eksistensi group campursari elshaday di gereja pantekosta ngunut kabupaten tulungagung

27
EKSISTENSI GROUP CAMPURSARI ELSHADAY DI GEREJA PANTEKOSTA NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG Oleh : Rizca Stevia Suryono Dosen Pembimbing : Dr. Anik Juwariyah, M. Si ABSTRAK Musik sangat penting dalam ibadah gereja, sebab sebagian besar porsi ibadah gereja memiliki unsur musik, baik vokal maupun instrumental. Begitu pentingnya musik di dalam gereja. Musik Campursari di Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung inilah yang masih mempertahankan kebudayaan tradisional dengan menggunakan jenis aliran musik campursari dan difokuskan keberadaan group campursari bagi Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung yang menjadi icon. Rumusan masalah yang akan terjawab yakni awal mula berdirinya group elshaday, bentuk penyajian dan fungsi group campursari elshaday. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi/ keberadaan, bentuk penyajian musik campursari, fungsi dari group Campusari Elshaday, menambah referensi/ literatur bagi mahasiswa Sendratasik Universitas Negeri Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah pengumpulan data secara akurat dan sesuai apa yang direncanakan. Pada penelitian ini juga tidak perlu pengolesan dan pengujian, melainkan berusaha menelusuri, memahami, menjelaskan gejala dan kaitan hubungan antara segala yang diteliti. Hasil Penelitian ini adalah eksistensi (keberadaan) group campursari elshaday di gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung dipertunjukkan pada saat ibadah di gereja setempat tiap 3 bulan sekali. Group ini juga menampilkan suatu bentuk penyajian musik campursari pada acara hari besar seperti Natal dan paskah. Group elshaday menerima undangan atau permintaan dari gereja lain yaitu 1

Upload: alim-sumarno

Post on 29-Oct-2015

159 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : RIZCA STEVIA SURYONO, http://ejournal.unesa.ac.id

TRANSCRIPT

EKSISTENSI GROUP CAMPURSARI ELSHADAY DI GEREJA

PANTEKOSTA NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

Oleh : Rizca Stevia Suryono

Dosen Pembimbing : Dr. Anik Juwariyah, M. Si

ABSTRAK

Musik sangat penting dalam ibadah gereja, sebab sebagian besar porsi ibadah gereja memiliki unsur musik, baik vokal maupun instrumental. Begitu pentingnya musik di dalam gereja. Musik Campursari di Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung inilah yang masih mempertahankan kebudayaan tradisional dengan menggunakan jenis aliran musik campursari dan difokuskan keberadaan group campursari bagi Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung yang menjadi icon. Rumusan masalah yang akan terjawab yakni awal mula berdirinya group elshaday, bentuk penyajian dan fungsi group campursari elshaday. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi/ keberadaan, bentuk penyajian musik campursari, fungsi dari group Campusari Elshaday, menambah referensi/ literatur bagi mahasiswa Sendratasik Universitas Negeri Surabaya.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah pengumpulan data secara akurat dan sesuai apa yang direncanakan. Pada penelitian ini juga tidak perlu pengolesan dan pengujian, melainkan berusaha menelusuri, memahami, menjelaskan gejala dan kaitan hubungan antara segala yang diteliti.

Hasil Penelitian ini adalah eksistensi (keberadaan) group campursari elshaday di gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung dipertunjukkan pada saat ibadah di gereja setempat tiap 3 bulan sekali. Group ini juga menampilkan suatu bentuk penyajian musik campursari pada acara hari besar seperti Natal dan paskah. Group elshaday menerima undangan atau permintaan dari gereja lain yaitu untuk menjalin cinta kasih antar sesama. Perkembangan musik campursari group elshaday yaitu dari seorang tokoh yang bernama Ain. Ain adalah seorang tokoh pencipta lagu hari jadi Tulungagung. Beliau juga berjemaat di Gereja Pantekosta Ngunut. Beliau bekerja sama dengan Ninik Mujiati, bergabunglah untuk membentuk suatu group musik campursari elshaday pada tahun 2007 sampai pada saat ini. Fungsi musik campursari group elshaday pada saat ini yaitu untuk melayani Tuhan/ mengagungkan Tuhan dengan cara bernyanyi di dalam gereja dan di luar gereja. Sebagai pengikat tali persaudaraann diantara sesama.

