document3
TRANSCRIPT
ANALISIS SISTEM INFORMASI PANGKALAN DATA DAN
INFORMASI TINGKAT SMP/MTs DI DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN GARUT MENGGUNAKAN METODE
BERORIENTASI OBJEK DENGAN UNIFIED APPROACH
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mata Kuliah Kerja Praktek
Oleh:
AGUNG SEPTIAN
NRP : 0606003
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
2010
AGUNG SEPTIAN, 0606003
Analisis Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi Tingkat SMP/ MTs Di Dinas
Pendidikan Kabupaten Garut Menggunakan Metode Berorientasi Objek Dengan Unified
Approach.
Di bawah bimbingan H. Eko Retnadi., Drs., M.Kom. selaku pembimbing akademik dan
Nurhaedi., SH. selaku pembimbing lapangan.
103 Halaman + x / 48 Gambar/ 11 Tabel/ 7 Daftar Pustaka (1990 – 2007)
ABSTRAK
Dinas Pendidikan Kabupaten Garut merupakan salah satu perangkat pemerintah
Kabupaten Garut yang memiliki tugas pokok dalam melaksanakan urusan rumah tangga
daerah dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah pusat atau pemerintah
provinsi Jawa barat di bidang pendidikan. Dalam aktivitas bisnisnya Dinas Pendidikan
Kabupaten Garut sudah menerapkan kecanggihan dari teknologi informasi yang sudah
berbasiskan komputer. Hal ini ditandai dengan adanya pelayanan sistem pangkalan data
dan informasi yang merupakan hasil kerjasama Dinas Pendidikan Kab. dengan
Departemen Pendidikan Nasional. Sehingga diharapkan dengan adanya sistem tersebut
dapat mendukung antara pihak yang bersangkutan dan dapat memberikan informasi
yang akurat tentang keadaan tiap sekolah di setiap kecamatan khususnya di Kabupaten
Garut.
Tujuan dari Analisis Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi Tingkat SMP/MTs di
Dinas Pendidikan Kab. Garut menggunakan metode berorientasi objek dengan unified
approach (UA) ini adalah Menerapkan konsep pengembangan sistem berorientasi objek
dalam aktivitas analisis sistem, dalam hal ini menggunakan pendekatan unified approach
(UA)
Analisis Perangkat Lunak Aplikasi Sistem Informasi PADATI Melalui Dinas Pendidikan Kab.
Garut ini menggunakan beberapa pemodelan grafis dengan standar Unified Modelling
Language yaitu Activity Diagram, Use Case Diagram, Sequence Diagram, dan Class
Diagram untuk memahami proses kerja dari sistem. Computer Aided Software
Engineering yang digunakan dalam kegiatan analisis ini adalah Rational Rose 2000.
Berdasarkan hasil analisis terhadap sistem yang telah berjalan di Dinas Pendidikan Kab.
Garut, Sistem Informasi PADATI pada dasarnya dapat memenuhi kebutuhan user karena
sistem tersebut menyediakan informasi yang akurat dan berguna seperti data tentang
keadaan Sekolah, Guru, jumlah siswa dan lainnya serta untuk mempermudah dalam
melakukan penyaluran dana bantuan operasional sekolah berdasarkan data yang telah
ada.
Kata Kunci : Sistem Informasi, PADATI, Metode Berorientasi Objek,Unified Approach .
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. Shalawat
serta salam tak lupa penulis curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek
pada program Strata-1 di Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut
(STTG). Adapun judul dari Kerja Praktek ini adalah : “Analisis Sistem Informasi Pangkalan
Data dan Informasi Tingkat SMP/MTs Di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Menggunakan
Metode Berorientasi Objek Dengan Unified Approach”.
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis banyak sekali mendapatkan
bantuan, dorongan, bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu rasa
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang
terhormat :
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta keluarga, Kakakku Dea Angga Rustiana., AM.d
yang telah memberikan nasihat dan berbagi pengalamannya dengan penulis serta
orang-orang terdekat yang telah memberikan do’a dan dorongan baik secara moril,
materil maupun spiritual selama penyusunan Laporan Kerja Praktek ini.
2. Bapak H. Eko Retnadi., Drs., M.kom., selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
Laporan Kerja Praktek ini
3. Ibu Dini Destiani SF, Dra., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika.
4. Bapak Asep Deddy, Ir., M.Kom., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Informatika dan
Koordinator Kerja Praktek
5. Bapak Nurhaedi., SH. selaku pembimbing lapangan di Dinas Pendidikan Kabupaten
Garut.
6. Rekan-rekan MAPALA STTG khususnya Deden Rizal N. dan para senior yang telah
menyelesaikan studinya. Suatu kehormatan bisa mengenal dan berjuang bersama
kalian.
7. Taufik Kurniawan a.k.a Ekek sebagai partner dalam melakukan observasi lapangan
yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.
8. Sahabat dan rekan-rekan Teknik Informatika Angkatan 2006 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
9. Seluruh staf dosen dan civitas akademika di Sekolah Tinggi Teknologi Garut.
10. Especially for initial “N”. “I Love You Soo Much, I Wish You Could Be My True Light ”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa yang akan datang selalu penulis nantikan. Akhirnya penulis berharap semoga
Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Garut, Februari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman :
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 16
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 16
1.4 Batasan Masalah .................................................................................... 17
1.5 Metodologi Penelitian ........................................................................... 17
1.5.1 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 17
1.5.2 Metode Analisis ............................................................................ 18
1.6 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 19
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................ 19
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ............................................................. 21
2.1.1 Definisi Sistem .............................................................................. 21
2.1.2 Karakteristik Sistem ...................................................................... 22
2.1.3 Definisi Informasi .......................................................................... 24
2.1.4 Siklus Informasi ............................................................................. 26
2.1.5 Kualitas Informasi ......................................................................... 27
2.1.6 Definisi Sistem Informasi .............................................................. 28
2.1.7 Komponen Sistem Informasi ......................................................... 29
2.2 Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi ......................................... 29
2.2.1 Definisi Manajemen ...................................................................... 29
2.2.2 Tingkat Manajemen ...................................................................... 30
Halaman :
2.2.3 Definisi Manajemen Sistem Informasi .......................................... 31
2.2.4 Ruang Lingkup Pekerjaan Manajemen Sistem Informasi .............. 32
2.3 Konsep Dasar Data ................................................................................ 33
2.3.1 Definisi Data .................................................................................. 33
2.3.2 Jenis Data ...................................................................................... 34
2.3.3 Sumber Data ................................................................................. 34
2.4 Hubungan Informasi Dengan Manajemen ............................................ 36
2.5 Analisis Sistem Informasi ....................................................................... 37
2.6 Konsep Dasar Teknologi Berorientasi Objek ......................................... 37
2.7 Unified Modelling Language (UML) ...................................................... 42
2.7.1 Sejarah UML ................................................................................. 42
2.7.2 Pengertian UML ........................................................................... 42
2.7.3 View Dalam UML .......................................................................... 42
2.7.4 Diagram UML ............................................................................... 45
2.7.4.1 Class Diagram .................................................................... 45
2.7.4.2 Use Case Diagram ............................................................. 48
2.7.4.3 Sequence Diagram ............................................................ 49
2.7.4.4 Activity Diagram ................................................................ 50
2.8 Metode Analisis Menggunakan Unified Approach (UA) ......................... 51
2.9 Case Tools Menggunakan Rational Rose 2000 ...................................... 53
2.9.1 Requierent Systems ....................................................................... 56
2.9.2 Lingkungan Kerja ........................................................................... 56
2.9.2.1 Jendela Use case view ....................................................... 57
2.9.2.2 Jendela Logical view .......................................................... 58
2.9.2.3 Jendela Component view .................................................. 58
2.9.2.4 Jendela Deployment view .................................................. 59
2.9.2.5 Jendela Model Properties ................................................... 60
2.9.2.6 Jendela Log ........................................................................ 61
Halaman :
BAB III ANALISIS SISTEM
3.1 Data Umum Dinas Pendidikan Kab. Garut ............................................. 62
3.1.1 Kondisi Objektif Dinas Pendidikan Kab. Garut .............................. 62
3.1.2 Visi Dinas Pendidikan Kab. Garut 2010 – 2014 .............................. 62
3.1.3 Misi Dinas Pendidikan Kab. Garut ................................................. 62
3.1.4 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kab. Garut ......................... 63
3.1.5 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendidikan Kab. Garut.................. 63
3.2 Batasan Sistem Secara Fungsional ......................................................... 72
3.2.1 Fungsi Substantif ........................................................................... 72
3.2.2 Fungsi Fasilitatif ............................................................................ 73
3.2.3 Komponen-komponen Pendukung Sistem .................................... 73
3.2.3.1 Hardware ........................................................................... 73
3.2.3.2 Software............................................................................. 74
3.2.3.3 Kebijakan Organisasi .......................................................... 74
3.2.3.4 User.................................................................................... 75
3.3 Analisis Sistem ...................................................................................... 75
3.3.1 Identifikasi Aktor ........................................................................... 76
3.3.2 Pengembangan Activity Diagram .................................................. 78
3.3.2.1 Activity Diagram untuk Proses Login ................................. 79
3.3.2.2 Activity Diagram untuk Proses Input Pengolahan Data
Individual ........................................................................ 80
........................................................................................
3.3.2.3 Use Case Transaksi Pembayaran ......................... 66
3.3.2.3 Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data
Rangkuman Sekolah ....................................................... 80
3.3.2.4 Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Daftar
Wilayah ........................................................................... 81
3.3.2.5 Activity Diagram untuk Proses Pembuatan dan Pencetakan
Laporan ........................................................................... 81
3.3.3 Pengembangan Use Case .............................................................. 82
3.3.3.1 Use Case Login ................................................................... 83
Halaman :
3.3.3.2 Use Case Input Pengolahan Data Individual ....................... 84
3.3.3.3 Use Case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah ............... 85
3.3.3.4 Use Case Pegolahan Data Wilayah ..................................... 87
3.3.3.5 Use Case Pembuatan dan Pencetakan Laporan ................. 88
3.3.4 Pengembangan Interaction Diagram ............................................ 89
3.3.4.1 Sequence Diagram Untuk Proses Login .............................. 90
3.3.4.2 Sequence Diagram Pengolahan Data Individual ................. 90
3.3.4.3 Sequence Diagram Pengolahan Data Rangkuman Sekolah 91
3.3.4.4 Sequence Diagram Pengolahan Data Wilayah ................... 92
3.3.4.5 Sequence Diagram Pembuatan dan Pencetakan Laporan .. 92
3.3.5 Klasifikasi Menggunakan Class ..................................................... 93
3.3.5.1 Identifikasi Classes ............................................................ 94
3.3.5.2 Identifikasi Relationship .................................................... 98
3.3.5.3 Identifikasi Attributes........................................................ 98
3.3.5.4 Identifikasi
Methods 100
3.3.5.5 Iterate dan
Refine 102
3.3.6 Pemeriksaan (Refine dan
Iterate) 102
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 103
4.2 Saran ................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman :
Gambar 1.1 Tahap Analisis UA ....................................................................................... 18
Gambar 2.1 Elemen-elemen Sistem ............................................................................. 22
Gambar 2.2 Karakteristik Suatu Sistem ........................................................................ 24
Gambar 2.3. Siklus Informasi ......................................................................................... 26
Gambar 2.4 Pilar Kualitas Informasi ............................................................................. 27
Gambar 2.5 Tingkat Manajemen .................................................................................. 31
Gambar 2.6 Pengelompokan Data ................................................................................ 35
Gambar 2.7 Simbol Aktor ............................................................................................. 38
Gambar 2.8 Contoh Kelas serta Objek .......................................................................... 39
Gambar 2.9 Contoh Kelas dan Atribut-atributnya ........................................................ 39
Gambar 2.10 Contoh Kelas dan Operasi-operasinya ...................................................... 40
Gambar 2.11 Contoh Simbol Paket ................................................................................ 41
Gambar 2.12 View dalam UML....................................................................................... 43
Gambar 2.13 Klasifikasi Jenis Diagram UML .............................................................. .... 45
Gambar 2.14 Contoh Class Diagram .............................................................. .... 46
Gambar 2.15 Contoh Generalisasi ............................................................................. .... 47
Gambar 2.16 Contoh Aggregasi...................................................................................... 47
Gambar 2.17 Contoh Asosiasi......................................................................... .... 48
Gambar 2.18 Contoh Use Case ....................................................................................... 48
Gambar 2.19 Contoh Kondisi Uses ................................................................................. 49
Gambar 2.20 Contoh Kondisi Extends ........................................................................... 49
Gambar 2.21 Contoh Sequence Diagram ....................................................................... 50
Gambar 2.22 Contoh Activity Diagram ........................................................................... 51
Gambar 2.23 Tahap Analisis Unified Approach (UA) ...................................................... 52
Gambar 2.24 Contoh Tampilan Awal Rational Rose...................................... .... 54
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kab. Garut ..................................... 63
Halaman :
Gambar 3.2 Tahap Analisis Unified Approach (UA) ................................... .... 75
Gambar 3.3 Activity Diagram untuk Sistem Informasi PADATI ..................................... 78
Gambar 3.4 Activity Diagram untuk proses Login ........................................................ 79
Gambar 3.5 Activity Diagram untuk proses Input Pengolaha Data Individual .............. 80
Gambar 3.6 Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Rangkuman
Sekolah………………………………………………………… 80
Gambar 3.7 Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Daftar Wilayah .............. 81
Gambar 3.8 Activity Diagram untuk Proses Pembuatan dan Pencetakan
Laporan .................................................................................................... 82
Gambar 3.9 Use Case Diagram untuk Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi 82
Gambar 3.10 Sequence diagram untuk proses Login ..................................................... 90
Gambar 3.11 Sequence diagram untuk Input Pengolahan Data Individual .................... 91
Gambar 3.12 Sequence diagram untuk Pengolahan Data Rangkuman Sekolah ............. 91
Gambar 3.13 Sequence diagram untuk Pengolahan Data Wilayah ................................ 92
Gambar 3.14 Sequence diagram untuk Pembuatan dan Pencetakan Laporan .............. 93
DAFTAR TABEL
Halaman :
Tabel 1.1 Daftar SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Garut ..................................... 2
Tabel 1.2 Daftar MTs Negeri dan Swasta di Kabupaten Garut ................................... 7
Tabel 1.3 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid sekolah menengah pertama (SMP) di
Kab. Garut tahun 2007 ................................................................................ 12
Tabel 1.4 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid madrasah tsanawiah (MTS) di Kab.
Garut tahun 2007 ........................................................................................ 13
Tabel 3.1 Identifikasi Aktor beserta Aktifitasnya ........................................................ 76
Tabel 3.2 Skenario untuk use case Petugas Login....................................................... 83
Tabel 3.3 Skenario untuk use case Input Pengolahan Data Individual Sekolah .......... 84
Tabel 3.4 Skenario untuk use case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah ................ 85
Tabel 3.5 Skenario untuk use case Pengolahan Data Wilayah .................................... 87
Tabel 3.6 Skenario untuk use case Pembuatan dan Pencetakan Laporan .................. 88
Tabel 3.7 Relationships antar kelas ............................................................................ 98
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebutuhan masyarakat akan informasi yang begitu tinggi serta kemajuan
yang begitu pesat dari perkembangan teknologi informasi, telah mempengaruhi
terhadap aktifitas manusia untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
Perkembangan teknologi ini mampu mendobrak batas ruang dan waktu, artinya
informasi bisa didapat oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, sehingga
perubahan informasi dapat berlangsung dengan sangat pesat
Perkembangan teknologi dibidang informasi ini telah memasuki berbagai
bidang, sehingga banyak instansi pemerintah berusaha meningkatkan dan
mengefisienkan pekerjaannya dengan menggunakan aplikasi dari teknologi
informasi tersebut. Salah satunya adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.
“Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”, (Jogiyanto, 2005).
Peranan SI (Sistem Informasi) pada suatu organisasi salah satunya adalah
sebagai alat bantu untuk mengintegrasikan data dan untuk meningkatkan kualitas
informasi. Selain itu juga dengan adanya perkembangan sistem informasi
memungkinkan pada suatu organisasi, sistem pengorganisasian data
memungkinkan terbebas dari redudansi data.
Dinas Pendidikan Kabupaten Garut merupakan salah satu perangkat
pemerintah Kabupaten Garut yang memiliki tugas pokok dalam melaksanakan
urusan rumah tangga daerah dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah
pusat atau pemerintah provinsi Jawa barat di bidang pendidikan. Dalam aktivitas
bisnisnya Dinas Pendidikan Kabupaten Garut sudah menerapkan kecanggihan dari
teknologi informasi yang sudah berbasiskan komputer baik berupa sistem informasi
secara online maupun offline. Dengan adanya teknologi ini, kinerja di Dinas
1
Pendidikan Kabupaten Garut meningkat yang ditunjukan oleh pelayanan informasi
dan transaksi terhadap masyarakat yang lebih baik.
