan pada optimalisasi dan
pengembangan interkoneksi jaringan penyaluran yang lebih luas
dan lebih optimal. (4) Diversifikasi energi untuk pembangkit
listrik; terutama pembangkit listrik tenaga surya dan energi
terbaukan lainnya.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 94
Pembangunan telematika diarahkan pada penciptaan platform
kompetisi jangka panjang dalam penyelenggaraan
telekomunikasi dan antisipasi implikasi dari konvergensinya
telekomunikasi. Kelembagaan maupun regulasinya terkait
dengan isu keamanan, kerahasiaan, privasi, dan integritas
informasi, hak atas kekayaan intelektual; serta legalitas yang
memiliki dampak konvergensi pasar dan industri.
Optimalisasi pembangunan dan pemanfaatan prasarana pos dan
telematika termasuk prasarana non telekomunikasi dalam
penyelenggaraan telematika; pemanfaatan konsep teknologi
netral yang responsive terhadap kebutuhan pasar dan industri.
Semuanya berlangsung dengan tetap menjaga dan
memperhatikan keutuhan system yamg telah ada. Disamping itu
perlu peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat
terhadap potensi pemanfaatan telematika dan aplikasi berbasis
teknologi informasi.
2. Mewujudkan Pembangunan yang lebih Merata dan Berkeadilan
Pembangunan yang merata di berbagai wilayah Kabupaten Flores
Timur mendukung meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam
pembangunan juga akan mengurangi gangguan keamanan serta
menghapus potensi konflik sosial untuk tercapainya Flores Timur yang maju,
sejahtera, bermartabat dan memiliki daya saing. Karena itu untuk
mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan diarahkan
pada :
Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah sebagai
satu kesatuan strategis yang bertumpuh pada manusia.
Pengembangan wilayah-wilayah yang tertinggal di sekitarnya dalam
suatu kesatuan wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa
mempertimbangkan batas wilayah administrasi melainkan manusia dan
karakterisdtik wilayah, dengan menekankan pada pertimbangan
keterkaitan mata rantai proses produksi dan distribusi. Upaya ini dapat
dilakukan melalui pengembangan produk unggulan daerah, serta
mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan
kerja sama antar sektor, antar wilayah, dunia usaha, dan masyarakat
dalam mendukung peluang berusaha dan investasi di daerah.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 95
Pertumbuhan wilayah perkotaan dikendalikan dalam suatu sistem
wilayah pembangunan terpadu, nyaman, dengan pengelolaan yang
efisien, serta mempertimbangkan kontinyuitas pembangunan, melalui:
(1) Penerapan manajemen perkotaan yang meliputi optimasi dan
pengendalian pemanfaatan ruang serta pengamanan zona penyangga
di sekitar kota inti dengan penegakan hukum yang tegas dan adil, serta
peningkatan peran dan fungsi wilayah-wilayah sekitarnya. (2)
Pengembangan kegiatan ekonomi perkotaan yang ramah lingkungan
seperti perdagangan, jasa keuangan, perbankan, asuransi, industri
telematika dan lain-lain. (3) Revitalisasi kawasan kota meliputi
pengembalian fungsi kawasan melalui upaya membangun kembali
kawasan; peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya; serta
penataan kembali pelayanan fasilitas public, terutama pengembangan
system transportasi masal yang treintegrasi antar moda.
Pengembangan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil agar tumbu
dan berkembang lebih cepat dan dapat mengejar ketertinggalan
pembangunannya dengan wilayah lain. Pendekatan pembangunan
yang perlu dilakukan selain dengan pemberdayaan masyarakat secara
langsung melalui skema pemberian dana alokasi khusus, alokasi dana
desa, infrastruktur, termasuk jaminan pelayanan publik dan
keperintisan, juga penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi dengan
wilayah-wilayah cepat tumbuh dan strategis dalam satu keastuan
‘sistem wilayah pengembangan ekonomi dan nilai kemanusiaan yang
adil dan beradab’.
Pengembangan wilayah-wilayah perbatasan melalui arah kebijakan
pembanguna yang berorientasi outward looking yang lepas dari
kecenderungan inward looking, sehingga kawasan tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan
perdagangan dengan Kabupaten tetangga ataupun antar pulau.
Pendekatan pembangunan yang bersifat keamann, maupun
kesejahteraan. Perhatian khusus diarahkan bagi pengembangan
wilayah-wilayah yang selama ini merupakan pintu masuk dan keluar
potensial.