Kata Kunci : Eksistensi, Campursari, Group Elshaday, Gereja Pantekosta Ngunut.

1

I. Pendahuluan

Musik sangat penting dalam ibadah gereja, sebab sebagian besar porsi ibadah

gereja memiliki unsur musik, baik vokal maupun instrumental. Begitu pentingnnya

musik di dalam gereja, sehingga Marthin Luther, tokoh gereja Protestan era

reformasi menyatakan bahwa gereja yang baik adalah gereja yang bernyanyi.

Makna musik dalam ibadah gereja dalam istilah lain dalam liturgi gereja

adalah ungkapan simbolis perayaan imam jemaat gereja. Perayaan iman yang

dimaksud adalah penghayatan terhadap misteri dalam agama Kristen dalam diri

Kristus sebagai sosok penyelamat yang benar-benar menyentuh perasaan umat

dalam nyanyian. Hubungan musik liturgi (seharusnya) bersifat harmonis, yaitu

keseimbangan antara musik dan penghayatan iman menjadi tidak terpisahkan.

Komisi kesenian adalah komisi non-kategorial yang bertugas melakukan

pemeliharaan iman/ rohani dan persekutuan melalui kegiatan-kegiatan kesenian

seperti kegiatan paduan suara dan semacamnya. Mengenai hal ini, Gereja sebaiknya

tidak perlu membatasi tentang jenis-jenis kesenian yang boleh atau tidak boleh

diadakan yang penting, ia tidak bertentangan dengan iman Kristen, disamping

mampu menggugah semangat bergereja bagi Jemaat. Jadi, jenis – jenis kesenian

yang diadakan tergantung dari minat mayoritas anggota jemaat gereja. Namun

demikian, tetap ada jenis – jenis kesenian tertentu yang sifatnya universal sehingga

perlu dikelola secara serius. Jenis – jenis kesenian tersebut misalnya adalah puji –

pujian bagi Tuhan dalam bentuk paduan suara, kelompok vokal, atau nyanyian solo

dengan berbagai variasi musik gereja (Prodjowijono, 2008 : 132).

Unsur musik dalam gereja seharusnya memiliki keterkaitan dengan gereja

dalam hal pengembangan kehidupan spiritual, sumber daya, organisasi gereja,

mentalitas, keahlian, intergritas keteladanan umat beriman yang harus senantiasa

dipikirkan oleh gereja sebagai organisasi. Dengan begitu musik menjadi alat teologi

dalam mendidik umat yang bertujuan mencerdaskan umat untukberperilaku yang

baik sesuai ajaran gereja.

Campursari merupakan salah satu bentuk kesenian yang hidup di Jawa.

Bentuk musik ini merupakan perkawinan antara musik modern dengan musik etnik.

Dalam musik ini para seniman mencoba memadukan dua unsur musik yang berbeda

untuk dapat memunculkan suatu bentuk musik yang baru. Dalam hal ini, instrumen

etnik yang digunakan adalah gamelan (gamelan ageng) yang dipadukan dengan

instrumen musik modern seperti gitar elektrik, bass, drum, dan keyboard.

2

Perpaduan ini membuat sebuah musik yang berbeda. Karena kedua jenis musik

antara gamelan dengan campursari mempunyai gaya, teknik permainan,

karakteristik nada yang berbeda. Dalam permainannya kedua jenis musik ini saling

mengisi antara satu denagan yang lainnya. Perpaduan antara alat musik tradisi

gamelan dengan alat musik modern menghasilkan nada - nada baru dan indah

(http://www.radiodelimafm.com/infosmd/257sejarahcampursari.html. diakses ,

tanggal 27 Desember 2012).

Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) jemaat Ngunut, saat ini

berkedudukan di Kompleks Ex. PG Kunir, Jl. Kaliwungu, desa Kaliwungu,

Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Berjemaatkan sekitar

1.400 jiwa terdiri dari orang dewasa, remaja, juga anak-anak. Saat ini Gereja ini

digembalakan oleh Ibu Hanna Johannes (menggantikan almarhum Bpk. Pdt.

Johannes Ong) dibantu oleh Putera Sulung, anak kedua mereka Pdp. Yonathan

Yohannes (Hasil wawancara dengan Pdp. Yonatan di Pastori Gereja Pantekosta

Ngunut tanggal 05 Januari 2013).

Musik yang ada di Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung

inilah yang masih mempertahankan kebudayaan tradisional dengan menggunakan

jenis aliran musik campursari dan ini difokuskan ada group campursari dalam

gereja ini yang menjadi icon . Berbeda pula dengan aliran gereja GKJW, gereja ini

dari jaman dahulu hingga era sekarang tetap ada musik campursari atau kejawen.

Sedangkan gereja yang beraliran Pantekosta atau gereja beraliran Kharismatik

biasanya mempunyai aliran pop, rock dan aliran modern. Seperti halnya, gereja

Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung ini yang tetap mempertahankan jenis

aliran campusari.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimana awal mula berdirinya group campursari elshaday di Gereja

Pantekosta Ngunut?

2. Bagaimana bentuk penyajian musik dari group campursari elshaday di

Gereja Pantekosta Ngunut?

3. Apa fungsi group campursari elshaday di Gereja Pantekosta Ngunut

maupun antar gereja lain?

3

Agar penelitian dapat mencapai tujuan yaitu suatu fakta atau kebenaran yang

ilmiah harus melalui proses kegiatan pengumpulan data dan analisis data yang sesuai

dengan masalah yang harus dipecahkan.Pada penelitian kualitatif tentang aspek-

aspek yang terdapat pada eksistensi , bentuk penyajian dan fungsi penggunaan

penampilan group vokal campursari Elsyaday untuk media silahturami antar gereja

lain dan makna syair pada musik campursari, perlu dilakukan pengenalan dan

pendekatan langsung kepada objek atau orang-orang yang bersangkutan.

Untuk memperoleh data yang akurat tentang penelitian ini maka peneliti,

menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi

terdiri dari foto, video, study pustaka dan internet

II. Pembahasan

1. Awal Mula Group Elshaday

Menurut tim ISBD Unesa ( 2008: 66 ) kelompok adalah sekumpulan

manusia yang mempuyai hubungan sosial antara satu dengan yang lainnya

diantara anggota-anggotanya. Berdasarkan sifat keanggotaannya, kelompok

dibagi menjadi dua ialah: (a) kelompok sukarela: suatu kelompok dimana

anggotanya tidak dipaksakan, misalnya study club. (b) kelompok terpaksa: suatu

kelompok dimana anggotanya dipaksakan, misalnya kasta. Berdasarkan cara

bekerjanya dibagi menjadi: (a) kelompok legal yaitu kelompok yang bekerjanya

secara terang-terangan; (b) kelompok ilegal yaitu gerakan dibawah tanah yang

sifatnya sembunyi- sembunyi.

Manusia sebagai individu dalam masyarakat memiliki ciri-ciri tertentu

yang berhubungan dengan keanggotaan sebagai warga masyarakat. Ciri-ciri

tertentu adalah ciri-ciri yang menerangkan hal-hal penting pada diri seseorang

yang menunjukan kegiatannya sehari-hari dalam masyarakat yang disebut

identitas sosial.

Berdasarkan hal tersebut kebudayaan di masyarakat sangat

mempengaruhi manusia yang ingin membuat suatu group/ kelompok.

Sehingga manusia yang awalnya hidup secara individu sudah bergabung

dalam kelompok-kelompok tertentu untuk membuat suatu bentuk kreativitas

kesenian.

