3.1 setting dan karakteristik subjek penelitian 3.1.1 jenis penelitian · 2016. 8. 26. · sd...

19
24 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai setting dan karakteristik subjek penelitian yang meliputi jenis penelitian dan waktu serta lokasi penelitian. Variabel penelitian, sasaran penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan design penelitian juga dipaparkan pada bab ini. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang menerapkan strategi yang menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah dengan melibatkan guru, siswa dan media (Slameto, 2011). Dalam penelitian ini akan dilakukan dua siklus berdasarkan pada teori Kemmis dan Taggart dalam Vo-Tran (2011) dimana dapat dilihat seperti bentuk spiral yang mengaitkan perencanaan, tindakan dan observasi serta refleksi sebagaimana digambarkan dalam gambar berikut ini, Keterangan: Plan = Rencana Act and Observe = Tindakan dan Observasi Reflect = Refleksi Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kemmis dan Taggart

Upload: others

Post on 15-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 24

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Bab III membahas mengenai setting dan karakteristik subjek penelitian yang

    meliputi jenis penelitian dan waktu serta lokasi penelitian. Variabel penelitian,

    sasaran penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan design

    penelitian juga dipaparkan pada bab ini.

    3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

    3.1.1 Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research).

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang menerapkan

    strategi yang menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan tindakan nyata

    dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan

    masalah dengan melibatkan guru, siswa dan media (Slameto, 2011).

    Dalam penelitian ini akan dilakukan dua siklus berdasarkan pada teori

    Kemmis dan Taggart dalam Vo-Tran (2011) dimana dapat dilihat seperti

    bentuk spiral yang mengaitkan perencanaan, tindakan dan observasi serta

    refleksi sebagaimana digambarkan dalam gambar berikut ini,

    Keterangan:

    Plan = Rencana

    Act and Observe =

    Tindakan dan

    Observasi

    Reflect = Refleksi

    ▲ Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kemmis dan Taggart

  • 25

    Sesuai dengan judul penelitian maka, PTK akan menjadi sebuah

    tindakan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika dan perbaikan sikap

    siswa kelas V SD Pantekosta Magelang, tahun ajaran 2013/2014.

    3.1.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

    Kegiatan penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari hingga Mei

    2014 di SD Pantekosta Magelang Semester II tahun ajaran 2013/2014. SD

    Pantekosta Magelang berada di Jalan Tentara Pelajar No. 64, Magelang.

    Dilakukannya penelitian di SD ini karena SD Pantekosta Magelang

    merupakan sekolah swasta yang berlokasi dekat dengan tempat tinggal

    peneliti dan bersedia memberikan bantuan kepada peneliti. Selain itu, peneliti

    juga ingin meningkatkan hasil belajar Matematika dan memperbaiki sikap

    siswa kelas V dengan menerapkan metode Project Based Learning.

    Tabel 3.1

    Jadwal Pelaksanaan Penelitian

    Tahapan

    Januari Februari Maret April Mei

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    Observasi

    Perencanaan

    dan

    persiapan

    penelitian

    Pelaksanaan

    penelitian

    Pengolahan

    data hasil

    penelitian

  • 26

    Pada perencanaan dan persiapan penelitian dilakukan uji coba dan

    analisis instrumen soal tes matematika dengan materi pecahan dilakukan pada

    kelas uji coba yaitu kelas VI SD Pantekosta Magelang pada tanggal 1 Maret

    2014, kelas V dan VI SD Kristen 1 Magelang pada tanggal 7 Maret 2014,

    Kelas VI . Materi Perbandingan dan Bangun Ruang dilakukan pada kelas VI

    SD Pantekosta Magelang pada 8 Maret 2014 dan pada Kelas V dan VI SD

    Kristen 1 Magelang pada 10 Maret 2014.

    3.1.3 Karakteristik Siswa Kelas V SD Pantekosta

    Lokasi Kelas V SD Pantekosta berada di lantai dua gedung sekolah.