Percepatan pembangunan perkotaan dan perdesaan ditingkatkan,
sehingga diharapkan dapat menjalankan perannya sebagai ‘motor
penggerak’ pembangunan wilayah, maupun dalam melayani kebutuhan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 96
warga masyarakat. Pendekatan pembangunan yang perlu dilakukan,
antara lain, memenuhi kebutuhan pelayanan dasar perkotaan dan
perdesaan sesuai dengan tipologi maupun karakteristik wilayah
masing-masing.
Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan
dengan kegiatan ekonomi di wilayah pedesaan didorong secara
sinergis (hasil produksi wilayah pedesaan merupakan backward
linkages dari kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan) dalam suatu
sistem wilayah pengembangan ekonomi. Peningkatan keterkaitan
tersebut memerlukan adanya perluasan dan diversifikasi aktivitas
ekonomi dan perdagangan (non-pertanian) di perdesaan yang terkait
dengan pasar di perkotaan.
Pembangunan perdesaan didorong melalui: pengembangan
agroindustri terutama bagi kawasan yang berbasis pertanian.
Bersamaan dengan itu dilakukan peningkatan kapasitas SDM
perdesaan khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya; berikut pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegitan
produksi di kawasan perdesaan. Hal ini dimaksudkan untuk
menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan ekonomi komplementer yang
saling menguntungkan, peningkatan akses informasi dan pemasaran,
lembaga keuangan, kesempatan kerja dan teknologi; disamping
pengembangan sosial capital dan human capital yang belum tergali
potensinya, sehingga kawasan perdesaan tidak semata-mata
mengandalkan sumber daya alam; demikian pula intervensi harga dan
kebijakan perdagangan yang berpihak ke produk pertanian, terutama
terhadap harga dan upah.
Pembangunan lintas sektor maupun wilayah secara sinergis, serasi,
dan berkelanjutan, agar memanfaatkan rencana tataruang sebagai
landasan atau acuan kebijakan spasial bagi pemanfaatan ruang. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari keinginan untuk memperoleh
keuntungan ekonomi jangka pendek dengan mengeksploitasi SDA
secara berkelebihan sehingga menurunkan kualitas (degradasi) dan
kuantitas (deplesi) SDA dan lingkungan hidup. Selain itu, sering pula
terjadi konflik pemanfaatan ruang antar sektor. Sekaligus menjamin
adanya kontinyuitas pembangunan.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 97
Adaptasi system pengelolaan pertanahan yang efisien, efektif, serta
melaksanakan penegakan hukum terhadap hak atas tanah menurut
prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan demokrasi. Selain itu, perlu
dilakukan penyempurnaan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah melalui penerapan berbagai aturan pelaksanaan
land reform, serta penciptaan insentif/disinsentif perpajakan yang
sesuai dengan luas, lokasi, dan penggunaan tanah agar masyarakat
golongan ekonomi lemah dapat lebih mudah mendapatkan hak atas
tanah. Disamping peningkatan upaya penyelesaian sengketa
pertanahan baik melalui kewenangan administrasi, peradilan, maupun
alternative dispute resolution; serta memperhatikan hak-hak
masyarakat adat.
Mengembangkan kerjasama antar daerah dalam rangka memanfaatkan
keunggulan komparatif maupun kompetitif masing-masing daerah;
menghilangkan ego pemerintah daerah yang berlebihan, serta
menghindari timbulnya inefisiensi dalam pelayanan public.
Pengembangan kerja sama antar daerah melalui sistem jejaring antar
daerah dalam berbagai hal.
Sistem ketahanan pangan diarahkan untuk menjaga ketahanan dan
kemandirian pangan Daerah dengan mengembangkan kemampuan
produksi agraris Daerah, didukung kelembagaan pertanian dan ketahan
pangan yang mampu menjamin kecukupan pemenuhan kebutuhan
pangan di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah maupun mutu dan
gizinya, aman, merata, dan terjangkau, sesuai dengan keragaman
lokal.
