36d83f80905c7c49
DESCRIPTION
36dTRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL MATEMATIKA BERBASIS
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAN PEMECAHAN
MASALAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PADA MATERI POKOK SEGITIGA
SKRIPSI
Oleh
Eni Rahmawati
NPM 09310050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2013
ii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL MATEMATIKA BERBASIS
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAN PEMECAHAN
MASALAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PADA MATERI POKOK SEGITIGA
Skripsi
Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Matematika
Oleh
Eni Rahmawati
NPM 09310050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2013
iii
Halaman Persetujuan
Skripsi berjudul
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL MATEMATIKA BERBASIS
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAN PEMECAHAN
MASALAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PADA MATERI POKOK SEGITIGA
yang disusun oleh
Eni Rahmawati
NPM 09310050
telah disetujui dan siap untuk diujikan
Semarang, ……………………….
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Intan Indiati, M.Pd Widya Kusumaningsih, S.Pd, M.Pd
NIP. 19610429 198603 2 002 NPP. 108101293
iv
Halaman Pengesahan
Skripsi berjudul
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL MATEMATIKA BERBASIS
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAN PEMECAHAN
MASALAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
PADA MATERI POKOK SEGITIGA
yang dipersiapkan dan disusun oleh
Eni Rahmawati NMP 09310050
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada hari Rabu, tanggal 31 Juli 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. Nizaruddin, M.Si Dr. Rasiman, M.Pd NIP. 19680325 199403 1 004 NIP. 19560218 198603 1 001
Anggota Penguji
1. Dra. Intan Indiati, M.Pd (…………………………….) NIP. 19610429 198603 2 002
2. Widya Kusumaningsih, S.Pd, M.Pd (…………………………….) NPP. 108101293
3. Drs. Sutrisno, SE, MM. M.Pd (…………………………….) NIP. 19601121 198703 1 001
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Eni Rahmawati
NPM : 09310050
Program Studi : Pendidikan Matematika
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan plagiarisasi atau duplikasi dari karya ilmiah lain. Pernyataan ini
saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari terbukti atau
dibuktikan bahwa skripsi ini bukan merupakan karya asli saya sendiri, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya
peroleh, serta sanksi lainnya sesuai dengan hukum yang berlaku.
Semarang, 2013
Eni Rahmawati
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan ketika
dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.
(Abu Bakar Sibli)
Jangan takut dengan kesalahan. Kebijaksanmaan biasanya lahir dari kesalahan.
(Paul Galvin)
Persembahan
Alhamdulillah ……………..Untaian kata syukur kiranya tak cukup untuk ungkapan nikmat
yang tiada kiranya. Semangat jiwa yang mengiringi hembusan nafas untuk selalu
melantunkan syukur kepada-Mu. Segala puji untuk-Mu ya Allah SWT.
Karya nan sederhana ini ku persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua saya, Ibu Giarti dan Bapak Sumarmo serta pak de saya, Bpk Drs.
Randiman (Alm) yang selalu memanjatkan doa, memberi kasih sayang, dan
memberikan segalanya yang tak mungkin mampu terbalas.
2. Kakek dan nenekku (Sujinah dan Partorejo Podo) yang selalu mendoakan dan
memberi semangat untuk tiap langkahku.
3. Adik-adikku tersayang (Aini Arum Rarasati dan Ana Triwahyningsih), trimakasih atas
dukungan dan doanya serta kasih sayang yang kalian berikan padaku.
4. My sweet heart Prada Budi Mulyono yang selalu mensupport, membantu,
memberikan inspirasi dan setia menghibur. Terimakasih untuk segala pengertian dan
doanya.
5. Sahabat-sahabatku terutama anak Matematika kelas Bhe angkatan 2009.
6. Seluruh pihak yang membantu terselesaikannya skripsi ini, terima kasih atas ilmu
dan bimbingan yang telah kalian berikan kepadaku.
vii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAN PEMECAHAN
MASALAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK SEGITIGA
Eni Rahmawati
Program Studi Pendidikan Matematika
ABSTRAK Bahan ajar modul yang mengutamakan aktivitas siswa jumlahnya masih terbatas dan jarang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah. Solusi yang perlu dipertimbangkan adalah mengembangkan bahan ajar modul matematika sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah yang valid dan efektif sebagai media pembelajaran pada materi pokok segitiga.
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Mranggen. Subyek penelitian ini adalah kelas VII F sebagai uji coba kelompok kecil, kelas VII A dan VII E sebagai uji lapangan terbatas. Penelitian pengembangan ini mengacu model pengembangan ADDIE, yaitu: (1) analysis, meliputi analisis kinerja dan analisis kebutuhan; (2) design, meliputi penyusunan modul dan RPP; (3) development, dilakukan pengembangan bahan ajar modul matematika berdasarkan pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah, setelah dikembangkan bahan ajar modul tersebut divalidasi oleh ahli untuk menguji aspek kelayakan dan revisi produk; (4) implementation, dilakukan pada kelas uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan terbatas untuk mendapatkan data kelayakan dan keefektifan; (5) evaluation, dilakukan untuk menganalisis data berdasarkan tahap implementation. Hasil penilaian melalui instrumen angket yang dilakukan oleh ahli desain media, ahli materi, siswa uji coba kelompok kecil dan siswa uji coba lapangan terbatas memperoleh nilai 88,10%, 79,50%, 84,93%, dan 82,56%. Data tersebut menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan bersifat layak dan tidak perlu direvisi, namun perlu ditindak lanjuti mengenai komentar dan saran guna penyempurnaan produk. Hasil perhitungan dari siswa uji coba kelompok kecil dengan menggunakan uji-t memberikan hasil thitung = 14,027 ≥ ttabel = 1,694. Hal ini dapat dikatakan bahwa nilai post test lebih baik daripada nilai pre test. Sedangkan hasil perhitungan dari siswa uji coba lapangan terbatas dengan menggunakan uji-t memberikan hasil thitung = 1,731 > ttabel = 1,669. Hal ini dapat dikatakan bahwa selisih nilai (pretest-posttest) kelas eksperimen lebih baik daripada selisih nilai (pretest-posttest) kelas kontrol. Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah layak dan efektif digunakan dalam proses pembelajaran pada materi pokok segitiga.Kata Kunci: pengembangan, model pengembangan ADDIE, modul matematika, konstruktivisme, pemecahan masalah, hasil belajar.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang tiada henti melimpahkan rahmat,
kasih sayang, dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya. Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Strata Satu (S1) pada Jurusan
Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu, mulai dari persiapan sampai selesainya penelitian ini,
terutama kepada:
1. Dr. Muhdi, S.H. M.Hum., selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.
2. Drs. Nizaruddin, M.Si., selaku Dekan FP MIPA IKIP PGRI Semarang.
3. Dr. Rasiman, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
IKIP PGRI Semarang.
4. Dra. Intan Indiati, M.Pd., selaku Wakil Dekan I FP MIPA IKIP PGRI
Semarang dan Dosen Pembimbing I, serta Widya Kusumaningsih, S.Pd,
M.Pd., selaku Dosen Pembimbiung II yang telah menuntun, membimbing dan
memberi pengarahan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.
5. Maryati, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 2 Mranggen yang bersedia
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di sekolah.
6. Retnodiati Caecilia, S.Pd., guru matematika SMP Negeri 2 Mranggen yang
membantu terlaksanakannya penelitian disekolah.
7. Siswa kelas VII A, VII B, VII E, dan VII F SMP Negeri 2 Mranggen yang
sangat membantu pelaksanaan implementasi di sekolah.
8. Semua pihak yang telah membantu penyususnan skripsi ini, yang tidak dapat
saya sebutkan satu-persatu.
Skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
calon/guru-guru matematika, dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
Semarang, 2013
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i
HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRISI .................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................. xii
DAFTAR ILUSTRASI ........................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................... 5
C. Pemilihan Masalah .......................................................... 5
D. Rumusan Masalah ............................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................... 6
BAB II TELAAH PUSTAKA ............................................................. 7
A. Deskripsi Teori ................................................................ 7
1. Belajar ....................................................................... 7
2. Teori Belajar Konstruktivisme ................................... 8
3. Bahan Ajar ................................................................. 11
4. Media Pembelajaran ................................................... 14
x
5. Pengertian Modul ....................................................... 18
6. Karakteristik Modul ................................................... 19
7. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Modul .................... 20
8. Prinsip-prinsip Penyusunan Modul ............................. 21
9. Alur Penyusunan Modul ............................................ 21
10. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran dengan
Modul ........................................................................ 22
11. Pendekatan Konstruktivisme ...................................... 23
12. Karakteristik Pendekatan Konstruktivisme ................. 26
13. Pendekatan Pemecahan Masalah ................................ 27
14. Langkah-langkah Pendekatan Pemecahan Masalah .... 27
15. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Pemecahan
Masalah ..................................................................... 28
16. Materi Segitiga .......................................................... 29
B. Kerangka Berfikir ............................................................ 37
C. Produk yang Akan Dihasilkan .......................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 39
A. Desain Penelitian ............................................................. 39
B. Prosedur Penelitian .......................................................... 40
C. Evaluasi terhadap Bahan Ajar Modul Matenatika ............. 46
1. Subyek Penelitian ...................................................... 46
2. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 46
3. Instrumen Penelitian .................................................. 47
4. Analisis dan Interprestasi Data ................................... 49
5. Pembuatan Desain Produk ......................................... 50
6. Validasi Desain .......................................................... 51
7. Revisi Produk Pengembangan .................................... 52
D. Eksperimen Pengujian Bahan Ajar Modul Matematika .... 53
1. Subyek Penelitian ...................................................... 53
2. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 54
3. Instrumen Penelitian .................................................. 55
xi
4. Analisis dan Interprestasi Data ................................... 55
5. Validasi Produk ......................................................... 62
E. Uji Coba Pemakaian Produk ............................................ 63
1. Revisi Produk ............................................................ 63
2. Pengujian Produk ....................................................... 63
3. Penyempurnaan Produk ............................................. 67
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................. 68
A. Desain Produk ................................................................. 68
1. Validasi Desain .......................................................... 69
2. Revisi Desain ............................................................. 82
3. Analisis Instrumen ..................................................... 85
B. Hasil Pengujian Produk .................................................... 86
1. Revisi Produk ............................................................ 86
2. Validasi Produk ......................................................... 94
C. Hasil Uji Coba Pemakaian Produk ................................... 96
1. Revisi Produk ............................................................ 96
2. Pengujian Produk ....................................................... 96
3. Penyempurnaan Produk ............................................. 109
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................... 110
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jenis-jenis Media Menurut Anderson ..................................... 16
Tabel 3.1 Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Kelas VII
Semester II Di SMP Negeri 2 Mranggen ................................ 41
Tabel 3.2 Interprestasi Data .................................................................. 52
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Ahli Desain Media Pembelajaran Melalui
Instrumen Angket .................................................................. 69
Tabel 4.2 Ikhtisar Penilaian Komponen Ahli Desain Media
Pembelajaran ..................................................................................... 72
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Ahli Materi Pembelajaran Melalui
Instrumen Angket ............................................................................. 76
Tabel 4.4 Ikhtisar Penilaian Komponen Ahli Materi Pembelajaran ......... 79
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siswa Uji Coba Kelompok Kecil Melalui
Instrumen Angket .................................................................. 86
Tabel 4.6 Ikhtisar Penilaian Komponen Siswa Uji Coba
Kelompok Kecil ..................................................................... 89
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Melalui
Pre Test dan Post Tes ............................................................. 94
Tabel 4.8 Hasil Penilaian Siswa Uji Coba Lapangan Terbatas
Kelas Eksperimen Melalui Instrumen Angket .................................... 97
Tabel 4.9 Ikhtisar Penilaian Komponen Siswa Uji Coba Lapangan
Terbatas Kelas Eksperimen .................................................... 100
Tabel 4.10 Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan Terbatas
Melalui Pre Test dan Post Tes ................................................ 106
xiii
DAFTAR ILUSTRASI
Halaman
Gambar 2.1 Media dalam Pendidikan ................................................... 15
Gambar 2.2 Jenis-jenis Segitiga Berdasarkan Panjang Sisinya .............. 29
Gambar 2.3 Jenis-jenis Segitiga Berdasarkan Besar Sudutnya .............. 30
Gambar 2.4 Segitiga Lancip Samasisi .................................................. 30
Gambar 2.5 Segitiga Lancip Samakaki ................................................. 30
Gambar 2.6 Segitiga Tumpul Samakaki ............................................... 30
Gambar 2.7 Segitiga Siku-siku Samakaki ............................................. 31
Gambar 2.8 Segitiga Lancip Sembarang ............................................... 31
Gambar 2.9 Segitiga Tumpul Sembarang ............................................. 31
Gambar 2.10 Segitiga Siku-siku Sembarang ........................................... 31
Gambar 2.11 Jumlah Sudut pada Segitiga .............................................. 31
Gambar 2.12 Sudut Dalam dan Sudut Luar Segitiga ............................... 32
Gambar 2.13 Keliling Segitiga ............................................................... 32
Gambar 2.14 Luas Segitiga .................................................................... 33
Gambar 2.15 Melukis Segitiga Samakaki ............................................... 34
Gambar 2.16 Melukis Segitiga Samasisi ................................................ 34
Gambar 2.17 Melukis Garis Tinggi ........................................................ 35
Gambar 2.18 Melukis Garis Bagi ........................................................... 36
Gambar 2.19 Melukis Garis Berat dan Garis Sumbu .............................. 36
Gambar 2.20 Kerangka Berfikir R & D .................................................. 37
Gmabar 3.1 Model ADDIE ................................................................... 39
Gambar 3.2 Desain One-Group Pretest-Posttest .................................. 44
Gambar 3.3 Desain Pretest-Posttest Control Group Design dengan
Satu Variabel Perlakuan .................................................... 45
Gambar 4.1 Desain Produk .................................................................. 68
Gambar 4.2 Tampilan Sebelum Direvisi pada Cover ............................ 82
Gambar 4.3 Tampilan Sesudah Direvisi pada Cover ............................. 83
Gambar 4.4 Tampilan Sebelum Direvisi pada Rumus ........................... 83
xiv
Gambar 4.5 Tampilan Sesudah Direvisi pada Rumus ........................... 83
Gambar 4.6 Tampilan Sebelum Direvisi pada Judul Kegiatan
Pembelajaran ..................................................................... 83
Gambar 4.7 Tampilan Sesudah Direvisi pada Judul Kegiatan
Pembelajaran ..................................................................... 84
Gambar 4.8 Tampilan Sebelum Direvisi pada Materi ........................... 84
Gambar 4.9 Tampilan Sesudah Direvisi pada Materi ............................ 84
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran
Lampiran 2a RPP Pertemuan 1 Kelas Eksperimen
Lampiran 2b RPP Pertemuan 2 Kelas Eksperimen
Lampiran 2c RPP Pertemuan 3 Kelas Eksperimen
Lampiran 3a RPP Pertemuan 1 Kelas Kontrol
Lampiran 3b RPP Pertemuan 2 Kelas Kontrol
Lampiran 3c RPP Pertemuan 3 Kelas Kontrol
Lampiran 4 Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Uji Coba Instrumen
Lampiran 5 Soal Tes Uji Coba Instrumen
Lampiran 6 Kunci Jawaban Tes Uji Coba Instrumen
Lampiran 7a Angket Ahli Desain Media Pembelajaran
Lampiran 7b Angket Ahli Materi Pembelajaran
Lampiran 7c Angket Penilaian Siswa
Lampiran 8a Daftar Nama Ahli Desain Media Pembelajaran Dan Ahli Materi
Pembelajaran
Lampiran 8b Daftar Nama Kelas VII B (Kelas Uji Coba Soal Tes Instrumen)
Lampiran 8c Daftar Nama Kelas VII F (Kelas Uji Coba Kelompok Kecil)
Lampiran 8d Daftar Nama Kelas VII A (Kelas Eksperimen)
Lampiran 8e Daftar Nama Kelas VII E (Kelas Kontrol)
Lampiran 9 Analisis Soal Tes Uji Coba Instrumen
Lampiran 10 Soal Evaluasi
Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Evaluasi
Lampiran 12a Analisis Angket Ahli Desain Media Pembelajaran
Lampiran 12b Analisis Angket Ahli Materi Pembelajaran
Lampiran 12c Analisis Angket Kelas VII F (Kelas Uji Coba Kelompok Kecil)
Lampiran 12d Analisis Angket Kelas VII A (Kelas Eksperimen)
Lampiran 13a Nilai Pretest-Posttest Kelas VII F (Uji Coba Kelompok Kecil)
Lampiran 13b Nilai Pretest-Posttest Kelas VII A (Kelas Eksperimen)
Lampiran 13c Nilai Pretest-Posttest Kelas VII E (Kelas Kontrol)
xvi
Lampiran 14a Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas VII F
Lampiran 14b Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas VII F
Lampiran 14c Uji t Berpasangan Kelas VII F
Lampiran 15a Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas VII A
Lampiran 15b Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas VII A
Lampiran 15c Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas VII E
Lampiran 15d Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas VII E
Lampiran 15e Uji Homogenitas Nilai Pre Test Kelas VII A dan VII E
Lampiran 15f Uji Homogenitas Nilai Post Test Kelas VII A dan VII E
Lampiran 15g Uji t Berpasangan Kelas VII A dan VII E
Lampiran 16 Daftar Harga Kritik r Product Moment
Lampiran 17 Daftar Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z
Lampiran 18 Daftar Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors
Lampiran 19 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi Uji F
Lampiran 20 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
Lampiran 21 Rekapitulasi Bimbingan Skripsi
Lampiran 22 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 23 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 24 Foto Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 25 Bahan Ajar Modul Matematika Berbasis Pendekatan
Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah Materi Pokok Segitiga
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang
hayat, untuk mempersiapkan siswa agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang
(Mudyahardjo, 2012: 11). Pendidikan membuat manusia berusaha
mengembangkan dirinya, menggali potensi yang ada dalam diri untuk mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Oleh karena itu,
masalah pendidikan perlu mendapat perhatian dan penanganan yang lebih baik
menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan input, proses, dan
outputnya.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan
penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut
Suherman (2003: 62) dalam pembelajaran matematika di sekolah, guru
hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan
teknik yang banyak melibatkan siswa aktif, baik secara mental, fisik, maupun
sosial. Dalam matematika belajar aktif tidak harus dibentuk kelompok, belajar
aktif dalam kelas yang cukup besarpun bisa terjadi. Dalam pembelajaran
matematika siswa dibawa ke arah mengamati, menebak, berbuat, mencoba,
mampu menjawab pertanyaan mengapa, dan kalau mungkin mendebat. Prinsip
belajar aktif inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan sasaran
pembelajaran matematika yang kreatif dan kritis.
Pendidikan merupakan hal yang kompleks, dimulai dari pendidikan
usia dini, pendidikan sekolah dasar, pendidikan sekolah menengah pertama,
pendidikan sekolah menengah atas, sampai pada pendidikan tinggi. Dengan
demikian masalah yang terkait dalam dunia pendidikan juga kompleks, mulai
dari siswa, guru, kualitas pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran,
2
model pembelajaran, dan lain sebagainya. Proses belajar akan berlangsung
efektif jika siswa terlibat secara aktif dalam tugas-tugas yang bermakna, dan
berinteraksi dengan materi pelajaran secara intensif. Dalam era globalisasi saat
ini, siswa dituntut tidak hanya menerima dan meniru yang diajarkan oleh guru,
namun siswa harus secara aktif berinteraksi dan berbuat atas dasar
kemampuan dan keyakinan sendiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Djamarah (2010: 44) bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa
terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya.
Untuk interaksi itu siswalah yang lebih aktif, bukan guru.
Salah satu prioritas kebijakan umum pembangunan pendidikan di
Indonesia adalah peningkatan mutu pendidikan. Dalam usaha peningkatan
mutu pendidikan tersebut, banyak faktor atau strategi yang bisa digunakan
untuk mengimplementasikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan kualitas pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dari berbagai aspek
variabel pembelajaran. Variabel pembelajaran yang terkait langsung dengan
kualitas pembelajaran adalah tersedianya buku teks yang berkualitas (Wena,
2010: 229). Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa ketersediaan
sumber belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Terkait dengan
penerapan strategi pembelajaran bahwa setiap strategi pembelajaran
digunakan untuk materi/isi pembelajaran tertentu, dan juga membutuhkan
media/sumber belajar tertentu. Penyampaian pembelajaran dalam kelas besar
menuntut penggunaan jenis media yang berbeda dari kelas kecil. Demikian
juga untuk pembelajaran perseorangan dan belajar mandiri. Tanpa adanya
sumber belajar yang memadai amat sulit bagi seorang guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Mengingat begitu pentingnya keberadaan
sumber belajar, maka setiap guru seharusnya memiliki kemampuan dalam
mengembangkan sumber belajar/media pembelajaran (Wena, 2010: 15).
Media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang
menghendaki untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan
3
dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Djamarah (2010: 120) bahwa dalam proses belajar
mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam
kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Dalam proses pembelajaran, setiap siswa memiliki karakter dan
kemampuan yang berbeda-beda. Hal ini tentunya mempengaruhi penggunaan
media pembelajaran. Pada satu sisi ada siswa yang paham dan nyaman dengan
penggunaan media tertentu, namun dilain sisi ada siswa yang tidak paham
dengan adanya media pembelajaran. Perlu diingat bahwa setiap jenis media
memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Tidak ada satu jenis media yang
cocok untuk segala macam proses pembelajaran dan dapat mencapai semua
tujuan belajar. Hal tersebut tentunya dapat mempengaruhi kualitas
pembelajaran, khususnya matematika.
Solusi yang perlu dipertimbangkan adalah penggunaan bahan ajar
modul dalam proses pembelajaran. Dengan sistem pembelajaran modul ini,
siswa mendapat kesempatan lebih banyak untuk belajar sendiri, membaca
uraian, dan petunjuk di dalam lembaran kegiatan, menjawab pertanyaan-
pertanyaan serta melaksanakan tugas-tugas yang harus diselesaiakan dalam
setiap tugas. Karena itu setiap siswa dalam batas-batas tertentu dapat maju
sesuai dengan irama kecepatan dan kemampuan masing-masing ( Mulyasa,
2009: 234). Akan tetapi, bahan ajar modul yang mengutamakan aktivitas
siswa jumlahnya masih terbatas dan jarang digunakan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Berdasarkan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMP N 2 Mranggen, dalam proses pembelajaran mata pelajaran matematika
guru dan siswa hanya menggunakan Buku Kerja Siswa (BKS) dan buku paket.
Oleh karena itu, hendaknya kita perlu mengembangkan bahan ajar modul
matematika sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
4
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa,
siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat
terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada siswa (Anwar, 2011: 110). Dalam usaha memperkaya
pengalaman dan membangun pengetahuan dari materi yang dipelajari dengan
kemampuan yang dimiliki siswa, guru dapat menggunakan pendekatan
konstruktivisme. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah, guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
Dalam penelitian Restyana, Ndaru (dalam http://library.um.ac.id/free-
contents/download/pub/pub.php/40172.pdf) memperlihatkan bahwa hasil
penelitian pengembangan modul pembelajaran berbasis konstruktivisme
model learning cycle (sikuls belajar) 4E materi kerusakan dan pencemaran
lingkungan serta upaya pelestariannya untuk kelas X SMA Diponegoro
Tumpang Kabupaten Malang adalah sebagai berikut. Hasil validasi yang
dilakukan oleh ahli media, ahli materi, dan guru, memperoleh nilai 66,1%,
89,2%, dan 85,2%. Uji coba oleh responden (siswa) mendapatkan nilai 88,2%.
Data hasil validasi dari ahli materi dan guru serta uji coba oleh responden
menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan bersifat valid dan tidak perlu
direvisi. Sedangkan data hasil validasi dari ahli media menunjukkan bahwa
modul kurang valid dan perlu direvisi. Meskipun berdasarkan data kuantitatif
modul telah dinyatakan valid dan layak tetapi perlu ditindak lanjuti mengenai
komentar dan saran dari ahli media, ahli materi, guru, dan responden.
Berdasarkan uraian di atas penulis menyampaikan gagasan untuk
mengembangkan bahan ajar modul sebagai media pembelajaran matematika.
Gagasan ini diwujudkan dalam bentuk penelitian dengan judul
“Pengembangan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah sebagai media pembelajaran pada
materi pokok segitiga.”
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka
permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Masih terbatasnya keberadaan media pembelajaran yang memfasilitasi
siswa dalam memperkaya pengalaman dan pengetahuan siswa.
2. Masih terbatasnya bahan ajar modul matematika.
3. Perlu adanya media pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan
kemampuan siswa.
4. Perlunya modul yang menuntut kepada mengkonstruksikan pengetahuan
siswa, menstimulus pemecahan masalah sehingga siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran.
C. Pemilihan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dapat ditemukan permasalahan
utama yang dialami siswa dalam proses pembelajaran matematika yaitu masih
terbatasnya sarana penunjang belajar matematika berupa bahan ajar modul
yang mengutamakan keaktifan siswa. Oleh karena itu penelitian ini terbatas
pada pengembangan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah sebagai media pembelajaran pada
materi pokok segitiga.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengembangan bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah yang valid dan
menarik sebagai media pembelajaran pada materi pokok segitiga?
2. Apakah bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah efektif digunakan dalam proses
pembelajaran matematika pada materi pokok segitiga?
6
E. Tujuan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
pengembangan ini adalah:
1. Mengembangkan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah yang valid sebagai media
pembelajaran pada materi pokok segitiga.
2. Mengetahui keefektifan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran
matematika pada materi pokok segitiga.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil pengembangan modul ini diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan dalam pembuatan bahan ajar modul berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah.
2. Bagi Guru
Hasil pengembangan modul ini diharapkan dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran dalam merangsang siswa untuk berfikir
mandiri berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Dan mampu
membantu guru dalam mewujudkan pembelajaran matematika yang
berpusat pada kegiatan siswa.
3. Bagi Siswa
Hasil pengembangan modul ini diharapkan mampu memfasilitasi
siswa dalam belajar segitiga, memperkaya pengalaman, membangun
konsep matematika pada diri siswa, meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah. Dan dapat memotivasi siswa dalam mempelajari matematika.
4. Bagi IKIP PGRI Semarang
Penelitian pengembangan ini dapat menambah kepustakaan tentang
pengembangan bahan ajar modul berbasis pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah sebagai media pembelajaran matematika dimasa
mendatang.
7
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Belajar
Menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Siregar (2010: 3)
belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam
kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah
belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Perubahn tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat
pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang
menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar seperti yang
dirangkum oleh Suprijono (2009: 2-3):
a. Gagne
Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan
diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
b. Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
c. Cronbach
Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
d. Harold Spears
Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu,
mendengar dan mengikuti arah tertentu.
e. Geoch
Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan.
8
f. Morgan
Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai
hasil dari pengalaman.
Dari pandangan beberapa pakar pendidikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah segala proses aktivitas yang
menghasilkan perubahan perilaku atau tingkah laku baik yang bersifat
kognitif, psikomotor, dan afektif pada diri seseorang dari hasil pengalaman
dirinya.
Menurut Siregar (2010: 5) belajar memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku
tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor),
maupun nilai dan sikap (afektif).
b. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau
dapat disimpan.
c. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
d. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-
obatan.
2. Teori Belajar Konstruktivistik
Teori konstruktivistik memahami belajar sebagai proses
pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri.
Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui.
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang guru
kepada orang lain (siswa) (Slameto, 2010: 39).
9
Menurut Budiningsih (2005: 58-60) proses belajar menurut teori
konstruktivistik adalah sebagi berikut.
a. Proses Belajar Konstruktivistik
Secara konseptual, proses belajar jika dipandang dari
pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang
berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai
pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses
asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutahkiran struktur
kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari
pada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas.
Pemberian makna terhadap obyek dan pengalaman oleh individu
tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan
melalui interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik
dalam budaya kelas maupun di luar kelas. Oleh sebab itu pengolahan
pembelajaran harus diutamakan pada pengolahan siswa dalam
memproses gagasannya, bukan semata-mata pengolahan siswa dan
lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk kerja atau prestasi
belajarnya yang dikaitkan dengan sistem penghargaan dari luar seperti
nilai, ijasah, dan sebagainya.
b. Peran Siswa
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu
proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan
oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan kagiatan, aktif berfikir,
menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang
dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk
menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya
belajar. Namun yang akhirnya paling menentukan terwujudnya gejala
belajar adalah niat belajar siswa sendiri. Dengan istilah lain, dapat
dikatakan bahwa hakekatnya kendali belajar sepenuhnya ada pada
siswa.
10
Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi
yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu.
Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi
pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu meskipun kemampuan awal
tersebut masih sangat sederhana atau tidak sesuai dengan pendapat
guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan
pembimbingan.
c. Peran Guru
Dalam belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan
membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa
berjalan lancar. Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah
dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk
pengetahuan sendiri. Guru dituntut untuk lebih memahami jalan
pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. Guru tidak dapat
mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat adalah yang sama dan
sesuai dengan kemauannya.
d. Sarana Belajar
Pendekatan konstruktivistik menekankan bahwa peranan utama
dalam kegiatn belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media,
peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk
membantu pembentukan tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk
mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang
dihadapinya. Dengan cara demikian, siswa akan terbiasa dan terlatih
untuk berfikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya,
mandiri, kritis, kreatif, dan mampu mempertanggung jawab
pemikirannya secara rasional.
Jadi, pada dasarnya belajar menurut teori konstruktivistik adalah
suatu proses aktivitas siswa untuk memperoleh pengetahuan baru melalui
pembentukan (konstruksi) berdasarkan pengalaman yang telah
dimilikinya. Dengan kata lain, pengetahuan awal yang sudah dimiliki oleh
11
siswa kemudian dikembangkan lagi untuk membentuk pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya sendiri. Pada saat proses pembelajaran siswa
dituntut aktif, kreatif, dan inovatif. Karena proses pembelajaran berpusat
pada siswa.
Menurut Hendriansyah (dalam http://jurnal.untan.ac.id/index.php/
jpdpb/article/download/1975/1923) pembelajaran matematika dalam
pandangan konstruktivisme bercirikan:
a. Siswa terlibat aktif dalam belajar matematika dengan bekerja dan
berpikir, siswa belajar memaknai belajarnya;
b. Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi lain sehingga
menyatu dengan skemata yang dimiliki siswa agar berbentuk
pemahaman baru yang kompleks; dan
c. Berorientasikan investigasi dan penemuan yang esensinya adalah
pemecahan masalah.
Ciri pembelajaran matematika seperti ini, juga sudah terkandung
dalam prinsip active learning. Dengan demikian, esensi pembelajaran
dalam pandangan konstruktivisme adalah tidak terlepas dari belajar aktif
dengan tujuan akhir yang bermuara pada pemecahan masalah, atau dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dalam pandangan konstruktivisme adalah
pemecahan masalah; bukan hanya pemecahan masalah bagi siswa, tetapi
juga memecahkan masalah guru.
3. Bahan Ajar
Bahan (materials) merupakan perangkat lunak (sofware) yang
mengandung pesan-pesan belajar, yang biasanya disajikan menggunakan
peralatan tertentu (Anwar, 2011: 174). Sementara itu menurut Hamdani
(2011, 119) bahan yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak,
rekaman elektronik, web yang dapat digunakan untuk belajar.
Menurut Widodo (2008: 40) bahan ajar adalah seperangkat sarana
atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode,
batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis
12
dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu
mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.
Sedangkan menurut Majid (2011: 174) bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Definisi lain tentang
bahan ajar dikemukakan oleh Purnomo (dalam http://e-jurnal.ikippgrismg.
ac.id/index.php/aksioma/article/view/43) bahwa bahan ajar ( Instructional
materials ) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Secara terperinci , jenis-jenis materi pembelajaran terdiri atas
pengetahuan ( fakta, konsep, prinsip , prosedur), ketrampilan, dan sikap
atau nilai.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang berupa teks tertulis maupun tidak
tertulis yang disusun secara sistematis, menarik dan digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran,
sehingga dalam proses pembelajaran tersebut siswa mampu mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan.
Bahan ajar yang baik harus dirancang dan ditulis sesuai dengan
kaidah instruksional. Hal ini diperlukan karena bahan ajar akan digunakan
pendidik untuk membantu tugas mereka dalam proses pembelajaran.
Menurut Pribadi (2009: 105) contoh jenis bahan ajar yang dapat digunakan
dalam aktivitas pembelajaran yaitu buku teks, buku panduan, modul,
program audio video, bahan ajar berbasis komputer, program multimedia,
dan bahan ajar yang digunakan pada sistem pendidikan jarak jauh.
Pengadaan bahan ajar yang akan digunakan dapat dilakukan melalui
beberapa cara, yaitu:
a. Membeli produk komersial,
b. Memodifikasi bahan ajar yang telah tersedia, dan
c. Memproduksi sendiri bahan ajar sesuai tujuan.
13
Menurut Purnomo (dalam http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.
php/aksioma/article/view/43) bahan ajar dapat disajikan dalam bentuk:
a. Bahan cetak, seperti: handout, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet, wallchart.
b. Audio, seperti: radio, kaset, CD audio, PH.
c. Audio visual, seperti: video/film, VCD.
d. Visual, seperti: foto, gambar, model/maket.
e. Multimedia, seperti: CD interaktif, computer based, internet.
Dari berbagai bahan ajar yang ada, menurut Sungkono (dalam
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51094962_0216-7999.pdf) dalam
kegiatan pembelajaran bahan ajar sangat penting, artinya penting bagi guru
dan siswa. Guru akan mengalami kesulitan dalam meningkatkan
efektivitas pembelajarannya jika tanpa disertai bahan ajar yang lengkap.
Begitu pula bagi siswa, tanpa adanya bahan ajar siswa akan mengalami
kesulitan dalam belajarnya. Hal tersebut diperparah lagi jika guru dalam
menjelaskan materi pembelajarannya cepat dan kurang jelas. Oleh karena
itu bahan ajar merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan
sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menurut Harijanto (dalam http://utsurabaya.files.wordpress.com/
2010/08/harijanto1-pengembangan-bahan-ajar-sd.pdf) bahan ajar yang
dapat memudahkan belajar adalah bahan ajar yang memiliki komponen-
komponen yang jelas berupa:
a. Tujuan umum pembelajaran,
b. Tujuan khusus pembelajaran,
c. Petunjuk khusus pemakaian buku ajar,
d. Uraian isi pelajaran yang disusun secara sistematis,
e. Gambar/ ilustrasi untuk memperjelas isi pelajaran,
f. Rangkuman,
g. Evaluasi formatif, dan tindak lanjut untuk kegiatan belajar berikutnya,
h. Daftar bacaan, dan
i. Kunci jawaban.
14
4. Media Pembelajaran
Interaksi antara pendidik dan siswa akan sangat efektif jika tersedia
media pendukung. Media (medium), yaitu segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (Widodo, 2008: 38). Kehadiran
media dalam proses pembelajaran dapat membantu pendidik dalam
menyampaikan pesan-pesan materi yang disampaikan.
Media (merupakan jamak dari kata medium) adalah suatu saluran
untuk komunikasi. Diturunkan dari bahasa latin yang berarti “antar”.
Istilah ini merujuk kepada sesuatu yang membawa informasi dari pengirim
informasi ke penerima informasi. Masuk didalamnya antara lain: film,
televisi, diagram, materi cetakan, komputer, dan instruktur. Yang
demikian ini dipandang sebagai media ketika mereka membawa pesan
dengan suatu maksud pembelajaran (Suherman, 2003: 238). Definisi lain
tentang media dikemukakan oleh Pribadi (2009: 46) yang mengemukakan
bahwa media adalah sarana pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memfasilitasi aktivitas belajar. Media dapat diartikan sebagai “perantara”
yang menghubungkan antara guru atau instruktur dengan siswa. Media
dapat digunakan untuk mendukung terciptanya proses pembelajaran yang
efektif, efesien, dan menarik.
Menurut Hanafiah (2012: 59) media pembelajaran merupakan
segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong
siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadi
verbalisme. Sementara itu menurut Suryosubroto (2009: 201) media
pembelajaran merupakan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima, dan pesan tersebut berupa isi ajaran ataupun didikan yang ada
dalam kurikulum, sumber pesannya/pengirim bisa guru, siswa, orang lain,
ataupun penulis buku dan prosedur media dan penerima pesannya adalah
siswa maupun pendidik.
15
Dari pandangan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala bentuk media yang dapat digunakan
oleh guru untuk berinteraksi dengan siswa dalam menyampaikan materi
pelajaran pada proses pembelajaran, sehingga tercipta suasana
pembelajaran yang efektif, efesien dan menarik.
Dalam dunia pendidikan, konsep komunikasi tidak banyak berbeda
kecuali dalam aspek kontek berlangsungnya komunikasi itu. Dalam proses
pembelajaran, sumber informasi adalah dosen, guru, mahasiswa, siswa,
bahan bacaan, dan lain sebagainya. Peneriman informasi mungkin juga
dosen, guru, mahasiswa, siswa atau orang lain. Menurut Heinich et al
metode adalah prosedur yang sengaja dirancang untuk membantu siswa,
mahasiswa belajar lebih baik, dan mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Maka komunikasi yang terjadi dalam dunia pembelajaran sebagaimana
gambar berikut ini (dalam Yamin, 2007: 177);
Dari gambar 2.1 terlihat jelas bahwa dalam proses pembelajaran
antara sumber informasi dan penerima informasi saling berinteraksi baik
menggunakan metode pembelajaran maupun media pembelajaran. Metode
tersebut dapat berupa pendekatan pembelajaran, seperti pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Sumber Informasi
Penerima Informasi Media
Informasi
Penerima Informasi
Sumber Informasi
Metode
Pembelajaran
Metode
Pembelajaran
Gambar 2.1: Media dalam Pendidikan
16
kehadiran media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangatlah
penting digunakan oleh guru. Karena dengan adanya media pembelajaran
dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Materi
yang sulit akan lebih mudah dipahami oleh siswa dengan adanya media
pembelajaran. Namun perlu diingat bahwa media pembelajaran tidak
selamanya cocok untuk segala macam proses pembelajaran.
Menurut Anderson (dalam Anwar, 2011: 169) mengelompokkan
media menjadi 10 golongan seperti yang tercantum pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Jenis-jenis Media Menurut Anderson
No. Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran 1. Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon 2. Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet,
gambar 3. Audio-cetak Kaset video yang dilengkapi bahan
tertulis 4. Proyeksi visual
diam Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5. Proyeksi audio visual diam
Film bingkai (slide) bersuara
6. Visual diam Film bisu 7. Audio visual
gerak Film gerak bersuara, video/VCD, televisi
8. Obyek fisik Benda nyata, model, spesimen 9. Manusia dan
lingkungan Guru, pustakawan, laboran
10. Komputer CAI (pembelajaran berbantu komputer), CBI (pembelajaran berbasis komputer)
Dari berbagai jenis media di atas tentunya memiliki manfaat dalam
proses pembelajaran. Maka menurut Widodo (2008: 30) manfaat media
dalam proses pembelajaran adalah:
a. Proses pembelajaran dapat terjadi dalam dua arah dan menjadi lebih
interaktif.
b. Proses belajar-mengajar menjadi lebih efisien.
17
c. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Diharapkan dengan
adanya media pembelajaran, kualitas belajar siswa lebih meningkat.
d. Tempat berlangsungnya proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja
dan kapan saja.
e. Peran pendidik (guru/pelatih/tutor) dapat lebih berfungsi sebagai
fasilitator.
Sedangkan menurut Anwar (2011: 161) media pembelajaran dapat
dipakai guru bermanfaat untuk:
a. Memperjelas informasi/pesan;
b. Memberikan tekanan pada hal-hal yang penting;
c. Memberikan variasi;
d. Memperjelas struktur pembelajaran;
e. Meningkatkan motivasi.
Menurut Anwar (2011: 161) media pembelajaran juga dapat
mempertinggi kualitas hasil belajar yang dicapainya. Alasan media
pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa adalah sebagai
berikut:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pembelajaran lebih baik.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar untuk
setiap jam pelajaran.
d. Siswa banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
18
5. Pengertian Modul
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan
bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah
untuk digunakan oleh siswa, disertai dengan pedoman penggunaannya
untuk para guru (Mulyasa, 2009: 231). Sedangkan menurut Nasution,
(2006: 205) modul dapat dirumuskan sebagai: suatu unit yang lengkap dan
terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu
siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.
Senada dengan pendapat di atas, menurut Majid (2011: 176) modul
adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar
secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi
paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah
disebutkan sebelumnya. Sementara itu menurut Hamdani (2011: 219)
modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis atau cetak yang
disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode, tujuan
pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian
kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri (self instruction), dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji diri sendiri melalui
latihan yang disajikan dalam modul tersebut.
Dari pandangan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk buku tertulis yang
disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan siswa
secara kelompok, mandiri atau dengan bimbingan guru dalam proses
pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian
kompetensi sehingga tercipta pembelajaran yang kondusif.
Pada umumnya sebuah modul sudah mencakup seluruh kegiatan
belajar yang harus ditempuh oleh siswa, sehingga guru tidak lagi menjadi
sumber pokok di dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Mulyasa (2009: 235) bahwa tugas utama guru dalam sistem
modul adalah mengorganisasi dan mengatur proses belajar, antara lain:
19
a. Menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif.
b. Membantu siswa yang mengalami kesulitan di dalam memahami isi
modul atau pelaksanaan tugas.
c. Melaksanakan penilaian terhadap setiap siswa.
6. Karakteristik Modul
Pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik sebagai
berikut (Mulyasa, 2009: 232):
a. Setiap modul harus memberikan informasi dan memberikan petunjuk
pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang
siswa, bagaimana melakukannya, dan sumber belajar apa yang harus
digunakan.
b. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan
untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik siswa. Dalam hal ini
setiap modul harus: (a) memungkinkan siswa mengalami kemajuan
belajar sesuai dengan kemampuannya; (b) memungkinkan siswa
mengukur kemajuan belajar yang telah diperoleh; dan (c)
memfokuskan siswa pada tujuan pembelajaran yang spesifik dan dapat
diukur.
c. Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta
memungkinkan siswa untuk melakukan pembelajaran secara aktif,
tidak sekedar membaca dan mendengar, tetapi lebih dari itu, modul
memberikan kesempatan untuk bermain peran (role playing), simulasi,
dan berdiskusi.
d. Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga
siswa dapat mengetahui kapan dia memulai dan kapan mengakhiri
suatu modul, dan tidak menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang
harus dilakukan, atau dipelajari.
20
e. Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan
belajar siswa, terutama untuk memberikan umpan balik bagi siswa
dalam mencapai ketuntasan belajar. Pengukuran ini juga merupakan
suatu kriteria atau standar kelengkapan modul.
7. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Modul
Salah satu tujuan penyusunan modul adalah menyediakan bahan
ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan
kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi
ajar dan karakteristik siswa, serta setting atau latar belakang lingkungan
sosialnya (Hamdani, 2011: 220). Oleh karena itu, pengembangan bahan
ajar modul berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah
harus disusun berdasarkan karakteristik materi ajar dan karakteristik siswa
serta bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Modul memiliki berbagai manfaat, baik ditinjau dari kepentingan
siswa maupun dari kepentingan guru (Hamdani, 2011: 220). Berikut ini
adalah manfaat modul bagi siswa dan bagi guru.
Bagi siswa, modul bermanfaat, antara lain:
a. Siswa memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri;
b. Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan
di luar jam pelajaran;
c. Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya;
d. Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan
latihan yang disajikan dalam modul;
e. Mampu membelajarkan diri sendiri;
f. Mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung
dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya;
21
Bagi guru, penyusunan modul bermanfaat karena:
a. Mengurangi kebergantungan terhadap ketersediaan buku teks;
b. Memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai
referensi;
c. Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis
bahan ajar;
d. Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dan siswa karena
pembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka;
e. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan
diterbitkan.
8. Prinsip-prinsip Penyusunan Modul Pembelajaran
Menurut Hamdani (2011: 221) sebagaimana bahan ajar yang lain,
penyusunan modul hendaknya meperhatikan berbagai prinsip yang
membuat modul dapat memenuhi tujuan penyusunannya. Prinsip yang
harus dikembangkan antara lain:
a. Disusun dari materi yang mudah untuk memahami yang lebih sulit,
dan dari yang konkret untuk memahami yang semikonkret dan abstrak;
b. Menekankan pengulangan untuk memperkuat pemahaman;
c. Umpan balik yang positif akan memberikan penguatan terhadap siswa;
d. Memotivasi adalah salah satu upaya yang dapat menentukan
keberhasilan belajar;
e. Latihan dan tugas untuk menguji diri sendiri.
9. Alur Penyusunan Modul
Modul pada dasarnya merupakan sarana pembelajaran yang
memuat materi dan cara-cara pembelajarannya. Oleh karena itu,
penyusunannya hendaknya mengikuti cara-cara penyususnan perangkat
pembelajaran pada umumnya. Sebelum menyusun modul, guru harus
melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar yang akan dibelajarkan.
Selain itu, guru juga melakukan identifikasi terhadap indikator-indikator
22
pencapaian kompetensi yang terdapat dalam silabus yang telah disusun.
Penyusunan sebuah modul pembelajaran diawali dengan urutan kegiatan
sebagai berikut (Hamdani, 2011: 221).
a. Menetapakan judul modul yang akan disusun.
b. Menyiapkan buku-buku sumber dan buku referensi lainnya.
c. Melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar, serta merancang
bentuk kegiatan pembelajaran yang sesuai.
d. Mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi dan merancang
bentuk dan jenis penilaian yang akan disajikan.
e. Merancang format penulisan modul.
f. Penyusunan draf modul.
Setelah draf modul tersusun, kegiatan berikutnya adalah
melakuakan validasi dan finalitas terhadap draf modul tersebut. Kegiatan
ini sangat penting agar modul yang disajikan (dibelajarkan) kepada siswa
benar-benar valid dari segi isi dan efektivitas modul dalam mencapai
kompetensi yang ditetapkan.
10. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Modul
Beberapa keunggulan pembelajaran dengan sistem modul dapat
dikemukakan sebagai berikut (Mulyasa, 2009: 236).
a. Berfokus pada kemampuan individual siswa, karena pada hakekatnya
mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih
bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
b. Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar
kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh siswa.
c. Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara
pencapaiannya, sehingga siswa dapat mengetahui keterkaitan antara
pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.
23
Di samping keunggulan, modul pembelajaran memiliki
keterbatasan sebagai berikut.
a. Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu. Sukses
atau gagalnya suatu modul bergantung pada penyusunannya. Modul
mungkin saja memuat tujuan dan alat ukur berarti, akan tetapi belajar
yang termuat di dalamnya tidak ditulis dengan baik atau tidak lengkap.
Modul yang demikian kemungkinan besar akan ditolak oleh siswa,
atau lebih parah lagi siswa harus berkonsultasi dengan fasilitator. Hal
ini tentu saja menyimpang dari karakteristik utama sistem modul.
b. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta
membutuhkan menajemen pendidikan yang sangat berbeda dari
pembelajaran konvensional, karena setiap siswa menyelesaikan modul
dalam waktu yang berbeda-beda, bergantung pada kecepatan dan
kemampuan masing-masing.
c. Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup
mahal, karena setiap siswa harus mencarinya sendiri. Berbeda dengan
pembelajaran konvensional, sumber belajar seperti peraga dapat
digunakan bersama-sama dalam pembelajaran.
11. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih
pendidik dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan
atau fasilitas kepada siswa dalam menuju tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan (Suryosubroto, 2009: 195). Sehingga dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran tertentu dapat membantu guru mempermudah
penyampaian materi ajar dalam proses pembelajaran.
Menurut Pribadi (2009: 157) asal kata konstruktivisme yaitu “to
construct” yang berarti “membentuk”. Konstruktivisme adalah salah satu
aliran filsafat yang mempunyai pandangan bahwa pengetahuan yang kita
miliki adalah hasil konstruksi atau bentukan diri kita sendiri. Dengan kata
lain, kita akan memiliki pengetahuan apabila kita terlibat aktif dalam
24
proses penemuan pengetahuan dan pembentukan dalam diri kita.
Konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan merupakan perolehan
individu melalui keterlibatan aktif dalam menempuh proses belajar.
Sementara itu menurut Hanafiah (2012: 62) menyatakan bahwa
pendekatan konstruktivisme dalam belajar merupakan salah satu
pendekatan yang lebih berfokus kepada siswa sebagai pusat dalam proses
pembelajaran. Pendekatan ini disajikan supaya lebih merangsang dan
memberi peluang kepada siswa untuk belajar berfikir inovatif dan
mengembangkan potensinya secara optimal.
Jadi pada dasarnya dalam proses pembelajaran, pendekatan
konstruktivisme digunakan untuk mengkonstruksi pengetahuan siswa
dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal, sehingga
siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam kelas konstruktivistik seorang guru tidak mengajarkan
kepada siswa bagaimana menyelesaikan persoalan, namun
mempresentasikan masalah dan ʻencourage’ (mendorong) siswa untuk
menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan.
Ketika siswa memberikan jawaban, guru mencoba untuk tidak mengatakan
bahwa jawabannya benar atau tidak. Namun guru ʻencourage’
(mendorong ) siswa untuk setuju atau tidak setuju kepada ide seseorang
dan saling tukar menukar ide sampai persetujuan dicapai tentang apa yang
dapat masuk akal siswa (Suherman, 2003: 75). Sehingga dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme sangat
dibutuhkan interaksi yang kuat antar siswa, serta siswa dengan guru.
Selanjutnya tujuan pendekatan konstruktivistik dalam
pembelajaran adalah agar siswa memiliki kemampuan dalam menemukan,
memahami, dan menggunakan informasi atau pengetahuan yang dipelajari.
Implementasi pendekatan konstruktivistik dalam kegiatan pembelajaran
perlu memperhatikan beberapa komponen penting sebagai berikut
(Pribadi, 2009: 161).
25
a. Belajar aktif (active learning)
b. Siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran yang bersifat otentik dan
situasional.
c. Aktivitas belajar harus menarik dan menantang.
d. Siswa harus dapat mengaitkan informasi baru dengan informasi yang
telah dimiliki sebelumnya dalam sebuah proses yang disebut
“bridging”.
e. Siswa harus mampu merefleksikan pengetahuan yang sedang
dipelajari.
f. Guru harus lebih banyak berperan sebagai fasilitator yang dapat
membantu siswa dalam melakukan konstruksi pengetahuan. Dalam hal
ini, guru tidak lagi hanya sekedar berperan sebagai penyaji informasi.
g. Guru harus dapat memberi bantuan berupa scafolding yang diperlukan
oleh siswa dalam menempuh proses belajar.
Komponen di atas sesuai dengan pendapat Chujaemah (dalam
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/download/524/2
45) bahwa pendekatan konstruktivisme akan menciptakan siswa menjadi
lebih aktif dalam memahami materi yang diberikan, sehingga pengalaman
belajar siswa akan bertambah sesuai dengan apa yang mereka lakukan
dalam proses belajarnya. Proses pembelajaran melibatkan berbagai
kegiatan dan tindakan yang perlu dilakukan siswa untuk memperoleh
kualitas belajar yang lebih baik.
Sementara itu menurut Newby dkk (dalam Pribadi, 2009: 162) juga
mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan
pendekatan konstruktivistik dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebagai
berikut.
a. Berikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan belajar dalam
konteks nyata. Belajar terjadi manakala siswa menerapkan
pengetahuan yang dipelajari dalam mengatasi suatu permasalahan.
26
b. Ciptakan aktivitas belajar kelompok. Belajar merupakan sebuah proses
yang berlangsung melalui interaksi sosial antara guru dan siswa dalam
menggali dan mengaplikasikan kombinasi pengetahuan yang telah
mereka miliki.
c. Ciptakan model dan arahkan siswa untuk dapat mengkonstruksi
pengetahuan. Guru dan siswa bekerja bersama untuk mencari solusi
terhadap suatu permasalahan. Guru, yang pada umumnya memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas/ekstensif, perlu memberi
arah yang konsisten agar siswa dapat memperoleh pengalaman belajar
yang bermakna.
12. Karakteristik Pendekatan Konstruktivisme
Menurut Hanafiah (2012: 63) pendekatan konstruktivisme sebagai
pendekatan baru dalam proses pembelajaran memiliki karakteristik
sebagai berikut.
a. Proses pembelajaran berpusat pada siswa sehingga siswa diberi
peluang besar untuk aktif dalam proses pembelajaran.
b. Proses pembelajaran merupakan proses integrasi pengetahuan baru
dengan pengetahuan lama yang dimiliki siswa.
c. Berbagai pandangan yang berbeda di antara siswa dihargai dan sebagai
tradisi dalam proses pembelajaran.
d. Siswa didorong untuk menemukan berbagai kemungkinan dan
mensintesiskan secara terintegrasi.
e. Proses pembelajaran berbasis masalah dalam rangka mendorong siswa
dalam proses pencarian (inquiry) yang lebih alami.
f. Proses pembelajaran mendorong terjadinya kooperatif dan kompetitif
dikalangan siswa secra aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
g. Proses pembelajaran dilakukan secara kontekstual, yaitu siswa
dihadapkan ke dalam pengalaman nyata.
27
13. Pendekatan Pemecahan Masalah
Menurut Hamdani (2011: 84) metode pemecahan masalah
(problem solving) merupakan metode dalam kegiatan pembelajaran
dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah, baik masalah
pribadi maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan
penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Sementara itu untuk memecahkan suatu masalah, Jonh Dewey
mengemukakan sebagai berikut:
a. Mengemukakan persoalan atau masalah. Guru menghadapkan masalah
yang akan dipecahkan kepada siswa.
b. Memperjelas persoalan atau masalah. Masalah tersebut dirumuskan
oleh guru bersama siswa.
c. Siswa bersama guru mencari kemungkinan-kemungkinan yang akan
dilaksanakan dalam pecahan persoalan.
d. Mencobakan kemungkinan yang dianggap menguntungkan. Guru
menetapkan cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.
e. Penilaian cara yang ditempuh dinilai, apakah dapat mendatangkan
hasil yang diharapkan atau tidak.
14. Langkah-langkah Pendekatan Pemecahan Masalah
Selanjunya menurut Hamdani (2011: 85) Langkah-langkah
pelaksanaan metode pemecahan masalah (problem solving) sebagai
berikut.
a. Persiapan
1) Bahan-bahan yang akan dibahas terlebih dahulu disiapkan oleh
guru.
2) Guru menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan sebagai bahan
pembantu dalam pemecahan masalah.
3) Guru memberikan gambaran secara umum tentang cara-cara
pelaksanaannya.
28
4) Persoalan yang disajikan hendaknya jelas dapat merangsang siswa
untuk berpikir.
5) Persoalan harus bersifat praktis dan sesuai dengan kemampuan.
b. Pelaksanaan
1) Guru menjelaskan secara umum tentang masalah yang dipecahkan.
2) Guru meminta kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang
tugas yang akan dilaksanakan.
3) Siswa dapat bekerja secara individual atau berkelompok.
4) Siswa dapat menemukan pemecahannya dan mungkin pula tidak.
5) Kalau pemecahannya tidak ditemukan siswa, hal tersebut
didiskusikan.
6) Pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan pikiran.
7) Data diusahakan mengumpulkan sebanyak-banyaknya untuk
analisis sehingga dijadikan fakta.
8) Membuat kesimpulan.
15. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Pemecahan Masalah
Keunggulan metode pemecahan masalah (problem solving) adalah
sebagai berikut (Hamdani, 2011: 84):
a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
b. Berpikir dan bertindak kreatif.
c. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
g. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya dunia kerja.
29
Di samping keunggulan, metode problem solving memiliki
kelemahan sebagai berikut.
a. Memerlukan waktu lama, artinya memerlukan alokasi waktu yang
lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
b. Siswa yang pasif dan malas akan tertinggal.
c. Sukar sekali untuk mengorganisasikan bahan pelajaran.
16. Materi Segitiga
a. Jenis-jenis Segitiga
1) Jenis-jenis Segitiga Berdasarkan Panjang Sisinya
Jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu segitiga sama kaki, segitiga sama sisi,
dan segitiga sembarang.
a) Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi yang
sama panjang.
b) Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama
panjang dan memiliki sudut-sudut yang sama besar, yaitu 60o.
c) Segitiga sembarang adalah segitiga yang panjang ketiga sisinya
sembarang (tidak sama panjang).
2) Jenis Segitiga Berdasarkan Besar Sudutnya
Jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu segitiga lancip, segitiga tumpul, dan segitiga
siku-siku.
Gambar 2.2
Segtitiga sama sisi segitiga sembarang Segitiga sama kaki
A A A B B
C C C
B
30
a) Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya
merupakan sudut lancip. Sehingga sudut-sudut yang terdapat
pada segitiga tersebut besarnya antara 0o dan 90o.
b) Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya sudut
tumpul. Sehingga sudut-sudut yang terdapat pada segitiga
tersebut besarnya antara 90o dan 180o.
c) Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya
siku-siku (besarnya 90o).
3) Jenis-Jenis Segitiga Ditinjau dari Panjang Sisi dan Besar
Sudutnya
Jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisi dan besar
sudut diantaranya adalah sebagai berikut.
a) Segitiga lancip samasisi adalah segitiga
yang besar ketiga sudutnya lancip dan
memiliki tiga sisi yang sama panjang.
b) Segitiga lancip samakaki adalah segitiga
yang besar ketiga sudutnya lancip dan
memiliki dua sisi yang sama panjang.
c) Segitiga tumpul samakaki adalah
segitiga yang besar salah satu sudutnya
tumpul dan memiliki dua sisi yang sama
panjang.
Gambar 2.3
Segitiga lancip segitiga tumpul Segitiga siku-siku A B
C C C
B B A A
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
31
d) Segitiga siku-siku samakaki adalah
segitiga yang besar salah satu sudutnya
90o dan memiliki dua sisi yang sama
panjang.
e) Segitiga lancip sembarang adalah
segitiga yang besar ketiga sudutnya
lancip dan memiliki tiga sisi yang tidak
sama panjang (berbeda).
f) Segitiga tumpul sembarang adalah
segitiga yang besar salah satu sudutnya
tumpul dan memiliki tiga sisi yang tidak
sama panjang (berbeda).
g) Segitiga siku-siku sembarang adalah
segitiga yang besar salah satu sudutnya
90o dan memiliki tiga sisi yang tidak
sama panjang (berbeda).
b. Jumlah Sudut pada Segitiga
Perhatikan ∆ABC pada gambar dibawah ini! Berapakah jumlah
sudut-sudutnya?
Jika kalian susun ketiga potongan sudut tersebut, maka akan
membentuk garis lurus. Jadi, a + b + c = 180o.
Jumlah ketiga sudut pada suatu segitiga adalah 180o.
Gambar 2.11 (a) (b) (c)
a
c b
a
c b c a b
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.7
32
c. Sudut Dalam dan Sudut Luar Segitiga
Perhatikan gambar dibawah ini! Garis AB diperpanjang sampai
di titik D. Sudut-sudut a, b, dan c disebut sudut dalam segitiga,
sedangkan CBD disebut sudut luar segitiga dari sudut a.
Karena sudut dalam dan sudut luar segitiga saling berpelurus maka
∠푏 + ∠퐶퐵퐷 = 180o
∠퐶퐵퐷 = 180o ∠푏 . . . (1)
∠푎 + ∠푏 + ∠푐 = 180o
∠푎 + ∠푐 = 180o ∠푏 . . . (2)
Dengan menyubstitusikan persamaan (2) ke persamaan (1) diperoleh:
∠퐶퐵퐷 = ∠푎 + ∠푐
d. Keliling dan Luas Segitiga
1) Keliling Segitiga
A
C
B D a b
c
Gambar 2.12
Besar sebuah sudut luar segitiga sama dengan jumlah dua sudut
yang tidak bersisian dengan sudut luar tersebut.
Keliling segitiga adalah jumlah panjang dari sisi-sisi segitiga.
A
C
B Gambar 2.13
Gambar disamping menunjukkan
∆ABC. Keliling (K) segitiga
tersebut adalah
K = AB + BC + CA
33
2) Luas Segitiga
Perhatikan gambar diatas! Persegi panjang pada gambar
tersebut dibagi menjadi dua segitiga yang besarnya sama.
Luas persegi panjang = alas tinggi
2 luas segitiga = luas persegi panjang
2 luas segitiga = alas tinggi
luas segitiga = ×
= × 푎푙푎푠 × 푡푖푛푔푔푖
Jadi rumus luas segitiga adalah: L = × 푎 × 푡
e. Melukis Segitiga
1) Melukis Segitiga Samakaki
Misalkan kita akan melukis segitiga sama kaki ABC
dengan kaki AC = kaki BC. Untuk menulis segitiga tersebut,
ikutilah langkah-langkah berikut.
a) Lukislah 퐴퐵
b) Lukislah dua busur lingkaran masing-masing berpusat di titik A
dan B dengan jari-jari lebih panjang daripada setengah AB.
c) Perpotongan kedua busur lingkaran pada langkah b, berilah
nama C.
d) Hubungkan titik A dengan C dan titik B dengan C sehingga
diperoleh segitiga sama kaki ABC.
alas
tinggi
(a)
t
a (b) Gamabar 2.14
34
2) Melukis Segitiga Samasisi
Misalkan kita akan melukis segitiga sama sisi ABC. Untuk
melukis segitiga tersebut, ikuti langkah-langkah berikut ini.
a) Lukislah 퐴퐵
b) Lukislah dua busur lingkaran masing-masing berpusat di titik A
dan B dengan jari-jari sama dengan AB.
c) Perpotongan kedua busur lingkaran pada langkah b, berilah
nama C.
d) Hubungkan titik A dengan C dan titik B dengan C sehingga
diperoleh segitiga sama sisi ABC.
f. Garis-garis pada Segitiga
Selain sisi-sisinya, pada suatu segitiga masih terdapat beberapa
garis, misalnya garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu.
1) Garis tinggi adalah garis yang ditarik dari sebuah sudut dalam
segitiga yang tegak lurus pada sisi yang di hadapannya.
A B A B
C
A B
C
(a) (b) (c)
Gambar 2.15
(a) (b) (c)
Gambar 2.16
A B A B
C
A B
C
35
Langkah-langkah melukis garis tinggi pada segitiga
sembarang sebagai berikut:
a) Dengan pusat titik A, lukislah busur lingkarang dengan jari-jari
sembarang sehingga memotong sisi BC di titik K dan L.
b) Dengan pusat K dan L, lukislah busur lingkaran yang berjari-
jari sama sehingga berpotongan di titik D.
c) Hubungkan titik A dan D. Garis AD memotong sisi BC di titik
E. Garis AE disebut garis tinggi dari titik A ke sisi BC.
2) Garis bagi adalah garis yang membagi sebuah sudut segitiga
menjadi dua sama besar.
Langkah-langkah untuk melukis garis bagi pada segitiga
sembarang adalah sebagai berikut:
a) Dengan pusat A, lukislah busur lingkaran yang memotong sisi
AB dan AC berturut-turut di titik K dan L.
b) Lukislah dua busur masing-masing berpusat di K dan L,
dengan jari-jari sembarang yang sama. Kedua busur ini
berpotongan di titik M.
c) Hubungkan titik A dan M. Garis AM memotong sisi BC di titik
D. garis AD disebut garis bagi ∆ 퐴퐵퐶.
Gambar 2.17
A B
C
A B
C
K
L
D
E
36
3) Garis berat adalah garis yang ditarik dari sebuah sudut dalam
segitiga dan membagi sisi yang di hadapan sudut itu menjadi dua
bagian yang sama.
Langkah-langkah untuk melukis garis berat dan garis
sumbu segitiga sembarang adalah sebagai berikut:
a) Lukislah dua busur lingkaran masing-masing berpusat di B
dan C dengan jari-jari sembarang. Kedua busur lingkaran
berpotongan di titik K dan L.
b) Gris KL memotong sisi BC di titik D sehingga BD = CD.
Hubungkan titik A dengan D. Garis AD disebut garis berat
∆ 퐴퐵퐶.
4) Garis sumbu adalah garis yang melalui pertengahan sisi dan
tegak lurus pada sisi tersebut.
Pada gambar 2.19 di atas garis KL merupakan garis sumbu 퐵퐶.
A B
C
A B
C
K
L D M
o o
Gambar 2.18
A B
C
A B
C
K
L D
Gambar 2.19
37
B. Kerangka Berfikir
Gambar 2.20: Gambar Kerangka Berfikir R & D.
Kurikulum SMP N 2 Mranggen Tahun Pelajaran 2012/2013. (Materi Pokok Segitiga)
Tindakan: Mengembangkan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah.
Indikator: 1. Bagaimana pengembangan bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah yang valid sebagai media pembelajaran pada materi pokok segitiga?
2. Apakah bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah efektif digunakan dalam proses pembelajaran matematika pada materi pokok segitiga?
Mengingat begitu pentingnya keberadaan sumber belajar, maka setiap guru seharusnya memiliki kemampuan dalam mengembangkan sumber belajar/media pembelajaran (Wena, 2010: 15).
Analysis
Design
Development
Implementation
Evaluation
Uji Coba Lapangan Terbatas Uji Coba Kelompok Kecil
Uji Ahli Materi
Pembelajaran
Uji Ahli Desain
Media Pembelajaran
Pengembangan bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah efektif
digunakan dalam proses pembelajaran materi pokok segitiga.
Hasil yang diharapkan
Langkah-langkah Model ADDIE
38
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, model pengembangan bahan
ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan
malasalah pada materi pokok segitiga adalah menggunakan model
pengembangan ADDIE, yaitu : analysis, design, development, implementation
dan evaluation. Pada tahap analysis dilakukan analisis kinerja dan analisis
kebutuhan. Pada tahap design dilakukan penyusunan modul, dan RPP. Pada
tahap development, dilakukan pengembangan bahan ajar modul matematika
berdasarkan pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah, setelah
dikembangkan bahan ajar modul tersebut divalidasi oleh ahli desain media
pembelajaran dan ahli materi pembelajaran untuk menguji aspek kelayakan
dan revisi produk 1. Pada tahap implementation dilakukan uji coba kelompok
kecil dan uji coba lapangan terbatas untuk mendapatkan data kelayakan dan
keefektifan. Pada tahap evaluation, dilakukan analisis terhadap data
keefektifan.
C. Produk yang Akan Dihasilkan
Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini
adalah suatu bentuk bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah pada materi pokok segitiga.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Model penelitian
yang digunakan adalah model ADDIE. Menurut Pribadi (2009: 125) salah satu
model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan
dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah
model ADDIE. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau
tahap utama, yaitu (A)nalysis, (D)esign, (D)evelopment, (I)mplementation,
dan (E)valuation. Kelima fase atau tahap dalam model ADDIE, perlu
dilakukan secara sistemik dan sistematik. Model desain sistem pembelajaran
ADDIE dengan komponen-komponennya dapat di perlihatkan pada gambar
3.1.
Gambar 3.1: Model ADDIE
A analysis
Analisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan
menentukan kompetensi siswa.
D design
Menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan strategi pembelajaran.
D development
Memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam program pembelajaran.
I implementation
Melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan desain atau spesifikasi program
pembelajaran.
E evaluation
Melakukan evaluasi program pembelajaran den evaluasi hasil belajar.
40
B. Prosedur Penelitian
Dalam pengembangan bahan ajar modul ini, prosedur pengembangan
yang dilakukan terdiri atas lima tahap, yakni:
1. Analisis (Analysis)
Langkah analisis terdiri atas dua tahap, yaitu analisis kinerja atau
performanse analysis dan analiasis kebutuhan atau need analysis. Tahapan
ini dijelaskan secara rinci yaitu :
a. Analisis kinerja
Analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan
mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan
solusi berupa penyelenggaraan program atau perbaikan menajemen
(Pribadi, 2009: 128). Analisis kinerja dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan mengklarifikasi masalah dasar yang dihadapi
dalam pembelajaran materi pokok segitiga. Permasalahan yang
dihadapi dalam penelitian ini adalah masih terbatas dan jarang
digunakannya bahan ajar modul matematika dalam proses
pembelajaran di sekolah, sehinggga dibutuhkan solusi berupa
perbaikan kualitas manajemen dalam proses pembelajaran. Solusi dari
permasalahan tersebut bisa dilakukan dengan cara penyediaan fasilitas
pembelajaran yang memadai, misalnya tersedia bahan ajar modul
matematika yang mengutamakan aktivitas belajar siswa.
b. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk
menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu
dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan prestasi belajar.
Berdasarkan hasil analisis kurikulum di SMP N 2 Mranggen
dan pengalaman langsung peneliti melakukan kegiatan PPL di sekolah
tersebut, maka dapat diidentifikasi kompetensi dasar mata pelajaran
matematika kelas VII semester genap seperti yang tercantum pada
tabel 3.1.
41
Tabel 3.1: Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika
Kelas VII Semester II di SMP N 2 Mranggen
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok
Memahami konsep segitiga serta menentukan ukurannya.
Mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya serta menghitung jumlah sudut pada segitiga.
Segitiga
Menghitung keliling dan luas daerah segitiga serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Segitiga
Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat dan garis sumbu.
Segitiga
Sumber: Kurikulum SMP N 2 Mranggen Tahun Pelajaran
2012/2013.
Berdasarkan kurikulum pada tabel di atas dapat dibuat bahan
ajar modul matematika untuk memfasilitasi siswa dalam proses
pembelajaran matematika. Mengingat bahwa dalam proses
pembelajaran di kelas VII SMP N 2 Mranggen menggunakan Buku
Kerja Siswa (BKS) dan buku paket. Maka peneliti akan
mengembangkan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
kontruktivisme dan pemecahan masalah sebagai media pembelajaran
di kelas VII SMP N 2 Mranggen. Pengembangan bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan kontruktivisme dan pemecahan
masalah ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar khususnya
materi segitiga.
42
2. Perancangan (Design)
Pada langkah perancangan (design) disusun: modul pada materi
pokok segitiga dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
a. Penyusunan modul
Rancangan penelitian pengembangan bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan
masalah pada materi pokok segitiga dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Menetapkan judul modul yang akan disusun.
Judul modul ditentukan berdasarkan kompetensi dasar,
indikator-indikator, dan materi pembelajaran yang tercantum
dalam kurikulum.
2) Menyiapkan buku-buku sumber dan buku referensi lainnya.
Pengumpulan materi pokok dilakukan dengan
menggunakan sumber-sumber atau buku-buku mata pelajaran
matematika yang sudah ada, memanfaatkan download dari internet
dan referensi lainnya.
3) Melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar, serta
merancang bentuk kegiatan pembelajaran yang sesuai.
Identifikasi terhadap kompetensi dasar dilakukan dengan
cara memilih kompetensi dasar tertentu berdasarkan kurikulum.
4) Mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi dan merancang
bentuk dan jenis penilaian yang akan disajikan.
Setelah memilih kompetensi dasar, langkah selanjutnya
yaitu menentukan indikator pencapaian kompetensi yang akan
dikembangkan dalam bentuk modul.
5) Merancang format penulisan modul.
43
b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan RPP dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menuliskan identitas
2) Menuliskan Standar Kompetensi
3) Menuliskan Kompetensi Dasar
4) Menuliskan indikator
5) Merumuskan tujuan pembelajaran
6) Menentukan materi pembelajaran
7) Menentukan model dan metode pembelajaran
8) Menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran
a) Pendahuluan
b) Kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)
c) Kegiatan akhir
9) Sumber belajar
10) Penilaian hasil belajar
3. Pengembangan (Development)
Pada langkah pengembangan (development), dikembangkan bahan
ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah pada materi pokok segitiga berdasarkan validasi ahli
dan revisi produk I. Tahapan pengembangan modul berdasarkan hal-hal
berikut:
a. Berbentuk media cetak.
b. Dirancang secara menarik, bervariasi, dan komunikatif.
c. Dilengkapi dengan informasi berupa teks dan gambar.
d. Disusun berdasarkan format penulisan modul.
e. Materi dalam modul disusun melalui pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah.
44
Modul yang telah dikembangkan kemudian diujikan kepada ahli
desain media pembelajaran dan ahli materi pembelajaran matematika
supaya mendapat masukan untuk pengembangan dan perbaikan sebelum
diuji cobakan.
4. Implementasi (Implementation)
Langkah selanjutnya adalah mengujicobakan modul matematika
kepada siswa di kelas. Uji coba yang dilakukan adalah uji coba kelompok
kecil dan uji coba lapangan terbatas pada sekolah yang dijadikan subjek
penelitian. Implementation dilakukan untuk mendapatkan data kelayakan
dan keefektifan modul yang dikembangkan.
a. Uji Coba Kelompok Kecil
Pada uji coba kelompok kecil untuk mendapatkan data
kevalidan modul dilakukan dengan model eksperimen yaitu
membandingkan hasil tes dengan keadaan sebelum dan sesudah
menggunakan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah. Uji coba kelompok kecil ini
dilakukan pada satu kelas dengan menggunakan desain One-group
Pretest-posttest. Menurut Arikunto (2010: 212) One-group Pretest-
posttest design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu
kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Desain ini dapat di
gambarkan sebagai berikut:
Keterangan: O1 = observasi sebelum menggunakan produk.
O2 = observasi sesudah menggunakan produk.
Kelompok Pretest Treatment Posttest
A O1 O2 X
Waktu Gambar 3.2 Desain One-group Pretest-posttest
45
b. Uji Coba Lapangan Terbatas
Pada uji coba lapangan terbatas untuk mendapatkan data
keefektifan modul dilakukan dengan model eksperimen yaitu
membandingkan hasil tes kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Uji coba lapangan terbatas ini menggunakan desain Pretest-
posttest Control Group Design dengan Satuan Variabel Perlakuan.
Menurut Arikunto (2010: 210) di dalam model ini sebelum dimulai
perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk
mengukur kondisi awal (T1). Selanjutnya pada kelompok eksperimen
diberi perlakuan (X) dan pada kelompok pembanding tidak diberi.
Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai
posttest (T2). Desain uji coba ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Keterangan: T1 = Pretest
T2 = Posttest
X = Variabel perlakuan (treatment)
5. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang dilakukan
untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Pada langkah
evaluasi ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan dan keefektifan
modul yang dikembangkan pada tahap implementasi serta melakukan
revisi produk II berdasarkan evaluasi pada saat uji coba lapangan. Data-
data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui revisi yang perlu
dilakukan serta menganalisis apakah produk tersebut efektif untuk
digunakan dalam proses pembelajaran.
Kelompok Pretest Treatment Posttest
Waktu Gambar 3.3 Desain Pretest-posttest Control Group Design
dengan Satuan Variabel Perlakuan
Kel. Eksper. (random) T1 X T2
Kel.Kontrol. (random) T1 T2
46
C. Evaluasi terhadap Bahan Ajar Modul Matematika
1. Subyek Penelitian
Subyek yang melakukan evaluasi serta validasi terhadap produk
hasil penelitian pengembangan ini adalah ahli desain media pembelajaran
dan ahli materi pembelajaran matematika.
a. Ahli Desain Media Pembelajaran
Ahli desain media pembelajaran minimal memiliki pendidikan
Sarjana S1 (Strata Satu) yang memiliki pengalaman dan keahlian
dalam perancangan dan pengembangan media pembelajaran yang
berasal baik dari dosen atau guru dari sekolahan.
b. Ahli Materi Pembelajaran Matematika
Ahli materi pembelajaran matematika minimal memiliki
pendidikan Sarjana S1 (Strata Satu) bidang pendidikan matematika
yang berasal baik dari dosen atau guru dari sekolah yang mamiliki
pengalaman tinggi dalam mengajar matematika.
2. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2010: 100). Dalam
penelitian pengembangan ini, teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mengevaluasi dan validasi terhadap media pembelajaran yang
dikembangkan adalah kuesioner atau angket.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Hal tersebut
diperkuat dengan pendapat Trianto (2010: 265) bahwa bentuk lembaran
angket dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya untuk
memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ia alami.
47
Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai penilaian
beragam aspek validasi dari suatu media pembelajaran. Validasi angket
ahli desain media pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui data
tentang kualitas teknis dari produk media yang dikembangkan, sedangkan
validasi angket ahli materi pembelajaran matematika bertujuan untuk
mengetahui apakah sudah sesuai dengan materi serta konsep pembelajaran
atau tidak. Seluruh data yang diperoleh dikelompokkan menurut sifatnya
menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Menurut Trianto
(2010: 280-281) data kualitatif ialah data yang berbentuk kata-kata, bukan
dalam bentuk angka. Sedangkan data kuantitatif ialah data yang berbentuk
angka atau bilangan.
Dalam penelitian ini, data kualitatif berupa komentar dan saran
perbaikan produk dari ahli desain media pembelajaran dan ahli materi
materi pembelajaran matematika, sedangkan data kuantitatif berasal dari
skor penilaian ahli desain media pembelajaran dan ahli materi
pembelajaran matematika.
3. Instrumen Penelitian
Pengembangan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah menggunakan instrumen berupa
angket. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2010: 148). Sementara
itu menurut Trianto (2010: 263) instrumen pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya. Berdasarkan definisi tersebut suatu instrumen berfungsi untuk
menjaring data-data hasil penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam evaluasi media ini terdapat dua
instrumen meliputi instrumen untuk validasi ahli desain media
pembelajaran dan ahli materi pembelajaran matematika. Validasi ahli
48
desain media pembelajaran dan ahli materi pembelajaran matematika
digunakan untuk mereview produk awal sehingga diperoleh masukan
untuk perbaikan awal sebagai validasi dari media yang dikembangkan.
a. Instrumen untuk Validasi Ahli Desain Media Pembelajaran
Instrumen validasi yang ditujukan kepada ahli desain media
pembelajaran berupa angket penilaian yang menggunakan format skala
perhitungan rating scale terhadap produk yang dikembangkan. Rating
scale atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat
berskala (Trianto, 2010: 268). Oleh karena itu, menurut Sugiyono
(2010: 141) rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk
pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden
terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial
ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan
dan lain-lain. Dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa
angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitiatif.
Menurut Sukitman (dalam http://lib.uin-malang.ac.id/appendix/
09760012%5B1%5D-tri-sukitman.pdf) skala penilaian komponen
dalam angket untuk jawaban sangat sesuai diberi skor 5, sesuai diberi
skor 4, cukup sesuai diberi skor 3, kurang sesuai diberi skor 2, dan
sangat tidak sesuai diberi skor 1. Angket penilaian ahli desain media
pembelajaran ini digunakan untuk mengetahui apakah modul yang
dikembangkan memiliki kualitas teknis yang baik atau tidak.
b. Instrumen untuk Validasi Ahli Materi Pembelajaran Matematika
Instrumen validasi yang ditujukan kepada ahli materi
pembelajaran matematika juga berupa angket penilaian yang
menggunakan format skala perhitungan rating scale. Angket penilaian
ahli materi pembelajaran matematika ini digunakan untuk mengatahui
apakah modul yang dikembangkan sudah sesuai dengan materi serta
konsep pembelajaran atau tidak.
49
4. Analisis dan Interprestasi Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri mapun orang lain
(Sugiyono, 2010: 335).
Analisis data dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang
konkret tentang keberhasilan bahan ajar yang dikembangkan. Hasil yang
diperoleh kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
memperbaiki bahan ajar. Dalam penelitian pengembangan ini teknik
analisis data yang digunakan untuk mengolah data hasil pengembangan
yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif dan teknik analisis deskriptif
kuantitatif.
a. Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik
pengolahan data yang dilakukan dengan mengelompokkan informasi-
informsi dari data kualitatif yang berupa masukan, kritik, dan saran
perbaikan yang terdapat pada angket. Teknik analisis deskriptif
kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil review ahli desain
media pembelajaran dan ahli materi pembelajaran matematika berupa
saran dan komentar mengenai perbaikan bahan ajar modul matematika.
b. Analisis Deskriptif Kuantitatif
Metode analisis deskriptif kuantitatif ialah suatu cara
pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara
sistematis dalam bentuk angka-angka dan presentase, mengenai suatu
objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum. Objek yang
diteliti pada penelitian ini adalah persepsi responden mengenai
kelayakan produk media pembelajaran berupa bahan ajar modul
matematika.
50
Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mengolah data yang
diperoleh melalui angket dalam bentuk deskriptif persentase.
Menurut Jaya (dalam http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/
jurnal_tp/article/download/301/95) rumus yang digunakan untuk
menghitung persentase dari masing-masing subyek adalah sebagai
berikut.
푃 = ∑( × ) ×
× 100%
Keterangan :
= jumlah
n = jumlah seluruh butir angket.
Selanjutnya, untuk menghitung persentase keseluruhan subyek
digunakan rumus sebagai berikut.
푃푒푟푠푒푛푡푎푠푒 =
Keterangan:
P = persentase
F = jumlah persentase keseluruhan subyek
N = banyak subyek
Hasil dari analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif
kuantitatif ini kemudian digunakan untuk merevisi produk media
pembelajaran sebelum diuji cobakan kepada kolompok kecil dan
lapangan terbatas .
5. Pembuatan Desain Produk
Pembuatan desain media pembelajaran dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu menyusun rencana pembuatan media pembelajaran berupa
modul, memilih pendekatan pembelajaran dan mendesain tampilan fisik.
a. Menyusun Rencana Pembuatan Bahan Ajar Modul
Penyusunan rencana dalam pembuatan bahan ajar modul ini
merupakan langkah awal untuk menentukan bagaimana cara
menyampaikan materi dalam media tersebut. Penggunaan format
51
pembuatan modul secara jelas merupakan langkah awal yang sangat
penting dan harus dilakukan sebelum pembuatan bahan ajar modul.
b. Mengembangkan Modul melalui Pendekatan Pembelajaran
Untuk membuat suatu bahan ajar modul matematika yang
mengutamakan keaktifan siswa dibutuhkan pendekatan dalam proses
pembelajaran. Salah satunya yaitu pendekatan konstruktivisme dan
pendekatan pemecahan masalah. Pendekatan konstruktivisme berfokus
kepada siswa sebagai pusat dalam proses pembelajaran, sehingga
materi modul disusun berdasarkan karakteristik pendekatan
konstruktivisme. Sedangkan pendekatan pemecahan masalah
digunakan dalam proses mengonstruksi (membangun) pengetahuan
yang dimiliki siswa. Selain itu pendekatan pemecahan masalah dapat
pula digunakan untuk menyelesaiakan permasalahan-permasalahan
yang terdapat pada modul.
c. Mendesain Tampilan Fisik Modul
Setelah modul selesai dikembangkan melalui pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah. Langkah selanjutnya yaitu
mendesain tampilan modul tersebut. Misalnya, mendesain cover,
huruf, gambar, ilustrasi, warna dan lain sebagainya.
6. Validasi Desain
Untuk mengetahui kelayakan bahan ajar modul matematika yang
digunakan sebagai media pembelajaran siswa, maka perlu dilakukan uji
validasi terlebih dahulu yang dilakukan oleh para ahli baik secara segi
teknis maupun dari segi isinya. Validasi media dilakukan dengan cara
menganalisis angket penilaian ahli sehingga dapat memberikan makna dan
pengambilan keputusan ketetapan sebagai indikator keberhasilan validasi
ahli media dan materi.
Validasi media meliputi dua tahap, tahap pertama validasi
berdasarkan tiap aspek penilaian yang menjadi tolak ukur media tersebut
serta tahap kedua berdasarkan keseluruhan nilai yang diberikan oleh
52
masing-masing kelompok ahli. Dari validasi para ahli, kemudian
ditransformasikan kedalam kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk
menentukan interprestasi dilakukan seperti yang tercantum pada tabel 3.2.
Tabel 3.2: Interprestasi Data
(Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, 2009: 35)
No. Interval Interprestasi
1 81% 100% Baik Sekali/Layak Sekali
2 61% 80% Baik/Layak
3 41% 60% Cukup Baik/Cukup Layak
4 21% 40% Kurang Baik/Kurang Layak
5 < 21% Kurang Baik Sekali/Kurang Layak Sekali
Data hasil validasi ini akan dijadikan bahan revisi awal dari media
pembelajaran yang dikembangkan. Pada uji ahli desain media
pembelajaran dan ahli materi pembelajaran matematika, hasil persentase
penilaian dapat di lihat pada tabel 3.2. Media pembelajaran dapat
dikatakan berhasil atau valid bila hasil penilaian pada kedua tahap baik
dilihat dari masing-masing aspek maupun keseluruhan dimana hasil
tersebut berada pada rentang 61% 80% atau rentang 81% 100%
dengan kata lain pada kriteria “layak” atau “layak sekali”.
7. Revisi Produk Pengembangan
Revisi I produk pengembangan bahan ajar modul matematika
berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah dilakukan
dua tahap, yaitu berdasarkan penilaian angket dari ahli desain media
pembelajaran dan penilaian angket dari ahli materi pembelajaran
matematika. Penilaian dari masing-masing kelompok ahli yang telah
terkumpul tersebut dianalisis, selanjutnya dilakukan interprestasi data agar
dapat disimpulkan apakah media yang telah dikembangkan sudah layak
dan siap diuji cobakan kepada siswa atau belum. Jika belum mencapai
tingkat tersebut, kelayakan bahan ajar modul matematika akan dianalisis
53
secara keseluruhan mulai dari tiap-tiap aspek penilaian untuk kemudian
dilakukan koreksi dengan menitik beratkan aspek penilaian yang kurang
tersebut, selain itu juga komentar dan saran perbaikan dari ahli desain
media pembelajaran dan ahli materi pembelajaran matematika dalam
angket menjadi bahan pertimbangan lain untuk merevisi media
pembelajaran yang dikembangkan.
D. Eksperimen Pengujian Bahan Ajar Modul Matematika
1. Subyek Penelitian
Pada penelitian pengembangan bahan ajar modul matematika
berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah, subyek
penelitiannya berupa populasi dan sampel. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Sedangkan
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili)
(Sugiyono, 2010: 118).
Dengan demikian, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII SMP N 2 Mranggen. Karena terdapat uji coba kelompok
kecil dan uji coba lapangan terbatas, maka sampel untuk uji coba
kelompok kecil diambil secara cluster random sampling yaitu siswa kelas
VII F SMP N 2 Mranggen. Sedangkan untuk uji coba lapangan terbatas
diambil dua kelas secara cluster random sampling yaitu kelas VII A
sebagai kelas eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol.
54
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam melakukan eksperimen pengujian
produk ini ada dua metode yaitu metode tes dan metode kuesioner/angket.
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang
sudah ditentukan (Arikunto, 2009: 53). Adapun tes yang digunakan dalam
penelitian ini berupa soal uraian (esai). Menurut Arikunto (2009: 162) tes
bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban
yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Metode tes ini digunakan
sebagai evaluasi nilai pre test dan nilai post test. Soal pre test diberikan
sebelum menggunakan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah. Sedangkan soal post test
diberikan sesudah menggunakan bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah. Hasil dari tes
digunakan untuk pengolahan data pada analisis data sekaligus menjawab
hipotesis.
Selain pada evaluasi desain media pembelajaran dan materi
pembelajaran untuk para ahli, metode kuesioner/angket juga dipakai untuk
diajukan kepada siswa. Hanya saja terdapat perbedaan aspek yang
diajukan kepada responden (siswa). Angket penilaian siswa ini digunakan
untuk mengatahui bagaimana pembelajaran ini secara teknis,
mengidentifikasi ketertarikan dan motivasi siswa terhadap media
pembelajaran yang dikembangkan. Angket ini diberikan kepada siswa
setelah mereka menggunakan bahan ajar modul matematika yang
dikembangkan.
55
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian pengembangan yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah berupa tes dan angket.
Instrumen tes yang digunakan disusun berdasarkan silabus mata pelajaran
matematika kelas VII. Karena merujuk kepada uji coba dengan desain
One-group Pretest-posttest dan desain Pretest-posttest Control Group
Design dengan Satu Variabel Perlakuan, maka tes dilakukan dua kali yaitu
pre test dan post test.
Sedangkan instrumen yang ditujukan kepada uji coba kelompok
kecil dan uji coba lapangan terbatas adalah berupa angket penilaian yang
menggunakan format skala perhitungan rating scale. Angket penilaian uji
coba kelompok kecil dan uji coba lapangan terbatas ini digunakan untuk
mengetahui apakah modul yang dikembangkan memiliki daya tarik dan
layak digunakan bagi siswa atau tidak.
4. Analisis dan Interprestasi Data
Dalam penelitian pengembangan ini terdapat dua macam metode
analisis, yaitu metode analisis instrumen dan metode analisis data.
a. Metode Analisis Instrumen
Sebelum soal pretest-posttest diimplementasikan pada kelas uji
coba kelompok kecil dan kelas uji coba lapangan terbatas, maka soal
tersebut harus divalidasi terlebih dahulu melalui uji validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
1) Validitas Instrumen
Sebuah tes dikatakan memilki validitas jika hasilnya sesuai
dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran hasil tes tersebut
dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui
kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Person (Arikunto, 2009: 69).
56
푟 =푁∑푋푌 − (∑푋)(∑푌)
푁∑푋 − (∑푋) 푁∑푌 − (∑푌)
(Arikunto, 2009: 72)
Dimana:
푟 = koefisien korelasi tiap item
푁 = banyaknya subyek uji coba
X = jumlah skor item
Y = jumlah skor total
X2 = jumlah kuadrat skor item
Y2 = jumlah kuadrat skor total
XY = jumlah perkalian skor item (X) dengan skor total (Y)
Harga r yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan
rtabel product moment dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung >
rtabel, maka item soal yang diuji valid.
2) Reliabilitas Instrumen
Menurut Arifin (2011: 258) reliabilitas adalah tingkat atau
derajat konsisten dari suatu instrumen. Reliabilitas tes berkenaan
dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes
dapat dikatakan reliabel jika selalu memberi hasil yang sama bila
diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan
yang berbeda.
Untuk keperluan mencari reliabilitas soal bentuk uraian
perlu juga dilakukan analisis butir soal seperti halnya soal bentuk
obyektif. Skor untuk masing-masing butir soal dicantumkan kolom
item menurut apa adanya. Rumus yang digunakan adalah Alpha
sebagai berikut (Arikunto, 2009: 109):
푟 = ∑
57
Dimana:
푟 = reliabilitas yang dicari
∑휎 = jumlah varians skor tiap-tiap item
휎 = varians total
Harga 푟 yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan
rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung > rtabel, maka
instrumen tersebut reliabel.
3) Taraf Kesukaran
Menurut Arifin (2011: 266) perhitungan tingkat kesukaran
soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu
soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang
(proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik.
Suatu soal hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak terlaku mudah.
Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal bentuk
uraian adalah menghitung beberapa persen siswa yang gagal
menjawab benar atau ada di bawah batas lulus (passing grade)
untuk tiap-tiap butir soal. Untuk menafsirkan tingkat kesukaran
soal dapat digunakan kriteria sebagai berikut (Arifin, 2011: 273):
b) Jika jumlah siswa yang gagal mencapai 27%, termasuk mudah.
c) Jika jumlah siswa yang gagal antara 28% sampai dengan 72%,
termasuk sedang.
d) Jika jumlah siswa yang menjawab gagal 72% ke atas, termasuk
sukar.
4) Daya Pembeda
Menurut Arifin (2011: 273) perhitungan daya pembeda
adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu
membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan
siswa yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan
kriteria tertentu.
58
Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda
soal bentuk uraian adalah menghitung perbedaan dua rata-rata
(mean), yaitu antara rata-rata kelompok atas dengan rata-rata
kelompok bawah untuk tiap soal. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut (Arifin, 2011: 177-178):
푡 =(푋 − 푋 )
∑푋 + ∑푋푛(푛 − 1)
Dimana:
푋 = rata-rata dari kelompok atas
푋 = rata-rata dari kelompok bawah
∑푋 = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas
∑푋 = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah
푛 = 27% N (baik untuk kelompok atas maupun kelompok
bawah)
Harga t yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan
ttabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika thitung > ttabel, maka daya
pembeda pada item soal signifikan.
b. Metode Analisis Data
Dalam penelitian pengembangan ini masih digunakan dua
teknik analisis data, yaitu analisis deskriptif kulitatif dan analisisi
deskriptif kuantitatif. Kemudian teknik ini diaplikasikan dalam
pengolahan data yang didapat dari hasil instrumen tes maupun angket.
Untuk menganalisis nilai hasil tes siswa mengacu pada uji coba
kelompok kecil dengan desain One-group Pretest-posttest baik nilai
pre test maupun post test tersebut digunakan untuk menunjukkan
kevalidan media pembelajaran yang dikembangkan. Bila nilai post test
lebih baik daripada nilai pre test, maka bahan ajar yang dikembangkan
tersebut valid.
59
Selain dengan cara membandingkan data yang didapat juga
dilakukan uji statistik karena sampel berkorelasi/berpasangan, maka
dalam pengujian kevalidan penggunaan bahan ajar modul matematika
dilakukan dengan cara membandingkan hasil pre test dan post test
menggunakan Uji t. Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk
membandingkan dua nilai (pre test dan post test) dengan mengajukan
pertanyaan apakah ada perbedaan antara kedua nilai tersebut secara
signifikan.
Adapun sebelum melakukan Uji t berpasangan, perlu dipenuhi
syarat terlebih dahulu antara lain:
1) Sampel data mengandung unsur berpasangan, dalam hal ini sudah
dipenuhi dengan data berpasangan antara pre test dan post test.
2) Sampel diambil secara acak, dalam hal ini sudah dipenuhi dengan
pengambilan sample secara cluster random sampling.
3) Dilakukan uji kenormalan data dengan menggunakan uji Lilliefors
terhadap kedua tes tersebut sehingga dapat disusun langkah-
langkah analisis data eksperimen dengan desain One-group
Pretest-posttest.
Langkah-langkah uji normalitas data dengan rumus
Lilliefors, dilakukan dengan sebagai berikut :
a) Hipotesis
H0 = Sampel dari populasi berdistribusi normal.
Ha = Sampel dari populasi berdistribusi tidak normal.
b) Untuk pengujian hipotesis nol tersebut kita tempuh dengan
prosedur berikut (Sudjana, 2005: 466):
(1) Pengamatan 푥 ,푥 , … , 푥 dijadikan bilangan baku
푧 , 푧 , … , 푧 dengan rumus : z = (X dan S masing-
masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel).
60
(2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang
퐹(푧 ) = 푃(푧 ≤ 푧 ).
(3) Kemudian dihitung proporsi 푧 , 푧 , … , 푧 yang lebih kecil
atau sama dengan 푧 . Jika proporsi ini dinyatakan oleh
푆(푧 ), maka 푆(푧 ) = , ,… ,
(4) Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
(5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga
mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini L0.
(6) Menentukan harga Lillefors tabel (L) dengan rumus :
(훼, n). Pada taraf signifikan 0,05.
c) Membuat kesimpulan:
(1) Jika harga L0 < L, maka H0 diterima atau sampel dari
populasi berdistribusi normal.
(2) Jika harga L ≥ 퐿, maka H0 ditolak atau sampel dari
populasi berdistribusi tidak normal.
4) Uji t berpasangan
Menguji perbedaan rerata dengan menggunakan rumus Uji
t berpasangan digunakan sebagai indikator dari kevalidan
penggunaan bahan ajar modul matematika.
Langkah-langkah Uji t berpasangan adalah sebagai berikut.
a) Hipotesis 퐻 ∶ 휇 = 0퐻 ∶ 휇 > 0
퐻 : Hasil belajar siswa sesudah (post test) menggunakan
bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah sama dengan
hasil belajar siswa sebelum (pre test) menggunakan bahan
ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah.
61
퐻 : Hasil belajar siswa sesudah (post test) menggunakan
bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah lebih baik
daripada hasil belajar siswa sebelum (pre test)
menggunakan bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah.
b) Taraf signifikansi
훼 = 0,05
c) Statistik uji t berpasangan dengan desain One-group Pretest-
posttest.
푡 = √
(Sudjana, 2005:242)
Keterangan:
B = Beda
Dihitung dengan rumus 퐵 = 푥 − 푦
퐵 = Rata-rata dari nilai B
Dihitung dengan rumus 퐵 = ∑
푆 = Simpangan baku dari B
Dihitung dengan rumus 푆 = ∑ (∑ )( )
n = Banyaknya pasangan
d) Kriteria keputusan
H0 diterima jika thitung < t(1-),(db: n-1)
H0 ditolak jika thitung ≥ t(1-),(db: n-1)
e) Kesimpulan
Apabila perhitungan pengujian menunjukkan penolakan
퐻 dan penerimaan 퐻 maka kesimpulannya adalah hasil
belajar siswa sesudah (post test) menggunakan bahan ajar
modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa
sebelum (pre test) menggunakan bahan ajar modul matematika
62
berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah.
Begitu sebaliknya apabila penerimaan 퐻 dan penolakan 퐻 .
Sedangkan untuk data yang diperoleh dari angket penilaian
siswa dianalisis seperti halnya dengan data yang didapat dari
menganalisis angket validasi ahli. Angka tersebut didapat dari jawaban
yang diberi skor. Menurut Sukitman (dalam http://lib.uin-
malang.ac.id/appendix/097600 12%5B1%5D-tri-sukitman.pdf) skala
penilaian komponen dalam angket untuk jawaban sangat baik diberi
skor 5, baik diberi skor 4, cukup baik diberi skor 3, kurang baik diberi
skor 2, dan sangat tidak baik diberi skor 1. Kemudian Untuk
perhitungan angket penilaian siswa dengan menggunakan format skala
perhitungan rating scale sama halnya perhitungan pada ahli desain
media pembelajaran dan ahli materi pembelajaran.
5. Validasi Produk
Validasi bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah setelah lolos dari penilaian para
ahli, dilanjutkan pada uji coba validasi media pembelajaran yang
diterapkan kepada siswa uji coba kelompok kecil. Data olahan yang
berasal dari nilai hasil pre test maupun post test akan menunjukkan valid
tidaknya media pembelajaran yang telah dikembangakan tersebut. Jika
terjadi peningkatan yang signifikan dalam kesimpulan uji statistik tersebut
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar modul telah mencapai
indikator kevalidan dengan kata lain bahan ajar modul matematika
berbasis pendekatan konstruktivistik dan pemecahan masalah layak/valid
dipergunakan dalam proses pembelajaran.
63
E. Uji Coba Pemakaian Produk
1. Revisi Produk
Jika pengujian validasi bahan ajar modul matematika pada sampel
uji coba kelompok kecil menunjukkan adanya kevalidan terhadap media
pembelajaran dengan kata lain bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivistik dan pemecahan masalah layak/valid
dipergunakan dalam proses pembelajaran. Maka produk tersebut perlu
diuji cobakan lagi pada kelas yang lebih luas, yaitu pada kelas uji coba
lapangan terbatas. Namun apa bila ada beberapa komponen yang perlu
ditambahi dan diperbaiki, maka produk perlu direvisi terlebih dahulu.
Setelah direvisi, maka produk tersebut baru diuji cobakan pada sampel uji
coba lapangan terbatas. Untuk uji coba lapangan terbatas diambil dua
kelas secara cluster random sampling yaitu kelas VII A sebagai kelas
eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol. Uji coba lapangan
terbatas ini menggunakan desain Pretest-posttest Control Group Design
dengan Satu Variabel Perlakuan.
2. Pengujian Produk
Setelah melakukan uji coba kelompok kecil dan revisi tahap II,
maka bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme
dan pemecahan masalah siap diuji cobakan lagi pada uji coba lapangan
terbatas. Hal ini dilakukan guna melihat sejauh mana bahan ajar yang
dibuat mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan. Uji eksperimen ini
dilakukan menggunakan desain Pretest-posttest Control Group Design
dengan Satu Variabel Perlakuan. Maka diambil dua kelas secara cluster
random sampling yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas
VII E sebagai kelas kontrol.
Cara pengujiannya seperti langkah-langkah yang sudah di
sampaikan pada uji coba kelompok kecil. Namun untuk menganalisis nilai
hasil tes siswa mengacu pada desain Pretest-posttest Control Group
Design dengan Satu Variabel Perlakuan, maka tes dilakukan pada kedua
64
sampel uji coba lapangan terbatas tersebut yaitu pretest-posttest pada kelas
eksperimen dan pretest-posttest pada kelas kontrol. Baik nilai pretest-
posttest dari kelas eksperimen dan pretest-posttest dari kelas kontrol
tersebut digunakan untuk menunjukkan keefektifan media pembelajaran
yang dikembangkan. Dikatakan efektif jika selisih nilai pretest-posttest
(T1 – T2) kelas eksperimen lebih baik daripada selisih nilai pretest-posttest
(T1 – T2) kelas kontrol.
Selain dengan cara membandingkan data yang didapat juga
dilakukan uji statistik, maka dalam pengujian efektivitas penggunaan
bahan ajar modul matematika dilakukan dengan cara membandingkan
hasil nilai kelas eksperimen dan nilai kelas kontrol menggunakan Uji t
berpasangan. Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk
membandingkan dua nilai (pretest-posttest) pada kelas eksperimen dan
(pretest-posttest) pada kelas kontrol dengan mengajukan pertanyaan
apakah ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol secara
signifikan. Selain itu uji efektifitas lapangan terbatas ini juga bertujuan
untuk mengetahui daya tarik dan kelayakan bahan ajar yang
dikembangakan bagi siswa melalui instrument angket.
Adapun sebelum melakukan Uji t berpasangan yang menggunakan
desain Pretest-posttest Control Group Design dengan Satu Variabel
Perlakuan, perlu dipenuhi syarat terlebih dahulu antara lain:
a. Sampel data mengandung unsur berpasangan, dalam hal ini sudah
dipenuhi dengan data berpasangan antara (pretest-posttest) kelas
eksperimen dan (pretest-posttest) kelas kontrol.
b. Sampel diambil secara acak, dalam hal ini sudah dipenuhi dengan
pengambilan sampel secara cluster random sampling.
c. Dilakukan uji kenormalan data dengan menggunakan uji Lilliefors
terhadap nilai (pretest-posttest) kelas eksperimen dan nilai (pretest-
posttest) kelas kontrol. Uji Lilliefors seperti halnya pada uji coba
kelompok kecil.
65
d. Dilakukan uji homogenitas varians terhadap pretest kelas eksperimen
dengan pretest kelas kontrol dan posttest kelas eksperimen dengan
posttest kelas kontrol.
Langkah-langkah untuk menguji homogenitas adalah sebagai
berikut:
1) Hipotesis
퐻 ∶ 푠 = 푠 (Varians dua kelompok data adalah
homogen/sama).
퐻 ∶ 푠 ≠ 푠 (Varians dua kelompok data adalah tidak
homogen/berbeda).
2) Cari Fhitung dengan menggunakan rumus;
F =
(Sudjana, 2005: 250)
3) Tetapkan taraf signifikansi ()
4) Hitung Ftabel dengan rumus;
퐹 = 퐹 (푑푏 = 푛 − 1, 푑푏 = 푛 − 1)
5) Tentukan kriteria pengujian H0 yaitu;
Jika 퐹 < 퐹 , maka H0 diterima (homogen)
Jika 퐹 ≥ 퐹 , maka H0 ditolak (tidak homogen)
6) Buatlah kesimpulannya.
e. Uji t berpasangan
Menguji perbedaan rerata dengan menggunakan rumus Uji t
berpasangan digunakan sebagai indikator dari efektifitas dari
penggunaan bahan ajar modul matematika dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1) Hipotesis 퐻 ∶ 휇 = 휇퐻 ∶ 휇 > 휇
퐻 : Selisih hasil belajar (pretest-posttest) siswa kelas eksperimen
sama dengan selisih hasil belajar (pretest-posttest) siswa kelas
kontrol.
66
퐻 : Selisih hasil belajar (pretest-posttest) siswa kelas eksperimen
lebih baik daripada selisih hasil belajar (pretest-posttest)
siswa kelas kontrol.
2) Taraf signifikansi
훼 = 0,05
3) Statistik Uji t berpasangan dengan desain Pretest-posttest Control
Group Design dengan Satuan Variabel Perlakuan.
Jika varians homogen dapat digunakan t-test dengan rumus polled
varians, yaitu (Sugiyono, 2010: 273):
푡 = 푋 − 푋
(푛 − 1)푠 + (푛 − 1)푠푛 + 푛 − 2
1푛 + 1
푛
Jika varians tidak homogen dapat digunakan t-test dengan rumus
separated varians, yaitu (Sugiyono, 2010: 273):
푡 = 푋 − 푋
푠푛 + 푠
푛
Keterangan:
푋 = nilai rerata kelas eksperimen
푋 = nilai rerata kelas kontrol
푠 = varians kelas ekperimen
푠 = varians kelas kontrol
푛 = jumlah siswa kelas eksperimen
푛 = jumlah siswa kelas kontrol
4) Kriteria keputusan
H0 diterima jika thitung ≤ 푡( ),( )
H0 ditolak jika thitung > 푡( ),( )
67
5) Kesimpulan
Apabila perhitungan pengujian menunjukkan penolakan 퐻
dan penerimaan 퐻 maka kesimpulannya adalah selisih hasil
belajar (pretest-posttest) siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada selisih hasil belajar (pretest-posttest) siswa kelas kontrol.
Begitu sebaliknya apabila penerimaan 퐻 dan penolakan 퐻 .
Sedangkan untuk data yang diperoleh dari angket penilaian
siswa dianalisis seperti halnya perhitungan data pada uji coba
kelompok kecil.
3. Penyempurnaan Produk
Berdasarkan hasil penilaian dan review para ahli (angket tanggapan
dan penilaian para ahli) serta hasil uji coba kelompok kecil dan uji coba
lapangan terbatas. Maka penelitian pengembangan bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah
dapat diketahui apakah layak dan efektif atau tidak. Perlu diingat juga
komentar berupa masukan dan saran perbaikan yang disampaikan oleh
para ahli dalam angket, berusaha diwujudkan sebaik-baiknya sehingga
produk pengembangan yang dihasilkan semakin baik.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Desain Produk
Desain bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
Setelah selesai pembuatan desain modul, kemudian modul yang
dikembangkan divalidasi oleh ahli desain media pembelajaran dan ahli materi
pembelajaran. Validasi ahli dilakukan untuk mengetahui apakah produk yang
dikembangkan secara rasional layak atau tidak. Dikatakan secara rasional,
karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional,
belum fakta lapangan.
Gambar 4.1
Menetapkan judul modul
yang akan disusun.
Menyiapkan buku-buku sumber dan
buku referensi lainnya.
Identifikasi terhadap
kompetensi dasar
Identifikasi indikator
pencapaian kompetensi
Menetapkan pendekatan
pembelajaran Merancang format
penulisan modul
Penyusunan draf modul
Pemilihan gambar dan
warna
Perancangan dari
sisi media (variasi)
Pencetakan
69
1. Validasi Desain
Untuk mengetahui apakah produk yang dikembangkan layak atau
tidak dapat dilakukan dengan cara menghadirkan ahli desain media
pembelajaran dan ahli materi pembelajaran. Review ini dilakukan untuk
mengetahui hal-hal apa saja yang masih kurang dan perlu ditambahkan
pada modul sebelum diujikan lebih lanjut kepada siswa. Di bawah ini
disajikan hasil penilaian dan tanggapan dari para ahli desain media
pembelajaran dan ahli materi pembelajaran dari instansi IKIP PGRI
Semarang dan SMP N 2 Mranggen.
a. Ahli Desain Media pembelajaran
Ahli desain media pembelajaran yang melakukan penilaian
terhadap bahan ajar modul matematika adalah Ibu Heni Purwati, S. Pd,
M. Pd dan Ibu Rini Widyastuti, S. Pd. Berikut ini disajikan paparan
deskriptif hasil penilaian ahli desain media pembelajaran terhadap
pengembangan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah melalui instrumen angket.
Tabel 4. 1: Hasil Penilaian Ahli Desain Media Pembelajaran
Melalui Instrumen Angket
No. Komponen Responden
Ahli 1 Ahli 2 1. Kemenarikan pengemasan desain cover. 4 4
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 1: Gambar sudah sesuai, sebaiknya warna disesuaikan
dengan warna isi, biar tidak terlalu kontras. Ahli 2: Cover bagus dan menarik.
2. Ketepatan pemakaian jenis huruf yang digunakan dalam cover.
4 5
Komentar dan saran perbaikannya:
3. Ketepatan layout pengetikan. 4 5 Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 1: Cantik, sebaiknya warna ditipiskan biar tulisan materi
lebih terlihat.
70
4. Konsisten penggunaan spasi, judul, dan pengetikan materi.
5 5
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 2: Pengetikan rapi dan konsisten.
5. Kejelasan tulisan atau pengetikan. 4 5 Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 1: Secara keseluruhan bagus, untuk pengetikan dengan
huruf berwarna biru muda, warnanya lebih dituakan. 6. Ketepatan pemenpatan gambar. 5 5
Komentar dan saran perbaikannya:
7. Kesesuaian penggunaan variasi jenis, ukuran dan bentuk huruf untuk judul bab-sub bab.
5 5
Komentar dan saran perbaikannya:
8. Ketepatan penggunaan whitespace (kolom kosong)
5 5
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 2: Untuk kolom rumus diberi tanda titik-titik (............).
9. Ketepatan penggunaan ilustrasi. 4 4 Komentar dan saran perbaikannya:
10. Konsisten penggunaan sistem penomoran. 4 5 Komentar dan saran perbaikannya:
11. Kesesuaian pengorganisasian isi bahan ajar modul matematika.
4 4
Komentar dan saran perbaikannya:
12. Ketepatan penempatan tujuan pembelajaran 4 5 Komentar dan saran perbaikannya:
13. Konsistensi penggunaan jenis huruf, ukuran huruf yang digunakan untuk judul kegiatan belajar.
4 5
Komentar dan saran perbaikannya:
14. Ketepatan teks rumusan tujuan pembelajaran.
4 5
71
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 1: Judul tujuan ditebalkan.
15. Ketepatan penataan paragraf uraian pembelajaran.
4 5
Komentar dan saran perbaikannya:
16. Kesesuaian antara isi tugas, tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi dengan tujuan pembelajaran.
4 4
Komentar dan saran perbaikannya:
17. Kesesuaian bentuk penilaian pada bab IV. 3 4 Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 1: Penyebutnya bukan 10 tapi skor maksimal.
18. Ketepatan jenis huruf yang digunakan untuk judul rangkuman, tugas, tes formatif, dan lembar kerja.
4 5
Komentar dan saran perbaikannya:
19. Ketepatan pemilihan gambar yang digunakan dalam bahan ajar modul matematika.
4 4
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 2: Variasi gambar bagus.
