3. promosi kesehatan - jayanti, oktariana, fira, puspa

58
PROMOSI KESEHATAN Oleh : Elfrida Sihaloho 0818011057 Jayanti Supriyatin 0818011068 Oktariana Amindyta 08180110 Meta Gapila 0818011031 ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Upload: ra-siti-marhani

Post on 19-Jan-2016

124 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

gsgsa

TRANSCRIPT

Page 1: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

PROMOSI KESEHATAN

Oleh :

Elfrida Sihaloho 0818011057

Jayanti Supriyatin 0818011068

Oktariana Amindyta 08180110

Meta Gapila 0818011031

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS LAMPUNG

2013

Page 2: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

BAB I

LATAR BELAKANG

Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Kesehatan

Nasional. Hal ini dapat dilihat bahwa Promosi kesehatan merupakan salah satu

pilar dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 melalui

peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya melalui terciptanya

masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang

hidup dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta dalam lingkungan yang sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di

seluruh wilayah Republik Indonesia.

Dalam perkembangnnya pusat promosi kesehatan, ada beberapa hal yang perlu

dilihat kembali sesuai dengan tugas pokok dan fungsi promosi kesehatan dan

kebijakan promosi kesehatan baik di pusat maupun didaerah, serta masalah-

masalah yang menyangkut kesehatan yang sering terjadi pada saat ini yang sangat

terkait dengan promosi kesehatan. Masalah yang penting dan perlu disikapi adalah

kurang fokus dan konsistennya program promosi kesehatan dalam pencapaian

indikator PHBS pada tahun 2010 yang tertuang dalam kegiatan pertahunnya,

lemahnya dalam koordinasi, sinergisme dalam penyusunan perencanaan antar

program dan daerah seta sukarnya merubah “mind-set” paradigma sakit ke

paradigma sehat yang sudah tidak sesuai lagi dalam pembangunan kesehatan,

lemahnya kemauan dan kemampuan dalam menyusun rencana promosi kesehatan

dan strateginya yang bersifat makro dan berjangka panjang, dan kurang kuatnya

memahami konsep promosi kesehatan dan berbagai metode promosi kesehatan.

Program-program kesehatan, terutama yang terkait dengan PHBS perlu selalu

disosialisasikan secara terus menerus, hal ini dikarena perubahan tingkah laku

kadang-kadang hanya dapat terjadi dalam kurun waktu yang relative lama. Dari

1

Page 3: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

pengalaman bertahun-tahun pelaksanaan promosi atau penyuluhan kesehatan

masyarakat mengalami berbagai hambatan dalam rangka mencapai tujuannya,

yaitu mewujudkan perilaku hidup sehat bagi masyarakat. Dari penelitian-

penelitian yang ada terungkap meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat

sudah tinggi tentang kesehatan, namun perilaku kesehatan masyarakat masih

rendah. Dari berbagai aspek terkait dalam Promosi Kesehatan yang perlu

mendapatkan perhatian secara seksama adalah tentang metode dan alat peraga

yang digunakan dalam promosi kesehatan.Dengan metode yang benar dan

penggunaan alat peraga yang tepat sasaran, maka materi atau bahan isi yang perlu

dikomunikasikan dalam promosi kesehatan akan mudah diterima, dicerna dan

diserap oleh sasaran, sehingga kesadaran masyarakat akan PHBS lebih mudah

terwujud.

2

Page 4: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

BAB II

ISI

A. Definsi

Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu

untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan

sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan

aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi

lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). (Ottawa

Charter,1986).

Promosi kesehatan menurut WHO adalah proses membuat orang mampu

meningkatkan kontrol terhadap dan memperbaiki kesehatan mereka.

Sebagaimana diketahui, WHO meneruskan : “Persfektif ini diperoleh dari

konsepsi “sehat” dimana seorang individu atau kelompok mampu di satu

sisi untuk mewujudkan aspirasi dan memuaskan kebutuhan hidup dan

disisi yang lain untuk mengubah atau mengatasi tantangan lingkungan.

Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada

promosi kesehatan sebagai berikut : promosi kesehatan adalah program-

program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan

(perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi

dan lingkungannya. Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah

kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi,

kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan

perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).

Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar

3

Page 5: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses

pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama

masyarakat; Artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui

kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua komponen

masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut juga dilakukan dengan

menggunakan pendekatan sosial budaya setempat. Proses pembelajaran

tersebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik

lingkungan fisik termasuk kebijakan dan peraturan perundangan.

Promosi kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang

mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni,

yakni praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan

penunjang bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap

program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit

menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi

lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan

dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya

promosi kesehatan. Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran

masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat

tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk

dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat.

B. Sejarah promosi kesehatan internasional

Upaya yang bersifat promosi kesehatan dilakukan oleh berbagai negara

dalam bentuk dan pengertian. Istilah promosi kesehatan diterima dan

diperkenalkan oleh WHO yang kemudian diterima dan diperguanakn oleh

semua negara anggota WHO. Beberapa tonggak penting dalam sejarah

perkembangan promosi kesehatan internasional:

1. The Ottawa Conferenca – Canada, 1986

Merupakan conferensi internasional yang pertama tentang promosi

kesehatan. Dalam konferensi ini dirumuskan defenisi promosi

4

Page 6: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

kesehatan sebagai : “The Process of Enabling People to Increase

Control Over and to Improve their Health”.

Konferensi ini menghasilkan Ottawa Charter, yang merupakan line

program aksi (lima (5) pilar utama) promosi kesehatan yaitu :

1. Mengembangkan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan

(build health public policy)

2. Menciptakan keuntungan yang mendukung (create supportive

environment)

3. Memperkuat makan rakyat (strengthen community action)

4. Mengembangkan kemampuan perorangan (develop personal skill)

5. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)

Sejak saat itu Ottawa Charter telah menjadi sumber inspirasi dan

panduan bagi pengembangan kegiatan promosi kesehatan di berbagai

negara termasuk Indonesia.

