document3

35
51

Upload: acchy-elie

Post on 28-Aug-2015

237 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

otomotif

TRANSCRIPT

BAB II

PAGE

TUJUAN 1. Mengetahui fungsi dan jenis sistem pengapian 2. Mengetahui komponen sistem pengapian konvensional dan cara kerjanya

3. Mengetahui perbandingan antara system pengapian konvensional dengan system pengapian elektronik

4. Dapat menjelaskan komponen sistem pengapian elektronik dan cara kerjanya A. PENDAHULUAN Pada motor bakar torak, tenaga diperoleh dari hasil ekspansi torak melalui pambakaran campuran udara dan bahan bakar di dalam selinder. khusus pada motor bensin, campuran bahan bakar udara tidak dapat terbakar sendiri seperti halnya motor diesel. Loncatan bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan bensin yang telah dikompressi oleh torak di dalam silinder. Karena pada motor bensin proses pembakaran diawali oleh loncatan bunga api yang bertegangan tinggi pada ujung elektroda busi, maka diperlukan sistem pengapian untuk menghasilkan tegangan tinggi tersebut. Sistem pengapian dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan cara pemutusan arus primer

Sistem pengapian konvensional

Sistem pengapian elektronik

2. Berdasarkan jenis sumber listrik yang digunakan

sistem pengapian baterai ( arus listrik DC)

sistem pengapian magnet (arus AC )

Baik sistem pengapian konvensional maupun sistem pengapian elektronik ada menggunakan arus AC dan adapula yang menggunakan arus DC. B. PENGAPIAN KONVENSIONAL

Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian masih menggunakan kontak pemutus (brake point/platina) untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer ignition coil. Sistem pengapian ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu, sistem pengapian konvensional baterai dan sistem pengapian konvensional magneto.1. Sistem pengapian konvensional baterai

Sistem pengapian ini umumnya digunakan pada mobil. Pada sepeda motor hampir tidak digunakan lagi. Adapun kompoenen dari sistem pengapian ini adalah: a. Baterai

Baterai

fungsi:

Sebagai penyedia atau sumber arus listrik

b. Kunci Kontak

Kunci kontak

Kegunaan pada sistem pengapian:

Menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari baterai ke sirkuit primer.

c. Coil Ignition

Secara fisik konstruksi koil mirip dengan trafo, yang dirancang untuk pengoperasian saluran rendah. Dari sudut fungsinya, koil pengapian merupakan sumber daya nyata dari tegangan pembakaran. Ignition coil berfungsi untuk merubah arus listrrik 12 volt yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10 Kv atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api

Koil terdiri dari inti besi (core) yang terbuat dari baja silicon tipis, pada inti besi dikelilingi oleh kumparan yang digulung secara ketat.Kumparan Sekunder terbuat dari kawat tembaga tipis dengan diameter penampang(( 0,05 0,1 mm) dengan jumlah lilitan 15.000 sampai 30.000 kali lilitan.Kumparan primer

Kumpran primer terbuat dari kawat tembaga yang relatif tebal (( 0,5 1,0 mm) yang dililit 150-300 kali mengelilingi kumparan sekunder.

Antara lapisan kumparan yang satu dengan yang lain dilapisi dengan kertas khusus yang mempunyai tahanan sekat yang tinggi.

Ruangan kosong di dalam tabung diisi dengan cairan minyak yang berfungsi sebagai pendingin

CARA KERJA

Saat kontak pemutus (breaker point) dalam keadaan tertutup.

Pada saat kontak pemutus menutup arus dari baterai mengalir ke terminal positif kumparan primer --- terminal negatif----kontak pemutus (breaker point) ----massa. Akibat dari proses pengaliran arus tersebut menyebabkan terbentuknya garis-garis gaya magnet pada sekeliling kumparan

Saat kontak pemutus (breaker point) dalam keadaan terbukaPemutusan arus yang tiba-tiba, tidak menyebabkan garis-garis gaya magnet yang telah terbentuk pada inti kumparan (kern) berkurang.

Pada kumparan primer terjadi induksi diri sendiri (self induction) dan pada kumparan sekunder terjadi induksi bersama (mutual induction), Laju perpindahan elektron induksi diri sendiri pada kumparan primer mencapai 500 Volt, sedang induksi bersama laju perpindahan elektronnya mencapai 30.000 volt sehingga mampu membentuk loncatan bunga api pada busi.