Pengembangan koperasi yang meluas sesuai kebutuhan sebagai
wahana yang efektif untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi
kolektif para anggotanya, baik produsen maupun konsumen diberbagai
sektor kegiatan ekonomi, sehingga menjadi gerakan ekonomi yang
berperan nyata dalam upaya peningkatan kesejahteraa sosial dan
ekonomi masyarakat. Sementara itu, pemberdayaan usaha mikro
menjadi pilihan strategis untuk meningkatkan pendapatan kelompok
masyarakat berpendapatan rendah dalam rangka mengurangi
kesenjangan pendapatan dan kemiskinan, melalui peningkatan
kapasitas usaha dan ketrampilan pengelolaan usaha, sekaligus
mendorong adanya kepastian, perlindungan, dan pembinan usaha.
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 98
Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada peningkatan
jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang berkualitas termasuk
pemberdayaan social dan korban bencana karena ulah tangan manusia
atau alam, yang tepat guna. Hal ini dilakukan sejalan dengan peraturan
perundangan dan perlindungan sosial, peningkatan kualitas SDM
kesejahteraan sosial, penyusunan dan penataan Sistem Kesejahteraan
Sosial Nasional (SKSN) serta penyediaan sarana pelayanan sosial
yang memadai. Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pula
untuk melakukan adaptasi terhadap sistem perlindungan dan jaminan
sosial serta pemenuhan hak-hak rakyat akan pelayanan sosial dasar.
Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya
diarahkan pada: (1) Penyelenggaraan pembangunan perumahan yang
berkelanjutan, memadai, layak dan terjangkau oleh daya beli
masyarakat serta didukung oleh prasarana dan sarana pemukiman
yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara professional,
kredibel, mandiri dan efisien; (2) Penyelenggaraan pembangunan
perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang
mandiri, mampu membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari
pasar modal atau dari sumber lainnya, menciptakan lapangan kerja,
serta meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan; (3)
Pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana
pendukungnya dengan memperhatikan fungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup.
Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penghormatan,
perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat secara bertahap
dengan mengutamakan prinsip kesetaraan dan non diskriminasi.
Sejalan dengan proses demokratisasi, pemenuhan hak dasar rakyat di
Daerah ini diarahkan pada peningkatan pemahaman tentang
pentingnya perwujudan hak-hak dasar rakyat. Kebijakan
penangulangan kemiskinan diarahkan pada peningkatan mutu
penyelenggaraan otonomi daerah sebagai bagian dari upaya
pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin.
3. Mewujudkan Masyarakat Bermoral, Beretika dan Berbudaya Kesadaran akan budaya memberikan arah bagi perwujudan identitas
Daerah, sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Identitas Daerah ini
mencuat dalam suasana kehidupan masyarakat yang kondusif dan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 99
harmonis. Dari padanya dapat memberikan kemungkinan bagi nilai-nilai
kearifan lokal untuk mampu merespon modernisasi secara positif dan
produktif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. Pembangunan masyarakat
bermoral, beretika dan berbudaya menitik beratkan pada :
Pembangunan agama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran
agama sebagai landasan moral dan etik dalam pembangunan,
membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi, dan
menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam
pembangunan. Di samping itu, pembangunan agama diarahkan pula
untuk meningkatkan kerukunan hidup umat beragama dengan
meningkatkan rasa saling percaya, saling hormat dan membangun
keseimbangan antar kelompok masyarakat sehingga tercipta suasana
kehidupan masyarakat penuh toleransi, tenggang rasa dan beradab.
Pembangunan dan pemantapan jati diri masyarakat Daerah ini ditujukan
untuk mewujudkan karakter manusia dan masyarakat dalam suatu
kesatuan sistem sosial yang berakar, unik, modern dan unggul. Jati diri
tersebut merupakan kombinasi antara nilai luhur bangsa seperti nilai
religius, kebersamaan dan persatuan; berikut nilai modern universal
seperti etos kerja dan prinsip tata kepemerintahan yang baik.
Pembangunan jati diri manusia dan masyarakat tersebut dilakukan
melalui transformasi, revitalisasi, dan reaktualisasi tata nilai budaya
daerah dan bangsa. Tata nilai budaya yang memiliki keunggulan untuk
mampu menyaring nilai modern yang diterapkan bagi kepentingan
pembangunan Daerah. Pembangunan dan pemantapan jati diri
masyarakat Daerah juga dilakukan melalui peningkatan budaya dan
prestasi olah raga sebagai satu kesatuan upaya transformasi,
revitalisasi dan reaktualisasi tata nilai.