4

Menurut Cooley, kelompok ditandai dengan adanya hubungan yang erat

di mana anggota-anggotanya saling mengenal dan seringkali berkomunikasi

secara langsung berhadapan muka (face to face ) serta terdapat kerjasama yang

bersifat pribadi atau adanya ikatan psychologis yang erat yang erat (Narwoko,

2004: 24).

Melalui ikatan psyhologis dan hubungan yang bersifat pribadi inilah,

maka terjadi peleburan- peleburan pada individu-individu dalam suatu

kelompok, sehingga tujuan-tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga.

Group Elshaday merupakan group campursari yang berada dalam ruang

lingkup gereja. Jadi manusia yang berada dalam suatu group atau kelompok

itu mempunyai suatu peranan yang sangat penting. Misalnya membuat suatu

komunitas kesenian dimanapun itu berada. Termasuk group elshaday yang

membuat suatu group musik campursari di Gereja Pantekosta Ngunut.

Awal mula musik Campursari di Gereja Pantekosta Ngunut pada tanggal

12 Agustus 2005 yang dipelopori oleh Ain. Pada waktu itu ada acara hajat

yakni acara pengantin kristen. Kemudian Ain bersama dengan groupnya,

diminta untuk menampilkan dalam bentuk penyajiannya dengan musik

Keroncong. Pemain musik terdiri dari 8 orang laki-laki dan 9 wanita yang

menyanyi. Sebelum menampilkan di acara Pengantin Kristen, Group ini sudah

pernah menampilkan di Gereja sekitar Kabupaten Tulungagung. Setelah

dikenal mengiringi dan menampilkan di Acara Hajatan Pengantin Kristen,

group ini belum mempunyai nama. Akhirnya Group ini memutuskan dan

berembuk dengan para pemain musik akhirnya diberi nama Elshaday pada

tahun 2007. Nama Elshaday artinya Tuhan Maha besar, dimana group ini

menjadi pelayan-pelayan Tuhan serta sesama, yang mempunyai hati yang

tulus dan berjiwa besar untuk melayani Tuhan melalui lagu-lagu yang

dinyanyikan.

Perkembangan musik campursari berawal dari seorang tokoh pencipta

lagu yaitu Ain, dengan menggandeng seorang jemaat gereja pantekosta

Ngunut yaitu Ninik mujiati dan beliau merasa terhormat sekali ketika diajak

untuk bergabung. Ninik Mujiati adalah seorang pengusaha yang terkenal

sehingga beliau mau bergabung dan sekarang beliau yang mengkoordinir

segalanya dari segi kostum, pelayanan diluar kota ataupun kunjungan antar

gereja. Group ini mempunyai 8 orang laki-laki untuk memainkan alat musik

5

campursari. Dan 9 orang wanita sebagai vokal. Setelah bergabung mereka

memulai latihan pertama pada hari Jumat pukul 19.00 WIB.

Akhirnya Group ini memulai penampilan pertama pada saat ibadah

Natal tahun 2007. Para jemaat sangat senang sekali mendengar dan melihat

makna lagu yang dibawakan oleh Group Elshaday dengan musik Campursari

(Hasil wawancara dengan Ain sebagai pelatih group vokal tanggal 09 Januari

2013 pukul 09.00).

Keberadaan Group Campursari Elshaday di Gereja lain atau di luar Gereja

Group campursari Elshaday merupakan Group yang sangat dikagumi

oleh jemaat Gereja Pantekosta Ngunut. Peran serta group campursari elshaday

di gereja setempat yaitu sebagai media pelayanan untuk memuji dan

membesarkan nama Tuhan melalui nyanyian pujian/ lagu campursari. Group

ini biasanya menampilkan karyanya tiap 3 bulan sekali dan hari- hari besar

seperti Natal ataupun Paskah di Gereja Pantekosta Ngunut.

