4. obat anestetik dan sedasi & pemasangan jalur iv

53
OBAT ANESTETIK INTRAVENA & PEMASANGAN JALUR IV Departemen Anestesiologi & Intensive Care FKUI / RSCM Jakarta

Upload: siborutorop

Post on 18-Feb-2016

38 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kedokteran

TRANSCRIPT

OBAT ANESTETIK INTRAVENA

& PEMASANGAN JALUR IV

Departemen Anestesiologi & Intensive Care

FKUI / RSCM

Jakarta

Anestesia umum : Keadaan Perubahan

fisiologik yg reversibel dgn karakteristik :

hilang kesadaran

analgesia

amnesia

relaksasi otot

Pendahuluan

Sasaran Pembelajaran Obat Anestetik IV

Setelah Mendengarkan kuliah, anda diharapkan

dapat mengetahui dan memahami tentang :

Macam-macam obat anestesi yang sering

digunakan

Farmakokinetik dan farmakodinamik obat tersebut

Cara pemberian dan efek sampingnya

Obat Anestetika Intravena

1. Golongan Benzodiazepin : – Diazepam – Midazolam

2. Golongan Narkotika / opioid : – Morfin – Petidin – Fentanil – Sufentanil

3. Golongan neuroleptik : Droperidol 4. Golongan barbiturat : Thiopental 5. Ketamin 6. Propofol

Indikasi Obat Anestetika Intravena

Premedikasi

Induksi anestesia

Pemeliharaan anestesia :

Penyuntikan berulang

Kombinasi anestetika inhalasi

Obat tunggal bedah singkat

Anestesia intravena total (TIVA)

Tambahan untuk analgesia regional

Bagaimana tubuh mempengaruhi obat

Terdiri atas : absorpsi, distribusi, biotransformasi &

ekskresi

FARMAKOKINETIK

FARMAKODINAMIK

Bagaimana obat mempengaruhi tubuh

GOLONGAN BEZODIAZEPIN

Yang termasuk golongan ini :

• diazepam

• midazolam

• Kadar puncak pada SSP terjadi 4-8 menit setelah

penyuntikan intravena, dengan waktu paruh 20 jam

• Redistribusi cepat setelah penyuntikan intravena

• Metabolisme terjadi di hati

• Hasil metabolisme masih aktif

• Hasil metabolisme dibuang lewat urin

GOLONGAN BEZODIAZEPIN

FARMAKOKINETIK

SSP

• Amnesia, anti kejang, hipnosis, sedasi, relaksasi otot

• Tidak ada efek analgesia

• Menurunkan aliran darah dan laju metabolisme otak

Sistem kardiovaskular

• Vasodilatasi sistemik ringan, curah jantung menurun, laju nadi

tetap

• Gangguan hemodinamik terjadi pada pasien hipovolemik

Sistem pernafasan

• Penurunan ringan laju nafas dan volume tidal

• Depresi nafas terjadi bila : kombinasi dengan narkotik,

penyakit paru berat

FARMAKODINAMIK GOLONGAN BEZODIAZEPIN

Premedikasi

Diazepam : 5 – 10 mg i.v.

Midazolam : 0,05 – 0,1 mg / kg BB i.v.

Induksi

Diazepam : 0,2 – 1 mg / kg BB i.v.

Midazolam : 0,15 mg / kg BB i.v.

Sedasi

Diazepam : 5 – 10 mg i.v.

Midazolam : 2,5 – 5 mg i.v.