Salah satu tugas Dinas Pendidikan Kab. Garut adalah membuat laporan
statistik SMP/MTS yang berada di daerah Kab. Garut seperti mengolah data
sekolah, data kelas, data guru dan data murid. Berikut adalah tabel nama sekolah
tingkat SMP/ MTS negeri maupun swasta di Kab. Garut:
Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Garut
No Nama Sekolah Status
1 SMP Negeri 1 Banjarwangi Negeri
2 SMP Negeri 2 Banjarwangi Negeri
3 SMP Negeri 1 Banyuresmi Negeri
4 SMP Negeri 2 Banyuresmi Negeri
5 SMP Negeri 3 Banyuresmi Negeri
6 SMP Negeri 1 Bayongbong Negeri
7 SMP Negeri 2 Bayongbong Negeri
8 SMP Negeri 3 Bayongbong Negeri
9 SMP Negeri 1 Bungbulang Negeri
10 SMP Negeri 2 Bungbulang Negeri
11 SMP Negeri 1 Caringin Negeri
12 SMP Negeri 1 Cibalong Negeri
13 SMP Negeri 2 Cibalong Negeri
14 SMP Negeri 1 Cibatu Negeri
15 SMP Negeri 1 Kersamanah Negeri
16 SMP Negeri 2 Kersamanah Negeri
17 SMP Negeri 1 Cibiuk Negeri
18 SMP Negeri 2 Cibiuk Negeri
19 SMP Negeri 1 Cikajang Negeri
20 SMP Negeri 2 Cikajang Negeri
21 SMP Negeri 1 Cikelet Negeri
22 SMP Negeri 2 Cikelet Negeri
23 SMP Negeri 1 Cilawu Negeri
24 SMP Negeri 2 Cilawu Negeri
25 SMP Negeri 3 Cilawu Negeri
26 SMP Negeri 1 Cisewu Negeri
27 SMP Negeri 2 Cisewu Negeri
28 SMP Negeri 1 Cisompet Negeri
29 SMP Negeri 1 Cisurupan Negeri
Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut
30 SMP Negeri 2 Cisurupan Negeri
31 SMP Negeri 3 Cisurupan Negeri
32 SMP Negeri 1 Garut Negeri
33 SMP Negeri 2 Garut Negeri
34 SMP Negeri 3 Garut Negeri
35 SMP Negeri 4 Garut Negeri
36 SMP Negeri 5 Garut Negeri
37 SMP Negeri 6 Garut Negeri
38 SMP Negeri 1 Kadungora Negeri
39 SMP Negeri 2 Kadungora Negeri
40 SMP Negeri 1 Karangpawitan Negeri
41 SMP Negeri 2 Karangpawitan Negeri
42 SMP Negeri 1 Leles Negeri
43 SMP Negeri 2 Leles Negeri
44 SMP Negeri 1 Leuwigoong Negeri
45 SMP Negeri 2 Leuwigoong Negeri
46 SMP Negeri 1 Bl Limbangan Negeri
47 SMP Negeri 2 Bl Limbangan Negeri
48 SMP Negeri 3 Bl Limbangan Negeri
49 SMP Negeri 1 Malangbong Negeri
50 SMP Negeri 2 Malangbong Negeri
51 SMP Negeri 3 Malangbong Negeri
52 SMP Negeri 1 Mekarmukti Negeri
53 SMP Negeri 1 Pakenjeng Negeri
54 SMP Negeri 2 Pakenjeng Negeri
55 SMP Negeri 3 Pakenjeng Negeri
56 SMP Negeri 1 Pameungpeuk Negeri
57 SMP Negeri 1 Pamulihan Negeri
58 SMP Negeri 1 Peundey Negeri
59 SMP Negeri 1 Samarang Negeri
60 SMP Negeri 1 Pasirwangi Negeri
61 SMP Negeri 1 Selaawi Negeri
62 SMP Negeri 2 Selaawi Negeri
63 SMP Negeri 1 Singajaya Negeri
64 SMP Negeri 1 Cihurip Negeri
65 SMP Negeri 1 Sukawening Negeri
66 SMP Negeri 1 Karangtengah Negeri
Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut
67 SMP Negeri 1 Talegong Negeri
68 SMP Negeri 2 Talegong Negeri
69 SMP Negeri 3 Tarogong Kidul Negeri
70 SMP Negeri 1 Tarogong Kidul Negeri
71 SMP Negeri 2 Tarogong Kidul Negeri
72 SMP Negeri 4 Tarogong Kidul Negeri
73 SMP Negeri 5 Tarogong Kidul Negeri
74 SMP Negeri 1 Wanaraja Negeri
75 SMP Negeri 1 Pangatikan Negeri
76 SMP Negeri 1 Sucinaraja Negeri
77 SMP Negeri 1 Tarogong Kaler Negeri
78 SMPN 7 Garut Negeri
79 SMPN 2 Pasirwangi Negeri
80 SMPN 3 Leles Negeri
81 SMPN 1 Cigedug Negeri
82 SMPN 3 Cikajang Negeri
83 SMPN 3 Banjarwangi Negeri
84 SMPN 3 Cibalong Negeri
85 SMPN 3 Bungbulang Negeri
86 SMPN 4 Bungbulang Negeri
87 SMPN 2 Pamulihan Negeri
88 SMPN 4 Pakenjeng Negeri
89 SMPN 5 Pakenjeng Negeri
90 SMPN 1 Sukaresmi Negeri
91 SLTP YPI Sukawening Swasta
92 SLTP Yos Sudarso Garut Swasta
93 SLTP Tunas Harapan Cibatu Swasta
94 SLTP YAKHA Banyuresmi Swasta
95 SLTP YASPRI Sukawening Swasta
96 SLTP Setya Bhakti Cilawu Swasta
97 SLTP Qurato Ayun Samarang Swasta
98 SLTP Plus Al Kohar Tarogong Swasta
99 SLTP Plus Hikmah Garut Swasta
100 SLTP PGRI Sukasono Sukawening Swasta
101 SLTP PGRI Tarogong Swasta
102 SLTP PGRI Wanaraja Swasta
103 SLTP PGRI Selaawi Swasta
104 SLTP PGRI Sindangsuka Cibatu Swasta
Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut
105 SLTP PGRI Pameungpeuk Swasta
106 SLTP PGRI Sindangsuka Cibatu Swasta
107 SLTP PGRI Limbangan Swasta
108 SLTP PGRI Malangbong Swasta
109 SLTP PGRI Karang Pawitan Swasta
110 SLTP PGRI Kurnia Cibatu Swasta
111 SLTP PGRI Kadungora Swasta
112 SLTP PGRI Cisewu Swasta
113 SLTP PGRI Garut Swasta
114 SLTP PGRI Cikajang Swasta
115 SLTP PGRI Cibatu Swasta
116 SLTP PGRI Caringin Swasta
117 SLTP PGRI Bungbulang Swasta
118 SLTP Persada Swasta
119 SLTP PGRI 23 Wanaraja Swasta
120 SLTP Pasundan Leles Swasta
121 SLTP Pasundan Cilawu Swasta
122 SLTP Pasundan 3 Garut Swasta
123 SLTP Pasundan 2 Garut Swasta
124 SLTP Nurul Mutaqin Cisurupan Swasta
125 SLTP Pasundan 1 Garut Swasta
126 SLTP Muslimin Samarang Swasta
127 SLTP Muslimin Banyuresmi Swasta
128 SLTP Muhammadiyah Talegong Swasta
129 SLTP Muhammadiyah Tarogong Swasta
130 SLTP Muhammadiyah Pameungpeuk Swasta
131 SLTP Muhammadiyah Karangpawitan Swasta
132 SLTP Muhammadiyah Caringin Swasta
133 SLTP Muhammadiyah Cilawu Swasta
134 SLTP Muhammadiyah Garut Swasta
135 SLTP Muhammadiyah 3 Kadungora Swasta
136 SLTP Muhammadiyah 1 Kadungora Swasta
137 SLTP Muhammadiyah 2 Kadungora Swasta
138 SLTP Mirameranti Swasta
139 SLTP Karyamuda Banyuresmi Swasta
140 SLTP Margalaksana Bungbulang Swasta
141 SLTP Islam Cikuya Bungbulang Swasta
142 SLTP Islam Siliwangi Leles Swasta
Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut
143 SLTP Islam Asy Syarif Karangtengah Swasta
144 SLTP Gilang Kencana Garut Swasta
145 SLTP Darusalam Tarogong Swasta
146 SLTP Daya Susila Garut Swasta
147 SLTP Fauzaniyah Cisurupan Swasta
148 SLTP Darul Mukminin Cibatu Swasta
149 SLTP Ciledug 1 Tarogong Swasta
150 SLTP Baitul Hikmah Tarogong Swasta
151 SLTP Assidiqiyah karangpawitan Swasta
152 SLTP Asy Syarifiah Tarogong Swasta
153 SLTP Al ILYAS Malangbong Swasta
154 SLTP Al Khoeriyah Cibatu Swasta
155 SLTP Al Hikmah Tarogong Swasta
156 SLTP Al Fatah Limbangan Swasta
157 SMP Atturmudziyah Garut Swasta
158 SMP Pemuda Swasta
159 SMP Abdurahman Swasta
160 SMP Ma'arif Talegong Swasta
161 SMPT Baitul Hikmah Pasirwangi Swasta
162 SMP Al-Halim Tarogong Kaler Swasta
163 SMP Al-Ghifari Banyuresmi Swasta
164 SMP Pasundan Cilawu Swasta
165 SMP Plus Muh. Tarogong Swasta
166 SMP Nurul Huda Swasta
167 SMP Plus Al-Amin Swasta
168 SMP Yapisa Selaawi Swasta
169 SMP Yaspri Maripari Swasta
170 SMP Islam Darul Mu'minin Cibatu Swasta
171 SMP Islam As-Syarif Karangteng Swasta
172 SMP Islam Al-Khoeriyah Cibatu Swasta
173 SMP Darul Aitam Cibatu Swasta
174 SMP Al-Madinah Cibatu Swasta
175 SMP Plus Al-Ilyas Malangbong Swasta
176 SMP IT Siliwangi Leles Swasta
177 SMP PGRI Bungbulang Swasta
178 SMP IT Al-Qudsiyah Swasta
179 SMP Fauzaniyah Sukaresmi Swasta
180 SMP Islam Margalaksana Swasta
Lanjutan Tabel 1.1 SMP Negeri dan Swasta di Kab. Garut
181 SMP Cihikeu Bungbulang Swasta
182 SMP Ma'arif Cikelet Swasta
183 SMP PGRI Mekarmukti Swasta
184 SMP Plus Indralayang Caringin Swasta
185 SMP PGRI Mekarmukti Swasta
186 SMP Plus Indralayang Caringin Swasta
187 SMP PGRI Mekarmukti Swasta
188 SMP Plus Indralayang Caringin Swasta
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, 2008.
Adapun nama MTS negeri dan swasta yang berada di Kab. Garut seperti
yang di tunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kabupaten Garut
No Nama Sekolah Status
1 MTs Negeri Tarogong Kidul Negeri
2 MTs Negeri 1 Cibatu Negeri
3 MTs Negeri 2 Cibatu Negeri
4 MTs Negeri Kersamanah Negeri
5 MTs Negeri Bungbulang Negeri
6 MTs Negeri Cisewu Negeri
7 MTs Negeri Garut (Tarogong Kidul) Negeri
8 MTs Al Baqiyatussholihat Swasta
9 MTs Al Falah Swasta
10 MTs Al Hanafi Swasta
11 MTs Assalam Swasta
12 MTs Darul Asiqin Swasta
13 MTs Ma arif Swasta
14 MTs Persis Lempong Swasta
15 MTs Al Jumhuriyah Swasta
16 MTs Al Mukhtariyah Swasta
17 MTs Al Musthofa Swasta
18 MTs At Tarbiyah Swasta
19 MTs Babussalam Swasta
20 MTs Hidayatul Faizin Swasta
21 MTs Miftahul Anwar Swasta
22 MTs Muhammadiyah Bayongbong Swasta
23 MTs Al Furqon Swasta
Lanjutan Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kab. Garut
24 MTs Al Hidayah Swasta
25 MTs Al Hidayah Guppi Swasta
26 MTs Al Hidayah Simpen Swasta
27 MTs Ciwangi Swasta
28 MTs Guppi Swasta
29 MTs Muhammadiyah Leuwigoong Swasta
30 MTs Pulo Sari Swasta
31 MTs Sunan Cipancar Swasta
32 MTs YPI Ciwangi Swasta
33 MTs YPI Pulosari Blimbangan Swasta
34 MTs Bungbalong Swasta
35 MTs Bungbulang Swasta
36 MTs Miftahul Islamiyah Swasta
37 MTs Caringin Swasta
38 MTs Al Fajar 2 Swasta
39 MTs Al Manar Swasta
40 MTs Al Hidayah Karoya Swasta
41 MTs Al Hikmah Swasta
42 MTs Kurnia Swasta
43 MTs Tamiratul Ummah Swasta
44 MTs Al Hamidiyah Swasta
45 MTs Al Jafariyah Swasta
46 MTs Muhammadiyah Cibiuk Swasta
47 MTs Al Hidayah Swasta
48 MTs Al Manar Swasta
49 MTs Cikajang Swasta
50 MTs Darul Fitri Swasta
51 MTs Persis Simpang Swasta
52 MTs Qonaah Swasta
53 MTS AL Mansyuriyah Swasta
54 MTs Al Falah Swasta
55 MTs Al Ittihad Swasta
56 MTs Bahrul Ulum Swasta
57 MTs Al Washilah Munjul Swasta
58 MTs Arrohimah Swasta
59 MTs Darul Arqom Swasta
60 MTs Darunnajah Swasta
61 MTs Darussalam Swasta
Lanjutan Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kab. Garut
62 MTs Al Khoiriyah Swasta
63 MTs Al Fajar Swasta
64 MTs Muhammadiyah Darul Arqam Swasta
65 MTs Muhammadiyah Depok Swasta
66 MTs Al Ikhlas Swasta
67 MTs At Taqwa Swasta
68 MTs Darul Falah Swasta
69 MTs Darul Huda Swasta
70 MTs Nurul Huda Swasta
71 MTs Nurul Huda Cibojong Swasta
72 MTs Persis Swasta
73 MTs Tsanawiyah Swasta
74 MTs Bentar Swasta
75 MTs Cokroaminoto Swasta
76 MTs Koropeak Swasta
77 MTs Muallimat Muhammadiyah Swasta
78 MTs Panagan Swasta
79 MTs Persis Swasta
80 MTs Al-Falah Kadungora Swasta
81 MTs Cipari Swasta
82 MTs Darul Muta alimin Swasta
83 MTs Ma arif Swasta
84 MTs Ma arif Cilageni Swasta
85 MTs Muhammadiyah Cisaat Swasta
86 MTs Muhammadiyah Cihuni Swasta
87 MTs Al Irsyad Swasta
88 MTs Al-Rohmah Swasta
89 MTs Ar Rafi Swasta
90 MTs Cokroaminoto Karang Pawitan Swasta
91 MTs Daarul Ulum Swasta
92 MTs Darul Ulum Swasta
93 MTs Muhammadiyah Bojot Swasta
94 MTs Persis Karangpawitan Swasta
95 MTs Galmasi Swasta
96 MTs Karya Pembangunan Swasta
97 MTs Kersamanah Swasta
98 MTs Sukamaju Swasta
99 MTs YPI Sukamerang Swasta
Lanjutan Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kab. Garut
100 MTs Darul Fitri Swasta
101 MTs Al Furqon Swasta
102 MTs Al Yusufiyyah Swasta
103 MTs Bakti Muslimin Swasta
104 MTs Muhammadiyah Bojong Swasta
105 MTs Salafiah Swasta
106 MTs Al Munawarah Swasta
107 MTs Al Munawaroh Swasta
108 MTs An Nur I Swasta
109 MTs An Nur Ii Swasta
110 MTs An Nur Iii Swasta
111 MTs Ma arif I Malangbong Swasta
112 MTs Ma arif II Malangbong Swasta
113 MTs Yasmu Swasta
114 MTs YPI Al Ulfah Swasta
115 MTs Al Ansoriah Swasta
116 MTs Al-Ashdariyah / Apgi Swasta
117 MTs Miftahul Ulum Swasta
118 MTs Al Amin Swasta
119 MTs Al Manar Muhammadiyah Swasta
120 MTs Arrahim Pameungpeuk Swasta
121 MTs Mardiyah Swasta
122 MTs Nurul Hakim Swasta
123 MTs Persis Pameungpeuk Swasta
124 MTs Pui Mardliyah Swasta
125 MTs Muhammadiyah Cihuni Swasta
126 MTs Persis Sukarendah Swasta
127 MTs Persis Wanaraja Swasta
128 MTs Ponpes Cipari Swasta
129 MTs Al Mu min Swasta
130 MTs Persis Swasta
131 MTs Roudlotuth Thowalib Swasta
132 MTS AL Mansyuriyah Swasta
133 MTs As Salam Swasta
134 MTs Ma arif Toblong Swasta
135 MTs Miftahul Huda Swasta
136 MTs Daruttholibin Swasta
137 MTs Nurul Falah Swasta
Lanjutan Tabel 1.2 MTs Negeri dan Swasta di Kab. Garut
138 MTs Al Hidayah Swasta
139 MTs Miftahul Falah Swasta
140 MTs Muhammadiyah Bobos Swasta
141 MTs Putra Jawa Swasta
142 MTs Al Furqon Swasta
143 MTs Al Muawanah Swasta
144 MTs At Taqwa Swasta
145 MTs Nurul Hidayah Swasta
146 MTs Al Misbah Swasta
147 MTs Al Qomariah Walahir Swasta
148 MTs Attaawwun Swasta
149 MTs Al Fatwa Swasta
150 MTs Al Hidayah / Pgi Swasta
151 MTs Cokroaminoto Swasta
152 MTs Ma arif Swasta
153 MTs Maripari Sukawening Swasta
154 MTs Al Hikmah Swasta
155 MTs Al Khoiriyah Swasta
156 MTs An Nashr Swasta
157 MTs Darut Tholibin Tarogong Swasta
158 MTs Mathlaul Ulum Swasta
159 MTs Satu Maret Swasta
160 MTs Al Falah Biru Swasta
161 MTs Al Musaddadiah Swasta
162 MTs At Taqwa Swasta
163 MTs Persis Swasta
164 MTs Darussalam Swasta
165 MTs Muhammadiyah Bayubud Swasta
166 MTs Muhammadiyah Bojot Swasta
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, 2008.
Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid sekolah menengah pertama (SMP)
di Kab. Garut ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 1.3 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid sekolah menengah pertama
(SMP) di Kab. Garut tahun 2007
No. Kecamatan Sekolah Kelas Guru Murid
1 Cisewu 3 45 73 1401
2 Caringin 2 21 52 797
3 Talegong 4 33 79 1207
4 Bungbulang 4 56 167 2180
5 Mekarmukti 2 20 50 727
6 Pamulihan 1 11 19 495
7 Pakenjeng 3 32 64 1203
8 Cikelet 2 21 41 769
9 Pameungpeuk 3 37 86 11131
10 Cibalong 3 35 50 1153
11 Cisompet 2 32 63 1199
12 Peundeuy 1 6 15 249
13 Singajaya 2 23 35 856
14 Cihurip 2 21 35 766
15 Cikajang 2 54 89 2235
16 Banjarwangi 2 37 72 1330
17 Cilawu 4 84 146 3359
18 Bayongbong 4 72 135 2904
19 Cigedug 1 17 29 702
20 Cisurupan 4 55 96 2110
21 Sukaresmi 1 5 12 201
22 Samarang 3 62 110 2404
23 Pasirwangi 2 31 52 1193
24 Tarogong Kidul 10 137 331 5563
25 Tarogong Kaler 4 47 117 1849
26 Garut Kota 13 210 498 8304
27 Karangpawitan 6 79 191 2254
28 Wanaraja 2 34 68 312
29 Sucinaraja 2 20 48 758
30 Pangatikan 1 26 65 980
31 Sukawening 2 36 73 1458
32 Karangtengah 2 19 39 664
33 Banyuresmi 7 78 153 3019
Lanjutan Tabel 1.3 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid sekolah
menengah pertama (SMP) di Kab. Garut tahun 2007
34 Leles 4 58 123 2479
35 Leuwigoong 2 37 72 1447
36 Cibatu 8 65 128 2419
37 Kersamanah 2 44 75 1731
38 Cibiuk 2 26 63 961
39 Kadungora 6 90 218 3777
40 Bl. Limbangan 6 85 155 3229
41 Selaawi 4 39 89 502
42 Malangbong 5 59 122 2281
Jumlah 145 1999 4198 84558
Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Garut, 2008.
