rpjp kabupaten flores timur 2005-2025 1 lampiran

106
RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2005 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Dasar 1945 pasal 18 secara tegas membagi Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam Daerah-daerah besar dan kecil. Karena pembagian inilah, sehingga dibentuk Daerah Tingkat I pada Daerah- daerah besar dan Daerah Tingkat II pada Daerah-daerah kecil. Dengan terbentuknya Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur tahun 1958 berdasarkan Undang-undang nomor 64 Tahun 1958, memungkinkan Daerah- daerah kecil dalam Wilayah Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur berkembang menjadi Daerah Tingkat II. Itu sebabnya, maka berdasarkan Undang-undang nomor 69 Tahun 1958 terbentuk Daerah Tingkat II Flores Timur, bersamaan dengan pembentukan Daerah-daerah Tingkat II lainnya dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa tenggara Timur. Pembentukan Daerah Tingkat II Flores Timur, terakhir disebut Kabupaten Flores Timur selain bernuansa historis, juga bermuatan filosofis, kultural dan yuridis. Pada aspek filosofis, pembentukan Kabupaten Flores Timur adalah suatu langkah pengorganisasian sejumlah potensi wilayah baik manusia, alam dan lingkungan strategis lainnya. Selanjutnya secara kultural pembentukan Kabupaten Flores Timur sekaligus menjadi wahana pembentukan sistem nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Lamaholot. Ini menonjolkan pengembangan wilayah berdasarkan keanekaan latar kehidupan yang berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, meskipun di sana- sini terdapat sejumlah kesamaan. Sedangkan pada tataran yuridis pembentukan kabupaten Flores Timur dengan Undang-undang nomor 69 Tahun 1958 sebagai pengakuan akan adanya sebuah Daerah yang memiliki kesamaan hak, kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. Dari padanya Kabupaten Flores Timur memperoleh kesempatan yang sama dengan Daerah lainnya untuk mengakses kebijakan dalam skala nasional dan propinsi, serta mampu menjalankan kebijakan desentralisasi dalam segala bentuk dan sifat- sifatnya di daerah sendiri.

Upload: phamhanh

Post on 16-Jan-2017

238 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Dasar 1945 pasal 18 secara tegas membagi Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam Daerah-daerah besar dan kecil.

Karena pembagian inilah, sehingga dibentuk Daerah Tingkat I pada Daerah-

daerah besar dan Daerah Tingkat II pada Daerah-daerah kecil.

Dengan terbentuknya Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur tahun 1958

berdasarkan Undang-undang nomor 64 Tahun 1958, memungkinkan Daerah-

daerah kecil dalam Wilayah Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur

berkembang menjadi Daerah Tingkat II. Itu sebabnya, maka berdasarkan

Undang-undang nomor 69 Tahun 1958 terbentuk Daerah Tingkat II Flores

Timur, bersamaan dengan pembentukan Daerah-daerah Tingkat II lainnya

dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa tenggara

Timur. Pembentukan Daerah Tingkat II Flores Timur, terakhir disebut

Kabupaten Flores Timur selain bernuansa historis, juga bermuatan filosofis,

kultural dan yuridis.

Pada aspek filosofis, pembentukan Kabupaten Flores Timur adalah suatu

langkah pengorganisasian sejumlah potensi wilayah baik manusia, alam dan

lingkungan strategis lainnya. Selanjutnya secara kultural pembentukan

Kabupaten Flores Timur sekaligus menjadi wahana pembentukan sistem nilai

yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Lamaholot. Ini menonjolkan

pengembangan wilayah berdasarkan keanekaan latar kehidupan yang

berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, meskipun di sana-

sini terdapat sejumlah kesamaan. Sedangkan pada tataran yuridis

pembentukan kabupaten Flores Timur dengan Undang-undang nomor 69

Tahun 1958 sebagai pengakuan akan adanya sebuah Daerah yang memiliki

kesamaan hak, kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. Dari padanya

Kabupaten Flores Timur memperoleh kesempatan yang sama dengan Daerah

lainnya untuk mengakses kebijakan dalam skala nasional dan propinsi, serta

mampu menjalankan kebijakan desentralisasi dalam segala bentuk dan sifat-

sifatnya di daerah sendiri.

Page 2: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 2

Seirama dengan itu dan dalam nuansa perkembangan ketatanegaraan

yang menunjukan adanya perubahan paradigma, menuntut Kabupaten Flores

Timur perlu berbenah diri. Tuntutan itu sudah dimulai sejak Undang-undang

nomor 5 Tahun 1974, menyusul Undang-undang nomor 22 Tahun 1999 yang

kemudian diubah dengan Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah. Kabupaten Flores Timur menyesuaikan diri dengan

tuntutan tersebut yang ternyata sejalan dengan latar belakang historis,

filosofis, kultural dan yuridis pembentukannya.

Pada pokoknya paradigma ketatanegaraan yang mengacu pada Undang-

undang tersebut di atas, aras tekanannya pada prinsip desentralisasi. Adanya

penyerahan urusan dan kewenangan kepada daerah agar secara bebas

menjalankan fungsi pemerintahan. Fungsi mana meliputi (1). To protect yaitu

fungsi melindungi seluruh barang-barang publik (public goods) dalam satu

kesatuan Wilayah Pemerintahan Kabupaten Flores Timur, (2). To regulate

yakni fungsi mengatur barang-barang publik dimaksud dalam satu-kesatuan

Wilayah Pemerintah Kabupaten Flores Timur, (3). To distribute adalah fungsi

membagi secara proporsional berdasarkan analisis prioritas terhadap barang-

barang publik yang berpihak kepada masyarakat dalam satu-kesatuan Wilayah

Pemerintah Kabupaten Flores Timur.

Secara nyata fungsi pemerintah tersebut baru di-drive pada awal tahun

2001 yang dikemas dalam “Otonomi Daerah”, saat berlakunya Undang-undang

nomor 22 Tahun 1999. Walaupun itu merupakan kehormatan kepada Daerah,

tetapi jika dipahami secara mendalam hal ini lebih bermuatan tuntutan. Betapa

tidak, sebab dengan Otonomi Daerah, maka Pemerintah Kabupaten Flores

Timur harus secara nyata menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana dimaksud

untuk menciptakan peluang dan strategi yang handal dengan suatu cita-cita.

Peluang dan strategi dimaksud dalam rangka meningkatkan akselerasi

pembangunan di segala bidang, pemberdayaan ekonomi rakyat, peningkatan

infrastruktur dan lain-lain yang bertumpu pada kemampuan Daerah.

Menciptakan peluang dan strategi berlangsung di atas kondisi

geomorfologi dan lingkungan hidup, kondisi demografis, kondisi ekonomi dan

sumber daya alam serta kondisi sosial budaya dan politik Kabupaten Flores

Timur. Peluang dan strategi itu berorientasi ke masa depan sebagai suatu cita-

cita, sekurang-kurangnya untuk kurun waktu 20 tahun kondisi Flores Timur

seperti apa. Untuk itu, maka rencana pembangunan jangka panjang ini sebagai

upaya mennciptakan peluang dan strategi yang menggunakan pendekatan

Page 3: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 3

lebih relevan. Pendekatan mana dapat dan dengan mudah beradaptasi dengan

proses perubahan yang terjadi demikian pesat dari waktu ke waktu,

dibandingkan dengan kemampuan menyerap dan memberi makna terhadap

perubahan itu sendiri.

Kondisi umum seperti kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup dan lain-

lain selama 10 tahun terakhir telah memberikan gambaran yang menarik ke

arah mana Kabupaten Flores Timur akan dibawa. Tingkat perkembangan,

pertumbuhan, pemerataan, tingkat keadilan dan demokratisasi yang telah

dicapai dari tahun ke tahun direncanakan dengan pendekatan ekonomi.

Pendekatan yang menggunakan parameter relatif lebih subyektif dan sangat

bergantung pada siapa yang menggunakan pendekatan itu. Akibatnya di sana-

sini tingkat kemajuan dibuktikan hanya dengan sederetan angka-angka statistik

yang meyakinkan, akan tetapi berbanding terbalik dengan kenyataan. Secara

riil ternyata masih terdapat demikian banyak masyarakat dan desa-desa

terbelakang, baik ekonominya, politik, maupun sosial budaya. Ini ditandai

dengan kondisi infrastruktur yang tidak memadai dan tidak dapat memberikan

kemudahan aksesibilitas, tingkat pendapatan riil yang rendah dan belum

berdayanya masyarakat secara maksimal, jika dibandingkan dengan

pemanfaatan investasi dan waktu selama ini.

Karenanya memahami rencana pembangunan jangka panjang ini tidak

hanya sekedar merupakan upaya penciptaan peluang dan strategi, melainkan

juga merupakan obsesi. Suatu kehendak untuk mencapai kemajuan dengan

injeksi nilai-nilai maju baik yang berasal dari daerah sendiri maupun dari daerah

atau negara lain secara replikasi, dengan tetap menghindari kecenderungan

yang bersifat sektarian. Kecenderungan yang mendahulukan efisiensi daripada

partisipasi, sehingga perencanaan pemerintah sebelumnya, dihadapkan pada

dua pilihan dilematis yaitu prioritas produktivitas atau prioritas demokrasi. Hal

ini tidak berarti bahwa strategi multi player effect harus diabaikan melainkan

pilihan strategis effisiensi, produktivitas, partisipasi dan demokrasi dipandang

sebagai suatu harga yang sulit untuk ditawar.

Pilihan strategi tersebut, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah ini diakomodasi pada prinsip pemberdayaan untuk membangun Flores Timur baru. Prinsip yang lebih menonjolkan pemberian daya kepada

masyarakat, bukan berbagi kekuasaan, sebab kekuasaan itu dengan

sendirinya melekat pada setiap mereka yang memiliki daya atau energi.

Dengan demikian pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan konsep

Page 4: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 4

membangun Flores Timur Baru adalah pendekatan good governance atau

pengelolaan yang baik. Pendekatan ini lebih bersifat obyektif dan komprehensif

walaupun disadari tidak sepenuhnya dapat melepaskan diri dari subyektifitas.

Dalam rencana pembangunan jangka panjang ini, sejumlah kekuatan dan

kelemahan, peluang dan tantangan Kabupaten Flores Timur dimanejemeni

dengan pendekatan tersebut, sehingga lebih mampu mendekati permasalahan

dan menemukan solusi. Pendekatan ini menyoroti domain perencanaan berupa

potensi alam dan lingkungan hidup, potensi manusia dan masyarakat, potensi

finansial dan kelembagaan berikut perkembangan global, kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi /komunikasi, serta trust atau kepercayaan pada

tataran pengelolaan, penataan dan tanggung jawab. Artinya orientasi

pendekatan ini adalah memberikan kekuatan pada masyarakat sebagai basis

pembangunan dengan parameter: (1). Iklim desentralistik di berbagai tingkatan

dewasa ini. (2). Adanya komitmen untuk melaksanakan pembangunan dari

bawah. (3). Perencanaan pembangunan yang terpadu ditingkat makro yakni

penciptaan suasana, berikut ditingkat mikro yakni pembangunan tingkat basis

dalam hal ini adalah masyarakat. (4). Otonomi daerah yang menuntut visi

pemerintah Kabupaten untuk menciptakan iklim yang memungkinkan bagi

masyarakat guna berusaha dan membangun dirinya secara otonom agar

terbentuk aktivitas ekonomi yang tinggi.

Dengan karakteristik good governance, maka penyusunan rencana

pembangunan jangka panjang ini dimulai dari adanya informasi yang terbuka

kepada publik. Informasi tersebut membuka kemungkinan bagi masyarakat

untuk secara bebas memberikan aspirasi baik formal maupun informal.

Selanjutnya aspirasi disandingkan dengan sejumlah pertimbangan yang

direspon dari masyarakat dalam hal inisiatif, keluhan dan kondisi obyektif

masyarakat. Kemudian berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

dan visi daerah ditelaah permasalahan yang teridentifikasi untuk merumuskan

substansi bidang pembangunan dan tingkat pencapaiannya dalam kurun waktu

20 tahun serta dapat dipertanggungjawabkan. Dari padanya substansi rencana

pembangunan diarahkan pada aras tekanan yang mendorong tumbuhnya

kebersamaan dan pemerataan nilai keadilan dan kesejahteraan, berpedoman

pada komitmen bersama yang tertuang dalam berbagai kebijakan publik,

berdaya saing, daya guna dan berhasil guna.

Page 5: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 5

B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Rencana pembangunan jangka panjang ini disusun dengan maksud menjadi

dokumen pembangunan daerah yang menggambarkan arah dan strategi

pembangunan daerah serta kemajuan yang dapat dicapai selama kurun

waktu 20 tahun ke depan. Gambaran kemajuan tersebut berupa prediksi

kondisi umum daerah yang meliputi prediksi kondisi daerah dalam waktu 20

tahun dan prediksi kondisi daerah per 5 tahun.

2. Tujuan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ini disusun dengan tujuan :

2.1. Menganalisis dan mendeskripsi kondisi geomorfologi dan lingkungan

hidup, kondisi demografis, kondisi ekonomi dan sumber daya alam serta

kondisi sosial budaya dan politik pada kurun waktu 10 tahun terakhir.

2.2. Untuk menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan

Jangka Panjang berikutnya.

2.3. Untuk menjadi pedoman dalam penyusunan rencana pembangunan

jangka menengah daerah.

C. Dasar Hukum

Dasar hukum penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah

adalah :

1. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-

daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat

dan Nusa Tenggara Timur.

2. Tap MPR No. 15/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah

3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.

6. Undang-undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Pemerintah Propinsi sebagai Daerah Otonom.

Page 6: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 6

8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009.

9. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ, tanggal 11

Agustus 2005 perihal Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan

RPJM Daerah.

D. Sistematika Penulisan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Flores Timur

disusun menurut sitematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : KONDISI, ANALISIS DAN PREDIKSI KONDISI UMUM DAERAH

BAB III : VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV : PENUTUP

Page 7: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 7

BAB II KONDISI, ANALISIS DAN PREDIKSI KONDISI UMUM DAERAH

A. Kondisi dan Analisis

Sebagai suatu Kabupaten Kepulauan, maka Kabupaten Flores Timur terdiri

dari 42 pulau besar dan kecil. Diantaranya terdapat tiga pulau yang

berpenghuni, sedang 39 pulau lainnya tidak berpenghuni. Luas Wilayah

Kabupaten Flores Timur mencapai 5.983,38 km2 terdiri dari (1). Luas daratan

mencapai 1.812,85 km2 atau 31 % dari luas seluruhnya, (2). Luas lautan

mencapai 4.170,53 km2 atau 69 % dari luas seluruhnya.

Letak geografisnya berada pada (1). Sebelah Utara : 80,04’ LS, berbatasan

dengan Laut Flores, (2). Sebelah Selatan : 80,40’ LS, berbatasan dengan Laut

Sawu, (3). Sebelah Timur : 1230,57’ BT, berbatasan dengan Kabupaten

Lembata, (4). Sebelah Barat : 1220,38’ BT, berbatasan dengan Kabupaten

Sikka.

Secara administrasi, Kabupaten Flores Timur memiliki yurisdiksi

pemerintahan lokal yang meliputi 13 Kecamatan, 196 Desa dan 17 Kelurahan.

Penyebarannya masing-masing: (1). di Pulau Flores Timur daratan terdiri dari

5 Kecamatan, 61 Desa dan 14 Kelurahan, seluas 1.066,87 km2 atau 58,85 %

dari luas daratan seluruhnya, (2). di Pulau Adonara terdiri dari 6 Kecamatan,

102 Desa, dan 2 Kelurahan, seluas 579,64 km2 atau 28,66 % dari luas daratan

seluruhnya, (3). Di Pulau Solor terdiri dari 2 Kecamatan, 35 Desa, dan 1

Kelurahan, seluas 226,34 km2 atau 12,49 % dari luas daratan seluruhnya.

Secara rinci kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup, kondisi demografi,

kondisi ekonomi dan sumber daya alam serta kondisi sosial budaya dan politik

selama 10 tahun terakhir dapat didiskripsikan dan dianalisis sebagai berikut :

1. Kondisi Geomorfologi dan Lingkungan Hidup Bentangan alam Kabupaten Flores Timur umumnya merupakan

suatu wilayah yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan tingkat

kemiringan tanah antara 0-12 % seluas 417,20 km2, 12-40 % seluas 799,86

km2 dan lebih dari 40 % seluas 615,79 km2; dengan ketinggian mencapai

antara 0-12 m seluas 568,81 km2, 100 – 500 m seluas 934,63 km2, dan

lebih besar 500m seluas 291,41 km2.

Empat (4) buah gunung yang masih aktif banyak memberikan

kontribusi terhadap tingkat kesuburan tanah sesuai jenisnya, sekaligus

Page 8: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 8

sebagai sumber bencana yang setiap saat dapat mengancam ketenangan

masyarakat sekitarnya. Gunung-gunung itu adalah (1). Gunung Lewotobi

laki-laki dengan tinggi 1.584 m dari permukaan laut, (2). Gunung Lewotobi

perempuan dengan tinggi 1.703 m dari permukaan laut, (3). Gunung

Leraboleng dengan tinggi 1.117 m dari permukaan laut, (4). Gunung Ile

Boleng dengan tinggi 1.659 m dari permukaan laut. Masing-masing tersebar

di Pulau Flores Timur daratan dan pulau Adonara.

Keadaan gunung yang masih aktif ini turut mempengaruhi tekstur

tanah. Keadaan tekstur tanah dapat digolongkan kedalam (1). Tekstur halus

seluas 38,56 km2 atau 0,64 % dari luas seluruhnya, (2). Tekstur sedang

seluas 856,17 km2 atau 14,31 % dari luas seluruhnya, (3). Tekstur kasar

seluas 934,63 km2 atau 15,62 % dari luas seluruhnya.

Jenis tanah pada bentangan alam Kabupaten Flores Timur adalah

mediteran untuk wilayah Pulau Flores bagian timur kecuali wilayah sekitar

Boru Kecamatan Wulanggitang, Pulau Adonara dan Pulau Solor adalah

jenis regosol. Jenis tanah yang hampir homogen tersebut, pembentukannya

dipengaruhi oleh iklim, lahan induk, topografis, vegetasi dan umur.

Penggunaannya tentu memperhatikan ciri-ciri yang berbeda-beda dari

tanaman untuk jenis tanah tersebut.

Tekstur tanah dan tingkat kemiringan tanah (lereng) sebagaimana

terurai, dengan kedalaman efektif antara 0-30 cm seluas 55.834 ha atau

30,80 % dari luas seluruhnya, kedalaman efektif antara 30-60 cm seluas

57.045 atau 31,47 % dari luas seluruhnya, kedalaman efektif antara 60-90

cm seluas 24.847 ha atau 13,70 % dari luas seluruhnya, kedalaman efektif

lebih besar dari 90 cm seluas 43.559 ha atau 24,03 % dari luas seluruhnya,

cukup potensial untuk diusahakan. Meskipun demikian perlu pilihan

tanaman yang cocok. Secara prospektif, maka kondisi geomorfologi dan

lingkungan hidup pada wilayah Flores Timur daratan, Pulau Adonara dan

Pulau Solor memungkinkan untuk usaha tanaman perkebunan/

perdagangan.

Pada tahun 1995-1999 di atas tanah tersebut telah diusahakan

tanaman masing-masing :

1. Tanaman perkebunan/perdagangan sebanyak 58.968 pohon pada luas

38.742, 06 ha yang tersebar di Flores Timur daratan 32.886 pohon

pada luas 21.606,10 ha, di Pulau Adonara 17.050 pohon pada luas

11.202,14 ha dan di Pulau Solor 9.032 pohon pada luas 5.933,82 ha.

Page 9: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 9

2. Tanaman padi dan palawija yang tersebar di Pulau Flores Timur

daratan pada luas 13.139 ha, di Pulau Adonara pada luas 14.042 ha

dan di Pulau Solor pada luas 5.592 ha.

3. Tanaman hortikultura yang tersebar di Pulau Flores Timur daratan pada

luas 2.293 ha, di Pulau Adonara pada luas 1.380 ha dan di Pulau Solor

pada luas 292 ha.

Pada tahun 2000/2004 di atas tanah tersebut telah diusahakan tanaman

masing-masing :

1. Tanaman perkebunan/perdagangan sebanyak 77.048 pohon pada luas

50.620,72 ha yang tersebar di Flores Timur daratan 48.650 pohon pada

luas 28.020,93 ha di Pulau Adonara 23.521 pohon pada luas 15.453,24

ha dan di Pulau Solor 10.878 pohon pada luas 7.146,55 ha.

2. Tanaman padi dan palawija yang tersebar di Pulau Flores Timur

daratan pada luas 18.125 ha, di Pulau Adonara pada luas 13.650 ha

dan di Pulau Solor pada luas 5.791 ha.

3. Tanaman hortikultura yang tersebar di Pulau Flores Timur daratan pada

luas 1.285 ha, di Pulau Adonara pada luas 1.691 ha dan di Pulau Solor

pada luas 274 ha.

Luas lahan Kabupaten Flores Timur seluruhnya mencapai 1.812,85 km2

(181.285 ha). Sampai dengan tahun 2004 luas lahan produktif yang telah

diusahakan mencapai 91.436,72 ha sehingga masih terdapat lahan

potensial yang belum diusahakan (lahan tidur) seluas 43.398,5 ha dengan

luas lahan kritis mencapai 104.820 ha. Sementara itu luas hutan Kabupaten

Flores Timur seluruhnya mencapai 69.683,03 ha yang terdiri dari (1). Luas

hutan produktif mencapai 23.233 ha, (2). Luas hutan lindung dan hutan

suaka alam mencapai 46.499,78 ha, dengan lahan kritis dalam kawasan

mencapai 62.389 ha.

Permasalahannya adalah (1). Kepemilikan lahan para petani relatif

sangat terbatas dan dominan merupakan kepemilikan kolektif atau hak

ulayat, (2). Masih terdapat praktek bagi hasil usaha pertanian, (3). Sedikit

sekali petani yang mengusahakan lahan sesuai standar 2 ha atau lebih, (4).

Cara pengolahan lahan masih bersifat konvensional, tebas bakar dan

berpindah-pindah, (5). Lebih kurang 20 % - 50 % penghijauan dan reboisasi

hutan mengalami kegagalan, (6). Masih terjadi pengrusakan hutan dan

lingkungannya oleh masyarakat karena alasan ekonomi atau alasan

lainnya.

Page 10: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 10

Kondisi tanah/lahan Kabupaten Flores Timur dengan sejumlah masalah

pengusahaannya sebagaimana terurai telah memberikan gambaran bahwa

dari luas lahan Kabupaten Flores Timur seluruhnya terdapat 63,25% telah

diusahakan. Prosentase pemanfaatannya berdasarkan sektor usaha primer

yang meliputi (1). Usaha pertanian dan hortikultura 22,51%, (2). Usaha

perkebunan 27,92% dan (3). Usaha perhutanan 12,82%, sedangkan sisa

36,75% luas lahan, belum diusahakan termasuk yang diterlantarkan.

Dengan demikian, maka masih terdapat peluang pemanfaatan

tanah/lahan secara efektif seluas 36,75% baik untuk pertanian, perkebunan

dan perhutanan. Untuk 20 tahun yang akan datang dapat diproyeksi adanya

peluang (1). Ekstensifikasi pertanian, perkebunan dan perhutanan

disamping intensifikasi, (2). Peluang pelestarian lingkungan hidup melalui

penghijauan dan reboisasi, (3). Peluang pengembangan agribisnis, (4).

Peluang peningkatan produksi pertanian, perkebunan dan perhutanan, (5).

Peluang diversifikasi tanaman perkebunan/perdagangan dan perhutanan.

Peluang-peluang tersebut apabila dikembangkan secara maksimal,

maka akan banyak memberikan kontribusi terhadap pemanfaatan luas

lahan Kabupaten Flores Timur secara efektif sehingga, terjadi peningkatan

produksi dan produktifitas. Setidak-tidaknya mengembangkan peluang

tersebut dapat meminimalisir sejumlah acaman pembangunan yang akan

datang terhadap usaha-usaha sektor pertanian, perkebunan dan

perhutanan. Pada saat yang sama berpengaruh terhadap pengendalian

kualitas kondisi geomorfologi dan pelestarian lingkungan hidup.

Dalam kurun waktu 2005 hingga 2025 ancaman pembangunan yang

menonjol dan bahkan dapat menghambat laju pembangunan Kabupaten

Flores Timur adalah (1). Ancaman tingkat kesuburan tanah. (2).

Pencemaran atau pengrusakan lingkungan hidup, (3). Menurunnya produksi

dan produktifitas pertanian, perkebunan dan perhutanan, (4). Bencana alam

banjir dan longsor yang memungkinkan erosi/pengikisan dapat mencapai

tingkat yang sangat signifikan, (5). Bergesernya lahan produktif menjadi

lahan kritis atau lahan tidur dan pemukiman.

Permasalahannya adalah (1). Terjadinya adopsi teknologi pertanian,

perkebunan dan perhutanan yang memungkinkan adanya kompensasi

usaha, (2). Orientasi usaha pertanian, perkebunan dan perhutanan

terkontaminasi dengan orientasi usaha jasa dan perdagangan, (3). Tingkat

kebutuhan untuk memanfaatkan tanah/lahan telah melampaui batas

Page 11: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 11

ambang 2 ha. (4). Meningkatnya permintaan pasar akan hasil komoditi baik

jenis, jumlah dan mutu relatif meningkat, (5). Lingkungan hidup yang

memberikan jaminan adanya siklus pertumbuhan alami antara manusia,

alam, dan makhluk hidup lain.

Bertitik tolak pada proyeksi peluang, ancaman dan permasalahan

sebagaimana terurai, maka secara progres pembangunan Kabupaten

Flores Timur dalam kurun waktu 2005-2025 berhasil (1). Meningkatkan

prosentase pemanfaatan lahan produktif sampai 128.011,4 ha atau 70,61%

dari luas lahan seluruhnya. Sementara itu, lahan tidur sampai 36.574,68 ha

atau 84,28 % dari keseluruhan luas lahan tidur atau 20,18 % dari luas lahan

seluruhnya, dan lahan kritis sampai 20.964 ha atau 20 % dari keseluruhan

luas lahan kritis atau 11,54 % dari luas lahan seluruhnya. (2). Mengurangi

prosentase lahan kritis dalam kawasan hutan sampai 12.477,8 ha atau 20

% dari keseluruhan lahan kritis dalam kawasan hutan atau 6,88 % dari luas

lahan seluruhnya, sekaligus mengkonservasi kawasan hutan yang ada

termasuk hutan lindung. (3). Membangun infrastruktur perlindungan bahaya

banjir dan longsor pada jalur-jalur utama banjir serta wilayah yang memiliki

tingkat kemiringan di atas 40%, baik pada areal pertanian, perkebunan,

perhutanan maupun areal pemukiman penduduk. (4). Mengendalikan

tingkat kesuburan tanah pada lahan dengan tingkat kemiringan di atas 40

% (lereng) seluas 60.579 ha dan kelengasan udara, melalui tindakan

konservasi alam dan lingkungan hidup. (5). Melestarikan hutan dengan

menanam tanaman sulaman sebanyak 15.469.633 pohon pada kawasan

hutan seluas 69.683,03 ha.

Keberhasilan pembangunan pada tataran geomorfologi dan lingkungan

hidup dimaksud, akan mengubah kondisi geomorfologi dan lingkungan

hidup Kabupaten Flores Timur yang dapat diprediksi sebagai berikut : (1).

Kondisi lahan produktif terolah mencapai 128.011,4 ha, lahan tidur terolah

mencapai 36.574,68 ha, dan lahan kritis terolah mencapai 20.904 ha,

sehingga luas lahan terolah mencapai 70,61% dari luas lahan seluruhnya.

(2). Kondisi hutan Kabupaten Flores Timur yang terkonservasi mencapai

19.787,83 ha atau 28,40% dari luas hutan seluruhnya, dan kondisi lahan

kritis dalam kawasan hutan berkurang dari 62.369 ha menjadi 49.891 ha

atau berkurang 12.473 ha (20% dari luas lahan kritis dalam kawasan hutan

seluruhnya). (3). Kondisi infrastruktur perlindungan lingkungan hidup

terbangun dan mencapai tingkat yang memadai baik untuk lingkungan

Page 12: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 12

pertanian, perkebunan, perhutanan maupun pemukiman penduduk. (4).

Kondisi tanah dengan tingkat kemiringan di atas 40 % terkonservasi secara

total, sehingga pemanfaatannya secara intensif, karena cukup tersedia

humus tanah dan tingkat kelengasan udara yang memungkinkan. (5).

Kondisi hutan Kabupaten Flores Timur seluas 69.683,03 ha tetap lestari dan

akan mencapai usia ekonomis untuk eksploitasi pada waktunya dalam

jumlah dan mutu produksi yang memadai. Hutan lestari hingga pada

saatnya Kabupaten Flores Timur dapat menjadi Daerah penghasil kayu

gelondongan atau kayu olahan.

2. Kondisi Demografi

Jumlah, Penyebaran dan Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Flores Timur berdasarkan data

tahun 1990 adalah 266.405 jiwa. Persebarannya pada 13 Kecamatan

yaitu (1). Pada Kecamatan Larantuka sebanyak 33.661 jiwa atau

12,60 % dari total penduduk seluruhnya. (2). Kecamatan Tanjung

Bunga sebanyak 13.989 jiwa atau 5,25% dari total penduduk

seluruhnya. (3). Kecamatan Wulanggitang sebanyak 24.899 jiwa atau

9,35 .% dari total penduduk seluruhnya. (4). Kecamatan Adonara

Timur sebanyak 61.409 jiwa atau 22,92 % dari total penduduk

seluruhnya. (5). Kecamatan Adonara Barat sebanyak 22.406 jiwa atau

8,40 % dari total penduduk seluruhnya. (6). Kecamatan Solor Timur

sebanyak 13.008 jiwa atau 4,88 % dari total penduduk seluruhnya. (7).

Kecamatan Solor Barat sebanyak 11.827 jiwa atau 4,44 % dari total

penduduk seluruhnya.(8). 6 Kecamatan lain yang sekarang menjadi

bagian dari Kabupaten Lembata sebanyak 84.875 jiwa atau 31,86 %

dari total penduduk seluruhnya.

Gambaran data yang ada diketahui bahwa Kecamatan dengan

jumlah penduduk terbesar adalah Kecamata Adonara Timur yang

mencapai prosentase 22,92 % dari jumlah penduduk Kabupaten

Flores Timur, menyusul Kecamatan Larantuka yang mencapai

prosentase 12,60 %. Kecamatan-kecamatan lain umumnya relatif kecil

dengan prosentase di bawah 10 %. Sedangkan kecamatan yang

jumlah penduduknya terkecil adalah KecamatanSolor Barat dengan

jumlah penduduk 11.827 jiwa dan hanya mencapai prosentase

sebesar 4,44 %.

Page 13: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 13

Ditinjau dari kepadatan penduduknya, maka diketahui bahwa

Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan

Adonara Timur dengan tingkat kepadatan sebesar 185 jiwa/km2.

Sedangkan Kecamatan yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk

terendah adalah Kecamatan Tanjung Bunga dengan kepadatan

mencapai 41 jiwa/km2. Secara keseluruhan rata-rata kepadatan

penduduk Kabupaten Flores Timur mencapai angka 86 jiwa/km2.

Perkembangan penduduk dari tahun 1994 sampai dengan tahun

1999 mengalami penurunan sebesar 27,82 % dari jumlah penduduk

sebelumnya. Sedangkan perkembangan penduduk Kabupaten Flores

Timur dari tahun 2000 sampai dengan 2005 mengalami kenaikan

mencapai sebesar 25,88 % dari jumlah penduduk sebelumnya.