    Terdapat 32 siswa saat observasi dilangsungkan dengan rincian 17 siswa laki-

    laki dan 15 siswa perempuan. Namun seorang siswa (laki-laki) pindah sekolah

    sehingga hanya terdapat 31 siswa di kelas. Selama observasi dan dengan

    pertimbangan Guru Kelas V, di dalam kelas, terdapat seorang anak yang

    dianggap membutuhkan perlakuan khusus. Dia memiliki keterbatasan dalam

    berbicara dan selalu diejek sehingga dia mengejek siswa lain. Siswa lain

    memiliki keunikan tersendiri. Ada yang tidak berkonsentrasi saat pelajaran

    berlangsung dan beberapa siswa yang dianggap terlalu banyak berbicara. Ada

    dua siswa yang dianggap pandai dan pernah mengikuti olimpiade Matematika

    dan IPA. Ada beberapa anak yang diam saja saat berada di kelas. Ada seorang

    siswa pindahan yang berusia 14 tahun, dimana tentunya mempunyai

    perkembangan kognitif yang jauh dari temannya.

    Saat pelajaran Matematika pada 24 Januari 2014 berlangsung, Siswa

    cenderung diam dan kurang dari 10 anak yang aktif. Hal itu karena

    pembelajaran dilakukan dengan mengoreksi pekerjaan rumah dan

    mengerjakan soal Matematika setelah diberi tambahan materi. Siswa masih

    mengalami kebingungan antara menyederhanakan pecahan dengan mengubah

    pecahan kebentuk pecahan biasa. Peneliti berasumsi bahwa pelajaran itu

  • 27

    merupakan pertemuan kedua dengan materi penjumlahan dan pengurangan

    pecahan.

    Pada saat Siklus II berlangsung, terdapat seorang siswa laki-laki yang

    bergabung di Kelas V. Sehingga jumlah siswa kelas V menjadi 32 siswa

    dengan rincian 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Siswa pindahan ini

    termasuk siswa yang cerdas karena dapat dengan mudah bergaul dengan

    teman yang lain dan mampu memberikan solusi saat berdiskusi.

    3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

    Menurut Slameto (2011), variabel penelitian adalah faktor yang jika

    diukur akan menghasilkan nilai yang bervariasi. Variabel merupakan faktor

    penting yang akan mementukan hipotesa, data penelitian, design penelitian,

    pengembangan instrument, dan pemantapan uji statistik.

    Penelitian Tindakan Kelas ini merumuskan judul penelitian:

    Penerapan Project Based Learning untuk meningkatan hasil belajar

    Matematika dan mempeerbaikan sikap siswa kelas V SD Pantekosta

    Magelang, tahun ajaran 2013/2014. Terdapat tiga variabel dalam variabel

    penelitian ini yaitu Hasil Belajar Matematika, Sikap siswa, dan Project Based

    Learing.

    3.2.1 Variabel Bebas

    Variabel bebas (Independence Variable) merupakan variabel yang

    memberikan pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel lain. Variabel

    ini juga sering disebut variabel perlakuan, variabel eksperimen, variabel

    interfensi. Pada penelitian ini, Model Project Based Learning adalah variabel

    bebas dimana Project Based Learning akan menjadi variabel perlakuan.

  • 28

    3.2.2 Variabel Terikat

    Variabel terikat (Dependent Variable) merupakan variabel yang

    dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel ini disebut juga variabel hasil. Hasil

    belajar Matematika dan sikap siswa adalah variabel terikat pada penelitian ini.

    3.3 Sasaran Penelitian

    Tujuan penelitian tindakan kelas adalah mencoba mengatasi kesulitan

    yang dialami oleh studi tindakan dengan menjaga pekerjaan secara konsisten

    terhadp teori tertentu dan mengembangkan penelitian yaitu kehidupan nyata

    didalam kelas yang diungkapkan dengan metodologi tertentu dengan

    melihatnya sebagai upaya menyusun pengetahuan (Slameto, 2011) .

