34026-10-353252038272
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 34026-10-353252038272
1/11
AUDITING I
MODUL 10
MATERIALITAS DAN RISIKO
RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, Ak
-
7/29/2019 34026-10-353252038272
2/11
MATERIALITAS DAN RISIKO
MATERIALITAS
Tanggung jawab Auditor, adalah menentukan apakah laporan keuangan mengandung kesalahan
penyajian yang Material.
Jika Auditor memutuskan bahwa terdapat suatu salah saji yang Material, maka ia akan
menunjukkannya pada klien sehingga suatu koreksi atas kesalahan tersebut dapat dilakukan.
Ada tujuh ( 7 ) Fase Materialitas dan Resiko, yaitu :
1. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal
2. Memahami bisnis dan industri klien
3. Menilai Risiko bisnis klien
4. Melaksanakan prosedur analitis awal
5. Menetapkan materialitas dan menilai risiko akseptibilitas audit serta risiko inheren
6. Memahami pengendalian intern dan menilai risiko pengendalian
7. Menyusun seluruh rencana serta program audit
Dalam penerapan Materialitas tersebut ada lima tahap yang perlu diketahui, yaitu :
a. Perencanaan tentang rentang uji audit :
1. Menetapkan Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas
2. Mengalokasikan pertimbangan awal tentang tingkat materialitas ini ke
dalam segmen-segmen
b. Evaluasi Hasil :
3. Mengestimasi total kesalahan penyajian yang terdapat dalam segmen
4. Mengestimasi kesalahan penyajian gabungan
5. membandingkan antara estimasi gabungan dan pertimbangan awal atau
pertimbangan yang telah direvisi tentang tingkat materialitas.
Penetapan suatu pertimbangan awal tentang tingkat materialitas adalah untuk membantu auditor
merencanakan bukti audit yang memadai yang harus dikumpulkan.
Materialitas lebih merupakan konsep yang Relatif bukannya Absolut.
Kesalahan penyajian atas besaran tertentu mungkin saja bersifat material bagi perusahaan skala
kecil, sedangkan kesalahan penyajian dengan jumlah dolar yang sama, bagi perusahaan lainnya
yang berskala besar, dapat bersifat tidak material.
Sejumlah dasar pertimbangan diperlukan untuk mengevaluasi tingkat Materialitas
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1
-
7/29/2019 34026-10-353252038272
3/11
Laba bersih sebelum pajak, umumnya merupakan dasar pertimbangan utama yang dipergunakan
untuk menentukan tingkat materialitas, karena item ini dianggap sebagai item penting dalam
penyajian informasi kepada para pengguna laporan.
Faktor-faktor Kualitatif mempengaruhi Tingkat Materialitas
- Nilai-nilai yang melibatkan kecurangan seringkali dianggap lebih penting dari pada
sejumlah nilai yang sama tetapi yang diakibatkan oleh kekeliruan yang tidak disengaja
karena perbuatan tersebut merefleksikan kejujuran serta reliabilitas manajemen atau
karyawan yang terlibat.
- Kesalahan penyajian yang kecil dapat bersifat material jika terdapat kemungkinan timbulnya
berbagai konsekuensi atas sejumlah kewajiban kontrak.
Mengalokasikan Pertimbangan awal tingkat Materialitas segmen
Jika auditor telah memiliki pertimbangan awal tentang tingkat materialitas tiap segmen,
pertimbangan tersebut akan sangat membantu auditor dalam memutuskan bukti audit apa yang
tepat untuk dikumpulkan.
Ada tiga kesulitan utama dalam upaya mengalokasikan tingkat materialitas ke akun-akun neraca
yaitu :
- auditor memiliki ekspektasi bahwa sejumlah akun tertentu mengandung lebih
banyak salah saji dari pada akun-akun lainnya
- Baik salah saji lebih, maupun salah saji kurang harus tetap dipertimbangkan
- Biaya-biaya audit secara relatif mempengaruhi pengalokasian.
Mengestimasi Nilai salah saji serta membandingkannya dengan nilai Pertimbangan Awal.
Pada saat auditor melaksanakan sejumlah prosedur audit bagi setiap segmen audit, maka kertas
kerja haruslah dipelihara untuk mencatat semua salah saji yang
diketemukan. Berbagai salah saji ini dipergunakan untuk melakukan estimasi atas total salah saji
yang terkandung dalam persediaan.
