3 perencanaan geometrik jalan (1)

29
PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA

Upload: kukuh-adiatma

Post on 17-Jul-2016

140 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Perencanaan geometri jalan, materi kuliah semester 4

TRANSCRIPT

Page 1: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA

Page 2: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Tujuan perencanaan geometrik :

a. Memberi keamanan dan kenyamanan (jarak pandang, ruang yang cukup bagi manuver, koefisien gesek permukaan).

b. Menjamin suatu perancangan yang ekonomis

c. Memberi suatu keseragaman geometrik jalan sehubungan dengan jenis medan

Page 3: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Kriteria Perencanaan

Perencanaan jalan raya harus memperhitungkan karakteristik komponen-komponen yang ada dalam sistem jalan.

Komponen tersebut adalah :

a. Karakteristik pengguna jalan (pengelihatan, waktu reaksi, tinggi mata pengemudi, dll)

b. Karakteristik kendaraan

c. Klasifikasi jalan

Page 4: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Kendaraan Rencana

Kendaraan rencana adalah kendaraan yang mewakili satu kelompok jenis kendaraan, digunakan untuk perencanaan jalan.

Karakteristik kendaraan untuk keperluan perencanaan jalan dikelompokkan menjadi :

a. Karakteristik statis (dimensi, berat, kemampuan manuver).

b. Karakteristik kinematis (kemampuan melakukanpercepatan dan perlambatan).

c. Karakteristik dinamis (tahan tanjakan, menikung, dll).

Page 5: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Ukuran kendaraan rencana untuk masing-masing kelompok adalah ukuran terbesar yang mewakili kelompoknya.

Kendaraan rencana mempengaruhi lebar lajur, jarak pandang, radius tikungan, pelebaran pada tikungan dan perencanaan landai jalan.

Kendaraan rencana mana yang akan dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan ditentukan oleh fungsi jalan dan jenis kendaraan dominan yang akan memakai jalan tersebut.

Page 6: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Ukuran Kendaraan Rencana (Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan, Dirjen Bina Marga)

Jenis

kendaraan

Panjang

Total

(m)

Lebar

Total

(m)

Tinggi

(m)

Depan

Tergantung

(m)

Jarak

Gandar

(m)

Belakang

Tergantung

(m)

Radius

Putaran

Min.

(m)

Kendaraan

Penumpang

4,7 1,7 2,0 0,8 1,2 2,7 6

Truk/bus

Tanpa

Gandengan

12 2,5 4,5 1,5 6,5 4.0 12

Kombinasi 16,5 2,5 4,0 1,3 4,0 (depan)

9,0

(belakang)

2.2 12

Page 7: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Kecepatan

Kecepatan adalah besaran yang menunjukkan jarak yang ditempuh dibagi waktu.

Kecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilih untuk keperluan setiap bagian jalan raya seperti tikungan, kemiringan jalan, jarak pandang, dll.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan rencana :a. Keadaan medan (datar, bukit, gunung)

Medan dikatakan datar jika kecepatan kendaraan truk sama atau mendekati mobil penumpang.Medan dikatakan berbukit jika kecepatan kendaraan truk berkurang sampai di bawah mobil penumpang, tetapi belum merangkak.Medan dikatakan pegunungan bila kecepatan kendaraan trukmerangkak melewati jalan tersebut dengan frekwensi yang sering.

Page 8: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Kemiringan melintang

CL

Jenis medan Kemiringan melintang rata-rata

Datar 0 – 9,9 %

Perbukitan 10 – 24,9 %

Pegunungan > 25 %

Page 9: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

b. Sifat dan tingkat penggunaan daerahKecepatan rencana untuk daerah luar kota lebih besar dari kecepatan rencana jalan dalam kota.

Volume Lalu Lintas

Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit).

Satuan volume lalu lintas yang umum digunakan dalam perencanaan jalan adalah :a. Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)b. Volume Jam Perencanaan (VJP)c. Kapasitas

Page 10: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)

Lalu lintas harian rata-rata adalah volume lalu lintas rata-rata dalam satu hari.

Dari cara memperoleh data, ada 2 macam LHR yaitu Lalu lintas Harian Rata-rata Tahunan (LHRT) dan Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR).

LHRT adalah jumlah lalu lintas kendaraan rata-rata yang melewati satu jalur jalan selama 24 jam dan diperoleh dari data selama 1 tahun penuh.

jumlah lalu lintas dalam 1 tahun LHRT =

365

Page 11: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

LHRT dinyatakan dalam SMP/hari/2 arah atau kendaraan/hari/2 arah untuk jalan 2 lajur 2 arah, SMP/hari/1 arah atau kendaraan/hari/1 arah untuk jalan berlajur banyak dengan median.

Lalu lintas Harian Rata-rata

Jumlah lalu lintas selama pengamatanLHR =

Lamanya pengamatan

Data ini cukup teliti jika :a. Pengamatan dilakukan pada interval waktu yang cukup

menggambarkan fluktuasi arus lalu lintas selama 1 tahun.b. Hasil LHR yang dipergunakan adalah harga rata-rata dari

perhitungan LHR beberapa kali.

