32021-2-504892423295
DESCRIPTION
vhvhTRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
Manajemen Perpajakan
Perencanaan Pajak
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
02Afif Sulfa, SE,Msi
Perencanaan Pajak
A. Pengertian Perencanaan Pajak
Perencanaan Pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak dimana pada tahap
ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan, dengan maksud
dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.
Tujuan Perencanaan Pajak adalah merekayasa agar beban pajak (Tax Burden)
serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan
pembuatan Undang-undang maka tax planning disini sama dengan tax avoidance karena
secara hakikat ekonomis kedua-duanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah
pajak (after tax return) karena pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia baik
untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun diinvestasikan kembali.
B. Motivasi Perencanaan Pajak
Ada 3 unsur perpajakan yang memotivasi dilakukannya perencanaan pajak:
1. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)
Kebijaksanaan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang
hendak dituju dalam sistem perpajakan.
Faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak, yaitu:
− Pajak yang akan dipungut
− Siapa yang akan dijadikan subjek pajak
− Apa saja yang merupakan objek pajak
− Berapa besarnya tarif pajak
− Bagaimana prosedurnya
2. Undang-undang Perpajakan (Tax Law)
Kita menyadari bahwa kenyataannya di manapun tidak ada undang-undang yang
mengatur setiap permasalahan secara sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu
diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain(Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden,
Keputusan Menteri Keuangan dan DIrektur Jendral Pajak), maka tidak jarang ketentuan
‘13 2
Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning
Afif Sulfa,SE,Msi http://www.mercubuana.ac.id
pelaksanaan tersebut bertentangan dengan Undang-undang itu sendiri karena
disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuan lain
yang ingin dicapainya.
3. Administrasi Perpajakan (Tax Administration)
Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah memaksimalkan
laba setelah pajak karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam pengembalian keputusan
atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi dengan cara
menganalisis secara cermat dan memanfaatkan peluang atau kesempatan yang ada
dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memberikan
perlakuan yang berbeda atas objek yang secara ekonomi hakikatnya sama (karena
pemerintah mempunyai tujuan lain tertentu) dengan memanfaatkan:
− Perbedaan tarif pajak (Tax Rates)
− Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (Tax
Base)
− Loopholes, Shelters dan Havens
C. Tahap-tahap Perencanaan Pajak
Agar Tax Planning berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perencanaan itu
seharusnya dilakukan melalui berbagai urutan tahap-tahap berikut:
1. Menganalisis Informasi yang ada (Analysis of the existing data base).
Tahapan pertama dari proses pembuatan tax planning adalah menganalisis
komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan menghitung
seakurat mungkin beban pajak yang harus ditanggung.
Ini hanya bisa dilakukan dengan mempertimbangkan masing-masing elemen dari
pajak baik secara sendiri-sendiri maupun secara total pajak yang harus dapat
dirumuskan sebagai perencanaan pajak yang paling efisien. Adalah juga penting untuk
memperhitungkan kemungkinan besarnya penghasilan suatu proyek dan pengeluaran-
pengeluaran lain diluar pajak yang mungkin terjadi. Untuk itu seorang manajer
perpajakan harus memperhatikan faktor-faktor baik dari segi internal maupun eksternal
yaitu:
‘13 3
Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning
Afif Sulfa,SE,Msi http://www.mercubuana.ac.id
a. Fakta yang relevan
Dalam arus globalisasi serta tingkat persaingan yang semakin kompetitif maka
seorang manajer perusahaan dalam melakukan perencanaan pajak untuk
perusahaannya dituntut harus benar-benar menguasai situasi yang dihadapi, baik dari
segi internal maupun eksternal dan selalu dimutakhirkan dengan perubahan-
perubahan yang terjadi agar perencanaan pajak dapat dilakukan secara tepat dan
menyeluruh terhadap situasi maupun transaksi-transaksi yang mempunyai dampak
dalam perpajakan.
b. Faktor Pajak
Dalam menganalis setiap permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan
perencanaan pajak adalah tidak terlepas dari dua hal yang berkaitan dengan faktor-
faktor pajak yaitu menyangkut setiap tipe perpajakan nasional yang dianut oleh suatu
negara dan sikap fiskus dalam menafsirkan peraturan perpajakan baik Undang-
undang domestik maupun mancanegara.
c. Faktor non Pajak lainnya
Beberapa faktor bukan pajak yang relevan untuk diperhatikan dalam penyusunan
suatu perencanaan pajak antara lain:
Masalah badan hukum
Sistem hukum yang berbeda terdiri dari berbagai tipe dari pada perusahaan.
