document3
DESCRIPTION
yoghurtTRANSCRIPT
![Page 1: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/1.jpg)
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)
MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)
Oleh : CITRA WIDYALESTARI
A 14105522
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
![Page 2: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/2.jpg)
RINGKASAN
CITRA WIDYALESTARI. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta). (Di bawah bimbingan YAYAH K. WAGIONO).
Air merupakan sumber kehidupan sehari-hari yang dibutuhkan oleh semua mahluk hidup. Bagi masyarakat yang berada di wilayah perkotaan untuk mendapatkan air minum yang bersih dan bebas kuman sangat sulit. Salah satu cara untuk mengatasi masalah perolehan air bersih, aman, sehat dan terjamin kebersihannya terutama di kota-kota besar adalah melalui produk air minum dalam kemasan (AMDK) yang dibuat produsen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air minum sehat.
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk bisnis AMDK semakin berkembang, karena kebutuhan akan air minum terus meningkat. Hal ini menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi antar sesama industri AMDK dipasaran. PT. Buana Tirta Abadi sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi AMDK dengan merek Citrabas Deluxe menghadapi persaingan yang ketat untuk menarik calon konsumen karena banyaknya perusahaan yang bergerak dalam industri ini. Persaingan menuntut perusahaan untuk dapat melakukan alternatif strategi pemasaran terbaik, diantaranya melalui analisis lingkungan internal maupun eksternal perusahaan.
Tujuan Penelitian ini adalah (1) Mengkaji strategi bauran pemasaran (marketing mix) dalam upaya pengembangan usaha yang telah diterapkan oleh PT. Buana Tirta Abadi, (2) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi strategi pemasaran untuk pemasaran merek dagang Citrabas Deluxe di PT. Buana Tirta Abadi, (3) Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat dan efektif yang sebaiknya dilakukan perusahaan agar dapat bersaing untuk meningkatkan pemasaran merek dagang Citrabas Deluxe di PT. Buana Tirta Abadi dalam mencapai tujuan perusahaan di masa yang akan datang. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan dalam merencanakan strategi pemasarannya serta bagi pihak lain yang memerlukan hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Buana Tirta Abadi yang berlokasi di Jl. Raya Pasar Minggu No. 3 untuk kantor pusat pemasaran dan di desa Pasir Buncir, kampung Cisalopa untuk sumber mata air. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan untuk pengumpulan data yaitu bulan Juli sampai dengan September 2008. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan pihak manajemen perusahaan yaitu Direktur, Wakil Manajemen, Kepala Pemasaran serta Kepala Personalia dan Umum. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa responden tersebut berpengaruh dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam menentukan strategi pemasaran. Selanjutnya dianalisis secara deskriptif untuk menentukan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman perusahaan.
Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. Matrik IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan menggolongkannya menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui pembobotan. Matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan menggolongkannya menjadi peluang dan ancaman perusahaan dengan
![Page 3: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/3.jpg)
melakukan pembobotan. Matriks IE digunakan untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat divisi unit bisnis yang lebih detail. Matriks SWOT menggambarkan peluang dan ancaman disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Sedangkan QSPM digunakan untuk menentukan alternatif strategi terbaik pada perusahaan AMDK PT. Buana Tirta Abadi. Hasil analisa lingkungan perusahaan menunjukkan bahwa faktor-faktor lingkungan internal yang merupakan kekuatan perusahaan adalah harga kompetitif, diversifikasi dan diferensiasi produk, pengiriman produk setiap hari, lokasi pabrik di dalam kota, modal sendiri dan laboratorium uji lengkap standar perusahaan AMDK. Sedangkan faktor kelemahan perusahaan adalah tidak ada pendidikan dan pelatihan bagi karyawan, pengaruh merek, wilayah distribusi masih terbatas, terbatasnya armada kendaraan truk, belum ada rencana penambahan cabang sebagai perluasan pemasaran, kurang gencarnya promosi dan iklan dan kapasitas produksi lebih rendah dari makloon. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE menunjukkan kekuatan utama perusahaan adalah menggunakan modal sendiri (skor 0,340) untuk melaksanakan seluruh kegiatan produksi hingga distribusi produk AMDK. Sedangkan kelemahan terbesar adalah tidak adanya pendidikan dan pelatihan bagi karyawan (skor 0,151). Total skor matriks IFE sebesar 2,640 menunjukkan bahwa saat ini perusahaan berada pada kondisi sedang/rata-rata.
Faktor-faktor eksternal perusahaan yang merupakan peluang bagi perusahaan adalah tumbuhnya kawasan industri, kegiatan olahraga, kebijakan tentang pengisian merek lain di pabrik perusahaan lain, pertemuan rutin food and beverage asosiasi perhotelan dan kerjasama join logo di dalam label kemasan untuk hotel, restoran dan cafe. Sedangkan faktor-faktor ancaman bagi perusahaan adalah banyaknya pesaing baru yang memasuki industri AMDK, persaingan harga yang diberikan untuk menarik konsumen, tumbuhnya depot isi ulang, melemahnya nilai tukar rupiah dan tingkat kepuasan konsumen. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE menunjukkan peluang terbesar perusahaan adalah adanya kerjasama join logo di dalam label kemasan untuk hotel, restoran dan cafe (skor 0,396) yang paling mungkin dimanfaatkan oleh perusahaan. Ancaman terbesar perusahaan yaitu banyaknya pesaing baru yang memasuki industri AMDK (skor 0,163). Total skor matriks EFE sebesar 2,576 menunjukkan bahwa saat ini perusahaan berada pada kondisi sedang/rata-rata.
Penjumlahan hasil dari matriks IFE dan EFE apabila dimasukkan ke dalam matriks IE maka kondisi perusahaan saat ini berada pada kuadran V yang berarti pada kondisi pertahankan dan pelihara. Divisi dalam sel ini dapat menerapkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan analisis SWOT, didapat empat strategi yang disarankan yaitu strategi SO, WO, ST, WT dan dari keempat strategi tersebut diperoleh tujuh alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh PT. Buana Tirta Abadi yaitu 1) Memanfaatkan lokasi yang strategis guna menarik pelanggan potensial, 2) Mempertahankan harga dan meningkatkan kualitas produk, 3) Meningkatkan kualitas SDM, 4) Menambah cabang dan jaringan distribusi untuk menambah volume penjualan, 5) Menambah kendaraan untuk meningkatkan cakupan distribusi dan mencari pangsa pasar yang lebih besar dengan melakukan penetrasi pasar, 6) Meningkatkan pengenalan merek AMDK Citrabas Deluxe pada masyarakat, dan 7) Meningkatkan kapasitas produksi AMDK Citrabas Deluxe/ menekan produksi makloon. Berdasarkan skala prioritas utama hasil dari matriks QSPM, strategi yang paling tepat untuk diterapkan oleh PT. Buana Tirta Abadi yaitu meningkatkan pengenalan merek AMDK Citrabas Deluxe pada masyarakat dengan nilai TAS sebesar 5,926.
![Page 4: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/4.jpg)
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)
MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Oleh : CITRA WIDYALESTARI
A 14105522
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
![Page 5: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/5.jpg)
Judul : Analisis Strategi Pemasaran Perusahaan Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) Merek Citrabas Deluxe (Studi Kasus di
PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)
Nama : Citra Widyalestari
NRP : A 14105522
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Yayah K. Wagiono, MEc NIP. 130 350 044
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus Ujian :
![Page 6: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/6.jpg)
LEMBAR PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
”ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (STUDI KASUS DI PT. BUANA CITRA ABADI JAKARTA)” BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Desember 2008
Citra Widyalestari
A 14105522
![Page 7: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/7.jpg)
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Jakarta, 4 April 1984 sebagai anak ketiga dari tiga
bersaudara pasangan Bapak H. Danny Rachmat Kusnandar, S.Sos, MM dan Ibu
Hj. Poppy Kartini. Penulis menamatkan pendidikan dasar di SD Barunawati IV
Jakarta Utara dari Tahun 1989 - 1995, kemudian melanjutkan pendidikan ke
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Barunawati III Jakarta Utara dari Tahun 1995
– 1998. Pada tahun yang sama penulis kemudian melanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Bogor dan lulus Tahun 2001.
Tahun 2001 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor
pada Program Studi Diploma III Manajemen Usaha Boga, Departemen Gizi
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor dan lulus Tahun 2004. Pada tahun 2005, penulis kemudian melanjutkan
studi ke Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Saat ini penulis bekerja di Pemerintah Daerah Kota
Bogor pada Dinas Pendapatan Daerah.
![Page 8: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/8.jpg)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai syarat kelulusan penulis menjadi Sarjana Pertanian
pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis dengan judul “Analisis
Strategi Pemasaran Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Merek
Citrabas Deluxe (Studi Kasus di PT. Buana Citra Abadi Jakarta)”. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk
perusahaan AMDK PT. Buana Tirta Abadi dalam meningkatkan pemasaran
merek CITRABAS DELUXE sehingga dapat lebih memperkenalkan produknya
kepada masyarakat untuk menyediakan air minum dalam kemasan dan mampu
memasarkannya dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis
berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan umumnya bagi para pembaca.
Bogor, Desember 2008
Penulis
![Page 9: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/9.jpg)
UCAPAN TERIMA KASIH
Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapat sumbangan pikiran,
bimbingan, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Ir. Yayah K. Wagiono, MEc, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, memberikan bimbingan, masukan dan arahan dengan
sabar dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini.
2. Ir. Netti Tinaprilla, MM., selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah
memberikan masukan dalam proposal penelitian.
3. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS, selaku dosen penguji utama pada ujian sidang
skripsi yang telah banyak memberikan masukan dan arahan.
4. Ir. Juniar Atmakusuma, MS, selaku dosen penguji dari komisi pendidikan
yang telah memberikan masukan mengenai teknik penulisan ilmiah.
5. Pimpinan dan seluruh staf PT. Buana Tirta Abadi terutama Bpk. Suwandi, Ibu
Reni, Ibu Ati dan Bpk. Jaki yang telah memberikan kesempatan dan bantuan
yang sangat berarti kepada penulis saat melakukan penelitian.
6. Kedua orang tua tercinta serta kakak-kakaku (Irsyad dan Surya) atas doa,
dukungan moril dan materi, kesabaran dan kasih sayang yang selalu
menyertai.
7. Untuk Eka Setya Utama atas perhatian, kesabaran dan kebersamaannya
yang turut membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman di Dispenda dan staf Walikota Bogor yang selalu menjadi
penyemangat dalam penulisan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku Santi, Nova, Visa dan Eni serta seluruh rekan-rekan Eks-
MAB yang turut membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah turut serta membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
![Page 10: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/10.jpg)
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 9 1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 10 1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 10
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 11 2.1 Air Minum .......................................................................................... 11 2.2 Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ................................................. 14 2.3 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 16
III. KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................................... 23
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................. 23 3.1.1 Pemasaran ............................................................................. 23 3.1.2 Strategi Pemasaran ................................................................ 24 3.1.3 Bauran Pemasaran ................................................................. 26 3.1.4 Analisis Strategi Pemasaran ................................................... 31 3.1.5 Analisis Lingkungan Perusahaan ............................................ 32 3.1.6 Matriks IFE dan EFE ............................................................... 41 3.1.7 Matriks Internal-Eksternal (IE) ................................................. 41 3.1.8 Analisis SWOT ........................................................................ 42 3.1.9 Matriks QSPM ......................................................................... 44
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ...................................................... 44 IV. METODE PENELITIAN ............................................................................. 48
4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................................. 48 4.2 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 49 4.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 49 4.4 Pengolahan dan Analisis Data ........................................................... 49
4.4.1 Matriks IFE dan matriks EFE .................................................... 50 4.4.2 Matriks IE (Internal – Eksternal) ............................................... 54 4.4.3 Matriks SWOT .......................................................................... 55 4.4.4 Matriks QSPM .......................................................................... 57
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................................ 59
5.1 Sejarah dan Karakteristik Perusahaan ............................................... 59 5.2 Visi dan Misi Perusahaan .................................................................. 60 5.3 Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................ 61 5.4 Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ....................... 62 5.5 Pengendalian Kualitas ....................................................................... 68 5.6 Pemasaran Perusahaan Saat Ini ....................................................... 70
VI. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL ...................................................... 72
6.1 Manajemen ....................................................................................... 72 6.2 Pemasaran ........................................................................................ 75
6.2.1 Produk ................................................................................... 76 6.2.2 Harga ..................................................................................... 76
![Page 11: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/11.jpg)
Halaman
6.2.3 Tempat ................................................................................... 77 6.2.4 Promosi .................................................................................. 78
6.3 Keuangan/Akuntansi ......................................................................... 78 6.4 Produksi/Operasi ............................................................................... 79
6.4.1 Kapasitas Produksi ................................................................ 79 6.4.2 Bahan Baku yang Digunakan ................................................. 79
6.5 Penelitian dan Pengembangan ......................................................... 80 6.6 Sistem Informasi ............................................................................... 80 6.7 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ............................................ 81
VII. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL ................................................. 85 7.1 Lingkungan Makro ............................................................................. 85
7.1.1 Faktor Demografi ................................................................... 85 7.1.2 Faktor Ekonomi ...................................................................... 86 7.1.3 Faktor Alam ............................................................................ 87 7.1.4 Faktor Teknologi .................................................................... 87 7.1.5 Faktor Politik .......................................................................... 88 7.1.6 Faktor Sosial Budaya ............................................................. 89
7.2 Lingkungan Mikro .............................................................................. 89 7.2.1 Pesaing .................................................................................. 89 7.2.2 Pemasok ................................................................................ 90 7.2.3 Pelanggan .............................................................................. 91
7.3 Lingkungan Industri ........................................................................... 92 7.3.1 Ancaman Masuknya Pendatang Baru .................................... 92 7.3.2 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok ...................................... 93 7.3.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli ........................................ 94 7.3.4 Ancaman Produk Pengganti/Substitusi .................................. 94 7.3.5 Persaingan Di antara Para Anggota Industri .......................... 95
7.4 Matriks EFE (External Factor Evaluation) .......................................... 96
VIII. ANALISIS IE (INTERNAL - EXTERNAL) DAN ANALISIS SWOT .......... 99 7.3 Matriks IE (Internal-External) .............................................................. 99 7.4 Analisis Matriks SWOT ...................................................................... 100
IX. QSPM (Quantitative Strategic Planing Matrix) ....................................... 105 X. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 109
10.1 Kesimpulan ....................................................................................... 109 10.2 Saran ................................................................................................. 110
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 112
![Page 12: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/12.jpg)
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Perkembangan produksi dan konsumsi AMDK tahun 2000-2005 ............. 2
2. Total Penerimaan Penjualan Berdasarkan Jenis Merek (Milyar) ............... 7
3. Beberapa Penelitian Yang Digunakan Sebagai bahan Acuan .................. 21
4. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Eksternal Perusahaan ................ 51
5. Analisis Matriks IFE .................................................................................. 53
6. Analisis Matriks EFE ................................................................................. 54
7. Matriks SWOT .......................................................................................... 57
8. Matriks QSPM .......................................................................................... 58
9. Jumlah Karyawan PT. Buana Tirta Abadi ................................................. 73
10. Produk AMDK PT. Buana Tirta Abadi ....................................................... 76
11. Rumusan Kekuatan dan Kelemahan PT. Buana Tirta Abadi ..................... 81
12. Hasil Analisis Matriks IFE pada PT. Buana Tirta Abadi ............................. 82
13. Jumlah Penduduk di Kabupaten Bogor Tahun 2003 – 2008 ..................... 86
14. Rumusan peluang dan ancaman di PT. Buana Tirta Abadi ....................... 96
15. Hasil Analisis Matriks EFE pada PT. Buana Tirta Abadi ........................... 97
16. Hasil Analisis Matriks SWOT pada PT. Buana Tirta Abadi ........................ 101
17. Peringkat Alternatif Strategi Pemasaran .................................................... 106
![Page 13: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Perkembangan Jumlah Perusahaan AMDK Indonesia ............................. 3 2. Perkembangan Produksi Air Minum Dalam Kemasan di Indonesia
Tahun 1999 – 2005 ................................................................................. 4
3. Empat Komponen P dalam Bauran Pemasaran ....................................... 27
4. Proses Analisis Kasus .............................................................................. 32
5. Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri ................................. 39
6. Alur Kerangka Pemikiran Operasional ...................................................... 47
7. Matriks Internal Eksternal (IE) .................................................................. 55
8. Mata Air Cisalopa PT. Buana Tirta Abadi ................................................. 62
9. Reservoar PT. Buana Tirta Abadi ............................................................. 63
10. Water Treatment PT. Buana Tirta Abadi .................................................. 66
11. Matriks IE dan Posisi Kuadran PT. Buana Tirta Abadi .............................. 100
![Page 14: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/14.jpg)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Struktur Organisasi PT. Buana Tirta Abadi ............................................... 114
2. Urutan Proses Produksi AMDK pada PT. Buana Tirta Abadi .................... 115
3. Hasil Pembobotan Matriks IFE ................................................................. 116
4. Data Perusahaan AMDK di Kabupaten Bogor Tahun 2008 ...................... 119
5. Hasil Pembobotan Matriks EFE ................................................................ 122
6. Hasil Analisis Matriks QSPM .................................................................... 125
![Page 15: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/15.jpg)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber kehidupan sehari-hari yang mutlak dibutuhkan
oleh semua makhluk hidup tumbuhan, hewan, dan manusia. Bagi manusia salah
satu fungsi air adalah untuk memenuhi kebutuhan minum guna mempertahankan
kelangsungan hidup. Air minum yang dibutuhkan oleh manusia tentunya adalah
air yang bersih dan bebas dari kuman, sehingga dapat memberikan manfaat bagi
kesehatan.
Bagi masyarakat yang berada di wilayah perkotaan untuk mendapatkan
air yang bersih dan bebas kuman sangat sulit, karena kondisi sumber air seperti
air bawah tanah dan sungai sudah banyak tercemar, sehingga tidak layak untuk
dikonsumsi dan digunakan untuk kebutuhan hidup. Untuk menjawab semua itu
pemerintah membentuk suatu badan usaha yang bergerak dibidang air minum
yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), namun itu semua tidak
mencukupi kebutuhan. Hal ini karena kondisi air minum di Indonesia terutama di
wilayah perkotaan semakin tercemar, ditambah semakin tingginya tingkat
kesadaran dan kepedulian masyarakat akan kesehatan. Hal itu menyebabkan
masyarakat mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
terutama kebutuhan untuk minum.
Pentingnya air minum membuat masyarakat semakin sadar akan
kebutuhan hal tersebut dimanapun mereka berada, baik pada saat mereka
berada dirumah, diluar lingkungannya, maupun dalam perjalanan. Hal ini menjadi
suatu peluang bagi para pengusaha untuk membuat perusahaan yang dapat
mengolah dan mengemas air minum, mudah didapatkan dimana saja dan mudah
dibawa. Untuk mewujudkan hal tersebut terciptalah Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK).
![Page 16: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/16.jpg)
2
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan AMDK
pun meningkat dan kini masyarakat sudah berada pada taraf tak bisa lepas dari
AMDK. Hingga kini Bisnis AMDK kian menggiurkan karena tingkat konsumsi
masyarakat akan air minum terus bertambah. Perkembangan produksi dan
konsumsi AMDK tahun 2000-2005 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Produksi dan Konsumsi AMDK Tahun 2000 - 2005
Tahun Jumlah
Penduduk (000)
Produksi (000 liter)
Pertumbuhan Produksi (%)
Konsumsi (000 liter)
Pertumbuhan Konsumsi
(%) 2000 203.025,3 4.097.356 - 4.068.963 - 2001 206.193,3 5.629.172 37,39 5.600.555 37,64 2002 209.192,4 6.693.671 18,91 6.583.290 17,55 2003 213.722,0 7.998.714 19,50 7.824.276 18,85 2004 216.415,0 9.323.443 16,56 9.205.587 17,65 2005 219.142,0 10.980.511 17,77 10.412.460 13,11
Sumber : Capricorn Indonesian Consult, 2006
Tabel 1 memperlihatkan bahwa tingkat produksi AMDK di Indonesia dari
tahun ke tahun terus meningkat secara fluktuatif, pada tahun 2005 tingkat
pertumbuhan produksi AMDK sebesar 17,7 persen lebih besar dibandingkan
tingkat pertumbuhan AMDK pada tahun 2004 sebesar 16,5 persen. Pada tingkat
pertumbuhan konsumsi tahun 2001 sebesar 37,64 persen tetapi hingga pada
tahun 2005 menurun menjadi 13,11 persen, hal ini disebabkan jumlah penduduk
yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Bisnis AMDK sampai saat ini terus berkembang bukti nyatanya adalah
dengan makin banyaknya merek-merek produk AMDK yang terus bermunculan
baik besar, menengah maupun kecil. Hal ini menimbulkan persaingan antar
perusahaan, terlebih lagi ada beberapa perusahaan besar AMDK lain dengan
merek dagang AQUA, VIT dan Ades yang telah menguasai pasar. Menurut
Asosiasi Produsen Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), saat ini ada
480 perusahaan AMDK, tetapi yang berproduksi hanya 350 dengan 165 di
![Page 17: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/17.jpg)
3
antaranya tergabung dalam Aspadin. Kini ada kurang lebih 600 merek AMDK
yang aktif. Perkembangan jumlah perusahaan AMDK di Indonesia ditampilkan
pada Gambar 1.
246
350
426 440480
2001 2002 2004 2005 2006
Jumlah Perusahaan
Gambar 1. Perkembangan Jumlah Perusahaan AMDK di Indonesia Sumber : Aspadin, 20061
Dari segi penjualan, industri ini mengalami pertumbuhan dari tahun ke
tahun. Penjualan AMDK pada tahun 2001 mencapai 5,4 miliar liter, setahun
kemudian naik 31,5% menjadi 7,1 miliar liter. Pada tahun 2003 meningkat 14,1%
mencapai 8,1 miliar liter1. Perkembangan volume penjualan AMDK di Indonesia
(Miliar liter) dapat dilihat secara grafik pada Gambar 2.
Konsumen cenderung akan memilih produk AMDK yang berkualitas baik,
aman untuk dikonsumsi, dan memiliki brand image yang baik. Kepuasan
konsumen akan produk AMDK yang mereka konsumsi, akan membuat mereka
loyal terhadap produk AMDK tersebut.
1 Aspadin. 2006. (http://www.wartaekonomi.com/). (12 Juli 2008)
![Page 18: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/18.jpg)
4
2,43,7
5,4
7,18,1
9,110,1
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Volume (miliar liter)
Gambar 2. Data Penjualan Air Minum Dalam Kemasan di Indonesia Tahun 1999 – 2005 Sumber : Aspadin, 20061
PT. Buana Tirta Abadi (PT. BTA) sebagai salah satu perusahaan baru
yang bergerak dalam bidang AMDK, menyadari bahwa persaingan dalam
pemasaran produk sangat ketat. Jika hanya mengandalkan merek sendiri
(Citrabas Deluxe), kapasitas produksi pabrik tidak akan maksimal, sehingga
profitpun akan kecil. PT. Buana Tirta Abadi menyiasatinya dengan menjalin
kerjasama dengan beberapa klien, salah satunya adalah PT. Tirta Investama
(Merek Dagang VIT). Melalui produk Citrabas Deluxe PT. Buana Tirta Abadi telah
berhasil merebut sekitar 16 persen pangsa pasar AMDK, dengan wilayah
pemasaran Jabodetabek dan wilayah lain apabila ada permintaan dalam jumlah
besar.
Persaingan antar industri AMDK dalam memperebutkan pasar bisa
menjadi ancaman, selain itu banyaknya bermunculan depot isi ulang AMDK.
Untuk mengantisipasi persaingan tersebut, PT. Buana Tirta Abadi perlu
melakukan analisis faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan. Hal ini guna
menetapkan strategi pemasaran yang tepat untuk menentukan keberhasilan
![Page 19: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/19.jpg)
5
suatu jenis usaha agar perusahaan dapat bertahan. Perusahaan diharapkan
mampu untuk mengembangkan suatu strategi bersaing yang tepat untuk
menghadapi segala kemungkinan perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungan perusahaan. Melalui strategi pemasaran tersebut diharapkan
perusahaan AMDK PT. Buana Tirta Abadi dapat meningkatkan volume penjualan
produk dan meraih keuntungan yang maksimal.
1.2. Perumusan Masalah
Seiring dengan pertumbuhan penduduk mengakibatkan permintaan
kebutuhan AMDK pun meningkat, kini masyarakat sudah berada pada taraf tak
bisa lepas dari AMDK. Semakin tingginya tingkat konsumsi masyarakat akan air
minum menjadi daya tarik tersendiri bagi produsen untuk membuat produk AMDK
maupun mengembangkan produk-produk AMDK yang sudah ada. Hal ini
menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi antar sesama industri AMDK.
Selain tingginya tingkat persaingan antar perusahaan dalam industri oleh
AMDK, bermunculannya depot isi ulang air minum tentunya menjadi masalah
tersendiri bagi perusahaan, karena akan menjadi ancaman bagi pasar AMDK.
Meskipun demikian produsen AMDK tidak perlu khawatir, karena kemasan air
minum yang mereka miliki hanya boleh diisi ulang oleh perusahaan mereka
sendiri. Hal ini tertuang dalam keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan Nomor 705/MPP/Kep/11/2003. Ketentuan ini tentunya berdampak
langsung pada industri air minum isi ulang yang sejak lima tahun terakhir ini
mengalami pertumbuhan pesat.
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang AMDK adalah
PT. Buana Tirta Abadi, merupakan perusahaan baru yang saat ini mengeluarkan
merek dagang Citrabas Deluxe, Idaman, dan Maestro. Bukan suatu hal yang
mudah bagi PT. Buana Tirta Abadi untuk dapat bersaing dan merebut pangsa
![Page 20: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/20.jpg)
6
pasar perusahaan-perusahaan yang telah terlebih dahulu bergerak di industri ini,
sehingga akan mempengaruhi PT. Buana Tirta Abadi dalam menentukan
strategi-strategi bersaing untuk dapat bertahan dan mengembangkan usahanya.
Merek Citrabas Deluxe dikelola oleh PT. Buana Tirta Abadi yang dipasarkan
secara langsung ke konsumen dan tidak melalui agen, sedangkan kedua merek
lainnya dipasarkan melalui agen khusus yang telah ditunjuk oleh perusahaan.
Banyaknya persaingan yang terjadi di dalam industri AMDK sekarang ini
maka PT. Buana Tirta Abadi selalu menjaga kualitas dari AMDK agar diharapkan
pada tahun-tahun mendatang PT. Buana Tirta Abadi dapat bersaing dengan para
produsen AMDK besar lainnya. Selama ini materi yang diterapkan oleh
PT. Buana Tirta Abadi untuk mempromosikan produk AMDK merek Citrabas
Deluxe masih dinilai kurang baik. Hal ini terbukti dengan belum menyebarnya
informasi mengenai produk tersebut serta kurang memaksimalkan promosi dan
iklan, terutama di lingkungan masyarakat secara umum, sehingga
keberadaannya tidak dikenal. Selain itu, tidak ada standar harga khusus dan
sistem pendistribusiannyapun masih lemah. Hal ini dikarenakan sering terjadi
keterlambatan pengiriman barang ke pelanggan, sehingga barang yang dipesan
tidak bisa langsung dikirim pada saat pelanggan melakukan pemesanan yang
disebabkan oleh terbatasnya tenaga kerja dan alat transportasi serta
pengelolaan manajemen yang kurang baik. Oleh sebab itu, PT. Buana Tirta
Abadi harus mengadakan perbaikan dan mengevaluasi ulang strategi yang
selama ini digunakan untuk disesuaikan dengan kondisi yang selalu berubah.
Untuk saat ini konsumen utama PT. Buana Tirta Abadi adalah hotel,
restoran, kantor dan rumah sakit. Wilayah pemasarannya meliputi Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Pada akhir tahun 2006
sampai sekarang, PT. Buana Tirta Abadi menjalin kerjasama (makloon) dengan
beberapa perusahaan AMDK. Hal ini berdampak pada hasil penjualan produk
![Page 21: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/21.jpg)
7
yang berbeda-beda, yaitu dengan persentase yang lebih tinggi berasal dari
bukan produk utama PT. Buana Tirta Abadi melainkan dari produk kerjasama
makloon yaitu merek XX dan merek YY. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Total Penerimaan Hasil Penjualan Berdasarkan Jenis Merek (Miliar) di
PT. Buana Tirta Abadi
Tahun Perolehan Hasil Penjualan dari Produk (merek) Penjualan
(Millar)
Perubahan Penjualan
(%) XX
(50%) YY
(30%) Citra
(16%) Maestro
(2%) idaman
(2%) 2003 0.78 0.47 0.248 0.031 0.031 1.55 - 2004 0.83 0.50 0.264 0.033 0.033 1.65 6.45 2005 0.99 0.59 0.315 0.039 0.039 1.97 19.39 2006 5.20 3.12 1.664 0.208 0.208 10.4 427.92 2007 7.95 4.77 2.544 0.318 0.318 15.9 52.88
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan nilai penjualan dari
tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 dengan persentase peningkatan tertinggi
yaitu pada tahun 2006 yang mencapai 427 persen. Namun pada alokasi
penjualan lebih banyak diperoleh dari produk merek XX yaitu sebanyak 50
persen dan 30 persen dari merek YY yang bukan produk atau merek dari
PT. Buana Tirta Abadi. Hal ini menjadi masalah karena pada dasarnya
PT. Buana Tirta Abadi memiliki produk yang kualitasnya sama dengan kualitas
produk merek XX dan YY.
Untuk meningkatkan daya saing perusahaan di pasaran lokal,
perusahaan harus melakukan langkah-langkah strategi pemasaran lokal yang
tepat. Pemasaran memegang peranan yang penting dalam perencanaan
strategis perusahaan (Kotler, 2005). Pemasaran merupakan sebuah fungsi
manajemen penting yang diperlukan guna menciptakan produk yang akan dijual
untuk menunjang kemajuan perusahaan. Perusahaan akan mampu bersaing
dalam lingkungan yang kompetitif jika perusahaan tersebut dapat menerapkan
strategi pemasaran yang baik. Dalam menentukan produk yang dijual, diperlukan
![Page 22: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/22.jpg)
8
suatu rancangan untuk menciptakan produk yang berbeda yang memiliki
keunggulan kompetitif dibandingkan pesaingnya sehingga dapat memuaskan
pelanggan sasaran. Pemasar merupakan perusahaan yang berhadapan dengan
pesaing dalam memenuhi kebutuhan pasar/pelanggan (Kotler, 2005).