Peran serta group campursari Elshaday di luar gereja yaitu sebagai

kunjungan media silahturahmi. Seperti halnya, perayaan Paskah tahun 2013

group ini di undang oleh Gereja Vila Delvia di Kediri untuk menampilkan

karyanya. Adapun tempat-tempat ibadah yang pernah dikunjungi group

campursari elshaday yakni :

a. Gereja Pantekosta Dlanggu Kabupaten Mojokerto.

b. Gereja di desa Bantengan Malang.

c. KKR Hamba- Hamba Tuhan di Jakarta.

d. Gereja Mawar Saron di Surabaya

e. Gereja Vila Delvia di Kediri

f. Acara Pasutri Natal di Tulungagung

Dan lain-lain

Pembagian Kerja sama Group Elshaday

6

Group campursari mempunyai beberapa yang bertugas sendiri-sendiri

dan bergabung di dalamnya, yakni :

a. Ain : sebagai pelatih vokal campursari

b. Ninik Mujiati : sebagai ketua/ vokal

c. Antok : sebagai penabuh gendhang

d. Sungep : sebagai pemukul balungan (saron 1)

e. Yusmanto : sebagai pemukul balungan (saron 2)

f.Wanto : sebagai pemukul balungan (demung)

g. Sadi : sebagai pemukul Gong

h. Oky : sebagai pemain keyboard

i.Nono : sebagai pemain keyboard

j.Supri : sebagai pemegang gitar bass

k. Darwati : sebagai vokal

l.Tutik : sebagai vokal

m. Agnes : sebagai vokal

n. Tatik : sebagai vokal

o. Suharti : sebagai vokal

p. Puji : sebagai vokal

q. Cythia : sebagai vokal

7

Foto Group Elshaday Menampilkan di Ibadah

Natal Pasutri (Rizca, 2013)

Foto Pemain Musik CampurariElshaday

(Rizca, 2013)

Lagu Campursari Elshaday

8

1. Sembah nuwun kunjuk ing Gusti

2. Dhandhanggulo ( Gusti Yesus Nandhang Sangsoro)

3. Wis suwi aku nderek Gusti

4. Raja damai

5. Wohing Aren

6. Aku percoyo Gusti

7. Kepala yang berdarah

8. Bersoraklah Natal tlah tiba

9. Bawa : sekar ageng candra kusuma dhawah gending kinanthi

kasatrian Slendro 9

Dan lain-lain

2. Bentuk Penyajian

a. Struktur Lagu

Lagu ini dibawakan pada saat ibadah Natal Pasutri

Judul Lagu: Bersoraklah Natal Tlah Tiba

Kawiwitan: Gangsaran 1

Puisi Solo Wanita :

Duh Gusti, mugi manah mami,

Gusti Yesus, ing kanthi santosa

Ngadepi sangsoro mangke

Sih gusti yekti agung

Dumateng ropyang duso sami

Beben nduyo rilembat setyo piwelingnipun

Paduko nyawisi ambo karaharjan tentrem rahayu sejati

Puji gusti Yesus halleluya

Srepeg Sigro - Sigro Pelog 5

BK.KD:....1

9

2 1 2 1 2 4 5 6

5 6 5 6 5 41 24 5

6 5 6 5 65 464 2

42 4 5 6 56 4 2 1

Lagu:

Bersoraklah semua umat di bumi ini

Menyambut kelahiran Tuhanku

Di kandang bethlehem itu jadihu

Dialah Raja sgala Raja

Rajanya di dunia, Rajanya di surga

Dia datang tuk, tebus dosa kita

Dan membawa kita masuk kerajaan surga

Masuk: Palaran .... : 1 -5 6 4 2 1 (Ndadang gulo)

Kembali Srepeg Sigro- Sigro

Kalanjengaken tutukan lancaran

Ompak: . . 2 1 2 1 3 5 - 5 1 6 5 3 2 3

5 1 2 3 5 1 2 3 1 2 3 5 6 3 2 1

Lagu :