2. The Adelide Conference – Australia, 1988

Dalam konferensi ini fokus pembahasan lebih lanjut ialah tentang

pengembangan kebijakan publik berwawasan kesehatan. Pada

konferense ini dicetuskan bahwa :

“Kesehatan adalah hak azasi manusia dan kesehatan merupakan

investasi sosial”

selanjutnya dirumuskan 4 (empat) prioritas kebijakan sehat yaitu :

1) Meningkatkan kesehatan wanita

2) Makan makanan bergizi

3) Pengurangan tembakau dan alkohol

4) Menciptakan lingkungan yang mendukung

3. The Sundrall Conference – Swedia, 1991

Dalam konferensi ini fokus pembahasan ialah tentang hubungan

antara kesehatan dengan lingkungan fisik yang baik penting untuk

kesehatan.

4. The Jakarta Conference – Indonesia, 1997

5

Page 7: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

Merupakan konferensi internasional promosi kesehatan yang

pertama kali diadakan di abad 20 – menyongsong abad 21. dari

konferensi itu lahirlah “Deklarasi Jakarta” pesan utama konferensi

ini ialah perlunya merubah pola tradisional dalam promosi kesehatan

dengan menciptakan dalam upaya promosi kesehatan dengan

berbagai sektor, pemerintah dan swasta. Tema konferensi ini

“Partnership for Health Promotion New Players for New Era”.

Konferensi di Jakarta merupakan tonggak baru promosi kesehatan

dengan dicetuskannya “kemitraan untuk promosi kesehatan”.

Sesuatu hal yang belum pernah ada dalam konferensi sebelumnya.

Isi deklarasi Jakarta :

Prioritas Promosi kesehatan dalam abad 21

Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan.

Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan.

Meningkatkan kemampuan perorangan dan pemberdayaan

masyarakat di bidang kesehatan.

Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan :

- Tantangan-tantangan baru sebagai determinant kesehatan antara

lain rendahnya

pendidikan, kemiskinan, dll.

- Perubahan demografi antara lain : meningkatkan urbanisasi,

bertambahnya

golongan usia lanjut, transisi epidemiologi.

- Promosi kesehatan diakui merupakan pendekatan praktis untuk

mencapai

pemerataan yang lebih baik dalam kesehatan.

5. The Mexico Conference – Mexico City, 2000

Hasil konferensi Mexico :

Konferensi Mexico telah menghasilkan beberapa keputusan,

kesimpulan atau dokumen sebagai berikut :

6

Page 8: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

1) Mexico ministerial statement for health promotion, yang

merupakan kesepakatan para menteri kesehatan seduai untuk

meningkatkan kesehatan.

2) Enam tecnical report on health promotion yang merupakan

acuan akademis untuk mengembangkan kegiatan promosi

kesehatan di masing-masing negara di dunia.

3) Puluhan case studies yang merupakan bukti kesehatan kegiatan

promosi kesehatan di berbagai negara di dunia dan dapat dijadikan

bahan perbandingan bagi pengembangan kegiatan promosi

kesehatan di negara-negara lain.

4) Framework for country wide plan of action for health promotion,

sebagai kerangka untuk merencanakan kegiatan promosi kesehatan.

5) Hasil-hasil lain seperti : inetraksi dengan berbagai pengambilan

keputusan, pakar dan praktisi kesehatan di seluruh dunia,

pengembangan jaringan dengan berbagai lembaga dunia, bahan-

bahan lain tentang promosi kesehatan, dsb.

Perkembangan Promosi kesehatan di Indonesia.

Di Indonesia, upaya-upaya yang bersifat promosi kesehatan sudah ada

bahkan sebelum terbentuknya negara Republik Indonesia.

Istilah yang dipakai bermacam-macam misalnya : Propaganda kesehatan,

penerangan kesehatan, pendidikan kesehatan, penyuluhan kesehatan

masyarakat.

Salah satu momentum yang merupakan upaya promosi kesehatan ialah

penyempitan anti malaria di rumah penduduk oleh presiden R.I. Ir.

Soekarno pada tanggal 12 Nopember 1964, yang kelak ditetapkan sebagai

hari kesehatan nasional. Perkembangan promosi kesehatan di Indonesia

dapat dibagi dalam beberapa periode :

Periode 1945 – 1965

Pada kurun waktu ini lebih dikenal dengan istilah propaganda

kesehatan. Kegiatan lebih pada gerakan kebersihan seperti kerja

bakti, kebersihan rumah dan desa pada hari-hari tertentu.

7

Page 9: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

Beberapa catatan penting pada kurun waktu ini antara lain didirikan

Sekolah Penyuluhan Kesehatan di Magelang – Jawa Tengah, mulai

adanya media penyuluhan berupa film dan poster dan yang terkenal

adalah poster 4 sehat 5 sempurna, dan yang sangat monumental

adalah lahirnya undang-undang kesehatan No. 9/1960.

Periode 1965 – 1975

Pada kurun waktu ini dikenal istilah pendidikan kesehatan

masyarakat. Kegiatan dan pendekatan kesehatan mulai dikaitkan

dengan masalah sosial, pendekatan mana kemudian melahirkan

konsep pendekatan PKMD (Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Desa). Pengembangan sumber daya manusia mendapat perhatian

lebih besar, antara lain dengan mengirimkan tenaga untuk belajar

pendidikan kesehatan di luar negeri dan pada tahun 1965 berdiri

Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dan dalah satu jurusannya ialah

Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Periode 1975 – 1995

Pada kurun waktu ini dikenal istilah penyuluhan kesehatan

masyarakat. Berbagai konsep pendekatan kesehatan masyarakat

dikembangkan seperti : pendekatan edukatif, PKMRS, manajemen

ARRIF, Posyandu, dll.