Itu berarti ketersediaan sumber daya manusia mengalami

perkembangan kenaikan yang cukup baik secara kuantitatif. Akan

tetapi bersamaan dengan itu perkembangan tersebut merupakan

beban yang tidak ringan, dan sekaligus menjadi ancaman

pembangunan. Apa lagi secara kualitatif jumlah penduduk yang ada

belum cukup memberikan jaminan akan dukungan kemampuan

Kabupaten Flores Timur dalam membangun kemampuan diri sendiri.

Perkembangan penduduk yang terjadi ternyata selain bersifat

alami juga akibat adanya migrasi. Perkembangan penduduk melalui

migrasi merupakan pertumbuhan penduduk berdasarkan masuknya

penduduk dari dan ke kota atau desa secara timbal balik. Selanjutnya

tingkat kesehatan dan usia subur penduduk cukup mempengaruhi

perkembangan penduduk secara alami. Akumulasi perkembangan

penduduk baik karena migrasi maupun alami sedikit banyak

dipengaruhi oleh arus urbanisasi dari Kabupaten Flores Timur ke

Daerah atau Negara lain. Dari padanya diketahui adanya penurunan

perkembangan penduduk, meskipun tidak sampai mengurangi

perbandingan meningkatnya penduduk dari tahun ke tahun.

Komposisi Penduduk Pada tahun 1994 - 1999, jumlah penduduk Kabupaten Flores

Timur pada tahun 1999 sebesar 266.405 jiwa, termasuk Lembata.

Tetapi setelah terjadi pemekaran dimana Lembata menjadi Kabupaten

sendiri maka jumlah penduduk Kabupaten Flores Timur sebesar

Page 14: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 14

181.199 jiwa, dengan komposisi menurut umur dan jenis kelamin dapat

digambarkan sebagai berikut (1). Laki-laki sebanyak 116.358 turun

menjadi 80.833 jiwa, (2). Perempuan sebanyak 150.047 jiwa, turun

menjadi 100.366 jiwa.

Berdasarkan umur maka Jumlah penduduk terbagi dalam (1).

Usia 0-4 tahun sebanyak 36.452 jiwa, (2). Usia 5-14 tahun sebanyak

80.938 jiwa, (3). Usia 15-54 tahun sebanyak 119.439 jiwa, (4). Usia 55

tahun ke atas sebanyak 29.576 jiwa. Penyebaran penduduk tersebut

masih termasuk Lembata. Meskipun demikian cukup memberikan

gambaran perkembangan penduduk Kabupaten Flores Timur apabila

dibandingkan dengan perkembangan penduduk antara tahun 2000-

2004.

Jumlah penduduk produktif cukup banyak dan merupakan potensi

pembangunan yang dapat diandalkan. Hal ini terlihat pada angkatan

kerja menurut struktur umur berjumlah 159.369 jiwa yang tersebar

menurut jenis kelamin laki-laki sebanyak 65.846 jiwa dan perempuan

sebanyak 93.523 jiwa, dimana seks ratio mencapai 70 %.

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian digolongkan

pada usia 10 tahun ke atas, dengan mayoritas penduduk bekerja di

sektor pertanian yang mencapai 80.462 jiwa atau 74,84 % dari total

angkatan kerja. Sedangkan yang bekerja di sektor perdagangan 4.028

jiwa atau 3,75 % dari total angkatan kerja, sektor jasa kemasyarakatan

sebanyak 5,343 jiwa atau 4,97 % dari total angkatan kerja, dan pada

sektor lainnya berjumlah 13,175 jiwa atau 12,25 % dari total angkatan

kerja, sektor industri pengolahan sebanyak 1.847 jiwa atau 1,72 %,

sektor bangunan/konstruksi 1.594 jiwa atau 1,48 %, sektor

angkutan/komunikasi 700 jiwa atau 0,65 % dari total angkatan kerja,

pertambangan atau penggalian 115 jiwa atau 0,11 % dari total

angkatan kerja dan keuangan/asuransi 248 jiwa atau 0,23 % dari total

angkatan kerja.

Tahun 2000 - 2005, jumlah penduduk Kabupaten Flores Timur

pada tahun 2000 sebesar 199.586 jiwa dengan komposisi menurut

umur dan jenis kelamin dapat digambarkan sebagai berikut (1). Laki-

laki sebanyak 93.538 jiwa, (2). Perempuan sebanyak 106.048 jiwa,

dengan ratio penduduk laki-laki terhadap perempuan (seks ratio)

mencapai 90 %. Berdasarkan umur, maka Jumlah penduduk terbagi

Page 15: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 15

dalam : (1). Usia 0-4 tahun sebanyak 22.085 jiwa, (2). Usia 5-14 tahun

sebanyak 49.294 jiwa, (3). Usia 15-54 tahun sebanyak 98.916 jiwa, (4).

Usia 55 tahun ke atas sebanyak 29.291 jiwa.

Jumlah penduduk produktif tahun 1994-1999 hingga 2000-2004

cukup banyak. Jumlah ini merupakan potensi pembangunan yang

dapat diandalkan. Hal ini terlihat pada angkatan kerja menurut struktur

umur berjumlah 159.369 jiwa, setelah Lembata menjadi Kabupaten

sendiri, maka sampai dengan tahun 2004 mengalami penurunan yang

tidak terlalu besar yaitu 36.341 jiwa. Terakhir jumlah angkatan kerja

sebanyak 123.028 jiwa yang terdiri dari (1). Yang bekerja 118.334 jiwa

(2). Sedang mencari pekerjaan sebanyak 4.694 jiwa.

Penduduk yang bukan angkatan kerja berjumlah 83.748 jiwa,

terdiri dari (1). Pada usia sekolah sebanyak 39.892 jiwa, (2). Mengurus

rumah tangga sebanyak 30.812 jiwa, (3). Lain-lain sebanyak 13.044

jiwa. Menurut status pekerjaan utama, maka angkatan kerja yang

bekerja sebagai (1). Pekerja keluarga sebanyak 43.948 jiwa atau 36,83

% dari total angkatan kerja, (2). Berusaha sendiri dengan bantuan

anggota rumah tangga sebanyak 40.597 jiwa atau 34,02 % dari total

angkatan kerja, (3). Bekerja sendiri sebanyak 20.827 jiwa atau 17,45 %

dari total angkatan kerja, (4). Buruh tetap sebanyak 802 jiwa atau 0,67

% dari total angkatan kerja dan (5). Buruh/ karyawan sebanyak 12.160

jiwa atau 10,18 % dari total angkatan kerja.

Ditilik dari jenis pekerjaan utama, maka penduduk Kabupaten

Flores Timur sebanyak 80,91 % merupakan tenaga kerja usaha

pertanian, kehutanan, perburuhan dan perikanan. Selebihnya adalah

tenaga produktif, profesional dan lainnya. Penduduk menurut jenis

pekerjaan utama dapat digambarklan sebagai berikut (1). Tenaga

profesional sebanyak 5.160 jiwa atau 4,36 % dari total penduduk

Kabupaten Flores Timur, (2). Tenaga tata usaha dan sejenisnya

sebanyak 3.587 atau 3,03 % dari total penduduk Kabupoaten Flores

Timur, (3). Tenaga Usaha Penjualan sebanyak 4.098 jiwa atau 3,46 %

dari total penduduk Kabupaten Flores Timur, (4). Tenaga Usaha Jasa

sebanyak 962 jiwa atau 0,81 % dari total penmduduk Kabupaten

Flores Timur, (5). Tenaga Usaha pertanian, kehutanan, perburuhan

dan perikanan sebanyak 95.750 jiwa atau 80,91 % dari total penduduk

Kabupaten Flores Timur, (6). Tenaga produksi, operator alat angkutan

Page 16: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 16

dan pekerja kasar sebanyak 8.074 jiwa atau 6,62 % dari total

penduduk Kabupaten Flores Timur.

Tampaknya perkembangan penduduk tahun 1994 – 1999 hingga

2000 - 2004 menunjukan adanya penurunan yang cukup tajam sampai

dengan tahun 1999 sebesar 74.109 jiwa akibat pemekaran Kabupaten

Lembata, sehingga menjadi 192.296 jiwa. Tetapi mengalami kenaikan

pada tahun 2004 sebesar 24.351 jiwa, sehingga penduduk Kabupaten

Flores Timur sampai dengan tahun 2004 menjadi 216.647 jiwa dengan

angkatan kerja mencapai 123.028 jiwa.

Perkembangan angkatan kerja tersebut menunjukkan bahwa

prospek ketenagakerjaan dan produktivitas tenaga kerja menurut

sektor berkembang berbarengan dengan perkembangan penduduk

umumnya dan angkatan kerja. Persebarannya pada sektor primer

yakni pertanian, sektor sekunder yaitu pertambangan dan galian,

industri pengolahan, listrik dan air minum, bangunan dan konstruksi,

dan sektor tersier meliputi perdagangan restoran, dan hotel,

pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan serta jasa-jasa lainnya.

Kondisi terakhir ketenagakerjaan dan produktivitas tenaga kerja

menurut sektor (tahun 2004) adalah (1). Angkatan kerja yang bekerja

di sektor primer sebanyak 69.162 orang atau 67,31 %, (2). Angkatan

kerja yang bekerja di sektor sekunder sebanyak 5.561 orang atau

5,41%, (3). Angkatan kerja yang bekerja disektor tersier sebanyak

19.645 orang atau 19,11 %. Hal ini berarti sumber daya manusia yang

bekerja disektor primer masih sangat dominan, menyusul sektor

sekunder. Sedangkan di sektor jasa relatif sangat sedikit. Meskipun

demikian berdasarkan data pertahun 2003 ternyata perbandingan

produksi yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan

menunjukan bahwa (1). Sektor tesier memiliki produktivitas tenaga

kerja yang tertinggi yakni sebesar Rp 11.017.000;-/per tenaga kerja/per

tahun atau 57,66 %. (2). Sektor sekunder memiliki produktivitas tenaga

kerja sebesar Rp 5.553.000/per tenaga kerja/ per tahun atau 29,06 %.

(3). Sektor primer dengan produktivitas terendah yakni sebesar Rp

2.536.000,-/ per tenaga kerja/ per tahun atau 13,28 %.

Permasalahannya adalah (1). Di sektor primer tenaga kerja yang

dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan usaha adalah tenaga kerja

Page 17: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 17

tidak tetap yang direkrut atas dasar budaya kerja bersama-sama

(gemohing), baik pada pengolahan maupun panen. (2). Sistem usaha

sektor primer lebih bersifat kovensional dan bersifat individu jika

dibandingkan dengan sistem usaha sektor sekunder dan tersier yang

menonjolkan etos kerja kolektif. (3). Arus urban yang demikian

pesatnya, dan pengaruh budaya banyak anak banyak rezeki masih

cukup kuat. (4). Produktifitas usaha sektor primer dominan diarahkan

untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, sedangkan usaha sektor

sekunder dan tersier berkembang berbarengan dengan perkembangan

pangsa pasar. (5). Kualitas tenaga kerja belum memadai dengan

tuntutan kebutuhan pasar global.

Kondisi perkembangan penduduk Kabupaten Flores Timur baik

jumlah, persebaran dan komposisi dengan sejumlah masalah

demografi dan ketenagakerjaan sebagaimana terurai telah

memberikan gambaran bahwa (1). Adanya ketersediaan tenaga kerja

yang cukup untuk masuk kepasaran kerja, (2). Tenaga kerja yang

terserap berdasarkan struktur usaha mengalami perkembangan yang

menggembirakan. (3). Produktifitas tenaga kerja pada masing-masing

sektor usaha berkembang dan mengalami peningkatan yang signifikan,

(4). Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang memiliki

kecenderungan terhadap penguasaan teknologi sederhana yang

memacu peningkatan produksi. (5). Terkendalinya penduduk yang

berkembang secara alami dan karena adanya arus urbanisasi yang

demikian pesatnya.

Dengan demikian maka masih terdapat peluang pemanfaatan

tenaga kerja atau sumber daya manusia yang tersedia secara efektif di

sektor usaha primer, sekunder maupun tersier. Untuk 20 tahun yang

akan datang dapat diproyeksi adanya peluang (1). Peluang

pengembangan tenaga kerja baik jumlah maupun kualitasnya guna

memenuhi permintaan pasar kerja terutama di sektor usaha sekunder

dan sektor usaha tersier sejalan dengan tuntutan globalisasi dunia, (2).

Peluang pengembangan usaha di sektor primer, sektor sekunder

maupun sektor tersier sebagai alternatif penyediaan lapangan kerja

yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah dan kualitas yang

memenuhi standar kebutuhan, (3). Peluang peningkatan produktivitas

tenaga kerja di tiga sektor usaha baik primer, sekunder maupun sektor

Page 18: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 18

tersier yang secara akumulatif sekurang-kurangnya 10 %/ per tenaga

kerja/ per tahun dari produktivitas tenaga kerja yang ada, (4). Peluang

penguasaan teknologi terutama teknologi komunikasi dan informasi

sejalan dengan peningkatan kualitas tenaga kerja selaku sumber daya

manusia yang berdaya saing tinggi, (5). Peluang pengendalian

penduduk melalui pengembangan keluarga kecil bahagia dan

sejahtera, berikut mengurangi pengangguran sekurang-kurangnya

60% dari total penganggur yang ada.

Peluang-peluang tersebut apabila dikembangkan secara

maksimal, maka akan banyak memberikan kontribusi terhadap

pemanfaatan tenaga kerja produktif Kabupaten Flores Timur secara

efektif sehingga, terjadi peningkatan produktifitas tenaga kerja/ per

tahun. Setidak-tidaknya mengembangkan peluang tersebut dapat

meminimalisir sejumlah acaman pembangunan yang akan datang

terhadap pengembangan sektor usaha primer, sekunder dan tersier.

Pada saat yang sama berpengaruh terhadap pengendalian kualitas

kondisi demografis yang mampu memberikan kontribusi bagi

pembangunan secara memadai.

Dalam kurun waktu 2005 hingga 2025 ancaman pembangunan

yang menonjol dan bahkan dapat menghambat laju pembangunan

Kabupaten Flores Timur adalah (1). Ancaman proses perubahan dan

perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang

demikian pesatnya, tidak berbanding lurus dengan perkembangan

sumber daya manusia. (2). Ancaman ketersediaan lapangan pekerjaan

dengan formasi dalam jumlah relatif kecil/terbatas dibandingkan

dengan perkembangan produk lembaga-lembaga pendidikan setiap

tahun, (3). Ancaman rata-rata pencari kerja dengan latar belakang

pendidikan SD, SMTP, SMTA dan S1, akademi, diploma atau

sederajat dengan itu, tidak memiliki spesifikasi teknis fungsional, (4).

Ancaman laju pertumbuhan penduduk per tahun demikian tinggi,

bersamaan dengan pertumbuhan angkatan kerja yang demikian pesat

yang tidak didukung dengan kualitas yang handal, (5). Ancaman

pengembangan sistem dan metode pengelolaan organisasi usaha di

sektor primer, sekunder dan tersier yang berorientasi pada produksi

dan produktivitas berdaya saing.

Page 19: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 19

Permasalahannya adalah (1). Proses alih teknologi, apalagi

teknologi komunikasi dan informasi telah menjadi komitmen dunia

pada era persaingan dan pasar bebas, (2). Setidak-tidaknya 50 %

tenaga kerja terkonsentrasi di pedesaan yang merupakan bagian dari

masyarakat miskin, sehingga alternatif usaha satu-satunya adalah

bekerja di sektor usaha primer, (3). Terbatasnya lapangan usaha

terutama di sektor sekunder dan sektor tersier, di samping proses

pengembangan manajemen mutu terpadu sebagai sesuatu yang

mendesak bagi setiap lapangan usaha, (4). Adanya tuntutan

paradigma pengelolaan pembangunan yang menjadikan masyarakat

umumnya terutama tenaga kerja sebagai basis pembangunan, (5).

Proses pemberdayaan masyarakat baik dalam skala luas maupun

dalam skala terbatas masih menyisakan sejumlah masalah krusial

yang memerlukan keandalan sumber daya manusia dan

manajemennya.

Bertitik tolak pada proyeksi peluang, ancaman dan permasalahan

sebagaimana terurai, maka secara progres pembangunan Kabupaten

Flores Timur dalam kurun waktu 2005-2025 berhasil (1). Meningkatkan

jumlah maupun mutu tenaga kerja/angkatan kerja yang merupakan

bagian dari keseluruhan sumber daya manusia Kabupaten Flores

Timur, sejalan dengan pangsa pasar tenaga kerja. (2). Mengurangi

prosentase pengangguran baik pengangguran terbuka maupun

pengangguran terselubung setidak-tidaknya sampai 50 % dari jumlah

pengangguran yang ada. (3). Meningkatkan lapangan usaha dan

mengembangkan iklim usaha yang sehat baik di sektor primer maupun

di sektor sekunder dan tersier yang menyerap tenaga kerja pada

tingkat yang signifikan. (4). Mengendalikan laju pertumbuhan

penduduk dengan persebaran yang merata pada 13 Kecamatan dalam

Wilayah Kabupaten Flores Timur. (5). Mengembangkan manusia dan

masyarakat yang berdaya saing yang memiliki kemampuan untuk

berdayakan diri sendiri dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

keluarga.

Keberhasilan pembangunan pada tataran demografi dan

ketenagakerjaan dimaksud, akan mengubah kondisi ketenagakerjaan

dan produktifitas tanaga kerja, maupun kondisi kependudukan pada

umumnya di lingkungan Kabupaten Flores Timur yang dapat diprediksi

Page 20: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 20

sebagai berikut: (1). Kondisi ketenagakerjaan baik jumlah maupun

mutu memenuhi standard dan memenuhi permintaan pasar kerja. (2).

Kondisi pengangguran terbuka maupun terselubung mengalami

pengurangan dari tahun ke tahun hingga mencapai setidak-tidaknya 50

% dari jumlah sebelumnya.. (3). Kondisi terbukanya lapangan usaha

dengan iklim usaha yang kondusif baik di sektor perimer, sekunder

maupun tersier. (4). Kondisi penduduk Kabupaten Flores Timur

mengalami pertumbuhan yang seimbang dan terkendali. (5). Kondisi

manusia dan masyarakat Kabupaten Flores Timur yang berdaya saing

di tengah perkembangan global serta berdaya.untuk membangun

kesejahteraan keluarga, lepas dari sejumlah ketergantungan kepada

pemerintah atau siapapun.

3. Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam Struktur Ekonomi PDRB

Berbeda dengan pendapatan Daerah, maka pendapatan regional

adalah pendapatan semua golongan dan lapisan masyarakat dan

dalam suuatu daerah, dari segala kegiatan ekonomi meliputi sektor

pertanian hingga sektor jasa. Gunanya untuk membandingkan

pendapatan atau mengetahui perkembangan pendapatan produk dari

tahun ke tahun (salah satunya). Oleh karenanya kenaikan income

seseorang belum tentu menentukan daya beli seseorang.

Untuk mengetahui apakah income seseorang naik, maka faktor

inflasi terlebih dahulu dieliminir. Dari sanalah income yang dihasilkan

akan merupakan income riil, hingga naik turunnya income riil ini akan

mencerminkan naik turunnya daya beli riil.

Regional income yang didalamnya masih terhisap faktor inflasi

akan merupakan regional income atas dasar harga berlaku, tetapi bila

faktor inflasi sudah dieliminir maka akan menjadi regional income atas

dasar harga konstan. Dengan perkataan lain regional income atas

dasar harga berlaku, bila produksi tiap-tiap tahun dinilai dengan harga

pada tahun-tahun bersangkutan. Sebaliknya bila produksi tiap-tiap

tahun dinilai dengan harga pada suatu tahun tertentu (harga tahun

dasar) maka regional income atas dasar harga konstan.

Besarnya PDRB yang memperlihatkan kontribusi dari masing-

masing lapangan usaha ekonomi di Kabupaten Flores Timur sampai

Page 21: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 21

dengan tahun 1999 berdasarkan harga berlaku adalah sebesar Rp

260.173.206 dengan proporsi sumbangan terbesar datang dari

lapangan usaha pertanian sebesar Rp 113.006.007 atau 43,43 %.

Kontribusi cukup besar lainnya dari lapangan usaha jasa-jasa

mencapai Rp 51.359.706 atau 19,74 % sedangkan lapangan usaha

lainnya memberikan sumbangan terkecil yaitu dibawah 10% dari PDRB

total.

Pertumbuhan PDRB setiap tahunnya dapat dilihat dari besaran

PDRB tersebar pada tahun 1994 mencapai Rp 149.270.325

mengalami kenaikan pada tahun 1995 sebesar Rp 26.058.070 atau

17,46 % sehingga menjadi Rp 175.328.395. Pada tahun 1996 masih

mengalami kenaikan mencapai Rp 22.529.373 atau 12,84 % lebih

rendah dari tahun sebelumnya sehingga menjadi Rp 197.857.768.

Sedangkan pada tahun 1997 mengalami penurunan mencapai Rp

18.420.923 atau 9,31 % sehingga menjadi Rp 179.436.845. Kenaikan

yang cukup tajam terjadi pada tahun 1998 dan 1999 yakni Rp

27.662.112 atau 15,41 % pada tahun 1998 sehingga menjadi Rp

207.098.957,- dan pada tahun 1999 mencapai Rp 53.074.249 atau

20,40 %, sehingga menjadi Rp 260.173.206.

Dalam hal besarnya PDRB yang memperlihatkan kontribusi dari

masing-masing lapangan usaha ekonomi di Kabupaten Flores Timur

sampai dengan tahun 2003 berdasarkan harga berlaku adalah sebesar

Rp 453.154.785. dengan proporsi sumbangan terbesar masih dari

lapangan usaha pertanian sebesar Rp 190.107.806 atau 41,95 %.

Keadaan ini lebih besar 1,48 % dari tahun 1999. Kontribusi cukup

besar lainnya dari lapangan usaha jasa-jasa mencapai Rp 117.948.443

atau 26,03 %, lebih besar 6,29 % dari tahun 1999, sedangkan

lapangan usaha lainnya memberikan sumbangan terkecil yaitu

dibawah 30 % dari PDRB total.

Pertumbuhan PDRB setiap tahunnya dapat dilihat dari besaran

PDRB tersebar pada tahun 2000 mencapai Rp 370.760.581,-

mengalami kenaikan pada tahun 2001 sebesar Rp 25.596.732,- atau

6,90 % sehingga menjadi Rp 396.357.313. Pada tahun 2002 masih

mengalami kenaikan hingga tahun 2003, mencapai Rp 25.482.277

atau 6,43 % pada tahun 2002 lebih rendah dari tahun sebelumnya

Page 22: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 22

sehingga menjadi Rp 421.839.590,- dan pada tahun 2003 mencapai

Rp 31.315.195 atau 7,42 %.

Dengan demikian selama kurun waktu 1994-1999 pertumbuhan

PDRB total berdasarkan harga berlaku rata-rata mencapai 11,21 %,

dan pada kurun waktu 2000-2003 pertumbuhan PDRB total

berdasarkan harga berlaku rata-rata mencapai 0,52 %. Pertumbuhan

tersebut, menunjukan besar sumbangan total PDRB ini masih bersifat

labil, karena setiap tahunnya memperlihatkan angka yang tidak

konstan.

Berdasarkan harga konstan, maka besarnya PDRB yang

memperlihatkan kontribusi dari masing-masing lapangan usaha

ekonomi di Kabupaten Flores Timur sampai dengan tahun 1999 adalah

sebesar Rp 138.440.716,- dengan proporsi sumbangan terbesar dari

lapangan usaha pertanian sebesar Rp 48.278.511,- atau 34,87 %.

Kontribusi cukup besar lainnya dari lapangan usaha jasa-jasa

mencapai Rp 36.782.969,- atau 26,57% sedangkan lapangan usaha

lainnya memberikan sumbangan terkecil yaitu di bawah 15 % dari

PDRB total.

Pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan setiap tahunnya

dapat dilihat dari besaran PDRB tersebar pada tahun 1994 mencapai

Rp 134.060.533 mengalami kenaikan pada tahun 1995 sebesar Rp

16.637.605,- atau 12,41 % sehingga menjadi Rp 150.698.138,-. Pada

tahun 1996 masih mengalami kenaikan mencapai Rp 12.782.326,-

atau 8,48 % lebih rendah dari tahun sebelumnya sehingga menjadi Rp

163.480.464. Sedangkan pada tahun 1997 mengalami penurunan

mencapai Rp 31.399.404 atau 19,21% sehingga menjadi Rp

132.081.060. Penurunan cukup tajam terjadi pada tahun 1998 jika

dibandingkan dengan keadaan tahun 1996 dan 1997 yakni Rp

39.531.450 atau 124,18 % dan Rp 8.132.046,- atau 6,16 %, sehingga

keadaan pada tahun 1998 menjadi Rp123.949.014,- sementara pada

tahun 1999 mengalami sedikit kenaikan mencapai Rp 14.491.702,-

atau 11,69 %, sehingga menjadi Rp 138.440.716.

Dalam hal besarnya PDRB yang memperlihatkan kontribusi dari

masing-masing lapangan usaha ekonomi di Kabupaten Flores Timur

sampai dengan tahun 2003 berdasarkan harga konstan adalah

sebesar Rp 422.731.810,- dengan proporsi sumbangan terbesar

Page 23: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 23

masih dari lapangan usaha pertanian sebesar Rp 175.424.078,- atau

41,50 %. Keadaan ini lebih besar 6,63 % dari tahun 1999. Kontribusi

cukup besar lainnya dari lapangan usaha jasa-jasa mencapai Rp

110.787.495,- atau 26,21 %, lebih besar 0,36 % dari tahun 1999,

sedangkan lapangan usaha lainnya memberikan sumbangan terkecil

yaitu di bawah 15 % dari PDRB total.

Pertumbuhan PDRB setiap tahunnya dapat dilihat dari besaran

PDRB tersebar pada tahun 2000 mencapai Rp 370.760.581,-

mengalami kenaikan pada tahun 2001 sebesar Rp 25.596.732,- atau

6,90 % sehingga menjadi Rp 382.654.738,-. Pada tahun 2002 masih

mengalami kenaikan hingga tahun 2003, mencapai Rp 17.461.829

atau 4,56 % pada tahun 2002, lebih rendah dari tahun sebelumnya

sehingga menjadi Rp 400.116.567,- dan pada tahun 2003 mencapai

Rp 22.615.243 atau 5,65 %, sehingga menjadi Rp 422.731.810.

Dengan demikian selama kurun waktu 1994-1999 pertumbuhan

PDRB total berdasarkan harga konstan rata-rata mencapai 5,01%, dan

pada kurun waktu 2000-2003 pertumbuhan PDRB total berdasarkan

harga konstan rata-rata mencapai 3.30%. Pertumbuhan ini didukung

oleh kegiatan sektor sebagaimana disajikan di bawah ini.

Kegiatan Perekonomian Daerah Sektor Sumber Daya Pertanian

Untuk meningkatkan produksi bahan makanan, maka pada

sub sektor pertanian tanaman pangan dilakukan beberapa upaya

yang tentunya berhubungan dengan rendahnya tingkat

penerapan teknologi. Hal ini disebabkan oleh Faktor (1).

Penyediaan sarana produksi yang belum optimal, (2).

Pemanfaatan lahan yang belum optimal, (3). Benturan tenaga

kerja pengolahan tanah serta penanganan pasca panen dengan

pasaran yang belum menunjang.

Potensi lahan yang dapat dikembangkan untuk lahan

persawahan sampai pada tahun 1999 seluas 2.774 ha, tetapi

baru dimanfaatkan seluas 292 ha atau 10 %. Sedangkan potensi

lahan kering mencapai lebih kurang 46.107 ha, dan baru

dimanfaatkan lebih kurang 32.802 ha atau 71,28 %.

Page 24: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 24

Kegiatan pertanian yang diusahakan di Kabupaten Flores

Timur meliputi jenis komoditi padi, jagung, kacang tanah, kacang

hijau, ubi kayu, kedele dan komoditi ubi jalar. Secara garis besar

beberapa jenis komoditas tanaman pangan yang paling banyak

diusahakan sampai pada tahun 1999 adalah komoditi padi,

jagung, kacang tanah dan ubi kayu. Sedangkan sampai pada

tahun 2000 dan komoditas tanaman bahan makanan yang

dikembangkan antara lain padi sawah, padi gogo, jagung,

kacang tanah, kacang hijau dan kedele.

Perbandingan luas panen dan rata-rata produksi sampai

pada tahun 1999 dengan tahun 2000 adalah (1). Sampai pada

tahun 1999 padi sawah dengan luas panen 201 ha dengan rata-

rata produksi mencapai kurang dari 49,24 kw/ha, sedangkan

pada tahun 2000 luas panen mencapai 211 ha dengan produksi

rata-rata 41,42 kw/ha. (2). Padi ladang, sampai pada tahun

1999 luas panen mencapai 8.431 ha dengan produksi rata-rata

11,09kw/ha, sedangkan sampai pada tahun 2000 padi gogo

dengan luas lahan mencapai 11.567 ha, produksi rata-rata 10,31

kw/ha. (3). Sampai pada tahun 1999 jagung dengan luas panen

17.575 ha dengan rata-rata produksi mencapai kurang dari 6,00

kw/ha, sedangkan pada tahun 2000 luas panen mencapai

17.320 ha dengan produksi rata-rata 12,41 kw/ha. (4). Sampai

pada tahun 1999 kacang tanah dengan luas panen 1.130 ha

dengan rata-rata produksi mencapai kurang dari 29,55 kw/ha,

sedangkan pada tahun 2000 luas panen mencapai 1.373 ha

dengan produksi rata-rata 11,49kw/ha. (5). Sampai pada tahun

1999 kacang hijau dengan luas panen 980 ha dengan rata-rata

produksi mencapai kurang dari 34,00 kw/ha, sedangkan pada

tahun 2000 luas panen mencapai 1.042 ha dengan produksi

rata-rata 11,76 kw/ha. (6). Sampai pada tahun 1999 ubi kayu

dengan luas panen 3.568 ha dengan rata-rata produksi

mencapai kurang dari 33,76 kw/ha, sedangkan pada tahun 2000

kedele dengan luas panen mencapai 20 ha dengan produksi

rata-rata 10 kw/ha. (7). Sampai pada tahun 1999 ubi jalar

dengan luas panen 249 ha dengan rata-rata produksi mencapai

kurang dari 27,82 kw/ha.

Page 25: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 25

Pada sub sektor perkebunan terdapat beberapa komoditi

yang diusahakan. Komoditi itu adalah (1). Kelapa dengan luas

lahan 9.799,43 ha dan jumlah produksi 2.402,44 ton, (2). Kopi

dengan luas lahan 2.775,45 ha dan jumlah produksi 320,13 ton,

(3). Cengkeh dengan luas lahan 398,78 ha dan jumlah produksi

22,35 ton, (4). Kakao dengan luas lahan 1.866,47 ha dan jumlah

produksi 137,43 ton, (5). Jambu Mente dengan luas lahan

20.959,86 ha dan jumlah produksi 5.883,65 ton, (6). Kemiri

dengan luas lahan 2.277,38 ha dan jumlah produksi 791,35 ton,

(7). Pinang dengan luas lahan 183,25 ha dan jumlah produksi

32,37 ton, (8). Kepok dengan luas lahan 283,50 ha dan jumlah

produksi 47,36 ton, (9). Pala dengan luas lahan 65,47 ha dan

jumlah produksi 4,14 ton, (10). Lada dengan luas lahan 15,51 ha

dan jumlah produksi 3,64 ton, (11). Kapas dengan luas lahan

12,00 ha dan jumlah produksi 1,189 ton.

