3. metodologi penelitian 3.1. waktu dan tempat penelitian ... · titik pengamatan diambil sebanyak...

14
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perairan Kabupaten Bintan (Gambar 3.1.) dengan memilih dua wilayah yang dijadikan objek penelitian lokasi I (pertama ) yaitu di muara pantai Trikora. Sedangkan lokasi II (kedua) adalah Pulau Mapur. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, dimulai dari bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2009. 3.2. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang memerlukan analisis yang saling terkait antara kondisi kualitas perairan dengan kondisi tutupan karang hidup; kondisi tutupan karang hidup dengan ikan karang, kondisi ikan karang dengan tutupan alga, sehingga hasil yang diperoleh dapat memberikan informasi dan rekomendasi untuk alternatif pengelolaan. 3.3. Peralatan yang digunakan Pengambilan data terumbu karang, ikan karang, dan makroalga dilapangan diperlukan bahan-bahan dan peralatan pendukung sebagai berikut : Peralatan dasar selam, yang terdiri dari maske r, snorkel dan fin Alat selam SCUBA (Self Contain Underwater Breathing Aparatus ) , yang terdiri dari BCD, regulator, weight belt , tabung udara (kapasitas 3000 Psi); Roll meter Pelampung tanda Kamera Bawah air Sabak bawah air Perahu motor Transek kuadrat 1 m x 1 m dan 0.5 m x 0.5 m Alat tulis menulis bawah air Buku identifikasi karang, yaitu: Ditlev (1980); Wood (1983); Suharsono (1996); Stafford-Smith, Veron (2001) dan Laporan serta publikasi yang terkait dengan penelitian. Peralatan yang diperlukan untuk pengambilan data parameter fisik dan kimia disajikan pada Tabel 1.

Upload: hoangtu

Post on 08-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

26

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perairan Kabupaten Bintan (Gambar 3.1.) dengan

memilih dua wilayah yang dijadikan objek penelitian lokasi I (pertama) yaitu di

muara pantai Trikora. Sedangkan lokasi II (kedua) adalah Pulau Mapur.

Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, dimulai dari

bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2009.

3.2. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang memerlukan analisis yang saling

terkait antara kondisi kualitas perairan dengan kondisi tutupan karang hidup;

kondisi tutupan karang hidup dengan ikan karang, kondisi ikan karang dengan

tutupan alga, sehingga hasil yang diperoleh dapat memberikan informasi dan

rekomendasi untuk alternatif pengelolaan.

3.3. Peralatan yang digunakan

Pengambilan data terumbu karang, ikan karang, dan makroalga dilapangan

diperlukan bahan-bahan dan peralatan pendukung sebagai berikut :

• Peralatan dasar selam, yang terdiri dari masker, snorkel dan fin • Alat selam SCUBA (Self Contain Underwater Breathing Aparatus ) , yang

terdiri dari BCD, regulator, weight belt, tabung udara (kapasitas 3000 Psi); • Roll meter • Pelampung tanda • Kamera Bawah air • Sabak bawah air • Perahu motor • Transek kuadrat 1 m x 1 m dan 0.5 m x 0.5 m • Alat tulis menulis bawah air • Buku identifikasi karang, yaitu: Ditlev (1980); Wood (1983); Suharsono

(1996); Stafford-Smith, Veron (2001) dan • Laporan serta publikasi yang terkait dengan penelitian.

Peralatan yang diperlukan untuk pengambilan data parameter fisik dan

kimia disajikan pada Tabel 1.

Page 2: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

27

Tabel 1 Parameter dan cara analisis kualitas air dalam penelitian No Parameter Satuan Alat/ Cara Analisis Keterangan A Fisika

1 Kecerahan cm Secchi Disc In situ 2 Suhu °C Thermometer In situ 3 Padatan Tersuspensi mg/l Botol sampel; Ice Box; Laboratorium (TSS) Gravimetri B Kimia 1 Salinitas ‰ Refraktometer In situ 2 Oksigen terlarut mg/l DO meter In situ

