document3

30
SOAL – SOAL TUGAS PETROLOGI Soal 1 : Pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari ataupun pemakaian dalam bidang teknik sering hanya tergantung sifat-sifat fisis dari mineral. ( Suatu contoh : pemakaian untuk bantalan rel kereta api dipilih batuan yang tersusun mineral-mineral yang mempunyai daya tahan kuat atau sifat fisis yang kuat terhadap beban, maka dipilih batuan dengan mineral berwarna gelap, karena mineral yang berwarna gelap ( mafik minerals ) mempunyai sifat tahan terhadap pelapukan fisik walaupun tidak tahan terhadap pelapukan kimiawi dan pelarutan. Jelaskan sifat- sifat fisis tersebut ! Jawaban : 1. Warna ( Colour ) Warna mineral adalah warna yang ditangkap oleh mata bilamana mineral tersebut terkena sinar. Dalam mendeterminasi biasanya warna yang dideterminasi adalah warna lapuk dan warna segarnya. Sifat fisik ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan jenis mineral walaupun sifat fisik yang paling mudah dikenali. Jika mengalami pengotoran, mineral yang sama dapat memiliki warna yang berbeda.Warna mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opaq), seperti galena, magnetit, pirit, dan alokromatik, bila warna

Upload: roro-rasi-putra

Post on 17-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

SOAL SOAL TUGAS PETROLOGI

Soal 1: Pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari ataupun pemakaian dalam bidang teknik sering hanya tergantung sifat-sifat fisis dari mineral. ( Suatu contoh : pemakaian untuk bantalan rel kereta api dipilih batuan yang tersusun mineral-mineral yang mempunyai daya tahan kuat atau sifat fisis yang kuat terhadap beban, maka dipilih batuan dengan mineral berwarna gelap, karena mineral yang berwarna gelap ( mafik minerals ) mempunyai sifat tahan terhadap pelapukan fisik walaupun tidak tahan terhadap pelapukan kimiawi dan pelarutan. Jelaskan sifat-sifat fisis tersebut !Jawaban :

1. Warna (Colour)Warna mineral adalah warna yang ditangkap oleh mata bilamana mineral tersebut terkena sinar. Dalam mendeterminasi biasanya warna yang dideterminasi adalah warna lapuk dan warna segarnya.Sifat fisik ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan jenis mineral walaupun sifat fisik yang paling mudah dikenali. Jika mengalami pengotoran, mineral yang sama dapat memiliki warna yang berbeda.Warna mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opaq), seperti galena, magnetit, pirit, dan alokromatik, bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari material pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit.

2. Kilap (Luster)Kilap mineral merupakankesan mineral yang kita dapatkan dari hasil pemantulan cahaya atau sinar oleh bidang permukaan mineral yang dikenakan padanya. Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu kilap logam (metalik) dan kilap non logam.Mineral dikatakan memiliki sifat kilap logam jika kesan yang dihasilkan oleh pemantulan sinar pada permukaan mineral tersebut seperti logam yang memantulkan sinar pada permukaannya. Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas, galena, pirit, kalkopirit, grafit dan arsoenopirit.Sedangkan kilap non logam tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi:a. Kilap kaca (vitreous luster)memberikan kesan seperti kaca bila terkena cahaya, misalnya: kalsit, kuarsa, halit.b. Kilap intan (adamantine luster) memberikan kesan cemerlang seperti intan, misalnya: intan.c. Kilap sutera (silky luster) memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya: asbes, aktinolit, gipsum.d. Kilap damar (resinous luster) memberikan kesan seperti damar, misalnya: sfalerit dan resin.e. Kilap mutiara (pearly luster) memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang, misalnya talk, dolomit, muskovit, serpentine dan tremolit.f. Kilap lemak (greasy luster) menyerupai lemak atau sabun, misalnya: nefelin.g. Kilap tanah (earthy) atau kilap guram (dull) kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit, bentonit.