    Adapun sasaran penelitian penerapan Project Based Learning adalah

    siswa kelas V SD Pantekosta Magelang, Semester II, tahun 2013/2014 pada

    pelajaran Matematika. Peningkatan hasil belajar yang dimaksud adalah

    perbandingan persentase nilai awal yang didapat dari pre test sebelum siklus 1

    dilaksanakan dengan nilai setelah Siklus I dan Siklus II baik yang belum

    dirata-rata dengan nilai proyek maupun yang sudah dirata-rata dengan nilai

    proyek. Dan perubahan perbaikan sikap akan dilihat dari hasil intepretasi poin

    angket terhadap klasifikasinya dimana angket dibagikan setiap akhir siklus.

    3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

    3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

    a. Teknik Tes

    Teknik test dilakukan dengan memberikan tes pada siswa sebelum

    Siklus 1 berlangsung (pre-test), setelah Siklus 1 dan setelah Siklus 2. Rincian

    soal yang dimaksud adalah soal yang sudah diuji validitas, reliabilitas dan

    tingkat kesukarannya. Pre-test dilakukan untuk melihat nilai siswa dalam

    penguasaan mereka terhadap materi pecahan dan tes Siklus 1 dengan materi

    perbandingan dilakukan setelah Siklus 1 usai. Tes Siklus 2 diberikan setelah

  • 29

    Siklus II selesai dilaksanakan dengan meteri bangun ruang. Setiap tes terdiri

    dari tujuh nomor pilihan ganda dan tiga nomor uraian yang valid dan reliabel

    serta memiliki tingkat kesukaran yang setara yaitu sedang.

    b. Teknik Non-Tes

    Teknik Non-Tes dilakukan dengan cara membagikan angket kepada

    siswa guna melihat adanya perubahan atau perbaikan sikap siswa terhadap

    Matematika. Angket diberikan sebelum Siklus I, setelah Siklus I dan setelah

    Siklus II.

    3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

    a. Lembar Observasi

    Lembar observasi terdiri dari lembar observasi kegiatan pembelajaran

    berdasarkan RPP yang telah disusun peneliti. Observasi dilakukan oleh guru

    kelas kepada peneliti. Lembar observasi ini hanta sebagai bukti bahwa

    pelaksanaan sintak Project Based Learning dilakukan dengan baik.

    b. Lembar Penilaian

    Lembar penilaian peneliti digunakan untuk menilai proyek siswa dan sikap

    siswa. Lembar penilaian juga dimiliki siswa dalam kelompok mereka. Lembar

    ini juga berfungsi sebagai refleksi dan evaluasi siswa.

    c. Studi Dokumentasi

    Studi dokumentasi dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mendokumentasikan

    penelitiannya dalam bentuk foto-foto dan kumpulan proyek yang dihasilkan

    siswa.

    d. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

    Kumpulan rancangan pembelajaran terdiri dari RPP Siklus I dan Siklus II.

    e. Angket

    Angket merupakan instrumen yang digunakan untuk melihat adanya

    perbaikan sikap siswa terhadap Matematika. Angket ini juga sudah diuji

    validitas dan reliabilitasnya.

  • 30

    3.5 Teknik Analisis Data

    Terdapat dua macam data pada penelitian ini,

    a. Data Kuantitatif

    Data kuantitatif yaitu nilai siswa yaitu nilai yang telah diperoleh siswa

    dalam pre-test, tes Siklus I dan tes Siklus II. Sesuai dengan Project Based

    Learning yang berorientasi pada proyek siswa, maka peneliti juga akan

    menggabungkan nilai siswa dengan nilai proyek sebagai nilai akhir yang

    kemudian dirata-rata. Data data tersebut kemudian dibandingkan. Hasil

    dari nilai tersebut kemudian dihitung berapa persenkah siswa yang telah

    lulus KKM yaitu nilai lebih dari sama dengan 75.