Estimasi salah saji tersebut dihitung berdasarkan uji-uji audit yang sebenarnya,
Salah satu cara untuk menghitung estimasi salah saji adalah dengan membuat suatu proyeksi
langsung dari sampel yang ada pada populasi, serta dengan menambahkan suatu estimasi atassampling error.
Metodologi sampling disediakan untuk penentuan suatu gabungan sampling error yang akan
membuat nilai salah saji maksimum ini akan masuk dalam pertimbangan auditor.
RISIKO
Risiko dalam auditing berarti bahwa auditor menerima suatu tingkatan ketidakpastian
tertentu dalam pelaksanaan audit. Auditor menyadari, misalnya, bahwa ada ketidakpastian
mengenai kompetensi bahan bukti, efektif struktur pengendalian intern klien, dan ketidakpastian
apakah laporan keuangan memang telah tersaji secara wajar setelah audit selesai
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1
-
7/29/2019 34026-10-353252038272
4/11
Seorang auditor yang efektif menyadari bahwa risiko-risiko ada dan akan menangani
dengan sepantasnya. Kebanyakan dari risiko tersebut sukar diukur dan memerlukan penanganan
yang hati-hati dan seksama. Misalkan, kalau auditor menyadari bahwa bidang industri sebuah
klien mengalami perubahan teknologi besar-besaran, yang tidak saja mempengaruhi klien tadi,
tapi juga pelanggannya.Ini akan menyebabkan usangnya persediaan klien, mempengaruhi
kolektibilitas piutang usaha, bahkan dapat mempengaruhi kesinambungan usahanya. Bagaimana
auditor menangani risiko-risiko ini dengan pantas adalah sangat penting dalam menjaga mutu
suatu audit.
Model Resiko Audit
Cara auditor menangani masalah risiko dalam tahap perencanaan pengumpulan bahan
bukti. Terutama adalah dengan menggunakan model risiko audit. Literatur profesional yang
menjadi sumbernya adalah PSA 26 untuk uji petik dan PSA 25 untuk materialitas dan risiko.
Model resiko audit digunakan terutama untuk tahap perencanaan dalam menentukan
berapa besar bahan bukti yang harus dikumpulkan dalam tiap siklus.
PDR = AAR
IR x CR
Dimana :
PDR = Risiko penemuan yang direncanakan (Planed Detection Risk)
AAR = Risiko audit yang dapat diterima (Accceptable Audit Risk)
IR = Risiko bawaan (Inherent Risk)
CR = Risiko pengendalian (Control Risk)
Resiko Penemuan yang direncanakan
Risiko penemuan yang direncanakan adalah risiko bahwa bahan bukti yang
dikumpulkan dalam segmen gagal menemukan salah saji yang melewati jumlah yang dapat
ditoleransi, kalau salah saji semacam itu timbul. Ada dua hal penting mengenai risiko penemuan
yang direncanakan diatas: pertama ia tergantung pada 3 unsur risiko lain dalam model.Risikopenemuan yang direncanakan hanya akan berubah kalau auditor mengubah salah satu unsur
lainnya. Kedua, risiko penemuan yang direncasnakan menetukan besarnya rencana bahan bukti
yang akan dikumpulkan, dalam hubungan yang berlawanan. Kalau nilai risiko penemuan yang
direncanakan diperkecil, auditor harus mengumpulkan bahan bukti yang lebih banyak dalam
audit.
Resiko Bawaan
Risiko bawaan adalah penetapan auditor akan kemungkinan adanya salah uji dalam
segmen audit yang melewati batas toleransi, sebelum memperhitungkan faktor efektifitas
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1
-
7/29/2019 34026-10-353252038272
5/11
pengendalian intern. Risiko bawaan adalah faktor kerentanan laporan keuangan terhadap salah
saji yang material, dengan asumsi tidak ada pengendalian intern.
Hubungan risiko bawaan dengan risiko penemuan serta rencana penumpulan Bahan
buikti adalah risiko bawaan sifatnya berbanding terbalik dengan risiko penemuan, dan
berbanding lurus dengan bahan bukti.
Resiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah ukuran penetapan auditor akan kemungkinan adanya
kekeliruan (salah saji) dalam segmen audit yang melewati batas toleransi ,yang tak terditeksi
atau tercegah oleh struktur pengendalian intern klien. Risiko pengendalian mengandung unsur
(1) penetapan apakah struktur pengendalian intern klien cukup efektif untuk mendeteksi atau
mencegah kekeliruan Dan (2) keinginan auditor untuk membuat penetapan tersebut dibawah
nilai maksimum (100%) dalam rencana audit.
Seperti risiko bawaan ,hubungan risiko pengendalian dengan risiko penemuan adalah
berbanding terbalik , sementara dengan bahan bukti adalah bebanding lurus.
Sebelum auditor dapat menetapkan tingkat risiko pengendalian yang lebih kecil dari
100% ia harus melakukan 3 hal : memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian
intern klien,mengevaluasi seberapa baik struktur tersebut seharusnya berfungsi berdasasrkan
pemahaman yang diperoleh dan melakukan pengujian atas efektifitas pengendalian. Hal pertama
berhubungan dengan menumbukan pemahaman terhadap perusahana klien yang diperlukan
untuk keseluruhan audit. Dua lainnya adalah langkah menetapkan risiko pengendalian harus
diambil jika auditor menginginkan untuk menetapkan angka risiko pengendalian dibawah
maksimum. Bila auditor memilih untuk tidak menetapkan risiko pengendalian dibawah nilai
maksimumnya,risiko pengendalian harus dicatat 100% tanpa melihat efektifitas aktual struktur
pengendalian internnya.(dengan asumsi risiko bawaan tinggi)
Resiko Audit yang Dapat Diterima
Adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan salah saji
secara material walaupun audit telah selesai dan pendapatan wajar tanpa pengecualian telah
diberikan.Seringkali auditor menggunakan istilah keyakinan audit, keyakinan menyeluruh, atau tingkatan
keyakinan,adalah istilah risiko audit yang dapat diterima.
Mengubah Resiko Usaha atau Resiko Audit yang Dapat Diterima Karena Usaha
Risiko usaha adalah tingkat resiko bahwa auditor atau kantor akuntan publik akan
menderita kerugian yang diakibatkan hubungan dengan klien, walaupun laporan audit yang
diberikan sudah pantas.
Tingkat ketergantungan pemakai pada laporan keuangan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1
-
7/29/2019 34026-10-353252038272
6/11
Kalau pemakai memiliki ketergantungan yang besar pada laporan keuangan ,dengan sendirinya
risiko audit perlu diperkecil. Beberapa faktor dapat dijadikan petunjuk tingkat ketergantungan
pemakai pada suatu laporan keuangan :
Ukuran perusahan klien.
Distribusi kepemilikan,
Jumlah dan sifat kewajiban perusahaan
Kemungkinan akan adanya kesulitan keuangan klien yang timbul setelah laporan audit
diterbitkan, bila klien terpaksa dinyatakan pailit setelah audit selesai ,besar kemungkinan auditor
akan diminta untuk mempertahankan kualitas audit yang dilaksanakan.
Sulit bagi auditor untuk meramalkan kesulitan keuangan sebelum benar-benar terjadi, namun
beberapa indikator dapat yang dicatat:
Posisi likuiditas
Laba(rugi) tahun sebelumnya
Metode pertumbuhan pembiayaan
Sifat operasi klien
Kompetensi manajemen
Evaluasi auditor atas integritas manajemen
Menetapkan Resiko Audit yang Dapat Diterima
Auditor harus menyelidiki kondisi klien dan menilai faktor-faktor yang dapatmempengaruhi derajat ketergantungan pemakai ekstern terhadap laporan ,kemungkinan
kegagalan keuangan setelah audit selesai,dan integritas manajemen. Demikian pula, prosedur
analitis pendahuluan berguna untuk mengevaluasi kemungkinan perusahaan mengalami
kesulitan keuangan. berdasarkan penyelidikan dan penetapan ini, auditor akan dapat menentukan
risiko audit yang dapat diterima tentatif dan sangat subjektif bahwa laporan keuangan akan
berisi salah saji material setelah audit selesai..
