3203007328

128
PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA OLEH: SOFIAN 3203007328 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2011

Upload: sofian

Post on 18-Feb-2016

17 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3203007328

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS PADA

KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA

OLEH:

SOFIAN

3203007328

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

2011

Page 2: 3203007328

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS PADA

KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA

SKRIPSI Diajukan kepada

FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

OLEH:

SOFIAN

3203007328

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

2011

Page 3: 3203007328
Page 4: 3203007328
Page 5: 3203007328

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sofian

NRP : 3203007328

Judul Skripsi : Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas pada Kantor

Akuntan Publik di Surabaya

Menyatakan bahwa tugas akhir skripsi ini adalah ASLI karya tulis

saya. Apabila terbukti karya ini merupakan plagiarisme, saya

bersedia menerima sanksi yang akan diberikan oleh Fakultas Bisnis

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Surabaya, 20 Juli 2011

Yang Menyatakan,

(Sofian)

Page 6: 3203007328

v

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan anugerah-Nya dari awal hingga akhir penulisan skripsi

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu. Skripsi ini ditulis

untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Fakultas Bisnis Universitas

Katolik Widya Mandala Surabaya.

Dukungan baik moril maupun materiil telah diberikan oleh

banyak pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih diberikan kepada:

1. Dr. Chr. Whidya Utami, MM. sebagai Dekan Fakultas Bisnis

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

2. Yohanes Harimurti, SE., M.Si., Ak. sebagai Ketua Jurusan

Akuntansi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

3. Achmad Maqsudi, Drs., M.Si., Ak. sebagai Dosen Pembimbing I

yang telah banyak membantu memberikan bimbingan, waktu dan

saran-saran selama penulisan skripsi ini.

4. Lindrawati,S.Kom., SE.,M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II

yang telah banyak memberikan bimbingan, dukungan dan

petunjuk-petunjuk selama penulisan skripsi ini

5. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya

Mandala Surabaya yang telah membeikan ilmu pengetahuan

selama masa studi hingga penulisan skripsi.

6. S. Patricia Febrina Dwijayanti, SE. sebagai orang yang banyak

memberikan masukan, bantuan, dan dukungan selama penulisan

skripsi ini.

Page 7: 3203007328

vi

 

7. Keluarga tercinta yang banyak memberikan dukungan moril dan

materiil dari awal hingga akhir penulisan skripsi.

8. Teman-teman yang ikut membantu memberikan semangat dan

dukungan selama penulisan skripsi.

Atas segala keterbatasan dalam skripsi ini, maka semua

kritik dan saran akan diterima dengan lapang dada. Akhir kata,

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

yang berkepentingan dan menjadi masukan bagi penelitian

selanjutnya.

Surabaya, Juli 2011

Penulis

Page 8: 3203007328

vii

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .... iv

KATA PENGANTAR ............................................................. v

DAFTAR ISI ........................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... xii

ABSTRAK .............................................................................. xiii

ABSTRACT .............................................................................. xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................ 6

1.3. Tujuan penelitian .............................................. 6

1.4. Manfaat penelitian ............................................ 7

1.5. Sistematika Penulisan ....................................... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................ 9

2.1. Penelitian Terdahulu ......................................... 9

2.2. Landasan Teori ................................................. 13

2.3. Pengembangan Hipotesis ................................. 28

2.4. Model Penelitian............................................... 34

Page 9: 3203007328

viii

 

BAB 3. METODE PENELITIAN .......................................... 35

3.1. Desain Penelitian .............................................. 35

3.2. Identifikasi Variabel ......................................... 35

3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 35

3.4. Jenis dan Sumber Data ..................................... 38

3.5. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................ 38

3.6. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan

Sampel .............................................................. 39

3.7. Teknik Analisa Data ......................................... 39

BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................... 43

4.1. Karakteristik Objek Penelitian ......................... 46

4.2. Deskripsi Data .................................................. 48

4.3. Analisis Data .................................................... 53

4.4. Pembahasan ...................................................... 67

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN ....................................... 73

5.1. Simpulan ............................................................ 73

5.2. Saran .................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 76

LAMPIRAN

Page 10: 3203007328

ix

 

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ..... 46

Tabel 4.2. Profil Responden .................................................. 47

Tabel 4.3. Nilai Mean, Standard Deviation, Minimum, dan

Maximum Pertimbangan Tingkat Materialitas ..... 49

Tabel 4.4. Nilai Mean, Standard Deviation, Minimum, dan

Maximum Pengabdian Pada Profesi ..................... 49

Tabel 4.5. Nilai Mean, Standard Deviation, Minimum, dan

Maximum Kewajiban Sosial................................. 50

Tabel 4.6. Nilai Mean, Standard Deviation, Minimum, dan

Maximum Kemandirian ........................................ 51

Tabel 4.7. Nilai Mean, Standard Deviation, Minimum, dan

Maximum Keyakinan Terhadap Peraturan Profesi 52

Tabel 4.8. Nilai Mean, Standard Deviation, Minimum, dan

Maximum Hubungan Dengan Sesama Profesi ..... 52

Tabel 4.9. Uji Validitas Pengabdian Pada Profesi ................... 53

Tabel 4.10. Uji Validitas Kewajiban Sosial ............................ 54

Tabel 4.11. Uji Validitas Kemandirian ................................... 54

Tabel 4.12. Uji Validitas Keyakinan Terhadap Peraturan

Profesi .................................................................. 55

Tabel 4.13. Uji Validitas Hubungan Dengan Sesama Profesi . 55

Tabel 4.14. Uji Validitas Pertimbangan Tingkat Materialitas . 56

Tabel 4.15. Uji Reliabilitas ..................................................... 57

Tabel 4.16. Uji Tolerance dan VIF.......................................... 61

Page 11: 3203007328

x

 

Tabel 4.17. Uji Koefisien Korelasi .......................................... 61

Tabel 4.18. Uji Durbin-Watson ............................................... 62

Tabel 4.19. Uji Statistik F ........................................................ 63

Tabel 4.20. Uji Statistik t ......................................................... 65

Page 12: 3203007328

xi

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Model Analisis .................................................. 34

Gambar 4.1. Grafik Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual ...................................... 58

Gambar 4.2. Grafik Histogram .............................................. 59

Gambar 4.3. Grafik Scatterplot ............................................. 60

Page 13: 3203007328

xii

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Surabaya

Lampiran 3. Data Hasil Isian Kuesioner

Lampiran 4. Mean, Standard Deviation, Minimum, dan Maximum

Lampiran 5. Uji Validitas

Lampiran 6. Uji Reliabilitas

Lampiran 7. Uji Asumsi Klasik

Lampiran 8. Tabel Nilai Durbin-Watson

Page 14: 3203007328

xiii

 

ABSTRAK

Laporan keuangan menjadi media komunikasi yang diperlukan oleh pihak-pihak di luar perusahaan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Agar laporan keuangan dapat menjadi alat yang handal dan relevan dalam pembuatan keputusan, maka laporan keuangan perlu diaudit oleh pihak ketiga yang independen, dalam hal ini auditor eksternal. Salah satu tanggung jawab auditor adalah menentukan pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan kliennya. Pertimbangan materialitas auditor salah satunya dipengaruhi oleh profesionalisme auditor. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menguji pengaruh profesionalisme auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Desain penelitian adalah kuantitatif dengan hipotesis. Data diperoleh langsung dari penyebaran kuesioner kepada akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik di Surabaya. Dimensi profesionalisme auditor terdiri dari 5 dimensi, yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan sesama profesi. Teknik analisis data menggunakan model regresi linier berganda, pengujian validitas dan reliabilitas, pengujian asumsi klasik, dan pengujian hipotesis dengan uji t.

Hasil analisis menunjukkan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dari lima dimensi profesionalisme auditor, dimensi pengabdian pada profesi dan kewajiban sosial berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas, dimana pengabdian pada profesi dan kewajiban sosial berpengaruh positif, sedangkan yang tidak mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas adalah dimensi kemandirian, keyakinan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan sesama profesi. Kata kunci: auditor eksternal, pertimbangan tingkat materialitas,

profesionalisme auditor

Page 15: 3203007328

xiv

 

ABSTRACT

Financial reports as a medium of communication required by the parties outside the company to base decision-making. So that financial statements can be a tool that is reliable and relevant for making a decision, financial statements need to be audited by an independent third party, in this case the external auditor. One of the auditor's responsibility is to determine the materiality level consideration his client's financial statements. Auditor's materiality considerations one of which is influenced by professionalism auditors. Therefore, this study aims to examine the influence of the professionalism auditors on materiality consideration. The research design was quantitative with the hypothesis. Data obtained directly from distributing questionnaires to the public accountant who worked in the office of the public accountant in Surabaya. The dimensions of professionalism auditors consists of five dimensions, that is dedication to the profession, social obligations, autonomy, belief in self-regulation, professional community affilitation. Data analysis techniques using multiple linear regression model, testing the validity and reliability, test assumptions classical, and hypothesis testing by t test. The analysis showed that the professionalism of auditors affect the level of materiality considerations. From the five dimensions of auditor professionalism, dedication to the profession and social obligations affect the level of materiality, where dedication to the profession and social obligations have a positive influence, while not affecting auditor's consideration of materiality are autonomy, belief in self-regulation, and professional community affilitation. Keywords: external auditor, auditor's consideration of materiality,

professionalism auditors

Page 16: 3203007328

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor

Akuntan Publik (KAP) dan dilaksanakan oleh seorang auditor,

yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Setiap perusahaan berbadan

hukum berbentuk perseroan terbatas terutama perusahaan yang

telah go public, memerlukan jasa audit atas laporan keuangan.

Menurut Boynton, Johnson, dan Kell (2002:6), audit laporan

keuangan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan

mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud

agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut

telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Laporan keuangan perusahaan telah menjadi sebuah media

komunikasi yang diperlukan oleh pihak-pihak di luar perusahaan

yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar

auditor dapat memberikan jaminan mutlak (absolute assurance)

mengenai hasil akhir proses audit, yaitu laporan auditor yang

berupa opini audit.

Pihak-pihak luar perusahaan memerlukan informasi

mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan investasi.

Umumnya mereka mendapatkan informasi dari laporan keuangan

yang disajikan oleh pihak manajemen. Di satu pihak, manajemen

1

Page 17: 3203007328

perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai

pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar,

di pihak lain, pihak luar perusahaan ingin memperoleh informasi

yang handal dari manajemen perusahaan mengenai

pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan. Adanya dua

kepentingan ini mengakibatkan timbul dan berkembangnya profesi

akuntan publik atau auditor eksternal.

Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen perlu

diaudit oleh pihak ketiga yang independen, dalam hal ini yaitu

auditor eksternal karena: (1) adanya perbedaan kepentingan antara

manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan, (2) laporan

keuangan ada kemungkinan mengandung salah saji baik yang

disengaja maupun tidak disengaja, dan (3) perusahaan memerlukan

opini wajar tanpa pengecualian dari auditor eksternal. Diharapkan

para pemakai laporan keuangan dapat memperoleh keyakinan

bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang

material dan disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi

yang berlaku umum setelah diaudit oleh auditor eksternal.

Sebagai sebuah profesi yang dibutuhkan oleh masyarakat,

seorang auditor eksternal harus berpegang teguh pada Kode Etik

Profesi Akuntan Publik, dimana di dalamnya ada tuntutan bagi

auditor eksternal untuk berperilaku profesional. Profesionalisme

sendiri adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan

ciri suatu profesi atau orang yang profesional (Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional, 2008).

2

Page 18: 3203007328

Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang

bekerja sebagai auditor eksternal. Setiap praktisi wajib mematuhi

setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta

menghindari setiap tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi

(Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2010). Auditor eksternal

yang memiliki pandangan profesionalisme yang tinggi akan

memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil

keputusan. Para pemakai laporan keuangan menaruh kepercayaan

yang besar terhadap hasil pekerjaan akuntan publik dalam

mengaudit laporan keuangan. Kepercayaan yang besar inilah yang

akhirnya mengharuskan auditor memperhatikan kualitas audit yang

dihasilkannya. Untuk dapat mencapai mutu dan kualitas yang baik

tentunya hal yang dipertimbangkan salah satunya adalah tingkat

materialitas (Martiyani, 2010). Profesionalisme itu sendiri dapat

dilihat melalui lima dimensi, yaitu pengabdian pada profesi,

kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap peraturan

profesi, dan hubungan dengan sesama profesi (Syahrir, 2002;

dalam Fridati, 2005).

Pada saat proses audit laporan keuangan, auditor terlebih

dahulu membuat perencanaan audit secara memadai. Menurut

Arens, Elder, dan Beasley (2008:319), salah satu perencanaan yang

dilakukan auditor yaitu menetapkan materialitas dan menilai risiko

audit yang dapat diterima serta risiko inheren. Dalam perencanaan

tersebut, auditor akan dihadapkan dengan keputusan atas

pertimbangan tingkat materialitas. Risiko Audit dan Materialitas

dalam Pelaksanaan Audit No. 10 (Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),

3

Page 19: 3203007328

2001) mendefinisikan materialitas sebagai besarnya informasi

akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat

dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau

mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan

atas informasi tersebut. Definisi tersebut mengakui pertimbangan

materialitas dilakukan dengan memperhitungkan keadaan yang

melingkupi dan perlu melibatkan baik pertimbangan kuantitatif

maupun kualitatif. Sedangkan, materialitas laporan keuangan

merupakan salah saji agregat minimum dalam suatu laporan

keuangan yang cukup penting untuk mencegah laporan disajikan

secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum (Boynton dkk., 2002:331).

Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit No.

12 (IAI, 2001) menyatakan agar auditor mempertimbangkan

materialitas dalam: (1) merencanakan audit dan merancang

prosedur audit, serta (2) Mengevaluasi apakah laporan keuangan

secara keseluruhan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang

material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia. Auditor perlu mempertimbangkan materialitas dan

risiko audit dalam perencanaan sifat, luas, dan saat prosedur audit,

serta dalam pengevaluasian hasil prosedur tersebut (Simamora,

2002:97).

Pertimbangan auditor tentang materialitas adalah suatu

masalah kebijakan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi

auditor tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan

(IAI, 2001). Sebagai auditor profesional, dalam melaksanakan

4

Page 20: 3203007328

proses audit dan penyusunan laporan keuangan, wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan secara profesional

maka auditor harus membuat perencanaan audit sebelum memulai

proses audit. Dalam memenuhi perannya yang membutuhkan

tanggung jawab yang besar, auditor eksternal harus mempunyai

wawasan yang luas dan pengalaman yang memadai (Fridati, 2005;

Wahyudi dan Mardiyah, 2006; Herawaty dan Susanto, 2008).

Pertimbangan atas materialitas bukanlah hal yang mudah

untuk dilakukan karena standar audit tidak mengatur secara rinci

tentang nilai materialitas yang harus ditentukan oleh auditor. Oleh

karena itu, baik tidaknya pertimbangan auditor tentang materialitas

ditentukan oleh kualitas auditor itu sendiri atau dalam hal ini

adalah profesionalisme auditor. Semakin baik profesionalisme

seorang auditor, maka semakin baik pula pertimbangannya atas

materialitas (Herawaty dan Susanto, 2008).

Sikap profesionalisme yang baik membuat seseorang akan

mampu melaksanakan tugasnya, meskipun imbalan ekstrinsiknya

berkurang. Selain itu, profesionalisme seorang auditor akan

mampu untuk membuat keputusan tanpa tekanan pihak lain.

Auditor akan selalu bertukar pikiran dengan rekan sesama profesi,

dan selalu beranggapan bahwa yang paling berwenang untuk

menilai pekerjaannya adalah rekan sesama profesi sehingga dengan

profesionalisme yang tinggi kemampuan dalam

mempertimbangkan tingkat materialitas suatu laporan keuangan

akan semakin baik pula (Pramono, 2007).

5

Page 21: 3203007328

Penelitian ini menggunakan objek penelitian KAP di

Surabaya dengan didasarkan pertimbangan keberadaan KAP di

Surabaya merupakan KAP dengan jumlah terbesar kedua di

Indonesia, setelah Jakarta (IAPI, 2011). Selain itu, beberapa KAP

di Surabaya memiliki afiliasi dengan KAP The Big Four, yang

merupakan kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi

international terbesar yang menangani mayoritas pekerjaan audit

untuk perusahaan publik (Auditor Empat Besar, 2008).

Berdasarkan jumlah KAP yang besar dan bertaraf internasional,

diharapkan KAP yang berada di Surabaya memiliki jasa akuntan

publik yang profesional dan berkualitas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan

masalah dari penelitian adalah: ”Apakah profesionalisme auditor

berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada KAP

di Surabaya?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis

pengaruh profesionalisme auditor terhadap pertimbangan tingkat

materialitas pada KAP di Surabaya.

6

Page 22: 3203007328

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademik

Sebagai bahan acuan atau perbandingan bagi peneliti

berikutnya mengenai pengaruh profesionalisme auditor

terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada KAP di

Surabaya untuk tujuan audit laporan keuangan.

2. Manfaat Praktik

Membantu KAP di Surabaya dalam memberikan

pengetahuan kepada para auditornya mengenai pengaruh

profesionalisme terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Diharapkan auditor eksternal dapat memiliki kualitas jasa

audit yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan

kepercayaan para pemakai jasa audit di KAP tersebut dan

meningkatkan keberadaan profesi akuntan di dunia bisnis.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir secara garis besar

disusun dalam lima bab sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan sistematika penulisan skripsi.