3 Ammonia mg/l Botol sampel, Spektrofotometer Laboratorium

4 Nitrat (NO3-N) mg/l Botol sampel, Spektrofotometer Laboratorium

5 Nitrit (NO2-N) mg/l Botol sampel, Spektrofotometer Laboratorium

6 Phosphat (Ortophospate) mg/l

Botol sampel, Spektrofotometer Laboratorium

3.4. Penentuan Stasiun Penelitian

Wilayah Kabupaten Bintan dengan penggunaan ruang di wilayah pesisir dan

pulau-pulau kecil, berkembang menjadi kawasan wisata, permukiman, industri,

pertanian, perikanan, pertambangan, dan lain- lain menjadikan wilayah ini

berkembang pesat. Dengan memilih dua wilayah yang dijadikan objek penelitian

lokasi I (pertama) yaitu di muara pantai Trikora Kecamatan Gunung Kijang yang

memiliki kategori tutupan karang rendah dan baik. Lokasi Kecamatan Gunung

Kijang dipilih sebagai lokasi pengamatan penelitian dengan pertimbangan yaitu

merupakan wilayah yang sangat dekat dengan aktifitas manusia baik di daratan

maupun pesisirnya. Sedangkan lokasi II (kedua) adalah Pulau Mapur dengan

kondisi tutupan karang dengan kategori baik sampai baik sekali dan dijadikan

lokasi pengamatan dikarenakan kondisinya yang agak jauh dari aktifitas daratan

(main land).

Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 (lima) titik yaitu

Stasiun 1 (satu) sampai dengan stasiun 5 (lima) untuk kawasan I Kecamatan

Gunung Kijang (pantai Trikora) Sedangkan 3 (tiga) titik untuk ikawasan II (Pulau

Mapur) yaitu stasiun 6 (enam) sampai dengan stasiun 8 (delapan). Stasiun

pengamatan dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 3: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

28

Gambar 3 Lokasi penelitian di kawasan pesisir Kecamatan Gunung Kijang dan

Pulau Mapur

Page 4: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

29

3.5. Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei untuk mengumpulkan

data primer dan penelusuran literatur (desk study) untuk mengumpulkan data

sekunder. Data primer terdiri dari:

3.5.1. Pengamatan terumbu karang dan makroalga

Pengamatan terumbu karang dilakukan dengan menggunakan modifikasi

dari metode transek kuadrat (English et al. 1997). Dalam metode ini terdapat tiga

tahapan yang dilakukan, yaitu pembentangan roll meter, pemasangan pasak, dan

pengambilan foto transek.

Pemasangan roll meter dilakukan untuk menetapkan transek garis, dimana

transek garis ini berfungsi dalam penentuan arah dan jarak yang konstan dari

pemasangan transek kuadrat. roll meter dibentangkan sepanjang 50 meter sejajar

dengan garis pantai, kemudian pemasangan transek kuadrat dilakukan setiap

selang 10 meter. Sebelum pengambilan foto transek, terlebih dahulu dilakukan

pemasangan pasak besi di setiap sudut transek kuadrat dengan tujuan sebagai

tanda untuk pengamatan berikutnya. Selanjutnya pengambilan foto transek

dilakukan dengan menggunakan kamera bawah air. Pengolahan foto dilakukan di

darat dengan menggunakan software Image-J sampai pada taraf bentuk

pertumbuhan tutupan karang (Lampiran 2). Output yang dihasilkan berupa data

kondisi penutupan karang yang terdapat dalam transek kuadrat.

Gambar 4 Metode pengamatan terumbu karang dengan transek kuadrat ukuran1 m x 1 m

Analisis Struktur Lifeform (English et al. 1997; Rogers et al. 1994)

merupakan pedoman yang digunakan untuk mengamati ekosistem terumbu

karang. Metode ini didasarkan pada analisis perbedaan bentuk-bentuk

pertumbuhan biota penyusun ekosistem terumbu karang yang merupakan

gambaran struktur komunitas dan kondisi habitat yang ditempatinya.

Page 5: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

30

Tabel 2 Daftar penggolongan komponen dasar penyusun ekosistem terumbu karang berdasarkan lifeform karang dan kodenya.

3.5.2. Pengamatan ikan karang

Pengamatan ikan karang dilakukan dengan metode sensus visual

berdasarkan Dartnal dan Jones (1986). Metode ini merupakan salah satu metode

Kategori Kode Keterangan Komponen Biotik

Acropora

Branching ACB Paling tidak 2o percabangan. Memiliki axial dan radial oralit.