Resiko Bawaan
Pada awal audit tidak banyak yang bisa diperbuat untuk mengubah resiko bawaan. Fakto-
faktor utama dibawah ini harus ditelaah dalam menetapkan risiko bawaan :
Sifat bidang usaha klien
Integritas manajemen
Motivasi klien
Hasil audit sebelumnya
Penugasan pertama atau penugas ulang
Hubungan istimewa transaksi tidak rutin
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1
-
7/29/2019 34026-10-353252038272
7/11
Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun padahal akun dan transaki
secara benar
Kerentanaan terhadap kecurangan
Unsur-unsur populasi
Sifat Usaha Bidang Klien
Risiko bawaan dalam beberapa hal dipengaruhi oleh sifat bidang usaha dari perusahaan
klien sendiri.misalnya, akan lebih besar kemungkinan usangnya persediaan pada pabrik
elektronika daripada peleburan baja. Risiko bawaan tiap jenis usaha akan lebih bervariasi pada
akun seperti persediaan,piutang usaha ,piutang pijaman,tanah dan bangunan. Sifat usaha ini akan
kurang pengaruhnya untuk akun kas,wesel tagih dan utang hipotek.Integritas Manajemen
Jika manajmen didominasi satu atau beberapa orang yang integritasnya kurang, maka
kemungkinan bahwa laporan keuangan disalah sajikan akan lebih besar. Seringkali manajemen
memilikki tingkat integritas tertentu yang memadai tetapi tidak dapat disebut jujur dalam semua
hal. Auditoir harus mengevaluasi dahulu apakah ia akan menerima penugasan dari klien
semacam itu, jika ya, darus ditetapkan tingkat risiko bawaan yang tinggi untuk semua segmen
dalam penugasan untuk menguji kemungkinman salah saji yang disengaja.
Motivasi Klien
Dalam situasi tertentu manajemen dapat merasa bahwa akan lebih menguntungkan
mensalah sajikan laporan keuangan. Juga,perlu dipertimbangkan motivasi untuk mengurang
sajikan laba sebelum pajak untuk mengurangi pajak yang harus dibayar. Jadi kalau manajemen
tidak memiliki integritas yang tinggi, motivasi tertentu bisa membuat mereka mensalah sajikan
laporan keuangan
Hasil Audit Sebelumnya
Salah saji yang terjadi pada audit sebelumnya memiliki kemungkinan untuk terjadi lagi
dalam audit tahun berjalan. Ini disebabkan beberapa salah saji mempunyai sifat yang sistematis
dan organisasi cenderung lamban melakukan pengubahan untuk mengatasinya. Maka auditor
harus dianggap lalai jika tidak memperhatikan hasil audit tahun sebelumnya dalam audit
program tahun berjalan. Akan tetapi kalau pada beberapa tahun sebelumnya tidak ditemui salah
saji apapun, auditor dibenarkan untuk mengurangi risiko bawaan, dengan catatan tidak ada
perubahan keadaan yang relavan.
Penugasan Pertama atau Penugasan Ulang
Auditor akan memiliki penetahuan dan pengalaman mengenai kemungkinan terjadinya
salah saji setelah mengaudit sebuah klien untuk beberapa tahun. Kebanyakan auditor
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1
-
7/29/2019 34026-10-353252038272
8/11
menetapkan risiko bawaan yang tinggi pada penugasan pertama, dan menguranginya pada
tahun-tahun berikutnya setelah memperoleh pengalaman.
Hubungan Istimewa
Transaksi antar induk perusahaan dengan anak perusahaan atau antar perusahaan dengan
pribadi manajemen adalah contoh hubungan istimewa seperti yang didefinisikan PSAK 7.
transaksi yang dilakukan dua pihak yang independen dan dilaksanakan secara normal tidak
termasuk dalam definisi ini. Dalam hal transaksi semacam ini terjadi , auditor harus
meningkatkan risiko bawaan klien yang bersangkutan.
Transaksi Tidak rutin
Transaksi yang tidak biasa akan lebih besar kemungkinannya untuk tidak dicatat dengan
benar karna kurangnya pengalaman klien dalam penanggannya. Contohnya adalah kerugian
karena kebakaran, pembelian tanah dan bangunan yang besar atau persetujuan sewa guna usaha.
