document3

119
ANALISIS SISTEM INFORMASI PANGKALAN DATA DAN INFORMASI TINGKAT SMP/MTs DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBJEK DENGAN UNIFIED APPROACH LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek Oleh: AGUNG SEPTIAN NRP : 0606003 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT 2010

Upload: digilibsttg

Post on 06-Aug-2015

105 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Document3

ANALISIS SISTEM INFORMASI PANGKALAN DATA DAN

INFORMASI TINGKAT SMP/MTs DI DINAS PENDIDIKAN

KABUPATEN GARUT MENGGUNAKAN METODE

BERORIENTASI OBJEK DENGAN UNIFIED APPROACH

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Mata Kuliah Kerja Praktek

Oleh:

AGUNG SEPTIAN

NRP : 0606003

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT

2010

Page 2: Document3

AGUNG SEPTIAN, 0606003

Analisis Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi Tingkat SMP/ MTs Di Dinas

Pendidikan Kabupaten Garut Menggunakan Metode Berorientasi Objek Dengan Unified

Approach.

Di bawah bimbingan H. Eko Retnadi., Drs., M.Kom. selaku pembimbing akademik dan

Nurhaedi., SH. selaku pembimbing lapangan.

103 Halaman + x / 48 Gambar/ 11 Tabel/ 7 Daftar Pustaka (1990 – 2007)

ABSTRAK

Dinas Pendidikan Kabupaten Garut merupakan salah satu perangkat pemerintah

Kabupaten Garut yang memiliki tugas pokok dalam melaksanakan urusan rumah tangga

daerah dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah pusat atau pemerintah

provinsi Jawa barat di bidang pendidikan. Dalam aktivitas bisnisnya Dinas Pendidikan

Kabupaten Garut sudah menerapkan kecanggihan dari teknologi informasi yang sudah

berbasiskan komputer. Hal ini ditandai dengan adanya pelayanan sistem pangkalan data

dan informasi yang merupakan hasil kerjasama Dinas Pendidikan Kab. dengan

Departemen Pendidikan Nasional. Sehingga diharapkan dengan adanya sistem tersebut

dapat mendukung antara pihak yang bersangkutan dan dapat memberikan informasi

yang akurat tentang keadaan tiap sekolah di setiap kecamatan khususnya di Kabupaten

Garut.

Tujuan dari Analisis Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi Tingkat SMP/MTs di

Dinas Pendidikan Kab. Garut menggunakan metode berorientasi objek dengan unified

approach (UA) ini adalah Menerapkan konsep pengembangan sistem berorientasi objek

dalam aktivitas analisis sistem, dalam hal ini menggunakan pendekatan unified approach

(UA)

Analisis Perangkat Lunak Aplikasi Sistem Informasi PADATI Melalui Dinas Pendidikan Kab.

Garut ini menggunakan beberapa pemodelan grafis dengan standar Unified Modelling

Language yaitu Activity Diagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram, dan Class

Diagram untuk memahami proses kerja dari sistem. Computer Aided Software

Engineering yang digunakan dalam kegiatan analisis ini adalah Rational Rose 2000.

Page 3: Document3

Berdasarkan hasil analisis terhadap sistem yang telah berjalan di Dinas Pendidikan Kab.

Garut, Sistem Informasi PADATI pada dasarnya dapat memenuhi kebutuhan user karena

sistem tersebut menyediakan informasi yang akurat dan berguna seperti data tentang

keadaan Sekolah, Guru, jumlah siswa dan lainnya serta untuk mempermudah dalam

melakukan penyaluran dana bantuan operasional sekolah berdasarkan data yang telah

ada.

Kata Kunci : Sistem Informasi, PADATI, Metode Berorientasi Objek,Unified Approach .

Page 4: Document3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. Shalawat

serta salam tak lupa penulis curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek

pada program Strata-1 di Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut

(STTG). Adapun judul dari Kerja Praktek ini adalah : “Analisis Sistem Informasi Pangkalan

Data dan Informasi Tingkat SMP/MTs Di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Menggunakan

Metode Berorientasi Objek Dengan Unified Approach”.

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis banyak sekali mendapatkan

bantuan, dorongan, bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu rasa

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang

terhormat :

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta keluarga, Kakakku Dea Angga Rustiana., AM.d

yang telah memberikan nasihat dan berbagi pengalamannya dengan penulis serta

orang-orang terdekat yang telah memberikan do’a dan dorongan baik secara moril,

materil maupun spiritual selama penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.

2. Bapak H. Eko Retnadi., Drs., M.kom., selaku dosen pembimbing dalam penyusunan

Laporan Kerja Praktek ini

3. Ibu Dini Destiani SF, Dra., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika.

4. Bapak Asep Deddy, Ir., M.Kom., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Informatika dan

Koordinator Kerja Praktek

5. Bapak Nurhaedi., SH. selaku pembimbing lapangan di Dinas Pendidikan Kabupaten

Garut.

6. Rekan-rekan MAPALA STTG khususnya Deden Rizal N. dan para senior yang telah

menyelesaikan studinya. Suatu kehormatan bisa mengenal dan berjuang bersama

kalian.

Page 5: Document3

7. Taufik Kurniawan a.k.a Ekek sebagai partner dalam melakukan observasi lapangan

yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

8. Sahabat dan rekan-rekan Teknik Informatika Angkatan 2006 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

9. Seluruh staf dosen dan civitas akademika di Sekolah Tinggi Teknologi Garut.

10. Especially for initial “N”. “I Love You Soo Much, I Wish You Could Be My True Light ”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini masih jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di

masa yang akan datang selalu penulis nantikan. Akhirnya penulis berharap semoga

Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para

pembaca pada umumnya.

Garut, Februari 2010

Penulis

Page 6: Document3

DAFTAR ISI

Halaman :

ABSTRAK ......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 16

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 16

1.4 Batasan Masalah .................................................................................... 17

1.5 Metodologi Penelitian ........................................................................... 17

1.5.1 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 17

1.5.2 Metode Analisis ............................................................................ 18

1.6 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 19

1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................ 19

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ............................................................. 21

Page 7: Document3

2.1.1 Definisi Sistem .............................................................................. 21

2.1.2 Karakteristik Sistem ...................................................................... 22

2.1.3 Definisi Informasi .......................................................................... 24

2.1.4 Siklus Informasi ............................................................................. 26

2.1.5 Kualitas Informasi ......................................................................... 27

2.1.6 Definisi Sistem Informasi .............................................................. 28

2.1.7 Komponen Sistem Informasi ......................................................... 29

2.2 Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi ......................................... 29

2.2.1 Definisi Manajemen ...................................................................... 29

2.2.2 Tingkat Manajemen ...................................................................... 30

Halaman :

2.2.3 Definisi Manajemen Sistem Informasi .......................................... 31

2.2.4 Ruang Lingkup Pekerjaan Manajemen Sistem Informasi .............. 32

2.3 Konsep Dasar Data ................................................................................ 33

2.3.1 Definisi Data .................................................................................. 33

2.3.2 Jenis Data ...................................................................................... 34

2.3.3 Sumber Data ................................................................................. 34

2.4 Hubungan Informasi Dengan Manajemen ............................................ 36

2.5 Analisis Sistem Informasi ....................................................................... 37

2.6 Konsep Dasar Teknologi Berorientasi Objek ......................................... 37

2.7 Unified Modelling Language (UML) ...................................................... 42

Page 8: Document3

2.7.1 Sejarah UML ................................................................................. 42

2.7.2 Pengertian UML ........................................................................... 42

2.7.3 View Dalam UML .......................................................................... 42

2.7.4 Diagram UML ............................................................................... 45

2.7.4.1 Class Diagram .................................................................... 45

2.7.4.2 Use Case Diagram ............................................................. 48

2.7.4.3 Sequence Diagram ............................................................ 49

2.7.4.4 Activity Diagram ................................................................ 50

2.8 Metode Analisis Menggunakan Unified Approach (UA) ......................... 51

2.9 Case Tools Menggunakan Rational Rose 2000 ...................................... 53

2.9.1 Requierent Systems ....................................................................... 56

2.9.2 Lingkungan Kerja ........................................................................... 56

2.9.2.1 Jendela Use case view ....................................................... 57

2.9.2.2 Jendela Logical view .......................................................... 58

2.9.2.3 Jendela Component view .................................................. 58

2.9.2.4 Jendela Deployment view .................................................. 59

2.9.2.5 Jendela Model Properties ................................................... 60

2.9.2.6 Jendela Log ........................................................................ 61

Halaman :

Page 9: Document3

BAB III ANALISIS SISTEM

3.1 Data Umum Dinas Pendidikan Kab. Garut ............................................. 62

3.1.1 Kondisi Objektif Dinas Pendidikan Kab. Garut .............................. 62

3.1.2 Visi Dinas Pendidikan Kab. Garut 2010 – 2014 .............................. 62

3.1.3 Misi Dinas Pendidikan Kab. Garut ................................................. 62

3.1.4 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kab. Garut ......................... 63

3.1.5 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendidikan Kab. Garut.................. 63

3.2 Batasan Sistem Secara Fungsional ......................................................... 72

3.2.1 Fungsi Substantif ........................................................................... 72

3.2.2 Fungsi Fasilitatif ............................................................................ 73

3.2.3 Komponen-komponen Pendukung Sistem .................................... 73

3.2.3.1 Hardware ........................................................................... 73

3.2.3.2 Software............................................................................. 74

3.2.3.3 Kebijakan Organisasi .......................................................... 74

3.2.3.4 User.................................................................................... 75

3.3 Analisis Sistem ...................................................................................... 75

3.3.1 Identifikasi Aktor ........................................................................... 76

3.3.2 Pengembangan Activity Diagram .................................................. 78

3.3.2.1 Activity Diagram untuk Proses Login ................................. 79

3.3.2.2 Activity Diagram untuk Proses Input Pengolahan Data

Individual ........................................................................ 80

........................................................................................

3.3.2.3 Use Case Transaksi Pembayaran ......................... 66

Page 10: Document3

3.3.2.3 Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data

Rangkuman Sekolah ....................................................... 80

3.3.2.4 Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Daftar

Wilayah ........................................................................... 81

3.3.2.5 Activity Diagram untuk Proses Pembuatan dan Pencetakan

Laporan ........................................................................... 81

3.3.3 Pengembangan Use Case .............................................................. 82

3.3.3.1 Use Case Login ................................................................... 83

Halaman :

3.3.3.2 Use Case Input Pengolahan Data Individual ....................... 84

3.3.3.3 Use Case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah ............... 85

3.3.3.4 Use Case Pegolahan Data Wilayah ..................................... 87

3.3.3.5 Use Case Pembuatan dan Pencetakan Laporan ................. 88

3.3.4 Pengembangan Interaction Diagram ............................................ 89

3.3.4.1 Sequence Diagram Untuk Proses Login .............................. 90

3.3.4.2 Sequence Diagram Pengolahan Data Individual ................. 90

3.3.4.3 Sequence Diagram Pengolahan Data Rangkuman Sekolah 91

3.3.4.4 Sequence Diagram Pengolahan Data Wilayah ................... 92

3.3.4.5 Sequence Diagram Pembuatan dan Pencetakan Laporan .. 92

3.3.5 Klasifikasi Menggunakan Class ..................................................... 93

3.3.5.1 Identifikasi Classes ............................................................ 94

Page 11: Document3

3.3.5.2 Identifikasi Relationship .................................................... 98

3.3.5.3 Identifikasi Attributes........................................................ 98

3.3.5.4 Identifikasi

Methods 100

3.3.5.5 Iterate dan

Refine 102

3.3.6 Pemeriksaan (Refine dan

Iterate) 102

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 103

4.2 Saran ................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman :

Page 12: Document3

Gambar 1.1 Tahap Analisis UA ....................................................................................... 18

Gambar 2.1 Elemen-elemen Sistem ............................................................................. 22

Gambar 2.2 Karakteristik Suatu Sistem ........................................................................ 24

Gambar 2.3. Siklus Informasi ......................................................................................... 26

Gambar 2.4 Pilar Kualitas Informasi ............................................................................. 27

Gambar 2.5 Tingkat Manajemen .................................................................................. 31

Gambar 2.6 Pengelompokan Data ................................................................................ 35

Gambar 2.7 Simbol Aktor ............................................................................................. 38

Gambar 2.8 Contoh Kelas serta Objek .......................................................................... 39

Gambar 2.9 Contoh Kelas dan Atribut-atributnya ........................................................ 39

Gambar 2.10 Contoh Kelas dan Operasi-operasinya ...................................................... 40

Gambar 2.11 Contoh Simbol Paket ................................................................................ 41

Gambar 2.12 View dalam UML....................................................................................... 43

Gambar 2.13 Klasifikasi Jenis Diagram UML .............................................................. .... 45

Gambar 2.14 Contoh Class Diagram .............................................................. .... 46

Gambar 2.15 Contoh Generalisasi ............................................................................. .... 47

Gambar 2.16 Contoh Aggregasi...................................................................................... 47

Gambar 2.17 Contoh Asosiasi......................................................................... .... 48

Gambar 2.18 Contoh Use Case ....................................................................................... 48

Gambar 2.19 Contoh Kondisi Uses ................................................................................. 49

Gambar 2.20 Contoh Kondisi Extends ........................................................................... 49

Gambar 2.21 Contoh Sequence Diagram ....................................................................... 50

Page 13: Document3

Gambar 2.22 Contoh Activity Diagram ........................................................................... 51

Gambar 2.23 Tahap Analisis Unified Approach (UA) ...................................................... 52

Gambar 2.24 Contoh Tampilan Awal Rational Rose...................................... .... 54

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kab. Garut ..................................... 63

Halaman :

Gambar 3.2 Tahap Analisis Unified Approach (UA) ................................... .... 75

Gambar 3.3 Activity Diagram untuk Sistem Informasi PADATI ..................................... 78

Gambar 3.4 Activity Diagram untuk proses Login ........................................................ 79

Gambar 3.5 Activity Diagram untuk proses Input Pengolaha Data Individual .............. 80

Gambar 3.6 Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Rangkuman

Sekolah………………………………………………………… 80

Gambar 3.7 Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Daftar Wilayah .............. 81

Gambar 3.8 Activity Diagram untuk Proses Pembuatan dan Pencetakan

Laporan .................................................................................................... 82

Gambar 3.9 Use Case Diagram untuk Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi 82

Gambar 3.10 Sequence diagram untuk proses Login ..................................................... 90

Gambar 3.11 Sequence diagram untuk Input Pengolahan Data Individual .................... 91

Gambar 3.12 Sequence diagram untuk Pengolahan Data Rangkuman Sekolah ............. 91

Gambar 3.13 Sequence diagram untuk Pengolahan Data Wilayah ................................ 92

Gambar 3.14 Sequence diagram untuk Pembuatan dan Pencetakan Laporan .............. 93

Page 14: Document3

DAFTAR TABEL

Halaman :

Tabel 1.1 Daftar SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Garut ..................................... 2

Tabel 1.2 Daftar MTs Negeri dan Swasta di Kabupaten Garut ................................... 7

Tabel 1.3 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid sekolah menengah pertama (SMP) di

Kab. Garut tahun 2007 ................................................................................ 12

Tabel 1.4 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid madrasah tsanawiah (MTS) di Kab.

Garut tahun 2007 ........................................................................................ 13

Page 15: Document3

Tabel 3.1 Identifikasi Aktor beserta Aktifitasnya ........................................................ 76

Tabel 3.2 Skenario untuk use case Petugas Login....................................................... 83

Tabel 3.3 Skenario untuk use case Input Pengolahan Data Individual Sekolah .......... 84

Tabel 3.4 Skenario untuk use case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah ................ 85

Tabel 3.5 Skenario untuk use case Pengolahan Data Wilayah .................................... 87

Tabel 3.6 Skenario untuk use case Pembuatan dan Pencetakan Laporan .................. 88

Tabel 3.7 Relationships antar kelas ............................................................................ 98

Page 16: Document3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan masyarakat akan informasi yang begitu tinggi serta kemajuan

yang begitu pesat dari perkembangan teknologi informasi, telah mempengaruhi

terhadap aktifitas manusia untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat.

Perkembangan teknologi ini mampu mendobrak batas ruang dan waktu, artinya

informasi bisa didapat oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, sehingga

perubahan informasi dapat berlangsung dengan sangat pesat

Perkembangan teknologi dibidang informasi ini telah memasuki berbagai

bidang, sehingga banyak instansi pemerintah berusaha meningkatkan dan

mengefisienkan pekerjaannya dengan menggunakan aplikasi dari teknologi

informasi tersebut. Salah satunya adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.

“Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”, (Jogiyanto, 2005).

Peranan SI (Sistem Informasi) pada suatu organisasi salah satunya adalah

sebagai alat bantu untuk mengintegrasikan data dan untuk meningkatkan kualitas

informasi. Selain itu juga dengan adanya perkembangan sistem informasi

memungkinkan pada suatu organisasi, sistem pengorganisasian data

memungkinkan terbebas dari redudansi data.

Dinas Pendidikan Kabupaten Garut merupakan salah satu perangkat

pemerintah Kabupaten Garut yang memiliki tugas pokok dalam melaksanakan

urusan rumah tangga daerah dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah

pusat atau pemerintah provinsi Jawa barat di bidang pendidikan. Dalam aktivitas

bisnisnya Dinas Pendidikan Kabupaten Garut sudah menerapkan kecanggihan dari

teknologi informasi yang sudah berbasiskan komputer baik berupa sistem informasi

secara online maupun offline. Dengan adanya teknologi ini, kinerja di Dinas

1

Page 17: Document3

Pendidikan Kabupaten Garut meningkat yang ditunjukan oleh pelayanan informasi

dan transaksi terhadap masyarakat yang lebih baik.