Pemilihan bentuk badan usaha yang diusulkan sering dibuat sebagai fungsi
daripada seluruh peraturannya (baik untuk pajak maupun bukan pajak) dalam
rangka administrasi pembentukan dan pembubarannya.
Masalah mata uang dan nilai tukar
Dalam ruang lingkup perencanaan pajak yang bersifat internasional masalah nilai
tukar mata uang mempunyai dampak yang besar terhadap finansial suatu
perusahaan. Nilai tukar mata uang yang berfluktuasi atau tidak stabil memberikan
resiko usaha yang cukup tinggi. Apalagi jika ada masalah devaluasi maupun
revaluasi. Dari dampak finansial tentunya berakibat pada posisi laba-rugi, apalagi
bila terdapat banyak transaksi baik ekspor atau impor maupun pinjaman dalam
bentuk mata uang asing.
Masalah pengendalian devisa
‘13 4
Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning
Afif Sulfa,SE,Msi http://www.mercubuana.ac.id
Sistem pengendalian devisa yang dimuat suatu negara menjadi bahan
pertimbangan penting terutama jika suatu negara menganut pembahasan atau
larangan untuk mengadakan pertukaran atau transfer dana dari transaksi
internasional ataupun adanya larangan untuk menjamin uang atau menarik uang
dari luar tanpa adanya izin Bank Sentral atau Menteri Keuangan. Berbagai macam
aturan yang dibuat tentunya menjadi bahan pertimbanagan bagi pengusaha untuk
menanamkan modalnya atau tidak, karena perhitungan laba-rugi akhirnya selalu
menjadi patokan dasar dalam mengambil keputusan.
Masalah Program intensif investasi
Masalah program insentif yang ditawarkan negara tertentu memberikan pilihan
bagi wajib pajak untuk melakukan investasi atau pemekaran usaha pada suatu
lokasi negara tertentu. Insentif inventasi yang merangsang bisa berupa pemberian
pinjaman dengan tarif bunga rendah, bebas bunga ataupun adanya pemberian
bantuan dari pemerintah.
Masalah faktor bukan pajak lainnya
Faktor bukan pajak lainnya seperti hukum dan sistem administrasi yang berlaku,
kestabilan ekonomi dan politik, tenaga kerja, pasar, ada/tidaknya tenaga
profesional, fasilitas perbankan, iklim usaha, bahasa, sistem akuntansi,
kesemuanya harus dipertimbangkan dalm penyusunan tax planning terutama
berkaitan dengan pemilihan lokasi investasi apakah berupa cabang, subsidiari atau
untuk keperluan lainnya.
2. Membuat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya pajak
(Design of one or more possible tax plans).
Model perjanjian internasional dapat melibatkan satu atau lebih tindakan berikut ini:
a. Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubunga internasional.
Hampir semua perpajakan internasional paling tidak ada dua negara yang ditentukan
lebih dahulu. Dari sudut pandang perpajakan dalam hal ini proses perencanaan tidak
bisa berada di luar dari tahapan pemilihan transaksi, operasi dan hubungan yang
paling menguntungkan. Metode yang harus diterapkan dalam menganalisis dan
membandingkan beban pajak maupun pengeluaran lainnya dari suatu proyek adalah
‘13 5
Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning
Afif Sulfa,SE,Msi http://www.mercubuana.ac.id
apabila tidak ada rencana pembatasan minimum pajak yang diterapkan dan apabila
ada rencana pembatasan minimum diterapkan, berhasil atau pun gagal.
b. Pemilihan dari negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau menjadi residen
dari negara tersebut. Dalam rencana perpajakan internasional mungkin diberi
perlakuan khusus dengan memilih antara dua atau lebih kemungkinan investasi di
negara-negara berbeda.
c. Penggunaan satu atau lebih negara tambahan.
Dalam banyak kasus, pertimbangan penghemaan pajak tidak hanya di pengaruhi oleh
pemilihan yang hati-hati dari bentuk transaksi, operasi maupun hubungan
internasional, tetapi juga oleh penggunaan satu atau lebih negara sebagai tambahan
dari negara yang bersangkutan yang sudah ada dalam data base. Perencanaan pajak
internasional sebetulnya merupakan perluasan yang sederhana dari perencanaan
pajak nasional. Dalam membuat model pengaturan yang paling tepat, penting sekali
untuk mempertimbangkan.
d. Apakah kepemilikan dari hak, surat berharga, dan lain-lain harus dikuasakan kepada
satu atau lebih perusahaan, individu, atau kombinasi dari semuanya itu.
e. Adakah hubungan antara berbagai individu dan entitas.