Pada sub sektor peternakan menunjukan bahwa dari luas

daratan telah dicanangkan sebagai padang penggembalaan

seluas 33.294 ha, telah dimanfaatkan 37,08 % atau 12.345,54

ha. Luas daratan untuk padang penggembalaan yang belum

dimanfaatkan seluas 20.948,46 ha atau 62,92 %.

Kendati potensi padang penggembalaan masih luas tetapi

tingkat pertumbuhan/populasi ternak besar terus mengalami

penurunan selama kurang lebih 10 tahun terakhir ini. Sampai

pada tahun 1995 ternak sapi dari 2.153 ekor turun menjadi 1.919

ekor pada tahun 1999. Tingkat pertumbuhan kerbau juga

mengalami penurunan dari 28 ekor menjadi 27 ekor pada

periode yang sama.

Apabila kondisi tersebut dibandingkan dengan luas lahan

yang sudah dimanfaatkan, maka ada peningkatan pemanfaatan

lahan walaupun sangat kecil yaitu 0,70 %. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa padang penggembalaan di Kabupaten

Flores Timur belum dimanfaatkan secara optimal.

Pada sub sektor perikanan tidak kurang dari 5. 014 orang

melakukan usaha penangkapan ikan sebagai mata pencaharian

utama, yang terbagi dalam 3.353 rumah tangga perikanan dari

Page 26: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 26

jumlah penduduk sebanyak 120.311 jiwa pada 119 buah desa

pantai.

Berbagai sarana dan prasarana perikanan laut banyak

disediakan pemerintah antara lain alat tangkap dan armada

tangkap, disamping sarana dan prasarana yang disiapkan

swasta. Sarana perikanan laut yang telah disediakan swasta

meliputi (1). Pabrik es berkapasitas 20 ton/hari, (2). Cold Storage

dengan kapasitas 250 ton, (3). Pabrik pengolahan ikan kayu

berkapasitas 3-5 ton/hari. Dari potensi perikanan yang ada, yaitu

13,764ton/tahun sampai dengan saat ini rata-rata terealisir di

atas 7.125 ton/tahun.

Produksi paling banyak adalah ikan tongkol, tuna, cakalang,

layang, teri dan beberapa jenis ikan dasar seperti kerapu dan

kakap. Produksi yang ada terserap untuk pemasaran lokal

mencapai 52,76 % lebih, sedangkan untuk antar pulau mencapai

46,46 % dan untuk memenuhi permintaan ekspor mencapai

sebesar 0,78 % lebih.

Pada sub sektor kehutanan, maka Kabupaten Flores Timur

termasuk daerah yang luas areal hutannya tergolong sedikit.

Dari luas wilayah yang ada, yang merupakan rencana kawasan

hutan seluas 74.854 hektar. Dari rencana tersebut realisasi

seluas 69.683,03 hektar atau 57,07% dari luas daratan Flores

Timur dengan rincian hutan lindung sebesar 44.390,78 ha. Hutan

Produksi Tetap 1.352,45 ha dan Hutan Produksi Terbatas

sebesar 21.880,80 ha serta Hutan Konvensi seluas 2.059 ha.

Untuk Hutan Lindung hampir tersebar merata di seluruh wilayah

kecamatan, sedang Hutan Produksi Tetap hanya ada di

Kecamatan Solor Barat dan Solor Timur, dan Hutan Produksi

Terbatas hanya ada di Kecamatan Wulanggitang, Tanjung

Bunga dan Larantuka. Sedangkan Pulau Adonara tidak memiliki

Hutan Produksi, yang ada hanya Hutan Lindung.

Menyimak berbagai uraian tentang Sumber Daya Pertanian,

maka Kabupaten Flores Timur mempunyai kemungkinan besar

untuk dapat mengusahakan secara optimal. Hal ini didukung

dengan iklim tropis, walaupun musim kemaraunya panjang, rata-

rata 7-8 bulan dan musim hujan hanya 4-5 bulan. Akan tetapi hal

Page 27: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 27

ini justru sangat menguntungkan untuk diusahakannya komoditi

tertentu yang sesuai dengan keunggulan alamiah dan potensi

daerah.

Berdasarkan potensi sumber daya alam pada sektor

usaha/lapangan ekonomi pertanian tersebut, maka PDRB

berdasarkan harga berlaku untuk (1). Tanaman Bahan Makanan

untuk tahun 1994-1999 bergerak antara Rp. 29.053.162 sampai

Rp. 54.356.279, dan tahun 2000-2003 bergerak antara Rp.

74.106.471 sampai Rp. 88.010.247. (2). Tanaman Perkebunan,

untuk tahun 1994-1999 bergerak antara Rp. 8.179.911 sampai

Rp. 26.976.666 dan tahun 2000-2003 bergerak antara Rp.

33.128.261 sampai Rp 45.787.083. (3). Peternakan, untuk tahun

1994-1999 bergerak antara Rp. 11.458.779 sampai Rp.

16.351.125 dan tahun 2000-2003 bergerak antara Rp.

25.543.994 sampai Rp. 27.352.101. (4). Kehutanan, untuk tahun

1994-1999 bergerak antara Rp 615.393 sampai Rp 379.763, dan

tahun 2000-2003 bergerak antara Rp. 405.245 sampai Rp.

437.250. (5). Perikanan, untuk tahun 1994-1999 bergerak antara

Rp. 11.331.028 sampai Rp. 14.942.174 dan tahun 2000-2003

bergerak antara Rp. 22.030.230 sampai Rp. 28.521.125.

Sedangkan berdasarkan harga konstan untuk (1). Tanaman

Bahan Makanan untuk tahun 1994-1999 bergerak antara Rp.

26.192.513 sampai Rp. 20.805.500, dan trahun 2000-2003

bergerak antara Rp. 74.106.471 sampai Rp. 81.921.742. (2).

Tanaman Perkebunan, untuk tahun 1994-1999 bergerak antara

Rp. 7.937.020 sampai Rp. 10.873.330, dan tahun 2000-2003

bergerak antara Rp. 33.128.261 sampai Rp. 38.574.050. (3).

Peternakan, untuk tahun 1994-1999 bergerak antara Rp.

9.279.107 sampai Rp 6.821.860, dan tahun 2000-2003 bergerak

antara Rp. 25.543.994 sampai Rp. 28.224.062. (4). Kehutanan,

untuk tahun 1994-1999 bergerak antara Rp. 576.573 sampai Rp

259.476, dan tahun 2000-2003 bergerak antara Rp. 405.245

sampai Rp. 431.259. (5). Perikanan, untuk tahun 1994-1999

bergerak antara Rp. 11.076.801 sampai Rp. 9.518.345 dan

tahun 2000-2003 bergerak antara Rp 22.030.230 sampai Rp

26.272.965.

Page 28: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 28

Sektor Pertambangan dan Galian Prosentase sumbangan sektor pertambangan terhadap

PDRB sampai pada tahun 1999 berdasarkan harga berlaku

mencapai 0,95 % atau Rp. 2.468.380 dan pada tahun 2003

mencapai 0,93% atau Rp. 4.197.964. Berdasarkan harga

konstan, maka sumbangan sektor pertambangan dan galian

sampai pada tahun 1999 mencapai 0,71 % atau Rp. 976.266

dan pada tahun 2003 mencapai 0,98 % atau 4.153.443.

Sektor Industri Pengolahan Prosentase sumbangan sektor industri pengolahan terhadap

PDRB sampai pada tahun 1999 berdasarkan harga berlaku

hanya dari Industri non Migas yang mencapai 1,37 % atau Rp.

3.552.009 dan pada tahun 2003 mencapai 1,39 % atau Rp.

6.289.949. Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan sektor

Industri non migas sampai pada tahun 1999 mencapai 1,67 %

atau Rp. 2.311.826 dan pada tahun 2003 mencapai 1,47% atau

Rp. 6.232.734.

Sektor Bangunan dan Konstruksi Prosentase sumbangan sektor bangunan dan konstruksi

terhadap PDRB sampai pada tahun 1999 berdasarkan harga

berlaku mencapai 4,65 % atau Rp. 12.095.944 dan pada tahun

2003 mencapai 4,24 % atau Rp. 19.198.627. Berdasarkan harga

konstan, maka sumbangan sektor bangunan dan konstruksi

sampai pada tahun 1999 mencapai 3,81 % atau Rp. 5.279.296

dan pada tahun 2003 mencapai 4,34 % atau 18.356.604.

Sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel Prosentase sumbangan sektor perdagangan, restoran dan

hotel terhadap PDRB sampai pada tahun 1999 berdasarkan

harga berlaku (1). Perdagangan besar dan eceran mencapai

13,51 % atau Rp. 35.141.428 dan pada tahun 2003 mencapai

12,51 % atau Rp. 56.685.847. Berdasarkan harga konstan, maka

sumbangan sektor perdagangan sampai pada tahun 1999

mencapai 11,42 % atau Rp. 15.808.790 dan pada tahun 2003

Page 29: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 29

mencapai 11,98 % atau 50.641.800. (2). Restoran/rumah makan

mencapai 0,05 % atau Rp. 120.815 dan pada tahun 2003

mencapai 0,10 % atau Rp. 460.274. Berdasarkan harga konstan,

maka sumbangan sektor restoran/rumah makan sampai pada

tahun 1999 mencapai 0,15 % atau Rp. 206.446 dan pada tahun

2003 mencapai 0,10 % atau 428.634. (3). Perhotelan mencapai

0,04 % atau Rp. 111.406 dan pada tahun 2003 mencapai 0,08 %

atau Rp. 342.986. Berdasarkan harga konstan, maka

sumbangan sektor perhotelan sampai pada tahun 1999

mencapai 0,03 % atau Rp. 38.014 dan pada tahun 2003

mencapai 0,07 % atau 314.950.

Sektor Pengangkutan dan komunikasi Prosentase sumbangan sektor pengangkutan dan

komunikasi terhadap PDRB sampai pada tahun 1999

berdasarkan harga berlaku (1). Angkutan mencapai 11,02 %

atau Rp. 28.667.454 dan pada tahun 2003 mencapai 7,74 %

atau Rp. 35.080.976. Berdasarkan harga konstan, maka

sumbangan sektor angkutan sampai pada tahun 1999 mencapai

12,71 % atau Rp. 17.596.596 dan pada tahun 2003 mencapai

7,93 % atau 33.519.308. (2). Komunikasi mencapai 0,57 % atau

Rp. 1.479.467 dan pada tahun 2003 mencapai 0,98 % atau Rp.

4.447.969. Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan sektor

komunikasi sampai pada tahun 1999 mencapai 0,54 % atau Rp.

743.390 dan pada tahun 2003 mencapai 1,38 % atau 5.823.190.

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Prosentase sumbangan sektor keuangan, persewaan dan

jasa perusahan terhadap PDRB sampai pada tahun 1999

berdasarkan harga berlaku (1).Bank mencapai 1,21 % atau Rp.

3.136.868 dan pada tahun 2003 mencapai 1,31 % atau Rp.

5.917.535. Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan sektor

bank sampai pada tahun 1999 mencapai 3,20 % atau Rp.

4.432.092 dan pada tahun 2003 mencapai 1,29 % atau

5.456.238. (2). Lembaga keuangan non bank mencapai 1,85 %

atau Rp. 4.819.113 dan pada tahun 2003 mencapai 0,98 % atau

Page 30: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 30

Rp. 4.430.848. Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan

sektor lembaga keuangan non bank sampai pada tahun 1999

mencapai 1,95 % atau Rp. 2.696.954 dan pada tahun 2003

mencapai 0,94 % atau 3.969.736. (3). Sewa rumah mencapai

1,01 % atau Rp. 2631.225 dan pada tahun 2003 mencapai

1,23% atau Rp. 5.580.756. Berdasarkan harga konstan, maka

sumbangan sektor sewa rumah sampai pada tahun 1999

mencapai 1,56 % atau Rp. 2.154.197 dan pada tahun 2003

mencapai 1,23 % atau 5.205975. (4). Jasa Perusahaan

mencapai 0,05 % atau Rp. 139.939 dan pada tahun 2003

mencapai 0,07 % atau Rp. 312.195. Berdasarkan harga konstan,

maka sumbangan sektor jasa perusahaan sampai pada tahun

1999 mencapai 0,07 % atau Rp. 103.366 dan pada tahun 2003

mencapai 0,07 % atau Rp. 280.784.

Sektor Listrik dan Air Minum

Prosentase sumbangan sektor listrik dan air minum

terhadap PDRB sampai pada tahun 1999 berdasarkan harga

berlaku (1). Listrik mencapai 0,44 % atau Rp. 1.145.011 dan

pada tahun 2003 mencapai 0,44 % atau Rp. 1.993.371.

Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan sektor listrik

sampai pada tahun 1999 mencapai 0,57 % atau Rp. 795.303.

dan pada tahun 2003 mencapai 0,46 % atau 1.946.520. (2). Air

Minum mencapai 0,11 % atau Rp. 298.434 dan pada tahun 2003

mencapai 0,04 % atau Rp. 159.237. Berdasarkan harga konstan,

maka sumbangan sektor air minum sampai pada tahun 1999

mencapai 0,17 % atau Rp. 236.700 dan pada tahun 2003

mencapai 0,05 % atau 190.321.

Sektor Jasa-jasa

Prosentase sumbangan sektor jasa-jasa terhadap PDRB

sampai pada tahun 1999 berdasarkan harga berlaku (1).

Pemerintahan umum mencapai 18,68 % atau Rp. 48.590.416

dan pada tahun 2003 mencapai 24,60 % atau Rp. 111.463.186.

Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan sektor

Pemerintahan umum sampai pada tahun 1999 mencapai 24,88%

Page 31: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 31

atau Rp. 34.446.689 dan pada tahun 2003 mencapai 24,70 %

atau Rp. 104.418.370. (2). Swasta mencapai 1,06 % atau Rp.

2.769.290 dan pada tahun 2003 mencapai 1,43 % atau Rp.

6.485.257. Berdasarkan harga konstan, maka sumbangan sektor

swasta sampai pada tahun 1999 mencapai 1,69 % atau Rp.

2.336.280 dan pada tahun 2003 mencapai 1,51 % atau Rp.

6.369.125.

Pertumbuhan tersebut, menunjukan besar sumbangan total PDRB ini

masih bersifat labil, karena setiap tahunnya memperlihatkan angka yang

tidak konstan. Tingkat pertumbuhan sebagaimana terurai sejauh

berdasarkan harga konstan telah mengeliminir faktor inflasi tahun 1994-

1999 dan tahun 2000-2003. Laju inflasi sampai pada tahun 1999 sebesar

87,93 % dan sampai pada tahun 2003 sebesar 7,20 % dieliminir untuk

mengetahui pertumbuhan riil sebagaimana terurai.

Permasalahannya adalah (1). Masih terdapat kesenjangan aktivitas

ekonomi pada masing-masing sektor usaha/lapangan ekonomi yang besar

pengaruhnya terhadap pertumbuhan PDRB per sektor. (2). Titik berat

pembangunan ekonomi diarahkan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

(3). Aktivitas pembangunan ekonomi masih mengabaikan aspek distribusi

dan pemerataan, sehingga di sana-sini masih terjadi kesenjangan

ekonomi. (4). Infrastruktur ekonomi lokal tidak cukup mendukung

berkembangnya sektor usaha/lapangan ekonomi tertentu seperti

pertambangan dan galian, listrik dan air minum, industri olahan, bangunan

dan konstruksi, pengangkutan dan komunikasi serta perdagangan/hotel

dan restoran. (5). Krisis ekonomi global, regional maupun lokal yang

hingga saat ini belum kunjung akhir, yang diperparah dengan menurunnya

kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah selaku instrumen penting

pembangunan.

Kondisi perkembangan PDRB Kabupaten Flores Timur baik jumlah,

persebaran menurut sektor usaha dan komposisi pertumbuhannya dengan

sejumlah masalah ekonomi dan sumber daya alam sebagaimana terurai

telah memberikan gambaran bahwa (1). Pertumbuhan PDRB secara makro

telah memperlihatkan tingkat pencapaian prestasi seluruh usaha/lapangan

ekonomi pada tingkat yang menggembirakan, (2). Pertumbuhan PDRB

secara mikro antar masing-masing sektor usaha/lapangan ekonomi

menunjukan tingkat pencapaian yang berbeda secara mencolok antara

Page 32: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 32

sektor usaha/lapangan ekonomi pertanian dan jasa-jasa dengan sektor

usaha/lapangan ekonomi lainnya, (3). Akselerasi pemanfaatan sumber

daya alam untuk menggerakan pertumbuhan PDRB telah mencerminkan

proses distribusi dan pemerataan tetapi masih menimbulkan kesenjangan

ekonomi antar wilayah, (4). Menyediakan dan memanfaatkan infrastruktur

ekonomi yang terbatas sebagai titik kuat pertumbuhan ekonomi lokal di

tengah persaingan ekonomi regional dan global. (5). Mengendalikan

ekonomi lokal yang stagnan untuk mengimbangi krisis ekonomi global,

regional dan lokal.

Dengan demikian, maka masih terdapat peluang untuk

memanfaatkan seluruh potensi sumber daya alam melalui pendekatan

manusia dengan wilayah sebagai entri pointnya.. Dalam masa 20 tahun

yang akan datang dapat diproyeksi adanya peluang (1). Peluang untuk

melakukan pendekatan pengelolaan sektor usaha/lapangan ekonomi yang

berorientasi pada manusia dan pasar tanpa harus menghindarkan diri dari

pendekatan pertumbuhan dan pemerataan. (2). Peluang untuk melakukan

penetrasi prinsip pengelolaan sumber-sember ekonomi melalui proses

distribusi dan pemerataan untuk menghindari dampak negatif dari

pendekatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, (3). Peluang mengelola

potensi-potensi ekonomi wilayah secara riil untuk memberikan ruang

terjadinya transfer nilai dari wilayah surplus ke wilayah minus, melalui

sistem satuan pengembangan wilayah, (4). Peluang penyediaan

infrastruktur ekonomi yang cukup, berdasarkan tuntutan kebutuhan dan

kelayakan ekonomis, sehingga mampu memberikan kontribusi baik

langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi lokal,

(5). Peluang menumbuhkan iklim usaha ekonomi yang kondusif dan

mengembalikan kepercayaan pemerintah selaku instrumen penting dalam

pembangunan ekonomi dalam rangka penanaman modal asing maupun

daerah oleh para investor secara berkesinambungan.

Peluang-peluang tersebut apabila dikembangkan secara maksimal,

maka akan banyak memberikan kontribusi dan mendorong pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Flores Timur secara efektif sehingga terjadi

peningkatan pertumbuhan PDRB. Setidak-tidaknya mengembangkan

peluang tersebut dapat meminimalisir sejumlah acaman pembangunan

yang akan datang terhadap pengembangan sektor usaha/lapangan

ekonomi sekaligus mengendalikan faktor inflasi.

Page 33: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 33

Dalam kurun waktu 2005 hingga 2025 ancaman pembangunan yang

menonjol dan bahkan dapat menghambat laju pembangunan ekonomi

Kabupaten Flores Timur adalah (1). Ancaman perubahan politik ekonomi

nasional sebagai dampak dari perubahan politik ekonomi internasional

yang memberikan kebebasan kepada pasar tanpa hambatan oleh batas

wilayah, waktu dan subyek ekonomi. (2). Ancaman persaingan terbuka

dan pasar bebas sudah tidak dapat dihindari sedangkan kapasitas dan

kapabilitas pelaku ekonomi lokal baik entrepreneurial maupun customer

secara kualitatif belum cukup memadai untuk masuk ke dalam suasana

ekonomi tersebut, (3). Ancaman perbedaan potensi alam dan kultur

wilayah yang satu dengan wilayah lainnya menonjolkan pengembangan

politik pintu tertutup yang sulit menerima perubahan dan dinamika ekonomi

wilayah, (4). Ancaman terjadinya kesenjangan ekonomi antar pelaku

ekonomi lokal yang memiliki keterbatasan unsur ekonomi dengan pelaku

ekonomi non lokal terhadap eksploitasi sumber daya alam wilayah, (5).

Ancaman potensi bahaya yang dimungkinkan oleh adanya perbedaan

antar wilayah, suku maupun kepentingan dari geografis Kabupaten Flores

Timur sebagai kabupaten kepulauan.

Permasalahannya adalah (1). Manajemen pengelolaan sumber daya

alam terkontaminasi dengan sejumlah kepentingan privat dan

mengabaikan kepentingan pembangunan ekonomi secara berdaya saing.

(2). Proses alih teknologi, apalagi teknologi komunikasi dan informasi telah

menjadi komitmen dunia pada era persaingan dan pasar bebas, (3). Belum

bergesernya pola usaha ekonomi yang bertumpu pada potensi ekonomi

wilayah ke pola usaha ekonomi yang bertumpu pada industri pengolahan

bahan baku menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi yang siap

dikonsumsi, (4). Adanya tuntutan paradigma pengelolaan pembangunan

yang menjadikan masyarakat umumnya terutama tenaga kerja profesional

sebagai modal usaha ekonomi, (5). Stabilitas keamanan, pasokan air,listrik

dan prasarana jalan belum mapan, yang besar pengaruhnya terhadap iklim

investasi.

Bertitik tolak pada proyeksi peluang, ancaman dan permasalahan

sebagaimana terurai, maka secara progres pembangunan Kabupaten

Flores Timur dalam kurun waktu 2005-2025 berhasil (1). Mengeksploitasi

sumber daya ekonomi sebesar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat

dengan tetap memperhatikan pelestarian lingkungan untuk menjamin

Page 34: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 34

kesinambungan pembangunan ekonomi. (2). Meningkatkan pertumbuhan

ekonomi yang seimbang sekurang-kurangnya satu digit dari tingkat

pertumbuhan sebelumnya, baik distribusi maupun pemerataannya. (3).

Mengembangkan industri pengolahan dalam skala menengah yang

bertumpu pada potensi ekonomi pertanian wilayah. (4). Mengendalikan laju

pertumbuhan PDRB yang seimbang antar seluruh sektor usaha/lapangan

ekonomi termasuk keseimbangan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi

wilayah. (5). Meningkatkan keamanan dan ketertiban melalui sistem dan

prosedur yang dikembangkan secara terpadu antar seluruh komponen

dalam suasana wilayah Kabupaten Flores Timur yang kondusif, stabil,

aman dan terkendali.

Keberhasilan pembangunan pada tataran ekonomi dan sumber daya

alam dimaksud, akan mengubah kondisi perekonomian, maupun kondisi

pengelolaan sumber daya alam Kabupaten Flores Timur yang dapat

diprediksi sebagai berikut: (1). Kondisi ekonomi masyarakat dan sumber

daya alam yang tumbuh dan berkembang demikian pesatnya tanpa

adanya dikotomi antara perilaku ekonomi disatu sisi dengan segmen

sumber daya alam disisi yang lain. (2). Kondisi PDRB Kabupaten Flores

Timur berkembang sedemikian rupa sehingga mampu mempengaruhi

aktivitas ekonomi masyarakat, menuju pada pertumbuhan yang seimbang.

(3). Kondisi sektor usaha/lapangan ekonomi pertanian mampu

menggerakan kondisi usaha/lapangan ekonomi industri pengolahan yang

semakin meningkat dan berkesinambungan. (4). Kondisi sektor

usaha/lapangan ekonomi perdagangan/hotel dan restoran, pengangkutan

dan komunikasi, bangunan/konstruksi, keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan, pertambangan dan galian, listrik dan air minum serta industri

penglohan, memberikan kontribusi yang sama besarnya, hingga pada

waktunya mampu menggeser usaha/lapangan ekonomi pertanian dan

jasa-jasa.. (5). Kondisi Kabupaten Flores Timur yang stabil dengan iklim

usaha yang kondusif, memiliki pasokan listrik, air serta prasarana jalan

yang memadai dan langgeng bagi usaha investasi.

Page 35: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 35

4. Kondisi Sosial Budaya dan Politik Pendidikan

Perkembangan pembangunan pendidikan tahun 1994-1999

sejalan dengan program yang mencakup Pendidikan Dasar,

Pelaksanaan wajib Belajar 9 tahun, keadaan guru, pembinaan dan

penyetaraan serta pelatihan tenaga pendidik, bantuan perbaikan dan

rehabilitasi SD/MI, perluasan kesempatan belajar dan usaha

kesehatan sekolah dan pendidikan lanjutan. Terhadap pendidikan

dasar diarahkan untuk meningkatkan terwujudnya keterkaitan dan

kesepadanan antar pendidikan dan dunia kerja, peningkatan

pemerataan di semua jalur, jenis dan jenjang dengan sasaran utama

anak didik, guru, orang tua, sarana dan prasarana pendidikan serta

kualitas pendidikan dalam dan luar sekolah demi terciptanya sumber

daya manusia yang handal.

Untuk mewujudkannya, maka dikembangkan (1). Program wajib

belajar pendidikan dasar 9 tahun pada tahun anggaran 1994/1995 –

1998/1999. Sampai pada tahun tersebut jumlah anak usia sekolah

seluruhnya 179.157 orang, terdiri dari 175.455 orang anak yang

bersekolah, sedang selebihnya 3.702 orang anak tidak bersekolah.

Melalui POKJA wajib belajar telah dilaksanakan sejumlah

kegiatan untuk memotivasi masyarakat agar dapat menindaklanjuti

wajib belajar 9 tahun dengan memanfaatkan kesempatan belajar yang

terbuka itu. Dari padanya dapat menekan angka anak yang tidak

bersekolah sampai 3.702 orang dari angka sebelumnya mencapai

26.119 orang.

Keadaan guru sampai dengan akhir tahun anggaran 1998/1999

jumlah tenaga guru sebanyak 2.447 orang yang tersebar pada 277

SD/MI termasuk SD filial dengan 2.515 rombongan belajar.

Berdasarkan ratio perbandingan guru dan rombongan belajar yaitu 1 :

9 maka jumlah guru seharusnya adalah 3.795 orang. Dengan

demikian masih terdapat sisa atau kekurangan guru sebanyak 1.348

orang. Jumlah ini kemudian berkurang dengan formasi penerimaan

guru sebanyak 111 orang, sehingga jumlah kekurangan turun menjadi

1.237 orang. Kesulitan guru selanjutnya diatasi dengan merekrut

tenaga guru honorer sebanyak 352 orang.

Page 36: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 36

Untuk menunjang program pendidikan dasar selama periode

1994-1999 direalisasikan dana sebesar Rp. 8.062.846.900 untuk

membangun (1). 109 SD yang menelan dana sebesar Rp.

2.529.543.000 tahun 1994/1995. (2). 56 SD yang menelan dana

sebesar Rp. 1.529.621.000 tahun 1995/1996, (3). 56 SD yang

menelan dana sebesar Rp. 1.309.169.000 tahun 1996/1997, (4). 61

SD yang menelan dana sebesar Rp. 1.194.513.150 tahun 1997/1998,

(5). 58 SD yang menelan dana sebesar Rp. 1.500.000.000 tahun

1998/1999.

Dalam rangka perluasan kesempatan belajar bagi anak usia

sekolah, maka (1). Menampung siswa yang putus sekolah dan

membentuk kelompok kejar paket A yang mampu mengakomodir 511

orang kejar paket A, membangun 93 SD terpencil, membantu

membiayai anak yang orang tuanya tidak mampu sebanyak 5.747

orang yang tersebar di 277 SD/MI dengan dana beasiswa sebesar Rp

689.640.000 (JPS), di samping alat peraga sebanyak 62.765 unit.

Berbeda dengan periode 1994-1999, maka pada tahun 2000 –

2004 perkembangan pembangunan pendidikan lebih diarahkan pada

pembangunan fisik dan operasional sekolah. Pembangunan fisik

berupa rehabilitasi gedung sekolah, tambahan ruang belajar/kelas,

dan pengadaan meubeler. Pembangunan pendidikan dilihat dari

beberapa indikator sampai dengan tahun 2004.

Angka Partisipasi Kasar dan Murni Angka partisipasi kasar dan murni SD/MI, SMP/MTs dan

SMA/SMK/MA, diperoleh gambaran bahwa pada jenjang SD/MI

angka partisipasi kasar mencapai 89,76 %, angka partisipasi

murni 75,28 %, sehingga selisih diantaranya mencapai 14,48 %,

(2). Pada jenjang SMP/MTs angka partisipasi kasar mencapai

74,34 %, angka partisipasi murni mencapai 54,92 %, dengan

selisih 19,42 %, (3). Pada jenjang SMA/SMK/MA, angka

partisipasi kasar mencapai 58,3 %, angka partisipasi murni

mencapai 42,76 % dengan selisih diantaranya mencapai

15,63%. Kondisi ini memperlihatkan selisih rata-rata angka

partisipasi kasar dengan angka partisipasi murni pada masing-

masing jenjang pendidikan sebagai akibat (1). Siswa

Page 37: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 37

disekolahkan tidak pada usia sekolah, (2). Siswa disekolahkan

pada usia sekolah, (3). Siswa disekolahkan pada usia di atas

usia sekolah.

Angka Putus Sekolah Kondisi terakhir menunjukan bahwa terdapat angka putus

sekolah untuk semua jenjang pendidikan. Secara umum

memang angka putus sekolah berkecenderungan menurun dari

tahun ke tahun, akan tetapi jika diperhatikan menurut jenjang

pendidikan, maka angka putus sekolah pada jenjang tertentu

mengalami kenaikan. Perkembangan angka putus sekolah

adalah (1). Pada tahun 2002 angka putus sekolah mencapai

674 orang dengan angka putus sekolah tertinggi pada jenjang

SMP/MTs yaitu 277 orang, sedang angka putus sekolah

terendah pada jenjang SMA/SMK/MA sebanyak 151 orang. (2).

Pada tahun 2003 angka putus sekolah mencapai 1.058 orang

dengan angka putus sekolah tertinggi pada jenjang SD/MI yaitu

404 orang, sedang angka putus sekolah terendah pada jenjang

SMP/MTs sebanyak 322 orang. (3). Pada tahun 2003 angka

putus sekolah mencapai 947 orang dengan angka putus

sekolah tertinggi pada jenjang SD/MI yaitu 532 orang, sedang

angka putus sekolah terendah pada jenjang SMA/SMK/MA

sebanyak 77 orang.

Prosentase Kelulusan Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir prosentase kelulusan

sebagai hasil dari proses belajar mengajar di semua jenjang

pendidikan dalam Wilayah Kabupaten Flores Timur sebagai

berikut (1). Tahun ajaran 2001/2002 untuk jenjang pendidikan

SD/MI tingkat kelulusannya mencapai 98,09 %, SMP/MTs

mencapai 97,75 % dan SMA/SMK/MA mencapai 99,68 %, (2).

Tahun ajaran 2002/2003 untuk jenjang pendidikan SD/MI tingkat

kelulusannya mencapai 91,00 %, SMP/MTs mencapai 84,92 %

dan SMA/SMK/MA mencapai 89,18 %, (3). Tahun ajaran

2003/2004 untuk jenjang pendidikan SD/MI tingkat kelulusannya

Page 38: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 38

mencapai 97,01%, SMP/MTs mencapai 97,32 % dan

SMA/SMK/MA mencapai 97,57%.