Encrusting ACE Biasanya merupakan dasar dari bentuk acropora belum dewasa

Submassive ACS Tegak dengan bentuk seperti baji Digitate ACD Bercabang tidak lebih dari 2o Tabulate ACT Bentuk seperti meja datar

Non-Acropora

Branching CB Paling tidak 2o percabangan. Memiliki radial oralit.

Encrusting CE Sebagian besar terikat pada substrat (mengerak) Paling tidak 2o percabangan

Foliose CF Karang terikat pada satu atau lebih titik, seperti daun, atau berupa piring.

Massive CM Seperti batu besar atau gundukan Submassive CS Berbentuk tiang kecil, kenop atau baji. Mushroom CMR Soliter, karang hidup bebas dari genera Heliopora CHL Karang biru Millepora CML Karang api Tubipora CTU Bentuk seperti pipa-pipa kecil

Soft Coral SC Karang bertubuh lunak Sponge SP Zoanthids ZO Others OT Ascidians, anemon, gorgonian, dan lain -lain

Alga

Alga assemblage AA Terdiri lebih dari satu jenis alaga

Coralline alga CA Alga yang mempunyai struktur kapur Halimeda HA Alga dari genus Halimeda Macroalga MA Alga berukuran besar Turf alga TA Menyerupai rumput-rumput halus

Abiotik Sand S Pasir Dead Coral DC Baru saja mati, warna putih atau putih kotor

Dead Coral with Alga DCA Karang ini masih berdiri, struktur skeletal

masih terlihat Rubble R Patahan karang yang ukurannya kecil Silt SI Pasir berlumpur Water W Air Rock RCK Batu

Page 6: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

31

yang umum digunakan dalam survei pengamatan ikan- ikan karang dan telah

disepakati menjadi metode baku dalam pengamatan ikan- ikan karang secara

kuantitatif di ASEAN pada waktu lokakarya ASEAN-Australia Cooperative

Program on Marine Science bulan Agustus-Oktober 1985 di Australian Institute

of Marine Science (Hutomo 1986).

Metode ini secara garis besar hampir sama dengan metode Line Intersept

Transect dimana roll meter sepanjang 70 m dibentangkan sejajar dengan garis

pantai berlawanan dengan arah arus. Pencatatan data dilakukan dalam air dengan

menggunakan sabak kemudian dicatat spesies ikan yang ditemukan. Pencatatan

data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri dan 2,5 m ke kanan

serta pandangan ke depan sejauh yang terlihat. Namun, jangan sekali-sekali

menengok kebelakang karena akan tercipta pengulangan data yang akan membuat

data tersebut menjadi tidak valid. Hal yang perlu diperhatikan dalam

pengambilan data adalah faktor kecepatan renang, oleh karena itu diperlukan

kesabaran sehingga kita dapat berenang dengan santai dan tidak terburu-buru.

Hasil pengamatan ikan karang ditabulasikan berdasarkan jenis dan frekuensi

ditemukannya pada transek pengamatan.

Gambar 5 Pencatatan data kelimpahan dan biomass Sensus Visual Spesies Ikan

Karang (Labrosse 2002).

Page 7: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

32

3.5.3. Pengukuran variabel kualitas air

Pengambilan data kualitas air bertujuan untuk mengetahui present status

kondisi perairan pesisir Kecamatan Gunung Kijang dan Pulau Mapur Bintan

Timur , yang meliputi kondisi fisika, dan kimia perairan. Metode pengambilan

contoh dan metode analisis kualitas air ini mangacu pada APHA (1989).

Pengukuran dan pengambilan contoh air dilakukan disetiap stasiun pada masing-

masing line transect. Variabel-variabel yang diukur langsung (in-situ) meliputi:

Kecerahan, suhu, salinitas dan oksigen terlarut. Sedangkan contoh air yang

diambil untuk pengukuran laboratorium adalah: TSS; Ammonia – Nitrogen Total

– (Metoda Phenate); Nitrat (NO3-N); Nitrit- (NO2-N); Phospat (Orthophosphate);

3.6. Studi Pustaka

Studi pusataka dilakukan untuk mendapatkan data-data sekunder yang

dibutuhkan dalam kegiatan penelitian ini antara lain dengan cara mempelajari

buku-buku penunjang, laporan penelitian serta bentuk-bentuk artikel dan jurnal

lainnya.