Page 12: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Volume Jam Perencanaan (VJP)

Besarnya arus lalu lintas yang melewati suatu jalan tidak konstan tetapi berfluktuasi. LHR dan LHRT tidak dapat memberikan gambaran mengenai fluktuasi arus lalu lintas lebih pendek dari 24 jam.

Volume dalam 1 jam yang dipakai untuk perencanaan dinamakan Volume Jam Perencanaan (VJP). Volume ini biasanya tidak sama dengan volume terbesar yang melewatinya.

VJP = K. LHR K = faktor VJP yang dipengaruhi oleh pemilihan jam sibuk keberapa, dan jalan antar kota atau jalan dalam kota.

Page 13: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Kapasitas

Kapasitas adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu penampang jalan pada jalur jalan selama 1 jam dengan kondisi serta arus lalu lintas tertentu.

VJP menunjukkan jumlah arus lalu lintas yang direncanakan akan melintasi suatu penampang jalan selama 1 jam.

Kapasitas menunjukkan jumlah arus lalu lintas yang maksimum dapat melewati penampang tersebut dalam waktu 1 jam sesuai dengan kondisi jalan (sesuai dengan lebar lajur, kebebasan samping, kelandaian, dll)

Page 14: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997 memberikan panduan untuk menentukan kapasitas jalan antar kota :

C = Co . FCW . FCSP . FCSF

dimana :

C = kapasitas (SMP/jam)Co = kapasitas dasar (SMP/jam)FCW = faktor penyesuaian lebar jalanFCSP = faktor penyesuaian distribusi arahFCSF = faktor penyesuaian gangguan samping

Page 15: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Tingkat Pelayanan Jalan

Kenyamanan dari kondisi arus lalu lintas yang ada tidak cukup hanya digambarkan dalam volume lalu lintas tanpa disertai data kapasitas jalan dan kecepatan pada jalan tersebut.

Contoh 1 : jalan A dengan kapasitas 2000 kendaraan/jam mempunyai volume 1000 kendaraan/jam.Jalan B berkapasitas 1500 kendaraan/jam mempunyai volume yang sama (1000 kendaraan/jam).Pengemudi merasa lebih nyaman berkendaraan pada jalan A.Pada jalan A → V/C = 1000 / 2000 = 0,5Pada jalan B → V/ C = 1000 / 1500 = 0,67

Page 16: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Contoh 2 : Jalan A mempunyai kapasitas 2000 kendaraan/jam, volume 1000 kendaraan/jam, kecepatan rata-rata 80 km/jam.Jalan B mempunyai kapasitas dan volume yang sama, tetapi kecepatan rata-rata hanya 40 km/jam.Berarti tingkat pelayanan jalan A lebih baik dari jalan B.

Tingkat kenyamanan ditentukan oleh nilai V/C dan kecepatan lalu lintas.

Highway Capacity Manual membagi tingkat pelayanan jalan menjadi 6 bagian :

Tingkat Pelayanan A :. Arus lalu lintas bebas tanpa hambatan. Volume dan kepadatan lalu lintas rendah. Kecepatan kendaraan merupakan pilihan pengemudi

Page 17: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

. Kecepatan perjalanan > 95 km/jam

. V/C ≤ 0,3

Tingkat Pelayanan B. Arus lalu lintas stabil. Kecepatan mulai dipengaruhi oleh keadaan lalu lintas, tetapitetap dapat dipilih sesuai dengan kemauan pengemudi.

. Kecepatan kendaraan 90 – 95 km/jam

. V/C ≤ 0,5

Tingkat Pelayanan C. Arus lalu lintas masih stabil. Kecepatan perjalanan dan kebebasan bergerak sudah dipengaruhi oleh besarnya volume lalu lintas, pengemudi tidak dapat lagi memilih kecepatan yang diinginkannya.

. Kecepatan kendaraan 70 - ≤ 90 km/jam

. V/C ≤ 0,75

Page 18: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Tingkat Pelayanan D . Arus lalu lintas sudah mulai tidak stabil. Perubahan volume lalu lintas sangat mempengaruhi besarnya kecepatan perjalanan.

. Kecepatan kendaraan 60 - ≤ 70 km/jam

. V/C ≤ 0,9

Tingkat Pelayanan E . Arus lalu lintas sudah tidak stabil. Volume kira-kira sama dengan kapasitas. Sering terjadi kemacetan. Kecepatan kendaraan 50 - ≤ 60 km/jam

Tingkat Pelayanan F . Arus lalu lintas tertahan pada kecepatan rendah. Sering terjadi kemacetan, arus lalu lintas rendah . Kecepatan kendaraan ≤ 50 km/jam. V/C ≥ 1,0

Page 19: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Jarak Pandangan

Jarak pandangan :panjang jalan di depan kendaraan yang masih dapat dilihat dengan jelas dari tempat duduk pengemudi.