Saat kontak pemutus (breaker point) dalam keadaan menutup kembali.

Saat kontak pemutus menutup kembali, arus mengalir pada kumparan primer, menyebabkan medan magnet pada kumparan primer mulai bertambah. Karena terjadi induksi diri pada kumparan primer, maka counter laju perpindahan elektron mencegah penambahan aliran arus secara tiba-tiba dalam kumparan primer sehingga laju perpindahan elektron pada induksi bersama dapat diabaikan pada kumparan sekundernya.

Cara kerja koil saat menutup kembalid.DitributorBagian-bagian sistem pengapian yang melekat pada distributor terdiri dari: 1) Kontak Pemutus

Fungsi:

Menguhubungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem pengapian

Bagian-bagian

1. Kam distributor

2. Kontak tetap ( wolfram )

3. Kontak lepas ( wolfram )

4. Pegas kontak pemutus

5. Lengan kontak pemutus

6. Sekrup pengikat

7. Tumit ebonit

8. Kabel ( dari koil - )

9. Alur penyetel

2) Kondensor

Kondesor merupakan komponen yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu tertentu. Pada sistem pengapian memliki Kegunaan :

Mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada saat kontak mulai membuka Mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang timbul pada sirkuit sekunder tinggi

Pada saat kontak pemutus terbuka induksi tidak hanya terjadi pada kumparan sekunder, tetapi terjadi juga pada kumparan primer. Besarnya tegangan induksi sekitar 400 Volt. Untuk mencegah percikan listrik pada celah kontak pemutus, maka platina diparalelkan dengan kontak pemutus untuk menyerap arus induksi. 3)Tutup Distributor

Kegunaan :

Membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke setiap busi sesuai dengan urutan pengapian Di bagian dalam distributor terpasang rotor yang berputar bersamaan dengan poros cam lobe (nok). Fungsi rotor adalah menyalurkan tegangan tinggi ke terminal kabel tegangan pada tutup distributor sesuai dengan urutan pengapian (firing order}

4) Governor Advancera) Governor sentrifugal advancerGovernor sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian berdasarkan putaran motor

Prinsip kerja

Semakin cepat putaran motor, semakin mengembang bobot-bobot sentrifugal. Akibatnya poros governor ( kam ) diputar lebih maju dari kedudukan semula kontak pemutus dibuka lebih awal ( saat pengapian lebih maju )

Cara kerja advans sentrifugalPutaran idle ( stasioner )

pemberat sentrifugal belum mengembang plat kurva belum ditekan advans belum bekerja salah satu pegas pengembali masih longgar

Putaran rendah s / d menengah

Pemberat sentrifugal mulai mengembang Plat kurva mulai ditekan Advans sentrifugal mulai bekerja Hanya satu pegas pengembali yang bekerja

Pembatas maksimum

Putaran tinggi

Pemberat sentrifugal mengembang sampai pembatas maksimum

Plat kurva ditekan

Advans bekerja maksimum

Kedua pegas pengembali bekerja

b) Vakum Advancer

Bagian ini berfungsi untuk memajukan atau memundurkan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang. Pada beban rendah atau mencegah, kecepatan bakar rendah karena tolakan rendah, temperatur rendah, campuran kurus. Oleh karena itu waktu pembakaran menjadi lebih lama, Agar mendapatkan tekanan pembakaran maksimum, saat pengapian harus dimajukan. Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan beban motor digunakan advans vakum

Bagian bagian

1. Plat dudukan kontak pemutus yang bergerak radial

2. Batang penarik

3. Diafragma3. Pegas

4. Langkah maksimum

5. Sambungan slang vakum

Cara Kerja Advans Vakum

Advans vakum tidak bekerja

( Pada saat idle dan beban penuh )

Vakum rendah membran tidak tertarik

Plat dudukan kontak pemutus masih tetap pada kedudukan semula

Saat pengapian tetap

Advans vakum bekerja

( Pada beban rendah dan menengah )

Vakum tinggi, membran tertarik

Plat dudukan kontak pemutus diputar maju berlawanan arah dengan putaran kam governor