- 1 2 1 6 3 2 1

2 1 6 5 2 3 6 2

6 6 5 6 2 3 5 6

5 6 5 4 6 3 2 1

- 1 1 5 6 1 6 5

1 6 5 3 2 3 2 1

- 1 2 1 6 5 6 1

2 1 6 5 6 3 2 1

Lagu :

A. Bersoraklah semua umat di bumi ini

Menyambut kelahiran Tuhanku

Di kandang bethlehem itu jadihu

Dialah Raja sgala Raja

Rajanya di dunia, Rajanya di surga

Dia datang tuk, tebus dosa kita

10

Dan membawa kita masuk kerajaan surga

B. Halleluya pujilah namanya

Malaikat di surga turut menghormatinya

Telah lahir juruselamat dunia

Di kandang betlehem tempat kelahiranmu

Bersoraklah menyambut sang raja

Hari ini hari yang bahagia

Slamat natal kami ucapkan

Soraksorailah menyambut sang Raja

Urutan Penggarapan :

a. Klenongan bila ada selingan

b. Masuk srepeg 1 sampai 2 kali gerongan

c. Gerongan/ koor terakhir masuk palaran

d. Palaran terakhir kembali srepeg langsung siak masuk koor lagi

e. Habis koor masuk lancaran

f. Koor hanya menggunakan suara 1

b. Alat- Alat Musik Campursari

Dalam setiap pertunjukannya musik campursari menggunakan alat

musik gamelan sebagai alat musik yang utama. Hal ini sesuai dengan sejarah

terjadinya musik campursari, dimana terjadinya penambahan beberapa alat

musik dari tradisi luar. Untuk itu penulis akan mendeskripsikan alat-alat musik

apa saja yang dimainkan ketika musik campursari dipertunjukkan.

1. Karawitan atau Gamelan

Menurut Suryono (1988: 9) menyatakan bahwa Karawitan atau seni

musik Jawa juga disebut seni suara yang berdasarkan laras Pelog dan

selendro. Karawitan dapat dibagi dua yaitu tembang dan gending.Tembang

adalah karawitan vokal (suara manusia) contohnya macapat, sindhenan,

gerongan, dll. Gending adalah karawitan yang menggunakan instrument atau

alat-alat gamelan segala bentuk lagu dalam karawitan disebut gendhing.

Seperangkat gamelan yang digunakan dalam musik campursari group

elshaday adalah kendhang, saron, demung, gong kemudian ditambahkannya

11

alat musik diatonis seperti keyboard dan gitar bass. Gamelan Jawa adalah

musik dengan nada pentatonis. Satu permainan gamelan komplit terdiri dari

dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro memiliki 5 nada per oktaf,

yaitu 1 2 3 5 6 (C- D E+ G A) dengan perbedaan interval kecil. Pelog

memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 (C+ D E- F# G# A B) dengan

perbedaan interval yang besar.

Alat musik pentatonis yang dipakai group elshaday yakni :

1. Kendang

Kendang merupakan instrumen gamelan yang memegang peranan

sangat penting. Terbuat dari kayu lembus kemudian dipasangkan dari

kulit binatang (sapi, kerbau, atau kambing) (Santoso, 1986: 1).

Kendang yang dipakai oleh group elshaday yaitu gendang jaipong,

dalam sebuah musik campursari biasanya kendang lendang jaipong ini

untuk mengiringi lagu-lagu campusari yang agak cepat

temponya(Wawancara dengan Antok pemain musik campursari di tempat

latihan tanggal 29 Januari 2013).

2. Saron

Saron merupakan salah satu instrumen gamelan yang termasuk

keluarga balungan. Dalam musik campursari group Elshaday biasanya

terdapat 2 buah saron dan memiliki sorok yang fungsinya untuk

memainkan gending/ langgam bernada pelog dan selendro. Saron

menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung (Wawancara

dengan Yusmanto pemain musik campursari di tempat latihan tanggal 29

Januari 2013).

3. Demung

Satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya memiliki versi

pelog dan selendro. Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah

dalam keluarga gamelan dengan ukuran fisik lebih besar. Demung

memiki wilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar daripada

wilahan saron (Wawancara dengan Wanto pemain musik campursari di

tempat latihan tanggal 29 Januari 2013).