Salah satu tugas Dinas Pendidikan Kab. Garut adalah membuat laporan

statistik SMP/MTS yang berada di daerah Kab. Garut seperti mengolah data

sekolah, data kelas, data guru dan data murid. Berikut adalah tabel nama sekolah

tingkat SMP/ MTS negeri maupun swasta di Kab. Garut:

Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Garut

No Nama Sekolah Status

1 SMP Negeri 1 Banjarwangi Negeri

2 SMP Negeri 2 Banjarwangi Negeri

3 SMP Negeri 1 Banyuresmi Negeri

4 SMP Negeri 2 Banyuresmi Negeri

5 SMP Negeri 3 Banyuresmi Negeri

6 SMP Negeri 1 Bayongbong Negeri

7 SMP Negeri 2 Bayongbong Negeri

8 SMP Negeri 3 Bayongbong Negeri

9 SMP Negeri 1 Bungbulang Negeri

10 SMP Negeri 2 Bungbulang Negeri

11 SMP Negeri 1 Caringin Negeri

12 SMP Negeri 1 Cibalong Negeri

13 SMP Negeri 2 Cibalong Negeri

14 SMP Negeri 1 Cibatu Negeri

15 SMP Negeri 1 Kersamanah Negeri

16 SMP Negeri 2 Kersamanah Negeri

17 SMP Negeri 1 Cibiuk Negeri

18 SMP Negeri 2 Cibiuk Negeri

19 SMP Negeri 1 Cikajang Negeri

20 SMP Negeri 2 Cikajang Negeri

21 SMP Negeri 1 Cikelet Negeri

22 SMP Negeri 2 Cikelet Negeri

23 SMP Negeri 1 Cilawu Negeri

24 SMP Negeri 2 Cilawu Negeri

25 SMP Negeri 3 Cilawu Negeri

26 SMP Negeri 1 Cisewu Negeri

27 SMP Negeri 2 Cisewu Negeri

28 SMP Negeri 1 Cisompet Negeri

29 SMP Negeri 1 Cisurupan Negeri

Page 18: Document3

Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut

30 SMP Negeri 2 Cisurupan Negeri

31 SMP Negeri 3 Cisurupan Negeri

32 SMP Negeri 1 Garut Negeri

33 SMP Negeri 2 Garut Negeri

34 SMP Negeri 3 Garut Negeri

35 SMP Negeri 4 Garut Negeri

36 SMP Negeri 5 Garut Negeri

37 SMP Negeri 6 Garut Negeri

38 SMP Negeri 1 Kadungora Negeri

39 SMP Negeri 2 Kadungora Negeri

40 SMP Negeri 1 Karangpawitan Negeri

41 SMP Negeri 2 Karangpawitan Negeri

42 SMP Negeri 1 Leles Negeri

43 SMP Negeri 2 Leles Negeri

44 SMP Negeri 1 Leuwigoong Negeri

45 SMP Negeri 2 Leuwigoong Negeri

46 SMP Negeri 1 Bl Limbangan Negeri

47 SMP Negeri 2 Bl Limbangan Negeri

48 SMP Negeri 3 Bl Limbangan Negeri

49 SMP Negeri 1 Malangbong Negeri

50 SMP Negeri 2 Malangbong Negeri

51 SMP Negeri 3 Malangbong Negeri

52 SMP Negeri 1 Mekarmukti Negeri

53 SMP Negeri 1 Pakenjeng Negeri

54 SMP Negeri 2 Pakenjeng Negeri

55 SMP Negeri 3 Pakenjeng Negeri

56 SMP Negeri 1 Pameungpeuk Negeri

57 SMP Negeri 1 Pamulihan Negeri

58 SMP Negeri 1 Peundey Negeri

59 SMP Negeri 1 Samarang Negeri

60 SMP Negeri 1 Pasirwangi Negeri

61 SMP Negeri 1 Selaawi Negeri

62 SMP Negeri 2 Selaawi Negeri

63 SMP Negeri 1 Singajaya Negeri

64 SMP Negeri 1 Cihurip Negeri

65 SMP Negeri 1 Sukawening Negeri

66 SMP Negeri 1 Karangtengah Negeri

Page 19: Document3

Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut

67 SMP Negeri 1 Talegong Negeri

68 SMP Negeri 2 Talegong Negeri

69 SMP Negeri 3 Tarogong Kidul Negeri

70 SMP Negeri 1 Tarogong Kidul Negeri

71 SMP Negeri 2 Tarogong Kidul Negeri

72 SMP Negeri 4 Tarogong Kidul Negeri

73 SMP Negeri 5 Tarogong Kidul Negeri

74 SMP Negeri 1 Wanaraja Negeri

75 SMP Negeri 1 Pangatikan Negeri

76 SMP Negeri 1 Sucinaraja Negeri

77 SMP Negeri 1 Tarogong Kaler Negeri

78 SMPN 7 Garut Negeri

79 SMPN 2 Pasirwangi Negeri

80 SMPN 3 Leles Negeri

81 SMPN 1 Cigedug Negeri

82 SMPN 3 Cikajang Negeri

83 SMPN 3 Banjarwangi Negeri

84 SMPN 3 Cibalong Negeri

85 SMPN 3 Bungbulang Negeri

86 SMPN 4 Bungbulang Negeri

87 SMPN 2 Pamulihan Negeri

88 SMPN 4 Pakenjeng Negeri

89 SMPN 5 Pakenjeng Negeri

90 SMPN 1 Sukaresmi Negeri

91 SLTP YPI Sukawening Swasta

92 SLTP Yos Sudarso Garut Swasta

93 SLTP Tunas Harapan Cibatu Swasta

94 SLTP YAKHA Banyuresmi Swasta

95 SLTP YASPRI Sukawening Swasta

96 SLTP Setya Bhakti Cilawu Swasta

97 SLTP Qurato Ayun Samarang Swasta

98 SLTP Plus Al Kohar Tarogong Swasta

99 SLTP Plus Hikmah Garut Swasta

100 SLTP PGRI Sukasono Sukawening Swasta

101 SLTP PGRI Tarogong Swasta

102 SLTP PGRI Wanaraja Swasta

103 SLTP PGRI Selaawi Swasta

104 SLTP PGRI Sindangsuka Cibatu Swasta

Page 20: Document3

Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut

105 SLTP PGRI Pameungpeuk Swasta

106 SLTP PGRI Sindangsuka Cibatu Swasta

107 SLTP PGRI Limbangan Swasta

108 SLTP PGRI Malangbong Swasta

109 SLTP PGRI Karang Pawitan Swasta

110 SLTP PGRI Kurnia Cibatu Swasta

111 SLTP PGRI Kadungora Swasta

112 SLTP PGRI Cisewu Swasta

113 SLTP PGRI Garut Swasta

114 SLTP PGRI Cikajang Swasta

115 SLTP PGRI Cibatu Swasta

116 SLTP PGRI Caringin Swasta

117 SLTP PGRI Bungbulang Swasta

118 SLTP Persada Swasta

119 SLTP PGRI 23 Wanaraja Swasta

120 SLTP Pasundan Leles Swasta

121 SLTP Pasundan Cilawu Swasta

122 SLTP Pasundan 3 Garut Swasta

123 SLTP Pasundan 2 Garut Swasta

124 SLTP Nurul Mutaqin Cisurupan Swasta

125 SLTP Pasundan 1 Garut Swasta

126 SLTP Muslimin Samarang Swasta

127 SLTP Muslimin Banyuresmi Swasta

128 SLTP Muhammadiyah Talegong Swasta

129 SLTP Muhammadiyah Tarogong Swasta

130 SLTP Muhammadiyah Pameungpeuk Swasta

131 SLTP Muhammadiyah Karangpawitan Swasta

132 SLTP Muhammadiyah Caringin Swasta

133 SLTP Muhammadiyah Cilawu Swasta

134 SLTP Muhammadiyah Garut Swasta

135 SLTP Muhammadiyah 3 Kadungora Swasta

136 SLTP Muhammadiyah 1 Kadungora Swasta

137 SLTP Muhammadiyah 2 Kadungora Swasta

138 SLTP Mirameranti Swasta

139 SLTP Karyamuda Banyuresmi Swasta

140 SLTP Margalaksana Bungbulang Swasta

141 SLTP Islam Cikuya Bungbulang Swasta

142 SLTP Islam Siliwangi Leles Swasta

Page 21: Document3

Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut

143 SLTP Islam Asy Syarif Karangtengah Swasta

144 SLTP Gilang Kencana Garut Swasta

145 SLTP Darusalam Tarogong Swasta

146 SLTP Daya Susila Garut Swasta

147 SLTP Fauzaniyah Cisurupan Swasta

148 SLTP Darul Mukminin Cibatu Swasta

149 SLTP Ciledug 1 Tarogong Swasta

150 SLTP Baitul Hikmah Tarogong Swasta

151 SLTP Assidiqiyah karangpawitan Swasta

152 SLTP Asy Syarifiah Tarogong Swasta

153 SLTP Al ILYAS Malangbong Swasta

154 SLTP Al Khoeriyah Cibatu Swasta

155 SLTP Al Hikmah Tarogong Swasta

156 SLTP Al Fatah Limbangan Swasta

157 SMP Atturmudziyah Garut Swasta

158 SMP Pemuda Swasta

159 SMP Abdurahman Swasta

160 SMP Ma'arif Talegong Swasta

161 SMPT Baitul Hikmah Pasirwangi Swasta

162 SMP Al-Halim Tarogong Kaler Swasta

163 SMP Al-Ghifari Banyuresmi Swasta

164 SMP Pasundan Cilawu Swasta

165 SMP Plus Muh. Tarogong Swasta

166 SMP Nurul Huda Swasta

167 SMP Plus Al-Amin Swasta

168 SMP Yapisa Selaawi Swasta

169 SMP Yaspri Maripari Swasta

170 SMP Islam Darul Mu'minin Cibatu Swasta

171 SMP Islam As-Syarif Karangteng Swasta

172 SMP Islam Al-Khoeriyah Cibatu Swasta

173 SMP Darul Aitam Cibatu Swasta

174 SMP Al-Madinah Cibatu Swasta

175 SMP Plus Al-Ilyas Malangbong Swasta

176 SMP IT Siliwangi Leles Swasta

177 SMP PGRI Bungbulang Swasta

178 SMP IT Al-Qudsiyah Swasta

179 SMP Fauzaniyah Sukaresmi Swasta

180 SMP Islam Margalaksana Swasta

Page 22: Document3

Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut

181 SMP Cihikeu Bungbulang Swasta

182 SMP Ma'arif Cikelet Swasta

183 SMP PGRI Mekarmukti Swasta

184 SMP Plus Indralayang Caringin Swasta

185 SMP PGRI Mekarmukti Swasta

186 SMP Plus Indralayang Caringin Swasta

187 SMP PGRI Mekarmukti Swasta

188 SMP Plus Indralayang Caringin Swasta

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, 2008.

Adapun nama MTS negeri dan swasta yang berada di Kab. Garut seperti

yang di tunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kabupaten Garut

No Nama Sekolah Status

1 MTs Negeri Tarogong Kidul Negeri

2 MTs Negeri 1 Cibatu Negeri

3 MTs Negeri 2 Cibatu Negeri

4 MTs Negeri Kersamanah Negeri

5 MTs Negeri Bungbulang Negeri

6 MTs Negeri Cisewu Negeri

7 MTs Negeri Garut (Tarogong Kidul) Negeri

8 MTs Al Baqiyatussholihat Swasta

9 MTs Al Falah Swasta

10 MTs Al Hanafi Swasta

11 MTs Assalam Swasta

12 MTs Darul Asiqin Swasta

13 MTs Ma arif Swasta

14 MTs Persis Lempong Swasta

15 MTs Al Jumhuriyah Swasta

16 MTs Al Mukhtariyah Swasta

17 MTs Al Musthofa Swasta

18 MTs At Tarbiyah Swasta

19 MTs Babussalam Swasta

20 MTs Hidayatul Faizin Swasta

21 MTs Miftahul Anwar Swasta

22 MTs Muhammadiyah Bayongbong Swasta

23 MTs Al Furqon Swasta

Page 23: Document3

Lanjutan Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kab. Garut

24 MTs Al Hidayah Swasta

25 MTs Al Hidayah Guppi Swasta

26 MTs Al Hidayah Simpen Swasta

27 MTs Ciwangi Swasta

28 MTs Guppi Swasta

29 MTs Muhammadiyah Leuwigoong Swasta

30 MTs Pulo Sari Swasta

31 MTs Sunan Cipancar Swasta

32 MTs YPI Ciwangi Swasta

33 MTs YPI Pulosari Blimbangan Swasta

34 MTs Bungbalong Swasta

35 MTs Bungbulang Swasta

36 MTs Miftahul Islamiyah Swasta

37 MTs Caringin Swasta

38 MTs Al Fajar 2 Swasta

39 MTs Al Manar Swasta

40 MTs Al Hidayah Karoya Swasta

41 MTs Al Hikmah Swasta

42 MTs Kurnia Swasta

43 MTs Tamiratul Ummah Swasta

44 MTs Al Hamidiyah Swasta

45 MTs Al Jafariyah Swasta

46 MTs Muhammadiyah Cibiuk Swasta

47 MTs Al Hidayah Swasta

48 MTs Al Manar Swasta

49 MTs Cikajang Swasta

50 MTs Darul Fitri Swasta

51 MTs Persis Simpang Swasta

52 MTs Qonaah Swasta

53 MTS AL Mansyuriyah Swasta

54 MTs Al Falah Swasta

55 MTs Al Ittihad Swasta

56 MTs Bahrul Ulum Swasta

57 MTs Al Washilah Munjul Swasta

58 MTs Arrohimah Swasta

59 MTs Darul Arqom Swasta

60 MTs Darunnajah Swasta

61 MTs Darussalam Swasta

Page 24: Document3

Lanjutan Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kab. Garut

62 MTs Al Khoiriyah Swasta

63 MTs Al Fajar Swasta

64 MTs Muhammadiyah Darul Arqam Swasta

65 MTs Muhammadiyah Depok Swasta

66 MTs Al Ikhlas Swasta

67 MTs At Taqwa Swasta

68 MTs Darul Falah Swasta

69 MTs Darul Huda Swasta

70 MTs Nurul Huda Swasta

71 MTs Nurul Huda Cibojong Swasta

72 MTs Persis Swasta

73 MTs Tsanawiyah Swasta

74 MTs Bentar Swasta

75 MTs Cokroaminoto Swasta

76 MTs Koropeak Swasta

77 MTs Muallimat Muhammadiyah Swasta

78 MTs Panagan Swasta

79 MTs Persis Swasta

80 MTs Al-Falah Kadungora Swasta

81 MTs Cipari Swasta

82 MTs Darul Muta alimin Swasta

83 MTs Ma arif Swasta

84 MTs Ma arif Cilageni Swasta

85 MTs Muhammadiyah Cisaat Swasta

86 MTs Muhammadiyah Cihuni Swasta

87 MTs Al Irsyad Swasta

88 MTs Al-Rohmah Swasta

89 MTs Ar Rafi Swasta

90 MTs Cokroaminoto Karang Pawitan Swasta

91 MTs Daarul Ulum Swasta

92 MTs Darul Ulum Swasta

93 MTs Muhammadiyah Bojot Swasta

94 MTs Persis Karangpawitan Swasta

95 MTs Galmasi Swasta

96 MTs Karya Pembangunan Swasta

97 MTs Kersamanah Swasta

98 MTs Sukamaju Swasta

99 MTs YPI Sukamerang Swasta

Page 25: Document3

Lanjutan Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kab. Garut

100 MTs Darul Fitri Swasta

101 MTs Al Furqon Swasta

102 MTs Al Yusufiyyah Swasta

103 MTs Bakti Muslimin Swasta

104 MTs Muhammadiyah Bojong Swasta

105 MTs Salafiah Swasta

106 MTs Al Munawarah Swasta

107 MTs Al Munawaroh Swasta

108 MTs An Nur I Swasta

109 MTs An Nur Ii Swasta

110 MTs An Nur Iii Swasta

111 MTs Ma arif I Malangbong Swasta

112 MTs Ma arif II Malangbong Swasta

113 MTs Yasmu Swasta

114 MTs YPI Al Ulfah Swasta

115 MTs Al Ansoriah Swasta

116 MTs Al-Ashdariyah / Apgi Swasta

117 MTs Miftahul Ulum Swasta

118 MTs Al Amin Swasta

119 MTs Al Manar Muhammadiyah Swasta

120 MTs Arrahim Pameungpeuk Swasta

121 MTs Mardiyah Swasta

122 MTs Nurul Hakim Swasta

123 MTs Persis Pameungpeuk Swasta

124 MTs Pui Mardliyah Swasta

125 MTs Muhammadiyah Cihuni Swasta

126 MTs Persis Sukarendah Swasta

127 MTs Persis Wanaraja Swasta

128 MTs Ponpes Cipari Swasta

129 MTs Al Mu min Swasta

130 MTs Persis Swasta

131 MTs Roudlotuth Thowalib Swasta

132 MTS AL Mansyuriyah Swasta

133 MTs As Salam Swasta

134 MTs Ma arif Toblong Swasta

135 MTs Miftahul Huda Swasta

136 MTs Daruttholibin Swasta

137 MTs Nurul Falah Swasta

Page 26: Document3

Lanjutan Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kab. Garut

138 MTs Al Hidayah Swasta

139 MTs Miftahul Falah Swasta

140 MTs Muhammadiyah Bobos Swasta

141 MTs Putra Jawa Swasta

142 MTs Al Furqon Swasta

143 MTs Al Muawanah Swasta

144 MTs At Taqwa Swasta

145 MTs Nurul Hidayah Swasta

146 MTs Al Misbah Swasta

147 MTs Al Qomariah Walahir Swasta

148 MTs Attaawwun Swasta

149 MTs Al Fatwa Swasta

150 MTs Al Hidayah / Pgi Swasta

151 MTs Cokroaminoto Swasta

152 MTs Ma arif Swasta

153 MTs Maripari Sukawening Swasta

154 MTs Al Hikmah Swasta

155 MTs Al Khoiriyah Swasta

156 MTs An Nashr Swasta

157 MTs Darut Tholibin Tarogong Swasta

158 MTs Mathlaul Ulum Swasta

159 MTs Satu Maret Swasta

160 MTs Al Falah Biru Swasta

161 MTs Al Musaddadiah Swasta

162 MTs At Taqwa Swasta

163 MTs Persis Swasta

164 MTs Darussalam Swasta

165 MTs Muhammadiyah Bayubud Swasta

166 MTs Muhammadiyah Bojot Swasta

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, 2008.

Page 27: Document3

Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid sekolah menengah pertama (SMP)

di Kab. Garut ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1.3 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid sekolah menengah pertama

(SMP) di Kab. Garut tahun 2007

No. Kecamatan Sekolah Kelas Guru Murid

1 Cisewu 3 45 73 1401

2 Caringin 2 21 52 797

3 Talegong 4 33 79 1207

4 Bungbulang 4 56 167 2180

5 Mekarmukti 2 20 50 727

6 Pamulihan 1 11 19 495

7 Pakenjeng 3 32 64 1203

8 Cikelet 2 21 41 769

9 Pameungpeuk 3 37 86 11131

10 Cibalong 3 35 50 1153

11 Cisompet 2 32 63 1199

12 Peundeuy 1 6 15 249

13 Singajaya 2 23 35 856

14 Cihurip 2 21 35 766

15 Cikajang 2 54 89 2235

16 Banjarwangi 2 37 72 1330

17 Cilawu 4 84 146 3359

18 Bayongbong 4 72 135 2904

19 Cigedug 1 17 29 702

20 Cisurupan 4 55 96 2110

21 Sukaresmi 1 5 12 201

22 Samarang 3 62 110 2404

23 Pasirwangi 2 31 52 1193

24 Tarogong Kidul 10 137 331 5563

25 Tarogong Kaler 4 47 117 1849

26 Garut Kota 13 210 498 8304

27 Karangpawitan 6 79 191 2254

28 Wanaraja 2 34 68 312

29 Sucinaraja 2 20 48 758

30 Pangatikan 1 26 65 980

31 Sukawening 2 36 73 1458

32 Karangtengah 2 19 39 664

33 Banyuresmi 7 78 153 3019

Page 28: Document3

Lanjutan Tabel 1.3 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid sekolah

menengah pertama (SMP) di Kab. Garut tahun 2007

34 Leles 4 58 123 2479

35 Leuwigoong 2 37 72 1447

36 Cibatu 8 65 128 2419

37 Kersamanah 2 44 75 1731

38 Cibiuk 2 26 63 961

39 Kadungora 6 90 218 3777

40 Bl. Limbangan 6 85 155 3229

41 Selaawi 4 39 89 502

42 Malangbong 5 59 122 2281

Jumlah 145 1999 4198 84558

Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Garut, 2008.