20. Kemudahan bahasa yang digunakan dalam bahan ajar modul matematika.
4 5
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 1: Perlu diperhatikan untuk penggunaan tanda baca,
terutama pada kalimat tanya dan perintah. 21. Ketepatan pemilihan warna dalam bahan
ajar modul matematika. 3 5
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 1: Backgroundnya ditipiskan. Ahli 2: Warna modul serasi, tetapi antara cover dengan isi
kurang serasi. Jumlah 86 99
Jumlah keseluruhan 185
Ahli 1: Ibu Heni Purwati, S. Pd, M. Pd
Ahli 2: Ibu Rini Widyastuti, S. Pd
72
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam angket, penilaian
ahli desain media pembelajaran untuk tiap komponen yakni sebagai
berikut:
1) Sangat kurang sesuai
2) Kurang sesuai
3) Cukup sesuai
4) Sesuai
5) Sangat sesuai
Setelah data tersajikan, langkah berikutnya yang dilakukan
adalah menganalisis data tersebut berdasarkan masing-masing ahli
desain media pembelajaran. Analisis data dilakukan pada tiap
komponen dan komentar dari para ahli desain media pembelajaran
sebagaimana tercantum pada tabel 4.1, maka dapat dihitung persentase
tingkat pencapaian media pembelajaran sebagai berikut.
푃 =∑(jawaban × bobot tiap pilihan)
n × bobot tertinggi × 100%
Penganalisisan dimulai dari tiap komponen pada angket. Hasil
penilaian dari ahli desain media pembelajaran untuk tiap komponen
tercantum pada tabel 4.2.
Tabel 4.2: Ikhtisar Penilaian Komponen Ahli
Desain Media Pembelajaran
No. Komponen Skor
Observasi Skor yang
Diharapkan Kelayakan
1. Kemenarikan pengemasan desain cover.
8 10 80% (layak)
2. Ketepatan pemakaian jenis huruf yang digunakan dalam cover.
9 10 90% (layak sekali)
3. Ketepatan layout pengetikan.
9 10 90% (layak sekali)
73
4. Konsisten penggunaan spasi, judul, dan pengetikan materi.
10 10 100% (layak sekali)
5. Kejelasan tulisan atau pengetikan.
9 10 90% (layak sekali)
6. Ketepatan pemenpatan gambar.
10 10 100% (layak sekali)
7. Kesesuaian penggunaan variasi jenis, ukuran dan bentuk huruf untuk judul bab-sub bab.
10 10 100% (layak sekali)
8. Ketepatan penggunaan whitespace (kolom kosong)
10 10 100% (layak sekali)
9. Ketepatan penggunaan ilustrasi.
8 10 80% (layak)
10. Konsisten penggunaan sistem penomoran.
9 10 90% (layak sekali)
11. Kesesuaian pengorganisasian isi bahan ajar modul matematika.
8 10 80% (layak)
12. Ketepatan penempatan tujuan pembelajaran
9 10 90% (layak sekali)
13. Konsistensi penggunaan jenis huruf, ukuran huruf yang digunakan untuk judul kegiatan belajar.
9 10 90% (layak sekali)
74
14. Ketepatan teks rumusan tujuan pembelajaran.
9 10 90% (layak sekali)
15. Ketepatan penataan paragraf uraian pembelajaran.
9 10 90% (layak sekali)
16. Kesesuaian antara isi tugas, tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi dengan tujuan pembelajaran.
8 10 80% (layak)
17. Kesesuaian bentuk penilaian pada bab IV.
7 10 70% (layak)
18. Ketepatan jenis huruf yang digunakan untuk judul rangkuman, tugas, tes formatif, dan lembar kerja.
9 10 90% (layak sekali)
19. Ketepatan pemilihan gambar yang digunakan dalam bahan ajar modul matematika.
8 10 80% (layak)
20. Kemudahan bahasa yang digunakan dalam bahan ajar modul matematika.
9 10 90% (layak sekali)
21. Ketepatan pemilihan warna dalam bahan ajar modul matematika.
8 10 80% (layak)
75
Pada proses analisis selanjutnya dilakukan analisis keseluruhan
dari penilaian para ahli desain media pembelajaran yang dapat dicari
berdasarkan perhitungan pada tabel 4.1, diketahui data:
F = 185
N = 2
Bobot tertinggi = 5
Sehingga dapat dihitung sebagai berikut.
푃푒푟푠푒푛푡푎푠푒 =185
21 × 5 × 2 × 100% = 88,10%
Berdasarkan perhitungan di atas, jelas terlihat bahwa persentase
keseluruhan dari penilaian para ahli desain media pembelajaran adalah
layak sekali, karena berada pada rentang 81% sampai 100%. Sehingga
media pembelajaran tidak memerlukan revisi. Namun komentar dan
saran ahli desain media pembelajaran dijadikan bahan pertimbangan
untuk menyempurnakan media pembelajaran.
b. Ahli Materi Pembelajaran
Ahli materi pembelajaran yang melakukan penilaian terhadap
bahan ajar modul matematika adalah Bapak Bagus Ardi Saputro,
M. Pd dan Ibu Retnodiati Caecilia, S. Pd. Berikut ini disajikan paparan
deskriptif hasil penilaian ahli materi pembelajaran terhadap
pengembangan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah melalui instrumen angket.
76
Tabel 4.3: Hasil Penilaian Ahli Materi Pembelajaran
Melalui Instrumen Angket
No. Komponen Responden
Ahli 1 Ahli 2 1. Tingkat relevansi bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP kelas VII.
4 5
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 2: Sesuai dengan kurikulum SMP N 2 Mranggen.
2. Ketepatan judul kegiatan belajar dengan uraian materi dalam bahan ajar modul matematika.
2 5
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 1: 1) Jenis-jenis segitiga dan jumlah sudut pada
segitiga. 3) Garis pada segitiga.
3. Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar modul matematika adalah bahasa bahan ajar yang berlaku.
4 4
Komentar dan saran perbaikannya:
4. Bahasa yang digunakan mudah dipahami 4 4 Komentar dan saran perbaikannya:
5. Kesesuaian antara aspek pengetahuan, sikap dan wahana diskusi dalam bahan ajar modul matematika.
4 4
Komentar dan saran perbaikannya:
6. Kesesuaian antara tugas, tes formatif, lembar kerja dan evaluasi dengan tujuan pembelajaran.
4 4
Komentar dan saran perbaikannya:
7. Kesesuaian antara isi rangkuman dengan poin-poin inti isi materi pembelajaran.
4 4
Komentar dan saran perbaikannya:
77
8. Kesesuaian antara kunci jawaban tes formatif dan evaluasi dengan tujuan pembelajaran.
2 5
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 1: Tambahi kunci jawaban, dipisah dalam modul, singkat
saja. Ahli 2: Kunci jawaban singkat saja.
9. Apakah komponen yang ada sudah memadai sebagai bahan ajar modul matematika pada materi pokok segitiga.
4 4
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 2: Materi cukup komplit.
10. Kesesuaian antara isi uraian dengan materi pokok segitiga.
4 5
Komentar dan saran perbaikannya:
11. Ketepatan rumusan tujuan pembelajaran pada bahan ajar modul matematika.
4 5
Komentar dan saran perbaikannya:
12. Kejelasan uraian materi dengan materi pokok segitiga.
4 4
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 2: Uraian materi jelas.
13. Kemenarikan pengemasan bahan ajar. 4 5 Komentar dan saran perbaikannya:
14. Ketepatan penggunaan ilustrasi. 2 4 Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 1: Ilustrasi tidak tepat dengan konsep.
15. Validitas/kesahihan isi secara keilmuan.
4 4
Komentar dan saran perbaikannya:
16. Kesesuian referensi yang digunakan dengan bidang ilmu.
2 4
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 1: Cari buku konstruktivisme dan pemecahan masalah
dan jurnal.
78
17. Keluasan dan kedalaman isi bahan ajar modul matematika.
4 4
Komentar dan saran perbaikannya:
18. Format penulisan bahan ajar modul matematika konsisten.
4 5
Komentar dan saran perbaikannya:
19. Ketercernaan uraian materi pada bahan ajar modul matematika.
4 4
Komentar dan saran perbaikannya:
20. Uraian materi dalam bahan ajar modul matematika membangun pengetahuan (mengonstruksi) pemahaman siswa dan meningkatkan pemecahan masalah terhadap materi pokok segitiga.
4 4
Komentar dan saran perbaikannya: Ahli 1: Tetapi pemecahan masalah masih kurang.
Jumlah 72 87 Jumlah keseluruhan 159
Ahli 1: Bapak Bagus Ardi Saputro, M. Pd.
Ahli 2: Ibu Retnodiati Caecilia, S. Pd.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam angket, penilaian
ahli materi pembelajaran untuk tiap komponen yakni sebagai berikut:
1) Sangat kurang sesuai
2) Kurang sesuai
3) Cukup sesuai
4) Sesuai
5) Sangat sesuai
Setelah data tersajikan, langkah berikutnya yang dilakukan
adalah menganalisis data tersebut berdasarkan masing-masing ahli
materi pembelajaran. Analisis data dilakukan pada tiap komponen dan
komentar dari para ahli materi pembelajaran sebagaimana tercantum
pada tabel 4.3, maka dapat dihitung persentase tingkat pencapaian
media pembelajaran sebagai berikut.
79
푃 =∑(jawaban × bobot tiap pilihan)
n × bobot tertinggi × 100%
Penganalisisan dimulai dari tiap komponen pada angket. Hasil
penilaian dari ahli materi pembelajaran untuk tiap komponen
tercantum pada tabel 4.4.
Tabel 4.4: Ikhtisar Penilaian Komponen Ahli Materi Pembelajaran
No. Komponen Skor
Observasi Skor yang
Diharapkan Kelayakan
1. Tingkat relevansi bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP kelas VII.
9 10 90% (layak sekali)
2. Ketepatan judul kegiatan belajar dengan uraian materi dalam bahan ajar modul matematika.
7 10 70% (layak)
3. Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar modul matematika adalah bahasa bahan ajar yang berlaku.
8 10 80% (layak)
4. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
8 10 80% (layak)
5. Kesesuaian antara aspek pengetahuan, sikap dan wahana diskusi dalam modul matematika.
8 10 80% (layak)
80
6. Kesesuaian antara tugas, tes formatif, lembar kerja dan evaluasi dengan tujuan pembelajaran.
8 10 80% (layak)
7. Kesesuaian antara isi rangkuman dengan poin-poin inti isi materi pembelajaran.
8 10 80% (layak)
8. Kesesuaian antara kunci jawaban tes formatif dan evaluasi dengan tujuan pembelajaran.
7 10 70% (layak)
9. Apakah komponen yang ada sudah memadai sebagai bahan ajar modul matematika pada materi pokok segitiga.
8 10 80% (layak)
10. Kesesuaian antara isi uraian dengan materi pokok segitiga.
9 10 90% (layak sekali)
11. Ketepatan rumusan tujuan pembelajaran pada bahan ajar modul matematika.
9 10 90% (layak sekali)
12. Kejelasan uraian materi dengan materi pokok segitiga.
8 10 80% (layak)
13. Kemenarikan pengemasan bahan ajar.
9 10 90% (layak sekali)
81
14. Ketepatan penggunaan ilustrasi.
6 10 60% (layak)
15. Validitas/kesahihan isi secara keilmuan.
8 10 80% (layak)
16. Kesesuian referensi yang digunakan dengan bidang ilmu.
6 10 60% (layak)
17. Keluasan dan kedalaman isi bahan ajar modul matematika.
8 10 80% (layak)
18. Format penulisan bahan ajar modul matematika konsisten.
9 10 90% (layak sekali)
19.
Ketercernaan uraian materi pada bahan ajar modul matematika.
8 10 80% (layak)
20. Uraian materi dalam bahan ajar modul matematika membangun pengetahuan (mengonstruksi) pemahaman siswa dan meningkatkan pemecahan masalah terhadap materi pokok segitiga.
8 10 80% (layak)
Pada proses analisis selanjutnya dilakukan analisis keseluruhan
dari penilaian para ahli materi pembelajaran yang dapat dicari
berdasarkan perhitungan pada tabel 4.3, diketahui data:
F = 159
N = 2
Bobot tertinggi = 5
82
Sehingga dapat dihitung sebagai berikut:
푃푒푟푠푒푛푡푎푠푒 =159
20 × 5 × 2 × 100% = 79,50%
Berdasarkan perhitungan di atas, jelas terlihat bahwa persentase
keseluruhan dari penilaian para ahli materi pembelajaran adalah layak,
karena berada pada rentang 61% sampai 80%. Sehingga media
pembelajaran tidak memerlukan revisi. Namun komentar dan saran
ahli materi pembelajaran dijadikan bahan pertimbangan untuk
menyempurnakan media pembelajaran.
2. Revisi Desain
Semua data dari hasil review, penilaian, dan diskusi dengan ahli
desain media pembelajaran dan ahli materi pembelajaran dijadikan bahan
pertimbangan dalam rangka revisi penyempurnaan bahan ajar modul
matematika sebelum dilakukan prosedur penelitian selanjutnya yaitu uji
coba terhadap kelompok kecil dan uji coba lapangan terbatas. Berdasarkan
komentar dan saran dari para ahli terdapat beberapa komponen bahan ajar
modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan
masalah yang sebaiknya direvisi. Hal ini dilakukan agar produk
pengembangan bahan ajar modul matematika yang dihasilkan semakin
baik. Berikut ini disajikan beberapa contoh komponen produk yang
direvisi berdasarkan komentar dan saran perbaikan baik dari ahli desain
media pembelajaran maupun ahli materi pembelajaran.
Gambar 4.2: Tampilan sebelum direvisi
83
Gambar 4.3: Tampilan sesudah direvisi
Gambar 4.4: Tampilan sebelum Gambar 4.5: Tampilan sesudah
direvisi direvisi
Gambar 4.6: Tampilan sebelum direvisi
84
Gambar 4.7: Tampilan sesudah direvisi.
Gambar 4.8: Tampilan sebelum direvisi.
Gambar 4.9: Tampilan sesudah direvisi.
85
3. Analisis Instrumen
a. Uji Validitas
Uji coba instrumen dilakukan pada kelas VII B SMP N 2
Mranggen sebanyak 32 siswa. Berdasarkan hasil uji validitas item tes
dari 12 butir soal yang diujicobakan pada siswa terdapat 10 soal yang
valid yaitu terdapat pada butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, dan
12. Karena memiliki rhitung > rtabel. Diketahui rtabel = 0,349 pada = 5%
dengan n = 32 sehingga rhitung > 0,349 dan dikatakan soal tersebut
adalah valid. Sedangkan butir soal nomor 8 dan 11 tidak valid, karena
memilki rhitung < rtabel.
b. Uji Reliabilitas
Hasil penghitungan r11 dikonsultasikan ke tabel r product
moment dengan N = 32 dan taraf signifikan 5%. Bila r11 hitung lebih
besar dari rtabel, maka dapat dikatakan bahwa soal uji coba adalah
reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen didapatkan
r11 = 0,664 > rtabel = 0,349 . Sehingga instrumen tersebut reliabel dan
dapat digunakan untuk pengumpulan data.
c. Tingkat Kesukaran Soal
Penghitungan tingkat kesukaran soal terdapat 3 soal dengan
kriteria mudah, yaitu nomor 1, 2, dan 6. Kemudian soal dengan kriteria
sedang terdapat pada soal nomor 3, 4a, 5, dan 7. Sedangkan sisannya
dengan kriteria sukar terdapat pada soal nomor 4b, 8, 9,10,11, dan 12.
d. Daya Pembeda
Hasil penghitungan daya pembeda soal uraian dengan
menggunakan rumus t dikonsultasikan ke tabel t dengan N = 32 siswa
dan taraf signifikan 5%. Sehingga dihasilkan ttabel = 1,75 berdasarkan
uji daya pembeda terdapat 11 soal yang signifikan, yaitu soal nomor 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, dan 12. Karena memiliki thitung > ttabel.
Sedangkan soal nomor 8 tidak signifikan. Karena memiliki thitung <
ttabel.
86
Dari uraian analisis instrumen dapat disimpulkan bahwa dari soal uji
coba sebanyak 12 soal terdapat 10 soal yang valid serta 11 soal yang
signifikan dan 1 soal yang tidak signifikan. Terdapat 3 soal dengan kriteria
mudah, 4 soal dengan kriteria sedang, dan 5 soal dengan kriteria sukar.
Kemudian 12 soal tersebut reliabel. Maka atas dasar analisis instrumen yang
dipakai untuk penelitian lebih lanjut adalah 10 soal.
B. Hasil Pengujian Produk
1. Revisi Produk
Setelah bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah melalui uji kelayakan oleh para
ahli desain media pembelajaran dan ahli materi pembelajaran. Selanjutnya
modul matematika tersebut diujikan pada siswa uji coba kelompok kecil
melalui angket untuk mengetahui kelayakan modul tersebut.
Uji coba kelompok kecil dilakukan pada kelas VII F SMP N 2
Mranggen yang berjumlah 34 siswa. Data yang diperoleh dari instrumen
angket penilaian siswa uji coba kelompok kecil dipaparkan dalam tabel 4.5
sebagai berikut.
Tabel 4.5: Hasil Penilaian Siswa Uji Coba Kelompok Kecil
Melalui Instrumen Angket
No. Komponen
Responden 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34
1. Menurut pendapat anda, bagaimanakah tampilan fisik bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan kons-truktivisme dan pemecahan?
3, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 4
Jumlah 140 2. Apakah daftar isi dan peta konsep
pada bagian awal membantu memahami materi yang akan dipelajari?
4, 4, 4, 3, 4, 3, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 3, 4, 3, 3, 5, 4, 3, 3, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 3, 5, 4
87
Jumlah 131 3. Bagaimanakah tingkat kejelasan
petunjuk penggunaan dalam bahan ajar modul matematika?
2, 4, 5, 4, 4, 4, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 5, 4, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 5, 5, 5, 5, 4
Jumlah 145 4. Apakah ukuran dan jenis huruf yang
digunakan dalam bahan ajar modul matematika mudah dibaca?
5, 5, 4, 5, 4, 5, 4, 5, 5, 5, 4, 5, 5, 3, 5, 3, 5, 5, 5, 4, 5, 5, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 5, 3, 5, 3, 4, 4
Jumlah 150 5. Bagaimanakah kejelasan tujuan
pembelajaran? 4, 5, 5, 4, 4, 4, 5, 4, 5, 4, 4, 5, 4, 4, 4, 5, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 5, 5, 4, 4, 4, 4, 5, 5, 4, 3, 4, 4
Jumlah 146 6. Bagaimanakah kejelasan paparan
materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan ajar modul matematika?
3, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 4, 4, 4, 3, 4, 4, 4, 4, 3, 4, 4, 4, 4, 2, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 3, 5, 4
Jumlah 133 7. Bagaimanakah tingkat kesesuaian
antara gambar dan materi dalam bahan ajar modul matematika?
4, 4, 4, 5, 4, 5, 5, 4, 5, 4, 4, 4, 5, 4, 5, 4, 5, 5, 4, 5, 5, 5, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 4, 4, 5, 4, 4, 4
Jumlah 149 8. Apakah contoh-contoh yang
diberikan membantu anda memahami materi?
2, 4, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 5, 5, 4, 5, 4, 4, 5, 3, 4, 4, 4, 5, 5, 4, 5, 4, 5, 5, 5, 3, 4, 4
Jumlah 144 9. Bagaimanakah tingkat kejelasan
rangkuman pada tiap bagian akhir kegiatan belajar?
3, 4, 5, 5, 5, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 3, 5, 3, 5, 5, 4, 4, 5, 5, 5, 4, 4, 5, 4, 5, 4, 3, 4, 5, 5, 4
Jumlah 147 10. Bagaimanakah kejelasan tugas, tes
formatif, lembar kerja, dan evaluasi? 4, 5, 4, 3, 3, 3, 3, 5, 4, 4, 5, 4, 4, 5, 3, 4, 3, 3, 5, 4, 3, 3, 4, 4, 4, 5, 5, 5, 5, 4, 4, 3, 4, 4
88
Jumlah 135 11. Apakah tugas, tes formatif, lembar
kerja, dan evaluasi dalam modul matematika membantu meningkatkan pemahaman anda terhadap materi pokok segitiga?
4, 5, 4, 4, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 5, 5, 4, 4, 4, 4, 5, 5, 4, 4, 4, 5, 5, 5, 4, 5, 5, 4, 5, 3, 5, 5
Jumlah 150 12. Bagaimanakah kejelasan urutan
penyajian materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan ajar modul matematika?
2, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 5, 5, 4, 5, 4, 4, 4, 5, 4, 5
Jumlah 142 13. Apakah bahan ajar modul matematika
ini dapat dipahami uraian materinya dengan mudah?
4, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 4, 5, 5, 5, 5, 4, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 4, 4, 5,
Jumlah 165 Jumlah keseluruhan 1877
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam angket, penilaian
siswa uji coba kelompok kecil untuk tiap komponen yakni sebagai berikut:
1) Sangat kurang baik
2) Kurang baik
3) Cukup baik
4) baik
5) Sangat baik
Setelah data tersajikan, langkah berikutnya yang dilakukan adalah
menganalisis data tersebut berdasarkan masing-masing siswa uji coba
kelompok kecil. Analisis data dilakukan pada tiap komponen dari para
siswa uji coba kelompok kecil sebagaimana tercantum pada tabel 4.5,
maka dapat dihitung persentase tingkat pencapaian media pembelajaran
sebagai berikut.
푃 =∑(jawaban × bobot tiap pilihan)
n × bobot tertinggi × 100%
89
Penganalisisan dimulai dari tiap komponen pada angket. Hasil
penilaian dari siswa uji coba kelompok kecil untuk tiap komponen
disajikan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 : Ikhtisar Penilaian Komponen
Siswa Uji Coba Kelompok Kecil
No. Komponen Skor
Observasi Skor yang
Diharapkan Kelayakan
1. Menurut pendapat anda, bagaimana-kah tampilan fisik bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan?
140 170 82,35% (layak sekali)
2. Apakah daftar isi dan peta konsep pada bagian awal membantu memahami materi yang akan dipelajari?
131 170 77,06% (layak)
3. Bagaimanakah tingkat kejelasan petunjuk penggunaan dalam bahan ajar modul matematika?
145 170 85,29% (layak sekali)
4. Apakah ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam bahan ajar modul matematika mudah dibaca?
150 170 88,24% (layak sekali)
5. Bagaimanakah kejelasan tujuan pembelajaran?
146 170 85,88% (layak sekali)
6. Bagaimanakah kejelasan paparan materi pada tiap kegiatan belajar dalam modul?
133 170 78,24% (layak)
90
7. Bagaimanakah tingkat kesesuaian antara gambar dan materi dalam bahan ajar modul matematika?
149 170 87,65% (layak sekali)
8. Apakah contoh-contoh yang diberikan membantu anda memahami materi?
144 170 84,71% (layak sekali)
9. Bagaimanakah tingkat kejelasan rangkuman pada tiap bagian akhir kegiatan belajar?
147 170 86,47% (layak sekali)
10. Bagaimanakah kejelasan tugas, tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi?
135 170 79,41% (layak)
11. Apakah tugas, tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi dalam bahan ajar modul matematika membantu meningkatkan pemahaman anda terhadap materi pokok segitiga?
150 170 88,24% (layak sekali)
12. Bagaimanakah kejelasan urutan penyajian materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan ajar modul?
142 170 83,53% (layak sekali)
13. Apakah modul ini dapat dipahami uraian materinya dengan mudah?
165 170 97,06% (layak sekali)
91
Pada proses analisis selanjutnya dilakukan analisis keseluruhan
dari penilaian para siswa uji coba kelompok kecil yang dapat dicari
berdasarkan perhitungan pada tabel 4.5, diketahui data:
F = 1877
N = 34
Bobot tertinggi = 5
Sehingga dapat dihitung sebagai berikut:
푃푒푟푠푒푛푡푎푠푒 =1877
13 × 5 × 34 × 100% = 84,93%
Berdasarkan perhitungan di atas, jelas terlihat bahwa persentase
keseluruhan dari penilaian para siswa uji coba kelompok kecil adalah
layak sekali, karena berada pada rentang 81% sampai 100%. Sehingga
media pembelajaran tidak memerlukan revisi. Komentar dan saran siswa
uji coba kelompok kecil dalam pertanyaan pendukung dijadikan bahan
pertimbangan untuk menyempurnakan media pembelajaran.
Berdasarkan tabel 4.6 tentang penilaian siswa uji coba kelompok
kecil terhadap pengembangan bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah pada materi pokok
segitiga dapat dinilai layak sekali dengan persentase rata-rata 84,93% dari
kriteria yang ditetapkan. Hasil penilaian siswa uji coba kelompok kecil
pada setiap komponen sebagaimana dianalisis secara kuantitatif dalam
analisis data statistik secara perorangan dapat diinterprestasikan sebagai
berikut.
1) Menurut siswa uji coba kelompok kecil, tampilan fisik bahan ajar
modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah 14,71% menyatakan sangat baik. 82,35% baik.
Sedangkan 2,94% lainnya menyatakan cukup baik. Dengan demikian,
modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah memiliki tampilan fisik yang baik.
92
2) Daftar isi dan peta konsep pada bagian awal menyatakan 8,82% sangat
membantu memahami materi yang akan dipelajari. 67,65%
menyatakan membantu memahami materi yang akan dipelajari.
Sedangkan 23,53% menyatakan cukup membantu materi yang akan
dipelajari. Dengan demikian, daftar isi dan peta konsep pada bagian
awal modul matematika membantu memahami materi yang akan
dipelajari.
3) Petunjuk penggunaan bahan ajar modul matematika menyatakan
32,35% sangat jelas. 64,71% jelas. Sedangkan 2,94% lainnya
menyatakan kurang jelas. Dengan demikian, petunjuk penggunaan
bahan ajar modul matematika memiliki tingkat kejelasan yang baik.
4) Ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam bahan ajar modul
matematika menyatakan 52,94% sangat mudah dibaca. 35,29% mudah
dibaca. Sedangkan sisanya 11,76% menyatakan cukup mudah dibaca.
Dengan demikian ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam bahan
ajar modul matematika sangat mudah dibaca.
5) Tujuan pembelajaran bahan ajar modul menunjukkan 32,35% sangat
jelas. 64,71% jelas. Sedangkan 2,94% menunjukkan cukup jelas.
Dengan demikian tujuan pembelajaran dalam bahan ajar modul
memiliki tingkat kejelasan yang baik.
6) Paparan materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan ajar modul
matematika menunjukkan 8,82% sangat jelas, 76,47% jelas, 11,76%
cukup jelas. Sedangkan 2,94% kurang jelas. Dengan demikian paparan
materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan ajar modul matematika
memiliki tingkat kejelasan yang baik.
7) Antara gambar dan materi dalam bahan ajar modul matematika
38,24% sangat sesuai. Sedangkan 61,76% menunjukkan sesuai.
Dengan demikian antara gambar dan materi dalam bahan ajar modul
matematika memiliki tingkat kesusaian yang baik.
93
8) Menurut pendapat siswa, contoh-contoh yang diberikan 35,29% sangat
membantu memahami materi. 55,88% membantu memahami materi.
5,88% cukup memahami materi. Sedangkan 2,94% menunjukkan
kurang memahami materi. Dengan demikian contoh-contoh yang
diberikan dalam bahan ajar modul matematika membantu memahami
materi.
9) Rangkuman pada tiap bagian akhir kegiatan belajar menunjukkan
44,12% sangat jelas. 44,12% jelas. Sedangkan 11,76% cukup jelas.
Dengan demikian rangkuman pada tiap bagian akhir kegiatan belajar
memiliki tingkat kejelasan yang baik.
10) Tugas, tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi nenunjukkan 26,47%
sangat jelas, 44,12% jelas. Sedangkan 29,41% menunjukkan cukup
jelas. Dengan demikian antara tugas, tes formatif, lembar kerja, dan
evaluasi memiliki tingkat kejelasan yang baik.
11) Tugas, tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi dalam bahan ajar modul
matematika menunjukkan 44,12% sangat membantu meningkatkan
pemahaman siswa. 52,94% membantu membantu meningkatkan
pemahaman siswa. Sedangkan 2,94% cukup membantu meningkatkan
pemahaman siswa. Dengan demikian tugas, tes formatif, lembar kerja,
dan evaluasi dalam bahan ajar modul matematika membantu
pemahaman siswa terhadap materi pokok segitiga.
12) Urutan penyajian materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan ajar
modul matematika 23,53% sangat jelas. 73,53% jelas. Sedangkan
2,94% kurang jelas. Dengan demikian urutan penyajian materi pada
tiap kegiatan belajar dalam bahan ajar modul matematika memiliki
tingkat kejelasan yang baik.
13) Uraian materi dalam bahan ajar modul matematika menunjukkan
85,29% sangat mudah dipahami. Sedangkan 14,71% mudah dipahami.
Dengan demikian uraian materi dalam bahan ajar modul matematika
sangat mudah dipahami.
94
Berdasarkan perhitungan angket siswa uji coba kelompok kecil
menunjukkan bahwa media pembelajaran tidak memerlukan revisi. Namun
komentar dan saran dari para siswa tersebut dijadikan bahan pertimbangan
untuk menyempurnakan media pembelajaran dan berusaha diwujudkan
dengan sebaik-baiknya, sehingga produk pengembangan yang dihasilkan
semakin baik.
2. Validasi Produk
Nilai pre test dan post test yang didapat dari siswa uji coba
kelompok kecil digunakan untuk mengetahui kevalidan dengan indikator
adanya perbedaan antara kedua nilai tersebut secara signifikan.
Berikut adalah hasil tes kemampuan awal (pre test) sebelum dan
tes kemampuan akhir siswa (pos test) sesudah menggunakan bahan ajar
modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan
masalah tersajikan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7: Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil
Melalui Pre Test dan Post Tes
No. Nama Nilai Pre Test Nilai Post Test 1. Abdu Rahman Anas 46 68 2. Ade Irma Fitriyani 70 92 3. Agung Slamet Widodo 48 79 4. Ahmad Fahruddin 49 76 5. Ana Fauziyah 62 78 6. Andriyan Tri Yulianto 48 92 7. Diah Ayu Dwiyanti 80 94 8. Dwi Andriyani 62 89 9. Fadhilatut Tasmiyah 70 77 10. Fajar Heni Kristanti 70 83 11. Febrivania Yasmin S. 70 81 12. Hanakuri 71 73 13. Himdani Amalul Ahli 50 69 14. Indah Khomsati Lestari 48 94 15. Irfa' As-Shidqi 77 91 16. Khabib Widodo 62 71
95
17. Muhammad Kuntoro R. S. 49 92 18. Muhamad Anang P. 66 86 19. Mardiyana 54 92 20. Muhamad Irzal Efendi 78 78 21. Muhamad Ulul Albab 59 86 22. Muhammad Faishol 54 76 23. Muhammad M. T. 52 77 24. Ninik Nur Afifah 61 89 25. Novita Puji Rahayu 43 78 26. Octavia Dwi Jayanti 72 98 27. Putri Rina Primasari 66 88 28. Ratnawati 79 98 29. Ryan Ghozali 44 83 30. Rosi Dwi Putra 46 87 31. Siti Mahmudah 82 100 32. Syafrie Surya Satria 55 68 33. Varis Dyan Hidayat 46 73 34. Yeni 69 86
Dari nilai pre test dan post test tersebut selanjutnya dianalisis
melalui uji-t berpasangan (paired sample t-test). Akan tetapi sebelum
dilakukan uji tersebut perlu dipenuhi syarat terlebih dahulu antara lain:
sampel data mengandung unsur berpasangan, dalam hal ini sudah
dipenuhi dengan data berpasangan antara pre test dan post test.
Selanjutnya sampel diambil secara acak yang terpenuhi. Dan terakhir
dilakukan uji kenormalan data dengan menggunakan uji Lilliefors
terhadap kedua tes tersebut.
1) Uji Normalitas Data
Dari perhitungan data pada lampiran 14a, yaitu uji
normalitas pre test dengan mengambil nilai siswa kelas VII F SMP
N 2 Mranggen sebelum menggunakan bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan
masalah pada materi pokok segitiga dengan n = 34 dan = 5%
diketahui L0 = 0,1442. Dengan melihat lampiran 18, maka didapat
L = ,√
= 0,1519. Karena L0 < L yaitu 0,1442 < 0,1519, maka H0
96
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data nilai pre test
berdistribusi normal.
Selanjutnya uji normalitas pada post test dengan
mengambil nilai siswa kelas VII F SMP N 2 Mranggen sesudah
menggunakan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah pada materi pokok
segitiga dalam proses pembelajaran. Dari data perhitungan pada
lampiran 14b, diperoleh L0 = 0,0494. Dengan melihat lampiran 18,
maka didapat L = ,√
= 0,1519. Karena L0 < L yaitu 0,0494 <
0,1519, maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data
nilai pos test berdistribusi normal.
Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pre
test dan post test pada kelas uji coba kelompok kecil, yaitu kelas
VII F berdistribusi normal.
2) Uji Hipotesis
Data pre test dan pos test kemudian dianalisis untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kedua nilai tersebut
secara signifikan dengan menggunakan uji t berpasangan.
Hipotesis yang akan diuji yaitu 퐻 ∶ 휇 = 0 dan 퐻 ∶ 휇 > 0.
Dari hasil perhitungan pada lampiran 14c, dapat dilihat mengenai
perhitungan uji t bahwa diperoleh nilai thitung = 14,027. Sedangkan
t0,95(33) = 1,694.
Berdasarkan kriteria pengujian bahwa H0 ditolak jika nilai
thitung ≥ t0,95(33) ternyata diperoleh thitung ≥ t0,95(33) maka 14,027 ≥
1,694. Jadi atas dasar tersebut maka H0 ditolak artinya hasil belajar
siswa sesudah (post test) menggunakan bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan
masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa sebelum (pre test)
menggunakan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah. Dengan kata lain
penggunaan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
97
konstruktivisme dan pemecahan masalah secara signifikan
valid/layak digunakan dalam proses pembelajaran.
C. Hasil Uji Coba Pemakaian Produk
1. Revisi Produk
Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil pada kelas VII F SMP
N 2 Mranggen menunjukkan bahwa bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah layak/valid
digunakan tanpa memerlukan revisi. Maka untuk memperkuat hasil uji
coba tersebut tersebut, selanjutnya modul diujikan lagi secara luas yaitu
pada uji coba lapangan terbatas. Uji coba lapangan terbatas dimaksudkan
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kelayakan dan keefektifan modul
yang dikembangkan.
2. Pengujian Produk
Uji coba lapangan terbatas dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Uji coba kelas eksperimen dilakukan pada
kelas VII A SMP N 2 Mranggen yang berjumlah 33 siswa dan uji coba
kelas kontrol dilakukan pada kelas VII E SMP N 2 Mranggen yang
berjumlah 33 siswa.
a. Penilaian Angket Uji Coba Lapangan Terbatas Kelas Eksperimen
Data yang diperoleh dari instrumen angket penilaian siswa uji
coba lapangan terbatas kelas eksperimen dipaparkan dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8: Hasil Penilaian Siswa Uji Coba Lapangan Terbatas
Kelas Eksperimen Melalui Instrumen Angket
No. Komponen
Responden 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33
98
1. Menurut pendapat anda, bagaimanakah tampilan fisik bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan kons-truktivisme dan pemecahan?
5, 5, 4, 4, 4, 4, 3, 5, 4, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 3, 4, 4, 5, 3, 4, 3, 4, 3, 4, 4, 5, 4, 4, 4, 4, 3, 5
Jumlah 133 2. Apakah daftar isi dan peta konsep
pada bagian awal membantu memahami materi yang akan dipelajari?
5, 4, 4, 3, 4, 3, 4, 5, 5, 5, 4, 5, 5, 5, 5, 3, 3, 3, 4, 4, 5, 3, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 5, 5, 4, 3, 5
Jumlah 138 3. Bagaimanakah tingkat kejelasan
petunjuk penggunaan dalam bahan ajar modul matematika?
4, 3, 3, 5, 5, 4, 4, 5, 5, 3, 5, 4, 3, 4, 4, 4, 3, 4, 3, 5, 5, 2, 5, 4, 3, 5, 5, 3, 4, 5, 4, 4, 5
Jumlah 134 4. Apakah ukuran dan jenis huruf
yang digunakan dalam bahan ajar modul matematika mudah dibaca?
4, 4, 4, 3, 4, 5, 5, 4, 4, 5, 4, 4, 5, 4, 5, 3, 4, 4, 4, 5, 3, 4, 5, 4, 4, 5, 5, 4, 4, 4, 5, 4, 5
Jumlah 140 5. Bagaimanakah kejelasan tujuan
pembelajaran? 5, 4, 5, 4, 5, 4, 5, 5, 4, 5, 5, 4, 3, 5, 5, 4, 5, 4, 3, 5, 5, 3, 4, 4, 3, 4, 4, 4, 3, 4, 3, 5, 4
Jumlah 139 6. Bagaimanakah kejelasan paparan
materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan ajar modul matematika?
4, 4, 4, 5, 5, 3, 5, 5, 3, 4, 5, 4, 4, 3, 4, 4, 4, 5, 2, 3, 5, 4, 3, 3, 2, 5, 4, 3, 4, 5, 3, 4, 5
Jumlah 130 7. Bagaimanakah tingkat kesesuaian
antara gambar dan materi dalam bahan ajar modul matematika?
3, 3, 4, 3, 4, 4, 4, 5, 4, 4, 4, 5, 3, 3, 4, 3, 5, 4, 5, 5, 3, 4, 4, 3, 4, 5, 5, 4, 5, 4, 4, 3, 5
Jumlah 132 8. Apakah contoh-contoh yang
diberikan membantu anda memahami materi?
4, 5, 4, 3, 4, 5, 4, 3, 5, 3, 5, 5, 5, 5, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 5, 4, 3, 4, 5, 5, 4, 5, 4, 5, 5
99
Jumlah 143 9. Bagaimanakah tingkat kejelasan
rangkuman pada tiap bagian akhir kegiatan belajar?
5, 3, 4, 3, 4, 4, 5, 5, 4, 5, 5, 4, 4, 2, 4, 3, 4, 4, 5, 4, 5, 4, 4, 3, 3, 5, 5, 4, 3, 5, 3, 4, 5
Jumlah 134 10. Bagaimanakah kejelasan tugas,
tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi?
4, 4, 5, 4, 4, 5, 3, 5, 3, 5, 4, 5, 5, 2, 4, 3, 3, 5, 4, 4, 5, 3, 4, 3, 4, 5, 5, 4, 4, 5, 4, 4, 5
Jumlah 136 11. Apakah tugas, tes formatif,
lembar kerja, dan evaluasi dalam bahan ajar modul matematika membantu meningkatkan pemahaman anda terhadap materi pokok segitiga?
5, 4, 5, 3, 4, 5, 5, 4, 4, 3, 4, 5, 3, 4, 3, 3, 4, 5, 5, 5, 5, 3, 5, 4, 4, 5, 4, 5, 5, 5, 3, 4, 5
Jumlah 140 12. Bagaimanakah kejelasan urutan
penyajian materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan ajar modul matematika?
4, 4, 3, 4, 4, 5, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 4, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 4, 5, 3, 4, 4, 3, 5, 5, 4, 4, 4, 3, 5, 4
Jumlah 131 13. Apakah bahan ajar modul
matematika ini dapat dipahami uraian materinya dengan mudah?
3, 4, 5, 3, 4, 5, 5, 5, 4, 5, 4, 3, 4, 5, 5, 4, 5, 4, 5, 4, 5, 4, 5, 3, 3, 5, 5, 5, 4, 5, 3, 3, 5
Jumlah 141 Jumlah keseluruhan 1771
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam angket, penilaian
siswa uji coba lapangan terbatas kelas eksperimen untuk tiap
komponen yakni sebagai berikut:
1) Sangat kurang baik
2) Kurang baik
3) Cukup baik
4) Baik
5) Sangat baik
100
Setelah data tersajikan, langkah berikutnya yang dilakukan
adalah menganalisis data tersebut berdasarkan masing-masing siswa
uji coba lapangan terbatas kelas eksperimen. Analisis data dilakukan
pada tiap komponen dari para siswa uji coba lapangan terbatas kelas
eksperimen sebagaimana tercantum pada tabel 4.8, maka dapat
dihitung persentase tingkat pencapaian media pembelajaran sebagai
berikut.
푃 =∑(jawaban × bobot tiap pilihan)
n × bobot tertinggi× 100%
Penganalisisan dimulai dari tiap komponen pada angket. Hasil
penilaian dari siswa uji coba lapangan terbatas kelas eksperimen untuk
tiap komponen disajikan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9: Ikhtisar Penilaian Komponen Siswa Uji Coba
Lapangan Terbatas Kelas Eksperimen
No. Komponen Skor
Observasi Skor yang
Diharapkan Kelayakan
1. Menurut pendapat anda, bagaimana-kah tampilan fisik bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan?
133 165 80,61% (layak sekali)
2. Apakah daftar isi dan peta konsep pada bagian awal membantu mema-hami materi yang akan dipelajari?
138 165 83,64% (layak sekali)
3. Bagaimanakah tingkat kejelasan petunjuk peng-gunaan dalam modul matematika?
134 165 81,21% (layak sekali)
101
4. Apakah ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam bahan ajar modul matematika mudah dibaca?
140 165 84,85% (layak sekali)
5. Bagaimanakah kejelasan tujuan pembelajaran?
139 165 84,24% (layak sekali)
6. Bagaimanakah kejelasan paparan materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan ajar modul matematika?
130 165 78,79% (layak)
7. Bagaimanakah tingkat kesesuaian antara gambar dan materi dalam bahan ajar modul matematika?
132 165 80,00% (layak)
8. Apakah contoh-contoh yang diberikan membantu anda memahami materi?
143 165 86,67% (layak sekali)
9. Bagaimanakah tingkat kejelasan rangkuman pada tiap bagian akhir kegiatan belajar?
134 165 81,21% (layak sekali)
10. Bagaimanakah kejelasan tugas, tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi?
136 165 82,42% (layak sekali)
11. Apakah tugas, tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi dalam bahan ajar modul matematika
140 165 84,85% (layak sekali)
102
membantu meningkatkan pemahaman anda terhadap materi pokok segitiga?
12. Bagaimanakah kejelasan urutan penyajian materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan ajar modul matematika?
131 165 79,39% (layak)
13. Apakah bahan ajar modul matematika ini dapat dipahami uraian materinya dengan mudah?
141 165 85,45% (layak sekali)
Pada proses analisis selanjutnya dilakukan analisis keseluruhan
dari penilaian para siswa uji coba lapangan terbatas kelas eksperimen
yang dapat dicari berdasarkan perhitungan pada tabel 4.8, diketahui
data:
F = 1771
N = 33
Bobot tertinggi = 5
Sehingga dapat dihitung sebagai berikut:
푃푒푟푠푒푛푡푎푠푒 =1771
13 × 5 × 33 × 100% = 82,56%
Berdasarkan perhitungan di atas, jelas terlihat bahwa persentase
keseluruhan dari penilaian para siswa uji coba lapangan terbatas kelas
eksperimen adalah layak sekali, karena berada pada rentang 81%
sampai 100%. Sehingga media pembelajaran tidak memerlukan revisi.
Komentar dan saran siswa uji coba lapangan terbatas kelas eksperimen
dalam pertanyaan pendukung dijadikan bahan pertimbangan untuk
menyempurnakan media pembelajaran.
103
Berdasarkan tabel 4.9 tentang penilaian siswa uji coba
lapangan terbatas terhadap pengembangan bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan
masalah pada materi pokok segitiga dapat dinilai layak sekali dengan
persentase rata-rata 82,56% dari kriteria yang ditetapkan. Hasil
penilaian siswa uji coba lapangan terbatas kelas eksperimen pada
setiap komponen sebagaimana dianalisis secara kuantitatif dalam
analisis data statistik secara perorangan dapat diinterprestasikan
sebagai berikut.
1) Menurut siswa uji coba lapangan terbatas kelas eksperimen,
tampilan fisik bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah 21,21% menyatakan
sangat baik. 60,61% baik. Sedangkan 18,18% lainnya menyatakan
cukup baik. Dengan demikian, modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah memiliki
tampilan fisik yang baik.
2) Daftar isi dan peta konsep pada bagian awal menyatakan 39,39%
sangat membantu memahami materi yang akan dipelajari. 39,39%
menyatakan membantu memahami materi yang akan dipelajari.
Sedangkan 21,21% lainnya menyatakan cukup membantu materi
yang akan dipelajari. Dengan demikian, daftar isi dan peta konsep
pada bagian awal modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah membantu memahami
materi yang akan dipelajari.
3) Petunjuk penggunaan bahan ajar modul matematika menunjukkan
36,36% sangat jelas. 36,36% jelas. 24,24% cukup jelas. Sedangkan
3,03% menunjukkan kurang jelas. Dengan demikian, petunjuk
penggunaan bahan ajar modul matematika memiliki tingkat
kejelasan yang baik.
4) Ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam bahan ajar modul
matematika menyatakan 33,33% sangat mudah dibaca. 57,58%
104
mudah dibaca. Sedangkan sisanya 9,09% menyatakan cukup
mudah dibaca. Dengan demikian ukuran dan jenis huruf yang
digunakan dalam bahan ajar modul matematika mudah dibaca.
5) Tujuan pembelajaran bahan ajar modul menunjukkan 39,39%
sangat jelas. 42,42% jelas. Sedangkan 18,18% menunjukkan cukup
jelas. Dengan demikian tujuan pembelajaran dalam bahan ajar
modul memiliki tingkat kejelasan yang baik.
6) Paparan materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan ajar modul
matematika menunjukkan 30,30% sangat jelas. 39,39% jelas.
24,24% cukup jelas. Sedangkan 6,06% kurang jelas. Dengan
demikian paparan materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan
ajar modul matematika memiliki tingkat kejelalasan yang baik.
7) Antara gambar dan materi dalam bahan ajar modul matematika
27,27% sangat sesuai. 45,45% sesuai. Sedangkan 27,27%
menunjukkan cukup sesuai. Dengan demikian antara gambar dan
materi dalam bahan ajar modul matematika memiliki tingkat
kesusaian yang baik.
8) Menurut pendapat siswa uji coba lapangan terbatas kelas
eksperimen, contoh-contoh yang diberikan 45,45% sangat
membantu memahami materi. 42,42% membantu memahami
materi. Sedangkan 12,12% cukup memahami materi. Dengan
demikian contoh-contoh yang diberikan dalam bahan ajar modul
matematika sangat membantu memahami materi.
9) Rangkuman pada tiap bagian akhir kegiatan belajar menunjukkan
33,33% sangat jelas. 42,42% jelas. 21,21% cukup jelas. Sedangkan
3,03% menunjukkan kurang jelas. Dengan demikian rangkuman
pada tiap bagian akhir kegiatan belajar memiliki tingkat kejelasan
yang baik.
10) Tugas, tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi menunjukkan
36,36% sangat jelas. 42,42% jelas. 18,18% cukup jelas. Sedangkan
3,03% menunjukkan kurang jelas. Dengan demikian antara tugas,
105
tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi memiliki tingkat kejelasan
yang baik.
11) Tugas, tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi dalam bahan ajar
modul matematika menunjukkan 45,45% sangat membantu
meningkatkan pemahaman siswa. 33,33% membantu membantu
meningkatkan pemahaman siswa. Sedangkan 21,21% lainnya
cukup membantu meningkatkan pemahaman siswa. Dengan
demikian tugas, tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi dalam
bahan ajar modul matematika sangat membantu pemahaman siswa
terthadap materi pokok segitiga.
12) Urutan penyajian materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan
ajar modul matematika 18,18% sangat jelas. 60,61% jelas.
Sedangkan 21,21% kurang jelas. Dengan demikian urutan
penyajian materi pada tiap kegiatan belajar dalam bahan ajar
modul matematika memiliki tingkat kejelasan yang baik.
13) Uraian materi dalam bahan ajar modul matematika menunjukkan
48,48% sangat mudah dipahami. 30,30% mudah dipahami.
Sedangkan 21,21% menunjukkan cukup mudah dipahami. Dengan
demikian uraian materi dalam bahan ajar modul matematika sangat
mudah dipahami.
b. Hasil Pengembangan Media Pembelajaran Pada Kelas Uji Coba
Lapangan Terbatas
Nilai pre test dan post test yang didapat dari siswa uji coba
lapangan terbatas digunakan untuk mengetahui keefektifan dengan
indikator adanya perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
secara signifikan.
Berikut adalah hasil pretest-posttest pada kelas eksperimen dan
pretest-posttest pada kelas kontrol yang tersajikan pada tabel 4.10.
106
Tabel 4.10: Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan Terbatas
Melalui Pre Test dan Post Tes
No. Nama
Kelas Eksperimen Nama
Kelas Kontrol
Pre Test
Post Test
Pre Test
Post Test
1. Adam Wahyudi 27 58 Ahmad Khabib 70 83 2. Berliana Indah R. 73 79 Ana Dwi Astutik 34 41 3. David F. 45 79 Aprilia P. 61 84 4. Diah Ayu F. 61 82 Bambang R. 50 81 5. Dimas Rizalul F. 30 78 Deddy Daud A. P. 42 79 6. Diyah Ageng P. L 45 76 Delia Ennan D. 50 78 7. Evi Septiani 50 84 Dewa Adi P. N. 48 60 8. Firman Maulana 62 78 Dilla Saputri 50 86 9. Ika Suswanti 74 91 Dodi Novean 52 84
10. Iman Wijoyo S. S. 36 50 Dwi Prastiwi I. 61 95 11. Joko Agung S. 42 95 Dwi Yoga Aji N. 37 40 12. Lilis Suryani 61 100 Edelweis A. O. 37 64 13. Lina Fuadi 45 84 Fahrur Rozi 42 77 14. Luvi Dwi Nur K. 60 84 Fendi Khoirudin 62 94 15. Muahammad Y. R. 56 86 Ferri Yuliyanto 48 64 16. Muhammad Y. A. 23 76 Gilang Ahsanal F. 48 78 17. M. Rozi S. 24 72 Indah Amalia 56 80 18. Nita Ratna Sari 46 83 Isna Nikmatul F. 52 69 19. Novi Wahyu R. 44 56 Joko Adi Sasono 70 79 20. Novita Dwi W. 71 91 Kaviga Agustin 56 76 21. Nurhadi Kusuma 56 77 Khalimatus S. 56 76 22. Okky Ari Setiawan 30 76 Kisti Wulandari 47 81 23. Putri Mulia 62 95 Mukhammad F. R. 23 63 24. Riana 50 71 Muhamad Faizal A. 61 65 25. Risky Bagus S. 70 77 Mila Paramita 77 93 26. Savil Riyanto 24 64 Muhammad M. 62 94 27. Sigid Eko Prasetyo 44 89 Putri Dewi Ayu L. 50 76 28. Silvy L. 73 91 Reza Sabila Robbi 36 89 29. Siti Nurkhoirul N. 75 100 Sapto Faris N. 36 88 30. Sudarsono 50 88 Setyaningsih 56 58 31. Vays Dianto 36 50 Tejo Suminar 30 40 32. Woro Yustina L. 61 96 Vanny Ayu Lestari 56 60 33. Allsa Elgita T. 34 64 Yeni Indah M. 43 77
107
Dari nilai (pretest-posttest) kelas eksperimen dan (pretest-
posttest) kelas kontrol, selanjutnya dianalisis melalui uji-t berpasangan
(paired sample t-test). Akan tetapi sebelum dilakukan uji tersebut perlu
dipenuhi syarat terlebih dahulu antara lain: sampel data mengandung
unsur berpasangan, dalam hal ini sudah dipenuhi dengan data
berpasangan antara pre test dan post test. Selanjutnya sampel diambil
secara acak yang terpenuhi. Kemudian dilakukan uji kenormalan
masing-masing nilai (pretest-posttest) kelas eksperimen dan (pretest-
posttest) kelas kontrol dengan menggunakan uji Lilliefors. Dan
terakhir dilakukan uji homogenitas antara nilai pre test kelas
eksperimen dengan pre test kelas kontrol dan nilai post test kelas
eksperimen dengan post test kelas kontrol.
1) Uji Normalitas Data
Dari perhitungan data pada lampiran 15a, yaitu uji
normalitas pre test dengan mengambil nilai siswa kelas VII A SMP
N 2 Mranggen sebelum menggunakan bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan
masalah pada materi pokok segitiga dengan n = 33 dan = 5%
diketahui L0 = 0,0778. Dengan melihat lampiran 18, maka didapat
L = ,√
= 0,1542. Karena L0 < L yaitu 0,0778 < 0,1542, maka H0
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data nilai pre test
berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas pada post test
dengan mengambil nilai siswa kelas VII A SMP N 2 Mranggen
sesudah menggunakan bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah pada materi
pokok segitiga dalam proses pembelajaran. Dari data perhitungan
pada lampiran 15b, diperoleh L0 = 0,0680. Dengan melihat
lampiran 18, maka didapat L = ,√
= 0,1542. Karena L0 < L
yaitu 0,0680 < 0,1542, maka H0 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data nilai pos test berdistribusi normal.
108
Selanjutnya dari perhitungan data pada lampiran 15c, yaitu
uji normalitas pre test dengan mengambil nilai siswa kelas VII E
SMP N 2 Mranggen dengan n = 33 dan = 5% diketahui
L0 = 0,0768. Dengan melihat lampiran 18, maka didapat
L = ,√
= 0,1542. Karena L0 < L yaitu 0,0768 < 0,1542, maka H0
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data nilai pre test
berdistribusi normal. Sementara itu uji normalitas pada post test
dengan mengambil nilai siswa kelas VII E SMP N 2 Mranggen
sesudah pembelajaran materi pokok segitiga. Dari data perhitungan
pada lampiran 15d, diperoleh L0 = 0,1196. Dengan melihat
lampiran 18, maka didapat L = ,√
= 0,1542. Karena L0 < L
yaitu 0,1196 < 0,1542, maka H0 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data nilai pos test berdistribusi normal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai (pretest-posttest) kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas
Dari perhitungan data pada lampiran 15e, yaitu uji
homogenitas pre test kelas eksperimen (VII A) dengan pre test
kelas kontrol (VII E). Dimana n1 = n2 = 33 dan = 5% diketahui
Fhitung = 1,754. Dengan melihat lampiran 19, tidak diperoleh nilai,
sehingga dilakukan interpolasi. Maka didapat Ftabel = 1,808. Karena
Fhitung < Ftabel yaitu 1,754 < 1,808. Maka H0 diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa varians nilai pre test kelas VII A dan
nilai pre test kelas VII E SMP N 2 Mranggen homogen/sama.
Selanjutnya uji homogenitas post test kelas eksperimen
(VII A) dengan post test kelas kontrol (VII E). Dari data
perhitungan pada lampiran 15f, dimana n1 = n2 = 33 dan = 5%
diketahui Fhitung = 1,259. Dengan melihat lampiran 19, tidak
diperoleh nilai, sehingga dilakukan interpolasi. Maka didapat
Ftabel = 1,808. Karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,259 < 1,808. Maka H0
109
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa varians nilai post test
kelas VII A dan nilai post test kelas VII E SMP N 2 Mranggen
homogen/sama.
Jadi dapat disimpulkan bahwa varians nilai pre test dan
post tes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen/sama.
3) Uji Hipotesis
Data (pretest-postest) kelas eksperimen dan (pretest-
postest) kelas kontrol, kemudian dianalisis untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
secara signifikan dengan menggunakan uji t berpasangan.
Hipotesis yang akan diuji yaitu 퐻 ∶ 휇 = 휇 dan 퐻 ∶ 휇 > 휇 .