3. Mengevaluasi pelaksanaan rencana pajak (Evaluating a tax plan).
Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan merupakan bagian kecil dari seluruh
perencanaan strategik perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi untuk
melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak.
Evaluasi tersebut meliputi :
a. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan,
b. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan dan berhasil dengan baik,
c. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan tapi gagal.
4. Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak
(Debugging the tax plan).
Hasil suatu perencanaan pajak bisa dikatakan baik atau tidak tentunya harus dievaluasi
melalui berbagai rencana yang dibuat. Dengan demikian keputusan yang terbaik atas
‘13 6
Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning
Afif Sulfa,SE,Msi http://www.mercubuana.ac.id
suatu perencanaan pajak harus sesuai dengan bentuk transaksi dan tujuan operasi
perbandingan berbagai rencana harus dibuat sebanyak mungkin sesuai bentu
perencanaan pajak yang diinginan. Kadang suatu rencana harus diubah mengingat
adanya perubahan peraturan perundang-undangan. Walaupun diperlukan penambahan
biaya atau kemungkinan keberhasilan sangat kecil. Sepanjang masih besar penghematan
pajak yang bisa diperoleh, rencana tersebut harus tetap dijalankan. Karena
begaimanapun juga kerugian yan ditanggung merupakan kerugian minimal.
5. Memutakhirkan rencana pajak (Updating the tax plan).
Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah berjalan, namun
juga masih perlu mempertimbangkan setiap perubahan yang terjadi baik undang-undang
maupun pelaksanaannya di negara dimana aktivitas tersebut dilakukan yang mungkin
mempunyai dampak terhadap komponen dari suatu perjanjian, yang berkenaan dengan
perubahan yang terjadi di luar negeri atas berbagai macam pajak maupun aktifitas
informasi bisnis yang tersedia sangat terbatas. Pemutakhiran dari suatu rencana adalah
konsekuensi yang perlu dilakukan sebagaimana dilakukan oleh masyarakat yang
dinamis. Dengan memberikan perhatian terhadap perkembangan yang akan datang
maupun situasi yang terjadi saat ini, seorang manajer akan mampu mengurangi akibat
yang merugikan dari adanya perubahan, dan pada saat yang bersamaan mampu
mengambil kesempatan untuk memperoleh manfaat yang potensial.
D. Pelaksanaan Kewajiban perpajakan
Setelah perencanaan yang baik, hal penting berikutnya adalah pelaksanaan kewajiban.
Untuk dapat mencapai tujuan manajemen pajak maka ada 2(dua) hal yang perlu dikuasai dan
dilaksanakan:
1. Memahami ketentuan perpajakan. Pemahaman yang baik atas aturan perpajakan dapat
dimanfaatkan untuk menghemat beban pajak
2. pembukuan yang memenuhi syarat. Pembukuan itu merupakan hal yang sangat penting
tidak hanya bagi perusahaan namun juga bagi laporan perpajakan, Pembukuan yang
baik sangatlah berguna bagi pelaksanaan manajemen pajak yang baik.
E. Pengendalian Pajak
‘13 7
Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning
Afif Sulfa,SE,Msi http://www.mercubuana.ac.id
Bagian ini yang sangat terpenting yaitu memastikan bahwa seluruh kewajiban pajak
telah dilaksanakan dengan baik. Dalam strategi manajemen pajak, harus diutamakan arus
kas perusahaan, dimana bila bisa menunda pembayaran tentunya menguntungkan
perusahaan sepanjang penundaan itu tidak melanggar aturan perpajakan.
Ketika perusahaan sudah membuat perencanaan pajak yang baik atas akun beban
penyusutan dan beban gaji, yang meliputi kepantasan beban dan bukti yang dimiliki.
Perusahaan juga telah melakukan pelaksanaan kewajiban pajak yang baik seperti
mengadakan pembukuan yang sesuai dengan standar akuntansi dan peraturan pajak. Tibalah
saatnya perusahaan membayar pajak. Pembayaran ini haruslah disesuaikan dengan
kemampuan arus kas perusahaan dimana jangan sampai perusahaan membayar pajak yang
bukan haknya dan tidak membayar pajak yang adalah kewajibannya.
F. Tidak melanggar ketentuan perpajakan
Untuk mengetahui bahwa Anda tidak melanggar ketentuan perpajakan, maka anda
harus paham, apa saja yang menjadi aturan perpajakan itu. Ada pun jumlah aturan pajak luar
biasa banyaknya, tercatat ada 8 Undang-undang yang terkait pajak semisal UU PPH,PPN,
KUP,PBB, Pengadilan Pajak, Penagihan Pajak, BPHTB, PDRB disamping undang-undang
lain yang terkait dan ribuan aturan yang dibawah Peraturan Pemerintah. Apakah semuanya
perlu dipahami ? tentu saja tidak. Perkembangan teknologi memudahkan kita untuk
mengakses situs peraturan pajak. Ada juga versi off line yang juga dapat dibayar dengan
harga tidak mahal.
