34026-10-353252038272

Upload: tari-apriani

Post on 14-Apr-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 34026-10-353252038272

    1/11

    AUDITING I

    MODUL 10

    MATERIALITAS DAN RISIKO

    RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak

  • 7/29/2019 34026-10-353252038272

    2/11

    MATERIALITAS DAN RISIKO

    MATERIALITAS

    Tanggung jawab Auditor, adalah menentukan apakah laporan keuangan mengandung kesalahan

    penyajian yang Material.

    Jika Auditor memutuskan bahwa terdapat suatu salah saji yang Material, maka ia akan

    menunjukkannya pada klien sehingga suatu koreksi atas kesalahan tersebut dapat dilakukan.

    Ada tujuh ( 7 ) Fase Materialitas dan Resiko, yaitu :

    1. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal

    2. Memahami bisnis dan industri klien

    3. Menilai Risiko bisnis klien

    4. Melaksanakan prosedur analitis awal

    5. Menetapkan materialitas dan menilai risiko akseptibilitas audit serta risiko inheren

    6. Memahami pengendalian intern dan menilai risiko pengendalian

    7. Menyusun seluruh rencana serta program audit

    Dalam penerapan Materialitas tersebut ada lima tahap yang perlu diketahui, yaitu :

    a. Perencanaan tentang rentang uji audit :

    1. Menetapkan Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas

    2. Mengalokasikan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas ini ke

    dalam segmen-segmen

    b. Evaluasi Hasil :

    3. Mengestimasi total kesalahan penyajian yang terdapat dalam segmen

    4. Mengestimasi kesalahan penyajian gabungan

    5. membandingkan antara estimasi gabungan dan pertimbangan awal atau

    pertimbangan yang telah direvisi tentang tingkat materialitas.

    Penetapan suatu pertimbangan awal tentang tingkat materialitas adalah untuk membantu auditor

    merencanakan bukti audit yang memadai yang harus dikumpulkan.

    Materialitas lebih merupakan konsep yang Relatif bukannya Absolut.

    Kesalahan penyajian atas besaran tertentu mungkin saja bersifat material bagi perusahaan skala

    kecil, sedangkan kesalahan penyajian dengan jumlah dolar yang sama, bagi perusahaan lainnya

    yang berskala besar, dapat bersifat tidak material.

    Sejumlah dasar pertimbangan diperlukan untuk mengevaluasi tingkat Materialitas

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

  • 7/29/2019 34026-10-353252038272

    3/11

    Laba bersih sebelum pajak, umumnya merupakan dasar pertimbangan utama yang dipergunakan

    untuk menentukan tingkat materialitas, karena item ini dianggap sebagai item penting dalam

    penyajian informasi kepada para pengguna laporan.

    Faktor-faktor Kualitatif mempengaruhi Tingkat Materialitas

    - Nilai-nilai yang melibatkan kecurangan seringkali dianggap lebih penting dari pada

    sejumlah nilai yang sama tetapi yang diakibatkan oleh kekeliruan yang tidak disengaja

    karena perbuatan tersebut merefleksikan kejujuran serta reliabilitas manajemen atau

    karyawan yang terlibat.

    - Kesalahan penyajian yang kecil dapat bersifat material jika terdapat kemungkinan timbulnya

    berbagai konsekuensi atas sejumlah kewajiban kontrak.

    Mengalokasikan Pertimbangan awal tingkat Materialitas segmen

    Jika auditor telah memiliki pertimbangan awal tentang tingkat materialitas tiap segmen,

    pertimbangan tersebut akan sangat membantu auditor dalam memutuskan bukti audit apa yang

    tepat untuk dikumpulkan.

    Ada tiga kesulitan utama dalam upaya mengalokasikan tingkat materialitas ke akun-akun neraca

    yaitu :

    - auditor memiliki ekspektasi bahwa sejumlah akun tertentu mengandung lebih

    banyak salah saji dari pada akun-akun lainnya

    - Baik salah saji lebih, maupun salah saji kurang harus tetap dipertimbangkan

    - Biaya-biaya audit secara relatif mempengaruhi pengalokasian.

    Mengestimasi Nilai salah saji serta membandingkannya dengan nilai Pertimbangan Awal.