7

Page 23: 3203007328

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dibahas mengenai penelitian terdahulu,

landasan teori yang digunakan, pengembangan hipotesis,

dan model penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai metode penelitian yang

digunakan meliputi desain penelitian, identifikasi variabel,

definisi operasional, dan pengukuran variabel, jenis data

dan sumber data, alat dan metode pengumpulan data,

populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan teknik

analisis data.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas mengenai karakteristik objek

penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan

hasil penelitian.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dibahas mengenai simpulan dari keseluruhan

pembahasan penelitian dan saran-saran yang dapat

diberikan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

8

Page 24: 3203007328

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dengan topik pengaruh

profesionalisme auditor terhadap tingkat materialitas telah

dilakukan oleh Fridati (2005), Wahyudi dan Mardiyah (2006),

Pramono (2007), dan Yendrawati (2008). Penelitian acuan utama

dilakukan oleh Fridati (2005) dengan judul: “Analisis Hubungan

Antara Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan Tingkat

Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan di

Jogjakarta”, bertujuan memberikan bukti empiris tentang hubungan

profesionalisme auditor dengan pertimbangan tingkat materialitas

untuk tujuan audit laporan keuangan. Dimensi profesionalisme

yang digunakan Fridati (2005), yaitu pengabdian terhadap profesi,

kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap peraturan

profesi, dan hubungan dengan sesama profesi. Terdapat korelasi

positif antara profesionalisme auditor dengan pertimbangan auditor

terhadap tingkat materialitas dalam pengauditan laporan keuangan.

Simpulan penelitian adalah dimensi pengabdian terhadap profesi,

kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap peraturan

profesi, dan hubungan dengan sesama profesi berhubungan

signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Persamaan penelitian Fridati (2005) dan penelitian saat ini

yaitu keduanya sama-sama meneliti mengenai pertimbangan

9

Page 25: 3203007328

materialitas dengan menggunakan profesionalisme auditor.

Sedangkan perbedaannya adalah:

1. Objek penelitian. Penelitian Fridati (2005) menggunakan KAP

yang berada di kota Yogyakarta sejumlah 7 KAP sedangkan

penelitian saat ini menggunakan KAP yang berada di wilayah

Surabaya sejumlah 46 KAP.

2. Periode penelitian. Penelitian Fridati (2005) menggunakan

tahun 2003 sedangkan penelitian saat ini menggunakan tahun

2011.

3. Alat Uji penelitian. Penelitian Fridati (2005) melakukan

pengujian menggunakan metode analisis korelasi Kendall Tau,

sedangkan penelitian saat ini melakukan pengujian

menggunakan metode analisis regresi berganda.

Penelitian dengan topik sejenis berikutnya dilakukan oleh

Yendrawati (2008) dengan judul “Analisis Hubungan Antara

Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan Tingkat

Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan”, yang

bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang hubungan

profesionalisme auditor dengan pertimbangan tingkat materialitas

untuk tujuan audit laporan keuangan. Dimensi profesionalisme

yang digunakan Yendrawati (2008) yaitu pengabdian terhadap

profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi

dan hubungan sesama profesi. Terdapat korelasi positif antara

profesionalisme auditor dengan pertimbangan auditor terhadap

tingkat materialitas dalam pengauditan laporan keuangan Simpulan

penelitian adalah pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial,

10

Page 26: 3203007328

kemandirian, dan hubungan sesama profesi tidak mempunyai

hubungan signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Hanya dimensi keyakinan terhadap profesi yang memiliki

hubungan signifikan.

Persamaan penelitian Yendrawati (2008) dan penelitian

saat ini yaitu keduanya sama-sama meneliti mengenai

pertimbangan materialitas dengan menggunakan profesionalisme

auditor. Sedangkan perbedaannya adalah:

1. Objek penelitian. Penelitian Yendrawati (2008) menggunakan

KAP yang berada di kota Yogyakarta sejumlah 10 KAP

sedangkan penelitian saat ini menggunakan KAP yang berada

di wilayah Surabaya sejumlah 46 KAP.

2. Periode penelitian. Penelitian Yendrawati (2008)

menggunakan tahun 2008 sedangkan penelitian saat ini

menggunakan tahun 2011.

3. Alat Uji penelitian. Penelitian Yendrawati (2008) melakukan

pengujian menggunakan metode analisis korelasi kendall Tau,

sedangkan penelitian saat ini melakukan pengujian

menggunakan metode analisis regresi berganda.

Penelitian acuan ketiga dilakukan oleh Pramono (2007)

dengan judul “Pengaruh Dimensi Profesionalisme Auditor

Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses

Pengauditan Laporan Keuangan”, yang bertujuan untuk menguji

secara empiris pengaruh profesionalisme auditor terhadap

pertimbangan tingkat materialitas. Dimensi profesionalisme yang

digunakan Pramono (2007), yaitu pengabdian pada profesi,

11

Page 27: 3203007328

kewajiban sosial, kebutuhan untuk mandiri, hubungan dengan

sesama profesi, dan keyakinan terhadap peraturan profesi.

Simpulan penelitian adalah pengabdian pada profesi, kewajiban

sosial, kebutuhan untuk mandiri, hubungan dengan sesama profesi

dan keyakinan terhadap peraturan profesi secara simultan dan

parsial berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat

materialitas auditor.

Persamaan penelitian Pramono (2007) dan penelitian saat

ini yaitu keduanya sama-sama meneliti mengenai pertimbangan

materialitas dengan menggunakan profesionalisme auditor dan

menggunakan alat uji yang sama, yaitu metode analisis regresi

berganda. Sedangkan perbedaannya adalah:

1. Objek penelitian. Penelitian Pramono (2007) menggunakan

KAP yang berada di kota Semarang sejumlah 18 KAP

sedangkan penelitian saat ini menggunakan KAP yang berada

di wilayah Surabaya sejumlah 46 KAP.

2. Periode penelitian. Penelitian Pramono (2007) menggunakan

tahun 2006 sedangkan penelitian saat ini menggunakan tahun

2011.

Penelitian acuan keempat dilakukan oleh Wahyudi dan

Mardiyah (2006) dengan judul “Pengaruh Profesionalisme Auditor

Terhadap Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan

Keuangan”, yang bertujuan untuk menguji secara empiris

profesionalisme auditor yang terdiri atas lima dimensi yaitu:

pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian,

kepercayaan profesi, dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi

12

Page 28: 3203007328

terhadap tingkat materialitas. Simpulan penelitian adalah

pengabdian pada profesi, kemandirian, kepercayaan profesi, dan

hubungan dengan sesama rekan seprofesi mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap tingkat materialitas, sedangkan kewajiban

sosial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat

materialitas.

Persamaan penelitian Wahyudi dan Mardiyah (2006) dan

penelitian saat ini yaitu keduanya sama-sama meneliti mengenai

pertimbangan materialitas dengan menggunakan profesionalisme

auditor dan menggunakan alat uji yang sama, yaitu metode analisis

regresi berganda. Sedangkan perbedaannya adalah:

1. Objek penelitian. Penelitian Wahyudi dan Mardiyah (2006)

menggunakan KAP Suprihadi dan Rekan di Malang

sedangkan penelitian saat ini menggunakan KAP yang berada

di wilayah Surabaya sejumlah 46 KAP.

2. Periode penelitian. Penelitian Wahyudi dan Mardiyah (2006)

menggunakan tahun 2006 sedangkan penelitian saat ini

menggunakan tahun 2011.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Auditing

a. Definisi Auditing

Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang

informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing

harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen (Arens

13

Page 29: 3203007328

dkk., 2008:4). Dari definisi tersebut terdapat beberapa kata dan

frase kunci, yaitu:

1. Informasi dan Kriteria yang telah ditetapkan, berarti

informasi harus tersedia dalam bentuk yang dapat

diverifikasi dan beberapa standar (kriteria) yang dapat

digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi tesebut.

Kriteria yang berlaku biasanya adalah Prinsip-prinsip

Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU).

2. Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bukti, dalam hal ini

bukti adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk

menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk

memenuhi tujuan audit, auditor harus memperoleh bukti

dengan kualitas dan jumlah yang mencukupi.

3. Orang yang kompeten dan Independen, merupakan auditor

yang memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang

digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis

serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai

kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti tersebut.

Para auditor juga harus memiliki sikap mental independen

yang tinggi untuk menjaga kepercayaan para pemakai yang

mengandalkan laporan mereka.

Menurut Boynton dkk. (2002:5), auditing didefinisikan

sebagai:

14

Page 30: 3203007328

“suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujian menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan” Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Suatu proses sistematis, berupa serangkaian langkah atau

prosedur yang logis, terstruktur, dan terorganisir.

2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif,

berarti memeriksa dasar asersi serta mengevaluasi hasil

pemeriksaan tersebut tanpa memihak dan berprasangka,

baik untuk atau terhadap perorangan maupun entitas yang

membuat asersi tersebut.

3. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi, merupakan

representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas.

Asersi ini merupakan subjek pokok auditing. Asersi

meliputi informasi yang dimuat dalam laporan keuangan,

laporan operasi intern, dan Surat Pemberitahuan Pajak

(SPT).

4. Derajat kesesuaian, menunjuk pada kedekatan dimana

asersi dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan

kriteria yang telah ditetapkan. Derajat kesesuaian dapat

berbentuk kuantitatif dan kualitatif.

15

Page 31: 3203007328

5. Kriteria yang telah ditetapkan, adalah standar-standar yang

digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau

pernyataan. Kriteria dapat berupa peraturan-peraturan

spesifik yang dibuat oleh badan legislatif, anggaran atau

ukuran kinerja lainnya yang ditetapkan manajemen, PABU

yang ditetapkan Badan Standar Akuntansi Keuangan, serta

badan-badan pengatur lainnya.

6. Penyampaian hasil, diperoleh melalui laporan tertulis yang

menunjukkan derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria

yang telah ditetapkan. Penyampaian hasil ini dapat

meningkatkan atau menurunkan derajat kepercayaan

pemakai informasi keuangan atas asersi yang dibuat oleh

pihak yang diaudit.

7. Pihak-pihak yang berkepentingan, adalah mereka yang

menggunakan temuan-temuan auditor. Dalam lingkungan

bisnis, mereka adalah para pemegang saham, manajemen,

kreditor, kantor pemerintah, dan masyarakat luas.

Dalam melakukan audit, harus tersedia informasi dalam

bentuk yang dapat diverifikasi dan beberapa standar/kriteria yang

dapat digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut.

Kriteria untuk mengevaluasi informasi tergantung pada informasi

yang sedang diaudit. Dalam audit atas laporan keuangan historis

oleh KAP dan kriteria yang berlaku biasanya adalah PABU.

b. Jenis-jenis Audit

Jenis–jenis audit yang dilakukan akuntan publik meliputi

(Arens dkk., 2008:17-19):

16

Page 32: 3203007328

1. Audit Operasional, mengevaluasi efisiensi dan efektivitas

setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi.

Dalam audit operasional, review/penelaahan yang

dilakukan tidak terbatas pada akuntansi, tetapi dapat

mencakup evaluasi atas struktur organisasi, operasi

komputer, metode produksi, pemasaran, dan semua bidang

lain yang dikuasai oleh auditor. Dalam organisasi, auditor

mungkin mengevaluasi relevansi dan kecukupan informasi

yang digunakan manajemen dalam membuat keputusan

untuk memperoleh aktiva tetap baru ataupun efisiensi

aliran informasi dalam pemrosesan penjualan.

2. Audit Ketaatan, dilaksanakan untuk menentukan apakah

laporan yang diaudit telah mengikuti prosedur, aturan, atau

ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih

tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan

kepada manajemen, bukan ke pemakai luar, karena

manajemen adalah kelompok utama yang berkepentingan.

Oleh karena itu, sebagian besar pekerjaan jenis ini

seringkali dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit

organisasi tersebut.

3. Audit Laporan Keuangan, dilakukan untuk menentukan

apakah laporan keuangan telah dinyatakan sesuai dengan

kriteria tertentu, dalam hal ini PABU. Dalam menentukan

apakah laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar

sesuai dengan PABU, auditor mengumpulkan bukti untuk

menetapkan pakah laporan keuangan itu mengandung

17

Page 33: 3203007328

kesalahan yang material atau salah saji lainnya. Karena

perusahaan semakin kompleks, tidak lagi cukup bagi

auditor untuk hanya berfokus pada transaksi-transaksi

akuntansi. Suatu pendekatan terpadu pada auditing

memperhitungkan baik risiko salah saji maupun

pengendalian operasi yang dimaksudkan untuk mencegah

salah saji.

c. Jenis-jenis Auditor

Jenis–jenis auditor menurut Arens dkk. (2008:19) yang

paling umum adalah:

1. Akuntan Publik, bertanggung jawab mengaudit laporan

keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua

perusahaan terbuka, kebanyakan perusahaan lain yang

cukup besar, dan banyak perusahaan serta organisasi

nonkomersial yang lebih kecil.

2. Auditor Badan Akuntabilitas Pemerintah, merupakan

auditor yang bekerja untuk pemerintah yang mempunyai

fungsi audit bagi pemerintah, dan memikul tanggung

jawab audit yang sama seperti sebuah KAP. Jenis auditor

ini di Indonesia dikenal sebagai Badan Pemeriksa

Keuangan.

3. Agen Penerimaan Negara, merupakan badan yang

bertanggung jawab untuk memberlakukan peraturan pajak

pemerintah. Salah satu tanggung jawab utamanya adalah

mengaudit SPT pajak wajib pajak untuk menentukan

apakah SPT itu sudah mematuhi peraturan pajak yang

18

Page 34: 3203007328

berlaku. Auditor jenis ini di Indonesia dikenal sebagai

Direktorat Jendral Pajak.

4. Auditor Internal, dipekerjakan oleh perusahaan untuk

melakukan audit bagi manajemen.

Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit No.

8 (IAI, 2001) menyatakan tanggung jawab auditor untuk

merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh

keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari

salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau

kecurangan. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan

dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan bahwa salah

saji terdeteksi, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau

kecurangan, yang tidak material terhadap laporan keuangan.

Auditor independen juga bertanggung jawab terhadap profesinya,

tanggung jawab untuk mematuhi standar yang diterima oleh para

praktisi rekan seprofesinya.

2.2.2. Profesionalisme Auditor

a. Definisi Profesionalisme

Secara umum, profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan

tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang

profesional (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008).

Menurut Lekatompessy (2003, dalam Herawaty dan Susanto,

2008), profesionalisme didefinisikan sebagai berikut:

19

Page 35: 3203007328

“Profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual, profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan atribut individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak”

Konsep profesionalisme modern dalam melakukan suatu

pekerjaan seperti dikemukakan oleh Lekatompessy (2003, dalam

Herawaty dan Susanto, 2008), berkaitan dengan dua aspek penting,

yaitu aspek struktural dan aspek sikap. Aspek struktural

karakteristiknya merupakan bagian dari pembentukan tempat

pelatihan, pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan

kode etik. Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan pembentukan

jiwa profesionalisme. Sikap profesional tercermin pada

pelaksanaan kualitas yang merupakan karakteristik atau tanda

suatu profesi atau seorang profesional. Seorang akuntan publik

yang profesional harus memenuhi tanggung jawabnya terhadap

masyarakat, klien termasuk tanggung jawab untuk mematuhi

standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya.

b. Prinsip-prinsip Profesional

Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik

dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan

publik dalam melindungi kepentingan publik. Oleh karena itu,

tanggung jawab profesi akuntan publik tidak hanya terbatas pada

kepentingan klien atau pemberi kerja. Dalam Kode Etik Profesi

Akuntan Publik (IAPI, 2010), setiap Akuntan Publik wajib

mematuhi prinsip dasar etika profesi di bawah ini:

20

Page 36: 3203007328

1. Prinsip Integritas, yaitu setiap praktisi harus tegas dan jujur

dalam menjalin hubungan profesional dan hubungan bisnis

dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Prinsip Objektivitas, yaitu setiap praktisi tidak boleh

membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau

pengaruh yang tidak layak (undueinfluence) dari pihak-

pihak lain memengaruhi pertimbangan profesional atau

pertimbangan bisnisnya.

3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-

hatian profesional (professional competence and due care),

yaitu setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan

keahlian profesionalnya pada suatu tingkatan yang

dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien

atau pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang

diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan

terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode

pelaksanaan pekerjaan. Setiap Praktisi harus bertindak

secara profesional dan sesuai dengan standar profesi dan

kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa

profesionalnya.

4. Prinsip Kerahasiaan, yaitu setiap praktisi wajib menjaga

kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari

hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak

boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak

ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi kerja,

kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan

21

Page 37: 3203007328

sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya

yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari

hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh

digunakan oleh praktisi untuk keuntungan pribadinya atau

pihak ketiga.

5. Prinsip perilaku profesional, yaitu setiap praktisi wajib

mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus

menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan

profesi.

Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap praktisi

untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang

berlaku, serta menghindari setiap tindakan yang dapat

mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan yang

dapat mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh

pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai

semua informasi yang relevan, yang dapat menurunkan reputasi

profesi.

Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan

pekerjaannya, setiap Praktisi tidak boleh merendahkan martabat

profesi. Dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik (IAPI, 2010),

setiap praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh bersikap atau

melakukan tindakan sebagai berikut:

1. Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa

profesional yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki,

atau pengalaman yang telah diperoleh; atau

22

Page 38: 3203007328

2. Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan

perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil

pekerjaan praktisi lain.

c. Dimensi Profesionalisme

Sikap profesional tercermin pada pelaksanaan kualitas

yang merupakan karakteristik atau tanda suatu profesi atau seorang

profesional. Sikap dan tindakan profesional merupakan tuntutan di

berbagai bidang profesi, tidak terkecuali profesi sebagai auditor.

Auditor yang profesional dalam melakukan pemeriksaan

diharapkan akan menghasilkan audit yang memenuhi standar yang

ditetapkan oleh organisasi. Profesional yang harus ditanamkan

kepada auditor dalam menjalankan fungsinya yang antara lain

dapat melalui pendidikan dan latihan penjenjangan, seminar, serta

pelatihan yang bersifat berkelanjutan.

Dalam penelitian ini konsep profesionalisme yang

digunakan adalah konsep untuk mengukur bagaimana para

profesional memandang profesi mereka yang tercermin dalam

sikap dan perilaku mereka. Syahrir (2002, dalam Fridati, 2005)

mengembangkan konsep profesionalisme dari level individual yang

digunakan untuk profesionalisme eksternal auditor, meliputi lima

dimensi:

1. Pengabdian pada profesi (dedication), yaitu sikap yang

tercermin dalam dedikasi profesional melalui penggunaan

pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki, serta keteguhan

untuk tetap melaksanakan profesinya meskipun imbalan

ekstrinsiknya berkurang. Sikap ini adalah ekspresi dari

23

Page 39: 3203007328

penyerahan diri secara total terhadap pekerjaan. Pekerjaan

didefinisikan sebagai tujuan hidup dan bukan sekadar

sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penyerahan diri secara

total merupakan komitmen pribadi, dan sebagai

kompensasi utama yang diharapkan adalah kepuasan

rohaniah dan kemudian kepuasan material.