Tentunya bukan hal mudah bagi PT. Buana Tirta Abadi untuk dapat
bersaing serta mengembangkan usahanya, salah satunya yaitu meningkatkan
kapasitas produksi AMDK merek Citrabas Deluxe lebih besar dari pada produksi
yang diperoleh hasil kerjasama (makloon) perusahaan lain yang selama ini
dijalankan. Kondisi ini memaksa PT. Buana Tirta Abadi untuk bekerja pada
kondisi yang efektif dan efisien dan tentunya ditunjang oleh strategi yang tepat
untuk dapat berkompetisi dalam industri AMDK. Kegiatan pemasaran merupakan
ujung tombak keberhasilan dan kesuksesan suatu perusahaan yang ditunjang
oleh manajemen yang baik. Berhasil atau tidaknya kegiatan pemasaran sangat
ditentukan oleh strategi pemasaran perusahaan.
Untuk melakukan perumusan strategi pemasaran, PT. Buana Tirta Abadi
perlu melakukan langkah-langkah yang tepat, guna mengembangkan usaha
yang selama ini telah dijalankan. Di sisi lain perusahaan harus dapat
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan serta
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin terjadi dari lingkungan
eksternal perusahaan. Melalui alternatif strategi pemasaran yang tepat
diharapkan perusahaan AMDK PT. Buana Tirta Abadi dapat bersaing dengan
para pesaingnya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yang akan diteliti dan dibahas :
1. Bagaimana pelaksanaan strategi bauran pemasaran (marketing mix) dalam
upaya pengembangan usaha yang selama ini diterapkan oleh PT. Buana
Tirta Abadi?
![Page 23: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/23.jpg)
9
2. Bagaimana kondisi lingkungan pemasaran internal dan eksternal yang
dihadapi oleh perusahaan akan mempengaruhi keputusan dalam
menghadapi tingginya tingkat persaingan dan mampu memperluas daerah
pemasaran untuk pemasaran merek dagang Citrabas Deluxe di PT. Buana
Tirta Abadi?
3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat dan efektif yang
sebaiknya dilakukan oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan para
pesaingnya untuk meningkatkan pemasaran merek dagang Citrabas Deluxe
di PT. Buana Tirta Abadi untuk masa yang akan datang?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian
ini bertujuan untuk :
1. Mengkaji strategi bauran pemasaran (marketing mix) dalam upaya
pengembangan usaha yang telah diterapkan oleh PT. Buana Tirta Abadi.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan
eksternal yang mempengaruhi strategi pemasaran untuk pemasaran merek
dagang Citrabas Deluxe di PT. Buana Tirta Abadi.
3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat dan efektif yang
sebaiknya dilakukan perusahaan agar dapat bersaing dengan para
pesaingnya untuk meningkatkan pemasaran merek dagang Citrabas Deluxe
di PT. Buana Tirta Abadi dalam mencapai tujuan perusahaan di masa yang
akan datang.
![Page 24: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/24.jpg)
10
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :
1. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, informasi tambahan
dan bahan pertimbangan sebagai bahan masukan bagi PT. Buana Tirta
Abadi dalam membuat keputusan tentang strategi pemasaran yang tepat dan
efektif untuk perusahaan dalam meningkatkan pemasaran merek Citrabas
Deluxe sehingga dapat menyediakan dan memasarkannya dengan baik.
2. Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau pengetahuan baru
kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat bermanfaat sebagai
bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya agar dapat menyusun
skripsi secara lebih baik dan benar.
3. Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan tentang
strategi pemasaran serta dapat mengetahui kenyataan di lapangan dan
membandingkan teori serta menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
hal menyusun alternatif strategi pemasaran dalam menerapkan ilmu yang
diperoleh selama kuliah.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada masalah perumusan strategi pemasaran
terutama pemasaran merek dagang Citrabas Deluxe yang merupakan produk
utama dari PT. Buana Tirta Abadi. Analisis bauran pemasaran yang diteliti
meliputi bauran produk, harga, distribusi, dan promosi yang sudah dilakukan
perusahaan. Penelitian ini didasarkan melalui analisis lingkungan internal dan
eksternal perusahaan yang mempengaruhi pemasaran agar dapat meningkatkan
penjualan dan memberikan nilai bagi perusahaan untuk mempertahankan dan
mengembangkan usahanya berdasarkan kondisi perusahaan saat ini.
![Page 25: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/25.jpg)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air Minum
Air merupakan cairan H2O yang tidak berbau dan tidak berasa, suhunya
berkisar nol hingga 100 derajat tekanan atmosfir. Air yang sangat mudah
membeku, menguap biasanya berasal dari perut bumi yang kemudian mengalir
ke permukaan sambil membawa partikel-partikel yang bermanfaat bagi
kesehatan. Sejak diciptakan, tubuh manusia telah mengandung 60 persen air.
Pakar kesehatan menganjurkan untuk mengkonsumsi minimal dua liter air harus
diminum setiap hari agar dapat menjaga fungsi ginjal.
Menurut Winarno (1986) dalam Gofur (2005) air telah menjadi suatu
kebutuhan primer melengkapi pangan yang dibutuhkan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Air sebanyak 75 persen di muka bumi ini digunakan untuk
berbagai macam keperluan. Kebutuhan yang paling penting adalah kebutuhan
akan air minum. Tubuh manusia memerlukan kurang lebih 2,5 Liter air setiap hari
yang diperkirakan 1,5 Liter diperoleh dari air minum dan sisanya dari bahan
makanan yang di konsumsi oleh tubuh.
Air adalah komponen yang sangat dibutuhkan tubuh. Untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, tiap orang harus minum 8-10 gelas air sehari secara rutin
agar berbagai sistem yang terdapat dalam tubuh kita dapat bekerja secara
optimal. Seiring dengan makin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan
air minum juga semakin meningkat. Akan tetapi, di sisi lain ditemukan fakta
bahwa dengan meningkatnya jumlah penduduk maka tingkat pencemaran
terhadap air juga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan munculnya masalah
pada penyediaan air bersih untuk air minum.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah penyediaan air minum adalah
dengan adanya teknologi yang dapat menyediakan air bersih siap minum tanpa
![Page 26: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/26.jpg)
12
harus dimasak terlebih dahulu. Air minum seperti ini diperoleh dari air baku yang
kemudian diolah dengan teknologi tertentu agar layak untuk dikonsumsi tanpa
membahayakan kesehatan. Air ini kemudian dikemas dalam berbagai jenis dan
ukuran kemasan yang kemudian dikenal dengan AMDK. Menurut Dwiwahyuni
(2005) manfaat air bagi manusia yaitu :
1. Kulit sehat.
Minum cukup air dapat menjaga kelembaban kulit, akibat pengaruh udara
panas dari luar tubuh. Air sangat penting untuk menjaga elastisitas dan
kelembutan kulit serta mencegah kekeringan.
2. Melindungi dan melumasi gerakan sendi dan otot.
Sebagian besar cairan yang melindungi dan melumasi gerakan sendi dan
otot terdiri dari air. Mengkonsumsi air sebelum, selama dan setelah
melakukan aktivitas fisik, berarti meminimalkan risiko kejang otot dan
kelelahan.
3. Menjaga kestabilan suhu tubuh.
Keringat adalah mekanisme alamiah untuk mengendalikan suhu tubuh. Agar
dapat berkeringat, tubuh membutuhkan cukup banyak air.
4. Membersihkan racun.
Asupan air yang cukup dapat membantu proses pembuangan racun yang
terjadi pada ginjal dan hati.
5. Menstabilkan pembuangan.
Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam
usus besar. Proses ini akan mencegah gangguan pembuangan (konstipasi),
karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses lebih mudah
dikeluarkan.
![Page 27: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/27.jpg)
13
6. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
Rata-rata dalam sehari, orang dewasa mengalami kehilangan cairan
sebanyak 10 cangkir. Pengeluaran cairan ini terjadi melalui keringat, napas,
urin, dan feses. Kekurangan cairan tubuh, sekalipun hanya sedikit akan
segera menimbulkan gangguan besar, seperti: sulit berkonsentrasi, sakit
kepala, lelah, dan gelisah.
7. Meminimalkan risiko serangan jantung.
Para peneliti dari Universitas Loma Linda, di California, melakukan penelitian
terhadap 20.000 responden (perempuan dan laki-laki) yang sehat, dan
menemukan bahwa para responden yang minimal minum air lebih banyak
dari 5 gelas sehari memiliki risiko kematian akibat serangan atau gangguan
jantung yang lebih kecil, dibandingkan responden yang minum lebih sedikit
dari 2 gelas per hari.
8. Meminimalkan risiko infeksi organ dalam tubuh.
Konsumsi air yang memadai dapat mencegah pembentukan batu ginjal dan
menekan risiko infeksi ginjal, kandung kemih, dan saluran kemih. Hasil
penelitian yang pernah ditampilkan JAMA (Journal of American Medical
Association) pada akhir tahun 2004, menyatakan bahwa perempuan yang
minum 5 gelas air setiap hari cenderung menghadapi risiko kanker usus 45%
lebih rendah dibandingkan perempuan yang hanya minum kurang dari 2
gelas perhari.
9. Memulihkan kondisi tubuh.
Asupan air yang memadai ketika sakit, berkhasiat meredakan demam, dan
mengganti cairan yang terbuang. Kondisi ini mendukung proses pemulihan.
![Page 28: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/28.jpg)
14
Menurut Widiarto (2002) bisnis air minum dapat dikategorikan menjadi 4
macam, yaitu :
1. Natural mineral water atau air steril yang berkandungan mineral sesuai
Standar Nasional Indonesia (SNI).
2. Air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproses dan berkandungan mineral
sesuai SNI atau yang saat ini sering kita jumpai, selain airnya wadahnya juga
harus steril.
3. Destilated water atau air yang diproses dengan teknologi tertentu, namun
tetap sesuai dengan SNI.
4. Air suling atau yang tidak mempunyai kandungan mineral.
Diantara bisnis tersebut, yang paling berkembang adalah AMDK.
2.2. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Pengertian AMDK menurut SNI yaitu air baku yang telah diolah/diproses,
dikemas dan aman diminum (Dwiwahyuni, 2005). Air baku di sini adalah air yang
telah memenuhi persyaratan kualitas air bersih untuk diolah menjadi produk
AMDK. Pada dasarnya AMDK diproses melalui tiga tahap, yaitu penyaringan,
disinfeksi dan pengisian. Penyaringan dimaksudkan untuk menghilangkan
partikel padat dan gas-gas yang terkandung dalam air. Disinfeksi bertujuan untuk
membunuh bakteri patogen dalam air. Pengisian merupakan tahap akhir proses
produksi di mana air dimasukkan melalui sebuah peralatan yang dapat
melindungi air tersebut dari kontaminasi selama pengisian ke dalam kemasan.
Kemasan AMDK dapat dibuat dari kaca, Poli Etilen (PE), Poli Propilen (PP), Poli
Etilen Tereftalat (PET), Poli Vinil Khlorida (PVC) atau Poli Karbonat (PC).
Untuk menghasilkan produk yang aman untuk dikonsumsi, perusahaan
industri AMDK harus melakukan pengawasan mutu terhadap air baku secara
periodik dengan pengujian laboratorium minimal sebagai berikut :
![Page 29: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/29.jpg)
15
1. Satu kali dalam satu minggu untuk analisa coliform
2. Satu kali dalam tiga bulan untuk analisa kimia dan fisika
3. Satu kali dalam empat tahun untuk analisa radiologi.
Semakin banyak pelanggan lokal dari seluruh Indonesia yang
menggunakan AMDK untuk kebutuhan minum sehari-hari. Rasanya sulit
membayangkan apabila ada orang, yang tinggal di perkotaan yang tidak
mengkonsumsi AMDK. Selain itu, AMDK memiliki beberapa keunggulan, antara
lain: (1) Kualitas air terjamin, (2) Kontrol kualitasnya ketat, sehingga
kemungkinan terkontaminasi bakteri yang merugikan relatif minim, (3) Mudah
didapat. Tetapi ada juga beberapa kelemahan AMDK, antara lain: (1) Relatif
mahal bagi kalangan masyarakat tertentu, (2) Dalam kasus tertentu terjadi
kontaminasi bakteri merugikan karena proses distribusi yang tidak baik.
Air minum merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang bila
tidak terpenuhi akan mengancam kelangsungan hidup manusia yang
bersangkutan. Pada saat ini manusia dapat memenuhi kebutuhannya akan air
minum dari berbagai sumber, seperti air yang dimasak sendiri, membeli AMDK
dan membeli air dari depot isi ulang. Khusus untuk air yang berasal dari industri
AMDK, diperkirakan kebutuhan manusia terhadap industri ini akan meningkat
dari waktu ke waktu seiring dengan keinginan manusia untuk memperoleh air
minum yang praktis. Berdasarkan hal tersebut diperkirakan kebutuhan manusia
khususnya di Indonesia akan bergantung pada industri AMDK (Wijoyo, 2005).
Permintaan pasar AMDK yang masih cukup tinggi memacu produsen
AMDK untuk meningkatkan kuantitas produksi semaksimal mungkin. Dampak
tingginya konsumsi akan kebutuhan AMDK tersebut dan banyaknya pabrik-pabrik
baru, maka banyak sekali muncul merek-merek baru. Untuk persaingan dalam
bisnis AMDK yang paling dominan adalah: 1) menjaga kualitas/mutu produk
AMDK, 2) distribusi/jaringan/network yang luas, 3) sarana distribusi yang
![Page 30: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/30.jpg)
16
memadai, 4) harga yang competitive, 5) service delivery pelanggan, dan 6)
promosi. Dengan adanya persaingan yang ketat di antara produk-produk yang
sejenis mempunyai dampak terhadap kondisi perusahaan. Dalam menghadapi
kondisi tersebut, maka perlu bagi perusahaan untuk dapat mengerti dan
memahami manajemen yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup jangka
panjang perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan perencanaan dan
penyusunan strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan itu.
2.3. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai AMDK maupun strategi pemasaran telah
banyak dilakukan oleh beberapa orang. Penelitian terdahulu tersebut digunakan
sebagai referensi.
Enyta (2004) dalam penelitiannya mengenai Analisis Ekuitas Merek Air
Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Kota Bogor. Teknik analisis dan pengolahan
data menggunakan Uji Reabilitas (Hoyt), Test Chocran, Importance and
Performance Analysis dan Brand Switching Pattern Matrix. Dari hasil
penelitiannya disimpulkan bahwa Merek Aqua secara umum mendapatkan
tempat yang lebih baik pada elemen kesadaran merek (brand awareness) untuk
produk AMDK, kemudian disusul oleh Merek Ades, 2 (dua) Tang dan peringkat
terakhir Merek Vit. Asosiasi Brand image pada Merek Aqua yaitu harganya
terjangkau, kemudahan mendapat dan aman bagi kesehatan. Asosiasi Brand
image pada Merek 2 (dua) Tang hampir seluruhnya sama melekat pada merek
tersebut kecuali promosi/iklan yang menarik. Sedangkan asosiasi-asosiasi
merek pada Merek Ades dan Vit seluruh asosiasi membentuk Brand Image.
Utami (2004), berdasarkan analisis preferensi konsumen
menggambarkan bahwa konsumen telah memberikan penilaian yang baik
terhadap mutu produk, kemasan, pelayanan, tingkat harga, kemudahan
![Page 31: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/31.jpg)
17
mendapat produk serta penjualan perorangan yang dilakukan. Potongan harga,
ketersediaan produk, iklan, promosi penjualan serta humas masih mendapatkan
penilaian yang kurang baik. Sasaran meningkatkan pangsa pasar dan
mengoptimalkan pendapatan adalah sebagai prioritas pertama. Prioritas kedua
adalah sasaran meminimumkan biaya produksi, dan prioritas ketiga adalah
sasaran meningkatnya daya saing. Faktor bauran pemasaran prioritas pertama
adalah faktor harga, kedua faktor distribusi lalu faktor promosi dan terakhir faktor
produk. Urutan strategi operasional adalah strategi meningkatkan mutu produk,
mempertahankan kesesuaian antara harga dan mutu produk, mempertahankan
pelanggan dan strategi penciptaan iklan untuk promosi.
Gofur (2005) dalam penelitiannya mengenai Analisis Prioritas Bauran
Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) pada PT. Agritech Global
Cemerlang, Bogor. Analisis yang digunakan yaitu metode Proses Hirarki Analitik
(PHA) untuk menguji produk, harga, promosi dan distribusi (4P). Dari hasil
analisis tersebut disimpulkan bahwa berdasarkan analisis prioritas strategi
bauran pemasaran dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA)
menunjukkan bahwa yang menjadi tujuan utama perusahaan adalah
meningkatkan penjualan/ selanjutnya tujuan yang mendapat prioritas berikutnya
adalah meningkatkan pangsa pasar. Untuk mencapai kedua tujuan tersebut,
maka perusahaan memprioritaskan faktor distribusi sebagai prioritas pertama
dengan menekankan penjualan langsung kepada konsumen. Taktik ini
mendapatkan prioritas utama karena pelayanan kepada konsumen secara
langsung akan mempercepat ikatan emosional konsumen terhadap produk dan
perusahaan. Faktor berikutnya secara berturut-turut adalah faktor promosi, harga
dan produk. Sedangkan sub faktor yang mempengaruhinya secara berturut-turut
adalah distribusi langsung, harga di bawah konsumen, diskon, sponsor, distribusi
![Page 32: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/32.jpg)
18
tidak langsung, harga sama dengan pesaing, kuantitas produk, kualitas produk,
iklan, merek dan kemasan.
Nainggolan (2005) dalam penelitiannya mengenai Analisis Strategi
Pemasaran Sosis (Studi Kasus pada PT Indo Prima Foods – Cikarang, Bekasi).
Analisis yang digunakan yaitu IE, SWOT dan QSPM. Hasil skor IFE sebesar
2,688 yang berarti perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi
kelemahannya sudah baik dan berada pada kondisi internal yang kuat. Skor
matriks EFE sebesar 3,384 yang berarti respon di perusahaan dalam
memanfaatkan peluang untuk menghindari ancaman berada pada tingkat
keseriusan yang tinggi. Dengan demikian matriks IE berada pada kuadran II yang
berarti tumbuh dan bina, alternatif strategi yang paling sesuai digunakan pada
posisi ini adalah strategi intensif dan integratif. Intensif terdiri dari strategi
penetrasi pasar, sedangkan strategi integratif terdiri dari integrasi ke depan,
integrasi ke belakang dan integrasi horisontal.
Hasil analisis SWOT diperoleh sembilan alternatif strategi yaitu
mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan, melakukan diferensiasi
produk, meningkatkan mutu dan volume produksi dengan mengoptimalkan R & D
dan mesin produksi, memperluas dan memperkuat jaringan distribusi yang ada
dalam menghadapi pasar yang masih potensial, meningkatkan brand awareness
melalui kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi, memantapkan dan memelihara wilayah pemasaran, mempertahankan
tingkat harga bersaing, integrasi ke depan dan ke belakang dan melakukan kerja
sama dengan investor untuk mendukung permodalan. Prioritas utama
perusahaan dari sembilan alternatif strategi dengan menggunakan QSPM adalah
mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan.
Nasution (2006) dalam penelitiannya mengenai Analisis Strategi
Pemasaran Roti Unyil Venus pada Perusahaan Roti Venus, Kota Bogor, Jawa
![Page 33: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/33.jpg)
19
Barat. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis kualitatif dan
kuantitatif dengan pendekatan konsep-konsep manajemen strategi. Dalam
mendeskripsikan hasil dari penelitian digunakan matriks SWOT dan analisis
industri. Sedangkan analisis kuantitatif menggunakan matriks IE dan perolehan
prioritas strategi menggunakan QSPM. Hasil matriks IE perusahaan venus
berada pada kuadran IV yaitu tumbuh dan bina, usaha yang dilakukan yaitu
membangun di lokasi lain, meningkatkan jenis produk dan perbaikan teknologi.
Hasil analisis SWOT meliputi SO meningkatkan produksi dan perluasan pasar,
WO perluasan pasar dan diferensiasi produk, ST perluasan pasar dan
meningkatkan produksi sedangkan WT meningkatkan produksi dan diferensiasi
pelayanan. Hasil QSPM meningkatkan produksi menjadi prioritas utama untuk
diterapkan oleh perusahaan roti Venus dengan nilai TAS sebesar 4,920.
Simanjuntak (2006) dalam penelitiannya mengenai Formulasi Strategi
Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “PRIM-A” di Kantor Penjualan
PT. Sinar Sosro Bogor. Teknik analisis dan pengolahan data menggunakan
analisis deskriptif untuk menentukan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan
ancaman perusahaan. Analisis IFE, EFE, Matriks IE, Matriks SWOT dan Matriks
QSPM untuk menentukan alternatif strategi terbaik. Untuk menentukan penjualan
AMDK di masa yang akan datang dilakukan dengan menggunakan analisis
kuantitatif metode peramalan time series.
Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa penjualan di kantor penjualan
PT Sinar Sosro Bogor menunjukkan bahwa metode peramalan time series model
trend-kuadratik merupakan model terbaik yang dapat meramalkan penjualan
AMDK di kantor penjualan Bogor. Hasil analisis lingkungan internal perusahaan
yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan dianalisa dengan matriks
IFE dan diperoleh total skor rata-rata sebesar 2,872 yang menunjukkan bahwa
perusahaan berada pada kondisi yang rata-rata. Faktor eksternal yang
![Page 34: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/34.jpg)
20
merupakan peluang dan ancaman perusahaan dianalisa menggunakan matriks
EFE diperoleh total skor rata-rata adalah 2,788 menunjukkan bahwa perusahaan
berada pada kondisi sedang. Bila dimasukkan dalam matriks IE maka posisi
perusahaan berada di kuadran ke lima yaitu pada strategi pertahankan dan
pelihara. Hasil matriks SWOT yang memadukan faktor internal dan eksternal
perusahaan menunjukkan bahwa alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh
kantor penjualan PT. Sinar Sosro Bogor yaitu memanfaatkan lokasi perusahaan
yang strategis untuk meraih pelanggan potensial, meningkatkan cakupan
distribusi AMDK Prim-A, mencari pangsa pasar yang lebih besar lewat usaha
pemasaran yang lebih gencar, mempertahankan harga produk AMDK Prim-A
dan meningkatkan kemampuan untuk mengenalkan akan merek AMDK Prim-A.
Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM, strategi yang paling efektif dilakukan
oleh perusahaan yaitu meningkatkan kemampuan untuk pengenalan akan merek
AMDK Prim-A.
Penelitian tentang strategi pemasaran pada umumnya menggunakan
konsep bauran pemasaran dengan menggunakan Analisis SWOT dan Proses
Hirarki Analitik. Penelitian mengenai analisis strategi pemasaran perusahaan
AMDK Merek Citrabas Deluxe ini menggunakan analisis SWOT dengan
menentukan terlebih dahulu faktor internal dan eksternal dan tahap keputusan
ditentukan dengan menggunakan QSPM. Penelitian strategi pemasaran ini tidak
melibatkan konsumen, karena penentu kebijakan mengenai perumusan strategi
pemasaran adalah pihak perusahaan.
![Page 35: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/35.jpg)
21
Tabel 3. Beberapa Penelitian Yang Digunakan Sebagai bahan Acuan
Nama Peneliti Tahun Judul Alat Analisis Enyta 2004 Analisis Ekuitas Merek Air Minum
Dalam Kemasan (AMDK) di Kota Bogor
Hoyt, Chocran, Importance and Performance Analysis dan Brand Switching Pattern Matrix
Utami 2004 Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Bauran Pemasaran Bunga Potong Jenis Krisan pada PT. Saung Mirah, Mega Mendung Bogor
PHA
Gofur 2005 Analisis Prioritas Bauran Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) pada PT. Agritech Global Cemerlang, Bogor
PHA
Nainggolan 2005 Analisis Strategi Pemasaran Sosis (Studi Kasus pada PT Indo Prima Foods – Cikarang, Bekasi)
IE, EFE, IE, SWOT, QSPM
Nasution 2006 Analisis Strategi Pemasaran Roti Unyil Venus pada Perusahaan Roti Venus, Kota Bogor, Jawa Barat
IE, EFE, IE, SWOT, QSPM
Simanjuntak 2006 Formulasi Strategi Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “PRIM-A” di Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro Bogor
IE, EFE, IE, SWOT, QSPM
Perbedaan/ kelebihan yang paling mendasar pada penelitian yang
dilakukan kali ini jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu adalah lokasi
penelitian dan pangsa pasar. Meskipun tergolong baru di industri AMDK
PT. Buana Tirta Abadi mencari pangsa pasar untuk golongan ekonomi
menengah keatas yaitu industri hotel, restoran, rumah sakit dan instansi
pemerintah atau swasta. Oleh karena itu keberadaan AMDK merek Citrabas
Deluxe kurang dikenal oleh masyarakat. Persamaan penelitian terdahulu dengan
penelitian yang dilakukan kali ini yaitu pada alat analisis. Alat analisis yang
digunakan pada penelitian ini yaitu matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks
SWOT dan matriks QSPM.
![Page 36: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/36.jpg)
22
Matrik IFE dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor lingkungan internal dan menggolongkannya menjadi kekuatan dan
kelemahan perusahaan melalui pembobotan. Matriks EFE digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan menggolongkannya
menjadi peluang dan ancaman perusahaan dengan melakukan pembobotan.
Matriks IE (Internal – Eksternal) digunakan untuk memperoleh strategi bisnis di
tingkat divisi unit bisnis yang lebih detail. Matriks SWOT menggambarkan
peluang dan ancaman disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki perusahaan. Sedangkan matriks QSPM digunakan untuk menentukan
alternatif strategi terbaik pada perusahaan AMDK PT. Buana Tirta Abadi.
![Page 37: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/37.jpg)
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Pemasaran
Sembilan elemen pemasaran yaitu segmentasi, targeting, positioning,
diferensiasi, marketing mix, selling, brand, service dan proses. Kartajaya (2004)
berpendapat bahwa suatu produk, merek, ataupun perusahaan akan memiliki
keunggulan bersaing yang bagus kalau ia mampu membangun kesembilan
elemen secara baik. Fungsi utama pemasaran yaitu memahami kebutuhan dan
keinginan konsumen, memilih dan mengembangkan produk, mengembangkan
program komunikasi, dan memperkenalkan produk ke konsumen.
Menurut Rangkuti (2006), menyatakan bahwa unsur-unsur utama
pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu :
1. Unsur Strategi Persaingan
a. Segmentasi Pasar, adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk
kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing
segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan
bauran pemasaran tersendiri.
b. Targeting, adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar
yang akan dimasuki dan ditunjukkan untuk pembeli.
c. Positioning, adalah penetapan posisi pasar dengan tujuan membangun
dan mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa atau keunggulan
bersaing dari produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.
2. Unsur Taktik Pemasaran
a. Diferensiasi, berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran
dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi
pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu
perusahaan dengan yang dilakukan perusahaan lain.
![Page 38: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/38.jpg)
24
b. Bauran pemasaran (marketing mix), berkaitan dengan produk, harga,
promosi dan tempat atau distribusi.
3. Unsur nilai pemasaran, dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Merek atau brand, yaitu dapat berupa nama, merek dagang, logo atau
simbol lain. Merek perlu memiliki hak paten untuk melindungi dari upaya
penipuan dan memastikan bahwa merek tersebut adalah satu-satunya
produksi suatu perusahaan.
b. Pelayanan atau service, yaitu nilai suatu pemberian jasa pelayanan
kepada konsumen. Pelayanan tersebut bisa berbentuk perhatian
perorangan, pengiriman dan jaminan uang kembali.
c. Proses, yaitu nilai suatu prinsip perusahaan untuk membuat setiap
karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses
memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Proses diarahkan untuk menciptakan kualitas sebaik mungkin, biaya
serendah mungkin, dan waktu penyampaian secepat mungkin.
3.1.2. Strategi Pemasaran
Kotler (2005), mendefinisikan pemasaran sebagai pendekatan produk
yang digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Didalamnya terdapat keputusan-keputusan pokok mengenai
pemasaran produk yaitu target pasar, penempatan produk di pasar, bauran
pemasaran, dan tingkat biaya pemasaran yang digunakan.
Pearce & Robinson (1997) menyatakan manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi)
dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk
mencapai sasaran perusahaan.
![Page 39: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/39.jpg)
25
Pada umumnya perusahaan menempati posisi bersaing yang berbeda-
beda. Dalam posisi bersaing ada beberapa strategi yang bisa diterapkan, yaitu:
1. Strategi Market Leader
Perusahaan yang dominan selalu ingin tetap nomor satu. Sikap ini
mendorong mengembangkan pasar secara keseluruhan, melindungi pasar,
dan memperluas pangsa pasar.
2. Strategi Market Challenger
Dalam kekuatan market leader terdapat kelemahan, oleh karena itu dalam
segi-segi yang merupakan kekuatan market leader, terdapat kesempatan
yang akan menjadi market challenger untuk mengembalikan keadaan.
3. Strategi Market Follower
Market follower hanya meniru produk atau strategi market leader atau market
nicher, bukan berarti market follower ini menjalankan usaha tanpa suatu
strategi. Perusahaan market follower perlu mempertahankan konsumennya
dan memperoleh tambahan pelanggan.
4. Strategi Market Nicher
Perusahaan harus memiliki keahlian khas dalam hal pasar, konsumen,
produk dan sebagainya. Strategi yang dibuat lebih mengkhususkan diri
melayani sebagian pasar yang diabaikan perusahaan besar dan menghindari
bentrok dengan perusahaan besar.
Rangkuti (2006) mengemukakan pada prinsipnya tipe-tipe strategi
dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu :
a. Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya strategi
pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi
pengembangan pasar dan strategi mengenai keuangan.