Sedangkan untuk jumlah sekolah, kelas, guru dan murid madrasah
tsanawiah (MTS) di Kab. Garut ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 1.4 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid madrasah tsanawiah (MTS)
di Kab. Garut tahun 2007
No. Kecamatan Sekolah Kelas Guru Murid
1 Cisewu 3 25 103 937
2 Caringin 2 9 31 315
3 Talegong 3 15 60 492
4 Bungbulang 3 16 56 590
5 Mekarmukti 1 4 17 95
6 Pamulihan - - - -
7 Pakenjeng 3 17 64 822
8 Cikelet 4 13 53 582
9 Pameungpeuk 8 35 146 1137
10 Cibalong 2 5 29 102
11 Cisompet 3 8 47 334
12 Peundeuy 4 29 97 1436
13 Singajaya 3 14 66 729
14 Cihurip - - - -
15 Cikajang 6 37 110 1600
16 Banjarwangi 2 9 41 559
17 Cilawu 7 31 192 1189
18 Bayongbong 9 44 186 1846
19 Cigedug 1 3 13 112
Lanjutan Tabel 1.4 Jumlah sekolah, kelas, guru dan murid madrasah
tsanawiah (MTS) di Kab. Garut tahun 2007
20 Cisurupan 6 32 104 1145
21 Sukaresmi 3 14 50 607
22 Samarang 1 6 22 224
23 Pasirwangi 5 28 94 1478
24 Tarogong Kidul 6 62 214 2329
25 Tarogong Kaler 5 23 94 809
26 Garut Kota 4 17 77 502
27 Karangpawitan 7 35 160 1496
28 Wanaraja 3 17 53 926
29 Sucinaraja 2 8 34 287
30 Pangatikan 4 15 67 385
31 Sukawening 5 25 113 930
32 Karangtengah 1 5 20 241
33 Banyuresmi 8 33 118 1226
34 Leles 5 21 120 758
35 Leuwigoong 4 17 82 757
36 Cibatu 6 41 139 1665
37 Kersamanah 5 28 92 1037
38 Cibiuk 3 12 60 394
39 Kadungora 5 26 118 1114
40 Bl. Limbangan 9 36 156 1626
41 Selaawi 5 24 105 941
42 Malangbong 10 45 172 2199
Jumlah 176 884 3575 35953
Sumber: Departemen Agama Kab. Garut, 2008.
Melihat kenyataan tersebut di atas maka Dinas Pendidikan Kabupaten Garut
menggunakan sistem informasi untuk mengelola data sekolah, guru dan murid agar
informasi yang dihasilkan cepat, tepat dan akurat.
Salah satu sistem informasi yang terdapat di Dinas Pendidikan Kabupaten
Garut adalah sistem informasi Pangkalan Data dan Informasi Pendidikan atau
disingkat Padati yang sudah berbasis web. Padati merupakan serangkaian data dan
informasi pendidikan yang dikelola oleh depdiknas dengan menghimpun data-data
pendidikan dari setiap kabupaten/kota melalui laporan individu tiap-tiap sekolah
dan rangkuman kuesioner dari keadaan masing-masing sekolah di kab/kota.
Menurut Ramly: “Dalam alam globalisasi yang serba cepat ini, kabijakan-
kebijakan pembangunan pendidikan harus segera menyesuaikan diri dengan
tuntutan-tuntutan perubahan yang serba cepat pula. Dengan demikian, perilaku
tata kelola pemerintahan dalam pengambilan keputusan, perencanaan,
implementasi, dan penilaian kebijakan pendidikan memerlukan dukungan data dan
informasi yang akurat, tepat guna, dan tepat waktu. Untuk menjawab tantangan
inilah Pangkalan Data dan Informasi Pendidikan berbasis Web (PadatiWeb)
dikembangkan.”
Pengolahan PADATI meliputi data TK/RA/BA, SD/MI, SMP/MTS, serta
SMA/SMK/MA yang meliputi keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan kurikulum dan
laporan keuangan sekolah. Dengan adanya sistem informasi padati yang berada di
Dinas Pendidikan Kabupaten Garut tersebut diharapkan dapat mempermudah
pengolahan data setiap sekolah yang berada di Kabupaten Garut, meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kerja serta dapat mendukung dalam pengambilan
keputusan.
Untuk melakukan analisis sistem terdapat beberapa macam pendekatan,
diantaranya pendekatan konvensional dan pendekatan berorientasi objek.
Pendekatan konvensional terutama mengacu kepada strategi dekomposisi yang
berdasar algoritma atau fungsional. Pendekatan ini telah berkembang meliputi
seluruh tahap atau aktifitas proses rekayasa perangkat lunak dari mulai
pemrograman dengan iterasi perbaikan, pemrograman terstruktur, ditambah dengan
perancangan terstruktur kemudian analisis terstruktur dan sebagainya. Sedangkan
pendekatan berorientasi objek memusatkan pada rancangan pada objek dan antar
muka yang dihasilkan. Objek adalah entiti yang berisi data atau variabel dan tingkah
laku. Data atau variabel yang menggambarkan sifat atau keadaan objek dalam dunia
nyata (real world) didefiniskan sebagai attribute, sedangkan tingkah laku yang
menggambarkan aksi-aksi yang dimiliki objek didefinisikan sebagai method.
Metode analisis yang berorientasi objek diantaranya yaitu Unified Approach (UA)
dari Ali Bahrami (1999), sebuah metode pendekatan yang mempunyai cara sistematis
dalam mengerjakan proses analisis. Dengan tujuan untuk memahami inti permasalahan
dan tanggung jawab sistem dengan memahami pekerjaan apa yang dilakukan oleh sistem
melalui beberapa pemodelan. Hasil akhir yang ingin dicapai dari tahap ini adalah
menghasilkan kelas-kelas sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan penjelasan diatas, dalam kerja praktek ini penyusun
menggunakan pendekatan berorientasi objek untuk menganalisis sistem di Dinas
Pendidikan Kabupaten Garut dengan metodologi Unified Approach (UA) dari Ali
Bahrami (1999). Adapun judul yang diambil adalah “ANALISIS SISTEM
INFORMASI PANGKALAN DATA DAN INFORMASI TINGKAT
SMP/MTS DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT
MENGGUNAKAN METODE BERORIENTASI OBJEK DENGAN
UNIFIED APPROACH”.
1.2 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang akan diteliti dalam kerja praktek ini adalah :
a. Bagaimana dampak sistem informasi PADATI di Dinas Pendidikan
Kabupaten Garut pada kinerja instansi dalam bidang administrasi pendataan
sekolah.
b. Apakah sistem informasi PADATI di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut
telah mengakomodasi kebutuhan informasi data tiap sekolah di Kab. Garut
untuk memantau keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan kepala sekolah,
guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan kurikulum dan
laporan keuangan sekolah.
1.3 Tujuan Penelitian
Melalui kegiatan analisis tujuan difokuskan pada:
1. Mengetahui bagaimana peranan sistem yang sedang berjalan dalam
memenuhi kebutuhan informasi baik bagi pihak yang berhubungan
langsung ataupun yang tidak berhubungan langsung dengan sistem.
2. Menerapkan konsep pengembangan sistem berorientasi objek dalam
aktivitas analisis sistem, dalam hal ini menggunakan pendekatan unified
approach (UA).
1.4 Batasan Penelitian
Adapun batasan masalah dalam kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
a. Sistem Informasi yang diteliti adalah sistem informasi padati di Dinas
Pendidikan Kab. Garut dengan memfokuskan pada pendataan sekolah
tingkat SMP/MTs saja.
b. Menganalisis proses-proses yang terlibat dalam sistem informasi padati di
Dinas Pendidikan Kab. Garut.
c. Pemodelan yang digunakan adalah Unified Modelling Languge (UML).
d. Penggunaan metode analisis menggunakan Unified Approach (UA) dari Ali
Bahrami (1999) yang dibatasi pada tahap analisisnya saja.
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1 Metode Pengumpulan Data :
a. Wawancara
Melakukan tanya jawab secara langsung kepada pegawai Dinas Pendidikan
Kabupaten Garut.
b. Studi Kepustakaan
Mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku yang berkaitan
dengan masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup penelitian.
c. Studi Dokumentasi
Mempelajari beberapa dokumen, literatur, atau file-file yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan.
d. Observasi
Mengamati kinerja Dinas Pendidikan, mempelajari bagaimana proses
sistem informasi data yang sedang berjalan, sehingga peneliti bisa
mengetahui sejauh mana kelancaran kinerja yang ada dan dapat mengetahui
informasi-informasi apa saja yang dihasilkan dan informasi apa yang akan
diidentifikasi.
1.5.2 Metode Analisis:
Metode analisis yang akan digunakan yaitu pendekatan berorientasi objek
dengan Unified Approach (UA) dari Ali Bahrami (1999). UA adalah suatu
metodologi pengembangan sistem berbasis objek yang menggabungkan proses
dan metodologi yang telah ada sebelumnya dan menggunakan UML sebagai
standar pemodelannya. Proses dan tahapan yang ada dalam UA merupakan
proses-proses terbaik yang diambil dari metode objek yang telah diperkenalkan
oleh Booch, Rumbaugh, dan Jacobson. Tahap Analisis dalam UA ditujukan
untuk mengidentifikasi kelas-kelas yang terdapat dalam sistem.
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada metodologi UA dari Ali
Bahrami (1999) adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Tahap Analisis UA (Bahrami, 1999)
Keterangan:
Identifikasi Aktor
Tahap menganalisis aktor yang akan berinteraksi dengan sistem.
Pengembangan Diagram Use Case dan Diagram Aktifitas
Tahap yang menggambarkan alur kerja sistem dalam diagram aktifitas dan
menggambarkan interaksi antara user dengan sistem dalam diagram use
case
Pengembangan Diagram Interaksi
Diagram interaksi yang digunakan adalah sequence diagram, dalam
diagram ini digambarkan interaksi antar objek dalam sistem melalui pesan
yang dikirimkan dari objek yang satu ke objek yang lain.
Identifikasi Kelas-kelas, relasi, atribut dan method
Proses mengidentifikasi kelas, relasi, atribut dan method dalam sistem
berdasarkan proses sebelumnya.
Pemeriksaan terhadap tahap sebelumnya.
Pengembangan
Diagram Aktifitas
dan Use Case
Pengembang
an Diagram
Interaksi
Identifikasi
Kelas,
relasi,atribut &
Method
Pemeriksaan
Identifikasi Aktor
Proses pemeriksaan terhadap hasil akhir tahap analisis. Bila terdapat
kesalahan maka kembali ke tahap awal analisis bila hasilnya benar maka
tahap analisis selesai.
1.6 Kerangka Pemikiran
Agar penelitian dan pemecahan masalah lebih terarah maka, diperlukan suatu
kerangka pemikiran yang logis dan sistematis sebagai kerangka acuan dalam
melakukan pemecahan masalah dari hasil penelitian. Berikut adalah rencana
pemecahan masalah yang digambarkan di bawah ini.
1. Studi Pustaka yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku pengumpulan data
dengan cara mempelajari beberapa dokumen, literatur, atau file-file yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yang berkaitan dengan
masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup penelitian ini.
2. Analisis, yaitu proses pengumpulan data dan menganalisis sistem yang
berjalan dengan menggunakan Unified Approach.
3. Evaluasi, yaitu proses mengetahui sistem informasi objek kerja praktek
berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah kita miliki di perkuliahan.
4. Kesimpulan, yaitu menjelaskan tentang usulan hasil akhir dari kerja praktek
yang telah dilakukan.
Gambar 1.1 Flowchart Kerangka Pemikiran
1. 7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan Kerja Praktek ini terdiri dari empat bab, agar
lebih dipahami dari bab-bab tersebut, maka pada penulisan sistematika
pembahasan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan
penelitian, batasan penelitian, metodologi penelitian, kerangka
pemikiran, dan sistematika dari penulisan ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisikan teori yang akan digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan, diantaranya definisi dari sistem informasi, siklus
pengembangan dari suatu sistem, perancangan basis data, definisi
basis data, dan alat-alat analisis sistem informasi.
BAB III ANALISIS SISTEM
Pada bab ini memuat gambaran umum Dinas Pendidikan Kabupaten
Garut yang meliputi visi, misi, dan tujuan atas implementasi sistem
yang sedang berjalan. Menerangkan analisis terhadap sistem yaitu
mengenai identifikasi masalah, pemodelan dan analisis pada sistem
informasi padati melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan masalah
yang telah dilakukan sebelumnya, serta saran-saran yang mungkin
dapat berguna bagi pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.1.1 Definisi Sistem
Pengembangan Sistem ditentukan oleh pemahaman tentang konsep dasar
mengenai sistem juga disertai dengan pemahaman tentang teknik-teknik, konsep,
dan aturan dalam pengembangan sebuah sistem.
“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”, (Jogiyanto, 2005:1)
“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu”, (Jogiyanto, 2005:2)
Pengertian sistem yang pertama lebih menekankan pada prosedur,
sedangkan pengertian sistem yang kedua lebih menekankan pada komponen atau
elemennya. Tetapi kedua pengertian atau definisi dari sistem ini adalah benar dan
tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Karena pada
hakekatnya setiap komponen sistem, untuk dapat saling berinteraksi dan untuk
dapat mencapai tujuan tertentu harus melakukan sejumlah prosedur, metode, dan
cara kerja yang juga saling berinteraksi.
Suatu sistem dapat terdiri dari empat elemen subsistem, yang secara
bersama-sama membentuk satu kesatuan yang disebut sistem. Elemen-elemen
sistem tersebut (Amsyah, 2005) yaitu:
1. Masukan Kumpulan data transaksi ke kesebuah pengolahan data medium, contohnya
penyortiran data (surat keluar dan surat masuk).
2. Pengolahan untuk mengelola surat keluar dan surat masuk pengolahannya dilakukan
dengan cara manual, seperti mengelompokkan data (surat keluar dan surat masuk)
kedalam group berdasarkan ciri surat, no urut surat dan sebagainya. 21
3. Keluaran menampilkan hasil yang didapat dari kegiatan sebelumnya berupa informasi
yang dibutuhkan seperti menampilkan laporan (surat keluar dan surat masuk).
4. Umpan Balik/Kontrol terdiri dari usul perbaikan yang diberikan oleh unit pengawasan
mutu dari instansi yang bersangkutan.
Gambar 2.1 Elemen-elemen Sistem (Amsyah, 2005).
2.1.2 Karakteristik Sistem
Ada beberapa karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki oleh suatu
sistem yaitu adanya komponen-komponen sistem, batasan-batasan sistem,
lingkungan luar sistem, penghubung, masukan sistem, keluaran sistem, pengolahan
sistem dan sasaran atau tujuan sistem.
Suatu sistem mempunyai karakterisitik atau sifat-sifat tertentu (Jogiyanto,
2005), yaitu :
a. Komponen Sistem (component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling kerjasama membentuk satu kesatuan.
b. Batas Sistem (Boundary)
Merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem yang
lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Apapun diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Masukan Keluaran Pengolahan
Umpan Balik
Merupakan media penghubung antara sub sistem dengan sistem lainnya.
Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem
yang lainnya membentuk satu kesatuan.
e. Masukan Sistem (Input)
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) yaitu energi yang
dimasukkan supaya sistem dapat beroperasi, dan dapat berupa masukan
sinyal (signal input) yaitu energi yang diproses untuk mendapatkan
keluaran.
f. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat
merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
g. Pengolahan Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolah yang akan mengubah
masukan menjadi keluaran.
h. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari
sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan
keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila
mengenai sasaran atau tujuannya.
Sub
Siste
m
Sub
Siste
m
Lingkungan Luar
Interface
Boundary
Gambar 2.2 Karakteristik Suatu Sistem (Jogiyanto, 2005).
2.1.3 Definisi Informasi
Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai
dengan keperluan tertentu”, (Amsyah, 2005).
”Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”, (Jogiyanto, 2005).
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah
data yang setelah diolah atau diproses, menghasilkan informasi yang memiliki nilai
dan lebih bermanfaat bagi penggunanya.
Informasi merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki nilai
tambah. Berdasarkan pada bentuknya, informasi dapat dibedakan sebagai berikut,
(Jogiyanto, 2005):
1. Informasi Uraian
Informasi Uraian adalah informasi yang disajikan dalam bentuk uraian
cerita yang panjang atau singkat yang berisikan kalimat-kalimat yang
singkat dan jelas. Informasi ini bisa dalam bentuk laporan, notulen,
surat atau memo.
2. Informasi rekapitulasi
Informasi rekapitulasi adalah informasi ringkas dengan hasil akhir dari
suatu perhitungan (kalkulasi) atau gabungan perhitungan yang
berisikan angka-angka yang disajikan dalam bentuk kolom-kolom.
Contohnya neraca, kuitansi, rekening, daftar pembelian.
3. Informasi Gambar (Bagan)
Informasi Gambar (Bagan) adalah informasi yang di buat dalam bentuk
gambar atau bagan, misalnya gambar konstruksi dan bagan organisasi.
4. Informasi Model
Informasi Model adalah informasi dalam bentuk formulir dengan
model-model yang dapat memberikan nilai ramalan atau prediksi dan
nilai-nilai lain seperti nilai hasil pemecahan persoalan yang optimal
sebagai alternatif bagi pembuatan keputusan.
5. Informasi Statistik
Informasi statistik adalah informasi yang disajikan dalam bentuk angka
yang ditunjukkan dalam bentuk grafik atau tabel.