Dari hasil perhitungan pada lampiran 15g, dapat dilihat mengenai
perhitungan uji t bahwa diperoleh nilai thitung = 1,731. Sedangkan
t0,95(64) = 1,669.
Berdasarkan kriteria pengujian bahwa H0 ditolak jika nilai
thitung > t0,95(64) ternyata diperoleh thitung > t0,95(64) maka 1,731 >
1,669. Jadi atas dasar tersebut maka H0 ditolak artinya selisih hasil
belajar (pretest-posttest) siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada selisih hasil belajar (pretest-posttest) siswa kelas kontrol.
Dengan kata lain penggunaan bahan ajar modul matematika
berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah
secara signifikan efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
3. Penyempurnaan Produk
Setelah melalui berbagai tahapan yang dimulai dari validasi desain
produk sampai implementasi produk, pada dasarnya media yang
dikembangkan oleh peneliti yaitu bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah telah mengalami
beberapa revisi dan perbaikan-perbaikan yang wajar. Komentar dan saran
dalam modul diwujudkan dengan sebaik-baiknya sehingga produk
pengembangan yang dihasilkan semakin baik.
110
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan
keefektifan produk yang dikembangkan yaitu berupa bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah.
Penelitian ini mengacu pada model pengembangan ADDIE, yaitu : analysis,
design, development, implementation dan evaluation. Pada tahap analysis
dilakukan analisis kinerja dan analisis kebutuhan. Pada tahap design dilakukan
penyusunan modul, dan RPP. Pada tahap development, dilakukan pengembangan
bahan ajar modul matematika berdasarkan pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah, setelah dikembangkan bahan ajar modul tersebut divalidasi
oleh ahli desain media pembelajaran dan ahli materi pembelajaran untuk menguji
aspek kelayakan dan revisi produk 1. Pada tahap implementation dilakukan uji
coba kelompok kecil dan uji coba lapangan terbatas untuk mendapatkan data
kelayakan dan keefektifan. Pada tahap evaluation, dilakukan analisis terhadap
data hasil penelitian.
Berdasarkan hasil dari tahapan-tahapan pengembangan tersebut diperoleh
hasil penelitian yang digunakan untuk mengevaluasi produk yang dikembangkan
dan juga mengetahui kelayakan serta keefektifan penggunaan bahan ajar sebagai
media pembelajaran matematika terhadap hasil belajar siswa.
Hasil validasi berupa penilaian dan tanggapan bahan ajar modul
matematika baik dari ahli desain media pembelajaran, ahli materi pembelajaran,
dan siswa mengarah menuju keputusan yang sama yaitu kelayakan akan bahan
ajar modul matematika. Kesahihan akan penggunaan bahan ajar modul
matematika ini didasarkan atas seluruh penilaian ahli desain media pembelajaran,
ahli materi pembelajaran, dan siswa yang menunjukkan persentase diatas batas
kelayakan bahan ajar modul matematika yang telah ditentukan sebelumnya yaitu
jika memenuhi kriteria layak ataupun layak sekali.
111
Berdasarkan penilaian dan tanggapan dari ahli desain media pembelajaran,
bahan ajar modul matematika ini memiliki pengemasan desain cover yang
menarik. Ketepatan pemakaian jenis huruf, layout pengetikan, penempatan
gambar, penggunaan whitespace, penggunaan ilustrasi, penempatan tujuan
pembelajaran, teks rumusan tujuan pembelajaran, penataan paragraf, pemilihan
gambar, dan pemilihan warna dalam bahan ajar modul matematika. Konsisten
dalam penggunaan spasi, judul, pengetikan, sistem penomoran, jenis huruf, dan
ukuran huruf yang digunakan dalam bahan ajar modul matematika. Memiliki
kesesuaian yang baik antara penggunaan variasi jenis, ukuran, bentuk huruf,
pengorganisasian isi bahan ajar, isi tugas, tes formatif, lembar kerja, evaluasi serta
bentuk penilaian dalam bahan ajar modul matematika. Sehingga tulisan dalam
bahan ajar modul tersebut terlihat jelasan serta bahasa yang digunakan mudah
dipahami. Hal tersebut berdasarkan persentase penilaian secara keseluruhan
sebesar 88,10% yang termasuk dalam kualifikasi layak sekali.
Sedangkan penilaian dan tanggapan dari ahli materi pembelajaran
menunjukkan pengemasan cover menarik. Tingkat relevansi bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar SMP kelas VII. Memiliki
ketepatan yang baik antara judul kegiatan pembelajaran, uraian materi, rumusan
tujuan pembelajaran, penggunaan ilustrasi dalam bahan ajar modul matematika.
Memiliki tingkat kesesuaian yang baik antara tugas, tes formatif, lembar kerja,
evaluasi, isi rangkuman, kunci jawaban, dan referensi buku dengan uraian materi
serta tujuan pembelajaran. Bahan ajar modul matematika ini menggunakan bahasa
yang baik, komponen yang ada memadai sebagai bahan ajar dan penulisannya
konsisten. Sehingga bahasa yang digunakan mudah dipahami, uraian materi jelas
dan membangun pengetahuan (mengonstruksi) pemahaman siswa serta
meningkatkan pemecahan masalah terhadap materi pokok segitiga. Hal tersebut
berdasarkan persentase penilaian secara keseluruhan sebesar 79,50% yang
termasuk dalam kualifikasi layak.
112
Uji coba kelompok kecil dilakukan pada 34 siswa SMP N 2 Mranggen.
Secara keseluruhan penilaian dan tanggapan melalui angket siswa uji coba
kelompok kecil terhadap media pembelajaran mendapat persentase penilaian
sebesar 84,93% yang termasuk dalam kualifikasi layak sekali. Menurut siswa
tersebut, bahan ajar modul matematika ini memiliki tampilan fisik yang baik dan
menarik. Daftar isi dan peta konsep membantu memahami materi. Memiliki
tingkat kejelasan yang baik antara petunjuk penggunaan modul, tujuan
pembelajaran, paparan materi, rangkuman, tugas, tes formatif, lembar kerja, dan
evaluasi dalam bahan ajar modul matematika. Sehingga uraian materi, contoh-
contoh, tugas, tes formatif, lembar kerja, dan evaluasi mudah dipahami oleh
siswa.
Pengujian kelayakan bahan ajar modul matematika selanjutnya
diimplementasikan pada kelas uji coba kelompok kecil, yaitu pada kelas VII F
SMP N 2 Mranggen. Pre test dan post test pada kelas tersebut diikuti sebanyak 34
siswa. Kemudian kedua hasil tersebut dibandingkan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan antara kedua nilai tersebut secara signifikan.
Berdasarkan analisis uji t diperoleh nilai thitung = 14,027 sedangkan
t(0,95),(33) = 1,694. Sehingga dapat diketahui thitung ≥ t(0,95),(33) maka 14,027 ≥ 1,694.
Jadi atas dasar tersebut H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada perbedaan antara
kedua nilai tersebut secara signifikan. Dengan menggunakan = 0,05 dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa sesudah (post test) menggunakan bahan
ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan
masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa sebelum (pre test) menggunakan
bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah. Dengan kata lain pengembangan bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah secara
signifikan valid/layak digunakan dalam proses pembelajaran.
Penilaian selanjutnya didapat dari hasil uji coba lapangan terbatas pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen 33 siswa kelas VII A
SMP N 2 Mranggen. Didapatkan penilaian dan tanggapan melalui angket secara
keseluruhan 82,56%. Tidak jauh berbeda dengan siswa uji coba kelompok kecil,
113
pada uji coba kali ini siswa memberikan penilaian yang memasuki kriteria layak
sekali. Penilaian ini berdasarkan kelebihan bahan ajar modul matematika yang
mempermudah proses pembelajaran. Sehingga bahan ajar ini dapat membantu
siswa untuk belajar lebih aktif.
Uji coba lapangan terbatas dilaksanakan untuk mengetahui keefektifan
penggunaan produk yang dikembangkan. Uji ini dilakukan pada kelas eksperimen
(VII A) dan kelas kontrol (VII E). Pre test dan post test pada masing-masing kelas
tersebut diikuti sebanyak 33 siswa. Kemudian kedua nilai (pretest-posttest) pada
kelas eksperimen dan (pretest-posttest) pada kelas kontrol dibandingkan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
secara signifikan.
Berdasarkan analisis uji t diperoleh nilai thitung = 1,731 sedangkan t(0,95),(64)
= 1,669. Sehingga dapat diketahui thitung > t(0,95),(64) maka 1,731 > 1,669. Jadi atas
dasar tersebut H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada perbedaan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol secara signifikan. Dengan menggunakan = 0,05
dapat disimpulkan bahwa selisih hasil belajar (pretest-posttest) siswa kelas
eksperimen lebih baik daripada selisih hasil belajar (pretest-posttest) siswa kelas
kontrol. Dengan kata lain penggunaan bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah secara signifikan efektif
digunakan dalam proses pembelajaran.
Jadi secara keseluruhan berdasarkan hasil validasi ahli desain media
pembelajaran, ahli materi pembelajaran, dan siswa serta hasil pre test dan post test
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah secara layak/valid dan efektif digunakan
dalam proses pembelajaran pada materi pokok segitiga. Meskipun berdasarkan
data kuantitatif modul telah dinyatakan valid/layak dan efektif tetapi perlu
ditindak lanjuti mengenai komentar dan saran dari ahli desain media
pembelajaran, ahli materi pembelajaran, dan responden (siswa).
Hasil penelitian tersebut menunjukkan telah tercapainya tujuan penelitian
sekaligus menjawab hipotesis yang ada dan menjawab permasalahan yang
melatarbelakangi dilakukannya penelitian, yaitu terbatas dan jarang digunakannya
114
bahan ajar modul matematika yang mengutamakan keaktifan siswa. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya peningkatan kualitas pembelajaran terhadap mata
pelajaran matematika pada materi pokok segitiga.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang disampaikan
oleh Restyana, Ndaru (dalam http://library.um.ac.id/ freecontents/download/pub/
pub.php/40172.pdf) memperlihatkan data hasil validasi dari ahli materi dan guru
serta uji coba oleh responden menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan
bersifat valid dan tidak perlu direvisi. Sementara itu dalam penelitian aisyah
septiningsih (dalam http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/matematika/article/
view/8571) juga memperlihatkan bahwa hasil penelitian pengembangan modul
berbasis konstruktivisme menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak
digunakan sebagai salah satu bahan ajar untuk membantu siswa dalam proses
pembelajaran.
115
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Prosedur pengembangan bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah pada materi pokok
segitiga adalah: analisis kinerja dan analisis kebutuhan, merancang bahan
ajar modul dan RPP, mengembangkan bahan ajar modul berdasarkan
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah, implementasi pada
uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan terbatas, serta evaluasi
terhadap data hasil penelitian.
2. Validasi terhadap bahan ajar modul matematika dilakukan oleh dua ahli
desain media pembelajaran. Hasil validasi dan penilaian ahli desain media
pembelajaran diperoleh persentase keseluruhan sebesar 88,10% berada
pada kualifikasi layak sekali. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah layak digunakan dalam proses pembelajaran materi
pokok segitiga.
3. Validasi terhadap bahan ajar modul matematika dilakukan oleh dua ahli
materi pembelajaran. Hasil validasi dan penilaian ahli materi pembelajaran
diperoleh persentase keseluruhan sebesar 79,50%. Dimana setelah
dikonversikan dengan tabel skala, bahan ajar modul matematika berada
pada kualifikasi layak, sehingga bahan ajar modul matematika ini layak
digunakan dalam proses pembelajaran materi pokok segitiga.
4. Hasil uji coba kelompok kecil berupa penilaian angket yang dilakukan
terhadap 33 siswa diperoleh secara keseluruhan sebesar 84,93% dengan
kategori layak sekali. Sedangkan hasil post test mengalami peningkatan.
Sehingga bahan ajar modul matematika layak/valid digunakan dalam
proses pembelajaran.
116
5. Hasil uji coba lapangan terbatas berupa angket serta hasil pre test dan post
test. Berdasarkan penilaian angket dari siswa uji coba lapangan terbatas
kelas eksperimen, diperoleh secara keseluruhan 82,56% diatas kriteria
kelayakan, yang berarti bahan ajar modul matematika layak digunakan.
Sedangkan selisih hasil (pretest-posttest) kelas eksperimen lebih baik
daripada selisih hasil (pretest-posttest) kelas kontrol. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar modul matematika
berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah secara
signifikan efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
6. Bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah yang dikembangkan layak digunakan untuk
mendukung pembelajaran materi pokok segitiga kelas VII, karena telah
diujikan kelayakannya oleh ahli desain media pembelajaran, ahli materi
pembelajaran dan siswa, serta telah melalui uji keefektifan media
pembelajaran menggunakan uji statistik t berpasangan pihak kanan yang
secara signifikan meningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok
segitiga.
B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penilitian dan pembahasan seperti yang
telah disebutkan di atas, disarankan hal-hal berikut:
1. Hasil penelitian pengembangan berupa bahan ajar modul matematika
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran pada materi pokok segitiga.
2. Guru diharapkan dalam mengajar menerapkan pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan. Salah satu alternatifnya adalah dengan
mengembangkan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah.
3. Guru akan lebih kreatif dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan
memanfaatkan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Kasful dan Hendra Harmi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Alfabeta.
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2009. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Pratisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara.
. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Chujaemah, Nurul, dkk. Penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam Peningkatan Hasil Belajar Belajar Matematika Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/ article/download/ 524/245, diakses pada 12 Juni 2013.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Harijanto, Mohammad. 2007. Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajaran Sekolah Dasar. http://utsurabaya.files.wordpress.com/2010/08/harijanto1-pengembangan-bahan-ajar-sd.pdf, diakses pada 25 Juni 2013.
Hendriansyah, Marzuki, dan Dede Suratman. Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Konstruktivistik di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Segodong. http://jurnal.untan.ac.id/ index.php/jpdpb/article/download/1975/1923, diakses pada 12 Juni 2013.
Jaya, Sang Putu Sri. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X Semester 2 di SMK Negeri 3 Singaraja. http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/ jurnal_tp/article/download/301/95, diakses pada 25 Januari 2013.
Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marsigit. 2009. Mathematics 1 for Junior High School Year VII. Jakarta: Yudistira.
Mudyahardjo, Redja. 2012. Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Mulyasa. 2009. Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Purnomo, Djoko. Pengembangan Bahan Ajar Matematika sebagai Sarana Pengembangan Kreativitas Berpikir. http://e-jurnal.ikippgrismg.ac.id/ index. php/aksioma/article/view/43, diakses pada 25 Januari 2013.
Restyana, Ndaru. 2009. Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme Model Learning Cycle (Sikuls Belajar) 4E Materi Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan serta Upaya Pelestariannya untuk Kelas X SMA Diponegoro Tumpang Kabupaten Malang. http://library.um.ac.id/free-contents/download/pub/pub.php/40172.pdf, diakses pada 15 Maret 2013
Salamah, Umi. 2012. Matematika 1 untuk Kelas VII SMP dan MTs. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Septiningsih, Aisyah. 2010. Pengembangan Modul Berbasis Konstruktivisme untuk SMP Kelas VII pada Materi Identifikasi Sifat-sifat Segiempat. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/matematika/article/view/8571, diakses pada 15 Maret 2013.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA, UPI.
Sukitman, Tri. Angket Penilaian. http://lib.uin-malang.ac.id/appendix/ 09760012%5B1%5D-tri-sukitman.pdf, diakses pada 22 April 2013.
Sungkono. 2009. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dalam Proses Pembelajaran. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ 510949620216-7999.pdf, diakses pada 12 Juni 2013.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah: Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus. Jakarata: Rineka Cipta.
Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana.
Wena, Made. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Widodo, Chomsin S dan Jasmadi. 2008. Panduan Menyususn Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Bebasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP N 2 Mranggen
Kelas : VII (Tujuh)
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : II (dua)
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segitiga serta menentukan ukurannya.
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
6.1 Mengide
ntifikasi
jenis-
jenis
segitiga
berdasar
kan sisi
dan
sudutnya
serta
menghit
ung
jumlah
sudut
pada
segitiga.
Segitiga
Mendiskusi-kan
jenis-jenis
segitiga
berdasar-kan
panjang sisinya
dengan
menggunakan
segitiga.
(kerjasama dan
tekun)
Mengidenti
fikasi jenis-
jenis
segitiga
berdasarka
n panjang
sisinya.
Tes
tertulis
Uraian Dengan cara mengukur
panjang sisinya,
sebutkan jenis-jenis
segitiga berikut.
2x40
menit Bahan ajar
modul
matematika
berbasis
pendekatan
kontrukti-
visme dan
pemecahan
masalah.
Mendiskusikan
jenis-jenis
segitiga
berdasarkan
besar sudutnya
dengan
menggunakan
segitiga.
(kerjasama dan
tekun)
Mengidenti
fikasi jenis-
jenis
segitiga
berdasar-
kan besar
sudutnya.
Tes
tertulis
Uraian Dengan cara mengukur
besar sudutnya,
sebutkan jenis-jenis
segitiga berikut.
Penggaris
Busur
derajat
Lampiran 1
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Mendiskusikan
jumlah sudut
pada segitiga.
(kerjasama dan
tekun)
Menghitun
g jumlah
sudut pada
segitiga.
Tes
tertulis
Uraian Besar dua sudut sebuah
segitiga masing-masing
32o dan 54o. Tentukan
besar sudut yang ketiga.
Mendiskusikan
sudut dalam dan
sudut luar
segitiga.
(kerjasama dan
tekun)
Menghitun
g sudut
dalam dan
sudut luar
segitiga.
Tes
tertulis
Uraian
Hitunglah besar ∠퐶퐵퐷
dan
besar ∠퐶퐵퐴.
6.2 Menghit
ung
keliling
dan luas
bangun
segitiga
serta
menggun
a-kannya
dalam
pemeca-
han
masalah.
Segitiga
Mendiskusikan
pemecahan
masalah dengan
menggunakan
rumus keliling
bangun segitiga.
(kerjasama dan
gigih)
Menghitu-
ng keliling
bangun
segitiga.
Tes
tertulis
Uraian
Hitunglah keliling
bangun segitiga PQR di
atas.
2x40
menit Bahan ajar
modul
matematika
berbasis
pendekatan
kontruktivis
me dan
pemecahan
masalah.
Penggaris
Mendiskusi-kan
pemecahan
masalah dengan
menggunakan
rumus luas
bangun segitiga.
Menghitun
g luas
bangun
segitiga.
Tes
tertulis
Uraian Hitunglah luas bangun
segitiga pada gambar di
bawah ini.
D A B
C
80o
35o
5 cm
7 cm
6 cm
R
P Q
8 cm
6 cm
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Teknik Bentuk Contoh Instrumen
Mendiskusi-kan
pemecahan
masalah yang
berkaitan
dengan keliling
dan luas
bangun
segitiga.
(gigih dan
unggul)
Menyelesai
kan
masalah
yang
berkaitan
dengan
keliling dan
luas bangun
segitiga.
Tes
tertulis
Uraian Sebuah puzzle
permukaan berbentuk
segitiga siku-siku
seperti gambar berikut.
Tentukan keliling dan
luas permukanan puzzle
tersebut.
6.3 Melukis
segitiga,
garis
tinggi,
garis
bagi,
garis
berat dan
garis
sumbu.
Segitiga Menggunakan
penggaris,
jangka, dan
busur untuk
melukis
segitiga jika
diketahui:
1. ketiga
sisinya
2. dua sisi dan
satu
sudut
apitnya.
3. satu sisi
dan dua
sudut.
(inovatif,
kreatif dan
gigih)
Melukis
segitiga
yang
diketahui
tiga sisinya,
dua sisi
satu sudut
apitnya
atau
satu sisi
dan dua
sudut.
Tes
tertulis
Uraian Lukislah sebuah
segitiga jika diketahui
panjang sisi-sisinya 5
cm, 6 cm, dan 4 cm.
2x40
menit Bahan ajar
modul
matematika
melalui
pendekatan
kontruktivis
me dan
pemecahan
masalah.
Penggaris
Busur
derajat
Jangka
Melukis
segitiga
samasisi dan
segitiga
samakaki
dengan
menggunakan
Melukis
segitiga
samasisi
dan segitiga
samakaki.
Tes
tertulis
Uraian Lukislah sebuah
segitiga ABC dengan
AC = BC = 3 cm, dan
AB = 4 cm.
penggaris,
jangka dan
busur derajat.
(kreatif)
Menggunakan
penggaris dan
jangka untuk
melukis garis
tinggi, garis
bagi, garis
berat, dan garis
sumbu.
(inovatif,
kreatif dan
gigih)
Melukis
garis tinggi,
garis bagi,
garis berat,
dan garis
sumbu.
Tes
tertulis
Uraian
Lukislah ketiga garis
tinggi dari masing-
masing segitiga
tersebut.
Mranggen, ……………… 2013
Mengetahui,
Guru Peneliti
Retnodiati Caecilia, S. Pd Eni Rahmawati
NIP. 19610316 198901 2 001 NPM. 09310050
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP N 2 MRANGGEN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/II
Pertemuan : Pertama
Alokasi Waktu : 2 40 Menit
A. Standar Kompetensi : Segitiga
6. Memahami konsep segitiga serta menentukan
ukurannya.
B. Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasar-
kan sisi dan sudutnya serta menghitung jumlah
sudut pada segitiga.
C. Indikator : 1. Mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasar-
kan panjang sisinya.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasar-
kan besar sudutnya.
3. Menghitung jumlah sudut pada segitiga.
4. Menghitung sudut dalam dan sudut luar
segitiga.
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui mengukur panjang sisi pada segitiga secara berdiskusi, siswa
dapat mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya.
(kerjasama dan kreatif)
2. Melalui mengukur sudut pada segitiga secara berdiskusi, siswa dapat
mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.
(kerjasama dan kreatif)
3. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menghitung jumlah sudut pada
segitiga. (kerjasama dan gigih).
4. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menghitung sudut dalam dan sudut
luar segitiga. (kerjasama dan gigih)
Lampiran 2a
E. Materi Ajar : Segitiga
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Konstruktivisme
Metode Pembelajaran : Ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi
kelompok, pemberian latihan, dan pemberian
tugas.
G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan ( 10 menit )
a. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika
membuka pelajaran. (iman dan taqwa)
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa. (iman dan taqwa)
c. Guru memperkenalkan diri kepada siswa.
d. Guru mengontrol kehadiran siswa. (integritas dan komitmen)
e. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi.
Apersepsi : 1) Guru mengingatkan kembali cara memperoleh
segitiga
yang sudah dipelajari waktu kelas SD.
Motivasi : 1) Guru menyajikan tujuan pembelajaran.
2) Guru menginformasikan model pembelajaran yang
akan digunakan.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Membentuk kelompok, siswa dibagi menjadi lima kelompok untuk
berdiskusi mengenai materi jenis-jenis segitiga, jumlah sudut pada
segitiga serta sudut dalam dan sudut luar segitiga. (konsisten)
2) Membagi bahan ajar modul matematika melalui pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah kepada masing-masing
kelompok.
3) Memberi kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi jenis-
jenis segitiga, jumlah sudut pada segitiga serta sudut dalam dan
sudut luar segitiga secara berkelompok. (kerjasama dan gigih)
4) Membimbing siswa untuk mengkomunikasikan secara lisan
mengenai materi tersebut. (profesional dan responsif)
5) Melalui tanya jawab siswa diminta menyebutkan jenis-jenis
segitiga. (responsif)
6) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. (responsif)
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Meminta masing-masing kelompok untuk mengerjakan latihan soal
yang terdapat pada bahan ajar modul melalui pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah. (gigih dan unggul)
2) Memperjelas persoalan atau masalah. (responsif)
3) Meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang tugas yang
akan dilaksanakan. (responsif)
4) Mencari kemungkinan-kemungkinan bersama siswa yang akan
dilaksanakan dalam pemecahan persoalan. (kerjasama)
5) Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk
memikirkan jawabannya secara berdiskusi. (kerjasama)
6) Berkeliling untuk mengecek keaktifan setiap kelompok sambil
melakukan tanya jawab pada siswa. (profesional)
7) Menunjuk beberapa kelompok untuk mempresentasikan atau
menuliskan hasil diskusinya dipapan tulis. (integritas dan
komitmen)
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama. (integritas
dan komitmen)
2) Meminta siswa atau kelompok lain untuk mengomentari hasil
diskusi temannya. (proaktif dan antisipatif)
3) Mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam
menyelesaikan permasalahan. (gigih)
4) Mencoba untuk tidak mengatakan bahwa jawaban yang
disampaikan siswa benar atau tidak. Namun guru mendorong siswa
untuk setuju atau tidak setuju kepada ide siswa dan saling tukar
menukar ide sampai persetujuan dicapai tentang apa yang dapat
masuk akal siswa. (profesional)
5) Memberikan reward kepada kelompok yang berhasil menjawab
dengan benar. (unggul)
6) Memberikan motivasi bagi siswa yang kurang atau belum bisa
menguasai materi tentang jenis-jenis segitiga. (pendidik teladan)
7) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. (responsif)
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran
hari ini. (profesional dan kerja sama)
b. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang sudah
dilakukan. (responsif)
c. Memberikan latihan atau tugas rumah (PR) yang berasal dari bahan
ajar modul matematika melaui pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah. (profesional)
d. Menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa.
e. Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. (iman dan taqwa)
H. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Bahan ajar modul matematika melalui pendekatan kostruktivisme
dan pemecahan masalah.
Alat : White board, spidol, penggaris, dan busur derajat.
I. Penilaian Hasil Belajar : Post test
Mranggen, ……………… 2013
Mengetahui,
Guru Peneliti
Retnodiati Caecilia, S. Pd Eni Rahmawati
NIP. 19610316 198901 2 001 NPM. 09310050
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP N 2 MRANGGEN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/II
Pertemuan : Kedua
Alokasi Waktu : 2 40 Menit
A. Standar Kompetensi : Segitiga
6. Memahami konsep segitiga serta menentukan
ukurannya.
B. Kompetensi Dasar : 6.2 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga
serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah.
C. Indikator : 1. Menghitung keliling bangun segitiga.
2. Menghitung luas bangun segitiga.
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan keliling dan luas bangun segitiga.
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menghitung keliling bangun
segitiga. (kerjasama dan gigih)
2. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menghitung luas bangun segitiga.
(kerjasama dan gigih)
3. Melalui berfikir logis dan kritis, siswa dapat menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan keliling dan luas bangun segitiga. (kerjasama, gigih dan
unggul)
E. Materi Ajar : Segitiga
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Konstruktivisme
Lampiran 2b
Metode Pembelajaran : Ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi
kelompok, pemberian latihan, dan pemberian
tugas.
G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan ( 15 menit )
a. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika
membuka pelajaran. (iman dan taqwa)
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa. (iman dan taqwa)
c. Guru mengontrol kehadiran siswa. (integritas dan komitmen)
d. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi.
Apersepsi : 1) Membahas PR.
2) Guru mengingatkan kembali rumus segitiga yang
sudah dipelajari waktu SD.
Motivasi : 1) Guru menyajikan tujuan pembelajaran.
2) Guru menginformasikan model pembelajaran yang
akan digunakan.
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Meminta siswa untuk bergabung bersama kelompoknya masing-
masing yang sudah dibentuk pada pertemuan pertama. (konsisten)
2) Memberi kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi
keliling dan luas bangun segitiga secara berkelompok. (kerjasama
dan gigih)
3) Membimbing siswa untuk mengkomunikasikan secara lisan
mengenai materi tersebut. (profesional dan responsif)
4) Melalui tanya jawab siswa diminta menyebutkan rumus keliling
dan luas bangun segitiga. (responsif)
5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. (responsif)
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Meminta masing-masing kelompok untuk mengerjakan latihan soal
yang terdapat pada bahan ajar modul melalui pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah. (gigih dan unggul)
b. Memperjelas persoalan atau masalah. (responsif)
c. Meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang tugas yang
akan dilaksanakan. (responsif)
d. Mencari kemungkinan-kemungkinan bersama siswa yang akan
dilaksanakan dalam pemecahan persoalan. (kerjasama)
e. Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk
memikirkan jawabannya secara berdiskusi. (kerjasama)
f. Berkeliling untuk mengecek keaktifan setiap kelompok sambil
melakukan tanya jawab pada siswa. (profesional)
g. Menunjuk beberapa kelompok untuk mempresentasikan atau
menuliskan hasil diskusinya dipapan tulis. (integritas dan
komitmen)
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama. (integritas
dan komitmen)
2) Meminta siswa atau kelompok lain untuk mengomentari hasil
diskusi temannya. (proaktif dan antisipatif)
3) Mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam
menyelesaikan permasalahan. (gigih)
4) Mencoba untuk tidak mengatakan bahwa jawaban yang
disampaikan siswa benar atau tidak. Namun guru mendorong siswa
untuk setuju atau tidak setuju kepada ide siswa dan saling tukar
menukar ide sampai persetujuan dicapai tentang apa yang dapat
masuk akal siswa. (profesional)
5) Memberikan reward kepada kelompok yang berhasil menjawab
dengan benar. (unggul)
6) Memberikan motivasi bagi siswa yang kurang atau belum bisa
menguasai materi tentang jenis-jenis segitiga. (pendidik teladan)
7) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. (responsif)
3) Kegiatan Akhir (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman/simpulan
pelajaran hari ini. (profesional dan kerja sama)
b. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang sudah
dilakukan. (responsif)
c. Memberikan latihan atau tugas rumah (PR) yang berasal dari bahan
ajar modul matematika melaui pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah. (profesional)
d. Menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa.
e. Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. (iman dan taqwa)
H. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Bahan ajar modul matematika melalui pendekatan kostruktivisme
dan pemecahan masalah.
Alat : White board, spidol, dan penggaris.
I. Penilaian Hasil Belajar : Post test
Mranggen, ……………… 2013
Mengetahui,
Guru Peneliti
Retnodiati Caecilia, S. Pd Eni Rahmawati
NIP. 19610316 198901 2 001 NPM. 09310050
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP N 2 MRANGGEN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/II
Pertemuan : Ketiga
Alokasi Waktu : 2 40 Menit
A. Standar Kompetensi : Segitiga
6. Memahami konsep segitiga serta menentukan
ukurannya.
B. Kompetensi Dasar : 6.3 Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis
berat, dan garis sumbu.
C. Indikator : 1. Melukis segitiga yang diketahui tiga sisinya,
dua sisi satu sudut apitnya atau satu sisi dan
dua sudut.
2. Melukis segitiga samasisi dan segitiga
samakaki.
3. Melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat,
dan garis sumbu.
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui latihan melukis suatu segitiga secara berdiskusi, siswa dapat
melukis segitiga jika diketahui tiga sisinya, dua sisi satu sudut apitnya atau
satu sisi dan dua sudut. (kerjasama, inovatif dan kreatif)
2. Melalui latihan melukis suatu segitiga secara berdiskusi, siswa dapat
melukis segitiga samasisi dan segitiga samakaki. (kerjasama, inovatif dan
kreatif)
3. Melalui latihan melukis garis-garis istimewa pada segitiga secara
berdiskusi, siswa dapat melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan
garis sumbu. (kerjasama, inovatif dan kreatif)
Lampiran 2c
E. Materi Ajar : Segitiga
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Konstruktivisme
Metode Pembelajaran : Ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi
kelompok, pemberian latihan, dan pemberian
tugas.
G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan ( 15 menit )
a. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika membuka
pelajaran. (iman dan taqwa)
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa. (iman dan taqwa)
c. Guru mengontrol kehadiran siswa. (integritas dan komitmen)
d. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi.
Apersepsi : 1) Membahas PR.
2) Guru mengingatkan kembali bentuk-bentuk segitiga.
Motivasi : 1) Guru menyajikan tujuan pembelajaran.
2) Guru menginformasikan model pembelajaran yang
akan digunakan.
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Meminta siswa untuk bergabung bersama kelompoknya masing-
masing yang sudah dibentuk pada pertemuan pertama. (konsisten)
2) Memberi kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi
melukis segitiga secara berkelompok. (kerjasama dan gigih)
3) Membimbing siswa untuk mengkomunikasikan secara lisan
mengenai materi tersebut. (profesional dan responsif)
4) Melalui tanya jawab siswa diminta menyebutkan garis-garis pada
segitiga. (responsif)
5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. (responsif)
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Meminta masing-masing kelompok untuk mengerjakan latihan soal
yang terdapat pada bahan ajar modul melalui pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah. (gigih dan unggul)
2) Memperjelas persoalan atau masalah. (responsif)
3) Meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang tugas yang
akan dilaksanakan. (responsif)
4) Mencari kemungkinan-kemungkinan bersama siswa yang akan
dilaksanakan dalam pemecahan persoalan. (kerjasama)
5) Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk
memikirkan jawabannya secara berdiskusi. (kerjasama)
6) Berkeliling untuk mengecek keaktifan setiap kelompok sambil
melakukan tanya jawab pada siswa. (profesional)
7) Menunjuk beberapa kelompok untuk mempresentasikan atau
menuliskan hasil diskusinya dipapan tulis. (integritas dan
komitmen)
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama. (integritas
dan komitmen)
2) Meminta siswa atau kelompok lain untuk mengomentari hasil
diskusi temannya. (proaktif dan antisipatif)
3) Mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam
menyelesaikan permasalahan. (gigih)
4) Mencoba untuk tidak mengatakan bahwa jawaban yang
disampaikan siswa benar atau tidak. Namun guru mendorong siswa
untuk setuju atau tidak setuju kepada ide siswa dan saling tukar
menukar ide sampai persetujuan dicapai tentang apa yang dapat
masuk akal siswa. (profesional)
5) Memberikan reward kepada kelompok yang berhasil menjawab
dengan benar. (unggul)
6) Memberikan motivasi bagi siswa yang kurang atau belum bisa
menguasai materi tentang jenis-jenis segitiga. (pendidik teladan)
7) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. (responsif)
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran
hari ini. (profesional dan kerja sama)
b. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang sudah
dilakukan. (responsif)
c. Memberikan latihan atau tugas rumah (PR) yang berasal dari bahan
ajar modul matematika melaui pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah. (profesional)
d. Menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa.
e. Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. (iman dan taqwa)
H. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Bahan ajar modul matematika melalui pendekatan kostruktivisme
dan pemecahan masalah.
Alat : White board, spidol, penggaris, jangka dan busur derajat.
I. Penilaian Hasil Belajar : Post test
Mranggen, ……………… 2013
Mengetahui,
Guru Peneliti
Retnodiati Caecilia, S. Pd Eni Rahmawati
NIP. 19610316 198901 2 001 NPM. 09310050
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP N 2 MRANGGEN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/II
Pertemuan : Pertama
Alokasi Waktu : 2 40 Menit
A. Standar Kompetensi : Segitiga
6. Memahami konsep segitiga serta menentukan
ukurannya.
B. Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasar-
kan sisi dan sudutnya serta menghitung jumlah
sudut pada segitiga.
C. Indikator : 1. Mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasar-
kan panjang sisinya.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasar-
kan besar sudutnya.
3. Menghitung jumlah sudut pada segitiga.
4. Menghitung sudut dalam dan sudut luar
segitiga.
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui penyampaian materi dari guru, siswa dapat mengidentifikasi jenis-
jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya. (profesional dan kreatif)
2. Melalui penyampaian materi dari guru, siswa dapat mengidentifikasi jenis-
jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya. (profesional dan kreatif)
3. Melalui penyampaian materi dari guru, siswa dapat menghitung jumlah
sudut pada segitiga. (profesional dan gigih)
4. Melalui penyampaian materi dari guru, siswa dapat menjelaskan sudut
dalam dan sudut luar segitiga. (profesional dan gigih)
Lampiran 3a
E. Materi Ajar : Segitiga
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Explicit Instruction
Metode Pembelajaran : Ceramah bervariasi, tanya jawab, pemberian
latihan, dan pemberian tugas.
G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan ( 10 menit )
a. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika
membuka pelajaran. (iman dan taqwa)
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa. (iman dan taqwa)
c. Guru memperkenalkan diri kepada siswa.
d. Guru mengontrol kehadiran siswa. (integritas dan komitmen)
e. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi.
Apersepsi : 1) Guru mengingatkan kembali cara memperoleh segitiga
yang sudah dipelajari waktu kelas SD.
Motivasi : 1) Guru menyajikan tujuan pembelajaran.
2) Guru menginformasikan model pembelajaran yang
akan digunakan.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Memberikan stimulus kepada siswa berupa pemberian materi
mengenai jenis-jenis segitiga, jumlah sudut pada segitiga serta
sudut dalam dan sudut luar segitiga. Kemudian antara siswa dan
guru mendiskusikan materi tersebut. (profesional, inovatif dan
kreatif)
2) Membimbing siswa untuk mengkomunikasikan secara lisan
mengenai materi tersebut. (profesional dan responsif)
3) Mengajak peserta didik secara bersama-sama membahas contoh
soal mengenai materi tersebut. (gigih)
4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. (responsif)
5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi
tambahan yang sudah disampaikan. Dimana materi tersebut ditulis
oleh guru di papan tulis. (integritas dan komitmen)
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Memberi beberapa soal latihan kepada siswa yang ada dalam Buku
Kerja Siswa (BKS). (profesional)
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawabannya
secara individu. (gigih dan unggul)
3) Memberi bimbingan kepada siswa yang kesulitan dalam
mengerjakan soal latihan. (pendidik teladan)
4) Meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya di
papan tulis. (integritas dan komitmen)
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama. (integritas
dan komitmen)
2) Memberikan reward kepada peserta didik yang berhasil menjawab
dengan benar. (unggul)
3) Memberikan motivasi bagi peserta didik yang kurang atau belum
bisa menguasai materi yang diberikan. (pendidik teladan)
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran
hari ini. (profesional dan kerja sama)
b. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang sudah
dilakukan. (responsif)
c. Memberikan latihan atau tugas rumah (PR). (profesional)
d. Menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa.
e. Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. (iman dan taqwa)
H. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Buku pendamping dari SMP N2 MRANGGEN, yaitu:
Buku Matematika kelas VII Semester II BKS (Buku Kerja
Siswa).
Alat : White board, spidol, penggaris, dan busur derajat.
I. Penilaian Hasil Belajar : Post test
Mranggen, ……………… 2013
Mengetahui,
Guru Peneliti
Retnodiati Caecilia, S. Pd Eni Rahmawati
NIP. 19610316 198901 2 001 NPM. 09310050
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP N 2 MRANGGEN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/II
Pertemuan : Kedua
Alokasi Waktu : 2 40 Menit
A. Standar Kompetensi : Segitiga
6. Memahami konsep segitiga serta menentukan
ukurannya.
B. Kompetensi Dasar : 6.2 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga
serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah.
C. Indikator : 1. Menghitung keliling bangun segitiga.
2. Menghitung luas bangun segitiga.
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan menghitung keliling dan luas bangun
segitiga.
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui penyampaian materi dari guru, siswa dapat menghitung keliling
bangun segitiga. (gigih dan unggul)
2. Melalui penyampaian materi dari guru, siswa dapat menghitung luas
bangun segitiga. (gigih dan unggul)
3. Melalui pemberian contoh serta berfikir logis dan kritis, siswa dapat
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas bangun
segitiga. (gigih dan unggul)
E. Materi Ajar : Segitiga
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Explicit Instruction
Lampiran 3b
Metode Pembelajaran : Ceramah bervariasi, tanya jawab, pemberian
latihan, dan pemberian tugas.
G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan ( 15 menit )
a. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika
membuka pelajaran. (iman dan taqwa)
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa. (iman dan taqwa)
c. Guru mengontrol kehadiran siswa. (integritas dan komitmen)
d. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi.
Apersepsi : 1) Membahas PR.
2) Guru mengingatkan kembali rumus segitiga yang
sudah dipelajari waktu SD.
Motivasi : 1) Guru menyajikan tujuan pembelajaran.
2) Guru menginformasikan model pembelajaran yang
akan digunakan.
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Memberikan stimulus kepada siswa berupa pemberian materi
mengenai keliling dan luas bangun segitiga. Kemudian antara
siswa dan guru mendiskusikan materi tersebut. (profesional,
inovatif dan kreatif)
2) Membimbing siswa untuk mengkomunikasikan secara lisan
mengenai materi tersebut. (profesional dan responsif)
3) Mengajak peserta didik secara bersama-sama membahas contoh
soal mengenai materi tersebut. (gigih)
4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. (responsif)
5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi
tambahan yang sudah disampaikan. Dimana materi tersebut ditulis
oleh guru di papan tulis. (integritas dan komitmen)
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Memberi beberapa soal latihan kepada siswa yang ada dalam Buku
Kerja Siswa (BKS). (profesional)
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawabannya
secara individu. (gigih dan unggul)
3) Memberi bimbingan kepada siswa yang kesulitan dalam
mengerjakan soal latihan. (pendidik teladan)
4) Meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya di
papan tulis. (integritas dan komitmen)
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama. (integritas
dan komitmen)
2) Memberikan reward kepada peserta didik yang berhasil menjawab
dengan benar. (unggul)
3) Memberikan motivasi bagi peserta didik yang kurang atau belum
bisa menguasai materi yang diberikan. (pendidik teladan)
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran
hari ini. (profesional dan kerja sama)
b. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang sudah
dilakukan. (responsif)
c. Memberikan latihan atau tugas rumah (PR). (profesional)
d. Menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa.
e. Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. (iman dan taqwa)
H. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Buku pendamping dari SMP N2 MRANGGEN, yaitu:
Buku Matematika kelas VII Semester II BKS (Buku Kerja
Siswa).
Alat : White board, spidol, dan penggaris.
I. Penilaian Hasil Belajar : Post test
Mranggen, ……………… 2013
Mengetahui,
Guru Peneliti
Retnodiati Caecilia, S. Pd Eni Rahmawati
NIP. 19610316 198901 2 001 NPM. 09310050
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP N 2 MRANGGEN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/II
Pertemuan : Ketiga
Alokasi Waktu : 2 40 Menit
A. Standar Kompetensi : Segitiga
6. Memahami konsep segitiga serta menentukan
ukurannya.
B. Kompetensi Dasar : 6.3 Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis
berat, dan garis sumbu.
C. Indikator : 1. Melukis segitiga yang diketahui tiga sisinya,
dua sisi satu sudut apitnya atau satu sisi dan
dua sudut.
2. Melukis segitiga samasisi dan segitiga
samakaki.
3. Melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat,
dan garis sumbu.
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui penyampaian materi dari guru dan latihan melukis suatu segitiga,
siswa dapat melukis segitiga jika diketahui tiga sisinya, dua sisi satu sudut
apitnya atau satu sisi dan dua sudut. (profesional dan kreatif)
2. Melalui penyampaian materi dari guru dan latihan melukis suatu segitiga,
siswa dapat melukis segitiga samasisi dan segitiga samakaki. (profesional
dan kreatif)
3. Melalui penyampaian materi dari guru dan latihan melukis garis-garis
istimewa, siswa dapat melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan
garis sumbu. (profesional dan kreatif)
Lampiran 3c
E. Materi Ajar : Segitiga
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Explicit Instruction
Metode Pembelajaran : Ceramah bervariasi, tanya jawab, pemberian
latihan, dan pemberian tugas.
G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan ( 15 menit )
a. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika
membuka pelajaran. (iman dan taqwa)
b. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa. (iman dan taqwa)
c. Guru mengontrol kehadiran siswa. (integritas dan komitmen)
d. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi.
Apersepsi : 1) Membahas PR.
2) Guru mengingatkan kembali bentuk-bentuk segitiga.
Motivasi : 1) Guru menyajikan tujuan pembelajaran.
2) Guru menginformasikan model pembelajaran yang
akan digunakan.
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) Memberikan stimulus kepada siswa berupa pemberian materi
mengenai melukis segitiga. Kemudian antara siswa dan guru
mendiskusikan materi tersebut. (profesional, inovatif dan kreatif)
2) Membimbing siswa untuk mengkomunikasikan secara lisan
mengenai materi tersebut. (profesional dan responsif)
3) Mengajak peserta didik secara bersama-sama membahas contoh
soal mengenai materi tersebut. (gigih)
4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. (responsif)
5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi
tambahan yang sudah disampaikan. Dimana materi tersebut ditulis
oleh guru di papan tulis. (integritas dan komitmen)
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Memberi beberapa soal latihan kepada siswa yang ada dalam Buku
Kerja Siswa. (profesional)
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawabannya
secara individu. (gigih dan unggul)
3) Memberi bimbingan kepada siswa yang kesulitan dalam
mengerjakan soal latihan. (pendidik teladan)
c. Meminta beberapa siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya
di papan tulis. (integritas dan komitmen)
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama. (integritas
dan komitmen)
2) Memberikan reward kepada peserta didik yang berhasil menjawab
dengan benar. (unggul)
3) Memberikan motivasi bagi peserta didik yang kurang atau belum
bisa menguasai materi yang diberikan. (pendidik teladan)
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran
hari ini. (profesional dan kerja sama)
b. Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang sudah
dilakukan. (responsif)
c. Memberikan latihan atau tugas rumah (PR). (profesional)
d. Menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa.
e. Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. (iman dan taqwa)
H. Alat dan Sumber Belajar
Sumber : Buku pendamping dari SMP N2 MRANGGEN, yaitu:
Buku Matematika kelas VII Semester II BKS (Buku Kerja
Siswa).
Alat : White board, spidol, penggaris, jangka dan busur derajat.
I. Penilaian Hasil Belajar : Post test
Mranggen, ……………… 2013
Mengetahui,
Guru Peneliti
Retnodiati Caecilia, S. Pd Eni Rahmawati
NIP. 19610316 198901 2 001 NPM. 09310050
KISI-KISI PENULISAN SOAL TES UJI COBA INSTRUMEN
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ semester : VII/II
Alokasi Waktu : 2x40 Menit
Jumlah Soal : 12 Soal
Bentuk Soal : Uraian
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segitiga serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi No Soal
Aspek
Penilaian
6.2 Mengidentifikasi
jenis-jenis segitiga
berdasarkan sisi
dan sudutnya serta
menghitung
jumlah sudut pada
segitiga.
Segitiga
Mengidentifikasi jenis-
jenis segitiga
berdasarkan panjang
sisinya.
1a, 1b, dan 1c C1
Mengidentifikasi jenis-
jenis segitiga
berdasarkan besar
sudutnya
2a, 2b, dan 2c C1
Menghitung jumlah
sudut pada segitiga. 3a dan 3b C2
Menghitung sudut
dalam dan sudut luar
segitiga.
4a dan 4b C2
Lampiran 4
Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi No Soal
Aspek
Penilaian
6.3 Menghitung
keliling dan luas
bangun segitiga
serta
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah.
Segitiga
Menghitung keliling
bangun segitiga. 5a dan 5b C2
Menghitung luas
bangun segitiga. 6a dan 6b C2
Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
keliling dan luas
bangun segitiga.
7a, 7b dan 8 C3
6.4 Melukis segitiga,
garis tinggi, garis
bagi, garis berat
dan garis sumbu.
Segitiga Melukis segitiga yang
diketahui tiga sisinya,
dua sisi satu sudut
apitnya atau satu sisi
dan dua sudut.
9a dan 9b C2
Melukis segitiga
samasisi dan segitiga
samakaki.
10a, 10b dan 11 C2
Melukis garis tinggi,
garis bagi, garis berat,
dan garis sumbu.
12a dan 12b C2
Keterangan:
C1 : Ingatan
C2 : Pemahaman
C3 : Aplikasi
SOAL TES UJI COBA INSTRUMEN
1. Dengan cara mengukur panjang sisinya, sebutkan jenis-jenis segitiga berikut.
a. b. c.
2. Dengan cara mengukur besar sudutnya, sebutkan jenis-jenis segitiga berikut.
a. b. c.
3. Hitunglah besar sudut pada segitiga.
a. Jika diketahui ∆푃푄푅 dengan ∠푃 = 48 dan ∠푄 = 72 . Maka berapakah
besar ∠푅?
b. Jika diketahui perbandingan sudut-sudutnya adalah 4 : 3 : 5. Maka
berapakah besar masing-masing sudut tersebut?
4. Perhatikan gambar berikut ini!
a. Hitunglah besar ∠퐶퐵퐷.
b. Hitunglah besar ∠퐶퐵퐴.
5. Perhatikan gambar di samping!
6. Perhatikan gambar berikut.
Diketahui DE = 13 cm, DF = 20 cm, EF =
15, EG = 9 cm, dan GF =12 cm. Hitunglah:
a. Keliling ∆DEF
b. Keliling ∆EGF
Diketahui KL = 8 cm, PM = 5 cm, dan
PK = 4 cm. Hitunglah:
a. Luas daerah ∆KLM
b. Luas daerah ∆PKM
A B
C
80o
60o
D
D E
F
G
20 cm
9 cm 13cm
12 cm
15 cm
L K
M
C
P 4 cm 8 cm
5 cm
Lampiran 5
7. Selesaikanlah soal cerita berikut.
a. Sebuah taman berbentuk segitiga dengan panjang tiap sisi berturut-turut
5 m, 12 m, dan 7 m. Di sekiling taman tersebut akan dipasang pagar
dengan biaya Rp60.000,00 per meter. Hitunglah keseluruhan biaya yang
diperlukan.
b. Sebuah taman berbentuk segitiga samakaki dengan panjang sisi yang sama
5 m, panjang sisi lainya 12 m, dan tinggi 7 m. Jika taman tersebut ditanami
rumput dengan biaya Rp60.000,00 per meter. Hitunglah keseluruhan biaya
yang diperlukan.
8. Perhatikan gambar di samping! ∆퐴퐷퐵
siku-siku di D. Panjang AD = 11 cm,
CD = 3 cm, dan BD = 5 cm. Berapa luas
daerah ∆퐴퐵퐶 tersebut?
9. Lukislah segitiga-segitiga berikut ini!
a. ∆푋푌푍 jika diketahui panjang sisi XY = 3 cm, XZ = 5 cm, dan YZ = 4 cm.
b. ∆퐴퐵퐶 jika diketahui panjang sisi AB = 4 cm dengan besar sudut
∠퐴 = 60 dan ∠퐵 = 95 .
10. Lukislah segitiga-segitiga berikut ini!
a. Segitiga samasisi PQR dengan panjang sisi PQ = QR = PR = 4 cm.
b. Segitiga samakaki KLM dengan panjang sisi KL = 5 cm, dan KM = LM =
4 cm.
11. Lukislah segitiga 푅푆푇 siku-siku di R dengan panjang 푅푆 = 4 cm dan
푅푇 = 6 cm.
12. Perhatikan gambar ∆퐴퐵퐶 berikut!
3
A B
C D
5
a. Lukislah garis tinggi di titik T pada ∆푅푆푇 di
samping.
b. Lukislah garis bagi di titik T pada ∆푅푆푇 di
samping.
R S
T
KUNCI JAWABAN SOAL TES UJI COBA INSTRUMEN
1. a. segitiga samakaki
b. Segitiga samasisi
c. Segitiga sembarang
3. a. Pada ∆푃푄푅, berlaku ∠푃 + ∠푄 + ∠푅 = 180
Sehingga, 48 + 72 + ∠푅 = 180
120 + ∠푅 = 180
∠푅 = 180 − 120
∠푅 = 60
Jadi, besar ∠푅 adalah 60 .
b. Misalkan besar sudut-sudut itu 4x, 3x, dan 5x
4x + 3x + 5x = 180o
12x = 180o
x = 15o
Jadi, besar sudut-sudutnya adalah 60o, 45o, dan 75o.
4. a. ∠퐶퐵퐷 = ∠퐶퐴퐵 + ∠퐵퐶퐴
= 80o + 60o
= 140o
Jadi, besar ∠퐶퐵퐷 = 140o dan ∠퐶퐵퐴 = 40o.
5. a. Keliling ∆DEF = DE + EF + DF b. Keliling ∆EGF = EG + GF + EF
= 13 + 15 + 20 = 9 + 12 + 15
= 48 = 36
Jadi, keliling ∆DEF adalah 48 cm. Jadi, keliling ∆EGF adalah 36 cm
6. a. Luas ∆KLM = ×퐾퐿 × 푃푀 b. Luas ∆PKM = × 푃퐾 × 푃푀
= × 8 × 5 = × 4 × 5
= 20 cm2 = 10 cm2
Jadi, luas ∆KLM adalah 20 cm2. Jadi, luas ∆PKM adalah 10 cm2.
2. a. Segitiga tumpul
b. Segitiga siku-siku
c. Segitiga lancip
∠퐶퐵퐴 = 180 − ∠퐶퐵퐷
∠퐶퐵퐴 = 180 − 140
∠퐶퐵퐴 = 40
b. karena ∠퐶퐵퐴 + ∠퐶퐵퐷 = 180 maka
Lampiran 6
7. a. Keliling taman = 5 + 12 + 7
= 24 cm
Dengan demikina, biaya pemasangan pagar = 24 Rp60.000,00
= Rp1.440.000,00
Jadi, biaya keseluruhan yang diperlukan adalah Rp1.440.000,00.
b. Luas taman = × 푎 × 푡
= × 12 × 7
= 42
Luas taman yang akan ditanami rumput 42 cm2.
Dengan demikian, biaya penanaman rumput = 42 Rp60.000,00
= Rp2.520.000,00
Jadi, biaya keseluruhan yang diperlukan adalah Rp2.520.000,00.
8. AC = AD – CD = 11 – 3 = 8
Luas daerah ∆퐴퐵퐶 = × 퐴퐶 × 퐵퐷
= × 8 × 5
= 20
Jadi, luas daerah ∆퐴퐵퐶 adalah 20 cm2
9. a. b.
12 m
7 m
5 m
X Y
Z
5 cm 4 cm
3 cm
4 cm
95o 60o
A
C
B
10. a. Segitiga Samasisi b. Segitiga Samakaki
11. Segitiga Siku-siku
12. a. Melukis Garis Tinggi b. Melukis Garis Bagi
4 cm P Q
R
4 cm 4 cm
K
M
L
4 cm 4 cm
5 cm
R S
T
K L
U
E
R S
T
K L
D M
o o
R S
T
ANGKET BAHAN AJAR MODUL MATEMATIKA
ANGKET AHLI DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN
Judul :
Penyusun : Eni Rahmawati
Pembimbing : 1. Dra. Intan Indiati, M. Pd
2. Widya Kusumaningsih, S. Pd, M. Pd
Instansi : Program Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang
Petunjuk :
1. Isilah nama dan asal instansi/lembaga Anda pada kolom yang disediakan.
2. Berikan pendapat Anda dengan sejujurnya dan sebenarnya.
3. Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
pernyataan yang telah disediakan.
Keterangan :
1 : Sangat Kurang Sesuai
2 : Kurang Sesuai
3 : Cukup Sesuai
4 : Sesuai
5 : Sangat Sesuai
Kriteria angket ahli desain media pembelajaran yang beracuan dari Tri
Sukitman adalah sebagai berikut.
http://lib.uin-malang.ac.id/appendix/09760012%5B1%5D-tri-sukitman.pdf
Nama : …………………………….
Instansi/lembaga : …………………………….
Lampiran 7a
Pengembangan Bahan Ajar Modul Matematika Berbasis
Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah Sebagai
Media Pembelajaran Pada Materi Pokok Segitiga.
No. Komponen Skala Penilaian Komponen
1 2 3 4 5
1. Kemenarikan pengemasan desain cover.
Komentar dan saran perbaikannya:
2. Ketepatan pemakaian jenis huruf yang
digunakan dalam cover.
Komentar dan saran perbaikannya:
3. Ketepatan layout pengetikan.
Komentar dan saran perbaikannya:
4. Konsisten penggunaan spasi, judul, dan
pengetikan materi.