Periode 1995 – sekarang

Pada kurun waktu ini, istilah promosi kesehatan mulai dipakai,

walaupun istilah penyuluhan kesehatan masyarakat masih menjadi

nama resmi organisasi di Depkes. Konsep perilaku hdiup bersih

dan sehat dikembangkan sebagai salah satu model promosi

kesehatan di Indonesia. Tentang PHBS akan diuraikan pada bab-

bab berikutnya. Salah satu momentum penting pada kurun waktu

ini ialah dicanangkannya

Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan oleh Presiden B.J.

Habibi pada tanggal 1 Maret 1999. juga dicetuskannya Indonesia Sehat

2010.

8

Page 10: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

C. Ruang Lingkup

Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai

berikut :

1. Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada

perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan

dan kemampuan.

2. Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada

pengenalan produk/jasa melalui kampanye.

3. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya

pada penyebaran informasi.

4. Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

5. Upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk mempengaruhi

lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang

berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan,

dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai

keadaan).

6. Pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan

masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social

mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo

Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2

dimensi yaitu: a) dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan b) dimensi

tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.

1. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan

Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok,

yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli

lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :

a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan

b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan

9

Page 11: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit

dan kelompok yang sakit.

Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok

menjadi dua yaitu :

a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.

b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.

2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan

Pelaksanaan

Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :

a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).

b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.

c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.

d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.

e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan

Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat

dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention)

dari Leavel and Clark.

a. Promosi Kesehatan.

b. Perlindungan khusus (specific protection).

c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt

treatment).

d. Pembatasan cacat (disability limitation)

e. Rehabilitasi (rehabilitation).

D. Visi dan Misi

Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya

sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.

10

Page 12: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan

penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan

kesehatan, maupun program kesehatan lainnya dan bermuara pada

kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu,

kelompok, maupun masyarakat.

Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Advokasi (Advocation)

Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan

kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu

kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu

upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission maker)

agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang

ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-

keputusan.

2. Menjembatani (Mediate)

Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu

kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas

sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin

suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-sektor

yang memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan

tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua

pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena

itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan

kerjasama atau kemitraan ini.

3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)

Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan

memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun

tujuan dari pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam

rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan

peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan

11

Page 13: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat.

E. Strategi Promosi Kesehatan

Strategi Global (Global Strategy)

* Advokasi (advocacy)

Advokasi adalah kegiatan dimana untuk meyakinkan orang lain agar orang

lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang  diinginkan.

Pendekatan advokasi ialah sasaran kepada para pembuat keputusan atau

penentu keputusan sesuai sektornya. Intinya adalah strategi advokasi

kesehatan merupakan pendekatam yang dilakukan dengan pimpinan atau

pejabat dengan tujuan mengembangkan kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan Kegiatan advokasi ini ada dalam bentuk formal dan

informal. Advokasi dalam bentuk  formal misalnya : penyajian presentasi,

seminar, atau suatu usulan yang dilakukan oleh para pejabat terkait.

Advokasi informal misalnya : Suatu kegiatan untuk meminta dana, atau

dukungan dalam bentuk kebijakan kepada para pejabat yang relevan

dengan kebijakan yang diusulkan. Intervensi yang dapat dilakukan secara

perseorangan kepada pejabat ialah dengan : lobi, dialog, negosiasi dan

debat. Sehingga diharapkan mendapatkan hasil adanya tindakan yang

nyata, kepedulian, serta pemahaman atau kesadaran dari pejabat sehingga

terjadi kelanjutan kegiatan.

* Dukungan sosial (social support)

Dukungan sosial adalah suatu strategi yang digunakan untuk mencari

dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat. Dimana tujuannya

dengan menggunakan tokoh masyarakat sebagai jembatan antara sektor

kesehatan atau pengembang kesehatan dengan masyarakat. Intervensi

keperawatan yang diberikan dalam stretegi dukungan sosial ialah :

pelatihan bagi para tokoh masyarakat, lokakarya, bimbingan bagi para

tokoh masyarakat, sehingga hasil yang diharapkan adalah adanya

peningkatan jumlah para tokoh masyarakat yang berperan aktif dalam

pelayanan kesehatan, jumlah individu dan keluarga dimana meningkat

12

Page 14: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

pengetahuannya tentang kesehatan, adanya pemanfaatan fasilitas

kesehatan yang ada misalnya posyandu.

* Pemberdayaan masyarakat (empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang langsung kepada

masyarakat. Pemberdayaan ini bertujuan untuk mewujudkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat

itu sendiri. Intervensi keperawatan dalam pemberdayaan masyarakat

adalah dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dapat berupa :

penyuluhan kesehatan, posyandu, pos obat desa, dan lain sebagainya. Hasil

yang diharapkan adalah sumber daya manusia yang berperan dalam

peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

Empat fungsi tahapan manajemen :

Tahapan Manajemen Output

a. Pengkajian

(i) Pengkajian masalah

kesehatan

(ii) Pengkajian masalah PHBS

(iii) Pemetaan wilayah

(iv)Pengkajian Sumber daya

b. Perencanaan

c. Pengerakkan dan pelaksanaan

d. Pemantauan dan penilaian

10 penyakit terbanyak, faktor

pendorong, pemudah dan pemungkin.

Pemetaan masalah PHBS pada setiap

tatanan

Masalah strata kesehatan wilayah

Ketersediaa sumber daya ( manusia,

dana, waktu, metode)

Rumusan tujuan , kegiatan, intervensi

dan jadwal kegiatan

Daftar kegiatan dan penanggung

jawab masing-masing

Rencana pertemuan, evaluasi,

supervisi berkala.

2. Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa

13

Page 15: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

Charter)

Konfrensi internasional promosi kesehatan di Ottawa-Canada tahun 1986

telah menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter), dan salah satunya

adalah rumusan strategi promosi kesehatan yang telah dikelompokkan

menjadi lima bagian diantaranya :

* Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy).