Rata-rata tingkat kelulusan mencapai 94,72 %, yang berarti

selama kurun waktu 3 tahun terakhir pelaksanaan proses

belajar mengajar telah berjalan cukup baik. Meskipun demikian

masih terdapat 5,28% siswa yang tertunda untuk mengkhiri

masa belajarnya pada masing-masing jenjang. Hal ini tentunya

dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal sekolah

terutama kegagalan dalam proses belajar mengajar maupun

faktor lingkungan keluarga terutama kurang adanya perhatian

baik orang tua maupun siswa itu sendiri terhadap pemanfaatan

waktu belajar.

Sarana dan Prasarana Pendidikan Pemerintah dan swasta berbagi peran dalam penyediaan

sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini tercermin pada

perkembangan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan

dari tahun ke tahun.

Menurut statusnya, maka sarana dan prasarana pendidikan

menurut jenjang dan jumlah dapat menjadi informasi yang baik

tentang seberapa jauh peran pemerintah dan swasta dalam

memacu laju pembangunan pendidikan di Kabupaten Flores

Timur. Kondisi selama 3 tahun terakhir adalah (1). Tahun 2002,

TK/RA sebanyak 129 buah dengan status negeri sebanyak 1

(satu) buah, swasta sebanyak 128 buah, SD/MI sebanyak 255

buah dengan status negeri sebanyak 137 buah dan swasta

sebanyak 117 buah, SMP/MTs sebanyak 53 buah dengan

status negeri sebanyak 14 dan swasta sebanyak 39 buah,

sedangkan SMA/SMK/MA sebanyak 16 buah dengan status

negeri sebanyak 3 buah dan swasta sebanyak 13 buah (2).

Tahun 2003, TK/RA sebanyak 137 buah dengan status negeri

sebanyak 1 (satu) buah, swasta sebanyak 136 buah, SD/MI

sebanyak 274 buah dengan status negeri sebanyak 139 buah

dan swasta sebanyak 135 buah, SMP/MTs sebanyak 54 buah

dengan status negeri sebanyak 15 dan swasta sebanyak 39

buah, sedangkan SMA/SMK/MA sebanyak 19 buah dengan

Page 39: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 39

status negeri sebanyak 5 buah dan swasta sebanyak 14 buah,

(3). Tahun 2004, TK/RA sebanyak 147 buah dengan status

negeri sebanyak 1 (satu) buah, swasta sebanyak 146 buah,

SD/MI sebanyak 277 buah dengan status negeri sebanyak 141

buah dan swasta sebanyak 136 buah, SMP/MTs sebanyak 53

buah dengan status negeri sebanyak 16 dan swasta sebanyak

37 buah, sedangkan SMA/SMK/MA sebanyak 20 buah dengan

status negeri sebanyak 5 buah dan swasta sebanyak 15 buah.

Tenaga Guru Total tenaga guru Kabupaten Flores Timur sampai pada tahun

2004 sebanyak 3.385 orang, terdiri dari (1). Guru yang berstatus

negeri/PNS sebanyak 2.189 orang, (2). Guru yang berstatus

kontrak sebanyak 1.196 orang. Tenaga guru yang berstatus

kontrak tersebut masing-masing dikontrak oleh (1). Pemerintah

pusat sebanyak 234 orang, (2). Pemerintah Propinsi sebanyak

52 orang, (3). Pemerintah Kabupaten sebanyak 182 orang, (4).

Komite sekolah sebanyak 728 orang.

Berdasarkan standarisasi ijazah/latar belakang pendidikan,

maka tenaga guru tersebut memiliki kelayakan sebagai guru

sebanyak 1.445 orang, selebihnya yaitu 2.081 tenaga guru

tergolong tidak memenuhi syarat. Dengan demikian terdapat

lebih dari 50 % tenaga guru yang ada belum memenuhi syarat

sebagai pengajar di depan kelas pada masing-masing jenjang

pendidikan. Sungguhpun demikian dengan kondisi tenaga guru

yang ada persebarannya pada masing-masing jenjang

pendidikan telah mendorong proses belajar mengajar, sehingga

berlangsung cukup memadai walaupun di sana-sini perlu

pembenahan lebih lanjut.

Gambaran perbandingan tenaga guru yang memenuhi standar

pendidikan guru dengan yang tidak memenuhi standar

pendidikan guru pada masing-masing jenjang pendidikan

adalah (1). Jenjang TK/RA tenaga guru yang memenuhi standar

sebanyak 190 orang, sedangkan yang tidak memenuhi standar

sebanyak 109 orang, (2). Jenjang SD/MI tenaga guru yang

memenuhi standar sebanyak 676 orang, sedangkan yang tidak

Page 40: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 40

memenuhi standar sebanyak 1.396 orang, (3). Jenjang

SMP/MTs tenaga guru yang memenuhi standar sebanyak 301

orang, sedangkan yang tidak memenuhi standar sebanyak 403

orang, (4). Jenjang SMA/SMK/MA tenaga guru yang memenuhi

standar sebanyak 278 orang, sedangkan yang tidak memenuhi

standar sebanyak 173 orang.

Ratio murid dan guru perlihatkan kepadatan ruang kelas,

dimana semakin kecil perbandingan, maka semakin baik kondisi

sarana pendidikan. Ratio murid dan guru berkisar antara 11 –

16 berbanding 1 (satu) orang guru. Berdasarkan ratio ini maka

pada jenjang pendidikan dasar (SD) beban guru nampaknya

jauh lebih berat dibandingkan dengan SMTP dan SMTA, sebab

pada jenjang ini berkisar antara 12 – 13 berbanding 1 (satu)

orang guru.

Kesehatan Selama periode 1994 – 1999 perkembangan pembangunan

bidang kesehatan di Kabupaten Flores Timur sejalan dengan prioritas

yang telah ditetapkan. Prioritas pembangunan bidang kesehatan

meliputi (1). Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, (2).

Peningkatan pelayanan kesehatan, (3). Pencegahan dan

pemberantasan penyakit, (4). Peningkatan sarana dan prasarana, (5).

Pengawasan obat dan makanan.

Untuk menunjang prioritas tersebut, maka sejumlah upaya telah

dilakukan terutama penyediaan tenaga medis dan paramedis, tenaga

apoteker, serta tenaga kesehatan lainnya. Disamping itu penyediaan

dan peningkatan sejumlah sarana dan prasarana kesehatan lainnya.

Meskipun demikian ternyata fokus pembangunan kesehatan lebih

diarahkan pada peningkatan pelayanan kesehatan yang meliputi (1).

Tenaga Medis dan Paramedis, (2). Peningkatan perawatan dan

sarana penunjang, (3). Pengadaan obat-obatan.

Selama periode ini perkembangan yang menyolok terlihat pada

upaya peningkatan perawatan dan sarana penunjang meliputi (1).

Tahun anggaran 1994/1995 pengadaan peralatan medis

PUSKESMAS sebanyak 22 buah dan alat kesehatan gigi sebanyak 7

buah, (2). Tahun Anggaran 1995/1996 pengadaan peralatan medis

Page 41: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 41

pukesmas sebanyak 31 buah dan alat kesehatan gigi sebanyak 5

buah, (3). Tahun anggaran 1996/1997 pengadaan peralatan medis

puskesmas 47 buah dan alat kesehatan gigi sebanyak 1 buah, (4).

Tahun anggaran 1997/1998 pengadaan peralatan medis puskesmas

sebanyak 38 buah dan alat perawatan gigi sebanyak 5 buah, (5).

Tahun anggaran 1998/1999 pengadaan peralatan medis puskesmas

sebanyak 15 buah dan peralatan medis pusling sebanyak 2 buah.

Sampai dengan tahun 1998/1999 Kabupaten Flores Timur hanya

memiliki sebuah Rumah Sakit Umum tipe D, satu buah Rumah Sakit

Swadana, 20 buah Puskesmas, 58 buah Puskesmas pembantu dan

727 buah Posyandu Khusus Rumah Sakit Umum Larantuka, memiliki

tenaga medis masing-masing (1). Dokter umum sebanyak 4 orang,

(2). Dokter gigi sebanyak 1 orang, (3). Tenaga para medis sebanyak

64 orang, (4). Tenaga paramedis non keperawatan sebanyak 14

orang, (4). Tenaga non medis sebanyak 32 orang.

Pada akhir periode 2000-2004 perkembangan pembangunan

kesehatan Kabupaten Flores Timur secara terinci meliputi :

Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan terdiri dari (1). Rumah Sakit Umum

Daerah sebanyak 1 (satu) buah, (2). Pusat Kesehatan

Masyarakat (PUSKESMAS) sebanyak 14 buah terdiri dari

Puskesmas rawat inap 5 buah dan Puskesmas non rawat inap

sebanyak 9 buah, (3). Puskesmas Pembantu sebanyak 43

buah, (4). Polindes 120 buah, (5). Posyandu sebanyak 486

buah, (6). Balai Pengobatan Swasta/BKIA sebanyak 11 buah,

(7). Apotik sebanyak 4 buah, (8). Toko Obat sebanyak 4 buah.

Penyebaran fasilitas tersebut sesuai dengan ketentuan

proporsi status fasilitas yakni rumah sakit di ibu kota Kabupaten,

PUSKESMAS dan PUSTU di Wilayah Kecamatan demikian pula

apotik dan toko obat, serta polindes dan posyandu. Dengan

demikian, maka kapasitas pelayanan terukur.

Khusus puskesmas dan puskesmas pembantu telah

tersebar merata pada setiap kecamatan. Sungguhpun demikian

jika dibandingkan dengan kapasitas pelayanan, maka dapat

dikatakan belum memadai.

Page 42: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 42

Jumlah penduduk dalam suatu Wilayah Kecamatan yang

berada di atas 15.000 jiwa adalah suatu jumlah yang relatif

terlalu banyak jika dibandingkan dengan kapasitas pelayanan

puskesmas. Rationya adalah 1 (satu) puskesmas melayani

10.000 jiwa/penduduk. Kondisi seperti ini menunjukan bahwa

pelayanan kesehatan belum optimal, sebab terbatasnya fasilitas

kesehatan masyarakat.

Lain halnya dengan Rumah Sakit Umum Daerah yang

hingga saat ini statusnya belum bisa ditingkatkan dari type D ke

type C atau di atasnya, memiliki fasilitas relatif terbatas. Tidak

hanya itu, tenaga kesehatanpun relatif belum memadai. Tenaga

kesehatan Rumah Sakit Umum Larantuka terdiri dari (1). Dokter

spesialis sebanyak 1 (satu) orang, (2). Dokter umum sebanyak

6 orang, (3). Dokter gigi sebanyak 1 (satu ) orang, (4). SKM

sebanyak 12 orang, (5). Apoteker sebanyak 3 orang, (6). Akper

26 orang, (7). Akbid sebanyak 3 orang, (8). Bidan sebanyak 16

orang, (8). Perawat sebanyak 38 orang, (9). AKL/APK sebanyak

2 orang, (10). SMF/Asisten Apoteker sebanyak 6 orang, (11).

Gizi sebanyak 3 orang, (12). SPAG sebanyak 1 (satu) orang,

(13). Teknis Medis sebanyak 5 orang.

Dalam hal pelayanan kesehatan tenaga kesehatan

tersebut didukung oleh kader posyandu sebanyak 2.485 orang

yang tersebar di 213 Desa/Kelurahan. Itu berarti tenaga

kesehatan masih mengalami kekurangan yang secara

proporsional meliputi (1). Dokter umum sebanyak 8 orang, (2).

Dokter gigi sebanyak 1(satu) orang, (3). FKM sebanyak 13

orang, (4). Apoteker sebanyak 3 orang, (5). Akademi Farmasi

sebanyak 8 orang, (6). Keperawatan sebanyak 5 orang, (7).

Akper sebanyak 20 orang, (8). Perawat sebanyak 10 orang, (9).

Akademi kebidanan sebanyak 20 orang, (10). Bidan sebanyak

40 orang, (11). Akademi perawat gigi sebanyak 13 orang, (12).

SPRG sebanyak 10 orang, (13). AKL sebanyak 10 orang, (14).

Akademi Gizi sebanyak 12 orang dan (15). Analisis kesehatan

sebanyak 14 orang.

Page 43: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 43

Lingkungan Kesehatan Berdasarkan cakupan indikator lingkungan kesehatan

maka kondisi lingkungan kesehatan Kabupaten Flores Timur

sebagai berikut (1). Cakupan air bersih 88 %, cakupan jamban

keluarga 41 % dan cakupan rumah sehat mencapai 43 %. (2).

Imunisasi campak 93,9 %, polio-1 = 99,8 %, polio-2 = 96,00%,

polio-3= 94,00%, polio-4= 88,9 %, DPT-1 = 94,4 %, DPT-2 =

100,6 %, DPT-3 = 90,4 %, BCG 92,9 %, TT – 1 IH 62,4 % TT-2

IH 58,19 %, Hepatitis B-1 95,8 %, Hepatitis B-2 97,3 %,

Hepatitis B-3 91,7 %, P2TB penderita BTA + 91 %, Diare

prevalensi penderita diare 100 %. (2). Kesehatan Ibu dan Anak;

K1 (86,4 %), K4 (73,3 %), persalinan Nakes 78 %, angka

kematian ibu 286/100.000 kelahiran hidup, cakupan kunjungan

neonatus 95 % dan angka kematian bayi 16/1.000 kelahiran

hidup. (3). Status Gizi masyarakat; tingkat partisipasi

masyarakat dalam penimbangan bayi (D/S) 80 %, balita yang

ditimbang naik berat badannya (N/D) 67 % balita yang

ditimbang tidak naik berat badannya (BGM/D) 3 %, gizi kurang

22 %, dan gizi buruk 9 %. Cakupan Fe-1 Bumil 8 %, F-3 Bumil

7% . Cakupan Fe Bufas 100 %, Cakupan Vitamin A, Bayi

100%, anak balita 100 % dan Bufas 94,4 %, Cakupan

pemberian kapsul yodium; WUS 99,9 %, Bumil 100 %, Bufas

100 %, dan anak sekolah 100 %. Kecamatan yang memiliki

resiko 9 rawan gizi dapat dirinci sebagai berikut: (1). Kecamatan

dengan resiko sangat tinggi sebanyak 3 kecamatan (21,42 %),

Resiko tinggi sebanyak 3 kecamatan (21,42%), resiko sedang

sebanyak 7 kecamatan (50 %) dan resiko rendah sebanyak 1

kecamatan (7,14 %).

Kesejahteraan Sosial Perkembangan pembangunan kesejahteraan sosial tampak pada

indikator (1). Jumlah penduduk buta huruf, (2). Angka kematian bayi,

(3). Usia harapan hidup, (4). Status gizi, (5). Jangkauan pelayanan air

bersih, (6). Perumahan. Meningkatnya jumlah penduduk buta huruf,

angka kematian bayi merupakan gambaran negatif tingkat

kesejahteraan sosial masyarakat. Sebaliknya semakin meningkat usia

Page 44: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 44

harapan hidup, status gizi, jangkauan pelayanan air bersih dan kondisi

perumahan rakyat adalah gambaran kondisi kesejahteraan sosial

masyarakat yang cenderung semakin baik.

Jumlah penduduk buta huruf sampai pada tahun 1999 dapat

ditekan sampai 14,89 % dari jumlah penduduk buta huruf sebelumnya

mencapai 17,54 % dari jumlah penduduk seluruhnya. Hal ini

dimungkinkan oleh semakin terbukanya kesempatan belajar dan

upaya pemerintah melalui berbagai program terutama kejar paket A

dan kejar paket B selama periode 1994-1999.

Angka kematian bayipun berangsur menurun hingga 76 per

seribu kelahiran hidup. Bahkan sampai dengan periode 2000-2004

masih mengalami penurunan sampai 16 per seribu kelahiran hidup.

Demikian halnya angka kematian ibu hamil menurun tajam pada

periode yang sama yakni mencapai 286 per 100.000 kelahiran hidup.

Kondisi ini dimungkinkan oleh tingkat kesadaran ibu hamil terhadap

arti pentingnya kesehatan dengan berbagai segi-seginya, disamping

optimalnya para kader atau motivator kesehatan dalam memberikan

motivasi kesehatan kepada masyarakat.

Usia harapan hidup selama periode 1994-1999 bergerak naik dari

51 tahun menjadi 58 tahun pada periode yang sama. Sedangkan pada

periode 2000-2004 mengalami kenaikan mencapai 60 tahun dari usia

harapan hidup sebelumnya yaitu 58 tahun. Kondisi ini dimungkinkan

oleh adanya perubahan pola hidup masyarakat yang semakin hari

semakin berubah dari pola hidup sebelumnya yang cenderung

mengabaikan esensi kesehatan keluarga, di samping faktor eksternal

lainnya yang turut menunjang.

Status gizi selama periode 1994-1999 (1). Baik mencapai 58,2 %,

(2). Sedang dan buruk mencapai 41,8 %. Keadaan ini mengalami

perkembangan yang menggembirakan pada periode 2000 – 2004

yakni (1). Gizi kurang mencapai 22 %, (2). Gizi buruk mencapai 9 %,

selebihnya adalah gizi baik.

Kondisi perumahan rakyat erat kaitannya dengan penentuan

keluarga sejahtera. Itu berarti untuk mengetahui kondisi perumahan

rakyat dapat dikonversi data keluarga sejahtera dengan

memperhatikan segi-segi lainnya yang digunakan sebagai indikator

penentuan. Secara menyeluruh standar perumahan dominan menjadi

Page 45: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 45

faktor penentu suatu keluarga sudah mencapai tingkatan sejahtera

seperti apa.

Selama periode 1994-1999 tercatat 63.734 keluarga tersebar

dalam Wilayah Kabupaten Flores Timur. Keluarga tersebut dengan

kondisi perumahan (1). Sangat sederhana dan tidak memenuhi syarat

kesehatan sebanyak 42.597 keluarga, (2). Sederhana dan tidak

memenuhi syarat kesehatan sebanyak 20.080 keluarga, (3).

Sederhana tetapi kurang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 1.066

keluarga. Keluarga tersebut terus dibina selama periode 2000 – 2004,

melalui program pembangunan dan bantuan pembangunan

perumahan rakyat dan sertifikasi tanah.

Pariwisata dan Budaya Pariwisata dan budaya adalah salah satu asset Kabupaten Flores

Timur yang memiliki peluang pasar yang cukup baik. Melalui

pariwisata dan budaya dapat dikembangkan sejumlah promosi potensi

wisata, penataan struktur usaha jasa pariwisata yang didukung

dengan pengembangan sejumlah ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Pada tahun 1994-1999 pariwisata dikembangkan untuk

meningkatkan ekspor non migas. Dari padanya diperoleh gambaran

adanya kerja sama pemerintah dengan dunia usaha untuk itu.

Pengusaha eksportir diarahkan untuk melakukan negosiasi

eksportir dengan BNI 46 Cabang pembantu Larantuka sebagai bank

devisa. Hal ini dimaksudkann untuk mengakses hasil pemasaran

obyek wisata Kabupaten Flores Timur.

Selain eksport biji jambu mente, biji mutiara dan kopi robusta,

secara bersamaan melakukan ekspor obyek wisata melalui pola

promosi dan pemasaran. Obyek wisata yang paling digemari adalah

prosesi Jumad Agung menyusul pemburuan ikan paus, pesta

kacang/Teka Utang, Mang Wurang/pembukaan kebun baru dan Polo

Mang/syukuran atas hasil panen.

Sesuai hasil kerja sama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung, maka tercatat (1). Obyek/atraksi wisata yang teridentifikasi

sebanyak 70 buah, (2). Obyek yang tersurvey/ studi RIPDA STP

Bandung sebanyak 35 buah, (3). Obyek yang sudah dibuat tanpa

Page 46: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 46

kawasan sebanyak 33 buah. Bersama swasta mengembangkan

taman wisata tadon boleng, serta menjadikan beberapa obyek wisata

tersebut diatas sebagai peristiwa wisata, sekaligus dapat mengakses

kekayaan seni dan budaya yang dikembangkan oleh 8 buah sanggar

seni dan 38 kelompok seni budaya daerah.

Perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai

11.082 orang terdiri dari (1). Tahun 1994 sebanyak 1.175 orang, (2).

Tahun 1995 sebanyak 4.692 orang, (3). Tahun 1996 mencapai 1.999

orang, (4). Tahun 1997 mencapai 1.864 orang, (5). Tahun 1998

mencapai 1.352 orang. Wisatawan domestik mencapai 61.597 orang

terdiri dari (1). Tahun 1994 mencapai 761 orang, (2). Tahun 1995

mencapai 7.163 orang, (3) Tahun 1996 mencapai 12.282 orang, (4).

Tahun 1997 mencapai 24.888 orang, (5) Tahun 1998 mencapai

16.503 orang. Rata-rata lama kunjungan wisatawan adalah 3 hari

dengan pengeluaran rata-rata Rp. 125.000,- sehingga total dana sub

sektor pariwisata terhadap APBD II per tahun di atas Rp. 30.000.000,-

. Perkembangan terakhir tahun 1998-1999 mencapai Rp. 37.869.000,-

atau 0,10 % dari total dana APBD II pada periode yang sama.

Kondisi ini terus bergerak sampai pada periode 2000 – 2004.

Perkembangannya menyentuh (1). Keragaman budaya, (2). Obyek

wisata, (3). Kelompok/sanggar seni, (4). Pelestarian dan

pengembangan budaya tradisional.

Tercatat di Kabupaten Flores Timur terdapat 43 tarian adat yang

mencerminkan keragaman budaya setempat. Semuanya tersebar

pada masing-masing suku termasuk lagu-lagu daerah, tenun ikat

dengan motif yang beraneka ragam. Simbol yang paling menonjol dan

bersifat monumental adalah rumah adat/Korke dengan sejumlah

atraksi.

Obyek wisata yang paling menonjol di (1). Pulau Solor adalah

panorama Pantai Riangsunge, Benteng Lohayong Fort Hendricus

peninggalan bangsa Portugis, termasuk atraksi tradisional. (2). Pulau

Adonara adalah Kawasan Pantai Deri dan taman laut sebagai obyek

wisata andalan, pantai Waiwuring, Wera Buran-Waitaga, Danau Kota

Kaya serta peninggalan sejarah lainnya. (3). Pulau Mas, Pulau Konga,

Pulau Waibalun, Pulau Kambing, Pulau Suwanggi, Pulau Mekobani

dan Watanpeni. (4). Di Flores Timur Daratan ada Kawaliwu dengan

Page 47: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 47

panorama matahari terbenam, taman laut dan budaya tradisional,

Nopin Jaga, Danau Waibelen, Pantai Baun Botin, Waiplatin, Pantai

Ikan Koten, Meeting Doeng, Pos Informasi Boru, Rumah Adat Muda

Keputu dan Wisata budaya warisan portugis yakni Samana Santa

prosesi Jumad Agung di Larantuka.

Jumlah wisatawan yang berkunjung adalah sebagai berikut:

(1). tahun 2000 wisatawan mancanegara sebanyak 127 orang,

sedangkan wisatawan domestik sebanyak 2.241 orang. (2). tahun

2001 wisatawan mancanegara sebanyak 86 orang, sedangkan

wisatawan domestik sebanyak 2.272 orang. (3). tahun 2002

wisatawan mancanegara sebanyak 77 orang, sedangkan wisatawan

domestik sebanyak 2.153 orang. (4). tahun 2003 wisatawan

mancanegara sebanyak 53 orang, sedangkan wisatawan domestik

sebanyak 1.935 orang. (5). tahun 2004 wisatawan mancanegara

sebanyak 37 orang, sedangkan wisatawan domestik sebanyak 1.818

orang.

Kelompok sanggar seni sebanyak 47 kelompok terdiri dari (1).

milik swasta sebanyak 2 kelompok, (2). milik pemerintah sebanyak 45

kelompok yang dibina oleh Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan

Nasional. Kelompok seni budaya yang memiliki kontribusi terhadap

perkembangan kepariwisataan Kabupaten Flores Timur adalah (1).

Cahaya Mandiri, (2). Teratai, (3). Vinsensia dengan spesifikasi tarian

Muro Ae, (4). Fan Fare St. Cesilia, (5). Selo Wailolong, (6).

Bungalawan, (7). Sirigokok, (8). SMPK Cendana.

Segala aktivitas kepariwisataan senantiasa memperhatikan

kemungkinan akulturasi. Maksudnya prinsip lestari budaya Kabupaten

Flores Timur tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang

berbudaya lamaholot, tetapi dikemas sedemikian rupa sehingga

memiliki nilai jual yang tinggi. Daya tariknya tidak membuat unsur

budaya setempat terkontaminasi dengan unsur-unsur budaya lainnya

yang pada gilirannya menghilangkan jati diri masyarakat yang

berbudaya lamaholot.

Page 48: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 48

A g a m a Penduduk Kabupaten Flores Timur menganut beragam

keyakinan ajaran agama. Hampir di semua Kecamatan dalam Wilayah

Kabupaten Flores Timur penganut agama tersebar, sehingga di

kecamatan manapun dapat dijumpai penganut agama yang berbeda-

beda.

Sampai dengan tahun 1997-1998 jumlah penganut agama di

Kabupaten Flores Timur mencapai 187.414 jiwa. Jumlah penganut

agama tersebut terdiri dari (1). penganut agama Katholik mencapai

54,99 %, (2). Penganut agama Islam mencapai 44,79 %, (3).

Penganut Kristen Protestan mencapai 0,17 %, (4). Penganut agama

Hindu mencapai 0,05 %.

Selama periode 1994-1999 kehidupan keberagamaan

berkembang melalui langkah penataan kehidupan umat beragama,

peningkatan kerukunan hidup umat beragama dan peningkatan peran

serta umat beragama dalam pelaksanaan pembangunan. Memang

banyak hal yang secara kualitatif menunjukan adanya perkembangan

pembangunan di bidang agama tetapi tidak terukur, disamping

terdapat beberapa hal yang dapat diukur perkembangannya yaitu (1).

Rehabilitasi pembangunan sarana peribadatan meliputi masjid

sebanyak 10 buah, gereja/kapela sebanyak 25 buah, membantu

pembangunan pure sebanyak 1 (satu) buah. (2). Membangun gedung

balai nikah sebanyak 1 (satu) buah, dan rehabilitasi gedung balai

nikah sebanyak 1 (satu) buah. (3). Rehabilitasi gedung Kantor Urusan

Agama sebanyak 1 (satu) buah. (4). Pengadaan tanah dan

pembangunan MTs Negeri sebanyak 5 buah. (5). Menyelenggarakan

urusan haji sebanyak 5 kali, termasuk manasik haji di bawah

koordinasi Departemen Agama Kabupaten Flores Timur.

Keadaan penganut agama tersebut berkembang pesat mencapai

216.647 jiwa pada periode 2000-2004. Itu berarti terjadi peningkatan

mencapai 29.233 jiwa atau 15,60 % dari keadaan sebelumnya.

Jumlah penganut agama itu dapat dipilah menjadi (1). Penganut

agama Katholik sebanyak 175.992 jiwa atau 81,23 %, (2). Penganut

Agama Islam sebanyak 39.091 jiwa atau 18,03 %, (3). Penganut

Agama Keristen Protestan sebanyak 1.477 jiwa atau 0,68 %, (4).

Page 49: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 49

Penganut Agama Hindu/Budha sebanyak 87 jiwa atau 0,04 %.

(Kondisi ini tidak termasuk Lembata).

Pembinaan kehidupan beragama diselenggarakan bersama

semua komponen kelembagaan agama yang ada. Pembinaan itu

berlangsung di lingkungan tempat peribadatan yang terdiri dari (1).

Gereja Katholik sebanyak 119 buah, Kapela sebanyak 141 buah,

dilaksanakan oleh kelembagaan agama yang bersangkutan yaitu

Uskup sebanyak 1 (satu) orang, Pastor sebanyak 87 orang,

Bruder/frater sebanyak 29 orang, Suster 118 orang, Katekis sebanyak

163 orang, Penyuluh 31 orang dan guru agama sebanyak 82 orang.

(2). Gereja Kristen sebanyak 3 buah, dilaksanakan oleh

kelembagaan agama yang bersangkutan yaitu Pendeta sebanyak 3

orang, Penatua sebanyak 14 orang, Diaken sebanyak 17 orang, Guru

sekolah minggu 14 orang, Penyuluh sebanyak 4 orang, dan guru

agama sebanyak 5 orang. (3). Masjid sebanyak 72 buah, Mushollah

sebanyak 42 buah, dilaksanakan oleh kelembagaan agama yang

bersangkutan yaitu Imam sebanyak 144 orang, Khatib sebanyak 144

orang, , Penyuluh sebanyak 39 orang dan guru agama sebanyak 26

orang. (4). Pura sebanyak 1 buah, dilaksanakan oleh kelembagaan

agama yang bersangkutan yaitu Penandita sebanyak 1 (satu) orang,

dan Penyuluh 4 orang.

P o l i t i k Kondisi sosial politik selama periode 1994-1999

perkembangannya ke arah penerapan demokrasi yang semakin baik.

Hal ini ditandai dengan sejumlah kegiatan politik yang

mengikutsertakan organisasi peserta pemilu (OPP) maupun

masyarakat, penanganan kasus – kasus kemasyarakatan berpotensi

menimbulkan gejolak dan keresahan.

Kegiatan-kegiatan politik dimaksud meliputi (1). Santiaji politik,

(2). Santiaji Pemilu, (3). Orientasi kewaspadaan nasional, (4).

Pemantapan wawasan kebangsaan sebanyak 3 kali, (5). Penataran

jurkam, (6). Pendidikan Kader Partai menghadapi pemilu, (7). Santiaji

PPD II, PPS masing-masing sebanyak 2 kali, (8). ORPADNAS

sebanyak 1 (satu) kali. Sedangkan penanganan kasus-kasus

bernuansa politik meliputi (1).Kasus penodaan ibadah agama

Page 50: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 50

sebanyak 6 kasus, (2). Kasus tanah yang berakhir dengan perang

tanding sebanyak 3 kasus, (3). Kasus asusila yang berpotensi perang

antar suku sebanayak 3 kasus.

Pembinaan organisasi politik dalam rangka sukses konsolidasi

dan pengembangan wawasan politik, secara kualitatif tak terukur

melalui (1). Musyawarah organisasi Dati II, (2). Pembentukan

kelembagaan Komcat untuk Organisasi Peserta Pemilu, (3).

Raker/Rapim, (4). Pelatihan Kader, (5). Sosialisasi Peraturan

Perundang-undangan Pemilu serta pengembangan wawasan politik

lewat sejumlah santiaji.

Organisasi Peserta Pemilu terdiri dari (1) PPP dengan komisariat

Kecamatan sebanyak 8 Kecamatan, (2). Golkar dengan komisariat

Kecamatan sebanyak 14 Kecamatan, (3). PDI dengan komisariat

Kecamatan sebanyak 11 Kecamatan. Untuk akses dalam persaingan

politik dan pembangunan demokrasi masyarakat, maka kepada

organisasi peserta pemilu dialokasikan dana pembinaan masing-

masing (1). Tahun 1994-1995 sebesar Rp. 9.000.000. (2). Tahun

1995-1996 sebesar Rp. 9.000.000. (3). Tahun 1996-1997 sebesar Rp.

15.000.000. (4). Tahun 1997-1998 sebesar Rp. 24.000.000. (5). Tahun

1998-1999 sebesar Rp.12.000.000. Selain itu untuk menunjang

suksesnya Pemilu maka kepada organisasi peserta pemilu diberikan

bantuan sarana mobilitas yakni (1). PPP berupa 1 (satu) unit

kendaraan roda 2, (2). Golkar berupa 1 (satu) unit kendaraan roda 2,

(3). PDI berupa 1 (satu) unit kendaraan roda 2.