Sedangkan untuk jumlah sekolah, kelas, guru dan murid madrasah

tsanawiah (MTS) di Kab. Garut ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1.4 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid madrasah tsanawiah (MTS)

di Kab. Garut tahun 2007

No. Kecamatan Sekolah Kelas Guru Murid

1 Cisewu 3 25 103 937

2 Caringin 2 9 31 315

3 Talegong 3 15 60 492

4 Bungbulang 3 16 56 590

5 Mekarmukti 1 4 17 95

6 Pamulihan - - - -

7 Pakenjeng 3 17 64 822

8 Cikelet 4 13 53 582

9 Pameungpeuk 8 35 146 1137

10 Cibalong 2 5 29 102

11 Cisompet 3 8 47 334

12 Peundeuy 4 29 97 1436

13 Singajaya 3 14 66 729

14 Cihurip - - - -

15 Cikajang 6 37 110 1600

16 Banjarwangi 2 9 41 559

17 Cilawu 7 31 192 1189

18 Bayongbong 9 44 186 1846

19 Cigedug 1 3 13 112

Page 29: Document3

Lanjutan Tabel 1.4 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid madrasah

tsanawiah (MTS) di Kab. Garut tahun 2007

20 Cisurupan 6 32 104 1145

21 Sukaresmi 3 14 50 607

22 Samarang 1 6 22 224

23 Pasirwangi 5 28 94 1478

24 Tarogong Kidul 6 62 214 2329

25 Tarogong Kaler 5 23 94 809

26 Garut Kota 4 17 77 502

27 Karangpawitan 7 35 160 1496

28 Wanaraja 3 17 53 926

29 Sucinaraja 2 8 34 287

30 Pangatikan 4 15 67 385

31 Sukawening 5 25 113 930

32 Karangtengah 1 5 20 241

33 Banyuresmi 8 33 118 1226

34 Leles 5 21 120 758

35 Leuwigoong 4 17 82 757

36 Cibatu 6 41 139 1665

37 Kersamanah 5 28 92 1037

38 Cibiuk 3 12 60 394

39 Kadungora 5 26 118 1114

40 Bl. Limbangan 9 36 156 1626

41 Selaawi 5 24 105 941

42 Malangbong 10 45 172 2199

Jumlah 176 884 3575 35953

Sumber: Departemen Agama Kab. Garut, 2008.

Melihat kenyataan tersebut di atas maka Dinas Pendidikan Kabupaten Garut

menggunakan sistem informasi untuk mengelola data sekolah, guru dan murid agar

informasi yang dihasilkan cepat, tepat dan akurat.

Salah satu sistem informasi yang terdapat di Dinas Pendidikan Kabupaten

Garut adalah sistem informasi Pangkalan Data dan Informasi Pendidikan atau

disingkat Padati yang sudah berbasis web. Padati merupakan serangkaian data dan

informasi pendidikan yang dikelola oleh depdiknas dengan menghimpun data-data

pendidikan dari setiap kabupaten/kota melalui laporan individu tiap-tiap sekolah

dan rangkuman kuesioner dari keadaan masing-masing sekolah di kab/kota.

Page 30: Document3

Menurut Ramly: “Dalam alam globalisasi yang serba cepat ini, kabijakan-

kebijakan pembangunan pendidikan harus segera menyesuaikan diri dengan

tuntutan-tuntutan perubahan yang serba cepat pula. Dengan demikian, perilaku

tata kelola pemerintahan dalam pengambilan keputusan, perencanaan,

implementasi, dan penilaian kebijakan pendidikan memerlukan dukungan data dan

informasi yang akurat, tepat guna, dan tepat waktu. Untuk menjawab tantangan

inilah Pangkalan Data dan Informasi Pendidikan berbasis Web (PadatiWeb)

dikembangkan.”

Pengolahan PADATI meliputi data TK/RA/BA, SD/MI, SMP/MTS, serta

SMA/SMK/MA yang meliputi keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan kepala

sekolah, guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan kurikulum dan

laporan keuangan sekolah. Dengan adanya sistem informasi padati yang berada di

Dinas Pendidikan Kabupaten Garut tersebut diharapkan dapat mempermudah

pengolahan data setiap sekolah yang berada di Kabupaten Garut, meningkatkan

efektivitas dan efisiensi kerja serta dapat mendukung dalam pengambilan

keputusan.

Untuk melakukan analisis sistem terdapat beberapa macam pendekatan,

diantaranya pendekatan konvensional dan pendekatan berorientasi objek.

Pendekatan konvensional terutama mengacu kepada strategi dekomposisi yang

berdasar algoritma atau fungsional. Pendekatan ini telah berkembang meliputi

seluruh tahap atau aktifitas proses rekayasa perangkat lunak dari mulai

pemrograman dengan iterasi perbaikan, pemrograman terstruktur, ditambah dengan

perancangan terstruktur kemudian analisis terstruktur dan sebagainya. Sedangkan

pendekatan berorientasi objek memusatkan pada rancangan pada objek dan antar

muka yang dihasilkan. Objek adalah entiti yang berisi data atau variabel dan tingkah

laku. Data atau variabel yang menggambarkan sifat atau keadaan objek dalam dunia

nyata (real world) didefiniskan sebagai attribute, sedangkan tingkah laku yang

menggambarkan aksi-aksi yang dimiliki objek didefinisikan sebagai method.

Metode analisis yang berorientasi objek diantaranya yaitu Unified Approach (UA)

dari Ali Bahrami (1999), sebuah metode pendekatan yang mempunyai cara sistematis

dalam mengerjakan proses analisis. Dengan tujuan untuk memahami inti permasalahan

dan tanggung jawab sistem dengan memahami pekerjaan apa yang dilakukan oleh sistem

Page 31: Document3

melalui beberapa pemodelan. Hasil akhir yang ingin dicapai dari tahap ini adalah

menghasilkan kelas-kelas sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan penjelasan diatas, dalam kerja praktek ini penyusun

menggunakan pendekatan berorientasi objek untuk menganalisis sistem di Dinas

Pendidikan Kabupaten Garut dengan metodologi Unified Approach (UA) dari Ali

Bahrami (1999). Adapun judul yang diambil adalah “ANALISIS SISTEM

INFORMASI PANGKALAN DATA DAN INFORMASI TINGKAT

SMP/MTS DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT

MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBJEK DENGAN

UNIFIED APPROACH”.

1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang akan diteliti dalam kerja praktek ini adalah :

a. Bagaimana dampak sistem informasi PADATI di Dinas Pendidikan

Kabupaten Garut pada kinerja instansi dalam bidang administrasi pendataan

sekolah.

b. Apakah sistem informasi PADATI di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut

telah mengakomodasi kebutuhan informasi data tiap sekolah di Kab. Garut

untuk memantau keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan kepala sekolah,

guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan kurikulum dan

laporan keuangan sekolah.

1.3 Tujuan Penelitian

Melalui kegiatan analisis tujuan difokuskan pada:

1. Mengetahui bagaimana peranan sistem yang sedang berjalan dalam

memenuhi kebutuhan informasi baik bagi pihak yang berhubungan

langsung ataupun yang tidak berhubungan langsung dengan sistem.

2. Menerapkan konsep pengembangan sistem berorientasi objek dalam

aktivitas analisis sistem, dalam hal ini menggunakan pendekatan unified

approach (UA).

1.4 Batasan Penelitian

Page 32: Document3

Adapun batasan masalah dalam kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

a. Sistem Informasi yang diteliti adalah sistem informasi padati di Dinas

Pendidikan Kab. Garut dengan memfokuskan pada pendataan sekolah

tingkat SMP/MTs saja.

b. Menganalisis proses-proses yang terlibat dalam sistem informasi padati di

Dinas Pendidikan Kab. Garut.

c. Pemodelan yang digunakan adalah Unified Modelling Languge (UML).

d. Penggunaan metode analisis menggunakan Unified Approach (UA) dari Ali

Bahrami (1999) yang dibatasi pada tahap analisisnya saja.

1.5 Metodologi Penelitian

1.5.1 Metode Pengumpulan Data :

a. Wawancara

Melakukan tanya jawab secara langsung kepada pegawai Dinas Pendidikan

Kabupaten Garut.

b. Studi Kepustakaan

Mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku yang berkaitan

dengan masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup penelitian.

c. Studi Dokumentasi

Mempelajari beberapa dokumen, literatur, atau file-file yang berhubungan

dengan penelitian yang dilakukan.

d. Observasi

Mengamati kinerja Dinas Pendidikan, mempelajari bagaimana proses

sistem informasi data yang sedang berjalan, sehingga peneliti bisa

mengetahui sejauh mana kelancaran kinerja yang ada dan dapat mengetahui

informasi-informasi apa saja yang dihasilkan dan informasi apa yang akan

diidentifikasi.

1.5.2 Metode Analisis:

Page 33: Document3

Metode analisis yang akan digunakan yaitu pendekatan berorientasi objek

dengan Unified Approach (UA) dari Ali Bahrami (1999). UA adalah suatu

metodologi pengembangan sistem berbasis objek yang menggabungkan proses

dan metodologi yang telah ada sebelumnya dan menggunakan UML sebagai

standar pemodelannya. Proses dan tahapan yang ada dalam UA merupakan

proses-proses terbaik yang diambil dari metode objek yang telah diperkenalkan

oleh Booch, Rumbaugh, dan Jacobson. Tahap Analisis dalam UA ditujukan

untuk mengidentifikasi kelas-kelas yang terdapat dalam sistem.

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada metodologi UA dari Ali

Bahrami (1999) adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Tahap Analisis UA (Bahrami, 1999)

Keterangan:

Identifikasi Aktor

Tahap menganalisis aktor yang akan berinteraksi dengan sistem.

Pengembangan Diagram Use Case dan Diagram Aktifitas

Tahap yang menggambarkan alur kerja sistem dalam diagram aktifitas dan

menggambarkan interaksi antara user dengan sistem dalam diagram use

case

Pengembangan Diagram Interaksi

Diagram interaksi yang digunakan adalah sequence diagram, dalam

diagram ini digambarkan interaksi antar objek dalam sistem melalui pesan

yang dikirimkan dari objek yang satu ke objek yang lain.

Identifikasi Kelas-kelas, relasi, atribut dan method

Proses mengidentifikasi kelas, relasi, atribut dan method dalam sistem

berdasarkan proses sebelumnya.

Pemeriksaan terhadap tahap sebelumnya.

Pengembangan

Diagram Aktifitas

dan Use Case

Pengembang

an Diagram

Interaksi

Identifikasi

Kelas,

relasi,atribut &

Method

Pemeriksaan

Identifikasi Aktor

Page 34: Document3

Proses pemeriksaan terhadap hasil akhir tahap analisis. Bila terdapat

kesalahan maka kembali ke tahap awal analisis bila hasilnya benar maka

tahap analisis selesai.

1.6 Kerangka Pemikiran

Agar penelitian dan pemecahan masalah lebih terarah maka, diperlukan suatu

kerangka pemikiran yang logis dan sistematis sebagai kerangka acuan dalam

melakukan pemecahan masalah dari hasil penelitian. Berikut adalah rencana

pemecahan masalah yang digambarkan di bawah ini.

1. Studi Pustaka yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku pengumpulan data

dengan cara mempelajari beberapa dokumen, literatur, atau file-file yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yang berkaitan dengan

masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup penelitian ini.

2. Analisis, yaitu proses pengumpulan data dan menganalisis sistem yang

berjalan dengan menggunakan Unified Approach.

3. Evaluasi, yaitu proses mengetahui sistem informasi objek kerja praktek

berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah kita miliki di perkuliahan.

4. Kesimpulan, yaitu menjelaskan tentang usulan hasil akhir dari kerja praktek

yang telah dilakukan.

Gambar 1.1 Flowchart Kerangka Pemikiran

1. 7 Sistematika Penulisan

Page 35: Document3

Sistematika penulisan laporan Kerja Praktek ini terdiri dari empat bab, agar

lebih dipahami dari bab-bab tersebut, maka pada penulisan sistematika

pembahasan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan

penelitian, batasan penelitian, metodologi penelitian, kerangka

pemikiran, dan sistematika dari penulisan ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisikan teori yang akan digunakan untuk menyelesaikan

permasalahan, diantaranya definisi dari sistem informasi, siklus

pengembangan dari suatu sistem, perancangan basis data, definisi

basis data, dan alat-alat analisis sistem informasi.

BAB III ANALISIS SISTEM

Pada bab ini memuat gambaran umum Dinas Pendidikan Kabupaten

Garut yang meliputi visi, misi, dan tujuan atas implementasi sistem

yang sedang berjalan. Menerangkan analisis terhadap sistem yaitu

mengenai identifikasi masalah, pemodelan dan analisis pada sistem

informasi padati melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan masalah

yang telah dilakukan sebelumnya, serta saran-saran yang mungkin

dapat berguna bagi pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 36: Document3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.1.1 Definisi Sistem

Pengembangan Sistem ditentukan oleh pemahaman tentang konsep dasar

mengenai sistem juga disertai dengan pemahaman tentang teknik-teknik, konsep,

dan aturan dalam pengembangan sebuah sistem.

“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”, (Jogiyanto, 2005:1)

“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu”, (Jogiyanto, 2005:2)

Pengertian sistem yang pertama lebih menekankan pada prosedur,

sedangkan pengertian sistem yang kedua lebih menekankan pada komponen atau

elemennya. Tetapi kedua pengertian atau definisi dari sistem ini adalah benar dan

tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Karena pada

hakekatnya setiap komponen sistem, untuk dapat saling berinteraksi dan untuk

dapat mencapai tujuan tertentu harus melakukan sejumlah prosedur, metode, dan

cara kerja yang juga saling berinteraksi.

Suatu sistem dapat terdiri dari empat elemen subsistem, yang secara

bersama-sama membentuk satu kesatuan yang disebut sistem. Elemen-elemen

sistem tersebut (Amsyah, 2005) yaitu:

1. Masukan Kumpulan data transaksi ke kesebuah pengolahan data medium, contohnya

penyortiran data (surat keluar dan surat masuk).

2. Pengolahan untuk mengelola surat keluar dan surat masuk pengolahannya dilakukan

dengan cara manual, seperti mengelompokkan data (surat keluar dan surat masuk)

kedalam group berdasarkan ciri surat, no urut surat dan sebagainya. 21

Page 37: Document3

3. Keluaran menampilkan hasil yang didapat dari kegiatan sebelumnya berupa informasi

yang dibutuhkan seperti menampilkan laporan (surat keluar dan surat masuk).

4. Umpan Balik/Kontrol terdiri dari usul perbaikan yang diberikan oleh unit pengawasan

mutu dari instansi yang bersangkutan.

Gambar 2.1 Elemen-elemen Sistem (Amsyah, 2005).

2.1.2 Karakteristik Sistem

Ada beberapa karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh suatu

sistem yaitu adanya komponen-komponen sistem, batasan-batasan sistem,

lingkungan luar sistem, penghubung, masukan sistem, keluaran sistem, pengolahan

sistem dan sasaran atau tujuan sistem.

Suatu sistem mempunyai karakterisitik atau sifat-sifat tertentu (Jogiyanto,

2005), yaitu :

a. Komponen Sistem (component)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang

artinya saling kerjasama membentuk satu kesatuan.

b. Batas Sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem yang

lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

c. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Apapun diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi.

d. Penghubung Sistem (Interface)

Masukan Keluaran Pengolahan

Umpan Balik

Page 38: Document3

Merupakan media penghubung antara sub sistem dengan sistem lainnya.

Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem

yang lainnya membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem (Input)

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan

dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) yaitu energi yang

dimasukkan supaya sistem dapat beroperasi, dan dapat berupa masukan

sinyal (signal input) yaitu energi yang diproses untuk mendapatkan

keluaran.

f. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat

merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

g. Pengolahan Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolah yang akan mengubah

masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari

sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan

keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila

mengenai sasaran atau tujuannya.

Sub

Siste

m

Sub

Siste

m

Lingkungan Luar

Interface

Boundary

Page 39: Document3

Gambar 2.2 Karakteristik Suatu Sistem (Jogiyanto, 2005).

2.1.3 Definisi Informasi

Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

“Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai

dengan keperluan tertentu”, (Amsyah, 2005).

”Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”, (Jogiyanto, 2005).

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah

data yang setelah diolah atau diproses, menghasilkan informasi yang memiliki nilai

dan lebih bermanfaat bagi penggunanya.

Page 40: Document3

Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki nilai

tambah. Berdasarkan pada bentuknya, informasi dapat dibedakan sebagai berikut,

(Jogiyanto, 2005):

1. Informasi Uraian

Informasi Uraian adalah informasi yang disajikan dalam bentuk uraian

cerita yang panjang atau singkat yang berisikan kalimat-kalimat yang

singkat dan jelas. Informasi ini bisa dalam bentuk laporan, notulen,

surat atau memo.

2. Informasi rekapitulasi

Informasi rekapitulasi adalah informasi ringkas dengan hasil akhir dari

suatu perhitungan (kalkulasi) atau gabungan perhitungan yang

berisikan angka-angka yang disajikan dalam bentuk kolom-kolom.

Contohnya neraca, kuitansi, rekening, daftar pembelian.

3. Informasi Gambar (Bagan)

Informasi Gambar (Bagan) adalah informasi yang di buat dalam bentuk

gambar atau bagan, misalnya gambar konstruksi dan bagan organisasi.

4. Informasi Model

Informasi Model adalah informasi dalam bentuk formulir dengan

model-model yang dapat memberikan nilai ramalan atau prediksi dan

nilai-nilai lain seperti nilai hasil pemecahan persoalan yang optimal

sebagai alternatif bagi pembuatan keputusan.

5. Informasi Statistik

Informasi statistik adalah informasi yang disajikan dalam bentuk angka

yang ditunjukkan dalam bentuk grafik atau tabel.