Komentar dan saran perbaikannya:
5. Kejelasan tulisan atau pengetikan.
Komentar dan saran perbaikannya:
6. Ketepatan pemenpatan gambar.
Komentar dan saran perbaikannya:
7. Kesesuaian penggunaan variasi jenis,
ukuran dan bentuk huruf untuk judul
bab-sub bab.
Komentar dan saran perbaikannya:
8. Ketepatan penggunaan whitespace
(kolom kosong)
Komentar dan saran perbaikannya:
9. Ketepatan penggunaan ilustrasi.
Komentar dan saran perbaikannya:
10. Konsisten penggunaan sistem
penomoran.
Komentar dan saran perbaikannya:
11. Kesesuaian pengorganisasian isi bahan
ajar modul matematika.
Komentar dan saran perbaikannya:
12. Ketepatan penempatan tujuan
pembelajaran
Komentar dan saran perbaikannya:
13. Konsistensi penggunaan jenis huruf,
ukuran huruf yang digunakan untuk
judul kegiatan belajar.
Komentar dan saran perbaikannya:
14. Ketepatan teks rumusan tujuan
pembelajaran.
Komentar dan saran perbaikannya:
15. Ketepatan penataan paragraf uraian
pembelajaran.
Komentar dan saran perbaikannya:
16. Kesesuaian antara isi tugas, tes formatif,
lembar kerja, dan evaluasi dengan
tujuan pembelajaran.
Komentar dan saran perbaikannya:
17. Kesesuaian bentuk penilaian pada bab
IV.
Komentar dan saran perbaikannya:
18. Ketepatan jenis huruf yang digunakan
untuk judul rangkuman, tugas, tes
formatif, dan lembar kerja.
Komentar dan saran perbaikannya:
19. Ketepatan pemilihan gambar yang
digunakan dalam bahan ajar modul
matematika.
Komentar dan saran perbaikannya:
20. Kemudahan bahasa yang digunakan
dalam bahan ajar modul matematika.
Komentar dan saran perbaikannya:
21. Ketepatan pemilihan warna dalam bahan
ajar modul matematika.
Komentar dan saran perbaikannya:
Pertanyaan Pendukung
1. Menurut Anda, apa saja kelebihan yang terdapat dalam bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah?
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
2. Menurut Anda, apa saja kelemahan yang terdapat dalam bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah?
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
3. Bagaimana pendapat Anda tentang bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah?
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
4. Apakah bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme
dan pemecahan masalah layak digunakan sebagai media pembelajaran
matematika?
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
Demikian, angket ini saya isi dengan sebenarnya, tanpa ada pengaruh dari
pihak lain.
Semarang, ……………………. 2013
Responden,
(……………………………….........)
ANGKET BAHAN AJAR MODUL MATEMATIKA
ANGKET AHLI MATERI PEMBELAJARAN
Judul :
Penyusun : Eni Rahmawati
Pembimbing : 1. Dra. Intan Indiati, M. Pd
2. Widya Kusumaningsih, S. Pd, M. Pd
Instansi : Program Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang
Petunjuk :
1. Isilah nama dan asal instansi/lembaga Anda pada kolom yang disediakan.
2. Berikan pendapat Anda dengan sejujurnya dan sebenarnya.
3. Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
pernyataan yang telah disediakan.
Keterangan :
1 : Sangat Kurang Sesuai
2 : Kurang Sesuai
3 : Cukup Sesuai
4 : Sesuai
5 : Sangat Sesuai
Kriteria angket ahli materi pembelajaran yang beracuan dari Tri Sukitman
adalah sebagai berikut.
http://lib.uin-malang.ac.id/appendix/09760012%5B1%5D-tri-sukitman.pdf
Nama : …………………………….
Instansi/lembaga : …………………………….
Lampiran 7b
Pengembangan Bahan Ajar Modul Matematika Berbasis
Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah Sebagai
Media Pembelajaran Pada Materi Pokok Segitiga.
No. Komponen Skala Penilaian Komponen 1 2 3 4 5
1. Tingkat relevansi bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan
masalah dengan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar SMP kelas VII.
Komentar dan saran perbaikannya:
2. Ketepatan judul kegiatan belajar dengan
uraian materi dalam bahan ajar modul
matematika.
Komentar dan saran perbaikannya:
3. Bahasa yang digunakan dalam bahan
ajar modul matematika adalah bahasa
bahan ajar yang berlaku.
Komentar dan saran perbaikannya:
4. Bahasa yang digunakan mudah
dipahami
Komentar dan saran perbaikannya:
5. Kesesuaian antara aspek pengetahuan,
sikap dan wahana diskusi dalam bahan
ajar modul matematika.
Komentar dan saran perbaikannya:
6. Kesesuaian antara tugas, tes formatif,
lembar kerja dan evaluasi dengan tujuan
pembelajaran.
Komentar dan saran perbaikannya:
7. Kesesuaian antara isi rangkuman dengan
poin-poin inti isi materi pembelajaran.
Komentar dan saran perbaikannya:
8. Kesesuaian antara kunci jawaban tes
formatif dan evaluasi dengan tujuan
pembelajaran.
Komentar dan saran perbaikannya:
9. Apakah komponen yang ada sudah
memadai sebagai bahan ajar modul
matematika pada materi pokok segitiga.
Komentar dan saran perbaikannya:
10. Kesesuaian antara isi uraian dengan
materi pokok segitiga.
Komentar dan saran perbaikannya:
11. Ketepatan rumusan tujuan pembelajaran
pada bahan ajar modul matematika.
Komentar dan saran perbaikannya:
12. Kejelasan uraian materi dengan materi
pokok segitiga.
Komentar dan saran perbaikannya:
13. Kemenarikan pengemasan bahan ajar.
Komentar dan saran perbaikannya:
14. Ketepatan penggunaan ilustrasi.
Komentar dan saran perbaikannya:
15. Validitas/kesahihan isi secara keilmuan.
Komentar dan saran perbaikannya:
16. Kesesuian referensi yang digunakan
dengan bidang ilmu.
Komentar dan saran perbaikannya:
17. Keluasan dan kedalaman isi bahan ajar
modul matematika.
Komentar dan saran perbaikannya:
18. Format penulisan bahan ajar modul
matematika konsisten.
Komentar dan saran perbaikannya:
19. Ketercernaan uraian materi pada bahan
ajar modul matematika.
Komentar dan saran perbaikannya:
20. Uraian materi dalam bahan ajar modul
matematika membangun pengetahuan
(mengonstruksi) pemahaman siswa dan
meningkatkan pemecahan masalah
terhadap materi pokok segitiga.
Komentar dan saran perbaikannya:
Pertanyaan Pendukung
1. Menurut Anda, apa saja kelebihan yang terdapat dalam bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah?
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
2. Menurut Anda, apa saja kelemahan yang terdapat dalam bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah?
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
3. Bagaimana pendapat Anda tentang bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah?
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
4. Apakah bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme
dan pemecahan masalah layak digunakan sebagai media pembelajaran
matematika?
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
Demikian, angket ini saya isi dengan sebenarnya, tanpa ada pengaruh dari
pihak lain.
Semarang, ……………………. 2013
Responden,
(……………………………….........)
ANGKET BAHAN AJAR MODUL MATEMATIKA
ANGKET SISWA
Judul :
Penyusun : Eni Rahmawati
Pembimbing : 1. Dra. Intan Indiati, M. Pd
2. Widya Kusumaningsih, S. Pd, M. Pd
Instansi : Program Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang
Petunjuk :
1. Isilah nama dan asal instansi/lembaga Anda pada kolom yang disediakan.
2. Berikan pendapat Anda dengan sejujurnya dan sebenarnya.
3. Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
pernyataan yang telah disediakan.
Keterangan :
1 : Sangat Kurang Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
5 : Sangat Baik
Kriteria angket uji coba kelompok kecil yang beracuan dari Tri Sukitman
adalah sebagai berikut.
http://lib.uin-malang.ac.id/appendix/09760012%5B1%5D-tri-sukitman.pdf
Nama : …………………………….
Instansi/lembaga : …………………………….
Pengembangan Bahan Ajar Modul Matematika Berbasis
Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah Sebagai
Media Pembelajaran Pada Materi Pokok Segitiga.
Lampiran 7c
No. Komponen Skala Penilaian Komponen
1 2 3 4 5
1. Menurut pendapat anda, bagaimanakah
tampilan fisik bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan?
2. Apakah daftar isi dan peta konsep pada
bagian awal membantu memahami
materi yang akan dipelajari?
3. Bagaimanakah tingkat kejelasan
petunjuk penggunaan dalam bahan ajar
modul matematika?
4. Apakah ukuran dan jenis huruf yang
digunakan dalam bahan ajar modul
matematika mudah dibaca?
5. Bagaimanakah kejelasan tujuan
pembelajaran?
6. Bagaimanakah kejelasan paparan materi
pada tiap kegiatan belajar dalam bahan
ajar modul matematika?
7. Bagaimanakah tingkat kesesuaian antara
gambar dan materi dalam bahan ajar
modul matematika?
8. Apakah contoh-contoh yang diberikan
membantu anda memahami materi?
9. Bagaimanakah tingkat kejelasan
rangkuman pada tiap bagian akhir
kegiatan belajar?
10. Bagaimanakah kejelasan tugas, tes
formatif, lembar kerja, dan evaluasi?
11. Apakah tugas, tes formatif, lembar
kerja, dan evaluasi dalam bahan ajar
modul matematika membantu
meningkatkan pemahaman anda
terhadap materi pokok segitiga?
12. Bagaimanakah kejelasan urutan
penyajian materi pada tiap kegiatan
belajar dalam bahan ajar modul
matematika?
13. Apakah bahan ajar modul matematika
ini dapat dipahami uraian materinya
dengan mudah?
Pertanyaan Pendukung
1. Menurut Anda, apa saja kelebihan yang terdapat dalam bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah?
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
2. Menurut Anda, apa saja kelemahan yang terdapat dalam bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah?
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
3. Bagaimana pendapat Anda tentang bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah?
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
4. Apakah bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme
dan pemecahan masalah layak digunakan sebagai media pembelajaran
matematika?
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
Demikian, angket ini saya isi dengan sebenarnya, tanpa ada pengaruh dari
pihak lain.
Mranggen, …………………. 2013
Responden,
(……………………………….........)
DAFTAR NAMA AHLI DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN
No. Ahli Desain Media
Pembelajaran Instansi
1. Heni Purwati, S. Pd, M. Pd Dosen IKIP PGRI Semarang
2. Rini Widyastuti, S. Pd Guru SMP N 2 Mranggen
DAFTAR NAMA AHLI MATERI PEMBELAJARAN
No. Ahli Materi Pembelajaran Instansi
1. Bagus Ardi Saputro, M. Pd Dosen IKIP PGRI Semarang
2. Retnodiati Caecilia, S. Pd Guru SMP N 2 Mranggen
Lampiran 8a
DAFTAR NAMA KELAS VII B
(KELAS UJI COBA SOAL TES INSTRUMEN)
No. Nama Instansi 1. Agung Setiawan SMP N 2 Mranggen 2. Aisyah Kurniawati SMP N 2 Mranggen 3. Alva Reza Ihza Mahendra K. SMP N 2 Mranggen 4. Ana Safitri SMP N 2 Mranggen 5. Andrean Bayu Setiyono SMP N 2 Mranggen 6. Anjarani Diah Sukmawati SMP N 2 Mranggen 7. Ari Widodo SMP N 2 Mranggen 8. Ayu Silviyani SMP N 2 Mranggen 9. Bayu Setiawan SMP N 2 Mranggen
10. Dimas Prasetyo SMP N 2 Mranggen 11. Dwi Yuliana SMP N 2 Mranggen 12. Evi Pramudyastuti SMP N 2 Mranggen 13. Fajar Ari Santoso SMP N 2 Mranggen 14. Fatkhul Mujib SMP N 2 Mranggen 15. Ika Hesti Fiana SMP N 2 Mranggen 16. Indah Puspita Prameswari SMP N 2 Mranggen 17. Irwan Ardiyansyah SMP N 2 Mranggen 18. Ita Wulan Sari SMP N 2 Mranggen 19. Khoirul Anna SMP N 2 Mranggen 20. Lisa Ariani SMP N 2 Mranggen 21. Miftahul Kamil SMP N 2 Mranggen 22. Muhammad Khoirul Roziqin SMP N 2 Mranggen 23. Muhammad Subhan SMP N 2 Mranggen 24. Muhammad Taufiq Hidayat SMP N 2 Mranggen 25. Mulyono SMP N 2 Mranggen 26. Nia Sofiana SMP N 2 Mranggen 27. Puji Rahayu SMP N 2 Mranggen 28. Renita Ulfa SMP N 2 Mranggen 29. Siti Rohana SMP N 2 Mranggen 30. Sofiyatun Fitriyani SMP N 2 Mranggen 31. Tyas Praptiningsih SMP N 2 Mranggen 32. Vani Sulistiyanto SMP N 2 Mranggen
Lampiran 8b
DAFTAR NAMA KELAS VII F
(KELAS UJI COBA KELOMPOK KECIL)
No. Nama Instansi 1. Abdu Rahman Anas SMP N 2 Mranggen 2. Ade Irma Fitriyani SMP N 2 Mranggen 3. Agung Slamet Widodo SMP N 2 Mranggen 4. Ahmad Fahruddin SMP N 2 Mranggen 5. Ana Fauziyah SMP N 2 Mranggen 6. Andriyan Tri Yulianto SMP N 2 Mranggen 7. Diah Ayu Dwiyanti SMP N 2 Mranggen 8. Dwi Andriyani SMP N 2 Mranggen 9. Fadhilatut Tasmiyah SMP N 2 Mranggen
10. Fajar Heni Kristanti SMP N 2 Mranggen 11. Febrivania Yasmin S. SMP N 2 Mranggen 12. Hanakuri SMP N 2 Mranggen 13. Himdani Amalul Ahli SMP N 2 Mranggen 14. Indah Khomsati Lestari SMP N 2 Mranggen 15. Irfa' As-Shidqi SMP N 2 Mranggen 16. Khabib Widodo SMP N 2 Mranggen 17. Muhammad Kuntoro R. S. SMP N 2 Mranggen 18. Muhamad Anang Prasetiyo SMP N 2 Mranggen 19. Mardiyana SMP N 2 Mranggen 20. Muhamad Irzal Efendi SMP N 2 Mranggen 21. Muhamad Ulul Albab SMP N 2 Mranggen 22. Muhammad Faishol SMP N 2 Mranggen 23. Muhammad Misbahul T. SMP N 2 Mranggen 24. Ninik Nur Afifah SMP N 2 Mranggen 25. Novita Puji Rahayu SMP N 2 Mranggen 26. Octavia Dwi Jayanti SMP N 2 Mranggen 27. Putri Rina Primasari SMP N 2 Mranggen 28. Ratnawati SMP N 2 Mranggen 29. Ryan Ghozali SMP N 2 Mranggen 30. Rosi Dwi Putra SMP N 2 Mranggen 31. Siti Mahmudah SMP N 2 Mranggen 32. Syafrie Surya Satria SMP N 2 Mranggen 33. Varis Dyan Hidayat SMP N 2 Mranggen 34. Yeni SMP N 2 Mranggen
Lampiran 8c
DAFTAR NAMA KELAS VII A
(KELAS EKSPERIMEN UJI COBA LAPANGAN TERBATAS)
No. Nama Instansi 1. Adam Wahyudi SMP N 2 Mranggen 2. Berliana Indah Rosalia SMP N 2 Mranggen 3. David Firmansyah SMP N 2 Mranggen 4. Diah Ayu Febriani SMP N 2 Mranggen 5. Dimas Rizalul Fatoni SMP N 2 Mranggen 6. Diyah Ageng Putri L SMP N 2 Mranggen 7. Evi Septiani SMP N 2 Mranggen 8. Firman Maulana SMP N 2 Mranggen 9. Ika Suswanti SMP N 2 Mranggen
10. Iman Wijoyo Seffudin S. SMP N 2 Mranggen 11. Joko Agung Setiawan SMP N 2 Mranggen 12. Lilis Suryani SMP N 2 Mranggen 13. Lina Fuadi SMP N 2 Mranggen 14. Luvi Dwi Nur Kholiza SMP N 2 Mranggen 15. Muahammad Yusuf R. SMP N 2 Mranggen 16. Muhammad Yusuf A. SMP N 2 Mranggen 17. M. Rozi Syachputra SMP N 2 Mranggen 18. Nita Ratna Sari SMP N 2 Mranggen 19. Novi Wahyu Rahmawati SMP N 2 Mranggen 20. Novita Dwi W. SMP N 2 Mranggen 21. Nurhadi Kusuma SMP N 2 Mranggen 22. Okky Ari Setiawan SMP N 2 Mranggen 23. Putri Mulia SMP N 2 Mranggen 24. Riana SMP N 2 Mranggen 25. Risky Bagus Saputro SMP N 2 Mranggen 26. Savil Riyanto SMP N 2 Mranggen 27. Sigid Eko Prasetyo SMP N 2 Mranggen 28. Silvy Listiyaningrum SMP N 2 Mranggen 29. Siti Nurkhoirul Nasiroh SMP N 2 Mranggen 30. Sudarsono SMP N 2 Mranggen 31. Vays Dianto SMP N 2 Mranggen 32. Woro Yustina Lusiani SMP N 2 Mranggen 33. Allsa Elgita Tumanggor SMP N 2 Mranggen
Lampiran 8d
DAFTAR NAMA KELAS VII E
(KELAS KONTROL UJI COBA LAPANGAN TERBATAS)
No. Nama Instansi 1. Ahmad Khabib SMP N 2 Mranggen 2. Ana Dwi Astutik SMP N 2 Mranggen 3. Aprilia Permatasari SMP N 2 Mranggen 4. Bambang Rusmanto SMP N 2 Mranggen 5. Deddy Daud Apriady Putra SMP N 2 Mranggen 6. Delia Ennan Dinny SMP N 2 Mranggen 7. Dewa Adi Pranata Nurdiawan SMP N 2 Mranggen 8. Dilla Saputri SMP N 2 Mranggen 9. Dodi Novean SMP N 2 Mranggen
10. Dwi Prastiwi Inawati SMP N 2 Mranggen 11. Dwi Yoga Aji Nugroho SMP N 2 Mranggen 12. Edelweis Agusta Octavia SMP N 2 Mranggen 13. Fahrur Rozi SMP N 2 Mranggen 14. Fendi Khoirudin SMP N 2 Mranggen 15. Ferri Yuliyanto SMP N 2 Mranggen 16. Gilang Ahsanal Fikri SMP N 2 Mranggen 17. Indah Amalia SMP N 2 Mranggen 18. Isna Nikmatul Fauziah SMP N 2 Mranggen 19. Joko Adi Sasono SMP N 2 Mranggen 20. Kaviga Agustin SMP N 2 Mranggen 21. Khalimatus Sadiyah SMP N 2 Mranggen 22. Kisti Wulandari SMP N 2 Mranggen 23. Mukhammad Fiky Ramadhan SMP N 2 Mranggen 24. Muhamad Faizal Ardha SMP N 2 Mranggen 25. Mila Paramita SMP N 2 Mranggen 26. Muhammad Muhlisin SMP N 2 Mranggen 27. Putri Dewi Ayu Lestari SMP N 2 Mranggen 28. Reza Sabila Robbi SMP N 2 Mranggen 29. Sapto Faris Novianto SMP N 2 Mranggen 30. Setyaningsih SMP N 2 Mranggen 31. Tejo Suminar SMP N 2 Mranggen 32. Vanny Ayu Lestari SMP N 2 Mranggen 33. Yeni Indah Maulina SMP N 2 Mranggen
Lampiran 8e
ANALISIS SOAL TES UJI COBA INSTRUMEN
No. Kode
Skor Soal (X)
Y Y2
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10
11 12
a b a b a b a b a b a b a b a b
1 UC-01 5 5 10 5 10 9 10 10 10 10 15 15 2 5 5 5 5 5 5 5 151 22801
2 UC-02 4 5 4 5 10 0 10 10 10 10 10 2 0 2 0 0 0 0 5 0 87 7569
3 UC-03 5 5 9 5 10 9 9 9 10 10 10 10 0 5 5 5 5 0 5 2 128 16384
4 UC-04 5 5 10 15 0 10 0 0 10 10 15 15 4 5 5 5 5 0 5 5 129 16641
5 UC-05 5 5 10 15 0 0 10 10 10 10 0 0 0 5 0 5 5 0 5 5 100 10000
6 UC-06 5 5 9 14 10 5 5 5 10 10 15 15 0 5 0 5 5 0 5 5 133 17689
7 UC-07 5 5 10 0 0 0 10 10 10 10 15 15 2 5 0 5 5 0 5 5 117 13689
8 UC-08 5 5 9 15 10 9 9 9 10 10 10 10 2 5 0 0 0 0 0 0 118 13924
9 UC-09 5 5 9 5 10 9 0 0 10 10 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 98 9604
10 UC-10 4 5 5 5 10 0 9 10 9 10 14 14 2 5 5 2 2 0 0 0 111 12321
11 UC-11 5 5 5 15 10 9 10 10 10 10 15 14 0 5 5 5 5 0 5 5 148 21904
12 UC-12 5 5 10 15 0 9 0 0 10 0 15 0 0 5 5 5 5 2 5 5 101 10201
13 UC-13 5 5 5 15 0 9 10 10 10 10 15 10 2 5 5 5 5 2 5 5 138 19044
14 UC-14 4 4 5 5 10 0 5 5 9 10 15 15 2 2 0 0 0 0 0 0 91 8281
15 UC-15 5 5 5 15 0 2 10 10 10 10 10 10 0 5 5 5 5 5 0 0 117 13689
16 UC-16 5 5 9 15 9 9 10 10 10 10 15 15 2 5 5 5 5 2 5 5 156 24336
17 UC-17 5 4 5 5 0 0 10 10 10 2 15 0 0 5 5 5 5 0 5 5 96 9216
18 UC-18 5 5 10 15 10 9 0 0 10 10 10 15 2 5 0 5 5 0 0 0 116 13456
19 UC-19 5 5 9 15 9 9 10 10 10 10 15 15 2 5 5 5 5 0 5 5 154 23716
20 UC-20 5 5 9 15 0 2 9 9 10 9 10 10 0 5 5 5 5 0 0 0 113 12769
21 UC-21 4 4 2 15 2 5 10 10 10 10 10 10 2 2 5 5 5 2 5 5 123 15129
22 UC-22 5 5 9 15 10 10 10 10 10 10 15 15 0 5 2 2 5 2 5 5 150 22500
23 UC-23 4 4 0 5 0 0 0 0 10 10 14 14 2 2 0 0 2 2 2 2 73 5329
24 UC-24 5 5 9 15 10 9 10 10 10 10 15 14 0 5 5 5 5 0 5 5 152 23104
25 UC-25 5 5 10 5 9 10 10 10 10 10 15 15 0 5 5 5 2 2 5 2 140 19600
26 UC-26 5 4 2 5 0 0 9 9 9 2 10 0 2 5 5 5 5 0 2 5 84 7056
27 UC-27 5 5 2 15 2 5 10 10 10 10 10 0 2 2 5 5 5 0 5 5 113 12769
28 UC-28 5 5 0 0 9 9 10 10 10 10 15 15 2 5 5 5 5 5 5 5 135 18225
29 UC-29 5 5 10 10 10 10 9 9 10 10 10 5 0 5 5 5 5 5 2 5 135 18225
30 UC-30 5 5 10 15 10 9 10 10 10 10 15 5 0 5 5 5 5 2 5 5 146 21316
31 UC-31 5 5 10 15 2 0 9 9 10 10 10 10 0 5 5 5 5 0 5 5 125 15625
32 UC-32 5 5 2 15 0 2 10 10 10 10 15 15 0 5 5 5 5 5 5 2 131 17161
Lampiran 9
No Kode
X2
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10
11 12
a b a b a b a b a b a b a b a b
1 UC-01 25 25 100 25 100 81 100 100 100 100 225 225 4 25 25 25 25 25 25 25
2 UC-02 16 25 16 25 100 0 100 100 100 100 100 4 0 4 0 0 0 0 25 0
3 UC-03 25 25 81 25 100 81 81 81 100 100 100 100 0 25 25 25 25 0 25 4
4 UC-04 25 25 100 225 0 100 0 0 100 100 225 225 16 25 25 25 25 0 25 25
5 UC-05 25 25 100 225 0 0 100 100 100 100 0 0 0 25 0 25 25 0 25 25
6 UC-06 25 25 81 196 100 25 25 25 100 100 225 225 0 25 0 25 25 0 25 25
7 UC-07 25 25 100 0 0 0 100 100 100 100 225 225 4 25 0 25 25 0 25 25
8 UC-08 25 25 81 225 100 81 81 81 100 100 100 100 4 25 0 0 0 0 0 0
9 UC-09 25 25 81 25 100 81 0 0 100 100 25 0 0 25 25 25 25 0 25 25
10 UC-10 16 25 25 25 100 0 81 100 81 100 196 196 4 25 25 4 4 0 0 0
11 UC-11 25 25 25 225 100 81 100 100 100 100 225 196 0 25 25 25 25 0 25 25
12 UC-12 25 25 100 225 0 81 0 0 100 0 225 0 0 25 25 25 25 4 25 25
13 UC-13 25 25 25 225 0 81 100 100 100 100 225 100 4 25 25 25 25 4 25 25
14 UC-14 16 16 25 25 100 0 25 25 81 100 225 225 4 4 0 0 0 0 0 0
15 UC-15 25 25 25 225 0 4 100 100 100 100 100 100 0 25 25 25 25 25 0 0
16 UC-16 25 25 81 225 81 81 100 100 100 100 225 225 4 25 25 25 25 4 25 25
17 UC-17 25 16 25 25 0 0 100 100 100 4 225 0 0 25 25 25 25 0 25 25
18 UC-18 25 25 100 225 100 81 0 0 100 100 100 225 4 25 0 25 25 0 0 0
19 UC-19 25 25 81 225 81 81 100 100 100 100 225 225 4 25 25 25 25 0 25 25
20 UC-20 25 25 81 225 0 4 81 81 100 81 100 100 0 25 25 25 25 0 0 0
21 UC-21 16 16 4 225 4 25 100 100 100 100 100 100 4 4 25 25 25 4 25 25
22 UC-22 25 25 81 225 100 100 100 100 100 100 225 225 0 25 4 4 25 4 25 25
23 UC-23 16 16 0 25 0 0 0 0 100 100 196 196 4 4 0 0 4 4 4 4
24 UC-24 25 25 81 225 100 81 100 100 100 100 225 196 0 25 25 25 25 0 25 25
25 UC-25 25 25 100 25 81 100 100 100 100 100 225 225 0 25 25 25 4 4 25 4
26 UC-26 25 16 4 25 0 0 81 81 81 4 100 0 4 25 25 25 25 0 4 25
27 UC-27 25 25 4 225 4 25 100 100 100 100 100 0 4 4 25 25 25 0 25 25
28 UC-28 25 25 0 0 81 81 100 100 100 100 225 225 4 25 25 25 25 25 25 25
29 UC-29 25 25 100 100 100 100 81 81 100 100 100 25 0 25 25 25 25 25 4 25
30 UC-30 25 25 100 225 100 81 100 100 100 100 225 25 0 25 25 25 25 4 25 25
31 UC-31 25 25 100 225 4 0 81 81 100 100 100 100 0 25 25 25 25 0 25 25
32 UC-32 25 25 4 225 0 4 100 100 100 100 225 225 0 25 25 25 25 25 25 4
No. Kode XY
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10
11 12
a b a b a b a b a b a b a b a b
1 UC-01 755 755 1510 755 1510 1359 1510 1510 1510 1510 2265 2265 302 755 755 755 755 755 755 755
2 UC-02 348 435 348 435 870 0 870 870 870 870 870 174 0 174 0 0 0 0 435 0
3 UC-03 640 640 1152 640 1280 1152 1152 1152 1280 1280 1280 1280 0 640 640 640 640 0 640 256
4 UC-04 645 645 1290 1935 0 1290 0 0 1290 1290 1935 1935 516 645 645 645 645 0 645 645
5 UC-05 500 500 1000 1500 0 0 1000 1000 1000 1000 0 0 0 500 0 500 500 0 500 500
6 UC-06 665 665 1197 1862 1330 665 665 665 1330 1330 1995 1995 0 665 0 665 665 0 665 665
7 UC-07 585 585 1170 0 0 0 1170 1170 1170 1170 1755 1755 234 585 0 585 585 0 585 585
8 UC-08 590 590 1062 1770 1180 1062 1062 1062 1180 1180 1180 1180 236 590 0 0 0 0 0 0
9 UC-09 490 490 882 490 980 882 0 0 980 980 490 0 0 490 490 490 490 0 490 490
10 UC-10 444 555 555 555 1110 0 999 1110 999 1110 1554 1554 222 555 555 222 222 0 0 0
11 UC-11 740 740 740 2220 1480 1332 1480 1480 1480 1480 2220 2072 0 740 740 740 740 0 740 740
12 UC-12 505 505 1010 1515 0 909 0 0 1010 0 1515 0 0 505 505 505 505 202 505 505
13 UC-13 690 690 690 2070 0 1242 1380 1380 1380 1380 2070 1380 276 690 690 690 690 276 690 690
14 UC-14 364 364 455 455 910 0 455 455 819 910 1365 1365 182 182 0 0 0 0 0 0
15 UC-15 585 585 585 1755 0 234 1170 1170 1170 1170 1170 1170 0 585 585 585 585 585 0 0
16 UC-16 780 780 1404 2340 1404 1404 1560 1560 1560 1560 2340 2340 312 780 780 780 780 312 780 780
17 UC-17 480 384 480 480 0 0 960 960 960 192 1440 0 0 480 480 480 480 0 480 480
18 UC-18 580 580 1160 1740 1160 1044 0 0 1160 1160 1160 1740 232 580 0 580 580 0 0 0
19 UC-19 770 770 1386 2310 1386 1386 1540 1540 1540 1540 2310 2310 308 770 770 770 770 0 770 770
20 UC-20 565 565 1017 1695 0 226 1017 1017 1130 1017 1130 1130 0 565 565 565 565 0 0 0
21 UC-21 492 492 246 1845 246 615 1230 1230 1230 1230 1230 1230 246 246 615 615 615 246 615 615
22 UC-22 750 750 1350 2250 1500 1500 1500 1500 1500 1500 2250 2250 0 750 300 300 750 300 750 750
23 UC-23 292 292 0 365 0 0 0 0 730 730 1022 1022 146 146 0 0 146 146 146 146
24 UC-24 760 760 1368 2280 1520 1368 1520 1520 1520 1520 2280 2128 0 760 760 760 760 0 760 760
25 UC-25 700 700 1400 700 1260 1400 1400 1400 1400 1400 2100 2100 0 700 700 700 280 280 700 280
26 UC-26 420 336 168 420 0 0 756 756 756 168 840 0 168 420 420 420 420 0 168 420
27 UC-27 565 565 226 1695 226 565 1130 1130 1130 1130 1130 0 226 226 565 565 565 0 565 565
28 UC-28 675 675 0 0 1215 1215 1350 1350 1350 1350 2025 2025 270 675 675 675 675 675 675 675
29 UC-29 675 675 1350 1350 1350 1350 1215 1215 1350 1350 1350 675 0 675 675 675 675 675 270 675
30 UC-30 730 730 1460 2190 1460 1314 1460 1460 1460 1460 2190 730 0 730 730 730 730 292 730 730
31 UC-31 625 625 1250 1875 250 0 1125 1125 1250 1250 1250 1250 0 625 625 625 625 0 625 625
32 UC-32 655 655 262 1965 0 262 1310 1310 1310 1310 1965 1965 0 655 655 655 655 655 655 262
∑Y 3909
∑Y2 493273
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10
11 12
a b a b a b a b a b a b a b a b
Val
idita
s But
ir
∑X 155 155 223 34
4 182 178
253 254 31
7 293 398 318 32 14
5 117
134
136 41 12
1 113
∑X2 755 755 191
1 4596
1736
1540
2417
2436
3143
2889
5342
4238 72 69
5 579
658
662 157 58
7 541
∑XY
19060
19078
28173
43457
23627
23776
31986
32097
38804
36527
49676
41020
3876
18084
14920
16917
17093
5399
15339
14364
rxy 0,488
0,558
0,393
0,381
0,420
0,690
0,422
0,416
0,389
0,408
0,426
0,527
-0,042
0,480
0,407
0,443
0,417
0,304
0,391
0,375
rtabel 0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
0,349
Kriteria
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
valid
drop
valid
valid
valid
valid
drop
valid
valid
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10
11 12
a b a b a b a b a b a b a b a b
Day
a Pe
mbe
da
MH 5,000
5,000
8,444
12,778
8,556
9,222
10,000
10,000
10,000
10,000
15,000
13,111
0,889
5,000
4,667
4,667
4,667
1,667
5,000
4,667
ML 4,556
4,556
5,556
7,222
4,444
2,000
5,889
6,000
9,667
7,111
10,889
5,000
0,889
4,000
2,778
3,000
3,222
0,444
3,222
3,000
∑X12
0,000
0,000
32,222
155,556
84,222
1,556
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
94,889
8,889
0,000
8,000
8,000
8,000
20,000
0,000
8,000
∑X22
2,222
2,222
98,222
155,556
222,222
126,000
174,889
182,000
2,000
152,889
224,889
396,000
8,889
18,000
55,556
48,000
39,556
6,222
39,556
48,000
ni 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
t 2,530
2,530
2,146
2,673
1,993
5,426
2,638
2,516
2,000
1,982
2,326
3,106
0,000
2,000
2,010
1,890
1,777
2,025
2,399
1,890
ttabel 1,75
1,75
1,75 1,75 1,7
5 1,75 1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
Kriteria
sign
sign
sign sign sig
n sign sign
sign
sign
sign
sign sign
tdk
sign
sign
sign
sign
sign
sign
sign
sign
TK
F 5 5 22 14 18 28 14 13 3 4 15 20 32 32 32 32 32 32 32 32
n 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
TK 16%
16%
69%
44%
56%
88%
44%
41%
9%
13%
47%
63%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Kriteria
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
Rel
iabi
litas
Varians
0,132
0,132
11,155
28,063
21,902
17,184
13,022
13,121
0,085
6,444
12,246
33,684
1,250
1,187
4,726
3,027
2,625
3,265
4,046
4,437
휎 181,731
휎 492,632
r11 0,664
rtabel
0,349
Kriteria
reliabe
l
Keterangan
Pakai
Pakai
Pakai
Pakai
Pakai
Pakai
Pakai
Pakai
Pakai
Pakai
Pakai
Pakai
Buang
Pakai
Pakai
Pakai
Pakai
Buang
Pakai
Pakai
SOAL EVALUASI
1. Dengan cara mengukur panjang sisinya, sebutkan jenis-jenis segitiga berikut.
a. b. c.
2. Dengan cara mengukur besar sudutnya, sebutkan jenis-jenis segitiga berikut.
a. b. c.
3. Hitunglah besar sudut pada segitiga.
a. Jika diketahui ∆푃푄푅 dengan ∠푃 = 48 dan ∠푄 = 72 . Maka berapakah
besar ∠푅?
b. Jika diketahui perbandingan sudut-sudutnya adalah 4 : 3 : 5. Maka
berapakah besar masing-masing sudut tersebut?
4. Perhatikan gambar berikut ini!
a. Hitunglah besar ∠퐶퐵퐷.
b. Hitunglah besar ∠퐶퐵퐴.
5. Perhatikan gambar di samping!
Diketahui DE = 13 cm, DF = 20 cm, EF =
15, EG = 9 cm, dan GF =12 cm. Hitunglah:
a. Keliling ∆DEF
b. Keliling ∆EGF
A B
C
80o
60o
D
D E
F
G
20 cm
9 cm 13cm
12 cm
15 cm
Lampiran 10
6. Perhatikan gambar berikut.
7. Selesaikanlah soal cerita berikut.
a. Sebuah taman berbentuk segitiga dengan panjang tiap sisi berturut-turut
5 m, 12 m, dan 7 m. Di sekiling taman tersebut akan dipasang pagar
dengan biaya Rp60.000,00 per meter. Hitunglah keseluruhan biaya yang
diperlukan.
b. Sebuah taman berbentuk segitiga samakaki dengan panjang sisi yang sama
5 m, panjang sisi lainya 12 m, dan tinggi 7 m. Jika taman tersebut ditanami
rumput dengan biaya Rp60.000,00 per meter. Hitunglah keseluruhan biaya
yang diperlukan.
8. Lukislah segitiga-segitiga berikut ini!
a. ∆푋푌푍 jika diketahui panjang sisi XY = 3 cm, XZ = 5 cm, dan YZ = 4 cm.
b. ∆퐴퐵퐶 jika diketahui panjang sisi AB = 4 cm dengan besar sudut
∠퐴 = 60 dan ∠퐵 = 95 .
9. Lukislah segitiga-segitiga berikut ini!
a. Segitiga samasisi PQR dengan panjang sisi PQ = QR = PR = 4 cm.
b. Segitiga samakaki KLM dengan panjang sisi KL = 5 cm, dan KM = LM =
4 cm.
10. Perhatikan gambar ∆퐴퐵퐶 berikut!
Diketahui KL = 8 cm, PM = 5 cm, dan
PK = 4 cm. Hitunglah:
a. Luas daerah ∆KLM
b. Luas daerah ∆PKM
a. Lukislah garis tinggi di titik T pada ∆푅푆푇 di
samping.
b. Lukislah garis bagi di titik T pada ∆푅푆푇 di
samping.
R S
T
L K
M
P 4 cm 8 cm
5 cm
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
1. a. segitiga samakaki
b. Segitiga samasisi
c. Segitiga sembarang
3. a. Pada ∆푃푄푅, berlaku ∠푃 + ∠푄 + ∠푅 = 180
Sehingga, 48 + 72 + ∠푅 = 180
120 + ∠푅 = 180
∠푅 = 180 − 120
∠푅 = 60
Jadi, besar ∠푅 adalah 60 .
b. Misalkan besar sudut-sudut itu 4x, 3x, dan 5x
4x + 3x + 5x = 180o
12x = 180o
x = 15o
Jadi, besar sudut-sudutnya adalah 60o, 45o, dan 75o.
4. a. ∠퐶퐵퐷 = ∠퐶퐴퐵 + ∠퐵퐶퐴
= 80o + 60o
= 140o
Jadi, besar ∠퐶퐵퐷 = 140o dan ∠퐶퐵퐴 = 40o.
5. a. Keliling ∆DEF = DE + EF + DF b. Keliling ∆EGF = EG + GF + EF
= 13 + 15 + 20 = 9 + 12 + 15
= 48 = 36
Jadi, keliling ∆DEF adalah 48 cm. Jadi, keliling ∆EGF adalah 36 cm
6. a. Luas ∆KLM = ×퐾퐿 × 푃푀 b. Luas ∆PKM = × 푃퐾 × 푃푀
= × 8 × 5 = × 4 × 5
= 20 cm2 = 10 cm2
Jadi, luas ∆KLM adalah 20 cm2. Jadi, luas ∆PKM adalah 10 cm2.
2. a. Segitiga tumpul
b. Segitiga siku-siku
c. Segitiga lancip
∠퐶퐵퐴 = 180 − ∠퐶퐵퐷
∠퐶퐵퐴 = 180 − 140
∠퐶퐵퐴 = 40
b. karena ∠퐶퐵퐴 + ∠퐶퐵퐷 = 180 maka
Lampiran 11
7. a. Keliling taman = 5 + 12 + 7
= 24 cm
Dengan demikina, biaya pemasangan pagar = 24 Rp60.000,00
= Rp1.440.000,00
Jadi, biaya keseluruhan yang diperlukan adalah Rp1.440.000,00.
b. Luas taman = × 푎 × 푡
= × 12 × 7
= 42
Luas taman yang akan ditanami rumput 42 cm2.
Dengan demikian, biaya penanaman rumput = 42 Rp60.000,00
= Rp2.520.000,00
Jadi, biaya keseluruhan yang diperlukan adalah Rp2.520.000,00.
8. a. b.
9. a. Segitiga Samasisi b. Segitiga Samakaki
12 m
7 m
5 m
4 cm P Q
R
4 cm 4 cm
X Y
Z
5 cm 4 cm
3 cm
4 cm
95o 60o
A
C
B
K
M
L
4 cm 4 cm
5 cm
ANALISIS ANGKET AHLI DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN
No.
Komponen
Skor Tiap
Komponen Jumlah Skor
Ideal Persentase Kriteria
Ahli I Ahli II
1 4 4 8 10 80% Layak
2 4 5 9 10 90% Layak Sekali
3 4 5 9 10 90% Layak Sekali
4 5 5 10 10 100% Layak Sekali
5 4 5 9 10 90% Layak Sekali
6 5 5 10 10 100% Layak Sekali
7 5 5 10 10 100% Layak Sekali
8 5 5 10 10 100% Layak Sekali
9 4 4 8 10 80% Layak Sekali
10 4 5 9 10 90% Layak Sekali
11 4 4 8 10 80% Layak
12 4 5 9 10 90% Layak Sekali
13 4 5 9 10 90% Layak Sekali
14 4 5 9 10 90% Layak Sekali
15 4 5 9 10 90% Layak Sekali
16 4 4 8 10 80% Layak
17 3 4 7 10 70% Layak
18 4 5 9 10 90% Layak Sekali
19 4 4 8 10 80% Layak
20 4 5 9 10 90% Layak Sekali
21 3 5 8 10 80% Layak
Jumlah 86 99 185 210
Skor Tiap Ahli 81,90% 94,29%
Interprestasi Layak
Sekali
Layak
sekali
Keterangan: Ahli I : Heni Purwati, S. Pd, M. Pd Ahli II : Rini Widyastuti, S. Pd
Lampiran 12a
ANALISIS ANGKET AHLI MATERI PEMBELAJARAN
No.
Komponen
Skor Tiap
Komponen Jumlah Skor
Ideal Persentase Kriteria
Ahli I Ahli II
1 4 5 9 10 90% Layak Sekali
2 2 5 7 10 70% Layak
3 4 4 8 10 80% Layak
4 4 4 8 10 80% Layak
5 4 4 8 10 80% Layak
6 4 4 8 10 80% Layak
7 4 4 8 10 80% Layak
8 2 5 7 10 70% Layak
9 4 4 8 10 80% Layak
10 4 5 9 10 90% Layak Sekali
11 4 5 9 10 90% Layak Sekali
12 4 4 8 10 80% Layak
13 4 5 9 10 90% Layak Sekali
14 2 4 6 10 60% Cukup Layak
15 4 4 8 10 80% Layak
16 2 4 6 10 60% Cukup Layak
17 4 4 8 10 80% Layak
18 4 5 9 10 90% Layak Sekali
19 4 4 8 10 80% Layak
20 4 4 8 10 80% Layak
Jumlah 72 87 159 200
Skor Tiap Ahli 68,57% 82,86%
Interprestasi Layak Layak
Sekali
Keterangan: Ahli I : Bagus Ardi Saputro, M.Pd Ahli II : Retnodiati Caecelia, S. Pd
Lampiran 12b
ANALISIS TIAP KOMPONEN ANGKET KELAS VII F
(KELAS UJI COBA KELOMPOK KECIL)
No. Nama Skor Tiap Komponen
Jumlah Skor Tiap Siswa Interprestasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Abdu Rahman Anas 3 4 2 5 4 3 4 2 3 4 4 2 4 44 67,69 Baik 2 Ade Irma Fitriyani 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 57 87,69 Baik Sekali 3 Agung Slamet Widodo 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 57 87,69 Baik Sekali 4 Ahmad Fahruddin 4 3 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 54 83,08 Baik Sekali 5 Ana Fauziyah 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5 54 83,08 Baik Sekali 6 Andriyan Tri Yulianto 4 3 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 54 83,08 Baik Sekali 7 Diah Ayu Dwiyanti 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 4 5 56 86,15 Baik Sekali 8 Dwi Andriyani 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 55 84,62 Baik Sekali 9 Fadhilatut Tasmiyah 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 57 87,69 Baik Sekali
10 Fajar Heni Kristanti 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 54 83,08 Baik Sekali 11 Febrivania Yasmin S. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 56 86,15 Baik Sekali 12 Hanakuri 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 57 87,69 Baik Sekali 13 Himdani Amalul Ahli 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 60 92,31 Baik Sekali 14 Indah Khomsati Lestari 5 4 5 3 4 3 4 5 3 5 5 4 4 54 83,08 Baik Sekali 15 Irfa' As-Shidqi 4 3 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 54 83,08 Baik Sekali 16 Khabib Widodo 4 4 5 3 5 4 4 5 3 4 4 4 5 54 83,08 Baik Sekali 17 Muhammad Kuntoro R. S. 4 3 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 54 83,08 Baik Sekali 18 Muhamad Anang P. 4 3 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 54 83,08 Baik Sekali 19 Mardiyana 4 5 4 5 4 3 4 5 4 5 5 4 4 56 86,15 Baik Sekali 20 Muhamad Irzal Efendi 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 5 54 83,08 Baik Sekali 21 Muhamad Ulul Albab 4 3 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 5 55 84,62 Baik Sekali 22 Muhammad Faishol 4 3 4 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 54 83,08 Baik Sekali
Lampiran 12c
No Nama Skor Tiap Komponen
Jumlah Skor Tiap Siswa
Interprestasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
23 Muhammad Misbahul T. 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 59 90,77 Baik Sekali 24 Ninik Nur Afifah 4 4 4 4 5 2 4 5 4 4 5 4 5 54 83,08 Baik Sekali 25 Novita Puji Rahayu 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 57 87,69 Baik Sekali 26 Octavia Dwi Jayanti 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 57 87,69 Baik Sekali 27 Putri Rina Primasari 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 57 87,69 Baik Sekali 28 Ratnawati 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 57 87,69 Baik Sekali 29 Ryan Ghozali 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 59 90,77 Baik Sekali 30 Rosi Dwi Putra 4 4 5 3 5 4 4 5 3 4 4 4 5 54 83,08 Baik Sekali 31 Siti Mahmudah 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 58 89,23 Baik Sekali 32 Syafrie Surya Satria 4 3 5 3 3 3 4 3 5 3 3 5 4 48 73,85 Baik 33 Varis Dyan Hidayat 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 58 89,23 Baik Sekali 34 Yeni 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 55 84,62 Baik Sekali Jumlah 140 131 145 150 146 133 149 144 147 135 150 142 165 1877 Skor yang Diharapkan 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170
Persentase Tiap Komponen 82,35
77,06
85,29
88,24
85,88
78,24
87,65
84,71
86,47
79,41
88,24
83,53
97,06
Kriteria
Layak Sekali
Layak
Layak Sekali
Layak Sekali
Layak Sekali
Layak
Layak Sekali
Layak Sekali
Layak Sekali
Layak
Layak Sekali
Layak Sekali
Layak Sekali
ANALISIS TIAP SKOR ANGKET KELAS VII F
(KELAS UJI COBA KELOMPOK KECIL)
No
Komponen 1 2 3 4 5
Jumlah
Responden
Jumlah
Nilai
Rata-rata
Nilai
%
1 2 3 4 5
1 0 0 1 28 5 34 140 4,12 0,00 0,00 2,94 82,35 14,71
2 0 0 8 23 3 34 131 3,85 0,00 0,00 23,53 67,65 8,82
3 0 1 0 22 11 34 145 4,26 0,00 2,94 0,00 64,71 32,35
4 0 0 4 12 18 34 150 4,41 0,00 0,00 11,76 35,29 52,94
5 0 0 1 22 11 34 146 4,29 0,00 0,00 2,94 64,71 32,35
6 0 1 4 26 3 34 133 3,91 0,00 2,94 11,76 76,47 8,82
7 0 0 0 21 13 34 149 4,38 0,00 0,00 0,00 61,76 38,24
8 0 1 2 19 12 34 144 4,24 0,00 2,94 5,88 55,88 35,29
9 0 0 4 15 15 34 147 4,32 0,00 0,00 11,76 44,12 44,12
10 0 0 10 15 9 34 135 3,97 0,00 0,00 29,41 44,12 26,47
11 0 0 1 18 15 34 150 4,41 0,00 0,00 2,94 52,94 44,12
12 0 1 0 25 8 34 142 4,18 0,00 2,94 0,00 73,53 23,53
13 0 0 0 5 29 34 165 4,85 0,00 0,00 0,00 14,71 85,29
Dikatakan tinggi (T) jika rata-rata ≥ 3.
Dikatakan rendah (R) jika rata-rata < 3.
ANALISIS TIAP KOMPONEN ANGKET KELAS VII A (KELAS ESKPERIMEN UJI
COBA LAPANGAN TERBATAS)
No Nama Skor Tiap Komponen
Jumlah Skor Tiap
Siswa Interprestasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Adam Wahyudi 5 5 4 4 5 4 3 4 5 4 5 4 3 55 84,62 Baik Sekali 2 Berliana Indah Rosalia 5 4 3 4 4 4 3 5 3 4 4 4 4 51 78,46 Baik 3 David Firmansyah 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 3 5 54 83,08 Baik Sekali 4 Diah Ayu Febriani 4 3 5 3 4 5 3 3 3 4 3 4 3 47 72,31 Baik 5 Dimas Rizalul Fatoni 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 55 84,62 Baik Sekali 6 Diyah Ageng Putri L 4 3 4 5 4 3 4 5 4 5 5 5 5 56 86,15 Baik Sekali 7 Evi Septiani 3 4 4 5 5 5 4 4 5 3 5 4 5 56 86,15 Baik Sekali 8 Firman Maulana 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 4 4 5 60 92,31 Baik Sekali 9 Ika Suswanti 4 5 5 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 53 81,54 Baik Sekali
10 Iman Wijoyo Seffudin S. 5 5 3 5 5 4 4 3 5 5 3 4 5 56 86,15 Baik Sekali 11 Joko Agung Setiawan 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 57 87,69 Baik Sekali 12 Lilis Suryani 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 3 57 87,69 Baik Sekali 13 Lina Fuadi 4 5 3 5 3 4 3 5 4 5 3 4 4 52 80,00 Baik Sekali 14 Luvi Dwi Nur Kholiza 4 5 4 4 5 3 3 5 2 2 4 3 5 49 75,38 Baik 15 Muahammad Yusuf R. 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 3 5 55 84,62 Baik Sekali 16 Muhammad Yusuf A. 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 44 67,69 Baik 17 M. Rozi Syachputra 4 3 3 4 5 4 5 4 4 3 4 4 5 52 80,00 Baik 18 Nita Ratna Sari 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 54 83,08 Baik Sekali 19 Novi Wahyu Rahmawati 5 4 3 4 3 2 5 4 5 4 5 4 5 53 81,54 Baik Sekali 20 Novita Dwi W. 3 4 5 5 5 3 5 4 4 4 5 4 4 55 84,62 Baik Sekali 21 Nurhadi Kusuma 4 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 60 92,31 Baik Sekali 22 Okky Ari Setiawan 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 44 67,69 Baik
Lampiran 12d
No. Nama
Skor Tiap Komponen Jumlah
Skor Tiap Siswa
Interprestasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
23 Putri Mulia 4 4 5 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 56 86,15 Baik Sekali 24 Riana 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 46 70,77 Baik 25 Risky Bagus Saputro 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 44 67,69 Baik 26 Savil Riyanto 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 61 93,85 Baik Sekali 27 Sigid Eko Prasetyo 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 62 95,38 Baik Sekali 28 Silvy Listiyaningrum 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 5 53 81,54 Baik Sekali
29 Siti Nurkhoirul Nasiroh 4 5 4 4 3 4 5 4 3 4 5 4 4 53 81,54 Baik Sekali
30 Sudarsono 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 60 92,31 Baik Sekali 31 Vays Dianto 4 4 4 5 3 3 4 4 3 4 3 3 3 47 72,31 Baik 32 Woro Yustina Lusiani 3 3 4 4 5 4 3 5 4 4 4 5 3 51 78,46 Baik
33 Allsa Elgita Tumanggor 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 63 96,92 Baik Sekali
Jumlah 133 138 134 140 139
130
132
143
134
136
140
131
141 1771
Skor yang Diharapkan 165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
165
Persentase Tiap Komponen
80,61
83,64
81,21
84,85
84,24
78,79
80,00
86,67
81,21
82,42
84,85
79,39
85,45
Kriteria
Layak Sekali
Layak
Sekali
Layak Sekali
Layak Sekali
Layak
Sekali
Layak
Layak
Layak
Sekali
Layak Sekali
Layak
Sekali
Layak Sekali
Layak
Layak Sekali
ANALISIS TIAP SKOR ANGKET KELAS VII A
(KELAS ESKPERIMEN UJI COBA LAPANGAN TERBATAS)
No
Komponen
Rating Jumlah
Responden
Jumlah
Nilai
Rata-
rata
Nilai
%
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 0 0 6 20 7 33 133 4,03 0,00 0,00 18,18 60,61 21,21
2 0 0 7 13 13 33 138 4,18 0,00 0,00 21,21 39,39 39,39
3 0 1 8 12 12 33 134 4,06 0,00 3,03 24,24 36,36 36,36
4 0 0 3 19 11 33 140 4,24 0,00 0,00 9,09 57,58 33,33
5 0 0 6 14 13 33 139 4,21 0,00 0,00 18,18 42,42 39,39
6 0 2 8 13 10 33 130 3,94 0,00 6,06 24,24 39,39 30,30
7 0 0 9 15 9 33 132 4,00 0,00 0,00 27,27 45,45 27,27
8 0 0 4 14 15 33 143 4,33 0,00 0,00 12,12 42,42 45,45
9 0 1 7 14 11 33 134 4,06 0,00 3,03 21,21 42,42 33,33
10 0 1 6 14 12 33 136 4,12 0,00 3,03 18,18 42,42 36,36
11 0 0 7 11 15 33 140 4,24 0,00 0,00 21,21 33,33 45,45
12 0 0 7 20 6 33 131 3,97 0,00 0,00 21,21 60,61 18,18
13 0 0 7 10 16 33 141 4,27 0,00 0,00 21,21 30,30 48,48
Dikatakan tinggi (T) jika rata-rata ≥ 3.
Dikatakan rendah (R) jika rata-rata < 3.