Disamping data primer, digunakan juga data sekunder yang dikumpulkan

melalui kegiatan desk review terhadap publikasi beberapa instansi atau lembaga

yang terkait dengan substansi penelitian. Jenis data sekunder yang dapat

dikumpulkan diantaranya adalah data-data statistik sosial ekonomi dan perikanan

dari Biro Pusat Statistik (BPS) dan statistik perikanan dari Dinas Kelautan dan

Perikanan (DKP). Adanya kendala waktu dan kurangnya kelengkapan data

administrasi di tingkat desa dan kecamatan menyebabkan proses pengumpulan

data sekunder dalam penelitian ini kurang optimal. Oleh karena itu, beberapa data

yang tidak didapatkan baik terbitan BPS ataupun DKP diperoleh melalui

konfimasi wawancara mendalam terhadap stakeholders terkait dan terbatas pada

saat penelitian dilakukan.

3.7. Analisis Data

3.7.1. Persentasi penutupan karang dan makroalga

Persentase penutupan karang beserta penyusun substrat dasar lainnya

dianalisis dengan menggunakan software Image-J. Prinsip kerja dari metode ini

Page 8: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

33

adalah: pertama mengkonversi foto yang diambil dengan menggunakan kamera

Sony dari satuan meter (mengacu pada transek kuadrat dengan dengan luas 1 x 1

m) ke dalam satuan pixel; selanjutnya melakukan digitasi terhadap bentuk

pertumbuhan karang beserta substrat dasar lainnya yang telah diketahui genusnya.

Hasil akhir dari pengolahan ini adalah berupa persentase penutupan baik bentuk

pertumbuhan ataupun genus karang serta penyusun substrat dasar lainnya yang

terdapat dalam transek kuadrat.

Kondisi terumbu karang dapat diduga melalui pendekatan persentase

penutupan karang hidup di ekosistem terumbu karang sebagaimana yang

dijelaskan oleh Gomez dan Yap (1988).

Data kondisi persentase total penutupan karang hidup yang diperoleh

dikategorikan berdasarkan Gomez and Yap (1988) seperti disajikan dalam Tabel 3

dibawah ini.

Tabel 3 Kriteria penilaian kondisi ekosistem terumbu karang berdasarkan persentase penutupan karang (Gomez and Yap, 1988)

Persentase Penutupan (%) Kriteria Penilaian 0 - 24,9 Buruk 25 - 49,9 Sedang 50 - 74,9 Baik 75 - 100 Sangat baik

3.7.2. Ikan karang

3.7.2.1 Kelimpahan ikan karang

Rata-rata bobot jarak adalah : ? ? ? ? s ? ?? ?? ?? ? ? G? ???? ? s ? ??

keterangan:

p = total pengamatan spesies ke-j

nij = jumlah total spesies ikan pada stasiun pengamatan ke- i

dij = jarak tegak lurus dari spesies ikan ke- i jika ternyata ikan tersebut

dalam schooling menjadi

Page 9: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

34

? ?? ? ?? ? ? ? ? ??

Estimasi kelimpahan ikan karang dihitung dengan : ? ? ? s ? ????? ?? ? ??

keterangan Dj : Kelimpahan ikan karang ke-j

3.7.3. Variabel kualitas air

Prosedur contoh air yang diambil untuk pengukuran laboratorium adalah:

TTS (Total Suspended Solid); Ammonia – Nitrogen Total (TAN) – (Metoda

Phenate); Nitrat-Nitrogen (NO3-N); Nitrit-Nitrogen (NO2-N); Phospat

(Orthophosphate) yaitu:

a. Padatan Tersuspensi (TTS, Total Suspended Solid)

Prosedur penentuan TSS; 1) Siapkan filter (Milipore dengan porositas 0,45 µm)

dan ‘vacuum pump’. Saring 2 x 20 ml akuades, biarkan penyaringan berlanjut

sampai 2 – 3 menit untuk mengisap kelebihan air; 2) Keringkan kertas saring

(filter dalam oven selama 1 jam pada temperature 103 - 105°C, dinginkan

dalam dessikator, lalu timbang (B mg); 3) Ambil 100 ml air sampel dengan

gelas ukur, aduk kemudian saring dengan menggunakan kertas saring (filter)

yang telah dit imbang pada prosedur no.2; 4) Keringkan filter dan residu dalam

oven 103 - 105°C selama paling sedikit 1 jam, dinginkan dalam dessikator,

timbang (A mg)

Perhitungan: TDS (mg/L) = (A – B) ? ? ? ?? ?�? ? ? ? ? ?