2. Kewajiban sosial (social obligation), yaitu pandangan

tentang pentingnya peran profesi serta manfaat yang

diperoleh baik oleh masyarakat ataupun oleh profesional

karena adanya pekerjaan tersebut. Sikap profesionalisme

dalam pekerjaan tidak terlepas dari kelompok orang yang

menciptakan sistem suatu organisasi tersebut. Hal ini

berarti bahwa atribut personal diciptakan sehingga layak

diperlakukan sebagai suatu profesi.

3. Kemandirian (autonomy demands), yaitu suatu pandangan

bahwa seorang profesional harus mampu membuat

keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak yang lain.

Adanya intervensi yang datang dari luar dianggap sebagai

hambatan yang dapat mengganggu otonomi profesional.

Banyak orang menginginkan pekerjaan yang memberikan

hak bagi mereka, dan hak istimewa untuk membuat

keputusan-keputusan dan bekerja tanpa diawasi secara

ketat. Rasa kemandirian akan timbul melalui kebebasan

yang diperoleh. Dalam pekerjaan yang terstruktur dan

dikendalikan oleh manajemen secara ketat, akan sulit

24

Page 40: 3203007328

menciptakan tugas yang menimbulkan rasa kemandirian

dalam tugas.

4. Keyakinan terhadap peraturan profesi (belief in self-

regulation), yaitu suatu keyakinan bahwa yang berwenang

untuk menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama

profesi, dan bukan pihak luar yang tidak mempunyai

kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.

5. Hubungan dengan sesama profesi (professional community

affiliation), berarti menggunakan ikatan profesi sebagai

acuan, termasuk organisasi formal dan kelompok-

kelompok kolega informal sebagai sumber ide utama

pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional

membangun kesadaran profesinya.

Auditor harus selalu meningkatkan profesionalisme

sehingga mereka accountable baik terhadap orang lain maupun diri

sendiri. Oleh karena itu pendidikan profesionalisme berkelanjutan

mutlak diperlukan baik menyangkut komputerisasi data,

kompleksitas transaksi, pendekatan terbaru di bidang audit maupun

perubahan dari bidang keuangan yang menyangkut pengukuran

nilai mata uang.

2.2.3. Materialitas

Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit No.

10 (IAI, 2001) mendefinisikan materialitas sebagai berikut:

25

Page 41: 3203007328

“Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut.”

Definisi tersebut mengakui pertimbangan materialitas dilakukan

dengan memperhitungkan keadaan yang melingkupi dan perlu

melibatkan baik pertimbangan kuantitatif maupun kualitatif.

Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal dalam

laporan keuangan, baik secara individual atau keseluruhan penting

bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Konsep materialitas

berkaitan dengan seberapa besar salah saji yang terdapat dalam

asersi dapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan

tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut. Frasa

"menyajikan secara wajar”, dalam semua hal yang material, sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,

menunjukkan keyakinan auditor bahwa laporan keuangan secara

keseluruhan tidak mengandung salah saji material.

Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai

materialitas pada dua tingkat, yaitu (Boynton dkk., 2002:331):

1. Tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor

mengenai kewajaran meluas sampai laporan keuangan

secara keseluruhan.

26

Page 42: 3203007328

2. Tingkat saldo akun, karena auditor menguji saldo akun

dalam memperoleh kesimpulan keseluruhan atas kewajaran

laporan keuangan.

Materialitas saldo akun adalah salah saji minimum yang

dapat muncul dalam suatu saldo akun hingga dianggap

mengandung salah saji material. Salah saji hingga tingkat tersebut

dikenal sebagai salah saji yang dapat ditolerir (Boynton dkk.,

2002:334). Dalam membuat pertimbangan mengenai materialitas

pada tingkat saldo akun, auditor harus mempertimbangkan

hubungan antara materialitas pada tingkat saldo akun dan

materialitas pada tingkat laporan keuangan. Pertimbangan ini harus

mengarahkan auditor untuk merencanakan audit guna mendeteksi

salah saji yang mungkin tidak material secara individual, tetapi

apabila diagregasi dengan salah saji pada saldo akun lainnya,

mungkin akan material terhadap laporan keuangan secara

keseluruhan.

Materialitas laporan keuangan adalah salah saji agregat

minimum dalam suatu laporan keuangan yang cukup penting untuk

mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-

prinsip yang berlaku umum. Laporan keuangan mengandung salah

saji material apabila laporan keuangan tersebut mengandung salah

saji yang dampaknya, secara individual atau keseluruhan, cukup

signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak

disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

27

Page 43: 3203007328

Salah saji dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan atau

kecurangan. Oleh karena itu, setelah para auditor mengumpulkan

bukti audit, mereka harus segera menilai signifikansi temuan audit.

Apabila digunakan teknik penarikan sampel, auditor harus

memproyeksikan salah saji yang diketahuinya dalam sampel pada

populasi secara keseluruhan. Salah saji yang diproyeksikan ini

kemudian harus dievaluasi untuk menentukan apakah menurut

pertimbangan auditor hal tersebut akan mempengaruhi pengguna

laporan keuangan yang berkepentingan.

2.3. Pengembangan Hipotesis

Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang

bekerja sebagai auditor eksternal. Setiap praktisi wajib mematuhi

setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta

menghindari setiap tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi

(IAPI, 2010). Profesionalisme sendiri adalah mutu, kualitas, dan

tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang

profesional (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008).

Untuk dapat mencapai mutu dan kualitas yang baik tentunya hal

yang dipertimbangkan dalam proses audit laporan keuangan salah

satunya adalah tingkat materialitas (Martiyani, 2010).

Pada saat proses audit laporan keuangan, auditor terlebih

dahulu membuat perencanaan audit secara memadai. Salah satu

perencanaan yang dilakukan auditor, yaitu menetapkan materialitas

dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko inheren

(Arens dkk., 2008:319). Materialitas didefinisikan sebagai

28

Page 44: 3203007328

besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan

atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin

dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang

meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut (IAI, 2001).

Definisi tersebut mengakui pertimbangan materialitas dilakukan

dengan memperhitungkan keadaan yang melingkupi dan perlu

melibatkan baik pertimbangan kuantitatif maupun kualitatif.

Auditor perlu mempertimbangkan materialitas dan risiko audit

dalam perencanaan sifat, luas, dan saat prosedur audit, serta dalam

pengevaluasian hasil prosedur tersebut (Simamora, 2002:97).

Pertimbangan auditor tentang materialitas adalah suatu

masalah kebijakan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi

auditor tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan

(IAI, 2001). Pertimbangan atas materialitas bukanlah hal yang

mudah untuk dilakukan karena standar audit tidak mengatur secara

rinci tentang nilai materialitas yang harus ditentukan oleh auditor.

Oleh karena itu, baik tidaknya pertimbangan auditor tentang

materialitas ditentukan oleh kualitas auditor itu sendiri atau dalam

hal ini adalah profesionalisme auditor yang terdiri atas pengabdian

pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap

peraturan profesi, dan hubungan dengan sesama profesi. Dengan

demikian maka profesionalisme dapat dilihat dari lima dimensi,

yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian,

keyakinan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan

sesama profesi.

29

Page 45: 3203007328

Pengabdian pada profesi (dedication) yaitu sikap yang

tercermin dalam dedikasi profesional melalui penggunaan

pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki, serta keteguhan untuk

tetap melaksanakan profesinya meskipun imbalan ekstrinsiknya

berkurang (Fridati, 2005; Wahyudi dan Mardiyah, 2006; Pramono,

2007; Yendrawati, 2008). Pengabdian terhadap profesi yang tinggi

dapat dilihat dari penggunaan pengetahuan, kemampuan dan

pengalaman auditor dalam melaksanakan keseluruhan proses audit,

keinginan untuk tetap tinggal dan bekerja sebagai auditor apapun

yang terjadi dan kepuasan batin yang didapat karena berprofesi

sebagai auditor dan memiliki cita-cita sebagai auditor sejak dulu

(Fridati, 2005). Selain itu, penyerahan diri secara total merupakan

komitmen pribadi, dan sebagai kompensasi utama yang diharapkan

adalah kepuasan rohaniah dan kemudian kepuasan material.

Komitmen kuat terhadap profesi membuat auditor semakin

profesional dan semakin objektif dalam mengambil suatu

keputusan (Pramono, 2007). Dengan demikian auditor

menggunakan pengetahuan, kemampuan dan pengalamannya untuk

menentukan batas nilai materialitas yang akurat. Sedangkan

komitmen yang dimiliki auditor dalam pekerjaannya membantu

auditor lebih fokus dan objektif dalam proses penentuan tingkat

materialitas. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disusun

hipotesis sebagai berikut:

H1: Pengabdian pada profesi berpengaruh positif terhadap

pertimbangan tingkat materialitas

30

Page 46: 3203007328

Kewajiban sosial (social obligation), yaitu pandangan

tentang pentingnya peran profesi serta manfaat yang diperoleh baik

oleh masyarakat ataupun oleh profesional karena adanya pekerjaan

tersebut (Fridati, 2005; Wahyudi dan Mardiyah, 2006; Pramono,

2007; Yendrawati, 2008). Kesadaran auditor demi kelanjutan

profesi dan jasa yang diberikan, akuntansi profesional memikul

tanggungjawab pada klien, masyarakat, kolega dan pada dirinya

sendiri akan menumbuhkan sikap moral untuk melakukan

pekerjaan sebaik mungkin (Pramono, 2007). Kesadaran auditor

melakukan pekerjaan secara cermat dan teliti dapat membantu

auditor dalam pengerjaan proses audit. Ketelitian dan kecermatan

dalam memeriksa laporan keuangan dapat membantu auditor untuk

menemukan hal-hal material dalam laporan keuangan. Temuan-

temuan material yang ditemukan akan dirinci dan ditentukan batas

nilai material dalam laporan keuangan. Oleh karena itu kesadaran

tersebut dapat membantu auditor dalam menentukan ketepatan

tingkat materialitas. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat

disusun hipotesis sebagai berikut:

H2: Kewajiban sosial berpengaruh positif terhadap pertimbangan

tingkat materialitas

Kemandirian (autonomy demands), yaitu suatu pandangan

bahwa seorang profesional harus mampu membuat keputusan

sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (Fridati, 2005; Wahyudi dan

Mardiyah, 2006; Pramono, 2007; Yendrawati, 2008). Dalam

pekerjaan yang terstruktur dan dikendalikan oleh manajemen

secara ketat, akan sulit menciptakan tugas yang menimbulkan rasa

31

Page 47: 3203007328

kemandirian dalam tugas. Adanya intervensi yang datang dari luar

dianggap sebagai hambatan yang dapat mengganggu otonomi

profesional (Pramono, 2007). Tanpa adanya intervensi dari luar,

auditor dapat lebih obyektif dan professional dalam menentukan

tingkat materialitas. Obyektifitas auditor membantu dalam

memutuskan batas nilai tingkat materialitas suatu laporan

keuangan. Oleh karena itu kemampuan auditor bekerja tanpa

tekanan dan campur tangan dari pihak lain menentukan

pertimbangan tingkat materialitas. Berdasarkan penjelasan tersebut

maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H3: Kemandirian berpengaruh positif terhadap pertimbangan

tingkat materialitas

Keyakinan terhadap peraturan profesi (belief in self-

regulation), yaitu suatu keyakinan bahwa yang berwenang untuk

menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, dan

bukan pihak luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang

ilmu dan pekerjaan mereka (Fridati, 2005; Wahyudi dan Mardiyah,

2006; Pramono, 2007; Yendrawati, 2008). Keyakinan tersebut akan

menjadi motor bagi auditor untuk memberikan hasil pekerjaan

serta pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan, karena

kesalahan pertimbangan yang dibuat akan memberikan hasil yang

berbeda (Pramono, 2007). Dengan kata lain, auditor dapat

mempertanggungjawabkan keputusannya dalam menentukan hal-

hal yang material. Dengan demikian, apabila ditemukan kesalahan,

maka auditor harus dapat melaporkan kesalahan itu sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Oleh karena itu auditor menggunakan

32

Page 48: 3203007328

keyakinan terhadap peraturan profesi sebagai acuan dalam

mempertimbangkan tingkat materialitas. Berdasarkan penjelasan

tersebut maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H4: Keyakinan terhadap peraturan profesi berpengaruh positif

terhadap pertimbangan tingkat materialitas

Hubungan dengan sesama profesi (professional community

affiliation), berarti menggunakan ikatan profesi sebagai acuan,

termasuk organisasi formal dan kelompok-kelompok kolega

informal sebagai sumber ide utama pekerjaan (Fridati, 2005;

Wahyudi dan Mardiyah, 2006; Pramono, 2007; Yendrawati, 2008).

Interaksi yang dilakukan dengan sesama profesi dapat menambah

pengetahuan auditor dan semakin bijaksana dalam membuat

perencanaan dan pertimbangan dalam proses pengauditan

(Pramono, 2007). Pengetahuan yang didapat auditor membantu

auditor dalam menentukan batas nilai materialitas. Sedangkan

kebijaksaan yang diperoleh membantu auditor dalam menilai dan

memutuskan hal-hal yang material. Dengan demikian interaksi

yang dilakukan dengan sesama profesi membantu auditor

mempertimbangkan tingkat materialitas. Berdasarkan penjelasan

tersebut maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H5: Hubungan dengan sesama profesi berpengaruh positif terhadap

pertimbangan tingkat materialitas

33

Page 49: 3203007328

2.4. Model penelitian

Gambar 2.1 Model penelitian

Dimensi Profesionalisme

Pengabdian Pada Profesi

Kewajiban Sosial

Kemandirian

Keyakinan terhadap Peraturan Profesi

Hubungan dengan Sesama Profesi

Pertimbangan Tingkat

Materialitas

34

Page 50: 3203007328

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian

kuantitatif dengan pengujian hipotesis. Penelitian ini menganalisis

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan

tujuan menguji pengaruh profesionalisme auditor terhadap

pertimbangan tingkat materialitas pada KAP di Surabaya.

3.2. Identifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah:

a. Variabel Independen yaitu Profesionalisme (P), yang terdiri

dari lima dimensi, antara lain:

1. Pengabdian Pada Profesi (PPP)

2. Kewajiban Sosial (KS)

3. Kemandirian (KM)

4. Keyakinan terhadap Peraturan Profesi (KPP)

5. Hubungan dengan Sesama Profesi (HSP)

b. Variabel Dependen yaitu PertimbanganTingkat Materialitas

(M)

3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel yang

digunakan dalam penelitian:

35

Page 51: 3203007328

a. Profesionalisme (P)

Profesionalisme merupakan atribut individual yang

penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu

profesi atau tidak (Lekatompessy 2003; dalam Herawaty dan

Susanto, 2008). Dalam hal ini, variabel profesionalisme dibagi

menjadi lima dimensi, yaitu:

1. Pengabdian Pada Profesi (PPP) adalah sikap yang

tercermin dalam dedikasi profesional melalui penggunaan

pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki, serta keteguhan

untuk tetap melaksanakan profesinya meskipun imbalan

ekstrinsiknya berkurang (Fridati, 2005; Wahyudi dan

Mardiyah, 2006; Pramono, 2007). Dimensi PPP diukur

dengan menggunakan 8 pertanyaan menurut penelitian

Fridati (2005) yang dapat dilihat pada kuesioner bagian A

nomor PPP1-PPP8 (lampiran 1).

2. Kewajiban Sosial (KS) adalah suatu pandangan tentang

pentingnya peran profesi serta manfaat yang diperoleh baik

oleh masyarakat ataupun oleh profesional karena adanya

pekerjaan tersebut (Fridati, 2005; Wahyudi dan Mardiyah,

2006; Pramono, 2007). Dimensi KS diukur dengan

menggunakan 5 pertanyaan menurut penelitian Fridati

(2005) yang dapat dilihat pada kuesioner bagian A nomor

KS1-KS5 (lampiran 1).

3. Kemandirian (KM) adalah suatu pandangan bahwa seorang

profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa

tekanan dari pihak lain (Fridati, 2005; Wahyudi dan

36

Page 52: 3203007328

Mardiyah, 2006; Pramono, 2007). Dimensi KM diukur

dengan menggunakan 3 pertanyaan menurut penelitian

Fridati (2005) yang dapat dilihat pada kuesioner bagian A

nomor KM1-KM3 (lampiran 1).

4. Keyakinan Terhadap Peraturan Profesi (KPP) adalah suatu

keyakinan bahwa yang berwenang untuk menilai pekerjaan

profesional adalah rekan sesama profesi, dan bukan pihak

luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu

dan pekerjaan mereka (Fridati, 2005; Wahyudi dan

Mardiyah, 2006; Pramono, 2007). Dimensi KPP diukur

dengan menggunakan 3 pertanyaan menurut penelitian

Fridati (2005) yang dapat dilihat pada kuesioner bagian A

nomor KPP1-KPP3 (lampiran 1).

5. Hubungan dengan sesama profesi (HSP) berarti

menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk

organisasi formal dan kelompok-kelompok kolega

informal sebagai sumber ide utama pekerjaan (Fridati,

2005; Wahyudi dan Mardiyah, 2006; Pramono, 2007).

Dimensi HSP diukur dengan menggunakan 5 pertanyaan

menurut penelitian Fridati (2005) yang dapat dilihat pada

kuesioner bagian A nomor HSP1-HSP5 (lampiran 1).

b. Materialitas (M)

Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang

apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari

keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau

mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan

37

Page 53: 3203007328

kepercayaan atas informasi tersebut. Materialitas diukur

dengan menggunakan 18 pertanyaan menurut penelitian Fridati

(2005) yang dapat dilihat pada kuesioner bagian B (lampiran 1).