Sasaran pembinaan peningkatan kehidupan politik dan

demokrasi ditujukan kepada (1). Organisasi kemasyarakatan pemuda

dengan memfasilitasi dana mencapai Rp. 22.250.000. (2). Organisasi

profesi fungsional dengan memfasilitasi dana mencapai Rp.

22.250.000. (3). Organisasi peserta pemilu memfasilitasi dana

mencapai Rp. 69.000.000. Kondisi terakhir dalam periode yang sama

(1). Organisasi kemasyarakatan pemuda sebanyak 7 buah, (2).

Organisasi berdasarkan kesamaan fungsi sebanyak 22 buah, (3).

Organisasi berdasarkan kesamaan profesi sebanyak 24 buah, (4).

Organisasi berdasarkan kesamaan agama sebanyak 13 buah, (5).

Organisasi berdasarkan kesamaan hobi atau kegiatan sebanyak 8

buah.

Page 51: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 51

Pada masa pemerintahan 2000-2004, perkembangan sosial

politik terarah pada (1). Pengembangan budaya politik serta

pemberdayaan infrastruktur politik, yang ditandai dengan berdiri dan

eksisnya 48 partai politik, diikuti dengan proses verifikasi untuk pemilu

2004. Hasil verifikasi melegitimasi 24 partai politik tingkat nasional dan

eksis di Kabupaten Flores Timur. Partisipasi masyarakat dalam proses

politik memperlihatkan adanya peningkatan yakni pada pemilu

legislatif mencapai 93%, Pemilu Presiden tahap I mencapai 89 % dan

pada Pemilu Presiden tahap II mencapai 87 %, sehingga rata-rata

mencapai 90 %. Peningkatan yang sama terlihat pada partisipasi

politik LSM dari 50 buah pada tahun 2000 menjadi 73 buah pada

tahun 2004 yakni LSM yang bergerak di bidang Usaha Kesejahteraan

Sosial dan SDM sebanyak 29 buah, LSM yang bergerak di bidang

SDM, SDA dan UKS, LH sebanyak 11 buah, LSM yang bergerak

dibidang pendidikan dan UKS sebanyak 28 buah, dan LSM yang

bergerak di bidang SDM, UKS, Kesehatan dan Advokasi sebanyak 5

buah. (2). Pengembangan pemeliharaan keamanan dan ketertiban

masyarakat meliputi monitoring wilayah sebanyak 250 kali, rapat

MUSPIDA sebanyak 60 kali, koordinasi dan fasilitasi kamtibmas

dengan para camat dalam rangka penanggulangan masalah aktual

dan fasilitasi bawah kendali operasi keamanan serta pengadaan

armada penunjang kapal multi fungsi. (3). Pengembangan kegiatan

penanggulangan kondisi luar biasa/ peningkatan perlindungan

masyarakat. (4). Proses demokrasi melalui fasilitasi lembaga pemilu

(KPU dan Panwaslu) meliputi rekruitmen personil PPK sebanyak 65

orang, personil PPS sebanyak 639 orang dan personil KPPS

sebanyak 4.986 orang. Distribusi logistik pemilu, berikut operasional

kegiatan pengawasan pemilu.

Permasalahannya adalah (1). Kesempatan belajar yang terbuka

belum dimanfaatkan secara optimal karena alasan ekonomi,

(2). Kekurangan tenaga guru yang tidak dapat teratasi dari tahun ke

tahun, sedang rombongan belajar berkembang pesat, (3). Partisipasi

belajar kasar masih berbanding terbalik dengan partisipasi belajar

murni, (4). Keterbatasan sarana maupun prasarana pendidikan, (5).

Masih terbatasnya fasilitas layanan kesehatan yang belum dapat

teratasi dari tahun ke tahun, sedang kebutuhan akan layanan

Page 52: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 52

kesehatan semakin meningkat, (6). Masih terbatasnya tanaga

kesehatan menurut kualifikasi keahlian maupun tenaga kesehatan

umumnya, (7). Masih terdapat status gizi buruk masyarakat dan

berkembangnya wabah penyakit tertentu bersamaan dengan

perubahan kondisi alam/ musim, (8). Belum adanya peningkatan

status dan tipe Rumah Sakit Umum Daerah dan tidak dapat

mengakomodir tenaga medis spesialis sejalan dengan

berkembangnya kebutuhan akan layanan kesehatan secara

proporsional, (9). Belum memadainya perumahan rakyat, (10).

Lingkungan pemukiman yang belum tertata baik, sehingga belum

memenuhi syarat kelayakan hidup manusia, alam dan makhluk hidup

lainnya, (11). Pengelolaan obyek wisata belum optimal, (12). Promosi

daya tarik wisata belum maksimal, (13). Terbatasnya sarana dan

prasarana pariwisata, (14). Masih terjadi generalisasi permasalahan

masyarakat menjadi masalah agama yang besar pengaruhnya

terhadap suasana kehidupan keberagamaan masyarakat, (15).

Masuknya muatan kepentingan individu atau kelompok dalam proses

pembinaan kehidupan keberagamaan masyarakat, sehingga di sana-

sini terjadi penyimpangan. (16). Persaingan antar partai politik,

melibatkan masyarakat pendukung, sehingga praktek politik masih

menyisakan sejumlah pertentangan antar parpol. (17). Jangkauan

pembinaan kehidupan politik masih terbatas pada wadah atau

organisasi politik dan kemasyarakatan, (18). Praktek politik masih

berorientasi pada rekrutmen keanggotaan DPR/DPRD, sehingga

mengabaikan pendidikan politik masyarakat.

Kondisi perkembangan Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan

Sosial, Pariwisata dan Budaya, Agama dan Politik Kabupaten Flores

Timur baik dengan sejumlah masalah yang berkembang sebagaimana

terurai telah memberikan gambaran bahwa (1). Suasana pendidikan

telah berlangsung sebagaimana mestinya sejak SD sampai dengan

SMTA, akan tetapi masih dijumpai sejumlah kekuarangan pada

tataran sarana dan prasarana pendidikan, serta ketenagaan. (2).

Pembangunan pendidikan telah menyentuh pendidikan dasar dan

lanjutan sedang pengembangan pendidikan tinggi belum menjadi

prioritas. (3). Penyelenggaraan pendidikan telah berhasil meluluskan

anak didik dalam prosentase yang cukup tinggi, tetapi bersamaan

Page 53: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 53

dengan itu masih terdapat drop out dalam jumlah yang cukup tinggi

untuk jenjang SD, SMTP maupun SMTA. (4). Pembangunan

pendidikan telah mendorong partisipasi masyarakat yang cukup baik,

akan tetapi antara partisipasi belajar kasar dengan partisi belajar

murni terjadi selisih yang terlalu tajam, yaitu partisipasi belajar kasar

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan partisipasi belajar murni. (5).

Fasilitas kesehatan menurut jenis dan fungsinya yang telah tersedia

sudah mampu melayani kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat,

tetapi masih dalam jumlah yang terbatas disamping kelangkaan

fasilitas pelayanan kesehatan tertentu. (6). Rekruitmen tenaga

kesehatan yang ada telah melakukan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat walaupun masih dalam jumlah dan spesifikasi yang

terbatas. (7). Telah dilakukan optimalisasi pelayanan kesehatan

terhadap masyarakat melalui rumah sakit umum yang memiliki

keterbatasan sarana dan parasana kesehatan maupun keterbatasan

ketenagaan, meskipun belum terjadi peningkatan status rumah sakit.

(8). Telah banyak memerangi perkembangan status gizi masyarakat

walaupun di sana-sini masih terdapat banyak anggota masyarakat

tertentu memiliki status gizi buruk dan sedang. (9). Upaya pembinaan

dan pengembangan perumahan rakyat melalui pola resetlemen

walaupun belum mencapai seluruh wilayah Kabupaten Flores Timur.

(10). Pembinaan dan Pengembangan lingkungan telah berlangsung

dengan program sanitasi lingkungan walaupun belum mencapai

seluruh wilayah Kabupaten Flores Timur. (11) Pengembangan

pariwisata berlangsung dengan menjual obyek-obyek wisata

teridentifikasi walaupun belum optimal. (12). Promosi daya tarik wisata

mencapai wilayah mancanegara, sehingga banyak mengundang

perhatian dan keinginan wisatawan mancanegara berkunjung ke

Kabupaten Flores Timur, walaupun masih terjadi ketimpangan

kunjungan antar event pariwisata. (13). Sarana dan prasarana

pariwisata yang tersedia secara konvensional mampu melayani arus

kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik, walaupun

belum memenuhi standar baik jumlah maupun peruntukannya.

(14) Kerukunan hidup intern maupun antar umat beragama terbina

baik walaupun disana sini secara kasuistis terjadi gejolak yang

menjurus pada ancaman terhadap stabilitas keamanan dan ketertiban

Page 54: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 54

masyarakat. (15) Kehidupan keberagamaan berlangsung dalam

pengelolaan Departemen Agama Kabupaten Flores Timur bersama

komponen terkait lainnya, walaupun masih terkontaminasi oleh gejolak

politik lokal, sehingga penonjolan kepentingan cenderung

mengemuka. (16) Pembinaan kehidupan politik masyarakat

berlangsung dalam suasana politik lokal yang terkendali, walaupun

pelaku politik cenderung memobilisasi masyarakat pendukung. (17)

Proses pendidikan politik masyarakat berlangsung melalui intervensi

partai politik, walaupun masih bersifat berkala berdasarkan momen

politik yang tercipta dengan jangkauan masih terbatas pada

wadah/lembaga politik atau lembaga kemasyarakatan.

Dengan demikian maka masih terdapat peluang untuk

mengembangkan kehidupan sosial budaya dan politik sedemikian

rupa agar dapat mengangkat harkat dan martabat manusia dan

masyarakat Kabupaten Flores Timur. Untuk masa 20 tahun yang akan

datang dapat diproyeksi adanya peluang (1) Peningkatan sarana dan

prasarana pendidikan serta ketenagaan terutama tenaga guru. (2)

Pengembangan pendidikan tinggi disamping meningkatkan

pembinaan pendidikan pada jenjang SD sampai dengan SMTA. (3).

Meminimalisir drop out SD sampai SMTA melalui pendekatan

pemberian beasiswa atau bebas SPP dan subsidi sekolah. (4)

Meningkatkan fasilitasi kesehatan dan ketenagaan baik jumlah

maupun jenis, serta spesifikasinya. (5) Meningkatkan status Rumah

Sakit Umum Daerah dari type D ke type C. (6) Peluang perbaikan gizi

buruk dan gizi sedang bagi masyarakat, (7) Pembinaan dan

peningkatan perumahan rakyat dan pemukiman secara merata ke

wilayah-wilayah pedesaan. (8) Melakukan optimalisasi pengelolaan

obyek wisata teridentifikasi sehingga mampu meningkatkan nilai jual

dan popularitasnya. (9) Mengintensifkan promosi wisata melalui

berbagai media untuk mengurangi terjadinya ketimpangan kunjungan

wisatawan terhadap semua peristiwa wisata yang ada. (10)

Meningkatkan sarana dan parasarana wisata agar mencapai standar,

jumlah dan peruntukannya. (11) Pemantapan kerukunan hidup antar

umat beragama dan menekan kemungkinan terjadinya gejolak tertentu

melalui upaya cegah dini. (12) Meningkatkan peran Departemen

Agama dan komponen-komponen lainnya dalam melakukan

Page 55: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 55

pembinaan kehidupan keberagamaan bagi masyarakat yang bebas

nilai. (13) Pembinaan kehidupan politik yang akomodatif dan

berorientasi pada politik lokal ke masa depan. (14). Mengembangkan

proses pendidikan politik secara intensif berkesinambungan yang

melibatkan semua pihak baik individu maupun kelompok.

Peluang-peluang tersebut apabila dikembangkan secara

maksimal, maka akan banyak memberikan kontribusi terhadap

kehidupan sosial budaya dan politik masyarakat. Setidak-tidaknya

dengan mengembangkan peluang tersebut dapat menekan berbagai

ancaman terhadap pembangunan terutama pembangunan sosial

budaya dan politik yang akan datang. Pada saat yang sama

berpengaruh terhadap pengendalian kondisi sosial budaya dan politik

yang mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan secara

memadai.

Dalam kurun waktu 2005-2025 ancaman pembangunan yang

menonjol dan bahkan dapat menghambat laju pembangunan

Kabupaten Flores Timur adalah (1) Adanya tekanan jumlah penduduk

yang semakin meningkat. Bersamaan dengan itu parameter

kependudukan diperkirakan akan mengalami perbaikan yang ditujukan

pada menurunnya angka kelahiran, meningkatnya usia harapan hidup

dan menurunnya angka kematian bayi. (2). Ancaman rendahnya

kualitas sumber daya manusia mengakibatkan rendahnya produktifitas

dan daya saing perekonomian daerah. Ini berarti pembangunan

pendidikan dan kesehatan terutama diarahkan untuk meningkatkan

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Tingginya angka kematian

bayi, balita dan ibu melahirkan, serta tingginya proporsi balita kurang

gizi, tingginya kesenjangan status kesehatan dan akses terhadap

pelayanan kesehatan menjadi ancaman yang mau tidak mau harus

dihadapi. Selanjutnya penyediaan pelayanan pendidikan berkualitas

untuk meningkatkan proporsi penduduk yang menyelesaikan

pendidikan dasar ke jenjang-jenjang pendidikan yang lebih tinggi,

sekaligus menurunkan penduduk buta aksara. (3). Ancaman arus

globalisasi yang didorong oleh kemajuan teknologi komunikasi dan

informasi sedikit banyak menyerang jati diri masyarakat, sehingga

perlu upaya untuk mempertahankan jati diri tersebut sekaligus

memanfaatkan kemajuan tadi guna membangun toleransi terhadap

Page 56: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 56

keragaman budaya dan meningkatkan daya saing melalui penyerapan

nilai-nilai universal. (4) Ancaman mewujudkan ajaran agama dalam

kehidupan sehari-hari, sekaligus mewujudkan kerukunan antar dan

intern umat beragama. (5). Ancaman menjaga proses konsolidasi

demokrasi secara berkelanjutan. Melaksanakan reformasi struktur

politik, proses politik dan budaya politik demokrasi yang bergerak

bersamaan dan berkelanjutan.

Permasalahannya adalah (1) Ketergantungan terhadap lembaga

pendidikan formal demikian kuatnya dengan asumsi yang keliru,

sehingga mengabaikan pengembangan penyediaan lembaga

pendidikan nonformnal yang memiliki andil meningkatkan mutu SDM.

(2). Proses alih teknologi apalagi teknologi komunikasi dan informasi

telah menjadi komitmen dunia di tengah arus globalisasi yang besar

pengaruhnya terhadap upaya mempertahankan jati diri. (3). Fanatisme

sempit masih merupakan bagian dari kehidupan umat beragama

sebagai akibat dari kelangkaan komunikasi dan konsultasi antar umat

beragama maupun antara umat beragama dengan pemerintah. (4).

Terabaikannya makna penting persatuan nasional yang didasarkan

pada aspek keanekaragaman, desentralisasi, dan keadilan sosial.

Disamping belum cukup besarnya kapasitas kelas menengah yang

diperlukan bagi pembangunan masyarakat baik ekonomi maupun

pendidikan.

Bertitik tolak pada proyeksi peluang, ancaman dan permasalahan

sebagaimana tersebut di atas, maka secara progres pembangunan

Kabupaten Flores Timur dalam kurun waktu 2005-2025 berhasil (1)

Menyediakan sarana maupun prasarana pendidikan dan kesehatan

serta ketenagaan terutama tenaga guru dan tenaga medis baik

jumlah, jenis maupun klasifikasi yang memadai. (2)

Menyelenggarakan pendidikan formal untuk semua jenjang, mulai dari

SD sampai dengan Perguruan tinggi baik diploma, strata satu maupun

pasca sarjana dan pendidikan non formal melalui lembaga-lembaga

pendidikan non formal untuk semua jenjang. (3) Menurunkan angka

drop out untuk semua jenjang pendidikan sampai pada titik nol. (4)

Memperoleh penetapan peningkatan status Rumah Sakit Umum

Larantuka sekurang-kurangnya dari tipe D ke tipe C. (5) Menurunkan

angka kematian bayi/balita, ibu melahirkan, angka bayi/balita dengan

Page 57: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 57

status gizi buruk dan sedang, serta meningkatkan angka usia harapan

hidup setara dengan angka harapan hidup nasional yaitu 66,6 tahun

pada tahun 2025. (6). Mengelola obyek pariwisata secara profesional

dan mengintensifkan promosi daya tarik wisata sekaligus

menyediakan sarana dan prasarana wisata sesuai standar, jumlah dan

peruntukannya. (7) Memantapkan kerukunan hidup antar maupun

intern umat beragama, antar umat beragama dengan pemerintah yang

ditunjang dengan iklim komunikasi yang intensif. (8) Terselenggaranya

konsolidasi demokrasi dan struktur politik, proses politik dan budaya

politik yang demokratis.

Keberhasilan pembangunan pada tataran sosial budaya dan

politik dimaksud, akan mengubah kondisi sosial budaya dan politik,

Kabupaten Flores Timur yang dapat diprediksi sebagai berikut (1).

Kondisi Pendidikan Kabupaten Flores Timur berada pada tingkat

kemapanan dan memenuhi standar indikator jenjang, ketenagaan,

kelulusan, sarana dan prasarana, dan kurikulum, kecuali partisipasi

belajar murni. (2). Kondisi kesehatan masyarakat berada pada derajat

kesehatan yang memenuhi standar indikator menurunnya tingkat

kematian bayi/balita dan ibu melahirkan, dan meningkatnya usia

harapan hidup yang didukung oleh proses pelayanan kesehatan yang

memadai. (3). Kondisi Perumahan rakyat dan pemukiman berada

pada tingkat kelayakan baik teknis maupun kesehatan yang tersebar

merata di seluruh wilayah Kabupaten Flores Timur dengan sanitasi

lingkungan yang memadai. (4). Kondisi kesejahteraan sosial

masyarakat termasuk para penyandang cacat, korban repatriasi,

jompo, anak terlantar dan janda perintis kemerdekaan/pahlawan

berada pada derajat kehidupan yang memenuhi standar yang layak

dengan tingkat perekonomian yang meningkat, sehingga mampu

mengimbangi perubahan pasar. (5) Kondisi kehidupan keberagamaan

masyarakat Kabupaten Flores Timur yang harmonis dan memiliki

derajat keimanan dan ketaqwaan yang tinggi kepada Tuhan Yang

Maha Esa. (6). Kondisi kehidupan politik masyarakat yang jauh dari

gejolak yang menimbulkan keresahan masyarakat, dan semua pihak

memiliki tingkat partisipasi politik yang otonom dalam

mewujudnyatakan hak dan kewajibannya, bukan melakukan

mobilisasi masa untuk dan atas nama masyarakat. (7). Kondisi

Page 58: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 58

Kepariwisataan terkelola secara profesional yang mampu memberikan

nilai estetika dengan harga jual yang tinggi, sekaligus menunjang

perekonomian daerah.

5. Kondisi Prasarana dan Sarana Selama periode 1994-1999 fokus perhatian pengembangan kondisi

prasarana dan sarana Kabupaten Flores Timur adalah prasarana dan

sarana perhubungan dengan kondisi dan perkembangan masing-

masingnya sebagai berikut :

Prasarana Perhubungan Perkembangan kondisi prasarana perhubungan darat sampai

dengan akhir periode 1994-1999 berupa jalan dengan panjang

mencapai 1.158,93 km, terdiri dari (1). Jalan Negara sepanjang 66,90

km, (2). Jalan Propinsi sepanjang 107,85 km, (3). Jalan Kabupaten

sepanjang 984,18 km. Sementara prasarana perhubungan laut

meliputi (1). Dermaga perintis berkonstruksi beton sebanyak 4 buah,

(2). Dermaga tambatan beton swadaya sebanyak 3 buah, (3).

Dermaga yang sedang dikembangkan sebanyak 10 buah. Sedangkan

prasarana perhubungan udara terdiri dari (1). Pelabuhan udara kelas

IV Gewayantana Larantuka, (2). Pelabuhan udara perintis Wunopito di

Lewoleba. (Kondisi ini masih termasuk Lembata).

Akan halnya dengan prasarana perhubungan, maka sarana

perhubungan Kabupaten Flores Timur juga mencakup sarana

perhubungan darat dan sarana perhubungan laut. Untuk sarana

perhubungan darat perkembangannya sampai akhir periode 1994-

1999 hanya berkaitan dengan kelancaran transpotasi angkutan

pedesaan dan angkutan kota. Jenis alat angkot meliputi (1). Bus, (2).

Mikrolet/bemo, (3). Truk, (4). Becak. Sedangkan sarana perhubungan

laut yang tersedia meliputi (1). KMP Fery rute Kupang-Larantuka, yang

melayani pelayaran 3 kali dalam satu minggu, (2). Kapal Penumpang

PELNI sebanyak 2 buah, yang melayani pelayaran arus penumpang

dan barang sebanyak 2 kali dalam satu bulan, (3). Armada pelayaran

rakyat sebanyak 23 buah yang melayani pelayaran penyeberangan

dalam wilayah Kabupaten Flores Timur.

Page 59: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 59

Kondisi prasarana dan sarana perhubungan tersebut sampai

dengan akhir periode 1994-1999 terasa belum cukup memadai jika

dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Percepatan komunikasi

antar wilayah terasa demikian tersekat bahkan seringkali menimbulkan

inefisiensi pemanfaatan waktu dan modal bagi para pelaku ekonomi.

Disamping sejumlah fenomena lainnya seperti kebutuhan akan

pelayanan kesehatan secara cepat selalu terhambat oleh arus

komunikasi yang hanya didukung oleh prasarana dan sarana

perhubungan yang sangat terbatas dan lain-lain.

Memperhatikan kondisi sarana dan prasarana perhubungan baik

darat maupun laut yang demikian, maka selama periode 2000-2005

dilakukan upaya peningkatan, sehingga sampai dengan akhir periode

tersebut menunjukan adanya peningkatan pada :

Jalan dan Jembatan Kondisi jalan dan jembatan Kabupaten Flores Timur

sampai dengan akhir periode 2000-2004 adalah (1). Jalan

sepanjang 2.012,74 km yang berarti mengalami peningkatan

sepanjang 853,81 km atau 73,67 % dari panjang jalan pada

akhir periode 1994-1999. Panjang jalan tersebut merupakan

akumulasi dari (1.1). Jalan nasional/Negara sepanjang 68 km,

mengalami peningkatan dari jalan Negara sebelumnya

mencapai 1,1 km atau 1,64 %, (1.2). Jalan Propinsi sepanjang

169,21 km, mengalami peningkatan dari jalan propinsi

sebelumnya mencapai 61,36 km atau 56,90 %, (1.3). Jalan

Kabupaten sepanjang 597,34 km, mengalami penurunan

mencapai 386,84 atau 64,76 % (terjadi peningkatan jalan

kabupaten ke jalan propinsi dan jalan Negara), (1.4) Jalan Desa

sepanjang 467,50 km. (2). Jembatan sepanjang 710,60 m

berada pada kondisi (2.1). Baik sepanjang 493,10 m atau 69,39

%, (2.2). Rusak Ringan sepanjang 204,50 m atau 28,78 %,

(2.3). Rusak Berat sepanjang 13 m atau 1,83 %.

Apabila kondisi jalan tersebut disandingkan dengan

indikator standar pelayanan jaringan jalan, maka dapat

disimpulkan (1). Panjang jalan seluruhnya adalah 2.012,74 km

di atas luas wilayah daratan 1.812,85 km2, maka nilai

Page 60: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 60

aksesibilitas mencapai 1,11 km/km2 lebih besar dari standar

pelayanan minimum 0,05 km/km2. Itu berarti panjang jalan yang

ada sudah cukup untuk dapat mengakses ke seluruh wilayah

Kabupaten Flores Timur. Akan tetapi dalam kenyataannya

masih terdapat sejumlah wilayah yang belum terjamah

prasarana dan sarana jalan. (2). Jumlah penduduk sebanyak

216.647 jiwa, maka nilai mobilitasnya adalah 9,29 km/1000

penduduk. Angka ini lebih besar dari standar mobilitas

penduduk 0,50 km/1000 penduduk. Ini berarti prasarana jalan di

Kabupaten Flores Timur sudah cukup untuk mobilitas orang,

barang dan jasa. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak

demikian. (3). Akumulasi jenis permukaan jalan adalah (3.1).

Aspal, sepanjang 481,19 km atau 23,90 %, (3.2). Rabat,

sepanjang 16,40 km atau 0,77 %, (3.3). Perkerasan, sepanjang

355,80 km atau 17,67 %, (3.4). Tanah, sepanjang 449,75 km

atau 57,66 %, sedangkan akumulasi kondisi jalan adalah (3.5).

Baik, sepanjang 172,90 km atau 8,59 %, (3.6). Rusak ringan,

sepanjang 352,23 km atau 17,50 %, (3.7). Rusak berat,

sepanjang 777,01 km atau 73,91 %, maka pada aspek

kelayakan teknis menunjukan kurang adanya pemeliharaan dan

atau perawatan, sedang pada pada aspek ekonomis, kontribusi

jalan dengan kondisi tersebut kurang memberikan manfaat

ekonomi, bahkan berdampak pada inefisiensi.

Transportasi dan Armada Angkutan Darat Kondisi jaringan transportasi dan armada angkutan darat

sampai dengan tahun 2004 adalah (1). Flores Timur Daratan,

angkutan kota sebanyak 4 jaringan dengan jumlah armada

sebanyak 138 unit, sedangkan angkutan perdesaan sebanyak

12 jaringan bagian timur dengan jumlah armada sebanyak 34

unit mikrolet dan 4 unit truk, berikut angkutan pedesaan bagian

barat sebanyak 15 jaringan dengan jumlah armada sebanyak 55

unit mikrolet dan 4 unit truk. (2). Daratan Adonara, angkutan

kota sebanyak 1 (satu) jaringan dengan jumlah armada

sebanyak 12 unit, sedangkan angkutan perdesaan sebanyak

14 jaringan dengan jumlah armada sebanyak 52 unit mikrolet

Page 61: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 61

dan 53 unit truk, (3). Daratan Solor, jaringan lintas dengan

jumlah armada sebanyak 10 unit mikrolet dan 7 unit truk

disamping angkutan alternatif berupa ojek.

Untuk melayani jaringan antar daerah terdapat 26 unit

armada BUS AKDP dengan rute Maumere, Ende dan Bajawa.

Kondisi transportasi dan armada angkutan darat ini belum

cukup melayani arus orang dan barang keluar dan masuk ke

Wilayah Kabupaten Flores Timur. Meskipun demikian terasa

sudah mampu mengurangi kesulitan komunikasi darat selama

ini, tetapi belum memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan

efektifitas komunikasi masyarakat. Kondisi transportasi dan

armada angkutan darat dilengkapi dengan terminal tipe C

sebanyak 4 unit yang tersebar di (1). Kecamatan Larantuka

sebanyak 3 unit, (2). Kecamatan Adonara Timur sebanyak 1

(satu) unit.

Transportasi dan Armada Angkutan Laut Kondisi jaringan transportasi dan armada angkutan laut

sampai dengan tahun 2004 adalah (1). Flores Timur – Kupang –

Alor – Maumere – Sulawesi – Surabaya, (2). Larantuka –

Adonara Timur – Lembata, (3). Larantuka – Solor Timur, (4).

Larantuka – Solor Barat, (5). Larantuka - Adonara Barat, (6).

Larantuka- Tobilota. Frekuensi kunjungan kapal (armada laut)

yang paling ramai adalah pelabuhan Larantuka, menyusul

pelabuhan Waiwerang, Terong, Tobilota, Waiwadan, Pamakayo

dan Menanga serta pelabuhan Waibalun.

Perkembangan frekuensi kunjungan kapal/armada sampai

dengan tahun 2004 untuk pelabuhan Larantuka sebanyak 6.486

kali. Jika dibandingkan dengan frekuensi kunjungan tahun-

tahun sebelumnya, maka mengalami kenaikan yang cukup

tajam yaitu 3,64 % dari tahun 2003 dan 7,24 % dari tahun 2002.

Arus bongkar muat pada pelabuhan tersebut tahun 2002-2004

(1). Manusia, arus bongkar mencapai 693.937 orang dan arus

muat mencapai 385.289 orang, (2). Barang, arus bongkar

mencapai 182.728 orang dan arus muat mencapai 84.917

Page 62: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 62

orang, (3). Hewan, arus bongkar mencapai 1.010 ekor, dan arus

muat mencapai 303 ekor.

Total pelabuhan/dermaga sebanyak 30 unit yang tersebar

di 12 kecamatan. Berdasarkan hirarki/peran dan fungsinya,

maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut (1).

Pelabuhan/dermaga nasional sebanyak 4 unit yakni Larantuka,

Tobilota, Terong dan Menanga, (2). Pelabuhan/dermaga lokal

sebanyak 25 unit yaitu Oka, Delang, Laka, Waiklibang, Lato,

Waiwerang, Samasoge, Baniona, Lamakera, Lohayong,

Lewokaha, Podor, Ongalereng, Pamakayo, Nuisadani,

Ritaebang, Balaweling II dan Waidoko. (3). BUMN sebanyak 1

(satu) unit yaitu pelabuhan Waibalun. Sedangkan menurut

konstruksinya maka dapat digolongkan (1). Konstruksi beton

sebanyak 5 unit, (2). Darurat sebanyak 18 unit.

Listrik, Air dan Irigasi

Kondisi kelistrikan selama periode 2000-2004,

perkembangannya cukup baik, walaupun belum sepenuhnya

memenuhi kebutuhan masyarakat, apalagi kebutuhan investor.

Kapasitas terpasang untuk Perusahaan Listrik Negara (PLN) Ranting

Larantuka sebesar 2.282 KVA dengan daya mampu sebesar 1.725

KVA. PLN Ranting Larantuka terbagi dalam (1). Sub Ranting

Wulanggitang, (2). Sub Ranting Lewolaga, (3). Sub Ranting Larantuka,

(4). Sub Ranting Solor Timur, (5). Sub Ranting Solor Barat, (6). Sub

Ranting Adonara Timur, (7). Sub Ranting Ile Boleng, (8). Sub Ranting

Witihama dan (9). Sub Ranting Adonara Barat.

Jangkauan pelayanan PLN memang telah sampai pada 13

Kecamatan, akan tetapi belum semua rumah tangga menikmati

pelayanan tersebut. Sebabnya adalah secara ekonomis sebagian

masyarakat desa belum memiliki kemampuan untuk memenuhi

kewajibannya yang disyaratkan oleh PLN disamping hambatan teknis

lainnya. Karena itu dari 213 desa/kelurahan PLN baru melayani 111

desa/kelurahan.

Alternatif layanan listrik untuk masyarakat pedesaan selain

pasokan listrik PLN, juga menggunakan pembangit listrik tenaga surya

(PLTS), dan Genset. Bagi desa/wilayah yang belum memperoleh

Page 63: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 63

layanan maka untuk kepentingan penerangan rumah banyak

diantaranya menggunakan lampu petromaks dan lampu pelita.

Sebaran layanan listrik untuk rumah tangga adalah (1).

Bersumber dari PLN sebanyak 16.367 rumah tangga atau 37,29 %,

(2). Bersumber dari pembangkit listrik Genset sebanyak 9.495 rumah

tangga atau 21,63 %, (3). Khusus Desa Nobokonga seluruhnya

menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Rumah tangga

yang menggunakan sumber penerangan non listrik terdiri dari (1).

Sumber penerangan berupa lampu petromaks dan (2). Sumber

penerangan lampu pelita seluruhnya mencapai 1.011 rumah tangga

atau 2,3 %.