Saat pengapian semakin di majukane. Kabel Tegangan TinggiSyarat utama kabel tegangan tinggi adalah harus mampu mengalirkan arus listrik tegangan tinggi ke busi-bus melalui distributor tanpa adanya kebocoran. Penghantar(bagian inti) dibungkus dengan isolator karet (rubber insulator) yang tebal. Kemudian dilapisi lagi dengan pembungkus (sheath). kabel resistive terbuat dari fiberglass yang dipadu dengan karbon dan karet sintetis yang digunakan sebagai core untuk memberikan peregangan yang cukup agar dapat meredam bunyi pengapian (ignition noise) pada radio.

f. BusiBusi berfungsi menghasilkan bunga api di antara lektroda tengah dan massa. Busi beroperasi pada temperature tinggi dimana pada saat pembakaran mencapai 2.000 oC pada tekanan 45 Atm. Konstruksi dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Keterangan :

1. Terminal

2. Rumah busi

3. Isolator

4. Elektrode ( paduan nikel )

5. Perintang rambatan arus

6. Elektrode massa ( paduan nikel )

7. Cincin perapat

8. Celah elektrode

9. Baut sambungan

10. Cincin perapat

Beban dan tuntutan/syarat busi

BebanHal hal yang dituntut

Panas

Temperatur gas didalam ruang bakar berubah, temperatur pada pembakaran 2000 - 30000C dan waktu pengisian 0 1200C Elektode pusat dan isolator harus tahan terhadap temperatur tinggi ( 8000C

Cepat memindahkan panas sehingga temperatur tidak lebih dari 8000C

Mekanis

Tekanan pembakaran 30 50 bar

Bahan harus kuat

Konstruksi harus rapat

Kimia

Erosi bunga api

Erosi pembakaran

Kotoran Bahan Elektroda harus tahan temperatur tinggi ( nikel, platinum )

Bahan kaki isolator yang cepat mencapai temperatur pembersih diri ( 4000C )

Elektris

Tegangan pengapian mencapai 25000 Volt

Bentuk kaki isolator yang cocok sehingga jarak elektroda pusat ke masa jauh

Konstruksi perintang arus yang cocok

Nilai Panas

Nilai panas busi adalah suatu indeks yang menunjukkan jumlah panas yang dapat dipindahkan oleh busi. Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas tergantung pada bentuk kaki isolator / luas permukaan isolator. Nilai panas harus sesuai dengan kondisi operasi mesin

Busi panas

Luas permukaan kaki isolator besar

Banyak menyerap panas

Lintasan pemindahan panas panjang, akibatnya pemindahan panas sedikit

Busi dingin

Luas permukaan kaki isolator kecil

Sedikit menyerap panas

Lintasan pemindahan panas pendek, cepat menimbulkan panas

Cara Kerja Sistem Pengapian Konvesionala. Saat Kontak Pemutus Tertutup

Arus mengalir dari + baterai kunci kontak kumparan primer koil kontak pemutus massa Terjadi pembentukan medan magnet pada inti koil

b. Saat Kontak Pemutus Terbuka

Arus primer terputus dengan cepat maka :

Ada perubahan medan magnet ( medan magnet jatuh )

Terjadi arus induksi tegangan tinggi pada saat sirkuit sekunder ( terjadi loncatan bunga api di antara elektroda busi )..2. Sistem Pengapian Konvensional MagnettoSistem pengapian umumnya digunakan pada sepeda motor namun dewasa ini hampir tidak digunakan lagi sejak ditemukannya sistem pengapian elektronik (CDI). Sebelum membahas lebih jauh bagaimana cara kerja sistem pengapian konvensional, terlebih dahulu haruslah dipahami bagaimana arus listrik dibangkitkan. Menurut hukum Farraday, apabila pada sebuah lilitan atau penghantar terjadi perubahan garis gaya magnet (Fluks Magnet) maka pada lilitan atau penghantar terjadi perpotongan garis gaya magnet. Akibat dari perpotongan garis gaya magnet tersebut, pada lilitan atau penghantar akan timbul arus listrik yang disebut GGL Induksi (Gaya Gerak Listrik).

Besarnya gaya gerak listrik yang dibangkitkan oleh penghantar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kecepatan perubahan garis gaya magnet, kuatnya medan magnet, dan panjang penghantar atau lilitan.