Pertimbangan yang Diperlukan Untuk Mencatat Saldo dan Transaksi Secara Benar
Banyak akun yang melibatkan estimasi dan pertimbangan manajemen. Contohnya
adalah penyisihan piutang tak tertagih,usangnya persediaan ,kewajiban pembayaran
bergaransi ,dan cadangan kredit tak tertagih . demikian pula transaksi perbaikan besar-besaran
atau pergantian aktiva merupakan contoh diperlukannya pertimbangan untuk mencatat transaksi
dengan benar.
Kerentanan Terhadap Kecurangan
Auditor perlu mempertimbangkan risiko akan adanya kecurangan dalama situasi dimana
relatif mudah untuk memindahkan aktiva perusahan menjadi milik pribadi. Kalau ini terjadi
risiko bawaan harus ditingkatkan
Unsur-unsur Populasi
Unsur-unsur individual yang membentuk populasi seringklai mempengaruhi ekspektasi
salah saji yang material. Transaksi dengan perusahaan afiliasi,piutang karyawan, pembayaran
utang lewat kas dan piutang usaha yang belum tertagih beberapa bulan adalah contoh situsasi
yang membutuhkan risiko bawaan tinggi, dan karenanya penelaah lebih seksama karena lebih
tingginya kemungkinan terjadi salah saji dari pada transaksi biasa.Penetapan Resiko Bawaan
Auditor harus mengevaluasi faktor-faktor diatas dan memutuskan tingkat risiko bawaan
yang pantas untuk setiap siklus,akun dan seringkali untuk tiap tujuan audit. Walaupun profesi
auditing tidak membuat pedoman atau norma penetapan risiko bawaan, dipercaya bahwa
kebanyakan auditor mengambil langkah konservatif dalam penetapannya. Bila dalam audit atas
persedian auditor menemukan bahwa, (1) sejumlah besar saah saji ditemukan pada audit
sebelumnya dan (2) perputaran persediaan lambat pada tahun berjalan. Kebanyakan auditor
dalam kondisi ini akan menetapkan risiko bawaan yang tinggi(100%) untuk tiap tujuan audit
yang berhubungan dengan persediaan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1
-
7/29/2019 34026-10-353252038272
9/11
Mendapatkan Informasi untuk Menentukan Resiko Bawaan
Auditor mulai menetapkan risiko bawaan selama tahap perencanan dan memutakhirkan
penetapan disepanjang audit. Pada saat auditor melaksanakan berbagai pengujian audit,
informasi tambahan yang diperoleh seringkali mempengaruhi penetapan awal.
Menilai Resiko Kecurangan
Untuk memenuhi standar audit, lebih penting bagi auditor untuk menilai resiko dan
memberikan respon kepadanya daripada hanya mengidentifikasikan mereka sebagai resiko
akseptibilitas audit, resiko inheren atau resiko pengendalian. Untuk menilai resiko kecurangan,
auditor mengumpulkan informasi untuk menentukan luasnya keberadaan kondisi kecurangan.
Tida kondisi yang pada umumnya sering muncul saat salah saji yang disebabkan oleh
kecurangan adalah
- Insentif atau tekanan
- Kesempatan
- Perilaku/ rasionalisasi
Untuk menilai luas dimana ketiga kondisi kecurangan ini hadir, auditor harus
mempertimbangkan yang berikut :
- factor resiko khusus yang berhubungan dengan pelaporan keuangan yang
curang dan penyalahgunaan aktiva
- Semua informasi yang diperoleh mengenai perusahaan dan industrinya
- Respon pertanyaan auditor dari manajemen tentang pandangan mereka tentang
resiko kecurangan serta tentang program dan pengendalian untuk
membahasnya.
- Hasil prosedur analitis yang diperoleh selama perencanaan menunjukan
kemungkinan tidak jujur
- Pengetahuan yang diperoleh melalui hal seperti penerimaan klien dan
keputusan retensi.