Selain pasokan listrik yang memiliki sejumlah kendala, pasokan

air bersih yang hingga saat ini belum memenuhi standar kebutuhan

minimum yaitu 130 liter per orang per hari. Hal ini dikarenakan oleh

ketersediaan air dengan debit yang demikian rendah, sumber mata air

permukaan relatif terbatas serta secara teknis sistem jaringan

terpasang tidak dapat mengoptimalkan kondisi debit air tersebut untuk

layanan kebutuhan masyarakat.

Tercatat jumlah mata air permukaan di Kabupaten Flores Timur

sebanyak 113 buah tetapi baru dimanfaatkan sampai dengan tahun

2004 sebanyak 48 buah atau 42,50 %. Kondisi ini kemudian ditunjang

dengan pengadaan sumur bor sebanyak 19 titik, dan embung-embung

sebanyak 7 buah.

Oleh karena Kabupaten Flores Timur memiliki curah hujan yang

relatif sangat rendah, maka dengan kondisi air tersebut tentunya tidak

mampu memenuhi kebutuhan lainnya kecuali air minum bersih.

Meskipun demikian Kabupaten Flores Timur merupakan Kabupaten

agraris di propinsi Nusa Tenggara Timur, maka kebutuhan air untuk

kepentingan pertanian merupakan suatu keharusan untuk disediakan.

Dalam kondisi yang serba terbatas itu telah diupayakan 29

titik/daerah irigasi dengan luas areal mencapai 3.190 ha terdiri dari (1).

Luas potensial mencapai 2.571 ha, dan (2). Luas fungsional mencapai

519 ha. Secara umum gambaran kondisi daerah irigasi (1). Pada

saluran pembawa di atas tanah mencapai 1.099 m1 atau 26,59 %

dengan pasangan mencapai 3.034 m1 atau 73,41 %. (2). Saluran

sekunder di atas tanah mencapai 13.704 m1 atau 50,34 %, dengan

Page 64: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 64

pasangan mencapai 13.518 m1 atau 49,66 %. (3). Saluran tersier di

atas tanah mencapai 20.554 m1 atau 94,40 %, dengan pasangan

mencapai 1.127 m1 atau 5,52 %.

Permasalahannya adalah (1). Perencanan pembangunan jalan

dan jembatan berorientasi pada pemenuhan target anggaran yang

tersedia, sehingga terkesan parsial, (2). Tidak memperhatikan prinsip

aksesibilitas dan kemungkinan menjadi prasyarat pananaman modal

asing maupun dalam negeri, (3). Pembangunan jalan dan jembatan

tidak diikuti dengan pemeliharaan dan atau perawatan semestinya,

(4). Adanya ketimpangan mobilitas angkutan penumpang, barang dan

jasa baik darat maupun laut, (5). Terbatasnya sarana dan prasana

transportasi laut, (6) Adanya dualisme pengelolaan laut antara

pemerintah daerah dengan pemerintah. (7). Terbatasnya kemampuan

masyarakat untuk memperoleh layanan listrik, disamping pasokan

listrik belum memadai, (8). Terbatasnya debit air disamping sistem

jaringan yang belum tertata baik sehingga belum mencukupi standar

kebutuhan minimum masyarakat, (9). Terbatasnya sumber air dan

lahan irigasi sehingga areal layanan terbatas.

Kondisi perkembangan prasarana dan sarana daerah baik

jumlah maupun persebarannya dengan berbagai permasalahannya

sebagaimana dijelaskan memberikan gambaran bahwa (1) Jalan dan

jembatan terbangun mencapai 2.012 km di atas luas wilayah 1.812,85

km2 dengan nilai aksesibilitas mencapai 1,11 km/km2. (2) Kondisi jalan

dan jembatan bervariasi dengan jenis permukaan aspal, rabat,

perkerasan dan tanah dalam keadaan baik mencapai 172,90 km atau

8,59 %, rusak ringan mencapai 352,23 km atau 17,50 %, dan rusak

berat mencapai 777,01 km atau 73,91 %. (3) Mobilitas angkutan

penumpang, barang dan jasa berlangsung/bergerak cukup lancar

meskipun di sana-sini terjadi ketimpangan arus angkutan antar

wilayah. (4) Prasarana dan sarana transportasi laut terbangun dan

terolah meliputi pelabuhan nasional, pelabuhan lokal, pelabuhan

BUMN dan pelabuhan sementara. (5). Pasokan listrik Negara telah

mencapai 111 desa dari 213 desa dalam Wilayah Kabupaten Flores

Timur, disamping pembangkit listrik tenaga surya dan genset. (6).

Pasokan air bersih telah mencapai 46,3 % dari total penduduk

Kabupaten Flores Timur, yang berasal dari sumber mata air yang tidak

Page 65: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 65

dapat memenuhi standar kebutuhan minimum 130 liter perorang per

hari. (7). Kondisi irigasi sebanyak 29 daerah seluas 3.190 ha yang

mampu mengairi lahan potensial seluas 2.671 ha, dan lahan

fungsional seluas 519 ha.

Dengan demikian masih terdapat peluang untuk pengembangan

sarana dan prasarana daerah secara maksimal dalam rangka

melayani kebutuhan masyarakat. Untuk 20 tahun yang akan datang

dapat diproyeksi adanya peluang (1) Peningkatan dan pemeliharaan

jalan dan jembatan untuk mencapai aksesibilitas dan mobilitas barang

dan jasa serta pengembangan sarana dan prasarana transportasi laut

yang memadai. (2) Berkurangnya ketimpangan wilayah berkenaan

dengan bergeraknya arus angkutan penumpang, barang dan jasa

melalui transportasi laut yang berkembang demikian pesatnya. (3)

Meningkatkan pasokan air bersih melalui pengembangan sistem

jaringan dan transmisi sedemikian rupa, sehingga mampu

memaksimalkan potensi sumber mata air yang ada bagi pemenuhan

kebutuhan masyarakat Kabupaten Flores Timur. (4) Meningkatkan

pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan

penanaman modal asing maupun dalam negeri. (5) Pengembangan

dan intensifikasi layanan irigasi untuk mengairi lahan potensial

maupun lahan produktif dalam rangka meningkatkan produksi

pertanian.

Peluang-peluang tersebut apabila dikembangkan secara

maksimal, maka akan banyak memberikan kontribusi bagi

ketersediaan sarana dan parasarana daerah. Dengan

mengembangkan peluang tersebut dapat menekan sejumlah

ancaman pembangunan yang akan datang.

Dalam kurun waktu 2005 hingga 2025 ancaman pembangunan

yang menonjol dan bahkan dapat menghambat laju pembangunan

umumnya terutama pembagunan sarana dan prasarana daerah

Kabupaten Flores Timur adalah (1) Meningkatnya pasokan gas bumi

untuk pembangkit tenaga listrik maupun kebutuhan lokal lainnya.

Disamping pemanfaatan sumber daya energi lainnya yang potensial

seperti matahari, energi angin, energi air dan sebagainya, sementara

kemampuan daerah relatif terbatas. (2) Kemajuan teknologi pengairan

yang memiliki kompensasi biaya yang relatif besar memerlukan

Page 66: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 66

kecermatan dalam menganalisis kebutuhan akan air bersih dengan

kemungkinan pengembangan sistem jaringannya. (3) Kedaan

topografis Kabupaten Flores Timur memiliki tingkat kesulitan tinggi,

membutuhkan pengembangan jaringan jalan dengan sistem,

konstruksi dan kriteria kelayakan teknis yang sesuai. (4) Komunikasi

dan hubungan antar pulau yang meningkat dengan mobilitas arus

penumpang dan barang semakin tinggi, menuntut penyediaan sarana

dan prasarana perhubungan laut yang layak.

Permasalahannya adalah (1) Panjang jalan dan jembatan saat ini

telah melampaui standar pelayanan minimum nilai aksesibilitas, akan

tetapi dalam kenyataannya masih terdapat sejumlah wilayah yang

belum tersentuh sarana prasarana jalan. (2) Kondisi prasarana jalan

dan jembatan memiliki tingkat kerusakan yang sangat signifikan

sedang investasi untuk pemeliharaan dan perbaikannya. (3) Pasokan

listrik yang ada mengandung konsekuensi finansial yang relatif sangat

besar sedang kemampuan masyarakat relatif masih rendah, sehingga

berpengaruh terhadap peningkatan pasokan. (4) Secara alami sumber

mata air dengan debit yang rendah dan sistem jaringan yang ada

masih sulit melayani kebutuhan masyarakat akan air bersih. (5) Masih

terbatasnya sarana dan prasarana perhubungan laut untuk

mengakses dinamika hubungan laut yang menjembatani bergeraknya

arus penumpang, barang dan jasa antar pulau dan pelayaran lokal. (6)

Sistem saluran irigasi pembawa, sekunder dan tersier pada 29 daerah

irigasi mampu mengairi luas lahan potensial seluas 2.671 ha, dan

lahan fungsional seluas 519 ha dengan tingkat produksi yang belum

memadai.

Keberhasilan pembangunan pada tataran sosial budaya dan

politik dimaksud, akan mengubah kondisi sosial budaya dan politik,

Kabupaten Flores Timur yang dapat diprediksi sebagai berikut (1).

Kondisi infrastruktur jalan dan jembatan memenuhi syarat baik tingkat

kelayakan teknis maupun kelayakan ekonomis yang memiliki

aksesibilitas baik dalam angka maupun dalam kenyataan. (2) Kondisi

infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana dan prasarana

tarnsportasi laut memadai dan memungkinkan untuk terjadinya

mobilisasi orang, barang dan jasa hingga kepedesaan, antar pulau

maupun lokal (3) Kondisi kelistrikan dan air bersih cukup tersedia dan

Page 67: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 67

memenuhi kebutuhan masyarakat maupun kepentingan investasi bagi

para investor asing dan dalam negeri. (4) Kondisi irigasi secara teknis

terjadi peningkatan sedemikian rupa sehingga mampu memberikan

kemungkinan berhasilnya intensifikasi pada lahan potensional maupun

lahan fungsional yang stagnan dalam rangka peningkatan produksi.

6. Kondisi Pemerintahan Kewajiban menyelenggarakan berbagai kebijakan pembangunan

adalah tugas yang melekat pada Pemerintah Kabupaten. Tugas yang

sejalan dengan azas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Itu berarti penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan

kemasyarakatan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari azas-

azas pemerintahan tersebut.

Pada tahun 1994-1999 kebijakan pokok penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan adalah

“Dasa Program Prioritas” Kabupaten Flores Timur. Hal ini di satu sisi

merupakan visi sekaligus merupakan jabaran lebih lanjut dari sejumlah

kebijakan nasional, sehingga dasa program prioritas tersebut memiliki

substansi (1) Peningkatan Sumber Daya Manusia, (2) Peningkatan

Pendapatan Perkapita untuk mengatasi kemiskinan, (3) Peningkatan dan

Pengembangan sektor pertanian dan kelautan yang berorientasi pada

pasar dan industri, (4) Mendorong peranan wirausaha, koperasi, dan

pengusaha kecil untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, (5)

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, kondisi sosial masyarakat

dan pendidikan, (6) Menjaga kelestarian hutan, tanah, air dan pantai serta

lingkungan hidup dengan memperhatikan tata ruang daerah, (7)

Membangun prasarana dan sarana perhubungan, transportasi dan

telekomunikasi, (8) Meningkatkan peran serta aparatur pemerintah dan

lembaga masyarakat untuk lebih disiplin, efektif dan efisien dalam

pembangunan daerah, (9). Pengembangan wirausaha dan partisipasi serta

investasi pada bidang pariwisata, (10) Meningkatkan hubungan dan peran

serta lembaga keagamaan dan LSM sebagai mitra pemerintah dalam

pembangunan.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan azas

desentralisasi, secara formal menyentuh urusan-urusan pangkal sebagai

otonomi yakni (1) urusan pertanian rakyat dengan dinas pengelola adalah

Page 68: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 68

Dinas Pertanian Tanaman Pangan, (2) urusan peternakan dengan dinas

pengelola adalah Dinas Peternakan, (3) urusan perikanan dengan dinas

pengelola adalah Dinas Perikanan, (4) urusan kesehatan dengan dinas

pengelola adalah Dinas Kesehatan, (5) urusan pekerjaan umum dengan

dinas pengelola adalah Dinas Pekerjaan Umum, (6) urusan perkebunan

dengan dinas pengelola adalah Dinas Perkebunan, (7) urusan pendapatan

daerah dengan dinas pengelola adalah Dinas Pendapatan Daerah, (8)

urusan pendidikan dan kebudayaan dengan dinas pengelola adalah Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan urusan yang berkenaan dengan

inisiatif Daerah Otonom dalam rangka urusan rumah tangga daerah adalah

(1) Urusan lalu lintas jalan raya dengan dinas pengelola adalah Dinas

LLAJR, (2) urusan pariwisata dengan dinas pengelola adalah Dinas

Pariwisata, (3) urusan pendaftaran penduduk dengan dinas pengelola

adalah Dinas Pendaftaran Penduduk. Sementara itu untuk unsur

pelaksana wilayah daerah di bawah pengelolaan (1) Kantor Sosial Politik,

(2) Mawil Hansip 2006, (3) Kantor PMD, (4) Kantor Catatan Sipil. Di

samping itu terdapat Unit Pelaksana Teknis meliputi (1) Rumah Sakit

Umum Daerah, (2) Kantor Pengolahan Data Elektronik. Bagian yang tak

terpisahkan dari penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai azas

desentralisasi adalah (1) Penyelenggaraan Keuangan Daerah, (2)

Investasi Daerah, (3) Badan Usaha Milik Daerah.

Selanjutnya Penyelenggaraan Pemerintahan Umum berkaitan

substansi Ketenteraman dan Ketertiban, Sosial Politik, Koordinasi dan

Pengawasan meliputi (1) Pembinaan ketenteraman dan ketertiban bertitik

tolak pada kegiatan pembinaan wilayah, kamtibmas dan penanggulangan

berbagai penyakit menular, (2) Sosial Politik berhubungan dengan kegiatan

pembangunan dan pembinaan sosial politik dalam negeri dan

kewaspadaan terhadap bahaya laten komunis, (3) Koordinasi menyangkut

koordinasi terhadap kegiatan instansi vertikal di daerah, (4) Pengawasan

dalam bentuk pengawasan tahunan, peningkatan kualitas SDM, aparatur

yang bersih dan berwibawa, peningkatan peran fungsi dan tugas, dan

tindak lanjut hasil pemeriksaan.

Sedangkan penyelenggaraan pemerintahan berkaitan dengan

pembinaan pemerintahan Kecamatan dan Desa meliputi (1) Pembinaan

Pemerintahan Kecamatan bersifat kunjungan kerja, rapat koordinasi

wilayah dan upaya pemekaran kecamatan. (2) Pembinaan Pemerintahan

Page 69: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 69

Desa/Kelurahan kaitannya dengan pembinaan peningkatan pelaksanaan

administrasi desa/kelurahan, bantuan atau subsidi desa, serta pembinaan

peran dan fungsi kelembagaan desa/kelurahan. (3) Pembangunan desa

yang mencakup pembinaan kesejahteraan keluarga, usaha-usaha ekonomi

desa, pemugaran perumahan dan lingkungan desa, resetlemen desa,

pembinaan LMD/LKMD dan Pengelolaan adminstrasi inpres desa

tertinggal.

Berkenaan dengan penyelenggaraan tugas-tugas pembantuan, maka

dalam hal pengaturan tata ruang dan penyelenggaraan pelayanan lalu

lintas berita, uang, barang dan jasa keagenan lainnya oleh PT Pos

Indonesia, disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Untuk itu penyelenggaraan tugas-tugas pembantuan diarahkan pada (1)

Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota Ibu Kota Kecamatan

(RUTRK-IKK) Larantuka tahun anggaran 1994-1995, (2). Penyusunan

Rencana Umum Tata Ruang Kota Ibu Kota Kecamatan (RUTRK-IKK) Solor

Barat tahun anggara 1994-1995, (3). Penyusunan Rencana Umum Tata

Ruang kota Ibu kota Kecamatan (RUTRK-IKK) Wairiang tahun anggaran

1995-1996, (4). Penyusunan Rencana Umum tata Ruang Kota Ibu Kota

Kecamatan (RUTRK-IKK) Loang tahun anggaran 1996-1997, (5).

Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota Ibu Kota Kecamatan

(RUTRK-IKK) Kalikasa tahun anggaran 1997-1998. Sedangkan PT Pos

Indonesia berfungsi sebagai sarana penyaluran dana pihak ke III

mencakup (1) Penyaluran dana PMTAS, (2) Penyaluran dana beasiswa

INDOFOOD, (3) Penyaluran dana beasiswa kepada siswa berprestasi

untuk tingkat SD/MI, SMP dan SMU, (4). Penyaluran dana jaringan

pelindung sektor sosial dan lain-lain.

Pada periode 2000-2004 kondisi pemerintah daerah tercermin pada

aspek kelembagaan perangkat daerah. Tercatat sampai dengan tahun

2004 satuan kerja perangkat daerah terdiri dari (1) Lembaga staf sebanyak

3 buah, (2) Dinas-dinas daerah sebanyak 17 buah, (3) Lembaga teknis

sebanyak 13 buah, (4) Kecamatan sebanyak 13 buah, (5) Kelurahan

sebanyak 17 buah.

Sampai dengan Desember 2004 jumlah personil/PNS Kabupaten

Flores Timur sebanyak 4.578 orang, Calon PNS (Capeg) sebanyak 286

orang. Komposisi PNS menurut kepangkatan/golongan adalah (1)

Golongan I sebanyak 128 orang, (2) Golongan II sebanyak 1.749 orang,

Page 70: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 70

(3). Golongan III sebanyak 2.301 orang, (4). Golongan IV sebanyak 159

orang.

Berdasarkan tingkat eselonering, maka komposisi PNS adalah

sebagai berikut (1). Eselon IIa sebanyak 1 (satu) orang, (2). Eselon IIb

sebanyak 28 orang, (3). Eselon IIIa sebanyak 72 orang, (4). Eselon IIIb

sebanyak 12 orang, (5). Eselon IVa sebanyak 406 orang, (6). Eselon IVb

sebanyak 97 orang, (7). Eselon Vb sebanyak 3 orang.

Pada sisi kemampuan fiskal daerah, masih bergantung pada dana-

dana perimbangan dari pemerintah pusat lebih dari 90 % dari total

pandapatan daerah. Kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) relatif

sangat kecil, berkisar antara 2 sampai 3,5 %.

Dana alokasi umum (DAU) merupakan salah satu komponen

penerimaan yang bersumber dari dana perimbangan mempunyai kontribusi

yang sangat besar untuk membiayai kegiatan rutin dan gaji pegawai

mencapai 60 % sampai 70 %. Selain itu terdapat penerimaan dari dana

perimbangan berupa dana alokasi khusus (DAK) dan sumber-sumber

lainnya yang cukup membantu terselenggaranya aktivitas pembangunan di

Kabupaten Flores Timur.

B. Prediksi Kondisi Umum Daerah Uraian terdahulu sejauh mengenai bahasan kondisi perkembangan

Kabupaten Flores Timur dalam kurun waktu 1994-2004, permasalahan dan

keberhasilannya, berikut proyeksi peluang, ancaman, permasalahan, dan

proyeksi keberhasilan serta prediksi masing-masing kondisi, banyak menuntun

ke arah kondisi yang akan datang. Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup,

kondisi demografi, kondisi ekonomi dan sumber daya alam, kondisi sosial

budaya dan politik, berikut kondisi prasarana dan sarana, serta kondisi

pemerintahan, memberikan kemungkinan berkembangnya kondisi umum

Kabupaten Flores Timur dalam kurun waktu 2005-2025 mendatang yang dapat

diprediksi sebagai berikut :

1. Pada Periode 2005 – 2010, diprediksi : Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan adanya

jaminan kehidupan bermartabat karena didukung oleh pemanfaatan

tanah dan hutan secara intensif bersamaan dengan upaya

ekstensifikasi.

Page 71: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 71

Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup masih menjadi titik kuat

pengembangan usaha sektor primer sebagai upaya peningkatan

produksi dan produktifitas pertanian, perkebunan dan perhutanan, yang

didukung dengan pola usaha yang ramah terhadap lingkungan.

Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memiliki kekhasan

karakter baik mengenai tekstur, jenis dan letak tanah, maupun keadaan

hutannya, berdampak pada pilihan usaha pertanian, perkebunan dan

perhutanan yang lebih sesuai dan memberikan kontribusi ekonomi yang

tinggi.

Kondisi demografi yang memungkinkan adanya pertumbuhan penduduk

yang seimbang dan terkendali, sehingga dapat menekan terjadinya

ledakan penduduk dan dampak ikutan lainnya yang bersifat negatif dan

menambah beban bagi daerah.

Kondisi demografi yang memberikan jaminan adanya penurunan

prosentase pengangguran terbuka maupun pengangguran terselubung

pada tingkat atau prosentase tertentu, sekaligus membuka lapangan

usaha walaupun dalam skala kecil, didukung oleh iklim usaha yang

kondusif baik di sektor usaha primer, sekunder maupun tersier.

Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam senantiasa berada dalam

suasana ekonomi dan iklim kehidupan Daerah yang kondusif dengan

didukung oleh infrastruktur berupa pasokan listrik, air dan keadaan

prasarana jalan yang memadai serta langgeng, sehingga dapat

memberikan ruang bagi investor untuk berinvestasi di daerah.

Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan berkembangnya

PDRB sedemikian rupa dan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat

untuk mencapai pertumbuhan yang seimbang, melalui pengembangan

sektor usaha ekonomi pertanian sebagai motor penggerak usaha

ekonomi lainnya.

Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan adanya jaminan

perilaku ekonomi masyarakat yang arif sehingga dapat membantu

dirinya sendiri dan mampu menyesuaikan diri dengan sumber daya

alam sekitarnya tanpa mendikotomikannya karena orientasi mengejar

profit yang tinggi.

Kondisi Sosial Budaya dan Politik memungkinkan berkembangnya

pendidikan dan kesehatan masyarakat pada tingkat/derajat kemapanan

dan memenuhi indikator jenjang, ketenagaan, kelulusan, sarana dan

Page 72: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 72

prasarana, kurikulum, menurunnya tingkat kematian bayi dan ibu

melahirkan, dan meningkatnya usia harapan hidup yang didukung oleh

proses pelayanan kesehatan yang memadai.

Kondisi Sosial Budaya dan Politik yang memberikan ruang bagi

pengembangan dan pemerataan kesempatan memperoleh perumahan

rakyat dan pemukiman yang memadai serta pelayanan perbaikan

derajat kehidupan bagi para penyandang masalah kesejahteraan sosial

yang memenuhi standar yang layak sebanding dengan perkembangan

perekonomian masyarakat yang meningkat.

Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah yang memungkinkan terjadinya

aksesibilitas dan transfer nilai dari satu wilayah ke wilayah lainnya

karena tersedianya infrastruktur jalan dan jembatan yang memenuhi

syarat baik tingkat kelayakan teknis maupun kelayakan ekonomis,

sekaligus memenuhi tuntutan kebutuhan investasi bagi para investor.

2. Pada Periode 2011 – 2015, diprediksi : Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan adanya

jaminan kehidupan bermartabat karena didukung oleh pemanfaatan

tanah dan hutan secara intensif sejalan dengan upaya ekstensifikasi.

Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan terjadinya

adopsi teknologi pertanian, perkebunan, dan perhutanan hingga terjadi

kompensasi usaha dari pertanian, perkebunan, dan perhutanan ke

usaha jasa dan perdagangan dengan menjadikan usaha sebelumnya

sebagai usaha penyangga.

Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memberikan ruang bagi

proses reboisasi atau penghutanan kembali dalam rangka perlindungan

dan penciptaan paru-paru dunia bagi daerah dalam rangka terwujudnya

keseimbangan ekosistem.

Kondisi demografi yang memungkinkan adanya pertumbuhan penduduk

yang seimbang dan terkendali, sehingga dapat menekan terjadinya

ledakan penduduk dan dampak ikutan lainnya yang bersifat negatif dan

menambah beban bagi daerah.

Kondisi demografi yang memberikan jaminan adanya penurunan

prosentase pengangguran terbuka maupun pengangguran terselubung

pada tingkat atau prosentase tertentu, sekaligus membuka lapangan

Page 73: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 73

usaha walaupun dalam skala kecil, didukung oleh iklim usaha yang

kondusif baik di sektor usaha primer, sekunder maupun tersier.

Kondisi demografi yang memungkinkan terciptanya tenaga kerja dalam

jumlah dan kualitas memenuhi standar kebutuhan pasar kerja di setiap

sektor usaha yang berdampak pada peningkatan produktivitas tenaga

kerja.

Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam senantiasa berada dalam

suasana ekonomi dan iklim kehidupan daerah yang kondusif dengan

didukung oleh infrastruktur berupa pasokan listrik, air dan keadaan

prasarana jalan yang memadai serta langgeng, sehingga dapat

memberikan ruang bagi investor untuk berinvestasi di daerah.

Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan berkembangnya

PDRB sedemikian rupa dan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat

untuk mencapai pertumbuhan yang seimbang, melalui pengembangan

sektor usaha ekonomi pertanian sebagai motor penggerak usaha

ekonomi lainnya.

Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan adanya jaminan

terjadinya akselerasi pemanfaatan sumber daya alam untuk

menggerakan pertumbuhan PDRB yang mencerminkan terjadinya

proses distribusi dan pemerataan, sehingga dapat mengeliminir

kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar wilayah.

Kondisi Sosial Budaya dan Politik memungkinkan berkembangnya

pendidikan dan kesehatan masyarakat pada tingkat/derajat kemapanan

dan memenuhi indikator jenjang, ketenagaan, kelulusan, sarana dan

prasarana, kurikulum, menurunnya tingkat kematian bayi, ibu

melahirkan, dan meningkatnya usia harapan hidup yang didukung oleh

proses pelayanan kesehatan yang memadai.

Kondisi Sosial Budaya dan Politik yang memberikan iklim dan suasana

kehidupan keberagamaan maupun politik yang harmonis, mapan,

terhindar dari tekanan apapun nama dan bentuknya. Setiap partisipasi

politik atau untuk kehidupan keagamaan bersifat otonom dalam

mewujudnyatakan hak dan kewajiban keagamaan maupun politik,

bukan mobilisasi.

Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah yang memungkinkan terjadinya

aksesibilitas dan transfer nilai dari satu wilayah ke wilayah lainnya

karena tersedianya infrastruktur jalan dan jembatan yang memenuhi

Page 74: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 74

syarat baik tingkat kelayakan teknis maupun kelayakan ekonomis,

sekaligus memenuhi tuntutan kebutuhan investasi bagi para investor.

Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah yang memungkinkan terjadinya

mobilisasi arus orang, barang, maupun jasa hingga kepedesaan baik di

darat maupun antar pulau, atau lokal.

3. Pada Periode 2016-2020, diprediksi : Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan adanya

jaminan kehidupan bermartabat karena didukung oleh pemanfaatan

tanah dan hutan secara intensif bersamaan dengan upaya

ekstensifikasi.

Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan terjadinya

konservasi tanah dan hutan untuk menghindari krisis pangan, krisis air

dan krisis energi, sekaligus mengantisipasi konversi lahan produktif

dengan alternatif kebutuhan lainnya.

Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memberikan ruang bagi

proses reboisasi atau penghutanan kembali wilayah-wilayah potensial

dalam rangka perlindungan dan terwujudnya keseimbangan ekosistem.

Menyusul alternatif pemanfaatan sumber daya kelautan secara optimal

untuk perhubungan laut, perikanan, pariwisata, pertambangan, industri

maritim dan jasa kelautan dalam rangka daya saing daerah.

Kondisi demografi yang memungkinkan adanya pertumbuhan penduduk

yang seimbang dan terkendali, sehingga dapat menekan terjadinya

ledakan penduduk dan dampak ikutan lainnya yang bersifat negatif dan

menambah beban bagi daerah.

Kondisi demografi yang memberikan jaminan adanya penurunan

prosentase pengangguran terbuka maupun pengangguran terselubung

pada tingkat atau prosentase tertentu, sekaligus membuka lapangan

usaha walaupun dalam skala kecil, didukung oleh iklim usaha yang

kondusif baik di sektor usaha primer, sekunder maupun tersier.

Kondisi demografi yang memungkinkan meningkatnya proporsi penduduk

yang menyelesaikan pendidikan dasar ke jenjang-jenjang pendidikan

yang lebih tinggi, sekaligus menurunkan penduduk buta aksara,

kesenjangan tingkat pendidikan antar kelompok masyarakat termasuk

antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk

Page 75: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 75

perkotaan dan perdesaan, antara penduduk maju dan tertinggal serta

antar jenis kelamin.

Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam senantiasa berada dalam

suasana ekonomi dan iklim kehidupan daerah yang kondusif dengan

didukung oleh infrastruktur berupa pasokan listrik, air dan keadaan

prasarana jalan yang memadai serta langgeng, sehingga dapat

memberikan ruang bagi investor untuk berinvestasi di daerah.

Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan terwujudnya

perekonomian yang tangguh dan mensejahterakan ke seluruh lapisan

masyarakat. Perekonomian yang memiliki pertumbuhan cukup tinggi

secara berkelanjutan dan berkualitas agar secara nyata meningkatkan

kesejahteraan sekaligus mengejar ketertinggalan. Berkembangnya

PDRB sedemikian rupa akan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat

untuk mencapai pertumbuhan yang seimbang, melalui pengembangan

sektor usaha ekonomi pertanian sebagai motor penggerak usaha

ekonomi lainnya.

Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan adanya jaminan

terjadinya akselerasi pemanfaatan sumber daya alam untuk

menggerakan pertumbuhan PDRB yang mencerminkan terjadinya

proses distribusi dan pemerataan, sehingga dapat mengeliminir

kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar wilayah.

Kondisi Sosial Budaya dan Politik memungkinkan berkembangnya

pendidikan dan kesehatan masyarakat pada tingkat/derajat kemapanan

dan memenuhi indikator jenjang, ketenagaan, kelulusan, sarana dan

prasarana, kurikulum, menurunnya tingkat kematian bayi, ibu

melahirkan, dan meningkatnya usia harapan hidup yang didukung oleh

proses pelayanan kesehatan yang memadai.

Kondisi sosial budaya dan politik yang memungkinkan berkembangnya

pendidikan dan kesehatan masyarakat yang menciptakan sumber daya

manusia Flores Timur berdaya saing tinggi pada derajat kehidupan

sejalan dengan indikator pendidikan dan kesehatan.

Kondisi Sosial Budaya dan Politik yang memberikan iklim dan suasana

kehidupan keberagamaan maupun politik yang harmonis, mapan,

terhindar dari tekanan apapun nama dan bentuknya. Setiap partisipasi

politik atau untuk kehidupan keagamaan bersifat otonom dalam

Page 76: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 76

mewujudnyatakan hak dan kewajiban keagamaan maupun politik,

bukan mobilisasi.

Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah yang memungkinkan terjadinya

peningkatan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

akses telekomunikasi yang bersumber dari penyelenggaraan

pembangunan telematika. Penyebaran dan pemanfaatan arus informasi

dan teledensitas pelayanan telematika masyarakat berdasarkan

kebutuhan dengan memperhatikan distribusi yang seimbang dan

merata.

Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah yang memungkinkan terjadinya

mobilisasi arus orang, barang, maupun jasa hingga kepedesaan baik di

darat maupun antar pulau, atau lokal.

4. Pada Periode 2021-2025, diprediksi : 4.1. Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan

adanya jaminan kehidupan bermartabat karena didukung oleh

pemanfaatan tanah dan hutan secara intensif bersamaan dengan upaya

ekstensifikasi.