Apakah dengan memiliki ratusan buku peraturan membuat kita sudah dapat
melaksanakan perencanaan pajak yang baik ? tentu saja tidak. Perlu kita ingat beberapa poin
yang penting terkait pajak. seperti yang telah saya bahas pada tulisan yang lain yaitu siklus
perpajakan (bagian 2) istilah 5M merupakan hal mendasar yang penting untuk kita ingat dan
kuasai dalam perencanaan pajak.
1. Mendaftar; punya badan usaha meski belum ada penjualan tidak ada salahnya
mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP, apabila kegiatan usaha, omsetnya sudah
melebihi jumlah tertentu, dapat mengukuhkan diri untuk menjadi Pengusaha Kena Pajak
(terkait kewajiban PPN);
‘13 8
Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning
Afif Sulfa,SE,Msi http://www.mercubuana.ac.id
2. Menghitung; sebagai Wajib Pajak yang membuat pembukuan, maka timbul kewajiban
menghitung besarnya Pajak Terutang. Berdasarkan Laba bersih yang diperoleh
dilakukanlah Koreksi Fiskal untuk menentukan besarnya Laba Fiskal dan dikurangkan
kerugian tahun-tahun sebelumnya (maksimal 5 tahun) jika ada. Jika tidak ada kerugian
tahun-tahun sebelumnya, maka Laba Fiskal sama dengan Penghasilan Kena Pajak. Atas
Penghasilan Kena Pajak yang diperoleh dikalikan dengan tarif pajak yang sesuai, maka
akan diperoleh PPh Terutang untuk satu tahun pajak.
3. Memperhitungkan; setelah diperoleh PPh Terutang untuk satu tahun pajak, maka
pungutan, potongan pajak, dan atau cicilan pajak yang telah dilakukan dapat menjadi
Kredit Pajak atas PPh yang Terutang, sehingga jika :
a. PPh Terutang > Kredit Pajak, maka timbul PPh Kurang Bayar (PPh Ps. 29);
b. PPh Terutang < Kredit Pajak, maka timbul PPh Lebih Bayar (PPh Ps. 28A);
c. PPh Terutang = Kredit Pajak, maka timbul PPh Nihil.
4. Menyetor; jika setelah diperhitungan diketahui bahwa PPh Terutang > Kredit Pajak,
maka timbul PPh Kurang Bayar (PPh Ps. 29). Atas timbulnya PPh Kurang Bayar (PPh
Ps. 29), wajib disetor ke Kas Negara melalui Bank Persepsi atau Kantor Pos, paling
lambat akhir bulan ke-4 setelah tahun pajak berakhir.
5. Melaporkan; seluruh perhitungan pajak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan dengan melampirkan, antara lain pembukuan (audited), Surat Setoran Pajak
(SSP) PPh. Ps. 29, dan keterangan lain, paling lambat akhir bulan ke-4 setelah tahun
pajak berakhir.
G. Penghematan Pajak
Penghematan Pajak (tax saving) adalah usaha meminimalisasi jumlah utang pajak
yang tidak termasukd dalam lingkup perpajakan (Zain, 2003). Penghematan pajak dapat
dilakukan dengan dua (2) cara, yaitu :
1. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Usaha untuk menghindari transaksi yang mengakibatkan timbulnya utang pajak yang
sesuai dengan ketentuan UU yang berlaku.
2. Penggelapan Pajak (Tax Evasion)
‘13 9
Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning
Afif Sulfa,SE,Msi http://www.mercubuana.ac.id
Usaha untuk menghindari timbulnya utang pajak atau meminimalkan pembayaran
pajak, namun tidak sesuai dengan ketentuan UU yang berlaku.
Daftar Pustaka
1. Erly Suandy, 2011, Perencanaan Pajak, edisi 5, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
2. Mohammad Zain, 2003, Manajemen Pajak, edisi 3, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
3. Chairil Anwar Pohan, 2013, Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis, Penerbit: Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
4. Siti Resmi, 2012, Perpajakan, edisi 5, Penerbit Salemba Empat, Jakarta
5. Thomas Sumarsan, 2011, Tax Review dan Strategi Perencanaan Pajak, edisi 2, Penerbit:
Indeks, Jakarta
‘13 10
Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning
Afif Sulfa,SE,Msi http://www.mercubuana.ac.id