* Lingkungan yang medukung (supportive environment)

* Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service).

* Keterampilan individu (personal skill).

* Gerakan masyarakat (community action).

F. Sasaran Promosi Kesehatan

1. Sasaran Primer (primary target)

Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi,

kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui

anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah

untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan

dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).

2. Sasaran Sekunder (secondary target)

Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh

masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki

kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan,

dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat

tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan

promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.

Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan

pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk

masyarakat sekitarnya.

14

Page 16: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

3. Sasaran Tersier (tertiary target)

Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah

pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy

maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan

atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki

efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer

dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy).

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas dan wilayah kerja

puskesmas

Pelaksanaan kegiatan yang bisa di lakukan :

a. Penyuluhan Institusi : kegiatan penyuluhan yang dilakukan di institusi

bersangkutan seperti Puskesmas, atau pun di rumah tinggal para dokter

dan paramedik.

Secara Langsung Secara tidak langsung

Memberi tauladan serta contoh dari

dokter dan para medik Puskesmas.

Seperti kerapihan dan kebersihan

berpakaian, tidak merokok apalagi

saat memeriksa pasien, tidak

meludah sembarangan, keramahan

dll.

Penampilan yang rapih dan sehat

dari bangunan puskesmasnya, misal

tersedianya kotak sampah,

terpeliharanya kamar kecil dan

penyediaan air bersih.

Mempergunakan media penyuluhan,

misal memasang poster di dinding.

Dialog antara dokter dan pasien,

memberi nasehat tentang hal yang

berkaitan dengan penyakit dan cara

hidup sehat.

Dialog dokter dan paramedik dengan

keluarga pasien tentang hal-hal yang

bisa dilakukan pasien atau keluarga

pasien untuk menciptakan hidup sehat.

Melakukan penyuluhan kelompok di

Puskesmas yang direncanakan, misal

15

Page 17: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

pada saat ada wabah demam berdarah,

dll.

b. Penyuluhan di Masyarakat (di luar gedung Puskesmas)

Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas dilaksanakan berdasarkan ”pendekatan edukatif”, melalui

tahap-tahap berikut :

(i) Pertemuan tingkat kecamatan

(ii) Pertemuan tingkat desa

(iii) Melakukan survey mawas diri (Community self survey)

(iv)Perencanaan

(v) Pelaksanaan penyuluhan

(vi)Evaluasi kegiatan penyuluhan

G. METODE PROMOSI KESEHATAN

METODE

Keberhasilan dan tercapainya tujuan promosi kesehatan dipengaruhi

beberapa faktor seperti, input (masukan), metode, faktor materi atau

pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat

bantu/alat peraga pendidikan yang dipakai.

Adapun tujuan media promosi kesehatan diantaranya:

a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.

b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

c. Dapat memperjelas informasi

d. Media dapat mempermudah pengertian.

e. Mengurangi komunikasi yang verbalistik

f. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.

g. Memperlancar komunikasi.

16

Page 18: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

1. Jenis Metode Promosi Kesehatan

Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik

Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran

promosi.

Berdasarkan Teknik Komunikasi

a. Metode penyuluhan langsung.

Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka

dengan sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah,

pertemuan diskusi (FGD),pertemuan di balai desa, pertemuan di

Posyandu, dll.

b. Metode yang tidak langsung.

Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap

muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan

perantara (media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak,

melalui pertunjukan film, dsb

Di bawah ini diuraikan beberapa metode pendidikan individual,

kelompok, dan massa.

1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

Dalam promosis kesehatan, metode pendidikan yang bersifat

indivvidual digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina

seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau

inovasi.

Dasar digunakan metode individual ini karena setiap orang

mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubunngan

dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk pendekatan ini

antara lain :

a. Bimbingan dan penyuluhan (Guidane and counceling)

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih

intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti

dan diabntu penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut dengan

17

Page 19: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan

menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).

b. Wawancara (Interview)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan

klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum

menerima perubahan, apakah ia teretarik atau tidak terhadap

perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau

yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan

kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan

yang lebih mendalam lagi.

Sumber : http://munsypedia.blogspot.com/2012/11/inilah-14-tips-sukses-buat-anak-gaul.html

Sumber: http://nysyaziyah.blogspot.com/

18

Page 20: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

2. Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidiakn kelompok, harus diingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal sasaran. Untuk

kelompok yang besar, metodenya akan dengan kelompok kecil.

Efektivitas suatu metode akan tergantung pada besarnya sasaran

pendidikan.

a. Kelompok Besar

Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta

penyuluhan itu lebih 15 orang. Metode yang baik untuk

kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.

1) Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan

maupun rendah.

2) Seminar

Metode seminar hanya cocok untuk sasaran kelompok

besar dengan pendidikan formal menengah ke atas.

Seminar adalah suatu penyajian (presentasi)dari suatu

ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang

dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di

masyarakat.

Sumber: http://juster.blogdetik.com/2010/02/26/posisi-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/

b. Kelompok kecil

1) Diskusi kelompok

19

Page 21: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

Metode yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara

pemberi dan penerima informasi, biasanya untuk

mengatasi masalah. Metode ini mendorong penerima

informasi berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya

secara bebas, menyumbangkan pikirannya untuk

memecahkan masalah bersama, mengambil satu

alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban

untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan

yang seksama.

Kelemahan metode diskusi sebagai berikut : 

-            Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang

besar. 

-            Peserta diskusi mendapat informasi yang

terbatas. 

-            Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka

berbicara. 