3. Bentuk Mineral (Form)Bentuk mineral adalah bentuk khas yang diperlihatkan dari mineral tersebut baik dalam kristal tunggal maupun berupa kumpulan. Di bawah ini beberapa bentuk mineral:a. Granular yakni bentuk mineral dengan kenampakan berupa butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama.b. Acicular yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai jarum.c. Fibrous yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai serat-serat halus.d. Globular yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai gelembung udara atau menyerupai balon.e. Lammelar yakni bentuk mineral dengan kenampakan berupa piringan-piringan tipis.f. Filiform yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai untaian rambutg. Bladed yakni bentuk mineral dengan kenampakan pipih dan memanjangh. Massive yakni bentuk mineral dengan kenampakan bidang tak teratur dan bersifat padati. Kubik yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai kubus dengan dimensi panjang yang sama, istilah ini biasa digunakan untuk kenampakan mineral tunggalj. Dendritik yakni bentuk mineral kenampakan menyerupai percabangan dan ranting pohonk. Radiating yakni bentuk mineral dengan kenampakan dua dimensi yang memperlihatkan kesan radiasi atau memancar dari satu pusat radiasil. Prismatik yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai bangun tiga dimensi dengan dimensi tinggi lebih panjang dari dimensi lainnyam. Saccaroidal/Drusy yakni bentuk anggregasi dari mineral berukuran kecil dengan pola yang menyebar menyerupai sebaran gulan. Foliated yakni bentuk mineral dengan kenampakan berupa foliasi atau bentuk penjajaran-penjajaran yang terorientasi dan teraturo. Mammiliary yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai gelembung udara dalam ukuran besarp. Micaceous yakni bentuk mineral yang memipih atau melebar yang umum dijumpai pada mineral-mineral mikaq. Bytrodal yakni bentuk mineral dengan kenampakan meyerupai kumpulan buah anggur

4. Cerat/Warna Goresan (Streak)Cerat atau warna goresan adalah warna yang didapatkan jika mineral dalam bentuk bubuk halus. Meskipun warna mineral dapat bermacam-macam, tetapi ceratnya selalu sama. Warna cerat merupakan warna asli mineral. Dapat membantu untuk membedakan mineral metalik dan nonmetalik. Mineral metalik biasanya memiliki cerat lebih gelap.Selain dengan menumbuk sampai halus, cara memperoleh warna tersebut umumnya dengan menggoreskan mineral pada keping porselen yang kasar permukaannya. Seperti contoh emas yang berwarna kuning dan pyrit miliki warna cerat hitam.

5. Belahan (Cleavage)Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang membelah pada bidang yang rata. Belahan adalah kecendrungan mineral untuk pecah melalui bidang yang rata. Tidak semua mineral memiliki sifat ini. Mineral yang memiliki bidang belah diketahui dengan menunjukkan adanya bidang yang rata apabila mineral tersebut dipecahkan. Contohnya mika, karena mika memiliki belahan satu arah maka mineral tersebut hancur akan membentuk lembaran-lembaran yang tipis. Mineral dapat memiliki belahan beberapa arah, tetapi ada pula yang tidak memiliki bidang pembelahan. Mineral yang memiliki belahan lebih dari satu arah dikenal dengan jumlah bidang rata yang ditunjukkan dan sudut yang dibentuk oleh bidang belahannya. Bidang belahan umumnya sejajar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut. Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu :a. Sempurna (perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila pecah tidak melalui bidang belahan agak sukarb. Baik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna, masih dapat pecah pada arah lainc. Jelas (distinct), bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata, dapat dipecah pada arah lain dengan mudahd. Tidak jelas (indistinct), dimana kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan akibat adanya tekanan adalah sama besare. Tidak sempurna (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak rata, sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil daripada untuk membentuk pecahan.

6. Pecahan (Fracture)Pecahan adalah suatu permukaan yang terbentuk akibat pecahnya suatu mineral, memotong bidang belahan dan umumnya tidak teratur yang diakibatkan adanya tekanan pada mineral yang melebihi batas plastis mineral tersebut. Dalam determinasi pecahan dibagi menjadi:a. Pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, dimana pecahan seperti kulit bawang, misalnya kuarsa.b. Pecahan berserat/fibrus, bila menunjukkan kenampakan seperti serat, misalnya asbes, augitc. Pecahan tidak rata (uneven ), bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar seperti kebanyakan mineral, misalnya pada garnetd. Pecahan rata, bila permukaannya rata dan cukup halus, misalnya mineral lempunge. Pecahan runcing (hackly), bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing, misalnya mineral kelompok logam.7. Kekerasan ( Hardness )Kekerasan merupakan suatu sifat yang ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atom. Kekerasan adalah salah satu sifat fisik mineral, yaitu daya tahan mineral terhadap abrasi atau goresan. Kekerasan suatu mineral yang belum diketahui dapat diukur dari penggoresan dengan mineral lain yang telah diketahui kekerasannya. Nilai kekerasan dapat disebandingkan dengan skala Mohs, yaitu urutan kekerasan mineral mulai dari 1 sampai 10 yang terdiri dari 10 mineral.Secara relatif sifat fisik ini ditentukan dengan menggunakan skala Mohs ( 1773 1839 ), yang dimulai dari skala 1 yang paling lunak hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras.

