38228956-refrat-nefropati

Upload: aulia-achmad-yudha-pratama

Post on 04-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    1/26

    Disusun Oleh:

    Daksa Pradhana 030.03.051

    Azhani Haliyati

    Pembimbing:

    dr Bambang Wiratno Sp.Pd

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam

    Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati

    Periode 30 Maret 6 Juni 2009

    Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

    Jakarta

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    2/26

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya kami dapat

    menyelesaikan referat yang berjudul Nefropati Diabetik. Referat ini disusun dalam rangka

    memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam di RSUP Fatmawati, Jakarta.

    Dengan selesainya referat ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada dr. Bambang Wiratno , SpPD. Selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan

    waktu, tenaga dan pikirannya sehingga referat ini dapat selesai tepat pada waktunya.

    Penulis menyadari bahwa dalam pengumpulan data dan penulisan referat ini masih

    terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat terbuka untuk menerima segala kritik

    dan saran yang diberikan demi kesempurnaan referat ini. Semoga referat ini dapat bermanfaat

    bagi kita semua.

    Jakarta, Mei 2009

    Penulis

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    3/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak danprotein yang kronik. Kerusakan atau kekurangan respon sekresi insulin menyebabkan

    gangguan penggunaan karbohidrat sehingga mengakibatkan hiperglikemi yang

    merupakan gejala khas dari diabetes melitus. Secara genetis dan klinis termasuk

    heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Jika telah

    berkembang penuh secara klinis, maka diabetes melitus ditandai dengan hiperglikemia

    puasa dan postprandial, aterosklerotik, neuropati dan penyakit vaskular mikroangiopati

    (retinopati dan nefropati). Manifestasi klinis hiperglikemia biasanya sudah bertahun-

    tahun mendahului timbulnya kelainan klinis dari penyakit vaskularnya. Pasien dengan

    kelainan toleransi glukosa ringan (gangguan glukosa puasa dan gangguan toleransi

    glukosa) dapat tetap beresiko mengalami komplikasi metabolik diabetes.

    Dari berbagai penelitian epidemiologis sudah jelas terbukti bahwa insidensi DM

    meningkat menyeluruh di semua tempat di dunia. Penelitian epidemiologis yang di

    Indonesia dan terutama di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia menunjukkan

    kecenderungan serupa. Peningkatan insidensi DM di kota besar yang eksponensial ini

    tentu diikuti juga oleh insidensi dari komplikasi kronik diabetes. Retinopati merupakan

    penyebab utama kebutaan pada penderita DM. Semakin banyak pula penyandang DM

    yang memenuhi ruang dialysis. DM memberikan pengaruh terhadap terjadinya

    komplikasi kronik melalui adanya perubahan pada sistem vaskuler. Semakin banyaknya

    perubahan biologis vaskuler pada penyandang DM semakin banyak kemungkinan

    komplikasi yang akan terjadi. Rata-rata gejala komplikasi kronik DM terjadi 15 hingga20 tahun setelah terjadinya hiperglikemi.

    Penyakit ginjal (nefropati) merupakan merupakan penyebab utama kematian dan

    kecacatan pada DM. Sebaliknya DM juga penyebab tersering gagal ginjal kronik

    terutama di Negara-negara barat. Sekitar 50% gagal ginjal tahap akhir di AS disebabkan

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    4/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    5/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    6/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    7/26

    Altivitas jalur poliol akan menyebabkan meningkatnya trun overNADPH, diikuti

    dengan menurunnya rasio NADPH sitosol bebas terhadap NADP+. Rasio sitosol NADPH

    terhadap NADP+ ini sangat penting dan kritikal untuk fungsi pembuluh darah.

    Menurunya rasio NADPH sitosol terhadap NADP+ ini dikenal sebagai keadaanpseudohipoksia. Hal lain yang penting pula adalah bahwa sitosolik NADPH juga sangat

    penting dan diperlukan untuk proses defens antioksidans. Glutation reduktase juga

    memerlukan sirosolik NADPH untuk menetrallisasikan sebagai oksidans interaselular.

    Menurunnya rasio NADPH dengtan demikian menyebabkan terjadinya stres oksidarif

    yang lebih besar. Terjadinya hipergliksolia melalui jalur sorbitol ini juga memberikan

    pengaruh pada beberapa jalur metabolik lain seperti terjadinya glikasi nonenzimatik

    intraselular dan aktivasi protein kinase C.

    Jalur Pembentukan Produk Akhir Glikasi Lanjut

    Proses glikasi protein non-enzimatik terjadi baik intra maupun ektraselular. Proses

    glikasi ini dipercepat oleh adanya stres oksidatif yang meningkat akibat berbagai keadaan

    dan juga oleh peningkatan aldosa. Modifikasi protein oleh karena proses glikasi ini akan

    menyebabkan terjadinya perubahan pada jaringan dan perubahan pada sifat sel melalui

    terjadinya cross linking protein yang terglikosilasi tersebut. Perubahan ini akan

    menyebabkan perubahan fungsi sel secara langsung , dapat juga secara tidak langsung

    melalui perubahan pengenalan oleh reseptornya atau perubahan pada tempat

    pengenalannya sendiri.