![Page 40: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/40.jpg)
26
b. Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi
misalnya apakah perusahaan melakukan strategi pertumbuhan yang agresif
atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi
pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi.
c. Strategi bisnis sering disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi
ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen misalnya strategi
pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi
organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
3.1.3. Bauran Pemasaran
Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan
tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk
suatu bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran (marketing mix)
adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus
menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Alat-alat itu
diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P (4P)
dalam pemasaran: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi
(promotion) (Kotler, 2005). Gambar 3 memperlihatkan komponen 4P dalam
bauran pemasaran.
a. Produk (Product)
Sebuah produk dirancang untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
Strategi produk meliputi sejumlah keputusan tentang kegunaan, kualitas, fitur,
merek dagang, model, kemasan, garansi, desain, dan pilihan (macam produk).
Sebuah produk yang sukses harus dapat memberikan manfaat kepada
konsumen. Konsumen memberikan penilaian terhadap produk dalam berbagai
cara, diantaranya : nilai ketertarikan, identitas, resiko, pengemasan produk,
pencitraan produk, kontak konsumen, dan ketersediaan layanan. Keputusan
![Page 41: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/41.jpg)
27
untuk melakukan perubahan pada karakteristik produk mutlak diperlukan seiring
dengan perputaran produk tersebut (Bloom & Boone, 2006). Kotler & Amstrong
(1997) mengemukakan bahwa strategi produk yang tepat akan menempatkan
perusahaan pada posisi persaingan yang menguntungkan dibandingkan para
pesaingnya.
Gambar 3. Empat Komponen P dalam Bauran Pemasaran Sumber : Kotler (2005)
b. Harga (Price)
Menurut Kotler (2005) harga adalah satu-satunya unsur bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya
menghasilkan biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah
disesuaikan dan membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan ciri-ciri
produk, saluran distribusi, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu.
Harga juga memposisikan nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar
tentang produk dan mereknya.
Harga memberikan informasi tentang nilai produk serta kekuatan dan
kelemahannya. Menetapkan harga jual merupakan hal yang terus menerus
Bauran Pemasaran
Produk Keragaman
produk Mutu Desain Ciri Nama merek Kemasan Ukuran Pelayanan Garansi Imbalan
Harga Daftar harga Diskon Potongan
harga khusus Periode
pembayaran Syarat kredit
Promosi Promosi
penjualan Periklanan Tenaga
penjualan Kehumasan Pemasaran
langsung
Tempat Saluran
pemasaran Cakupan
pemasaran Pengelompok
kan Lokasi Persediaan Transportasi
![Page 42: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/42.jpg)
28
berlangsung. Persaingan yang berasal dari produk yang dapat dibandingkan,
produksi yang berlebihan, penjualan eceran secara masal, meningkatnya jumlah
konsumen yang sensitif terhadap harga, persaingan, serta taktik penetrasi harga
yang agresif dapat mempengaruhi proses penetapan harga (Bloom & Boone,
2006). Menurut Bloom & Boone (2006) terdapat beberapa strategi penetapan
harga, diantaranya yaitu :
1. Penetapan harga plus laba
Harga ditentukan dengan cara menambahkan persentase untuk perolehan
keuntungan terhadap biaya produksi rata-rata.
2. Pangsa pasar target
Sebuah bisnis yang hendak meningkatkan pangsa pasarnya dapat
menurunkan harga produknya. Menurunkan harga produk sebaiknya
dilakukan ketika (a) konsumen merupakan orang yang sadar dengan situasi
harga, (b) memiliki kelebihan kapasitas produk atau personil, (c) adanya
skala ekonomi pada produksi, (d) harga yang lebih rendah tidak akan
dianggap sebagai indikator akan rendahnya kualitas suatu produk, (e) harga
yang lebih rendah tersebut dapat memicu terjadinya persaingan atau (f)
pengurangan harga jual akan dapat meningkatkan kesadaran pasar akan
produk tersebut.
3. Price skimming
Price skimming berarti menetapkan harga tinggi guna memaksimalkan
pengembalian dana awal sebelum memenuhi segmen pasar yang lebih
sensitif terhadap harga. Price skimming akan lebih tepat dilaksanakan
bilamana: (a) terdapat persaingan yang tidak terlalu berbahaya, (b) produk
dengan harga tinggi dan berkualitas, (c) memiliki produk yang berbeda dan
unik serta hanya terdapat sedikit persaingan yang terjadi di pasar, (d)
perusahaan belum merasa yakin akan harga yang harus ditetapkan (akan
![Page 43: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/43.jpg)
29
lebih mudah bila menetapkan harga rendah daripada menaikkan harga
produk tersebut), (e) memiliki kapasitas produk yang terbatas, dan (f)
memasuki segmen pasar yang secara relatif tidak sensitif terhadap harga.
4. Penetrasi harga
Penetrasi harga dapat dibandingkan dengan promosi penjualan dimana
secara substansial menurunkan harga produk guna mempertahankan atau
menarik lebih banyak konsumen. Tujuannya adalah agar konsumen membeli
lebih banyak produk dengan harga penuh atau agar produk dapat mencapai
pasar dalam waktu singkat. Peneterasi harga dilakukan bilamana: (a)
konsumen sensitif terhadap biaya, (b) biaya produksi per unit dapat
diturunkan dengan memproduksi lebih banyak produk, dan (c) produk dengan
harga rendah dapat memancing persaingan sebelum memasuki pasar.
5. Prestige pricing
Prestige pricing berarti menetapkan harga produk lebih tinggi daripada harga
pesaing guna menjual kualitas citra produk atau status produk.
c. Tempat atau distribusi (Place)
Menurut Kotler dan Armstrong (1997), saluran pemasaran atau distribusi
adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses
untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi.
Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk
menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang
dipasarkannya itu kepada konsumen. Pendistribusian ini membutuhkan penyalur-
penyalur, baik milik perusahaan itu sendiri maupun yang bukan milik perusahaan.
Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang distribusi yaitu agen, penyalur,
distributor, pedagang besar, pengecer, dan perwakilan dagang di luar negeri.
![Page 44: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/44.jpg)
30
Saluran distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua (Kotler, 1997), yaitu:
a. Saluran Distribusi Langsung, yaitu saluran distribusi dimana produk dari
produsen langsung ke tangan konsumen tanpa melalui penyalur/agen.
b. Saluran Distribusi Tidak Langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan
produknya menggunakan penyalur/agen perantara dan juga pengecer
sebelum sampai ke tangan konsumen.
d. Promosi (Promotion)
Kotler dan Armstrong (1997) menyatakan bahwa promosi menunjukkan
pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
kebaikan produknya, membujuk, dan mengingatkan para pelanggan dan
konsumen untuk membeli produk tersebut. Untuk melaksanakan komunikasi
pemasaran diperlukan beberapa cara komunikasi yang disebut bauran
komunikasi pemasaran (bauran promosi). Menurut Kotler (2005), komponen
komunikasi yang menjembatani antara produsen dan konsumen yang dilakukan
perusahaan yaitu :
1. Periklanan
Periklanan merupakan semua bentuk penyajian dan promosi non personal
atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan atau sponsor.
2. Promosi Penjualan
Promosi penjualan merupakan berbagai insentif jangka pendek untuk
mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas
Hubungan masyarakat merupakan suatu program untuk mempromosikan
dan/atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya.
![Page 45: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/45.jpg)
31
4. Penjualan Pribadi
Penjualan pribadi merupakan interaksi secara langsung dengan satu calon
pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan
menerima pesanan.
5. Pemasaran Langsung
Pemasaran secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan surat,
telepon, faksimil, e-mail, dan alat penghubung non personal lain untuk
berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan
langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
3.1.4. Analisis Strategi Pemasaran
Analisis dan pemilihan strategi berbeda-beda menurut kompleksitas
keterlibatan bisnis dari keseluruhan perusahaan. Strategi ini membuat
perusahaan peka terhadap perubahan-perubahan kebutuhan pelanggan dan
kondisi industri sehingga memungkinkan perusahaan membangun keunggulan
bersaing yang tangguh (Pearce & Robinson, 1997).
Tahap-tahap dalam menganalisis suatu kasus dapat dilakukan dengan
memahami terlebih dahulu situasi dan informasi yang ada di perusahaan,
kemudian memahami permasalahan yang terjadi baik masalah yang bersifat
umum maupun spesifik. Selanjutnya menciptakan berbagai alternatif dan
memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah. Terakhir dengan
mengevaluasi pilihan alternatif yang terbaik yaitu dengan cara membahas sisi
yang pro maupun kontra dan memberikan bobot dan skor untuk masing-masing
alternatif dan sebutkan kemungkinan yang akan terjadi. Proses untuk
melaksanakan analisis suatu kasus dapat dilihat pada diagram Proses Analisis
Kasus dalam Gambar 4.
![Page 46: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/46.jpg)
32
Evaluasi Situasi
Mengetahui Strategi Perusahaan
Tentukan Tentukan dan Evaluasi dan Evaluasi Lingkungan Kekuatan Peluang dan dan Ancaman Kelemahan
Analisis Masalah Yang Perlu Mendapat Perhatian
Tentukan Alternatif dan Pilihan Strategi
Jelaskan Situasi
Cari Pemecahan Masalah
ANALISIS SITUASI ANALISIS PERUSAHAAN
Gambar 4. Proses Analisis Kasus Sumber : Rangkuti (2006)
3.1.5. Analisis Lingkungan Perusahaan
Analisis lingkungan perusahaan terdiri dari analisis lingkungan internal
dan analisis lingkungan eksternal perusahaan.
A. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan
Pearce & Robinson (1997), mengatakan bahwa analisis internal adalah
pemikiran pencocokan kekuatan dan kelemahan intern perusahaan dengan
peluang dan ancaman yang ada di lingkungan. Memahami pemikiran yang cukup
sederhana ini akan memungkinkan anda melihat peran analisis intern dalam
pengembangan strategi yang tepat, sehingga mampu memanfaatkan kekuatan
dan mengatasi kelemahan. Strategi yang terumuskan secara baik adalah
kesesuaian yang tepat antara peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan
dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu sendiri. Sasaran analisis
internal adalah menentukan secara cermat kekuatan dan kelemahan strategik
perusahaan. Analisis internal haruslah mengidentifikasi dan mengevaluasi
![Page 47: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/47.jpg)
33
sejumlah keterbatasan kekuatan dan kelemahan terhadap peluang yang ada
dalam lingkungan bersaing perusahaan saat ini dan akan datang.
Menurut David (2004), semua organisasi mempunyai kekuatan dan
kelemahan dalam berbagai bidang fungsional bisnis, seperti manajemen,
pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan
pengembangan, dan sistem informasi manajemen. Sasaran dan strategi
ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan agar menjadi peluang, dan
mengatasi kelemahan agar tidak menjadikan ancaman. Lingkungan internal
memberikan lebih banyak peluang untuk pihak yang berpartisipasi guna
memahami bagaimana pekerjaan, departemen, dan divisi mereka merupakan
bagian dari perusahaan secara keseluruhan.
David (2004) menyatakan ada enam faktor yang mempengaruhi kekuatan
internal dan kelemahan internal:
1). Manajemen
Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar : perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf dan pengendalian.
2). Pemasaran
Pemasaran merupakan proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan,
dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa.
3). Keuangan/Akuntansi
Menetapkan kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan amat penting
untuk merumuskan strategi yang efektif. Kondisi keuangan seringkali
dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk posisisi kompetitif dan daya tarik
keseluruhan suatu perusahaan.
![Page 48: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/48.jpg)
34
4). Produksi/Operasi
Fungsi produksi/operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktivitas yang
mengubah masukan (input) seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, mesin,
dan fasilitas menjadi barang dan jasa (output).
5). Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan sangat perlu dilakukan perusahaan untuk
mendapatkan keunggulan bersaing karena dua alasan, yaitu: (1) faktor
penelitian dan pengembangan menciptakan produk baru atau produk yang
ditingkatkan untuk dipasarkan, (2) dapat meningkatkan proses bahan untuk
mendapatkan keunggulan biaya melalui efisiensi. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan antara lain kemampuan penelitian dan pengembangan,
keistimewaan dalam desain produk dan pengolahan, pengembangan
pengepakan, kemampuan untuk memilih tujuan desain dan keinginan
konsumen, laba kontribusi dan fasilitas pengujian, teknisi dari para ahli,
lingkungan kerja yang cocok, dan kemampuan untuk melaksanakan
peramalan teknologi. Pengeluaran/investasi untuk litbang ditujukan untuk
menghasilkan pada pengembangan produk baru sebelum pesaing
melakukannya untuk memperbaiki kualitas produk, atau untuk memperbaiki
proses produksi untuk menurunkan biaya.
6). Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen bertujuan untuk meningkatkan kinerja/prestasi
perusahaan dengan meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sistem
informasi dikatakan efektif, jika sistem tersebut dapat mengumpulkan,
memberi kode, menyimpan, melakukan sintesis, dan menyajikan informasi
sedemikian rupa sehingga dapat menjawab pertanyaan operasional dan
strategis yang penting. Sistem ini mengumpulkan data tentang pemasaran,
![Page 49: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/49.jpg)
35
keuangan, produksi, dan yang berhubungan dengan karyawan secara
internal, serta faktor sosial budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik,
pemerintah, legal, teknologi dan persaingan secara eksternal.
Kekuatan adalah faktor-faktor yang menggambarkan keunggulan
bersaing potensial di pasar-pasar sasaran, sumber daya, keterampilan atau
keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang
dilayani atau ingin dilayani perusahaan. Kekuatan dapat terkandung dalam
sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli dan
pemasok, dan faktor-faktor lain. Sedangkan kelemahan adalah faktor-faktor yang
merupakan kelemahan bersaing potensial, keterbatasan atau kekurangan dalam
sumber daya, ketrampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat
kinerja efektif perusahaan (Pearce & Robinson, 1997).
B. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
Menurut David (2004), analisis eksternal adalah pengungkapan peluang
dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan, sehingga dengan adanya
peluang maka akan didapatkan keuntungan, sebaliknya dengan adanya
ancaman maka perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya. Selain dapat
memberikan peluang bagi perusahaan, lingkungan eksternal juga dapat
menimbulkan berbagai macam ancaman. Ancaman adalah suatu kecendrungan
atau perkembangan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan yang akan
menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan bila tidak ada kegiatan
pemasaran produknya dengan tujuan tertentu (Pearce & Robinson, 1997).
Lingkungan Makro
Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan utama yang tidak dapat
dikendalikan, namun dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan agar dapat
beroperasi secara efektif dan menghasilkan keuntungan yang diinginkan.
![Page 50: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/50.jpg)
36
Terdapat enam kekuatan utama yaitu: lingkungan demografi, lingkungan
ekonomi, lingkungan alam, lingkungan teknologi, lingkungan politik dan hukum,
lingkungan sosial dan budaya. Para pemasar harus memperhatikan interaksi
antar kekuatan itu, karena kekuatan-kekuatan itu menjadi dasar bagi peluang
dan ancaman baru (Kotler, 2005). Perubahan apapun yang terjadi pada salah
salah satu dari enam aspek ini akan mendatangkan banyak peluang bisnis
sekaligus ancaman bagi perusahaan atau bisnis.
Faktor demografi mencakup skala atau ukuran, distribusi usia,
komposisi keluarga, gabungan etnik, mobilitas, serta distribusi geografis.
Demografi merupakan karakter statistik dari pasar. Menurut Kotler (2005)
kekuatan ekonomi makro pertama yang dipantau oleh para pemasar adalah
populasi, karena oranglah yang membentuk pasar beserta karakteristiknya. Para
pemasar sangat tertarik pada ukuran dan tingkat pertumbuhan populasi di kota,
wilayah, dan negara yang berbeda; distribusi umur dan bauran etnis; level
pendidikan; pola rumah tangga; serta karaktersitik dan pergerakan regional.
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi
perubahan beroperasi. Jual beli merupakan kegiatan utama dalam lingkungan
ekonomi. Aktivitas pembelian terjadi apabila didukung oleh kemampuan daya beli
setiap konsumen. Daya beli pada perekonomian bergantung pada penghasilan
rumah tangga, harga dari barang dan produk, jenis tabungan, hutang, dan
ketersediaan kredit terkini. Para pemasar harus memperhatikan dengan cermat
trend utama penghasilan dan pola pembelanjaan konsumen.
Faktor alam berkaitan erat dengan ketersediaan bahan mentah untuk
proses produksi dan kualitas lingkungan hidup. Kondisi lingkungan alam ini dapat
berubah menjadi rusak disebabkan karena ulah manusia. Kerusakan lingkungan
menyebabkan penipisan terhadap ketersediaan sumberdaya alam. Ketersediaan
sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui dan terbatas dapat menyebabkan
![Page 51: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/51.jpg)
37
peningkatan biaya produksi yang tinggi. Para pemasar perlu mengantisipasi
ancaman maupun peluang yang mungkin timbul dari kecendrungan lingkungan
alam yang saat ini terjadi terkait dengan keempat trend, yaitu: kekurangan bahan
baku khususnya air, peningkatan biaya energi, peningkatan level polusi, dan
perubahan peran pemerintah dalam perlindungan lingkungan hidup.
Faktor teknologi berperan untuk menciptakan peluang bagi perusahaan
untuk berproduksi secara efisien dan dapat menciptakan pasar baru.
Perkembangan teknologi atau penemuan-penemuan baru terhadap teknologi
akan memberi dampak terhadap pola konsumsi pasar yang berimplikasi terhadap
pemasaran perusahaan. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat membuka
kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurnaan produk yang sudah ada,
atau penyempurnaan dalam teknik produksi dan pemasaran. Kemajuan teknologi
juga dapat menjadi ancaman yang membuat teknologi lama menjadi usang.
Untuk menghindari keusangan dan mendorong investasi, perusahaan harus
mewaspadai perubahan teknologi yang mungkin dapat mempengaruhi
industrinya.
Faktor politik dan hukum dibentuk oleh hukum, badan pemerintah, dan
kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan
individu. Kadang-kadang peraturan hukum itu juga menciptakan peluang baru
bagi dunia bisnis. Pemerintahan dapat mempengaruhi negosiasi dan
perlindungan perdagangan, aksi penggabungan usaha atau industri,
penghilangan peraturan pada industri, serta tingkat privatisasi bisnis.
Faktor sosial dan budaya dapat mempengaruhi kepercayaan, nilai-nilai,
norma, keyakinan, opini, gaya hidup. Faktor ini selalu berubah sesuai dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat dan dapat mempengaruhi apa, kapan,
dan bagaimana konsumen berperilaku. Masyarakat membentuk keyakinan dan
nilai dasar (kebebasan, kepribadian, kepraktisan, pencapaian, peningkatan,
![Page 52: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/52.jpg)
38
perikemanusiaan, kenyamanan dan kesehatan) pada diri kita, membentuk
standar yang memerintahkan bagaimana kita berhubungan dan berinteraksi
dengan orang lain.
Lingkungan Mikro
Menurut Kotler & Amstrong (1997), lingkungan mikro perusahaan terdiri
dari pelaku-pelaku dalam lingkungan perusahaan yang langsung mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya, yaitu:
o Pemasok adalah perusahaan bisnis dan perorangan yang menyediakan
sumberdaya yang dibutuhkan perusahaan dan pesaing untuk memproduksi
barang dan jasa tertentu.
o Perantara pemasaran adalah perusahaan yang membantu perusahaan lain
dalam promosi, penjualan, dan pendistribusian barang ke pembeli akhir.
Perantara pemasaran meliputi perantara, perusahaan distribusi fisik, agen
jasa pemasaran, dan perantara keuangan.
o Pelanggan adalah individu atau rumah tangga yang membeli barang dan jasa
untuk dikonsumsi. Pelanggan juga bisa dari sebuah lembaga atau
perusahaan lain yang membeli barang dan jasa untuk dijual kembali. Dalam
menilai pelanggan, perusahaan dapat berhubungan dengan data/profil
pelanggan, tingkat permintaan, dan kekuatan tawar menawar pelanggan.
o Pesaing adalah perusahaan lain yang menawarkan produk sejenis dengan
produk perusahaan atau produk subtitusinya (produk yang menjalankan
fungsi yang sama dengan produk perusahaan).
Lingkungan Industri
Pemahaman karakteristik industri sangat penting dalam upaya
merumuskan strategi bersaing yaitu cara perusahaan menyesuaikan diri atau
merumuskan kecocokan dengan kondisi lingkungan yang berubah. Persaingan
![Page 53: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/53.jpg)
39
Pendatang Baru
Substitusi
Persaingan di kalangan anggota industri
Persaingan diantara perusahaan yang sudah
ada
Pembeli
industri tidak hanya terjadi di antara sesama peserta persaingan, tetapi
persaingan berakar pada situasi ekonomi (Pearce & Robinson, 1997). Ada lima
kekuatan yang mempengaruhi kekuatan-kekuatan dalam persaingan industri
pada hal ini dapat dilihat pada Gambar 5.
Pemasok
Gambar 5. Kekuatan Yang Mempengaruhi Persaingan Industri
Sumber : Pearce dan Robinson, 1997
1) Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas baru, keinginan
untuk merebut bagian pasar dan sumberdaya yang cukup besar. Pendatang
baru dapat mengakibatkan menurunnya harga atau biaya membengkak
sehingga mengurangi kemampuan menghasilkan laba. Kondisi seperti ini
menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Enam sumber
utama hambatan masuk di antaranya adalah skala ekonomis, diferensiasi
produk, kebutuhan modal, hambatan biaya bukan karena skala, akses ke
saluran distribusi, dan kebijakan pemerintah (Pearce & Robinson, 1997).
2) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri
lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau menurukan kualitas barang
![Page 54: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/54.jpg)
40
dan jasa yang dijualnya. Pemasok kuat jika jumlah pemasok sedikit, produk
yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching cost yang besar,
tidak tersedia produk substitusi.
3) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi
perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan servis,
serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya, semua ini dapat
menurunkan laba industri. Kekuatan tawar menawar pembeli ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu besarnya jumlah pembelian, ciri produk, kemudahan
pembeli beralih ke produk pesaing, kesempatan integrasi ke belakang,
keuntungan yang diperoleh pembeli dan informasi yang dimiliki oleh pembeli.
4) Ancaman Produk Pengganti/Subtitusi
Produk substitusi merupakan produk yang dapat menggantikan apa yang
saat ini dibuat dan dipasarkan oleh anggota industri. Hal ini membatasi harga
dan laba potensial yang dapat diperoleh suatu perusahaan. Makin menarik
alternatif harga yang ditawarkan oleh produk substitusi, makin berat tekanan
yang dialami potensi laba industri. Produk substitusi dapat mengancam
produk perusahaan melalui jumlah produk yang memiliki fungsi yang sama,
tingkat perkembangan teknologi produk pengganti, tingkat biaya peralihan
produk perusahaan terhadap produk substitusi, dan tingkat harga produk.
5) Persaingan Di antara Para Anggota Industri
Persaingan dikalangan anggota industri terjadi karena mereka berebut posisi
dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, introduksi produk, dan
persaingan iklan. Tingkat ditentukan oleh banyaknya jumlah pesaing,
karakteristik pesaing, besarnya biaya tetap yang dibutuhkan, pertumbuhan
industri, diferensiasi produk yang ditentukan pesaing, peningkatan kapasitas
produksi yang dimiliki pesaing, dan hambatan keluar industri.
![Page 55: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/55.jpg)
41
Gabungan dari kelima kekuatan inilah yang sebenarnya menentukan
potensi laba akhir dalam suatu industri, dimana potensi laba dalam bentuk hasil
laba atas modal yang telah diinvestasikan dalam jangka panjang.
3.1.6. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External Factor
Evaluation (EFE).
David (2004) mengemukakan bahwa pembuatan matriks IFE merupakan
alat perumusan strategi untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dari suatu usaha, dan
matriks ini juga memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan
di antara bidang-bidang ini, sedangkan matriks EFE membuat ahli strategi
meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi,
lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan.
3.1.7. Matriks Internal-Eksternal (IE)
Gabungan kedua matriks tersebut menghasilkan matriks Internal-
Eksternal (IE). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal
perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model
ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat atau divisi unit
bisnis yang lebih detail (Rangkuti, 2006).
Penjelasan secara spesifik mengenai strategi yang terdapat pada
sembilan sel matriks IE adalah :
1. Strategi Pertumbuhan. Direncanakan untuk mencapai pertumbuhan, baik
dalam penjualan, asset, profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini
dapat dicapai dengan menurunkan harga, mengembangkan produk baru,
menambah kualitas produk atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih
luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan meminimalkan biaya
sehingga meningkatkan profit.
![Page 56: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/56.jpg)
42
2. Penetrasi Pasar. Berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau
jasa yang sudah ada di pasar yang sudah ada lewat usaha pemasaran yang
lebih gencar.
3. Pengembangan Pasar. Strategi memperkenalkan produk atau jasa yang ada
ke wilayah geografi baru.
4. Pengembangan Produk. Strategi yang mencari peningkatan penjualan
dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada.
5. Integrasi ke Belakang. Strategi yang mencari kepemilikan atau kendali lebih
besar pada perusahaan pemasok.
6. Integrasi ke Depan. Strategi yang memperoleh kepemilikan atau
meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer.
7. Integrasi Horizontal. Merujuk kepada strategi mencari kepemilikan dari atau
kendali yang lebih besar atas perusahaan pesaing.
3.1.8. Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan
(Weaknesses) intern perusahaan serta Peluang (Opportunities) dan Ancaman
(Threats) dalam lingkungan yang dihadapi perusahaan. Analisis SWOT
merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategi yang
menggambarkan kecocokan paling baik di antara mereka. Analisis ini didasarkan
pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan
dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Fokus mendasar pertama dalam analisis SWOT yaitu peluang (situasi
penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan) dan ancaman
(situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan).
Fokus mendasar kedua adalah identifikasi kekuatan (sumberdaya, keterampilan,
atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar
![Page 57: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/57.jpg)
43
yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan) dan kelemahan (keterbatasan
atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang
menghambat kinerja perusahaan) intern (Pearce & Robinson, 1997).
Menurut David (2002) faktor-faktor kunci eksternal dan internal
merupakan pembentuk analisis SWOT. Matriks SWOT merupakan alat
pencocokan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe
strategi, yakni strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O, dan strategi W-T.
1. Strategi S-O
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
2. Strategi S-T.
Strategi ini merupakan penerapan strategi perusahaan dalam menggunakan
kekuatan yang dimiliki untuk mengatasai ancaman. Dimana dalam penilaian
strategi S-T ini perusahaan memberikan gambaran kekuatan yang dimiliki
dan diiringi dengan mengamati kemungkinan ancaman yang dihadapi.
3. Stratefi W-O
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada. Penilaian strategi W-O dilakukan
dengan mengidentifikasikan kelemahan yang terdapat pada perusahaan,
kemudian memanfaatkan peluang yang mungkin diperoleh.
4. Strategi W-T
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat bertahan dengan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman.
Penilaian strategi W-T dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan yang
terdapat pada perusahaan dan menghindari segala ancaman yang dapat
mempengaruhi perusahaan.
![Page 58: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/58.jpg)
44
3.1.9. Matriks QSPM
Tahap terakhir dalam perumusan strategi adalah tahap keputusan. QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix) adalah alat yang memungkinkan
penyusunan strategi untuk mengevalusi alternatif strategi secara obyektif dan
dengan penilaian intuitif yang baik berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal
dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David, 2004). Setelah
melewati tahap input dan pencocokan, perusahaan harus dapat mengambil
keputusan tentang strategi terbaik dan yang paling cocok diterapkan dengan
kondisi lingkungan internal dan eksternalnya.
QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan
pada sejauh mana faktor-faktor sukses kritis eksternal dan internal dimanfaatkan
atau diperbaiki. Sifat positif dari QSPM adalah bahwa set strategi dapat diperiksa
secara berurutan atau bersamaan. Tidak ada batas untuk jumlah strategi yang
dapat dievaluasi sekaligus. Selain itu, QSPM mempunyai sifat positif
mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal
yang terkait dalam proses keputusan. Mengembangkan QSPM membuat faktor
kunci lebih kecil kemungkinannya terabaikan atau diberi bobot tidak sesuai.
Keterbatasan dari QSPM adalah selalu memerlukan penilaian intuitif dan
asumsi yang diperhitungkan. Memberi peringkat dan daya tarik berdasarkan
subyektif walaupun begitu prosesnya menggunakan informasi obyektif.
Keputusan dan pemilihan strategi bersifat konstruktif dan memperbaiki keputusan
strategi. Keterbatasan lain QSPM adalah konsep ini hanya dapat sebaik
informasi yang diperlukan dan analisis penjodohan yang menjadi landasannya.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
PT. Buana Tirta Abadi (PT. BTA) merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha AMDK. Semakin meningkatnya kebutuhan
![Page 59: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/59.jpg)
45
masyarakat akan air minum yang praktis, mudah dibawa dimanapun mereka
berada, baik pada saat mereka berada dirumah, diluar lingkungannya, maupun
dalam perjalanan menyebabkan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan
sejenis untuk memproduksi AMDK.
Banyaknya persaingan yang terjadi di dalam industri AMDK sekarang ini,
maka PT. Buana Tirta Abadi perlu untuk melakukan langkah-langkah perumusan
strategi pemasaran yang tepat, guna mengembangkan usaha yang selama ini
telah dijalankan. Melalui alternatif strategi pemasaran yang tepat diharapkan
perusahaan AMDK PT. Buana Tirta Abadi dapat bersaing dengan para
pesaingnya untuk meningkatkan volumen penjualan dan meraih keuntungan
yang maksimal. Untuk itu perusahaan perlu melakukan evaluasi kondisi kekuatan
dan kelemahan internal perusahaan serta mengidentifikasi peluang dan
ancaman yang mungkin terjadi dari lingkungan eksternal perusahaan.