-            Biasanya orang menghendaki pendekatan yang

lebih formal

2) Curah pendapat (Brain storming)

Adalah suatu pemecahan masalah ketika setiap anggota

mengusulkan dengan cepat semua kemungkinan

pemecahan yang dipikirkan. Kritik evaluasi atas semua

pendapat tadi dilakukan setelah semua anggota

kelompok mencurahkan pendapatnya. Metode ini

cocok digunakan untuk membangkitkan pikiran yang

kreatif, merangsang, partisipasi, mencari kemungkinan

pemecahan masalah, mendahului metode lainnya,

mencari pendapat-pendapat baru dan menciptakan

suasana yang menyenangkan dalam kelompok.

20

Page 22: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

3) Bola salju (snow balling)

Metode ini dilakukan dengan membagi secara

berpasangan (satu pasang- dua orang). Setelah

pasangan terbentuk, dilontarkan suatu pernyataaan atau

masalah, setelah kurang lebih 5 menit setiap 2

pasangan bergabung menjadi satu. Mereka tetap

mendiskusikan masalah yang sama dan mencari

kesimpulannya. Selanjutnya, setiap 2 pasang yang

sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi

dengan pasangan lainnya, demikian seterusnya

akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.

4) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)

Kelompok dibagi menjadi kelompok kecil untuk

mendiskusikan masalah kemudian kesepakatan di

kelompok kecil disampaikan oleh tiap kelompok dan

kemudian di diskusikan untuk diambil kesimpulan.

5) Memainkan peranan (role play).

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk

sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan

peranan.

6) Permainan simulasi (simulation game)

Merupakan gabungan antara role play dan diskusi

kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam

beberapa bentuk permainan seperti permainan

monopoli, menggunakan dadu, petunjuk arah dan

papan monopoli. Beberapa orang menjadi pemain dan

sebagian lainnya berperan sebagai narasumber.

21

Page 23: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

Sumber: http://ewintri.wordpress.com/

3. Metode pendidikan massa

Metode ini untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang

ditujukan kepada masyarakat. Sasaran pendidikan pada metode ini

bersifat umum tanpa membedakan umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, status sosial, ekonomi dan sebagainya, sehingga pesan-

pesan kesehatan dirancang sedemikian rupa agar dapat ditangkap oleh

massa tersebut. Metode ini bertujuan untuk mengguagah kesadaran

masyarakat terhadap suatu inovasi. Metode ini biasanya bersifat tidak

langsung.

a)        Ceramah umum (public speaking)

b)        Pidato/diskusi

c)        Simulasi

d)       Menggunakan media televise

e)        Menggunakan media surat kabar

f)         Bill board

Metode berdasarkan Indera Penerima. Metode melihat/memperhatikan.

Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti :

Penempelan Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran

dinding, Pemutaran Film.

a) Metode pendengaran. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran

melalui indera pendengar, umpamanya : Penyuluhan lewat radio,

Pidato, Ceramah, dll

22

Page 24: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

b) Metode kombinasi. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara

(dilihat, didengar, dicium, diraba dan dicoba).

Sumber : http://carapedia.com/pidato_perpisahan_bahasa_jawa_info2606.html

2. Kelebihan dan kekurangan masing-masing metode

2.1. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah adalah suatu hubungan langsung antara penyuluh

dengan masyarakat sasaran dan keluarganya di rumah ataupun

ditempat biasa mereka berkumpul. Biasanya kegiatan ini disebut

anjang sono, anjang karya, dsb.

Cara melakukannya dengan memperhatikan hal-hal seperti berikut :

- Ada maksud dan tujuan tertentu

- Tepat waktunya dan tidak membuang-buang waktu

-Rencanakan beberapa kunjungan berurutan untuk menghemat

waktu

- Kunjungi pula sasaran yang jauh dan terpencil

-Metode ini untuk memperkuat metode-metode lainnya atau bila

metode-metode lainnya tidak mungkin

Selama berkunjung harus diingat hal-hal seperti :

- Membicarakan soal-soal yang menarik perhatian

-Biarkan keluarga sasaran berbicara sebanyak-banyaknya dan jangan

memotong

23

Page 25: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

pembicaraannya

- Bicara bila keluarga sasaran itu ingin mendengarkannya

- Bicara dalam gaya yang menarik sasaran

- Pergunakan bahasa umum yang mudah, bicara pelan-pelan dan

suasana menyenangkan

- Harus sungguh-sungguh dalam pernyataan

- Jangan memperpanjang mempersilat lidah

- Biarkan keluarga sasaran merasa sebagai pemrakarsa gagasan yang

baik

- Harus jujur dalam mengajar maupun belajar

- Meninggalkan keluarga sasaran sebagai kawan

- Catat tanggal kunjungan, tujuan, hasil dan janji

- Membawa surat selebaran, brosur, dsb untuk diberikan kepada

keluarga sasaran. Ini akan menjalin persahabatan

Kelebihan metode ini adalah :

- Mendapat keterangan langsung perihal masalah-masalah

kesehatan

- Membina persahabatan

- Tumbuhnya kepercayaan pada penyuluh bila anjuran-anjurannya

diterima

- Menemukan tokoh-tokoh masyarakat yang lebih baik

- Rintangan-rintangan antara penyuluh dengan keluarga sasaran

menjadi kurang

- Mencapai juga petani yang terpencil, yang terlewat oleh metode

lainnya

- Tingkat pengadopsian terhadap perilaku kesehatan yang baru

lebih tinggi

Keterbatasannya adalah :

- Jumlah kunjungan yang mungkin dilakukan adalah terbatas

- Kunjungan-kunjungan yang cocok bagi keluarga sasaran dan

penyuluh adalah terbatas sekali

24

Page 26: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

- Kunjungan yang terlalu sering pada satu keluarga sasaran akan

menimbulkan prasangka pada keluarga lainnya

2.2. Pertemuan Umum

Pertemuan umum adalah suatu pertemuan dengan peserta campuran

dimana di sampaikan beberapa informasi tertentu tentang kesehatan

untuk dilaksanakan oleh masyarakat sasaran.