    Pada saat auditor melaksanakan sejumlah prosedur audit bagi setiap segmen audit, maka kertas

    kerja haruslah dipelihara untuk mencatat semua salah saji yang

    diketemukan. Berbagai salah saji ini dipergunakan untuk melakukan estimasi atas total salah saji

    yang terkandung dalam persediaan.

    Estimasi salah saji tersebut dihitung berdasarkan uji-uji audit yang sebenarnya,

    Salah satu cara untuk menghitung estimasi salah saji adalah dengan membuat suatu proyeksi

    langsung dari sampel yang ada pada populasi, serta dengan menambahkan suatu estimasi atassampling error.

    Metodologi sampling disediakan untuk penentuan suatu gabungan sampling error yang akan

    membuat nilai salah saji maksimum ini akan masuk dalam pertimbangan auditor.

    RISIKO

    Risiko dalam auditing berarti bahwa auditor menerima suatu tingkatan ketidakpastian

    tertentu dalam pelaksanaan audit. Auditor menyadari, misalnya, bahwa ada ketidakpastian

    mengenai kompetensi bahan bukti, efektif struktur pengendalian intern klien, dan ketidakpastian

    apakah laporan keuangan memang telah tersaji secara wajar setelah audit selesai

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

  • 7/29/2019 34026-10-353252038272

    4/11

    Seorang auditor yang efektif menyadari bahwa risiko-risiko ada dan akan menangani

    dengan sepantasnya. Kebanyakan dari risiko tersebut sukar diukur dan memerlukan penanganan

    yang hati-hati dan seksama. Misalkan, kalau auditor menyadari bahwa bidang industri sebuah

    klien mengalami perubahan teknologi besar-besaran, yang tidak saja mempengaruhi klien tadi,

    tapi juga pelanggannya.Ini akan menyebabkan usangnya persediaan klien, mempengaruhi

    kolektibilitas piutang usaha, bahkan dapat mempengaruhi kesinambungan usahanya. Bagaimana

    auditor menangani risiko-risiko ini dengan pantas adalah sangat penting dalam menjaga mutu

    suatu audit.

    Model Resiko Audit

    Cara auditor menangani masalah risiko dalam tahap perencanaan pengumpulan bahan

    bukti. Terutama adalah dengan menggunakan model risiko audit. Literatur profesional yang

    menjadi sumbernya adalah PSA 26 untuk uji petik dan PSA 25 untuk materialitas dan risiko.

    Model resiko audit digunakan terutama untuk tahap perencanaan dalam menentukan

    berapa besar bahan bukti yang harus dikumpulkan dalam tiap siklus.

    PDR = AAR

    IR x CR

    Dimana :

    PDR = Risiko penemuan yang direncanakan (Planed Detection Risk)

    AAR = Risiko audit yang dapat diterima (Accceptable Audit Risk)

    IR = Risiko bawaan (Inherent Risk)

    CR = Risiko pengendalian (Control Risk)

    Resiko Penemuan yang direncanakan

    Risiko penemuan yang direncanakan adalah risiko bahwa bahan bukti yang

    dikumpulkan dalam segmen gagal menemukan salah saji yang melewati jumlah yang dapat

    ditoleransi, kalau salah saji semacam itu timbul. Ada dua hal penting mengenai risiko penemuan

    yang direncanakan diatas: pertama ia tergantung pada 3 unsur risiko lain dalam model.Risikopenemuan yang direncanakan hanya akan berubah kalau auditor mengubah salah satu unsur

    lainnya. Kedua, risiko penemuan yang direncasnakan menetukan besarnya rencana bahan bukti

    yang akan dikumpulkan, dalam hubungan yang berlawanan. Kalau nilai risiko penemuan yang

    direncanakan diperkecil, auditor harus mengumpulkan bahan bukti yang lebih banyak dalam

    audit.

    Resiko Bawaan

    Risiko bawaan adalah penetapan auditor akan kemungkinan adanya salah uji dalam

    segmen audit yang melewati batas toleransi, sebelum memperhitungkan faktor efektifitas

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

  • 7/29/2019 34026-10-353252038272

    5/11

    pengendalian intern. Risiko bawaan adalah faktor kerentanan laporan keuangan terhadap salah

    saji yang material, dengan asumsi tidak ada pengendalian intern.

    Hubungan risiko bawaan dengan risiko penemuan serta rencana penumpulan Bahan

    buikti adalah risiko bawaan sifatnya berbanding terbalik dengan risiko penemuan, dan

    berbanding lurus dengan bahan bukti.