6. Informasi Formulir
Informasi formulir adalah informasi yang di buat dalam bentuk formulir
dengan format (kolom) isian yang sudah ditentukan dan yang
disesuaikan dengan keperluan kegiatan masing-masing.
7. Informasi Animasi
Informasi animasi adalah informasi dalam bentuk gambar animasi
dengan suara dan video. Informasi ini dapat juga disebut informasi
multimedia.
8. Informasi Simulasi
Informasi simulasi adalah informasi mengenai suatu kegiatan nyata
pada suatu situasi atau peralatan yang di buat dalam bentuk serupa
tetapi dengan ukuran kecil atau dengan layar komputer menjadi mirip
seperti ukuran sebenarnya. Misalnya simulasi untuk pendidikan pilot
pesawat terbang dengan perangkat lunak khusus.
2.1.4 Siklus Informasi
Data yang masih merupakan bahan mentah apabila tidak diolah maka data
tersebut tidak akan berguna. Data tersebut akan berguna dan menghasilkan suatu
informasi apabila diolah melalui suatu model. Model yang digunakan untuk
mengolah data tersebut disebut dengan model pengolahan data atau lebih dikenal
dengan nama siklus pengolahan data.
data-base
Proses
(Model)
Input
(Data)
Output
(Information)
Data
(ditangkap)Penerima
Hasil
Tindakan
Keputusan
Tindakan
Gambar 2.3 Siklus Informasi (Jogiyanto, 2005).
Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima
kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan
tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat
sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses
kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.
2.1.5 Kualitas Informasi
Kulitas dari informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu
informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeliness) dan relevan (relevance),
John Burch dan Gary Grudnitski menggambarkan kualitas dari informasi dengan
bentuk bangunan yang ditunjang oleh tiga buah pilar, seperti terlihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.4 Pilar Kualitas Informasi (Jogiyanto, 2005).
Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti infomrmasi harus jelas mencerminkan
maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke
penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat
merubah atau merusak informasi tersebut.
Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh
terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena
informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan
keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal.
Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk
pemakaiannya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya
berbeda.
2.1.6 Definisi Sistem Informasi
Dari beberapa definisi mengenai sistem dan informasi yang telah dijelaskan
diatas, maka Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”, (Jogiyanto, 2005).
Sistem informasi merupakan suatu sistem yang saling barkaitan dan
berintegrasi satu sama lain dan bertujuan untuk menyediakan informasi untuk
mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu
organisasi.
Kegiatan di Sistem Informasi mencakup (Jogiyanto, 2005):
1. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk diproses.
2. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data di proses untuk menghasilkan
suatu informasi yang bernilai tambah.
3. Output, suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas tersebut.
4. Penyimpanan, suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.
5. Kontrol, ialah suatu aktifitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2.1.7 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi memiliki komponen–komponen sebagai pendukungnya,
komponen–komponen tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Jogiyanto,
2005):
1. Blok Masukan yaitu input yang mewakili data yang masuk ke dalam sistem
informasi termasuk metode dan media untuk mendapatkan data yang akan
dimasukan yang berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model yaitu kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data untuk
menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok keluaran yaitu informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang
berguna untuk semua pemakai sistem dan manajemen.
4. Blok Teknologi yaitu alat yang digunakan untuk menerima input,
menyimpan dan mengakses data serta menghasilkan keluaran yang
diinginkan.
5. Blok Basis Data yaitu basis data yang digunakan dan disimpan untuk
keperluan penyediaan informasi lebih lanjut dimana berisi data-data yang
diorganisasikan sedemikian rupa agar informasi yang dihasilkan
berkualitas.
6. Blok kendali yaitu pengendalian pada perusahaan untuk mencegah hal-hal
yang dapat merusak sistem atau bila ada kesalahan-kesalahan dapat
langsung diatasi.
2.2 Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi
2.2.1 Definisi Manajemen
Secara operasional manajemen dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Manajemen adalah Proses mengkoordinasikan, mengintegrasikan,
menyederhanakan, dan mensinkronisasikan sumber daya manusia, material,
dan metode dengan mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, pengawasan, dan lain-lain agar
tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif”, (Amsyah, 2005).
Untuk mencapai tujuannya, organisasi memerlukan dukungan manajemen
dengan berbagai fungsinya yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi masing-
masing. Kegiatan fungsi-fungsi tersebut memerlukan data dan informasi, dan akan
menghasilkan data dan informasi pula. Beberapa fungsi manajemen pokok
(Amsyah, 2005) adalah:
a. Perencanaan
Berkaitan dengan penyusunan dan penjabaran tujuan serta menjabarkannya
dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan.
b. Pengorganisasian
Berkaitan dengan pengelompokan personel serta tugasnya untuk
menjalankan pekerjaan sesuai tugas dan misinya.
c. Pengaturan personel
Berkaitan dengan kegiatan bimbingan dan pengaturan kerja personel.
d. Pengarahan
Berkaitan dengan kegiatan melakukan intruksi tugas-tugas.
e. Pengawasan
Berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan sampai sejauh mana
kemajuan yang dicapai dan melakukan koreksi-koreksi.
2.2.2 Tingkat Manajemen
Pengolahan data dan informasi dilakukan sesuai dengan keperluan
manajemen sebagai proses kegiatan dan keperluan manajer sebagai pimpinan
manajemen. Maka dari itu, dalam organisasi terdapat tingkatan-tingkatan
manajemen sebagai ukuran tinggi rendahnya tingkat kelompok pimpinannya.
Karena organisasi terbagi dalam unit-unit kerja maka tingkatan tersebt merupakan
juga tingkat unit kerja. Tingkat tersebut umumnya terdiri dari (Amsyah, 2005):
1. Manajemen Lini Atas (Top Management)
Kegiatan manajemen lini puncak adalah memformulasikan perencanaan
dan strategi. Tingkat manajemen ini berorientasi pada masa depan
organisasi dan meninjau hasil kerja dan pencapaian tujuan organisasi secara
umum dan menyeluruh. Tugas-tugas pada tingkat ini terutama
mengkoordinasikan keseluruhan upaya organisasi dan hubungan dengan
organisasi lain dan masyarakat.
2. Manajemen Lini Tengah (Middle Management)
Manajemen lini tengah ini bertugas meninjau hasil dalam organisasi dan
dengan kegiatan-kegiatan pengawasan menggerakkan organisasi mencapai
sasaran. Manajemen pada lini ini lebih berorientasi pada masalah-masalah
pelatihan personel, pertimbangan terhadap personel, pengadaan peralatan
dan bahan, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah kritis
dalam mencapai keberhasilan kinerja.
3. Manajemen Lini Bawah (Lower Management)
Pada manajemen lini bawah terdapat jumlah manajer yang banyak sesuai
dengan bentuk piramida organisasi yang makin membesar ke bawah.
Tingkat ini disebut juga tingkat manajemen operasional. Tugas pentingnya
adalah mengawasi dan mengatur personel berketerampilan teknis atau
karyawan biasa.
Secara umum tugas dan pekerjaan ketiga tingkat manajemen tersebut dapat
digambarkan seperti berikut:
Gambar 2.5 Tingkat Manajemen, (Amsyah, 2005).
2.2.3 Definisi Manajemen Sistem Informasi
Manajemen Sistem Informasi (MSI) berasal dari kata Management of
Information System yang lazim disingkat MSI. Adapun definisi dari MSI adalah:
1
3
3
Manajemen Lini Atas
Manajemen Lini Tengah
Manajemen Lini Bawah
1
2
“MSI adalah mata kuliah yang mempelajari cara-cara mengelola pekerjaan
informasi dengan menggunakan pendekatan sistem yang berdasarkan pada
prinsip-prinsip manajemen”, (Amsyah, 2005).
Karena sistem informasi dikerjakan dengan menggunakan prinsip-prinsip
manajemen agar tujuan dapat tercapai secara efisien dan efektif maka disebut
Manajemen Sistem Informasi (MSI).
2.2.4 Ruang Lingkup Pekerjaan Manajemen Sistem Informasi
Pekerjaan MSI berkembang melalui empat proses sesuai dengan
perkembangan alat pengolah data yaitu zaman MSI (Amsyah, 2005):
1. Dikerjakan secara manual
2. Dikerjakan dengan alat mesin manual
3. Dikerjakan dengan alat mesin elektrik
4. Dikerjakan dengan elektrik (komputer)
Pekerjaan MSI dimulai dari pengumpulan data yang dibuat atau terjadi
karena adanya fakta. Fakta tersebut dicatat atau direkam pada komputer sehingga
menghasilkan fakta yang disebut data. Data atau fakta tertulis otentik (asli) harus
disimpan sebagai arsip (otentik) untuk keperluan pembuktian-pembuktian dan
“back-up” baik sebagai bukti administratif ataupun sebagai bukti hukum tertulis
bila terjadi kesalahan pada komputerisasi data bersangkutan untuk pengolahan
menjadi informasi dalam pekerjaan sistem informasi.
Pengolahan data menjadi informasi disebut juga sebagai proses
transformasi, atau manipulasi data menjadi informasi. Bentuk pengolahannya dapat
terdiri dari klasifikasi, sortir, kalkulasi, dan penyimpulan. Alat pengolahnya dapat
dikelompokkan menjadi alat pengolah manual, mesin manual, mesin elektrik, dan
komputer.
Hasil pengolahan data adalah informasi yang berbentuk laporan, model
deskriptif, dan bentuk statistik.
Informasi kemudian dianalisis sebagai bahan pengambilan keputusan.
Keputusan pada manajemen lini bawah umumya bersifat teknis, pada manajemen
lini tengah umumnya bersifat taktis, dan pada manajemen lini atas umumnya
bersifat strategis.
Keputusan kemudian dioperasionalkan ke dalam bentuk kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atau penilaian. Pada setiap kegiatan
tersebut dilakukan juga kegiatan pengawasan.
Kegiatan tersebut secara keseluruhan untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien dan efektif, terutama dalam menghadapi era globalisasi yang penuh
dengan persaingan, di mana setiap kegiatan memerlukan dukungan data dan
informasi.
2.3 Konsep Dasar Data
2.3.1 Definisi Data
“Data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau direkam ke
dalam berbagai bentuk media”, (Amsyah, 2005).
“Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan
kesatuan nyata”, (Jogiyanto, 2005).
Dalam konteks sistem informasi data di pandang sebagai keterangan yang
masih mentah. Agar dapat digunakan untuk keperluan manajemen maka data harus
diolah dulu ke dalam bentuk informasi yang sesuai dengan keperluan manajemen
yang bersangkutan. Karena itu, sering dikatakan bahwa data adalah bahan yang
masih mentah. Sedang arti data menurut isinya adalah keterangan atau bukti
mengenai kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum
diorganisasikan, dan belum diolah. Data yang sudah diolah sesuai keperluan disebut
informasi.
Semua kegiatan memang memerlukan data, serta sebaliknya setiap
pekerjaan juga akan menghasilkan data baik untuk keperluan unit kerjanya sendiri
maupun untuk keperluan unit kerja lain, ataupun organisasi lain.
2.3.2 Jenis Data
Dikatakan bahwa data adalah fakta-fakta kegiatan organisasi dengan unit-
unitnya. Untuk keperluan penulisan data di kertas atau kartu dan pemasukan data
ke komputer, maka data dapat dikelompokkan menjadi dua (Amsyah, 2005), yaitu:
1. Data statis
Data statis adalah jenis data yang umumnya tidak berubah atau jarang
berubah, misalnya identitas nama (orang, organisasi, atau tempat), kode-
kode nomor ataupun alamat.
2. Data dinamis
Data dinamis adalah jenis data yang selalu berubah baik dalam frekuensi
waktu yang singkat atau agak lama dan lain-lain. Data tersebut sering
dikatakan sebagai peremajaan data. Data tersebut misalnya, data tabungan,
data gaji, data nilai mahasiswa, dan sebagainya.
Berdasarkan sifatnya, data dapat dikelompokkan menjadi dua jenis
(Amsyah, 2005), yaitu:
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data dengan hitungan bilangan. Misalnya 5 ekor,
Rp.1000, satu juta, dan sebagainya.
2. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak dihitung dengan hitungan bilangan,
tetapi diukur dengan kata-kata bernilai. Misalnya banyak, sedikit, kecil,
rendah, dan sebagainya.
2.3.3 Sumber Data
Berdasarkan sumbernya maka data dikelompokkan menjadi dua (Amsyah,
2005) yaitu:
1. Data internal
Data internal adalah data yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri,
yaitu oraganisasi pusat dan cabang-cabangnya.
2. Data eksternal
Data eksternal adalah data yang berasal dari sumber-sumber yang berada di
luar organisasi itu sendiri.
Berdasarkan isinya maka baik data internal maupun data eksternal dapat
dibagi menjadi empat kelompok.
DATA
INTERNAL EKSTERNAL
Gambar 2.6 Pengelompokan data (Amsyah, 2005).
1. Data kegiatan
Setiap organisasi mempunyai kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut
dilaksanakan baik oleh perorangan maupun unit-unit kerja yang terdapat
dalam organisasi bersangkutan. Kegiatan-kegiatan itu perlu direkam, untuk
dipergunakan sebagai bahan pengingat, bukti, pengambil keputusan,
laporan, informasi, penelitian, perencanaan, penilaian, pengawasan, dan
lain-lain.
2. Data Hasil penelitian
Hasil penelitian merupakan data yang penting bagi organisasi. Hasil
penelitian cenderung disebut data, karena untuk dapat digunakan lebih
lanjut oleh unit-unit (fungsi) organisasi secara spesifik masih harus diubah
terlebih dahulu bentuknya sesuai dengan keperluan.
3. Data lingkungan
Data penting untuk keperluan pekerjaan manajer dalam membuat keputusan
dan mengerjakan fungsi-fungsi manajemen lainnya seperti perencanaan,
penganggaran, pengawasan, evaluasi atau lain-lainnya, adalah data
Data
Kegiatan
Data
Penelitian
Data
Lingkugan
Data
Peraturan
lingkungan. Pengertian data lingkungan ini sangat luas, yaitu mengenai
semua bidang yang berkaitan dengan kegiatan organisasi dan yang dapat
mempengaruhi kegiatan organisasi. Data tersebut banyak terdapat pada
media cetak seperti buku, buku referensi, majalah, koran, dan lain-lain.
4. Data peraturan
Data penting lainnya yang sangat berguna sebagai alat bantu dalam
pekerjaan manajemen dan pekerjaan operasional adalah bahan-bahan
peraturan.
2.4 Hubungan Informasi Dengan Manajemen
Untuk mencapai tujuan, tiap organisasi memerlukan manajemen yang tepat
dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan manajemen
membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan
dilakukannya. Sumber informasi untuk pengambilan keputusan manajemen bisa
didapatkan dari informasi eksternal dan informasi internal. Dengan berkembang
pesatnya teknologi alat pengolah data komputer dan teknologi peralatan
komunikasi, maka pekerjaan manajemen dan pelayanan masyarakat yang
memerlukan dukungan data dan informasi juga mengalami kemajuan pesat.
Maka dari itu, sistem informasi mempunyai peranan penting di dalam
menyediakan informasi bagi manajemen semua tingkatan. Supaya informasi yang
dihasilkan oleh sistem informasi dapat mengena dan berguna bagi manajemen,
maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan informasi yang diinginkan oleh
manajemen. Untuk maksud ini, maka analis sistem harus mengerti terlebih dahulu
apa kegiatan dari manajemen untuk masing-masing tingkatannya dan bagaimana
tipe keputusan yang diambilnya. Selanjutnya bagaimana tipe informasi yang
dibutuhkan oleh manajemen juga harus diketahui. Akhirnya diharapkan informasi
yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh manajemen.
Tanpa dukungan informasi, manajemen suatu organisasi tidak akan dapat
mencapai tujuan yang direncanakan. Apalagi untuk mencapai sasaran yang efesien
dan efektif. Pekerjaan penting dari MSI adalah terletak pada tujuan untuk
menghasilkan informasi untuk tujuan manajemen.
2.5 Analisis Sistem Informasi
Analisis sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Analisis Sistem Informasi adalah penguraian dari suatu sistem informasi
yang utuh ke dalam bagian–bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan–permasalahan,
kesempatan–kesempatan, hambatan–hambatan yang terjadi dan
kebutuhan–kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan – perbaikannya”, (Jogiyanto, 2005).
Pada dasarnya, Analisis Sistem merupakan proses untuk memahami sistem
yang ada, kemudian mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya. Analisis
sistem memiliki tujuan untuk mengetahui sistem secara detail sebagai pedoman
untuk melanjutkan proses pengembangannya.
Alasan yang melatar belakangi dilakukannya analisis sistem:
1. Problem Solving, dikarenakan sistem yang lama sudah tidak bisa
memenuhi kebutuhan, sehingga diperlukan pengembangan sistem yang
baru. Hal ini memerlukan analisis sistem agar sistem yang baru dapat
berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
2. Adanya kebutuhan baru dalam lingkungan atau organisasi di tempat
sistem berjalan yang memerlukan modifikasi untuk mendukung
organisasi.
3. Meningkatkan kemampuan atau performansi sistem.
4. Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan.
2.6 Konsep Dasar Teknologi Berorientasi Objek
Terdapat beberapa konsep penting dalam metode analisis menggunakan
pendekatan objek, diantaranya:
Aktor ( User )
Aktor adalah faktor eksternal yang akan berinteraksi dengan sistem. Aktor
akan memberikan instruksi kepada sistem untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
Aktor tidak hanya manusia, tetapi juga bisa berupa hardware atau software.
Aktor dalam use case dilambangkan dengan gambar sebagai berikut :
Gambar 2.7 Simbol Aktor (Bahrami, 1999)
Objek
Objek adalah segala sesuatu yang memiliki identitas yang unik. Objek dapat
berupa benda kongkrit maupun hal-hal yang abstrak. Objek bisa berupa orang,
tempat, organisasi, unit informasi, molekul, gambar, kejadian, benda atau
konsep-konsep yang ada di dunia nyata. Setiap objek memiliki identitas,
keadaan dan perilaku. Identitas adalah sesuatu yang membedakan suatu objek
dari objek lainnya sehingga masing-masing objek dapat dibedakan. Dua buah
mobil yang bertipe sama misalnya, dilihat dari fisiknya dua mobil itu terlihat
sama baik dari bentuknya, warnanya, ukurannya bahkan tahun pembuatannya.