Cara melakukannya dengan perencanaan dan persiapan yang baik,

seperti :

- Rundingkan dahulu dengan orang-orang yang terkait

- Konsultasi dengan tokoh-tokoh setempat dan buatlah agenda

acara sementara

- Jaminan kedatangan para nara sumber lainnya (bila diperlukan)

- Usahakan ikut sertanya semua golongan di tempat itu.

Hal-hal perlu diperhatikan :

- Rapat diselenggarakan ditempat yang letaknya strategis, dengan

penerangan dan

udara yang segar

- Waktu yang dipilh adalah waktu luang masyarakat

- Pada siang hari, bila tempat-tempat tinggal orang berjauhan

- Tepat memulai dan mengakhiri pertemuan

- Perhatikan ditujukan kepada tujuan pertemuan dengan

memberikan kesempatan untuk berdiskusi. Hindari pertengkaran

pendapat

- Anjuran mempergunakan alat-alat peraga

- Usaha-usaha menarik perhatian, menggugah hai dan mendorong

kegiatan

- Memberikan penghargaan kepada semua golongan yang hadir

- Libatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat

- Usahakan kegiatan lanjutan (bila ada)

- Berikan selembaran-selembaran yang sesuai dengan materi yang

didiskusikan

25

Page 27: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

Kelebihan metode ini adalah :

- Banyak orang yang dicapai

- Menjadi tahap persiapan untuk metode lainnya

- Perkenalan pribadi dapat ditingkatkan

- Segala macam topik/judul dapat diajukan

- Adopsi suatu anjuran secara murah/sedikit biaya

Kekurangan / keterbatasannya :

- Tempat dan sarana pertemuan tidak selalu cukup

- Waktu untuk diskusi biasanya terbatas sekali

- Pembahasan topik sedikit lebih sulit karena peserta yang hadir

adalah campuran

- Kejadian-kejadian di luar kekuasaan seperti cuaca buruk, dsb

dapat mengurangi jumlah kehadiran

2.3 Pertemuan Diskusi ( Kelompok Diskusi Terfokus )

Pertemuan diskusi adalah untuk kelompok yang lebih kecil atau

lebih sedikit pesertanya yaitu berkisar 12-15 orang saja. Harus ada

partisipasi yang baik dari peserta yang hadir.

Biasanya dipergunakan untuk menjelasan suatu informasi yang lebih

rinci dan mendetail serta pertukaran pendapat mengenai perubahan

perilaku kesehatan. Keberhasilan pertemuan FGD banyak tergantung

dari petugas penyuluh untuk :

- Memperkenalkan soal yang dapat perhatian para peserta

- Memelihara perhatian yang terus menerus dari para peserta

- Memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengemukakan

pendapatnya dan menghindari dominasi beberapa orang saja

- Membuat kesimpulan pembicaraan-pembicaraan dan menyusun

saran-saran yang diajukan

- Berikan bahan-bahan informasi yang cukup agar peserta sampai

pada kesimpulan yang tepat.

2.4. Demonstrasi cara atau percontohan

Demontrasi adalah memperlihatkan secara singkat kepada suatu

kelompok bagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan baru.

26

Page 28: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

Metode ini lebih menekankan pada bagaimana cara melakukannya

suatu perilaku kesehatan. Kegiatan ini bukan lah suatu percobaan

atau pengujian, tetapi sebuah usaha pendidikan. Tujuannya adalah

untuk meyakinkan orang-orang bahwa sesuatu perilaku kesehatan

tertentu yang dianjurkan itu adalah berguna dan praktis sekali bagi

masyarakat. Demonstrasi ini mengajarkan suatu ketrampilan yang

baru.

Cara melakukannya dengan segala perencanaan dan persiapan yang

diperlukan, seperti :

- Datang jauh sebelum kegiatan di mulai untuk memeriksa

peralatan dan bahan yang diperlukan

- Mengatur tempat sebaik mungkin, sehingga semua peserta dapat

melihatnya dan ikut dalam diskusi

- Demonstrasi dilakukan tahap demi tahap sambil membangkitkan

keinginan peserta untuk bertanya-tanya

- Berikan kesempatan pada wakil peserta untuk mencoba

ketrampilan perilaku yang baru

- Berikan selebaran yang cepat (brosur, dll) yang bersangkutan

dengan demostrasi itu

Anjuran :

- Pilihlah topik yang berdasarkan keperluan masyarakat

- Demonstrasi dilakukan tepat masanya

- Pengumuman yang luas sebelum waktunya untuk menarik banyak

perhatian dan peserta

- Pergunakan alat-alat yang mudah di dapat orang

- Hilangkan keraguan-raguan, tetapi hindarikan pertengkaran mulut

- Hargai cara-cara yang biasa dilakukan masyarakat

Kelebihan / keuntungan metode ini :

- Cara mengajar ketramilan yang efekif

- Merangsasang kegiatan

- Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri

27

Page 29: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

Kekurangan / keterbatasannya :

- Memerlukan banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan

- Merugikan bila demonstrasi dilaksanakan dengan kualitas yang

buruk

Metode dan teknik penyuluhan kesehatan masyarakat

Metode

Untuk mengetahui metode apa yang akan dipilih, perlu ditentukan telebih dahulu

tahapan perubahan perilaku yang ingin dicapai yaitu : perubahan pengetahuan,

sikap atau tindakan kelompok sasaran.

Metode untuk

merubah

pengetahuan

Metode untuk merubah

sikap

Metode untuk merubah

tindakan

- ceramah

- kuliah

- presentasi

- wisata karya

- curah

pendapat

- seminar

- studi kasus

- tugas baca

- simposium

- panel

- konferensi

- Diskusi kelompok

- Tanya jawab/

wawancara

- Role playing

- Pemutaran film

- Video

- Tape recorder

- Simulasi

- Latihan sendiri

- Bengkel kerja

- Demonstrasi

- Eksperimen

Karena keterbatasan sumber daya, maka metode penyuluhan yang sering

dilakukan oleh puskesmas adalah ceramah yang disertai tanya jawab, wawancara

dan demonstrasi.