SKALA MOHSDerajat KekerasanJenis Mineral

1Talk

2Gipsum

3Kalsit

4Fluorit

5Apatit

6Orthoklas

7Kuarsa

8Topas

9Korundum

10Intan

Dalam mendeterminasi mineral biasanya digunakan alat bantu sederhana. Berikut ini hubungan beberapa alat yang digunakan untuk mengukur kekerasan dengan derajat kekerasan mineral :Jenis Alat dan PerlakuanDerajat Kekerasan

Kuku2,5

Kawat tembaga3

Pecahan kaca5,5 - 6

Pisau baja6 - 6,5

Kikir baja6,5 - 7

8. Sifat Dalam (Tenacity)Sifat dalam adalah sifat mineral bila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan, atau mengiris. Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau penghancuran. Sifat dalam dapat dibagi menjadi:a. Rapuh (brittle) yaitu mudah hancur jika dipukul dengan palu dan menjadi bubuk, misalnya kuarsa, orthoklas, kalsit dllb. Dapat diiris (sectile) yaitu dengan pisau, hasil irisan rapuhc. Dapat dipintal (ductile) yaitu mineral dapat ditarik/diulur seperti kawat, dimana jika mineral ditarik dapat berubah menjadi panjang.d. Dapat ditempa (malleable) yaitu dapat ditempa menjadi lapisan yang tipis seperti pada emas dan tembagae. Kenyal/lentur (elastic) yaitu mineral dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan akan kembali seperti semula jika tekanan dihentikanf. Fleksibel (flexible) yaitu mineral dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan sesudah menjadi bengkok tidak kembali seperti semula9. Berat Jenis (Specific Gravity )Berat jenis mineral adalah perbandingan antara berat mineral diudara terhadap volumenya. Dalam mendeterminasi berat jenis mineral umumnya dilakukan di laboratorium dengan melakukan pengukuran berat mineral diudara dan membandingkannya dengan volumenya didalam air. Alat yang sering digunakan yaitu timbangan jolly. Untuk menentukan berat jenis yang lebih teliti digunakan alat yang bernama piknometer.

10. KemagnetanKemagnetan adalah sifat mineral terhadap daya tarik magnet. Dalam determinasi mineral berdasarkan sifat kemagnetannya dibagi menjadi :a. FerromagnetikMineral dikatakan memiliki sifat ini jika mineral dengan mudah tertarik oleh gaya magnet, seperti mineralMagnetit dan Phyrhotitb. DiamagnetikMineral dikatakan memiliki sifat ini jika tidak tertarik oleh gaya magnetc. ParamagnetikMineral dikatakan memiliki sifat ini karena dapat tertarik oleh gaya magnet tapi tidak sekuat ferromagneticCara mengetahui sifat kemagnetan mineral dapat dilakukan dengan metode sederhana, yaitu dengan mendekatkan magnet batang ke mineral dengan perlahan-lahan kemudian perhatikan gejala yang diperlihatkan oleh mineral selanjutnya sesuai dengan sifat kemagnetan seperti yang disebutkan diatas.11. Derajat Kejernihan (Diaphaneity)Derajat Kejernihan (diaphaneity) merupakan kemampuan mineral untuk mentransmisikan atau menyalurkan cahaya yang masuk ke dalam mineral. Dalam determinasi mineral berdasarkan derajat kejernihan dibagi menjadi :a. OpaqMineral dikatakan memiliki sifat ini jika mineral sukar atau tidak bisa mentransmisikan cahaya yang masuk kedalam mineral tersebut. Mineral logam umumnya bersifat opaq, seperti Limonit, Magnetit, Pirit, Kalkopirit.