A = Berat (mg) filter dan Residu

B = Berat (mg) filter

b. Ammonia – Nitrogen Total (TAN) – (Metoda Phenate)

Prosedure Penentuan TAN: 1) Saring 25 – 50 ml air sampel dengan kertas

saring Whatman no.42 (jangan menggunakan vacuum pump, agar tidak ada

ammonia yang hilang); 2) pipet 10,00 ml air sampel yang telah disaring,

masukan ke dalam gelas piala; 3) Sambil diaduk (sebaiknya dengan ‘magnetic

stirer’) tambahkan 1 tetes MnSO4, 0,5 ml chlorox (oxidizing solution) dan 0,6

Page 10: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

35

ml phenate. Phenate ditambahkan dengan segera dengan menggunakan pipet

tetes yang sudah dikalibrasi. Diamkan selama ± 15 menit, sampai

pembentukan warna stabil (warna akan tetap stabil sampai beberapa jam); 4)

Buat larutan Blanko dari 10,00 ml akuades. Lakukan prosedur 3; 5) Buat

Larutan Standar dari 10,00 ml larutan standar ammonia (0,30 ppm). Lakukan

prosedur 3; 6) Dengan larutan blanko pada panjang gelombang 630 nm , set

spektrofotometer pada ‘Absorbance’ 0,000 (atau ‘transmittance’ 100%),

kemudian lakukan pengukuran sampel dan larutan standar; 7) Hitung

konsenstrasi Ammonia-N total (TAN) dengan persamaan:

[TAN] mg/L sebagai N = ppm NH3-N = ? ? ?�?�? ?? ? ?

Cgt = konsentrasi larutan standart (0,30 mg/L)

Agt = Nilai absorbance (transmittance) larutan standar

Ag = Nilai absorbance (transmittance) air sampel

Konsentrasi ammonia yang terukur tersebut dinyatakan dalam kadar nitrogen

(N) yang terdapat dalam Ammonia (NH3). Untuk mengetahui konsentrasi

ammonia yang dinyatakan dalam mg NH3/L (= ppm NH3), nilai [TAN] diatas

dikalikan dengan faktor seperti pada persamaan berikut:

Mg NH3/L = ppm NH3-N x ? ? �? ? ? �? ? �? = ppm NH3-N x 1,216

BM = Berat Molekul

BA = Berat Atom

c. Nitrat-Nitrogen (NO3-N)

Dalam penentuan nitrat-nitrogen digunakan metode Brucine (APHA, 1989).

Prosedur penentuannya adalah: 1) Saring sebanyak 25 -50 ml sampal dengan

kertas Whatman no.42 atau yang setara; 2) Pipet 5 ml air sampel yang telah

disaring, masukan kedalam gelas piala; 3) Tambahkan 0,5 ml Brucine, aduk;

4) Tambahkan 5 ml asam sulfat pekat (gunakan ruang asam); 5) Buatkan

larutan Blanko dari 5 ml akuades. Lakukan prosedur 3 dan 4; 6) buat larutan

standar nitrat-nitrogen dengan konsentrasi seperti pada table berikut:

Page 11: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

36

Tabel 4. Konsentrasi larutan Standar Nitrat-nitrogen.

Ppm Nitrat-N Yang ingin dibuat

ml standar Nitrat –N (5 ppm) yang diperlukan untuk diencerkan menjadi 100 ml

0,025 0,05 0,10 0,25 0,50 0,75 1,00

0,50 1,00 2,00 5,00 10,00 15,00 20,00

Sebelum pengenceran sampai 100 ml, tambahkan terlebih dahulu 20-30 ml

aquades dan 8 ml NH4OH pekat, kemudian baru ditambahkan lagi akuades

sampai tanda tera. Selanjutnya, lakukan prosedur 2, 3 dan 4; 7) Dengan larutan

blanko dan pada panjang gelombang 410 nm, set spektrofotometer paa 0,000

absorbance, kemudian ukur sampel dan larutan standar; 8) buat persamaan

regresi (y= A + Bx) dari larutan standar untuk menentukan kadar nitrat-

nitrogen air sampel.