Budaya inovatif yang berorientasi ilmu pengetahuan dan adopsi,
penguasaan maupun pemanfaatan teknologi terus dikembangkan agar
dalam skala mikro (Daerah) maupun makro (Negara) berpeluang untuk
mewujudkan kesejatian di era persaingan global. Hal ini dilakukan
dengan meningkatkan penghargaan masyarakat terhadap ilmu
pengetahuan dan pola adopsi teknologi (Iptek). Bentuk-bentuk
pengungkapan kreativitas, termasuk kesenian, dimaksudkan untuk
mewujudkan keseimbangan aspek material, spiritual dan emosional,
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 100
dalam kerangka peningkatan harkat, martabat dan peradaban manusia
dan masyarakat Kabupaten Flores Timur.
4. Mewujudkan Flores Timur yang Demokratis Berlandaskan Hukum Demokrasi memungkinkan adanya transparansi yang pada gilirannya
dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan
pembangunan dan memaksimalkan potensi masyarakat. Sedangkan hukum
mampu menciptakan ketertiban dan terjaminnya ekspresi potensi
masyarakat secara maksimal. Dari padanya memberikan jaminan adanya
kepastian hukum mengenai aspek-aspek positif maupun aspek negatif
kemanusiaan. Itu berarti pembenahan struktur hukum dan peningkatan
budaya hukum serta penegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak
diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil, menjadi hal yang mendesak.
Untuk mewujudkan Flores Timur yang demokratis dan adil
sebagaimana tersebut diatas adalah dengan memantapkan proses
pelembagaan/pembudayaan demokrasi hingga menjadi lebih mapan dan
memasyarakat, memperkuat peran masyarakat sipil; dan kualitas
desentralisasi serta otonomi daerah. Hal demikian ini berlangsung tanpa
menghindari proses pengembangan dan kebebasan media dalam
mengkomunikasikan kepentingan masyarakat. Karena itu upaya untuk
mewujudkan Flores Timur yang demokratis berlandaskan hukum ditekankan
pada :
4.1. Penataan struktur politik lokal dan otonomi daerah yang relevan
dengan struktur politik nasional dengan menitikberatkan pada proses
pelembagaan demokrasi. Ini dapat dilakukan dengan: (a) intensifikasi
pemasyarakatan Undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi dan
pedoman dasar pengembangan demokrasi tanpa menjauhkan Daerah
dari akar budaya sendiri. (b) Semakin memantapkan hubungan antara
kelembagaan politik lokal maupun nasional di Daerah dengan
kelembagaan pertahanan keamanan dalam kerangka kewaspadaan
dan perlindungan masyarakat. (c) Meningkatkan kinerja kelembagaan
perangkat daerah dalam menjalankan kewenangan, fungsi-fungsi dan
tugas pokok menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dan
atau kesepakatan etis antara pemerintah Daerah dengan DPRD. (d)
Memantapkan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, dalam
satu kesatuan wilayah NKRI. (e) Menciptakan suasana politik lokal
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 101
yang stabil aman dan terkendali dalam kerangka pelaksanaan
rekonsiliasi nasional secara tuntas; (f) Pelembagaan/pembudayaan
demokrasi lebih lanjut dalam kerangka Otonomi daerah untuk
mendukung berlangsungnya konsolidasi demokrasi secara
berkelanjutan.
4.2. Penataan peran pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat
yang dititikberatkan pada pembentukan kemitraan sejajar yang
handal. Hal ini diarahkan untuk membangun kemandirian maupun
kecerdasan dan kedewasaan politik umumnya maupun demokratisasi
masyarakat dalam koridor hukum. Peran Pemerintah daerah, Dunia
Usaha dan masyarakat inipun diarahkan pada penataan fungsi-fungsi
pranata sosial kemasyarakatan, lembaga hukum dan lembaga politik
sebagai satu keastuan tindakan pengelolaan berbagai potensi konflik
sosial yang mengancam keutuhan masyarakat kabupaten Flores Timur.
4.3. Penataan proses politik yang dititikberatkan pada proses
pengalokasian/representasi kekuasaan dengan: (a) meningkatkan
kualitas proses dan mekanisme seleksi publik yang terbuka, jujur dan
adil bagi para pejabat politik dan/atau pejabat publik; (b)
Mewujudkan komitmen publik yang tegas terhadap kebebasan media
massa, keleluasaan berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat
bagi setiap anggota masyarakat berdasarkan aspirasi politiknya
masing-masing.