6. Informasi Formulir

Informasi formulir adalah informasi yang di buat dalam bentuk formulir

dengan format (kolom) isian yang sudah ditentukan dan yang

disesuaikan dengan keperluan kegiatan masing-masing.

7. Informasi Animasi

Page 41: Document3

Informasi animasi adalah informasi dalam bentuk gambar animasi

dengan suara dan video. Informasi ini dapat juga disebut informasi

multimedia.

8. Informasi Simulasi

Informasi simulasi adalah informasi mengenai suatu kegiatan nyata

pada suatu situasi atau peralatan yang di buat dalam bentuk serupa

tetapi dengan ukuran kecil atau dengan layar komputer menjadi mirip

seperti ukuran sebenarnya. Misalnya simulasi untuk pendidikan pilot

pesawat terbang dengan perangkat lunak khusus.

2.1.4 Siklus Informasi

Data yang masih merupakan bahan mentah apabila tidak diolah maka data

tersebut tidak akan berguna. Data tersebut akan berguna dan menghasilkan suatu

informasi apabila diolah melalui suatu model. Model yang digunakan untuk

mengolah data tersebut disebut dengan model pengolahan data atau lebih dikenal

dengan nama siklus pengolahan data.

data-base

Proses

(Model)

Input

(Data)

Output

(Information)

Data

(ditangkap)Penerima

Hasil

Tindakan

Keputusan

Tindakan

Gambar 2.3 Siklus Informasi (Jogiyanto, 2005).

Page 42: Document3

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima

kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan

tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat

sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses

kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.

2.1.5 Kualitas Informasi

Kulitas dari informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu

informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeliness) dan relevan (relevance),

John Burch dan Gary Grudnitski menggambarkan kualitas dari informasi dengan

bentuk bangunan yang ditunjang oleh tiga buah pilar, seperti terlihat pada gambar

berikut:

Gambar 2.4 Pilar Kualitas Informasi (Jogiyanto, 2005).

Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti infomrmasi harus jelas mencerminkan

maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke

penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat

merubah atau merusak informasi tersebut.

Page 43: Document3

Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh

terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena

informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan

keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal.

Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk

pemakaiannya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya

berbeda.

2.1.6 Definisi Sistem Informasi

Dari beberapa definisi mengenai sistem dan informasi yang telah dijelaskan

diatas, maka Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

“Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”, (Jogiyanto, 2005).

Sistem informasi merupakan suatu sistem yang saling barkaitan dan

berintegrasi satu sama lain dan bertujuan untuk menyediakan informasi untuk

mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu

organisasi.

Kegiatan di Sistem Informasi mencakup (Jogiyanto, 2005):

1. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk diproses.

2. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data di proses untuk menghasilkan

suatu informasi yang bernilai tambah.

3. Output, suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas tersebut.

4. Penyimpanan, suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.

5. Kontrol, ialah suatu aktifitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut

berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2.1.7 Komponen Sistem Informasi

Page 44: Document3

Sistem informasi memiliki komponen–komponen sebagai pendukungnya,

komponen–komponen tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Jogiyanto,

2005):

1. Blok Masukan yaitu input yang mewakili data yang masuk ke dalam sistem

informasi termasuk metode dan media untuk mendapatkan data yang akan

dimasukan yang berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model yaitu kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang

akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data untuk

menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok keluaran yaitu informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang

berguna untuk semua pemakai sistem dan manajemen.

4. Blok Teknologi yaitu alat yang digunakan untuk menerima input,

menyimpan dan mengakses data serta menghasilkan keluaran yang

diinginkan.

5. Blok Basis Data yaitu basis data yang digunakan dan disimpan untuk

keperluan penyediaan informasi lebih lanjut dimana berisi data-data yang

diorganisasikan sedemikian rupa agar informasi yang dihasilkan

berkualitas.

6. Blok kendali yaitu pengendalian pada perusahaan untuk mencegah hal-hal

yang dapat merusak sistem atau bila ada kesalahan-kesalahan dapat

langsung diatasi.

2.2 Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi

2.2.1 Definisi Manajemen

Secara operasional manajemen dapat didefinisikan sebagai berikut:

“Manajemen adalah Proses mengkoordinasikan, mengintegrasikan,

menyederhanakan, dan mensinkronisasikan sumber daya manusia, material,

dan metode dengan mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen seperti

perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, pengawasan, dan lain-lain agar

tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif”, (Amsyah, 2005).

Untuk mencapai tujuannya, organisasi memerlukan dukungan manajemen

dengan berbagai fungsinya yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi masing-

Page 45: Document3

masing. Kegiatan fungsi-fungsi tersebut memerlukan data dan informasi, dan akan

menghasilkan data dan informasi pula. Beberapa fungsi manajemen pokok

(Amsyah, 2005) adalah:

a. Perencanaan

Berkaitan dengan penyusunan dan penjabaran tujuan serta menjabarkannya

dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan.

b. Pengorganisasian

Berkaitan dengan pengelompokan personel serta tugasnya untuk

menjalankan pekerjaan sesuai tugas dan misinya.

c. Pengaturan personel

Berkaitan dengan kegiatan bimbingan dan pengaturan kerja personel.

d. Pengarahan

Berkaitan dengan kegiatan melakukan intruksi tugas-tugas.

e. Pengawasan

Berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan sampai sejauh mana

kemajuan yang dicapai dan melakukan koreksi-koreksi.

2.2.2 Tingkat Manajemen

Pengolahan data dan informasi dilakukan sesuai dengan keperluan

manajemen sebagai proses kegiatan dan keperluan manajer sebagai pimpinan

manajemen. Maka dari itu, dalam organisasi terdapat tingkatan-tingkatan

manajemen sebagai ukuran tinggi rendahnya tingkat kelompok pimpinannya.

Karena organisasi terbagi dalam unit-unit kerja maka tingkatan tersebt merupakan

juga tingkat unit kerja. Tingkat tersebut umumnya terdiri dari (Amsyah, 2005):

1. Manajemen Lini Atas (Top Management)

Kegiatan manajemen lini puncak adalah memformulasikan perencanaan

dan strategi. Tingkat manajemen ini berorientasi pada masa depan

organisasi dan meninjau hasil kerja dan pencapaian tujuan organisasi secara

umum dan menyeluruh. Tugas-tugas pada tingkat ini terutama

mengkoordinasikan keseluruhan upaya organisasi dan hubungan dengan

organisasi lain dan masyarakat.

Page 46: Document3

2. Manajemen Lini Tengah (Middle Management)

Manajemen lini tengah ini bertugas meninjau hasil dalam organisasi dan

dengan kegiatan-kegiatan pengawasan menggerakkan organisasi mencapai

sasaran. Manajemen pada lini ini lebih berorientasi pada masalah-masalah

pelatihan personel, pertimbangan terhadap personel, pengadaan peralatan

dan bahan, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah kritis

dalam mencapai keberhasilan kinerja.

3. Manajemen Lini Bawah (Lower Management)

Pada manajemen lini bawah terdapat jumlah manajer yang banyak sesuai

dengan bentuk piramida organisasi yang makin membesar ke bawah.

Tingkat ini disebut juga tingkat manajemen operasional. Tugas pentingnya

adalah mengawasi dan mengatur personel berketerampilan teknis atau

karyawan biasa.

Secara umum tugas dan pekerjaan ketiga tingkat manajemen tersebut dapat

digambarkan seperti berikut:

Gambar 2.5 Tingkat Manajemen, (Amsyah, 2005).

2.2.3 Definisi Manajemen Sistem Informasi

Manajemen Sistem Informasi (MSI) berasal dari kata Management of

Information System yang lazim disingkat MSI. Adapun definisi dari MSI adalah:

1

3

3

Manajemen Lini Atas

Manajemen Lini Tengah

Manajemen Lini Bawah

1

2

Page 47: Document3

“MSI adalah mata kuliah yang mempelajari cara-cara mengelola pekerjaan

informasi dengan menggunakan pendekatan sistem yang berdasarkan pada

prinsip-prinsip manajemen”, (Amsyah, 2005).

Karena sistem informasi dikerjakan dengan menggunakan prinsip-prinsip

manajemen agar tujuan dapat tercapai secara efisien dan efektif maka disebut

Manajemen Sistem Informasi (MSI).

2.2.4 Ruang Lingkup Pekerjaan Manajemen Sistem Informasi

Pekerjaan MSI berkembang melalui empat proses sesuai dengan

perkembangan alat pengolah data yaitu zaman MSI (Amsyah, 2005):

1. Dikerjakan secara manual

2. Dikerjakan dengan alat mesin manual

3. Dikerjakan dengan alat mesin elektrik

4. Dikerjakan dengan elektrik (komputer)

Pekerjaan MSI dimulai dari pengumpulan data yang dibuat atau terjadi

karena adanya fakta. Fakta tersebut dicatat atau direkam pada komputer sehingga

menghasilkan fakta yang disebut data. Data atau fakta tertulis otentik (asli) harus

disimpan sebagai arsip (otentik) untuk keperluan pembuktian-pembuktian dan

“back-up” baik sebagai bukti administratif ataupun sebagai bukti hukum tertulis

bila terjadi kesalahan pada komputerisasi data bersangkutan untuk pengolahan

menjadi informasi dalam pekerjaan sistem informasi.

Pengolahan data menjadi informasi disebut juga sebagai proses

transformasi, atau manipulasi data menjadi informasi. Bentuk pengolahannya dapat

terdiri dari klasifikasi, sortir, kalkulasi, dan penyimpulan. Alat pengolahnya dapat

dikelompokkan menjadi alat pengolah manual, mesin manual, mesin elektrik, dan

komputer.

Hasil pengolahan data adalah informasi yang berbentuk laporan, model

deskriptif, dan bentuk statistik.

Informasi kemudian dianalisis sebagai bahan pengambilan keputusan.

Keputusan pada manajemen lini bawah umumya bersifat teknis, pada manajemen

Page 48: Document3

lini tengah umumnya bersifat taktis, dan pada manajemen lini atas umumnya

bersifat strategis.

Keputusan kemudian dioperasionalkan ke dalam bentuk kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atau penilaian. Pada setiap kegiatan

tersebut dilakukan juga kegiatan pengawasan.

Kegiatan tersebut secara keseluruhan untuk mencapai tujuan organisasi

secara efisien dan efektif, terutama dalam menghadapi era globalisasi yang penuh

dengan persaingan, di mana setiap kegiatan memerlukan dukungan data dan

informasi.

2.3 Konsep Dasar Data

2.3.1 Definisi Data

“Data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau direkam ke

dalam berbagai bentuk media”, (Amsyah, 2005).

“Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan

kesatuan nyata”, (Jogiyanto, 2005).

Dalam konteks sistem informasi data di pandang sebagai keterangan yang

masih mentah. Agar dapat digunakan untuk keperluan manajemen maka data harus

diolah dulu ke dalam bentuk informasi yang sesuai dengan keperluan manajemen

yang bersangkutan. Karena itu, sering dikatakan bahwa data adalah bahan yang

masih mentah. Sedang arti data menurut isinya adalah keterangan atau bukti

mengenai kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum

diorganisasikan, dan belum diolah. Data yang sudah diolah sesuai keperluan disebut

informasi.

Semua kegiatan memang memerlukan data, serta sebaliknya setiap

pekerjaan juga akan menghasilkan data baik untuk keperluan unit kerjanya sendiri

maupun untuk keperluan unit kerja lain, ataupun organisasi lain.

Page 49: Document3

2.3.2 Jenis Data

Dikatakan bahwa data adalah fakta-fakta kegiatan organisasi dengan unit-

unitnya. Untuk keperluan penulisan data di kertas atau kartu dan pemasukan data

ke komputer, maka data dapat dikelompokkan menjadi dua (Amsyah, 2005), yaitu:

1. Data statis

Data statis adalah jenis data yang umumnya tidak berubah atau jarang

berubah, misalnya identitas nama (orang, organisasi, atau tempat), kode-

kode nomor ataupun alamat.

2. Data dinamis

Data dinamis adalah jenis data yang selalu berubah baik dalam frekuensi

waktu yang singkat atau agak lama dan lain-lain. Data tersebut sering

dikatakan sebagai peremajaan data. Data tersebut misalnya, data tabungan,

data gaji, data nilai mahasiswa, dan sebagainya.

Berdasarkan sifatnya, data dapat dikelompokkan menjadi dua jenis

(Amsyah, 2005), yaitu:

1. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data dengan hitungan bilangan. Misalnya 5 ekor,

Rp.1000, satu juta, dan sebagainya.

2. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang tidak dihitung dengan hitungan bilangan,

tetapi diukur dengan kata-kata bernilai. Misalnya banyak, sedikit, kecil,

rendah, dan sebagainya.

2.3.3 Sumber Data

Berdasarkan sumbernya maka data dikelompokkan menjadi dua (Amsyah,

2005) yaitu:

1. Data internal

Data internal adalah data yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri,

yaitu oraganisasi pusat dan cabang-cabangnya.

2. Data eksternal

Page 50: Document3

Data eksternal adalah data yang berasal dari sumber-sumber yang berada di

luar organisasi itu sendiri.

Berdasarkan isinya maka baik data internal maupun data eksternal dapat

dibagi menjadi empat kelompok.

DATA

INTERNAL EKSTERNAL

Gambar 2.6 Pengelompokan data (Amsyah, 2005).

1. Data kegiatan

Setiap organisasi mempunyai kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut

dilaksanakan baik oleh perorangan maupun unit-unit kerja yang terdapat

dalam organisasi bersangkutan. Kegiatan-kegiatan itu perlu direkam, untuk

dipergunakan sebagai bahan pengingat, bukti, pengambil keputusan,

laporan, informasi, penelitian, perencanaan, penilaian, pengawasan, dan

lain-lain.

2. Data Hasil penelitian

Hasil penelitian merupakan data yang penting bagi organisasi. Hasil

penelitian cenderung disebut data, karena untuk dapat digunakan lebih

lanjut oleh unit-unit (fungsi) organisasi secara spesifik masih harus diubah

terlebih dahulu bentuknya sesuai dengan keperluan.

3. Data lingkungan

Data penting untuk keperluan pekerjaan manajer dalam membuat keputusan

dan mengerjakan fungsi-fungsi manajemen lainnya seperti perencanaan,

penganggaran, pengawasan, evaluasi atau lain-lainnya, adalah data

Data

Kegiatan

Data

Penelitian

Data

Lingkugan

Data

Peraturan

Page 51: Document3

lingkungan. Pengertian data lingkungan ini sangat luas, yaitu mengenai

semua bidang yang berkaitan dengan kegiatan organisasi dan yang dapat

mempengaruhi kegiatan organisasi. Data tersebut banyak terdapat pada

media cetak seperti buku, buku referensi, majalah, koran, dan lain-lain.

4. Data peraturan

Data penting lainnya yang sangat berguna sebagai alat bantu dalam

pekerjaan manajemen dan pekerjaan operasional adalah bahan-bahan

peraturan.

2.4 Hubungan Informasi Dengan Manajemen

Untuk mencapai tujuan, tiap organisasi memerlukan manajemen yang tepat

dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan manajemen

membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan

dilakukannya. Sumber informasi untuk pengambilan keputusan manajemen bisa

didapatkan dari informasi eksternal dan informasi internal. Dengan berkembang

pesatnya teknologi alat pengolah data komputer dan teknologi peralatan

komunikasi, maka pekerjaan manajemen dan pelayanan masyarakat yang

memerlukan dukungan data dan informasi juga mengalami kemajuan pesat.

Maka dari itu, sistem informasi mempunyai peranan penting di dalam

menyediakan informasi bagi manajemen semua tingkatan. Supaya informasi yang

dihasilkan oleh sistem informasi dapat mengena dan berguna bagi manajemen,

maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan informasi yang diinginkan oleh

manajemen. Untuk maksud ini, maka analis sistem harus mengerti terlebih dahulu

apa kegiatan dari manajemen untuk masing-masing tingkatannya dan bagaimana

tipe keputusan yang diambilnya. Selanjutnya bagaimana tipe informasi yang

dibutuhkan oleh manajemen juga harus diketahui. Akhirnya diharapkan informasi

yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena sesuai dengan yang

dibutuhkan oleh manajemen.

Tanpa dukungan informasi, manajemen suatu organisasi tidak akan dapat

mencapai tujuan yang direncanakan. Apalagi untuk mencapai sasaran yang efesien

Page 52: Document3

dan efektif. Pekerjaan penting dari MSI adalah terletak pada tujuan untuk

menghasilkan informasi untuk tujuan manajemen.

2.5 Analisis Sistem Informasi

Analisis sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

“Analisis Sistem Informasi adalah penguraian dari suatu sistem informasi

yang utuh ke dalam bagian–bagian komponennya dengan maksud untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan–permasalahan,

kesempatan–kesempatan, hambatan–hambatan yang terjadi dan

kebutuhan–kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan

perbaikan – perbaikannya”, (Jogiyanto, 2005).

Pada dasarnya, Analisis Sistem merupakan proses untuk memahami sistem

yang ada, kemudian mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya. Analisis

sistem memiliki tujuan untuk mengetahui sistem secara detail sebagai pedoman

untuk melanjutkan proses pengembangannya.

Alasan yang melatar belakangi dilakukannya analisis sistem:

1. Problem Solving, dikarenakan sistem yang lama sudah tidak bisa

memenuhi kebutuhan, sehingga diperlukan pengembangan sistem yang

baru. Hal ini memerlukan analisis sistem agar sistem yang baru dapat

berfungsi sesuai dengan kebutuhan.

2. Adanya kebutuhan baru dalam lingkungan atau organisasi di tempat

sistem berjalan yang memerlukan modifikasi untuk mendukung

organisasi.

3. Meningkatkan kemampuan atau performansi sistem.

4. Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan.

2.6 Konsep Dasar Teknologi Berorientasi Objek

Terdapat beberapa konsep penting dalam metode analisis menggunakan

pendekatan objek, diantaranya:

Aktor ( User )

Page 53: Document3

Aktor adalah faktor eksternal yang akan berinteraksi dengan sistem. Aktor

akan memberikan instruksi kepada sistem untuk mengerjakan suatu pekerjaan.

Aktor tidak hanya manusia, tetapi juga bisa berupa hardware atau software.

Aktor dalam use case dilambangkan dengan gambar sebagai berikut :

Gambar 2.7 Simbol Aktor (Bahrami, 1999)

Objek

Objek adalah segala sesuatu yang memiliki identitas yang unik. Objek dapat

berupa benda kongkrit maupun hal-hal yang abstrak. Objek bisa berupa orang,

tempat, organisasi, unit informasi, molekul, gambar, kejadian, benda atau

konsep-konsep yang ada di dunia nyata. Setiap objek memiliki identitas,

keadaan dan perilaku. Identitas adalah sesuatu yang membedakan suatu objek

dari objek lainnya sehingga masing-masing objek dapat dibedakan. Dua buah

mobil yang bertipe sama misalnya, dilihat dari fisiknya dua mobil itu terlihat

sama baik dari bentuknya, warnanya, ukurannya bahkan tahun pembuatannya.