Pada sepeda motor, flywheel dilengkapi dengan magnet tetap, umumnya terdapat dua sampai tiga pasang magnet, pada crankcasenya dipasang dua atau tiga buah kumparan, (setiap merek sepeda motor berbeda). Satu kumparan untuk sistem pengapian dan kumparan yang lainnya untuk sistem penerangan dan sistem pengisian. Dilihat dari bentuk fisiknya, umunya kumparan pengapian menggunakan diameter kawat yang lebih kecil dan jumlah lilitannya lebih banyak. Ini dimaksudkan untuk memperoleh tegangan induksi yang lebih besar. Sedangkan kumparan penerangan dan pengisian memiliki diameter kawat yang lebih besar.

]Rangkaian detail sistem pengapian konvensionalPada gambar diperlihatkan rangkaian detail dari sistem pengapian konvensional, pada saat motor distart, flywheel magneto akan berputar. Gerakan berputar flywheel ini akan memotong kumparan pengapian, sehingga pada ujung-ujung kumparan mengalir arus listrik kemudian dialirkan ke body/massa melalui platina. Pada kumparan terjadi kemagnetan, ketika platina terbuka arus listrik pada kumparan akan terputus, hal ini menyebabkan inti kumparan (kern) kehilangan kemagnetan secara tiba-tiba. Akibatnya pada kumparan akan terjadi induksi diri sendiri (self induction). Arus listrik dari hasil induksi ini, mengalir seketika (sesaat) pada kumparan primer koil.

Kumparan pengapian (ignition coil) berfungsi untuk menaikkan tegangan dari 6 12 volt menjadi 10.000-15.000 volt. Pada kumparan pengapian, saat arus induksi mengalir pada kumparan primernya maka intinya timbul elektromagnetik. Karena arus induksi mengalir hanya sesaat, maka inti koil kehilangan kemagnetannya dan terjadilah induksi bersama (mutual induction) pada kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kumparan sekunder akan terjadi induksi elektromagnetik yang diakibatkan oleh hilangnya kemagnetan pada inti koil. Karena perbedaan jumlah gulungan primer dan sekunder (gulungan primer sebanyak 200 lilitan dan gulungan sekunder sebanyak 20.000 lilitan) maka pada kumparan sekunder akan timbul tegangan tinggi sekitar 10.000 Volt.Pada kumparan primer juga akan mengalir tegangan induksi yang besarnya sekitar 400 volt, untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada celah platina, maka kondensator dipasang secara paralel dengan platina untuk menyerap arus induksi tersebut. Penyerapan arus listrik oleh kondensator juga akan mempercepat terputusnya arus listrik pada kumparan pengapian sehingga memperbesar tegangan induksi yang terjadi pada kumparan pengapian tersebut.

Prinsip Kerja Sistem Pengapian Konvensional saat kontak pemutus terbukaC. SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIKKelemahan system pengapian konvensional adalah ketika mesin berputar cepat maka frekuensi pemutusan kontak pemutus tinggi. Frekuensi pemutusan kontak pemutus yang tinggi menyebabkan waktu penutupan pendek akibatnya arus primer tidak mencapai maxsimal, kemampuan pengapian kurang, masalah ini terjadi khususnya pada motor bersilinder banyak. Perbandingan motor 4 langkah silinder dengan 6 silinder pada putaran motor 5000 rpm

.Selain kelemahan diatas terdapat juga kelemahan pada kontak pemutus (platina) yaitu :

Karena tumit kontak pemutus selalu bergesekan dengan nok akan menyebabkan keausan sehingga tumit akan aus. Akibat dari ausnya tumit adalah:

Sudut dwell menjadi bertambah besar

Saat pengapian terlambat Kontak pemutus tidak dapat membuka lagi Terjadi pengikisan platina Arus yang mengalir besar ( kemampuan besar ( erosi bunga api pada kontak pemutus besar, tejadi keusan pada titik kontak Arus kecil ( erosi akibat loncatan bunga api kecil ( daya pengapian kurang. Arus primer tidak boleh lebih dari 4 amper. Kekuatan pegas

Pegas yang kuat menyebabkan Tuas ebonit cepat aus, timbulnya pentolan (prelling) pada kontak pemutus, bantalan poros distribusi aus. Pegas yang lemah pada putaran tinggi membuat kontak pemutus melayang, tidak bisa menutup/melekat dengan baik sesuai bentuk nok sehingga akan selalu membuka

Untuk menutupi kelemahan dari sistem pengapian konvensional, digunakan sistem pengapian elektronik seperti PEI(pointet electronict ignition) yang merupakan penyempunaan atau modifikasi pengapian konvensional, TAIS, CDI, IRLI spark dan lain-lain. Kelebihan sistem pengapian elektronik dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional adalah sebagai berikut: Saat pengapian stabil