NILAI PRETEST-POSTTEST KELAS VII F
(KELAS UJI COBA KELOMPOK KECIL)
No. Nama Nilai Pre Test Nilai Post Test 1. Abdu Rahman Anas 46 68 2. Ade Irma Fitriyani 70 92 3. Agung Slamet Widodo 48 79 4. Ahmad Fahruddin 49 76 5. Ana Fauziyah 62 78 6. Andriyan Tri Yulianto 48 92 7. Diah Ayu Dwiyanti 80 94 8. Dwi Andriyani 62 89 9. Fadhilatut Tasmiyah 70 77
10. Fajar Heni Kristanti 70 83 11. Febrivania Yasmin S. 70 81 12. Hanakuri 71 73 13. Himdani Amalul Ahli 50 69 14. Indah Khomsati Lestari 48 94 15. Irfa' As-Shidqi 77 91 16. Khabib Widodo 62 71 17. Muhammad Kuntoro R. S. 49 92 18. Muhamad Anang Prasetiyo 66 86 19. Mardiyana 54 92 20. Muhamad Irzal Efendi 78 78 21. Muhamad Ulul Albab 59 86 22. Muhammad Faishol 54 76 23. Muhammad Misbahul T. 52 77 24. Ninik Nur Afifah 61 89 25. Novita Puji Rahayu 43 78 26. Octavia Dwi Jayanti 72 98 27. Putri Rina Primasari 66 88 28. Ratnawati 79 98 29. Ryan Ghozali 44 83 30. Rosi Dwi Putra 46 87 31. Siti Mahmudah 82 100 32. Syafrie Surya Satria 55 68 33. Varis Dyan Hidayat 46 73
34. Yeni 69 86
Lampiran 13a
NILAI PRETEST-POSTTEST KELAS VII A
(KELAS EKSPERIMEN UJI COBA LAPANGAN TERBATAS)
No. Nama Nilai Pre Test Nilai Post Test 1. Adam Wahyudi 27 58 2. Berliana Indah Rosalia 73 79 3. David Firmansyah 45 79 4. Diah Ayu Febriani 61 82 5. Dimas Rizalul Fatoni 30 78 6. Diyah Ageng Putri L 45 76 7. Evi Septiani 50 84 8. Firman Maulana 62 78 9. Ika Suswanti 74 91
10. Iman Wijoyo Seffudin S. 36 50 11. Joko Agung Setiawan 42 95 12. Lilis Suryani 61 100 13. Lina Fuadi 45 84 14. Luvi Dwi Nur Kholiza 60 84 15. Muahammad Yusuf R. 56 86 16. Muhammad Yusuf A. 23 76 17. M. Rozi Syachputra 24 72 18. Nita Ratna Sari 46 83 19. Novi Wahyu Rahmawati 44 56 20. Novita Dwi W. 71 91 21. Nurhadi Kusuma 56 77 22. Okky Ari Setiawan 30 76 23. Putri Mulia 62 95 24. Riana 50 71 25. Risky Bagus Saputro 70 77 26. Savil Riyanto 24 64 27. Sigid Eko Prasetyo 44 89 28. Silvy Listiyaningrum 73 91 29. Siti Nurkhoirul Nasiroh 75 100 30. Sudarsono 50 88 31. Vays Dianto 36 50 32. Woro Yustina Lusiani 61 96 33. Allsa Elgita Tumanggor 34 64
Lampiran 13b
NILAI PRETEST-POSTTEST KELAS VII E
(KELAS KONTROL UJI COBA LAPANGAN TERBATAS)
No. Nama Nilai Pre Test Nilai Post Test 1. Ahmad Khabib 70 83 2. Ana Dwi Astutik 34 41 3. Aprilia Permatasari 61 84 4. Bambang Rusmanto 50 81 5. Deddy Daud Apriady Putra 42 79 6. Delia Ennan Dinny 50 78 7. Dewa Adi Pranata N. 48 60 8. Dilla Saputri 50 86 9. Dodi Novean 52 84
10. Dwi Prastiwi Inawati 61 95 11. Dwi Yoga Aji Nugroho 37 40 12. Edelweis Agusta Octavia 37 64 13. Fahrur Rozi 42 77 14. Fendi Khoirudin 62 94 15. Ferri Yuliyanto 48 64 16. Gilang Ahsanal Fikri 48 78 17. Indah Amalia 56 80 18. Isna Nikmatul Fauziah 52 69 19. Joko Adi Sasono 70 79 20. Kaviga Agustin 56 76 21. Khalimatus Sadiyah 56 76 22. Kisti Wulandari 47 81 23. Mukhammad Fiky R. 23 63 24. Muhamad Faizal Ardha 61 65 25. Mila Paramita 77 93 26. Muhammad Muhlisin 62 94 27. Putri Dewi Ayu Lestari 50 76 28. Reza Sabila Robbi 36 89 29. Sapto Faris Novianto 36 88 30. Setyaningsih 56 58 31. Tejo Suminar 30 40 32. Vanny Ayu Lestari 56 60 33. Yeni Indah Maulina 43 77
Lampiran 13c
PERHITUNGAN MANUAL UJI NORMALITAS
NILAI PRE TEST KELAS VII F (UJI COBA KELOMPOK KECIL)
1. Rumusan Hipotesis
H0: Sampel nilai pre test dari populasi berdistribusi normal.
Ha: Sampel nilai pre test dari populasi berdistribusi tidak normal.
2. Uji Statistik yang Digunakan
Uji Lilliefors dengan taraf signifikan 5%.
3. Kriteria
(3) Jika harga L0 < L, maka H0 diterima atau sampel nilai pre test dari
populasi berdistribusi normal.
(4) Jika harga L ≥ 퐿, maka H0 ditolak atau sampel nilai pre test dari populasi
berdistribusi tidak normal.
4. Perhitungan
Untuk pengujian hipotesis nol tersebut kita tempuh dengan prosedur berikut
ini:
a. Data nilai pre test diberi simbol xi.
b. Mengurutkan data sampel dari skor terendah ke skor tertinggi.
c. Menghitung xi.
d. Menghitung rata-rata ( x ).
e. Menghitung nilai zi, F(zi), S(zi), dan |F(zi)-S(zi)|.
Semua nilai tersebut dapat dicari menggunakan bantuan tabel penolong
dibawah, didapat sebagai berikut.
n = 34
xi = 1865
푥̅ = 54,853
(푥 − 푥̅) = 6688,265
푆 =∑(푥 − 푥̅)푛 − 1 =
6688,26534 − 1 = 202,675
푆 = 202,675 = 14,236
Lampiran 14a
Tabel Penolong Uji Lilliefors Kelas VII F (Pre Test)
No. Nama xi (푥 − 푥̅) (푥 − 푥̅) zi F(zi) S(zi) |F(zi) S(zi)|
1. Varis Dyan Hidayat 35 -19,853 394,142 -1,39 0,0823 0,0294 0,0529 2. Muhammad Faishol 36 -18,853 355,436 -1,32 0,0934 0,0588 0,0346 3. Muhamad Irzal Efendi 38 -16,853 284,024 -1,18 0,1190 0,1471 0,0281 4. Rosi Dwi Putra 38 -16,853 284,024 -1,18 0,1190 0,1471 0,0281 5. Syafrie Surya Satria 38 -16,853 284,024 -1,18 0,1190 0,1471 0,0281 6. Ryan Ghozali 39 -15,853 251,318 -1,11 0,1335 0,1765 0,0430 7. Muhammad Misbahul Taufiq 40 -14,853 220,612 -1,04 0,1492 0,2059 0,0567 8. Himdani Amalul Ahli 42 -12,853 165,200 -0,90 0,1841 0,2353 0,0512 9. Abdu Rahman Anas 43 -11,853 140,494 -0,83 0,2033 0,3235 0,1202
10. Hanakuri 43 -11,853 140,494 -0,83 0,2033 0,3235 0,1202 11. Muhamad Anang Prasetiyo 43 -11,853 140,494 -0,83 0,2033 0,3235 0,1202 12. Ahmad Fahruddin 45 -9,853 97,082 -0,69 0,2451 0,3824 0,1373 13. Khabib Widodo 45 -9,853 97,082 -0,69 0,2451 0,3824 0,1373 14. Andriyan Tri Yulianto 46 -8,853 78,376 -0,62 0,2676 0,4118 0,1442 15. Agung Slamet Widodo 50 -4,853 23,552 -0,34 0,3669 0,4706 0,1037 16. Muhamad Ulul Albab 50 -4,853 23,552 -0,34 0,3669 0,4706 0,1037 17. Irfa' As-Shidqi 51 -3,853 14,846 -0,27 0,3936 0,5294 0,1358 18. Muhammad Kuntoro Rekso Samudro 51 -3,853 14,846 -0,27 0,3936 0,5294 0,1358 19. Putri Rina Primasari 55 0,147 0,022 0,01 0,5400 0,5588 0,0188 20. Ninik Nur Afifah 57 2,147 4,610 0,15 0,5596 0,5882 0,0286 21. Novita Puji Rahayu 58 3,147 9,904 0,22 0,5871 0,6176 0,0305 22. Dwi Andriyani 62 7,147 51,080 0,50 0,6915 0,6471 0,0444 23. Yeni 65 10,147 102,962 0,71 0,7612 0,6765 0,0847 24. Fadhilatut Tasmiyah 67 12,147 147,550 0,85 0,8023 0,7059 0,0964 25. Fajar Heni Kristanti 68 13,147 172,844 0,92 0,8212 0,7647 0,0565 26. Octavia Dwi Jayanti 68 13,147 172,844 0,92 0,8212 0,7647 0,0565 27. Ana Fauziyah 69 14,147 200,138 0,99 0,8389 0,7941 0,0448 28. Ade Irma Fitriyani 70 15,147 229,432 1,06 0,8554 0,8235 0,0319 29. Febrivania Yasmin Setyaningrum 71 16,147 260,726 1,13 0,8708 0,8529 0,0179 30. Indah Khomsati Lestari 75 20,147 405,902 1,42 0,9222 0,8824 0,0398 31. Mardiyana 76 21,147 447,196 1,49 0,9319 0,9412 0,0093 32. Ratnawati 76 21,147 447,196 1,49 0,9319 0,9412 0,0093 33. Siti Mahmudah 77 22,147 490,490 1,56 0,9406 0,9706 0,0300 34. Diah Ayu Dwiyanti 78 23,147 535,784 1,63 0,9484 1,0000 0,0516
1865
6688,265 Rata-rata 54,853
S2 202,675
S 14,236 L0 0,1442 L 0,1519
1) Mencari zi, berdasarkan tabel diatas dengan rumus 푧 = ̅.
Contoh:
Untui i = 1, maka z1 dapat dicari:
푧 =푥 − 푥̅푠 =
35 − 54,85314,236 = −1,39
2) Menghitung F(zi) dengan menggunakan tabel distribusi normal baku
pada lampiran 17.
Karena pada daftar distribusi normal baku tidak memuat harga zi
negatif, maka dengan menggunakan sifat simetri untuk z1 = 1,39
diperoleh luas dibawah lengkung normal standar adalah 0,4177 dan
F(z1) = 0,5 – 0,4177 = 0,0823.
3) Menghitung porposi S(zi)
Contoh:
Untuk i = 1
S(z ) =banyaknya z , z , z , … , z ≤ z
n
푆(푧 ) =1
34= 0,0294
4) Menghitung selisih F(zi) – S(zi) dan menentukan harga mutlaknya.
Contoh:
|F(z1) – S(z1)| = 0,0823 – 0,0294 = 0,0529
5) Menentukan L0 dengan cara mengambil harga mutlak terbesar di
antara harga-harga multak selisih tersebut, diperoleh L0 = 0,1442.
6) Membandingkan L0 dengan Ltabel pada taraf signifikan 5%.
Dari tabel lilliefors pada lampiran 18, dengan = 5% dan n = 34
diperoleh 퐿 = ,√
= 0,1519.
5. Analisis
Jadi, L0 < L atau 0,1442 < 0,1519.
6. Kesimpulan
Karena L0 < L atau 0,1442 < 0,1519. Maka H0 diterima. Jadi, sampel nilai pre
test dari populasi berdistribusi normal.
PERHITUNGAN MANUAL UJI NORMALITAS
NILAI POST TEST KELAS VII F (UJI COBA KELOMPOK KECIL)
1. Rumusan Hipotesis
H0: Sampel nilai post test dari populasi berdistribusi normal.
Ha: Sampel nilai post test dari populasi berdistribusi tidak normal.
2. Uji Statistik yang Digunakan
Uji Lilliefors dengan taraf signifikan 5%.
3. Kriteria
a. Jika harga L0 < L, maka H0 diterima atau sampel nilai post test dari
populasi berdistribusi normal.
b. Jika harga L ≥ 퐿, maka H0 ditolak atau sampel nilai post test dari
populasi berdistribusi tidak normal.
4. Perhitungan
Untuk pengujian hipotesis nol tersebut kita tempuh dengan prosedur berikut
ini:
a. Data nilai post test diberi simbol yi.
b. Mengurutkan data sampel dari skor terendah ke skor tertinggi.
c. Menghitung yi.
d. Menghitung rata-rata ( y ).
e. Menghitung nilai zi, F(zi), S(zi), dan |F(zi)-S(zi)|.
Semua nilai tersebut dapat dicari menggunakan bantuan tabel penolong
dibawah, didapat sebagai berikut.
n = 34
yi = 2764
푦 = 81,294
(푦 − 푦) = 3847,059
푆 =∑(푦 − 푦)푛 − 1 =
3847,05934 − 1 = 116,578
푆 = 116,578 = 10,797
Lampiran 14b
Tabel Penolong Uji Lilliefors Kelas VII F (Post Test)
No. Nama yi (푦 −푦) (푦 − 푦) zi F(zi) S(zi) |F(zi) S(zi)|
1. Himdani Amalul Ahli 57 -24,294 590,198 -2,25 0,0122 0,0294 0,0172
2. Syafrie Surya Satria 61 -20,294 411,846 -1,88 0,0301 0,0588 0,0287 3. Hanakuri 66 -15,294 233,906 -1,42 0,0778 0,0882 0,0104 4. Khabib Widodo 68 -13,294 176,730 -1,23 0,1093 0,1176 0,0083
5. Abdu Rahman Anas 69 -12,294 151,142 -1,14 0,1271 0,1765 0,0494 6. Varis Dyan Hidayat 69 -12,294 151,142 -1,14 0,1271 0,1765 0,0494 7. Ana Fauziyah 71 -10,294 105,966 -0,95 0,1711 0,2059 0,0348 8. Fadhilatut Tasmiyah 73 -8,294 68,790 -0,77 0,2206 0,2353 0,0147
9. Novita Puji Rahayu 74 -7,294 53,202 -0,68 0,2482 0,2647 0,0165
10. Ahmad Fahruddin 75 -6,294 39,614 -0,58 0,2810 0,3235 0,0425 11. Muhammad Faishol 75 -6,294 39,614 -0,58 0,2810 0,3235 0,0425 12. Agung Slamet Widodo 77 -4,294 18,438 -0,40 0,3446 0,3529 0,0083
13. Muhammad Misbahul Taufiq 78 -3,294 10,850 -0,31 0,3783 0,3824 0,0041 14. Muhamad Irzal Efendi 79 -2,294 5,262 -0,21 0,4168 0,4412 0,0244 15. Rosi Dwi Putra 79 -2,294 5,262 -0,21 0,4168 0,4412 0,0244
16. Ryan Ghozali 80 -1,294 1,674 -0,12 0,4522 0,4706 0,0184 17. Febrivania Yasmin Setyaningrum 81 -0,294 0,086 -0,03 0,4880 0,5000 0,0120 18. Dwi Andriyani 83 1,706 2,910 0,16 0,5636 0,5588 0,0048 19. Putri Rina Primasari 83 1,706 2,910 0,16 0,5636 0,5588 0,0048
20. Fajar Heni Kristanti 85 3,706 13,734 0,34 0,6331 0,6176 0,0155 21. Muhamad Anang Prasetiyo 85 3,706 13,734 0,34 0,6331 0,6176 0,0155
22. Muhamad Ulul Albab 86 4,706 22,146 0,44 0,6700 0,6765 0,0065 23. Ninik Nur Afifah 86 4,706 22,146 0,44 0,6700 0,6765 0,0065
24. Yeni 87 5,706 32,558 0,53 0,7019 0,7059 0,0040 25. Irfa' As-Shidqi 89 7,706 59,382 0,71 0,7612 0,7647 0,0035 26. Muhammad Kuntoro Rekso Samudro 89 7,706 59,382 0,71 0,7612 0,7647 0,0035
27. Andriyan Tri Yulianto 91 9,706 94,206 0,90 0,8159 0,7941 0,0218 28. Ade Irma Fitriyani 92 10,706 114,618 0,99 0,8389 0,8529 0,0140 29. Mardiyana 92 10,706 114,618 0,99 0,8389 0,8529 0,0140 30. Diah Ayu Dwiyanti 94 12,706 161,442 1,18 0,8810 0,9118 0,0308
31. Indah Khomsati Lestari 94 12,706 161,442 1,18 0,8810 0,9118 0,0308 32. Octavia Dwi Jayanti 98 16,706 279,090 1,55 0,9394 0,9706 0,0312 33. Ratnawati 98 16,706 279,090 1,55 0,9394 0,9706 0,0312
34. Siti Mahmudah 100 18,706 349,914 1,73 0,9582 1,0000 0,0418 2764
3847,059
Rata-rata 81,294 S2 116,578
S 10,797 L0 0,0494 L 0,1519
1) Mencari zi, berdasarkan tabel diatas dengan rumus 푧 = .
Contoh:
Untui i = 1, maka z1 dapat dicari:
푧 =푦 − 푦푠 =
57− 81,29410,797 = −2,25
2) Menghitung F(zi) dengan menggunakan tabel distribusi normal baku
pada lampiran 17.
Karena pada daftar distribusi normal baku tidak memuat harga zi
negatif, maka dengan menggunakan sifat simetri untuk z1 = 2,25
diperoleh luas dibawah lengkung normal standar adalah 0,4878 dan
F(z1) = 0,5 – 0,4878 = 0,0122.
3) Menghitung porposi S(zi)
Contoh:
Untuk i = 1
S(z ) =banyaknya z , z , z , … , z ≤ z
n
푆(푧 ) =1
34= 0,0294
4) Menghitung selisih F(zi) – S(zi) dan menentukan harga mutlaknya.
Contoh:
|F(z1) – S(z1)| = 0,0122 – 0,0294 = 0,0172
5) Menentukan L0 dengan cara mengambil harga mutlak terbesar di
antara harga-harga multak selisih tersebut, diperoleh L0 = 0,0494.
6) Membandingkan L0 dengan Ltabel pada taraf signifikan 5%.
Dari tabel lilliefors pada lampiran 18, dengan = 5% dan n = 34
diperoleh 퐿 = ,√
= 0,1519.
7. Analisis
Jadi, L0 < L atau 0,0494 < 0,1519.
8. Kesimpulan
Karena L0 < L atau 0,0494 < 0,1519. Maka H0 diterima. Jadi, sampel nilai post
test dari populasi berdistribusi normal.
PERHITUNGAN MANUAL UJI t BERPASANGAN
KELAS VII F (UJI COBA KELOMPOK KECIL)
1. Hipotesis 퐻 ∶ 휇 = 0퐻 ∶ 휇 > 0
퐻 : Hasil belajar siswa sesudah (post test) menggunakan bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah
sama dengan hasil belajar siswa sebelum (pre test) menggunakan bahan
ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah.
퐻 : Hasil belajar siswa sesudah (post test) menggunakan bahan ajar modul
matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah
lebih baik daripada hasil belajar siswa sebelum (pre test) menggunakan
bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan
pemecahan masalah.
2. Uji Statistik yang Digunakan
Uji t berpasangan (satu pihak) dengan taraf signifikan 5%.
3. Kriteria
a. H0 diterima jika thitung < t(1-),(db: n-1)
b. H0 ditolak jika thitung ≥ t(1-),(db: n-1)
4. Perhitungan
Untuk mencari thitung menggunakan rumus:
푡 = √
Dimana: 퐵 = ∑
푆 = ∑ (∑ )( )
퐵 dan 푆 dapat dicari menggunakan bantuan tabel penolong dibawah ini.
Lampiran 14c
Tabel Penolong Uji t Berpasangan Kelas VII F
No. Nama Nilai Pre Test Nilai Post Test B B2
1 Abdu Rahman Anas 43 69 26 676
2 Ade Irma Fitriyani 70 92 22 484 3 Agung Slamet Widodo 50 77 27 729 4 Ahmad Fahruddin 45 75 30 900
5 Ana Fauziyah 69 71 2 4 6 Andriyan Tri Yulianto 46 91 45 2025 7 Diah Ayu Dwiyanti 78 94 16 256 8 Dwi Andriyani 62 83 21 441
9 Fadhilatut Tasmiyah 67 73 6 36
10 Fajar Heni Kristanti 68 85 17 289 11 Febrivania Yasmin S. 71 81 10 100 12 Hanakuri 43 66 23 529
13 Himdani Amalul Ahli 42 57 15 225 14 Indah Khomsati Lestari 75 94 19 361 15 Irfa' As-Shidqi 51 89 38 1444
16 Khabib Widodo 45 68 23 529 17 Muhammad Kuntoro R. S 51 89 38 1444 18 Muhamad Anang P. 43 85 42 1764 19 Mardiyana 76 92 16 256
20 Muhamad Irzal Efendi 38 79 41 1681 21 Muhamad Ulul Albab 50 86 36 1296
22 Muhammad Faishol 36 75 39 1521 23 Muhammad Misbahul T. 40 78 38 1444
24 Ninik Nur Afifah 57 86 29 841 25 Novita Puji Rahayu 58 74 16 256 26 Octavia Dwi Jayanti 68 98 30 900
27 Putri Rina Primasari 55 83 28 784 28 Ratnawati 76 98 22 484 29 Ryan Ghozali 39 80 41 1681 30 Rosi Dwi Putra 38 79 41 1681
31 Siti Mahmudah 77 100 23 529 32 Syafrie Surya Satria 38 61 23 529 33 Varis Dyan Hidayat 35 69 34 1156
34 Yeni 65 87 22 484 1865 2764 899 27759
퐵 26,441 SB
2 120,860
SB 10,994 T hitung 14,027
T tabel 1,694
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa:
∑퐵 = 899 dan ∑(퐵 ) = 27759
퐵 = 26,441
푆 =푛∑퐵 − (∑퐵 )
푛(푛 − 1)
푆 =34 × 27759 − (899)
34(34 − 1)
푆 =943806 − 808201
34 × 33
푆 =135605
1122
푆 = 10,994
Sehingga thitung dapat dicari:
푡 = 퐵
푆√푛
푡 = 26,441
10,994√34
푡 = 26,4411,885
푡 =14,027
Jadi, nilai thitung adalah 14,027.
5. Analisis
Diketahui thitung = 14,027 dengan n = 34 dan taraf signifikan 5% dengan
derajat kebebasan n -1 = 34 – 1 = 33. Dengan melihat lampiran 20, tidak
diperoleh nilai, sehingga perlu dilakukan interpolasi dengan cara berikut.
n ttabel 30 1,70 33 X ? 40 1,68
Untuk menentukan nilai X dengan perhitungan sebagai berikut: 1,70− 푋
1,70− 1,68 =30 − 3330 − 40
1,70− 푋0,02 =
−3−10
−17 + 10푋 = −0,06
10푋 = 16,94
푋 = 1,694
Jadi, nila ttabel adalah t(1-),(db: n-1) = t(0,95),(33) = 1,694
6. Kesimpulan
Karena thitung = 14,027 ≥ t(0,95),(33) = 1,694. Maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Sehingga hasil belajar siswa sesudah (post test) menggunakan bahan ajar
modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan
masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa sebelum (pre test)
menggunakan bahan ajar modul matematika berbasis pendekatan
konstruktivisme dan pemecahan masalah. Dengan kata lain penggunaan bahan
ajar modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan
masalah secara signifikan valid digunakan dalam proses pembelajaran.
.
PERHITUNGAN MANUAL UJI NORMALITAS
NILAI PRE TEST KELAS VII A (KELAS EKSPERIMEN)
1. Rumusan Hipotesis
H0: Sampel nilai pre test dari populasi berdistribusi normal.
Ha: Sampel nilai pre test dari populasi berdistribusi tidak normal.
2. Uji Statistik yang Digunakan
Uji Lilliefors dengan taraf signifikan 5%.
3. Kriteria
a. Jika harga L0 < L, maka H0 diterima atau sampel nilai pre test dari
populasi berdistribusi normal.
b. Jika harga L ≥ 퐿, maka H0 ditolak atau sampel nilai pre test dari populasi
berdistribusi tidak normal.
4. Perhitungan
Untuk pengujian hipotesis nol tersebut kita tempuh dengan prosedur berikut
ini:
a. Data nilai pre test diberi simbol xi.
b. Mengurutkan data sampel dari skor terendah ke skor tertinggi.
c. Menghitung xi.
d. Menghitung rata-rata ( x ).
e. Menghitung nilai zi, F(zi), S(zi), dan |F(zi)-S(zi)|.
Semua nilai tersebut dapat dicari menggunakan bantuan tabel penolong
dibawah, didapat sebagai berikut.
n = 33
xi = 1640
푥̅ = 49,697
(푥 − 푥̅) = 8204,970
푆 =∑(푥 − 푥̅)푛 − 1 =
8204,97033 − 1 = 256,405
푆 = 256,405 = 16,013
Lampiran 15a
Tabel Penolong Uji Lilliefors Kelas VII A (Pre Test)
No. Nama xi (푥 − 푥̅) (푥 − 푥̅) zi F(zi) S(zi) |F(zi) S(zi)|
1 Muhammad Yusuf Abidin 23 -26,697 712,730 -1,67 0,0475 0,0303 0,0172 2 M. Rozi Syachputra 24 -25,697 660,336 -1,60 0,0548 0,0909 0,0361 3 Savil Riyanto 24 -25,697 660,336 -1,60 0,0548 0,0909 0,0361 4 Adam Wahyudi 27 -22,697 515,154 -1,42 0,0778 0,1212 0,0434 5 Dimas Rizalul Fatoni 30 -19,697 387,972 -1,23 0,1093 0,1818 0,0725 6 Okky Ari Setiawan 30 -19,697 387,972 -1,23 0,1093 0,1818 0,0725 7 Elisa Elgiva Tumanggor 34 -15,697 246,396 -0,98 0,1635 0,2121 0,0486 8 Iman Wijoyo Seffudin Seno 36 -13,697 187,608 -0,86 0,1949 0,2727 0,0778 9 Vays Dianto 36 -13,697 187,608 -0,86 0,1949 0,2727 0,0778
10 Joko Agung Setiawan 42 -7,697 59,244 -0,48 0,3156 0,3030 0,0126 11 Novi Wahyu Rahmawati 44 -5,697 32,456 -0,36 0,3594 0,3636 0,0042 12 Sigid Eko Prasetyo 44 -5,697 32,456 -0,36 0,3594 0,3636 0,0042 13 David Firmansyah 45 -4,697 22,062 -0,29 0,3859 0,4545 0,0686 14 Diyah Ageng Putri Lestari 45 -4,697 22,062 -0,29 0,3859 0,4545 0,0686 15 Lina Fuadi 45 -4,697 22,062 -0,29 0,3859 0,4545 0,0686 16 Nita Ratna Sari 46 -3,697 13,668 -0,23 0,4090 0,4848 0,0758 17 Evi Septiani 50 0,303 0,092 0,02 0,5080 0,5758 0,0678 18 Riana 50 0,303 0,092 0,02 0,5080 0,5758 0,0678 19 Sudarsono 50 0,303 0,092 0,02 0,5080 0,5758 0,0678 20 Muahammad Yusuf Riyadi 56 6,303 39,728 0,39 0,6517 0,6364 0,0153 21 Nurhadi Kusuma 56 6,303 39,728 0,39 0,6517 0,6364 0,0153 22 Luvi Dwi Nur Kholiza 60 10,303 106,152 0,64 0,7389 0,6667 0,0722 23 Diah Ayu Febriani 61 11,303 127,758 0,71 0,7612 0,7576 0,0036 24 Lilis Suryani 61 11,303 127,758 0,71 0,7612 0,7576 0,0036 25 Woro Yustina Lusiani 61 11,303 127,758 0,71 0,7612 0,7576 0,0036 26 Firman Maulana 62 12,303 151,364 0,77 0,7794 0,8182 0,0388 27 Putri Mulia 62 12,303 151,364 0,77 0,7794 0,8182 0,0388 28 Risky Bagus Saputro 70 20,303 412,212 1,27 0,8980 0,8485 0,0495 29 Novita Dwi Wahyuningsih 71 21,303 453,818 1,33 0,9082 0,8788 0,0294 30 Berliana Indah Rosalia 73 23,303 543,030 1,46 0,9279 0,9394 0,0115 31 Silvy Listiyaningrum 73 23,303 543,030 1,46 0,9279 0,9394 0,0115 32 Ika Suswanti 74 24,303 590,636 1,52 0,9357 0,9697 0,0340 33 Siti Nurkhoirul Nasiroh 75 25,303 640,242 1,58 0,9429 1,0000 0,0571
1640 8204,970 Rata-rata 49,697
S2 256,405 S 16,013
L0 0,0778 L 0,1542
1) Mencari zi, berdasarkan tabel diatas dengan rumus 푧 = ̅.
Contoh:
Untui i = 1, maka z1 dapat dicari:
푧 =푥 − 푥̅푠 =
23 − 49,69716,013 = −1,67
2) Menghitung F(zi) dengan menggunakan tabel distribusi normal baku
pada lampiran 17.
Karena pada daftar distribusi normal baku tidak memuat harga zi
negatif, maka dengan menggunakan sifat simetri untuk z1 = 1,67
diperoleh luas dibawah lengkung normal standar adalah 0,4525 dan
F(z1) = 0,5 – 0,4525 = 0,0475.
3) Menghitung porposi S(zi)
Contoh:
Untuk i = 1
S(z ) =banyaknya z , z , z , … , z ≤ z
n
푆(푧 ) =1
33 = 0,0303
4) Menghitung selisih F(zi) – S(zi) dan menentukan harga mutlaknya.
Contoh:
|F(z1) – S(z1)| = 0,0475 – 0,0303 = 0,0172
5) Menentukan L0 dengan cara mengambil harga mutlak terbesar di
antara harga-harga multak selisih tersebut, diperoleh L0 = 0,0778.
6) Membandingkan L0 dengan Ltabel pada taraf signifikan 5%.
Dari tabel lilliefors pada lampiran 18, dengan = 5% dan n = 33
diperoleh 퐿 = ,√
= 0,1542.
5. Analisis
Jadi, L0 < L atau 0,0778 < 0,1542.
6. Kesimpulan
Karena L0 < L atau 0,0778 < 0,1542. Maka H0 diterima. Jadi, sampel nilai pre
test dari populasi berdistribusi normal.
PERHITUNGAN MANUAL UJI NORMALITAS
NILAI POST TEST KELAS VII A (KELAS EKSPERIMEN)
1. Rumusan Hipotesis
H0: Sampel nilai post test dari populasi berdistribusi normal.
Ha: Sampel nilai post test dari populasi berdistribusi tidak normal.
2. Uji Statistik yang Digunakan
Uji Lilliefors dengan taraf signifikan 5%.
3. Kriteria
a. Jika harga L0 < L, maka H0 diterima atau sampel nilai post test dari
populasi berdistribusi normal.
b. Jika harga L ≥ 퐿, maka H0 ditolak atau sampel nilai post test dari
populasi berdistribusi tidak normal.
4. Perhitungan
Untuk pengujian hipotesis nol tersebut kita tempuh dengan prosedur berikut
ini:
a. Data nilai post test diberi simbol yi.
b. Mengurutkan data sampel dari skor terendah ke skor tertinggi.
c. Menghitung yi.
d. Menghitung rata-rata ( y ).
e. Menghitung nilai zi, F(zi), S(zi), dan |F(zi)-S(zi)|.
Semua nilai tersebut dapat dicari menggunakan bantuan tabel penolong
dibawah, didapat sebagai berikut.
n = 33
yi = 2620
푦 = 79,394
(푦 − 푦) = 5691,879
푆 =∑(푦 − 푦)푛 − 1 =
5691,87933 − 1 = 177,871
푆 = 177,871 = 13,337
Lampiran 15b
Tabel Penolong Uji Lilliefors Kelas VII A (Post Test)
No. Nama yi (푦 − 푦) (푦 − 푦) zi F(zi) S(zi) |F(zi) S(zi)|
1. Iman Wijoyo Seffudin Seno 50 -29,394 864,007 -2,20 0,0139 0,0606 0,0467
2. Vays Dianto 50 -29,394 864,007 -2,20 0,0139 0,0606 0,0467 3. Novi Wahyu Rahmawati 56 -23,394 547,279 -1,75 0,0401 0,0909 0,0508 4. Adam Wahyudi 58 -21,394 457,703 -1,60 0,0548 0,1212 0,0664
5. Savil Riyanto 64 -15,394 236,975 -1,15 0,1251 0,1818 0,0567 6. Elisa Elgiva Tumanggor 64 -15,394 236,975 -1,15 0,1251 0,1818 0,0567 7. Riana 71 -8,394 70,459 -0,63 0,2643 0,2121 0,0522 8. M. Rozi Syachputra 72 -7,394 54,671 -0,55 0,2912 0,2424 0,0488
9. Diyah Ageng Putri Lestari 76 -3,394 11,519 -0,25 0,4013 0,3333 0,0680 10. Muhammad Yusuf Abidin 76 -3,394 11,519 -0,25 0,4013 0,3333 0,0680 11. Okky Ari Setiawan 76 -3,394 11,519 -0,25 0,4013 0,3333 0,0680 12. Nurhadi Kusuma 77 -2,394 5,731 -0,18 0,4286 0,3939 0,0347
13. Risky Bagus Saputro 77 -2,394 5,731 -0,18 0,4286 0,3939 0,0347 14. Dimas Rizalul Fatoni 78 -1,394 1,943 -0,10 0,4602 0,4545 0,0057 15. Firman Maulana 78 -1,394 1,943 -0,10 0,4602 0,4545 0,0057
16. Berliana Indah Rosalia 79 -0,394 0,155 -0,03 0,4880 0,5152 0,0272 17. David Firmansyah 79 -0,394 0,155 -0,03 0,4880 0,5152 0,0272 18. Diah Ayu Febriani 82 2,606 6,791 0,20 0,5793 0,5455 0,0338 19. Nita Ratna Sari 83 3,606 13,003 0,27 0,6064 0,5758 0,0306
20. Evi Septiani 84 4,606 21,215 0,35 0,6368 0,6667 0,0299 21. Lina Fuadi 84 4,606 21,215 0,35 0,6368 0,6667 0,0299
22. Luvi Dwi Nur Kholiza 84 4,606 21,215 0,35 0,6368 0,6667 0,0299 23. Muahammad Yusuf Riyadi 86 6,606 43,639 0,50 0,6915 0,6970 0,0055
24. Sudarsono 88 8,606 74,063 0,65 0,7422 0,7273 0,0149 25. Sigid Eko Prasetyo 89 9,606 92,275 0,72 0,7642 0,7576 0,0066 26. Ika Suswanti 91 11,606 134,699 0,87 0,8078 0,8485 0,0407
27. Novita Dwi Wahyuningsih 91 11,606 134,699 0,87 0,8078 0,8485 0,0407 28. Silvy Listiyaningrum 91 11,606 134,699 0,87 0,8078 0,8485 0,0407 29. Joko Agung Setiawan 95 15,606 243,547 1,17 0,8790 0,9091 0,0301 30. Putri Mulia 95 15,606 243,547 1,17 0,8790 0,9091 0,0301
31. Woro Yustina Lusiani 96 16,606 275,759 1,25 0,8944 0,9394 0,0450 32. Lilis Suryani 100 20,606 424,607 1,55 0,9394 1,0000 0,0606 33. Siti Nurkhoirul Nasiroh 100 20,606 424,607 1,55 0,9394 1,0000 0,0606
2620
5691,879
Rata-rata 79,394 S2 177,871 S 13,337
L0 0,0680 L 0,1542
1) Mencari zi, berdasarkan tabel diatas dengan rumus 푧 = .
Contoh:
Untui i = 1, maka z1 dapat dicari:
푧 =푦 − 푦푠 =
50− 79,39413,337 = −2,20
2) Menghitung F(zi) dengan menggunakan tabel distribusi normal baku
pada lampiran 17.
Karena pada daftar distribusi normal baku tidak memuat harga zi
negatif, maka dengan menggunakan sifat simetri untuk z1 = 2,20
diperoleh luas dibawah lengkung normal standar adalah 0,4861 dan
F(z1) = 0,5 – 0,4861 = 0,0139.
3) Menghitung porposi S(zi)
Contoh:
Untuk i = 1
S(z ) =banyaknya z , z , z , … , z ≤ z
n
푆(푧 ) =2
33= 0,0606
4) Menghitung selisih F(zi) – S(zi) dan menentukan harga mutlaknya.
Contoh:
|F(z1) – S(z1)| = 0,0139 – 0,0606 = 0,0467
5) Menentukan L0 dengan cara mengambil harga mutlak terbesar di
antara harga-harga multak selisih tersebut, diperoleh L0 = 0,0680.
6) Membandingkan L0 dengan Ltabel pada taraf signifikan 5%.
Dari tabel lilliefors pada lampiran 18, dengan = 5% dan n = 33
diperoleh 퐿 = ,√
= 0,1542.
7. Analisis
Jadi, L0 < L atau 0,0680 < 0,1542.
8. Kesimpulan
Karena L0 < L atau 0,0680 < 0,1542. Maka H0 diterima. Jadi, sampel nilai post
test dari populasi berdistribusi normal.
PERHITUNGAN MANUAL UJI NORMALITAS
NILAI PRE TEST KELAS VII E (KELAS KONTROL)
1. Rumusan Hipotesis
H0: Sampel nilai pre test dari populasi berdistribusi normal.
Ha: Sampel nilai pre test dari populasi berdistribusi tidak normal.
2. Uji Statistik yang Digunakan
Uji Lilliefors dengan taraf signifikan 5%.
3. Kriteria
a. Jika harga L0 < L, maka H0 diterima atau sampel nilai pre test dari
populasi berdistribusi normal.
b. Jika harga L ≥ 퐿, maka H0 ditolak atau sampel nilai pre test dari populasi
berdistribusi tidak normal.
4. Perhitungan
Untuk pengujian hipotesis nol tersebut kita tempuh dengan prosedur berikut
ini:
a. Data nilai pre test diberi simbol xi.
b. Mengurutkan data sampel dari skor terendah ke skor tertinggi.
c. Menghitung xi.
d. Menghitung rata-rata ( x ).
e. Menghitung nilai zi, F(zi), S(zi), dan |F(zi)-S(zi)|.
Semua nilai tersebut dapat dicari menggunakan bantuan tabel penolong
dibawah, didapat sebagai berikut.
n = 33
xi = 1659
푥̅ = 50,273
(푥 − 푥̅) = 4678,545
푆 =∑(푥 − 푥̅)푛 − 1 =
4678,54533 − 1 = 146,205
푆 = 146,205 = 12,092
Lampiran 15c
Tabel Penolong Uji Lilliefors Kelas VII E (Pre Test)
No. Nama xi (푥 − 푥̅) (푥 − 푥̅) zi F(zi) S(zi) |F(zi) S(zi)|
1 Mukhammad Fiky Ramadhan 23 -27,273 743,817 -2,26 0,0119 0,0303 0,0184 2 Tejo Suminar 30 -20,273 410,995 -1,68 0,0465 0,0606 0,0141 3 Ana Dwi Astutik 34 -16,273 264,811 -1,35 0,0885 0,0909 0,0024 4 Reza Sabila Robbi 36 -14,273 203,719 -1,18 0,1190 0,1515 0,0325 5 Sapto Faris Novianto 36 -14,273 203,719 -1,18 0,1190 0,1515 0,0325 6 Dwi Yoga Aji Nugroho 37 -13,273 176,173 -1,10 0,1357 0,2121 0,0764 7 Edelweis Agusta Octavia 37 -13,273 176,173 -1,10 0,1357 0,2121 0,0764 8 Deddy Daud Apriady Putra 42 -8,273 68,443 -0,68 0,2482 0,2727 0,0245 9 Fahrur Rozi 42 -8,273 68,443 -0,68 0,2482 0,2727 0,0245
10 Yeni Indah Maulina 43 -7,273 52,897 -0,60 0,2742 0,3030 0,0288 11 Kisti Wulandari 47 -3,273 10,713 -0,27 0,3936 0,3333 0,0603 12 Dewa Adi Pranata Nurdiawan 48 -2,273 5,167 -0,19 0,4246 0,4242 0,0004 13 Ferri Yuliyanto 48 -2,273 5,167 -0,19 0,4246 0,4242 0,0004 14 Gilang Ahsanal Fikri 48 -2,273 5,167 -0,19 0,4246 0,4242 0,0004 15 Bambang Rusmanto 50 -0,273 0,075 -0,02 0,4920 0,5455 0,0535 16 Delia Ennan Dinny 50 -0,273 0,075 -0,02 0,4920 0,5455 0,0535 17 Dilla Saputri 50 -0,273 0,075 -0,02 0,4920 0,5455 0,0535 18 Putri Dewi Ayu Lestari 50 -0,273 0,075 -0,02 0,4920 0,5455 0,0535 19 Dodi Novean 52 1,727 2,983 0,14 0,5557 0,6061 0,0504 20 Isna Nikmatul Fauziah 52 1,727 2,983 0,14 0,5557 0,6061 0,0504 21 Indah Amalia 56 5,727 32,799 0,47 0,6808 0,7576 0,0768 22 Kaviga Agustin 56 5,727 32,799 0,47 0,6808 0,7576 0,0768 23 Khalimatus Sadiyah 56 5,727 32,799 0,47 0,6808 0,7576 0,0768 24 Setyaningsih 56 5,727 32,799 0,47 0,6808 0,7576 0,0768 25 Vanny Ayu Lestari 56 5,727 32,799 0,47 0,6808 0,7576 0,0768 26 Aprilia Permatasari 61 10,727 115,069 0,89 0,8133 0,8485 0,0352 27 Dwi Prastiwi Inawati 61 10,727 115,069 0,89 0,8133 0,8485 0,0352 28 Muhamad Faizal Ardha 61 10,727 115,069 0,89 0,8133 0,8485 0,0352 29 Fendi Khoirudin 62 11,727 137,523 0,97 0,8340 0,9091 0,0751 30 Muhammad Muhlisin 62 11,727 137,523 0,97 0,8340 0,9091 0,0751 31 Ahmad Khabib 70 19,727 389,155 1,63 0,9484 0,9697 0,0213 32 Joko Adi Sasono 70 19,727 389,155 1,63 0,9484 0,9697 0,0213 33 Mila Paramita 77 26,727 714,333 2,21 0,9864 1,0000 0,0136
1659 4678,545 Rata-rata 50,273
S2 146,205 S 12,092
Lo 0,0768 L 0,1542
1) Mencari zi, berdasarkan tabel diatas dengan rumus 푧 = ̅.
Contoh:
Untui i = 1, maka z1 dapat dicari:
푧 =푥 − 푥̅푠 =
23 − 50,27312,092 = −2,26
2) Menghitung F(zi) dengan menggunakan tabel distribusi normal baku
pada lampiran 17.
Karena pada daftar distribusi normal baku tidak memuat harga zi
negatif, maka dengan menggunakan sifat simetri untuk z1 = 2,26
diperoleh luas dibawah lengkung normal standar adalah 0,4881 dan
F(z1) = 0,5 – 0,4881 = 0,0119.
3) Menghitung porposi S(zi)
Contoh:
Untuk i = 1
S(z ) =banyaknya z , z , z , … , z ≤ z
n
푆(푧 ) =1
33= 0,0303
4) Menghitung selisih F(zi) – S(zi) dan menentukan harga mutlaknya.
Contoh:
|F(z1) – S(z1)| = 0,0119 – 0,0303 = 0,0184
5) Menentukan L0 dengan cara mengambil harga mutlak terbesar di
antara harga-harga multak selisih tersebut, diperoleh L0 = 0,0768.
6) Membandingkan L0 dengan Ltabel pada taraf signifikan 5%.
Dari tabel lilliefors pada lampiran 18, dengan = 5% dan n = 33
diperoleh 퐿 = ,√
= 0,1542.
5. Analisis
Jadi, L0 < L atau 0,0768 < 0,1542.
6. Kesimpulan
Karena L0 < L atau 0,0768 < 0,1542. Maka H0 diterima. Jadi, sampel nilai pre
test dari populasi berdistribusi normal.
PERHITUNGAN MANUAL UJI NORMALITAS
NILAI POST TEST KELAS VII E (KELAS KONTROL)
1. Rumusan Hipotesis
H0: Sampel nilai post test dari populasi berdistribusi normal.
Ha: Sampel nilai post test dari populasi berdistribusi tidak normal.
2. Uji Statistik yang Digunakan
Uji Lilliefors dengan taraf signifikan 5%.
3. Kriteria
a. Jika harga L0 < L, maka H0 diterima atau sampel nilai post test dari
populasi berdistribusi normal.
b. Jika harga L ≥ 퐿, maka H0 ditolak atau sampel nilai post test dari
populasi berdistribusi tidak normal.
4. Perhitungan
Untuk pengujian hipotesis nol tersebut kita tempuh dengan prosedur berikut
ini:
a. Data nilai post test diberi simbol yi.
b. Mengurutkan data sampel dari skor terendah ke skor tertinggi.
c. Menghitung yi.
d. Menghitung rata-rata ( y ).
e. Menghitung nilai zi, F(zi), S(zi), dan |F(zi)-S(zi)|.
Semua nilai tersebut dapat dicari menggunakan bantuan tabel penolong
dibawah, didapat sebagai berikut.
n = 33
yi = 2452
푦 = 74,303
(푦 − 푦) = 7166,970
푆 =∑(푦 − 푦)푛 − 1 =
7166,97033 − 1 = 223,968
푆 = 223,968 = 14,966
Lampiran 15d
Tabel Penolong Uji Lilliefors Kelas VII E (Post Test)
No. Nama yi (푦 − 푦) (푦 − 푦) zi F(zi) S(zi) |F(zi) S(zi)|
1. Dwi Yoga Aji Nugroho 40 -34,303 1176,696 -2,29 0,0101 0,0606 0,0505
2. Tejo Suminar 40 -34,303 1176,696 -2,29 0,0101 0,0606 0,0505 3. Ana Dwi Astutik 41 -33,303 1109,090 -2,23 0,0129 0,0909 0,0780 4. Setyaningsih 58 -16,303 265,788 -1,09 0,1379 0,1212 0,0167
5. Dewa Adi Pranata Nurdiawan 60 -14,303 204,576 -0,96 0,1685 0,1818 0,0133 6. Vanny Ayu Lestari 60 -14,303 204,576 -0,96 0,1685 0,1818 0,0133 7. Mukhammad Fiky Ramadhan 63 -11,303 127,758 -0,76 0,2236 0,2121 0,0115 8. Edelweis Agusta Octavia 64 -10,303 106,152 -0,69 0,2451 0,2727 0,0276
9. Ferri Yuliyanto 64 -10,303 106,152 -0,69 0,2451 0,2727 0,0276
10. Muhamad Faizal Ardha 65 -9,303 86,546 -0,62 0,2676 0,3030 0,0354 11. Isna Nikmatul Fauziah 69 -5,303 28,122 -0,35 0,3632 0,3333 0,0299 12. Kaviga Agustin 76 1,697 2,880 0,11 0,5438 0,4242 0,1196 13. Khalimatus Sadiyah 76 1,697 2,880 0,11 0,5438 0,4242 0,1196 14. Putri Dewi Ayu Lestari 76 1,697 2,880 0,11 0,5438 0,4242 0,1196 15. Fahrur Rozi 77 2,697 7,274 0,18 0,5714 0,4848 0,0866
16. Yeni Indah Maulina 77 2,697 7,274 0,18 0,5714 0,4848 0,0866 17. Delia Ennan Dinny 78 3,697 13,668 0,25 0,5987 0,5455 0,0532 18. Gilang Ahsanal Fikri 78 3,697 13,668 0,25 0,5987 0,5455 0,0532 19. Deddy Daud Apriady Putra 79 4,697 22,062 0,31 0,6217 0,6061 0,0156
20. Joko Adi Sasono 79 4,697 22,062 0,31 0,6217 0,6061 0,0156 21. Indah Amalia 80 5,697 32,456 0,38 0,6480 0,6364 0,0116
22. Bambang Rusmanto 81 6,697 44,850 0,45 0,6736 0,6970 0,0234 23. Kisti Wulandari 81 6,697 44,850 0,45 0,6736 0,6970 0,0234
24. Ahmad Khabib 83 8,697 75,638 0,58 0,7190 0,7273 0,0083 25. Aprilia Permatasari 84 9,697 94,032 0,65 0,7422 0,7879 0,0457 26. Dodi Novean 84 9,697 94,032 0,65 0,7422 0,7879 0,0457
27. Dilla Saputri 86 11,697 136,820 0,78 0,7823 0,8182 0,0359 28. Sapto Faris Novianto 88 13,697 187,608 0,92 0,8212 0,8485 0,0273 29. Reza Sabila Robbi 89 14,697 216,002 0,98 0,8365 0,8788 0,0423 30. Mila Paramita 93 18,697 349,578 1,25 0,8944 0,9091 0,0147
31. Fendi Khoirudin 94 19,697 387,972 1,32 0,9066 0,9697 0,0631 32. Muhammad Muhlisin 94 19,697 387,972 1,32 0,9066 0,9697 0,0631 33. Dwi Prastiwi Inawati 95 20,697 428,366 1,38 0,9162 1,0000 0,0838
2452
7166,970
Rata-rata 74,303 S2 223,968 S 14,966
L0 0,1196 L 0,1542
1) Mencari zi, berdasarkan tabel diatas dengan rumus 푧 = .
Contoh:
Untui i = 1, maka z1 dapat dicari:
푧 =푦 − 푦푠 =
40− 74,30314,966 = −2,29
2) Menghitung F(zi) dengan menggunakan tabel distribusi normal baku
pada lampiran 17.
Karena pada daftar distribusi normal baku tidak memuat harga zi
negatif, maka dengan menggunakan sifat simetri untuk z1 = 2,29
diperoleh luas dibawah lengkung normal standar adalah 0,4899 dan
F(z1) = 0,5 – 0,4899 = 0,0101.
3) Menghitung porposi S(zi)
Contoh:
Untuk i = 1
S(z ) =banyaknya z , z , z , … , z ≤ z
n
푆(푧 ) =2
33 = 0,0606
4) Menghitung selisih F(zi) – S(zi) dan menentukan harga mutlaknya.
Contoh:
|F(z1) – S(z1)| = 0,0101 – 0,0606 = 0,0505
5) Menentukan L0 dengan cara mengambil harga mutlak terbesar di
antara harga-harga multak selisih tersebut, diperoleh L0 = 0,1196.
6) Membandingkan L0 dengan Ltabel pada taraf signifikan 5%.
Dari tabel lilliefors pada lampiran 18, dengan = 5% dan n = 33
diperoleh 퐿 = ,√
= 0,1542.
5. Analisis
Jadi, L0 < L atau 0,1196 < 0,1542.
6. Kesimpulan
Karena L0 < L atau 0,1196 < 0,1542. Maka H0 diterima. Jadi, sampel nilai post
test dari populasi berdistribusi normal.
PERHITUNGAN MANUAL UJI HOMOGENITAS
NILAI PRE TEST KELAS VII A DAN VII E
1. Rumusan Hipotesis
퐻 ∶ 푠 = 푠
퐻 ∶ 푠 ≠ 푠
퐻 : Varians nilai Pre Test kelas VII A dan nilai Pre Test kelas VII E SMP N 2
Mranggen homogen/sama.
퐻 : Varians nilai Pre Test kelas VII A dan nilai Pre Test kelas VII E SMP N 2
Mranggen tidak homogen/berbeda.
2. Uji Statistik yang Digunakan
Uji F (Varians terbesar dibandingkan dengan varians terkecil) dengan taraf
signifikan 5%.
3. Kriteria
a. Jika 퐹 < 퐹 , maka H0 diterima (homogen).
b. Jika 퐹 ≥ 퐹 , maka H0 ditolak (tidak homogen).
4. Perhitungan
a. Untuk mencari Fhitung menggunakan rumus:
F =Varians TerbesarVarians Terkecil
b. Untuk menghitung varians (S2) pada nilai pre test menggunakan rumus:
푆 =∑(푥 − 푥̅)푛 − 1
Varians (S2) pada nilai pre test dapat dicari menggunakan bantuan tabel
penolong dibawah, didapat sebagai berikut.
Varians (S2) nilai Pre Test kelas VII A = 256,405
Varian (S2) nilai Pre Test kelas VII E = 146,205
Sehingga, diperoleh:
F =Varians TerbesarVarians Terkecil =
256,405146,205 = 1,754
Jadi, nilai Fhitung = 1,754.
Lampiran 15e
Tabel Penolong Uji Homogenitas Pre Test (Kelas VII A Dan VII E)
No. Nilai Pre Test VII A (x1)
Nilai Pre Test VII E (x2)
(푥 − 푥̅ ) (푥 − 푥̅ ) (푥 − 푥̅ ) (푥 − 푥̅ )
1 27 70 -22,700 19,730 515,290 389,273 2 73 34 23,300 -16,270 542,890 264,713
3 45 61 -4,700 10,730 22,090 115,133 4 61 50 11,300 -0,270 127,690 0,073 5 30 42 -19,700 -8,270 388,090 68,393
6 45 50 -4,700 -0,270 22,090 0,073 7 50 48 0,300 -2,270 0,090 5,153
8 62 50 12,300 -0,270 151,290 0,073 9 74 52 24,300 1,730 590,490 2,993
10 36 61 -13,700 10,730 187,690 115,133 11 42 37 -7,700 -13,270 59,290 176,093 12 61 37 11,300 -13,270 127,690 176,093 13 45 42 -4,700 -8,270 22,090 68,393
14 60 62 10,300 11,730 106,090 137,593 15 56 48 6,300 -2,270 39,690 5,153 16 23 48 -26,700 -2,270 712,890 5,153
17 24 56 -25,700 5,730 660,490 32,833 18 46 52 -3,700 1,730 13,690 2,993 19 44 70 -5,700 19,730 32,490 389,273
20 71 56 21,300 5,730 453,690 32,833
21 56 56 6,300 5,730 39,690 32,833 22 30 47 -19,700 -3,270 388,090 10,693 23 62 23 12,300 -27,270 151,290 743,653 24 50 61 0,300 10,730 0,090 115,133
25 70 77 20,300 26,730 412,090 714,493 26 24 62 -25,700 11,730 660,490 137,593 27 44 50 -5,700 -0,270 32,490 0,073
28 73 36 23,300 -14,270 542,890 203,633 29 75 36 25,300 -14,270 640,090 203,633 30 50 56 0,300 5,730 0,090 32,833 31 36 30 -13,700 -20,270 187,690 410,873
32 61 56 11,300 5,730 127,690 32,833 33 34 43 -15,700 -7,270 246,490 52,853 1640 1659 8204,970 4678,546
푥̅ 49,697 50,273
S2 (x1) 256,405 S2 (x2) 146,205 Fhitung 1,754
Ftabel 1,808
5. Analisis
Diketahui Fhitung = 1,754 dan Ftabel dengan dk pembilang n – 1 = 33 – 1 = 32,
dk penyebut n – 1 = 33 – 1 = 32 dengan taraf signifikan 5%. Tetapi dengan
melihat daftar tabel F pada lampiran 19 tidak diperoleh nilai, sehingga perlu
dilakukan interpolasi dengan cara berikut ini.
dk
pembilang
Ftebel
30 1,82
32 X ?
40 1,76
Untuk menentukan nilai X dengan perhitungan sebagai berikut: 1,82− 푋
1,82− 1,76 =30 − 3230 − 40
1,82− 푋0,06
=−2−10
−18,2 + 10푋 = −0,12
10푋 = 18,08
푋 = 1,808
Jadi, nilai Ftabel adalah 1,808.
6. Kesimpulan
Karena Fhitung = 1,754 Ftabel = 1,808. Maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Sehingga varians nilai Pre Test kelas VII A dan nilai Pre Test kelas VII E
SMP N 2 Mranggen homogen/sama.
PERHITUNGAN MANUAL UJI HOMOGENITAS
NILAI POST TEST KELAS VII A DAN VII E
1. Rumusan Hipotesis
퐻 ∶ 푠 = 푠
퐻 ∶ 푠 ≠ 푠
퐻 : Varians nilai Post Test kelas VII A dan nilai Post Test kelas VII E SMP N
2 Mranggen homogen/sama.
퐻 : Varians nilai Post Test kelas VII A dan nilai Post Test kelas VII E SMP N
2 Mranggen tidak homogen/berbeda.
2. Uji Statistik yang Digunakan
Uji F (Varians terbesar dibandingkan dengan varians terkecil) dengan taraf
signifikan 5%.