4. Gong

12

Gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan

memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama

gending. Dalam musik campursari biasanya hanya terdapat 1 buah gong

besar saja (Wawancara dengan Sadi pemain musik campursari di tempat

latihan tanggal 29 Januari 2013).

2. Alat Musik Diatonis

a. Keyboard

Keyboard merupakan suatu alat musik yang mempunyai inteval nada 1

2 3 4 5 6 7 1 ( do re mi fa sol la si do tinggi). Fungsi dari keyboard dalam

permainan musik campursari yakni untuk menambahkan suatu ornamen-

ornamen nada. Misal keyboard bisa berbunyi nada gamelan seperti

bonang, saron, demung dan sebagainya (Wawancara dengan Okky pemain

musik campursari di tempat latihan tanggal 29 Januari 2013).

b. Gitar Bass

Gitar bass merupakan alat musik penampilanya mirip dengan gitar

listrik tapi bass memiliki body yang lebih besar, neck yang lebih panjang

dan biasanya memiliki 4 senar. Gitar bass dalam permainan musik

campursari group elshaday sebagai kempul yaitu sebagai ketukan.

Fungsinya dalam campursari sangat dibutuhkan untuk menggantikan

posisi kempul (Wawancara dengan Supri pemain musik campursari di

tempat latihan tanggal 29 Januari 2013).

c. Tata Busana

Group elshaday juga menampilkan tata busana yang berbeda. Busana

yang dipakai oleh group elshaday sangat menarik. Untuk acara resmi group ini

memakai kebaya dan jarik. Sedangkan acara yang tidak resmi memakai

seragam yang simpel dan tetap berpadu antara pemain musik dan group vokal.

Mengenai tata rias tidak banyak menimbulkan masalah, penggunaanya

diusahakan sederhana tapi tetap menarik dan sopan.

13

Foto Busana ketika dipakai saat berkunjug/ resmi

(Foto Rizca: 2013)

Foto Busana ketika dipakai dalam acara Natal

(Foto Rizca: 2013)

14

Foto Busana ketika di pakai dalam ibadah Natal Pasutri

(Foto Rizca: 2013)

Foto Busana batik yang dipakai oleh pemain musik campursari

(Foto Rizca: 2013)

d. Tata letak pemain musik dan group vokal

Letak pemin campursari elshaday biasanya di depan pinggir sedangkan

group vokal berada di depan untuk menyanyi.

15

Group vokal Elshaday

Jemaat

Pemain Musik campursari

3. Fungsi Group Campursari Elshaday

1. Sebagai Fungsi Ritual

Yang difokuskan ritual dalam Gereja Pantekosta Ngunut hanya

sebagai pemanjatan atau rasa syukur melalui lagu atau puji-pujian, bukan

berarti mempunyai pakem-pakem tertentu. Seperti halnya Gereja Jawi

Wetan yang mempunyai pola-pola kegiatan yang sudah ada. Gereja

Pantekosta Ngunut mempunyai pola-pola ibadah yang berbeda pula yaitu

dengan pujian/ lagu hanya sebagai pemanjatan rasa syukur melalui pujian/

lagu campursari.

2. Sebagai Fungsi Sosial

Fungsi sosial mengandung kebersamaan atau kesetiakawanan dalam

suatu ibadah. Seperti halnya gereja mempunyai sifat sosial “berkumpul

bersama”.Group elshaday dalam pertunjukkan di gereja, difungsikan

sebagai fungsi sosial dalam arti group ini menyajikan karyanya untuk

dipertontonkan di depan jemaat. Misalnya pada acara peduli kasih agar

jemaat yang melihat bisa menikmati.

3. Sebagai Fungsi Komunikasi

Semua jenis kesenian, baik secara fungsional, maupun secara sosial,

mengandung fungsi komunikasi karena didalm karya cipta seni tersebut

terkandung nila-nilai yang ingin disampaikan oleh  penciptanya kepada

masyarakat secara keseluruhan,termasuk didalamnya musik.Group elshaday

mempunyai seorang tokoh yang menciptakan lagu- lagu campursarinya.