Akan tetapi, tetap saja kedua buah mobil tersebut adalah objek yang berbeda,
dan ada perbedaan serta dari masing-masing mobil tersebut yang membedakan
antara satu dengan yang lainnya, misalnya nomor polisi atau nomor mesinnya.
Employee Class
Ob
jects
of th
e C
lass E
mp
loye
e
Sue
Bill
Al
Hal
David
Gambar 2.8 Contoh objek hasil instansiasi (Bahrami, 1999)
Setiap objek juga memiliki keadaan. Keadaan dari sebuah objek adalah
kondisi yang menggambarkan objek. Keadaan dinyatakan oleh nilai dari atribut
objeknya. Atribut adalah nilai internal suatu objek yang mencerminkan antara
lain karakteristik objek, kondisi sesaat, koneksi dengan objek lain, dan
identitas.
p:Person
name = “Erin”
employeeID = 4362
title = “VP of Sales” atribut
Gambar 2.9 Contoh atribut dari sebuah objek (Booch, 1999)
Selain memiliki identitas dan keadaan, setiap objek memiliki perilaku yang
mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak dan memberi reaksi.
Perilaku sebuah objek dicerminkan oleh antarmuka dan metode dari objek
tersebut.
Objek-objek dapat saling berhubungan atau berinteraksi dengan objek yang
lainnya. Hal ini dimungkinkan karena setiap objek memiliki antarmuka yang
memfasilitasi terjadinya interaksi antar objek tersebut. Melalui antarmuka ini, setiap
objek dapat di-request untuk melakukan sesuatu. Bentuk dari antarmuka adalah
metode-metode. Metode merupakan fungsi-fungsi yang dapat diaplikasikan ke suatu
objek oleh objek yang lain.
Kelas
Kelas adalah kumpulan dari objek yang didalamnya terdapat atribut dan
operasi yang serupa. Dengan penggolongan objek-objek dalam suatu kelas kita
bisa melakukan abstraksi masalah. Atribut dan nama kelas untuk beberapa
objek yang sejenis dapat dituliskan sekali saja begitu juga dengan fungsi dan
metode yang sama cukup dituliskan satu kali saja dan bisa digunakan ulang oleh
objek yang termasuk kedalam kelas yang sama.
(Kucing)
Kucing Persia
(Kucing)
Kucing Anggora
Kelas Objek
Kucing Instansiasi
Gambar 2.10 Contoh Kelas serta Objek (Bahrami, 1999)
Attribut
Atribut merupakan karakteristik dari suatu objek dimana kita dapat
membedakan objek yang satu dengan objek yang lainnya dalam kelas yang
sama.
Gambar 2.11 Contoh Kelas dan Atribut-atributnya (Bahrami, 1999)
Operasi
Operasi adalah fungsi yang dapat diaplikasikan ke atau oleh suatu objek
dalam kelas. Misalnya kelas window memiliki fungsi close, cancel, open dan
lain-lain. Operasi yang sama dapat diterapkan pada kelas yang berbeda.
Gambar 2.12 Contoh Kelas dan Operasi-operasinya (Bahrami, 1999)
Paket (Package)
Paket adalah pengelompokan untuk menandakan kelompok suatu elemen
model. Paket digunakan untuk mempermudah mengorganisasi elemen-elemen
model. Sebuah paket dapat mengandung beberapa paket kelas lain didalamnya.
Gambar 2.13 Contoh Simbol Paket (Bahrami, 1999)
Kelas Objek
Kelas terdiri dari beberapa objek yang memiliki atribut, operasi, semantik
dan relationship yang sama. Kelas objek menggambarkan abstraksi dari suatu
objek dalam implementasi. Dalam kelas objek terdapat istilah Visibility Operasi
yang terdiri dari :
- Protected : operasi atau atribut yang tampak hanya oleh kelas itu sendiri,
subkelas atau teman kelas tersebut. Visibility merupakan default dari sebuah
operasi yang kita buat. Visibility ini melindungi operasi dari penggunaan oleh
kelas-kelas luar. Protected digambarkan dengan tanda (#).
- Public : operasi atau atribut dapat digunakan oleh kelas lain yang berhubungan
dengan kelas tersebut. Digambarkan dengan tanda (+).
- Private : operasi atau atribut yang hanya bisa digunakan oleh kelas itu sendiri.
Digambarkan dengan tanda (-).
2.7 Unified Modelling Language (UML)
2.7.1 Sejarah UML
Grady Booch dan Jim Rumbaugh memulai penelitian di Rational Software
Co. sekitar tahun 1994. Tujuan mereka yakni menciptakan sebuah metode baru
yang dapat menciptakan metode-metode sebelumnya yang dapat digunakan pada
semua kalangan. Sekitar tahun 1995 Ivar Jacobson, seorang tokoh yang
menciptakan OOSE and Objectory Methode bergabung.
Selain itu, perusahaan Rational Software Co. membeli lisensi Objectory
System dari Swedish Company sebagai pengembang dan pendistribusinya. Maka
lahirnya sebuah metode baru yang mereka beri nama “Unified Modeling
Languange” yang diharapkan dapat menjadi sebuah bahasa pemodelan standar.
2.7.2 Pengertian UML
Unified Modelling Language merupakan sebuah notasi grafis standar untuk
menggambarkan sistem berorientasi objek yang merupakan hasil kerjasama dari
Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson. Berikut merupakan pengertian
UML menurut salah satu sumber sebagai berikut:
“Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah bahasa untuk menetapkan,
memvisualisasikan, membangun, dan medokumentasikan sistem perangkat
lunak dan komponen-komponennya”, (Bahrami, 1999).
Berdasarkan pengertian diatas UML merupakan sebuah bahasa pemodelan suatu
sistem berdasarkan grafik atau gambar untuk menspesifikasikan, membangun,
menvisualisasikan dan mendokumentasikan suatu sistem perangkat lunak berorientasi
objek. UML memberikan standar penulisan sebuah sistem yang meliputi konsep bisnis
proses, penulisan kelas, skema data base, dan komponen yang diperlukan dalam sistem
perangkat lunak.
2.7.3 View Dalam UML
Pemodelan yang komplek merupakan tugas yang sangat berat. Idealnya
seluruh sistem dapat digambarkan dengan single graph yang mendefinisikan sistem
secara keseluruhan dengan jelas, mudah berkomunikasi dan dapat dipahami. Tapi
bagaimanapun juga, hal tersebut sulit dilakukan. Single graph tidak dapat
mencakup seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menggambarkan sistem.
Sistem digambarkan dengan sejumlah aspek yang berbeda: fungsionalitas, non-
fungsionalitas dan aspek organisasi, sehingga sistem dapat digambarkan dalam
sejumlah view. Dimana setiap view merepresentasikan sebuah proyeksi dari
gambaran sistem secara utuh dengan menampilkan aspek tertentu dari sistem.
Dengan melihat sistem dari beberapa view, ini memungkinkan untuk
mengkonsentrasikan hanya pada salah satu aspek sistem pada satu saat. Adapun
view yang ada dalam UML yaitu:
Gambar 2.14 View dalam UML, (Munawar, 2005).
Keterangan:
1. Use case View
Use case View mendefinisikan perilaku eksternal system secara fungsional
dari sistem yang akan dibangun, yang dirasakan oleh external actors. Use
case view digambarkan dalam use case diagram atau state diagram.
Permintaan pemakai dari sistem digambarkan dalam beberapa use case
view.
Use case view juga merupakan kunci dari view-view lain, karena dalam use
case view ini berisi kendali atau dasar untuk tahap pengembangan view yang
lainnya. View ini juga digunakan untuk memvalidasi dan memverifikasi
akhir dari sistem dengan menguji use case view.
2. Design View
Design View mendeskripsikan struktur logika yang mendukung fungsi-
fungsi yang dibutuhkan di use case. Design view ini berisi definisi
komponen program, class-class utama bersama-sama dengan spesifikasi
data, perilaku dan interaksinya. Informasi yang terkandung di view ini
menjadi perhatian para programmer karena menjelaskan secara detail
bagaimana fungsionalitas sistem akan diimplementasikan.
3. Implementation View
Implementation View menjelaskan komponen-komponen fisik dari sistem
yang akan dibangun. Hal ini berbeda dengan komponen logic yang
Process View
Design View Implementati
on View
Deployment
View
Use Case
View
dideskripsikan pada design view. Informasi tambahan tentang komponen
seperti alokasi resource atau informasi administrative lainnya, seperti buku
laporan pengerjaan selama pembangunan sistem dapat ditambahkan.
4. Process View
Process View berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
concurrency di dalam sistem. Concurrency menguraikan sistem kedalam
proses dan pemroses-pemroses (processors). Aspek ini mengijinkan
penggunaan sumber daya secara efisien dan eksekusi parallel. Concurency
berisi diagram yang dinamis (state, sequence, collaboration dan activity
diagram) dan implementation diagram (component dan deployment
diagram).
5. Deployment View
Deployment View menjelaskan bagaimana komponen-komponen fisik
didistribusikan ke lingkungan fisik seperti jaringan komputer, printer dan
peralatan lainnya serta bagaimana peralatan tersebut dihubungkan dengan
peralatan yang lainnya dimana sistem akan dijalankan.
2.7.4 Diagram UML
Setiap sistem yang komplek memiliki pendekatan yang terbaik melalui
suatu himpunan kecil dalam pandangan semua view dalam suatu model, tidak ada
single view yang terpenuhi. Setiap model bisa dinyatakan pada tingkat yang
berbeda dari ketepatannya.
Adapun diagram-diagram yang terdapat pada UML diantaranya:
Diagram
Structure
Diagam
Behaviour
Diagam
Activity Diagram
Interaction Diagram
Use Case Diagram
Sequence Diagram
Class Diagram
Gambar 2.15 Klasifikasi Jenis Diagram UML (Munawar, 2005)
2.7.4.1 Class Diagram
Class Diagram, juga dikenal sebagai objek modeling, adalah diagram
analisis statis yang utama. Diagram ini menunjukkan struktur yang statis dari suatu
model. Suatu class diagram adalah suatu koleksi unsur-unsur modeling yang statis,
seperti kelas-kelas dan relationship yang dihubungkan sebagai suatu grafik antara
yang satu dengan yang lainnya beserta isi-isinya. Sebagai contoh, hal yang ada
(seperti kelas-kelas), struktur-struktur class diagram internal, dan hubungan class
diagram dengan kelas-kelas yang lain. Class diagram tidak menunjukkan informasi
yang temporal, yang diperlukan di dalam pemodelan yang dinamis.
Class diagram memodelkan struktur kelas dan isinya dengan menggunakan
elemen-elemen model seperti class, package, dan objek. Kelas terdiri dari tiga
bagian yaitu nama kelas, attribut dan operations. Kelas didefinisikan secara global
dapat diakses oleh objek diluar kelas tersebut
Gambar 2.16 Contoh Class Diagram (Bahrami, 1999)
Keterangan:
1. Class Name: bagian yang paling atas berisi nama kelas, nama kelas diambil
dari domain permasalahan dan harus sejelas mungkin. Oleh karena itu,
nama kelas haruslah berupa kata benda.
Customer
Name : StringAddress : String
CreditRating( )
Class Name
Attributes
Method
2. Attribut: kelas memiliki attribut yang menggambarkan karakteristik dari
objek. Attribut kelas yang benar adalah yang dapat mencakup informasi
yang dilukiskan dan mengenali instance tertentu dari kelas. Tipe attribut
dapat berupa primitive attribut atau tipe lainnya.
3. Method/Operations: operations digunakan untuk memanipulasi attribut atau
menjalankan aksi-aksi.
Class diagram terdiri dari beberapa relationship (Bahrami, 1999), diantaranya:
1. Generalization
Generalisasi adalah hubungan antara suatu kelas secara umum dengan suatu
kelas yang lebih spesifik. Generalisasi adalah suatu yang dipertunjukkan
sebagai suatu garis berarah dengan tertutup. UML membiarkan suatu label
diskriminator untuk dihubungkan dengan suatu Generalization superclass.
Sebagai contoh, kelas boeing-airplane mempunyai kejadian-kejadian dari kelas
boeing 737, boeing 747, boeing 757, dan boeing 767, yang merupakan subclass
dari kelas boeing-airplane. Elipsis tunjukkan bahwa Generalization itu adalah
tidak lengkap dan lebih banyak subclass yang tidak ditunjukkan. Pembangun
melengkapi menunjukkan bahwa Generalization itu sudah lengkap dan tidak
memerlukan lagi subclass.
Jika suatu label teks ditempatkan di segi tiga yang berongga yang dibagi
dengan beberapa alur generalization kepada subclass, label berlaku bagi semua
alur. Dengan kata lain, semua subclass berbagi property yang diberi.
Gambar 2.17 Contoh Generalisasi (Bahrami, 1999)
2. Diagram objek
Boeing Airplane
Boeing 767
Boeing 757
Boeing 737
Pegawai Perusahaan
Suatu diagram objek yang statis adalah satu kejadian dari suatu diagram
kelas. Itu menunjukkan suatu snapshot dari status yang terperinci dari sistem
pada suatu momen yang tepat. Notasi adalah sama selama satu diagram objek
dan suatu diagram kelas. Diagram kelas dapat berisi objek, maka suatu diagram
kelas dengan objek dan tidak ada kelas-kelas adalah satu diagram objek.
3. Aggregation
Aggregasi adalah suatu bentuk asosiasi. Komposisi, juga yang dikenal
sebagai a-part-of adalah suatu wujud aggregation dengan kepemilikan yang
kuat untuk menunjukkan komponen dari suatu objek yang kompleks.
Komposisi juga dikenal sebagai suatu part-whole relationship. notasi UML
untuk komposisi adalah suatu berlian yang padat pada akhir suatu alur. Sebagai
alternatif, UML menyediakan suatu wujud dengan nyata bersarang itu, dalam
banyak kesempatan, lebih menyenangkan karena adanya komposisi.
Gambar 2.18 Contoh Aggregasi (Bahrami, 1999)
4. Association
Asosiasi didefinisikan sebagai penghubung objek-objek pada kelas yang
sama.
bekerja
Gambar 2.19 Contoh Asosiasi (Bahrami, 1999)
2.7.4.2 Use Case Diagram
PC
Monitir System Box Mouse Keyboard
RAM Fan CPU
Konsep Use case diperkenalkan oleh ivan Jacobson di dalam Object
Oriented Software Engineering (OOSE). Kemampuan suatu sistem menguraikan
sejumlah use case yang berbeda, masing-masing menunjukkan secara spesifik suatu
arus kejadian yang spesifik di dalam sistem.
Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari prespektif
pengguna. Use case akan menggambarkan cara kerja suatu software dengan aktor.
Dalam use case diagram akan digambarkan hubungan antara aktor dengan use case.
Aktor adalah orang atau subsistem lain yang akan berinteraksi dengan sistem.
Sementara use case menggambarkan proses yang akan dilakukan oleh aktor
terhadap sistem.
Gambar 2.20 Contoh Use Case (Bahrami, 1999)
Uraian suatu use case menggambarkan apa yang terjadi di dalam sistem
ketika use case dilaksanakan.
Pada intinya hubungan-hubungan ini ditunjukkan di suatu diagram use case:
1. Communication. Hubungan komunikasi dari suatu aktor di suatu use
case,ditunjukkan dengan menghubungkan simbol aktor kepada simbol use case
dengan suatu alur yang padat. Aktor itu dikatakan “komunikasi” dengan use
case.
2. Uses. Menggunakan hubungan antara use case ditunjukkan oleh panah
generalisasi dari use case.
Proses A
User
Proses B<< Uses >>
Gambar 2.21 Contoh Kondisi Uses (Bahrami, 1999)
Use Case
3. Extends. Perluasan hubungan digunakan ketika kita mempunyai satu use case
yang serupa dengan use case yang lain tetapi lebih banyak. Pada intinya, itu
seperti suatu subclass.
Gambar 2.22 Contoh Kondisi Extends (Bahrami, 1999)
2.7.4.3 Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek didalam dan
disekitar sistem (termasuk pengguna, display dan sebagainya) berupa message yang
digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertika
(waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).
Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk
menghasilkan output tertentu.
Sequence diagram terdiri dari sumbu vertikal putus-putus yang
merepresentasikan “lifetime” objek dan sumbu horizontal yang menunjukan
sekumpulan objek yang saling berinteraksi dalam sistem. Diagram ini menjelaskan
bagaimana objek berinteraksi dengan objek yang lainnya yaitu dengan cara
mengirim dan menerima pesan. Komunikasi antar objek tersebut ditandai dengan
garis horizontal yang disertai dengan nama operasinya.
Proses A
User
Proses B<<Extends>>
Gambar 2.23 Contoh Sequence Diagram (Bahrami, 1999)
2.7.4.4 Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang
sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang
mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Activity diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar
state adalah aksi dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state
sebelumya (internal processing). Oleh karena itu, Activity diagram tidak
menggambarkan behavior internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem)
secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktifitas
dari level atas secara umum.
Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktifitas
menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan
bagaimana actor mengguanakan sistem untuk melakukan aktifitas.
Caller Exchange Receiver Talk
OffHook
DialTone
DialNumber
RingTone
OffHook
OnHook
Valid ?
Masukan Paswordstart
LoginYa
Tidak
Form Menu Utama
Gambar 2.24 Contoh Activity Diagram (Bahrami, 1999)
2.8 Metode Analisis Menggunakan Unified Approach (UA)
Untuk melakukan analisis sistem terdapat beberapa macam pendekatan,
diantaranya pendekatan konvensional dan pendekatan berorientasi objek.
Pendekatan konvensional terutama mengacu kepada strategi dekomposisi yang
berdasar algoritma atau fungsional. Pendekatan ini telah berkembang meliputi
seluruh tahap atau aktifitas proses rekayasa perangkat lunak dari mulai
pemrograman dengan iterasi perbaikan, pemrograman terstruktur, ditambah dengan
perancangan terstruktur kemudian analisis terstruktur dan sebagainya. Sedangkan
pendekatan berorientasi objek memusatkan pada rancangan pada objek dan antar
muka yang dihasilkan. Objek adalah entiti yang berisi data atau variabel dan tingkah
laku. Data atau variabel yang menggambarkan sifat atau keadaan objek dalam dunia
nyata (real world) didefiniskan sebagai attribute, sedangkan tingkah laku yang
menggambarkan aksi-aksi yang dimiliki objek didefinisikan sebagai method.