Sudut dwell bisa diatur sampai 80 %

Transistor mampu dialiri arus yang besar (( 8 ampere) ( kemampuan tinggi

Tidak akan terjadi pentalan (prellung)

Tidak terjadi keausan karena tidak memiliki titik kontak sehingga Interval perawatan cukup lama1. Sistem Pengapian CDISistem pengapian elektronik CDI (Capasitor Discharge Ignition) merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari sistem pengapian konvensional. Pemanfaatan teknologi elektronik CDI pada sistem pengapian motor dimaksudkan untuk menghasilkan kinerja motor yang lebih baik dengan tingkat kerugian yang lebih kecil. Sistem pengapian CDI dapat kelompokkan menjadi dua jenis berdasarkan sumber arus yang digunakan yaitu : sistem pengapian CDI AC dan DC. Sistem pengapian magnet dengan CDI (Capasitife Discharge Ignition) pada saat ini digunakan pada sepeda motor segala tipe/merk. Sistem ini dianggap lebih baik apabila dibandingkan dengan sistem platina. Sebab tidak lagi memerlukan penyetelan, sistem CDI mampu menghasilkan tegangan tinggi yang lebih besar dan stabil sehingga pembakaran lebih sempurna yang pada akhirnya menghindarkan endapan karbon pada busi maupun pada ruang silinder.a. CDI ACPrinsip Kerja

Cara kerja dari CDI terdiri dari beberapa tahap yakni, pembangkitan power, penyearah arus, pengisian arus, pengosongan muatan kapasitor, dan induksi pada kumparan pengapian. Adapun cara kerja dari sistem CDI AC adalah, pada saat motor distart (baik dengan motor starter maupun kick starter), setelah kunci kontak posisi ON, maka magnet dari flywheel juga akan berputar, saat magnet memotong kumparan pengisi (exitasi) maka kumparan akan menghasilkan arus listrik, arus listrik tersebut selanjutnya disimpan dalam kapasitor yang terlebih dahulu disearahkan setengah gelombang oleh dioda. Kapasitor akan melepaskan muatan listriknya, jika SCR berfungsi. Pada saat tertentu flywheel magnet akan memotong pulser (pulser generator). Pulser akan menghasilkan arus listrik yang akan memicu SCR, sehingga SCR ON (aktif). Arus listrik akan dikosongkan dan mengalir menuju lilitan primer.

Capasitor (Condensor) tidak akan melepas arus yang disimpan sebelum SCR berfungsi. SCR akan berfungsi apabila pulsa generator mengirim pulsa pada trigger sirkuit dan mengirimkannya kepada SCR sehingga SCR mulai berfungsiKetika SCR berfungsi, capasitornya melepas arus listrik yang disimpan melalui SCR menuju kumparan primer koil pengapian .Akibat kumparan primer koil pengapian dialiri arus secara tibatiba maka pada kumparan sekunder terjadi induksi tegangan tinggi untuk meloncatkan bunga api pada busi.

Rangkaian dan posisi komponen pengapian magnet dengan CDI.b. CDI DC

Sistem ini mempunyai Rangkaian pengontrol saat Pengapian yang secara akurat mengontrol saat pengapian setepat mungkin sesuai putaran mesin. Gambar di atas memperlihatkan prinsip kerja dari sistem pengapian CDI DC. Arus listrik DC 12 Volt disediakan oleh baterai (Accu). Tegangan yang masih rendah dinaikkan oleh komponen elektronik di dalam unit CDI DC (unit transformator). Akibatnya tegangan naik pada voltase tertinggi yaitu 400 volt yang kemudian disimpan sementara dalam kapasitor Sebuah SCR dirangkai dengan kondensor dan menjadi konduktip (hidup) bila arus sebagai pulser dialirkan ke terminal gate SCR, sehingga SCR mengalirkan tegangan dari kondensor seketika ke kumparan primer koil pengapian . Akibatnya pada kumparan sekunder membangkitkan induksi tegangan tinggi untuk meloncatkan bunga api pada busi. 2. System Pengapian Elektronik dengan Kontak Pemutus TCI-K (PEI. Pointet Electronic Ignition)

System pengapian ini merupakan penyempurnaan atau modifikasi dari system pengapian konvensional. Keuntungan :