b. TranslucentMineral dikatakan memiliki sifat ini jika mineral dapat mentransmisikan cahaya dalam jumlah yang terbatas. Contoh mineralnya yaitu Topaz, Kloritoid, Epidot, Kaolinitc. TransparanMineral dikatakan memiliki sifat ini jika mineral dapat dengan mudah mentransmisikan atau menyalurkan cahaya yang masuk dalam mineral tersebut. Contoh mineralnya yaitu Kuarsa, Beryl, Kalsit

Soal 2: Pada study petrologi secara megaskopis atau makroskopis, yaitu analisis terhadap batuan secara mata telanjang. Alat bantu sangat sederhana adalah kaca pembesar (a hand lens atau loupe) dan larutan HCl. Analisis meliputi pemberian batuan, penamaan dan ganesa secara sangat umum. Pemberian batuan meliputi warna, tekstur, struktur, komposisi mineral dan kenampakan lain yang sangat menonjol atau khusus. Jelaskan analisis dan pemberian batuan yang dimaksud dan beri contoh !Jawaban :

A. Tekstur dan Struktur Pada Batuan Beku1.Tekstur Pada Batuan Beku a. Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.b. Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.c. Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:a. Fanerik, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:*Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.*Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm.*Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm.*Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.b. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:a. Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.b. Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.c. Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:a. Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar, Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:*Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.*Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.*Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.b. Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.2. Struktur Pada Batuan Bekua. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisanc. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.f. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolitg. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran

B. Tekstur dan Struktur Pada Batuan Sedimen1. Tekstur Pada Batuan Sedimena. Ukuran butirDalam pemerian ukuran butir digunakan pedoman ukuran dari Skala Wentworth yaitub. Sortasi atau Derajat PemilahanPemilahan baik (well sorted)Pemilahan sedang (moderately sorted)Pemilahan buruk (poorly sorted)2. Derajat Pembundaran (Roundness)a. Angular (menyudut)b. Sub-Angular (menyudut tanggung)c. Sub-Rounded (membulat tanggung)d. Rounded (membulat)e. Well Rounded (membulat baik)2. Struktur Pada Batuan Sedimen Perlapisan:- Lapisan: tebal > 1 cm - Laminasi: tebal < 1 cmC. Tekstur dan Struktur Pada Batuan Metamorf1. Tekstur Pada Batuan MetamorfTekstur batuan metamorf tidak didasarkan pada besarnya butir-butir batuan melainkan atas dasar orientasi atau kecenderungan berlapis. Tekstur batuan metamorf dibedakan atas Foliasi dan Non-Foliasi.Tekstur Foliasi, yaitu tekstur yang berlapis-lapis dimana butir-butir batuan penyusunnya pipih sehingga memperlihatkan lapisan atau belahan kearah mana batuan cenderung membelah, yang termasuk dalam tekstur foliasi adalah: Slaty, Phyllitic, Schistose, GneissicTekstur Non-Foliasi, yaitu tekstur yang tidak menunjukkan kecenderungan berlapis, yang termasuk dalam tekstur foliasi adalah: Marmer, Serpentinit, Antrasit.2. Tekstur Pada Batuan Metamorfa. Kristaloblastik, Tekstur yang terjadi pada saat tumbuhnya mineral dalam suasana padat (tekstur batuan asalnya tidak tampak lagi) dalam pembentukan batuan beku mineral tumbuh pada suasana cair.b. Palimpsest (tekstur sisa)c. Blastopofiritik, suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur porfiritikd. Blastoopotitik, suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur opotik

Soal 3:Pada studi petrologi secara megaskopis dan makroskopis, jelaskan perbedaaan genesa dan deskripsi masing-masing batuan :

3. a. Gabro Deskripsi megaskopis : Warna : hitam kehijauan Belahan : 2,1 prismatik Pecahan : konkoidal uneven Kilap : kristal Gores : hitam Berat jenis : 2,9 3,21 Kekerasan : 6,5 7,0

Deskripsi mikroskopis : Sistem kristal : monoklin dan ada yang triklin Unsur : plagioklas (Ca), sedikit Qz dan K-feldspar Bentuk kristal : anhedral Struktur : kristalin Gambar kerja :

b. basalt Warna Batua. Warna segar: Hitam b. Warna lapuk: Hitam (Abu-abu) Struktur Batuan: Masif Tekstur a. Derajat Kristalisasi: Hipokristalinb. Granularitas: Fanerik-Afanitikc. Bentuk Kristal: Euhedral-Subhedrald. Relasi: Equigranular Komposisi Mineral: Hornblende 25%, Biotit 15%, Plagioklas 10%, Piroksin 5%, Kuarsa 5%, Mineral lain 5% Jenis Batuan: Batuan Beku Intermediet Nama Batuan: Basalt Genesa: Intrusif Gambar Batuan :

c. obsidian Warna Batua. Warna segar: Hitam Mengkilat`b.Warna lapuk: Abu-abu Struktur Batuan: Masif Tekstur a. Derajat Kristalisasi: Holohyalinb. Granularitas: -c. Bentuk Kristal: -d. Relasi: - Komposisi Mineral: Gelas Silika Jenis Batuan: Batuan Beku Asam Nama Batuan: Obsidian Genesa: Ekstrusif Gambar Batuan :