4.2. Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memungkinkan

terjadinya pengembangan nilai tambah kekayaan keanekaragaman

hayati sebagai alternatif sumber daya pembangunan yang dapat

dinikmati baik oleh generasi sekarang maupun generasi mendatang.

Disamping itu memberikan kemungkinan adanya upaya membuat jadi

paten hak atas kekayaan intelektual dalam nuansa penyelamatan

ekosistem beserta flora dan fauna sebagai bagian integral dalam

membangun daya saing.

4.3. Kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup yang memberikan ruang

bagi meningkatnya kemampuan produksi pertanian, perkebunan dan

perhutanan, memperbanyak infrastruktur energi untuk memudahkan

layanan energi kepada masyarakat, sekaligus mengurangi

ketergantungan akan energi yang berasal dari minyak.

4.4. Kondisi demografi yang memungkinkan adanya pertumbuhan penduduk

yang seimbang dan terkendali, sehingga dapat menekan terjadinya

ledakan penduduk dan dampak ikutan lainnya yang bersifat negatif dan

menambah beban bagi daerah.

Page 77: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 77

4.5. Kondisi demografi yang memberikan jaminan adanya penurunan

prosentase pengangguran terbuka maupun pengangguran terselubung

pada tingkat atau prosentase tertentu, sekaligus membuka lapangan

usaha walaupun dalam skala kecil, didukung oleh iklim usaha yang

kondusif baik di sektor usaha primer, sekunder maupun tersier.

4.6. Kondisi demografi yang terkendali dengan komposisi menurut

pendidikan dan usia pada tingkat/jenjang serendah-rendahnya SMTP,

memiliki usaha ekonomis produktif baik dalam kapasitas sebagai tenaga

kerja yang bekerja di sektor usaha ekonomi daerah sebagai

karyawan/pekerja yang berhak atas upah sesuai standar upah mnimum

regional. Demikian pula dalam kapasitas sebagai pengusaha di sektor

usaha/lapangan ekonomi daerah, yang memiliki kemandirian.

4.7. Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam senantiasa berada dalam

suasana ekonomi dan iklim kehidupan daerah yang kondusif dengan

didukung oleh infrastruktur berupa pasokan listrik, air dan keadaan

prasarana jalan yang memadai serta langgeng, sehingga dapat

memberikan ruang bagi investor untuk berinvestasi di daerah.

4.8. Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan

berkembangnya ekonomi wilayah, pula menjamin keseimbangan

lingkungan tertutama wilayah perkotaan yang sumber daya alamnya

cenderung berkurang. Perekonomian wilayah berguna untuk

memperkuat perekonomian domestik yang dibangun melalui

diversifikasi perekonomian sekaligus perbaikan kesempatan kerja dan

berusaha, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan pemerataan

pendapatan masyarakat.

4.9. Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam memungkinkan adanya

jaminan kemajuan ekonomi yang didukung oleh kemampuan

mengembangkan potensi daerah sendiri untuk mewujudkan

kemandirian. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan wilayah

gerak ekonomi dan mengurangi ketergantungan dari pengaruh luar

namun tetap berdaya saing tinggi. Ini berarti mengembangkan aktivitas

perekonomian yang didukung oleh penguasaan dan penerapan

teknologi serta peningkatan produktivitas SDM, mengembangkan

kelembagaan ekonomi yang efisien serta penerapan prinsip-prinsip

kepemerintahan yang baik, sehingga menjamin kebutuhan dasar

daerah.

Page 78: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 78

4.10. Kondisi sosial budaya dan politik memungkinkan berkembangnya

pendidikan dan kesehatan masyarakat pada tingkat/derajat kemapanan

dan memenuhi indikator jenjang, ketenagaan, kelulusan, sarana dan

prasarana, kurikulum, menurunnya tingkat kematian bayi, ibu

melahirkan, dan meningkatnya usia harapan hidup yang didukung oleh

proses pelayanan kesehatan yang memadai.

4.11. Kondisi sosial budaya dan politik yang memungkinkan berkembangnya

pendidikan dan kesehatan masyarakat yang menciptakan sumber daya

manusia Flores Timur berdaya saing tinggi pada derajat kehidupan

sejalan dengan indikator pendidikan dan kesehatan.

4.12. Kondisi Sosial Budaya dan Politik yang memberikan iklim dan suasana

kehidupan keberagamaan maupun politik untuk meringankan beban

masalah kesejahteraan sosial yng beragam diikuti dengan berbagai

krisis sosial yaitu menipisnya nilai budaya dan agama, meningkatnya

akses dan gejala sosial sebagai dampak dari disparitas kondisi sosial

ekonomi masyarakat termasuk bencana sosial dan bencana alam.

4.13. Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah mampu beradaptasi dengan

derasnya arus globalisasi yang dipicu oleh kemajuan teknologi termasuk

teknologi komunikasi dan informasi sehingga dapat mempertahankan

jati diri sekaligus mengembangkan toleransi lingkungan dan

meningkatkan daya saing.

4.14. Kondisi Prasarana dan Sarana Daerah yang memungkinkan terjadinya

penyediaan infrastruktur transportasi untuk pelayanan distribusi komoditi

perdagangan dan industri serta pergerakan penumpang. Menghilangkan

kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan serta efektifitas dan

efisiensi tenaga listrik. Meningkatkan teledensitas pelayanan telematika

masyarakat pengguna jasa.

Page 79: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 79

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

A. V I S I Berdasarkan kondisi daerah saat ini, peluang dan ancaman yang

mungkin dihadapi dalam 20 tahun mendatang dan dengan memperhitungkan

potensi daerah serta amanat pembangunan dalam Pembukaan UUD 1945,

maka visi pembangunan daerah tahun 2005-2025 adalah

Flores Timur yang Maju, Sejahtera, Bermartabat, dan Berdaya

Saing.

Visi ini mengarah pada pencapaian tujuan nasional seperti tertuang

dalam Pembukaan UUD 1945 yang sejalan dengan tujuan pembangunan

Daerah, Visi ini dapat diukur untuk mengetahui kemajuan, kesejahteraan,

martabat, dan daya saing yang ingin dicapai di Daerah ini.

Beberapa pertimbangan dalam menetapkan visi adalah mencakup (1)

Kondisi faktual masyarakat Flores Timur dalam kaitannya dengan tingkat

kesejahteraan rakyat, harkat, martabat dan derajat manusia maupun

masyarakat, (2) Cita-cita luhur kemerdekaan bangsa Indonesia, (3) Tuntutan

dan kebutuhan peningkatan kualitas manusia sejalan dengan tingkat

perkembangan global.

Tingkat kemajuan suatu daerah dinilai berdasarkan berbagai ukuran.

Ditilik dari tingkat perkembangaaan ekonomi, kemajuan suatu daerah diukur

dari tingkat kemakmurannya yang tercermin pada besarnya pendapatan dan

belanja. Semakin besar pendapatan rata-rata dan belanja, maka semakin

makmur Daerah itu dapat dikatakan sebagau daerah yang maju.

Selain indikator ekonomi, tingkat kemajuan suatu daerah juga diukur

berdasarkan berbagai indikator sosial, yang umumnya berkaitan dengan

kualitas sumber daya manusianya. Daerah dikatakan semakin maju apabila

makin tinggi tingkat pendidikan penduduknya yang tercermin pada tingkat

pendidikan terendah serta tingkat partisipasi pendidikan dan jumlah kelulusan

yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan yang ada. Kemajuan daerah juga

diukur berdasarkan indikator kependudukan, termasuk derajat kesehatan.

Daerah yang maju ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk yang lebih

kecil, angka harapan hidup yang lebih tinggi dan kualitas pelayanan kerja yang

Page 80: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 80

lebih baik. Secara keseluruhan, kualitas sumber daya manusia yang makin baik

tercermin dalam produktivitas yang makin tinggi.

Selain memiliki berbagai indikator sosial ekonomi yang lebih baik,

daerah juga memiliki sistem dan kelembagaan, termasuk hukum yang mantap.

Semuanya berfungsi berdasarkan aturan dasar yakni UUD 1945.

Peran serta masyarakat secara nyata dan efektif dalam segala aspek

kehidupan baik ekonomi, sosial politik maupun keamanan dan ketertiban.

Demokratisasi akhirnya menjadi bagian dari indikator kemajuan tadi sesuai

dengan budaya dan latar belakang pembentukan daerah. Masyarakat memiliki

jaminan terhadap hak-haknya, rasa aman dan tentram dalam kehidupannya

yang didukung dengan infrastruktur yang maju.

Keinginan untuk maju tidak terbatas pada kemajuan itu sendiri

melainkan memberikan kesejahteraan pada masyarakat. Sejahtera pada

hakekatnya adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat daerah baik

sandang, pangan maupun papan serta mampu mengaktualisasikan diri ketika

hendak menentukan apa yang terbaik bagi dirinya. Sejahtera berarti pula lepas

dari segala tekanan dari dan oleh siapapun dalam bentuk dan sifat

bagaimanapun. Di sana tercermin adanya rasa aman dan kebebasan bertindak

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Itu

sebabnya membangun kesejahteraan mengandalkan kemampuan untuk

berdaya saing dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas

dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan guna mencapai kesejahteraan tadi.

Dengan demikian maju dan sejahtera tidak hanya tercermin pada

perkembangan ekonomi semata, tetapi mencapai aspek yang lebih luas.

Mencapai keseluruhan aspek kehidupan antara lain aspek kelembagaan

masyarakat, pranata-pranata sosial dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan

ekonomi, politik sosial budaya termasuk keamanan dan ketertiban. Hal yang

lebih mendasar adalah sikap manusia dan masyarakat mengenai dirinya,

masyarakatnya dan semangatnya dalam menghadapi berbagai peluang dan

ancaman. Karena menyangkut sikap, maka maju dan sejahtera adalah masalah

budaya dalam arti yang seluas-luasnya.

Kemajuan dan kesejahteraan yang dicapai jika dipahami dari aspek

pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang semakin baik serta indikator terukur

lainnya, maka itu lebih berdimensi fisik material. Capaian kemajuan dan

kesejahteraan daerah ini dimaksudkan hasil rekayasa dan rancang bangun

tidak saja intelijensia dan emosi, melainkan juga kerohanian. Itu berarti

Page 81: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 81

kemajuan dan kesejahteran yang diperoleh secara bermartabat. Nilai-nilai

kebenaran, kejujuran, pemerataan dan keadilan menjadi indikator martabat

pencapaian prestasi kemajuan dan kesejahteraan. Secara kuantitatif hasil

pembangunan yang dicapai meningkatkan martabat Daerah untuk berdiri sama

tinggi dan duduk sama rendah dengan Daerah lain.

Sedangkan secara kualitatif setiap hasil pembangunan yang dicapai apapun

nama dan bentuknya berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. Disana sini

tidak terjadi penyalahgunaan jabatan, kekuasaan untuk mencapai hasil

dimaksud, melainkan selalu berada dalam suatu sistem nilai yang menyeluruh

dan universal.

Sumberdaya manusialah yang menjadi kunci, sebab hanya dengan

keandalan kualitas SDM yang memiliki daya saing tinggi sajalah mampu

mengimbangi tantangan perubahan global yang demikian cepatnya. Daya saing

adalah suatu kondisi masa depan SDM yang memiliki keunggulan kompetitif

dan berkemampuan untuk mendayaguinakan sejumlah modal pembangunan

secara efektif dan efisien.

Dari padanya kemajuan dan kesejahteraan dapat memiliki arti bermartabat dan

berdaya saing. Daya saing tercermin pada semua aspek kehidupan. Seluruh

masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf

hidup, memperoleh lapangan pekerjaan, mendapatkan layanan sosial,

pendidikan, kesehatan, mengemukakan pendapat dan melaksanakan hak-hak

politik dan lain-lain ditunjang dengan kualitas yang dimiliki. Memiliki daya yang

handal, energi yang kuat untuk bersaing atau berkompetisi mengenai sesuatu

bersama pihak lain. Hal ini kemudian tercermin dalam jati diri manusia dan

masyarakat maupun Daerah Kabupaten Flores Timur yang dapat

diperhitungkan.

Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah sebagaimana tersebut

ditempuh melalui 4 (empat) misi pembangunan jangka panjang daerah sebagai

berikut :

1. Mewujudkan daya saing daerah adalah memperkuat perekonomian lokal

berbasis keunggulan wilayah hingga memperoleh keunggulan kompettif

yang memiliki keterkaitan dengan sistem produksi, distribusi dan pelayanan.

Mengedepankan pengembangan SDM berkualitas dan berdaya saing pada

semua aspek kehidupan, pembangunan infrastruktur yang maju dan

penegakan supremasi hukum. Misi ini bermakna mewujudkan suatu kondisi

masa depan Daerah dan SDM yang memiliki keunggulan kompetitif dan

Page 82: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 82

berkemampuan untuk mendayagunakan sejumlah modal pembangunan

secara efektif dan efisien.

2. Mewujudkan Pemerataan Pembangunan dan Berkeadilan adalah meningkatkan pembangunan wilayah yang berbasis masyarakat,

mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada

masyarakat, pembangunan kelompok atau wilayah yang masih tertinggal,

menanggulangi kemiskinan secara terprogram, menyediakan akses yang

sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana

dan prasarana ekonomi, mengurangi diskriminasi dalam berbagai aspek

termasuk gender. Misi ini bermakna mewujudkan kemajuan dan

kesejahteraan masyarakat Daerah pada tingkatan atau taraf yang memadai

pada semua aspek kehidupan.

3. Mewujudkan Manusia dan Masyarakat Bermoral dan Berbudaya adalah memperkuat jati diri dan kekhasan karakter daerah sabgai satau kesatuan

karakter bangsa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memenuhi

aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama,

melaksanakan interaksi antar budaya, mengembangkan modal sosial,

menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan daerah, memantapkan

landasan spiritual, moral dan etik pembangunan daerah sebagai satu

kesatuan pembangunan bangsa. Misi ini bermakna mewujudkan kemajuan

dan kesejahteran secara bermartabat diatas dasar nilai-nilai kebenaran,

kejujuran, pemerataan dan keadilan sebagai indikator pencapaian prestasi

kemajuan dan kesejahteraan.

4. Mewujudkan Tata Kepemerintahan yang Baik adalah penerapan prinsip-

prinsip transparansi , partisipasi, akuntabilitas, kemitraan dan penegakan

hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, serta

mewujudkan pemerintahan yang bersih dari praktek KKN. Misi ini bermakna

mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah dan menegakan

kewibawaan pemerintah dimata rakyat.

B. ARAH PEMBANGUNAN DAERAH Visi pembangunan jangkja panjang daerah tahun 2005-2025 adalah Flores

timur yang maju, sejahtera, bermartabat dan berdaya saing sebagai landasan

bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD

1945. Sebagai ukuran tercapainya visi tersebut, maka pembanguna daerah

Page 83: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 83

dalam 20 tahun mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran

pokok sebagai berikut :

1. Terwujudnya daya saing daerah untuk mencapai kehidupan masyarakat yang meningkat dan sejahtera Hal ini ditentukan oleh :

Struktur ekonomi yang kokoh dengan keunggulan kompetitif yang berbasis

wilayah. Aktivitas Ekonomi digerakan dari sektor pertanian, pertambangan dan

jasa melalui pengelolaan secara efisien, sehingga menghasilkan komuditi yang

berkualitas, Industri manufaktur yang berdaya saing, dan meningkatnya peran jasa

dengan kualitas pelayanan bermutu dan berdaya saing.

Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia berdasarkan indicator

pendidikan, kesehatan, adopsi dan penguasaan teknologi termasuk teknologi

komunikasi dan informasi serta memiliki daya yang kuat dalam memberikan peran

bagi pembangunan umumnya dan diri sendiri.

Kontinyutas pertumbuhan ekonomi yang berimplikasi terhadap meningkatnya

pendapatan perkapita, dan mampu menekan tingkat pengangguran setidak-

tidaknya sampai pada tingkat terendah serta pengurangan penduduk miskin

sedikit-dikitnya 1 % dari total penduduk miskin sekarang.

Jaringan infrastruktur perhubungan yang handal dan terintegrasi, dan

terpenuhinya pasokan tenaga listrik maupun air yang memadai, termasuk

pelayanan pos dan telematika serta konservasi sumber daya air.

Terwujudnya tata pemerintahan yang baik melalui profesionalisme aparatur

Negara sehingga mampu mendukung konsep pembangunan Flores Timur baru.

2. Terwujudnya pembangunan yang merata dan berkeadilan. Hal ini

ditentukan oleh :

Meningkatnya kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat yang lebih

meningkat di seluruh wilayah, melalui proses distribusi pembangunan yang

merata, sekaligus membuka ruang bagi transfer nilai dari wilayah surplus ke

wilayah minus, sehingga dapat menekan kesenjangan antar wilayah.

Tingkat ketahanan pangan berada pada status aman baik mengenai

ketersediaan, keanekaragaman, dan kualitas gizi yang memadai serta instrument

jaminan pangan untuk tingkat rumahtangga.

Kebutuhan hunian dengan suplementasi sarana dan prasarana yang

memadai, didukung oleh system pembiayaan perumahan jangka panjang dan

Page 84: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 84

berkelanjutan, efisien, akuntable, sehingga dapat mewujudkan kota tanpa

permukiman kumuh.

3. Terwujudnya Manusia dan Masyarakat yang Bermoral dan Berbudaya.

Hal ini ditentukan oleh :

Integritas manusia dan masyarakat Daerah yang kokoh, kompetitif dengan ciri

memiliki watak dan prilaku manusia/masyarakat agamis, berbudi luhur, toleran,

gotong royong, patriotik, dinamis dan berorientasi pada Ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Peradaban yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia semakin

memperkuat jati diri dan kepribadian Daerah.

4. Terwujudnya Tata Pemerintahan yang Baik. Hal ini ditandai oleh: Penerapan prinsip-prinsip good governance dalam penyelenggaraan

pemerintahan.

Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan

kemasyarakatan berlangsung dalam suasana terbuka dan bertanggung jawab baik

pada tataran perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.

Adanya tindakan konkrit penegakan hukum terhadap penyalahgunaan

wewenang atau jabatan.

Untuk mencapai tingkat kemajuan, kesejahteraan, martabat serta daya

saing yang diinginkan, maka arah Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten

Flores Timur adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan daya saing Daerah Kemampuan Daerah untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagi

tercapainya kemajuan dan kesejahteraan manusia dan masyarakat Daerah.

Daya saing yang tinggi akan menjadikan Kabupaten Flores Timur siap

menghadapi tantangan-tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan

peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing, maka pembangunan

Daerah dalam jangka panjang diarahkan untuk (a) memperkuat

perekonomian Daerah berbasis keunggulan masing-masing wilayah. Hal ini

dimaksudkan agar mencapai keunggulan kompetitif dan membangun

keterkaitan system produksi, distribusi maupun pelayanan Pemerintah

Kabupaten Flores Timur; (b) mengedepankan pembangunan SDM

berfkualitas dan berdaya saing; (c) meningkatkan penguasaan,

Page 85: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 85

pemanfaatan dan penciptaan pengetahuan; dan (d) membangun

infrastruktur yang maju serta penegakan supremasi hukum.

Memperkuat Perekonomian Daerah yang Berorientasi Daya Saing Perekonomian dikembangkan dengan memperkuat perekonomian

Daerah yang berdaya saing global. Untuk itu dilakukan

transformasi nilai ekonomi secara bertahap dari perekonomian

berbasis keunggulan komparatif SDA pada masing-maasing

Wilayah menjadi perekonomian yang berkeunggulan kompetitif

karena kemampuan pengelolaan SDM. Interaksi antar Wilayah

didorong dengan membangun keterkaitan system produksi,

distribusi dan pelayanan antar Wilayah yang kokoh. Upaya-

upaya tersebut dilakukan dengan prinsip-prinsip dasar:

mengelola secara berkelanjutan peningkatan produktivitas

nasional melalui adopsi teknologi, penguasaan, penyebaran,

penerapan, dan penciptaan (inovasi) Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (iptek) menuju ekonomi berbasis pengetahuan; berikut

mengelola secara berkelanjutan kelembagaan ekonomi yang

melaksanakan praktek ekonomi terbaik dan kepemerintahan

yang baik, serta mengelola secara berkelanjutan SDA secara

proporsional berdasarkan keunggulan daerah.

Perekonomian dikembangkan berlandaskan prinsip demokrasi

ekonomi dengan memperhatikan kepentingan regional maupun

lokal, sehingga menjamin kesempatan berusaha dan bekerja

bagi seluruh masyarakat; sekaligus mendorong tercapainya

upaya penanggulangan kemiskinan. Pengelolaan kebijakan

perekonomian perlu memperhatikan secara cermat dinamika

globalisasi, komitmen nasional di berbagai fora perjanjian

kerjasama internasional, dan kepentingan nasional maupun

Daerah. Mengutamakan kelompok masyarakat lemah, serta

menjaga kemandirian dan pertumbuhan ekonomi Daerah

sebagai bagian yang tak terpisahkan dari satu kesatuan

kedaulatan ekonomi bangsa.

Kelembagaan ekonomi dikembangkan sesuai dinamika kemajuan

ekonomi dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola

pemerintah yang baik di dalam menyusun kerangka regulasi dan

Page 86: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 86

perijinan yang efisien, efektif, dan non-diskriminatif. Menjaga dan

mengembangkan serta melaksanakan iklim persaingan usaha

yang sehat termasuk perlindungan konsumen. Selanjutnya

mendorong pengembangan standardisasi produk dan jasa untuk

meningkatkan daya saing; disamping merumuskan strategi dan

kebijakan pengembangan teknologi sesuai dengan

pengembangan ekonomi Daerah mengarah pada peningkatan

daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di berbagai

wilayah Daerah Kabupaten Flores Timur, sehingga menjadi

bagian integral dari keseluruhan kegiatan ekonomi yang

memperkuat basis ekonomi Nasional.

Peranan pemerintah yang efektif dan optimal diwujudkan sebagai

fasilitator, regulator, sekaligus sebagai katalisator pembangunan

di berbagai tingkat guna efisiensi dan efektifitas pelayanan

publik, terciptanya lingkungan usaha yang kondusif dan berdaya

saing, serta terjaganya keberlangsungan mekanisme pasar.

Struktur perekonomian Daerah diperkuat dengan menjadikan

aktivitas sektor industri, dan jasa secara sinergi dengan sektor

pertanian, kelautan, maupun pertambangan sebagai motor

penggerak ekonomi Daerah. Hal ini dimaksudkan agar mampu

menghasilkan produk-produk secara efisien, modern dan

berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif, melalui

penerapkan praktik dan tata kelola ekonomi yang baik, sehingga

terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh.

Adopsi dan pengembangan iptek untuk ekonomi diarahkan pada

peningkatan kualitas dan pemanfaatan iptek nasioanal dalam

rangka mendukung daya saing secara global. Hal ini dilakukan

melalui peningkatan penguasaan dan penerapan secara luas

iptek dalam system produksi dan pengembangan lembaga

penelitian. Berbagai langkah tersebut dilakukan untuk

mendukung pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan

dan pengembangan kelembagaan Ekonomi dalam kerangka

keterkaitan fungsional system inovasi yang dapat mendorong

pengembangan kegiatan usaha.

Kebijakan pasar kerja diarahkan untuk mendorong terciptanya

sebanyak mungkin lapangan kerja formal serta meningkatkan

Page 87: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 87

kesejahteraan pekerja pada pekerjaan informal. Pasar kerja

dimaksud adalah pasar kerja yang fleksibel, hubungan industrial

ynag harmonis dengan perlindungan yang layak, keselamatan

kerja yang memadai, serta terwujudnya proses penyelesaian

industrial yang memuaskan semua pihak. Selain itu, pengelolaan

pelatihan dan pemberian dukungan bagi program-program

pelatihan yang strategis untuk efektivitas dan efisiensi

peningkatan kualitas tenaga kerja sebagai bagian integral dari

investasi SDM.

Investasi diarahkan untuk meningkatkan kapasitas infrastruktur fisik

dan pendukung yang memadai dalam kerangka aksesibilitas dan

mobilisasi segenap potensi ekonomi dan sosial budaya. Juga

diarahkan untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi

yang cukup tinggi secara berkelanjutan dan berkualitas dengan

mewujudkan iklim investasi yang menarik; mendorong

penanaman modal asing maupun dalam negeri bagi

peningkatan daya saing perekonomian Daerah.

Peningkatan efisiensi, modernisasi, dan nilai tambah sektor primer

terutama sektor pertanian dalam arti luas, kelautan, dan

pertambangan didorong agar mampu bersaing di pasar lokal dan

internasional serta untuk memperkuat basis produksi secara

nasional. Hal ini merupakan faktor strategis karena berkenaan

dengan pembangunan perdesaan, pengentasan kemiskinan dan

keterbelakangan, serta ketahanan pangan.

Peningkatan efisiensi, modernisasi, dan nilai tambah pertanian dan

kelautan dalam arti luas dengan mengembangkan agribisnis

yang dinamis dan efisien, yang melibatkan partisipasi aktif petani

dan nelayan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani

dan nelayan. Untuk itu perlu revitalisasi kelembagaan pada

tingkat operasional, optimalisasi sumber daya, dan

pengembangan SDM pelaku usaha. Hal ini dimaksudkan agar

mampu meningkatkan daya saing melalui peningkatan

produktivitas serta merespon atau tanggap terhadap permintaan

pasar dan memanfaatkan peluang usaha. Mampu meningkatkan

diversifikasi perekonomian perdesaan sebagai salah satu

indikator pertumbuhan perekonomian Daerah dan nasional.

Page 88: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 88

Jasa, termasuk jasa infrastruktur dan keuangan, dikembangkan

sesuai dengan kebijakan pengembangan ekonomi Daerah, agar

mampu mendukung secara efektif peningkatan produksi dan

daya saing dengan menerapkan system dan standar

pengelolaan sesuai dengan praktek ekonomi yang baik pada

skala nasional maupun Daerah. Standar pengelolaan dan

praktek ekonomi yang mampu mendorong peningkatan

ketahanan serta nilai tambah perekonomian Daerah, dan

mendukung kepentingan strategis di dalam pengembangan

SDM. Adopsi dan penguasaan serta pemanfaatan teknologi

menuju pengembangan profesi tertentu, yang mendukung

kepentingan Daerah dan nasional dalam mengentas kemiskinan

maupun pengembangan kegiatan ekonomi perdesaan.

Perdagangan pada umumnya diarahkan untuk mendukung

perekonomian yang mampu memaksimalkan manfaat sekaligus

meminimalkan efek negative dari proses integrasi dengan

dinamika global. Upaya tersebut mencakup: (a) perkuatan

posisi Daerah di dalam berbagai fora kerja sama perdagangan

nasional maupun internasional (skala global, regional, bilateral,

dan multilateral). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya

saing dan akses pasar ekspor dan antar pulau. Mengamankan

kepentingan strategis daerah dan nasional untuk mengentas

kemiskinan, pengembangan perdesaan, dan perlindungan

aktivitas perekonomian Daerah. (b) Pengembangan citra, standar

produk barang dan jasa Daerah yang berkualitas sertra fasilitasi

perdagangan yang berdaya saing.

Perdagangan Daerah diarahkan untuk memperkokoh system

distribusi yang efisien dan efektif serta menjamin kepastian

berusaha untuk mewujudkan: (a) berkembangnya kelembagaan

perdagangan yang efektif dalam perlindungan konsumen dan

persaingan usaha secara sehat, (b) terintegrasinya aktivitas

perekonomian Daerah, regional dan nasional dengan kesadaran

penggunaan produksi dalam negeri, (c) meningkatnya

perdagangan antar wilayah/daerah, dan (d) terjaminnya

ketersediaan bahan pokok dan barang strategis lainnya dalam

harga yang terjangkau.

Page 89: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 89

Kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan

ekonomi dan meningkatkn citra Daerah, kesejahteraan

masyarakat lokal, serta perluasan kesempatan kerja.

Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan secara arif dan

berkelanjutan keragaman pesona keindahan alam dan potensi

daerah baik agro maupun bahari.

Pengembangan UKM dan koperasi diarahkan untuk menjadi pelaku

ekonomi kerakyatan yang berdaya saing dalam hal penyediaan

barang dan jasa kebutuhan masyarakat banyak. Hal ini mampu

memberikan kontribusi yang signifikan dalam perubahan

struktural dan memperkuat perekonomian domestik. Untuk itu,

pengembangan UKM dan koperasi dilakukan melalui

peningkatan kompetensi perkuatan kelembagaan dan

kewirausahaan yang didukung dengan upaya peningkatan

adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi

serta adopsi dan penerapan teknologi. Pengembangan UKM dan

koperasi berlangsung secara terintegrasi dalam pola agribisnis

dan agroindustri, termasuk dukungan percepatan alih teknologi,

dan peningkatan kualitas SDM.

Sektor keuangan dikembangkan agar senantiasa memiliki

kemampuan yang menjamin stabilitas ekonomi dan membiayai

tujuan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas serta mampu

memiliki daya tahan terhadap kemungkinan gejolak krisis

melalui: Penyesuaian implementasi system Jaring Pengaman

Sektor Keuangan Indonesia di daerah, peningkatan kontribusi

Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank dalam rangka pembiayaan

pembangunan Daerah. Dengan demikian, setiap jenis investasi

(baik jangka pendek maupun jangka panjang) akan memperoleh

sumber pembioayaan yang sesuai dengan karakteristik jasa

keuangan yang tersedia.

Perbaikan pengelolaan keuangan Daerah bertumpu pada system

anggaran yang transparan, bertanggung jawab, dan dapat

menjamin efektivitas pemanfaatan. Dalam rangka meningkatkan

kemandirian, peran kerja sama pembiayaan pembangunan oleh

pihak ke tiga dijaga pada tingkat yang aman, sementara sumber

utama Daerah yang berasal dari pajakdan retribusi, DAU, DAK,

Page 90: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 90

ABT atau dana suplemen lainnya terus ditingkatkan

efektivitasnya. Kepentingan utama pembiayaan pemerintah

adalah penciptaan pembiayaan pembangunan yang dapat

menjamin kemampuan peningkatan pelayanan publik baik

penyediaan pelayanan dasar, prasarana dan sarana fisik serta

ekonomi, yang mendukung peningkatan daya saing ekonomi.

Membangun SDM yang Berkualitas Pembangunan SDM diarahkan pada peningkatan kualitas SDM di

Daerah khususnya dan Indonesia umumnya yang ditandai

dengan meningkatnya IPM dan IPG, serta tercapainya

pertumbuhan penduduk yang seimbang ditandai dengan angka

reproduksi neto (NRR), atau angka fasilitas total (TFR) serendah

mungkin. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan manusia

Indonesia yang maju dan sejahtera serta bermartabat sehingga

mampu berdaya saing dalam era globalisasi.

Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk diarahkan

pada peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan

reproduksi yang terjangkau, bermutu dan efektif menuju

terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas. Di samping itu,

penataan persebaran dan mobilitas penduduk diarahkan menuju

persebaran penduduk yang lebih seimbang sesuai denan daya

dukung dan daya tampung lingkungan melalui pemerataan

pembangunan manusia dan wilayah. Hal ini dilakukan dengan

memperhatikan keragaman etnis dan budaya serta

kesinambungan pembangunan. Sistem administrasi

kependudukan dilakukan untuk mendukung perencanaan dan

pelaksanaa pembangunan di tingkat nasional dan daerah serta

mendorng terakomodasinya hak penduduk dan perlindungan

sosial.