3. Kriteria
c. Jika 퐹 < 퐹 , maka H0 diterima (homogen).
d. Jika 퐹 ≥ 퐹 , maka H0 ditolak (tidak homogen).
4. Perhitungan
c. Untuk mencari Fhitung menggunakan rumus:
F =Varians TerbesarVarians Terkecil
d. Untuk menghitung varians (S2) pada nilai post test menggunakan rumus:
푆 =∑(푦 − 푦)푛 − 1
Varians (S2) pada nilai post test dapat dicari menggunakan bantuan tabel
penolong dibawah, didapat sebagai berikut.
Varians (S2) nilai Post Test kelas VII A = 177,871
Varian (S2) nilai Post Test kelas VII E = 223,968
Sehingga, diperoleh:
F =Varians TerbesarVarians Terkecil =
223,968177,871 = 1,259
Jadi, nilai Fhitung = 1,259
Lampiran 15f
Tabel Penolong Uji Homogenitas Post Test (Kelas VII A Dan VII E)
No. Nilai Post Test VII A (y1)
Nilai Post Test VII E (y2)
(푦 − 푦 ) (푦 − 푦 ) (푦 − 푦 ) (푦 − 푦 )
1 58 83 -21,394 8,697 457,703 75,638 2 79 41 -0,394 -33,303 0,155 1109,090
3 79 84 -0,394 9,697 0,155 94,032 4 82 81 2,606 6,697 6,791 44,850 5 78 79 -1,394 4,697 1,943 22,062
6 76 78 -3,394 3,697 11,519 13,668 7 84 60 4,606 -14,303 21,215 204,576
8 78 86 -1,394 11,697 1,943 136,820 9 91 84 11,606 9,697 134,699 94,032
10 50 95 -29,394 20,697 864,007 428,366 11 95 40 15,606 -34,303 243,547 1176,696 12 100 64 20,606 -10,303 424,607 106,152 13 84 77 4,606 2,697 21,215 7,274
14 84 94 4,606 19,697 21,215 387,972 15 86 64 6,606 -10,303 43,639 106,152 16 76 78 -3,394 3,697 11,519 13,668
17 72 80 -7,394 5,697 54,671 32,456 18 83 69 3,606 -5,303 13,003 28,122 19 56 79 -23,394 4,697 547,279 22,062
20 91 76 11,606 1,697 134,699 2,880
21 77 76 -2,394 1,697 5,731 2,880 22 76 81 -3,394 6,697 11,519 44,850 23 95 63 15,606 -11,303 243,547 127,758 24 71 65 -8,394 -9,303 70,459 86,546
25 77 93 -2,394 18,697 5,731 349,578 26 64 94 -15,394 19,697 236,975 387,972 27 89 76 9,606 1,697 92,275 2,880
28 91 89 11,606 14,697 134,699 216,002 29 100 88 20,606 13,697 424,607 187,608 30 88 58 8,606 -16,303 74,063 265,788 31 50 40 -29,394 -34,303 864,007 1176,696
32 96 60 16,606 -14,303 275,759 204,576 33 64 77 -15,394 2,697 236,975 7,274 2620 2452 5691,879 7166,970
푦 79,394 74,303
S2 (y1) 177,871 S2 (y2) 223,968 Fhitung 1,259
Ftabel 1,808
5. Analisis
Diketahui Fhitung = 1,259 dan Ftabel dengan dk pembilang n – 1 = 33 – 1 = 32,
dk penyebut n – 1 = 33 – 1 = 32 dengan taraf signifikan 5%. Tetapi dengan
melihat daftar tabel F pada lampiran 19 tidak diperoleh nilai, sehingga perlu
dilakukan interpolasi dengan cara berikut ini.
dk
pembilang
Ftebel
30 1,82
32 X ?
40 1,76
Untuk menentukan nilai X dengan perhitungan sebagai berikut: 1,82− 푋
1,82− 1,76 =30 − 3230 − 40
1,82− 푋0,06
=−2−10
−18,2 + 10푋 = −0,12
10푋 = 18,08
푋 = 1,808
Jadi, nilai Ftabel adalah 1,808.
6. Kesimpulan
Karena Fhitung = 1,259 Ftabel = 1,808. Maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Sehingga varians nilai Post Test kelas VII A dan nilai Post Test kelas VII E
SMP N 2 Mranggen homogen/sama.
PERHITUNGAN MANUAL UJI t BERPASANGAN
KELAS VII A DAN VII E
1. Hipotesis 퐻 ∶ 휇 = 휇퐻 ∶ 휇 > 휇
퐻 : Selisih hasil belajar (pretest-posttest) siswa kelas eksperimen sama dengan
selisih hasil belajar (pretest-posttest) siswa kelas kontrol.
퐻 : Selisih hasil belajar (pretest-posttest) siswa kelas eksperimen lebih baik
daripada selisih hasil belajar (pretest-posttest) siswa kelas kontrol.
2. Uji Statistik yang Digunakan
Uji t berpasangan (satu pihak) dengan taraf signifikan 5%.
3. Kriteria
a. H0 diterima jika thitung ≤ 푡( ),( )
b. H0 ditolak jika thitung > 푡( ),( )
4. Perhitungan
Untuk mencari thitung menggunakan rumus:
푡 = 푋 − 푋
(푛 − 1)푠 + (푛 − 1)푠푛 + 푛 − 2
1푛 + 1
푛
Dimana: 푋 , 푋 , 푠 dan 푠 dapat dicari menggunakan bantuan tabel penolong
dibawah ini.
Lampiran 15g
Tabel Penolong Uji t Berpasangan Kelas VII A – VII E
No. Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
X1 X2 X1 – X2 X12 X2
2
Pre Test Post Test Pre Test Post Test
1 27 58 70 83 31 13 18 961 169 2 73 79 34 41 6 7 1 36 49 3 45 79 61 84 34 23 11 1156 529
4 61 82 50 81 21 31 10 441 961 5 30 78 42 79 48 37 11 2304 1369 6 45 76 50 78 31 28 3 961 784
7 50 84 48 60 34 12 22 1156 144
8 62 78 50 86 16 36 20 256 1296 9 74 91 52 84 17 32 15 289 1024 10 36 50 61 95 14 34 20 196 1156 11 42 95 37 40 53 3 50 2809 9
12 61 100 37 64 39 27 12 1521 729 13 45 84 42 77 39 35 4 1521 1225 14 60 84 62 94 24 32 8 576 1024
15 56 86 48 64 30 16 14 900 256 16 23 76 48 78 53 30 23 2809 900 17 24 72 56 80 48 24 24 2304 576 18 46 83 52 69 37 17 20 1369 289
19 44 56 70 79 12 9 3 144 81 20 71 91 56 76 20 20 0 400 400 21 56 77 56 76 21 20 1 441 400 22 30 76 47 81 46 34 12 2116 1156
23 62 95 23 63 33 40 7 1089 1600 24 50 71 61 65 21 4 17 441 16 25 70 77 77 93 7 16 9 49 256
26 24 64 62 94 40 32 8 1600 1024 27 44 89 50 76 45 26 19 2025 676 28 73 91 36 89 18 53 35 324 2809 29 75 100 36 88 25 52 27 625 2704
30 50 88 56 58 38 2 36 1444 4
31 36 50 30 40 14 10 4 196 100 32 61 96 56 60 35 4 31 1225 16
33 34 64 43 77 30 34 4 900 1156 1640 2620 1659 2452 980 793 187 34584 24887
푋 49,697 79,394 50,273 74,303 29,697 24,030 5,667
푠 171,280
푠 182,218 Thitung 1,731 Ttabel 1,669
Keterangan:
X1 = Selisih pretest – posttest kelas eksperimen.
X2 = Selisih pretest – posttest kelas kontrol.
X1 – X2 = Selisih hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa:
∑푋 = 980 maka 푋 = 29,697
∑푋 = 793 maka 푋 = 24,030
∑푋 = 34584
∑푋 = 24887
푆 =푛 ∑푋 − (∑푋 )
푛 (푛 − 1)
=33 × 34584 − (980)
33 × (33 − 1)
=1141272 − 960400
33 × 32
=180872
1056
= 171,280
푆 =푛 ∑푋 − (∑푋 )푛 (푛 − 1)
=33 × 24887 − (793)
33 × (33 − 1)
=821271 − 628849
1056
=192422
1056
= 182,218
푡 = 푋 − 푋
(푛 − 1)푠 + (푛 − 1)푠푛 + 푛 − 2
1푛 + 1
푛
푡 = 29,697 − 24,030
(33 − 1) × 171,280 + (33 − 1) × 182,21833 + 33 − 2
133 + 1
33
푡 = 5,667
5480,960 + 5830,97664
233
푡 = 5,667
11311,93664
233
푡 = 5,667√10,712
푡 = 5,6673,273
푡 = 1,731
Jadi, nilai thitung adalah 1,731.
5. Analisis
Diketahui thitung = 1,731 dengan n1 = n2 = 33 dan taraf signifikan 5% dengan
derajat kebebasan n1 + n2 – 2 = 33 + 33 – 2 = 64. Dengan melihat lampiran 20
tidak diperoleh nilai, sehingga perlu dilakukan interpolasi dengan cara berikut.
n ttabel 60 1,67 64 X ?
120 1,66 Untuk menentukan nilai X dengan perhitungan sebagai berikut:
1,67− 푋1,67− 1,66 =
60 − 6460 − 120
1,67− 푋0,01 =
−4−60
−100,2 + 60푋 = −0,04
60푋 = 100,16
푋 = 1,669
Jadi, nila ttabel adalah 푡( ),( ) = t(0,95),(64) = 1,669.
6. Kesimpulan
Karena thitung = 1,731 > t(0,95),(64) = 1,669. Maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Sehingga selisih hasil belajar (pretest-posttest) siswa kelas eksperimen lebih
baik daripada selisih hasil belajar (pretest-posttest) siswa kelas kontrol.
Dengan kata lain penggunaan bahan ajar modul matematika berbasis
pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah secara signifikan efektif
digunakan dalam proses pembelajaran.
NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
N Taraf Signifikan
N Taraf Signifikan
N Taraf Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1% 3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345 4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330 5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306 7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296 8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278 10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270 11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256 13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230 14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194 16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181 17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128 19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115 20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097 22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091 23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086 24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081 25 0,396 0,505 49 0,281 0,364 26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
Sumber: Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Lampiran 16
z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4
0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
1,0 1,1 1,2 1,3 1,4
1,5 1,6 1,7 1,8 1,9
2,0 2,1 2,2 2,3 2,4
2,5 2,6 2,7 2,8 2,9
3,0 3,1 3,2 3,3 3,4
3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
0000 0398 0793 1179 1554
1915 2258 2580 2881 3159
3413 3643 3849 4032 4192
4332 4452 4554 4641 4713
4772 4821 4861 4898 4918
4938 4953 4965 4074 4981
4987 4990 4993 4995 4997
4998 4998 4999 4999 5000
0040 0438 0832 1217 1591
1950 2291 2612 2910 3186
3438 3665 3869 4049 4207
4345 4463 4564 4649 4719
4778 4826 4864 4896 4920
4940 4955 4966 4975 4982
4987 4991 4993 4995 4997
4998 4998 4999 4999 5000
0080 0478 0871 1255 1628
1985 2324 2642 2939 3212
3461 3686 3888 4066 4222
4357 4474 4573 4656 4726
4783 4830 4868 4898 4922
4941 4956 4967 4976 4982
4987 4991 4994 4995 4997
4998 4999 4999 4999 5000
0120 0517 0910 1293 1664
2019 2357 2673 2967 3238
3485 3708 3907 4082 4236
4370 4484 4582 4664 4732
4788 4834 4871 4901 4025
4043 4957 4968 4977 4083
4988 4991 4994 4996 4997
4998 4998 4999 4999 5000
0160 0557 0948 1331 1700
2054 2389 2703 2995 3264
3508 3729 3925 4099 4251
4382 4495 4591 4671 4738
4793 4838 4875 4004 4927
4945 4959 4969 4977 4984
4988 4992 4994 4996 4997
4998 4998 4999 4999 5000
0199 0596 0987 1368 1736
2088 2422 2734 3023 3289
3531 3749 3944 4115 4265
4394 4505 4599 4678 4744
4798 4842 4878 4906 4929
4946 4960 4970 4987 4984
4989 4992 4994 4996 4997
4998 4998 4999 4999 5000
0239 0636 1026 1406 1772
2123 2454 2764 3051 3315
3554 3770 3962 4131 4279
4406 4515 4608 4686 4750
4808 4846 4881 4909 4931
4948 4961 4971 4979 4985
4989 4992 4994 4996 4997
4998 4998 4999 4999 5000
0279 0675 1064 1443 1808
2157 2486 2794 3078 3340
3577 3790 3980 4147 4292
4419 4525 4616 4693 4756
4808 4850 4884 4911 4932
4949 4962 4972 4979 4985
4989 4992 4994 4996 4997
4998 4998 4999 4999 5000
0319 0714 1103 1480 1844
2190 2517 2823 3106 3365
3599 3810 3997 4162 4306
4429 4535 4625 4699 4761
4812 4854 4887 4913 4934
4951 4963 4973 4980 4986
4990 4993 4995 4997 4997
4998 4998 4999 4999 5000
0359 0753 1141 1517 1879
2224 2549 2852 3133 3389
3621 3830 4015 4177 4319
4441 4545 4633 4706 4767
4817 4857 4890 4916 4936
4952 4964 4974 4981 4986
4990 4993 4995 4997 4998
4998 4998 4999 4999 5000
Sumber: Sudjana. 2005. Metode Statistik (Halaman 490). Bandung: Tarsito.
Lampiran 17
LUAS DIBAWAH LENGKUNGAN NORMAL STANDAR Dari 0 ke z
(Bilangan dalam badan daftar menyatakan desimal) z 0
NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS
Ukuran
Sampel
Taraf Nyata ()
0,01 0,05 0,10 0,15 0,20
n = 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
25
30
n > 30
0,417
0,405
0,364
0,348
0,331
0,311
0,294
0,284
0,275
0,268
0,261
0,257
0,250
0,245
0,239
0,235
0,231
0,200
0,187 0,031√n
0,381
0,337
0,319
0,300
0,285
0,271
0,258
0,249
0,242
0,234
0,227
0,220
0,213
0,206
0,200
0,195
0,190
0,173
0,161 0,886√n
0,352
0,315
0,294
0,276
0,261
0,249
0,239
0,230
0,223
0,214
0,207
0,201
0,195
0,289
0,184
0,179
0,174
0,158
0,144 0,805√n
0,319
0,299
0,277
0,258
0,244
0,233
0,224
0,217
0,212
0,202
0,194
0,187
0,182
0,177
0,173
0,169
0,166
0,147
0,136 0,768√n
0,300
0,285
0,265
0,247
0,233
0,223
0,215
0,206
0,199
0,190
0,183
0,177
0,173
0,169
0,166
0,163
0,160
0,142
0,131 0,736√n
Sumber: Sudjana. 2005. Metode Statistik (Halaman 467). Bandung: Tarsito.
Lampiran 18
v2 = dk
penyebut
v1 = dk pembilang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 16 20 24 30 40 50 75 100 200 500
1
2
3
4
5
6
7
161
4,052
18,51
98,49
10,13
34,12
7,71
21,20
6,61
16,26
5,99
13,74
5,59
12,25
200
4,999
19,00
99,01
9,55
30,81
6,94
18,00
5,79
13,27
5,14
10,92
4,74
9,55
216
5,403
19,16
99,17
9,28
29,46
6,59
16,69
5,41
12,06
4,76
9,76
4,35
8,45
225
5,625
19,25
99,25
9,12
26,71
6,39
15,96
5,19
11,39
4,53
9,15
4,12
7,85
230
5,764
19,30
99,30
9,01
26,24
6,26
15,52
5,05
10,97
4,39
8,75
3,97
7,46
234
5,859
19,33
99,33
8,94
27,91
6,16
15,21
4,95
10,67
4,28
8,47
3,87
7,19
237
5,928
19,36
99,34
8,86
27,67
6,09
14,98
4,68
10,45
4,21
8,26
3,79
7,00
239
5,981
19,37
99,38
8,84
27,49
6,04
14,80
4,82
10,27
4,15
8,10
3,73
6,84
241
6,022
19,38
99,38
8,81
27,34
6,00
14,66
4,78
10,15
4,10
7,98
3,68
6,71
242
6,056
19,39
99,40
8,78
27,23
5,98
14,54
4,74
10,05
4,06
7,67
3,63
6,62
243
6,082
19,40
99,41
8,76
27,13
5,93
14,45
4,70
9,96
4,03
7,79
3,60
6,54
244
6,106
19,41
99,42
8,74
27,05
5,91
14,37
4,68
9,89
4,00
7,72
3,57
6,47
245
6,142
19,42
99,43
8,71
26,92
5,87
14,24
4,64
9,77
3,96
7,60
3,52
6,35
246
6,169
19,43
99,44
8,69
26,83
5,84
14,15
4,60
9,63
3,92
7,52
3,49
6,27
248
6,208
19,44
99,45
8,66
26,69
5,80
14,02
4,56
9,55
3,67
7,39
3,44
6,15
249
6,234
19,45
99,46
8,64
26,60
5,77
13,93
4,53
9,47
3,84
7,31
3,41
6,07
250
6,258
19,46
99,47
8,62
26,50
5,74
13,83
4,50
9,38
3,81
7,23
3,38
5,98
251
6,286
19,47
99,48
8,60
26,41
5,71
13,74
4,46
9,29
3,77
7,14
3,34
5,90
252
6,302
19,47
99,48
8,58
26,30
5,70
13,69
4,44
9,24
3,75
7,09
3,32
5,85
253
6,223
19,48
99,49
8,57
26,27
5,68
13,61
4,42
9,17
3,72
7,02
3,29
5,78
253
6,334
19,49
99,49
8,56
26,23
5,66
13,57
4,40
9,13
3,71
6,99
3,28
5,75
254
6,352
19,49
99,49
8,54
26,18
5,65
13,52
4,38
9,07
3,69
6,94
3,25
5,70
254
6,361
19,50
99,50
8,54
26,14
5,64
13,48
4,37
9,04
3,68
6,90
3,24
5,67
254
6,366
19,50
99,50
8,53
26,12
5,63
13,46
4,36
9,02
3,67
6,88
3,23
5,65
Nilai persentil
Untuk distribusi F
(Bilangan dalam Badan Daftar
Menyatakan Fp : Baris Atas Untuk
Lampiran 19
Fp
8
9
10
5,32
11,26
5,12
10,58
4,96
10,04
4,46
8,65
4,26
8,02
4,10
7,56
4,07
7,59
3,66
6,99
3,71
6,55
3,64
7,01
3,63
6,42
3,48
5,99
3,69
6,63
3,46
6,06
3,33
5,64
3,58
6,37
3,37
5,80
3,22
5,39
3,50
6,19
3,29
5,62
3,14
5,21
3,44
6,03
3,23
5,47
3,07
5,06
3,39
5,91
3,16
5,35
3,02
4,95
3,34
5,82
3,13
5,26
2,97
4,85
3,31
5,74
3,10
5,18
2,94
4,76
3,28
5,67
3,07
5,11
2,91
4,71
3,23
5,58
3,02
5,00
2,86
4,60
3,20
5,48
2,96
4,92
2,82
4,52
3,15
5,36
2,93
4,80
2,77
4,41
3,12
5,28
2,90
4,73
2,74
4,33
3,08
5,20
2,86
4,64
2,70
4,25
3,05
5,11
2,82
4,56
2,67
4,17
3,03
5,06
2,80
4,51
2,64
4,12
3,00
5,00
2,77
4,45
2,61
4,05
2,98
4,98
2,78
4,41
2,59
4,01
2,96
4,91
2,73
4,36
2,56
3,96
2,94
4,88
2,72
4,33
2,55
3,93
2,93
4,86
2,71
4,31
2,54
3,91
v2 = dk
penyebut
v1 = dk pembilang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 16 20 24 30 40 50 75 100 200 500 11
12
13
14
15
16
17
18
19
4,84
9,65
4,75
9,33
4,67
9,07
4,60
8,86
4,54
8,68
4,49
8,53
4,45
8,40
4,41
8,28
4,38
3,98
7,20
3,88
6,93
3,80
6,70
3,74
6,51
3,68
6,36
3,63
6,23
3,69
6,11
3,55
6,01
3,52
3,59
6,22
3,49
5,95
3,41
5,74
3,34
5,56
3,29
5,42
3,24
5,29
3,20
5,18
3,16
5,09
3,13
3,36
5,67
3,26
5,41
3,18
5,20
3,11
5,03
3,06
4,89
3,01
4,77
2,96
4,67
2,93
4,58
2,90
3,20
5,32
3,11
5,06
3,02
4,86
2,96
4,69
2,90
4,56
2,85
4,44
2,81
4,34
2,77
4,25
2,74
3,09
5,07
3,00
4,82
2,92
4,62
2,85
4,46
2,79
4,32
2,74
4,20
2,70
4,10
2,66
4,01
2,63
3,01
4,88
2,92
4,65
2,84
4,44
2,77
4,28
2,70
4,14
2,66
4,03
2,62
3,93
2,58
3,85
2,55
2,95
4,74
2,85
4,50
2,77
4,30
2,70
4,14
2,64
4,00
2,59
3,89
2,55
3,79
2,51
3,71
2,48
2,90
4,63
2,80
4,39
2,72
4,19
2,65
4,03
2,59
3,89
2,54
3,78
2,50
3,68
2,46
3,60
2,43
2,86
4,54
2,76
4,30
2,67
4,10
2,60
3,94
2,55
3,80
2,49
3,69
2,45
3,59
2,41
3,51
2,38
2,82
4,46
2,72
4,22
2,63
4,02
2,56
3,86
2,51
3,73
2,45
3,61
2,41
3,52
2,37
3,44
2,34
2,79
4,40
2,69
4,18
2,60
3,96
2,53
3,80
2,48
3,67
2,42
3,55
2,38
3,45
2,34
3,37
2,31
2,74
4,29
2,64
4,05
2,55
3,85
2,48
3,70
2,43
3,58
2,37
3,45
2,33
3,35
2,29
3,27
2,26
2,70
4,21
2,60
3,98
2,51
3,78
2,44
3,62
2,39
3,48
2,33
3,37
2,29
3,27
2,25
3,19
2,21
2,65
4,10
2,54
3,86
2,46
3,67
2,39
3,51
2,33
3,36
2,28
3,25
2,23
3,16
2,19
3,07
2,15
2,61
4,02
2,50
3,78
2,42
3,59
2,35
3,43
2,29
3,29
2,24
3,18
2,19
3,08
2,15
3,00
2,11
2,57
3,94
2,46
3,70
2,38
3,51
2,31
3,34
2,25
3,20
2,20
3,10
2,15
3,00
2,11
2,91
2,07
2,53
3,86
2,42
3,61
2,34
3,42
2,27
3,26
2,21
3,12
2,16
3,01
2,11
2,92
2,07
2,83
2,02
2,50
3,80
2,40
3,56
2,32
3,37
2,24
3,21
2,18
3,07
2,13
2,96
2,08
2,86
2,04
2,78
2,00
2,47
3,74
2,36
3,49
2,28
3,30
2,21
3,14
2,15
3,00
2,08
2,89
2,04
2,79
2,00
2,71
1,96
2,45
3,70
2,35
3,46
2,26
3,27
2,19
3,11
2,12
2,97
2,07
2,86
2,02
2,76
1,98
2,68
1,94
2,42
3,66
2,32
3,41
2,24
3,21
2,16
3,06
2,10
2,92
2,04
2,80
1,99
2,70
1,95
2,62
1,91
2,41
3,62
2,31
3,38
2,22
3,18
2,14
3,02
2,08
2,89
2,02
2,77
1,97
2,67
1,93
1,59
1,90
2,40
3,60
2,30
3,36
2,21
3,16
2,13
3,00
2,07
2,87
2,01
2,75
1,98
2,65
1,92
2,57
1,88
20
21
22
23
8,18
4,35
8,10
4,32
8,02
4,30
7,94
4,28
7,88
5,93
3,49
5,85
3,47
5,78
3,44
5,72
3,42
5,66
5,01
3,10
4,94
3,07
4,67
3,05
4,82
3,03
4,76
4,50
2,87
4,43
2,84
4,37
2,82
4,31
2,80
4,26
4,17
2,71
4,10
2,68
4,04
2,66
3,99
2,64
3,94
3,94
2,60
3,87
2,57
3,81
2,55
3,76
2,53
3,71
3,77
2,52
3,71
2,49
3,65
2,47
3,59
2,45
3,54
3,63
2,45
3,56
2,42
3,51
2,40
3,45
2,38
3,41
3,52
2,40
3,45
2,37
3,40
2,35
3,35
2,32
3,30
3,43
2,35
3,37
2,32
3,31
2,30
3,26
2,28
3,21
3,36
2,31
3,30
2,28
3,24
2,26
3,18
2,24
3,14
3,30
2,28
3,23
2,25
3,17
2,23
3,12
2,20
3,07
3,19
2,23
3,13
2,20
3,07
2,18
3,02
2,14
2,97
3,12
2,16
3,05
2,15
2,99
2,13
2,94
2,10
2,89
3,00
2,12
2,94
2,09
2,88
2,07
2,83
2,04
2,78
2,92
2,08
2,86
2,05
2,80
2,03
2,75
2,00
2,70
2,84
2,04
2,77
2,00
2,72
1,98
2,67
1,96
2,62
2,76
1,99
2,69
1,96
2,63
1,93
2,58
1,91
2,53
2,70
1,98
2,63
1,93
2,58
1,91
2,53
1,88
2,48
2,63
1,92
2,58
1,89
2,51
1,87
2,46
1,84
2,41
2,60
1,90
2,53
1,87
2,47
1,84
2,42
1,82
2,37
2,54
1,87
2,47
1,84
2,42
1,81
2,37
1,79
2,32
2,51
1,85
2,44
1,82
2,38
1,80
2,33
1,77
2,28
2,49
1,84
2,42
1,81
2,36
1,78
2,31
1,76
2,28
v2 = dk
penyebut
v1 = dk pembilang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 16 20 24 30 40 50 75 100 200 500 24
25
26
27
28
29
30
32
34
4,26
7,82
4,24
7,77
4,22
7,72
4,21
7,68
4,20
7,64
4,18
7,60
4,17
7,56
4,15
7,50
4,13
3,40
5,61
3,38
5,57
3,37
5,53
3,35
5,49
3,34
5,45
3,33
5,52
3,32
5,39
3,30
5,34
3,28
3,01
4,72
2,99
4,68
2,89
4,64
2,96
4,60
2,95
4,57
2,98
4,64
2,92
4,51
2,00
4,46
2,88
2,78
4,22
2,76
4,18
2,74
4,14
2,73
4,11
2,71
4,07
2,70
4,04
2,69
4,02
2,67
3,97
2,65
2,62
3,90
2,60
3,86
2,59
3,82
2,57
3,79
2,56
3,76
2,54
3,73
2,53
3,70
2,51
3,66
2,49
2,51
3,67
2,49
3,63
2,47
3,59
2,46
3,56
2,44
3,53
2,43
3,50
2,42
3,47
2,40
3,42
2,38
2,43
3,50
2,41
3,46
2,39
3,42
2,37
3,39
2,36
3,36
2,35
3,33
2,34
3,30
2,32
3,25
2,30
2,36
3,36
2,34
3,32
2,32
3,29
2,30
3,26
2,29
3,23
2,28
3,20
2,27
3,17
2,25
3,12
2,23
2,30
3,25
2,28
3,21
2,27
3,17
2,25
3,14
2,24
3,11
2,22
3,08
2,21
3,06
2,19
3,01
2,17
2,26
3,17
2,24
3,13
2,22
3,09
2,20
3,06
2,19
3,03
2,18
3,00
2,16
2,98
2,14
2,94
2,12
2,22
3,09
2,20
3,05
2,18
3,02
2,16
2,98
2,15
2,95
2,14
2,92
2,12
2,90
2,10
2,86
2,06
2,18
3,03
2,16
2,99
2,15
2,96
2,13
2,93
2,12
2,90
2,10
2,87
2,09
2,84
2,07
2,80
2,05
2,13
2,93
2,11
2,89
2,10
2,86
2,08
2,83
2,06
2,80
2,05
2,77
2,04
2,74
2,02
2,70
2,00
2,09
2,85
2,06
2,81
2,05
2,77
2,03
2,74
2,02
2,71
2,00
2,68
1,99
2,66
1,97
2,62
1,95
2,02
2,74
2,00
2,70
1,99
2,66
1,97
2,63
1,96
2,60
1,94
2,57
1,93
2,55
1,91
2,51
1,89
1,98
2,66
1,96
2,62
1,95
2,58
1,93
2,55
1,91
2,52
1,90
2,49
1,89
2,47
1,86
2,42
1,84
1,94
2,58
1,92
2,54
1,90
2,50
1,88
2,47
1,87
2,44
1,85
2,41
1,84
2,38
1,82
2,34
1,80
1,89
2,49
1,87
2,45
1,85
2,41
1,84
2,38
1,81
2,35
1,80
2,32
1,78
2,28
1,76
2,25
1,74
1,86
2,44
1,84
2,40
1,82
2,36
1,80
2,33
1,78
2,30
1,77
2,27
1,78
2,24
1,74
2,20
1,71
1,82
2,36
1,80
2,32
1,78
2,28
1,76
2,25
1,75
2,22
1,73
2,19
1,72
2,16
1,69
2,12
1,67
1,80
2,33
1,77
2,29
1,76
2,25
1,74
2,21
1,72
2,18
1,71
2,15
1,69
2,13
1,67
2,08
1,64
1,76
2,27
1,74
2,23
1,72
2,19
1,71
2,16
1,69
2,13
1,68
2,10
1,66
2,07
1,64
2,02
1,61
1,74
2,23
1,72
2,19
1,70
2,15
1,68
2,12
1,67
2,09
1,65
2,08
1,64
2,03
1,61
1,96
1,59
1,73
2,21
1,71
2,17
1,69
2,13
1,67
2,10
1,65
2,06
1,64
2,03
1,62
2,01
1,59
1,98
1,57
36
38
40
42
7,44
4,11
7,38
4,10
7,35
4,08
7,31
4,07
7,87
5,29
3,26
5,25
3,25
5,21
3,23
5,18
3,22
5,15
4,42
2,80
4,38
2,85
4,34
2,84
4,31
2,83
4,29
3,93
2,63
3,89
2,62
3,86
2,61
3,83
2,59
3,80
3,61
2,48
3,58
2,46
3,54
2,45
3,51
2,44
3,49
3,38
2,36
3,35
2,35
3,32
2,34
3,29
2,32
3,26
3,21
2,28
3,16
2,26
3,15
2,25
3,12
2,24
3,10
3,08
2,21
3,04
2,19
3,02
2,18
2,99
2,17
2,96
2,97
2,15
2,94
2,14
2,91
2,12
2,88
2,11
2,86
2,89
2,10
2,86
2,09
2,82
2,07
2,80
2,06
2,77
2,82
2,06
2,78
2,05
2,75
2,04
2,73
1,99
2,70
2,76
2,03
2,72
2,02
2,69
2,00
2,66
1,94
2,61
2,68
1,89
2,62
1,96
2,59
1,95
2,58
1,89
2,54
2,58
1,93
2,54
1,92
2,51
1,90
2,49
1,82
2,46
2,47
1,87
2,43
1,85
2,40
1,84
2,37
1,78
2,35
2,38
1,82
2,35
1,80
2,32
1,79
2,29
1,73
2,25
2,30
1,78
2,26
1,76
2,22
1,74
2,20
1,68
2,17
2,21
1,72
2,17
1,71
2,14
1,69
2,11
1,64
2,08
2,15
1,69
2,12
1,67
2,08
1,68
2,05
1,60
2,02
2,08
1,65
2,04
1,63
2,00
1,61
1,97
1,57
1,94
2,04
1,62
2,00
1,60
1,97
1,59
1,94
1,51
1,91
1,98
1,59
1,94
1,57
1,90
1,55
1,88
1,54
1,85
1,94
1,56
1,90
1,54
1,86
1,53
1,84
1,51
1,80
1,91
1,55
1,87
1,53
1,84
1,51
1,81
1,49
1,78
v2 = dk
penyebut
v1 = dk pembilang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 16 20 24 30 40 50 75 100 200 500
44
46
48
50
55
60
65
70
80
4,06
7,24
4,05
7,21
4,04
7,19
4,03
7,17
4,02
7,12
4,00
7,08
3,99
7,04
3,98
7,01
3,96
3,21
5,12
3,20
5,10
3,19
5,08
3,18
5,08
3,17
5,01
3,15
4,98
3,14
4,95
3,13
4,92
3,44
2,82
4,26
2,81
4,24
2,80
4,22
2,79
4,20
2,78
4,16
2,76
4,13
2,75
4,10
2,74
4,08
2,72
2,58
3,78
2,57
3,76
2,56
3,74
2,36
3,72
2,51
3,68
2,52
3,65
2,51
3,62
2,50
3,60
2,48
2,43
3,46
2,42
3,44
2,41
3,42
2,10
3,11
2,38
3,37
2,37
3,31
2,36
3,34
2,35
3,29
2,33
2,31
3,24
2,30
3,22
2,30
3,20
2,29
3,18
2,27
3,15
2,23
3,12
2,24
3,09
2,32
3,07
2,21
2,23
3,07
2,22
3,05
2,21
3,04
2,20
3,02
2,18
2,98
2,17
2,95
2,15
2,93
2,14
2,91
2,12
2,16
2,94
2,14
2,92
2,14
2,90
2,13
2,88
2,11
2,83
2,10
2,82
2,08
2,79
2,07
2,77
2,05
2,10
2,84
2,09
2,82
2,08
2,80
2,07
2,78
2,05
2,75
2,01
2,72
2,02
2,70
2,01
2,67
1,99
2,05
2,75
2,04
2,73
2,03
2,71
2,02
2,70
2,00
2,66
1,99
2,03
1,98
2,61
1,97
2,59
1,95
2,01
2,68
2,00
2,66
1,99
2,64
1,98
2,62
1,97
2,59
1,95
2,56
1,94
2,54
1,93
2,51
1,91
1,98
2,62
1,97
2,60
1,96
2,58
1,95
2,56
1,93
2,53
1,92
2,50
1,90
2,47
1,89
2,45
1,88
1,92
2,52
1,91
2,50
1,90
2,48
1,90
2,16
1,88
2,43
1,86
2,40
1,85
2,37
1,84
2,35
1,82
1,88
2,44
1,87
2,42
1,86
2,40
1,85
2,39
1,83
2,35
1,81
2,32
1,80
2,30
1,79
2,28
1,77
1,81
2,32
1,80
2,30
1,79
2,28
1,78
2,26
1,76
2,23
1,75
2,20
1,74
2,18
1,72
2,15
1,70
1,76
2,24
1,75
2,22
1,74
2,20
1,71
2,18
1,72
2,15
1,70
2,12
1,68
2,09
1,67
2,07
1,65
1,72
2,15
1,71
2,13
1,70
2,11
1,69
2,10
1,67
2,00
1,63
2,03
1,63
2,00
1,62
1,98
1,60
1,66
2,06
1,65
2,04
1,64
2,02
1,63
2,00
1,61
1,96
1,59
1,93
1,57
1,90
1,56
1,88
1,54
1,63
2,00
1,62
1,98
1,61
1,96
1,60
1,91
1,58
1,90
1,56
1,87
1,54
1,84
1,54
1,82
1,51
1,58
1,92
1,57
1,90
1,56
1,88
1,55
1,86
1,52
1,82
1,50
1,79
1,49
1,76
1,47
1,74
1,45
1,56
1,88
1,54
1,86
1,53
1,84
1,52
1,82
1,50
1,78
1,48
1,71
1,46
1,71
1,45
1,69
1,42
1,52
1,82
1,51
1,80
1,50
1,78
1,48
1,76
1,46
1,71
1,44
1,68
1,42
1,64
1,40
1,63
1,38
1,50
1,78
1,48
1,76
1,47
1,73
1,46
1,71
1,43
1,66
1,41
1,63
1,39
1,60
1,37
1,56
1,35
1,48
1,75
1,46
1,72
1,45
1,70
1,44
1,68
1,41
1,61
1,39
1,60
1,37
1,56
1,35
1,53
1,32
100
125
150
200
6,96
3,94
6,90
3,92
6,84
3,91
6,81
3,89
6,76
4,88
3,09
4,82
3,07
4,78
3,06
4,75
3,04
4,74
4,04
2,70
3,98
2,68
3,94
2,67
3,91
2,65
3,88
3,58
2,46
3,51
2,44
3,47
2,43
3,44
2,41
3,41
3,25
2,30
3,20
2,29
3,17
2,27
3,13
2,26
3,11
3,04
2,19
2,99
2,17
2,95
2,16
2,92
2,14
2,90
2,87
2,10
2,82
2,08
2,79
2,07
2,76
2,05
2,73
2,74
2,03
2,65
2,01
2,65
2,00
2,62
1,98
2,60
2,61
1,97
2,59
1,95
2,56
1,94
2,53
1,92
2,50
2,55
1,92
2,51
1,90
2,47
1,89
2,44
1,67
2,44
2,48
1,88
2,43
1,86
2,40
1,85
2,37
1,83
2,34
2,44
1,85
2,36
1,83
2,33
1,82
2,30
1,80
2,28
2,32
1,79
2,28
1,77
2,23
1,76
2,20
1,74
2,17
2,24
1,75
2,19
1,72
2,15
1,71
2,12
1,69
2,09
2,14
1,68
2,06
1,65
2,03
1,64
2,00
1,62
1,97
2,03
1,63
1,98
1,60
1,94
1,59
1,94
1,57
1,88
1,94
1,57
1,89
1,55
1,85
1,54
1,82
1,52
1,79
1,84
1,51
1,79
1,49
1,75
1,47
1,72
1,45
1,69
1,78
1,48
1,73
1,45
1,68
1,44
1,66
1,42
1,62
1,70
1,42
1,64
1,39
1,59
1,37
1,56
1,35
1,53
1,65
1,39
1,59
1,36
1,54
1,34
1,51
1,32
1,48
1,57
1,34
1,51
1,31
1,46
1,29
1,43
1,26
1,39
1,52
1,30
1,46
1,27
1,40
1,25
1,37
1,22
1,33
1,49
1,28
1,43
1,25
1,37
1,22
1,33
1,19
1,28
v2 = dk
penyebut
v1 = dk pembilang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 16 20 24 30 40 50 75 100 200 500 400
1000
2000
3,86
6,70
3,85
6,68
3,84
6,64
3,02
4,68
3,00
4,62
2,99
4,60
2,62
3,83
2,61
3,80
2,60
3,78
2,39
3,36
2,38
3,34
2,37
3,32
2,23
3,06
2,22
3,04
2,21
3,02
2,12
2,85
2,10
2,62
2,09
2,80
2,03
2,69
2,02
2,68
2,01
2,64
1,96
2,55
1,95
2,53
1,94
2,51
1,90
2,16
1,89
2,43
1,88
2,41
1,85
2,37
1,84
2,34
1,83
2,32
1,81
2,29
1,80
2,26
1,79
2,24
1,78
2,23
1,76
2,20
1,75
2,18
1,72
2,12
1,70
2,09
1,69
2,07
1,67
2,04
1,65
2,01
1,64
1,99
1,60
1,92
1,58
1,89
1,57
1,87
1,54
1,84
1,53
1,81
1,52
1,79
1,49
1,74
1,47
1,71
1,46
1,69
1,42
1,64
1,41
1,64
1,40
1,59
1,38
1,57
1,36
1,54
1,35
1,52
1,32
1,47
1,30
1,44
1,28
1,41
1,28
1,42
1,26
1,38
1,24
1,36
1,22
1,32
1,19
1,28
1,17
1,25
1,16
1,24
1,13
1,19
1,11
1,15
1,13
1,19
1,08
1,11
1,00
1,00
Sumber: Sudjana. 2005. Metode Statistik (Halaman 493-496). Bandung: Tarsito.
V t0,995 t0,99 t0,975 t0,95 t0,925 t0,90 T0,75 t0,70 t0,60 t0,55
1 63,66 31,82 12,71 6,31 3,08 1,376 1,000 0,727 0,325 0,158 2 9,92 6,96 4,30 2,92 1,89 1,061 0,816 0,617 0,289 0,142 3 5,84 4,54 3,18 2,35 1,64 0,978 0,765 0,584 0,277 0,137 4 4,60 3,75 2,78 2,13 1,53 0,941 0,741 0,569 0,271 0,134 5 4,03 3,36 2,57 2,02 1,48 0,920 0,727 0,559 0,267 0,132 6 3,71 3,14 2,45 1,94 1,44 0,906 0,718 0,583 0,265 0,131 7 3,50 3,00 2,36 1,90 1,42 0,896 0,711 0,549 0,263 0,130 8 3,36 2,00 2,31 1,86 1,40 0,889 0,700 0,546 0,262 0,130 9 3,25 2,82 2,26 1,83 1,38 0,883 0,703 0,543 0,261 0,129
10 3,17 2,76 2,23 1,81 1,37 0,879 0,700 0,542 0,280 0,129 11 3,11 2,72 2,20 1,80 1,36 0,876 0,697 0,540 0,200 0,129 12 3,06 2,68 2,18 1,78 1,36 0,873 0,695 0,539 0,259 0,128 13 3,01 2,65 2,16 1,77 1,35 0,870 0,694 0,538 0,259 0,128 14 2,98 2,62 2,14 1,76 1,34 0,868 0,692 0,537 0,258 0,128
15 2,95 2,60 2,13 1,75 1,34 0,866 0,691 0,536 0,258 0,128 16 2,92 2,58 2,12 1,75 1,34 0,865 0,690 0,535 0,258 0,128 17 2,90 2,57 2,11 1,74 1,33 0,863 0,689 0,534 0,257 0,128 18 2,88 2,55 2,10 1,73 1,33 0,862 0,698 0,534 0,257 0,127 19 2,86 2,54 2,09 1,73 1,33 0,861 0,638 0,533 0,257 0,127
20 2,84 2,53 2,09 1,72 1,32 0,860 0,687 0,533 0,257 0,127 21 2,83 2,52 2,08 1,72 1,32 0,859 0,686 0,532 0,257 0,127 22 2,82 2,51 2,07 1,72 1,32 0,858 0,686 0,532 0,256 0,127 23 2,81 2,50 2,07 1,71 1,32 0,858 0,685 0,532 0,256 0,127 24 2,80 2,49 2,08 1,71 1,32 0,857 0,685 0,531 0,256 0,127
25 2,79 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,648 0,531 0,256 0,127 26 2,78 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,684 0,531 0,256 0,127 27 2,77 2,47 2,05 1,70 1,31 0,856 0,684 0,531 0,256 0,127 28 2,76 2,47 2,05 1,70 1,31 0,855 0,683 0,530 0,256 0,127 29 2,76 2,46 2,04 1,70 1,31 0,854 0,683 0,530 0,256 0,127
30 2,75 2,46 2,04 1,70 1,31 0,854 0,683 0,530 0,256 0,127 40 2,70 2,42 2,02 1,68 1,30 0,851 0,681 0,529 0,255 0,126 60 2,66 2,39 2,00 1,67 1,30 0,848 0,679 0,527 0,254 0,126 120 2,62 2,36 1,98 1,66 1,29 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126 00 2,58 2,33 1,06 1,645 1,28 0,842 0,674 0,524 0,253 0,126
Sumber: Sudjana. 2005. Metode Statistik (Halaman 491). Bandung: Tarsito.
Lampiran 20
Nilai persentil
Untuk distribusi t
V = dk
(Bilangan Dalam Badan Daftar
Menyatakan tp )
tp
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pembelajaran Kelas VII F (Kelas Uji Coba Kelompok Kecil)
Lampiran 24
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan
hidayah-Nya sehingga Bahan Ajar Modul Matematika Berbasis Pendekatan
Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah ini hadir dihadapan kita. Modul ini
dibuat untuk memenuhi kebutuhan belajar para siswa SMP kelas VII dan sebagai
pelengkap bagi para guru matematika. Modul ini disusun sedemikian rupa
sehingga setiap kompetensi yang ada dalam modul ini disampaikan dengan cara
yang mudah dipahami oleh para siswa.
Di setiap kompetensi dasar, siswa akan diberi penjelasan mengenai teori,
rumus-rumus, dan prosedur-prosedur yang penting. Selain itu contoh-contoh soal
dilengkapi dengan penyelesaiannya secara sistematis sehingga para siswa dengan
bimbingan guru dapat memahami contoh-contoh soal tersebut. Dibagian akhir
modul ini diberikan soal evaluasi yang berbentuk essay. Oleh karena itu siswa
dapat belajar mempersiapkan ulangan khususnya materi segitiga.
Kritik dan saran selalu penulis harapkan dari para siswa, guru, dan
pembaca demi perbaikan modul ini. Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis
berharap semoga Bahan Ajar Modul Matematika Berbasis Pendekatan
Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah ini dapat bermanfaat dan membantu
para siswa serta guru sehingga terjadi proses pembelajaran dengan baik.
Semarang, April 2013
Penulis
Lampiran 25
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................... iii
Peta Kedudukan Modul ..................................................................... v
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi ..................................................................................... 1
B. Prasyarat ..................................................................................... 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul ....................................................... 1
1. Penjelasan Bagi Siswa ............................................................. 1
2. Peran Serta Guru....................................................................... 2
D. Tujuan Akhir ............................................................................... 2
E. Kompetensi ................................................................................. 3
F. Cek Kemampuan ......................................................................... 5
II. PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa ................................................................. 6
B. Kegiatan Belajar ............................................................................ 6
1. Kegiatan Belajar 1: Jenis-jenis Segitiga dan Jumlah Sudut Pada
Segitiga .................................................................................. 8
Uraian Materi ......................................................................... 8
Rangkuman ............................................................................ 19
Tugas ..................................................................................... 20
Tes Formatif .......................................................................... 20
Lembar Kerja ......................................................................... 21
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah iv
2. Kegiatan Belajar 2: Keliling dan Luas Daerah Segitiga .......... 23
Uraian Materi ........................................................................ 23
Rangkuman ............................................................................. 30
Tugas ..................................................................................... 31
Tes Formatif ........................................................................... 31
Lembar Kerja ......................................................................... 32
3. Kegiatan Belajar 3: Melukis Segitiga dan Garis Pada Segitiga 33
Uraian Materi ......................................................................... 33
Rangkuman ............................................................................ 46
Tugas ...................................................................................... 47
Tes Formatif ........................................................................... 48
Lembar Kerja .......................................................................... 49
III. EVALUASI ....................................................................................... 50
IV. PENUTUP ........................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 54
LAMPIRAN ............................................................................................... 55
GLOSARIUM ............................................................................................ 58
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah v
PETA KEDUDUKAN MODUL
Segitiga
Pengertian Segitiga
Jenis-Jenis Segitiga
Panjang
Sisinya
Besar
Sudutnya
Panjang Sisi dan
Besar Sudutnya
Jumlah Sudut
pada Segitiga
Sudut Dalam dan
Luar Segitiga
Keliling dan
Luas Segitiga
Segitiga
Garis-garis segitiga
Melukis
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 1
A. Deskripsi
Modul ini menyajikan standar kompetensi “memahami konsep
segitiga serta menentukan ukurannya”. Didalamnya dibicarakan tentang
mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya serta
menghitung jumlah sudut pada segitiga, menghitung keliling dan luas daerah
segitiga serta menggunakannya dalam pemecahan masalah, kemudian melukis
segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu.
B. Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini, kalian harus sudah mempelajari tentang:
1. Aljabar
2. Geometri
3. Bangun datar
4. Garis dan sudut
5. Bilangan bulat dan bilangan pecahan
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Sebelum mempelajari modul ini, perhatikanlah dan ikutilah petunjuk-
petunjuk serta cara-cara mempelajarinya, baik oleh siswa maupun guru.
1. Penjelasan Bagi Siswa
a. Pelajari secara berurutan dari kegiatan belajar 1, 2, dan 3.
b. Kerjakan tugas, tes formatif, dan lembar kerja disetiap kegiatan
belajar.
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 2
c. Apabila tingkat penguasaan materi telah mencapai 75% keatas,
lanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya. Akan tetapi, bila tingkat
penguasaan dibawah 75%, kalian harus mengulang kegiatan belajar
yang belum dikuasai.
d. Kerjakanlah soal evaluasi dengan cermat. Jika kalian menemui
kesulitan dalam mengerjakan soal evaluasi, kembalilah mempelajari
materi yang terkait.
e. Jika kalian mempunyai kesulitan yang tidak dapat kalian pecahkan,
catatlah, kemudian tanyakan kepada guru pada saat kegiatan tatap
muka atau bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi
modul ini. Dengan membaca referensi lain, kalian juga akan
mendapatkan pengetahuan tambahan.
2. Peran Serta Guru
Dalam kegiatan belajar dengan sistem modul ini, guru mempunyai
peran sebagi berikut:
a. Membimbing siswa dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing siswa dalam memahami konsep dasar materi segitiga
dalam contoh-contoh soal.
c. Membimbing siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan.
d. Melakukan proses penilaian dan mencatat hasil penilaian.
e. Mengadakan remedial bagi siswa yang belum kompeten.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini, kalian diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya,
2. Mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya,
3. Menghitung jumlah sudut pada segitiga,
4. Menghitung sudut dalam dan sudut luar segitiga,
5. Menghitung keliling segitiga,
6. Menghitung luas daerah segitiga,
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 3
7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas daerah
segitiga,
8. Melukis segitiga yang diketahui tiga sisinya, dua sisi satu sudut apitnya
atau satu sisi dan dua sudut,
9. Melukis segitiga samasisi dan segitiga samakaki,
10. Melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu.
E. Kompetensi
Standar Kompetensi : Memahami konsep segitiga serta menentukan
ukurannya.
Alokasi waktu : 6 40 Menit
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya serta menghitung jumlah sudut pada segitiga.
Mendiskusikan jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya dengan menggunakan segitiga.
Mendiskusikan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya dengan menggunakan segitiga.
Mendiskusikan jumlah sudut pada segitiga.
Mendiskusikan sudut dalam dan sudut luar segitiga.
Tugas kelompok
Tes tertulis uraian (pre test dan post test)
2 40 Menit
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 4
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Menghitung keliling dan luas daerah segitiga serta mengguna-kannya dalam pemecahan masalah.
Mendiskusikan pemecahan masalah dengan menggunakan rumus keliling segitiga.
Mendiskusikan pemecahan masalah dengan menggunakan rumus luas daerah segitiga.
Mendiskusikan pemecahan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas daerah segitiga.
Tugas kelompok
Tes tertulis uraian (pre test dan post test)
2 40 Menit
Melukis segitiga, garis tinggi, garis bagi, garis berat dan garis sumbu.
Menggunakan penggaris, jangka, dan busur untuk melukis segitiga jika diketahui: 1. ketiga sisinya 2. dua sisi dan satu
sudut apitnya. 3. satu sisi dan dua
sudut. Melukis segitiga
samasisi dan segitiga samakaki dengan menggunakan penggaris, jangka dan busur derajat.
Menggunakan penggaris dan jangka untuk melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu.
Tugas kelompok
Tes tertulis uraian (pre test dan post test)
2 40 Menit
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 5
F. Cek Kemampuan
Sebelum kalian mempelajari materi yang terdapat pada modul ini,
jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda checklist (√).
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Dapatkah kalian mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya?
2. Dapatkan kalian mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya?
3. Dapatkah kalian menghitung jumlah sudut pada segitiga?
4. Dapatkah kalian menghitung sudut dalam dan sudut luar segitiga?
5. Dapatkah kalian menghitung keliling suatu segitiga?
6. Dapatkah kalian menghitung luas suatu daerah segitga?
7. Dapatkah kalian menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas daerah segitiga?
8. Dapatkah kalian melukis segitiga jika diketahui tiga sisinya?
9. Dapatkah kalian melukis segitiga jika diketahui dua sisi satu sudut apitnya?
10. Dapatkah kalian melukis segitiga jika diketahui satu sisi dan dua sudut?
11. Dapatkah kalian melukis segitiga samasisi dan samakaki?
12. Dapatkah kalian melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu pada segitiga?
Apabila kalian menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas,
pelajarilah materi tersebut pada modul ini. Apabila kalian menjawab “YA”
pada semua pertanyaan, maka lanjutkanlah dengan mengerjakan tugas, tes
formatif, lembar kerja dan evaluasi yang ada pada modul ini.
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 6
A. Rencana Belajar siswa
Rencanakan setiap kegiatan belajar kalian dengan mengisi tabel di
bawah ini. Jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar, mintalah
bukti belajar kepada guru kalian.
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat
Belajar Perubahan
Paraf
Guru
B. Kegiatan Belajar
Berikut ini akan dipelajari tiga kegiatan belajar, yaitu:
1. Jenis-jenis segitiga dan jumlah sudut pada segitiga.
2. Keliling dan luas daerah segitiga.
3. Melukis segitiga dan garis pada segitiga
PEMBELAJARAN
BAB II
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 7
Sumber: Dit. PSMP, 2006
SEGITIGA
Perhatikan gambar kapal layar di atas! Kapal layar yang sedang
mengarungi lautan dengan layarnya yang terkembang merupakan salah contoh
benda yang berbentuk segitiga dan segiempat yang dapat kalian lihat pada
kehidupan sehari-hari. Apakah nama bangun segitiga pada layar tersebut?
Coba kalian cari benda lain yang permukaannya berbentuk segitiga.
Untuk memahami lebih jauh mengenai segitiga, pelajarilah bahan ajar
modul matematika berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan
masalah ini dengan saksama.
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 8
A. Mengenal Segitiga
Agar kalian dapat membentuk sebuah segitiga, lakukan kegiatan
berikut ini. Misalkan diketahui tiga buah sedotan berwarna merah, kuning, dan
hijau dengan ukuran yang sama panjang.
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, kalian diharapkan mampu:
Mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya.
Mengidentifikasi jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.
Menghitung jumlah sudut pada segitiga.
Menghitung sudut dalam dan sudut luar segitiga.
Kegiatan 1
1. Ambil tiga buah sedotan yang
berwarna merah, kuning, dan
hijau.
2. Lalu bentuklah sebuah segitiga
dari ketiga sedotan tersebut.
Apakah ketiga sedotan tersebut
terbentuk tepat sebuah segitiga?
Mengapa?
Kegiatan 2
1. Ambil tiga buah sedotan yang
berwarna merah, kuning, dan
hijau.
2. Kemudian potonglah warna hijau
dengan ukuran sama panjang.
3. Ambil salah satu hasil dari
potongan warna hijau tersebut.
4. Bentuklah sebuah segitiga dari
ketiga sedotan tersebut.
Apakah terbentuk sebuah segitiga?
Mengapa?
Kegiatan Belajar 1
JENIS-JENIS SEGITIGA DAN JUMLAH SUDUT PADA SEGITIGA
Gambar 1.1: Ilustrasi sedotan
Apersepsi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 9
Dari kegiatan di atas, bagaimana syarat tiga ruas garis dapat
membentuk sebuah segitiga? Jelaskan!