Akan tetapi, tetap saja kedua buah mobil tersebut adalah objek yang berbeda,

dan ada perbedaan serta dari masing-masing mobil tersebut yang membedakan

antara satu dengan yang lainnya, misalnya nomor polisi atau nomor mesinnya.

Employee Class

Ob

jects

of th

e C

lass E

mp

loye

e

Sue

Bill

Al

Hal

David

Page 54: Document3

Gambar 2.8 Contoh objek hasil instansiasi (Bahrami, 1999)

Setiap objek juga memiliki keadaan. Keadaan dari sebuah objek adalah

kondisi yang menggambarkan objek. Keadaan dinyatakan oleh nilai dari atribut

objeknya. Atribut adalah nilai internal suatu objek yang mencerminkan antara

lain karakteristik objek, kondisi sesaat, koneksi dengan objek lain, dan

identitas.

p:Person

name = “Erin”

employeeID = 4362

title = “VP of Sales” atribut

Gambar 2.9 Contoh atribut dari sebuah objek (Booch, 1999)

Selain memiliki identitas dan keadaan, setiap objek memiliki perilaku yang

mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak dan memberi reaksi.

Perilaku sebuah objek dicerminkan oleh antarmuka dan metode dari objek

tersebut.

Objek-objek dapat saling berhubungan atau berinteraksi dengan objek yang

lainnya. Hal ini dimungkinkan karena setiap objek memiliki antarmuka yang

memfasilitasi terjadinya interaksi antar objek tersebut. Melalui antarmuka ini, setiap

objek dapat di-request untuk melakukan sesuatu. Bentuk dari antarmuka adalah

metode-metode. Metode merupakan fungsi-fungsi yang dapat diaplikasikan ke suatu

objek oleh objek yang lain.

Kelas

Kelas adalah kumpulan dari objek yang didalamnya terdapat atribut dan

operasi yang serupa. Dengan penggolongan objek-objek dalam suatu kelas kita

bisa melakukan abstraksi masalah. Atribut dan nama kelas untuk beberapa

objek yang sejenis dapat dituliskan sekali saja begitu juga dengan fungsi dan

metode yang sama cukup dituliskan satu kali saja dan bisa digunakan ulang oleh

objek yang termasuk kedalam kelas yang sama.

(Kucing)

Kucing Persia

(Kucing)

Kucing Anggora

Kelas Objek

Kucing Instansiasi

Page 55: Document3

Gambar 2.10 Contoh Kelas serta Objek (Bahrami, 1999)

Attribut

Atribut merupakan karakteristik dari suatu objek dimana kita dapat

membedakan objek yang satu dengan objek yang lainnya dalam kelas yang

sama.

Gambar 2.11 Contoh Kelas dan Atribut-atributnya (Bahrami, 1999)

Operasi

Operasi adalah fungsi yang dapat diaplikasikan ke atau oleh suatu objek

dalam kelas. Misalnya kelas window memiliki fungsi close, cancel, open dan

lain-lain. Operasi yang sama dapat diterapkan pada kelas yang berbeda.

Gambar 2.12 Contoh Kelas dan Operasi-operasinya (Bahrami, 1999)

Paket (Package)

Paket adalah pengelompokan untuk menandakan kelompok suatu elemen

model. Paket digunakan untuk mempermudah mengorganisasi elemen-elemen

model. Sebuah paket dapat mengandung beberapa paket kelas lain didalamnya.

Page 56: Document3

Gambar 2.13 Contoh Simbol Paket (Bahrami, 1999)

Kelas Objek

Kelas terdiri dari beberapa objek yang memiliki atribut, operasi, semantik

dan relationship yang sama. Kelas objek menggambarkan abstraksi dari suatu

objek dalam implementasi. Dalam kelas objek terdapat istilah Visibility Operasi

yang terdiri dari :

- Protected : operasi atau atribut yang tampak hanya oleh kelas itu sendiri,

subkelas atau teman kelas tersebut. Visibility merupakan default dari sebuah

operasi yang kita buat. Visibility ini melindungi operasi dari penggunaan oleh

kelas-kelas luar. Protected digambarkan dengan tanda (#).

- Public : operasi atau atribut dapat digunakan oleh kelas lain yang berhubungan

dengan kelas tersebut. Digambarkan dengan tanda (+).

- Private : operasi atau atribut yang hanya bisa digunakan oleh kelas itu sendiri.

Digambarkan dengan tanda (-).

2.7 Unified Modelling Language (UML)

2.7.1 Sejarah UML

Grady Booch dan Jim Rumbaugh memulai penelitian di Rational Software

Co. sekitar tahun 1994. Tujuan mereka yakni menciptakan sebuah metode baru

yang dapat menciptakan metode-metode sebelumnya yang dapat digunakan pada

semua kalangan. Sekitar tahun 1995 Ivar Jacobson, seorang tokoh yang

menciptakan OOSE and Objectory Methode bergabung.

Selain itu, perusahaan Rational Software Co. membeli lisensi Objectory

System dari Swedish Company sebagai pengembang dan pendistribusinya. Maka

lahirnya sebuah metode baru yang mereka beri nama “Unified Modeling

Languange” yang diharapkan dapat menjadi sebuah bahasa pemodelan standar.

Page 57: Document3

2.7.2 Pengertian UML

Unified Modelling Language merupakan sebuah notasi grafis standar untuk

menggambarkan sistem berorientasi objek yang merupakan hasil kerjasama dari

Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson. Berikut merupakan pengertian

UML menurut salah satu sumber sebagai berikut:

“Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa untuk menetapkan,

memvisualisasikan, membangun, dan medokumentasikan sistem perangkat

lunak dan komponen-komponennya”, (Bahrami, 1999).

Berdasarkan pengertian diatas UML merupakan sebuah bahasa pemodelan suatu

sistem berdasarkan grafik atau gambar untuk menspesifikasikan, membangun,

menvisualisasikan dan mendokumentasikan suatu sistem perangkat lunak berorientasi

objek. UML memberikan standar penulisan sebuah sistem yang meliputi konsep bisnis

proses, penulisan kelas, skema data base, dan komponen yang diperlukan dalam sistem

perangkat lunak.

2.7.3 View Dalam UML

Pemodelan yang komplek merupakan tugas yang sangat berat. Idealnya

seluruh sistem dapat digambarkan dengan single graph yang mendefinisikan sistem

secara keseluruhan dengan jelas, mudah berkomunikasi dan dapat dipahami. Tapi

bagaimanapun juga, hal tersebut sulit dilakukan. Single graph tidak dapat

mencakup seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menggambarkan sistem.

Sistem digambarkan dengan sejumlah aspek yang berbeda: fungsionalitas, non-

fungsionalitas dan aspek organisasi, sehingga sistem dapat digambarkan dalam

sejumlah view. Dimana setiap view merepresentasikan sebuah proyeksi dari

gambaran sistem secara utuh dengan menampilkan aspek tertentu dari sistem.

Dengan melihat sistem dari beberapa view, ini memungkinkan untuk

mengkonsentrasikan hanya pada salah satu aspek sistem pada satu saat. Adapun

view yang ada dalam UML yaitu:

Page 58: Document3

Gambar 2.14 View dalam UML, (Munawar, 2005).

Keterangan:

1. Use case View

Use case View mendefinisikan perilaku eksternal system secara fungsional

dari sistem yang akan dibangun, yang dirasakan oleh external actors. Use

case view digambarkan dalam use case diagram atau state diagram.

Permintaan pemakai dari sistem digambarkan dalam beberapa use case

view.

Use case view juga merupakan kunci dari view-view lain, karena dalam use

case view ini berisi kendali atau dasar untuk tahap pengembangan view yang

lainnya. View ini juga digunakan untuk memvalidasi dan memverifikasi

akhir dari sistem dengan menguji use case view.

2. Design View

Design View mendeskripsikan struktur logika yang mendukung fungsi-

fungsi yang dibutuhkan di use case. Design view ini berisi definisi

komponen program, class-class utama bersama-sama dengan spesifikasi

data, perilaku dan interaksinya. Informasi yang terkandung di view ini

menjadi perhatian para programmer karena menjelaskan secara detail

bagaimana fungsionalitas sistem akan diimplementasikan.

3. Implementation View

Implementation View menjelaskan komponen-komponen fisik dari sistem

yang akan dibangun. Hal ini berbeda dengan komponen logic yang

Process View

Design View Implementati

on View

Deployment

View

Use Case

View

Page 59: Document3

dideskripsikan pada design view. Informasi tambahan tentang komponen

seperti alokasi resource atau informasi administrative lainnya, seperti buku

laporan pengerjaan selama pembangunan sistem dapat ditambahkan.

4. Process View

Process View berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan

concurrency di dalam sistem. Concurrency menguraikan sistem kedalam

proses dan pemroses-pemroses (processors). Aspek ini mengijinkan

penggunaan sumber daya secara efisien dan eksekusi parallel. Concurency

berisi diagram yang dinamis (state, sequence, collaboration dan activity

diagram) dan implementation diagram (component dan deployment

diagram).

5. Deployment View

Deployment View menjelaskan bagaimana komponen-komponen fisik

didistribusikan ke lingkungan fisik seperti jaringan komputer, printer dan

peralatan lainnya serta bagaimana peralatan tersebut dihubungkan dengan

peralatan yang lainnya dimana sistem akan dijalankan.

2.7.4 Diagram UML

Setiap sistem yang komplek memiliki pendekatan yang terbaik melalui

suatu himpunan kecil dalam pandangan semua view dalam suatu model, tidak ada

single view yang terpenuhi. Setiap model bisa dinyatakan pada tingkat yang

berbeda dari ketepatannya.

Adapun diagram-diagram yang terdapat pada UML diantaranya:

Diagram

Structure

Diagam

Behaviour

Diagam

Activity Diagram

Interaction Diagram

Use Case Diagram

Sequence Diagram

Class Diagram

Page 60: Document3

Gambar 2.15 Klasifikasi Jenis Diagram UML (Munawar, 2005)

2.7.4.1 Class Diagram

Class Diagram, juga dikenal sebagai objek modeling, adalah diagram

analisis statis yang utama. Diagram ini menunjukkan struktur yang statis dari suatu

model. Suatu class diagram adalah suatu koleksi unsur-unsur modeling yang statis,

seperti kelas-kelas dan relationship yang dihubungkan sebagai suatu grafik antara

yang satu dengan yang lainnya beserta isi-isinya. Sebagai contoh, hal yang ada

(seperti kelas-kelas), struktur-struktur class diagram internal, dan hubungan class

diagram dengan kelas-kelas yang lain. Class diagram tidak menunjukkan informasi

yang temporal, yang diperlukan di dalam pemodelan yang dinamis.

Class diagram memodelkan struktur kelas dan isinya dengan menggunakan

elemen-elemen model seperti class, package, dan objek. Kelas terdiri dari tiga

bagian yaitu nama kelas, attribut dan operations. Kelas didefinisikan secara global

dapat diakses oleh objek diluar kelas tersebut

Gambar 2.16 Contoh Class Diagram (Bahrami, 1999)

Keterangan:

1. Class Name: bagian yang paling atas berisi nama kelas, nama kelas diambil

dari domain permasalahan dan harus sejelas mungkin. Oleh karena itu,

nama kelas haruslah berupa kata benda.

Customer

Name : StringAddress : String

CreditRating( )

Class Name

Attributes

Method

Page 61: Document3

2. Attribut: kelas memiliki attribut yang menggambarkan karakteristik dari

objek. Attribut kelas yang benar adalah yang dapat mencakup informasi

yang dilukiskan dan mengenali instance tertentu dari kelas. Tipe attribut

dapat berupa primitive attribut atau tipe lainnya.

3. Method/Operations: operations digunakan untuk memanipulasi attribut atau

menjalankan aksi-aksi.

Class diagram terdiri dari beberapa relationship (Bahrami, 1999), diantaranya:

1. Generalization

Generalisasi adalah hubungan antara suatu kelas secara umum dengan suatu

kelas yang lebih spesifik. Generalisasi adalah suatu yang dipertunjukkan

sebagai suatu garis berarah dengan tertutup. UML membiarkan suatu label

diskriminator untuk dihubungkan dengan suatu Generalization superclass.

Sebagai contoh, kelas boeing-airplane mempunyai kejadian-kejadian dari kelas

boeing 737, boeing 747, boeing 757, dan boeing 767, yang merupakan subclass

dari kelas boeing-airplane. Elipsis tunjukkan bahwa Generalization itu adalah

tidak lengkap dan lebih banyak subclass yang tidak ditunjukkan. Pembangun

melengkapi menunjukkan bahwa Generalization itu sudah lengkap dan tidak

memerlukan lagi subclass.

Jika suatu label teks ditempatkan di segi tiga yang berongga yang dibagi

dengan beberapa alur generalization kepada subclass, label berlaku bagi semua

alur. Dengan kata lain, semua subclass berbagi property yang diberi.

Gambar 2.17 Contoh Generalisasi (Bahrami, 1999)

2. Diagram objek

Boeing Airplane

Boeing 767

Boeing 757

Boeing 737

Page 62: Document3

Pegawai Perusahaan

Suatu diagram objek yang statis adalah satu kejadian dari suatu diagram

kelas. Itu menunjukkan suatu snapshot dari status yang terperinci dari sistem

pada suatu momen yang tepat. Notasi adalah sama selama satu diagram objek

dan suatu diagram kelas. Diagram kelas dapat berisi objek, maka suatu diagram

kelas dengan objek dan tidak ada kelas-kelas adalah satu diagram objek.

3. Aggregation

Aggregasi adalah suatu bentuk asosiasi. Komposisi, juga yang dikenal

sebagai a-part-of adalah suatu wujud aggregation dengan kepemilikan yang

kuat untuk menunjukkan komponen dari suatu objek yang kompleks.

Komposisi juga dikenal sebagai suatu part-whole relationship. notasi UML

untuk komposisi adalah suatu berlian yang padat pada akhir suatu alur. Sebagai

alternatif, UML menyediakan suatu wujud dengan nyata bersarang itu, dalam

banyak kesempatan, lebih menyenangkan karena adanya komposisi.

Gambar 2.18 Contoh Aggregasi (Bahrami, 1999)

4. Association

Asosiasi didefinisikan sebagai penghubung objek-objek pada kelas yang

sama.

bekerja

Gambar 2.19 Contoh Asosiasi (Bahrami, 1999)

2.7.4.2 Use Case Diagram

PC

Monitir System Box Mouse Keyboard

RAM Fan CPU

Page 63: Document3

Konsep Use case diperkenalkan oleh ivan Jacobson di dalam Object

Oriented Software Engineering (OOSE). Kemampuan suatu sistem menguraikan

sejumlah use case yang berbeda, masing-masing menunjukkan secara spesifik suatu

arus kejadian yang spesifik di dalam sistem.

Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari prespektif

pengguna. Use case akan menggambarkan cara kerja suatu software dengan aktor.

Dalam use case diagram akan digambarkan hubungan antara aktor dengan use case.

Aktor adalah orang atau subsistem lain yang akan berinteraksi dengan sistem.

Sementara use case menggambarkan proses yang akan dilakukan oleh aktor

terhadap sistem.

Gambar 2.20 Contoh Use Case (Bahrami, 1999)

Uraian suatu use case menggambarkan apa yang terjadi di dalam sistem

ketika use case dilaksanakan.

Pada intinya hubungan-hubungan ini ditunjukkan di suatu diagram use case:

1. Communication. Hubungan komunikasi dari suatu aktor di suatu use

case,ditunjukkan dengan menghubungkan simbol aktor kepada simbol use case

dengan suatu alur yang padat. Aktor itu dikatakan “komunikasi” dengan use

case.

2. Uses. Menggunakan hubungan antara use case ditunjukkan oleh panah

generalisasi dari use case.

Proses A

User

Proses B<< Uses >>

Gambar 2.21 Contoh Kondisi Uses (Bahrami, 1999)

Use Case

Page 64: Document3

3. Extends. Perluasan hubungan digunakan ketika kita mempunyai satu use case

yang serupa dengan use case yang lain tetapi lebih banyak. Pada intinya, itu

seperti suatu subclass.

Gambar 2.22 Contoh Kondisi Extends (Bahrami, 1999)

2.7.4.3 Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek didalam dan

disekitar sistem (termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa message yang

digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertika

(waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau

rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk

menghasilkan output tertentu.

Sequence diagram terdiri dari sumbu vertikal putus-putus yang

merepresentasikan “lifetime” objek dan sumbu horizontal yang menunjukan

sekumpulan objek yang saling berinteraksi dalam sistem. Diagram ini menjelaskan

bagaimana objek berinteraksi dengan objek yang lainnya yaitu dengan cara

mengirim dan menerima pesan. Komunikasi antar objek tersebut ditandai dengan

garis horizontal yang disertai dengan nama operasinya.

Proses A

User

Proses B<<Extends>>

Page 65: Document3

Gambar 2.23 Contoh Sequence Diagram (Bahrami, 1999)

2.7.4.4 Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang

sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang

mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat

menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar

state adalah aksi dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state

sebelumya (internal processing). Oleh karena itu, Activity diagram tidak

menggambarkan behavior internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem)

secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktifitas

dari level atas secara umum.

Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktifitas

menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan

bagaimana actor mengguanakan sistem untuk melakukan aktifitas.

Caller Exchange Receiver Talk

OffHook

DialTone

DialNumber

RingTone

OffHook

OnHook

Page 66: Document3

Valid ?

Masukan Paswordstart

LoginYa

Tidak

Form Menu Utama

Gambar 2.24 Contoh Activity Diagram (Bahrami, 1999)

2.8 Metode Analisis Menggunakan Unified Approach (UA)

Untuk melakukan analisis sistem terdapat beberapa macam pendekatan,

diantaranya pendekatan konvensional dan pendekatan berorientasi objek.

Pendekatan konvensional terutama mengacu kepada strategi dekomposisi yang

berdasar algoritma atau fungsional. Pendekatan ini telah berkembang meliputi

seluruh tahap atau aktifitas proses rekayasa perangkat lunak dari mulai

pemrograman dengan iterasi perbaikan, pemrograman terstruktur, ditambah dengan

perancangan terstruktur kemudian analisis terstruktur dan sebagainya. Sedangkan

pendekatan berorientasi objek memusatkan pada rancangan pada objek dan antar

muka yang dihasilkan. Objek adalah entiti yang berisi data atau variabel dan tingkah

laku. Data atau variabel yang menggambarkan sifat atau keadaan objek dalam dunia

nyata (real world) didefiniskan sebagai attribute, sedangkan tingkah laku yang

menggambarkan aksi-aksi yang dimiliki objek didefinisikan sebagai method.