    Tabel 3.2

    Kriteria Ketuntasan Minimal SD Pantekosta Magelang

    Nilai Siswa Keterangan

    Nilai ≤ 75 Tidak Tuntas

    Nilai ≥ 75 Tuntas

    Rumus Persentase Ketuntasan

    b. Data Kualitatif

    Data kualitatif didapatkan dari angket siswa yang akan diproses sesuai

    dengan perhitungan skala sikap oleh Likert dalam Azwar (2011). Likert

    menjumlahkan nilai pernyataan responden yang memiliki tingkatan nilai

    dalam hal ini peneliti memberi nilai 1-5 dalam setiap pernyataan. Pilihan

    siswa dengan pernyataan positif dinilai 5 sedang nilai 1 diberikan pada

    pernyataan yang negatif pada setiap butir peryataannya. Setelah

    pernyataan diberi nilai, nilai dijumlahkan. Setelah melakukan perubahan

    interval, peneliti menggunakan klasifikasi yang ditulis oleh Widoyoko

  • 31

    (2012) dimana disebutkan dalam bukunya beberapa interval klasifikasi

    sikap sebagai berikut,

    Tabel 3.3

    Klasifikasi Sikap

    Jumlah Skor Jawaban Klasifikasi Sikap

    652 s/d 775 Sangat Baik

    528 s/d 651 Baik

    402 s/d 527 Kurang Baik

    278 s/d 401 Tidak Baik

    n 277 Sangat Tidak Baik

    Penentuan interval angka-angka tersebut didapatkan dari perhitungan

    sebagai berikut:

    Didalam angket terdapat 5 pernyataan dengan rentang nilai sikap 1-5.

    Siswa Kelas V SD Pantekosta sebanyak 31 siswa. Sehingga didapati nilai

    terendah dengan asumsi bahwa siswa setiap pernyataannya mendapat 1

    poin, maka 31 x 5 x 1 = 155, 155 menjadi nilai terendah pada data.

    Kemudian mencari nilai tertinggi data dengan cara mengalikan jumlah

    siswa dengan poin tertinggi (5) dan dengan jumlah pernyataan sehingga

    nilai tertinggi data adalah 31 x 5x 5 = 775. Interval data didapatkan

    dengan cara:

    Interval

  • 32

    3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

    Uji Validitas dilakukan untuk menguji ketepatan atu kecermatan

    instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Validitas suatu item dalam

    instrumen dapat dilihat dari dari adanya korelasi (hubungan) antara skor item

    dengan skor total item. Dalam uji signifikansi, signifikansi r kritis yang

    disarankan pada penelitian adalah signifikansi 5% atau 0.05 sebagai standar

    dalam penelitian (Priyatno, 2010). Dalam hal ini peneliti menggunakan SPSS

    dengan perhitungan Bivariate Pearson.

    Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi suatu

    instrumen. Menurut Sekaran dalam Priyatno (2010), terdapat klasifikasi

    reliabilitas sebagai berikut, reliabilitas kurang dari 0.6 adalah kurang baik.

    sedangkan reliabilitas 0.7 dapat diterima dan diatas 0.8 adalah baik. nilai

    tersebut dapat dibandingkan dengan angka pada tabel Reliability Statistics.

    Metode yang digunakan peneliti adalah metode Cronbach’s Alpha.

    Khusus untuk instrument soal, peneliti juga menganalisis tingkat

    kesukaran dari soal tersebut. Dalam Arikunto (2006) disebutkan bahwa soal

    yang baik adalah soal yang tidak terlampau mudah dan tidak terlampau sukar.

    Untuk menentukan tingkat kesukaran soal tersebut, berikut ini adalah cara

    menentukan indeks kesukarannya.