PENGGUNAAN KLINIS GOLONGAN BEZODIAZEPIN

Precaution

Tekanan Darah Turun

sumbatan jalan nafas karena Penurunan Kesadaran

Yang termasuk golongan ini :

Petidin

Morfin

Fentanil

Sufentanil

GOLONGAN NARKOTIKA

FARMAKOKINETIK waktu paruh distribusi : 5 – 20 menit

morfin : kelarutan dalam lemak rendah

sukar lewat sawar darah – otak

onset lambat, durasi panjang

fentanil, sufentanil : kelarutan dalam lemak tinggi

metabolisme di hati :

• Petidin : metabolit aktif

• Fentanyl, sufentanyl : metabolit tidak aktif

ekskresi : lewat ginjal & empedu, morfin : tanpa diubah

NARKOTIKA

FARMAKODINAMIK (1)

SSP :

Sedasi dan analgesia, dosis tinggi sebabkan amnesia dan hilang

kesadaran

Menurunkan aliran darah dan laju metabolisme otak

Menurunkan MAC obat anestesia inhalasi

Sistem Kardiovaskular

Petidin :

kontraktilitas miokardium ditekan

laju jantung

pelepasan histamin TD, tahanan vaskular sistemik

morfin :

laju jantung

dilatasi vena

refleks simpatis

pelepasan histamin

fentanil, sufentanil = morfin

NARKOTIKA

FARMAKODINAMIK (2) Sistem Pernafasan :

menekan laju nafas penekanan pusat nafas dibatang otak

Sistem Gastrointestinal memperlambat pengosongan lambung, peristaltik konstraksi otot sfingter Oddi nyeri kolik

Ukuran pupil Mengecil (miosis) akibat stimulasi nukleus Edinger-Westphal Mual dan muntah Akibat stimulasi langsung pada “chemoreceptor trigger zone”

di otak Kekakuan otot Terutama dada, perut, jalan nafas atas sehingga ventilasi

terganggu Retensi urin Akibat stimulasi otot spingter vesika

NARKOTIKA

PENGGUNAAN KLINIS

Premedikasi :

morfin : 5 – 10 mg i.v.

petidin : 1 mg / kg BB i.v.

Induksi :

morfin : 1 – 3 mg / kg BB i.v.

petidin : 1 – 2 mg / kg BB i.v.

fentanil : 10 – 50 g / kg BB i.v.

NARKOTIKA

Cara Pengenceran:

Diencerkan dalam Aquades/ NaCl dalam spuit 10

cc.

Kemudian diberikan “label”

KETAMIN Merupakan derivat Phencyclidine.

FARMAKOKINETIK Hilang kesadaran terjadi 30-60 detik setelah

induksi i.v dengan durasi 15-20 menit. (bila

I.M, 5 menit setelah penyuntikan)

Suntikan berulang atau infusi menyebabkan

akumulasi

Metabolisme di hati, dengan hasil metabolit

aktif

FARMAKODINAMIK SSP

• Menyebabkan keadaan „dissosiasi‟ disertai amnesia &

analgesia kuat

• Meningkatkan aliran darah dan laju metabolisme otak,

tekanan intrakranial

Sistem kardiovaskular

• Meningkatkan tekanan darah, laju jantung, curah jantung

• Sering digunakan pada pasien dengan hemodinamik

terganggu

• Indikasi kontra : penyakit jantung koroner, hipertensi

Sistem Pernafasan

• Bronkodilator

• Refleks jalan nafas utuh

• hipersalivasi

KETAMIN

PENGGUNAAN KLINIS

Dosis i.m. : 6 – 13 mg / kg BB

Dosis i.v. : 1 – 4 mg / kg BB

ulangan : 0,5 mg / kg BB

KETAMIN

Cara Pengenceran Ketamin:

Diencerkan dalam Aquades/ NaCl dalam spuit 10

cc menjadi

10 mg/ml.

Kemudian diberikan “label”

PROPOFOL

FARMAKOKINETIK

Kelarutan lemak tinggi mengakibatkan hilang

kesadaran cepat (30 – 45 detik) diikuti pulih

sadar cepat karena redistribusi

Metabolisme di hati dengan metabolit tidak

aktif

FARMAKODINAMIK

SSP

Dosis induksi mengakibatkan hilang kesadaran,

dosis kecil menyebabkan sedasi

Tidak ada efek analgesia

Sistem Kardiovaskular

Menurunkan tekanan darah dan curah jantung

Laju jantung tidak berubah

Sistem Pernafasan

menurunkan laju nafas dan volume tidal

PROPOFOL

PENGGUNAAN KLINIS

Induksi : 1 – 2,5 mg / kg BB i.v.