Arus primer lebih besar sehingga daya pengapian lebih tinggi Kontak pemutus tidak aus lagi karena arus pengendali kecil

Bila kontrol unit rusak mudah dirubah kembali ke pengapian konvensional

Kelemahan :

Tumit ebonit masih bisa aus sehinga saat pengapian perlu penyetelan ulang (pada waktu yang cukup lama)

Pada putaran tinggi terjadi pentalan yang mempengaruhi kerja kontrol unit

Kontak pemutus masih sensitif terhadap kotoranUntuk mendapat hasil yang memuasakan (daya pengapian besar) sebaiknya koil pengapian diganti yang sesuai karakter unit pemutus arus.

Cara kerja

EVALUASI

1. Jelaskan secara singkat fungsi dan komponen-komponen sistem pengapian

2. Uraikan prinsip pembangkitan tegangan tinggi pada koil pengapian

3. Jelaskan tujuan pemasangan kondensor pada sistem pengapian konvesional.4. Jelaskan secara singkat sistem pengapian baterai dengan platina berdasarkan gambar di bawah !

5. Uraikan dengan benar fungsi dan cara kerja governor sentrifugal advance dan vacum advance.

6. Jelaskan kelemahan sistem pengapian konvesional dibandingkan dengan sistem pengapian elektronik.7. Apa keuntungan dari sistem pengapian dengan CDI

8. Jelaskan secara singkat cara kerja rangkaian sistem pengapian baterai dengan CDI seperti gambar di bawah!

EMBED MSPhotoEd.3

EMBED MSPhotoEd.3

EMBED MSPhotoEd.3

Kelonggaran

EMBED MSPhotoEd.3

Plat kurva

EMBED MSPhotoEd.3

EMBED MSPhotoEd.3

Pegas belum

bekerja

kontrol unit

6

1

2

5

4

3

6

7

9

12

11

4

8

2

3

5

10

1

EMBED MSPhotoEd.3

EMBED MSPhotoEd.3

baterai

EMBED MSPhotoEd.3

Konstruksi, skema dan bagian-bagian sistem pengapian

EMBED MSPhotoEd.3

1234

EMBED Word.Picture.8

busi-busi

EMBED MSPhotoEd.3

EMBED MSPhotoEd.3

tahanan

balast

EMBED MSPhotoEd.3

distributor dengan

kontak pemutus

Kontak pemutus berfungsi memberi informasi pada kontrol unit elektronik dan kontrol unit yang bertugas memutuskan dan menghubungkan arus primer

EMBED MSPhotoEd.3

I. Arus pengendali (baterai kunci kontak tahanan balast 0,4 ( - T 15 KU R1 R2 terminal 7 kontak

pemutus masa . Akibat : TR1on ( arus pengendali mengalir (E.TR1 C TR1- R3

masa) ( TR2 on

II. Arus primer Tr2 on (baterai kunci kontak R 0,4 R 0,6 T 15 koil T1 T 16 KU C TR 2 T 31 KU

( masa ( ada medan magnet pada koil

Prinsip Kerja :

Kontak pemutus menutup

EMBED MSPhotoEd.3

Kontak membuka(arus basis Tr1 terputus ( Tr1 OFF

TR 1 OFF(arus kolektor Tr 1 terputus(arus basis Tr2 tidak ada( Tr2 OFF (kejadian ini cepat)

TR 2 OFF (hilangnya medan magnet yang cepat ini menimbulkan induksi daripada kumparan

sekunder koil pengapian

Kontak pemutus membuka

EMBED MSPhotoEd.3

1 kunci kotakTerminal :

4 koil31 : massa

5 kontrol unit/KU16 : terminal 1 koil

6 Distributor15 : kunci kotak

7 Stecker diagnosaTD: terminal diagnosa

7 : sinyal pengendali dari pick - up

Data-data pengapian TCI k (Silisium)

PAGE 65

_1012977037.bin

_1013415208.bin

_1013438410.bin

_1263078770.unknown

_1208686433.doc

_1013416350.bin

_1012977983.bin

_1012978169.bin

_1013151051.bin

_1012977796.bin

_1008477326.bin

_1008481719.bin

_1008482975.bin

_1008484005.bin

_1008480818.bin

_1008154269.unknown

_1008416227.bin

_1008476936.bin

_1008416144.bin

_1007789119.bin

_1007789348.bin