28

Page 30: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

H. MEDIA PROMOSI KESEHATAN

1. Pengertian

Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai

alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba,

dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-

luasan informasi

2. Kegunaan

Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya

menggunakan papan tulis denganphoto dan sebagainya. Tetapi dalam

menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada

dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :

• Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran

• Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima

oleh sasaran

Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-

keuntungan :

• Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir.

Dengan contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat

bahwa salah tafsir atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan

dapat dihindari.

• Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah

ditangkap.

• Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang

mengesankan.

• Dapat menarik serta memusatkan perhatian.

• Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang

dianjurkan.

3. Jenis / Macam Media

Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar :

3.1. Benda asli

yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.

29

Page 31: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal,

mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini

kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-mana sebagai alat

bantu mengajar.

Termasuk dalam macam alat peraga ini antara lain :

• Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di atas tinja, dsb

• Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti cacing

dalam botol pengawet, dll

• Sample yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti

oralit, dll

3.2. Benda tiruan

yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya.

Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi

kesehatan. Hal ini dikarena menggunakan benda asli tidak memungkinkan,

misal ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan

dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen,

plastik dan lain-lain.

3.3. Gambar/Media grafis

Poster

Adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan

sedikit kata-kata.Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya

dan dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster

biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak

dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan

pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan,

ilustrasi, kartun,gambar atau photo.

Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan

pesan singkat.

Karena itu cara pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya

berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster

30

Page 32: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya

serta dapat mendorong untuk bertindak.

Leaflet

Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-

kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang

sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara berlipat.

Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentan suatu

masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga,

deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat

diberikan atau disebarkan pada saat pertemuanpertemuan dilakukan seperti

pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.

Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di

photo copy.

3.4. Gambar alat optik

Photo

Sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk :

a. Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan,

menggambarkan suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan dalam

sebuah album. Album ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat

sesuai dengan topik yang sedang di diskusikan. Misalnyaalbum photo yang

berisi kegiatan-kegiatan suatu desa untuk merubah kebiasaan BABnya

menjadi di jamban dengan CLTS sampai mendapat pengakuan resmi dari

Bupati.

b. Dokumentasi lepasan.

Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam

bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau titik perhatian.

Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dll

Slide

Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup. Slide

ini sangat effektif untuk membahas suatu topic tertentu, dan peserta dapat

31

Page 33: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

mencermati setiap materi dengan cara seksama, karena slide sifatnya dapat

diulang-ulang

Film

Film lebih kearah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun

bernuansa edukatif.

Alat peraga atau media mempunyai intensitas yang berbeda dalam

membantu pemahaman seseorang.Elgar menggambarkan intensitas setiap

alat peraga dalam suatu kerucut.

KERUCUT  ELGAR  DALE

     KETERANGAN :

     1. Kata-kata

     2. Tulisan

     3. Rekaman, Radio

     4. Film

     5. Televisi

     6. Pameran

     7. Field Trip

     8. Demonstasi

     9. Sandiwara

     10. Benda Buatan

     11. Benda Asli

    

Berdasarkan gambar alat peraga yang memiliki intensitas paling tinggi

adalah benda asli sedangkan yang memiliki intensitas paling rendah adalah

kata-kata. Hal ini berarti bahwa penyampaian materi hanya menggunakan

kata-kata saja kurang efektif jadi  akan leih efektif dan efisien jika

menggunakan beberapa alat peraga atau gabungan beberapa media.

32

Page 34: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

Pemilihan media promosi kesehatan ditentukan oleh banyaknya sasaran,

keadaan geografis, karakteristik partisipan, dan sumber daya

pendukung.Contohnya didaerah terpencil yang hanya dapat dicapai dengan

peswat terbang khususdan pendidikan kesehatan yang diinginkan adalah

yang mencapai sebanyak mungkin sasaran, maka media yang dapat dipilih

adalahflyer atau media elektronik jika sumber dayanya memungkinkan.

I. Pelaksana Promosi Kesehatan

Memperhatikan strategi promosi kesehatan tersebut di atas, maka dapat

dikatakan bahwa terdapat dua kategori pelaksana promosi kesehatan, yaitu

(1) setiap petugas kesehatan dan (2) petugas khusus promosi kesehatan

(disebut penyuluh kesehatan masyarakat).

SETIAP PETUGAS KESEHATAN

Setiap petugas kesehatan yang melayani pasien dan ataupun individu sehat

(misalnya dokter, perawat, bidan, tenaga gizi, petugas laboratorium dan

lain-lain) wajib melaksanakan promosi kesehatan. Namun demikian tidak

semua strategi promosi kesehatan yang menjadi tugas utamanya,

melainkan hanya pemberdayaan.

Pada hakikatnya pemberdayaan adalah upaya membantu atau

memfasilitasi pasien/klien, sehingga memiliki pengetahuan, kemauan dan

kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan yang

dihadapinya (to facilitate problem solving), dengan menerapkan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS). Dalam pelaksanaannya, upaya ini

umumnya berbentuk pelayanan informasi atau konsultasi. Artinya, tenaga-

tenaga kesehatan Puskesmas tidak hanya memberikan pelayanan teknis

medis atau penunjang medis, melainkan juga penjelasan-penjelasan

berkaitan dengan pelayanannya itu. Apalagi jika pasien ataupun individu

sehat menanyakannya atau menginginkan penjelasan. Sedangkan jika

mereka diam saja pun, tenaga kesehatan Puskesmas harus mengecek

33

Page 35: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

apakah diamnya itu karena sudah tahu atau sebenarnya belum tahu tetapi

segan/tidak berani bertanya.

Tantangan pertama dalam pemberdayaan adalah pada saat awal, yaitu pada

saat meyakinkan seseorang bahwa suatu masalah kesehatan (yang sudah

dihadapi atau yang potensial) adalah masalah bagi yang bersangkutan.