Pemeliharaan : 50 – 200 g / kg BB / menit, infusi

Sedasi : 25 – 100 g / kg BB / menit, infusi

PROPOFOL

Efek Samping:

Nyeri pada saat penyuntikan.

Obat Sedasi

Obat yang dapat digunakan untuk sedasi termasuk:

Propofol

Ketamin

Fentanil

Midazolam

Dosis Sedasi

Nama Obat Dosis

Midazolam 0.5 mg/Kg (max 20 mg)

0.02-0.1 mg/Kg (max 2

mg)

Fentanyl 0.25 – 0.5 microgr/Kg

Pethidine 0.5-1 mg/Kg

Dosis Sedasi

Nama Obat Anak

Diazepam 0.1-0.2 mg/kg (IV)

Ketamin 2-3 mg/kg (IV)

Ketorolac 0.5-0.75 mg/kg (IV)

Midazolam 0.1-0.15 mg/kg (IM)

0.05 mg/kg (IM)

Salah satu obat penenang yang paling umum

digunakan terutama oleh dokter yang bukan dokter

anestesi adalah kloral hidrat, 25-100 mg/ kg secara

oral atau rektal.

Kloral hidrat memiliki onset lambat hingga 60 menit

dan waktu paruh yang panjang (8-11 jam) yang

mengakibatkan mengantuk berkepanjangan.

Hati-hati !! Kloral hidrat dapat menyebabkan

obstruksi jalan nafas fatal pada pasien dengan

apnea tidur dan anak-anak yang lemah.

CATATAN PENTING!!!

Pentobarbital 1-3 mg/ kg secara intramuskuler

adalah kerja lama yang sangat baik dengan

insiden depresi nafas yang rendah bila digunakan

sendiri.

Midazolam 0.5 mg/kg secara oral atau 0.1-0.15

mg/kg intramuskular, sangat berguna karena

dampaknya dapat segera dibalik dengan

flumazenil.

Sejauh ini yang paling berguna sebagai penenang/

hipnosis adalah propofol.

Meskipun obat ini tidak disetujui untuk sedasi pasien

ICU anak, obat ini dapat digunakan secara aman

untuk kebanyakan prosedur dlam dosis hingga 250

g/ kg/ menit.

Oksigen tambahan dan pemantauan ketat dari

jalan nafas, ventilasi, dan tanda-tanda vital lainnya

adalah wajib!

PEMASANGAN JALUR

INTRAVENA DAN INFUS

Sasaran Pembelajaran

Pemasangan Jalur IV

Setelah mengikuti kuliah, diharapkan anda mengetahui dan memahami mengenai :

Indikasi, kontraindikasi dan komplikasi pemasangan jalur intravena & infus

Bagian-bagian kanul IV dan infus set

Cara pemasangan infus dan perhitungan tetesan infus

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan

INDIKASI

Untuk jalur intra vena (penyuntikan obat intravena)

Untuk pemasangan cairan infus (terapi cairan,

resusitasi cairan)

Kontraindikasi

1. Terdapat infeksi didaerah penusukan

2. Terdapat alat shunting cimino di vena

Relatif : bila tempat penusukan merupakan daerah

operasi

Komplikasi

1. False route

2. Hematoma subkutis

3. Infeksi

4. Iritasi/peradangan (phlebitis), terutama di

vena tungkai

5. Emboli udara

6. Trombus (Deep Vein Thrombosis) , terutama

di vena tungkai

Gambar komplikasi

Lokasi penusukan

Selalu mulai cari vena dari bagian distal

ekstremitas

Pilihan pertama adalah daerah dorsum manus, bila

tidak berhasil naik ke arah proksimal sampai di

daerah kubiti

Bila gagal di ekstremitas atas, cari vena di daerah

dorsum pedis, bila gagal lalu ke arah medial

pergelangan kaki

Gambar lokasi vena

Ekstremitas bawah menjadi pilihan terakhir karena :

aliran lebih lambat sehingga kemungkinan risiko

terjadi phlebitis dan thrombus lebih besar

Bagian-bagian dari kanula intravena

Kanula plastik

Jarum

Injection port

Jendela (window)