    Resiko Pengendalian

    Risiko pengendalian adalah ukuran penetapan auditor akan kemungkinan adanya

    kekeliruan (salah saji) dalam segmen audit yang melewati batas toleransi ,yang tak terditeksi

    atau tercegah oleh struktur pengendalian intern klien. Risiko pengendalian mengandung unsur

    (1) penetapan apakah struktur pengendalian intern klien cukup efektif untuk mendeteksi atau

    mencegah kekeliruan Dan (2) keinginan auditor untuk membuat penetapan tersebut dibawah

    nilai maksimum (100%) dalam rencana audit.

    Seperti risiko bawaan ,hubungan risiko pengendalian dengan risiko penemuan adalah

    berbanding terbalik , sementara dengan bahan bukti adalah bebanding lurus.

    Sebelum auditor dapat menetapkan tingkat risiko pengendalian yang lebih kecil dari

    100% ia harus melakukan 3 hal : memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian

    intern klien,mengevaluasi seberapa baik struktur tersebut seharusnya berfungsi berdasasrkan

    pemahaman yang diperoleh dan melakukan pengujian atas efektifitas pengendalian. Hal pertama

    berhubungan dengan menumbukan pemahaman terhadap perusahana klien yang diperlukan

    untuk keseluruhan audit. Dua lainnya adalah langkah menetapkan risiko pengendalian harus

    diambil jika auditor menginginkan untuk menetapkan angka risiko pengendalian dibawah

    maksimum. Bila auditor memilih untuk tidak menetapkan risiko pengendalian dibawah nilai

    maksimumnya,risiko pengendalian harus dicatat 100% tanpa melihat efektifitas aktual struktur

    pengendalian internnya.(dengan asumsi risiko bawaan tinggi)

    Resiko Audit yang Dapat Diterima

    Adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan salah saji

    secara material walaupun audit telah selesai dan pendapatan wajar tanpa pengecualian telah

    diberikan.Seringkali auditor menggunakan istilah keyakinan audit, keyakinan menyeluruh, atau tingkatan

    keyakinan,adalah istilah risiko audit yang dapat diterima.

    Mengubah Resiko Usaha atau Resiko Audit yang Dapat Diterima Karena Usaha

    Risiko usaha adalah tingkat resiko bahwa auditor atau kantor akuntan publik akan

    menderita kerugian yang diakibatkan hubungan dengan klien, walaupun laporan audit yang

    diberikan sudah pantas.

    Tingkat ketergantungan pemakai pada laporan keuangan

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

  • 7/29/2019 34026-10-353252038272

    6/11

    Kalau pemakai memiliki ketergantungan yang besar pada laporan keuangan ,dengan sendirinya

    risiko audit perlu diperkecil. Beberapa faktor dapat dijadikan petunjuk tingkat ketergantungan

    pemakai pada suatu laporan keuangan :

    Ukuran perusahan klien.

    Distribusi kepemilikan,

    Jumlah dan sifat kewajiban perusahaan

    Kemungkinan akan adanya kesulitan keuangan klien yang timbul setelah laporan audit

    diterbitkan, bila klien terpaksa dinyatakan pailit setelah audit selesai ,besar kemungkinan auditor

    akan diminta untuk mempertahankan kualitas audit yang dilaksanakan.

    Sulit bagi auditor untuk meramalkan kesulitan keuangan sebelum benar-benar terjadi, namun

    beberapa indikator dapat yang dicatat:

    Posisi likuiditas

    Laba(rugi) tahun sebelumnya

    Metode pertumbuhan pembiayaan

    Sifat operasi klien

    Kompetensi manajemen

    Evaluasi auditor atas integritas manajemen

    Menetapkan Resiko Audit yang Dapat Diterima

    Auditor harus menyelidiki kondisi klien dan menilai faktor-faktor yang dapatmempengaruhi derajat ketergantungan pemakai ekstern terhadap laporan ,kemungkinan

    kegagalan keuangan setelah audit selesai,dan integritas manajemen. Demikian pula, prosedur

    analitis pendahuluan berguna untuk mengevaluasi kemungkinan perusahaan mengalami

    kesulitan keuangan. berdasarkan penyelidikan dan penetapan ini, auditor akan dapat menentukan

    risiko audit yang dapat diterima tentatif dan sangat subjektif bahwa laporan keuangan akan

    berisi salah saji material setelah audit selesai..