Sebelum orang tersebut yakin bahwa masalah kesehatan itu memang

benar-benar masalah bagi dirinya, maka ia tidak akan peduli dengan upaya

apa pun untuk menolongnya. Tantangan berikutnya datang pada saat

proses sudah sampai kepada mengubah pasien/klien dari mau menjadi

mampu. Ada orang-orang yang walaupun sudah mau tetapi tidak mampu

melakukan karena terkendala oleh sumber daya (umumnya orang-orang

miskin). Ada juga orang-orang yang sudah mau tetapi tidak mampu

melaksanakan karena malas.

Orang yang terkendala oleh sumber daya (miskin) tentu harus difasilitasi

dengan diberi bantuan sumber daya yang dibutuhkan. Sedangkan orang

yang malas dapat dicoba rangsang dengan “hadiah” (reward) atau harus

“dipaksa” menggunakan peraturan dan sanksi (punishment).

PETUGAS KHUSUS PROMOSI KESEHATAN

Petugas khusus promosi kesehatan diharapkan dapat membantu para

petugas kesehatan lain dalam melaksanakan pemberdayaan, yaitu dengan:

Menyediakan alat bantu/alat peraga atau media komunikasi guna

memudahkan petugas kesehatan dalam melaksanakan pemberdayaan.

Menyelenggarakan bina suasana baik secara mandiri atau melalui

kemitraan dengan pihak-pihak lain. Menyelenggarakan advokasi dalam

rangka kemitraan bina suasana dan dalam mengupayakan dukungan dari

pembuat kebijakan dan pihak-pihak lain (sasaran tersier).

34

Page 36: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

Dalam keterbatasan Dalam keterbatasan sumber daya manusia kesehatan,

sehingga belum dimungkinkan adanya petugas khusus promosi kesehatan

di setiap Puskesmas, maka di dinas kesehatan kabupaten/kota harus

tersedia tenaga khusus promosi kesehatan. Tenaga ini berupa pegawai

negeri sipil dinas kesehatan kabupaten/kota yang ditugasi untuk

melaksanakan promosi kesehatan. Petugas ini bertanggung jawab

membantu pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas.

Oleh karena itu, agar kinerja mereka baik, seyogianya di dinas kesehatan

kabupaten/ kota terdapat lebih dari seorang tenaga khusus promosi

kesehatan (jumlahnya disesuaikan dengan kemampuan setiap orang untuk

membantu jumlah Puskesmas yang ada). Jika tidak mungkin diperoleh dari

pegawai negeri sipil dinas kesehatan kabupaten/kota , untuk tenaga khusus

promosi kesehatan ini dapat direkrut tenagatenaga dari organisasi

kemasyarakatan yang ada (seperti Aisyiyah, Perdhaki dan lain-lain)

melalui pola kemitraan.

J. Langkah-langkah Promosi Kesehatan Di Puskesmas

Pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas pada dasarnya adalah

penerapan strategi promosi kesehatan, yaitu pemberdayaan, bina suasana,

dan advokasi di tatanan sarana kesehatan, khususnya Puskesmas. Oleh

karena itu, langkah awalnya adalah berupa penggerakan dan

pengorganisasian untuk memberdayakan para petugas Puskesmas agar

mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang disandang

pasien/klienPuskesmas dan menyusun rencana untuk menanggulanginya

dari sisi promosi kesehatan. Setelah itu, barulah dilaksanakan promosi

kesehatan sesuai dengan peluang-peluang yang ada, yaitu peluangpeluang

di dalam gedung Puskesmas dan peluang-peluang di luar gedung

Puskesmas.

35

Page 37: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan

kabupaten/kota . Oleh karena itu, keberhasilan pelaksanaan promosi

kesehatan di Puskesmas juga merupakan tanggung jawab dari dinas

kesehatan kabupaten/kota. Dengan demikian, sangat diperlukan

keterlibatan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam pelaksanaan promosi

kesehatan di Puskesmas, khususnya dalam langkah penggerakan dan

pengorganisasian untuk memberdayakan para petugas Puskesmas. Petugas

Puskesmas harus mendapat pendampingan oleh fasilitator dari dinas

kesehatan kabupaten/kota agar mampu melaksanakan: (1) Pengenalan

Kondisi Puskesmas, (2) Identifikasi Masalah Kesehatan dan PHBS di

Puskesmas, (3) Musyawarah Kerja, (4) Perencanaan Partisipatif, (5)

Pelaksanaan Kegiatan dan (6) Pembinaan Kelestarian.

36

Page 38: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya

Visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut : “Meningkatnya

kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara

ekonomi maupun sosial.”

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo

Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2

dimensi yaitu:

a).dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan

b).dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.

Advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan

masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu

strategi global Pendidikan atau Promosi Kesehatan WHO.

37

Page 39: 3. Promosi Kesehatan - Jayanti, Oktariana, Fira, Puspa

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta.

2. Pusat Promosi Kesehatan. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah

Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

www.promkes.depkes.go.id/. Diakses tanggal 22 mei 2013.

3. DEPKES RI, 2006. Modul: Promosi Kesehatan untuk Politeknik/D3

Kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI, Jakarta.

4. Maulana, Herry.( 2007 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008 . PUSAT PROMOSI

KESEHATAN

6. Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan

Promosi Kesehatan, Dalam Pencapaian PHBS, Jakarta 2008

7. Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan

Komunikasi Perubahan Perilaku,Untuk KIBBLA, Jakarta 2008

8. Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan Media

Promosi Kesehatan, Jakarta 2004

9. www.promosikesehatan.com Diakses tanggal 22 mei 2013

10. www.wikipedia.com Diakses tanggal 22 mei 2013

11. www.wordpress.com-strategi_perencanaan kesehatan. Diakses tanggal 22 mei

2013

38