4.4. Pengembangan budaya politik yang dititikberatkan pada proses
penanaman nilai-nilai demokratis yang diupayakan melalui: (a)
Penciptaan kesadaran budaya dan penanaman nilai-nilai politik
demokratis terutama penghormatan nilai-nilai HAM, nilai-nilai
persamaan, anti kekerasan, serta nilai-nilai toleransi, melalui berbagai
wacana dan media; (b) Upaya mewujudkan berbagai wacana dialog
bagi peningkatan kesadaran mengenai pentingnya memelihara
keutuhan Daerah maupun persatuan bangsa.
4.5. Peningkatan peranan komunikasi dan informasi yang ditekankan pada
proses pencerdasan masyarakat dalam kehidupan politik yang
dilakukan dengan: (a) Mewujudkan kebebasan pers yang lebih mapan
dan terlembaga serta menjamin hak masyarakat luas untuk
berpendapat dan mengontrol jalannya penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan secara cerdas dan
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 102
demokratis; (b) Mewujudkan pemerataan informasi yang lebih luas
dengan mendorong hadirnya media-media massa daerah yang
independent; (c) Menciptakan jaringan informasi yang lebih bersifat
interaktif antara masyarakat dan kalangan pengambil keputusan politik
untuk menciptakan kebijakan yang lebih mudah dipahami masyarakat
luas; (d) Menciptakan jaringan teknologi informasi dan komunikasi yang
mampu menghubungkan seluruh link informasi yang ada.
4.6. Pembinaan dan pemantapan kesadaran hukum masyarakat diarahkan
pada terwujudnya system hukum nasional yang mantap, bersumber
pada Pancasila dan UUD 1945, yang mencakup pemahaman materi
hukum, struktur hukum termasuk aparat hukum, sarana dan prasarana
hukum. Disaamping itu tumbuh budaya hukum masyarakat yang tinggi
dalam kerangka Negara hukum serta menciptakan kehidupan
masyarakat yang adil dan demokratis. Pembangunan hukum
dilaksanakan melalui adaptasi produk hukum Daerah dengan tetap
memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku. Pengaruh
globalisasi memberikan ruang untuk melakukan upaya meningkatkan
kepastian dan perlindungan hukum bagi masyarakat, termasuk
penegakan hukum dan HAM, kesadaran hukum, serta pelayanan
hukum. Semuanya berintikan keadilan dan kebenaran, ketertiban dan
kesejahteraan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang semakin tertib,
teratur dan lancar.
4.7. Pembinaan dan pengembangan struktur hukum diarahkan untuk
memantapkan dan mengefektifkan berbagai organisasi dan lembaga
hukum, profesi hukum dan badan peradilan sehingga mendukung
profesionalisasi aparatur/kelembagaan hukum. Aparatur hukum dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya secara professional harus
didukung oleh sarana dan prasarana hukum yang memadai. Dari
sanalah tingkat kesejahteraan sebagai kontra prestasinya maupun
pelaksanaan tugas dan kewajiban aparatur hukum dapat berjalan
dengan baik dan terhindar dari pengaruh maupun intervensi para pihak
dalam bentuk korupsi, kolusi dan nepotisme.
4.8. Penerapan dan penegakan hukum serta HAM, dilaksanakan secara
tegas, lugas dan professional dengan tetap menghormati HAM,
keadilan dan kebenaran, pada seluruh tingkatan/tahapan proses. Hal
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 103
ini dimaksudkan untuk mewujudkan tertib dan disiplin sosial, sehingga
mendukung pembangunan serta stabilitas keamanan dan ketertiban
daerah yang mantap dan dinamis. Dukungan sarana dan prasarana
pada semua lingkungan peradilan akan mengembalikan kepercayaan
masyarakat terhadp citra lembaga peradilan sebagai benteng terakhir
pencari keadilan.
4.9. Peningkatan perwujudan kesadaran hukum masyarakat terus
ditingkatkan dengan lebih memberikan akses terhadap informasi yang
dibutuhkan masyarakat. Memberikan akses informasi kepada
masyarakat dan memfasiulitasi keterlibatannya dalam berbagai proses
pengambilan keputusan, pelaksanaan pembangunan Daerah,
dimaksudkan agar setiap anggota masyarakat menyadari dan
menghayati hak dan kewajibannya untuk berperilaku legal, mempunyai
rasa memiliki terhadap daerah dan taat hukum. Ini semua didukung
oleh pelayanan dan bantuan hukum kepada masyarakat dengan biaya
terjangkau, proses yang tidak berbelit dan penetapan keputusan yang
mencerminkan rasa keadilan masyarakat.