Object-oriented analisyst adalah “metode analisis yang memeriksa requirements
(syarat/keperluan yang harus dipenuhi dalam suatu sistem) dari sudut pandang
kelas-kelas dan objek-objek yang ditemui dalam ruang lingkup permasalahan”
(Bahrami, 1999).
Metode analisis yang berorientasi objek diantaranya yaitu Unified Approach
(UA) dari Ali Bahrami (1999), sebuah metode pendekatan yang mempunyai cara
sistematis dalam mengerjakan proses analisis. Dengan tujuan untuk memahami inti
permasalahan dan tanggung jawab sistem dengan memahami pekerjaan apa yang
dilakukan oleh sistem melalui beberapa pemodelan. Hasil akhir yang ingin dicapai
dari tahap ini adalah menghasilkan kelas-kelas sesuai dengan kebutuhan.
Unified Approach (UA) merupakan metode analisis berorientasi objek dari
Ali Bahrami (1999). UA adalah suatu metodologi pengembangan sistem berbasis
objek yang menggabungkan proses dan metodologi yang telah ada sebelumnya dan
menggunakan UML sebagai standar pemodelannya. Proses dan tahapan yang ada
dalam UA merupakan proses-proses terbaik yang diambil dari metode objek yang
telah diperkenalkan oleh Booch, Rumbaugh, dan Jacobson. Tahap Analisis dalam
UA ditujukan untuk mengidentifikasi kelas-kelas yang terdapat dalam sistem.
Analisis berorientasi objek dengan pendekatan UA (Unified Approach ) dari Ali
Bahrami digambarkan dalam bagan berikut :
Gambar 2.25 Tahap Analisis Unified Approach (Bahrami, 1999)
Keterangan :
1. Identifikasi aktor
Identifikasi aktor adalah tahap pertama yang penting dalam OOA. Istilah
aktor merepresentasikan peran dari seorang user terhadap sistem. Kandidat
aktor dapat ditemukan dengan mencari tahu siapa yang akan menggunakan
sistem dan apa yang dilakukan aktor terhadap sistem.
2. Pengembangan Diagram Aktifitas dan Diagram Use Case
Pada tahap ini akan digambarkan model aktifitas bisnis menggunakan
diagram aktifitas UML untuk menggambarkan kinerja sistem. Dalam
diagram aktifitas akan digambarkan alur kerja dari sistem. Dengan
mengetahui alur kerja sistem yang ada, dapat dilakukan pemodelan diagram
use case untuk menggambarkan interkasi user terhadap sistem.
3 Mengembangkan diagram interaksi
Pengembangan
Diagram Aktifitas
dan Use Case
Pengembang
an Diagram
Interaksi
Identifikasi
Kelas,
relasi,atribut &
Method
Pemeriksaan
Identifikasi Aktor
Salah satu dari diagram interaksi adalah sequence diagram. Sequence
diagram adalah suatu model untuk menggambarkan interaksi antar objek
dalam sistem. Interaksi yang dilakukan oleh objek-objek tersebut dilakukan
dengan cara satu objek mengirimkan pesan (message) kepada objek lain.
Dalam tahap ini akan ditentukan rangkaian diagram aktifitas sistem yang
sedang berjalan.
4. Identifikasi kelas
Dari sequence diagram akan terlihat kelas-kelas apa saja yang ada dalam
sistem. Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi kelas-kelas,
relationship, atribut serta metode-metode yang digunakan pada setiap kelas.
5. Pemeriksaan terhadap tahap sebelumnya.
Proses pemeriksaan terhadap hasil akhir tahap analisis. Bila terdapat
kesalahan maka kembali ke tahap awal analisis bila hasilnya benar maka
tahap analisis selesai.
2.9 Case Tools Menggunakan Rational Rose 2000
Rational Rose merupakan sebuah CASE (Computer Aided Software Engineering)
yang digunakan dalam membuat model UML. Rational Rose dikembangkan oleh Rational
Software Corporation pada tahun 1991 - 1999. Tujuan dibuatnya Rational Rose 2000 yaitu
untuk memfasilitasi para Engineer untuk melakukan pemodelan ”bahasa” UML.
Rational Rose merupakan tools pemodelan visual yang digunakan untuk
mendesain perangkat lunak melalui pendekatan UML. Rational Rose menyediakan
beberapa fungsi dalam membuat sebuah aplikasi perangkat lunak, mulai dari desain
proses, membuat use case diagram, class diagram, activity diagram, sequence
diagram, interaction diagram, component diagram, deployment diagram, sampai
pada generate code dan reverse engineering. Hal ini akan memudahkan perancang
dan pengembang sistem dalam merancang dan mengembangkan sistemnya, karena
selain terdokumentasi dengan baik, disamping itu juga dapat menghasilkan
kerangka kode yang siap dikembangkan secara lebih detail nantinya.
Gambar 2.26 Contoh Tampilan Awal Rational Rose 2000
BROWSER TOOLBAR
JENDELA DIAGRAM JENDELA DOKUMENTASI
Gambar 2.27 Contoh Tampilan Class Diagram (Rational Rose 2000)
Tampilan awal dari rational rose terdapat 4 jendela, yang deskripsinya
masing-masing sebagai berikut:
1. Browser
Jendela ini berfungsi untuk secara cepat bergerak dalam model.
2. Jendela diagram
Jendela ini berfungsi untuk membuat menampilkan (display), serta menyunting
(edit) satu atau lebih diagram UML.
3. Jendela dokumentasi
Jendela ini berguna untuk melihat atau memperbaharui (update) dokumentasi
unsur-unsur model.
4. Toolbar
Disamping itu, Rational Rose juga memiliki menu-menu yang berguna untuk
mengaktifkan perintah-perintah tertentu serta toolbar yang dapat digunakan
untuk mengakses perintah-perintah yang sering digunakan.
2.9.1 Requierent Systems
Adapun persyaratan minimum sistem untuk Rational Rose 2000 dapat berjalan
dengan baik adalah sebagai berikut:
- Microsoft Windows NT 4.0, Windows 9X dan Win2000
- Pentium - based computer system
- 64 Mb of RAM
- Minimum 200 Mb dari ruang hardisk
- SVGA - compatible display (256 atau lebih) dengan resolusi 800 x 600
2.9.2 Lingkungan Kerja
Dalam lingkungan kerja Rational Rose 2000 terdapat 4 View untuk melakukan
pemodelan, diantaranya yaitu Use Case View, Logical View, Component View dan
Deployment View serta satu Model Properties yang berfungsi untuk mengkonfigurasi pada
setiap model. Masing-masing view menunjukkan cara kerja yang berbeda pada setiap
pemodelan. Disamping itu, terdapat tools box yang berfungsi untuk membuat model
diagram serta jendela Log yang menunjukkan history dan keterangan dari pemodelan
yang dilakukan.
Gambar 2.28 Jendela lingkungan kerja Rational Rose 2000 (Rational Rose 2000)
2.9.2.1 Jendela Use case view
Pada jendela Use Case View ini memiliki fungsi untuk membuat model-model
diagram yang menggambarkan behavior (perilaku) dari sebuah sistem yang dilihat dari
sudut pandang pengguna akhir (end users), analis (analysts) dan penguji (testers),
diantaranya adalah:
- Actors
- Use cases
- Associations
- Use case diagrams
Jendela View
Tools box
- Dokumentasi Use case
- Actvity diagrams
- Sequence diagrams
- Collaboration diagrams
- Realization diagrams
- Package (paket)
Gambar 2.29 Jendela use case view (Rational Rose 2000)
2.9.2.2 Jendela Logical view
Pada jendela Logical View ini memiliki fungsi untuk membuat model-model
diagram yang menggambarkan logic systems yang mendukungan terhadap kebutuhan
fungsional dari sistem, diantaranya adalah:
- Classes
- Class diagrams
- Associations
- Interface
- Sequence diagrams
- Collaboration diagrams
Tool box Use
Case View
- Statechart diagrams
- Package
Gambar 2.30 Jendela logical view (Rational Rose 2000)
2.9.2.3 Jendela Component view
Pada jendela Component View ini memiliki fungsi untuk membuat model-model
diagram yang menggambarkan komponen-komponen dan berkas-berkas yang digunakan
untuk merakit sistem fisik, diantaranya adalah:
- Components
- Interface
- Component diagrams
- Package
Tool box
Logical View
Gambar 2.31 Jendela component view (Rational Rose 2000)
2.9.2.4 Jendela Deployment view
Pada jendela Deployment View ini memiliki fungsi untuk membuat model-model
diagram yang menggambarkan sistem topologi hardware, diantaranya adalah:
- Process
- Processor
- Connectors
- Devices
- Deployment diagrams
Tool box
Compponent
View
Gambar 2.32 Jendela deployment view (Rational Rose 2000)
2.9.2.5 Jendela Model Properties
Model Properties berfungsi untuk melakukan konfigurasi secara umum dari
lingkungan kerja yang berada pada Rational Rose 2000.
Gambar 2.56 Dialog model properties (Rational Rose 2000)
Tool box
Deployment
View
2.9.2.6 Jendela Log
Jendela log berguna untuk melihat kesalahan-kesalahan (error) dan melaporkan
(report) hasil-hasil dari berbagai perintah yang diberikan pada Rational Rose 2000.
Gambar 2.33 Jendela log history (Rational Rose 2000)
Jendela Log
History
BAB III
ANALISIS SISTEM
3.1 Data Umum Dinas Pendidikan Kab. Garut
3.1.1 Kondisi Objektif Dinas Pendidikan Kab. Garut
Dinas Pendidikan Kabupaten Garut merupakan salah satu perangkat
pemerintah Kabupaten Garut yang memiliki tugas pokok dalam melaksanakan
urusan rumah tangga daerah dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah
pusat atau pemerintah provinsi Jawa barat di bidang pendidikan.
3.1.2 Visi Dinas Pendidikan Kab. Garut 2010 – 2014
Terwujudnya pelayanan pendidikan yang mampu menjadikan insan mandiri
dan berakhlaq mulia pada tahun 2014
Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan guna
terselenggaranya pelayanan pendidikan yang optimal.
3.1.3 Misi Dinas Pendidikan Kab. Garut
Meningkatkan kualitas, kuantitas, kreativitas dan inovasi dalam
penyelenggaraan pendidikan Formal, non Formal dan inFormal.
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
Meningkatkan akhlaq, budi pekerti, patriotism belajar.
Meningkatkan kebugaran jasmani, prestasi olahraga dan seni pelajar.
62
3.1.4 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kab. Garut
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT PERDA. 23/2008
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
SUB BAG. UMUM
SUB BAG.
KEUANGAN
SUB BAG.
PERENCANAAN
KA BIDANG PNF-IFKA BIDANG PEMUDA &
OLAHRAGA
KA BIDANG DATA
DAN INFORMASI
KA BIDANG PMPTK
KASI BINA PAUD
KASI BINA
KESETARAAN
KASI BINA
Kelembagaan/ kursus &
Keterampilan
KASI PEMBINAAN
KEPEMUDAAN
KASI PEMBINAAN &
PENGEMBANGAN OR
KASI SARANA DAN
PRASARANA
KASI DATA
KEPENDIDIKAN
KASI DATA NON
KEPENDIDIKAN
KASI PENGEMBANGAN
DAN KEPENGAWASAN
KASI PENGOLAHAN
DATA SERTIFIKASI
KASI PENINGKATAN
MUTU PENDIDIK
KASI PEMBINAAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KA BIDANG TK / SD
KASI SARANA DAN
PRASARANA
KASI KURIKULUM
KASI KELEBAGAAN
& KESISWAAN
KA BIDANG DIKMEN
KASI SARANA DAN
PRASARANA
KASI KURIKULUM
KASI
KELEMBAGAAN &
KESISWAAN
1. UPTD PSMS
2. UPTD SKB
3. UPTD SARANA OLAHRAGA
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN
Keterangan
= Garis komando/ Pembinaan
= Garis Koordinasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kab. Garut
3.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kab. Garut
Berdasarkan Peraturan Daerah Kab. Garut Nomor 22 s/d 27 Tahun 2008
Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kab. Garut Bab
III Bagian Dua tentang Tugas dan Fungsi Pasal 4, Dinas mempunyai tugas dan
fungsi sebagai berikut:
1. Dinas Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
2. Dinas Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
1 (satu) menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusun kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya.
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai
dengan lingkup tugasnya.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
3. Penjabaran tugas pokok dan fungsi Dinas Daerah akan diatur oleh lebih
lanjut dengan Peraturan Bupati.
Susunan organisasi Dinas Pendidikan terdiri dari 1 (satu) Kepala Dinas, 1
(satu) Sekretariat dengan 3 (tiga) Sub bagian, dan 6 (enam) Bidang, 18 (delapan
belas) Seksi, UPTD dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur Organisasi Dinas Pendidikan terdiri dari:
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
Perumusan, pengaturan dan pelaksanaan kebijakan teknis
operasional di bidang pendidikan sesuai dengan kebijakan nasional
dan provinsi.
Pengkoordinasian, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan tugas –
tugas yang meliputi kesekretariatan, pembiayaan pendidikan, sarana
dan prasarana pendidikan, pengendalian mutu pendidikan,
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, kepemudaan
dan keolahragaan serta UPTD.
Pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, sarana dan prasarana
dinas.
Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dinas.
Kepala Dinas, Membawahkan:
1. Sekretariat
2. Bidang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar
3. Bidang Pendidikan Menengah
4. Bidang Pendidikan Non Formal
5. Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
6. Bidang Pengolahan Data dan Informasi
7. Bidang Pemuda dan Olahraga
8. Kelompok Jabatan Fungsional, dan
9. UPTD.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok
sebagai berikut:
Pengkoordinasian dalam penyusunan perencanaan program
bidang bidang
Pengkoordinasian dalam penyusunan perencanaan program/
rencana kerja dinas
Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas – tugas bidang
Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas – tugas dinas
Penyelenggaraan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan bidang
umum meliputi pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan,
kepustakaan, humas, protocol, perlengkapan, rumah tangga dinas
dan administrasi kepegawaian, melakasanakan penatausahaan
keuangan serta urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan
Pengkoordinasian pelayanan administasi kesekretariatan dinas
Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja terkait.
Sekretaris, membawahkan:
1. Subbagian Umum
2. Subbagian Keuangan
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
3. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan surat
menyurat, kearsipan, kepustakaan, humas dan protocol, perlengkapan
dan rumah tangga dinas, penyiapan bahan kebutuhan pegawai,
pembinaan dan pengembangan pegawai serta administrasi kepegawaian.
4. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi
keuangan.
5. Sub Bagian Perencanaan
Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang
Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi
dalam pengumpulan dan pengolahan data perencanaan dinas serta
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dinas.
6. Bidang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar
Bidang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja
dan menyelenggarakan kebijakan pendidikan Taman Kanak-kanak dan
Sekolah Dasar meliputi urusan saran dan prasarana, kurikulum serta
kelembagaan dan kesiswaan lingkup pendidik Taman Kanak-kanak dan
Sekolah Dasar.
Kepala Bidang Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar,
membawahkan:
1. Seksi Sarana dan Prasarana
2. Seksi Kurikulum
3. Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan.
6.1. Seksi Sarana dan Prasarana
Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan
pengelolaan sarana dan prasarana dengan menyusun prioritas
kebutuhan penunjang pelaksanaan pendidikan Taman Kanak-kanak
dan Sekolah Dasar.
6.2.Seksi Kurikulum
Seksi Kurikulum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan
da pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum pedidikan Taman
Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
6.3.Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan
Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan
pembinaan kelembagaan dan kesiswaan.
7. Bidang Pendidikan Menengah
Bidang Pendidikan Menengah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan
menyelenggarakan kebijakan pendidikan menengah meliputi urusan
sarana dan prasarana, kurikulum dan kelembagaan dan kesiswaan.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah, membawahkan:
1. Seksi Sarana dan Prasarana
2. Seksi Kurikulum
3. Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan.
7.1 Seksi Sarana dan Prasarana
Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan
pengelolaan sarana dan prasarana dengan menyusun prioritas
kebutuhan penunjang pelaksanaan pendidikan menengah.
7.2 Seksi Kurikulum
Seksi Kurikulum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan pembinaan
dan pengawasan terhadap pelaksanaan kurikulum pendidikan
menengah.
7.3 Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan
Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan
pembinaan kelembagaan kesiswaan.
8. Bidang Pendidikan Non Formal
Bidang Pendidikan Non Formal dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan
menyelenggarakan kebijakan bidang pendidikan non formal meliputi
bina pendidikan anak usia dini, kesetaraan serta kelembagaan, kursus
dan keterampilan.
Kepala Bidang Pendidika Non Formal, membawahkan:
1. Seksi Bina Pendidikan Anak Usia Dini
2. Seksi Bina Kesetaraan
3. Seksi Bina Kelembagaan, Kursus dab Keterampilan.
8.1 Seksi Bina Pendidikan Anak Usia Dini
Seksi Bina Pendidikan Anak Usia Dini dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
kebijakan pembinaan pendidikan anak usia dini.
8.2 Seksi Bina Kesetaraan
Seksi Bina Kesetaraan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan
pembinaan kesetaraan pendidikan masyarakat.
8.3 Seksi Bina Kelembagaan, Kursus dan Keterampilan
Seksi Bina Kelembagaan, Kursus dan Keterampilan dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan kebijakan pembinaan kelembagaan, kursus dan
keterampilan.
9. Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.
Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok
merumuskan program kerja dan menyelenggarakan kebijakan
peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan dalam urusan
pengolahan data sertifikasi, peningkatan mutu pendidikan dan bina
tenaga kependidikan.
Kepala Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan, membawahkan:
1. Seksi Pengolahan Data Sertifikasi
2. Seksi Peningkatan Mutu Pendidik
3. Seksi Bina Tenaga Kependidikan
9.1. Seksi Pengolahan Data Sertifikasi
Seksi Pengolahan Data Sertifikasi dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan
pengolahan data sertifikasi.
9.2.Seksi Peningkatan Mutu Pendidik
Seksi Peningkatan Mutu Pendidik dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan
pengolahan data sertifikasi peningkatan mutu pendidik.
9.3.Seksi Bina Tenaga Kependidikan
Seksi Bina Tenaga Kependidikan dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan
operasional urusan bina tenaga kependidikan.