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan

skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur skor pada

masing-masing butir pertanyaan pada kuesioner, dimana bagian A

mengenai profesionalisme auditor yang diwakili oleh 24 butir

pertanyaan dan bagian B berisi mengenai materialitas yang

diwakili oleh 18 butir pertanyaan. Adapun penilaian skor pada

bagian A dan B yang berisi pertanyaaan mengenai profesionalisme

auditor terhadap materialitas adalah sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

2. Tidak Setuju (TS) : skor 2

3. Setuju (S) : skor 3

4. Sangat Setuju (STS) : skor 4

3.4. Jenis Data dan Sumber data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif berupa

hasil perhitungan skor masing-masing pertanyaan dalam kuesioner.

Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh

langsung dari penyebaran kuesioner kepada akuntan publik yang

bekerja pada KAP di Surabaya.

3.5. Alat dan Metode Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

adalah kuesioner, dimana kuesioner ini diadopsi dan diadaptasi

38

Page 54: 3203007328

dari Fridati (2005). Metode pengumpulan data dilakukan dengan

metode survei, dimana kuesioner disebarkan secara langsung

kepada akuntan publik yang bekerja pada KAP di Surabaya.

3.6. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi penelitian adalah akuntan yang bekerja pada

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di kota Surabaya.

Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Surabaya ada 43

berdasarkan website Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun

2011. Daftar KAP yang terdapat di Surabaya dapat dilihat pada

lampiran 2. Pengambilan sampel menggunakan metode

convenience sampling. Responden yang menjadi target kuesioner

ini merupakan seluruh level auditor di KAP. Kuesioner yang akan

disebar sebanyak lima kuesioner pada tiap KAP, sehingga akan

disebarkan 215 kuesioner.

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian meliputi beberapa

tahapan, antara lain:

a. Menentukan Model Statistik

Berdasarkan variabel-variabel yang digunakan, maka

dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

M= a + b1PPP + b2KS + b3KM + b4KPP + b5HSP

Keterangan:

M = Pertimbangan Materialitas

a = konstanta regresi

39

Page 55: 3203007328

b = koefisien regresi

PPP = Pengabdian Pada Profesi

KS = Kewajiban sosial

KM = Kemandirian

KPP = Keyakinan terhadap Peraturan Profesi

HSP = Hubungan dengan Sesama Profesi

b. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Setelah variabel didefinisikan secara operasi dan

menerapkan teknik penskalaannya, maka harus diyakinkan

bahwa instrument yang dibuat harus mengukur senyatanya

(actually) dan seakuratnya (accurately) apa yang harus diukur

dari konsep. Pengukuran konsep senyatanya berhubungan

dengan validitas (seberapa actual dapat dikatakan valid) dan

pengukuran seakuratnya (accurately) berhubungan dengan

reliabilitas (seberapa akurat dapat diandalkan) (Hartono,

2007:119). Untuk itu diperlukan adanya uji validitas dan

reliabilitas sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah seberapa jauh suatu tes atau satu set

dari operasi-operasi mengukur apa yang seharusnya diukur

(Hartono, 2007:120). Uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner

(Ghozali, 2006:49-50). Pengujian validitas dilaksanakan

dengan cara melakukan korelasi bivariate antara masing-

masing skor indikator dengan total skor variabel

independen. Jika hasil korelasi antara tiap-tiap pernyataan

40

Page 56: 3203007328

dengan skor total menunjukkan hasil yang signifikan

(signifikansi < 0,05 dan korelasi > 0,4), maka item

pernyataan tersebut valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu pengukur yang menunjukkan

stabilitas dan konsistensi dari suatu instrument yang

mengukur suatu konsep dan berguna untuk mengakses

“kebaikan” dari suatu pengukur (Hartono, 2007:120).

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:45-46).

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan uji statistik

Cronbach Alpha menggunakan software Statistical

Program for Social Science (SPSS) versi 16.0.1 Full

Version. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60

maka disimpulkan bahwa instrument penelitian tersebut

handal atau reliabel (Nunnaly, 1960; dalam Ghozali,

2006:46).

c. Melakukan Pengujian Asumsi Klasik

Sebuah model regresi akan digunakan untuk melakukan

peramalan. Sebuah model yang baik adalah model dengan

kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Karena itu,

sebuah model sebelum digunakan seharusnya memenuhi

beberapa asumsi, yang biasa disebut dengan asumsi klasik

(Santoso, 2010:358). Pengujian terhadap asumsi-asumsi

41

Page 57: 3203007328

tersebut menggunakan alat bantu software SPSS versi 16.0.1

Full version, antara lain:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk memprediksi model regresi

yang akan menghasilkan kesalahan (disebut residu), yakni

selisih antara data aktual dengan data hasil peramalan

(Santoso, 2010:358). Melakukan uji normalitas untuk

mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji

mendeteksi normalitas dapat melihat grafik Normal P-P

Plot of Regression Standardized Residual. Deteksi dengan

melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari

grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2006:149):

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram

tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Homoskesdatisitas adalah semua variabel pengganggu

memiliki varians yang sama (Gujarati, 2006:390). Jadi,

jika variabel pengganggu memiliki varians yang berbeda

antara observasi yang satu dan lainnya, maka terdapat

42

Page 58: 3203007328

heteroskedastisitas. Dalam mendeteksi adanya

heteroskedastisitas, penelitian ini menggunakan grafik Plot

antara nilai prediksi variabel terikatnya (dependen) yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID. Menurut Ghozali

(2006:125-127), deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu

pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di

mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu

X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang

telah di-studentized. Dasar analisisnya adalah jika tidak

ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas betujuan untuk menguji korelasi

antara variabel independen dalam regresi. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel

independen. Pengukuran multikolonieritas dapat dilihat

dari nilai Tolerance, koefisien korelasi dan Variance

Inflation Factor (VIF). Ketiga ukuran ini menunjukkan

setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan variabel

bebas lainnya. Nilai VIF yang semakin besar akan

menunjukkan semakin besar multikolonieritas. Ukuran

yang dipakai adalah jika VIF > 10 dan jika koefisien

korelasi antar variabel independen > 0,95, serta nilai

43

Page 59: 3203007328

Tolerance < 0,10, maka variabel tersebut memiliki

multikolonieritas yang tinggi (Ghozali, 2006:95-97).

4. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2006:99), uji autokorelasi dilakukan

untuk mengetahui korelasi antara time series dan cross

section data, walaupun autokorelasi selalu terjadi pada

time series data. Pendeteksian autokorelasi menggunakan

uji d dari Durbin-Watson. Menurut Ghozali (2006:100), uji

ini sebaiknya dilakukan dengan model regresi linear dan

dasar pengambilan keputusan dalam uji d ini adalah jika

nilai du < d < (4-du) maka tidak ada autokorelasi antar data.

Nilai du didapat dari Tabel Durbin-Watson dengan

menggunakan nilai signifikansi 5% yang terdapat pada

lampiran 7.

d. Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian

menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan

software SPSS versi 16.0.1 Full Version. Dalam pengujian

hipotesis digunakan uji F dan uji t sebagai berikut:

1. Uji F

Uji F ini digunakan untuk menguji pengaruh secara

keseluruhan (overall significance) variabel independen

terhadap variabel dependen. Uji F dapat dilakukan dengan

analysis of variance (ANOVA).

44

Page 60: 3203007328

2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial

variabel independen terhadap variabel dependen dengan

langkah-langkah sebagai berikut (Ghozali, 2006:59-62):

1) Perumusan hipotesis

H0: Profesionalisme auditor (pengabdian pada profesi,

kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap

peraturan profesi, dan hubungan dengan Sesama

Profesi) secara parsial tidak berpengaruh terhadap

pertimbangan tingkat materialitas.

H1: Profesionalisme auditor (pengabdian pada profesi,

kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap

peraturan profesi, dan hubungan dengan Sesama

Profesi) secara parsial berpengaruh terhadap

pertimbangan tingkat materialitas.

2) Penentuan kriteria: α = 0,05

− Apabila nilai signifikansi t ≤ 0,05, maka H0 ditolak,

H1 diterima

− Apabila nilai signifikansi t > 0,05, maka H0 diterima,

H1 ditolak

45

Page 61: 3203007328

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Objek Penelitian

Data penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan 215

kuesioner secara langsung kepada KAP yang berada di Surabaya.

Sejak tanggal pengiriman dan pengumpulan data berlangsung

kurang lebih satu bulan yaitu tanggal 6 Juni 2011 sampai dengan 4

Juli 2011. Data kuesioner yang dapat digunakan sebanyak 40

kuesioner dari 215 kuesioner yang disebarkan. Berikut tabel

mengenai pengiriman dan pengembalian kuesioner dalam

penelitian ini.

Tabel 4.1 Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah % Total Kuesioner yang dibagikan 215 100 Total Kuesioner yang ditolak 125 58.2 Total Kuesioner yang tidak kembali 45 20.9 Total kuesioner yang tidak dapat digunakan

5 2.3

Total kuesioner yang dapat digunakan 40 18.6 Sumber: Kuesioner (diolah)

Dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa kuesioner yang

dibagikan sebesar 215 kuesioner dengan perincian 125 ditolak

karena alasan tidak memiliki waktu untuk mengisi kuesioner.

Sementara 45 kuesioner tidak kembali dikarenakan belum terisi

sampai dengan batas waktu pengumpulan kuesioner. Sedangkan

total kuesioner yang kembali adalah 45 kuesioner dimana 40

kuesioner dapat digunakan sebagai data penelitian dan 5 kuesioner

46

Page 62: 3203007328

tidak dapat digunakan karena pengisian tidak menyertakan data

responden sama sekali. Daftar rincian KAP dapat dilihat pada

lampiran 2.

Dari 40 kuesioner yang kembali, diperoleh data yang dapat

menjelaskan profil responden. Deskripsi profil responden ini terdiri

dari jenis kelamin, lama bekerja di KAP, kedudukan di KAP, dan

latar belakang pendidikan akuntansi yang dapat dilihat pada tabel

4.2.

Tabel 4.2 Profil Responden

Keterangan Jumlah % Jenis kelamin:

a. Laki-laki b. Perempuan

24 16

60% 40%

Lama bekerjadi KAP: a. Kurang dari 1 tahun b. 1-3 tahun c. 3-5 tahun d. 5 tahun keatas

10 21 5 4

25%

52.5% 12.5% 10%

Kedudukan di KAP: a. Karyawan Magang b. Auditor Junior c. Auditor Senior d. Manajer e. Supervisor f. Partner

0

27 11 1 0 1

0%

67.5% 27.5% 2.5% 0%

2.5% Latar belakang pendidikan akuntansi:

a. D3 b. S1 c. S2 d. S3

1

36 3 0

2.5% 90% 7.5% 0%

Sumber: Kuesioner (diolah)

47

Page 63: 3203007328

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui jumlah responden

yang mengisi kuesioner berdasarkan jenis kelamin laki-laki terdiri

dari 60% dan perempuan 40%. Pengalaman bekerja di KAP

sebagai auditor independen, ternyata sebesar 25% responden

memiliki pengalaman kerja kurang dari 1 tahun, 52,5% responden

mempunyai pengalaman kerja antara 1 sampai 3 tahun, 12,5%

responden mempunyai pengalaman kerja antara 3 sampai 5 tahun,

dan 10% responden memiliki pengalaman kerja di atas 5 tahun.

Data pengisian kuesioner menunjukkan tidak terdapat

karyawan magang dan supervisor yang mengisi kuesioner,

sementara yang berposisi sebagai auditor junior 67,5%, auditor

senior 27,5%, manajer 2,5%, serta partner 2,5%.

Untuk latar belakang pendidikan akuntansi yang dimiliki

responden ternyata hanya sebesar 2,5% responden yang memiliki

latar belakang pendidikan D3, sedangkan 90% responden memiliki

latar belakang pendidikan S1, 7,5% responden memiliki latar

belakang S2, dan 0% responden memiliki latar belakang S3.

4.2. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah

pertimbangan tingkat materialitas (M) dan profesionalisme auditor

(P) yang meliputi dimensi pengabdian pada profesi (PPP),

kewajiban sosial (KS), kemandirian (KM), keyakinan terhadap

peraturan profesi (KPP), serta hubungan dengan sesama profesi

(HSP).

48

Page 64: 3203007328

4.2.1. Pertimbangan Tingkat Materialitas

Tabel 4.3 Nilai Mean, Standard Deviation, Minimum dan Maximum

Pertimbangan Tingkat Materialitas (M) Keterangan Nilai

Mean 3.0195 Standard Deviation 0.324711

Minimum 2,556 Maximum 3,833

Sumber: Kuesioner (Lampiran 4, diolah)

Berdasarkan tabel 4.3, rata-rata jawaban dari pertimbangan

tingkat materialitas adalah 3,0195 dengan penyimpangan yang

dapat terjadi sebesar 0,324711. Berdasarkan Lampiran 4, item

pertanyaan M2 mendapat rata-rata tertinggi yang menunjukkan

bahwa materialitas berhubungan dengan karakteristik suatu

statement, fakta, item yang diungkapkan atau metode berekspresi

yang berpengaruh pada judgment seorang auditor. Angka minimum

dan maximum yang diperoleh adalah 2,556 dan 3,833.

4.2.2. Pengabdian Pada Profesi

Tabel 4.4 Nilai Mean, Standar Deviation, Minimum dan Maximum

Pengabdian Pada Profesi (PPP) Keterangan Nilai

Mean 2,99062 Standard Deviation 0,445227

Minimum 2,125 Maximum 4

Sumber: Kuesioner (Lampiran 4, diolah)

Berdasarkan tabel 4.4, rata-rata jawaban dari pengabdian

pada profesi adalah 2,99062 dengan penyimpangan yang dapat

49

Page 65: 3203007328

terjadi sebesar 0,445227. Berdasarkan Lampiran 4, item pertanyaan

PPP1 mendapat rata-rata tertinggi yang menunjukkan bahwa

auditor menggunakan segenap pengetahuan, kemampuan, dan

pengalamannya dalam melaksanakan proses pengauditan. Angka

minimum dan maximum yang diperoleh adalah 2,125 dan 4.

4.2.3. Kewajiban Sosial

Tabel 4.5 Nilai Mean, Standard Deviation, Minimum dan Maximum

Kewajiban Sosial (KS) Keterangan Nilai

Mean 3,035 Standard Deviation 0,386669

Minimum 2,4 Maximum 4

Sumber: Kuesioner (Lampiran 4, diolah)

Berdasarkan tabel 4.5, rata-rata jawaban dari kewajiban

sosial adalah 3,035 dengan penyimpangan yang dapat terjadi

sebesar 0.386669. Berdasarkan Lampiran 4, item pertanyaan KS1

mendapat rata-rata tertinggi yang menunjukkan bahwa auditor

menyadari bahwa profesi eksternal auditor merupakan profesi yang

penting di masyarakat. Angka minimum dan maximum yang

diperoleh adalah 2,4 dan 4.

50

Page 66: 3203007328

4.2.4. Kemandirian

Tabel 4.6 Nilai Mean, Standard Deviation, Minimum dan Maximum

Kemandirian (KM) Keterangan Nilai

Mean 3,25835 Standard Deviation 0,436804

Minimum 2,667 Maximum 4

Sumber: Kuesioner (Lampiran 4, diolah)

Berdasarkan tabel 4.6, rata-rata jawaban dari kemandirian

adalah 3,25835 dengan penyimpangan yang dapat terjadi sebesar

0.436804. Berdasarkan Lampiran 4, item pertanyaan KM1

mendapat rata-rata tertinggi yang menunjukkan bahwa auditor

dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan tidak berada

dibawah tekanan dari siapapun. Angka minimum dan maximum

yang diperoleh adalah 2,667 dan 4.

4.2.5. Keyakinan terhadap Peraturan Profesi

Tabel 4.7 Nilai Mean, Standard Deviation, Minimum dan Maximum

Keyakinan terhadap Peraturan Profesi (KPP) Keterangan Nilai

Mean 3,21665 Standard Deviation 0,430645

Minimum 2,333 Maximum 4

Sumber: Kuesioner (Lampiran 4, diolah)

Berdasarkan tabel 4.7, rata-rata jawaban dari keyakinan

terhadap peraturan profesi adalah 3,21665 dengan penyimpangan

yang dapat terjadi sebesar 0.430645. Berdasarkan Lampiran 4, item

51

Page 67: 3203007328

pertanyaan KPP3 mendapat rata-rata tertinggi yang menunjukkan

bahwa auditor mempunyai rasa ikut memliki organisasi dimana

mereka bekerja. Angka minimum dan maximum yang diperoleh

adalah 2,333 dan 4.

4.2.6. Hubungan dengan Sesama Profesi

Tabel 4.8 Nilai Mean, Standard Deviation, Minimum dan Maximum

Hubungan dengan Sesama Profesi (HSP) Keterangan Nilai

Mean 2,975 Standard Deviation 0,395325

Minimum 2,4 Maximum 4

Sumber: Kuesioner (Lampiran 4, diolah)

Berdasarkan tabel 4.8, rata-rata jawaban dari hubungan

dengan sesama profesi adalah 2,975 dengan penyimpangan yang

dapat terjadi sebesar 0,395325. Berdasarkan Lampiran 4, item

pertanyaan HSP5 mendapat rata-rata tertinggi yang menunjukkan

bahwa auditor akan menarik diri dari tugas, jika masyarakat atau

orang memandang auditor tersebut tidak independen terhadap

suatu penugasan. Angka minimum dan maximum yang diperoleh

adalah 2,4 dan 4.

52

Page 68: 3203007328

4.3. Analisis Data

4.3.1 Uji Instrumen

Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan untuk

mengetahui dan meyakinkan bahwa data dalam penelitian ini valid

dan dapat dipercaya.

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilaksanakan dengan cara melakukan

korelasi bivariate antara masing-masing indikator dengan total

skor variabel independen. Suatu variabel dikatakan valid

apabila nilai signifikansinya kurang dari 0,05 dan memiliki

korelasi lebih dari 0,4. Dengan menggunakan program SPSS

16.0.1 Full Version diketahui hasil dari uji validitas adalah

sebagai berikut.