    Resiko Bawaan

    Pada awal audit tidak banyak yang bisa diperbuat untuk mengubah resiko bawaan. Fakto-

    faktor utama dibawah ini harus ditelaah dalam menetapkan risiko bawaan :

    Sifat bidang usaha klien

    Integritas manajemen

    Motivasi klien

    Hasil audit sebelumnya

    Penugasan pertama atau penugas ulang

    Hubungan istimewa transaksi tidak rutin

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

  • 7/29/2019 34026-10-353252038272

    7/11

    Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun padahal akun dan transaki

    secara benar

    Kerentanaan terhadap kecurangan

    Unsur-unsur populasi

    Sifat Usaha Bidang Klien

    Risiko bawaan dalam beberapa hal dipengaruhi oleh sifat bidang usaha dari perusahaan

    klien sendiri.misalnya, akan lebih besar kemungkinan usangnya persediaan pada pabrik

    elektronika daripada peleburan baja. Risiko bawaan tiap jenis usaha akan lebih bervariasi pada

    akun seperti persediaan,piutang usaha ,piutang pijaman,tanah dan bangunan. Sifat usaha ini akan

    kurang pengaruhnya untuk akun kas,wesel tagih dan utang hipotek.Integritas Manajemen

    Jika manajmen didominasi satu atau beberapa orang yang integritasnya kurang, maka

    kemungkinan bahwa laporan keuangan disalah sajikan akan lebih besar. Seringkali manajemen

    memilikki tingkat integritas tertentu yang memadai tetapi tidak dapat disebut jujur dalam semua

    hal. Auditoir harus mengevaluasi dahulu apakah ia akan menerima penugasan dari klien

    semacam itu, jika ya, darus ditetapkan tingkat risiko bawaan yang tinggi untuk semua segmen

    dalam penugasan untuk menguji kemungkinman salah saji yang disengaja.

    Motivasi Klien

    Dalam situasi tertentu manajemen dapat merasa bahwa akan lebih menguntungkan

    mensalah sajikan laporan keuangan. Juga,perlu dipertimbangkan motivasi untuk mengurang

    sajikan laba sebelum pajak untuk mengurangi pajak yang harus dibayar. Jadi kalau manajemen

    tidak memiliki integritas yang tinggi, motivasi tertentu bisa membuat mereka mensalah sajikan

    laporan keuangan

    Hasil Audit Sebelumnya

    Salah saji yang terjadi pada audit sebelumnya memiliki kemungkinan untuk terjadi lagi

    dalam audit tahun berjalan. Ini disebabkan beberapa salah saji mempunyai sifat yang sistematis

    dan organisasi cenderung lamban melakukan pengubahan untuk mengatasinya. Maka auditor

    harus dianggap lalai jika tidak memperhatikan hasil audit tahun sebelumnya dalam audit

    program tahun berjalan. Akan tetapi kalau pada beberapa tahun sebelumnya tidak ditemui salah

    saji apapun, auditor dibenarkan untuk mengurangi risiko bawaan, dengan catatan tidak ada

    perubahan keadaan yang relavan.

    Penugasan Pertama atau Penugasan Ulang

    Auditor akan memiliki penetahuan dan pengalaman mengenai kemungkinan terjadinya

    salah saji setelah mengaudit sebuah klien untuk beberapa tahun. Kebanyakan auditor

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

  • 7/29/2019 34026-10-353252038272

    8/11

    menetapkan risiko bawaan yang tinggi pada penugasan pertama, dan menguranginya pada

    tahun-tahun berikutnya setelah memperoleh pengalaman.

    Hubungan Istimewa

    Transaksi antar induk perusahaan dengan anak perusahaan atau antar perusahaan dengan

    pribadi manajemen adalah contoh hubungan istimewa seperti yang didefinisikan PSAK 7.

    transaksi yang dilakukan dua pihak yang independen dan dilaksanakan secara normal tidak

    termasuk dalam definisi ini. Dalam hal transaksi semacam ini terjadi , auditor harus

    meningkatkan risiko bawaan klien yang bersangkutan.

    Transaksi Tidak rutin

    Transaksi yang tidak biasa akan lebih besar kemungkinannya untuk tidak dicatat dengan

    benar karna kurangnya pengalaman klien dalam penanggannya. Contohnya adalah kerugian

    karena kebakaran, pembelian tanah dan bangunan yang besar atau persetujuan sewa guna usaha.