10. Bidang Pengolahan Data dan Informasi
Bidang Pengolahan Data dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan
menyelenggarakan kebijakan di bidang pengelolaan data dan Informasi
Kepala Bidang Pengolahan Data dan Informasi, membawahkan:
1. Seksi Data Kependidikan
2. Seksi Data Non Kependidikan
3. Seksi Pembinaan dan Pengawasan
10.1 Seksi Data Kependidikan
Seksi Data Kependidikan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kebijakan
pembinaan dan pengelolaan data kependidikan
10.2 Seksi Data Non Kependidikan
Seksi Data Non Kependidikan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
kebijakan pembinaan dan pengelolaan data non kependidikan.
10.3 Seksi Pembinaan dan Pengawasan
Seksi Pembinaan dan Pengawasan dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
kebijakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan bantuan
kependidikan.
11. Bidang Pemuda dan Olahraga
Bidang Pemuda dan Olahraga dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
yang mempunyai tugas pokok merumuskan program kerja dan
menyelenggarakan kebijakan pembinaan kepemudaan dan olahraga.
Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga, membawahkan:
1. Seksi Pembinaan Kepemudaan
2. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga
3. Seksi Sarana dan Prasarana.
11.1 Seksi Pembinaan Kepemudaan
Seksi Pembinaan Kepemudaan dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan kebijakan pembinaan kepemudaan.
11.2 Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga
Seksi Pembinaan dan Pengembangan Olahraga dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan kebijakan pembinaan dan pengembangan
olahraga.
11.3 Seksi Sarana dan Prasarana
Seksi Sarana dan Prasarana dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan kebijakan pengelolaan sarana dan
prasarana kepemudaan dan keolahragaan.
12. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian kegiatan Dinas secara professional berdasarkan disiplin ilmu
dan keahliannya serta disesuaikan dengan kebutuhan.
13. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pada Dinas dapat dibentuk UPTD untuk melaksanakan sebagian
kegiatan teknis professional dan/atau kegiatan penunjang yang
mempunyai 1 (satu) atau beberapa kecamatan.
3.2 Batasan Sistem Secara Fungsional
3.2.1 Fungsi Substantif
Pangkalan Data dan Informasi Pendidikan atau disingkat Padati merupakan
serangkaian data dan Informasi pendidikan yang dikelola oleh depdiknas dengan
menghimpun data-data pendidikan dari setiap kabupaten/kota melalui laporan
individu tiap-tiap sekolah dan rangkuman kuesioner dari keadaan masing-masing
sekolah di kab/kota.
Pengolahan padati meliputi data TK/RA/BA, SD/MI, SMP/MTS, serta
SMA/SMK/MA yang meliputi keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan kepala
sekolah, guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan kurikulum dan
laporan keuangan sekolah.
Adapun pihak yang berhubungan dengan sistem ini meliputi :
1. Sekolah merupakan aktor yang melakukan transaksi dalam pendataan
sistem pangkalan data dan Informasi di Dinas Pendidikan Kab. Garut.
2. Petugas yang bertugas memasukan data – data sekolah berdasarkan laporan
individu tiap-tiap sekolah dan rangkuman kuesioner dari keadaan masing-
masing sekolah.
3. Kepala Bidang Data dan Informasi, yang mengawasi berjalannya sistem
pangkalan data dan Informasi
4. Departemen Pendidikan Nasional merupakan pihak yang menerima hasil
akhir dari sistem pangkalan data dan Informasi melalui Dinas Pendidikan
Kabupaten Garut.
3.2.2 Fungsi Fasilitatif
Fungsi fasilitatif menggambarkan kelompok kegiatan pendukung dari sistem
Padati . Adapun perangkat kegiatan pendukung tersebut meliputi:
1. Kepala Dinas Pendidikan yang bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap
kegiatan Dinas yang ditangani.
2. Bagian Bidang Data dan Informasi yang bertugas menjalankan kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan bidang pendataan sistem Padati.
3. Petugas Sistem Informasi yang khusus menangani bagian sistem Informasi
terkomputerisasi.
4. Seluruh karyawan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.
3.2.3 Komponen – Komponen Pendukung Sistem
3.2.3.1 Hardware
Hardware adalah salah satu komponen utama pendukung dimana
sistem pangkalan data dan Informasi dijalankan. Tanpa adanya hardware
maka suatu sistem Informasi tidak dapat bekerja. Komponen hardware yang
diperlukan dalam sistem pangkalan data dan Informasi adalah :
- Beberapa unit PC (Personal Computer).
- Printer, untuk proses pencetakan laporan.
- Modem, media untuk penghubung ke internet.
- HUB, alat untuk menghubungkan PC server dan PC client.
- Kabel.
- Saluran Telepon
- NIC (Network Interface Card)
3.2.3.2 Software
Perangkat lunak merupakan komponen dimana data-data dan
Informasi diolah. Perangkat lunak yang diperlukan dalam sistem Informasi
PADATI antara lain :
- Sistem Operasi,
- Perangkat Lunak PADATI
- Internet Protocol
- Network Adapter Card
3.2.3.3 Kebijakan Organisasi
Sistem Pangkalan Data dan Informasi merupakan bentuk kerja sama
antara Dinas Pendidikan Pusat dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
ditujukan untuk mengetahui keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan
kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan
kurikulum dan laporan keuangan sekolah. Dengan adanya sistem pangkalan
data dan Informasi diharapkan Sekolah dapat mengetahui Informasi kondisi
Sekolah yang nantinya akan bermanfaat dalam mendistribusikan bantuan
dari pemerintah, Informasi hasil dari sistem pangkalan data dan Informasi
dapat diakses secara on line ataupun langsung ke Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.
Petugas yang berhak mengakses sistem Padati di Dinas Pendidikan
Kab. Garut adalah petugas yang telah diberi wewenang oleh Kepala Dinas
melalui Kepala Bidang Data dan Informasi Dengan wewenang tersebut
setiap petugas yang ditunjuk memiliki user id / dan password untuk menjaga
keamanan data.
3.2.3.4 User (Pengguna)
Sistem Pangkalan Data dan Informasi ini pengelolaannya dipegang
oleh Kepala Bidang Data dan Informasi Dalam implementasinya sistem
Padati dilakukan oleh bagian petugas input data. Petugas ini adalah user
yang telah diberi wewenang untuk dapat mengakses dan mengoperasikan
sistem Padati di Dinas Pendidikan Kab. Garut.
User (petugas) hanya bertugas untuk melakukan input data sekolah
yang telah menyerahkan laporan individual serta rangkuman kuesioner.
Sementara itu, kerja user berada dibawah pengawasan Kepala Bidang Data
dan Informasi
Sistem Pangkalan Data dan Informasi adalah sistem yang dirancang
untuk mengetahui keadaan sekolah, keadaan siswa, keadaan kepala sekolah,
guru, tenaga kependidikan dan administrasi serta keadaan kurikulum dan
laporan keuangan sekolah. Hal ini berguna dalam pendistribusian bantuan
dari pemerintah untuk sekolah-sekolah yang masih tertinggal.
3.3 Analisis Sistem
Pada tahap analisis ini dilakukan beberapa langkah identifikasi dengan
pemodelan object oriented menggunakan pendekatan Unified Approach dari Ali
Bahrami (1999) dengan tujuan untuk mengetahui kinerja sistem pangkalan data dan
Informasi tingkat SMP/ MTs. Tahapan dari analisis tersebut terdiri dari :
Gambar 3.2 Tahap Analisis Unified Approach (UA) (Bahrami, 1999)
3.3.1 Identifikasi Aktor
Pengembangan
Diagram Aktifitas
dan Use Case
Pengembang
an Diagram
Interaksi
Identifikasi
Kelas,
relasi,atribut &
Method
Pemeriksaan
Identifikasi Aktor
Melalui kegiatan interview dan observasi dalam melihat bisnis proses yang
sedang berjalan maka proses identifikasi aktor didapatkan berdasarkan siapa saja
yang akan menggunakan dan mempengaruhi sistem. Aktor tidak selalu berupa
manusia tetapi juga bisa berupa hardware ataupun sistem lain yang mempengaruhi
sistem. Dalam sistem pangkalan data dan Informasi aktor yang dapat teridentifikasi
adalah:
1. Sekolah, merupakan pelaku bisnis utama yang melakukan transaksi sistem
Pangkalan Data dan Informasi di Dinas Pendidikan Kab. Garut.
2. Petugas, merupakan pelaku sistem utama yang secara langsung berhadapan
dengan sistem. Petugas juga merupakan aktor yang melakukan proses
pencarian data Sekolah serta input data Sekolah menggunakan aplikasi
Pangkalan Data dan Informasi
3. Kepala Bidang Data dan Informasi, merupakan pelaku server eksternal yang
melayani kebutuhan pengguna use case.
4. Departemen Pendidikan Nasional, merupakan pelaku penerima eksternal
yang menerima output dari use case.
Adapun identifikasi aktor tersebut beserta aktifitasnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Identifikasi Aktor beserta Aktifitasnya
Aktor Tipe Aktor Aktifitas Aktor
Sekolah Primary business actor
(Pelaku Bisnis Utama)
- Memberikan laporan individu
sekolah dan rangkuman kuesioner
- Menerima rangkap laporan
individu sekolah dan rangkuman
kuesioner
- Lanjutan Tabel 3.1 Identifikasi Aktor beserta Aktifitasnya
- Menerima hasil informasi dari
sistem.
Petugas Primary system actor
(Pelaku Sistem Utama)
- Melakukan Login menu PADATI
untuk dapat mengakses sistem
informasi pangkalan data dan
informasi tingkat SMP/MTs
- Menginputkan Data Sekolah
sesuai dengan isi laporan individu
sekolah dan rangkuman kuesioner.
- Membatalkan penginputan data
Sekolah
- Membuat laporan hasil
penginputan data Sekolah.
Kepala Bidang
Data dan
Informasi
External server actor
(Pelaku server eksternal)
- Mengawasi berjalannya sistem
Pangkalan Data dan Informasi
- Menerima laporan hasil pendataan
dari sistem Pangkalan Data dan
Informasi
Departemen
Pendidikan
Nasional
External receiving actor
(Pelaku penerima eksternal)
Menerima laporan akhir dari sistem
Pangkalan Data dan Informasi
3.3.2 Pengembangan Activity Diagram
Pada tahap pengembangan activity diagram ini akan menjelaskan
bagaimana alur kerja transaksi dalam sistem pangkalan data dan Informasi antara
user yang telah teridentifikasi (Sekolah dengan Petugas) di Dinas Pendidikan Kab.
Garut.
Gambar 3.3 : Activity Diagram untuk Sistem Informasi PADATI
Dalam sistem Pangkalan Data dan Informasi ini transaksi terjadi antara
Petugas dengan Sekolah di Dinas Pendidikan Kab. Garut yang bertugas melakukan
pendataan pada sistem PADATI.
Proses pertama pada transaksi yaitu petugas masuk ke halaman utama
sistem Informasi PADATI kemudian pilih tingkat SMP/MTs, setelah itu petugas
melakukan proses Login dengan mengisi username dan password. Kemudian
sistem akan melakukan validasi password, apakah password yang di masukkan
sesuai dengan data yang telah tersimpan dalam database sistem atau tidak. Jika
proses Login berhasil maka dilanjutkan dengan proses input data transaksi,
kemudian memilih transaksi melalui button-button yang telah disediakan oleh
sistem diantaranya button intranet, button individual, button rangkuman, button
daftar wilayah, dan bimbingan. Untuk proses transaksi pendataan, maka button
yang dipilih adalah button individual meliputi individual sekolah, siswa, sarana
prasarana, guru, kurikulum, keuangan, listrik dan bantuan.
3.3.2.1.Activity Diagram untuk Proses Login
Gambar 3.4 : Activity Diagram untuk proses Login
Pada proses Login, petugas memasukan username dan password untuk
dapat mengakses Form pengolahan data, jika username dan password tidak valid
maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan.
Jika username dan password valid maka petugas dapat memilih Form pengolahan
data meliputi pengolahan data individual, rangkuman dan daftar wilayah
kecamatan.
3.3.2.2. Activity Diagram untuk Proses Input Pengolahan Data Individual
Gambar 3.5 : Activity Diagram untuk proses Input Pengolaha Data Individual
Pada proses input pengolahan data individual, petugas menginput data
berdasarkan kuesioner yang sebelumnya telah dibagikan kepada tiap Sekolah. Input
pengolahan data individual ini meliputi individual sekolah, siswa, sarana prasarana,
guru, kurikulum, keuangan, listrik dan bantuan.
3.3.2.3.Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Rangkuman Sekolah
Gambar 3.6 : Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data
Rangkuman Sekolah
Pada proses pengolahan data rangkuman sekolah, petugas menginput data
kecamatan, status sekolah, jenis sekolah dan nama sekolah. Fungsi dari Form ini
adalah untuk mengetahui keadaan lingkungan sekolah dan lainnya.
3.3.2.4. Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Daftar Wilayah
Gambar 3.7 : Activity Diagram untuk Proses Pengolahan Data Daftar Wilayah
Pada proses pengolahan data wilayah, petugas hanya menginput nama
kecamatan. Fungsi dari Form ini adalah untuk mengetahui kode pada tiap
kecamatan.
3.3.2.5. Activity Diagram untuk Proses Pembuatan dan Pencetakan Laporan
Gambar 3.8 : Activity Diagram untuk Proses Pembuatan dan Pencetakan Laporan
Dari tahap ini kita bisa mengetahui alur kerja dari sistem secara keseluruhan.
Dari alur kerja sistem yang sedang berjalan dapat ditentukan use case diagram yang
akan dibahas di bagian berikutnya.
3.3.3 Pengembangan Use Case
Dalam tahapan pengembangan activity diagram terdapat gambaran umum
sistem serta beberapa aksi aktor yang berinteraksi dengan sistem. Dari alur kerja
tersebut diatas maka dapat ditentukan use case diagram untuk melihat proses apa
yang dilakukan petugas terhadap sistem dalam bentuk use case. Adapun proses
yang dilakukan oleh petugas terhadap sistem adalah sebagai berikut :
1. Use Case Login
2. Use Case Input Pengolahan Data Individual
3. Use Case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah
4. Use Case Pengolahan Data Daftar Wilayah
5. Use Case Pembuatan dan Pencetakan Laporan.
Dari respon-respon tersebut diatas maka diperoleh gambaran use case diagram
sebagai berikut :
Gambar 3.9 : Use Case Diagram untuk Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi
Login
Pengolahan Data
Rangkuman Sekolah
Pengolahan Data Daftar
Wilayah
Sekolah
DepdiknasPembuatan dan Pencetakan
Laporan
KABID Data
dan Informasi
Petugas
Pengolahan Data Individual
Sekolah
<<include>>
<<include>>
<<include>>
Dari setiap use case yang digambarkan diatas, pada tahap selanjutnya setiap
use case akan dijelaskan lebih rinci dan disertai dengan skenarionya.
3.3.3.1 Use Case Login
Fungi proses use case Login merupakan reaksi sistem kepada setiap Petugas
untuk membatasi hak akses terhadap sistem pendataan Pangkalan Data dan
Informasi Hak akses ini dibatasi dengan cara Petugas harus memasukan username
dan password.
Tabel 3.2 : Skenario untuk use case Petugas Login
Identifikasi
Nomor KB-001
Nama Login
Tujuan Membatasi hak akses aktor pengguna untuk menjaga keamanan
data
Deskripsi Sistem memeriksa username dan password yang dimasukkan
aktor Petugas ke dalam sistem untuk melakukan validasi agar
bisa melakukan Login.
Aktor Petugas
Skenario
Kondisi Awal Halaman Utama SMP/MTs
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Sistem menampilkan Form Login
2. 2. Petugas mengisi Form Login
dengan username dan
password
3.Klik ‘Login’ 4. 4. cek username dan password
5. username dan password valid
Lanjutan Tabel 3.2
6. Sistem dapat menampilkan menu Pengolahan
Data bila username dan password benar
1. 7. Sistem menampilkan pesan kesalahan bila
username atau password yang dimasukan salah.
Kondisi Akhir Tampilan Form Pengolahan Data
3.3.3.2 Use Case Input Pengolahan Data Individual
Fungsi proses Input Pengolahan Data Individual adalah merupakan reaksi
dari sistem untuk memberikan kemudahan kepada aktor pengguna melakukan
penginputan data Sekolah dan pencarian data Sekolah yang telah ditentukan oleh
sistem.
Tabel 3.3 : Skenario untuk use case Input Pengolahan Data Individual Sekolah
Identifikasi
Nomor KB-002
Nama Proses Input Pengolahan Data Individual Sekolah
Tujuan Memberikan kemudahan kepada aktor pengguna melakukan
penginputan data Sekolah dan pencarian data Sekolah.
Deskripsi Sistem menampilkan menu yang didalamnya terdapat fasilitas
untuk masuk ke Form pengolahan data individual Sekolah
Aktor Petugas
Skenario
Kondisi Awal Menu Utama SMP/MTs
Aksi Aktor Reaksi Sistem
Lanjutan Tabel 3.3
1. Petugas memilih button
pengolahan data individual
2. Sistem menampilkan Form pengolahan data
individual meliputi input data individual
sekolah, siswa, sarana prasarana, guru,
kurikulum, keuangan, listrik & bantuan.
3. Petugas menginputkan data
individual sekolah, siswa,
sarana prasarana, guru,
kurikulum, keuangan, listrik
& bantuan
.
4. Sistem melakukan validasi data
5. sistem menampilkan pesan kesalahan bila
data yang dimasukan salah.
6 jika data sudah benat maka sistem
menyimpannya dalam database PADATI
Kondisi Akhir Form Individual Listrik & Bantuan Sekolah
3.3.3.3 Use Case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah
Fungsi pengolahan data rangkuman sekolah merupakan reaksi dari sistem
untuk memberikan kemudahan kepada petugas untuk melihat Informasi sekolah
dengan menggunakan Form yang telah disediakan oleh sistem.
Tabel 3.4 : Skenario untuk use case Pengolahan Data Rangkuman Sekolah
Identifikasi
Lanjutan Tabel 3.4
Nomor KB-003
Nama Pengolahan Data Rangkuman Sekolah
Tujuan memberikan kemudahan kepada petugas untuk melihat Informasi
sekolah.
Deskripsi Sistem menampilkan Form yang didalamnya terdapat Informasi
tentang keadaan sekolah.
Aktor Petugas
Skenario
Kondisi Awal Menu Utama SMP/MTs
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Petugas memilih button
pengolahan data rangkuman
sekolah
2. Sistem menampilkan Form Pengolahan Data
Rangkuman Sekolah
2. 3. Petugas menginputkan data
wilayah, data status Sekolah,
data jenis Sekolah dan nama
Sekolah
3. 4. Sistem melakukan validasi data
5. sistem menampilkan pesan kesalahan bila
data yang dimasukan salah.