Tabel 4.9 Uji Validitas Pengabdian Pada Profesi (PPP)

Item Korelasi Signifikansi Keterangan PPP1 0,464 0,003 Valid PPP2 0,795 0,000 Valid PPP3 0,748 0,000 Valid PPP4 0,783 0,000 Valid PPP5 0,785 0,000 Valid PPP6 0,723 0,000 Valid PPP7 0,598 0,000 Valid PPP8 0,770 0,000 Valid

Sumber: Kuesioner (Lampiran 5, diolah)

Dari Tabel 4.9 terlihat bahwa PPP1-PPP8 mempunyai nilai

signifikansi di bawah 0,05 dan korelasi di atas 0,4 sehingga

dapat disimpulkan bahwa kedelapan variabel tersebut

53

Page 69: 3203007328

merupakan instrumen yang valid untuk mengukur variabel

pengabdian pada profesi.

Tabel 4.10 Uji Validitas Kewajiban Sosial (KS)

Item Korelasi Signifikansi Keterangan KS1 0,614 0,000 Valid KS2 0,770 0,000 Valid KS3 0,794 0,000 Valid KS4 0,599 0,000 Valid KS5 0,560 0,000 Valid

Sumber: Kuesioner (Lampiran 5, diolah)

Dari Tabel 4.10 terlihat bahwa KS1-KS5 mempunyai nilai

signifikansi di bawah 0,05 dan korelasi di atas 0,4 sehingga

dapat disimpulkan bahwa kelima variabel tersebut merupakan

instrumen yang valid untuk mengukur variabel kewajiban sosial.

Tabel 4.11 Uji Validitas Dimensi Kemandirian (KM)

Item Korelasi Signifikansi Keterangan KM1 0,860 0,000 Valid KM2 0,923 0,000 Valid KM3 0,859 0,000 Valid

Sumber: Kuesioner (Lampiran 5, diolah)

Dari Tabel 4.11 terlihat bahwa KM1-KM3 mempunyai

nilai signifikansi di bawah 0,05 dan korelasi di atas 0,4

sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut

merupakan instrumen yang valid untuk mengukur variabel

kemandirian.

54

Page 70: 3203007328

Tabel 4.12 Uji Validitas Keyakinan terhadap Peraturan Profesi (KPP)

Item Korelasi Signifikansi Keterangan KPP1 0,818 0,000 Valid KPP2 0,835 0,000 Valid KPP3 0,624 0,000 Valid

Sumber: Kuesioner (Lampiran 5, diolah)

Dari Tabel 4.12 terlihat bahwa KPP1-KPP3 mempunyai

nilai signifikansi di bawah 0,05 dan korelasi di atas 0,4

sehingga dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut

merupakan instrumen yang valid untuk mengukur variabel

keyakinan terhadap peraturan profesi.

Tabel 4.13 Uji Validitas Hubungan dengan Sesama Profesi (HSP) Item Korelasi Signifikansi Keterangan HSP1 0,722 0,000 Valid HSP2 0,823 0,000 Valid HSP3 0,458 0,003 Valid HSP4 0,637 0,000 Valid HSP5 0,651 0,000 Valid

Sumber: Kuesioner (Lampiran 5, diolah)

Dari Tabel 4.13 terlihat bahwa HSP1-HSP5 mempunyai

nilai signifikansi di bawah 0,05 dan korelasi di atas 0,4

sehingga dapat disimpulkan bahwa kelima variabel tersebut

merupakan instrumen yang valid untuk mengukur variabel

hubungan dengan sesama profesi.

55

Page 71: 3203007328

Tabel 4.14 Uji Validitas Pertimbangan Tingkat Materialitas (M)

Item Korelasi Signifikansi Keterangan M1 0,657 0,000 Valid M2 0,689 0,000 Valid M3 0,478 0,002 Valid M4 0,822 0,000 Valid M5 0,729 0,000 Valid M6 0,407 0,009 Valid M7 0,505 0,001 Valid M8 0,719 0,000 Valid M9 0,764 0,000 Valid

M10 0,847 0,000 Valid M11 0,420 0,007 Valid M12 0,430 0,006 Valid M13 0,603 0,000 Valid M14 0,455 0,003 Valid M15 0,695 0,000 Valid M16 0,789 0,000 Valid M17 0,786 0,000 Valid M18 0,406 0,009 Valid

Sumber: Kuesioner (Lampiran 5, diolah)

Dari Tabel 4.14 terlihat bahwa M1-M18 mempunyai nilai

signifikansi di bawah 0,05 dan korelasi di atas 0,4 sehingga

dapat disimpulkan bahwa ke-18 variabel tersebut merupakan

instrumen yang valid untuk mengukur variabel pertimbangan

tingkat materialitas

b. Uji Reliabilitas

Sama halnya dengan uji validitas, uji reliabilitas juga

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0.1 Full

Version melalui analisis Cronbach Alpha. Suatu variabel

56

Page 72: 3203007328

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >

0,60. Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari tiap variabel.

Tabel 4.15 Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha

Keterangan

Pengabdian Pada Profesi (PPP) 0,853 Reliabel Kewajiban Sosial (KS) 0,677 Reliabel Kemandirian (KM) 0,853 Reliabel Keyakinan terhadap Peraturan Profesi (KPP)

0,667 Reliabel

Hubungan dengan Sesama Profesi (HSP)

0,673 Reliabel

Pertimbangan Tingkat Materialitas (M)

0,893 Reliabel

Sumber: Kuesioner (Lampiran 6, diolah)

Tabel 4.15 menunjukkan hasil perhitungan uji reliabilitas,

dimana dapat diketahui bahwa nilai alpha yang menunjukkan

koefisien reliabilitas untuk variabel pengabdian pada profesi

sebesar 0,835, kewajiban sosial sebesar 0,677, kemandirian

sebesar 0,853, keyakinan terhadap peraturan profesi sebesar

0,667, hubungan dengan sesama profesi sebesar 0,673 dan

pertimbangan tingkat materialitas sebesar 0,893, maka dapat

disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian

ini reliabel sehingga layak untuk menguji hipotesis.

4.3.2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan

57

Page 73: 3203007328

menggunakan analisis grafik Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual. pendeteksian dilihat melalui penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya. Jika data menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas. Berikut adalah hasil uji

normalitas:

Gambar 4.1

Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Sumber: Kuesioner (diolah)

58

Page 74: 3203007328

Gambar 4.2

Grafik Histogram Sumber: Kuesioner (diolah)

Deteksi normalitas dapat dilihat pada gambar 4.1, dimana

terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Selain itu pada

gambar 4.2, grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Untuk menguji gejala Heteroskedastisitas dilakukan

dengan melihat penyebaran residual hasil estimasi model yang

dipaparkan dalam Scatterplot. Jika penyebarannya acak atau

tidak membentuk pola dan penyebarannya terdapat di atas dan

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dikatakan tidak

terjadi gejala Heteroskedastisitas. Hasil uji Heteroskedastisitas

dari tiap variabel dapat dilihat pada gambar 4.3

59

Page 75: 3203007328

Gambar 4.3

Grafik Scatterplot Sumber: Kuesioner (diolah)

Dari hasil pengujian gejala Heteroskedastisitas yang

dilakukan dengan melihat penyebaran residual hasil estimasi

model yang dipaparkan dengan grafik Scatterplot pada gambar

4.3 diatas, penyebarannya acak atau tidak membentuk pola,

serta penyebarannya berada di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y. Jadi dapat dikatakan semua variabel penelitian

terbebas dari Heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolonieritas

Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi

antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain.

Variabel dianggap multikolonieritas jika nilai VIF > 10 dan jika

koefisien korelasi antar variabel independen > 0,95, serta nilai

Tolerance < 0,10, maka variabel tersebut memiliki

60

Page 76: 3203007328

multikolonieritas yang tinggi. Berikut adalah hasil uji

Multikolonieritas dari tiap variabel independen.

Tabel 4.16

Uji Tolerance dan VIF

Variabel Tolerance VIF Pengabdian Pada Profesi (PPP) 0,292 3,428 Kewajiban Sosial (KS) 0,601 1,664 Kemandirian (KM) 0,451 2,218 Keyakinan terhadap Peraturan Profesi (KPP)

0,535 1,870

Hubungan dengan Sesama Profesi (HSP)

0,426 2,349

Sumber: Kuesioner (Lampiran 7, diolah)

Tabel 4.17 Uji Koefisien Korelasi

Korelasi PPP KS KM KPP HSP PPP 1,000 -0.139 -0.536 -0.009 -0.596 KS -0.139 1,000 -0.158 -0.280 -0.63 KM -0.536 -0.158 1,000 -0.252 0.246 KPP -0.009 -0.280 -0.252 1,000 -0.269 HSP -0.596 -0.63 0.246 -0.269 1,000

Sumber: Kuesioner (Lampiran 7, diolah)

Tabel 4.16 menunjukkan hasil perhitungan uji

Multikolonieritas untuk nilai Tolerance dan VIF, dimana dapat

diketahui bahwa dimensi pengabdian pada profesi memiliki

nilai Tolerance sebesar 0,292 dan nilai VIF sebesar 3,428,

dimensi kewajiban sosial memiliki nilai Tolerance sebesar

0,601 dan nilai VIF sebesar 1,664, dimensi kemandirian

memiliki nilai Tolerance sebesar 0,451 dan nilai VIF sebesar

2,218, dimensi keyakinan terhadap peraturan profesi memiliki

nilai Tolerance sebesar 0,535 dan nilai VIF sebesar 1,870, dan

61

Page 77: 3203007328

dimensi hubungan dengan sesama profesi memiliki nilai

Tolerance sebesar 0,426 dan nilai VIF sebesar 2,349. Selain itu

tabel 4.17 menunjukkan hasil perhitungan uji Multikolonieritas

untuk nilai koefisien korelasi, dimana tidak terdapat koefisien

korelasi antar variabel independen > 0,95. Berdasarkan hasil uji

multikolonieritas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

multikolonieritas pada tiap variabel independen.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi

antara time series dan cross section data. Pendeteksian

autokorelasi menggunakan uji d dari Durbin-Watson, dimana

tidak terdapat autokorelasi antar data jika du < d < (4-du).

Berikut adalah hasil uji autokorelasi dari tiap variabel.

Tabel 4.18 Uji Durbin-Watson Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .806a .649 .598 .205911 1.878 a. Predictors: (Constant), HSP, KM, KS, KPP, PPP b. Dependent Variable: M Sumber: Kuesioner (diolah)

Tabel 4.18 menunjukkan hasil perhitungan uji Durbin-

Watson, dimana dapat diketahui nilai Durbin-Watson yang

didapat sebesar 1,878. Nilai tersebut akan dibandingkan dengan

nilai du sebesar 1,786 yang didapat dari tabel nilai Durbin-

Watson (lampiran 8) dengan kriteria nilai signifikansi 5%,

jumlah sampel 40, dan jumlah variabel independen 5. Oleh

62

Page 78: 3203007328

karena nilai Durbin-Watson lebih besar dari batas atas (du)

1,786 dan kurang dari 4 – 1,786 (4-du), maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

4.3.3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Statistik F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah

dimensi pengabdian pada profesi, kewajiban sosial,

kemandirian, keyakinan terhadap peraturan profesi, dan

hubungan dengan sesama profesi yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

pertimbangan tingkat materialitas. Hasil pengujian tampak pada

tabel 4.19.

Tabel 4.19 Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

1 Regression 2.670 5 .534 12.597 .000a

Residual 1.442 34 .042 Total 4.112 39

a. Predictors: (Constant), HSP, KM, KS, KPP, PPP b. Dependent Variable: M Sumber: Kuesioner (diolah)

Dari tabel 4.19 diketahui tingkat signifikansi sebesar 0,000.

Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat

disimpulkan dimensi pengabdian pada profesi, kewajiban sosial,

kemandirian, keyakinan terhadap peraturan profesi, dan

63

Page 79: 3203007328

hubungan dengan sesama profesi secara bersama-sama

berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

b. Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh dimensi pengabdian pada profesi, kewajiban sosial,

kemandirian, keyakinan terhadap peraturan profesi, dan

hubungan dengan sesama profesi secara individual dalam

menerangkan pertimbangan tingkat materialitas. Hasil

pengujian tampak pada tabel 4.20.

Berdasarkan tabel 4.20 dapat diperoleh persamaan regresi

linier berganda sebagai berikut:

M= 18,389 + 0,859PPP + 1,041KS + 0,861KM + 0,165KPP -

0,701HSP

Konstanta sebesar 18,389 menyatakan bahwa jika tidak

memperhitungkan dimensi pengabdian pada profesi, kewajiban

sosial, kemandirian, keyakinan terhadap peraturan profesi, dan

hubungan dengan sesama profesi maka kemungkinan

pertimbangan tingkat materialitas adalah sebesar 18,389.

64

Page 80: 3203007328

Tabel 4.20 Uji Statistik t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.007 .325 3.103 .004

PPP .391 .137 .536 2.849 .007

KS .287 .110 .342 2.611 .013

KM .144 .112 .194 1.283 .208

KPP .036 .105 .048 .345 .732

HSP -.206 .128 -.251 -1.614 .116 a. Dependent Variable: M Sumber: Kuesioner (diolah)

Tabel 4.20 menunjukkan hasil uji statistik t pada dimensi

pengabdian pada profesi menunjukkan tingkat signifikansi

0,007 < 0,05 yang berarti H1 diterima. Koefisien regresi

variabel pengabdian pada profesi memiliki konstanta 0,391

yang berarti dimensi pengabdian pada profesi mempunyai

pengaruh positif atau arahnya searah dengan pertimbangan

tingkat materialitas. Dengan demikian pengabdian pada profesi

berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat

materialitas.

Dimensi kewajiban sosial menunjukkan tingkat

signifikansi 0,013 < 0,05 yang berarti H1 diterima. Koefisien

regresi dimensi kewajiban sosial memiliki konstanta 0,287 yang

berarti dimensi kewajiban sosial mempunyai pengaruh positif

atau arahnya searah dengan pertimbangan tingkat materialitas.

65

Page 81: 3203007328

Dengan demikian kewajiban sosial berpengaruh signifikan

terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Dimensi kemandirian menunjukkan tingkat signifikansi

0,208 > 0,05 yang berarti H1 ditolak. Koefisien regresi dimensi

kemandirian memiliki konstanta 0,144 yang berarti dimensi

kemandirian mempunyai pengaruh positif atau arahnya searah

dengan pertimbangan tingkat materialitas. Dengan demikian

dimensi kemandirian tidak berpengaruh signifikan terhadap

pertimbangan tingkat materialitas.

Dimensi keyakinan terhadap peraturan profesi

menunjukkan tingkat signifikansi 0,732 > 0,05 yang H1 ditolak.

Koefisien regresi dimensi keyakinan terhadap peraturan profesi

memiliki konstanta 0,036 yang berarti dimensi keyakinan

terhadap peraturan profesi mempunyai pengaruh positif atau

arahnya searah dengan pertimbangan tingkat materialitas.

Dengan demikian keyakinan terhadap peraturan profesi tidak

berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat

materialitas.

Dimensi hubungan dengan sesama profesi

menunjukkan tingkat signifikansi 0,116 > 0,05 yang berarti H1

ditolak. Koefisien regresi dimensi hubungan dengan sesama

profesi memiliki konstanta -0,206 yang berarti dimensi

keyakinan terhadap peraturan profesi mempunyai pengaruh

negatif atau arahnya berlawanan dengan pertimbangan tingkat

materialitas. Dengan demikian hubungan dengan sesama profesi

66

Page 82: 3203007328

tidak berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat

materialitas.

4.4. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang

telah dilakukan, diketahui:

1. Pengaruh Pengabdian Pada Profesi terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas

Hipotesis dari variabel pengabdian pada profesi

menyatakan bahwa pengaruh pengabdian pada profesi

berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas dan

hasil regresi linier berganda tingkat signifikansi 0,007 yang

berarti pengabdian pada profesi berpengaruh signifikan

terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Pada uji statistik t

(tabel 4.19), koefisien regresi variabel pengabdian pada

profesi memiliki konstanta 0,391 yang berarti variabel

pengabdian pada profesi mempunyai pengaruh positif atau

arahnya searah dengan pertimbangan tingkat materialitas.

Hasil temuan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

pengabdian pada profesi maka semakin besar munculnya

keputusan terhadap pertimbangan tingkat materialitas atau

sebaliknya. Menurut Pramono (2007), pengabdian pada

profesi dicerminkan dari dedikasi profesionalisme dengan

menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki.

Berdasarkan hal tersebut auditor akan lebih berhati-hati

bijaksana dalam menentukan tingkat materialitas. Hasil ini

67

Page 83: 3203007328

sejalan dengan hasil penelitian Fridati (2005), Wahyudi dan

Mardiyah (2006), dan Pramono (2007) yang menyatakan

bahwa auditor dengan dedikasi yang tinggi akan tetap

melaksanakan pekerjaannya walaupun imbalan berkurang dan

mampu melakukan pertimbangan dengan baik karena

memiliki komitmen yang kuat terhadap pekerjaannya.

2. Pengaruh Kewajiban Sosial terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas

Hipotesis dari variabel kewajiban sosial menyatakan

bahwa pengaruh kewajiban sosial berpengaruh terhadap

pertimbangan tingkat materialitas dan hasil regresi linier

berganda menunjukkan tingkat signifikansi 0,013 yang berarti

kewajiban sosial berpengaruh signifikan terhadap

pertimbangan tingkat materialitas. Pada uji statistik t (tabel

4.19), koefisien regresi variabel kewajiban sosial memiliki

konstanta 0,287 yang berarti variabel kewajiban sosial

mempunyai pengaruh positif atau arahnya searah dengan

pertimbangan tingkat materialitas. Hasil temuan ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi kewajiban sosial maka

semakin besar munculnya keputusan terhadap pertimbangan

tingkat materialitas atau sebaliknya. Menurut Fridati (2005),

kewajiban sosial adalah suatu pandangan tentang pentingnya

peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik masyarakat

maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut.