Untuk menentukan kadar nitrat dalam mg nitrat per liter (= ppm NO3-),

digunakan persamaan sebagai berikut:

Mg NO3-/L = ppm NO3-N x ���? ? �? ? ? ?? ? �? = ppm NO3-N x 4.43

d. Nitrit-Nitrogen (NO2-N)

Metode yang digunakan adalah metoda Sulfanilamide (APHA, 1989). Prosedur

penentuannya adalah: 1) Saring sebanyak 25 – 50 ml air sampel dengan kertas

saring whatman no. 42 atau yang setara; 2) Pipet 10.00 air sampel yang telah

disaring, masukan kedalam gelas piala; 3) Tambahkan 0,2 ml (4 tetes)

‘diazotizing reagent’, aduk. Biarkan 2 – 4 menit (jangan lebih); 4) Tambahkan

0,2 ml NED, aduk. Biarkan 10 menit agar terbentuk warna merah (pink)

dengan sempurna; 5) buatkan larutan blanko dari 10 ml akuades. Lakukan

prosedur 3 dan 4; 6) Bua t satu seri larutan standar Nitrit-N dengan konsentrasi

(ppm) sebaagai berikut: 0,025; 0,05; 0,01; 0,02; 0,04; 0,06; 0,08 dari larutan

standar 1 ppm, dengan pengenceran yang tepat (gunakan pipet dan labu takar

yang sesuai). Lakukan prosedur 2,3 dan 4; 7) Dengan larutan blanko dan

panjang gelombang 543 nm, set spektrofotometer pada ‘absorbance’ = 0,000

kemudian ukur sampel dan larutan standar; 8) Untuk menentukan konsentrasi

Page 12: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

37

Nitrit-N, buat grafik atau persamaan regresi (y=A+Bx) dari larutan standar.

Sumbu x sebagai konsentrasi (ppm) nitrit-nitrogen dan sumbu y sebagai nilai

‘absorbance’ (A) atau ‘transmittance’ (T). Nilai A atau T air sampel yang

diplotkan pada grafik atau disubstitusikan dalam persamaan regresi, sehingga

diperoleh kadar nitrit-nitrogen di perairan. Konsentrasi (ppm) NO2-N yang

terukur pada metoda ini adalah kadar nitrogen yang terdapat pada nitrit (dalam

satuan mg N per liter atau ppm NO2-N). Untuk mengetahui kadar nitrit sebagai

mg NO2/L (ppm NO2) digunakan persamaan sebagai berikut:

Mg NO2-/L = ppm NO2-N x ? ? �? ? ? �? ? �? = ppm NO2-N x 3,28

e. Phospat (Orthophosphate)

Metode yang digunakan adalah metoda Stannous Chloride dengan prosedur

sebagai berikut: 1) Persiapkan peralatan gelas dan filter: semua wadah dan

peralatan yang digunakan harus benar-benar bersih, dan bebas dari kontaminasi

P. bilas peralatan gelas dengan HCl 1 atau 2 N, cuci dengan deterjen (bebas P)

dan air, lalu bilas dengan akuades. Cuci lagi dengan deterjen dan air, bilas

dengan akuades. Rendam filter dalam akuades (25/liter) selama 24 jam dan

keringkan sebelum dipakai; 2) Saring 25 – 50 ml air sampel (tak lebih dari 2-3

jam setelah pengambilan contoh air) dengan milipore (0,45µm) atau ‘glass

fibre filter’ atau yang setara, gunakan ‘vacuum pump’; 3) Pipet sebanyak 25 ml

air sampel tersaring; 4) Tambahkan 1 ml Ammonium molybdate, aduk; 5)

Tambahkan 5 tetes SnCl2, aduk, diamkan (10 menit); 6) Buatkan larutan

blanko dari 25 ml akuades. Lakukan prosedur 3 dan 4; 7) Buatkan larutan

standar orthophosphate dengan konsentrasi: 0,01; 0,05; 0,10; 0,25; 0,50; 0,75

dan 1,00 ppm-P dari larutan standar 5 ppm-P (seperti pada cara pembuatan seri

standar Nitrat. Lakukan prosedur 3 dan 4; 8) Setelah didiamkan 10 menit dan

sebelum12 menit, ukur air sampel dan larutan standar dengan spektrofotometer

pada panjang gelombang 690 nm. (Gunakan Akuades untuk set alat pada 0,000

Absorbance. Larutan blanko seharusnya menunjukan pada 0,000 absorbance.