    Indeks kesukaran adalan 0,0 - 1,0. Adapun klasifikasi yang digunakan

    adalah sebagai berikut:

    Soal dengan indeks kesukaran 0,0 – 0,30 adalah soal yang sukar,

    Soal dengan indeks kesukaran 0,30– 0,70 adalah soal yang sedang,

    Soal dengan indeks kesukaran 0,70 – 0,1 adalah soal yang mudah,

    Dalam rangka membuat penelitian yang baik dan memiliki tingkat

    kesetaraan dalam baik pre-test, test Siklus 1 dan test Siklus 2, maka peneliti

    menentukan 10 butir soal dengan rincian 7 butir soal pilihan ganda dan 3 butir

  • 33

    soal uraian dengan kriteria valid reliabel dan memiliki tingkat kesukaran soal

    yaitu sedang.

    3.6.1 Tes

    a. Pre-test

    Soal Pre-test merupakan soal mengenai pecahan. Pre-test diberikan

    sebelum Siklus I dilaksanakan. Tes ini digunakan untuk melihat seberapa

    kemampuan siswa yang diukur dari hasil belajar sebelum dilakukannya

    Siklus I. Materi dari Pre-Test adalah pecahan. Berikut ini tabel Standar

    Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, nomor soal yang valid dan

    reliabilitasnya.

    Tabel 3.4

    Analisis Soal Pecahan

    Standard

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar Indikator

    Nomor

    soal

    pilihan

    ganda

    Nomor

    valid

    Nomor

    soal

    uraian

    Nomor

    valid

    5.

    Bilangan

    Menggunakan

    Pecahan

    dalam

    Penyelesaian

    masalah

    5.1

    Mengubah

    pecahan ke

    bentuk persen

    desimal serta

    sebaliknya

    Mengetahui

    pecahan

    senilai dengan

    mengubah

    pecahan biasa

    menjadi

    campuran,

    pecahan ke

    bentuk persen

    atau

    sebaliknya dan

    dari decimal

    ke pecahan

    atau

    sebaliknya

    1,2,3,4,5 1,2,3,4,5 1,2,3 1, 2, 3

    5.2

    Menjumlahkan

    dan

    mengurangkan

    Menjumlahkan

    dan

    mengurangkan

    berbagai

    6,7,8 6, 7, 8 4,5 4,5

  • 34

    berbagai

    bentuk

    pecahan

    decimal

    bentuk

    pecahan

    5.3

    Mengalikan

    dan membagi

    berbagai

    bentuk

    pecahan

    Mengalikan

    dan membagi

    berbagai

    bentuk

    pecahan

    9,10,

    11,12

    9, 10,

    11, 12 6,7,8 6,7,8

    5.4

    Menggunakan

    pecahan dalam

    masalah

    perbandingan

    dan skala

    Mengenal arti

    pecahan

    sebagai

    perbandingan

    14,15 14, 15 9 9

    Memahami

    skala sebagai

    perbandingan

    13 13 10 10

    Reliabilitas 0.805 0.715

    Dengan mempertimbangkan Kompetensi Dasar, tingkat kesukaran,

    validitas dan reliabilitas dari soal, maka Peneliti memilih soal dengan tingkat

    kesukaran sedang sehingga berikut ini adalah tabel analisis soal yang

    digunakan untuk Pre-test tentang pecahan.

    Tabel 3.5

    Tingkat Kesukaran Soal Pecahan

    Kriteria Nomor soal

    Pilihan ganda Uraian

    Mudah 13 1

    Sedang

    1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

    8, 9, 10, 11, 14,

    15

    2, 3, 4, 5, 9

    Sukar 12 6, 7, 8, 10

  • 35

    Tabel 3.6

    Analisis Soal Pre-Test (Pecahan)

    Standard

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar Indikator

    Nomor

    soal

    pilihan

    ganda

    Nomor

    yang

    dipakai

    Nomor

    soal

    uraian

    Nomor

    yang

    dipakai

    5.