Penutup window

Jenis-jenis set infus

Sesuai peruntukan :

• Blood set : utk transfusi darah

• Infus set : utk infus cairan

Sesuai tetesan infus :

• Macrodrip (utk dewasa)

• Microdrip (utk pediatrik) : infus buret, infus

pediatrik

Bagian-bagian dari infus set

Chamber

Filter (utk blood set)

Klem penutup

Karet infus

Blood set infus

Cara pemasangan infus

Keluarkan infus set dari kemasan

Tutup klem

Masukkan infus set ke dalam botol infus dg menjaga sterilitas

Isi tabung infus dg cairan infus sepertiga atau setengah penuh

Dg mengarahkan bagian distal selang infus keatas (lebih tinggi dari tabung infus) buka penutup klem & turunkan selang infus perlahan-lahan sampai seluruh selang infus terisi cairan infus

Sambungkan selang infus ke kanula intravena

Hitung tetesan infus sesuai kebutuhan

Perhitungan tetesan infus(1)

Tetesan makro : 1 cc = 15 – 20 tetes

Contoh : pasien perlu diberi cairan infus 100cc/jam

= 100 x 15 (20) tetes/jam

= 1500 (2000) tetes per jam

= 1500 (2000) dibagi 60 permenit

= 25 – 30 tetes / menit

Rumus =

Jumlah cairan per jam x 15 atau 20 tetes

60 menit

Perhitungan tetesan infus (2)

Tetesan mikro : 1 cc = 60 tetes

• Contoh pasien anak perlu mendapat cairan infus 60 cc / jam

• = 60 x 60 tetes / jam

• = 3600 tetes / jam

• = 3600 dibagi 60 tetes / menit

• = 60 tetes / menit

Rumus =

• jumlah cairan per jam x 60 tetes

60 menit

Hal-hal yang perlu diperhatikan (1)

Ujung kanula i.v. yang berada di luar kulit harus dijaga sterilitas (diberi salep antibiotk atau kasa dg antiseptik)

Kanula i.v. yang disertai infus cairan dpt bertahan kira-kira 3 hari (terjadi keluhan nyeri/phlebitis atau infus tidak jalan lancar/tersumbat)

Kanula i.v. tanpa cairan infus hanya bertahan 1 hari, utk mempertahankan agar tetap lancar, hrs sering dibilas / di spoel dg NaCl

Hal-hal yang perlu diperhatikan (2)

Bila terjadi keluhan nyeri/phlebitis atau infus tidak jalan lancar/tersumbat, kanula i.v. harus diganti / pindah tempat.

Setiap penggantian botol infus harus dijaga sterilitas pemasangan

Semua perlengkapan infus bersifat disposable (hanya utk 1 pasien)

Hal-hal yang perlu diperhatikan(3)

Setiap penyuntikan obat melalui injection port (tempat penyuntikan obat) harus dilakukan tindakan desinfeksi, lalu ditutup kembali

Bila tidak ada injection port , penyuntikan obat melalui karet selang infus dg didahului tindakan desinfeksi

Pada waktu penyuntikan obat, cairan infus dpt tetap dialirkan dg cepat, utk mengurangi iritasi vena akibat obat

Hal-hal yang perlu diperhatikan(4)

Setiap obat yg mau disuntikkan hrs diambil / diaspirasi dari ampul / vial sedekat mungkin dg waktu penyuntikan

Obat yg sudah didlm syringe (alat suntik) hrs diberi label dg mencantumkan nama obat, konsentrasi obat, tgl & jam pengambilan

Satu syringe dan obat tidak boleh dipakai utk beberapa pasien (disposable)

TERIMA KASIH