Object-oriented analisyst adalah “metode analisis yang memeriksa requirements

(syarat/keperluan yang harus dipenuhi dalam suatu sistem) dari sudut pandang

kelas-kelas dan objek-objek yang ditemui dalam ruang lingkup permasalahan”

(Bahrami, 1999).

Metode analisis yang berorientasi objek diantaranya yaitu Unified Approach

(UA) dari Ali Bahrami (1999), sebuah metode pendekatan yang mempunyai cara

sistematis dalam mengerjakan proses analisis. Dengan tujuan untuk memahami inti

permasalahan dan tanggung jawab sistem dengan memahami pekerjaan apa yang

Page 67: Document3

dilakukan oleh sistem melalui beberapa pemodelan. Hasil akhir yang ingin dicapai

dari tahap ini adalah menghasilkan kelas-kelas sesuai dengan kebutuhan.

Unified Approach (UA) merupakan metode analisis berorientasi objek dari

Ali Bahrami (1999). UA adalah suatu metodologi pengembangan sistem berbasis

objek yang menggabungkan proses dan metodologi yang telah ada sebelumnya dan

menggunakan UML sebagai standar pemodelannya. Proses dan tahapan yang ada

dalam UA merupakan proses-proses terbaik yang diambil dari metode objek yang

telah diperkenalkan oleh Booch, Rumbaugh, dan Jacobson. Tahap Analisis dalam

UA ditujukan untuk mengidentifikasi kelas-kelas yang terdapat dalam sistem.

Analisis berorientasi objek dengan pendekatan UA (Unified Approach ) dari Ali

Bahrami digambarkan dalam bagan berikut :

Gambar 2.25 Tahap Analisis Unified Approach (Bahrami, 1999)

Keterangan :

1. Identifikasi aktor

Identifikasi aktor adalah tahap pertama yang penting dalam OOA. Istilah

aktor merepresentasikan peran dari seorang user terhadap sistem. Kandidat

aktor dapat ditemukan dengan mencari tahu siapa yang akan menggunakan

sistem dan apa yang dilakukan aktor terhadap sistem.

2. Pengembangan Diagram Aktifitas dan Diagram Use Case

Pada tahap ini akan digambarkan model aktifitas bisnis menggunakan

diagram aktifitas UML untuk menggambarkan kinerja sistem. Dalam

diagram aktifitas akan digambarkan alur kerja dari sistem. Dengan

mengetahui alur kerja sistem yang ada, dapat dilakukan pemodelan diagram

use case untuk menggambarkan interkasi user terhadap sistem.

3 Mengembangkan diagram interaksi

Pengembangan

Diagram Aktifitas

dan Use Case

Pengembang

an Diagram

Interaksi

Identifikasi

Kelas,

relasi,atribut &

Method

Pemeriksaan

Identifikasi Aktor

Page 68: Document3

Salah satu dari diagram interaksi adalah sequence diagram. Sequence

diagram adalah suatu model untuk menggambarkan interaksi antar objek

dalam sistem. Interaksi yang dilakukan oleh objek-objek tersebut dilakukan

dengan cara satu objek mengirimkan pesan (message) kepada objek lain.

Dalam tahap ini akan ditentukan rangkaian diagram aktifitas sistem yang

sedang berjalan.

4. Identifikasi kelas

Dari sequence diagram akan terlihat kelas-kelas apa saja yang ada dalam

sistem. Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi kelas-kelas,

relationship, atribut serta metode-metode yang digunakan pada setiap kelas.

5. Pemeriksaan terhadap tahap sebelumnya.

Proses pemeriksaan terhadap hasil akhir tahap analisis. Bila terdapat

kesalahan maka kembali ke tahap awal analisis bila hasilnya benar maka

tahap analisis selesai.

2.9 Case Tools Menggunakan Rational Rose 2000

Rational Rose merupakan sebuah CASE (Computer Aided Software Engineering)

yang digunakan dalam membuat model UML. Rational Rose dikembangkan oleh Rational

Software Corporation pada tahun 1991 - 1999. Tujuan dibuatnya Rational Rose 2000 yaitu

untuk memfasilitasi para Engineer untuk melakukan pemodelan ”bahasa” UML.

Rational Rose merupakan tools pemodelan visual yang digunakan untuk

mendesain perangkat lunak melalui pendekatan UML. Rational Rose menyediakan

beberapa fungsi dalam membuat sebuah aplikasi perangkat lunak, mulai dari desain

proses, membuat use case diagram, class diagram, activity diagram, sequence

diagram, interaction diagram, component diagram, deployment diagram, sampai

pada generate code dan reverse engineering. Hal ini akan memudahkan perancang

dan pengembang sistem dalam merancang dan mengembangkan sistemnya, karena

selain terdokumentasi dengan baik, disamping itu juga dapat menghasilkan

kerangka kode yang siap dikembangkan secara lebih detail nantinya.

Page 69: Document3

Gambar 2.26 Contoh Tampilan Awal Rational Rose 2000

BROWSER TOOLBAR

JENDELA DIAGRAM JENDELA DOKUMENTASI

Page 70: Document3

Gambar 2.27 Contoh Tampilan Class Diagram (Rational Rose 2000)

Tampilan awal dari rational rose terdapat 4 jendela, yang deskripsinya

masing-masing sebagai berikut:

1. Browser

Jendela ini berfungsi untuk secara cepat bergerak dalam model.

2. Jendela diagram

Jendela ini berfungsi untuk membuat menampilkan (display), serta menyunting

(edit) satu atau lebih diagram UML.

3. Jendela dokumentasi

Jendela ini berguna untuk melihat atau memperbaharui (update) dokumentasi

unsur-unsur model.

4. Toolbar

Disamping itu, Rational Rose juga memiliki menu-menu yang berguna untuk

mengaktifkan perintah-perintah tertentu serta toolbar yang dapat digunakan

untuk mengakses perintah-perintah yang sering digunakan.

2.9.1 Requierent Systems

Adapun persyaratan minimum sistem untuk Rational Rose 2000 dapat berjalan

dengan baik adalah sebagai berikut:

- Microsoft Windows NT 4.0, Windows 9X dan Win2000

- Pentium - based computer system

- 64 Mb of RAM

- Minimum 200 Mb dari ruang hardisk

- SVGA - compatible display (256 atau lebih) dengan resolusi 800 x 600

Page 71: Document3

2.9.2 Lingkungan Kerja

Dalam lingkungan kerja Rational Rose 2000 terdapat 4 View untuk melakukan

pemodelan, diantaranya yaitu Use Case View, Logical View, Component View dan

Deployment View serta satu Model Properties yang berfungsi untuk mengkonfigurasi pada

setiap model. Masing-masing view menunjukkan cara kerja yang berbeda pada setiap

pemodelan. Disamping itu, terdapat tools box yang berfungsi untuk membuat model

diagram serta jendela Log yang menunjukkan history dan keterangan dari pemodelan

yang dilakukan.

Gambar 2.28 Jendela lingkungan kerja Rational Rose 2000 (Rational Rose 2000)

2.9.2.1 Jendela Use case view

Pada jendela Use Case View ini memiliki fungsi untuk membuat model-model

diagram yang menggambarkan behavior (perilaku) dari sebuah sistem yang dilihat dari

sudut pandang pengguna akhir (end users), analis (analysts) dan penguji (testers),

diantaranya adalah:

- Actors

- Use cases

- Associations

- Use case diagrams

Jendela View

Tools box

Page 72: Document3

- Dokumentasi Use case

- Actvity diagrams

- Sequence diagrams

- Collaboration diagrams

- Realization diagrams

- Package (paket)

Gambar 2.29 Jendela use case view (Rational Rose 2000)

2.9.2.2 Jendela Logical view

Pada jendela Logical View ini memiliki fungsi untuk membuat model-model

diagram yang menggambarkan logic systems yang mendukungan terhadap kebutuhan

fungsional dari sistem, diantaranya adalah:

- Classes

- Class diagrams

- Associations

- Interface

- Sequence diagrams

- Collaboration diagrams

Tool box Use

Case View

Page 73: Document3

- Statechart diagrams

- Package

Gambar 2.30 Jendela logical view (Rational Rose 2000)

2.9.2.3 Jendela Component view

Pada jendela Component View ini memiliki fungsi untuk membuat model-model

diagram yang menggambarkan komponen-komponen dan berkas-berkas yang digunakan

untuk merakit sistem fisik, diantaranya adalah:

- Components

- Interface

- Component diagrams

- Package

Tool box

Logical View

Page 74: Document3

Gambar 2.31 Jendela component view (Rational Rose 2000)

2.9.2.4 Jendela Deployment view

Pada jendela Deployment View ini memiliki fungsi untuk membuat model-model

diagram yang menggambarkan sistem topologi hardware, diantaranya adalah:

- Process

- Processor

- Connectors

- Devices

- Deployment diagrams

Tool box

Compponent

View

Page 75: Document3

Gambar 2.32 Jendela deployment view (Rational Rose 2000)

2.9.2.5 Jendela Model Properties

Model Properties berfungsi untuk melakukan konfigurasi secara umum dari

lingkungan kerja yang berada pada Rational Rose 2000.

Gambar 2.56 Dialog model properties (Rational Rose 2000)

Tool box

Deployment

View

Page 76: Document3

2.9.2.6 Jendela Log

Jendela log berguna untuk melihat kesalahan-kesalahan (error) dan melaporkan

(report) hasil-hasil dari berbagai perintah yang diberikan pada Rational Rose 2000.

Gambar 2.33 Jendela log history (Rational Rose 2000)

Jendela Log

History

Page 77: Document3

BAB III

ANALISIS SISTEM

3.1 Data Umum Dinas Pendidikan Kab. Garut

3.1.1 Kondisi Objektif Dinas Pendidikan Kab. Garut

Dinas Pendidikan Kabupaten Garut merupakan salah satu perangkat

pemerintah Kabupaten Garut yang memiliki tugas pokok dalam melaksanakan

urusan rumah tangga daerah dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah

pusat atau pemerintah provinsi Jawa barat di bidang pendidikan.

3.1.2 Visi Dinas Pendidikan Kab. Garut 2010 – 2014

Terwujudnya pelayanan pendidikan yang mampu menjadikan insan mandiri

dan berakhlaq mulia pada tahun 2014

Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan guna

terselenggaranya pelayanan pendidikan yang optimal.

3.1.3 Misi Dinas Pendidikan Kab. Garut

Meningkatkan kualitas, kuantitas, kreativitas dan inovasi dalam

penyelenggaraan pendidikan Formal, non Formal dan inFormal.

Meningkatkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.

Meningkatkan akhlaq, budi pekerti, patriotism belajar.

Meningkatkan kebugaran jasmani, prestasi olahraga dan seni pelajar.

62

Page 78: Document3

3.1.4 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kab. Garut

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT PERDA. 23/2008

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

SUB BAG. UMUM

SUB BAG.

KEUANGAN

SUB BAG.

PERENCANAAN

KA BIDANG PNF-IFKA BIDANG PEMUDA &

OLAHRAGA

KA BIDANG DATA

DAN INFORMASI

KA BIDANG PMPTK

KASI BINA PAUD

KASI BINA

KESETARAAN

KASI BINA

Kelembagaan/ kursus &

Keterampilan

KASI PEMBINAAN

KEPEMUDAAN

KASI PEMBINAAN &

PENGEMBANGAN OR

KASI SARANA DAN

PRASARANA

KASI DATA

KEPENDIDIKAN

KASI DATA NON

KEPENDIDIKAN

KASI PENGEMBANGAN

DAN KEPENGAWASAN

KASI PENGOLAHAN

DATA SERTIFIKASI

KASI PENINGKATAN

MUTU PENDIDIK

KASI PEMBINAAN TENAGA

KEPENDIDIKAN

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

KA BIDANG TK / SD

KASI SARANA DAN

PRASARANA

KASI KURIKULUM

KASI KELEBAGAAN

& KESISWAAN

KA BIDANG DIKMEN

KASI SARANA DAN

PRASARANA

KASI KURIKULUM

KASI

KELEMBAGAAN &

KESISWAAN

1. UPTD PSMS

2. UPTD SKB

3. UPTD SARANA OLAHRAGA

UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN

Keterangan

= Garis komando/ Pembinaan

= Garis Koordinasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kab. Garut

3.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kab. Garut

Berdasarkan Peraturan Daerah Kab. Garut Nomor 22 s/d 27 Tahun 2008

Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kab. Garut Bab

III Bagian Dua tentang Tugas dan Fungsi Pasal 4, Dinas mempunyai tugas dan

fungsi sebagai berikut:

1. Dinas Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

2. Dinas Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat

1 (satu) menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusun kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.

b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai

dengan lingkup tugasnya.

Page 79: Document3

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

3. Penjabaran tugas pokok dan fungsi Dinas Daerah akan diatur oleh lebih

lanjut dengan Peraturan Bupati.

Susunan organisasi Dinas Pendidikan terdiri dari 1 (satu) Kepala Dinas, 1

(satu) Sekretariat dengan 3 (tiga) Sub bagian, dan 6 (enam) Bidang, 18 (delapan

belas) Seksi, UPTD dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Struktur Organisasi Dinas Pendidikan terdiri dari:

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

Perumusan, pengaturan dan pelaksanaan kebijakan teknis

operasional di bidang pendidikan sesuai dengan kebijakan nasional

dan provinsi.

Pengkoordinasian, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan tugas –

tugas yang meliputi kesekretariatan, pembiayaan pendidikan, sarana

dan prasarana pendidikan, pengendalian mutu pendidikan,

peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, kepemudaan

dan keolahragaan serta UPTD.

Pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, sarana dan prasarana

dinas.

Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dinas.

Kepala Dinas, Membawahkan:

1. Sekretariat

2. Bidang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar

3. Bidang Pendidikan Menengah

4. Bidang Pendidikan Non Formal

5. Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

6. Bidang Pengolahan Data dan Informasi

Page 80: Document3

7. Bidang Pemuda dan Olahraga

8. Kelompok Jabatan Fungsional, dan

9. UPTD.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok

sebagai berikut:

Pengkoordinasian dalam penyusunan perencanaan program

bidang bidang

Pengkoordinasian dalam penyusunan perencanaan program/

rencana kerja dinas

Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas – tugas bidang

Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas – tugas dinas

Penyelenggaraan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan bidang

umum meliputi pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan,

kepustakaan, humas, protocol, perlengkapan, rumah tangga dinas

dan administrasi kepegawaian, melakasanakan penatausahaan

keuangan serta urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan

Pengkoordinasian pelayanan administasi kesekretariatan dinas

Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja terkait.

Sekretaris, membawahkan:

1. Subbagian Umum

2. Subbagian Keuangan

3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

3. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang

mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan surat

menyurat, kearsipan, kepustakaan, humas dan protocol, perlengkapan

Page 81: Document3

dan rumah tangga dinas, penyiapan bahan kebutuhan pegawai,

pembinaan dan pengembangan pegawai serta administrasi kepegawaian.

4. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang

mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi

keuangan.

5. Sub Bagian Perencanaan

Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang

Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Sekretaris yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi

dalam pengumpulan dan pengolahan data perencanaan dinas serta

pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dinas.

6. Bidang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar

Bidang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar dipimpin oleh seorang

Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja

dan menyelenggarakan kebijakan pendidikan Taman Kanak-kanak dan

Sekolah Dasar meliputi urusan saran dan prasarana, kurikulum serta

kelembagaan dan kesiswaan lingkup pendidik Taman Kanak-kanak dan

Sekolah Dasar.

Kepala Bidang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar,

membawahkan:

1. Seksi Sarana dan Prasarana

2. Seksi Kurikulum

3. Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan.

6.1. Seksi Sarana dan Prasarana

Page 82: Document3

Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan

pengelolaan sarana dan prasarana dengan menyusun prioritas

kebutuhan penunjang pelaksanaan pendidikan Taman Kanak-kanak

dan Sekolah Dasar.

6.2.Seksi Kurikulum

Seksi Kurikulum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang

mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan

da pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum pedidikan Taman

Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

6.3.Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan

Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan

pembinaan kelembagaan dan kesiswaan.

7. Bidang Pendidikan Menengah

Bidang Pendidikan Menengah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan

menyelenggarakan kebijakan pendidikan menengah meliputi urusan

sarana dan prasarana, kurikulum dan kelembagaan dan kesiswaan.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah, membawahkan:

1. Seksi Sarana dan Prasarana

2. Seksi Kurikulum

3. Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan.

7.1 Seksi Sarana dan Prasarana

Page 83: Document3

Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan

pengelolaan sarana dan prasarana dengan menyusun prioritas

kebutuhan penunjang pelaksanaan pendidikan menengah.

7.2 Seksi Kurikulum

Seksi Kurikulum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang

mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan

dan pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum pendidikan

menengah.

7.3 Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan

Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan

pembinaan kelembagaan kesiswaan.

8. Bidang Pendidikan Non Formal

Bidang Pendidikan Non Formal dipimpin oleh seorang Kepala Bidang

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan

menyelenggarakan kebijakan bidang pendidikan non formal meliputi

bina pendidikan anak usia dini, kesetaraan serta kelembagaan, kursus

dan keterampilan.

Kepala Bidang Pendidika Non Formal, membawahkan:

1. Seksi Bina Pendidikan Anak Usia Dini

2. Seksi Bina Kesetaraan

3. Seksi Bina Kelembagaan, Kursus dab Keterampilan.

8.1 Seksi Bina Pendidikan Anak Usia Dini

Page 84: Document3

Seksi Bina Pendidikan Anak Usia Dini dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

kebijakan pembinaan pendidikan anak usia dini.

8.2 Seksi Bina Kesetaraan

Seksi Bina Kesetaraan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan

pembinaan kesetaraan pendidikan masyarakat.

8.3 Seksi Bina Kelembagaan, Kursus dan Keterampilan

Seksi Bina Kelembagaan, Kursus dan Keterampilan dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan kebijakan pembinaan kelembagaan, kursus dan

keterampilan.

9. Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.

Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok

merumuskan program kerja dan menyelenggarakan kebijakan

peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan dalam urusan

pengolahan data sertifikasi, peningkatan mutu pendidikan dan bina

tenaga kependidikan.

Kepala Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga

Kependidikan, membawahkan:

1. Seksi Pengolahan Data Sertifikasi

2. Seksi Peningkatan Mutu Pendidik

3. Seksi Bina Tenaga Kependidikan

9.1. Seksi Pengolahan Data Sertifikasi

Page 85: Document3

Seksi Pengolahan Data Sertifikasi dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan

pengolahan data sertifikasi.

9.2.Seksi Peningkatan Mutu Pendidik

Seksi Peningkatan Mutu Pendidik dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan

pengolahan data sertifikasi peningkatan mutu pendidik.