    Bilangan

    Menggunakan

    Pecahan

    dalam

    Penyelesaian

    masalah

    5.1

    Mengubah

    pecahan ke

    bentuk persen

    desimal serta

    sebaliknya

    Mengetahui

    pecahan

    senilai dengan

    mengubah

    pecahan biasa

    menjadi

    campuran,

    pecahan ke

    bentuk persen

    atau

    sebaliknya dan

    dari decimal

    ke pecahan

    atau

    sebaliknya

    1, 2, 3,

    4, 5 3, 4 1, 2, 3 3

    5.2

    Menjumlahkan

    dan

    mengurangkan

    berbagai

    bentuk

    pecahan

    decimal

    Menjumlahkan

    dan

    mengurangkan

    berbagai

    bentuk

    pecahan

    6, 7, 8 6, 7, 8, 4,5 4, 5

    5.3

    Mengalikan

    dan membagi

    berbagai

    bentuk

    pecahan

    Mengalikan

    dan membagi

    berbagai

    bentuk

    pecahan

    9, 10,

    11, 12 9, 10 6, 7, 8 -

    Reliabilitas 0.805 0.814 0.715 0.662

    Terjadi peningkatan reliabilitas pada pilihan ganda namun terjadi

    penurunan reliabilitas yang signifikan pada soal uraian, namun tetap saja soal

    tersebut sudah reliabel karena berada diatas 0.6.

  • 36

    b. Tes Siklus I

    Setelah dilakukannya Siklus I, test ini diberikan pada siswa. Materi dari

    test ini adalah Perbandingan.

    Tabel 3.7

    Analisis Soal Perbandingan

    Standard

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar Indikator

    Nomor soal

    pilihan ganda

    Nomor

    valid

    Nomor

    soal

    uraian

    Nomor

    valid

    5.

    Bilangan

    Menggunakan

    Pecahan

    dalam

    Penyelesaian

    masalah

    5.4

    Menggunakan

    pecahan

    dalam

    masalah

    perbandingan

    dan skala

    Mengenal arti

    pecahan

    sebagai

    perbandingan

    1,2,3,4,5 1,3,4,5 1,5 1,5

    Memahami

    skala sebagai

    perbandingan

    6,7,8,9,10 6,7,8,9,10

    2,3

    4

    2,3

    4

    Melakukan

    operasi

    hitung

    dengan

    menggunakan

    perbandingan

    skala

    11,12,13,14,15 11,12, 13,

    15

    Reliabilitas 0.770 0.794 0.513 0.513

    Tabel 3.8

    Tingkat Kesukaran Soal Perbandingan

    Kriteria Nomor soal

    Pilihan ganda Uraian

    Mudah 2, 5, 7, 8, 9, 10 -

    Sedang 1, 3, 4, 6, 11, 12,

    13, 15 1, 2, 3, 4, 5

    Sukar 14 -

  • 37

    Tabel 3.9

    Analisis Soal Tes Siklus I (Perbandingan)

    Standard

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar Indikator

    Nomor

    soal

    pilihan

    ganda

    Nomor

    yang

    dipakai

    Nomor

    soal

    uraian

    Nomor

    yang

    dipakai

    5.

    Bilangan

    Menggunakan

    Pecahan

    dalam

    Penyelesaian

    masalah

    5.4

    Menggunakan

    pecahan

    dalam

    masalah

    perbandingan

    dan skala

    Mengenal arti

    pecahan

    sebagai

    perbandingan

    1,3,4,5 1,3, 1, 5 5

    Memahami

    skala sebagai

    perbandingan

    6,7,8,9,10 6

    2,3,4 3,4

    Melakukan

    operasi

    hitung

    dengan

    menggunakan

    perbandingan

    skala

    11,12, 13,

    15

    11, 12,

    13, 15

    Reliabilitas 0.794 0.665 0.513 0.745

    Terjadi penurunan nilai reliabilitas pada pilihan ganda, sedangkan

    terjadi peningkatan reliabilitas pada soal uraian.

    c. Tes Siklus II

    Setelah Siklus II dilakukan, test ini di kerjakan oleh siswa. Adapun materi

    dari Siklus II adalah Bangun Ruang.