Kesadaran auditor tentang peran profesinya di masyarakat

akan membuat auditor melakukan pekerjaan secara cermat dan

68

Page 84: 3203007328

teliti untuk dapat membantu auditor dalam memeriksa laporan

keuangan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Fridati

(2005) dan Pramono (2007) yang menyatakan bahwa

ketelitian dan kecermatan auditor dapat membantu auditor

menemukan hal-hal material dalam laporan keuangan,

sehingga auditor akan mempertimbangkan tingkat materialitas

pada suatu laporan keuangan.

3. Pengaruh Kemandirian terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas

Hipotesis dari variabel kemandirian menyatakan

bahwa pengaruh kemandirian berpengaruh terhadap

pertimbangan tingkat materialitas, sedangkan hasil regresi

linier berganda menunjukkan tingkat signifikansi 0,208 yang

berarti kemandirian tidak berpengaruh signifikan terhadap

pertimbangan tingkat materialitas. Hasil ini sejalan dengan

hasil penelitian Yendrawati (2008) yang menyatakan bahwa

kemandirian tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat

materialitas. Namun penelitian ini berbeda dengan Fridati

(2005), Wahyudi dan Mardiyah (2006), dan Pramono (2007)

yang menyatakan bahwa kemandirian berpengaruh terhadap

pertimbangan tingkat materialitas. Penolakan hipotesis ini

dikarenakan 67,5% responden berkedudukan sebagai auditor

junior dan hanya terdapat 22,5% responden yang bekerja di

atas 3 tahun (tabel 4.2). Hal tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar responden masih merupakan auditor junior dan

belum mempunyai pengalaman yang cukup di bidang auditor

69

Page 85: 3203007328

eksternal. Menurut Yendrawati (2008), auditor yang

mengalami tekanan dan campur tangan oleh berbagai pihak

luar akan menyebabkan auditor tidak dapat memberikan

pertimbangan terhadap materialitas secara objektif. Oleh

karena itu, kemandirian yang merupakan sikap mental auditor

dalam merencanakan, melaksanakan pemeriksaan dan

menyatakan pendapat atas laporan keuangan tidak dapat

menentukan tingkat materialitas. Selain itu, setiap auditor

dalam melaksanakan pekerjaan selalu harus berpedoman pada

standar auditing sehingga kebebasan untuk mandiri setiap

auditor terbatasi dan harus bekerja dengan cermat dalam

menentukan tingkat materialitas.

4. Pengaruh Keyakinan terhadap Peraturan Profesi terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas

Hipotesis dari variabel keyakinan terhadap peraturan profesi

menyatakan bahwa pengaruh keyakinan terhadap peraturan

profesi berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat

materialitas, sedangkan hasil regresi linier berganda

menunjukkan tingkat signifikansi 0,732 yang berarti

keyakinan terhadap peraturan profesi tidak berpengaruh

signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil

ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Fridati (2005),

Wahyudi dan Mardiyah (2006), Pramono (2007), dan

Yendrawati (2008) yang menyatakan bahwa keyakinan

terhadap peraturan profesi berpengaruh terhadap

pertimbangan tingkat materialitas. Menurut Yendrawati

70

Page 86: 3203007328

(2008), keyakinan terhadap peraturan profesi merupakan

bentuk kepercayaan auditor terhadap kompetensi profesi

auditor, bahwa yang berhak untuk menilai pekerjaan

professional adalah rekan seprofesi yang memiliki kompetensi

dan pengetahuan dibidang ilmu dan pengetahuan mereka.

Penolakan hipotesis ini dikarenakan 67,5% responden

berkedudukan sebagai auditor junior, dimana hanya 22,5%

responden yang mempunyai pengalaman bekerja selama 3

tahun ke atas dan sebanyak 90% responden mempunyai latar

belakang pendidikan S1. Hal tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar responden masih merupakan auditor junior

yang belum mempunyai pengalaman bekerja yang cukup dan

belum mempunyai pengetahuan yang cukup di bidang

eksternal auditor. Hal tersebut mengakibatkan auditor tidak

memiliki keyakinan terhadap peraturan profesi sebagai

pedoman dalam menentukan pertimbangan tingkat

materialitas yang tepat.

5. Pengaruh Hubungan dengan sesama profesi terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas

Hipotesis dari variabel hubungan dengan sesama profesi

menyatakan bahwa pengaruh hubungan dengan sesama

profesi berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat

materialitas, sedangkan hasil regresi linier berganda

menunjukkan tingkat signifikansi 0,116 yang berarti

hubungan dengan sesama profesi tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Penelitian ini

71

Page 87: 3203007328

berbeda dengan Fridati (2005), Wahyudi dan Mardiyah (2006),

dan Pramono (2007) yang menyatakan bahwa hubungan

dengan sesama profesi berpengaruh terhadap pertimbangan

tingkat materialitas. Penolakan hipotesis ini dikarenakan oada

uji statistik t (tabel 4.19), koefisien regresi variabel

pengabdian pada profesi menunjukkan angka -0,206 yang

berarti variabel hubungan dengan sesama profesi mempunyai

pengaruh negatif atau arahnya berlawanan dengan

pertimbangan tingkat materialitas. Hal ini menunjukkan

bahwa pertimbangan tingkat materialitas akan semakin

menurun seiring dengan meningkatnya variabel hubungan

dengan sesama profesi. Hasil ini sejalan dengan hasil

penelitian Yendrawati (2008) yang menyatakan bahwa

semakin tinggi frekuensi auditor ikut berpartisipasi dan

berinteraksi dengan sesama profesi dalam kegiatan yang

diadakan oleh organisasi profesi tetap tidak menentukan

pertimbangan tingkat materialitas. Jadi semakin tinggi

hubungan dengan sesama profesi tidak menentukan semakin

tepat dalam menentukan tingkat materialitas.

72

Page 88: 3203007328

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Hasil analisis menunjukkan bahwa profesionalisme auditor

berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dari lima

dimensi profesionalisme, dimensi pengabdian pada profesi dan

kewajiban sosial berpengaruh terhadap tingkat materialitas.

Dimensi pengabdian pada profesi berpengaruh positif terhadap

pertimbangan tingkat materialitas sehingga semakin tinggi

pengabdian pada profesi maka semakin besar munculnya

keputusan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dimensi

kewajiban sosial berpengaruh positif terhadap pertimbangan

tingkat materialitas sehingga semakin tinggi kewajiban sosial maka

semakin besar munculnya keputusan terhadap pertimbangan

tingkat materialitas.

Tiga dimensi lainnya yaitu kemandirian, keyakinan

terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan sesama profesi

tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

Kemandirian tidak mempengaruhi dikarenakan sebagian besar

responden merupakan auditor junior dan belum mempunyai

pengalaman bekerja yang cukup lama, sehingga auditor mengalami

tekanan dan campur tangan oleh berbagai pihak luar yang

menyebabkan auditor tidak dapat memberikan pertimbangan

terhadap materialitas secara objektif. Keyakinan terhadap peraturan

profesi tidak mempengaruhi dikarenakan sebagian besar responden

73

Page 89: 3203007328

masih merupakan auditor junior yang belum mempunyai

pengalaman bekerja yang cukup dan belum mempunyai

pengetahuan yang cukup di bidang eksternal auditor, sedangkan

hubungan dengan sesama profesi tidak mempengaruhi dikarenakan

koefisien regresi variabel pengabdian pada profesi menunjukkan

angka negarif yang berarti variabel hubungan dengan sesama

profesi mempunyai pengaruh negatif atau arahnya berlawanan

dengan pertimbangan tingkat materialitas.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, maka saran yang dapat

diberikan adalah:

1. Auditor independen selayaknya memperhatikan kompetensi

yang dimilikinya karena hasil penelitian menyatakan bahwa

dimensi pengabdian pada profesi berpengaruh signifikan

terhadap pertimbangan tingkat materialitas. dengan demikian

untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki auditor

diperlukan adanya pemberian pelatihan-pelatihan serta

diberikan kesempatan kepada para auditor untuk mengikuti

kursus-kursus atau pengingkatan pendidikan profesi.

2. Auditor hendaknya memiliki sikap moral yang tinggi dalam

bertanggung jawab kepada klien, masyarakat, dan koleganya.

Dengan sikap moral yang tinggi, auditor akan mampu

melakukan pekerjaannya dengan baik.

3. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya dapat

mempertimbangkan untuk penambahan variabel lainnya selain

74

Page 90: 3203007328

profesionalisme, yang berkaitan dengan variabel

pertimbangan tingkat materialitas. Agar dapat diketahui

seberapa besar pengaruhnya terhadap pertimbangan tingkat

materialitas auditor.

75

Page 91: 3203007328

DAFTAR PUSTAKA

Arens, A. A., Randal J. E., dan Mark S. B., 2008, Auditing dan Jasa Assurance, edisi 12, Jilid 1, Terjemahan oleh Herman Wibowo, Jakarta: Erlangga.

Auditor Empat Besar, 2008, diunduh 20 Maret, 2011,

http://id.wikipidea.org/wiki/Auditor_Empat_Besar. Boynton, W.C., Raymond N. J., dan Walter G. K., 2002, Modern

Auditing, edisi 7, Jilid 1, Terjemahan oleh Paul A. Rajoe, dkk., Jakarta: Erlangga.

Fridati, W., 2005, Analisis Hubungan Antara Profesionalisme

Auditor dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan di Jogjakarta, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Indonesia.

Ghozali, I., 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, D., 2006, Essentials of Econometrics, Edisi Ketiga,

Singapore: McGraw-Hill Education. Hartono, J., 2007, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman,Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Herawaty, A., dan Yulius K. S., 2008, Profesionalisme,

Pengetahuan Akuntan Publik dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi dan Pertimbangan Tingkat Materialitas, The 2nd National Conference, Universitas Katolik Widya Mandala: Surabaya, September.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2001, Standar Profesional

Akuntan Publik, Jakarta: Salemba Empat. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2010, Kode Etik Profesi

Akuntan Publik, Jakarta.

76

Page 92: 3203007328

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2011, diunduh 26

Februari 2011, http://www.iapi.or.id/iapi/download/ Directory2011/Surabaya.pdf.

Martiyani, M., 2010, Pengaruh Profesionalisme Auditor dan

Kualitas Audit Terhadap Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

Pramono, R., 2007, Pengaruh Dimensi Profesionalisme Auditor

terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Universitas Negeri Semarang.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008, diunduh 20

Maret 2011, http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id /kbbi/index.php.

Santoso, S., 2010, Mastering SPSS 18, Jakarta: PT Gramedia. Simamora, H., 2002, Auditing, Jilid 1, Yogyakarta: UPP AMP

YKPN. Wahyudi, H., dan Aida A. M., 2006, Pengaruh Profesionalisme

Auditor terhadap Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan, Simposium Akuntansi Nasional IX, Padang, Agustus.

Yendrawati, R., 2008, Analisis Hubungan antara Profesionalisme

Auditor dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan, Jurnal Penelitian dan Pengabdian, Vol. 6, No. 1, Maret: 75-86.

78

Page 93: 3203007328

 

 

Lampiran 1. Kuesioner

Kuesioner

Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian ilmiah untuk skripsi

dengan keterangan:

Nama : Sofian

Fakultas/Jurusan : Bisnis/Akuntansi

Universitas : Katolik Widya Mandala Surabaya

Judul skripsi :Pengaruh Profesionalisme Auditor

terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas pada Kantor Akuntan Publik

di Surabaya

maka saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk dapat kiranya

meluangkan waktu mengisi lembar pertanyaan penelitian ini

dengan harapan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan

bagi profesi auditor independen dalam peningkatan kualitas

auditnya.

Jawaban kuesioner ini semata-mata hanya digunakan untuk

kepentingan ilmiah dan tidak untuk dipublikasikan serta dijamin

kerahasiaannya. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, saya

ucapkan terima kasih.

Surabaya, 27 Mei 2011

Dosen Pembimbing, Mahasiswa,

Achmad Maqsudi, Drs., M.Si., Ak. Sofian

79

Page 94: 3203007328

 

 

Lampiran 1. Kuesioner (lanjutan)

Data Responden

Petunjuk: Centanglah ( √ ) pada Kolom yang ingin diisi

Tanggal pengisian : ……………………………..

Nama KAP : ……………………………..

Nama responden (dapat tidak diisi) : …………………………….

Jenis kelamin : ( L / P ) Usia : ( … tahun)

Lama bekerja di Kantor Akuntan Publik :

( ) kurang dari 1 tahun ( ) 1-3 tahun

( ) 3-5 tahun keatas ( ) 5 tahun keatas

Kedudukan dalam Kantor Akuntan Publik :

( ) Karyawan Magang ( ) Manajer

( ) Auditor Senior ( ) Auditor Junior

( ) Supervisor ( ) Partner

Latar belakang pendidikan akuntansi :

( ) D3 ( ) S1 ( ) S2

( ) S3 Lain-lain: …………….

Pelatihan-pelatihan terkait dengan profesi yang pernah diperoleh : …………………………………………………………………… ……………………………………………………………………

Isian Kuisioner

Petunjuk pengisian : Berilah tanda check (√ ) pada kolom yang telah disediakan dengan kriteria jawaban sebagai berikut:

STS = Sangat tidak setuju

TS = Tidak setuju

S = Setuju

S = Sangat setuju

80

Page 95: 3203007328

 

 

Lampiran 1. Kuesioner (lanjutan) Bagian A

No. Pernyataan STS TS S SS

PPP1 Saya menggunakan segenap pengetahuan, kemampuan dan pengalaman saya dalam melaksanakan proses pengauditan.

PPP2

Saya akan tetap teguh pada profesi sebagai auditor meskipun saya mendapatkan tawaran pekerjaan lain dengan imbalan yang lebih besar.

PPP3 Saya mendapatkan kepuasan batin dengan berprofesi sebagai auditor.

PPP4 Pekerjaan sebagai auditor sudah menjadi cita-cita saya sejak dulu sampai nanti.

PPP5 Saya mau bekerja diatas batas normal untuk membantu KAP dimana saya bekerja agar saya sukses.

PPP6 Saya merasa terlalu riskan untuk meninggalkan pekerjaan saya sekarang ini.

PPP7 Saya berlangganan dan membaca secara rutin majalah dan jurnal tentang eksternal audit dan publikasi profesi lainnya.

PPP8 Saya ikut terlibat secara emosional terhadap KAP dimana saya bekerja.

KS1 Profesi eksternal auditor adalah profesi yang penting di masyarakat.

KS2 Profesi eksternal auditor mampu menjaga kekayaan negara atau masyarakat.

KS3 Profesi eksternal auditor

81

Page 96: 3203007328

 

 

merupakan profesi yang dapat dijadikan dasar kepercayaan masyarakat terhadap pengelola kekayaan Negara.

KS4 Profesi eksternal auditor merupakan satu-satunya profesi yang menciptakan transparansi dalam masyarakat.

KS5 Jika ada kelemahan dalam independensi eksternal auditor akan merugikan masyarakat.

KM1 Saya merencanakan dan memutuskan hasil audit saya berdasarkan fakta yang saya temui dalam proses pemeriksaan.

KM2 Dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan saya tidak berada dibawah tekanan manajemen.

KM3 Dalam menentukan pendapat atas laporan keuangan saya tidak mendapatkan tekanan dari siapapun.

KPP1

Pemeriksaan atas laporan keuangan untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan hanya dapat dilakukan oleh eksternal auditor.

KPP2 Eksternal auditor mempunyai cara yang dapat diandalkan untuk menilai kompetensi eksternal auditor lain.

KPP3 Ikatan eksternal auditor harus mempunyai cara dan kekuatan untuk pelaksanaan standar untuk eksternal auditor.

HSP1 Saya ikut memiliki organisasi dimana saya bekerja.

Lampiran 1. Kuesioner (lanjutan)82

Page 97: 3203007328

 

 

HSP2 Saya selalu berpartisipasi dalam pertemuan para eksternal auditor.

HSP3

Saya sering mengajak rekan - rekan seprofesi untuk bertukar pendapat tentang masalah yang ada baik dalam satu organisasi maupun organisasi lain.

HSP4 Saya mendukung adanya organisasi ikatan eksternal auditor.

HSP5

Jika masyarakat atau orang memandang saya tidak independen terhadap suatu penugasan, saya akan menarik diri dari penugasan tersebut.

Bagian B

No. Pernyataan STS TS S SS

M1 Materialitas adalah suatu konsep yang vital dalam proses pengauditan.

M2

Materialitas berhubungan dengan karakteristik suatu statement, fakta, item yang diungkapkan atau metode berekspresi yang berpengaruh pada judgment seorang auditor.

M3 Saya merasa kesulitan dalam menentukan tingkat materialitas suatu transaksi.

M4 Dalam menyusun rencana audit saya akan mempertimbangkan resiko yang akan ditemui selama proses audit.

M5 Saya akan selalu membuat perencanaan audit yang matang.

M6 Materialitas menurut saya bukan

Lampiran 1. Kuesioner (lanjutan)83

Page 98: 3203007328

 

 

sesuatu yang harus dipermasalahkan M7 Materialitas merupakan pendapat

subjektif masing-masing auditor.

M8

Materialitas suatu rekening akuntansi salah saji menjadi faktor pertimbangan utama dalam menentukan kewajaran laporan keuangan.

M9 Dalam menentukan suatu transaksi itu material atau tidak saya menggunakan dasar pengalaman dalam proses audit.

M10

Dalam menentukan ketepatan tingkat materialitas saya menggunakan dasar pengetahuan dan kecakapan dalam melaksanakan pekerjaan audit.

M11 Dalam menentukan suatu transaksi atau saldo itu material saya sering menggunakan dasar sesuai petunjuk manajemen.

M12 Ketepatan dalam menentukan tingkat materialitas tidak dapat ditentukan oleh professional atau tidaknya eksternal auditor.

M13 Ketepatan dalam menentukan tingkat materialitas ditentukan oleh kemampuan auditor membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain.

M14

Ketepatan dalam menentukan tingkat materialitas tidak ditentukan oleh sikap yang dimiliki oleh auditor sehubungan dengan imbalan yang diperoleh dalam memeriksa laporan keuangan.

M15 Ketepatan dalam menentukan

Lampiran 1. Kuesioner (lanjutan)84

Page 99: 3203007328

 

 

tingkat materialitas ditentukan oleh komitmen auditor terhadap pekerjaannya.