Pesan yang tekandung dalam lagu campursari sangatlah bisa diterima bagi

jemaat. Melalui lagu- lagu yang dibawakan group campursari makna lagu

mempunyai pesan-pesan moral atau pun rohani.

4. Sebagai Fungsi Hiburan

16

Musik diciptakan para komponis dan disampaikan kepada masyarakat

dengan tujuan dapat di apresiasi dengan baik serta diharapkan dapat

mendatangkan kepuasan batin bagi penikmatnya. Fungsi group elshaday

yaitu sebagai hiburan ketika dalam menyajikan suatu karyanya di gereja

setempat maupun di luar gereja sebagai kunjungan. Jemaat merasa terhibur

dan bersukacita ketika mendengar pesan lagu yang di sampaikan. Makna

lagu yang menguatkan serta musik yang di alunkan merdu dan menggugah

semangat penikmat jemaat.

5. Sebagai Fungsi Mempererat Tali Persaudaraan

Group Elshaday merupakan group yang sangat terkenal di gereja

Pantekosta Ngunut, tidak salah banyak gereja lain yang mengundang group

ini untuk menyajikan musik campursarinya. Group elshaday berkunjung ke

gereja lain dengan tujuan melayani Tuhan dengan cara menyanyi lagu

campursari.

III. Kesimpulan

Eksistensi (keberadaan) group campursari elshaday di gereja

Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung dipelopori oleh seorang tokoh

masyarakat. Group campursari elshaday dipertunjukkan 3 bulan sekali pada

saat ibadah di gereja setempat . Group ini juga menampilkan suatu bentuk

penyajian musik campursari pada acara hari besar seperti Natal dan paskah.

Group elshaday menerima undangan atau permintaan dari gerja lain yaitu

untuk media silahturahmi.

Bentuk penyajian musik group elshaday yakni musik campursari yang

dibawakan oleh 9 orang wanita dan 8 orang pemain musik campursari. Dalam

bentuk penyajiannya group ini mempunyai beberapa lagu campursari yang

ditampilkan, seperti pada acara hari besar Natal group elshaday

mempersiapkan lagu-lagu campursari yang mempunyai makna tentang Natal.

Begitu juga pada saat berkunjung, group elshaday mempersiapkan dari segi

persiapan latihan musik maupun tata busana yang akan dikenakan pada waktu

pentas.

17

Perkembangan musik campursari group elshaday yaitu dari seorang

tokoh yang bernama Ain. Ain adalah seorang tokoh pencipta lagu hari jadi

Tulungagung. Beliau juga berjemaat di Gereja Pantekosta Ngunut. Beliau

akhirnya bekerja sama dengan Ninik Mujiati, bergabunglah untuk membentuk

suatu group musik campursari pada tahun 2007 sampai pada saat ini yang

bernama group campursari elshaday.

Fungsi musik campursari group elshaday pada saat ini yaitu untuk

melayani Tuhan/ mengagungkan Tuhan dengan cara bernyanyi di dalam gereja

dan diluar gereja. Sebagai pengikat tali persaudaraann diantara sesama.

18

DAFTAR PUSTAKA

Narwoko Dwi, Bagong. 2004. Sosiologi Teks Pengantar Penerapan. Jakarta: Kencana

Prenada Group.

Prodjowijono, Suharto. 2008. Managemen Gereja. Jakarta: Gunung Mulia

Suryono, M Gondo. 1988. Pengetahuan Dasar Karawitan dan Kumpulan Tembang Jawa. Surabaya: Karya Utama.

Tim ISBD Unesa, 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Surabaya: Unesa University Pres

DAFTAR PUSTAKA MAYA

http://www.radiodelimafm.com/info-smd/257-sejarah-campursari.html., diakses tanggal 27 Desember 2012.

19