Evaluasi kondisi internal perusahaan dapat dilakukan dengan
menganalisis manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi, penelitian
dan pengembangan serta sistem informasi manajemen perusahaan. Pemasaran
yang dilakukan oleh PT. Buana Tirta Abadi meliputi produk yang dijual yaitu
AMDK merek Citrabas Deluxe sebagai produk yang diunggulkan, harga yang
ditawarkan untuk setiap jenis kemasan, tempat/lokasi produksi dan wilayah
pemasarannya serta sampai sejauh mana perusahaan dalam melakukan
promosi untuk memperkenalkan produknya ke masyarakat.
Evaluasi kondisi eksternal perusahaan dilakukan dengan cara
menganalisis lingkungan makro dan lingkungan mikro perusahaan. Lingkungan
makro perusahaan meliputi faktor demografi, faktor ekonomi, faktor alam, faktor
teknologi, faktor politik dan hukum serta faktor sosial budaya. Lingkungan mikro
perusahaan meliputi pesaing yang dihadapi oleh PT. Buana Tirta Abadi yang
menawarkan produk sejenis, pemasok yang menyediakan sumberdaya yang
![Page 60: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/60.jpg)
46
dibutuhkan oleh perusahaan dan pelanggan yang selama ini membeli produk
AMDK merek Citrabas Deluxe untuk dikonsumsi.
Analisis lingkungan internal berguna untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan, sedangkan analisis lingkungan eksternal berguna untuk mengetahui
peluang dan ancaman dalam memasarkan produknya. Informasi yang diperoleh
kemudian dibuat dalam matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE
(External Factor Evaluation). Selanjutnya kedua matriks dipadukan dalam
matriks IE (Internal-Eksternal) yang digunakan untuk mengetahui posisi
perusahaan saat ini dan mendapatkan inti strategi perusahaan, kemudian
menggunakan matriks SWOT untuk menetapkan beberapa alternatif strategi
yang akan dilakukan perusahaan agar kegiatan pemasaran dapat memberikan
hasil yang maksimal.
Tahap terakhir adalah tahap pengambilan keputusan atau pemilihan
strategi yang paling tepat dapat dilakukan dengan menggunakan matriks QSPM
yang berfungsi untuk mengetahui urutan prioritas strategi pemasaran yang
terbaik yang sebaiknya digunakan perusahaan, diperoleh dari matriks IE dan
SWOT. Diharapkan alternatif strategi pemasaran yang dihasilkan dapat
diterapkan oleh perusahaan untuk mengatasi permasalahan yang ada terutama
pengaruhnya terhadap penjualan AMDK merek Citrabas Deluxe guna kemajuan
perusahaan. Alur kerangka pemikiran Analisis Strategi Pemasaran Perusahaan
AMDK Merek Citrabas Deluxe dapat dilihat pada Gambar 6.
![Page 61: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/61.jpg)
47
PT. Buana Tirta Abadi Berusaha Menghadapi Tingginya Tingkat Persaingan dan Berkeinginan Meningkatkan Pengenalan Produknya serta
Keinginan Perusahaan Menambah Perolehan Hasil Penjualan Lebih Tinggi dari Makloon
Strategi Pemasaran AMDK Merek Citrabas Deluxe Saat Ini
Analisis Lingkungan Internal 1. Manajemen 2. Pemasaran (4 P) 3. Keuangan/Akuntansi 4. Produksi/Operasi 5. Penelitian dan
Pengembangan 6. Sistem Informasi manajemen
Analisis Lingkungan Eksternal 1. Lingkungan Makro (faktor
demografi, faktor ekonomi, faktor alam, faktor teknologi, faktor politik dan hukum, faktor sosbud)
2. Lingkungan Mikro (pesaing, pemasok, pelanggan)
Matriks IFE Matriks EFE
Matriks IE
Analisis SWOT
Matriks QSPM
Alternatif Strategi Pemasaran
Gambar 6. Alur Kerangka Pemikiran Operasional
![Page 62: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/62.jpg)
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Buana Tirta Abadi yang berlokasi di Jl.
Raya Pasar Minggu No. 3 untuk kantor pusat pemasaran dan di Ds. Pasir Buncir
– Kp. Cisalopa untuk sumber mata air yang diperoleh. Pemilihan lokasi penelitian
dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa
PT. Buana Tirta Abadi adalah produsen AMDK yang sedang berkembang, tetapi
sudah menunjukkan prospek yang cukup menjanjikan untuk masa yang akan
datang sehingga suatu strategi pemasaran yang tepat sangat dibutuhkan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Selain itu pertimbangan lain berupa adanya
ketersediaan data yang dibutuhkan dan kesediaan manajemen perusahaan
menjadikan perusahaan tersebut sebagai lokasi penelitian. Pengumpulan data ini
dilaksanakan pada bulan Juli - September 2008.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
kualitatif yang didapatkan dari dalam perusahaan (internal) maupun dari luar
perusahaan (eksternal) dalam bentuk data primer dan data sekunder. Data
kuantitatif merupakan data yang diangkakan, sedangkan data kualitatif yaitu data
yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka, misalnya data berupa gambaran
umum perusahaan, skema dan gambar.
Data primer diperoleh melalui observasi langsung ke perusahaan,
wawancara dan pengisian kuesioner dengan pihak PT. Buana Tirta Abadi.
Jumlah responden yang di pilih untuk pengisian kuisioner ini sebanyak empat
orang. Pemilihan responden dilakukan secara purposive berdasarkan tugas
responden di perusahaan. Responden yang dipilih yaitu Direktur, Wakil
![Page 63: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/63.jpg)
49
Manajemen, Kepala Pemasaran serta Kepala Personalia dan Umum. Hal ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa responden tersebut berpengaruh dalam
pengambilan keputusan, khususnya dalam menentukan strategi pemasaran.
Data sekunder diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah mengenai
gambaran umum perusahaan seperti sejarah perusahaan, visi misi, rencana ke
depan perusahaan, struktur organisasi, data penjualan, dan terutama tentang
data pemasaran. Data sekunder juga diperoleh dari perpustakaan, internet,
buku-buku teks mengenai manajemen pemasaran, artikel-artikel dari website dan
beberapa literatur yang relevan.
4.3. Metode Pengumpulan Data
Metode yang diterapkan dalam pengumpulan data adalah dengan
wawancara terpadu (kuisioner) dan pengamatan langsung (observasi). Pemilihan
responden dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan responden
mempunyai latar belakang pelaku yang mempengaruhi pengambil kebijakan
pada bagian pemasaran, menguasai dan mengetahui informasi yang dibutuhkan.
Wawancara dan kuisioner dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal
dan eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan serta penentuan
bobot dan peringkat untuk masing-masing faktor tersebut.
4.4. Pengolahan dan Analisis Data
Data disajikan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan
pendekatan manajemen strategi dan manajemen pemasaran selanjutnya
disajikan dalam bentuk tabulasi, bagan dan uraian. Analisis deskriptif kualitatif
digunakan untuk mengetahui lingkungan perusahaan agar diketahui apa yang
menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi
perusahaan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks
![Page 64: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/64.jpg)
50
EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM diolah dengan
menggunakan program Microsoft Excel.
4.4.1. Analisis Matriks IFE dan matriks EFE
Analisis matrik IFE (Internal Factor Evaluation) digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan menggolongkannya
menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui pembobotan di bidang-
bidang fungsional, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan/akunting,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi
manajemen.
Matrik EFE (External Factor Evaluation) digunakan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor lingkungan eksternal dan menggolongkannya menjadi peluang dan
ancaman perusahaan dengan melakukan pembobotan. Matriks EFE mengarah
pada perumusan strategi untuk mengevaluasi informasi ekonomi, sosial dan
budaya, demografi, lingkungan, politik dan pemerintah, hukum, teknologi dan
tingkat persaingan.
Berikut ini adalah cara-cara penentuan penyusunan matriks IFE dan EFE
adalah sebagai berikut :
1. Menyusun daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting
(critical success factors) untuk aspek internal (kekuatan dan kelemahan) dan
eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan, kemudian menempatkannya
pada kolom pertama.
2. Menentukan bobot (weight) dan critical success factors. Penentuan bobot
dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan
eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan
metode “Paired ComparisonI” (Kinnear, 1996). Metode ini digunakan untuk
memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan
![Page 65: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/65.jpg)
51
eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan
3. skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :
1 : jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal
2 : jika indikator horizontal sama penting dibandingkan indikator vertikal
3 : jika indikator horizontal lebih penting dibanding indikator vertikal
Bentuk penilaian pembobotan faktor strategi internal (IFE) dan eksternal
perusahaan (EFE) dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Eksternal Perusahaan
Faktor Penentu A B C D ………… Total Bobot
A B C D
................ Total
Sumber, Kinnear, 1996
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel
terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :
n
ii
ii
x
xa
1
Dimana :
ai = Bobot variabel ke-i n = Jumlah variabel
Xi = Nilai variabel ke-i i = 1,2,3 ....n
Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. pembobotan ini kemudian
ditempatkan pada kolom kedua matriks IFE – EFE.
![Page 66: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/66.jpg)
52
3. Menentukan rating setiap critical success factors antara 1 sampai dengan 4,
dimana untuk matriks IFE, skala nilai peringkat untuk kekuatan yang
digunakan yaitu :
1 = Kekuatan yang kecil 3 = Kekuatan yang besar
2 = Kekuatan yang sedang 4 = Kekuatan yang sangat besar
Sedangkan faktor-faktor kelemahan kebalikan dari faktor-faktor kekuatan,
dimana nilai peringkat untuk kelemahan yang digunakan yaitu :
1 = Kelemahan yang sangat berarti 3 = Kelemahan yang kurang berarti
2 = Kelemahan yang cukup berarti 4 = Kelemahan yang tidak berarti
Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan
rata-rata industri, maka nilainya adalah 1 sedangkan jika kelemahan
perusahaan di bawah rata-rata industri maka nilainya adalah 4.
Sedangkan untuk faktor strategis eksternal peluang bagi perusahaan diberi
rating dengan skala yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1 = Perusahaan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam meraih
peluang
2 = Perusahaan mempunyai kemampuan yang baik dalam meraih peluang
3 = Perusahaan mempunyai kemampuan cukup dalam meraih peluang
4 = Perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang baik dalam meraih
peluang
Untuk faktor-faktor ancaman merupakan kebalikan dari faktor peluang,
dimana nilai peringkat untuk ancaman yang digunakan yaitu :
1 = Faktor ancaman memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap
perusahaan
2 = Faktor ancaman memberikan pengaruh kuat terhadap perusahaan
3 = Faktor ancaman memberikan pengaruh biasa terhadap perusahaan
4 = Faktor ancaman tidak memberikan pengaruh terhadap perusahaan
![Page 67: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/67.jpg)
53
4. Mengalikan nilai bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4 dan semua hasil kali tersebut
dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan
yang dinilai. Hasil pembobotan dan peringkat (rating) berdasarkan analisa
situasi perusahaan dimasukkan dalam matriks.
5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-fakror strategis
internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan
perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang
sama. Hasil pembobotan dan peringkat (rating) berdasarkan analisa situasi
perusahaan dimasukkan dalam matriks. Berikut bentuk matriks internal dan
ekternal dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Analisis Matriks IFE
Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor Komentar Kekuatan:
a. ...................... b. ......................
Kelemahan:
a. ...................... b. ......................
TOTAL Sumber : David, 2004
Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5.
Jika total skor IFE (3,0-4,0) berarti kondisi internal perusahaan tinggi/kuat, (2,0-
2,99) berarti kondisi internal perusahaan rata-rata/sedang dan (1,0-1,99) berarti
kondisi internal perusahaan rendah/lemah.
![Page 68: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/68.jpg)
54
Tabel 6. Analisis Matriks EFE
Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Komentar Peluang:
a. ...................... b. ......................
Ancaman:
a. ...................... b. ......................
TOTAL Sumber : David, 2004
Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5.
Jika total skor EFE kuat (3,0-4,0) berarti kondisi perusahaan merespon kuat
terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, rata-rata (2,0-
2,99) berarti kondisi perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan
ancaman yang ada dan lemah (1,0-1,99) berarti kondisi perusahaan tidak dapat
merespon peluang dan ancaman yang ada.
4.4.2. Matriks IE (Internal – Eksternal) Tujuan penggunaan matriks IE yaitu untuk memperoleh strategi bisnis di
tingkat divisi unit bisnis yang lebih detail. Menurut David (2004), matriks IE
didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu ; total nilai IFE yang diberi bobot pada
sumbu-x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu-y. Setiap divisi dari
suatu organisasi harus menyusun matriks IFE dan matriks EFE untuk bagian
organisasi tersebut. Dari total nilai yang diberi bobot setiap divisi matriks IE di
tingkat korporasi dapat disusun.
Pada sumbu-x matriks IE, total nilai IFE yang diberi bobot 1,0-1,99
menunjukkan posisi internal yang lemah; nilai 2,00-2,99 dianggap sedang; nilai
3,00-4,00 kuat. Pada sumbu-y matriks IE, total nilai EFE yang diberi bobot 1,00-
1,99 dianggap rendah; nilai 2,00-2,99 sedang; dan 3,0-4,0 tinggi.
![Page 69: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/69.jpg)
55
Matriks ini dibagi menjadi 9 sel, yaitu: sel I, II, dan IV adalah tumbuh dan
bina. Strategi yang tepat diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke
belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horisontal); sel III, V, dan VII adalah
pertahankan dan pelihara (penetrasi pasar dan pengembangan produk
merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini); sel
VI, VIII, dan IX adalah panen atau divestasi. Total nilai IFE dan total nilai EFE
dikombinasikan dalam 9 sel tersebut sehingga dapat diketahui strategi bisnis
perusahaan. Organisasi yang sukses dapat mencapai portofolio bisnis yang
diposisikan di sekitar sel I dalam matriks IE.
TOTAL SKOR INTERNAL FACTOR EVALUATION
(IFE) 4,0 Kuat 3,0 Rata-rata 2,0 Lemah 1,0
TOTALSKOR EXTERNAL
FACTOR EVALUATION
(EFE)
Tinggi
3,0
I
II
III
Sedang
2,0
IV
V
VI
Rendah
1,0
VII
VIII
IX
Gambar 7. Matriks Internal Eksternal (IE)
Sumber : David, 2004
4.4.3. Matriks SWOT Rangkuti (2006) menyatakan bahwa alat yang dipakai untuk menyusun
faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matrik ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
![Page 70: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/70.jpg)
56
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif
strategis, yaitu :
1) Strategi S-O, strategi ini dibuat berdasarkan keinginan rencana perusahaan,
yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2) Strategi S-T, strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
3) Strategi W-O, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4) Strategi W-T, strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif
dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
Langkah-langkah menyusun matriks SWOT adalah : 1) identifikasi
peluang dan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan, 2) identifikasi
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan yang menentukan, 3)
mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan
strategi SO dalam sel yang tepat, 4) mencocokkan kelemahan internal dengan
peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO dalam sel yang tepat, 5)
mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
resultan strategi ST dalam sel yang tepat, 6) mencocokkan kelemahan internal
dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT dalam sel yang
tepat.
Hasil dari matriks SWOT ini sendiri diharapkan dapat memberikan
beberapa alternatif strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh pihak manajemen
perusahaan agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan pemasaran
perusahaan dapat memberikan hasil yang maksimal.
![Page 71: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/71.jpg)
57
Tabel 7. Matriks SWOT
Internal
Eksternal
STRENGTHS-S
Tentukan 5-10 faktor
kekuatan internal
WEAKNESSES-W
Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal
OPPORTUNITIES-O
Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
STRATEGI S-O
Gunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI W-O
Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
THREATS-T
Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
STRATEGI S-T
Gunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman
STRATEGI W-T Meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti, 2006
4.4.4. Matriks QSPM
Setelah berhasil mengembangkan sejumlah alternatif strategi,
perusahaan harus mampu mengevaluasi dan kemudian memilih strategi terbaik
yang paling cocok dengan kondisi internal perusahaan serta situasi lingkungan
eksternal. Untuk itu dapat digunakan matriks QSPM, matriks ini secara sasaran
menunjukkan strategi alternatif mana yang terbaik. Penggunaan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix) dapat dilihat pada Tabel 8.
Enam langkah yang harus diikuti untuk membuat matriks QSPM, yaitu:
1. Mendaftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang didapat dari
matriks IFE dan EFE yang dibuat terdahulu.
2. Memberikan bobot untuk setiap faktor internal dan eksternal, di mana bobot
tersebut identik dengan yang digunakan dalam matriks IFE dan EFE.
3. Mengidentifikasi alternatif strategi yang diperoleh dari analisis SWOT yang
layak untuk diimplementasikan.
4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Score) untuk masing-masing
alternatif strategi yang terpilih, 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup
![Page 72: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/72.jpg)
58
menarik, 4 = amat menarik. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif
strategi yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai AS.
5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score), yang ditetapkan
dari hasil perkalian bobot dengan nilai daya tarik (AS). TAS menunjukkan
daya tarik relatif dari setiap alternatif strategi, semakin tinggi TAS semakin
menarik alternatif strategi itu.
6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik, dengan menjumlahkan TAS dalam
setiap kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik mengungkapkan
strategi mana yang paling menarik dalam setiap set strategi. Semakin tinggi
nilai totalnya, maka strategi tersebut semakin menarik.
Tabel 8. Matriks QSPM
Faktor-faktor Kunci
Bobot Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Jumlah Total Nilai Daya Tarik
Sumber : David, 2004
Keterangan : Nilai Daya Tarik (AS)
Total Nilai Daya Tarik (TAS)
![Page 73: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/73.jpg)
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah dan Karakteristik Perusahaan PT. Buana Tirta Abadi secara resmi menjadi badan hukum berdasarkan
akte notaris pada tanggal 21 Juni 1997, dan pada tahun 1998 pabrik pertama
berdiri dengan lokasi di Jl. Raya Pasar Minggu No. 3, Jakarta Selatan yang
sekaligus juga menjadi kantor pusat. Merek dagang yang saat ini telah beredar
adalah Citrabas Deluxe, Idaman, dan Maestro. PT. Buana Tirta Abadi telah
memperoleh Sistem Manajemen Mutu (SPSM Modul A) dari Agro Based Industry
Quality Assurance (ABIQA) pada tanggal 2 Maret 1998, mendapat sertifikat
penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia (SNI) Modul 1 sejak tanggal 18
Juni 1998, tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan
Indonesia (ASPADIN) pada tanggal 1 Agustus 1998, dan telah mendapat
sertifikat halal dari MUI sejak tanggal 30 September 1998 serta memperoleh
sertifikat International Bottled Water Association (IBWA) sejak tanggal 25
Oktober 1999.
Pada akhir tahun 2002 dirintis untuk pembangunan pabrik kedua, dengan
harapan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Pada November 2003
pembangunan pabrik selesai dan pada tanggal 30 April 2004 pabrik kedua mulai
beroperasi. Luas area pabrik kedua ini berlokasi di Desa Pasir Buncir – Kp.
Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor adalah 3,5 Ha dan luas
bangunan 3.500 m2. Dengan lokasi sumber mata air yang masih dalam satu
area pabrik, maka hal ini memudahkan dalam proses produksi. Pabrik kedua ini
juga dilengkapi dengan mesin-mesin produksi dengan berbagai jenis kemasan.
Produk AMDK PT. Buana Tirta Abadi merupakan air minum yang
memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan SNI 01-3553-96 dari
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Saat ini PT. Buana Tirta Abadi
![Page 74: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/74.jpg)
60
menciptakan beberapa macam kemasan air mineral yaitu untuk kemasan Galon
(19 Liter) kapasitas produksinya sebesar 850 botol/jam, Botol plastik (0,55 dan
1,5 liter) sebesar 250 box/jam, botol beling (0,375 liter) dan 3 (tiga) unit mesin
untuk kemasan cup (0,22 liter dan 0,24 liter) yang masing-masing kapasitas
sebesar 250 box/jam. Sistem yang digunakan dalam proses produksi adalah
filterisasi dan ozonisasi. Untuk menjaga kualitas agar tetap terjamin, kedua
pabrik yang dimiliki ini didukung oleh sarana dan prasarana penunjang
diantaranya laboratorium yang lengkap sesuai persyaratan untuk industri AMDK
serta pembangkit tenaga listrik genset. Dengan kondisi sekarang ini, maka
diharapkan pada tahun-tahun mendatang PT. Buana Tirta Abadi dapat bersaing
dengan para produsen AMDK besar lainnya. Fungsi laboratorium disini yaitu
untuk pengecekan air setiap kali dilakukan proses produksi. Pengecekan
dilakukan secara rutin setiap dua bulan sekali ke lembaga yang independen
yaitu Balai Besar Industri Agro untuk membandingkan pengecekan antara di
laboratorium perusahaan sendiri dan di Balai Besar Industri Agro apakah telah
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan atau belum.
5.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Buana Tirta Abadi berambisi menjadi bagian dari perusahaan air
minum yang terbesar dan terbaik secara bertahap di antara perusahaan air
minum yang ada di Indonesia. Misi PT. Buana Tirta Abadi mencoba menjadi
partner bisnis yang baik secara bertahap di dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan dengan memperhatikan pelayanan yang tepat waktu serta
memberikan kualitas hasil yang terbaik kepada pelanggan, memperbesar pangsa
pasar dan menurunkan makloon untuk memperbesar kapasitas produksi.
![Page 75: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/75.jpg)
61
5.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan harus memiliki struktur organisasi yang jelas agar
perusahaan dapat berjalan dengan baik dan setiap karyawan dapat memahami
tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Pada PT. Buana Tirta Abadi,
kepala distribusi bertugas mengatur pengiriman barang ke konsumen. Kepala
pabrik bertugas mengatur dan mengkoordinir jalannya produksi termasuk
sumberdaya manusia dan peralatannya agar bisa memproduksi barang-barang
sesuai dengan rencana. Kepala pemasaran bertugas untuk melakukan analisa
pemasaran, kebutuhan pasar sehingga dapat mengetahui berapa persen
marketshare yang bisa diambil dari permintaan pasar, selain itu mengecek dan
mengatur waktu kapan produk bisa dipasarkan. Kepala pembelian bertugas
membuat perencanaan pembelian menyangkut bahan baku produk dan
peralatan dalam skala pembelian yang teratur sesuai dengan keperluannya agar
jalannya produksi lancar. Kepala personalia dan umum bertugas melakukan
perencanaan dan rekrutmen termasuk pembinaan, pelatihan (training) bagi
karyawan baru agar mereka tahu tugas masing-masing serta memperhatikan
kesejahteraan karyawan. Kepala keuangan bertugas mengelola sistem
keuangan perusahaan termasuk aset-aset perusahaan, mencatat pemasukan
dan pengeluaran dan membuat laporan keuangan. Ke enam bagian ini
bertanggungjawab langsung kepada Direktur dan Wakil Manajemen PT. Buana
Tirta Abadi.
Kepala pabrik membawahi empat bagian lainnya, yaitu 1). Kepala
produksi bertugas membuat perencanaan produksi sehingga dapat memenuhi
kebutuhan atau permintaan pasar dan siap untuk ditawarkan ke konsumen,
dibantu oleh operator yang bertugas mengoperasikan mesin-mesin agar mesin
dalam kondisi baik yang bisa digunakan, visual control bertugas melakukan
penyortiran menyangkut kualitas barang mengenai pembungkusan produk
![Page 76: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/76.jpg)
62
(sealing) dan pengepakan barang (packing) sehingga barang siap untuk
dikirimkan ke konsumen, 2). Kepala Lab dan QC bertugas melakukan penelitian
kualitas minuman yang menyangkut masalah higiene dan sanitasi sesuai dengan
ketentuan dan standar yang telah ditetapkan, dibantu oleh analis yang bertugas
menganalisis produk dan inspector yang bertugas untuk mengecek hasil uji
produk yang telah dianalisis apakah layak atau tidak produk tersebut dipasarkan,
3). Kepala Teknik bertugas dalam hal perawatan mesin-mesin produksi,
peralatan kerja produksi, peralatan kantor, dan gedung, 4). Kepala gudang
bertugas melakukan penyimpanan barang-barang yang telah direncanakan dan
dibeli oleh bagian pembelian, kemudian disimpan di gudang sesuai dengan
standar penyimpanan dan melayani permintaan dari bagian produksi. Terdapat
dua tempat penyimpanan barang untuk gudang bahan kemas dan penolong dan
untuk gudang barang jadi. Struktur Organisasi PT. Buana Tirta Abadi dapat
dilihat pada Lampiran 1.
5.4. Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Dalam pembuatan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), dibutuhkan
beberapa tahapan proses produksi sehingga menghasilkan produk yang dapat
dijual ke pasaran. Urutan proses produksi AMDK dijelaskan dalam Lampiran 2.
1. Persiapan Bahan
Gambar 8. Mata Air
![Page 77: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/77.jpg)
63
Gambar 9. Reservoar
a. Bahan Baku Air
Bahan baku air diambil dari mata air yang ditampung dalam reservoar,
penampung air sementara. Sebelum air dimasukkan ke dalam reservoar,
air tersebut diperiksa terlebih dahulu. Pemeriksaan tersebut meliputi
pemeriksaan kimia fisika (bau, rasa, warna, pH, dan suhu, turbidity dan
TDS). Jika air tersebut dinyatakan aman, barulah air tersebut ditampung
di dalam reservoar yang terbuat dari stainless steel, kemudian memasuki
proses water treatment. Water treatment adalah perlakuan terhadap air
baku. Untuk membuat air minum dalam kemasan dibutuhkan beberapa
tahapan proses produksi sehingga menghasilkan produk yang dapat
dijual ke pasaran. Urutan proses produksi air minum dalam kemasan
adalah sebagai berikut :
1. Air baku Citrabas Deluxe diambil dari mata air di Kp. Cisalopa
Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor dengan jarak kurang lebih 60
KM. Pada lokasi mata air dilakukan pra sanitasi terhadap air baku dan
selanjutnya diangkut menggunakan truk tangki khusus yang telah
disanitasikan ke pabrik. Sebelum air dimasukkan ke dalam reservoar,
air tersebut diperiksa terlebih dahulu. Pemeriksaan tersebut meliputi
dari pemeriksaan kimia fisika (bau, rasa, warna, PH dan suhu,
turbidity, dan TDS). Jika air tersebut dinyatakan aman baru air
![Page 78: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/78.jpg)
64
tersebut ditampung di dalam reservoar yang terbuat dari stainless
steel, dimana reservoar ini digunakan sebagai penampungan air
sementara.
2. Dari reservoar, kemudian air dialirkan ke dalam mixing tank. Di dalam
mixing tank ini air dicampurkan dengan Ozon (O3) yang bertujuan
sebagai disinfektan yang ampuh serta tidak meninggalkan sisa pada
produk. Ozon yang diberikan ke dalam mixing tank ini berkisar antara
0,6 – 0,8 ppm.
3. Air kemudian dialirkan ke dalam saringan filter 20 mikron yang
berfungsi untuk menyaring partikel-partikel kasar dengan maksud
meringankan kerja sand filter. Dari saringan filter 20 mikron, air
dialirkan ke dalam sand filter (penyaringan pasir) yang bertujuan
untuk menghilangkan partikel-partikel kasar yang menyebabkan
kekeruhan. Di dalam sand filter ini, air melalui tahap pemeriksaan
kimia fisika dan juga pemeriksaan mikrobiologi.
4. Selanjutnya dimasukkan ke dalam carbon filter (penyaring karbon)
yang berisi karbon yang telah diaktifkan sehingga mampu untuk
menghilangkan senyawa-senyawa kimia berbahaya yang mungkin
terdapat pada air.
5. Lalu dimasukkan ke dalam micro filter (penyaringan mikro) berukuran
10 mikron yang khusus dirancang untuk menjernihkan air. Dari micro
filter ini air dialirkan ke dalam saringan filter nominal 5 mikron yang
mempunyai saring 80%, sehingga kotoran yang tersisa dapat
dihilangkan. Dari saringan filter nominal 5 mikron, kemudian air
dialirkan ke dalam saringan filter absolut 1 mikron dengan daya saring
99% sehingga memungkinkan sisa-sisa kotoran dan bakteri benar-
benar hilang.
![Page 79: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/79.jpg)
65
6. Setelah dari saringan filter absolut 1 mikron, air dialirkan ke dalam
finish tank. Di dalam finish tank ini juga diberikan tambahan Ozon,
tetapi Ozon yang diberikan setengah dari pada Ozon yang diberikan
di dalam mixing tank. Ozon yang diberikan ini, dalam waktu minimal 6
jam (dalam suhu normal 30 0C) akan terurai menjadi oksigen dimana
selama penguraian oksigen ini, ozon menyerang dan memusnahkan
setiap kuman atau bakteri yang tertinggal dalam air, pada botol, galon
atau cup, serta penutup segel. Sebelum dialirkan ke berbagai
kemasan, dilakukan proses quality control dengan mengambil sampel
untuk menguji kadar PH, kadar besi, serta turbididy di dalam air. Jika
proses quality control telah selesai dan dinyatakan aman, baru air
dimasukkan melalui pipa stainless steel ke tangki stainless steel untuk
kemudian didistribusikan ke dalam ruangan pengemasan air mineral
galon (19 liter), botol beling (0,375 liter), botol plastik (1,5 liter dan
0,55 liter) dan cup (0,22 liter). Ruang pengemasan ini disterilkan
dengan menggunakan klorin yang dicampurkan dengan oxine dengan
tujuan agar ruang pengemasan bersih, higienis, dan saniter sehingga
dapat menghasilkan produk yang berkualitas.
7. Setelah pengisian air mineral ke dalam berbagai macam kemasan,
dilakukan lagi quality control terhadap produk jadi agar produk yang
akan dipasarkan ke dalam konsumen merupakan produk yang
berkualitas baik. Jika telah melalui tahap pemeriksaan, sebagian dari
hasil proses produksi ada yang di simpan ke dalam gudang dan ada
yang langsung didistribusikan kepada konsumen.