M16

Ketepatan dalam menentukan tingkat materialitas ditentukan oleh tingkat kesadaran auditor terhadap pentingnya peranan dan manfaat profesi auditor bagi masyarakat.

M17 Ketepatan dalam menentukan tingkat materialitas ditentukan oleh tingkat kepercayaan auditor terhadap peraturan profesi.

M18 Ketepatan dalam menentukan tingkat materialitas ditentukan oleh baik tidaknya hubungan auditor terhadap sesama profesi.

Mohon Diperiksa Kembali Kelengkapan Jawaban Bapak/Ibu. ~ Terima kasih atas perhatiannya ~

Lampiran 1. Kuesioner (lanjutan)85

Page 100: 3203007328

 

 

Lampiran 2. Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Surabaya

No. Nama Kantor Akuntan Publik

Alamat Kantor Akuntan Publik

1. KAP. Adi Pramono & Rekan

Jl. Raya Kali Rungkut No. 1-3 Kel. Panjangjiwo, Tenggilis Mejoyo Surabaya 60229

2. KAP. Agus Iwan Sutanto Kusuma

Jl. Pemuda No. 27-31 Surabaya 60271

3. KAP. Drs. Arief H. P. Jl. Baruk Utara 8/6 (B-201) Rungkut, Surabaya 60298

4. KAP. Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (Cab)

Jl. Mayjend Sungkono Komplek Darmo Park 1 Blok III B 17 Surabaya 60256

5. KAP. Drs. Bambang Siswanto

Jl. Rungkut Asri Tengah III No. 7-9 Surabaya 60293

6. KAP. Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (Cab)

Jl. Pandugo Timur XIII Blok K No. 2 Surabaya 60297

7. KAP. Drs. Basri Hardjosumarto, M.Si., Ak. & Rekan (Pusat)

Jl. Gubeng Kertajaya III F No. 10 Surabaya 60281

8. KAP. Benny, Tony, Frans & Daniel (Cab)

Jl. Raya Darmo Permai I/39 Surabaya 60226

9. KAP. Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan (Cab)

Jl. Medokan Ayu I Blok D-16 Surabaya 60295

10. KAP. Drs. Buntaran & Buntaran

Jl. Rungkut Mapan Timur VI Blok EE No. 3 Surabaya 60293

86

Page 101: 3203007328

 

 

11. KAP. Drs. Chandra Dwiyanto

Jl. Musi No. 41 Surabaya 60264

12. KAP. Dra. Dian Hajati D.

Jl. Raya Kalirungkut No. 1-3 Surabaya 60293

13. KAP. Fredy Jl. Dharmahusada Indah I No. 39 (B163) Surabaya 60115

14. KAP. Drs. Gunardi Noerwono

Jl. Merak No. 20 Lantai 3 Surabaya

15. KAP. Drs. Hadi A. Hamid

Jl. Ngagel Jaya Utara No. 6 Surabaya

16. KAP. Hadori Sugiarto Adi & Rekan (Cab)

Jl. Ngagel Tama No. 18 Surabaya 60283

17. KAP. Habib Basuni Jl. Arif Rahman Hakim No. 152 Surabaya 60119

18. KAP. Hamzens

Jl. Ngagel Kebonsari No. 19 RT 012/002 Kel. Ngagelrejo; Kec, Wonokromo Surabaya 60245

19. KAP. Hananta Budianto & Rekan (Cab)

Jl. Raya Darmo No. 54-56 Raya Darmo Square B-21 Surabaya 60265

20. KAP. Drs. Hanny, Wolfrey & Rekan

Jl. Raya Gubeng No. 56 Surabaya 60281

21. KAP. Drs. Henry & Sugeng (Cab)

Jl. Manunggal Kebonsari Kencana No. 45 Kebonsari Regency B10 Surabaya 60233

22. KAP. Hasnil, M. Yasin & Rekan

Jl. Kayun No. 38-40 Embong Kaliasin, Genteng Surabaya 60271

87 Lampiran 2. Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Surabaya (lanjutan) 

Page 102: 3203007328

 

 

23. KAP. Drs. Johan Malonda Mustika & Rekan (Cab)

Jl. Manyar Kertoarjo V No. 20. Surabaya 60116

24. KAP. Drs. J. Tanzil & Rekan (Pusat)

Jl. Mayjend Sungkono Darmo Park II Blok III No. 19-20 Surabaya 60227

25. KAP. Junaedi, Chairul, Labib, Subyakto & Rekan (Cab)

Jl. Achmad Yani No. 176-178 Gedung WIKA Lantai 3 Surabaya 60235

26. KAP. Lisawati Jl. Undaan Wetan No. 66 Surabaya 60273

27. KAP. Made Sudarma, Thomas & Dewi (Cab)

Jl. Kayoon No. 20 J Surabaya

28. KAP. Drs. Mudjianto, Soenaryo, Ginting

Jl. Dukuh Kupang Barat XV No. 19 Surabaya 60255

29. KAP. Osman Bing Satrio & Rekan (Cab)

Jl. Jend. Basuki Rachmat No 129-137 Gedung Bumi Mandiri 10th floor Surabaya 60271

30. KAP. Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan (Cab)

Jl. Ngagel Jaya No. 90 Surabaya 60283

31. KAP. Purwantono, Suherman & Surja (Cab)

Jl. Jend. Basuki Rachmat No. 122 Plaza BRI Lantai 9 Surabaya 60271

32. KAP. Richard Risambessy & Rekan (Pusat)

Jl. Tenggilis Timur Dalam No. 12 Surabaya 60295

33. KAP. Drs. Robby Bumulo

Jl. Raya Kalirungkut 5 Pertokoan Rungkut Megah Raya Blok L 39 Surabaya 60293

88 Lampiran 2. Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Surabaya (lanjutan) 

Page 103: 3203007328

 

 

34. KAP. Santoso & Rekan (Pusat)

Jl. Simpang Darmo Permai Selatan XVI No. 32 Surabaya

35. KAP. Setijawati Jl. Kutisari Indah Utara II No. 85 Surabaya 60291

36. KAP. Soebandi & Rekan Jl. Pucang Anom No. 108 Surabaya 60282

37. KAP. Sugeng, Sjahriar & Rekan

Jl. Progo No. 10 Surabaya 60241

38. KAP. Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan

Jl. Simpang Dukuh No. 38-40 Andhika Plaza Blok C 3-4 Surabaya 60275

39. KAP. Drs. Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan (Cab)

Jl. Taman Kendangsari No. 7 Surabaya 60292

40. KAP. Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja (Cab)

Jl. Ngagel Tama A-6 Pucang Sewu, Gubeng Surabaya 60283

41.

KAP. Drs. Ventje Jansen

Jl. Arief Rachman Hakim No. 51 Ruko 21 Klampis Kav BB-5 Surabaya 60111

42. KAP. Drs. Veto, Benny & Rekan

Jl. Manyar Raya III No. 10 Jl. Arief Rachman Hakim No. 51 Surabaya 60118

43. KAP. Drs. Zulfikar Ismail

Jl. Nginden Intan Tengah No. 39 Surabaya 60118

89 Lampiran 2. Daftar Nama Kantor Akuntan Publik di Surabaya (lanjutan) 

Page 104: 3203007328

 

 

Lampiran 3. Data Hasil Isian Kuesioner

Variabel: Pengabdian Pada ProfesiNo  PPP1  PPP2  PPP3  PPP4  PPP5  PPP6  PPP7  PPP8 

1  4  2 3 2 3 3 1 4

2  3  3 3 3 3 2 2 3

3  4  2 2 2 3 3  1  3 

4  3  3 4 3 3 3  3  3 

5  3  3 3 3 3 3  3  3 

6  3  3 3 3 3 3  3  4 

7  3  3 3 3 4 3  3  3 

8  3  4 3 3 3 3  3  3 

9  4  2 3 1 3 2  2  3 

10  3  2 3 2 3 3  3  3 

11  3  2 3 2 3 3  3  3 

12  3  2 3 2 3 3  3  3 

13  4  2 3 2 3 3  3  3 

14  4  4  4  4  4  4  4  4 

15  4  4  4  4  4  4  4  4 

16  3  3  3  3  3  3  3  3 

17  4  4  4  4  4  4  4  4 

18  4  4  4  4  4  4  4  4 

19  4  3 3 3 4 3  2  4 

20  4  4 4 4 4 3  2  4 

21  4  2 3 3 3 3  3  3 

22  4  2 3 3 3 3  3  3 

23  3  3 3 3 2 3  3  3 

24  3  3 3 2 2 3  2  3 

25  3  2  3  3  2  2  3  2 

26  3  3 3 3 3 3  3  3 

27  3  3 3 2 3 3  3  3 

28  4  3 2 3 3 2  3  3 

90

Page 105: 3203007328

 

 

Variabel: Pengabdian Pada ProfesiNo  PPP1  PPP2  PPP3  PPP4  PPP5  PPP6  PPP7  PPP8 

29  4  4 4 4 3 3  2  4 

30  3  4 4 3 3 3  2  3 

31  4  4 3 3 3 3  3  3 

32  4  2 3 2 3 3  2  3 

33  4  2 4 3 3 3  2  3 

34  3  2 3 3 2 2  1  3 

35  3  2 2 2 1 3  2  2 

36  3  2 3 3 3 3  2  3 

37  3  3 3 3 3 3  3  3 

38  3  2 3 3 2 2  3  3 

39  3  2 3 2 3 3  2  3 

40  3  3 3 3 2 2  3  3 

Variabel: Kewajiban Sosial No  KS1  KS2  KS3  KS4  KS5 

1  4  3 3 3 3

2  3  2 3 3 3

3  3  2 3 2 4

4  3  3 3 4 3

5  3  3 3 3 3

6  3  3 3 3 3

7  3  3 4 3 3

8  3  4 3 3 3

9  3  3 3 2 3

10  4  3 3 2 3

11  4  3 3 2 3

12  4  3 3 2 3

13  4  3 3 2 3

14  4  4  4  3  4 

Lampiran 3. Data Hasil Isian Kuesioner (lanjutan)91

Page 106: 3203007328

 

 

Variabel: Kewajiban SosialNo  KS1  KS2  KS3  KS4  KS5 

15  4  4  4  2  4 

16  3  3  3  1  3 

17  4  4  4  1  3 

18  4  4  4  4  3 

19  3  3 4 3 4

20  3  3 4 3 4

21  3  2 3 3 2

22  4  3 3 3 3

23  3  2 3 2 3

24  3  3 3 2 3

25  3  3  3  3  3 

26  3  3  3  3  3 

27  2  3 3 2 3

28  2  3 2 2 3

29  4  4 4 4 4

30  3  4 4 3 4

31  2  3 3 2 3

32  3  2 2 2 3

33  3  2 2 2 4

34  4  4 3 3 4

35  4  3 3 2 3

36  3  3 3 3 3

37  3  3 3 2 3

38  3  3 3 2 3

39  3  3 3 3 3

40  3  3 3 2 3

Lampiran 3. Data Hasil Isian Kuesioner (lanjutan)92

Page 107: 3203007328

 

 

Variabel: KemandirianNo  KM1  KM2  KM3 

1  3  3 3

2  3  3 3

3  4  3 3

4  2  3 3

5  3  3 4

6  4  3 3

7  3  3 3

8  3  3 3

9  4  4 3

10  3  3 3

11  3  3 3

12  3  3 3

13  3  3 3

14  4  4  4 

15  4  4  4 

16  3  3  3 

17  4  4  4 

18  4  4  4 

19  4  4 4

20  4  4 4

21  3  3 3

22  3  3 3

23  3  3 3

24  3  3 3

25  3  3  3 

26  3  3  3 

27  3  2 3

28  3  2 3

29  4  4 4

Lampiran 3. Data Hasil Isian Kuesioner (lanjutan)93

Page 108: 3203007328

 

 

Variabel: KemandirianNo  KM1  KM2  KM3 

30  4  4 3

31  4  4 4

32  3  4 4

33  4  3 3

34  3  3 3

35  3  3 3

36  3  3 3

37  3  3 3

38  3  3 3

39  3  3 3

40  3  3 3

Variabel: Keyakinan terhadap Peraturan Profesi No  KPP1  KPP2  KPP3 

1  3  3 3

2  2  3 3

3  4  3 4

4  3  3 3

5  3  3 3

6  3  3 4

7  3  3 3

8  3  3 3

9  3  3 3

10  3  3 3

11  3  3 4

12  3  3 4

13  3  3 4

14  4  4  4 

15  4  4  4 

Lampiran 3. Data Hasil Isian Kuesioner (lanjutan)94

Page 109: 3203007328

 

 

Variabel: Keyakinan terhadap Peraturan ProfesiNo  KPP1  KPP2  KPP3 

16  3  3  3 

17  4  4  4 

18  4  4  4 

19  4  4 4

20  3  3 3

21  3  3 3

22  4  4 4

23  2  2 3

24  2  3 3

25  3  3  3 

26  3  3  3 

27  3  4 3

28  4  3 2

29  4  4 3

30  3  4 3

31  3  2 3

32  4  3 3

33  4  4 3

34  3  3 4

35  3  3 3

36  3  3 3

37  3  3 3

38  3  3 3

39  2  3 3

40  3  3 3

Lampiran 3. Data Hasil Isian Kuesioner (lanjutan)95

Page 110: 3203007328

 

 

Variabel: Hubungan dengan Sesama ProfesiNo  HSP1  HSP2  HSP3  HSP4  HSP5 

1  2  2 3 3 2

2  2  2 3 3 3

3  3  1 3 3 4

4  4  3 3 3 3

5  3  3 3 3 3

6  3  3 4 3 3

7  4  3 3 3 3

8  3  3 3 3 4

9  2  2 4 3 3

10  4  3 3 3 4

11  3  3 3 3 4

12  3  3 3 3 4

13  3  3 3 3 4

14  4  4  4  4  4 

15  4  3  3  4  4 

16  3  3  3  3  3 

17  4  4  3  4  4 

18  4  4  4  4  4 

19  2  2 3 4 4

20  2  2 3 4 4

21  2  2 3 3 3

22  2  3 3 3 3

23  2  2 3 3 2

24  2  2 3 3 3

25  3  3  3  3  3 

26  3  3  3  3  3 

27  4  3 3 3 3

28  3  2 3 3 2

29  4  2 2 3 3

Lampiran 3. Data Hasil Isian Kuesioner (lanjutan)96

Page 111: 3203007328

 

 

Variabel: Hubungan dengan Sesama ProfesiNo  HSP1  HSP2  HSP3  HSP4  HSP5 

30  3  2 2 3 4

31  3  3 3 3 3

32  3  2 2 3 3

33  3  2 2 3 3

34  2  1 3 3 3

35  3  2 3 3 2

36  3  3 3 3 3

37  3  3 3 3 3

38  3  3 3 3 2

39  2  2 3 3 3

40  3  3 3 3 2

Lampiran 3. Data Hasil Isian Kuesioner (lanjutan)97

Page 112: 3203007328

 

 

Variabel: Pertimbangan Tingkat Materialitas No  M1  M2  M3  M4  M5  M6  M7  M8  M9  M10  M11  M12  M13  M14  M15  M16  M17  M18 

1  4  4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2  4  4 2 3 3 4 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2

3  3  3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2

4  3  3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3

5  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3 

6  3  4  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3 

7  3  3 3 4 3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  4  3 

8  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3 

9  3  4 2 3 3 2  3  3  3  3  2  3  2  3  3  2  3  3 

10  3  3 3 3 3 2  3  3  3  3  2  2  3  2  3  3  3  3 

11  3  3 3 3 3 2  3  3  3  3  2  2  3  2  3  3  3  3 

12  3  3 3 3 3 2  3  3  3  3  2  2  3  2  3  3  3  3 

13  3  3 3 3 3 2  3  3  3  3  2  2  3  2  3  3  3  3 

14  4  4  3  4  4  2  3  4  4  4  3  2  4  1  4  4  4  2 

15  4  4  4  4  4  2  4  4  4  4  3  3  4  4  4  4  4  3 

16  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  1  3  3  3  3 

17  4  4  2  4  4  3  3  4  4  4  3  3  4  4  4  4  4  4 

Lampiran 3. Data Hasil Isian Kuesioner (lanjutan)

98

Page 113: 3203007328

 

 

Variabel: Pertimbangan Tingkat Materialitas No  M1  M2  M3  M4  M5  M6  M7  M8  M9  M10  M11  M12  M13  M14  M15  M16  M17  M18 

18  4  4  3  4  4  4  2  4  4  4  4  3  3  3  3  3  3  3 

19  4  4 4 4 4 3  3  3  4  4  2  3  3  3  4  4  4  3 

20  4  4 4 4 4 3  3  3  4  4  2  3  3  3  4  4  4  3 

21  3  3 2 3 3 2  3  3  3  3  3  2  3  3  3  3  3  1 

22  3  3 3 3 3 2  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  2 

23  3  3 2 3 3 2  3  3  2  2  3  2  3  3  2  3  3  3 

24  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3 

25  3  3  2  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3 

26  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3 

27  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3  3 

28  4  3 2 3 2 3  2  3  3  3  2  3  2  3  3  2  2  1 

29  4  4  3  4  4  3  4  4  4  4  3  2  4  4  4  4  4  2 

30  3  4 4 3 3 2  4  4  3  4  2  2  3  4  4  3  3  2 

31  3  4 4 3 3 2  4  4  3  4  2  2  3  4  4  3  3  2 

32  3  3 2 2 3 2  3  3  3  3  2  3  3  3  3  3  3  2 

33  4  3 3 3 3 3  3  3  4  4  4  3  3  4  2  3  3  3 

34  3  3 2 3 3 3  3  3  4  3  3  2  3  2  3  2  2  3 

Lampiran 3. Data Hasil Isian Kuesioner (lanjutan)

99

Page 114: 3203007328

 

 

Variabel: Pertimbangan Tingkat Materialitas No  M1  M2  M3  M4  M5  M6  M7  M8  M9  M10  M11  M12  M13  M14  M15  M16  M17  M18 