Untuk setiap panjang sisi suatu segitiga berikut ini, apakah dapat dilukis
atau tidak? Jelaskan!
a. 3 cm, 4 cm, dan 5 cm
b. 6 cm, 5 cm, dan 8 cm
c. 1 cm, 4 cm, dan 3 cm
d. 4 cm, 5 cm, dan 9 cm
e. 7 cm, 6 cm, dan 8 cm
f. 4 cm, 7 cm, dan 11 cm
g. 9 cm, 8 cm, dan 14 cm
Kegiatan 3
1. Ambil dua buah sedotan yang
berwarna merah dan kuning.
2. Potonglah sedotan warna
kuning dengan ukuran sama
panjang.
3. Bentuklah sebuah segitiga dari
ketiga sedotan tersebut.
Apakah terbentuk sebuah segitiga?
Mengapa?
Kegiatan 4
1. Ambil satu buah sedotan yang
berwarna merah.
2. Lalu potonglah sedotan tersebut
menjadi tiga buah dengan ukuran
sama panjang.
3. Bentuklah sebuah segitiga dari
ketiga potongan sedotan tersebut.
Apakah terbentuk sebuah segitiga?
Mengapa?
Wahana Diskusi
Diskusi dan Penjelasan Konsep
Eksplorasi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 10
B. Jenis-jenis Segitiga
Jenis-jenis segitiga ditentukan oleh panjang sisi dan besar sudut yang
dimiliki. Bagaimana cara kalian mengidentifikasi jenis-jenis segitiga
berdasarkan panjang sisi dan besar sudutnya?
1. Jenis-jenis Berdasarkan Panjang Sisinya
Berikut ini disajikan berbagai bentuk segitiga. Identifikasilah
segitiga-segitiga di bawah ini berdasarkan panjang sisinya!
Gambar 1.2
g
b
d
j h
c
e f
i
a
k
p
l
o
m
n
Eksplorasi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 11
Perhatikan gambar segitiga-segitiga di atas!
a. Gunakan penggaris untuk mengukur panjang sisi segitiga-segitiga
tersebut!
b. Kelompokkan segitiga-segitiga tersebut!
c. Bagaimana cara kalian mengelompokkan segitiga tersebut?
d. Berilah nama pada masing-masing kelompok segitiga tersebut!
e. Kesimpulan apa yang dapat kalian peroleh?
Perhatikan gambar (a)! Jika ditinjau dari panjang sisinya, berbentuk
segitiga apakah layar dari kapal tersebut?
Perhatikan gambar (b)! Jika ditinjau dari panjang sisinya, berbentuk
segitiga apakah layar dari kapal tersebut?
2. Jenis Segitiga Berdasarkan Besar Sudutnya
Berikut ini disajikan berbagai bentuk segitiga. Identifikasilah
segitiga-segitiga di bawah ini berdasarkan besar sudutnya!
Gambar 1.3: Ilustrasi bentuk segitiga (b) (a)
Wahana Diskusi
Diskusi dan Penjelasan Konsep
Eksplorasi
a b c
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 12
Perhatikan gambar segitiga-segitiga di atas!
a. Gunakan busur derajat untuk mengukur besar sudut segitiga-segitiga
tersebut!
b. Kelompokkan segitiga-segitiga tersebut!
c. Bagaimana cara kalian mengelompokkan segitiga tersebut?
d. Berilah nama pada masing-masing kelompok segitiga tersebut!
e. Kesimpulan apa yang dapat kalian peroleh?
e d
h g
f
l
i
k j
Gambar 1.4
(a) (b) Gambar 1.5: Ilustrasi bentuk segitiga
Wahana Diskusi
Diskusi dan Penjelasan Konsep
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 13
Perhatikan gambar (a)! Jika ditinjau dari besar sudutnya, berbentuk
segitiga apakah dinding pada teras rumah tersebut?
Perhatikan gambar (b)! Jika ditinjau dari besar sudutnya, berbentuk
segitiga apakah bendera pada gambar tersebut?
3. Jenis-jenis Segitiga Ditinjau dari Panjang Sisi dan Besar Sudutnya
Kalian sudah mengetahui jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang
sisi dan besar sudutnya. Selanjuntya bagaimana jenis-jenis segitiga yang
ditinjau dari panjang sisi dan besar sudutnya?
1. Adakah segitiga lancip yang merupakan segitiga samasisi? Mengapa?
2. Adakah segitiga tumpul yang merupakan segitiga samasisi? Mengapa?
3. Adakah segitiga siku-siku yang merupakan segitiga samasisi?
Mengapa?
4. Adakah segitiga lancip yang merupakan segitiga samakaki? Mengapa?
5. Adakah segitiga tumpul yang merupakan segitiga samakaki? Mengapa?
6. Adakah segitiga siku-siku yang merupakan segitiga samakaki?
Mengapa?
7. Adakah segitiga lancip yang merupakan segitiga sembarang? Mengapa?
8. Adakah segitiga tumpul yang merupakan segitiga sembarang?
Mengapa?
9. Adakah segitiga siku-siku yang merupakan segitiga sembarang?
Mengapa?
Dari pertanyaan-pertanyaan di atas, kesimpulan apa yang dapat kalian
peroleh?
Diskusi dan Penjelasan Konsep
Wahana Diskusi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 14
Dengan cara mengukur besar sudutnya, sebutkan jenis-jenis segitiga
berikut ini.
1. 2. 3.
Penyelesaian:
1. Setelah kalian hitung besar masing-masing sudutnya, maka diperoleh
∠퐴 = 40 , ∠퐵 = 90 , dan ∠퐶 = 50 . Jadi, gambar tersebut adalah
segitiga siku-siku. Karena memiliki satu sudut siku-siku, yaitu ∠퐵.
2. Coba kalian ukur masing-masing sudutnya menggunakan busur
derajat. Maka kalian akan memperoleh salah satu sudutnya merupakan
sudut tumpul, yaitu ∠퐴. Jadi, gambar tersebut adalah segitiga tumpul.
3. Coba kalian ukur masing-masing sudutnya menggunakan busur
derajat. Maka kalian akan memperoleh ketiga sudutnya merupakan
sudut lancip. Jadi, segitiga tersebut adalah segitiga lancip.
C. Jumlah Sudut pada Segitiga
Berapakah jumlah sudut pada segitiga? Dapatkah kalian menghitung
jumlah sudut pada segitiga? Untuk menemukan jumlah sudut pada segitiga,
ikutilah langkah-langkah berikut ini.
1. Buatlah guntingan kertas berbentuk segitiga seperti gambar berikut.
Misalkan masing-masing sudut pada segitiga tersebut kalian namai a,b,
dan c.
Perhatikan contoh berikut
Gambar 1.6 (c) (b) (a)
A B
C
A B
C
A B
C
Gambar 1.7
a
c b
Eksplorasi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 15
2. Potonglah ketiga sudut seperti gambar berikut ini.
3. Kemudian susunlah hasil potongan sudut-sudut tersebut secara
berhimpitan seperti gambar di bawah ini.
Dengan percobaan yang telah kalian lakukan di atas, kalian telah
menemukan jumlah ukuran sudut-sudut pada segitiga. Jika sudut-sudut pada
segitiga tersebut diletakkan berhimpitan, apakah ketiga potongan sudut
tersebut membentuk garis lurus? Kesimpulan apa yang dapat kalian peroleh?
Diketahui persegi ABCD seperti gambar di bawah ini.
Tentukanlah besar sudut-sudut berikut!
a. Besar ∠퐵퐴퐷 d. Besar ∠퐴퐷퐵
b. Besar ∠퐵퐶퐷 e. Besar ∠퐶퐷퐵
c. Besar ∠퐴퐵퐷
1. Diketahui ∆퐴퐵퐶 seperti gambar berikut ini,
a. Bagaimana cara kalian menentukan besar
masing-masing sudut pada segitiga
tersebut?
b. Berapakah besar masing-masing sudut
tersebut?
Gambar 1.8
a
c b
Wahana Diskusi
Gambar 1.9
a b c
A B
C D
Gambar 1.10
Diskusi dan Penjelasan Konsep
Perhatikan contoh berikut
Gambar 1.11 A
C
B
푥
2푥 90
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 16
Penyelesaian:
a. Segitiga ABC adalah segitiga siku-siku di A. Sehingga, besar
∠퐶퐴퐵 = 90 . Oleh karena ∠퐶퐴퐵 + ∠퐴퐵퐶 + ∠퐵퐶퐴 = 180 maka
90 + 2푥 + 푥 = 180
90 + 3푥 = 180
3푥 = 180 − 90
3푥 = 90
푥 = 30
Setelah kalian menghitung xo, barulah kalian dapat menentukan
besar masing-masing sudutnya.
b. Jadi, besar setiap sudut pada ∆ABC tersebut adalah ∠퐶퐴퐵 = 90 ,
∠퐴퐵퐶 = 2푥 = 2(30 ) = 60 , dan ∠퐵퐶퐴 = 푥 = 30
2. Diketahui perbandingan sudut-sudut sebuah segitiga adalah 2 : 3 : 4.
Bagaimana cara kalian menentukan besar setiap sudut segitiga tersebut?
Penyelesaian:
Misalnya, besar sudut-sudut segitiga tersebut adalah 2푥 , 3푥 , dan 4푥 .
Oleh karena itu jumlah sudut pada segitiga adalah 180 maka
2푥 + 3푥 + 4푥 = 180
9푥 = 180
푥 =180
9 = 20
Dengan demikian, 2푥 = 2(20 ) = 40 ; 3푥 = 3(20 ) = 60 ;
dan 4푥 = 4(20 ) = 80 .
Jadi, besar setiap sudut segitiga tersebut adalah 40 , 60 , dan 80 .
Diketahui ∆푃푄푅 seperti pada gambar di samping.
1. Berapakah besar ∠푃?
2. Berapakah besar ∠푄?
3. Apakah besar ∠푃 = ∠푄? Mengapa?
Wahana Diskusi
Gambar 1.12 P Q
R
80o
2 cm 2 cm
? ?
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 17
D. Sudut Dalam dan Sudut Luar Segitiga
Sudut luar segitiga adalah sudut yang dibentuk oleh sisi segitiga dan
perpanjangan sisi lainnya dalam segitiga tersebut. Coba kalian pikirkan
apakah yang dimaksud dengan sudut dalam suatu segitiga?
Perhatikan ∆퐴퐵퐶 di bawah ini! Garis AB diperpanjang sampai di titik
D. Sudut-sudut a, b, dan c disebut sudut dalam ∆퐴퐵퐶, sedangkan CBD
disebut sudut luar ∆퐴퐵퐶.
Karena sudut dalam dan sudut luar segitiga saling berpelurus maka:
∠푏 + ∠퐶퐵퐷 = 180o (berpelurus)
∠퐶퐵퐷 = 180o ∠푏 . . . (1)
∠푎 + ∠푏 + ∠푐 = 180o (segitiga dalam segitiga)
∠푎 + ∠푐 = 180o ∠푏 . . . (2)
Dengan menyubstitusikan persamaan (2) ke persamaan (1), apa yang
kalian peroleh?
Coba diskusikan dengan kelompok kalian.
1. Kesimpulan apa yang dapat kalian peroleh tentang hubungan antara ∠퐶퐵퐷
dan ∠퐴퐵퐶?
2. Berapakah besar ∠퐶퐵퐷?
3. Kesimpulan apa yang dapat kalian peroleh tentang hubungan antara
ukuran sudut luar segitiga (∠퐶퐵퐷) dan dua sudut dalam segitiga
(∠푎 dan ∠푐)?
A
C
B D
a b
c
Gambar 1.13
Jumlah sudut segitiga adalah 180o. Jadi, ∠푎 + ∠푏 + ∠푐 = 180o
atau bisa juga ditulis ∠퐵퐴퐶 + ∠퐴퐵퐶 + ∠퐵퐶퐴 = 180o
Ingat Kembali
Eksplorasi
Diskusi dan Penjelasan Konsep
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 18
Perhatikan gambar di samping!
Berapakah besar sudut luar dan sudut dalam pada segitiga di samping?
Jika diketahui ∠퐶퐴퐵 = 80o dan ∠퐵퐶퐴 = 35o .
Penyelesaian:
∠퐶퐵퐷 merupakan sudut luar pada ∆퐴퐵퐶, maka
∠퐶퐵퐷 = ∠퐶퐴퐵 + ∠퐵퐶퐴
= 80o + 35o
= 115o
∠퐶퐵퐴 merupakan sudut dalam pada ∆퐴퐵퐶.
Oleh karena ∠퐶퐵퐴 + ∠퐶퐵퐷 = 180 (berpelurus) maka
∠퐶퐵퐴 = 180 − ∠퐶퐵퐷
∠퐶퐵퐴 = 180 − 115
∠퐶퐵퐴 = 65
Jadi, besar sudut luar dan sudut dalam pada segitiga tersebut adalah
115 dan 65 .
Perhatikan gambar di samping!
1. Berapakah besar sudut luar ∆퐷퐸퐹?
2. Hitunglah besar ∠퐷퐸퐹!
3. Hitunglah besar ∠퐸퐷퐹!
Perhatikan contoh berikut
A B
C
80o
35o
D Gambar 1.14
Gambar 1.15
D
E
G
F
35o
75o
Wahana Diskusi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 19
Setelah kalian mempelajari kegiatan belajar 1, coba kalian
lengkapi rangkuman di bawah ini.
1. Jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya.
a) ………………………………………………………………
b) ………………………………………………………………
c) ………………………………………………………………
2. Jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.
a) ………………………………………………………………
b) ………………………………………………………………
c) ………………………………………………………………
3. Jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisi dan besar sudutnya.
a. ………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………
c. ………………………………………………………………
d. ………………………………………………………………
e. ………………………………………………………………
f. ………………………………………………………………
g. ………………………………………………………………
4. Jumlah ketiga sudut pada suatu segitiga adalah ………………...
5. Besar sebuah sudut luar segitiga sama dengan ..………………...
………………...………………...………………...……………..
Rangkuman 1
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 20
1. Selidikilah, apakah panjang sisi-sisi berikut dapat dibuat sebuah segitiga?
a. 6 cm, 9 cm, dan 15 cm
b. 10 cm, 10 cm, dan 12 cm
2. Dengan cara mengukur panjang sisinya, sebutkan jenis-jenis segitiga
berikut ini.
a. b. c.
3. Diketahui ∆퐴퐵퐶,besar ∠퐴 = 75 dan ∠퐵 = 55 .
Maka berapakah besar ∠퐶?
4. Dapatkah segitiga tumpul merupakan segitiga samakaki? Jelaskan!
1. Dengan cara mengukur besar sudutnya, sebutkan jenis-jenis
segitiga berikut ini.
a. b. c.
2. Besar sudut-sudut suatu segitiga adalah 45o dan 60o. Maka berapakah
besar sudut yang ketiga?
3. Perhatikan gambar di samping! Diketahui besar ∠퐴퐶퐹 = 110 dan
∠퐷퐵퐸 = 45 . Hitunglah:
a. Besar ∠퐴퐵퐶
b. Besar ∠퐴퐶퐵
c. Besar ∠퐵퐴퐶
4. Sebuah meja berbentuk segitiga siku-siku dengan besar salah satu
sudutnya adalah 35o. Maka berapakah besar sudut yang lainnya?
5. Adakah segitiga lancip merupakan segitiga samakaki? Jelaskan.
A D
E
B
F C 110o
45o
Tes Formatif 1
Tugas 1
Pengembangan dan Aplikasi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 21
Nama Kelompok :
Kelas :
1. Perhatikan gambar berikut ini!
a. Dibentuk dari segitiga apa sajakah ∆퐴퐵퐶?
b. Ada berapa segitiga siku-siku pada ∆퐴퐵퐶?
c. Ada berapa segitiga samakaki pada ∆퐴퐵퐶?
d. Ada berapa segitiga samasisi pada ∆퐴퐵퐶?
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
2. Perbandingan sudut-sudut sebuah segitiga adalah 5 : 6 : 7. Tentukanlah besar
setiap sudut segitiga tersebut!
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
3. Pada gambar di samping,
∠퐶 = 105 , ∠퐴 = 2푥 , dan
∠퐴퐵퐶 = 3푥 . Berapakah besar
∠퐶퐷퐵?
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
B A
C
C
D B A
105o
2xo 3xo
Lembar Kerja 1
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 22
4. Sebuah cermin berbentuk segitiga dengan besar kedua sudutnya adalah 45o.
a. Berapakah besar sudut yang ketiga?
b. Termasuk jenis segitiga apakah cermin tersebut?
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
5. Diketahui segitiga dengan besar tiap-tiap sudutnya 50o, 60o, dan 70o. Segitiga
apakah itu? Jelaskan.
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 23
A. Keliling Daerah Segitiga
Pernahkah kalian menghitung keliling suatu daerah bidang datar?
Misalnya keliling lapangan, sawah, dan taman. Keliling suatu bidang datar
adalah jumlah panjang sisi yang membatasi bidang itu. Bagaimanakah dengan
keliling segitiga? Coba kalian ingat kembali rumus keliling segitiga!
Untuk mengingat kembali rumus keliling segitiga, ikuti langkah-
langkah berikut ini! Misal diketahui ∆퐴퐵퐶 seperti gambar berikut.
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, kalian diharapkan mampu:
Menghitung keliling segitiga.
Menghitung luas daerah segitiga.
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas
daerah segitiga.
KELILING DAN LUAS DAERAH SEGITIGA
Kegiatan Belajar 2
Gambar 2.1
C
B A
Perhatikan gambar di samping!
1. Gunakan penggaris untuk mengukur
panjang sisi segitiga tersebut.
2. Bagaimana cara kalian menghitung
keliling ∆퐴퐵퐶 pada gambar di samping?
3. Berapakah keliling ∆퐴퐵퐶?
4. Kesimpulan apa yang dapat kalian
peroleh?
5. Dapatkah kalian rumuskan keliling ∆퐴퐵퐶?
Jadi, Rumus Keliling Segitiga: ………………………………………………………
Apersepsi
Eksplorasi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 24
1. Hitunglah keliling segitiga
samakaki PQR di samping!
2. Jelaskan bagaimana cara kalian
menghitung keliling ∆푃푄푅!
Perhatiakan contoh berikut
Pada segitiga di samping, diketahui DE = 14 cm, DF = 21 cm, EG = 5 cm,
dan FG =12 cm. Berapakah keliling ∆퐷퐸퐹 dan ∆퐸퐹퐺?
Penyelesaian:
Sebelum menghitung keliling ∆퐷퐸퐹 dan ∆퐸퐹퐺, kalian harus mencari
panjang sisi EF terlebih dahulu.
퐸퐹 = 퐸퐺 + 퐹퐺
= 5 + 12
= 25 + 144
= 169
퐸퐹 = √169 = 13 cm
Perhatikan ∆퐷퐸퐹, untuk mencari kelilingnya. Kalian harus menjumlahkan panjang ketiga sisi yang membentuk segitiga tersebut. Sehingga, Keliling ∆퐷퐸퐹 = DE + EF + DF
= 14 + 13 + 21 = 48 cm
Jadi, keliling ∆퐷퐸퐹 adalah 48 cm. Kemudian bagaimana cara menghitung keliling ∆퐸퐹퐺? Coba diskusikan dengan kelompok kalian!
Wahana Diskusi
Gambar 2.2 P Q
R
7 cm
5 cm
F
21 cm 12 cm
D E G 5 cm 14 cm Gambar 2.3
Perhatikan segitiga siku-siku EFG. Berdasarkan Teorema Pythagoras didapat: 퐸퐹 = 퐸퐺 + 퐹퐺
Ingat Kembali
Diskusi dan Penjelasan Konsep
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 25
B. Luas Daerah Segitiga
Kalian tentu pernah mengikuti kegiatan kemah,
kegiatan tersebut biasanya menggunakan tenda
sebagai tempat berlindung. Adakah sisi tenda
yang berbentuk segitiga? Bagaimana
menentukan luasnya? Coba ingat kembali rumus
luas daerah segitiga!
Untuk mengingat kembali rumus luas daerah segitiga ikuti langkah-
langkah berikut ini!
1. Gambarlah persegi panjang ABCD pada kertas berpetak dengan ukuran
panjang 12 kotak dan lebar 9 kotak!
2. Potong atau gunting persegi panjang ABCD tersebut menurut sisi-
sisinya!
3. Berapakah luas daerah persegi panjang ABCD?
4. Gambar salah satu diagonal persegi panjang ABCD!
5. Potong/gunting persegi panjang ABCD menurut diagonalnya, sehingga
menjadi dua bagian!
6. Bangun apakah yang kalian peroleh? apakah dua bagian yang kalian
peroleh merupakan bangun yang berukuran sama?
7. Apakah kedua bangun yang kalian peroleh mempunyai luas yang sama?
8. Berapakah luas daerah untuk masing-masing bangun yang kalian
peroleh?
9. Bagaimana rumus luas daerah untuk masing-masing bangun yang kalian
peroleh?
Gambar 2.4
Jadi, Rumus Luas Daerah Segitiga: ………………………………………
Apersepsi
Eksplorasi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 26
Diketahui ∆퐾퐿푀 seperti pada gambar di samping.
Hitunglah luas daerah ∆퐾퐿푀!
Diketahui ∆퐴퐵퐶 dengan
AB = 15 cm, BD = 9 cm, dan
CD = 12 cm.
a. Berapakah luas daerah ∆퐵퐷퐶?
b. Berapakah luas daerah ∆퐴퐵퐶?
= 54
= 90
Penyelesaian:
a. Luas ∆퐵퐷퐶 = × 퐵퐷 × 퐶퐷
= × 9 × 12
Jadi, luas daerah
∆퐵퐷퐶 adalah 54 cm
b. Luas ∆퐴퐵퐶 = × 퐴퐵 × 퐶퐷
= × 15 × 12
Jadi, luas daerah
∆퐴퐵퐶 adalah 90 cm
Perhatikan contoh berikut
Info Matematika Kalian dapat menentukan luas segitiga dengan sisi a, b, dan c diketahui tanpa harus menentukan tingginya. Caranya dengan menggunakan rumus berikut. Luas daerah segitiga = 푠(푠 − 푎)(푠 − 푏)(푠 − 푐) dengan s = setengah keliling segitiga. Rumus tersebut dinamakan formula Horen. Sekarang, coba kalian gunakan rumus tersebut untuk mencari luas daerah segitiga dengan panjang sisi 6 cm, 8 cm, dan 10 cm.
Gambar 2.6 A B
C
D 9 cm 15 cm
12 cm
Wahana Diskusi
Gambar 2.5 14 cm
M
L K
13 cm 12 cm
15 cm
Diskusi dan Penjelasan Konsep
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 27
C. Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Keliling dan
Luas Daerah Segitiga
Berikut ini akan disajikan beberapa permasalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas daerah segitiga. Dapatkah kalian menyelesaikan
permasalahan berikut ini? Coba perhatikan secara saksama.
1. Masalah Kebun
Pak Budi mempunyai kebun
berbentuk seperti pada gambar di
samping. Pak Budi ingin memberi
pagar yang mengelilingi kebunnya.
a. Bagaimana cara kalian menghitung keliling kebun Pak Budi?
b. Berapakah panjang pagar yang diperlukan Pak Budi?
c. Apakah kaitan keliling kebun dengan biaya yang harus dikeluarkan
Pak Budi? Jelaskan!
d. Jika biaya pemasangan pagar Rp25.000,00 per meter, berapakah biaya
yang harus dikeluarkan oleh Pak Budi untuk memasang pagar
tersebut?
2. Pertukangan
Seorang tukang kayu akan membuat
dinding kayu untuk bagian belakang
sebuah gudang seperti gambar di samping.
a. Bagaimana cara kalian menghitung luas dinding gudang tersebut?
b. Berapakah luas dinding gudang tersebut?
c. Apakah kaitan luas dinding gudang dengan biaya yang harus
dikeluarkan untuk membeli kayu? Jelaskan!
d. Jika harga kayu Rp5.000,00/m2, berapakah biaya yang harus
dikeluarkan untuk membuat dinding gudang tersebut?
14 m
8 m
6 m
10 m
Gambar 2.7
Gambar 1.8
4 m
10 m 6 m
Eksplorasi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 28
Pak Amir mempunyai sebidang kebun berbentuk segitiga siku-siku dengan
panjang kaki 15 m dan 20 m. Di sekeliling kebun tersebut akan dibuat
pagar.
a. Bagaimana cara kalian menghitung keliling kebun Pak Amir?
b. Berapa meter panjang pagar yang diperlukan Pak Amir?
c. Jika biaya pembuatan pagar Rp50.000,00 per meter, berapakah biaya
yang harus dikeluarkan oleh Pak Amir untuk memasang pagar?
Perhatikan contoh-contoh berikut ini.
1. Sebuah taman berbentuk
segitiga dengan keliling
60 m. Panjang kedua sisi
taman tersebut 15 m dan
28 m. Berapakah panjang
sisi yang lainnya?
Dapatkah kalian menyelesaikan
permasalahan di atas?
Coba perhatikan penyelesaian berikut.
Misalkan panjang sisi yang belum
diketahui adalah a, maka:
K = a + 15 + 28
60 = a + 15 + 28
= a + 43
a = 60 43
= 17
Jadi, panjang sisi yang lain adalah 17 cm
Wahana Diskusi
Diskusi dan Penjelasan Konsep
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 29
2. Sebuah syal berbentuk
segitiga samakaki dengan
panjang sisi yang sama
12 cm dan panjang sisi
lainnya 30 cm. Jika tinggi
syal tersebut 9 cm,
tentukan:
a. Berapakah keliling syal
tersebut?
b. Berapakah luas syal
tersebut?
3. Pak Harun mempunyai tanah berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang
kakinya masing-masing 30 m dan 40 m. Di sekeliling kebun itu akan
dibuat pagar pembatas.
a. Berapakah panjang pagar yang diperlukan Pak Harun?
b. Jika biaya pembuatan pagar adalah Rp50.000,00 per meter, berapakah
biaya pembuatan pagar itu?
푥 = 30 + 40 = √900 + 1.600 = √2.500 = 50
Coba perhatikan penyelesaian berikut! a. Dari keterangan soal tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.
Misalkan panjang sisi miring = x maka berdasarkan teorema Pythagoras adalah
Gambar 2.9
Perhatikan penyelesaian berikut!
Dari keterangan pada soal di samping,
dapat kalian gambarkan sebagai berikut.
a. Keliling syal = 12 + 12 + 30
= 54 cm
b. Luas syal = × 푎 × 푡
= × 30 × 9
= 135 cm2
30 cm
9 cm
12 cm
Gambar 2.10
30 m
40 m
x
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 30
Sebuah taman berbentuk segitiga samakaki dengan panjang sisi yang sama
5 m, panjang sisi lainya 12 m, dan tinggi 7 m. Jika taman tersebut ditanami
rumput dengan biaya Rp60.000,00/m2. Berapakah biaya keseluruhan yang
diperlukan?
Wahana Diskusi
Setelah kalian mempelajari kegiatan belajar 2, coba kalian
lengkapi rangkuman di bawah ini.
1. Keliling daerah segitiga adalah jumlah panjang dari sisi-sisi segitiga.
Misalkan panjang sisinya sisi a, b, dan c maka
Rumus keliling daerah segitiga = ……………………………………
2. Rumus luas daerah segitiga = ……………………………………
3. Rumus luas daerah segitiga dengan menggunakan formula Horen
sebagai berikut.
Rumus luas daerah segitiga = ……………………………………
Rangkuman 2
Oleh karena itu, panjang pagar = 30 + 40 + 50
= 120 m
Jadi, panjang pagar yang diperlukan Pak Harun adalah 120 m.
b. Biaya pembuatan pagar = 120 Rp50.000,00
= Rp6.000.000,00
Jadi, biaya pembuatan pagar tersebut adalah Rp 6.000.000,00.
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 31
1. Diketahui ∆퐴퐵퐶 dengan panjang AB = 14 cm, BC = 9 cm, dan AC = 11
cm. Maka berapakah keliling daerah ∆퐴퐵퐶 tersebut?
2. Suatu segitiga memiliki panjang alas 18 cm dan tingginya 15 cm. Dengan
demikian berapakah luas daerah segitiga tersebut?
3. Perhatikan gambar berikut ini!
a. Berapakah keliling ∆퐴퐵퐶 di samping?
b. Berapakah luas daerah ∆퐴퐵퐶 di
samping?
1. Keliling suatu segitiga adalah 51 cm dan panjang salah satu
sisinya = 16 cm. Jika perbandingan sisi kedua dan ketiganya
adalah 4 : 3, hitunglah panjang sisi-sisi segitiga tersebut!
2. Luas sebuah segitiga = 84 cm2 dan panjang alasnya = 24 cm. Maka
berapakah tinggi segitiga tersebut?
3. Diketahui segitiga seperti gambar berikut ini.
a. Berapakah keliling daerah ∆퐴퐵퐶 di samping?
b. Berapakah luas daerah ∆퐴퐵퐶 di samping?
4. Sebidang tanah berbentuk segitiga dengan panjang tiap sisi tanah berturut-
turut 4 m, 5 m, dan 7 m. Di sekeliling tanah tersebut akan dipasang pagar
dengan biaya Rp85.000,00 per meter. Berapakah biaya yang diperlukan
untuk pemasangan pagar tersebut?
Tes Formatif 2
30 cm 30 cm
36 cm A B
C
Pengembangan dan Aplikasi
D
C
B A
5 cm
12 cm
10 cm
Tugas 2
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 32
Nama Kelompok :
Kelas :
1. Diketahui keliling suatu segitiga 55 cm. Panjang kedua sisinya
14 cm dan 16 cm. Berapakah panjang sisi yang ketiga?
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
2. Luas sebuah daerah segitiga adalah 300 cm2, dan tingginya 40 cm. Maka
berapakah panjang alas segitiga tersebut?
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
3. Pada gambar di samping, diketahui AB = 18
cm, BC = 9 cm, CD = 6 cm, dan AD = 8 cm.
Hitunglah keliling dan luas daerah ∆퐴퐵퐶.
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
4. Yuli memiliki sebuah taman berbentuk segitiga seperti gambar berikut ini.
a. Yuli ingin memagari tamannya dengan pagar kayu.
Berapa meter panjang kayu yang akan ia perlukan?
b. Berapakah luas seluruh taman yang dimiliki Yuli?
Penyelesaian:
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………......
………………………………………………………………………………......
Lembar Kerja 2
A 18 cm
8 cm
B
C D 6 cm
9 cm
20 cm
16 cm
12 cm
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 33
A. Melukis Segitiga
Alat-alat yang dapat kalian gunakan untuk melukis suatu segitiga
adalah sebagai berikut.
1. Pensil
2. Jangka
3. Penghapus
4. Penggaris
5. Busur derajat
Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, kalian diharapkan mampu:
Melukis segitiga yang diketahui tiga sisinya, dua sisi satu sudut
apitnya atau satu sisi dan dua sudut.
Melukis segitiga samasisi dan segitiga samakaki.
Melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu.
MELUKIS SEGITIGA DAN GARIS PADA SEGITIGA
Kegiatan Belajar 3
Gambar 3.1
Gambar 3.3 Gambar 3.2
Apersepsi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 34
1. Melukis Segitiga jika Diketahui Panjang Ketiga Sisinya (S, S, S)
Misalkan kalian akan melukis ∆퐴퐵퐶 jika diketahui panjang
퐴퐵 = 7 cm, 퐴퐶 = 4 cm, dan 퐵퐶 = 5 cm. Bagaimana cara melukis segitiga
tersebut? Coba kalian ikuti langkah-langkah berikut ini!
a. Buatlah ruas garis AB dengan panjang 7 cm!
b. Dengan pusat titik A buatlah busur lingkaran dengan jari-jari 4 cm!
c. Kemudian dengan pusat titik B buatlah busur lingkaran dengan jari-jari
5 cm sehingga memotong busur pertama di titik C!
d. Hubungkan titik A dengan titik C dan titik B dengan titik C, sehingga
terbentuk ∆퐴퐵퐶!
Area melukis (s, s, s)
Eksplorasi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 35
2. Melukis Segitiga jika Diketahui Panjang Dua Sisi dan Besar Sudut
yang diapitnya (S, Sd, S)
Misalkan kalian akan melukis ∆퐾퐿푀 jika diketahui panjang
퐾퐿 = 3 cm, ∠퐾 = 70 , dan panjang 퐾푀 = 4 cm. Bagaimana cara melukis
segitiga tersebut? Coba kalian ikuti langkah-langkah berikut ini!
a. Buatlah ruas garis KL dengan panjang 3 cm!
b. Dengan menggunakan busur derajat, pada titik K buatlah sudut yang
besarnya 70o!
c. Kemudian dari titik K buatlah busur lingkaran dengan panjang jari-jari
4 cm, sehingga berpotongan di titik M!
d. Hubungkan titik L dan M, sehingga terlukislah ∆퐾퐿푀!
Area melukis (s, sd, s)
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 36
3. Melukis Segitiga jika Diketahui Panjang Dua Sisi dan Besar Sudut di
Hadapan Salah Satu dari Kedua Sisi Tersebut (S, S, Sd)
Misalkan kalian akan melukis ∆푃푄푅 dengan panjang 푃푄 = 5 cm,
푃푅 = 3 cm, dan ∠푄 = 30 . Bagaimana cara melukis segitiga tersebut?
Coba kalian ikuti langkah-langkah berikut ini!
a. Buatlah ruas garis PQ dengan panjang 5 cm!
b. Lukislah sudut di titik Q sebesar 30o dengan menggunakan busur
derajat!
c. Dengan titik P sebagai titik pusat, buatlah busur lingkaran dengan jari-
jari 3 cm, sehingga memotong garis tersebut di titik R1 dan R2!
d. Hubungkan titik P dengan R1 dan titik P dengan R2, sehingga diperoleh
∆푃푄푅 dan ∆푃푄푅 !
Area melukis (s, s, sd)
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 37
4. Melukis Segitiga jika Diketahui Satu Sisi dan Besar Dua Sudut pada
Kedua Ujung Sisi Tersebut (Sd, S, Sd)
Misalkan kalian akan melukis ∆푅푆푇 apabila diketahui panjang
푅푆 = 5 cm, ∠ 푅 = 45 dan ∠ 푆 = 65 . Bagaimana cara melukis segitiga
tersebut? Coba kalian ikuti langkah-langkah berikut ini!
a. Buatlah ruas garis RS dengan panjang 5 cm!
b. Dari titik R, buatlah sudut yang besarnya 45o dengan menggunakan
busur derajat!
c. Kemudian dari titik S, buatlah sudut yang besarnya 65o sehingga
berpotongan di titik T!
d. ∆푅푆푇 adalah segitiga yang dimaksud.
Area melukis (sd, s, sd)
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 38
Dapatkah kalian melukis sebuah ∆퐴퐵퐶 apabila diketahui panjang
퐴퐵 = 10 cm, ∠퐴 = 115 , dan 퐵퐶 = 8 cm? Coba kalian selidiki dan beri
alasannya!
B. Melukis Segitiga Samasisi dan Segitiga Samakaki
1. Melukis Segitiga Samasisi
Kalian telah mengetahui bahwa segitiga samasisi adalah segitiga
yang ketiga sisinya sama panjang dan memiliki sudut-sudut yang sama
besar, yaitu 60o. Dapatkah kalian melukis segitiga samasisi? Dalam
melukis segitiga samasisi, kalian harus mengingat sifat-sifat khusus pada
segitiga samasisi.
Misalkan kalian akan melukis segitiga samasisi PQR dengan
panjang 푃푄 = 3 cm, 푄푅 = 3 cm, dan 푃푅 = 3 cm. Bagaimana cara melukis
segitiga tersebut? Coba kalian ikuti langkah-langkah berikut ini!
a. Lukislah 푃푄 = 3 cm!
b. Lukislah dua busur lingkaran masing-masing berpusat di titik P dan Q
dengan jari-jari 3 cm!
c. Perpotongan kedua busur lingkaran pada langkah 2, berilah nama R!
d. Hubungkan titik P dengan titik R dan titik Q dengan R! Sehingga
diperoleh segitiga samasisi PQR.
Setelah kalian melukis segitiga samasisi PQR di atas, jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Alat apa yang kalian gunakan untuk melukis ∆푋푌푍 tersebut? 2. Jenis segitiga apakah ∆푃푄푅, jika dilihat dari besar sudut dan panjang
sisinya? 3. Adakah cara lain yang dapat kalian lakukan untuk melukis ∆푃푄푅?
Jelaskan!
Wahana Diskusi
Wahana Diskusi
Diskusi dan Penjelasan Konsep
Eksplorasi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 39
Area melukis segitiga samasisi
2. Melukis Segitiga Samakaki
Misalkan kalian akan melukis segitiga samakaki XYZ dengan
panjang 푋푌 = 4 cm, dan panjang 푋푍 = 푌푍 = 5 cm. Bagaimana cara
melukis segitiga tersebut? Coba kalian ikuti langkah-langkah berikut ini!
a. Lukislah 푋푌 = 4 cm!
b. Lukislah dua busur lingkaran masing-masing berpusat di titik X dan Y
dengan jari-jari 5 cm!
c. Perpotongan kedua busur lingkaran pada langkah 2, berilah nama Z!
d. Hubungkan titik X dengan Z dan titik Y dengan Z! Sehingga diperoleh
segitiga samakaki XYZ.
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 40
Area melukis segitiga samakaki
1. Alat apa yang kalian gunakan untuk melukis ∆푋푌푍 tersebut?
2. Jenis segitiga apakah ∆푋푌푍, jika dilihat dari besar sudut dan panjang
sisinya?
3. Adakah cara lain yang dapat kalian lakukan untuk melukis ∆푋푌푍?
Jelaskan!
Wahana Diskusi
Diskusi dan Penjelasan Konsep
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 41
4. Melukis Segitiga Siku-siku
Misalkan kalian akan melukis segitiga 퐴퐵퐶 siku-siku di B dengan
panjang 퐴퐵 = 3 cm dan 퐵퐶 = 4 cm. Coba diskusikan dengan kelompok
kalian!
a. Langkah apa yang kalian lakukan terlebih dahulu untuk melukis
∆퐴퐵퐶? Pilihlah, apakah melukis sisi 퐴퐵 atau melukis sisi 퐵퐶 atau
melukis ∠퐵?
b. Langkah apa selanjutnya yang kalian lakukan?
c. Sebutkan langkah-langkah yang kalian lakukan sehingga terlukis
∆퐴퐵퐶. Kemudian alat apa yang kalian gunakan untuk melukis ∆퐴퐵퐶
tersebut?
d. Adakah cara lain yang dapat kalian lakukan untuk melukis ∆퐴퐵퐶?
Jelaskan!
Area melukis segtitiga siku-siku
Eksplorasi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 42
C. Melukis Garis-garis pada Segitiga
Pada bagian ini kalian akan mempelajari mengenai cara melukis garis-
garis istimewa yang terdapat pada sebuah segitiga.
1. Garis Tinggi
Misalkan diketahui segitiga sembarang seperti gambar di bawah
ini. Bagaimana cara kalian melukis garis tinggi pada segitiga sembarang?
Untuk melukis garis tinggi pada segitiga sembarang, ikuti langkah-langkah
berikut ini!
d) Dengan pusat titik A, lukislah busur lingkaran dengan jari-jari
sembarang sehingga memotong sisi BC di titik K dan L!
e) Dengan pusat K dan L, lukislah busur lingkaran yang berjari-jari sama
sehingga berpotongan di titik D!
f) Hubungkan titik A dan D! Garis AD memotong sisi BC di titik E.
Garis AE disebut garis tinggi dari titik A ke sisi BC.
Area melukis garia tinggi
Dari uraian di atas dapat kalian simpulkan bahwa:
A B
C
Gambar 3.4
Garis tinggi adalah …………………………………………………...
………………………………………………………………………..
Eksplorasi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 43
2. Garis Bagi
Misalkan diketahui segitiga sembarang seperti gambar di bawah
ini. Bagaimana cara kalian melukis garis bagi pada segitiga sembarang?
Untuk melukis garis bagi pada segitiga sembarang, ikuti langkah-langkah
berikut ini!
d) Dengan pusat A, lukislah busur lingkaran yang memotong sisi AB dan
AC berturut-turut di titik K dan L!
e) Lukislah dua busur masing-masing berpusat di K dan L, dengan jari-
jari sembarang yang sama! Kedua busur ini berpotongan di titik M.
f) Hubungkan titik A dan M! Garis AM memotong sisi BC di titik D.
garis AD disebut garis bagi ∆퐴퐵퐶.
Area melukis garia bagi
Dari uraian di atas dapat kalian simpulkan bahwa:
Garis bagi adalah …………………………………………………….
………………………………………………………………………..
A B
C
Gambar 3.5
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 44
3. Garis Berat
Misalkan diketahui segitiga sembarang seperti gambar di bawah
ini. Bagaimana cara kalian melukis garis berat pada segitiga sembarang?
Untuk melukis garis berat pada segitiga sembarang, ikuti langkah-langkah
berikut ini!
c) Lukislah dua busur lingkaran masing-masing berpusat di B dan C
dengan jari-jari sembarang! Kedua busur lingkaran berpotongan di titik
K dan L.
d) Gris KL memotong sisi BC di titik D sehingga BD = CD. Hubungkan
titik A dengan D! Garis AD disebut garis berat ∆퐴퐵퐶.
Area melukis garis berat
Dari uraian di atas dapat kalian simpulkan bahwa:
Garis berat adalah ……………………………………………………
………………………………………………………………………..
A B
C
Gambar 3.6
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 45
4. Garis Sumbu
Misalkan diketahui segitiga sembarang seperti gambar di bawah
ini. Bagaimana cara kalian melukis garis sumbu pada segitiga sembarang?
Untuk melukis garis sumbu pada segitiga sembarang, ikuti langkah-
langkah berikut ini!
a. Lukislah dua busur lingkaran masing-masing berpusat di B dan C
dengan jari-jari sembarang! Kedua busur lingkaran berpotongan di titik
K dan L.
b. Gris KL memotong sisi BC di titik D. Maka terlukislah garis sumbu
KL yang tegak lurus sisi BC.
Area melukis garis sumbu
Dari uraian di atas dapat kalian simpulkan bahwa:
Garis sumbu adalah ………………………………………………….
………………………………………………………………………..
.
A B
C
Gambar 3.7
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 46
Gunakan penggaris dan jangka!
1. Lukislah garis tinggi, garis bagi, garis
berat, dan garis sumbu di titik X pada
segitiga samasisi XYZ di samping!
2. Apa yang dapat kalian simpulkan dari
keempat garis tersebut?
1.
Wahana Diskusi
X Y
Z
Gambar 3.8
Setelah kalian mempelajari kegiatan belajar 3, coba kalian
lengkapi rangkuman di bawah ini.
1. Alat-alat yang dapat digunakan untuk melukis segitiga:
a. ……………………………………………………………………...
b. ……………………………………………………………………...
c. ……………………………………………………………………...
d. ……………………………………………………………………...
e. ……………………………………………………………………...
2. Suatu segitiga dapat dilukis jika diketahui:
a. ……………………………………………………………………...
b. ……………………………………………………………………...
c. ……………………………………………………………………...
d. ……………………………………………………………………...
e. Garis istimewa yang terdapat pada sebuah segitiga:
a. ……………………………………………………………………...
b. ……………………………………………………………………...
c. ……………………………………………………………………...
d. ……………………………………………………………………...
Rangkuman 3
Diskusi dan Penjelasan Konsep
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 47
1. Mungkinkah kalian melukis segitiga dengan ukuran 푃푄 = 3,5 cm, 푃푅 = 6
cm, dan 푄푅 = 5 cm?
a. Sebutkan langkah-langkah yang kalian lakukan sehingga terlukis
∆푃푄푅.
b. Kemudian alat apa yang kalian gunakan untuk melukis ∆푃푄푅
tersebut?
2. Lukislah segitiga samasisi XYZ dengan panjang sisi 6,5 cm.
a. Sebutkan langkah-langkah yang kalian lakukan sehingga terlukis
∆푋푌푍.
b. Kemudian alat apa yang kalian gunakan untuk melukis ∆푋푌푍
tersebut?
c. Jenis segitiga apakah ∆푋푌푍, jika dilihat dari besar sudut dan panjang
sisinya?
3. Lukislah garis tinggi dan garis bagi di titik pusat A pada segitiga berikut.
4. Apakah yang dapat kalian simpulkan tentang ketiga garis tinggi pada suatu
segitiga?
Tugas 3
A
C
B
Pengembangan dan Aplikasi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 48
1. Lukislah ∆퐴퐵퐶 dengan 퐴퐵 = 6 cm, 퐵퐶 = 8 cm, dan ∠ 퐵 = 90 .
a. Sebutkan langkah-langkah yang kalian lakukan sehingga terlukis
∆퐴퐵퐶.
b. Kemudian alat apa yang kalian gunakan untuk melukis ∆퐴퐵퐶
tersebut?
2. Lukislah segitiga samakaki PQR dengan panjang 푃푄 = 6 cm, dan panjang
푃푅 = 푄푅 = 8 cm.
a. Sebutkan langkah-langkah yang kalian lakukan sehingga terlukis
∆푃푄푅.
b. Kemudian alat apa yang kalian gunakan untuk melukis ∆푃푄푅
tersebut?
3. Salinlah segitiga berikut!
a. Buatlah garis berat di titik R.
b. Buatlah garis sumbu di titik R.
4. Apakah yang dapat kalian simpulkan tentang ketiga garis sumbu pada
suatu segitiga?
5. Apakah yang dapat kalian simpulkan tentang ketiga garis bagi pada suatu
segitiga?
Tes Formatif 3
R
P Q
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 49
Nama Kelompok :
Kelas :
1. Lukislah ∆퐴퐵퐶 jika diketahui panjang sisi 퐴퐵 = 4 cm dengan besar sudut
∠퐴 = 60 dan ∠퐵 = 95 .
Area melukis:
2. Lukislah segitiga 푅푆푇 siku-siku di R dengan panjang 푅푆 = 4 cm dan
푅푇 = 6 cm.
Area melukis:
Lembar Kerja 3
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 50
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Dengan cara mengukur panjang sisinya, sebutkan jenis-jenis segitiga berikut.
a. b. c.
2. Dengan cara mengukur besar sudutnya, sebutkan jenis-jenis segitiga berikut.
a. b. c.
3. Dengan mengukur panjang sisi dan besar sudutnya, sebutkan jenis-jenis
segitiga berikut.
a. b. c.
4. Apa yang kalian ketahui tentang sifat-sifat suatu segitiga samasisi?
5. Adakah segitiga segitiga tumpul merupakan segitiga sembarang?
6. Perhatikan gambar ∆퐹퐺퐻 di samping.
a. Hitunglah besar masing-masing
sudut yang dinyatakan dengan x, y, z.
b. Dengan melihat besar sudut-
sudutnya, segitiga apakah FGH itu?
c. Dengan melihat besar sudut-
sudutnya, segitiga apakah GHJ itu?
d. Dengan melihat besar sudut-
sudutnya, segitiga apakah FGJ itu?
EVALUASI
BAB III
G
H J F
39o
65o xo zo
21o
yo
Pengembangan dan Aplikasi
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 51
7. Diketahui sudut suatu segitiga PQR dengan perbandingan 9 : 5 : 4. Berapakah
besar setiap sudut segitiga tersebut?
8. Pada gambar di samping, jika diketahui besar
∠퐾 = 45 dan ∠푀퐿푁 = 130 .
a. Berapakah besar ∠퐾푀퐿?
b. Berapakah besar ∠퐾퐿푀?
9. Keliling sebuah daerah ∆퐴퐵퐶 adalah 120 cm. Jika perbandingan panjang sisi
AB : BC : AC = 3 : 4 : 5.
a. Berapakah sisi terpanjang dari ∆퐴퐵퐶?
b. Berapakah sisi terpendek dari ∆퐴퐵퐶?
10. Pada gambar di samping, ∆퐴퐷퐵 siku-siku di D.
Panjang AD = 11 cm, CD = 3 cm, dan BD = 5 cm.
Berapa luas daerah ∆퐴퐵퐶 tersebut?
11. Diketahui luas suatu daerah segitiga adalah 252 cm2. Jika panjang alasnya
36 cm, maka berapakah tinggi segitiga tersebut?
12. Permukaan sebuah kotak perhiasan berbentuk segitiga. Jika panjang sisinya
4 cm, 2 cm dan 3 cm. Berapakah keliling permukaan kotak perhiasan tersebut?
13. Pak Yudi memiliki sebuah taman berbentuk segitiga dengan panjang sisi yang
sama 5 m, panjang sisi lainya 12 m, dan tinggi 7 m. Di Taman tersebut akan
ditanami rumput sebagai hiasan.
a. Berapakah luas taman yang dimiliki Pak Yudi?
b. Jika taman tersebut ditanami rumput dengan biaya Rp60.000,00/m2,
berapakah biaya yang harus dikeluarkan oleh Pak Yudi?
14. Lukislah ∆퐾퐿푀 jika diketahui 퐾퐿 = 3 cm, 퐿푀 = 4 cm, dan 퐾푀 = 5 cm.
15. Lukislah ∆퐴퐵퐶, bila diketahui panjang sisi 퐴퐵 = 6 cm dengan besar sudut
∠퐴 = 40 dan ∠퐵 = 55 .
16. Lukislah segitiga samasisi RST dengan panjang 푅푆 = 4,5 cm.
17. Lukislah segitiga samakaki PQR dengan panjang 푃푄 = 4 cm, dan panjang
푃푅 = 푄푅 = 3 cm.
18. Apakah yang dimaksud dengan garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis
sumbu?
K L
M
N 130o 45o
3
A B
C D
5
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 52
19. Lukislah garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu di titik C pada
segitiga samakaki berikut ini.
Kesimpulan apakah yang kalian peroleh setelah melukis keempat garis
tersebut?
20. Kapan antara garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu saling
berhimpit?
A B
C
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 53
Setiap melalui proses belajar dengan bahan ajar modul matematika
berbasis pendekatan konstruktivisme dan pemecahan masalah ini, pada akhir
proses kegiatan belajar dilaksanakan tes formatif. Kalian dinyatakan kompeten
bila telah memperoleh tingkat penguasaan minimal.
Cocokkan jawaban dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di
bagian akhir modul ini. Hitung jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi
kegiatan belajar.
Tingkat penguasaan =
× 100%
Arti tingkat penguasaan yang kalian capai:
90% - 100% = sangat baik
80% - 89% = baik
70% - 79% = sedang
0% - 69% =kurang
Bila tingkat penguasaan materi telah mencapai 75% keatas, kalian dapat
melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya. Akan tetapi, bila tingkat
penguasaan di bawah 75%, kalian harus mengulang kegiatan belajar yang belum
dikuasai.
PENUTUP
BAB IV
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 54
Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2004. Seribu Pena Matematika untuk SMP Jilid 1 untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Atik, Wintarti, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depatemen Pendidikan Nasional.
Marsigit. 2009. Mathematics 1 for Junior High School Year VII. Jakarta: Yudistira.
Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika 1 Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VII SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rosida, Manik Dame. 2009. Penunjang Belajar Matematika untuk SMP/MTs Kelas 7. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Salamah, Umi. 2012. Matematika 1 untuk Kelas VII SMP dan MTs. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Siswono, Tatag Yuli Eko dan Netti Lastiningsih. 2007. Matematika SMP dan MTs untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Wagiyo, A, F. Surati, dan Irene Supradiarini. 2008. Pegangan Belajar Matematika 1 untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 55
A. Kunci Jawaban Tes Formatif 1
1. a. Segitiga siku-siku
b. Segitiga tumpul
c. Segitiga lancip
2. Besar sudut yang ketiga = 75o.
3. a. Besar ∠퐴퐵퐶 = 45
b. Besar ∠퐴퐶퐵 = 70
c. Besar ∠퐵퐴퐶 = 65
4. Besar sudut yang lainnya = 90o
dan 55o.
5. Ada, karena segitiga samakaki
memiliki dua sudut lancip yang
sama besar.
B. Kunci Jawaban Tes Formatif 2
1. Panjang sisi-sisi segitiga adalah 16 cm, 20 cm, dan 15 cm.
2. Tinggi = 7 cm.
3. a. Keliling = 96 cm
b. luas = 432 cm2
4. Biaya yang diperlukan untuk memasang pagar = Rp1.360.000,00.
C. Kunci Jawaban Tes Formatif 3
1. 2.
LAMPIRAN
6 cm
8 cm 8 cm
R
Q P A
C
B
8 cm
6 cm 90o
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 56
3. a. Garis RD disebut garis berat ∆푃푄푅
b. Garis KL disebut garis sumbu yang tegak lurus dengan sisi PQ.
4. Jika kalian melukis ketiga garis sumbu pada suatu segitiga, maka ketiga
perpotongan garis sumbu tersebut dinamakan titik sumbu.
5. Jika kalian melukis ketiga garis bagi pada suatu segitiga, maka ketiga
perpotongan garis bagi tersebut dinamakan titik bagi.
D. Kunci Jawaban Evaluasi
1. a. Segitiga samakaki
b. Segitiga sembarang
c. Segitiga samasisi
2. a. Segitiga lancip
b. Segitiga tumpul
c. Segitiga siku-siku
3. a. Segitiga tumpul samakaki
b. Segitiga siku-siku sembarang
c. Segitiga siku-siku samakaki
4. Sifat-sifat segitiga samasisi antara lain: ketiga sisinya sama panjang, ketiga
sudutnya sama besar yaitu 60o, mempunyai simetri putar tingkat tiga.
5. Ada, karena segitiga tumpul bisa dibuat melalui ketiga panjang sisinya
berbeda.
6. a. Besar x = 76o, y = 104o, dan z = 55o.
b. Segitiga lancip
c. Segitiga tumpul
d. Segitiga lancip
7. Besar setiap sudutnya = 90o, 50o, dan 40o.
8. a. Besar ∠퐾푀퐿 = 85
b. Besar ∠퐾퐿푀 = 50
9. a. Sisi terpanjang = 50 cm b. Sisi terpendek = 30 cm
R
P Q
L
K
D
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 57
10. Luas daerah ∆퐴퐵퐶 = 20 cm2. 14.
11. Tinggi = 14 cm
12. Keliling = 9 cm
13. a. Luas taman = 42 m2
b. Biaya = Rp2.250.000,00.
15. 16.
17.
18. Garis tinggi adalah garis yang ditarik dari sebuah sudut dalam segitiga
yang tegak lurus pada sisi yang di hadapannya.
Garis bagi adalah garis yang membagi sebuah sudut segitiga menjadi dua
sama besar.
Garis berat adalah garis yang ditarik dari sebuah sudut dalam segitiga dan
membagi sisi yang di hadapan sudut itu menjadi dua bagian sma besar.
Garis sumbu adalah garis melalui pertengahan sisi dan tegak lurus pada
sisi tersebut.
19. Jika kalian lukis semua garis istimewa di titik C pada segitiga samakaki
maka antara garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu saling
berhimpit.
20. Antara garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan garis sumbu akan berhimpit
jika dilukis pada segitiga samasisi.
A B
C
40o 55o
6 cm
R S
T
4,5 cm
4,5 cm 4,5 cm
P
R
Q 4 cm
3 cm 3 cm
3 cm
5 cm 4 cm
K
M
L
Modul Matematika Berbasis Pendekatan Konstruktivisme dan Pemecahan Masalah 58
GLOSARIUM
Istilah Keterangan
Apersepsi Siswa didorong untuk mengungkapkan pengetahuan awal
tentang konsep yang dibahas.
Eksplorasi Siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki menemukan
konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan
penginterpretasian data.
Diskusi dan
Penjelasan
Konsep
Siswa memberi penjelasan dan solusi yang didasarkan pada
hasil observasi.
Pengembangan
dan Aplikasi
Siswa mengaplikasikan pemahaman konseptual melalui
kegiatan pemecahan masalah.