![Page 80: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/80.jpg)
66
Gambar 10. Water Treatment
b. Kemasan (galon, botol, cup)
Kemasan galon, botol, cup yang sudah dipersiapkan disortir terlebih
dahulu. Khusus untuk galon, dicuci dengan menggunakan mesin (air yang
digunakan adalah air dingin, air panas, dan air produk yang ditambah
dengan ozon). Galon yang sudah dicuci bersih selanjutnya diisi air dari
proses ozonisasi. Berikut disajikan proses perlakuan kemasan :
1). Galon (19 liter)
PT. Buana Tirta Abadi tidak memproduksi sendiri kemasan galon ini,
melainkan membelinya dari supplier. Galon yang dikembalikan oleh
konsumen ataupun galon yang baru dibeli dari supplier sebelum
digunakan untuk pengisian air terlebih dahulu diperiksa agar kemasan
ini higienis. Jika telah melalui tahap pemeriksaan dan dinyatakan
aman maka galon-galon tersebut di cuci, tetapi jika tidak lulus dalam
tahap pemeriksaan maka galon-galon tersebut dilakukan treatment
(perlakuan khusus), setelah dinyatakan steril baru dilakukan
pencucian.
Adapun pencucian galon ini meliputi tiga tahap, yaitu :
a). Pencucian secara manual : di cuci menggunakan air biasa yang
dilakukan oleh para pekerja.
![Page 81: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/81.jpg)
67
b). Pencucian dengan rinser : suatu alat untuk mencuci dengan
bahan kimia yaitu klor, dan rinser dengan menggunakan air.
c). Pencucian dengan mesin : pencucian ini menggunakan air dingin,
air panas dan kemudian setelah itu galon di cuci dengan
menggunakan ozonator/ mesin ozon.
2). Botol Plastik (1,500 liter dan 0,55 liter)
PT. Buana Tirta Abadi juga tidak memproduksi sendiri kemasan botol
plastik ini, melainkan membeli dari supplier. Pengemasan botol plastik
ini menggunakan ruangan yang berbeda dari ruangan pengemasan
untuk galon. Untuk pengisian botol plastik dilakukan ditempat yang
berbeda dari ruang pengemasan galon. Untuk pengisian botol plastik
0,55 liter, mesin yang digunakan sama dengan mesin untuk botol
plastik 1,5 liter, tetapi hanya pengaturan mesin yang berbeda.
3). Botol Beling (0,375 liter)
Sama dengan botol plastik, botol beling ini dibeli dari supplier.
Pengisian produk dilakukan di tempat pengisian botol plastik, dan
mesin yang digunakan pun sama, hanya yang berbeda adalah
pengaturan mesin.
4). Cup (0,22 liter)
Cup yang digunakan pun dibeli dari supplier, dan cara pengisian
produk pun sama dengan botol plastik dan botol beling, hanya
dibedakan dari pengaturan mesin.
2. Fillering, Controlling, Coding/Palleting & Packing
Pada proses pengisian (fillering) dilakukan pengontrolan khusus sampai
memenuhi volume yang sudah ditentukan. Tutup galon/botol dan cup yang
mengalami kebocoran dipisahkan dan disimpan di gudang. galon/botol/cup
![Page 82: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/82.jpg)
68
yang sudah diisi berdasarkan volume yang telah ditentukan tersebut,
selanjutnya diberi label dan seal untuk menghindari kebocoran. Setelah itu
diberi coding (tanggal produksi dan kadaluwarsa), lalu dipak. Botol/cup
kemudian disusun di atas pallet untuk kemudian dibawa ke gudang barang
jadi. Bahan-bahan yang reject dikumpulkan digudang untuk diambil kembali
oleh supplier barang.
3. Penyimpanan di Gudang dan Distribusi
Hasil produksi disimpan di gudang barang jadi sambil menunggu diambil oleh
agen. Setelah diambil agen, Citrabas Deluxe cup 0,22 liter siap untuk
didistribusikan.
5.5. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas dilakukan pada produk AMDK dibagi menjadi tiga,
yaitu kualitas air, kualitas kemasan, dan kualitas proses produksi.
Penjelasan tiap-tiap pengendalian kualitas pada line cup 0,22 literl
diuraikan sebagai berikut :
1. Pengendalian Kualitas Air
Pengendalian kualitas yang dilakukan pada bagian ini adalah :
a) Melakukan pemeriksaan kimia fisika, yang meliputi pemeriksaan bau,
rasa, warna, pH, turbidity, dan Total Dissolved Soil (TDS).
b) Melakukan pemeriksaan mineral, diantaranya adalah kadar besi, dimana
mineral ini dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah dan dalam
jumlah tertentu, akan mempertinggi daya tahan tubuh.
c) Melakukan pemeriksaan mikrobiologi, meliputi bakteri coliform,
salmonella, dan E. Coli.
![Page 83: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/83.jpg)
69
2. Pengendalian Kualitas Kemasan & Bahan Pembantu Lain
Pengendalian kualitas pada bagian ini dilakukan pada saat cup, karton, lid,
sedotan, dan layer baru datang dari supplier. Adapun pemeriksaan yang
dilakukan adalah :
a) Pemeriksaan pada cup meliputi parameter bahan, tes anatomi,
elektronegativitas, berat, ketebalan, warna, volume, bau, cacat rupa, sifat
bahan, drop test, dan tes mesin.
b) Pemeriksaan pada karton dan layer meliputi parameter ukuran, ketebalan,
warna dasar, printing, creacing, cutting, tampak rupa, sistem sambung,
substance, flute, berat total, dan berat/100.
c) Pemeriksaan pada lid meliputi parameter material, tes anatomi, printing,
ketebalan, suhu perekatan, warna dasar, bau, diameter penggulungan,
penampakan, panjang seal, lebar seal, berat, kemasan primer, kemasan
sekunder.
d) Pemeriksaan pada sedotan meliputi parameter diameter dalam, diameter
luar, berat, ukuran panjang, plasticity, isi, kemasan primer, kemasan
sekunder, bentuk ujung.
Sedangkan pada lantai produksi, pengendalian kualitas dilaksanakan
dengan melakukan percobaan produksi apabila ada kemasan yang baru
datang. Biasanya diambil satu slot cup dari setiap kedatangan.
Pengendalian kualitas kemasan juga dilakukan dalam proses produksi,
yaitu dengan penyinaran UV sebelum melalui filter dan sealer
3. Pengendalian Kualitas Proses Produksi
Pengendalian kualitas yang dilakukan pada bagian ini adalah melakukan
pemeriksaan secara visual terhadap proses produksi cup 0,24 ml.
Pemeriksaan dilakukan pada saat penempatan cup pada bucket, setelah
produk jadi dan pada saat pengepakan
![Page 84: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/84.jpg)
70
5.6. Pemasaran Perusahaan Saat Ini
Pemasaran PT. Buana Tirta Abadi saat ini melakukan pendistribusian
langsung (direct) ke konsumen tidak melalui agen atau supermarket, tujuannya
untuk dapat mendekatkan diri ke konsumen dengan perjanjian bisa melihat
pabrik jika ada konsumen yang tertarik. PT. Buana Tirta Abadi saat ini
memasarkan ke industri hotel, restoran, rumah sakit, dan lembaga-lembaga lain
atau perkantoran. Harga tergantung pemakaiannya, untuk industri pemakaian
lebih besar otomatis ada harga spesial untuk industri tersebut, dibuat spesial
dikarenakan kontrak, untuk penjualan di koperasi dari lembaga tersebut juga
diberikan harga tertentu, dikarenakan dari koperasi mengambil untung lagi. Ada
beberapa pelanggan diberikan harga yang berbeda, dikarenakan pelanggan
yang kontrak setahun bisa melakukan negosiasi harga antara perusahaan
dengan pelanggan, harga tidak ada standar khusus dan merupakan salah satu
strategi marketing di PT. Buana Tirta Abadi.
Selain itu juga, dari segi harga untuk kemasan galon relatif lebih stabil
karena harga plastiknya cukup stabil. Harga kemasan lainnya selain kemasan
galon yaitu kemasan botol atau cup dan harganya fluktuatif selalu berubah-
berubah, karena untuk botol dan cup mempunyai standar bahan dasar yang
berbeda dari galon, bahan dasarnya lebih mahal, sehingga kemasan untuk botol,
cup dapat dikatakan eksklusif. Selain itu harga galon bisa di tekan, karena dapat
di isi ulang. Jika isi air dalam galon habis tidak langsung di buang melainkan bisa
di cuci dan di isi lagi, sementara untuk botol dan cup sudah habis langsung
dibuang, tidak dapat di isi ulang.
Kemasan botol tidak dijual di pasaran secara umum. Sesuai dengan
segmen pasar industri. Industri seperti perkantoran sebagian besar
menggunakan galon, tetapi untuk hotel, restoran dan sebagian industri seperti
rumah sakit menggunakan dua jenis kemasan, yaitu ada yang menggunakan
![Page 85: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/85.jpg)
71
galon dan kemasan botol atau cup tergantung kebutuhannya masing-masing.
Produksi minimal 5000 botol/hari, rata-rata penjualan ke pelanggan minimal
125.000 botol/bulan untuk galon. Kawasan industri terdapat di daerah Cikarang
dan Tangerang mempunyai dua sektor industri yang kebetulan karena tempatnya
berbeda di Tangerang harga lebih tinggi dikarenakan pesaing lebih sedikit,
sedangkan di Cikarang harga relatif standar, dikarenakan pesaing lebih banyak.
Sektor industri di Cikarang lebih luas dibanding Tangerang dan pemain airnya
juga banyak sehingga punya daya tawar tinggi industri untuk melihat siapa harga
yang paling rendah.
PT. Buana Tirta Abadi berencana untuk mengembangkan pemasaran di
sektor industri, lembaga-lembaga, dan kantor-kantor, dikarenakan jika
menyimpan barang di supermarket, harus sewa tempat, daya saing banyak,
pilihan merek airnya banyak. Sehingga perusahaan ini memasarkannya
langsung ke konsumen, dan diharapkan konsumen dapat melihat pabrik secara
langsung bagi pelanggan-pelanggan yang sudah lama menjalin kerjasama.
![Page 86: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/86.jpg)
VI. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL
Analisis lingkungan internal dilakukan melalui analisis fungsional yang
dapat menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan yang meliputi manajemen,
pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi), keuangan/akuntansi,
produksi/operasi, penelitian pengembangan dan sistem informasi.
6.1. Manajemen
Adanya sistem manajemen yang baik akan dapat mengontrol semua
kegiatan perusahaan dengan adanya struktur organisasi. Struktur organisasi
merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
organisasi dan merupakan salah satu alat untuk memajukan dalam menjalankan
fungsinya. Semakin banyak yang bekerja sama, maka semakin dibutuhkan suatu
pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing pekerjaan yang ada dalam
perusahaan. Oleh sebab itu pembagian tugas dan wewenang ditujukan dalam
suatu bentuk struktur organisasi. Organisasi dalam kepengurusan perusahaan
sangat sederhana sehingga koordinasi antar bagian dapat terkendali secara baik
dan mudah.
PT. Buana Tirta Abadi dalam melakukan kegiatan aktifitas berproduksi
memerlukan tenaga kerja yang handal dan terampil. Pada saat ini jumlah
karyawan sebanyak 250 orang. Karyawan yang ada di PT. Buana Tirta Abadi
berpendidikan SD hingga S2 sehingga dukungan kualitas sumberdaya manusia
yang dimiliki perusahaan dirasakan sangat kurang dan karyawan hanya
menjalankan aktifitas sesuai rencana yang dirancang oleh para staf
kantor/manajer. Pabrik di Pasar Minggu bertugas untuk memasarkan dan
mendistribusikan produk, sedangkan untuk pabrik di Cisalopa hanya sebagai
produksi saja. Pengorganisasian dan koordinasi pada perusahaan tersebut
![Page 87: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/87.jpg)
73
dilakukan melalui rapat rutin yang dilakukan setiap satu bulan sekali, hal ini
dimaksudkan agar evaluasi kinerja lebih efektif dan efisien.
Tabel 9. Jumlah Karyawan PT. Buana Tirta Abadi
No Bagian Jumlah Karyawan (Orang)
1
2
3
4
5
Direksi dan staff
Distribusi
Produksi
Gudang
Quality Control
30
30
146
30
14
Total 250 Sumber: PT. Buana Tirta Abadi, 2008
Perencanaan penentuan jumlah karyawan yang dibutuhkan ditangani
oleh bagian personalia PT. Buana Tirta Abadi. Setiap orang yang ingin bekerja di
PT. Buana Tirta Abadi harus melalui proses rekrutmen pegawai terlebih dahulu.
Proses rekrutmen ini dimulai dengan melakukan psikotest, pemeriksaan
kesehatan, dan wawancara. Apabila telah memenuhi syarat yang sesuai dengan
yang diinginkan oleh perusahaan, maka calon pelamar tersebut diterima di
PT. Buana Tirta Abadi dengan masa percobaan selama tiga bulan terlebih
dahulu. Apabila dalam waktu tiga bulan ternyata karyawan tersebut memberikan
prestasi yang bagus, maka dapat dianggap sebagai karyawan tetap di PT. Buana
Tirta Abadi. Penilaian prestasi karyawan juga dilakukan oleh bagian personalia,
di mana penilaian ini dilakukan setiap satu tahun sekali. Penilaian ini diberikan
berdasarkan pada hasil kerja, kedisiplinan, produktivitas dan kreativitas para
karyawan itu sendiri. Karyawan yang memiliki prestasi bagus akan mendapatkan
bonus dari PT. Buana Tirta Abadi sebesar satu bulan gaji.
Bagian personalia perusahaan juga menangani mengenai pemberhentian
karyawan yang tentunya telah disetujui oleh pimpinan perusahaan. Akan tetapi,
![Page 88: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/88.jpg)
74
pemberhentian karyawan ini tidak dilakukan secara “sembarangan”, melainkan
harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Tidak disiplin (dalam hal absensi)
Sering melakukan kesalahan dalam bekerja
Telah menerima surat peringatan lebih dari tiga kali
Mengingat pertumbuhan ekonomi dan juga persaingan industri yang terus
berkembang, harus seiring pula dengan peningkatan mutu dan produktivitas
kerja dan juga kesejahteraan para karyawannya. Kebijaksanaan perusahaan ini
dibuat agar tercipta suasana kerja yang harmonis antara para pemimpin
perusahaan dengan para karyawannya yang berlandaskan rasa saling
menghormati dan menghargai antar satu dengan yang lain.
Adapun kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan adalah
sebagai berikut:
Karyawan yang melanggar aturan perusahaan akan diberikan peringatan
secara tertulis sebanyak tiga kali, jika mendapatkan surat peringatan lebih
dari 3 (tiga) kali maka karyawan tersebut akan di PHK dan diberi uang
pesangon sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Seluruh karyawan di PT. Buana Tirta Abadi mendapatkan asuransi.
Tunjangan Hari Raya (THR) diberikan kepada karyawan sebesar satu bulan
gaji pokok dan tunjangan tetap.
Para karyawan dapat mengambil cuti tahunan apabila telah bekerja minimal
selama satu tahun di PT. Buana Tirta Abadi, dengan cuti yang diberikan
selama 14 hari kerja (2 minggu).
Jaminan hari tua dapat diberikan kepada karyawan yang telah berusia di atas
60 tahun.
![Page 89: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/89.jpg)
75
6.2 Pemasaran
Pemasaran merupakan bidang yang sangat penting dalam sebuah
perusahaan, karena bidang pemasaranlah yang bersentuhan langsung dengan
konsumen. Pemasaran merupakan salah satu usaha perusahaan untuk
mempertahankan keberadaan produk, terlebih lagi dalam keadaan permintaan
pasar yang tidak stabil atau dikarenakan munculnya pesaing-pesaing baru. Hal
ini menimbulkan persaingan yang tajam antara perusahaan-perusahaan yang
mempunyai produk sejenis.
PT. Buana Tirta Abadi memiliki jaringan pasar di daerah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi. Untuk wilayah lain apabila ada permintaan
dalam jumlah besar bisa dilayani khusus untuk produk kemasan botol kecil,
sedangkan untuk kemasan 19 liter dan botol 0,375 liter belum dapat dilayani.
Selain penjualan yang dilakukan oleh cabang (Jakarta Selatan, Cikarang, Kelapa
Gading, dan Tangerang), perusahaan juga turut serta dalam memasarkan
langsung kepada konsumen. Untuk itu, perusahaan memiliki kendaraan
operasional untuk membantu pengiriman barang.
Sistem pemasaran yang dilakukan oleh PT. Buana Tirta Abadi adalah
sistem pemasaran langsung. Perusahaan menjual produknya secara langsung
kepada konsumen, baik itu konsumen yang menggunakannya untuk pemakaian
pribadi maupun konsumen yang membeli produk dengan tujuan untuk dijual
kembali (reseller). PT. Buana Tirta Abadi saat ini memasarkan ke industri
perhotelan, restoran, rumah sakit dan perkantoran dilaksanakan setiap hari.
Untuk itu perusahaan memiliki kendaraan operasional guna membantu proses
pengiriman barang, namun jumlah kendaraan yang ada saat ini masih terbatas.
![Page 90: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/90.jpg)
76
6.2.1. Produk
Perusahaan menetapkan standar mutu yang memenuhi persyaratan
kesehatan sesuai dengan SNI 01-3553-96 yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Selain itu dilakukan pula pengendalian kualitas
produk yang dibagi menjadi tiga, yaitu kualitas air, kualitas kemasan, dan kualitas
proses produksi. Sistem yang digunakan dalam proses produksi adalah
Filterisasi dan Ozonisasi. Hal ini dilakukan agar pengolahan AMDK memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan perusahaan.
Selain itu dilakukan pula standar terhadap kemasan produk yang meliputi
wadah dan isi netto, dimana wadah harus dibuat dari bahan yang tidak
mengandung zat beracun atau sesuatu yang dapat mengganggu kesehatan dan
tidak berpengaruh terhadap mutu. Pada setiap kemasan AMDK memuat
informasi yang dibutuhkan konsumen seperti merek, produsen, isi, logo
perusahaan dan tanggal kadaluarsa produk. Berikut diuraikan produk AMDK
PT. Buana Tirta Abadi pada Tabel 10.
Tabel 10. Produk AMDK PT. Buana Tirta Abadi
No Merek Volume Jenis Kemasan Harga (Rp)
1 Citrabas Deluxe 19 liter Galon 5.000 – 9.000 1,5 liter Botol plastik besar 15.000 – 20.000 0,55 liter Botol plastik sedang 20.000 – 28.000 0,375 liter Botol kaca 10.000 – 12.000 0,22 liter Cup 13.000 – 15.000 2 Maestro 19 liter Galon 5.000 – 9.000 3 Idaman 19 liter Galon 5.000 – 9.000
Sumber : PT. Buana Tirta Abadi, 2008 6.2.2. Harga
Harga AMDK PT. Buana Tirta Abadi di tingkat perusahaan sudah
termasuk penambahan biaya pemasaran dan keuntungan yang diharapkan.
Biaya pemasaran di perusahaan pada umumnya lebih efisien dari pada biaya
![Page 91: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/91.jpg)
77
pemasaran di tingkat industri/lembaga atau pengecer, sehingga harga yang
diterima oleh konsumen akhir lebih tinggi dari harga di perusahaan. Strategi
pemasaran yang diterapkannya dalam hubungan dengan produk adalah
menawarkan produk berkualitas lebih bagus dari pada saingannya. Harga AMDK
untuk produk Citrabas Deluxe yang ditawarkan oleh PT. Buana Tirta Abadi
bervariasi tergantung kemasan, yaitu 0,22 liter adalah Rp 13.000 s/d Rp 15.000
per karton isi 48 buah, 0,375 liter adalah Rp 10.000 s/d Rp 12.000 per karton isi
24 buah, 0,55 liter adalah Rp 20.000 s/d Rp 28.000 per karton isi 24 buah, 1,5
liter adalah Rp 15.000 s/d Rp 20.000 per karton isi 12 buah, galon adalah
Rp 5000 s/d Rp 9000 per galon.
6.2.3. Tempat
PT. Buana Tirta Abadi berlokasi di Jl. Raya Pasar Minggu No. 3 untuk
kantor pusat pemasaran dan di Kp. Cisalopa Desa Pasir Buncir, Kecamatan
Caringin, Kabupaten Bogor untuk sumber mata air yang diperoleh. Pada akhir
tahun 2002 dirintis untuk pembangunan pabrik kedua, dengan harapan dapat
memenuhi kebutuhan konsumen. Pada bulan November 2003 pembangunan
pabrik selesai dan pada tanggal 30 April 2004 pabrik kedua mulai beroperasi.
Lokasi pabrik kedua ini berdekatan dengan pabrik pertama, luas area pabrik
kedua ini adalah 3,5 Ha dan luas bangunan 3.500 m2. Dengan lokasi sumber
mata air yang masih dalam satu area pabrik, maka hal ini memudahkan dalam
proses produksi. Pabrik kedua ini juga dilengkapi dengan mesin-mesin produksi
untuk berbagai jenis kemasan. Sejauh ini belum ada rencana penambahan
cabang baru sebagai bentuk perluasan pemasaran untuk meningkatkan produksi
dan memenuhi kebutuhan konsumen.
![Page 92: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/92.jpg)
78
6.2.4. Promosi
Untuk memperkenalkan produknya dalam rangka menjaring pembeli
PT. Buana Tirta Abadi tidak melakukan promosi baik melalui media cetak
maupun elektronik. Sampai saat ini promosi yang dilakukan hanya dengan
promosi penjualan, yaitu memberikan potongan harga. Potongan harga yang
diberikan oleh perusahaan biasanya apabila pelanggan membeli dalam jumlah
banyak baik untuk pelanggan yang sudah ada maupun pelanggan baru. Hal ini
karena perusahaan melakukan pendistribusian secara langsung (direct) ke
konsumen dan tidak melalui agen atau supermarket melainkan melalui tenaga
penjualan dari perusahaan. Tujuannya untuk dapat mendekatkan diri ke
konsumen dengan perjanjian bisa melihat pabrik jika ada konsumen yang
tertarik. Bentuk promosi lain yang dilakukan oleh PT. Buana Tirta Abadi yaitu
pengadaan baju seragam dan pemberian logo pada kendaraan perusahaan.
PT. Buana Tirta Abadi saat ini memasarkan ke industri hotel, restoran, rumah
sakit, dan perkantoran. Promosi yang tidak dilakukan secara maksimal ini
merupakan salah satu kelemahan dari perusahaan PT. Buana Tirta Abadi.
6.3. Keuangan/Akuntansi
Pada awal berdiri sampai dengan sekarang PT. Buana Tirta Abadi hanya
menggunakan modal sendiri untuk mendukung kegiatan usahanya, sehingga
perusahaan tidak mempunyai beban untuk mengembalikan ke bank atau ke
mitra dari perusahaan lainnya dan keuntungan yang diperoleh dapat digunakan
untuk pengembangan usaha lainnya. Sistem pencatatan keuangan yang ada
pada perusahaan tersebut dilakukan secara manual, karena sistem
pencatatannya masih sangat sederhana.
![Page 93: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/93.jpg)
79
6.4. Produksi/ Operasi
6.4.1. Kapasitas Produksi
Mesin yang digunakan untuk memproduksi AMDK cup ada dua macam,
yaitu mesin 4 line dan 8 line. Kapasitas produksi AMDK cup PT. Buana Tirta
Abadi tiap-tiap mesin adalah : a) mesin 4 line = 4800 cup/hari, dan b) mesin 8
line = 9600 cup/hari.
Saat ini PT. Buana Tirta Abadi mengadakan kerjasama (makloon) dengan
perusahaan AMDK lainnya. Namun kapasitas air yang diproduksi oleh PT. Buana
Tirta Abadi lebih sedikit daripada kapasitas air yang diproduksi oleh makloon.
Data dari Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor bahwa air yang diproduksi oleh
PT. Buana Tirta Abadi sebanyak 144.000.000 liter/tahun atau 16 persen.
Sedangkan data dari PT. Buana Tirta Abadi bahwa air yang diproduksi oleh
produk XX sebesar 450.000.000 liter/tahun atau 50 persen, produk YY sebesar
270.000.000 liter/tahun atau 30 persen. Produk PT. Buana Tirta Abadi lainnya
yaitu merek Maestro dan Idaman masing-masing sebesar 18.000.000 liter/tahun
atau 2 (dua) persen. Hal ini menjadi kelemahan yang mendasar bagi
perusahaan, mengingat PT. Buana Tirta Abadi adalah yang mempunyai sumber
mata air sendiri tetapi kondisi berubah yaitu produksi makloon lebih besar
daripada air yang diproduksi oleh PT. Buana Tirta Abadi.
6.4.2. Bahan Baku yang Digunakan
PT. Buana Tirta Abadi menggunakan bahan baku air yang berasal dari
sumber mata air Cisalopa, Kabupaten Bogor yang bersih dan bebas bakteri,
bukan air yang berasal dari sumur bor atau bukan air biasa yang harus dimasak
dahulu sebelum diminum, melainkan air minum murni (pure drinking water) tanpa
tambahan rasa, bahan pengawet atau bahan kimia maupun zat warna,
sedangkan untuk bahan baku kemasan yang digunakan PT. Buana Tirta Abadi
![Page 94: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/94.jpg)
80
tidak memproduksinya sendiri, melainkan memesan dari supplier. Adapun bahan
baku kemasan yang digunakan adalah kemasan cup, dan bahan pembantu lain
seperti kardus/karton, sedotan, lid dan layer.
6.5. Penelitian dan Pengembangan
PT. Buana Tirta Abadi dalam melakukan penelitian terhadap produk
dilakukan melalui tiga tahap yaitu penelitian kualitas air, kualitas kemasan dan
kualitas produksi. Penelitian mengenai kualitas dan mutu air dilakukan secara
rutin di laboratorium bekerjasama dengan Balai Besar Industri Agro Bogor yang
independen dan ahli di bidangnya serta laboratorium yang ada di PT. Buana Tirta
Abadi. Penelitian terhadap kualitas air yang di produksi dilaksanakan setiap satu
hari sekali, kemudian di cek seminggu sekali dan di cek ulang setiap sebulan
sekali. Hasil dari kedua laboratorium tersebut kemudian dicocokkan hasilnya,
sehingga kualitas produk terjamin bersih dan bebas bakteri. Untuk segi
pengembangan produk, PT. Buana Tirta Abadi mempunyai dua pabrik yang
mampu memproduksi untuk kebutuhan pelanggan, namun selama ini hanya
mengandalkan AMDK merek Citrabas Deluxe.
6.6. Sistem Informasi
Alat-alat informasi yang dimiliki oleh PT. Buana Tirta Abadi adalah
telepon, mesin fax dan perangkat komputer dalam kegiatan operasional,
perusahaan didukung oleh sistem informasi yang berbasis komputer. Untuk
penjualan dengan para pelanggan dilakukan melalui telepon dan faximile.
Perusahaan juga menggunakan teknologi internet untuk memantau
perkembangan informasi mengenai industri AMDK PT. Buana Tirta Abadi.
Berdasarkan peralatan informasi yang dimiliki oleh perusahaan maka dapat
mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan perusahaan. Rumusan kekuatan dan
kelemahan di PT. Buana Tirta Abadi dapat dilihat pada Tabel 11.
![Page 95: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/95.jpg)
81
Tabel 11. Rumusan Kekuatan dan Kelemahan PT. Buana Tirta Abadi
Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Manajemen 1. Tidak ada pendidikan dan
pelatihan bagi karyawan Pemasaran 1. Harga kompetitif
2. Diversifikasi dan diferensiasi produk
3. Pengiriman produk setiap hari
4. Lokasi pabrik di dalam kota
1. Pengaruh merek 2. Wilayah distribusi masih
terbatas 3. Terbatasnya armada
kendaraan truk 4. Belum ada rencana
penambahan cabang sebagai perluasan pemasaran
5. Kurang maksimalnya promosi dan iklan
Keuangan 1. Modal sendiri Produksi/Operasi 1. Kapasitas produksi lebih
rendah dari makloon Penelitian dan Pengembangan
1. Laboratorium uji lengkap standar perusahaan AMDK
Identifikasi terhadap faktor-faktor internal perusahaan menghasilkan
rumusan kekuatan dan kelemahan yang menunjang keberhasilan perusahaan.
Dari hasil pengamatan dan analisis serta wawancara yang dilakukan terhadap
faktor-faktor internal, maka dapat dirumuskan faktor kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Dengan mengetahui rumusan kekuatan dan kelemahan,
perusahaan dapat memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan meminimalkan
kelemahannya.
6.7. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Analisis matriks IFE merupakan identifikasi faktor-faktor lingkungan
internal perusahaan dan menggolongkannya menjadi kekuatan (strenghts) dan
kelemahan (weakness) yang berpengaruh terhadap PT. Buana Tirta Abadi.
Penentuan nilai dan bobot terhadap variabel lingkungan internal perusahaan
dilakukan dengan menggunakan metode paired comparison. Penentuan rating
terhadap faktor internal diperoleh dari empat orang responden yaitu Direktur,
Wakil Manajemen, Kepala Pemasaran serta Kepala Personalia dan Umum yang
ada di PT. Buana Tirta Abadi, sedangkan total skor diperoleh dengan mengalikan
bobot dan rating. Proses pembobotan IFE dapat dilihat pada Lampiran 3.