Bila nilai Absorbanc blanko ini hanya sedikit diatas 0,000, gunakan blanko

untuk ‘reset’ alat pada 0,000 A. Catat nilai absorbance atau transmittance yang

Page 13: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

38

terbaca); 9) Buat persamaan regresi atau grafik untuk menentukan kadar

orthophosphate air sampel.

3.8. Analisis Hubungan

3.8.1 Hubungan antara lingkungan dan penutupan subrat dasar serta ikan karang

Untuk melihat pola pengelompokan dan sebaran penutupan substrat dasar

seperti karang hidup, karang mati alga dan variabel lingkungannya yang terbentuk

dilokasi .pengamatan dengan menggunakan analisis komponen utama (PCA)

dengan menggunakan program XLSTAT 2009 versi 7.0

Tujuan utama penggunaan analisis komponen utama dalam suatu matrik

data yang berukuran besar (Bengen 2000) diantaranya adalah:

a. Mengekstraksi informas esensial yang terdapat dalam suatu tabel/matriks data

yang besar.

b. Menghasilkan suatu representasi grafik yang memudahkan intrepretasi.

c. Mempelajari suatu tabel/matrik data dari sudut pandang kemiripan antara

individu dan hubungan antar variabel.

3.8.2. Analisis korelasi

Untuk menganalisis hubungan antara tutupan karang hidup dengan ikan

karang; Ikan karang herbivora dengan tutupan alga serta tutupan karang mati

dengan tutupan algae dilakukan Korelasi Sperman dengan menggunakan software

Microsoft Excel 2007. Korelasi ini digunakan untuk menyatakan hubungan antara

dua buah variabel tanpa melihat atau memperhatikan variabel bebas dan variabel

terikat (Agus Purwoto, 2007).

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, ukuran statistik yang digunakan

untuk mengetahui keeratan dan arah hubungan diantara dua variabel tersebut

dinamakan koefisien korelasi (r) yang besarnya berada dalam nilai -1 sampai

dengan +1. Bentuk dan besarnya hubungan yang dinyatakan dengan memiliki

nilai -1 = r = 1 yang dapat dikategorikan dengan kriteria sebagai.

• Jika r < 0 berarti hubungan X dan Y merupakan hubungan negatif. Artinya,

jika X naik maka Y turun. Sebaliknya, jika X turun maka maka Y naik.

Page 14: 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... · Titik pengamatan diambil sebanyak 8 titik terdiri dari 5 ... data dilakukan dengan jarak pandang sejauh 2,5 m ke kiri

39

• Jika r > 0 berarti hubungan X dan Y merupakan hubungan positif. Artinya,

jika X naik maka Y naik. Sebaliknya, jika X turun maka maka Y turun.

• Jika r = 0 berarti hubungan X dan Y tidak ada hubungan. Artinya, jika suatu

variabel berubah maka tidak mempengaruhi variabel yang lainnya.

• Jika r = -1 atau 1 berarti X dan Y terdapat hubungan negatif atau positif yang

kuat sempurna.

Kriteria penilaian yang digunakan adalah (Purwoto Agus, 2007):

R = 0 Tidak ada hubungan

0 < r < 0,6 Hubungan lemah

0,6 = r < 0,8 Hubungan sedang

0,8 = r < 1 Hubungan kuat

r = 1 Hubungan kuat sempurna

Rumus skala data koefisien korelasi yang berupa peringkat atau ordinal

dinyatakan sebagai berikut

?? ? ? ? ? ? ? ? G? ? ??? G��?�? ? ? ? ?��������� Keterangan :

di : selisih dari rank variabel X dan Y

n : banyaknya pasangan rank