6. Jika data sudah benar maka sistem akan
menampilkan Informasi sekolah yang dicari.
Kondisi Akhir Tampilan rangkuman Informasi Sekolah
3.3.3.4 Use Case Pegolahan Data Wilayah
Fungsi Pengolahan Data Wilayah merupakan reaksi dari sistem untuk
memberikan kemudahan kepada petugas dalam mencari kode wilayah dengan cara
menggunakan Form daftar wilayah yang telah disediakan oleh sistem.
Tabel 3.5 : Skenario untuk use case Pengolahan Data Wilayah
Identifikasi
Nomor KB-004
Nama Proses Pengolahan Data Wilayah
Tujuan Memberikan kemudahan kepada Petugas dalam melakukan
pencarian kode wilayah.
Deskripsi Sistem menampilkan Form yang didalamnya terdapat Informasi
tentang kode wilayah.
Aktor Petugas
Skenario
Kondisi Awal Tampilan Utama SMP
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Petugas memilih button
pengolahan data wilayah
2. Sistem menampilkan Form Pengolahan Data
Wilayah
2. 3. Petugas menginputkan data
wilayah.
3. 4. Sistem melakukan validasi data
5. sistem menampilkan pesan kesalahan bila
data yang dimasukan salah.
6. Jika data sudah benar maka sistem akan
menampilkan Informasi kode wilayah yang
dicari.
Kondisi Akhir Tampilan daftar wilayah
3 3.3.6 Use Case Pembuatan dan Pencetakan Laporan
Fungsi proses pembuatan laporan merupakan reaksi dari sistem untuk
memberikan kemudahan kepada petugas pengguna dalam membuat laporan
transaksi secara cepat dengan cara menggunakan Form khusus yang telah
disediakan oleh sistem.
Tabel 3.6 : Skenario untuk use case Pembuatan dan Pencetakan Laporan
Identifikasi
Nomor KB-006
Nama Proses pencetakan Laporan
Tujuan Memberikan kemudahan kepada Petugas pengguna melakukan
pembuatan dan pencetakan laporan transaksi
Deskripsi Sistem menampilkan menu yang didalamnya terdapat fasilitas
untuk melakukan pencetakan laporan
Aktor Petugas
Skenario
Kondisi Awal Tampilan Utama SMP
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Petugas memilih Form
pengolahan data
individual atau
rangkuman sekolah
Lanjutan Tabel 3.6
2. Sistem menampilkan Form pengolahan data
individual atau Form pengolahan data
rangkuman sekolah untuk pencetakan
laporan
3. Petugas mengatur data
yang akan dilaporkan kepada
Kepala Bidang dan Dinas
Pendidikan Nasional
4. Sistem membuka data dan menampilkan data
transaksi dari database.
5. Petugas mengklik button
berbentuk icon print,
untuk cetak laporan
6. Sistem melakukan pencetakan laporan
Kondisi Akhir Form tampilan laporan data transaksi
Skenario-skenario diatas berfungsi untuk menjelaskan aktivitas yang terjadi
pada setiap use case. Melalui skenario kita dapat mengetahui gambaran proses yang
akan terjadi pada sistem. Skenario ini akan membantu mempermudah pembuatan
sequence diagram.
3.3.4 Pengembangan Interaction Diagram
Setiap skenario dalam use case dapat digambarkan dalam urutan interaksi
antara aktor dan sistem beserta aktivitasnya. Pengembangan dari use case yang
dapat mengimplementasikan skenario adalah Interaction Diagram. Salah satu jenis
dari Interaction diagram adalah sequence diagram.
Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respon dari sebuah event untuk
menghasilkan output tertentu. Diagram ini juga menjelaskan bagaimana objek
berinteraksi dengan objek yang lainnya yaitu dengan cara mengirim dan menerima
pesan.
3.3.4.1 Sequence Diagram Untuk Proses Login
Pada fungsi Login, petugas akan memasukan username dan password, jika
username dan password yang dimasukan valid. Maka sistem akan melakukan
Login sehingga petugas dapat mengakses sistem pengolahan data individual,
rangkuman sekolah dan wilayah. Jika password yang dimasukan salah maka sistem
akan menampilkan pesan kesalahan.
Gambar 3.10 Sequence diagram untuk proses Login
3.3.4.2 Sequence Diagram Input Pengolahan Data Individual
Pada fungsi proses input pengolahan data individual. Data sekolah dapat
diketahui berdasarkan NSS atau NPSN Sekolah. Melalui Form input, petugas
memasukan NSS atau NPSN sehingga data Sekolah akan keluar secara otomatis.
Jika NSS atau NPSN yang dimasukan tidak terdaftar maka sistem akan
menampilkan suatu pesan kesalahan.
Gambar 3.11 Sequence diagram untuk Input Pengolahan Data Individual
3.3.4.3 Sequence Diagram Pengolahan Data Rangkuman Sekolah
Pada fungsi proses pengolahan data rangkuman Sekolah, data Sekolah dapat
diketahui berdasarkan kondisi atau keadaan Sekolah dan lainnya. Melalui Form
input, petugas memasukan nama kecamatan, status sekolah, dan jenis sekolah serta
nama sekolah yang akan ditampilkan oleh sistem. Jika nama sekolah yang
dimasukan tidak terdaftar maka sistem akan menampilkan suatu pesan kesalahan.
Gambar 3.12 Sequence diagram untuk Pengolahan Data Rangkuman Sekolah
3.3.4.4 Sequence Diagram Pengolahan Data Wilayah
Pada fungsi pengolahan data wilayah, Kode Kecamatan dapat diketahui
dengan memasukan nama kecamatan yang dicari. Melalui Form input, petugas
memasukan nama kecamatan yang akan diolah oleh sistem. Jika nama kecamatan
yang dimasukan tidak terdaftar maka sistem akan menampilkan suatu pesan
kesalahan.
Gambar 3.13 Sequence diagram untuk Pengolahan Data Wilayah
3.3.4.5 Sequence Diagram Pembuatan dan Pencetakan Laporan
Pada fungsi proses Pembuatan dan Pencetakan laporan, petugas loket akan
memilih menu pencetakan laporan yaitu dengan mengklik icon report, maka sistem
akan membuka dan menampilkan data transaksi dari database. Kemudian Petugas
Loket mengklik button cetak, untuk cetak laporan, sehingga sistem akan
menampilkan tampilan proses pencetakan laporan.
Gambar 3.14 Sequence diagram untuk Pembuatan dan Pencetakan Laporan
3.3.5 Klasifikasi Menggunakan Class
Setelah memodelkan use case diagrams dan interaction diagrams yang
diimplementasikan dengan sequence diagrams diatas, maka tahap selanjutnya yaitu
melakukan pengklasifikasian dengan menggunakan class. Adapun tahapan dalam
pengklasifikasian meliputi:
- Identifikasi classes
- Identifikasi relationships
- Identifikasi attributes
- Identifikasi methods
- Iterate dan refine
3.3.5.1 Identifikasi Classes
Hal yang pertama dilakukan dalam pengklasifikasian adalah dengan
mendaftar sejumlah objek menjadi kandidat kelas. Adapun kandidat kelas yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
Login Pembuatan Laporan
Form Individual Input NPSN
Form Rangkuman Pencetakan Laporan
Form Daftar Wilayah Koneksi Database
Akses Aplikasi PADATI Tampilan Pesan Kesalahan
Form Report Input Password
Form Login Tampilan Menu PADATI
Petugas Sekolah
Kabid. Data dan Informasi Depdiknas
Load Form Login DB Password
Open DB Password Klik Icon Print
DB Sekolah Tampilan Menu SMP/MTs
Klik Ok Klik Icon SMP/MTs
Klik Form Login Klik Pengolahan Data Individual
Input Kecamatan Klik Pengolahan Data Rangkuman
Input Nama Sekolah Klik Pengolahan Data Wilayah
Input Status Sekolah Input Jenis Sekolah
Tampilan Report Pilih Pengolahan Data
Dari kandidat-kandidat kelas diatas, tidak semuanya akan dijadikan kelas.
Sebagian yang tidak memenuhi syarat baik itu tidak relevan ataupun yang tidak jelas akan
dieliminasi. Namun, objek yang dieliminasi masih dapat digunakan, baik itu sebagai
atribut, maupun sebagai perilaku untuk setiap kelas.
Login Pembuatan Laporan
Form Individual Input NPSN
Form Rangkuman Pencetakan Laporan
Form Daftar Wilayah Koneksi Database
Akses Aplikasi PADATI Tampilan Pesan Kesalahan
Form Report Input Password
Form Login Tampilan Menu PADATI
Petugas Sekolah
Kabid. Data dan Informasi Depdiknas
Load Form Login DB Password
Open DB Password Klik Icon Print
DB Sekolah Tampilan Menu SMP/MTs
Klik Ok Klik Icon SMP/MTs
Klik Form Login Klik Pengolahan Data Individual
Input Kecamatan Klik Pengolahan Data Rangkuman
Input Nama Sekolah Klik Pengolahan Data Wilayah
Input Status Sekolah Input Jenis Sekolah
Tampilan Report Pilih Pengolahan Data
Dari kandidat kelas yang telah dieliminasi diatas, didapat objek yang akan
dijadikan sebagai kelas. Adapun kelas-kelas tersebut antara lain:
Login : Merupakan tampilan untuk masuk ke menu
Pengolahan Data Individual, Rangkuman dan
Daftar Wilayah.
Tampilan Pesan Kesalahan : Tampilan pesan kesalahan jika proses
penginputan data salah.
Tampilan Menu PADATI : Tampilan yang di dalamnya terdapat banyak
sistem yang ingin di akses.
Tampilan Menu SMP/MTs : Tampilan yang di dalamnya terdapat banyak
sistem yang ingin di akses serta terdapat olah
data Sekolah.
Form Login : Merupakan Form yang digunakan untuk
proses Login
Form Report : Merupakan Form yang berfungsi dalam
pembuatan dan pencetakan laporan.
Form Individual : Merupakan Form yang berfungsi untuk
melakukan olah data/ input data Sekolah.
Form Rangkuman : Merupakan Form yang berfungsi untuk
mengetahui data Sekolah.
Form Daftar Wilayah : Merupakan Form yang berfungsi untuk
melakukan olah data/ input data kode
wilayah.
Petugas : Petugas yang memiliki wewenang dalam
mengakses sistem pangkalan data dan
Informasi termasuk didalamnya input
individual sekolah dan lainnya. Wewenang
ini diberikan oleh Kepala Bidang Data dan
Informasi
Sekolah : Objek yang melakukan transaksi dalam
penginputan data pada sistem pangkalan data
dan Informasi di Dinas Pendidikan Kab.
Garut.
DB Password : Kelas yang berfungsi sebagai tempat
menyimpan seluruh data password petugas
yang mempunyai hak akses terhadap sistem
DB Sekolah : Kelas yang berfungsi sebagai tempat
menyimpan seluruh data individual Sekolah.
Tampilan Report : Tampilan yang di dalamnya terdapat laporan-
laporan yang akan di cetak.
Dari pemaparan diatas, dapat diketahui adanya relevansi antara kelas
yang dibuat dengan sistem yang sedang berjalan. Hal itu dapat dilihat dari
deskripsi fungsi masing-masing kelas.
3.3.5.2 Identifikasi Relationships
Setelah semua kelas telah teridentifikasi, maka langkah selanjutnya yaitu
menentukan relationships antar kelas. Adapun relationships dari tiap kelas dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.7 Relationships antar kelas
Beberapa asosiasi dan kardinalitas
Class Related class Association
name Cardinality
Form Pengolahan Data
Individual
Tampilan Pesan
Kesalahan Menampilkan One or more
Tampilan Pesan
Kesalahan
Form Pengolahan Data
Individual One
Form Pengolahan Data
Rangkuman
Tampilan Pesan
Kesalahan Menampilkan One or more
Tampilan Pesan
Kesalahan
Form Pengolahan Data
Rangkuman One
Form Pengolahan Data
Daftar Wilayah
Tampilan Pesan
Kesalahan Menampilkan One or more
Tampilan Pesan
Kesalahan
Form Pengolahan Data
Daftar Wilayah One
Form Login Tampilan Pesan
Kesalahan Menampilkan One or more
Tampilan Pesan
Kesalahan Form Login One
Login DB User Menampilkan One
DB User Login One
Petugas Login Melakukan One
Login Petugas One
Petugas Report Membuat One or more
Report Petugas One
3.3.5.3 Identifikasi Attributes
Setelah relasi antar kelas sudah terbentuk, maka langkah selanjutnya yaitu
menentukan attributes dari tiap kelas. Atribut-atributnya sebagai berikut:
Petugas
username
password
Nama
Sekolah
Kode Wilayah
NSS
NPSN
Nama Sekolah
Alamat
Form Login
Username
Password
Login
Username
Password
Form pengolahan data individual
Individual
Siswa
Sarana Prasarana
Guru
Kurilulum
Keuangan
Listrik & Bantuan
Kode Wilayah
NSS
Form pengolahan data rangkuman
Wilayah
Jenis Sekolah
Status
Nama Sekolah
Form pengolahan data daftar wilayah
Nama Kecamatan
3.3.5.4 Identifikasi Methods
Setelah attributes dari tiap kelas terbentuk, maka langkah selanjutnya yaitu
menentukan methods dari tiap kelas. Adapun methods dari tiap kelas dapat dilihat
dibawah ini:
Petugas
Add username
Add password
Add pengolahan data
Edit pengolahan data
Print Laporan
Sekolah
Memberikan Laporan Kuesioner Sekolah
Form Login
Login
Close Form Login
DB User
Open Connection
Close Connection
Tampilan pesan kesalahan
Show Error Dialog
Tampilan menu PADATI
Show Menu SOPP
Tampilan menu SMP/MTs
Show Menu SMP/MTs
DB Sekolah
Open Connection
Close Connection
Tampilan identitas sekolah
Show Identitas Sekolah
Form pengolahan data individual
Add
Save
Open
Close
Form pengolahan data rangkuman
Save
Close
Form pengolahan data daftar wilayah
Add
Save
Delete
Close
Form report
Show Form Report
Close Form Report
Report
Read Report
Print Report
Dengan berbagai pemodelan sistem yang telah dibahas pada tahap analisis
kebutuhan sistem diatas, dapat diketahui bagaimana proses dan alur kerja dari
sistem pangkalan data dan Informasi Dari setiap tahapan pemodelan Object
Oriented diatas diperoleh Informasi sebagai berikut :
1. Pada tahap identifikasi aktor dapat diketahui bahwa aktor yang terlibat
dalam sistem adalah sekolah dan petugas yang berada di Dinas Pendidikan
Kab., Kabid. Data dan Informasi serta Depdiknas selaku Pelaku server
eksternal dan Pelaku penerima eksternal.
2. Pada tahap pengembangan Activity Diagram dapat diketahui alur kerja dari
sistem pangkalan data dan Informasi
3. Pada tahap pengembangan Use Case Diagram dapat diketahui cara kerja
sistem dengan lingkungan eksternal, yaitu interaksi antara user dengan
sistem. Pada pemodelan ini lebih fokus pada apa yang akan user kerjakan
terhadap sistem.
4. Setiap Use Case yang telah dibuat dikembangkan kembali dengan
pemodelan Sequence Diagram. Dalam sequence diagram digambarkan
interaksi antar objek dalam sistem melalui message (pesan) yang
disampaikan oleh satu objek ke objek lain. Dalam tahapan ini, proses kerja
sistem terlihat lebih jelas dan lebih mudah dipahami.
5. Pada Class Diagram, berisi kelas-kelas yang memiliki attributes dan
methods. Dalam class diagram digambarkan hubungan internal sistem yang
menjelaskan relasi antar kelas beserta asosiasinya serta menentukan
attributes dan methods pada setiap kelas yang telah teridentifikasi.
3.3.5.5 Iterate dan Refine
Iterasi dan perbaikan dilakukan bila terdapat kekeliruan pada aktifitas
perancangan class diagrams.
3.3.6 Pemeriksaan (Refine dan Iteratif)
Iterasi dan perbaikan dilakukan bila terdapat kekeliruan pada aktifitas perancangan
sistem berorientasi objek.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian serta tinjauan teori yang dimiliki serta dari hasil
Analisis Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi Tingkat SMP/MTs di
Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
Sistem Informasi Pangkalan Data dan Informasi pada dasarnya dapat
memenuhi kebutuhan user karena sistem tersebut menyediakan informasi
yang akurat dan berguna seperti data tentang keadaan Sekolah, Guru,
jumlah siswa dan lainnya serta untuk mempermudah dalam melakukan
penyaluran dana bantuan operasional sekolah berdasarkan data yang
telah ada.
Rangkuman data Sekolah yang terdapat pada sistem berfungsi sebagai
laporan tentang keadaan sekolah dan lingkungannya.
Metode analisis object oriented dengan menggunakan Unified Approach
mampu menggambarkan dan memperlihatkan perilaku dari current
system yang direpresentasikan pada beberapa model.
4.2 Saran
Pada current system PADATI, ada sedikit kekurangan yang perlu untuk
diperbaiki yaitu untuk menjaga keamanan data, diharapkan username dan
password standar diganti, hal ini untuk menjaga keamanan data dan informasi
dari orang yang tidak berhak.
Agar informasi yang dihasilkan oleh sistem PADATI lebih mudah di akses serta
di jangkau masyarakat luas. Diharapkan data sekolah yang telah terkumpul di
Dinas Pendidikan Kab segera di kirim ke Depdiknas agar dapat di akses melalui
website.
DAFTAR PUSTAKA
Amsyah, Zulkifli, “Manajemen Sistem Informasi”, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2005.
Bahrami, Ali, “Object Oriented Systems Development”, The McGraw-Hill Book Co,
Singapore, 1990.
Data-data Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.
Jogiyanto HM, ”Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori
dan Praktek Aplikasi Bisnis”, Andi Offset, Yogyakarta, 2005.
Kendal & Kendal, “Analisis Dan Perancangan Sistem”, Jilid 1, Edisi Bahasa Indonesia,
PT.Prenhallindo, Jakarta, 2007.
Munawar, “Pemodelan Visual dengan UML”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005.
Nugroho, Adi, “Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek”, Informatika,
Bandung, 2005.