    Pertimbangan yang Diperlukan Untuk Mencatat Saldo dan Transaksi Secara Benar

    Banyak akun yang melibatkan estimasi dan pertimbangan manajemen. Contohnya

    adalah penyisihan piutang tak tertagih,usangnya persediaan ,kewajiban pembayaran

    bergaransi ,dan cadangan kredit tak tertagih . demikian pula transaksi perbaikan besar-besaran

    atau pergantian aktiva merupakan contoh diperlukannya pertimbangan untuk mencatat transaksi

    dengan benar.

    Kerentanan Terhadap Kecurangan

    Auditor perlu mempertimbangkan risiko akan adanya kecurangan dalama situasi dimana

    relatif mudah untuk memindahkan aktiva perusahan menjadi milik pribadi. Kalau ini terjadi

    risiko bawaan harus ditingkatkan

    Unsur-unsur Populasi

    Unsur-unsur individual yang membentuk populasi seringklai mempengaruhi ekspektasi

    salah saji yang material. Transaksi dengan perusahaan afiliasi,piutang karyawan, pembayaran

    utang lewat kas dan piutang usaha yang belum tertagih beberapa bulan adalah contoh situsasi

    yang membutuhkan risiko bawaan tinggi, dan karenanya penelaah lebih seksama karena lebih

    tingginya kemungkinan terjadi salah saji dari pada transaksi biasa.Penetapan Resiko Bawaan

    Auditor harus mengevaluasi faktor-faktor diatas dan memutuskan tingkat risiko bawaan

    yang pantas untuk setiap siklus,akun dan seringkali untuk tiap tujuan audit. Walaupun profesi

    auditing tidak membuat pedoman atau norma penetapan risiko bawaan, dipercaya bahwa

    kebanyakan auditor mengambil langkah konservatif dalam penetapannya. Bila dalam audit atas

    persedian auditor menemukan bahwa, (1) sejumlah besar saah saji ditemukan pada audit

    sebelumnya dan (2) perputaran persediaan lambat pada tahun berjalan. Kebanyakan auditor

    dalam kondisi ini akan menetapkan risiko bawaan yang tinggi(100%) untuk tiap tujuan audit

    yang berhubungan dengan persediaan.

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

  • 7/29/2019 34026-10-353252038272

    9/11

    Mendapatkan Informasi untuk Menentukan Resiko Bawaan

    Auditor mulai menetapkan risiko bawaan selama tahap perencanan dan memutakhirkan

    penetapan disepanjang audit. Pada saat auditor melaksanakan berbagai pengujian audit,

    informasi tambahan yang diperoleh seringkali mempengaruhi penetapan awal.

    Menilai Resiko Kecurangan

    Untuk memenuhi standar audit, lebih penting bagi auditor untuk menilai resiko dan

    memberikan respon kepadanya daripada hanya mengidentifikasikan mereka sebagai resiko

    akseptibilitas audit, resiko inheren atau resiko pengendalian. Untuk menilai resiko kecurangan,

    auditor mengumpulkan informasi untuk menentukan luasnya keberadaan kondisi kecurangan.

    Tida kondisi yang pada umumnya sering muncul saat salah saji yang disebabkan oleh

    kecurangan adalah

    - Insentif atau tekanan

    - Kesempatan

    - Perilaku/ rasionalisasi

    Untuk menilai luas dimana ketiga kondisi kecurangan ini hadir, auditor harus

    mempertimbangkan yang berikut :

    - factor resiko khusus yang berhubungan dengan pelaporan keuangan yang

    curang dan penyalahgunaan aktiva

    - Semua informasi yang diperoleh mengenai perusahaan dan industrinya

    - Respon pertanyaan auditor dari manajemen tentang pandangan mereka tentang

    resiko kecurangan serta tentang program dan pengendalian untuk

    membahasnya.

    - Hasil prosedur analitis yang diperoleh selama perencanaan menunjukan

    kemungkinan tidak jujur

    - Pengetahuan yang diperoleh melalui hal seperti penerimaan klien dan

    keputusan retensi.