    Tabel 3.10

    Analisis Soal Bangun Ruang

    Standard

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar Indikator

    Nomor

    soal

    pilihan

    ganda

    Nomor

    valid

    Nomor

    soal

    uraian

    Nomor

    valid

    6.

    Geometri

    dan

    6.2

    Mengidentifikasi

    sifat-sifat

    Menyebutkan

    sifat sifat

    kubus,

    1, 2, 3,

    4, 5, 6,

    7, 8, 9,

    1, 2, 3,

    6, 8, 9,

    10, 11,

    3, 4 3,4

  • 38

    Pengukuran

    Memahami

    sifat sifat

    bangun dan

    hubungan

    antar bangun

    bangun ruang prisma tegak,

    limas,

    kerucut, dan

    tabung

    10, 11,

    12, 21,

    22, 23,

    24, 25

    12, 21,

    23, 24,

    25

    Menggambar

    kubus,

    prisma tegak,

    limas,

    kerucut, dan

    tabung

    3, 9,

    13, 14,

    15

    3, 9,

    13, 14,

    15

    1, 2 1,2

    6.3

    Menentukan

    jaring jaring

    berbagai bangun

    ruang sederhana

    Menggambar

    jaring jaring

    kubus,

    prisma tegak,

    limas,

    kerucut, dan

    tabung

    16, 17,

    18, 19,

    20

    16, 17,

    18, 19,

    20

    5 5

    Reliabilitas 0.831 0.845 0.871

    Berikut ini adalah analisis tingkat kesukaran soal Bangun Ruang.

    Tabel 3.11

    Tingkat Kesukaran Soal Bangun Ruang

    Kriteria Nomor soal

    Pilihan ganda Uraian

    Mudah 1, 3, 5, 15, 19,

    21, 22 -

    Sedang

    6, 7, 8, 9, 10, 11,

    12, 13, 14, 17,

    18, 20, 24, 25

    1, 2, 3, 4, 5

    Sukar 2, 4, 16, 23 -

  • 39

    Berdasarkan validitas dan reliabilitas serta tingkat kesukaran soal,

    maka berikut ini adalah tabel analisis soal Siklus II.

    Tabel 3.12

    Analisis Soal Siklus 2 (Bangun Ruang)

    Standard

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar Indikator

    Nomor

    soal

    pilihan

    ganda

    Nomor

    yang

    dipakai

    Nomor

    soal

    uraian

    Nomor

    yang

    dipakai

    6.

    Geometri

    dan

    Pengukuran

    Memahami

    sifat sifat

    bangun dan

    hubungan

    antar bangun

    6.2

    Mengidentifikasi

    sifat-sifat

    bangun ruang

    Menyebutkan

    sifat sifat

    kubus,

    prisma tegak,

    limas,

    kerucut, dan

    tabung

    1, 2, 3,

    6, 8, 9,

    10, 11,

    12, 21,

    23, 24,

    25

    6, 10,

    11,12,

    24

    3, 4 3

    Menggambar

    kubus,

    prisma tegak,

    limas,

    kerucut, dan

    tabung

    3, 9,

    13, 14,

    15

    13, 14 1, 2 1,2

    Reliabilitas 0.845 0.797 0.871 0.760

    Meskipun terjadi penurunan nilai reliabilitas, namun soal tersebut

    masih bisa diterima reliabilitasnya karena berada pada wilayah 0.7.

    3.6.2 Angket

    Peneliti menyediakan sepuluh pernyataan yang akan diuji. Dari

    sepuluh pernyataan terdapat satu pernyataan yang tidak valid. Dengan sepuluh

    pernyataan, instrument tersebut dapat diterima dan reliabel karena memiliki

    nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.660.