4. a. diorite Warna: Putih bercorak hitam keabu-abuan Jenis Batuan: Batuan beku Intermediet Struktur: Masif Tekstur: Kristalinitas: Holokristalin: Granularitas: Fanerik sedang: Bentuk kristal : Euhedral: Relasi: Equigranular Komposisi Mineral: Plagioklas: 45% Orthoklas: 5% Hornblende: 15% Biotit: 9% Piroksen: 14% Na-Plagioklas: 5% Kuarsa: 7% Genesa: Intrusif Nama Batuan: Diorit Berat jenis: 2,8 2,9 Gambar Batuan :

b. andesit Warna Batua. Warna segar: Hitam Keabu-abuanb. Warna lapuk: Kecoklatan Struktur Batuan: Masif Tekstur Derajat Kristalisasi: Hipokristalin Granularitas : Afanitik Bentuk Kristal: Euhedral-Subhedral Relasi: Equigranular Komposisi Mineral: Kuarsa 40%, Piroksin 25%, Hornblende 15%, Biotit 15% Jenis Batuan: Batuan Beku Intermediet Genesa: Ekstrusif Nama Batuan: Andesit Berat jenis: 1,6 2,6 Gambar Batuan :

c. granit Warna: Cokelat Jenis Batuan: Beku Asam Struktur: Massif Granularitas: Fanerik Kristalisasi: Hipokristalin Relasi: Inequigranular Genesa Batuan: Ekstrusif Komposisi Mineral: Plagioklas, Hornblend, Anorthoklas, Orthoklas, Glass Nama Batuan: Granit Berat jenis: 2,5 2,7 Gambar Batuan :

d. riolit Warna: Cokelat Jenis Batuan: Beku Asam Struktur: Massif Granularitas: Afanitik Kristalisasi: Hipokristalin Genesa Batuan: Intrusif Komposisi Mineral: Plagioklas, Mikroklin, Biotit, Orthoklas, Glass Nama Batuan: Rhiolit Gambar Batuan :

5. a. batu gamping Warna Batuan: Putih keabuan Tekstur : Klastik Struktur : Non Stratified Komposisi : Kalsium karbonat (CaCO3). Berat jenis: 2,5 2,7 Gambar Batuan :

b. dolomit Berbutir halus hingga kasar Berwarna abu-abu putih kebiruan, kuning dengan kristal berbentuk hexagonal Sifat kimia tidak larut dalam HCl Kekerasan 3,5 4 Berat jenis 2,8 -2,9 Mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO. Genesa : Ekstrusif Gambar Batuan :

c. napalNapal adalah kalsium karbonat atau kapur kaya lumpur atau batu lumpur yang mengandung sejumlah variabel tanah liat dan aragonit. Napal awalnya merupakan istilah lama secara bebas diterapkan untuk berbagai bahan, yang sebagian besar terjadi secara bebas, deposito membumi yang terdiri terutama dari campuran tanah liat dan inti kalsium karbonat, yang terbentuk dibawah kondisi air tawar, khusus zat yang mengandung tanah liat membumi 35-65% karbonat.Batu napal berwarna abu-abu muda berbutir sangat halus hingga menegah lunak bersifat karbonan dan karbonatan.

d. rijang Warna:Coklat Muda Jenis Batuan:Batuan Sedimen Non Klastik Struktur:Masif Tekstur:Amorf Komposisi Mineral:Monominerallik (SiO2) Nama Batuan:Rijang Gambar Batuan :

e. batu bara Warna: Hitam Jenis: Batuan sedimen non klastis Struktur: Laminasi Tekstur: Amorf Komposisi: Monomineralik Karbon Genesa: Batu sedimen organik Nama Batuan: Batu Bara Gambar Batuan :