![Page 96: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/96.jpg)
82
Hasil dari penilaian responden terhadap faktor kunci internal perusahaan
didapatkan total skor rata-rata IFE sebesar 2,640. Hal ini mengindikasikan bahwa
posisi strategi perusahaan PT. Buana Tirta Abadi berada pada kondisi
sedang/rata-rata. Hasil analisis matriks IFE pada PT. Buana Tirta Abadi dapat
dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Analisis Matriks IFE pada PT. Buana Tirta Abadi
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan A Harga kompetitif 0.078 3.75 0.291 B Diversifikasi dan diferensiasi produk 0.079 3.5 0.275 C Pengiriman produk setiap hari 0.079 3.5 0.278 D Lokasi pabrik di dalam kota 0.083 3.5 0.289 E Modal sendiri 0.085 4.0 0.340 F Laboratorium uji lengkap standar perusahaan AMDK 0.083 3.25 0.268 Total 1.741 Kelemahan G Tidak ada pendidikan dan pelatihan bagi karyawan 0.075 2.0 0.151 H Pengaruh merek 0.072 2.0 0.144 I Wilayah distribusi masih terbatas 0.076 1.5 0.114 J Terbatasnya armada kendaraan truk 0.079 1.5 0.118
K Belum ada rencana penambahan cabang sebagai perluasan pemasaran 0.069 1.5 0.103
L Kurang maksimalnya promosi dan iklan 0.072 1.75 0.126 M Kapasitas produksi lebih rendah dari makloon 0.071 2.0 0.143 Total 0.899 Total Skor IFE 1,000 2,640
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2008
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa berdasarkan penjumlahan faktor
internal perusahaan PT. Buana Tirta Abadi berupa kekuatan adalah sebesar
1,741 dan faktor internal perusahaan berupa kelemahan adalah sebesar 0,899
sehingga total skor matriks IFE adalah sebesar 2,640. Dari hasil identifikasi
tersebut maka dapat diketahui bahwa lingkungan internal perusahaan PT. Buana
Tirta Abadi yang menjadi faktor kekuatan utama adalah bahwa perusahaan
menggunakan modal sendiri (skor 0,340) untuk melaksanakan seluruh kegiatan
produksi hingga distribusi produk AMDK, sehingga perusahaan tidak mempunyai
![Page 97: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/97.jpg)
83
beban hutang. Kekuatan selanjutnya yaitu harga yang kompetitif dengan skor
0,291. Dalam artian bahwa harga yang diterapkan oleh PT. Buana Tirta Abadi
adalah lebih murah dari pada produk AMDK sejenis sebagai pemimpin pasar
seperti Aqua, tetapi menawarkan produk yang berkualitas, disisi lain PT. Buana
Tirta Abadi mempunyai laboratorium uji lengkap standar perusahaan AMDK dan
bekerjasama dengan Balai Besar Industri Agro Bogor dalam hal penelitian
terhadap kualitas air yang di produksi. PT. Buana Tirta Abadi juga memperoleh
sistem manajemen mutu dari Agro Based Industry Quality Assurance (ABIQA)
dan telah memenuhi persyaratan kesehatan SNI dari Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Pengiriman produk yang dilakukan oleh PT. Buana Tirta Abadi
dilaksanakan setiap hari merupakan kekuatan lain yang dimiliki oleh PT. Buana
Tirta Abadi. Proses pendistribusian yang dekat dengan wilayah pemasaran yaitu
Jabodetabek menjadikan perusahaan lebih cepat dan tepat waktu dalam
pengiriman barang hingga ke konsumen dengan jumlah dan kualitas yang
terjamin dari perusahaan. Hal ini karena lokasi pabrik berada di dalam kota.
Selain merek Citrabas Deluxe yang dihasilkan sebagai produk utama yang
dipasarkan oleh PT. Buana Tirta Abadi merek lain yang dihasilkan yaitu Maestro
dan Idaman sehingga konsumen dapat menentukan pilihan alternatif.
Kelemahan utama PT. Buana Tirta Abadi adalah tidak adanya pendidikan
dan pelatihan bagi karyawan (skor 0,151). Hal ini terjadi karena keterbatasan
modal untuk pelatihan disisi lain merupakan perusahaan keluarga sehingga
kemauan untuk memajukan perusahaan kurang mendapat dukungan yang
positif, sehingga karyawan kurang berkembang. Selanjutnya adanya pengaruh
berbagai jenis merek AMDK yang masih rendah dengan skor 0,144. Untuk
mengantisipasi hal tersebut perusahaan memasarkan produknya pada industri
perhotelan, restoran dan rumah sakit. Apabila memasarkan produknya ke pasar
swalayan atau di tingkat ritel perusahaan akan sulit bersaing dengan perusahaan
sejenis karena di tempat tersebut pilihan produknya lebih banyak.
![Page 98: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/98.jpg)
84
Kelemahan selanjutnya yaitu bahwa kapasitas produksi lebih rendah dari
makloon dengan skor 0,143. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak
mampu memproduks air lebih besar dari makloon. Ada dua hal yang menjadi
wacana bagi perusahaan yaitu pertama : bahwa PT. Buana Tirta Abadi sebagai
pemilik tunggal lokasi mata air seharusnya mampu memproduksi air untuk AMDK
lebih besar dari pada makloon dengan cara menekan produksi makloon, dan
diharapkan dengan penekanan produksi air tersebut perusahaan mampu
memproduksi air lebih besar sehingga produk AMDK merek Citrabas Deluxe
lebih dikenal oleh masyarakat. Kedua : disisi lain perusahaan menggunakan
modal sendiri untuk kebutuhan proses produksi hingga pemasaran. Meskipun air
yang keluar dari sumber mata air besar namun perusahaan tidak mampu
memproduksi ADMK dalam jumlah besar karena keterbatasan modal, selain itu
pangsa pasar/ wilayah distribusi masih terbatas di sekitar Jabodetabek. Untuk itu
ke depan perusahaan harus mampu menekan kapasitas produksi makloon
secara bertahap sambil mengembangkan pangsa pasar/ wilayah distribusi dan
meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia. Sampai saat ini bentuk
kerjasama PT. Buana Tirta Abadai dengan makloon yaitu dalam bentuk kontrak
bisnis, dimana kontrak bisnis tersebut dilaksanakan selama satu tahun untuk
produk YY dan dua tahun untuk produk XX. Kontrak bisnis tersebut dapat
diperpanjang oleh makloon apabila jatuh temponya telah habis.
Kurang maksimalnya promosi dan iklan yang dilakukan oleh PT. Buana
Tirta Abadi dengan skor 0,126 baik melalui media cetak maupun elektronik juga
menjadi kelemahan perusahaan sehingga masyarakat tidak banyak yang
mengetahui adanya produk AMDK merek Citrabas Deluxe. Kelemahan lainnya
yaitu terbatasnya prasarana berupa kendaraan operasional pengangkut produk
AMDK di PT. Buana Tirta Abadi sebesar 0,118 sehingga jangkauan wilayah
distribusipun terbatas hanya meliputi Jabodetabek dengan skor 0,114 untuk itu
perusahaan belum mampu untuk melakukan penambahan cabang guna
pengembangan jangkauan wilayah distribusi pemasaran (0,103).
![Page 99: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/99.jpg)
VII. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
Analisis lingkungan eksternal dilakukan melalui analisis fungsional yang
dapat menjadi peluang dan ancaman perusahaan yang meliputi lingkungan
makro (faktor demografi, ekonomi, teknologi, faktor politik dan hukum, faktor
sosial budaya), lingkungan mikro (pesaing, pemasok, pelanggan) dan lingkungan
industri (ancaman masuknya pendatang baru, kekuatan tawar menawar
pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, ancaman produk
pengganti/subtitusi, persaingan di antara para anggota industri).
7.1. Lingkungan Makro
7.1.1. Faktor Demografi
Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, kebutuhan masyarakat
akan air mineral untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama untuk
dikonsumsi semakin meningkat. Diketahui bahwa total konsumsi air mencapai 26
miliar liter per tahun, padahal ketersediaan air yang layak minum, berkualitas dan
terjamin kesehatannya, makin sulit diperoleh1. Oleh sebab itu, industri AMDK
terus berkembang, dan perusahaan yang menggarap bisnis ini semakin banyak.
Data perusahaan AMDK di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Lampiran 4.
Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu kekuatan ekonomi
makro pertama yang dipantau oleh pemasar, karena oranglah yang membentuk
pasar beserta karakteristiknya. Para pemasar sangat tertarik pada ukuran dan
tingkat pertumbuhan populasi di kota, wilayah, dan negara yang berbeda,
distribusi umur dan bauran etnis, level pendidikan, pola rumah tangga, serta
karaktersitik dan pergerakan regional. Jumlah penduduk di Kabupaten Bogor
tahun 2003 – 2008 dapat dilihat pada Tabel 13.
![Page 100: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/100.jpg)
86
Tabel 13. Jumlah Penduduk di Kabupaten Bogor Tahun 2003 - 2008
Tahun Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor (Jiwa) % 2004 3,436,690 2005 3,475,861 1.14 2006 3,757,546 8.10 2007 4,251,838 13.15 2008 4,330,749*) 1.86
Sumber : Dinas Kependudukan Kabupaten Bogor, 2008 Ket : *) Data sampai dengan bulan Agustus 2008
7.1.2. Faktor Ekonomi
Krisis ekonomi berkepanjangan yang terjadi sejak tahun 1997 hingga kini
belum pulih 100 persen walaupun sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun
menyusul terjadinya krisis-krisis lainnya seperti krisis politik dan krisis
kepemimpinan nasional. Namun upaya pemerintah untuk memulihkan
perekonomian nasional pasca krisis ekonomi 1997 pun terus bergulir dari semua
potensi bangsa yang ada terus dikerahkan untuk mencapai pemulihan tersebut.
Salah satu indikatornya adalah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Kenaikan harga BBM ini sedikit banyak akan memicu kenaikan harga produk
yang diakibatkan kenaikan biaya transportasi.
Meskipun kondisi perekonomian belum pulih sepenuhnya, akan tetapi
kondisi sekarang lebih baik dibandingkan pada saat mengalami krisis
sebelumnya. Letak Kabupaten Bogor yang mengelilingi seluruh wilayah
Kotamadya Bogor, karena letaknya, Kabupaten Bogor menjadi penghubung
antara Kota Bogor dengan DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara. Selain itu,
Kabupaten Bogor juga menjadi penghubung alternatif Bandung dengan Jakarta,
karena letaknya berbatasan dengan Ibukota Negara, maka Bogor merupakan
hinterland (wilayah penyangga) bagi Jakarta. Hal ini merupakan potensi yang
strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Selain
letaknya yang strategis pemerintah Kabupaten Bogor juga memprioritaskan
pembangunan sektor industri yang ditunjang oleh sektor pertanian.
![Page 101: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/101.jpg)
87
Salah satu industri yang banyak didirikan di Kabupaten Bogor yaitu
industri AMDK. Pengaruh langsung yang dirasakan oleh perusahaan adalah
peningkatan biaya produksi, transportasi, bahan baku dan upah kerja akibat
kenaikan harga BBM dan melemahnya nilai tukar rupiah. Kondisi seperti ini akan
menurunkan daya beli masyarakat sehingga perlu diantisipasi oleh perusahaan,
misalnya menjaga harga jual produk tetap stabil sehingga dapat bersaing dengan
para pesaingnya. Meskipun demikian daya beli masyarakat yang turun tidak
berpengaruh terhadap penurunan daya beli terhadap produk AMDK.
7.1.3. Faktor Alam
Saat ini faktor alam menjadi sangat penting berkaitan dengan pengaruh
industri AMDK terhadap lingkungan. Hingga kini perusahaan yang
“mengeksploitasi” sumber mata air di Kabupaten Bogor, jumlahnya mencapai
puluhan. Mulai dari perusahaan berskala kecil, menengah hingga perusahaan
berskala besar. Data di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor
tercatat 44 mata air yang sudah dimanfaatkan oleh perusahaan AMDK.
Keberadaan perusahaan AMDK tersebut, di satu sisi membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui lapangan kerja. Namun di sisi lainnya,
masyarakat juga khawatir akan adanya dampak negatif dari eksploitasi air
tersebut. Ancaman yang berdampak pada kelestarian lingkungan hidup itu akan
jadi kenyataan bila tidak ada upaya pencegahan. Kondisi lingkungan alam ini
dapat berubah menjadi rusak disebabkan karena ulah manusia seperti
penggundulan hutan, dibutuhkan upaya konservasi untuk perlindungan sumber
mata air tersebut.
7.1.4. Faktor Teknologi
Perkembangan teknologi di bidang mesin-mesin pengolahan AMDK dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi kerja yang tidak hanya meningkatkan
![Page 102: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/102.jpg)
88
produktivitas kerja, melainkan juga dapat menekan biaya produksi yang
berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan. Sejak berdirinya PT. Buana Tirta
Abadi teknologi yang digunakan dalam pengolahan AMDK sudah sesuai standar
perusahaan AMDK. Selama proses pengolahan dilakukan pengendalian kualitas
produk yang dibagi menjadi tiga, yaitu kualitas air, kualitas kemasan, dan kualitas
proses produksi. Sistem yang digunakan dalam proses produksi adalah filterisasi
dan ozonisasi. Pengemasan produk dilakukan dengan menggunakan mesin,
kecuali untuk ukuran galon pengemasan dilakukan secara manual.
Pemakaian teknologi lain yang digunakan yaitu dengan memanfaatkan
sarana komunikasi dan transportasi, hal ini dilakukan untuk pencapaian
pendistribusian produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Diharapkan dengan
penggunaan sarana komunikasi memungkinkan seseorang yang berjauhan
dapat melakukan transaksi jual beli.
7.1.5. Faktor Politik
Peranan faktor politik merupakan salah satu faktor yang menjadi
perhatian bagi setiap pengusaha dalam menjalankan usahanya. Perubahan-
perubahan yang terjadi baik itu situasi politik, peraturan-peraturan ataupun
kebijakan yang akan dilakukan oleh pemerintah pusat/daerah perlu dicermati
oleh setiap perusahaan untuk mengambil suatu langkah keputusan dalam
menjalankan usahanya. Situasi politik yang tidak stabil akan mengganggu
perekonomian secara keseluruhan terutama aktifitas suatu perusahaan yaitu
dengan melemahnya nilai tukar rupiah, dan hal ini akan berdampak pada sektor
industri baik yang bergerak di sektor produksi, jasa maupun sektor-sektor
lainnya. Melemahnya nilai tukar rupiah merupakan suatu ancaman bagi suatu
perusahaan. Hal ini perlu dicermati dalam strategi produk karena mempengaruhi
nilai daya beli masyarakat.
![Page 103: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/103.jpg)
89
7.1.6. Faktor Sosial Budaya
Seiring dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang
terus meningkat telah banyak mempengaruhi pola hidup dan nilai budaya
masyarakat. Salah satunya kebutuhan akan air minum yang mudah didapat baik
pada saat mereka berada dirumah, diluar lingkungannya, maupun dalam
perjalanan. Di samping itu tingkat kesadaran masyarakat semakin tinggi akan
kesehatan hidupnya. Masyarakat kota kini sudah pada taraf tidak bisa lepas dari
AMDK. Hal ini menjadi suatu peluang bagi para pengusaha untuk membuat
perusahaan yang dapat mengolah mengemas air yang sehat, mudah didapatkan
dan mudah dibawa. Untuk mewujudkan hal tersebut terciptalah AMDK.
7.2. Lingkungan Mikro
7.2.1. Pesaing
Persaingan AMDK di Indonesia memang ketat, tetapi pasarnya sangat
menggiurkan. Produk AMDK ini tidak hanya dihasilkan oleh perusahaan-
perusahaan besar yang sudah memiliki pangsa pasar cukup besar untuk industri
jenis ini, tetapi juga perusahaan berskala menengah sampai kecil/rumah tangga.
Di sisi yang lain memasuki industri ini relatif mudah, karena di Indonesia
banyak sekali sumber air pegunungan. Teknologinya juga tidak terlalu sulit
sehingga kompetisi sekarang tidak hanya terjadi diantara industri-industri besar
tetapi juga dengan depot isi ulang yang menawarkan harga sepertiganya.
Maraknya depot air minum memaksa industri AMDK mengoreksi targetnya.
Tentu saja ini sebuah ancaman yang serius bagi perusahaan-perusahaan AMDK
berskala besar. Para pengusaha depot isi ulang ini berkilah bahwa pemrosesan
air minum telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI)
Hal ini timbul secara alami, dimana setiap ada peluang bisnis yang
menguntungkan maka akan segera dimasuki oleh orang-orang yang berjiwa
![Page 104: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/104.jpg)
90
bisnis. Besar kecilnya ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri
AMDK tergantung pada rintangan masuk yang ada dan reaksi dari perusahaan-
perusahaan yang telah lama berdiri di bidang industri AMDK yang dapat
diperkirakan oleh pendatang baru. Produk yang ditawarkan pesaing umumnya
perusahaan besar, sudah dipromosikan dengan sangat baik, sehingga sudah
dikenal oleh masyarakat. Produk tersebut dengan merek dagang AQUA, VIT,
dan Ades yang telah menguasai pasar.
PT. Buana Tirta Abadi sebagai salah satu perusahaan baru yang
bergerak dalam bidang AMDK, menyadari bahwa persaingan dalam pemasaran
produk sangat ketat. Jika hanya mengandalkan merek sendiri (Citrabas Deluxe),
kapasitas produksi pabrik tidak akan maksimal, sehingga profitpun akan kecil.
PT. Buana Tirta Abadi menyiasatinya dengan menjalin kerjasama dengan
beberapa klien, salah satunya adalah PT. Tirta Investama (merek dagang VIT)
sebagai induk yang mengayomi unit-unit produksi AQUA yang tersebar diseluruh
Indonesia dan sekarang menjadi lebih dikenal sebagai AQUA Group. Dimana
kerjasama tersebut dalam bentuk join logo.
7.2.2. Pemasok
Pemasok adalah pihak-pihak yang menyediakan sumberdaya
perusahaan dan para pesaingnya untuk memproduksi produk atau jasa tertentu.
Untuk menghasilkan AMDK PT. Buana Tirta Abadi menggunakan bahan baku air
yang terdapat di Kp. Cisalopa Desa Pasir Buncir, Kecamatan Caringin,
Kabupaten Bogor yang bersih dan bebas bakteri, bukan air suling (non-distilled
water) atau air accu (botol biru) yang miskin mineral yang kurang baik untuk
diminum dan bukan air biasa yang harus dimasak dahulu sebelum diminum,
melainkan air minum murni (pure drinking water) tanpa tambahan rasa, bahan
pengawet atau bahan kimia maupun zat warna. Dalam hal ini kedudukan
![Page 105: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/105.jpg)
91
perusahaan terhadap bahan baku air cukup kuat, karena bahan baku air berasal
dari sumber mata air yang dikelola perusahaan
Sedangkan untuk bahan baku kemasan yang digunakan PT. Buana Tirta
Abadi tidak memproduksinya sendiri, melainkan memesan dari supplier. Adapun
bahan baku kemasan yang digunakan adalah kemasan cup, dan bahan
pembantu lain seperti kardus/karton, sedotan, lid, dan layer. Sejauh ini
perusahaan menggunakan satu pemasok saja untuk menyediakan kemasan.
7.2.3. Pelanggan
Pelanggan perusahaan adalah pasar penjual kembali, dalam hal ini
perusahaan menjual produknya pada pasar yang bertujuan untuk menjual produk
itu kembali. Konsumen langsung dari perusahaan adalah industri perhotelan,
restoran, rumah sakit, dan lembaga-lembaga atau perkantoran serta reseller
dengan tujuan konsumen membeli produk untuk dijual kembali. PT. Buana Tirta
Abadi memiliki jaringan pasar di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi. Perusahaan juga telah menjalin kerjasama dengan para agen dalam
memasarkan produknya.
Pelanggan PT. Buana Tirta Abadi meliputi wilayah Jakarta dan Depok
sebesar 65 persen, wilayah Tangerang sebesar 5 (lima) persen) dan wilayah
Cikarang/ Bekasi sebesar 30 persen. Sedangkan pelanggan yang
mengkonsumsi produk AMDK Citrabas Deluxe yaitu wilayah Jakarta dan Depok
meliputi perkantoran dan supermarket yang diperuntukkan bagi karyawan.
Wilayah Tangerang diperuntukkan bagi industri sebesar 80 persen dan
perkantoran sebesar 20 persen. Sedangkan khusus untuk wilayah Bekasi khusus
diperuntukkan bagi pelanggan industri.
![Page 106: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/106.jpg)
92
7.3. Lingkungan Industri
7.3.1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Melemahnya nilai tukar rupiah di pasaran dunia tak menyurutkan para
perusahaan untuk membuka bisnis AMDK, hal ini merupakan suatu potensi
pasar bagi bisnis AMDK karena didukung dengan kondisi perekonomian di
Indonesia yang semakin kondusif dan stabil, di sisi lain laju pertumbuhan
penduduk yang tinggi dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini dimanfaatkan
oleh para perusahaan-perusahaan lain yang ingin bisnis AMDK baik skala kecil,
menengah maupun besar. Meski persaingan demikian ketat, industri ini memiliki
prospek yang besar. Sebelum memasuki industri AMDK hal-hal yang perlu
diperhatikan bagi para perusahaan yaitu faktor ekonomi, modal yang dimiliki dan
pangsa pasar konsumen. Selain itu faktor eksternal juga sangat perlu
diperhatikan bagi perusahaan yang sudah berkecimpung terlebih dulu di industri
AMDK. Hal ini untuk mengantisipasi ancaman yang mungkin masuk dengan
adanya perusahaan-perusahaan baru yang memproduksi AMDK.
Maraknya depot air minum mau tak mau ”memaksa” industri AMDK
mengoreksi target yang ditetapkan, karena terganggu dengan maraknya depot
air minum yang dinilai akan menjadi ancaman bagi pasar AMDK. Hal itu disadari
oleh pemain besar di bisnis ini yang jumlahnya mencapai puluhan perusahaan
besar dan menengah. Sementara perusahaan kecil yang juga bergerak di bisnis
ini juga mengalami perkembangan yang cukup pesat
Hambatan berupa penguasaan saluran distribusi akan mempersulit bagi
pendatang baru. Pada umumnya perusahaan yang telah ada dalam industri ini
seperti PT. Ades Alfindo Putra Setia produsen merek Ades, PT. Panglima
Pamenang produsen merek Total dan PT. Tang Mas yang memproduksi merek 2
(dua) Tang mensiasati lebih fokus pada pasar di wilayah Jawa, khususnya
Jabotabek. Alasannya di luar Jawa sulit bersaing mengingat biaya transportasi
![Page 107: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/107.jpg)
93
yang sangat tinggi. PT Aqua Golden Mississippi yang memproduksi merek Aqua
mensiasati terus gencar melakukan promosi untuk memelihara pangsa pasar
yang dimiliki. Namun, persaingan yang dilakukan tetap pada kerangka
persaingan yang sehat.
Untuk mengantisipasi ancaman/hambatan yang mungkin masuk,
PT. Buana Tirta Abadi telah memiliki kapasitas produksi yang cukup besar yaitu
144.000.000 liter per tahun dan didukung oleh mesin-mesin pengolah
berteknologi standar AMDK. Kapasitas produksi yang dimiliki termasuk cukup
besar jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis yang tergolong
pengikut pasar dalam industri di Kabupaten Bogor. PT. Buana Tirta Abadi juga
berencana untuk mengembangkan jangkauan pemasaran produk khususnya di
industri, lembaga-lembaga, dan kantor-kantor, dikarenakan jika menyimpan
barang di supermarket, harus sewa tempat, daya saing banyak, pilihan merek
AMDK banyak. Sehingga perusahaan ini memasarkannya langsung ke
konsumen, dengan perjanjian bisa melihat pabrik untuk pelanggan-pelanggan
yang sudah lama bekerjasama, selain itu juga daya saingnya lebih sedikit.
Disimpulkan bahwa ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri relatif
kecil, namun perusahaan yang ada dituntut untuk tetap berhati-hati dan
menyiapkan langkah antisipasi.
7.3.2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
PT. Buana Tirta Abadi menggunakan bahan baku air yang terdapat di Kp.
Cisalopa Desa Pasir Buncir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Untuk
bahan baku air kedudukan perusahaan cukup kuat, karena bahan baku air
berasal dari sumber mata air yang dikelola oleh perusahaan. Untuk bahan baku
kemasan PT. Buana Tirta Abadi tidak memproduksi sendiri melainkan dari
supplier. Untuk kekuatan tawar menawar pemasok kuat, karena sejauh ini
PT. Buana Tirta Abadi hanya menggunakan satu pemasok saja untuk
menyediakan kemasannya.
![Page 108: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/108.jpg)
94
7.3.3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Tingkat pembelian AMDK sangat beragam mulai dari dari tingkat usia,
tingkat pendapatan, selera dan status sosial. PT. Buana Tirta Abadi langsung
memasarkan produknya kepada kalangan menengah seperti rumah tangga dan
restoran. PT. Buana Tirta Abadi sangat menyadari dan mengetahui kelompok
pembeli, apabila dipasarkan di swalayan atau para pedagang pengecer maka
akan sangat sulit dalam merebut pangsa pasar. Hal ini karena banyaknya produk
AMDK yang lebih dikenal/diingat oleh masyarakat. AQUA misalnya adalah
pemimpin pasar produk AMDK terbesar di wilayah Asia – Timur Tengah – Pasifik
dengan total penjualan sebesar 1,040 juta liter ditahun 1998 dan sekitar 1,190
juta liter ditahun 1999 dan dengan demikian diakui sebagai AMDK nomor dua di
dunia setelah merek EVIAN.
Semakin banyaknya produsen AMDK dalam melakukan inovasi produk
baik dalam melakukan promosi, maupun kualitas menyebabkan masyarakat
dapat menentukan pilihan jenis AMDK alternatif, sehingga masyarakat
dihadapkan pada berbagai pilihan akan merek AMDK dan dapat
membandingkan antara produk yang satu dengan produk lainnya. Hal ini
menjadikan suatu ancaman bagi perusahaan karena kekuatan tawar menawar
pembeli dalam industri AMDK cukup kuat.
7.3.4. Ancaman Produk Pengganti/Substitusi
Semakin beragamnya produk minuman baik cita rasa, kemasan maupun
kegunaannya yang ditawarkan kepada konsumen menyebabkan produk
substitusi dari AMDK begitu mempengaruhi dari eksistensi masyarakat. Produk
pengganti/substitusi yang dihadapi oleh industri AMDK khususnya PT. Buana
Tirta Abadi adalah produk minuman berenergi, minuman penyegar, minuman
isotonik, minuman berkarbonasi dan minuman sari buah. Produk-produk
![Page 109: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/109.jpg)
95
pengganti tersebut walaupun karakteristinya berbeda, tetapi dapat memberikan
fungsi atau jasa yang sama. Dapat disimpulkan bahwa ancaman produk
pengganti/substitusi cukup kuat.
7.3.5. Persaingan Di antara Para Anggota Industri
PT. Buana Tirta Abadi merupakan jenis perusahaan AMDK yang
dikategorikan sebagai pengikut pasar, karena perusahaan ini baru berdiri pada
tahun 1997. Namun apabila di Kabupaten Bogor perusahaan ini tergolong
perusahaan besar. Tingkat persaingan diantara anggota industri AMDK akan
mempengaruhi kinerja PT. Buana Tirta Abadi. Ragam pesaing yang banyak antar
sesama industri AMDK dalam kemudahan untuk memperoleh produk, jenis
kemasan, jenis label dan persaingan di tingkat harga maupun kualitas produk
yang ditawarkan dirasakan sangat mempengaruhi tingkat persaingan untuk
menarik hati konsumen.
Data dari Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor mencatat bahwa 3 (tiga)
perusahaan yang memproduksi AMDK dalam jumlah besar yaitu PT. Ades
Waters Indonesia dengan kapasitas produksi 375.000.000 liter/thn, PT. Santa
Rosa dengan kapasitas produksi 150.000.000 liter/thn, dan PT. Buana Tirta
Abadi dengan kapasitas produksi 144.000.000 liter/thn. Data diatas dapat
disimpulkan bahwa tingkat persaingan diantara para pesaing yang ada dalam
industri cukup kuat. Rumusan peluang dan ancaman di PT. Buana Tirta Abadi
dapat dilihat pada Tabel 14.
Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal perusahaan menghasilkan
rumusan peluang dan ancaman yang menunjang keberhasilan perusahaan. Dari
hasil pengamatan dan analisis serta wawancara yang dilakukan terhadap faktor-
faktor eksternal, maka dapat dirumuskan faktor peluang dan ancaman
perusahaan. Dengan mengetahui rumusan peluang dan ancaman, perusahaan
dapat memaksimalkan peluang yang dimiliki dan meminimalkan ancaman.
![Page 110: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/110.jpg)
96
Tabel 14. Rumusan Peluang dan Ancaman di PT. Buana Tirta Abadi
Faktor Eksternal Peluang Ancaman Lingkungan Makro (faktor demografi, faktor ekonomi, faktor alam, faktor teknologi, faktor politik dan hukum, faktor sosbud)
1. Tumbuhnya kawasan industri
2. Event olahraga 3. Kebijakan tentang
pengisian merek lain di pabrik perusahaan lain
4. Pertemuan rutin food and beverage asosiasi perhotelan
5. Kerjasama join logo di dalam label kemasan untuk hotel, restoran, cafe, lapangan golf dll
1. Melemahnya nilai tukar rupiah
2. Tingkat kepuasan konsumen
Lingkungan Mikro (pesaing, pemasok dan pelanggan) Lingkungan Industri (pendatang baru, kekuatan tawar menawar pemasok dan pembeli, produk subtitusi, persaingan di antara anggota industri)
1. Banyaknya pesaing baru yang memasuki industri AMDK
2. Persaingan harga yang diberikan untuk menarik konsumen
3. Tumbuhnya depot isi ulang
7.4. Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Analisis matriks EFE merupakan identifikasi faktor-faktor lingkungan
eksternal perusahaan dan menggolongkannya menjadi peluang (opportunities)
dan ancaman (threats) yang berpengaruh terhadap PT. Buana Tirta Abadi.
Penentuan rating terhadap faktor internal diperoleh dari empat orang responden
yaitu Direktur, Wakil Manajemen, Kepala Pemasaran serta Kepala Personalia
dan Umum yang ada di PT. Buana Tirta Abadi, sedangkan total skor diperoleh
dengan mengalikan bobot dan rating. Proses pembobotan EFE dapat dilihat
pada Lampiran 5.
Hasil dari penilaian responden terhadap faktor kunci eksternal
perusahaan didapatkan total skor rata-rata EFE sebesar 2,576. Hal ini
mengindikasikan bahwa posisi strategi perusahaan PT. Buana Tirta Abadi
berada pada kondisi sedang/rata-rata. Hasil analisis matriks EFE pada
PT. Buana Tirta Abadi dapat dilihat pada Tabel 15. Dari Tabel 15 dapat dilihat
![Page 111: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/111.jpg)
97
bahwa berdasarkan penjumlahan faktor eksternal perusahaan PT. Buana Tirta
Abadi berupa peluang adalah sebesar 1,866 dan faktor eksternal perusahaan
berupa ancaman adalah sebesar 0,711 sehingga total skor matriks EFE adalah
sebesar 2,576. hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan AMDK PT. Buana
Tirta Abadi berada pada tingkatan sedang/rata-rata.