Jarak pandangan berguna untuk :1. Menghindari tabrakan yang dapat membahayakan.2. Memberi kemungkinan untuk mendahului kendaraan lain.3. Menambah efisiensi jalan tersebut, sehingga volume

pelayanan dapat dicapai semaksimal mungkin.4. Sebagai pedoman bagi pengatur lalu lintas dalam

menempatkan rambu-rambu lalu lintas.

Page 20: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Jarak pandangan dibedakan :1. Jarak pandangan henti2. Jarak pandangan menyiap

Jarak Pandangan Henti

Jarak yang ditempuh pengemudi untuk dapat menghentikan kendaraan bila ada suatu halangan di tengah jalan.

Jarak = kecepatan x waktud1 = V x td1 = jarak dari melihat rintangan sampai menginjak remV = kecepatan kendaraan (km/jam)t = waktu reaksi (2,5 detik)

d1 = 0,278 V x t

Page 21: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

d2 = jarak yang ditempuh kendaraan dari menginjak rem sampai kendaraan berhenti.

G. v2

G. fm. d2 = 2g

v2

d2 = 2g . fm

d2 = jarak mengerem (m)fm = koefisien gesekan antara ban dan muka jalanv = kecepatan kendaraan (meter/detik)g = 9,81 m/detik2

Page 22: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Jarak mengerem V2

d2 = 254 fm

Rumusumum jarakpandangan henti :V2

d = 0,278 V.t + 254 fm

V = kecepatan kendaraan (km/jam)

Nilai fm dipengaruhi oleh tekanan ban, bentuk ban, bunga ban, permukaan dan kondisi jalan dan kecepatan kendaraan.

Page 23: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Jarak Pandangan Henti Minimum (AASHTO ‘90)

Kecepatan

Rencana

(km/jam)

Kecepatan

Jalan

(km/jam)

fm d

perhitung

an untuk

Vr (m)

d

perhitung

an untuk

Vj (m)

d desain

(m)

30

40

50

60

70

80

100

120

27

36

45

54

63

72

90

108

0,400

0,375

0,350

0,330

0,313

0,300

0,285

0,280

29,71

44,60

62,87

84,65

110,28

139,59

207,64

285,87

25,94

38,63

54,05

72,32

93,71

118,07

174,44

239,06

25 – 30

40 – 45

55 – 65

75 – 85

95 – 110

120 – 140

175 – 210

240 - 285

Page 24: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Tinggi rintangan dan mata pengemudi untuk perhitungan jarak pandangan henti minimum

Pengaruh landai jalan terhadap jarak pandangan henti minimum

G fm d2 ± G L d2 = ½ G/g V2

V2

d = 0,278 V t + 254 ( f ± L)

L = besarnya landai jalan

Standar Tinggi rintangan h1

(cm)

Tinggi mata h2

(cm)

AASHTO ’90

Bina Marga (luar kota)

Bina Marga (urban)

15

10

10

106

120

100

Page 25: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Jarak Pandang Menyiap

Jarak yang dibutuhkan pengemudi sehingga dapat melakukan gerakan menyiap dengan aman dan dapat melihat kendaraan dari arah depan dengan bebas.

Jarak pandang menyiap hanya digunakan untuk perencanaan jalan 2 arah tanpa median.

Asumsi yang diambil :1. Kendaraan yang disiap mempunyai kecepatan tetap.2. Pada daerah penyiapan, kecepatan kendaraan yang akan

menyiap = kendaraan yang disiap.3. Kecepatan kendaraan yang menyiap mempunyai perbedaan

sekitar 15 km/jam dengan kendaraan yang disiap pada saat melakukan penyiapan

Page 26: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

4. Pada saat kembali ke lajur jalannya, masih ada jarak dengan kendaraan dari arah yang berlawanan.

5. Kendaraan yang bergerak dari arah yang berlawanan mempunyai kecepatan yang sama dengan kendaraan yang menyiap.

Page 27: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)
Page 28: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

d1 = jarak yang ditempuh selama waktu reaksi dan membawa kendaraannya membelok ke lajur kanan

d2 = jarak yang ditempuh selama berada pada lajur sebelah kanand3 = jarak bebas yang harus ada antara kendaraan yang menyiap

dengan kendaraan yang berlawanan arah setelah gerakan menyiap dilakukan.

d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang berlawanan arah selama 2/3 dari waktu yang diperlukan oleh kendaraan yang menyiap berada pada lajur sebelah kanan.

Jarak pandangan menyiap standar :

d = d1 + d2 + d3 + d4

Page 29: 3 Perencanaan Geometrik Jalan (1)

Jarak pandangan henti dan jarak pandangan menyiap minimum (Departemen PU, Ditjen Bina Marga, 1997).

Vr

(km/jam)

120 100 80 60 50 40 30 20

Jh min (m) 250 175 120 75 55 40 27 16

Jd min (m) 800 670 550 350 250 200 150 100

Jarak pandangan malam

adalah jarak pandangan henti yang terlihat di malam hari karena

diterangi lampu sorot mobil itu sendiri.