    Saat salah saji akibat kecurangan teridentifikasi, maka audito dapat meresponnya

    dengan 3 (tiga) cara :1. Merancang dan melakukan prosedur audit untuk mengarah kepada resiko kecurangan

    yang teridentifikasi

    2. Mengubah keseluruhan perilaku dari audit untuk merespon resiko kecurangan yang

    teridentifikasi

    3. Melakukan prosedur untuk mengarahkan resiko manajemen menguasai control

    Hubungan antar Resiko dengan Bukti Audit dan Faktor faktor yang Mempengaruhi

    Resiko

    Ada hubungan yang searah antara bukti audit dengan resiko bawaan dan begitu pula

    dengan resiko pengendalian. Hubungan searah juga terjadi antara resiko akseptibilitas audit

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

  • 7/29/2019 34026-10-353252038272

    10/11

    dengan resiko deteksi terencana. Sebagai tambahan untuk memodifikasi bukti audit, ada dua

    cara lainnya dimana auditor bisa mengubah audit untuk merespon usaha misalnya :

    1. Perjanjian itu mungkin membutuhkan staff yang lebih berpengalaman

    2. Perjanjian akan ditelaah kembali lebih teliti daripada biasanya.

    Ada batasan utama dalam penerapan model resiko yaitu kesulitan pengukuran berbagai

    komponen model. Untuk mengimbanginya, para auditor mempergnakan istilah istilah

    pengukuran yang lebar dan subyektif seperti tinggi, sedang dan rendah.

    Mengevaluasi Hasil

    Setelah auditor melakukan perencanaan penugasan dan mengumpulkan bukti audit, hasil

    audit dapat dinyatakan pula dalam sejumlah istilah dari versi evaluasi atas model resiko audit.

    Model resiko audit untuk mengevaluasi resiko audit dinyatakan sebagai berikut :

    ACAR= IR x CR x ACDR

    Dimana :

    ACAR : Achieved audit Risk, sutau pengukuran resiko yang dilakukan oleh auditor dan

    menyatakan bahwa suatu akun dalam laporan keuangan mengandung salah saji yang

    material setelah auditor melakukan pengumpulan bukti audit.

    IR: Inherent Risk ( resiko bawaan)

    CR: Control Risk ( resiko pengendalian)

    ACDR : Achieved detection Risk (resiko deteksi yang tercapai)

    Formula ini menunjukan bahwa terdapat tiga cara untuk mengurangi tingkat resiko audit

    yang tercapai hingga mencapai tingkat resiko yang dapat diterima.

    1. Mengurangi tingkat resiko inheren

    2. Mengurangi tingkat resiko pengendalian

    3. Mengurangi tingkat resiko deteksi yang tercapai dengan meningkatkan uji-uji yang

    substantive.

    Penggabungan ketiga jenis factor ini dilakukan secara subyektif untuk mencapai tingkat

    resiko audit yang dapat diterima yang rendah membutuhkan pertimbangan professional yangmatang.

    Merevisi Resiko-resiko dan Bukti Audit

    Perhatian yang cermat harus diberikan dalam melakukan revisi atas factor-faktor resiko

    ketika hasil audit yang secara actual diperoleh tidak sesuai dengan yang direncanakan

    sebelumnya. Tidak terjadinya kesullitan apapun pada saat auditor mengumpulkan bukti audit

    yang direncanakan serta menyimpulkan bahwa penilaian atas setiap resiko tersebut telah wajar

    atau lebih baik daripada pemikiran pertama kali. Kemudian auditor akan menimpulkan bahwa

    bukti audit yang cukup kompeten berhasil dikumpulkan untuk akun atau siklus tertentu.

    Dalam kondisi seperti ini, auditor harus melakukan pendekatan dengan dua langkah:

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1

  • 7/29/2019 34026-10-353252038272

    11/11

    1. Auditor harus merevisi penilaian awal tentang tingkat resikoyang tepat.

    2. Audiotr harus mempertimbangkan pengaruh revisi tersebut tehadap kebutuhan akan

    bukti audit, tanpa mempergunakan model resiko audit.

    Auditor harus melakukan evluasi dengan sangat hati-hati atas implikasi-implikasi yang akan

    diperoleh dari revisi resiko serta melakukan modifikasi bukti audit yang tepat, tanpa

    menggunakan model resiko audit.

    Daftar pustaka

    Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasly, Mark S. 2001. Auditing and Assurance

    Services An Integrated Approach 9th edt. New Jersey: Prentice Hall

    International, Inc.

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1