Tabel 15. Hasil Analisis Matriks EFE pada PT. Buana Tirta Abadi
Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Peluang A Tumbuhnya kawasan industri 0,106 3,5 0,369 B Event olahraga 0,104 3,5 0,365
C Kebijakan tentang pengisian merek lain di pabrik perusahaan lain 0,111 3,3 0,361
D Pertemuan rutin food and beverage asosiasi perhotelan 0,115 3,3 0,375
E Kerjasama join logo di dalam label kemasan untuk hotel, restoran, cafe 0,106 3,8 0,396
Total 1,866 Ancaman
F Banyaknya pesaing baru yang memasuki industri AMDK 0,093 1,8 0,163
G Persaingan harga yang diberikan untuk menarik konsumen 0,106 1,5 0,158
H Tumbuhnya depot isi ulang 0,081 1,5 0,121 I Melemahnya nilai tukar rupiah 0,088 1,5 0,131 J Tingkat kepuasan konsumen 0,092 1,5 0,138 Total 0,711 Total Skor EFE 1,000 2,576
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2008
Peluang perusahaan PT. Buana Tirta Abadi yang berada pada urutan
pertama yaitu adanya kerjasama join logo di dalam label kemasan untuk hotel,
restoran dan cafe (skor 0,396) yang paling mungkin dimanfaatkan oleh
perusahaan guna meningkatkan profit. Mengingat PT. Buana Tirta Abadi
merupakan perusahaan yang tergolong baru sehingga kapasitas produksi yang
dihasilkan masih terbatas dan belum dapat mencukupi pangsa pasar yang lebih
luas, untuk itu PT. Buana Tirta Abadi bekerjasama dengan PT. Tirta Investama
![Page 112: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/112.jpg)
98
(merek dagang VIT) sebagai induk yang mengayomi unit-unit produksi AQUA
dan lebih dikenal sebagai AQUA Group. Dimana kerjasama tersebut dalam
bentuk join logo.
Hal ini juga didukung oleh pertemuan rutin food and beverage asosiasi
perhotelan (skor 0,375), karena konsumen PT. Buana Tirta Abadi adalah industri
perhotelan, restoran, rumah sakit, dan lembaga-lembaga atau perkantoran serta
reseller dengan tujuan konsumen membeli produk untuk dijual kembali. Peluang
lainnya yaitu tumbuhnya kawasan industri (skor 0,369), adanya event olah raga
(skor 0,365) dan kebijakan pemerintah mengenai diperbolehkannya pengisian
merek lain di pabrik perusahaan lain (skor 0,361).
Hasil dari identifikasi lingkungan eksternal berupa ancaman perusahaan
yaitu banyaknya pesaing baru yang memasuki industri AMDK (skor 0,163). Hal
ini karena pasar industri AMDK sangat menggiurkan, dan saat ini bukan saja
hanya dikelola oleh perusahaan-perusahaan besar melainkan bisa dilakukan
oleh perusahaan berskala menengah/kecil bahkan sampai tingkat rumah tangga.
Disisi lain untuk memasuki industri jenis ini relatif mudah karena di Indonesia
banyak sekali sumber air pegunungan, teknologinya juga tidak terlalu sulit
sehingga kompetisi sekarang tidak hanya terjadi diantara industri besar tetapi
juga dengan depot isi ulang yang menawarkan harga sepertiganya. Ancaman
perusahaan lainnya yang dapat terjadi yaitu kurangnya tingkat kepuasan
konsumen (skor 0,138) dan melemahnya nilai tukar rupiah, sehingga akan sulit
untuk mengembangkan jangkauan wilayah pemasarannya karena biaya produksi
dan distribusi terus meningkat.
![Page 113: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/113.jpg)
VIII. ANALISIS IE (INTERNAL - EXTERNAL) DAN ANALISIS SWOT
8.1. Matriks IE (Internal-External)
Matriks IE digunakan untuk mempermudah dalam memberikan pemilihan
alternatif strategi. Informasi spesifik tentang lingkungan internal maupun
eksternal perusahaan mengacu pada satu cara untuk mendapatkan suatu
kemampuan strategi antara peluang eksternal dan kekuatan internal. Matriks IE
diperoleh dari penggabungan hasil analisis faktor internal (IFE) dan eksternal
(EFE) perusahaan. Dari hasil analisis matriks IE maka akan diketahui posisi
perusahaan PT. Buana Tirta Abadi saat ini. Hasil skor dari matriks IFE sebesar
2,640 dan perolehan skor matriks EFE sebesar 2,576, sehingga apabila masing-
masing skor dipetakan kedalam matriks IE maka posisi perusahaan AMDK
PT. Buana Tirta Abadi berada pada kuadran V. Pada kuadran V strategi yang
sesuai untuk perusahaan adalah strategi hold and maintain. Strategi yang umum
diterapkan yaitu penetrasi pasar (market penetration) dan pengembangan produk
(product development).
Strategi penetrasi pasar yaitu berusaha untuk meningkatkan pangsa
pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada dengan memperluas wilayah
pemasaran yang lebih intensif, lebih maksimal dengan tetap mempertahankan
pasar yang sudah ada. Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan dengan cara
promosi baik melalui media cetak atau elektronik, menambah tenaga penjualan,
mendirikan agen di tempat strategis, distribusi dan memberikan potongan harga
untuk pembelian dalam jumlah besar. Sedangkan strategi pengembangan
produk bertujuan untuk meningkatkan penjualan melalui kegiatan pemasaran
dengan cara mempertahankan mutu dan lebih meningkatkan mutu dan kualitas
produk yang sudah ada secara keseluruhan. Secara lengkap matriks IE dan
posisi kuadran PT. Buana Tirta Abadi saat ini dapat dilihat pada Gambar 11.
![Page 114: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/114.jpg)
100
SKOR IFE (2,640) 4,0 Kuat 3,0 Sedang 2,0 Lemah 1,0
SKOR EFE (2,576)
Tinggi
3,0
I
II
III
Sedang
2,0
IV
V PT. BTA
VI
Rendah
1,0
VII
VIII
IX
Gambar 11. Matriks Internal-Eksternal PT. Buana Tirta Abadi
Hasil dari analisis matriks IE menghasilkan alternatif strategi secara umum tanpa
adanya strategi yang lebih teknis pada perusahaan AMDK PT. Buana Tirta
Abadi. Untuk itu matriks IE berhubungan dengan matriks SWOT yang dapat
memberikan uraian dan langkah alternatif pilihan strategi yang lebih detail yang
sebaiknya dilakukan oleh perusahaan.
8.2. Analisis Matriks SWOT
Hasil analisis dari faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan
dan faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan dalam
upaya pemasaran, diharapkan dapat disusun beberapa alternatif strategi dengan
cara memindahkan hasil analisis matriks IFE dan EFE kedalam matriks SWOT.
Sehingga pada akhirnya didapatkan strategi yang sesuai berdasarkan posisi dan
kondisi perusahaan. Strategi ini terdiri dari SO, strategi ST, strategi WO, dan
strategi WT. Hasil analisis matriks SWOT PT. Buana Tirta Abadi dapat dilihat
pada Tabel 16.
![Page 115: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/115.jpg)
101
Tabel 16. Matriks SWOT pada PT. Buana Tirta Abadi
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (Strengths)
Kelemahan (Weakness)
1. Harga kompetitif 2. Diversifikasi dan diferensiasi
produk 3. Pengiriman produk setiap
hari 4. Lokasi pabrik di dalam kota 5. Modal sendiri 6. Laboratorium uji lengkap
standar perusahaan AMDK
1. Tidak ada pendidikan dan pelatihan bagi karyawan
2. Pengaruh merek 3. Wilayah distribusi terbatas 4. Terbatasnya armada
kendaraan truk 5. Belum ada rencana
penambahan cabang sebagai perluasan pemasaran
6. Kurang maksimalnya promosi dan iklan
7. Kapasitas produksi lebih rendah dari makloon
Peluang (Opportunities) Strategi S-O Strategi W-O
1. Tumbuhnya kawasan industri
2. Event olahraga (sponsor) 3. Kebijakan tentang
pengisian merek lain di pabrik perusahaan lain
4. Pertemuan rutin food and beverage asosiasi perhotelan
5. Kerjasama join logo di dalam label kemasan untuk hotel, restoran dan cafe
1. Memanfaatkan lokasi yang
strategis guna menarik pelanggan potensial (S4 - O1, O2, O4, O5)
1. Meningkatkan kualitas SDM
(W1, W5 - O1, O4, O5) 2. Menambah jaringan
distribusi untuk menambah volume penjualan ( W3, W4, W5 - O1, O2, O3, O4, O5)
3. Menambah kendaraan untuk meningkatkan cakupan distribusi dan mencari pangsa pasar yang lebih besar dengan melakukan penetrasi pasar (W1, W3, W4, W6 - O1, O4, O5)
4. Meningkatkan kapasitas produksi AMDK/ menekan produksi makloon (W1, W2, W3, W6, W7 - O1, O2)
Ancaman (Threaths) Strategi S-T Strategi W-T
1. Banyaknya pesaing baru yang memasuki industri AMDK
2. Persaingan harga yang diberikan untuk menarik konsumen
3. Tumbuhnya depot isi ulang
4. Melemahnya nilai tukar rupiah
5. Tingkat kepuasan konsumen
1. Mempertahankan harga
dan meningkatkan kualitas produk (S1, S2, S3, S5 - T1, T2, T3, T4, T5)
1. Meningkatkan promosi
AMDK Citrabas Deluxe pada masyarakat. (W2, W3, W6 - T1, T2, T3, T5)
![Page 116: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/116.jpg)
102
Hasil dari analisis SWOT terhadap perusahaan AMDK PT. Buana Tirta
Abadi dapat dirumuskan lima rumusan alternatif strategi sebagai berikut :
1. Strategi S - O (Strengths - Opportunities)
Strategi SO merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Strategi yang
dapat digunakan oleh perusahaan yaitu dapat mempertahankan
harga/bersaing harga dengan industri sejenis yang selama ini diberlakukan
untuk menarik konsumen tanpa mengurangi kualitas bahkan diharapkan
dengan harga tersebut kualitas produk semakin ditingkatkan sehingga
tingkat kepuasan konsumen lebih diutamakan. Lokasi perusahaan yang
strategis dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mempermudah
kegiatan pemasaran, promosi dan pendistribusian produk.
2. Strategi S - T (Strengths - Threaths)
Strategi S – T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk mengurangi atau menghindari dampak dari ancaman-
ancaman eksternal yang ada. Alternatif strategi yang disarankan yaitu
mempertahankan harga produk dan meningkatkan kualitas produk. Adanya
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengakibatkan
melemahnya nilai tukar rupiah dan tingginya biaya produksi dan distribusi
membuat perusahaan harus pandai mensiasati fenomena ini. Meskipun
demikian perusahaan harus dapat mampu bersaing harga dengan produk
AMDK lainnya.
3. Strategi W - O (Weakness-Opportunities)
Strategi W-O adalah strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan
yang dimiliki perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Ada
empat alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O, pertama
![Page 117: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/117.jpg)
103
yaitu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dapat dilakukan dengan
cara mengatasi masalah keterampilan karyawan yang masih rendah,
sehingga dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia maka
dukungan dari peningkatan jumlah produksi maupun masalah dalam
menghadapi adanya persaingan dapat diatasi oleh perusahaan. Kedua yaitu
menambah cabang dan jaringan distribusi untuk menambah volume
penjualan dengan cara mencari dan mengadakan kerjasama dengan
pelanggan, agen atau distributor baru yang mempunyai daerah lokasi
strategis, sehingga produk perusahaan dapat lebih dikenal. Dengan strategi
ini diharapkan volume penjualan dapat lebih ditingkatkan.
Strategi yang ketiga yaitu, menambah kendaraan operasional guna
meningkatkan cakupan distribusi dan mencari pangsa pasar yang lebih
besar dengan cara melakukan penetrasi pasar untuk meningkatkan
penjualan. Strategi ini baik dilakukan oleh perusahaan agar produk
perusahaan semakin luas pangsa pasarnya untuk produk yang sudah ada
saat ini melalui usaha pemasaran yang lebih intensif guna mendapatkan
konsumen potensial. Usaha yang sebaiknya dilakukan oleh PT. Buana Tirta
Abadi yaitu dengan cara memasarkan produknya tidak saja ke pasar industri
seperti hotel dan restoran melainkan dapat lebih memperkenalkan
produknya ke masyarakat yaitu dengan mencoba melakukan penjualan ke
pedagang eceran atau supermarket. Penetrasi pasar dapat dilakukan oleh
perusahaan dengan cara melakukan promosi yang lebih maksimal,
memberikan potongan harga untuk pembelian dalam jumlah besar, dan
menambah tenaga penjualan, agar konsumen yang dituju lebih mengenal
produknya dan diharapkan mau membeli dan mengkonsumsi produk
perusahaan sehingga dapat meningkatkan penjualan.
![Page 118: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/118.jpg)
104
Strategi yang keempat yaitu Meningkatkan kapasitas produksi AMDK/
menekan produksi makloon. Perusahaan harus mampu menekan produksi
makloon secara bertahap mengingat sumber mata air yang ada adalah milik
PT. Buana Tirta Abadi, diharapkan nantinya kapasitas produksi air
perusahaan lebih besar dari makloon. Hal ini tentunya didukung oleh wilayah
distribusi/ pangsa pasar yang lebih luas, dukungan modal yang kuat, sarana
dan prasarana pendukung yang memadai serta sumberdaya manusia yang
berkualitas.
4. Strategi W – T (Weakness - Threaths)
Strategi W – T merupakan strategi yang bertujuan untuk mengurangi
kelemahan internal yang dimiliki perusahaan dan menghindari ancaman
eksternal perusahaan. Alternatif strategi yang disarankan yaitu
meningkatkan promosi AMDK Citrabas Deluxe pada masyarakat. Seiring
dengan banyaknya perusahaan yang memproduksi merek-merek produk
AMDK maka untuk dapat lebih bersaing dengan produk sejenis salah
satunya yaitu dengan lebih memperkenalkan produk AMDK Citrabas Deluxe
kepada masyarakat. Pengenalan produk AMDK Citrabas Deluxe dapat
dilakukan dengan cara melakukan kegiatan promosi, mengingat jangkauan
wilayah distribusi di sekitar Jabodetabek alternatif yang dilakukan yaitu
dengan melakukan iklan seperti pemasangan papan reklame di tempat-
tempat strategis sehingga produk lebih dikenal oleh masyarakat. Pemilihan
media promosi yang tepat secara tidak langsung akan memberikan informasi
mengenai produk yang diiklankan, dan diharapkan dapat meningkatkan
volume penjualan.
![Page 119: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/119.jpg)
IX. QSPM (QUANTITATIVE STRATEGIC PLANING MATRIX)
Tahap akhir dalam menyusun strategi alternatif terbaik perusahaan
AMDK PT. Buana Tirta Abadi merek Citrabas Deluxe adalah dengan
menggunakan QSPM. Matriks QSPM merupakan suatu alat analisis yang
direkomendasikan bagi peneliti untuk mengevaluasi pilihan strategi alternatif
terbaik secara obyektif berdasarkan faktor-faktor utama internal dan eksternal
pada matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Proses pengisian matriks QSPM
berdasarkan atas kondisi perusahaan saat ini dan penggunaan intuisi. Hasil
analisis QSPM dapat dilihat pada Lampiran 6.
Kelebihan dari matriks QSP adalah set strategi dapat diperiksa secara
berurutan atau bersamaan, tidak ada batas untuk jumlah strategi yang
dievaluasi, mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor internal dan
eksternal yang terkait dengan proses keputusan. Kelemahan dari QSP yaitu
memerlukan intuitif dan asumsi yang diperhitungkan, memberikan peringkat dan
nilai daya tarik mengharuskan keputusan subjektif, walaupun demikian
prosesnya harus menggunakan informasi objektif. Responden dalam analisis ini
adalah direktur PT. Buana Tirta Abadi, dengan pertimbangan bahwa salah satu
pengambil keputusan utama yang bersifat strategis dalam perusahaan berada
dalam kewenangan direktur.
QSPM diperoleh dari hasil perhitungan dengan mengalikan rata-rata
bobot dari masing-masing identifikasi lingkungan internal dan eksternal
perusahaan dengan nilai daya tarik (AS) maka akan diperoleh nilai total daya
tarik (TAS). Matriks ini akan menghasilkan tindakan-tindakan strategi alternatif
yang dapat dilaksanakan oleh PT. Buana Tirta Abadi. Beberapa alternatif strategi
yang dapat dipilih dapat dilihat pada Tabel 17.
![Page 120: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/120.jpg)
106
Tabel 17. Peringkat Alternatif Strategi Pemasaran PT. Buana Tirta Abadi
No Alternatif Strategi Skor TAS Peringkat 1 Memanfaatkan lokasi yang strategis guna
menarik pelanggan potensial 5,412 6
2 Mempertahankan harga dan meningkatkan
kualitas produk 5,515 4
3 Meningkatkan kualitas SDM 5,413 5 4 Menambah cabang dan jaringan distribusi
untuk menambah volume penjualan 4,890 7
5 Menambah kendaraan untuk meningkatkan
cakupan distribusi dan mencari pangsa
pasar yang lebih besar dengan melakukan
penetrasi pasar
5,699 2
6 Meningkatkan promosi AMDK Citrabas
Deluxe pada masyarakat 5,921 1
7 Meningkatkan kapasitas produksi AMDK/
menekan produksi makloon 5,651 3
Berdasarkan hasil perhitungan TAS, alternatif strategi yang paling
diminati adalah meningkatkan pengenalan merek AMDK Citrabas Deluxe pada
masyarakat dengan nilai TAS 5,921. Alternatif strategi terkecil yaitu menambah
cabang dan jaringan distribusi untuk menambah volume penjualan dengan nilai
TAS sebesar 4,890.
Mengingat PT. Buana Tirta Abadi merupakan perusahaan yang tergolong
baru dalam memasuki industri AMDK maka sebaiknya perlu melakukan promosi
produk guna memperkenalkan produknya agar lebih dikenal oleh konsumen.
Alternatif yang dilakukan yaitu dengan melakukan iklan baik media cetak atau
elektronik sehingga produk lebih dikenal oleh masyarakat. Pemilihan media
promosi yang tepat secara tidak langsung akan memberikan informasi mengenai
produk yang diiklankan. Diharapkan pada akhirnya akan mempertahankan
pelanggan yang sudah ada dan menambah pelanggan lain untuk membeli
![Page 121: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/121.jpg)
107
produk yang diiklankan. Bagi suatu perusahaan merebut pelanggan merupakan
hal yang lebih mudah jika dibandingkan dengan mempertahankan pelanggannya.
Biaya untuk mendapat pelanggan baru jauh lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan untuk mempertahankan pelanggan yang ada. Pelanggan merupakan
faktor penting dalam pemsaran produk perusahaan. Tanpa pelanggan
perusahaan tidak dapat melakukan proses produksi dan memperoleh laba,
sehingga harus diperlakukan secara istimewa. Perusahaan harus dapat menjalin
hubungan baik dengan pelanggan menjadi loyal terhadap produk perusahaan.
Alternatif strategi kedua yang dipilih yaitu menambah kendaraan untuk
meningkatkan cakupan distribusi dan mencari pangsa pasar yang lebih besar
dengan melakukan penetrasi pasar dengan nilai TAS 5,699. Selama ini PT.
Buana Tirta Abadi dalam melakukan pendistribusian produk hingga ke konsumen
mengalami kekurangan sarana transportasi, sehingga sering kali banyaknya
permintaan produk menjadi sedikit terhambat. Untuk itu sarana transportasi
sangat dibutuhkan guna meningkatkan cakupan distribusi. Diharapkan dengan
penambahan sarana transportasi dapat meningkatkan hubungan baik dengan
pelanggan. Adapun cara yang dapat dilakukan yakni dengan mengirimkan
produk tepat waktu, produk sampai ke pelanggan dalam keadaan baik dan
sesuai dengan pesanan pelanggan.
Meningkatkan kapasitas produksi AMDK/ menekan produksi makloon
merupakan alternatif strategi yang ketiga yang disarankan untuk dipilih oleh
perusahaan dengan nilai TAS sebesar 5,651. PT. Buana Tirta Abadi sebagai
pemilik sumber mata air seharusnya bisa memproduksi AMDK lebih besar
daripada produksi yang dihasilkan oleh perusahaan makloon. Cara yang
sebaiknya dilakukan oleh perusahaan yaitu menguatkan sektor keuangan
perusahaan, mempromosikan produk AMDK, mencari pelanggan baru/
mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan cara memperluas wilayah
![Page 122: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/122.jpg)
108
distribusi, meningkatkan kemampuan manajemen sumberdaya manusia dan
memenuhi kebutuhan sarana prasarana operasional produksi hingga distribusi.
Selanjutnya baru menekan produksi perusahaan makloon secara bertahap.
Alternatif strategi keempat yang disarankan untuk dipilih oleh perusahaan
yaitu mempertahankan harga dan meningkatkan kualitas produk dengan nilai
TAS sebesar 5,515. Disisi lain dengan naiknya harga BBM yang diikuti kenaikan
harga-harga barang lainnya membuat perusahaan harus bisa mensiasatinya,
terutama kenaikan harga produksi dan distribusi. Meskipun demikian bukan
berarti akan menekan biaya tersebut dengan cara mengurangi kualitas.
Alternatif strategi kelima yaitu meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia dengan nilai TAS 5,413. Sumberdaya manusia yang baik akan dapat
melakukan perencanaan dan mengontrol semua kegiatan perusahaan.
Sumberdaya manusia merupakan aset yang sangat penting bagi perusahaan,
maju mundurnya sebuah organisasi sangat tergantung pada kualitas
manusianya. Pentingnya sumberdaya manusia yang baik menjadi perhatian
pihak manajemen perusahaan.
Alternatif selanjutnya yaitu memanfaatkan lokasi yang strategis guna
menarik pelanggan potensial dengan nilai TAS 5,412. Lokasi perusahaan yang
strategis merupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan terutama dalam hal
kegiatan pemasaran produk untuk memperbesar pangsa pasar. Hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan survei pasar terhadap wilayah potensial tersebut.
Alternatif strategi terakhir yang disarankan kepada perusahaan yaitu
Menambah cabang dan jaringan distribusi untuk menambah volume penjualan
dengan nilai TAS sebesar 4,890. Hal ini dilakukan apabila perusahaan telah
menyatakan mampu melaksanakan keempat alternatif strategi tersebut. Faktor
lain yang penting yaitu adanya dukungan finansial yang kuat dan faktor-faktor
lainnya telah mendukung untuk mengembangkan usahanya.
![Page 123: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/123.jpg)
X. KESIMPULAN DAN SARAN
10.1. Kesimpulan
1. PT. Buana Tirta Abadi selain memasarkan produknya secara langsung
kekonsumen, perusahaan juga menjual ke reseller dengan tujuan untuk dijual
kembali. Perusahaan memasarkan produknya ke wilayah Jabodetabek
meliputi industri, perhotelan, rumah sakit dan restoran.
2. Hasil dari analisis faktor internal yang merupakan kekuatan utama yaitu
perusahaan menggunakan modal sendiri (skor 0,340). Perusahaan tidak
mempunyai beban untuk mengembalikan uang ke Bank. Sedangkan
kelemahan utama dalam faktor internal perusahaan yaitu tidak adanya
pendidikan dan pelatihan bagi karyawan (skor 0,151). Pentingnya
sumberdaya manusia yang baik perlu menjadi perhatian pihak manajemen
perusahaan karena sumberdaya manusia merupakan aset yang sangat
penting bagi perusahaan, maju mundurnya sebuah organisasi sangat
tergantung pada kualitas manusianya. Total skor matriks IFE sebesar 2,640
menunjukkan bahwa saat ini perusahaan berada pada kondisi sedang.
3. Hasil dari faktor eksternal yang merupakan peluang utama PT. Buana Tirta
Abadi yaitu adanya kerjasama join logo di dalam label kemasan untuk hotel,
restoran dan cafe (skor 0,396). Sedangkan ancaman utama yang timbul bagi
perusahaan yaitu banyaknya pesaing baru yang memasuki industri AMDK
(skor 0,163). Total skor matriks EFE sebesar 2,576 menunjukkan bahwa
kondisi perusahaan saat ini berada pada kondisi sedang/rata-rata. Kedua
hasil matriks IFE dan EFE apabila dimasukkan ke dalam matriks IE maka
kondisi perusahaan saat ini berada pada kuadran V yang berarti pada kondisi
pertahankan dan pelihara.
![Page 124: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/124.jpg)
110
4. Alternatif strategi yang diperoleh dari matriks SWOT yaitu 1) Memanfaatkan
lokasi yang strategis guna menarik pelanggan potensial, 2) Mempertahankan
harga dan meningkatkan kualitas produk, 3) Meningkatkan kualitas SDM, 4)
Menambah cabang dan jaringan distribusi untuk menambah volume
penjualan, 5) Menambah kendaraan untuk meningkatkan cakupan distribusi
dan mencari pangsa pasar yang lebih besar dengan melakukan penetrasi
pasar, 6) Meningkatkan pengenalan merek AMDK Citrabas Deluxe pada
masyarakat, dan 7) Meningkatkan kapasitas produksi AMDK Citrabas
Deluxe/ menekan produksi makloon.
5. Berdasarkan skala prioritas utama hasil dari matriks QSPM, strategi yang
paling tepat untuk diterapkan oleh PT. Buana Tirta Abadi yaitu meningkatkan
pengenalan merek AMDK Citrabas Deluxe pada masyarakat dengan nilai
TAS sebesar 5,926.
10.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Perusahaan sebaiknya mempunyai gagasan/strategi pokok dalam mencari
peluang/celah pasar dalam hal posisi bersaing, strategi yang dapat
diterapkan yaitu strategi market nicher dimana perusahaan harus memiliki
keunikan dalam hal pasar, konsumen dan produk. Strategi yang dibuat lebih
mengkhususkan diri melayani sebagian pasar yang diabaikan perusahaan
besar dan menghindari persaingan dengan perusahaan besar.
2. Untuk lebih memperkenalkan produknya kepada masyarakat sebaiknya
perusahaan tidak hanya saja melakukan promosi melalui penjualan secara
langsung pada konsumen, akan tetapi mencoba untuk melakukan promosi
melalui media cetak maupun elektronik.
![Page 125: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/125.jpg)
111
3. Peningkatan kemampuan sumberdaya manusia perlu diperhatikan oleh
perusahaan guna meningkatkan kemampuan seseorang dalam hal
perencanaan dan semua kegiatan perusahaan karena maju mundurnya
sebuah organisasi sangat tergantung pada kualitas manusianya.
4. PT. Buana Tirta Abadi sebagai pemilik sumber mata air sebaiknya dapat
menekan kapasitas produksi AMDK kepada pihak makloon secara bertahap
guna meningkatkan produksi perusahaan sendiri. Hal ini tentunya didukung
oleh anggaran keuangan perusahaan, memperluas jaringan distribusi,
meningkatkan kemampuan manajemen sumberdaya manusia dan memenuhi
kebutuhan sarana prasarana operasional perusahaan.
5. Guna meningkatkan pelayanan kepada konsumen perusahaan sebaiknya
memperluas wilayah pemasaran salah satunya yaitu dengan menambah
sarana transportasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
![Page 126: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/126.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Aspadin (Asosiasi Produsen Air Minum Dalam Kemasan Indonesia). 2006.
Industri Air Minum Dalam Kemasan Bisnisnya Tak Pernah Kering. http://wartaekonomi.com/ (12 Juli 2008).