Saat salah saji akibat kecurangan teridentifikasi, maka audito dapat meresponnya
dengan 3 (tiga) cara :1. Merancang dan melakukan prosedur audit untuk mengarah kepada resiko kecurangan
yang teridentifikasi
2. Mengubah keseluruhan perilaku dari audit untuk merespon resiko kecurangan yang
teridentifikasi
3. Melakukan prosedur untuk mengarahkan resiko manajemen menguasai control
Hubungan antar Resiko dengan Bukti Audit dan Faktor faktor yang Mempengaruhi
Resiko
Ada hubungan yang searah antara bukti audit dengan resiko bawaan dan begitu pula
dengan resiko pengendalian. Hubungan searah juga terjadi antara resiko akseptibilitas audit
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1
-
7/29/2019 34026-10-353252038272
10/11
dengan resiko deteksi terencana. Sebagai tambahan untuk memodifikasi bukti audit, ada dua
cara lainnya dimana auditor bisa mengubah audit untuk merespon usaha misalnya :
1. Perjanjian itu mungkin membutuhkan staff yang lebih berpengalaman
2. Perjanjian akan ditelaah kembali lebih teliti daripada biasanya.
Ada batasan utama dalam penerapan model resiko yaitu kesulitan pengukuran berbagai
komponen model. Untuk mengimbanginya, para auditor mempergnakan istilah istilah
pengukuran yang lebar dan subyektif seperti tinggi, sedang dan rendah.
Mengevaluasi Hasil
Setelah auditor melakukan perencanaan penugasan dan mengumpulkan bukti audit, hasil
audit dapat dinyatakan pula dalam sejumlah istilah dari versi evaluasi atas model resiko audit.
Model resiko audit untuk mengevaluasi resiko audit dinyatakan sebagai berikut :
ACAR= IR x CR x ACDR
Dimana :
ACAR : Achieved audit Risk, sutau pengukuran resiko yang dilakukan oleh auditor dan
menyatakan bahwa suatu akun dalam laporan keuangan mengandung salah saji yang
material setelah auditor melakukan pengumpulan bukti audit.
IR: Inherent Risk ( resiko bawaan)
CR: Control Risk ( resiko pengendalian)
ACDR : Achieved detection Risk (resiko deteksi yang tercapai)
Formula ini menunjukan bahwa terdapat tiga cara untuk mengurangi tingkat resiko audit
yang tercapai hingga mencapai tingkat resiko yang dapat diterima.
1. Mengurangi tingkat resiko inheren
2. Mengurangi tingkat resiko pengendalian
3. Mengurangi tingkat resiko deteksi yang tercapai dengan meningkatkan uji-uji yang
substantive.
Penggabungan ketiga jenis factor ini dilakukan secara subyektif untuk mencapai tingkat
resiko audit yang dapat diterima yang rendah membutuhkan pertimbangan professional yangmatang.
Merevisi Resiko-resiko dan Bukti Audit
Perhatian yang cermat harus diberikan dalam melakukan revisi atas factor-faktor resiko
ketika hasil audit yang secara actual diperoleh tidak sesuai dengan yang direncanakan
sebelumnya. Tidak terjadinya kesullitan apapun pada saat auditor mengumpulkan bukti audit
yang direncanakan serta menyimpulkan bahwa penilaian atas setiap resiko tersebut telah wajar
atau lebih baik daripada pemikiran pertama kali. Kemudian auditor akan menimpulkan bahwa
bukti audit yang cukup kompeten berhasil dikumpulkan untuk akun atau siklus tertentu.
Dalam kondisi seperti ini, auditor harus melakukan pendekatan dengan dua langkah:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1
-
7/29/2019 34026-10-353252038272
11/11
1. Auditor harus merevisi penilaian awal tentang tingkat resikoyang tepat.
2. Audiotr harus mempertimbangkan pengaruh revisi tersebut tehadap kebutuhan akan
bukti audit, tanpa mempergunakan model resiko audit.
Auditor harus melakukan evluasi dengan sangat hati-hati atas implikasi-implikasi yang akan
diperoleh dari revisi resiko serta melakukan modifikasi bukti audit yang tepat, tanpa
menggunakan model resiko audit.
Daftar pustaka
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasly, Mark S. 2001. Auditing and Assurance
Services An Integrated Approach 9th edt. New Jersey: Prentice Hall
International, Inc.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB RATNA MAPPANYUKKI, SE, Msi, AkAUDITING 1