Pembangunan pendidikan demikian pula kesehatan diarahkan untuk

meningkatkan harkat, martabat dan kualitas manusia yang

memiliki daya saing tinggi, sehingga mampu bersaing dalam era

global dengan tetap berlandaskan pada norma kehidupan

masyarakat Indonesia, tanpa diskriminasi. Pelayanan pendidikan

dan kesehatan yang mencakup semua jalur, jenis, dan jenjang

Page 91: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 91

perlu disediakan secara bermutu dan terjangkau disertai dengan

upaya pembebasan biaya tertentu. Penyediaan pelayanan

pendidikan dan kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan

pembangunan sosial ekonomi Daerah di masa depan termasuk

untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

melalui adopsi dan pendalaman penguasaan teknologi.

Pembangunan pendidikan dan kesehatan diarahkan pula untuk

menumbuhkan kebanggaan dan jati diri masyarakat Flores timur

yang berakhlak mulia serta kemampuan untuk hidup bersama

dan berdampingan dalam masyarakat yang multikultur. Hal ini

dilakukan dengan berlandaskan pada penghormatan terhadap

prinsip-prinsip HAM. Penyediaan pelayanan pendidikan dan

kesehatan sepanjang hayat sesuai perkembangan iptek perlu

terus didorong untuk meningkatkan kualitas hidup dan

produktivitas penduduk Daerah ini termasuk untuk memberikan

bekal pengetahuan dan ketrampilan bagi penduduk usia produktif

yang jumlahnya cenderung bertambah. Semua ini merupakan

investasi dalam meningkatkan kualitas SDM yang memiliki peran

penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

menurunkan tingkat kemiskinan.

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya kesehatan,

pembiayaan kesehatan, ketenagaan kesehatan, obat dan

perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan

manajemen kesehatan. Upaya tersebut dilakukan dengan

memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit,

perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan iptek, dan

globalisasi dengan semangat kemitraan, dan kerja sama lintas

sektor. Hal ini dapat dikembangkan melalui perhatian khusus

dalam memberikan peran peningkatan perilaku maupun

kemandirian masyarakat, serta pada upaya promotif dan

preventif.

Pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak diarahkan pada

peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan, serta

kesejahteraan dan perlindungan anak di berbagai bidang

pembangunan; penurunan tindak kekerasan, eksploitasi, dan

Page 92: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 92

diskriminasi terhadap perempuan dan anak; serta penguatan

kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dalam

skala nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan

statistik gender.

Pembangunan pemuda diarahkan pada peningkatan kualitas dan

partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan terutama di

bidang ekonomi, sosial budaya, iptek dan politik. Di samping itu

pembangunan olah raga diarahkan pada peningkatan budaya

olah raga dan prestasi olah raga di kalangan masyarakat.

Adopsi, Penguasaan, dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Adopsi, penguasaan dan pemanfaatan iptek diarahkan untuk

penciptaan dan penguasaan ilmu pengetahuan baik ilmu

pengetahuan dasar maupun terapan, serta pengembangan ilmu

sosial dan humaniora untuk mengenal, mengusai dan

memanfaatkan teknologi bagi kesejahteraan masyarakat,

kemandirian dan daya saing Daerah. Hal ini dilakukan melalui

peningkatan kemampuan dan kapasitas iptek yang senantiasa

berpedoman pada nilai agama, nilai budaya, nilai etika, kearifan

lokal, serta memperhatikan sumber daya dan kelestarian fungsi

lingkungan hidup.

Adopsi, penguasaan dan pemanfaatan iptek selain diarahkan untuk

hal-hal sebagaimana tersebut diatas pula diarahkan untuk

mendukung ketahanan pangan, ketersediaan energi, dan

pemanfaatan teknologi informasi/ komunikasi, penyediaan

teknologi transportasi, pemanmfaatan teknologi pertahanan,

serta teknologi kesehatan, dan pengembangan teknologi material

lainnya. Sumber daya manusia yang handal memiliki

kemampuan untuk mengadopsi dan lain-lain terhadap teknologi

yang berkembang dapat menguatkan system inovasi dalam

rangka mendorong pembangunan ekonomi yang berbasis

pengetahuan.

Sarana dan Prasarana yang Memadai dan Maju

Page 93: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 93

Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan diarahkan untuk

mendorong transaksi perdagangan sebagai sumber mobilisasi

arus orang, barang, dan jasa. Dari padanya dapat menciptakan

jaringan pelayanan secara inter dan antar moda angkutan

sebagai satu-kesatuan pembangunan prasarana dan sarana

transportasi itu. Disamping itu perlu pengembangan

pemanfaatan e-commerce dalam konteks paperless document;

menyelaraskan semua peraturan perundang-undangan baik

yang mencakup investasi maupun penyelenggaraan jasa

transportasi guna memberikan kepastian hukum bagi semua

pihak.

Menciptakan sistem dan mekanisme pendanaan untuk menunjang

investasi serta operasi prasarana dan sarana transportasi;

berikut mendorong seluruh stakeholders untuk berpartisipasi

dalam penyediaan pelayanan mulai dari tahap perencanaan,

pembangunan dan pengoperasiannya dengan menghindarkan

semua bentuk monopoli agar dapat memberikan alternative

pilihan bagi pengguna jasa.

Pembangunan ketenagalistrikan diarahkan pada: (1) pengembangan

kemampuan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik Daerah dan

kehandalannya untuk memulihkan kemampuan pasokan system

ketenagalistrikan daerah yang memadai melalui rehabilitasi dan

repowering pembangkit yang ada serta mencari alternative

pembangkit lainnya terutama pembangkit tenaga listrik non BBM;

(2) Penyempurnaan struktur penyediaan/pasokan tenaga listrik,

yang memberikan peluang lebih luas bagi investasi swasta

secara lebih terbuka, kompetitif, professional, dan terarah. (3)

Adaptasi atas kebijakan tarif dan subsidi yang diarahkan pada

penerapan tarif regional yang strukturnya disesuaikan dengan

Harga Pokok Produksi (HPP) bagi setiap kelompok pelanggan.

Sedangkan subsidi diarahkan pada optimalisasi dan

pengembangan interkoneksi jaringan penyaluran yang lebih luas

dan lebih optimal. (4) Diversifikasi energi untuk pembangkit

listrik; terutama pembangkit listrik tenaga surya dan energi

terbaukan lainnya.

Page 94: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 94

Pembangunan telematika diarahkan pada penciptaan platform

kompetisi jangka panjang dalam penyelenggaraan

telekomunikasi dan antisipasi implikasi dari konvergensinya

telekomunikasi. Kelembagaan maupun regulasinya terkait

dengan isu keamanan, kerahasiaan, privasi, dan integritas

informasi, hak atas kekayaan intelektual; serta legalitas yang

memiliki dampak konvergensi pasar dan industri.

Optimalisasi pembangunan dan pemanfaatan prasarana pos dan

telematika termasuk prasarana non telekomunikasi dalam

penyelenggaraan telematika; pemanfaatan konsep teknologi

netral yang responsive terhadap kebutuhan pasar dan industri.

Semuanya berlangsung dengan tetap menjaga dan

memperhatikan keutuhan system yamg telah ada. Disamping itu

perlu peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat

terhadap potensi pemanfaatan telematika dan aplikasi berbasis

teknologi informasi.

2. Mewujudkan Pembangunan yang lebih Merata dan Berkeadilan

Pembangunan yang merata di berbagai wilayah Kabupaten Flores

Timur mendukung meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam

pembangunan juga akan mengurangi gangguan keamanan serta

menghapus potensi konflik sosial untuk tercapainya Flores Timur yang maju,

sejahtera, bermartabat dan memiliki daya saing. Karena itu untuk

mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan diarahkan

pada :

Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah sebagai

satu kesatuan strategis yang bertumpuh pada manusia.

Pengembangan wilayah-wilayah yang tertinggal di sekitarnya dalam

suatu kesatuan wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa

mempertimbangkan batas wilayah administrasi melainkan manusia dan

karakterisdtik wilayah, dengan menekankan pada pertimbangan

keterkaitan mata rantai proses produksi dan distribusi. Upaya ini dapat

dilakukan melalui pengembangan produk unggulan daerah, serta

mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan

kerja sama antar sektor, antar wilayah, dunia usaha, dan masyarakat

dalam mendukung peluang berusaha dan investasi di daerah.

Page 95: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 95

Pertumbuhan wilayah perkotaan dikendalikan dalam suatu sistem

wilayah pembangunan terpadu, nyaman, dengan pengelolaan yang

efisien, serta mempertimbangkan kontinyuitas pembangunan, melalui:

(1) Penerapan manajemen perkotaan yang meliputi optimasi dan

pengendalian pemanfaatan ruang serta pengamanan zona penyangga

di sekitar kota inti dengan penegakan hukum yang tegas dan adil, serta

peningkatan peran dan fungsi wilayah-wilayah sekitarnya. (2)

Pengembangan kegiatan ekonomi perkotaan yang ramah lingkungan

seperti perdagangan, jasa keuangan, perbankan, asuransi, industri

telematika dan lain-lain. (3) Revitalisasi kawasan kota meliputi

pengembalian fungsi kawasan melalui upaya membangun kembali

kawasan; peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya; serta

penataan kembali pelayanan fasilitas public, terutama pengembangan

system transportasi masal yang treintegrasi antar moda.

Pengembangan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil agar tumbu

dan berkembang lebih cepat dan dapat mengejar ketertinggalan

pembangunannya dengan wilayah lain. Pendekatan pembangunan

yang perlu dilakukan selain dengan pemberdayaan masyarakat secara

langsung melalui skema pemberian dana alokasi khusus, alokasi dana

desa, infrastruktur, termasuk jaminan pelayanan publik dan

keperintisan, juga penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi dengan

wilayah-wilayah cepat tumbuh dan strategis dalam satu keastuan

‘sistem wilayah pengembangan ekonomi dan nilai kemanusiaan yang

adil dan beradab’.

Pengembangan wilayah-wilayah perbatasan melalui arah kebijakan

pembanguna yang berorientasi outward looking yang lepas dari

kecenderungan inward looking, sehingga kawasan tersebut dapat

dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan

perdagangan dengan Kabupaten tetangga ataupun antar pulau.

Pendekatan pembangunan yang bersifat keamann, maupun

kesejahteraan. Perhatian khusus diarahkan bagi pengembangan

wilayah-wilayah yang selama ini merupakan pintu masuk dan keluar

potensial.

Percepatan pembangunan perkotaan dan perdesaan ditingkatkan,

sehingga diharapkan dapat menjalankan perannya sebagai ‘motor

penggerak’ pembangunan wilayah, maupun dalam melayani kebutuhan

Page 96: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 96

warga masyarakat. Pendekatan pembangunan yang perlu dilakukan,

antara lain, memenuhi kebutuhan pelayanan dasar perkotaan dan

perdesaan sesuai dengan tipologi maupun karakteristik wilayah

masing-masing.

Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan

dengan kegiatan ekonomi di wilayah pedesaan didorong secara

sinergis (hasil produksi wilayah pedesaan merupakan backward

linkages dari kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan) dalam suatu

sistem wilayah pengembangan ekonomi. Peningkatan keterkaitan

tersebut memerlukan adanya perluasan dan diversifikasi aktivitas

ekonomi dan perdagangan (non-pertanian) di perdesaan yang terkait

dengan pasar di perkotaan.

Pembangunan perdesaan didorong melalui: pengembangan

agroindustri terutama bagi kawasan yang berbasis pertanian.

Bersamaan dengan itu dilakukan peningkatan kapasitas SDM

perdesaan khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber

daya; berikut pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegitan

produksi di kawasan perdesaan. Hal ini dimaksudkan untuk

menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan ekonomi komplementer yang

saling menguntungkan, peningkatan akses informasi dan pemasaran,

lembaga keuangan, kesempatan kerja dan teknologi; disamping

pengembangan sosial capital dan human capital yang belum tergali

potensinya, sehingga kawasan perdesaan tidak semata-mata

mengandalkan sumber daya alam; demikian pula intervensi harga dan

kebijakan perdagangan yang berpihak ke produk pertanian, terutama

terhadap harga dan upah.

Pembangunan lintas sektor maupun wilayah secara sinergis, serasi,

dan berkelanjutan, agar memanfaatkan rencana tataruang sebagai

landasan atau acuan kebijakan spasial bagi pemanfaatan ruang. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari keinginan untuk memperoleh

keuntungan ekonomi jangka pendek dengan mengeksploitasi SDA

secara berkelebihan sehingga menurunkan kualitas (degradasi) dan

kuantitas (deplesi) SDA dan lingkungan hidup. Selain itu, sering pula

terjadi konflik pemanfaatan ruang antar sektor. Sekaligus menjamin

adanya kontinyuitas pembangunan.

Page 97: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 97

Adaptasi system pengelolaan pertanahan yang efisien, efektif, serta

melaksanakan penegakan hukum terhadap hak atas tanah menurut

prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan demokrasi. Selain itu, perlu

dilakukan penyempurnaan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan

pemanfaatan tanah melalui penerapan berbagai aturan pelaksanaan

land reform, serta penciptaan insentif/disinsentif perpajakan yang

sesuai dengan luas, lokasi, dan penggunaan tanah agar masyarakat

golongan ekonomi lemah dapat lebih mudah mendapatkan hak atas

tanah. Disamping peningkatan upaya penyelesaian sengketa

pertanahan baik melalui kewenangan administrasi, peradilan, maupun

alternative dispute resolution; serta memperhatikan hak-hak

masyarakat adat.

Mengembangkan kerjasama antar daerah dalam rangka memanfaatkan

keunggulan komparatif maupun kompetitif masing-masing daerah;

menghilangkan ego pemerintah daerah yang berlebihan, serta

menghindari timbulnya inefisiensi dalam pelayanan public.

Pengembangan kerja sama antar daerah melalui sistem jejaring antar

daerah dalam berbagai hal.

Sistem ketahanan pangan diarahkan untuk menjaga ketahanan dan

kemandirian pangan Daerah dengan mengembangkan kemampuan

produksi agraris Daerah, didukung kelembagaan pertanian dan ketahan

pangan yang mampu menjamin kecukupan pemenuhan kebutuhan

pangan di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah maupun mutu dan

gizinya, aman, merata, dan terjangkau, sesuai dengan keragaman

lokal.

Pengembangan koperasi yang meluas sesuai kebutuhan sebagai

wahana yang efektif untuk meningkatkan posisi tawar dan efisiensi

kolektif para anggotanya, baik produsen maupun konsumen diberbagai

sektor kegiatan ekonomi, sehingga menjadi gerakan ekonomi yang

berperan nyata dalam upaya peningkatan kesejahteraa sosial dan

ekonomi masyarakat. Sementara itu, pemberdayaan usaha mikro

menjadi pilihan strategis untuk meningkatkan pendapatan kelompok

masyarakat berpendapatan rendah dalam rangka mengurangi

kesenjangan pendapatan dan kemiskinan, melalui peningkatan

kapasitas usaha dan ketrampilan pengelolaan usaha, sekaligus

mendorong adanya kepastian, perlindungan, dan pembinan usaha.

Page 98: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 98

Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada peningkatan

jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang berkualitas termasuk

pemberdayaan social dan korban bencana karena ulah tangan manusia

atau alam, yang tepat guna. Hal ini dilakukan sejalan dengan peraturan

perundangan dan perlindungan sosial, peningkatan kualitas SDM

kesejahteraan sosial, penyusunan dan penataan Sistem Kesejahteraan

Sosial Nasional (SKSN) serta penyediaan sarana pelayanan sosial

yang memadai. Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pula

untuk melakukan adaptasi terhadap sistem perlindungan dan jaminan

sosial serta pemenuhan hak-hak rakyat akan pelayanan sosial dasar.

Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya

diarahkan pada: (1) Penyelenggaraan pembangunan perumahan yang

berkelanjutan, memadai, layak dan terjangkau oleh daya beli

masyarakat serta didukung oleh prasarana dan sarana pemukiman

yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara professional,

kredibel, mandiri dan efisien; (2) Penyelenggaraan pembangunan

perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang

mandiri, mampu membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari

pasar modal atau dari sumber lainnya, menciptakan lapangan kerja,

serta meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan; (3)

Pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana

pendukungnya dengan memperhatikan fungsi dan keseimbangan

lingkungan hidup.

Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penghormatan,

perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat secara bertahap

dengan mengutamakan prinsip kesetaraan dan non diskriminasi.

Sejalan dengan proses demokratisasi, pemenuhan hak dasar rakyat di

Daerah ini diarahkan pada peningkatan pemahaman tentang

pentingnya perwujudan hak-hak dasar rakyat. Kebijakan

penangulangan kemiskinan diarahkan pada peningkatan mutu

penyelenggaraan otonomi daerah sebagai bagian dari upaya

pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin.

3. Mewujudkan Masyarakat Bermoral, Beretika dan Berbudaya Kesadaran akan budaya memberikan arah bagi perwujudan identitas

Daerah, sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Identitas Daerah ini

mencuat dalam suasana kehidupan masyarakat yang kondusif dan

Page 99: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 99

harmonis. Dari padanya dapat memberikan kemungkinan bagi nilai-nilai

kearifan lokal untuk mampu merespon modernisasi secara positif dan

produktif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. Pembangunan masyarakat

bermoral, beretika dan berbudaya menitik beratkan pada :

Pembangunan agama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran

agama sebagai landasan moral dan etik dalam pembangunan,

membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi, dan

menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam

pembangunan. Di samping itu, pembangunan agama diarahkan pula

untuk meningkatkan kerukunan hidup umat beragama dengan

meningkatkan rasa saling percaya, saling hormat dan membangun

keseimbangan antar kelompok masyarakat sehingga tercipta suasana

kehidupan masyarakat penuh toleransi, tenggang rasa dan beradab.

Pembangunan dan pemantapan jati diri masyarakat Daerah ini ditujukan

untuk mewujudkan karakter manusia dan masyarakat dalam suatu

kesatuan sistem sosial yang berakar, unik, modern dan unggul. Jati diri

tersebut merupakan kombinasi antara nilai luhur bangsa seperti nilai

religius, kebersamaan dan persatuan; berikut nilai modern universal

seperti etos kerja dan prinsip tata kepemerintahan yang baik.

Pembangunan jati diri manusia dan masyarakat tersebut dilakukan

melalui transformasi, revitalisasi, dan reaktualisasi tata nilai budaya

daerah dan bangsa. Tata nilai budaya yang memiliki keunggulan untuk

mampu menyaring nilai modern yang diterapkan bagi kepentingan

pembangunan Daerah. Pembangunan dan pemantapan jati diri

masyarakat Daerah juga dilakukan melalui peningkatan budaya dan

prestasi olah raga sebagai satu kesatuan upaya transformasi,

revitalisasi dan reaktualisasi tata nilai.

Budaya inovatif yang berorientasi ilmu pengetahuan dan adopsi,

penguasaan maupun pemanfaatan teknologi terus dikembangkan agar

dalam skala mikro (Daerah) maupun makro (Negara) berpeluang untuk

mewujudkan kesejatian di era persaingan global. Hal ini dilakukan

dengan meningkatkan penghargaan masyarakat terhadap ilmu

pengetahuan dan pola adopsi teknologi (Iptek). Bentuk-bentuk

pengungkapan kreativitas, termasuk kesenian, dimaksudkan untuk

mewujudkan keseimbangan aspek material, spiritual dan emosional,

Page 100: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 100

dalam kerangka peningkatan harkat, martabat dan peradaban manusia

dan masyarakat Kabupaten Flores Timur.

4. Mewujudkan Flores Timur yang Demokratis Berlandaskan Hukum Demokrasi memungkinkan adanya transparansi yang pada gilirannya

dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan

pembangunan dan memaksimalkan potensi masyarakat. Sedangkan hukum

mampu menciptakan ketertiban dan terjaminnya ekspresi potensi

masyarakat secara maksimal. Dari padanya memberikan jaminan adanya

kepastian hukum mengenai aspek-aspek positif maupun aspek negatif

kemanusiaan. Itu berarti pembenahan struktur hukum dan peningkatan

budaya hukum serta penegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak

diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil, menjadi hal yang mendesak.

Untuk mewujudkan Flores Timur yang demokratis dan adil

sebagaimana tersebut diatas adalah dengan memantapkan proses

pelembagaan/pembudayaan demokrasi hingga menjadi lebih mapan dan

memasyarakat, memperkuat peran masyarakat sipil; dan kualitas

desentralisasi serta otonomi daerah. Hal demikian ini berlangsung tanpa

menghindari proses pengembangan dan kebebasan media dalam

mengkomunikasikan kepentingan masyarakat. Karena itu upaya untuk

mewujudkan Flores Timur yang demokratis berlandaskan hukum ditekankan

pada :

4.1. Penataan struktur politik lokal dan otonomi daerah yang relevan

dengan struktur politik nasional dengan menitikberatkan pada proses

pelembagaan demokrasi. Ini dapat dilakukan dengan: (a) intensifikasi

pemasyarakatan Undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi dan

pedoman dasar pengembangan demokrasi tanpa menjauhkan Daerah

dari akar budaya sendiri. (b) Semakin memantapkan hubungan antara

kelembagaan politik lokal maupun nasional di Daerah dengan

kelembagaan pertahanan keamanan dalam kerangka kewaspadaan

dan perlindungan masyarakat. (c) Meningkatkan kinerja kelembagaan

perangkat daerah dalam menjalankan kewenangan, fungsi-fungsi dan

tugas pokok menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dan

atau kesepakatan etis antara pemerintah Daerah dengan DPRD. (d)

Memantapkan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, dalam

satu kesatuan wilayah NKRI. (e) Menciptakan suasana politik lokal

Page 101: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 101

yang stabil aman dan terkendali dalam kerangka pelaksanaan

rekonsiliasi nasional secara tuntas; (f) Pelembagaan/pembudayaan

demokrasi lebih lanjut dalam kerangka Otonomi daerah untuk

mendukung berlangsungnya konsolidasi demokrasi secara

berkelanjutan.

4.2. Penataan peran pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat

yang dititikberatkan pada pembentukan kemitraan sejajar yang

handal. Hal ini diarahkan untuk membangun kemandirian maupun

kecerdasan dan kedewasaan politik umumnya maupun demokratisasi

masyarakat dalam koridor hukum. Peran Pemerintah daerah, Dunia

Usaha dan masyarakat inipun diarahkan pada penataan fungsi-fungsi

pranata sosial kemasyarakatan, lembaga hukum dan lembaga politik

sebagai satu keastuan tindakan pengelolaan berbagai potensi konflik

sosial yang mengancam keutuhan masyarakat kabupaten Flores Timur.

4.3. Penataan proses politik yang dititikberatkan pada proses

pengalokasian/representasi kekuasaan dengan: (a) meningkatkan

kualitas proses dan mekanisme seleksi publik yang terbuka, jujur dan

adil bagi para pejabat politik dan/atau pejabat publik; (b)

Mewujudkan komitmen publik yang tegas terhadap kebebasan media

massa, keleluasaan berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat

bagi setiap anggota masyarakat berdasarkan aspirasi politiknya

masing-masing.

4.4. Pengembangan budaya politik yang dititikberatkan pada proses

penanaman nilai-nilai demokratis yang diupayakan melalui: (a)

Penciptaan kesadaran budaya dan penanaman nilai-nilai politik

demokratis terutama penghormatan nilai-nilai HAM, nilai-nilai

persamaan, anti kekerasan, serta nilai-nilai toleransi, melalui berbagai

wacana dan media; (b) Upaya mewujudkan berbagai wacana dialog

bagi peningkatan kesadaran mengenai pentingnya memelihara

keutuhan Daerah maupun persatuan bangsa.

4.5. Peningkatan peranan komunikasi dan informasi yang ditekankan pada

proses pencerdasan masyarakat dalam kehidupan politik yang

dilakukan dengan: (a) Mewujudkan kebebasan pers yang lebih mapan

dan terlembaga serta menjamin hak masyarakat luas untuk

berpendapat dan mengontrol jalannya penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan secara cerdas dan

Page 102: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 102

demokratis; (b) Mewujudkan pemerataan informasi yang lebih luas

dengan mendorong hadirnya media-media massa daerah yang

independent; (c) Menciptakan jaringan informasi yang lebih bersifat

interaktif antara masyarakat dan kalangan pengambil keputusan politik

untuk menciptakan kebijakan yang lebih mudah dipahami masyarakat

luas; (d) Menciptakan jaringan teknologi informasi dan komunikasi yang

mampu menghubungkan seluruh link informasi yang ada.

4.6. Pembinaan dan pemantapan kesadaran hukum masyarakat diarahkan

pada terwujudnya system hukum nasional yang mantap, bersumber

pada Pancasila dan UUD 1945, yang mencakup pemahaman materi

hukum, struktur hukum termasuk aparat hukum, sarana dan prasarana

hukum. Disaamping itu tumbuh budaya hukum masyarakat yang tinggi

dalam kerangka Negara hukum serta menciptakan kehidupan

masyarakat yang adil dan demokratis. Pembangunan hukum

dilaksanakan melalui adaptasi produk hukum Daerah dengan tetap

memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku. Pengaruh

globalisasi memberikan ruang untuk melakukan upaya meningkatkan

kepastian dan perlindungan hukum bagi masyarakat, termasuk

penegakan hukum dan HAM, kesadaran hukum, serta pelayanan

hukum. Semuanya berintikan keadilan dan kebenaran, ketertiban dan

kesejahteraan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang semakin tertib,

teratur dan lancar.

4.7. Pembinaan dan pengembangan struktur hukum diarahkan untuk

memantapkan dan mengefektifkan berbagai organisasi dan lembaga

hukum, profesi hukum dan badan peradilan sehingga mendukung

profesionalisasi aparatur/kelembagaan hukum. Aparatur hukum dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya secara professional harus

didukung oleh sarana dan prasarana hukum yang memadai. Dari

sanalah tingkat kesejahteraan sebagai kontra prestasinya maupun

pelaksanaan tugas dan kewajiban aparatur hukum dapat berjalan

dengan baik dan terhindar dari pengaruh maupun intervensi para pihak

dalam bentuk korupsi, kolusi dan nepotisme.

4.8. Penerapan dan penegakan hukum serta HAM, dilaksanakan secara

tegas, lugas dan professional dengan tetap menghormati HAM,

keadilan dan kebenaran, pada seluruh tingkatan/tahapan proses. Hal

Page 103: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 103

ini dimaksudkan untuk mewujudkan tertib dan disiplin sosial, sehingga

mendukung pembangunan serta stabilitas keamanan dan ketertiban

daerah yang mantap dan dinamis. Dukungan sarana dan prasarana

pada semua lingkungan peradilan akan mengembalikan kepercayaan

masyarakat terhadp citra lembaga peradilan sebagai benteng terakhir

pencari keadilan.

4.9. Peningkatan perwujudan kesadaran hukum masyarakat terus

ditingkatkan dengan lebih memberikan akses terhadap informasi yang

dibutuhkan masyarakat. Memberikan akses informasi kepada

masyarakat dan memfasiulitasi keterlibatannya dalam berbagai proses

pengambilan keputusan, pelaksanaan pembangunan Daerah,

dimaksudkan agar setiap anggota masyarakat menyadari dan

menghayati hak dan kewajibannya untuk berperilaku legal, mempunyai

rasa memiliki terhadap daerah dan taat hukum. Ini semua didukung

oleh pelayanan dan bantuan hukum kepada masyarakat dengan biaya

terjangkau, proses yang tidak berbelit dan penetapan keputusan yang

mencerminkan rasa keadilan masyarakat.

4.10. Pemberantasan kolusi korupsi dan nepotisme maupun penyalahgunaan

wewenang atau secara berkesinambungan melalui

pertanggungjawaban hukum, politik, administrasi dan atau moral. Hal

ini berlangsung dalam kerangka penerapan prinsip-prinsip tata

pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan lini pemerintahan

tanpa kecuali. Setiap tindakan yang bertentangan dengan prinsip-

prinsip kepemerintahan yang baik karena penyalahgunaan kekuasaan

dan wewenang supaya dikenakan sanksi yang yang setimpal demi

hukum dan keadilan. Disamping itu peningkatan intensitas dan

efektivitas pengawasan aparatur Negara melalui pengawasan internal,

pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat. Begitu pula

peningkatan etika birokrasi dan budaya kerja serta pengetahuan dan

pemahaman para penyelenggara pemerintahan untuk melakukan

pelayanan publik sesuai prinsip-prinsip ketatapemerintahan yang baik.

BAB IV

P E N U T U P

Page 104: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 104

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2005-

2025 yang berisi visi, misi dan arah Pembangunan Daerah, merupakan pedoman

bagi pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan Pembangunan Daerah

20 tahun ke depan.

RPJPD ini juga menjadi arah dan pedoman penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Lima Tahunan dan Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Keberhasilan Pembangunan Daerah sebagai

perwujudan visi Flores Timur yang maju, sejahtera, bermartabat dan berdaya

saing, perlu didukung oleh : (1) Komitmen kepemimpinan politik yang kuat dan

demokratis; (2) Konsistensi kebijakan pemerintah; (3) Keberpihakan kepada

rakyat; (4) Peran serta masyarakat dan dunia usaha.

Bupati Flores Timur,

DRS. SIMON HAYON

DRAFT KERANGKA RPJPD KABUPATEN FLORES TIMUR

Page 105: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 105

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1. Latar belakang pembentukan Kabupaten Flores Timur 2. Pengetian RPJPD 3. Gambaran proses penyusunan RPJP Daerah

B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud dan tujuan penyusunan RPJPD 2. Konten RPJPD sebagai Dokumen Perencanaan

Pembangunan Daerah. C. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1959 Tentang Pembentukan Daerah –daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan nusa Tenbggara Timur.

2. Tap MPR No. 15/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daera.

3. Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara ynag bersih dan bebas dari Korupsi kolusi danm Nepotisme.

4. Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

5. Undanbg-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah daerah.

6. Undang-undang nomor 25 Tahun 2000 tentang sistim Perenbcanaan Pembangunan Nasional.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah, dan Pmerintah Propinsi sebagai Daerah otonom.

8. Peraturan Presiden nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional Tahun 2004-2009.

9. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/Sj, tanggal 11 Agustus 2005 Perihal Petunjuk penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah.

BAB II

KONDISI, ANALISIS DAN PREDIKSI KONDISI UMUM DAERAH A. KONDISI DAN ANALISIS

1. Geomorfologi dan lingkungan hidup Kondisi umum Gambaran kondisi tanah/lahan 1994-1999,dan 2000-2004 Gambaran kondisi Pengusahaan tanah/lahan 1994-1999, dan 2000-2004 Gambaran Kondisi lingkungan Perhutanan 1994-1999, dan 2000-2004 Permasahan Capaian/ keberhasilan pada tataran geomorfologi dan lingkungan hidup Analisis Proyeksi Peluang geomorfologi dan lingkungan hidup untuk tahun 2005-2025 Analisis Proyeksi Ancaman Geomorfologi dan lingkungan hidup tahun 2005-2025

Page 106: RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 1 LAMPIRAN

RPJP Kabupaten Flores Timur 2005-2025 106

Analisis proyeksi permasalahan pada tataran geomorfologi dan lingkungan hidup tahun 2005-20025 Analisis proyeklsi keberhasilan pada tataran geomorfologi dan lingkungan hidup tahun 2005-2025. Prediksi kondisi geomorfologi dan lingkungan hidup tahun 2005-2025.

2. Demografi Jumlah,Penyebaran dan Kepadatan Penduduk Gambaran Tingkat Perkembangan penduduk Gambaran Penduduk Menurut Mata Pencaharia. Gambaran Kondisi Ketenagakerjaan