Bloom, P.N dan Boone, L.N. 2006. Strategi Pemasaran Produk, PT. Prestasi
Pustakaraya, Jakarta. Capricorn Indonesian Consult. 2006. Perkembangan Produksi dan Konsumsi
AMDK di Indonesia. Capricorn Indonesian Consult. Inc David, F.R. 2004. Manajemen Strategis, PT. Indeks, Jakarta David, F.R. 2002. Manajemen Strategis. Konsep. Edisi Ketujuh. Prenhallindo,
Jakarta Dwiwahyuni, I. 2005. Formulasi Strategi Perusahaan Air Minum Dalam
Kemasan Merek Aquaria. Skripsi Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra, Surabaya. http://dewey.petra.ac.id/spektra/ (12 Juli 2008)
Enyta, M. 2004. Analisis Ekuitas Merek Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di
Kota Bogor. Skripsi Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Gofur, R. 2005. Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) pada PT. Agritech Global Cemerlang, Bogor, Jawa Barat. Skripsi Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kartajaya, H. 2004. Positioning Elemen Marketing, PT. Mizan Pustaka,
Bandung. Kinear, T.L dan Taylor. 1996. Marketing Research, An Applied Approach. Edisi
Keempat. Mc Graw Hill. USA Kotler, P dan G. Armstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Bahasa
Indonesia. Prenhallindo, Jakarta. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 1, PT. Indeks, Jakarta. Nainggolan, J. A. Analisis Strategi Pemasaran Sosis (Studi Kasus pada PT Indo
Prima Foods – Cikarang, Bekasi). Skripsi Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Pearce, J.A dan Robinson, R.B.Jr. 1997. Manajemen Strategik, PT. Binarupa
Aksara, 1997. Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
![Page 127: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/127.jpg)
113
Nasution, R. A. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Roti Unyil Venus pada Perusahaan Roti Venus, Kota Bogor, Jawa Barat. Skripsi Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Simanjuntak, R,D,H. 2006. Formulasi Strategi Pemasaran Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) “Prim-A” di Kantor Penjualan PT. Sinar Sosro Bogor. Skripsi Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Utami, M. 2004. Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Bauran Pemasraan
Bunga Potong Jenis Krisan pada PT. Saung Mirah, Mega Mendung Bogor. Skripsi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Widiarto, A. 2002. Sinergi antara yang Besar dan Kecil.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0205/22/eko2.htm. (12 Juli 2008). Wijoyo, H. K. 2005. Analisis Industri Air Minum Dalam Kemasan dengan
Menggunakan Model Lima Kekuatan Bersaing Porter dan Implikasinya pada Strategi Bersaing PT. Agronesia di Bandung. Teknik Industri, ITB, Bandung.(http://digilib.ti.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbti-gdl-s1-2005- harikusumo-2202)
![Page 128: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/128.jpg)
LAMPIRAN
![Page 129: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/129.jpg)
114
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Buana Tirta Abadi
STRUKTUR ORGANISASI PT. BUANA TIRTA ABADI
DIREKTUR
KEPALA PABRIK KEPALA PEMASARAN
KEPALA PEMBELIAN KA PERSONALIA DAN UMUM
WAKIL MANAJEMEN
KEPALA KEUANGAN
KEPALA PRODUKSI KEPALA TEKNIK KEPALA LAB DAN QC KEPALA GUDANG
OPERATOR
VISUAL CONTROL
SEALING
PACKING
ANALIS INSPECTOR GUDANG BAHAN KEMAS DAN PENOLONG
GUDANG BARANG JADI
UJI PRODUCT
KEPALA DISTRIBUSI
![Page 130: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/130.jpg)
115
Lampiran 2. Urutan Proses Produksi AMDK pada PT. Buana Tirta Abadi
![Page 131: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/131.jpg)
116
Lampiran 3. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategi Internal Keterangan :
A = Harga kompetitif
B = Diversifikasi dan diferensiasi produk
C = Pengiriman produk setiap hari
D = Lokasi pabrik di dalam kota
E = Modal sendiri
F = Laboratorium uji lengkap standar perusahaan AMDK
G = Tidak ada pendidikan dan pelatihan bagi karyawan
H = Pangaruh merek
I = Wilayah distribusi masih terbatas
J = Terbatasnya armada kendaraan truk
K = Belum ada rencana penambahan cabang sebagai perluasan pemasaran
L = Kurang maksimalnya promosi dan iklan
M = Kapasitas produksi lebih rendah dari makloon
DIREKTUR Faktor Kunci A B C D E F G H I J K L M Total Bobot
A 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 1 22 0,071 B 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 24 0,077 C 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 25 0,080 D 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 28 0,090 E 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 27 0,087 F 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 25 0,080 G 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 23 0,074 H 1 1 2 1 2 2 2 3 2 1 3 2 22 0,071 I 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 25 0,080 J 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 25 0,080 K 2 3 1 1 1 2 2 3 2 1 2 2 22 0,071 L 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 22 0,071 M 3 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 22 0,071
Total 26 24 23 20 21 23 25 26 23 23 26 26 26 312 1,000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 200
![Page 132: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/132.jpg)
117
WAKIL MANAJEMEN Faktor Kunci A B C D E F G H I J K L M Total Bobot
A 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 25 0,080 B 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 24 0,077 C 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 1 2 24 0,077 D 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 27 0,087 E 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 26 0,083 F 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 25 0,080 G 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 0,077 H 1 1 2 1 2 2 2 3 1 2 3 2 22 0,071 I 2 2 1 2 2 2 2 1 3 3 2 2 24 0,077 J 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 25 0,080 K 2 3 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 21 0,067 L 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 23 0,074 M 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 22 0,071
Total 23 24 24 21 22 23 24 26 24 23 27 25 26 312 1,000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2008 KEPALA PEMASARAN Faktor Kunci A B C D E F G H I J K L M Total Bobot
A 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 2 2 27 0,087 B 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 25 0,080 C 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 26 0,083 D 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 23 0,074 E 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 27 0,087 F 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 26 0,083 G 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 23 0,074 H 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 23 0,074 I 1 1 1 2 2 2 2 1 3 3 2 3 23 0,074 J 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 24 0,077 K 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 20 0,064 L 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 23 0,074 M 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 22 0,071
Total 21 23 22 25 21 22 25 25 25 24 28 25 26 312 1,000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2008
![Page 133: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/133.jpg)
118
KEPALA PERSONALIA DAN UMUM Faktor Kunci A B C D E F G H I J K L M Total Bobot
A 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 23 0,074 B 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 25 0,080 C 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 24 0,077 D 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 25 0,080 E 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 26 0,083 F 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 27 0,087 G 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24 0,077 H 2 1 2 2 2 1 2 3 2 1 3 2 23 0,074 I 2 1 2 2 2 1 2 1 3 3 2 2 23 0,074 J 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 24 0,077 K 2 3 1 3 1 2 2 3 1 1 2 2 23 0,074 L 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 22 0,071 M 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 23 0,074
Total 25 23 24 23 22 21 24 25 25 24 25 26 25 312 1,000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2008
Faktor Internal
BOBOT RATING Skor Total
Dire ktur
Wk. Man
Ka. Pmsn
Ka. Prslia
Rata-rata
Dire ktur
Wk. Man
Ka. Pmrn
Ka. Prsla
Rata-rata
Rata-rata
Kekuatan A 0,071 0,080 0,087 0,074 0,078 4 4 4 3 3,75 0,291 B 0,077 0,077 0,080 0,080 0,079 3 3 4 4 3,5 0,275 C 0,080 0,077 0,083 0,077 0,079 4 3 4 3 3,5 0,278 D 0,090 0,087 0,074 0,080 0,083 4 4 3 3 3,5 0,289 E 0,087 0,083 0,087 0,083 0,085 4 4 4 4 4,0 0,340 F 0,080 0,080 0,083 0,087 0,083 3 3 3 4 3,3 0,268
Kelemahan G 0,074 0,077 0,074 0,077 0,075 2 2 2 2 2 0,151 H 0,071 0,071 0,074 0,074 0,072 2 2 2 2 2 0,144 I 0,080 0,077 0,074 0,074 0,076 2 1 2 1 1,5 0,114 J 0,080 0,080 0,077 0,077 0,079 2 1 2 1 1,5 0,118 K 0,071 0,067 0,064 0,074 0,069 2 1 2 1 1,5 0,103 L 0,071 0,074 0,074 0,071 0,072 2 2 2 1 1,75 0,126 M 0,071 0,071 0,071 0,074 0,071 2 2 2 2 2 0,143
Total 1.000 2.640 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2008
![Page 134: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/134.jpg)
119
Lampiran 4. Data Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Kabupaten Bogor Tahun 2008
No Nama Perusahaan Alamat Kapasitas Produksi (Ltr/thn)
Tenaga Kerja (org) Ket.
1 PT. Ades Waters Indonesia
Jln. Tapos Km. 1 Kel. Ciriung, Cibinong 375.000.000 467 ABT
2 PT. Aquamas Hudaya Situ Miang 14 Wr. Kupa Rt. 05/01 Ds. Cijeuk Kec. Cijeruk
63.000.000 SMA
3 PT. Buana Tirta Abadi Kp. Cisalopa Ds. Pasir Buncir Kec. Caringin 144.000.000 70 SMA 4 PT. Candras Sentosa Ds. Sanja Kec. Citeureup 3.380.000 25 ABT 5 PT. Citra Setia Buana Ds. Pasir Buncir Kec. Caringin 10.000.000 15 SMA 6 PT. Daya Hutama Tirta Ds. Dayeuh Kec. Cileungsi 36.000.000 25 ABT 7 PT. Jaya Wijaya Ds. Cicadas Kec. Gunung Putri 5.000.000 25 ABT 8 PT. Luvin Indonesia Ds. Cijujung Kec. Sukaraja 11.250.000 100 ABT 9 PT. Mitra Keluarga
Sejahtera Kp. Cinangka Rt. 06/02 Ds. Cipayung Girang, Megamendung
11.000.000 8 SMA
10 CV. Rindu Alam Indah Kp. Citinis Rt. 03/03 No. 88 Ds. Citurayut Kec. Cijeruk.
30.000.000 65 SMA
11 PT. Sanggar Dewi Kp. Gelonggong Rt. 04/01 Ds. Waringin Jaya Kec. Bojonggede
11.000.000 25 SMA
12 PT. Santa Rosa Indah Jln. Herdin Ds Cibinong 3.380.000 8 ABT 13 PT. Sariguna Prima Tirta Jln. Mayor Oking No. 92 B Kec. Citeureup 12.000.000 277 ABT 14 PT. Tirta Murni Pratama Ds. Sentul Kec. Babakan Madang 12.000.000 55 ABT 15 PT. Triguna Internusa Jln. Raya Sukabumi Ds. Caringin Kec. Caringin 11.000.000 35 ABT 16 PT. Airkyndo Bali Rt. 06/06 Ds. Putat Nutug Kec. Ciseeng 11.000.000 135 ABT 17 PT. Aqu Asia Irindo Ds. Pancawati Kec. Caringin 12.600.000 25 SMA 18 PO. Bovaria Kp. Cibogo II Rt. 07/03 Ds. Cipicung Kec. Cijeruk 2.250.000 20 SMA 19 PT. Cahaya Malam Abadi Kp. Cipicung Rt. 03/04 Ds. Cipicung Kec. Cijeruk 10.000.000 25 SMA 20 CV. Certowin Multitrading Kp. Cibitung Rt. 02/07 Ds. Gunung Malang Kec.
Tenjolaya 10.000.000 23 SMA
![Page 135: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/135.jpg)
120
No Nama Perusahaan Alamat Kapasitas Produksi (Ltr/thn)
Tenaga Kerja (org) Ket.
21 CV. Namora Lestari Ds. Gunung Putri Rt. 03/03 No. 53 Kec. Gunung Putri 10.000.000 10 ABT 22 PT. Domus Indah Kp. Lengis Rt. 22/07 Ds. Warung Menteng Kec.
Cijeruk 10.000.000 15 SMA
23 PT. Dwi Heksa Eka Jln. Lanbau Kp. Lio Baru Ds. Sanja Kec. Citeureup 12.000.000 35 ABT 24 PT. Giat Putra Mandiri Kp. Lio baru Rt. 14/03 Ds. Sanja Kec. Citeureup 11.000.000 127 ABT 25 PT. Giri Salak Indah Kp. Warungawi Kel. Sinargalih Kec. Ciomas 10.000.000 35 SMA 26 PT. Gunung Salak Lestari Kp. Tugu Jaya Rt. 01/01 Ds. Tugu Jaya Kec. Cijeruk 12.000.000 35 SMA 27 PT. Gunung Sindur Tirta
Mandiri Ds. Cibadung Kec. Gunung Sindur 10.000.000 35 ABT
28 PT. Gupi Damas Jln. Gunung Putri Kp. Susukan Rt. 02/02 Kec. Pamijahan
10.000.000 25 SMA
29 PT. Hamaro Cipta Ds. Ciherang Pondok Kec. Caringin 10.000.000 35 SMA 30 PT. Hamros Nikara Kp. Citiis Ds. Warung Menteng Kec. Cijeruk 11.000.000 45 SMA 31 PO. Kapontren Husada Kp. Tugu Rt. 39/11 Ds. Tugu Jaya Kec. Cijeruk 4.368.000 15 ABT 32 PT. Liman Obor Cahaya Ds. Tlajung Udik Kec. Gunung Putri 10.950.000 25 ABT 33 CV. Makmur Utama Tirta Jln. Narogong Km. 26,5 Rt. 001/01 Ds. Dayeuh Kec.
Gn Putri 10.000.000 15 ABT
34 CV. Mas Kp. Dukuh Lebak Rt. 06/03 Ds. Cibadak Kec. Ciampea
11.000.000 45 SMA
35 PO. Moch Yusuf Nimna Qua
Ds. Sukamanah Kec. Megamendung 15.000.000 25 SMA
36 CV. Namora Lestari Jln. Pancasila V Kp. Parung Tanjung Rt. 04/13 Ds. Cicadas Kec. Gunung Putri
11.000.000 6 ABT
37 PT. Nawamaja Silatama Jln. Raya Parung Panjang Kp. Pondok Udik Kec. Kemang
15.000.000 25 SMA
38 PT. Royal Tirta Ds. Cicadas Kec. Gunung Putri 3.000.000 8 ABT 39 PT. Saka Indosada Jln. Muara Beres Ds. Sukahati Kec. Cibinong 10.000.000 20 ABT 40 PT. Santa Rosa Jln. H.M Ashari Cibinong Bogor 150.000.000 225 ABT
![Page 136: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/136.jpg)
121
No Nama Perusahaan Alamat Kapasitas Produksi (Ltr/thn)
Tenaga Kerja (org) Ket.
41 PT. Tanjung Pesona Alam
Jln. Ence Sawah Direja Rt. 001/006 Ds. Palasari Kec. Cijeruk
10.000.000 60 ABT
42 PT. Tirta Kencana Sentosa
Ds. Tugu Jaya Kec. Cijeruk 15.000.000 30 ABT
43 PT. Tirta Mas Jaya Kaum Pandak Rt. 03 Kel. Karadenan Kec. Cibinong 10.000.000 25 ABT 44 PT. Tri Banyan Tirta Ds. Klapanunggal Kec. Klapanunggal 20.000.000 19 ABT
Jumlah 1.185.178.000 3.895 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, 2008 Keterangan : SMA : Sumber Mata Air ABT : Air Bawah Tanah
![Page 137: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/137.jpg)
122
Lampiran 5. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategi Eksternal Keterangan :
A = Tumbuhnya kawasan industri
B = Event olahraga
C = Kebijakan tentang pengisian merek lain di pabrik perusahaan lain
D = Pertemuan rutin food and beverage asosiasi perhotelan
E =
Kerjasama join logo di dalam label kemasan untuk hotel, restoran dan
cafe
F = Banyaknya pesaing baru yang memasuki industri AMDK
G = Persaingan harga yang diberikan untuk menarik konsumen
H = Tumbuhnya depot isi ulang
I = Melemahnya nilai tukar rupiah
J = Tingkat kepuasan konsumen
DIREKTUR Faktor Kunci A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 3 2 2 2 2 1 3 2 19 0,106 B 2 3 2 2 2 2 2 1 1 17 0,094 C 1 1 3 2 2 3 2 3 2 19 0,106 D 2 2 1 2 3 3 2 2 3 20 0,111 E 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19 0,106 F 2 2 2 1 1 2 3 2 2 17 0,094 G 2 2 1 1 2 2 2 3 3 18 0,100 H 3 2 2 2 2 1 2 2 2 18 0,100 I 1 3 1 2 2 2 1 2 2 16 0,089 J 2 3 2 1 2 2 1 2 2 17 0,094
Total 17 19 17 16 17 19 18 18 20 19 180 1,000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2008
![Page 138: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/138.jpg)
123
WAKIL MANAJEMEN Faktor Kunci A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 2 2 2 2 2 2 3 2 19 0,106 B 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 0,100 C 2 2 2 2 2 2 3 2 2 19 0,106 D 2 2 2 2 3 2 3 2 3 21 0,117 E 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19 0,106 F 2 2 2 1 1 2 2 2 2 16 0,089 G 2 2 2 2 2 2 3 3 3 21 0,117 H 2 2 1 1 2 2 1 2 2 15 0,083 I 1 2 2 2 2 2 1 2 0 2 16 0,089 J 2 2 2 1 2 2 1 2 2 16 0,089
Total 17 18 17 15 17 20 15 21 20 20 180 1,000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2008 KEPALA PEMASARAN Faktor Kunci A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 2 2 2 2 2 3 2 2 19 0,106 B 2 2 2 2 2 2 3 2 2 19 0,106 C 2 2 3 2 2 3 3 2 2 21 0,117 D 2 2 1 2 3 3 3 2 3 21 0,117 E 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19 0,106 F 2 2 2 1 1 2 2 2 3 17 0,094 G 2 2 1 1 2 2 3 3 3 19 0,106 H 1 1 1 1 2 2 1 2 2 13 0,072 I 2 2 2 2 2 2 1 2 2 17 0,094 J 2 2 2 1 2 1 1 2 2 15 0,083
Total 17 17 15 15 17 19 17 23 19 21 180 1,000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2008
![Page 139: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/139.jpg)
124
KEPALA PERSONALIA DAN UMUM Faktor Kunci A B C D E F G H I J Total Bobot
A 2 1 2 2 2 2 3 3 2 19 0,106 B 2 3 2 2 2 2 3 3 2 21 0,117 C 3 1 2 2 2 3 3 3 2 21 0,117 D 2 2 2 2 3 3 3 2 2 21 0,117 E 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19 0,106 F 2 2 2 1 1 2 3 2 2 17 0,094 G 2 2 1 1 2 2 3 3 2 18 0,100 H 1 1 1 1 2 1 1 2 2 12 0,067 I 1 1 1 2 2 2 1 2 2 14 0,078 J 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 0,100
Total 17 15 15 15 17 19 18 24 22 18 180 1,000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2008
Faktor Internal
BOBOT RATING Skor Total
Dire ktur
Wk. Man
Ka. Pmsn
Ka. Prslia
Rata-rata
Dire ktur
Wk. Man
Ka. Pmrn
Ka. Prsla
Rata-rata
Rata-rata
Peluang A 0,106 0,106 0,106 0,106 0,106 4 4 3 3 3,5 0,369 B 0,094 0,100 0,106 0,117 0,104 3 4 3 4 3,5 0,365 C 0,106 0,106 0,117 0,117 0,111 3 3 4 3 3,3 0,361 D 0,111 0,117 0,117 0,117 0,115 3 3 4 3 3,3 0,375 E 0,106 0,106 0,106 0,106 0,106 3 4 4 4 3,8 0,396
Ancaman F 0,094 0,089 0,094 0,094 0,093 2 1 2 2 1,8 0,163 G 0,100 0,117 0,106 0,100 0,106 2 1 2 1 1,5 0,158 H 0,100 0,083 0,072 0,067 0,081 2 1 2 1 1,5 0,121 I 0,089 0,089 0,094 0,078 0,088 2 1 2 1 1,5 0,131 J 0,094 0,089 0,083 0,100 0,092 2 1 2 1 1,5 0,138
Total 1.000 2.576 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2008
![Page 140: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/140.jpg)
125
Lampiran 6. Hasil Analisis Matriks QSPM PT. Buana Tirta Abadi
Faktor Kunci Bobot
Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan A 0,078 3 0,233 2 0,155 3 0,233 3 0,233 2 0,155 3 0,233 2 0,155 B 0,079 2 0,157 2 0,157 3 0,236 2 0,157 2 0,157 2 0,157 2 0,157 C 0,079 2 0,159 2 0,159 2 0,159 2 0,159 2 0,159 2 0,159 3 0,238 D 0,083 3 0,248 3 0,248 3 0,248 3 0,248 3 0,248 3 0,248 3 0,248 E 0,085 3 0,255 3 0,255 3 0,255 3 0,255 3 0,255 3 0,255 3 0,255 F 0,083 3 0,248 3 0,248 4 0,330 3 0,248 4 0,330 4 0,330 3 0,248 Kelemahan G 0,075 3 0,226 3 0,226 4 0,301 2 0,151 3 0,226 4 0,301 3 0,226 H 0,072 2 0,144 2 0,144 3 0,216 3 0,216 2 0,144 3 0,216 3 0,216 I 0,076 3 0,228 3 0,228 3 0,228 3 0,228 3 0,228 4 0,304 3 0,228 J 0,079 3 0,236 4 0,314 2 0,157 2 0,157 2 0,157 3 0,236 3 0,236 K 0,069 3 0,207 3 0,207 2 0,138 2 0,138 3 0,207 3 0,207 3 0,207 L 0,072 4 0,288 3 0,216 3 0,216 3 0,216 4 0,288 4 0,288 3 0,216 M 0,071 3 0,214 3 0,214 2 0,143 2 0,143 3 0,214 3 0,214 3 0,214 Peluang A 0,106 2 0,211 2 0,211 3 0,317 2 0,211 3 0,317 2 0,211 3 0,317 B 0,104 3 0,313 3 0,313 3 0,313 3 0,313 4 0,417 4 0,417 3 0,313 C 0,111 3 0,333 3 0,333 2 0,222 3 0,333 2 0,222 3 0,333 3 0,333 D 0,115 3 0,346 3 0,346 3 0,346 3 0,346 3 0,346 4 0,461 3 0,346 E 0,106 4 0,422 4 0,422 3 0,317 3 0,317 4 0,422 4 0,422 3 0,317 Ancaman F 0,093 1 0,093 3 0,279 3 0,279 2 0,186 3 0,279 1 0,093 3 0,279 G 0,106 3 0,317 3 0,317 3 0,317 1 0,106 3 0,317 3 0,317 2 0,211 H 0,081 1 0,081 2 0,161 1 0,081 1 0,081 2 0,161 2 0,161 3 0,242 I 0,088 1 0,088 1 0,088 1 0,088 2 0,175 2 0,175 1 0,088 2 0,175 J 0,092 4 0,367 3 0,275 3 0,275 3 0,275 3 0,275 3 0,275 3 0,275 TOTAL 2,000 5,412 5,515 5,413 4,890 5,699 5,926 5,651
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2008
![Page 141: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/141.jpg)
126
Keterangan :
Strategi 1 : Memanfaatkan lokasi yang strategis guna menarik pelanggan potensial
Strategi 2 : Mempertahankan harga dan meningkatkan kualitas produk
Strategi 3 : Meningkatkan kualitas SDM
Strategi 4 : Menambah cabang dan jaringan distribusi untuk menambah volume penjualan
Strategi 5 : Menambah kendaraan untuk meningkatkan cakupan distribusi dan mencari pangsa pasar yang lebih besar dengan
melakukan penetrasi pasar
Strategi 6 : Meningkatkan promosi AMDK Citrabas Deluxe pada masyarakat
Strategi 7 : Meningkatkan kapasitas produksi AMDK Citrabas Deluxe/ menekan produksi makloon
![Page 142: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/142.jpg)
127
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AMDK MEREK CITRABAS DELUXE
(Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi)
Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan bobot dan rating faktor strategi
internal dan eksternal pada perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin.
Peneliti berharap Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar adanya,
karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga
diperlukan data yang valid dan akurat.
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Usia : tahun
3. Jabatan :
II. Penentuan Bobot dan Rating Faktor Internal dan Eksternal
Petunjuk Pengisian :
Nilai diberikan pada perbandingan antara 2 faktor (vertikal-horizontal) berdasarkan
kepentingan atau pengaruhnya terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan. Untuk
menentukan bobot setiap faktor digunakan skala 1, 2, 3 dengan keterangan skala sebagai
berikut :
Nilai 1 : jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal
Nilai 2 : jika indikator horizontal sama penting dibandingkan indikator vertikal
Nilai 3 : jika indikator horizontal lebih penting penting dibanding indikator vertikal
1. Penentuan Bobot Faktor Internal
Faktor Penentu A B C D E F G H I J K L M Harga kompetitif (A) Diversifikasi dan diferensiasi produk (B) Pengiriman produk setiap hari (C) Lokasi pabrik di dalam kota (D) Modal sendiri (E) Laboratorium uji lengkap standar perusahaan AMDK (F) Tidak ada pendidikan dan pelatihan bagi karyawan (G) Pangaruh merek (H) Wilayah distribusi (I) Terbatasnya armada kendaraan truk (J) Belum ada rencana penambahan cabang sebagai perluasan pemasaran (K) Kurang maksimalnya promosi dan iklan (L) Kapasitas produksi lebih rendah dari makloon (M)
![Page 143: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/143.jpg)
128
2. Penentuan Bobot Faktor Eksternal Faktor Penentu A B C D E F G H I J
Tumbuhnya kawasan industri (A) Event olahraga (B) Kebijakan tentang pengisian merek lain di pabrik perusahaan lain (C)
Pertemuan rutin food and beverage asosiasi perhotelan (D)
Kerjasama join logo di dalam label kemasan untuk hotel, restoran dan cafe (E)
Banyaknya pesaing baru yang memasuki industri AMDK (F)
Persaingan harga yang diberikan untuk menarik konsumen (G)
Tumbuhnya depot isi ulang (H) Melemahnya nilai tukar rupiah (I) Tingkat kepuasan konsumen (J)
3. Penentuan Rating Faktor Internal dan Eksternal
Petunjuk Pengisian : 1. Alternatif pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis internal perusahaan
(kekuatan dan kelemahan) adalah sebagai berikut :
Pemberian Nilai Peringkat terhadap Kekuatan dan Kelemahan
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kekuatan PT. Buana Tirta Abadi
dibandingkan pesaing utama atau rata-rata industri. Pemberian nilai peringkat
didasarkan pada keterangan berikut :
Faktor Kekuatan :
1 = Kekuatan yang kecil 3 = Kekuatan yang besar
2 = Kekuatan yang sedang 4 = Kekuatan yang sangat besar
Faktor Kelemahan :
1 = Kelemahan yang sangat berarti 3 = Kelemahan yang kurang berarti
2 = Kelemahan yang cukup berarti 4 = Kelemahan yang tidak berarti
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi PT. Buana Tirta Abadi bila dibandingkan
dengan perusahaan pesaing utama atau industri-industri yang memproduksi
produk sejenis dalam hal faktor-faktor kekuatan maupun faktor-faktor kelemahan
yang dimiliki perusahaan sebagai berikut :
![Page 144: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/144.jpg)
129
No Kekuatan Rating 1 2 3 4
1 Harga kompetitif 2 Diversifikasi dan diferensiasi produk 3 Pengiriman produk setiap hari 4 Lokasi pabrik di dalam kota 5 Modal sendiri 6 Laboratorium uji lengkap standar perusahaan AMDK Kelemahan
1 Tidak ada pendidikan dan pelatihan bagi karyawan 2 Pangaruh merek 3 Wilayah distribusi 4 Terbatasnya armada kendaraan truk
5 Belum ada rencana penambahan cabang sebagai perluasan pemasaran
6 Kurang maksimalnya promosi dan iklan 7 Kapasitas produksi lebih rendah dari makloon
2. Alternatif pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis eksternal perusahaan
(peluang dan ancaman) adalah sebagai berikut :
a. Pemberian Nilai Peringkat terhadap Peluang
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kemampuan PT. Buana Tirta Abadi
dalam meraih peluang yang ada. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada
keterangan berikut :
Faktor Peluang :
1 = Perusahaan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam meraih
peluang
2 = Perusahaan mempunyai kemampuan yang baik dalam meraih peluang
3 = Perusahaan mempunyai kemampuan cukup dalam meraih peluang
4 = Perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang baik dalam meraih
peluang
Faktor Ancaman :
1 = Faktor ancaman memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap
perusahaan
2 = Faktor ancaman memberikan pengaruh kuat terhadap perusahaan
3 = Faktor ancaman memberikan pengaruh biasa terhadap perusahaan
4 = Faktor ancaman tidak memberikan pengaruh terhadap perusahaan
![Page 145: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/145.jpg)
130
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kemampuan PT. Buana Tirta Abadi dalam
memanfaatkan peluang sebagai berikut :
No Peluang Rating 1 2 3 4
1 Tumbuhnya kawasan industri 2 Event olahraga
3 Kebijakan tentang pengisian merek lain di pabrik perusahaan lain
4 Pertemuan rutin food and beverage asosiasi perhotelan
5 Kerjasama join logo di dalam label kemasan untuk hotel, restoran dan cafe
b. Pemberian Nilai Peringkat terhadap Ancaman
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada besarnya ancaman dalam
mempengaruhi keberadaan perusahaan. Pemberian nilai peringkat didasarkan
pada keterangan berikut :
Nilai 1 : Sangat tinggi, respon superior
Nilai 2 : Tinggi, respon di atas rata-rata
Nilai 3 : Rendah, respon di atas rata-rata
Nilai 4 : Sangat rendah, respon kurang
Menurut Bapak/Ibu bagaimana pengaruh faktor ancaman terhadap kondisi
perusahaan sebagai berikut :
No Ancaman Rating 1 2 3 4
1 Banyaknya pesaing baru yang memasuki industri AMDK
2 Persaingan harga yang diberikan untuk menarik konsumen
3 Tumbuhnya depot isi ulang 4 Melemahnya nilai tukar rupiah 5 Tingkat kepuasan konsumen
Pemberian rating masing-masing faktor strategis dilakukan dengan memberikan tanda (√) pada tingkat kepentingan (1-4) yang paling sesuai menurut responden.
III. Penentuan Alternatif Strategi Menggunakan QSPM
Tujuan :
Tujuan penggunaan matriks QSPM dalam penelitian ini yaitu untuk menetapkan
kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari alternatif-alternatif strategi yang
![Page 146: Document3](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022082205/55cf9a44550346d033a10d1b/html5/thumbnails/146.jpg)
131
dihasilkan dari analisis SWOT, guna menetapkan strategi mana yang paling tepat untuk
dilaksanakan terlebih dahulu oleh PT. Buana Tirta Abadi di masa yang akan datang.
Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT :
1. Memanfaatkan lokasi yang strategis guna menarik pelanggan potensial (Strategi S-O)
2. Mempertahankan harga dan meningkatkan kualitas produk (Strategi S-T)
3. Meningkatkan kualitas SDM (W-O)
4. Menambah cabang dan jaringan distribusi untuk menambah volume penjualan
(Strategi W-O)
5. Menambah kendaraan untuk meningkatkan cakupan distribusi dan mencari pangsa
pasar yang lebih besar dengan melakukan penetrasi pasar (Strategi W-O)
6. Meningkatkan kapasitas produksi AMDK/ menekan produksi makloon (W-O)
7. Meningkatkan promosi AMDK Citrabas Deluxe pada masyarakat (Strategi W-T)
Petunjuk Pengisian :
1. Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor
eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
untuk masing-masing alternatif strategi sebagaimana tersebut diatas dengan cara
memberikan nilai daya tarik. Nilai daya tarik itu adalah : 1 = tidak menarik, 2 =
agak menarik, 3 = cukup menarik dan 4 = amat menarik.
2. Nilai daya tarik ditetapkan dengan memeriksa setiap faktor penentu eksternal dan
internal, satu persatu, dengan mengajukan pertanyaan ”Apakah faktor ini
mempengaruhi strategi pilihan yang akan dibuat?”. Bila jawaban ini ya, maka anda
dapat memberikan nilai daya tarik pada strategi dalam set tersebut. Bila jawaban
atas pertanyaan di atas tidak, anda tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada
set tersebut, karena faktor penentu tidak mempunyai pengaruh terhadap pemilihan
alternatif strategi yang telah dibuat.