9.3.Seksi Bina Tenaga Kependidikan

Seksi Bina Tenaga Kependidikan dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan

operasional urusan bina tenaga kependidikan.

10. Bidang Pengolahan Data dan Informasi

Bidang Pengolahan Data dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala

Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Dinas yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan

menyelenggarakan kebijakan di bidang pengelolaan data dan Informasi

Kepala Bidang Pengolahan Data dan Informasi, membawahkan:

1. Seksi Data Kependidikan

2. Seksi Data Non Kependidikan

3. Seksi Pembinaan dan Pengawasan

10.1 Seksi Data Kependidikan

Seksi Data Kependidikan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan

pembinaan dan pengelolaan data kependidikan

10.2 Seksi Data Non Kependidikan

Page 86: Document3

Seksi Data Non Kependidikan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

kebijakan pembinaan dan pengelolaan data non kependidikan.

10.3 Seksi Pembinaan dan Pengawasan

Seksi Pembinaan dan Pengawasan dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

kebijakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan bantuan

kependidikan.

11. Bidang Pemuda dan Olahraga

Bidang Pemuda dan Olahraga dipimpin oleh seorang Kepala Bidang

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan

menyelenggarakan kebijakan pembinaan kepemudaan dan olahraga.

Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga, membawahkan:

1. Seksi Pembinaan Kepemudaan

2. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga

3. Seksi Sarana dan Prasarana.

11.1 Seksi Pembinaan Kepemudaan

Seksi Pembinaan Kepemudaan dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan kebijakan pembinaan kepemudaan.

11.2 Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga

Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan kebijakan pembinaan dan pengembangan

olahraga.

Page 87: Document3

11.3 Seksi Sarana dan Prasarana

Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan kebijakan pengelolaan sarana dan

prasarana kepemudaan dan keolahragaan.

12. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian kegiatan Dinas secara professional berdasarkan disiplin ilmu

dan keahliannya serta disesuaikan dengan kebutuhan.

13. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Pada Dinas dapat dibentuk UPTD untuk melaksanakan sebagian

kegiatan teknis professional dan/atau kegiatan penunjang yang

mempunyai 1 (satu) atau beberapa kecamatan.

3.2 Batasan Sistem Secara Fungsional

3.2.1 Fungsi Substantif

Pangkalan Data dan Informasi Pendidikan atau disingkat Padati merupakan

serangkaian data dan Informasi pendidikan yang dikelola oleh depdiknas dengan

menghimpun data-data pendidikan dari setiap kabupaten/kota melalui laporan

individu tiap-tiap sekolah dan rangkuman kuesioner dari keadaan masing-masing

sekolah di kab/kota.

Pengolahan padati meliputi data TK/RA/BA, SD/MI, SMP/MTS, serta

SMA/SMK/MA yang meliputi keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan kepala

sekolah, guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan kurikulum dan

laporan keuangan sekolah.

Adapun pihak yang berhubungan dengan sistem ini meliputi :

Page 88: Document3

1. Sekolah merupakan aktor yang melakukan transaksi dalam pendataan

sistem pangkalan data dan Informasi di Dinas Pendidikan Kab. Garut.

2. Petugas yang bertugas memasukan data – data sekolah berdasarkan laporan

individu tiap-tiap sekolah dan rangkuman kuesioner dari keadaan masing-

masing sekolah.

3. Kepala Bidang Data dan Informasi, yang mengawasi berjalannya sistem

pangkalan data dan Informasi

4. Departemen Pendidikan Nasional merupakan pihak yang menerima hasil

akhir dari sistem pangkalan data dan Informasi melalui Dinas Pendidikan

Kabupaten Garut.

3.2.2 Fungsi Fasilitatif

Fungsi fasilitatif menggambarkan kelompok kegiatan pendukung dari sistem

Padati . Adapun perangkat kegiatan pendukung tersebut meliputi:

1. Kepala Dinas Pendidikan yang bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap

kegiatan Dinas yang ditangani.

2. Bagian Bidang Data dan Informasi yang bertugas menjalankan kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan bidang pendataan sistem Padati.

3. Petugas Sistem Informasi yang khusus menangani bagian sistem Informasi

terkomputerisasi.

4. Seluruh karyawan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.

3.2.3 Komponen – Komponen Pendukung Sistem

3.2.3.1 Hardware

Hardware adalah salah satu komponen utama pendukung dimana

sistem pangkalan data dan Informasi dijalankan. Tanpa adanya hardware

maka suatu sistem Informasi tidak dapat bekerja. Komponen hardware yang

diperlukan dalam sistem pangkalan data dan Informasi adalah :

- Beberapa unit PC (Personal Computer).

- Printer, untuk proses pencetakan laporan.

- Modem, media untuk penghubung ke internet.

Page 89: Document3

- HUB, alat untuk menghubungkan PC server dan PC client.

- Kabel.

- Saluran Telepon

- NIC (Network Interface Card)

3.2.3.2 Software

Perangkat lunak merupakan komponen dimana data-data dan

Informasi diolah. Perangkat lunak yang diperlukan dalam sistem Informasi

PADATI antara lain :

- Sistem Operasi,

- Perangkat Lunak PADATI

- Internet Protocol

- Network Adapter Card

3.2.3.3 Kebijakan Organisasi

Sistem Pangkalan Data dan Informasi merupakan bentuk kerja sama

antara Dinas Pendidikan Pusat dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

ditujukan untuk mengetahui keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan

kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan

kurikulum dan laporan keuangan sekolah. Dengan adanya sistem pangkalan

data dan Informasi diharapkan Sekolah dapat mengetahui Informasi kondisi

Sekolah yang nantinya akan bermanfaat dalam mendistribusikan bantuan

dari pemerintah, Informasi hasil dari sistem pangkalan data dan Informasi

dapat diakses secara on line ataupun langsung ke Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota.

Petugas yang berhak mengakses sistem Padati di Dinas Pendidikan

Kab. Garut adalah petugas yang telah diberi wewenang oleh Kepala Dinas

melalui Kepala Bidang Data dan Informasi Dengan wewenang tersebut

setiap petugas yang ditunjuk memiliki user id / dan password untuk menjaga

keamanan data.

3.2.3.4 User (Pengguna)

Page 90: Document3

Sistem Pangkalan Data dan Informasi ini pengelolaannya dipegang

oleh Kepala Bidang Data dan Informasi Dalam implementasinya sistem

Padati dilakukan oleh bagian petugas input data. Petugas ini adalah user

yang telah diberi wewenang untuk dapat mengakses dan mengoperasikan

sistem Padati di Dinas Pendidikan Kab. Garut.

User (petugas) hanya bertugas untuk melakukan input data sekolah

yang telah menyerahkan laporan individual serta rangkuman kuesioner.

Sementara itu, kerja user berada dibawah pengawasan Kepala Bidang Data

dan Informasi

Sistem Pangkalan Data dan Informasi adalah sistem yang dirancang

untuk mengetahui keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan kepala sekolah,

guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan kurikulum dan

laporan keuangan sekolah. Hal ini berguna dalam pendistribusian bantuan

dari pemerintah untuk sekolah-sekolah yang masih tertinggal.

3.3 Analisis Sistem

Pada tahap analisis ini dilakukan beberapa langkah identifikasi dengan

pemodelan object oriented menggunakan pendekatan Unified Approach dari Ali

Bahrami (1999) dengan tujuan untuk mengetahui kinerja sistem pangkalan data dan

Informasi tingkat SMP/ MTs. Tahapan dari analisis tersebut terdiri dari :

Gambar 3.2 Tahap Analisis Unified Approach (UA) (Bahrami, 1999)

3.3.1 Identifikasi Aktor

Pengembangan

Diagram Aktifitas

dan Use Case

Pengembang

an Diagram

Interaksi

Identifikasi

Kelas,

relasi,atribut &

Method

Pemeriksaan

Identifikasi Aktor

Page 91: Document3

Melalui kegiatan interview dan observasi dalam melihat bisnis proses yang

sedang berjalan maka proses identifikasi aktor didapatkan berdasarkan siapa saja

yang akan menggunakan dan mempengaruhi sistem. Aktor tidak selalu berupa

manusia tetapi juga bisa berupa hardware ataupun sistem lain yang mempengaruhi

sistem. Dalam sistem pangkalan data dan Informasi aktor yang dapat teridentifikasi

adalah:

1. Sekolah, merupakan pelaku bisnis utama yang melakukan transaksi sistem

Pangkalan Data dan Informasi di Dinas Pendidikan Kab. Garut.

2. Petugas, merupakan pelaku sistem utama yang secara langsung berhadapan

dengan sistem. Petugas juga merupakan aktor yang melakukan proses

pencarian data Sekolah serta input data Sekolah menggunakan aplikasi

Pangkalan Data dan Informasi

3. Kepala Bidang Data dan Informasi, merupakan pelaku server eksternal yang

melayani kebutuhan pengguna use case.

4. Departemen Pendidikan Nasional, merupakan pelaku penerima eksternal

yang menerima output dari use case.

Adapun identifikasi aktor tersebut beserta aktifitasnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Identifikasi Aktor beserta Aktifitasnya

Aktor Tipe Aktor Aktifitas Aktor

Sekolah Primary business actor

(Pelaku Bisnis Utama)

- Memberikan laporan individu

sekolah dan rangkuman kuesioner

- Menerima rangkap laporan

individu sekolah dan rangkuman

kuesioner

- Lanjutan Tabel 3.1 Identifikasi Aktor beserta Aktifitasnya

Page 92: Document3

- Menerima hasil informasi dari

sistem.

Petugas Primary system actor

(Pelaku Sistem Utama)

- Melakukan Login menu PADATI

untuk dapat mengakses sistem

informasi pangkalan data dan

informasi tingkat SMP/MTs

- Menginputkan Data Sekolah

sesuai dengan isi laporan individu

sekolah dan rangkuman kuesioner.

- Membatalkan penginputan data

Sekolah

- Membuat laporan hasil

penginputan data Sekolah.

Kepala Bidang

Data dan

Informasi

External server actor

(Pelaku server eksternal)

- Mengawasi berjalannya sistem

Pangkalan Data dan Informasi

- Menerima laporan hasil pendataan

dari sistem Pangkalan Data dan

Informasi

Departemen

Pendidikan

Nasional

External receiving actor

(Pelaku penerima eksternal)

Menerima laporan akhir dari sistem

Pangkalan Data dan Informasi

3.3.2 Pengembangan Activity Diagram

Page 93: Document3

Pada tahap pengembangan activity diagram ini akan menjelaskan

bagaimana alur kerja transaksi dalam sistem pangkalan data dan Informasi antara

user yang telah teridentifikasi (Sekolah dengan Petugas) di Dinas Pendidikan Kab.

Garut.

Gambar 3.3 : Activity Diagram untuk Sistem Informasi PADATI

Dalam sistem Pangkalan Data dan Informasi ini transaksi terjadi antara

Petugas dengan Sekolah di Dinas Pendidikan Kab. Garut yang bertugas melakukan

pendataan pada sistem PADATI.

Proses pertama pada transaksi yaitu petugas masuk ke halaman utama

sistem Informasi PADATI kemudian pilih tingkat SMP/MTs, setelah itu petugas

melakukan proses Login dengan mengisi username dan password. Kemudian

sistem akan melakukan validasi password, apakah password yang di masukkan

sesuai dengan data yang telah tersimpan dalam database sistem atau tidak. Jika

proses Login berhasil maka dilanjutkan dengan proses input data transaksi,

Page 94: Document3

kemudian memilih transaksi melalui button-button yang telah disediakan oleh

sistem diantaranya button intranet, button individual, button rangkuman, button

daftar wilayah, dan bimbingan. Untuk proses transaksi pendataan, maka button

yang dipilih adalah button individual meliputi individual sekolah, siswa, sarana

prasarana, guru, kurikulum, keuangan, listrik dan bantuan.

3.3.2.1.Activity Diagram untuk Proses Login

Gambar 3.4 : Activity Diagram untuk proses Login

Pada proses Login, petugas memasukan username dan password untuk

dapat mengakses Form pengolahan data, jika username dan password tidak valid

maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan.

Jika username dan password valid maka petugas dapat memilih Form pengolahan

data meliputi pengolahan data individual, rangkuman dan daftar wilayah

kecamatan.

3.3.2.2. Activity Diagram untuk Proses Input Pengolahan Data Individual

Page 95: Document3

Gambar 3.5 : Activity Diagram untuk proses Input Pengolaha Data Individual

Pada proses input pengolahan data individual, petugas menginput data

berdasarkan kuesioner yang sebelumnya telah dibagikan kepada tiap Sekolah. Input

pengolahan data individual ini meliputi individual sekolah, siswa, sarana prasarana,

guru, kurikulum, keuangan, listrik dan bantuan.

3.3.2.3.Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Rangkuman Sekolah

Gambar 3.6 : Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data

Rangkuman Sekolah

Page 96: Document3

Pada proses pengolahan data rangkuman sekolah, petugas menginput data

kecamatan, status sekolah, jenis sekolah dan nama sekolah. Fungsi dari Form ini

adalah untuk mengetahui keadaan lingkungan sekolah dan lainnya.

3.3.2.4. Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Daftar Wilayah

Gambar 3.7 : Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Daftar Wilayah

Pada proses pengolahan data wilayah, petugas hanya menginput nama

kecamatan. Fungsi dari Form ini adalah untuk mengetahui kode pada tiap

kecamatan.

3.3.2.5. Activity Diagram untuk Proses Pembuatan dan Pencetakan Laporan

Gambar 3.8 : Activity Diagram untuk Proses Pembuatan dan Pencetakan Laporan

Page 97: Document3

Dari tahap ini kita bisa mengetahui alur kerja dari sistem secara keseluruhan.

Dari alur kerja sistem yang sedang berjalan dapat ditentukan use case diagram yang

akan dibahas di bagian berikutnya.

3.3.3 Pengembangan Use Case

Dalam tahapan pengembangan activity diagram terdapat gambaran umum

sistem serta beberapa aksi aktor yang berinteraksi dengan sistem. Dari alur kerja

tersebut diatas maka dapat ditentukan use case diagram untuk melihat proses apa

yang dilakukan petugas terhadap sistem dalam bentuk use case. Adapun proses

yang dilakukan oleh petugas terhadap sistem adalah sebagai berikut :

1. Use Case Login

2. Use Case Input Pengolahan Data Individual

3. Use Case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah

4. Use Case Pengolahan Data Daftar Wilayah

5. Use Case Pembuatan dan Pencetakan Laporan.

Dari respon-respon tersebut diatas maka diperoleh gambaran use case diagram

sebagai berikut :

Gambar 3.9 : Use Case Diagram untuk Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi

Login

Pengolahan Data

Rangkuman Sekolah

Pengolahan Data Daftar

Wilayah

Sekolah

DepdiknasPembuatan dan Pencetakan

Laporan

KABID Data

dan Informasi

Petugas

Pengolahan Data Individual

Sekolah

<<include>>

<<include>>

<<include>>

Page 98: Document3

Dari setiap use case yang digambarkan diatas, pada tahap selanjutnya setiap

use case akan dijelaskan lebih rinci dan disertai dengan skenarionya.

3.3.3.1 Use Case Login

Fungi proses use case Login merupakan reaksi sistem kepada setiap Petugas

untuk membatasi hak akses terhadap sistem pendataan Pangkalan Data dan

Informasi Hak akses ini dibatasi dengan cara Petugas harus memasukan username

dan password.

Tabel 3.2 : Skenario untuk use case Petugas Login

Identifikasi

Nomor KB-001

Nama Login

Tujuan Membatasi hak akses aktor pengguna untuk menjaga keamanan

data

Deskripsi Sistem memeriksa username dan password yang dimasukkan

aktor Petugas ke dalam sistem untuk melakukan validasi agar

bisa melakukan Login.

Aktor Petugas

Skenario

Kondisi Awal Halaman Utama SMP/MTs

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Sistem menampilkan Form Login

2. 2. Petugas mengisi Form Login

dengan username dan

password

3.Klik ‘Login’ 4. 4. cek username dan password

5. username dan password valid

Page 99: Document3

Lanjutan Tabel 3.2

6. Sistem dapat menampilkan menu Pengolahan

Data bila username dan password benar

1. 7. Sistem menampilkan pesan kesalahan bila

username atau password yang dimasukan salah.

Kondisi Akhir Tampilan Form Pengolahan Data

3.3.3.2 Use Case Input Pengolahan Data Individual

Fungsi proses Input Pengolahan Data Individual adalah merupakan reaksi

dari sistem untuk memberikan kemudahan kepada aktor pengguna melakukan

penginputan data Sekolah dan pencarian data Sekolah yang telah ditentukan oleh

sistem.

Tabel 3.3 : Skenario untuk use case Input Pengolahan Data Individual Sekolah

Identifikasi

Nomor KB-002

Nama Proses Input Pengolahan Data Individual Sekolah

Tujuan Memberikan kemudahan kepada aktor pengguna melakukan

penginputan data Sekolah dan pencarian data Sekolah.

Deskripsi Sistem menampilkan menu yang didalamnya terdapat fasilitas

untuk masuk ke Form pengolahan data individual Sekolah

Aktor Petugas

Skenario

Kondisi Awal Menu Utama SMP/MTs

Aksi Aktor Reaksi Sistem

Page 100: Document3

Lanjutan Tabel 3.3

1. Petugas memilih button

pengolahan data individual

2. Sistem menampilkan Form pengolahan data

individual meliputi input data individual

sekolah, siswa, sarana prasarana, guru,

kurikulum, keuangan, listrik & bantuan.

3. Petugas menginputkan data

individual sekolah, siswa,

sarana prasarana, guru,

kurikulum, keuangan, listrik

& bantuan

.

4. Sistem melakukan validasi data

5. sistem menampilkan pesan kesalahan bila

data yang dimasukan salah.

6 jika data sudah benat maka sistem

menyimpannya dalam database PADATI

Kondisi Akhir Form Individual Listrik & Bantuan Sekolah

3.3.3.3 Use Case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah

Fungsi pengolahan data rangkuman sekolah merupakan reaksi dari sistem

untuk memberikan kemudahan kepada petugas untuk melihat Informasi sekolah

dengan menggunakan Form yang telah disediakan oleh sistem.

Tabel 3.4 : Skenario untuk use case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah

Identifikasi

Page 101: Document3

Lanjutan Tabel 3.4

Nomor KB-003

Nama Pengolahan Data Rangkuman Sekolah

Tujuan memberikan kemudahan kepada petugas untuk melihat Informasi

sekolah.

Deskripsi Sistem menampilkan Form yang didalamnya terdapat Informasi

tentang keadaan sekolah.

