36.tafrith

3
TAFRITH : HAKEKAT, DAMPAK NEGATIF DAN TERAPINYA Oleh : Achmad Hanif, S.Ag . A. HAKEKAT TAFRITH Secara etimologi, tafrith berarti menyia-nyiakan atau lalai atas kewajiban dan urusan, sampai akhirnya waktu berlalu tanpa ada yang dikerjakan. Dalam “Lisaanul Arab”, Ibnu Mandzur berkata, “Wafaratha fiil amri yafrithu farthan, (ya’ni) qashshara fiihi wa dhaiyya’ahu hattaa faata, kadzaalika at-tafriith’ ‘dan kata faratha-yafrithu-farthan, berarti menyia-nyiakannya sampai akhirnya berlalu tanpa terlaksana, begitu juga arti kata tafrith.” Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman mengenai hal ini “Supaya jangan ada orang yang mengatakan : ’Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).” #QS. Az-Zumar (39) : 56# Adapun pengertian tafrith daalam pandangan ulama dan para da’i adalah menyia- nyiakan atau lalai atas kewajiban dan tugas harian, dimana setiap muslim seharusnya menjaga dan memeliharanya. Hal ini berlangsung sampai akhirnya waktu berlalu tanpa mampu mengimplementasikan kewajiban tersebut. Kewajiban-kewajiban itu seperti : tidur yang akhirnya meninggalkan shalat wajib, menyia-nyiakan shalat rawatib (sunnah qabliyah dan ba’diyah); meninggalkan qiyamul lail, sama sekali tidak membaca Al- Qur’an; melalaikan adzkar pagi-sore; tiddak punya waktu untuk berdo’a, tidak pernah istighfar dan bertaubat, sselalu ketinggalan dalam shalat berjama’ah, tidak pernah membangun interaksi sosial yang baik, tidak pernah menjenguk orang sakit, tidak pernah ta’ziyah, dan lain-lain dari kebaikan dan ketaatan. B. SEBAB-SEBAB TAFRITH Penyakit tafrith yang melilit dalam jiwa seseorang tidak muncul begitu saja tanpa didahului (dibarengi) sebab atau faktor yang mempengaruhinya. Akan tetapi, penyakit ini ada karena beberapa faktor berikut ini : 1. Sering melakukan kemaksiatan. 2. Suka berlebihan dalam hal mubah. 3. Tidak mampu melihat nilai kenikmatan. 4. Tidak memiliki sensitifitas atas kewajiban.

Upload: kuakalibawang

Post on 11-Feb-2015

33 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 36.TAFRITH

TAFRITH : HAKEKAT, DAMPAK NEGATIF DAN TERAPINYA

Oleh : Achmad Hanif, S.Ag.

A. HAKEKAT TAFRITH

Secara etimologi, tafrith berarti menyia-nyiakan atau lalai atas kewajiban dan urusan,

sampai akhirnya waktu berlalu tanpa ada yang dikerjakan. Dalam “Lisaanul Arab”, Ibnu

Mandzur berkata, “Wafaratha fiil amri yafrithu farthan, (ya’ni) qashshara fiihi wa

dhaiyya’ahu hattaa faata, kadzaalika at-tafriith’ ‘dan kata faratha-yafrithu-farthan,

berarti menyia-nyiakannya sampai akhirnya berlalu tanpa terlaksana, begitu juga arti kata

tafrith.” Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman mengenai hal ini

“Supaya jangan ada orang yang mengatakan : ’Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).” #QS. Az-Zumar (39) : 56#

Adapun pengertian tafrith daalam pandangan ulama dan para da’i adalah menyia-

nyiakan atau lalai atas kewajiban dan tugas harian, dimana setiap muslim seharusnya

menjaga dan memeliharanya. Hal ini berlangsung sampai akhirnya waktu berlalu tanpa

mampu mengimplementasikan kewajiban tersebut. Kewajiban-kewajiban itu seperti : tidur

yang akhirnya meninggalkan shalat wajib, menyia-nyiakan shalat rawatib (sunnah

qabliyah dan ba’diyah); meninggalkan qiyamul lail, sama sekali tidak membaca Al-

Qur’an; melalaikan adzkar pagi-sore; tiddak punya waktu untuk berdo’a, tidak pernah

istighfar dan bertaubat, sselalu ketinggalan dalam shalat berjama’ah, tidak pernah

membangun interaksi sosial yang baik, tidak pernah menjenguk orang sakit, tidak pernah

ta’ziyah, dan lain-lain dari kebaikan dan ketaatan.

B. SEBAB-SEBAB TAFRITH

Penyakit tafrith yang melilit dalam jiwa seseorang tidak muncul begitu saja tanpa

didahului (dibarengi) sebab atau faktor yang mempengaruhinya. Akan tetapi, penyakit ini

ada karena beberapa faktor berikut ini :

1. Sering melakukan kemaksiatan.

2. Suka berlebihan dalam hal mubah.

3. Tidak mampu melihat nilai kenikmatan.

4. Tidak memiliki sensitifitas atas kewajiban.

Page 2: 36.TAFRITH

5. Tidak memiliki pemahaman yang benar atas pahala konsistensi.

6. Lupa kematian

7. Menduga telah sampai pada puncak kesempurnaan.

8. Banyak beban dan kewajiban.

9. Menunda-nunda.

C. DAMPAK NEGATIF TAFRITH

Sebagaimana penyakit pada umumnya tentu menimbulkan dampak negatif. Adapun

dampak negatif penyakit tafrith adalah :

1. Dalam Kehidupan Individu

a. Kegelisahan jiwa (jiwa tidak tenteram),

b. Enggan melakukan kewajiban atau menimbulkan futurn (lemah semangat/stagnasi),

c. Berani melakukan kemaksiatan,

d. Lemah dan malas,

e. Terhalang dari pertolongan dan taufiq Allah SWT,

f. Hilangnya wibawa dan pengaruh di hadapan manusia,

2. Dalam amal Islami

a. Menunda cita-cita dan sasaran yang telah digariskan.

b. Tidak konsisten pada masa-masa ujian.

D. TERAPI TAFRITH

1. Interaksi yang baik dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

2. Membebaskan diri dari segala kemasiatan dan kejahatan, meskipun berkaitan dengan

dosa-dosa kecil.

3. Sederhana dalam kehidupan, tidak berlebihan dalam berpakaian, makanan dan

minuman.

4. Memahami tabiat konsistensi dan kontineuitas dalam beramal yang melahirkan

kesuksesan dan kemampuan bertahan.

5. Mensyukuri nikmat Allah dengan meningkatkan ketaatan kepada-Nya.

6. Meningkatkan Mujahadah.

7. Mengingat akibat dosa-dosa yang telah diperbuat.

8. Selalu iltizam dengan jama’ah dan bersama orang-orang shalih.

9. Memohon pertolongan kepada Allah SWT.

10. Memahami kembali hakekat kehidupan dunia.

Page 3: 36.TAFRITH

11. Berinteraksi dengan sirah Rasulullah SAW dan Salafush-Shalih.

12. Meyakini bahwa kematian bisa datang tiba-tiba.