35  4  4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 

36  3  3 2 3 3 2  3  3  3  3  3  2  3  3  3  3  3  2 

37  3  3 2 3 3 3  2  2  3  3  2  3  3  3  3  3  3  3 

38  3  3 2 3 3 2  3  3  3  3  3  2  3  3  3  3  3  2 

39  3  3 2 3 3 2  3  3  3  3  2  2  3  3  3  3  3  3 

40  3  3 2 3 3 2  3  3  3  3  3  2  3  3  3  3  3  2 

Lampiran 3. Data Hasil Isian Kuesioner (lanjutan)

100

Page 115: 3203007328

 

 

Lampiran 4. Mean, Standar Deviasi, Minimum, dan Maximum Variabel: Pengabdian Pada Profesi (PPP)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

PPP1 40 3 4 3.42 .501 PPP2 40 2 4 2.80 .791 PPP3 40 2 4 3.15 .533 PPP4 40 1 4 2.82 .712 PPP5 40 1 4 2.97 .660 PPP6 40 2 4 2.92 .526 PPP7 40 1 4 2.65 .770 PPP8 40 2 4 3.18 .501 PPPTotal 40 2.125 4.000 2.99062 .445227 Valid N(listwise) 40 Variabel: Kewajiban Sosial (KS)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

KS1 40 2 4 3.25 .588 KS2 40 2 4 3.05 .597 KS3 40 2 4 3.15 .533 KS4 40 1 4 2.53 .716 KS5 40 2 4 3.20 .464 KSTotal 40 2.400 4.000 3.03500 .386669 Valid N (listwise) 40

101

Page 116: 3203007328

 

 

Lampiran 4. Mean, Standar Deviasi, Minimum, dan Maximum (lanjutan) Variabel: Kemandirian (KM)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

KM1 40 2 4 3.30 .516 KM2 40 2 4 3.23 .530 KM3 40 3 4 3.25 .439 KMTotal 40 2.667 4.000 3.25835 .436804 Valid N(listwise) 40 Variabel: Keyakinan terhadap Peraturan Profesi (KPP)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

KPP1 40 2 4 3.20 .608 KPP2 40 2 4 3.23 .530 KPP3 40 2 4 3.25 .494 KPPTotal 40 2.333 4.000 3.21665 .430645 Valid N (listwise) 40

Variabel: Hubungan dengan Sesama Profesi (HSP)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

HSP1 40 2 4 2.95 .714 HSP2 40 1 4 2.60 .709 HSP3 40 2 4 3.00 .453 HSP4 40 3 4 3.15 .362 HSP5 40 2 4 3.18 .675 HSPTotal 40 2.400 4.000 2.97500 .395325 Valid N(listwise) 40

102

Page 117: 3203007328

 

 

Lampiran 4. Mean, Standar Deviasi, Minimum, dan Maximum (lanjutan) Variabel: Pertimbangan Tingkat Materialitas (M)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

M1 40 3 4 3.30 .464 M2 40 3 4 3.35 .483 M3 40 2 4 2.68 .694 M4 40 2 4 3.20 .464 M5 40 2 4 3.18 .446 M6 40 2 4 2.62 .628 M7 40 2 4 3.00 .506 M8 40 2 4 3.18 .446 M9 40 2 4 3.20 .516 M10 40 2 4 3.25 .494 M11 40 2 4 2.70 .608 M12 40 2 4 2.60 .545 M13 40 2 4 3.13 .463 M14 40 1 4 2.95 .714 M15 40 2 4 3.15 .533 M16 40 2 4 3.10 .496 M17 40 2 4 3.15 .483 M18 40 1 4 2.63 .705 MTotal 40 2.556 3.833 3.01950 .324711 Valid N(listwise) 40

103

Page 118: 3203007328

 

 

Lampiran 5. Uji Validitas Variabel: Pengabdian Pada Profesi

PPP1 PPP2 PPP3 PPP4 PPP5 PPP6 PPP7 PPP8 PPP Total

PPP1

Pearson Correlation 1.000 .155 .235 .214 .499** .319* -.003 .514** .464**

Sig. (2-tailed)

.338 .144 .185 .001 .045 .984 .001 .003

N 40.000 40 40 40 40 40 40 40 40

PPP2

Pearson Correlation .155 1.000 .559** .710** .482** .456** .430** .544** .795**

Sig. (2-tailed) .338 .000 .000 .002 .003 .006 .000 .000

N 40 40.000 40 40 40 40 40 40 40

PPP3

Pearson Correlation .235 .559** 1.000 .611** .521** .498** .318* .571** .748**

Sig. (2-tailed) .144 .000 .000 .001 .001 .045 .000 .000

N 40 40 40.000 40 40 40 40 40 40

PPP4

Pearson Correlation .214 .710** .611** 1.000 .427** .375* .447** .520** .783**

Sig. (2-tailed) .185 .000 .000 .006 .017 .004 .001 .000

N 40 40 40 40.000 40 40 40 40 40

PPP5

Pearson Correlation .499** .482** .521** .427** 1.000 .586** .336* .712** .785**

Sig. (2-tailed) .001 .002 .001 .006 .000 .034 .000 .000

N 40 40 40 40 40.000 40 40 40 40

PPP6

Pearson Correlation .319* .456** .498** .375* .586** 1.000 .441** .538** .723**

Sig. (2-tailed) .045 .003 .001 .017 .000 .004 .000 .000

N 40 40 40 40 40 40.000 40 40 40

PPP7

Pearson Correlation -.003 .430** .318* .447** .336* .441** 1.000 .163 .598**

Sig. (2-tailed) .984 .006 .045 .004 .034 .004 .315 .000

N 40 40 40 40 40 40 40.000 40 40

PPP8

Pearson Correlation .514** .544** .571** .520** .712** .538** .163 1.000 .770**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .001 .000 .000 .315 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40.000 40

PPPTotal

Pearson Correlation .464** .795** .748** .783** .785** .723** .598** .770** 1.000

Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40.000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

104

Page 119: 3203007328

 

 

Lampiran 5. Uji Validitas (lanjutan) Variabel: Kewajiban Sosial

KS1 KS2 KS3 KS4 KS5 KSTotal

KS1 Pearson Correlation 1.000 .402* .368* .107 .188 .614**

Sig. (2-tailed) .010 .020 .513 .246 .000

N 40.000 40 40 40 40 40 KS2 Pearson

Correlation .402* 1.000 .620** .237 .333* .770**

Sig. (2-tailed) .010 .000 .141 .036 .000

N 40 40.000 40 40 40 40 KS3 Pearson

Correlation .368* .620** 1.000 .326* .394* .794**

Sig. (2-tailed) .020 .000 .040 .012 .000

N 40 40 40.000 40 40 40 KS4 Pearson

Correlation .107 .237 .326* 1.000 .139 .599**

Sig. (2-tailed) .513 .141 .040 .392 .000

N 40 40 40 40.000 40 40 KS5 Pearson

Correlation .188 .333* .394* .139 1.000 .560**

Sig. (2-tailed) .246 .036 .012 .392 .000

N 40 40 40 40 40.000 40 KSTotal Pearson

Correlation .614** .770** .794** .599** .560** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 N 40 40 40 40 40 40.000

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

105

Page 120: 3203007328

 

 

Lampiran 5. Uji Validitas (lanjutan) Variabel: Kemandirian

KM1 KM2 KM3 KMTotal

KM1 Pearson Correlation 1.000 .683** .566** .860**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 40.000 40 40 40 KM2 Pearson Correlation .683** 1.000 .744** .923**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 40 40.000 40 40

KM3 Pearson Correlation .566** .744** 1.000 .859** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 40 40 40.000 40

KMTotal Pearson Correlation .860** .923** .859** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 40 40 40 40.000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Variabel: Keyakinan terhadap Peraturan Profesi KPP1 KPP2 KPP3 KPPTotal

KPP1 Pearson Correlation 1.000 .652** .256 .818**

Sig. (2-tailed) .000 .110 .000

N 40.000 40 40 40 KPP2 Pearson Correlation .652** 1.000 .269 .835**

Sig. (2-tailed) .000 .093 .000 N 40 40.000 40 40

KPP3 Pearson Correlation .256 .269 1.000 .624** Sig. (2-tailed) .110 .093 .000 N 40 40 40.000 40

KPPTotal Pearson Correlation .818** .835** .624** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 40 40 40 40.000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

106

Page 121: 3203007328

 

 

Lampiran 5. Uji Validitas (lanjutan) Variabel:Hubungan dengan Sesama Profesi HSP1 HSP2 HSP3 HSP4 HSP5 HSPTotal

HSP1 Pearson Correlation 1.000 .618** .000 .228 .284 .722**

Sig. (2-tailed) .000 1.000 .157 .075 .000

N 40.000 40 40 40 40 40 HSP2 Pearson

Correlation .618** 1.000 .399* .340* .257 .823**

Sig. (2-tailed) .000 .011 .032 .109 .000

N 40 40.000 40 40 40 40 HSP3 Pearson

Correlation .000 .399* 1.000 .313* .084 .458**

Sig. (2-tailed) 1.000 .011 .049 .607 .003

N 40 40 40.000 40 40 40 HSP4 Pearson

Correlation .228 .340* .313* 1.000 .520** .637**

Sig. (2-tailed) .157 .032 .049 .001 .000

N 40 40 40 40.000 40 40 HSP5 Pearson

Correlation .284 .257 .084 .520** 1.000 .651**

Sig. (2-tailed) .075 .109 .607 .001 .000

N 40 40 40 40 40.000 40 HSPTotal Pearson

Correlation .722** .823** .458** .637** .651** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .000 N 40 40 40 40 40 40.000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

107

Page 122: 3203007328

 

 Lampiran 5. Uji Validitas (lanjutan)

Variabel: Pertimbangan Tingkat Materialitas

M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M 10 M 11 M 12 M 13 M 14 M 15 M 16 M 17 M 18 MTotal

M1 Pearson Correlation 1.000 .663** .151 .667** .483** .484** .000 .483** .599** .672** .236 .284 .298 .278 .331* .535** .480** -.039 .657**

Sig. (2-tailed) .000 .351 .000 .002 .002 1.000 .002 .000 .000 .142 .076 .062 .082 .037 .000 .002 .810 .000

N 40.000 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

M2 Pearson Correlation .663** 1.000 .348* .595** .541** .275 .314* .660** .432** .699** .017 .156 .258 .349* .587** .492** .538** .019 .689**

Sig. (2-tailed) .000 .028 .000 .000 .086 .048 .000 .005 .000 .915 .337 .108 .027 .000 .001 .000 .908 .000

N 40 40.000 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

M3 Pearson Correlation .151 .348* 1.000 .366* .354* -.052 .438** .354* .329* .543** -.116 .054 .050 .070 .481** .395* .379* .164 .478**

Sig. (2-tailed) .351 .028 .020 .025 .752 .005 .025 .038 .000 .478 .740 .760 .668 .002 .012 .016 .312 .002

N 40 40 40.000 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

M4 Pearson Correlation .667** .595** .366* 1.000 .693** .352* .218 .569** .685** .672** .309 .223 .477** .186 .601** .690** .778** .314* .822**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .020 .000 .026 .176 .000 .000 .000 .052 .167 .002 .251 .000 .000 .000 .049 .000

N 40 40 40 40.000 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

M5 Pearson Correlation .483** .541** .354* .693** 1.000 .149 .227 .486** .623** .611** .198 .084 .635** .109 .533** .729** .707** .295 .729**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .025 .000 .360 .159 .001 .000 .000 .220 .605 .000 .505 .000 .000 .000 .064 .000

N 40 40 40 40 40.000 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

M6 Pearson Correlation .484** .275 -.052 .352* .149 1.000 -.242 .057 .237 .228 .437** .599** .077 .186 -.057 .123 .106 .311 .407**

Sig. (2-tailed) .002 .086 .752 .026 .360 .133 .726 .140 .158 .005 .000 .636 .251 .725 .448 .516 .050 .009

N 40 40 40 40 40 40.000 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

M7 Pearson Correlation .000 .314* .438** .218 .227 -.242 1.000 .567** .294 .410** .167 .000 .328* .354* .569** .408** .419** .144 .505**

Sig. (2-tailed) 1.000 .048 .005 .176 .159 .133 .000 .065 .009 .304 1.000 .039 .025 .000 .009 .007 .376 .001

N 40 40 40 40 40 40 40.000 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

Page 123: 3203007328

 

 

M8 Pearson Correlation .483** .660** .354* .569** .486** .057 .567** 1.000 .512** .727** .293 -.021 .511** .350* .640** .498** .470** .051 .719**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .025 .000 .001 .726 .000 .001 .000 .067 .897 .001 .027 .000 .001 .002 .755 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40.000 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

M9 Pearson Correlation .599** .432** .329* .685** .623** .237 .294 .512** 1.000 .805** .360* .291 .429** .167 .633** .520** .493** .282 .764**

Sig. (2-tailed) .000 .005 .038 .000 .000 .140 .065 .001 .000 .023 .068 .006 .304 .000 .001 .001 .078 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40.000 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

M10 Pearson Correlation .672** .699** .543** .672** .611** .228 .410** .727** .805** 1.000 .171 .191 .420** .400* .730** .628** .592** .129 .847**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .158 .009 .000 .000 .291 .239 .007 .011 .000 .000 .000 .428 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.000 40 40 40 40 40 40 40 40 40

M11 Pearson Correlation .236 .017 -.116 .309 .198 .437** .167 .293 .360* .171 1.000 .402* .319* .201 -.095 .187 .157 .210 .420**

Sig. (2-tailed) .142 .915 .478 .052 .220 .005 .304 .067 .023 .291 .010 .045 .214 .560 .248 .333 .194 .007

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.000 40 40 40 40 40 40 40 40

M12 Pearson Correlation .284 .156 .054 .223 .084 .599** .000 -.021 .291 .191 .402* 1.000 .000 .276 .123 .152 .234 .400* .430**

Sig. (2-tailed) .076 .337 .740 .167 .605 .000 1.000 .897 .068 .239 .010 1.000 .084 .448 .350 .147 .010 .006

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.000 40 40 40 40 40 40 40

M13 Pearson Correlation .298 .258 .050 .477** .635** .077 .328* .511** .429** .420** .319* .000 1.000 .174 .441** .725** .601** .226 .603**

Sig. (2-tailed) .062 .108 .760 .002 .000 .636 .039 .001 .006 .007 .045 1.000 .282 .004 .000 .000 .161 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.000 40 40 40 40 40 40

M14 Pearson Correlation .278 .349* .070 .186 .109 .186 .354* .350* .167 .400* .201 .276 .174 1.000 .222 .232 .245 .013 .455**

Sig. (2-tailed) .082 .027 .668 .251 .505 .251 .025 .027 .304 .011 .214 .084 .282 .169 .151 .127 .938 .003

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.000 40 40 40 40 40

M15 Pearson Correlation .331* .587** .481** .601** .533** -.057 .569** .640** .633** .730** -.095 .123 .441** .222 1.000 .620** .607** .085 .695**

Sig. (2-tailed) .037 .000 .002 .000 .000 .725 .000 .000 .000 .000 .560 .448 .004 .169 .000 .000 .601 .000

Page 124: 3203007328

 

 

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.000 40 40 40 40

M16 Pearson Correlation .535** .492** .395* .690** .729** .123 .408** .498** .520** .628** .187 .152 .725** .232 .620** 1.000 .899** .257 .789**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .012 .000 .000 .448 .009 .001 .001 .000 .248 .350 .000 .151 .000 .000 .110 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.000 40 40 40

M17 Pearson Correlation .480** .538** .379* .778** .707** .106 .419** .470** .493** .592** .157 .234 .601** .245 .607** .899** 1.000 .320* .786**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .016 .000 .000 .516 .007 .002 .001 .000 .333 .147 .000 .127 .000 .000 .044 .000

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.000 40 40

M18 Pearson Correlation -.039 .019 .164 .314* .295 .311 .144 .051 .282 .129 .210 .400* .226 .013 .085 .257 .320* 1.000 .406**

Sig. (2-tailed) .810 .908 .312 .049 .064 .050 .376 .755 .078 .428 .194 .010 .161 .938 .601 .110 .044 .009

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.000 40

MTotal Pearson Correlation .657** .689** .478** .822** .729** .407** .505** .719** .764** .847** .420** .430** .603** .455** .695** .789** .786** .406** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000 .000 .009 .001 .000 .000 .000 .007 .006 .000 .003 .000 .000 .000 .009

N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40.000

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

108

Page 125: 3203007328

 

 

Lampiran 6. Uji Reliabilitas

Variabel: Pengabdian Pada Profesi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items N of Items

.853 .860 8

Variabel: Kewajiban Sosial

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items N of Items

.677 .693 5

Variabel: Kemandirian

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.853 .856 3

109

Page 126: 3203007328

 

 

Lampiran 6. Uji Reliabilitas (lanjutan)

Variabel: Keyakinan terhadap Peraturan Profesi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.667 .660 3

Variabel: Hubungan dengan Sesama Profesi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.673 .686 5

Variabel: Pertimbangan Tingkat Materialitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.893 .908 18

110

Page 127: 3203007328

 

 

Lampiran 7. Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.007 .325 3.103 .004 PPP .391 .137 .536 2.849 .007 .292 3.428

KS .287 .110 .342 2.611 .013 .601 1.664

KM .144 .112 .194 1.283 .208 .451 2.218

KPP .036 .105 .048 .345 .732 .535 1.870

HSP -.206 .128 -.251 -1.614 .116 .426 2.349

a. Dependent Variable: M

Coefficient Correlationsa

Model HSP KM KS KPP PPP

1 Correlations HSP 1.000 .246 -.063 -.269 -.596

KM .246 1.000 -.158 -.252 -.536

KS -.063 -.158 1.000 -.280 -.139

KPP -.269 -.252 -.280 1.000 -.009

PPP -.596 -.536 -.139 -.009 1.000

Covariances HSP .016 .004 .000 -.004 -.010

KM .004 .013 -.002 -.003 -.008

KS .000 -.002 .012 -.003 -.002

KPP -.004 -.003 -.003 .011 .000

PPP -.010 -.008 -.002 .000 .019 a. Dependent Variable: M

111

Page 128: 3203007328

 

 

Lampiran 8. Tabel nilai Durbin-Watson

112