4.10. Pemberantasan kolusi korupsi dan nepotisme maupun penyalahgunaan
wewenang atau secara berkesinambungan melalui
pertanggungjawaban hukum, politik, administrasi dan atau moral. Hal
ini berlangsung dalam kerangka penerapan prinsip-prinsip tata
pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan lini pemerintahan
tanpa kecuali. Setiap tindakan yang bertentangan dengan prinsip-
prinsip kepemerintahan yang baik karena penyalahgunaan kekuasaan
dan wewenang supaya dikenakan sanksi yang yang setimpal demi
hukum dan keadilan. Disamping itu peningkatan intensitas dan
efektivitas pengawasan aparatur Negara melalui pengawasan internal,
pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat. Begitu pula
peningkatan etika birokrasi dan budaya kerja serta pengetahuan dan
pemahaman para penyelenggara pemerintahan untuk melakukan
pelayanan publik sesuai prinsip-prinsip ketatapemerintahan yang baik.
BAB IV
P E N U T U P
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 104
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2005-
2025 yang berisi visi, misi dan arah Pembangunan Daerah, merupakan pedoman
bagi pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan Pembangunan Daerah
20 tahun ke depan.
RPJPD ini juga menjadi arah dan pedoman penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Lima Tahunan dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Keberhasilan Pembangunan Daerah sebagai
perwujudan visi Flores Timur yang maju, sejahtera, bermartabat dan berdaya
saing, perlu didukung oleh : (1) Komitmen kepemimpinan politik yang kuat dan
demokratis; (2) Konsistensi kebijakan pemerintah; (3) Keberpihakan kepada
rakyat; (4) Peran serta masyarakat dan dunia usaha.
Bupati Flores Timur,
DRS. SIMON HAYON
DRAFT KERANGKA RPJPD KABUPATEN FLORES TIMUR
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 105
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1. Latar belakang pembentukan Kabupaten Flores Timur 2. Pengetian RPJPD 3. Gambaran proses penyusunan RPJP Daerah
B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud dan tujuan penyusunan RPJPD 2. Konten RPJPD sebagai Dokumen Perencanaan
Pembangunan Daerah. C. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1959 Tentang Pembentukan Daerah –daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan nusa Tenbggara Timur.
2. Tap MPR No. 15/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daera.
3. Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara ynag bersih dan bebas dari Korupsi kolusi danm Nepotisme.
4. Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
5. Undanbg-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah daerah.
6. Undang-undang nomor 25 Tahun 2000 tentang sistim Perenbcanaan Pembangunan Nasional.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah, dan Pmerintah Propinsi sebagai Daerah otonom.
8. Peraturan Presiden nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional Tahun 2004-2009.
9. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/Sj, tanggal 11 Agustus 2005 Perihal Petunjuk penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah.
BAB II
KONDISI, ANALISIS DAN PREDIKSI KONDISI UMUM DAERAH A. KONDISI DAN ANALISIS
1. Geomorfologi dan lingkungan hidup Kondisi umum Gambaran kondisi tanah/lahan 1994-1999,dan 2000-2004 Gambaran kondisi Pengusahaan tanah/lahan 1994-1999, dan 2000-2004 Gambaran Kondisi lingkungan Perhutanan 1994-1999, dan 2000-2004 Permasahan Capaian/ keberhasilan pada tataran geomorfologi dan lingkungan hidup Analisis Proyeksi Peluang geomorfologi dan lingkungan hidup untuk tahun 2005-2025 Analisis Proyeksi Ancaman Geomorfologi dan lingkungan hidup tahun 2005-2025
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 106
Analisis proyeksi permasalahan pada tataran geomorfologi dan lingkungan hidup tahun 2005-20025 Analisis proyeklsi keberhasilan pada tataran geomorfologi dan lingkungan hidup tahun 2005-2025. Prediksi kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup tahun 2005-2025.
2. Demografi Jumlah,Penyebaran dan Kepadatan Penduduk Gambaran Tingkat Perkembangan penduduk Gambaran Penduduk Menurut Mata Pencaharia. Gambaran Kondisi Ketenagakerjaan