    Pengenalan produk glikasi lanjut yang berubah oleh reseptor AGE ( RAGE =

    Receptor for Advence Glycation End Product ) mungkin merupakan hal penting untuk

    kemudian terjadinya komplikasi kronik diabetes. Segera setelah perikatan antara RAGE

    dan ligandnya, akan terjadi aktivasi mitogen acrivated protein kinase ( MAPK) dan

    tranformasi inti dari faktor transkipsi gen target terkait dengan mekanisme proinflamatori

    dan molekul perusak jaringan.

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    8/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    9/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    10/26

    terjadinya vasodilatasi pembuluh darah. Pengaruh ini bergantung pada banyaknya insulin

    dalam darah (dose dependent). Pada keadaan resistensi insulin dengan adanya

    hiperinsulinemia pengaruh insulin untuk terjadinya vasodilatasi akan menurun.

    Peptida vasoaktif yang lain adalah angiotensin II, yang dikenal berperan pada

    patogenesis terjadinya pertumbuhan abnormal pada jaringan kardiovaskular dan jaringan

    ginjal. Pengaruh angiotensin II dapat terjadi melalui 2 macam reseptor yaitu reseptor

    AT1 dan reseptor 2. Sebagian besar respons fisiologis terhadap angiotensin berjalan

    melalui reseptor AT1. Penghambatan terhadap kerja angiotensin II memakai Aceinhibitor

    terbukti dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit kardiovaskular.

    Prokoagulan

    Segera setelah terjadi aktivasi PKC akan terjasi penurunan fungsi fibrinolisis dan

    kemudian akan menyebabkan meningkatnya keadaan prokoagukasi yang kemudian pada

    gilirannya akan menyebabkan kemungkinan penyumbatan pembukuh darah. Pada

    penyandang DM denga adanya hiperglikemia melalui berbagai mekanisme akan

    menyebabkan terjadinya gangguan terhadap pengaturan berbagai macam fungsi

    trombosit, yang kemudian juga akan menambah kemungkinan terjadinya keadaan

    prokoagulasi pada penyandang DM. Dengan demikian jelas adanya peran faktor

    prokoagulasi pada kemungkinan terjadinya komplikasi kronik DM.

    PPAR

    Ekspresi PPAR didapatkan pada berbagi jaringan vaskular dan berbagai kelainan

    vascular, terutama pada sel otot polos, endotel dan monosit. Ligand terhadap PPAR alpha

    terbukti mempunyai efek inflamasi. Pada tikus percobaan yang tidak mempunyai PPAR

    alpha didapatkan respons inflamasi yang memanjang jika tikus tersebut distimulasikan

    dengan berbagai stimulus. Pada sel otot polos pembuluh darah, asam fibrat, ( suatu ligand

    PPAR) terbukti dapat menghambat signal proinflamotori akibat rangsangan sitolin dari

    NF-kB dan AP1. Dari beberapa kenyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa PPAR

    terkait juga sebab terjadinya komplikasi kronik DM.

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    11/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    12/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    13/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    14/26

    Disease), kementrian kesehatan Jepang dan lan-lain yang umumnya bertujuan untuk

    menyeragamkan serta memudahkan diagnosis dan tatalaksana.

    3. MikroalbuminuriaMikroalbuminuria umumnya didefnisikan sebagai ekskresi albumin lebih dari 30

    mg/ hari dan dianggap sebagai prediktor penting tmbulnya nefropati diabetik.

    Tabel 2. Laju Ekskres Albumin Urin

    Kondisi Laju Ekskresi Albumin Urin Perbandngan Albumin

    Urin Kreatinin(ug/mg)

    24 jam (mg/hari) Sewaktu

    Normoalbumin

    uria

    300

    Sumber : International Society of Nephrology

    Perlu dingat bahwa banyak penyebab mikroalbuminuria di samping DM.

    Penyebab proteinuria lain yang sering ditemukan adalah tekanan darah tinggi umur

    lanjut, kehamilan, asupan protein yang tinggi, stres, infeksi sistemk atau saluran kemih,

    dekompensasi metabolik akut, demam, latihan berat dan gagal jantung.

    Diagnosis ditegakkan jika 2 dari 3 pemeriksaan berturut-turut dalam 3 bulan

    menunjukkan adanya mikroalbuminuria. (gambar 1)

    Ada beberapa kondisi yang berhubungan dengan mikroalbuminuria antara lain :

    1.) mikroangiopati diabetik; 2.) penyakit kardiovaskuler; 3.) hipertensi; 4.) hiperlipidemia

    karena itu jika ditemukan mikroalbuminuria maka perlu dilakukan pemeriksaan-

    pemeriksaan lanjutan lain. (gambar 2)

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    15/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    16/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    17/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    18/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    19/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    20/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    21/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    22/26

    Table 5. Pengobatan pasien Diabetes dengan atau tanpa Mikroalbuminuria

    atau dengan Nefropati Diabetik yang jelas.

    Tanpa

    Mikroalbuminu

    ria

    Mikroalbuminu

    ria

    Albuminuria

    Klinis/

    Insufisiensi

    Ginjal

    A1C

    TD sistolik/diastolik

    (mmHg)

    Mean Arterial Preassure

    (mmHg)

    Asupan Protein (g/kg/hari)

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    23/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    24/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    25/26

  • 7/29/2019 38228956-Refrat-nefropati

    26/26