    Atas saran pembimbing, peneliti memilih lima pernyataan yang

    memiliki nilai validitas tertinggi sehingga tingkat reliabilitasnya meningkat

    menjadi 0.779.

  • 40

    Tabel 3.13

    Validitas dan Reliabilitas Item Angket Sikap Siswa terhadap Matematika

    Item Valid Jumlah Tidak

    Valid Jumlah

    Cronbach’s

    Alpha

    Pengolahan

    data 1

    A01, A02, A03,

    A04, A06, A07,

    A08, A09, A10

    9 A05 1 0.660

    Pengolahan

    data 2

    A01, A02, A03,

    A07, A09 5 - - 0.779

    3.7 Design Pelaksanaan Penelitian

    Adapun persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dalah sebagai

    berikut:

    a. Observasi Sekolah

    Peneliti melakukan penjajagan di SD Pantekosta Magelang untuk

    memperoleh informasi tentang sekolah dan kegiatan belajar mengajar

    yang ada termasuk didalamnya mengamati rencana pelaksanaan

    pembelajaran, silabus, sistem penilaian, dan media belajar serta bertanya

    mengenai permasalahan yang dihadapi guru Matematika.

    b. Penyusunan Proposal

    Peneliti menulis proposal berkaitan masalah yang sudah ditemukan,

    kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

    c. Perizinan

    Setelah disetujui pembimbing, peneliti meminta surat perizinan dari

    PGSD, FKIP, UKSW kemudian segera melakukan uji validitas instrumen

    soal dan angket ke SD Kristen 1 and SD Pantekosta Magelang serta surat

    ijin penelitian ke SD Pantekosta Magelang.

  • 41

    Setelah memperoleh izin, Penelitian dilakukan sesuai tahapan dan siklus

    berikut ini:

    a. Perencanaan

    Pertama-tama peneliti menentukan standar kompetensi, kompetensi

    dasar dan materi pokok Matematika. Peneliti juga berkolaborasi

    dengan guru Matematika kelas V SD Pantekosta kemudian

    menentukan media, alat dan bahan yang akan digunakan dalam

    metode Project Based Learning. Peneliti juga mempersiapkan

    instrumen penelitian seperti angket dan soal tes.

    b. Tindakan dan Observasi

    Tindakan dilakukan berdasarkan rancangan pembelajaran yang sudah

    dibuat. Garis besar aktivitasnya dilakukan sesuai sintak Project Based

    Learning, sebagai berikut:

    1. Guru menstimulasi siswa dengan mempersiapkan aktifitas yang

    bersifat kontekstual,

    2. Siswa menentukan struktur kelompok seperti ketua, sekretaris,

    pemberi ide, dan sebagainya,

    3. Siswa membahas dan mengumpulkan data atau informasi dari

    buku maupun artikel yang tersedia,

    4. Melakukan diskusi dengan guru terkait informasi apa saja yang

    diperlukan,

    5. Mengumpulkan material yang diperlukan seperti kertas, lem,

    gunting, dan sebagainya,

    6. Merancang dan melaksanakan proyek,

    7. Mempersiapkan presentasi proyek,

    8. Presentasi proyek,

    9. Merefleksikan dan mengeveluasi proyek secara keseluruhan.

    Observasi dilakukan oleh guru Matematika Kelas V SD Pantekosta

    terhadap cara mengajar peneliti sekaligus observasi peneliti terhadap

  • 42

    perubahan cara belajar dan sikap siswa terkait dengan penerapan

    Project Based Learning.

    c. Refleksi

    Setiap akhir siklus dilakukan refleksi guna mengetahui hasil tindakan

    serta permasalahan yang dihadapi. Selain itu, refleksi juga digunakan

    untuk memutuskan langkah selanjutnya dalam siklus berikutnya.