Aktor Petugas

Skenario

Kondisi Awal Menu Utama SMP/MTs

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Petugas memilih button

pengolahan data rangkuman

sekolah

2. Sistem menampilkan Form Pengolahan Data

Rangkuman Sekolah

2. 3. Petugas menginputkan data

wilayah, data status Sekolah,

data jenis Sekolah dan nama

Sekolah

3. 4. Sistem melakukan validasi data

5. sistem menampilkan pesan kesalahan bila

data yang dimasukan salah.

6. Jika data sudah benar maka sistem akan

menampilkan Informasi sekolah yang dicari.

Kondisi Akhir Tampilan rangkuman Informasi Sekolah

Page 102: Document3

3.3.3.4 Use Case Pegolahan Data Wilayah

Fungsi Pengolahan Data Wilayah merupakan reaksi dari sistem untuk

memberikan kemudahan kepada petugas dalam mencari kode wilayah dengan cara

menggunakan Form daftar wilayah yang telah disediakan oleh sistem.

Tabel 3.5 : Skenario untuk use case Pengolahan Data Wilayah

Identifikasi

Nomor KB-004

Nama Proses Pengolahan Data Wilayah

Tujuan Memberikan kemudahan kepada Petugas dalam melakukan

pencarian kode wilayah.

Deskripsi Sistem menampilkan Form yang didalamnya terdapat Informasi

tentang kode wilayah.

Aktor Petugas

Skenario

Kondisi Awal Tampilan Utama SMP

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Petugas memilih button

pengolahan data wilayah

2. Sistem menampilkan Form Pengolahan Data

Wilayah

2. 3. Petugas menginputkan data

wilayah.

3. 4. Sistem melakukan validasi data

5. sistem menampilkan pesan kesalahan bila

data yang dimasukan salah.

Page 103: Document3

6. Jika data sudah benar maka sistem akan

menampilkan Informasi kode wilayah yang

dicari.

Kondisi Akhir Tampilan daftar wilayah

3 3.3.6 Use Case Pembuatan dan Pencetakan Laporan

Fungsi proses pembuatan laporan merupakan reaksi dari sistem untuk

memberikan kemudahan kepada petugas pengguna dalam membuat laporan

transaksi secara cepat dengan cara menggunakan Form khusus yang telah

disediakan oleh sistem.

Tabel 3.6 : Skenario untuk use case Pembuatan dan Pencetakan Laporan

Identifikasi

Nomor KB-006

Nama Proses pencetakan Laporan

Tujuan Memberikan kemudahan kepada Petugas pengguna melakukan

pembuatan dan pencetakan laporan transaksi

Deskripsi Sistem menampilkan menu yang didalamnya terdapat fasilitas

untuk melakukan pencetakan laporan

Aktor Petugas

Skenario

Kondisi Awal Tampilan Utama SMP

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Petugas memilih Form

pengolahan data

individual atau

rangkuman sekolah

Page 104: Document3

Lanjutan Tabel 3.6

2. Sistem menampilkan Form pengolahan data

individual atau Form pengolahan data

rangkuman sekolah untuk pencetakan

laporan

3. Petugas mengatur data

yang akan dilaporkan kepada

Kepala Bidang dan Dinas

Pendidikan Nasional

4. Sistem membuka data dan menampilkan data

transaksi dari database.

5. Petugas mengklik button

berbentuk icon print,

untuk cetak laporan

6. Sistem melakukan pencetakan laporan

Kondisi Akhir Form tampilan laporan data transaksi

Skenario-skenario diatas berfungsi untuk menjelaskan aktivitas yang terjadi

pada setiap use case. Melalui skenario kita dapat mengetahui gambaran proses yang

akan terjadi pada sistem. Skenario ini akan membantu mempermudah pembuatan

sequence diagram.

3.3.4 Pengembangan Interaction Diagram

Setiap skenario dalam use case dapat digambarkan dalam urutan interaksi

antara aktor dan sistem beserta aktivitasnya. Pengembangan dari use case yang

dapat mengimplementasikan skenario adalah Interaction Diagram. Salah satu jenis

dari Interaction diagram adalah sequence diagram.

Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau

rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk

Page 105: Document3

menghasilkan output tertentu. Diagram ini juga menjelaskan bagaimana objek

berinteraksi dengan objek yang lainnya yaitu dengan cara mengirim dan menerima

pesan.

3.3.4.1 Sequence Diagram Untuk Proses Login

Pada fungsi Login, petugas akan memasukan username dan password, jika

username dan password yang dimasukan valid. Maka sistem akan melakukan

Login sehingga petugas dapat mengakses sistem pengolahan data individual,

rangkuman sekolah dan wilayah. Jika password yang dimasukan salah maka sistem

akan menampilkan pesan kesalahan.

Gambar 3.10 Sequence diagram untuk proses Login

3.3.4.2 Sequence Diagram Input Pengolahan Data Individual

Pada fungsi proses input pengolahan data individual. Data sekolah dapat

diketahui berdasarkan NSS atau NPSN Sekolah. Melalui Form input, petugas

memasukan NSS atau NPSN sehingga data Sekolah akan keluar secara otomatis.

Jika NSS atau NPSN yang dimasukan tidak terdaftar maka sistem akan

menampilkan suatu pesan kesalahan.

Page 106: Document3

Gambar 3.11 Sequence diagram untuk Input Pengolahan Data Individual

3.3.4.3 Sequence Diagram Pengolahan Data Rangkuman Sekolah

Pada fungsi proses pengolahan data rangkuman Sekolah, data Sekolah dapat

diketahui berdasarkan kondisi atau keadaan Sekolah dan lainnya. Melalui Form

input, petugas memasukan nama kecamatan, status sekolah, dan jenis sekolah serta

nama sekolah yang akan ditampilkan oleh sistem. Jika nama sekolah yang

dimasukan tidak terdaftar maka sistem akan menampilkan suatu pesan kesalahan.

Page 107: Document3

Gambar 3.12 Sequence diagram untuk Pengolahan Data Rangkuman Sekolah

3.3.4.4 Sequence Diagram Pengolahan Data Wilayah

Pada fungsi pengolahan data wilayah, Kode Kecamatan dapat diketahui

dengan memasukan nama kecamatan yang dicari. Melalui Form input, petugas

memasukan nama kecamatan yang akan diolah oleh sistem. Jika nama kecamatan

yang dimasukan tidak terdaftar maka sistem akan menampilkan suatu pesan

kesalahan.

Gambar 3.13 Sequence diagram untuk Pengolahan Data Wilayah

3.3.4.5 Sequence Diagram Pembuatan dan Pencetakan Laporan

Pada fungsi proses Pembuatan dan Pencetakan laporan, petugas loket akan

memilih menu pencetakan laporan yaitu dengan mengklik icon report, maka sistem

akan membuka dan menampilkan data transaksi dari database. Kemudian Petugas

Loket mengklik button cetak, untuk cetak laporan, sehingga sistem akan

menampilkan tampilan proses pencetakan laporan.

Page 108: Document3

Gambar 3.14 Sequence diagram untuk Pembuatan dan Pencetakan Laporan

3.3.5 Klasifikasi Menggunakan Class

Setelah memodelkan use case diagrams dan interaction diagrams yang

diimplementasikan dengan sequence diagrams diatas, maka tahap selanjutnya yaitu

melakukan pengklasifikasian dengan menggunakan class. Adapun tahapan dalam

pengklasifikasian meliputi:

- Identifikasi classes

- Identifikasi relationships

- Identifikasi attributes

- Identifikasi methods

- Iterate dan refine

Page 109: Document3

3.3.5.1 Identifikasi Classes

Hal yang pertama dilakukan dalam pengklasifikasian adalah dengan

mendaftar sejumlah objek menjadi kandidat kelas. Adapun kandidat kelas yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut:

Login Pembuatan Laporan

Form Individual Input NPSN

Form Rangkuman Pencetakan Laporan

Form Daftar Wilayah Koneksi Database

Akses Aplikasi PADATI Tampilan Pesan Kesalahan

Form Report Input Password

Form Login Tampilan Menu PADATI

Petugas Sekolah

Kabid. Data dan Informasi Depdiknas

Load Form Login DB Password

Open DB Password Klik Icon Print

DB Sekolah Tampilan Menu SMP/MTs

Klik Ok Klik Icon SMP/MTs

Klik Form Login Klik Pengolahan Data Individual

Input Kecamatan Klik Pengolahan Data Rangkuman

Input Nama Sekolah Klik Pengolahan Data Wilayah

Input Status Sekolah Input Jenis Sekolah

Tampilan Report Pilih Pengolahan Data

Page 110: Document3

Dari kandidat-kandidat kelas diatas, tidak semuanya akan dijadikan kelas.

Sebagian yang tidak memenuhi syarat baik itu tidak relevan ataupun yang tidak jelas akan

dieliminasi. Namun, objek yang dieliminasi masih dapat digunakan, baik itu sebagai

atribut, maupun sebagai perilaku untuk setiap kelas.

Login Pembuatan Laporan

Form Individual Input NPSN

Form Rangkuman Pencetakan Laporan

Form Daftar Wilayah Koneksi Database

Akses Aplikasi PADATI Tampilan Pesan Kesalahan

Form Report Input Password

Form Login Tampilan Menu PADATI

Petugas Sekolah

Kabid. Data dan Informasi Depdiknas

Load Form Login DB Password

Open DB Password Klik Icon Print

DB Sekolah Tampilan Menu SMP/MTs

Klik Ok Klik Icon SMP/MTs

Klik Form Login Klik Pengolahan Data Individual

Input Kecamatan Klik Pengolahan Data Rangkuman

Input Nama Sekolah Klik Pengolahan Data Wilayah

Input Status Sekolah Input Jenis Sekolah

Tampilan Report Pilih Pengolahan Data

Dari kandidat kelas yang telah dieliminasi diatas, didapat objek yang akan

dijadikan sebagai kelas. Adapun kelas-kelas tersebut antara lain:

Page 111: Document3

Login : Merupakan tampilan untuk masuk ke menu

Pengolahan Data Individual, Rangkuman dan

Daftar Wilayah.

Tampilan Pesan Kesalahan : Tampilan pesan kesalahan jika proses

penginputan data salah.

Tampilan Menu PADATI : Tampilan yang di dalamnya terdapat banyak

sistem yang ingin di akses.

Tampilan Menu SMP/MTs : Tampilan yang di dalamnya terdapat banyak

sistem yang ingin di akses serta terdapat olah

data Sekolah.

Form Login : Merupakan Form yang digunakan untuk

proses Login

Form Report : Merupakan Form yang berfungsi dalam

pembuatan dan pencetakan laporan.

Form Individual : Merupakan Form yang berfungsi untuk

melakukan olah data/ input data Sekolah.

Form Rangkuman : Merupakan Form yang berfungsi untuk

mengetahui data Sekolah.

Form Daftar Wilayah : Merupakan Form yang berfungsi untuk

melakukan olah data/ input data kode

wilayah.

Petugas : Petugas yang memiliki wewenang dalam

mengakses sistem pangkalan data dan

Informasi termasuk didalamnya input

individual sekolah dan lainnya. Wewenang

Page 112: Document3

ini diberikan oleh Kepala Bidang Data dan

Informasi

Sekolah : Objek yang melakukan transaksi dalam

penginputan data pada sistem pangkalan data

dan Informasi di Dinas Pendidikan Kab.

Garut.

DB Password : Kelas yang berfungsi sebagai tempat

menyimpan seluruh data password petugas

yang mempunyai hak akses terhadap sistem

DB Sekolah : Kelas yang berfungsi sebagai tempat

menyimpan seluruh data individual Sekolah.

Tampilan Report : Tampilan yang di dalamnya terdapat laporan-

laporan yang akan di cetak.

Dari pemaparan diatas, dapat diketahui adanya relevansi antara kelas

yang dibuat dengan sistem yang sedang berjalan. Hal itu dapat dilihat dari

deskripsi fungsi masing-masing kelas.

Page 113: Document3

3.3.5.2 Identifikasi Relationships

Setelah semua kelas telah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya yaitu

menentukan relationships antar kelas. Adapun relationships dari tiap kelas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.7 Relationships antar kelas

Beberapa asosiasi dan kardinalitas

Class Related class Association

name Cardinality

Form Pengolahan Data

Individual

Tampilan Pesan

Kesalahan Menampilkan One or more

Tampilan Pesan

Kesalahan

Form Pengolahan Data

Individual One

Form Pengolahan Data

Rangkuman

Tampilan Pesan

Kesalahan Menampilkan One or more

Tampilan Pesan

Kesalahan

Form Pengolahan Data

Rangkuman One

Form Pengolahan Data

Daftar Wilayah

Tampilan Pesan

Kesalahan Menampilkan One or more

Tampilan Pesan

Kesalahan

Form Pengolahan Data

Daftar Wilayah One

Form Login Tampilan Pesan

Kesalahan Menampilkan One or more

Tampilan Pesan

Kesalahan Form Login One

Login DB User Menampilkan One

DB User Login One

Petugas Login Melakukan One

Login Petugas One

Petugas Report Membuat One or more

Report Petugas One

3.3.5.3 Identifikasi Attributes

Setelah relasi antar kelas sudah terbentuk, maka langkah selanjutnya yaitu

menentukan attributes dari tiap kelas. Atribut-atributnya sebagai berikut:

Petugas

Page 114: Document3

username

password

Nama

Sekolah

Kode Wilayah

NSS

NPSN

Nama Sekolah

Alamat

Form Login

Username

Password

Login

Username

Password

Form pengolahan data individual

Individual

Siswa

Sarana Prasarana

Guru

Kurilulum

Keuangan

Listrik & Bantuan

Kode Wilayah

NSS

Form pengolahan data rangkuman

Wilayah

Jenis Sekolah

Status

Nama Sekolah

Form pengolahan data daftar wilayah

Page 115: Document3

Nama Kecamatan

3.3.5.4 Identifikasi Methods

Setelah attributes dari tiap kelas terbentuk, maka langkah selanjutnya yaitu

menentukan methods dari tiap kelas. Adapun methods dari tiap kelas dapat dilihat

dibawah ini:

Petugas

Add username

Add password

Add pengolahan data

Edit pengolahan data

Print Laporan

Sekolah

Memberikan Laporan Kuesioner Sekolah

Form Login

Login

Close Form Login

DB User

Open Connection

Close Connection

Tampilan pesan kesalahan

Show Error Dialog

Tampilan menu PADATI

Show Menu SOPP

Tampilan menu SMP/MTs

Show Menu SMP/MTs

DB Sekolah

Open Connection

Close Connection

Tampilan identitas sekolah

Page 116: Document3

Show Identitas Sekolah

Form pengolahan data individual

Add

Save

Open

Close

Print

Form pengolahan data rangkuman

Save

Close

Print

Form pengolahan data daftar wilayah

Add

Save

Delete

Close

Form report

Show Form Report

Close Form Report

Report

Read Report

Print Report

Dengan berbagai pemodelan sistem yang telah dibahas pada tahap analisis

kebutuhan sistem diatas, dapat diketahui bagaimana proses dan alur kerja dari

sistem pangkalan data dan Informasi Dari setiap tahapan pemodelan Object

Oriented diatas diperoleh Informasi sebagai berikut :

1. Pada tahap identifikasi aktor dapat diketahui bahwa aktor yang terlibat

dalam sistem adalah sekolah dan petugas yang berada di Dinas Pendidikan

Kab., Kabid. Data dan Informasi serta Depdiknas selaku Pelaku server

eksternal dan Pelaku penerima eksternal.

Page 117: Document3

2. Pada tahap pengembangan Activity Diagram dapat diketahui alur kerja dari

sistem pangkalan data dan Informasi

3. Pada tahap pengembangan Use Case Diagram dapat diketahui cara kerja

sistem dengan lingkungan eksternal, yaitu interaksi antara user dengan

sistem. Pada pemodelan ini lebih fokus pada apa yang akan user kerjakan

terhadap sistem.

4. Setiap Use Case yang telah dibuat dikembangkan kembali dengan

pemodelan Sequence Diagram. Dalam sequence diagram digambarkan

interaksi antar objek dalam sistem melalui message (pesan) yang

disampaikan oleh satu objek ke objek lain. Dalam tahapan ini, proses kerja

sistem terlihat lebih jelas dan lebih mudah dipahami.

5. Pada Class Diagram, berisi kelas-kelas yang memiliki attributes dan

methods. Dalam class diagram digambarkan hubungan internal sistem yang

menjelaskan relasi antar kelas beserta asosiasinya serta menentukan

attributes dan methods pada setiap kelas yang telah teridentifikasi.

3.3.5.5 Iterate dan Refine

Iterasi dan perbaikan dilakukan bila terdapat kekeliruan pada aktifitas

perancangan class diagrams.

3.3.6 Pemeriksaan (Refine dan Iteratif)

Iterasi dan perbaikan dilakukan bila terdapat kekeliruan pada aktifitas perancangan

sistem berorientasi objek.

Page 118: Document3

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan kajian serta tinjauan teori yang dimiliki serta dari hasil

Analisis Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi Tingkat SMP/MTs di

Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi pada dasarnya dapat

memenuhi kebutuhan user karena sistem tersebut menyediakan informasi

yang akurat dan berguna seperti data tentang keadaan Sekolah, Guru,

jumlah siswa dan lainnya serta untuk mempermudah dalam melakukan

penyaluran dana bantuan operasional sekolah berdasarkan data yang

telah ada.

Rangkuman data Sekolah yang terdapat pada sistem berfungsi sebagai

laporan tentang keadaan sekolah dan lingkungannya.

Metode analisis object oriented dengan menggunakan Unified Approach

mampu menggambarkan dan memperlihatkan perilaku dari current

system yang direpresentasikan pada beberapa model.

4.2 Saran

Pada current system PADATI, ada sedikit kekurangan yang perlu untuk

diperbaiki yaitu untuk menjaga keamanan data, diharapkan username dan

password standar diganti, hal ini untuk menjaga keamanan data dan informasi

dari orang yang tidak berhak.

Agar informasi yang dihasilkan oleh sistem PADATI lebih mudah di akses serta

di jangkau masyarakat luas. Diharapkan data sekolah yang telah terkumpul di

Dinas Pendidikan Kab segera di kirim ke Depdiknas agar dapat di akses melalui

website.

Page 119: Document3

DAFTAR PUSTAKA

Amsyah, Zulkifli, “Manajemen Sistem Informasi”, Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2005.

Bahrami, Ali, “Object Oriented Systems Development”, The McGraw-Hill Book Co,

Singapore, 1990.

Data-data Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.

Jogiyanto HM, ”Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori

dan Praktek Aplikasi Bisnis”, Andi Offset, Yogyakarta, 2005.

Kendal & Kendal, “Analisis Dan Perancangan Sistem”, Jilid 1, Edisi Bahasa Indonesia,

PT.Prenhallindo, Jakarta, 2007.

Munawar, “Pemodelan Visual dengan UML”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005.

Nugroho, Adi, “Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek”, Informatika,

Bandung, 2005.