#3 materi tangga
DESCRIPTION
tanggaTRANSCRIPT
MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA
KEGIATAN BELAJAR
Alokasi waktu untuk kegiantan belajar @4x45 menit
Kompetensi dasar:
Menarapkan Spesifikasi dan Ketentuan Teknis Pada Gambar Tangga Kayu, Beton dan
Baja.
Indikator Pembelajaran:
KI 1
Siswa dapat mensyukuri atas segala yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
KI 2Peduli dan bertanggung jawab dengan menemukan pelajaran berharga pada konstruksi bangunan bagi kehidupan mendatang yang lebih baik
KI 3Siswa dapat menjelaskan spesifikasi pada gambar tangga kayu, beton dan baja.Siswa dapat menyebutkan bentuk-bentuk tangga kayu, baja dan beton.Siswa dapat menjelaskan langkah-langkah proses pembuatan tangga kayu, beton dan baja.
KI 4Siswa dapat mengambar rencana denah pada tangga kayu, beton dan baja.
Tujuan pembelajaran:
KI 1
Terlibat dalam proses pembelajaran siswa dapat mensyukuri atas segala yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
KI 2Terlibat dalam proses pembelajaran siswa dapat memiliki sikap teliti dalam mengerjakan tugas.
KI 3Siswa dapat menjelaskan spesifikasi tangga kayu, beton dan baja dengan baik tanpa melihat buku.Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian tangga kayu, beton dan baja dengan baik dan benar tanpa melihat buku.Siswa dapat mendeskripsikan langkah-langkah pembuatan tangga kayu, beton dan baja dengan baik dan benar tanpa melihat buku
KI 4Siswa dapat mengambar rencana denah konstruksi tangga pada bangunan rumah tinggal sederhana dua lantai dengan benar.
1
MATERI PELAJARAN
A. Menggambar Konstruksi Tangga Beton
Konstruksi tangga adalah bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai alat
penghubung dari tingkatan-tingkatan lantai bangunan. Bangunan lebih dari satu
lantai (bertingkat), keberadaan tangga menjadi sebuah komponen penting dan paling
sering/biasa digunakan sebagai alat bantu transportasi vertikal. Dalam bangunan
(rumah tinggal), posisi tangga haruslah diusahakan pada daerah yang mudah dijangkau
dari segala ruangan. Dianjurkan dalam satu bangunan terdapat minimal dua buah
tangga untuk mengantisipasi keadaan darurat (kebakaran). Terdapat 5 bagian tangga
antara lain sebagai berikut:
Ibu tangga (string), termasuk konstruksi utama tangga yang "memegang" anak
tangga dan dapat merupakan bagian yang terpisah ataupun menyatu dengan
konstruksi bangunan.
Anak tangga (riser/vertikal, tread/horisontal), merupakan bagian tempat kaki
berpijak.
Pegangan tangga (railing), sering disebut juga handrail, bagian ini berfungsi
sebagai tumpuan tangan sewaktu kita menggunakan tangga.
Pagar tangga (baluster), bagian yang menghubungkan ibu tangga dengan railing
dan juga berfungsi sebagai pagar pengaman.
Bordes, merupakan tempat beristirahat sewaktu menaiki tangga, biasanya berupa
plat datar.
Beberapa macam bentuk tangga konstruksi beton bertulang antara lain dapat
dilihat sebagai berikut:
Tangga lurus, penginjakanya tegak lurus ibu tangga
2
Gambar 1 Tangga Lurus
Tangga serong, penginjakan dan lebar tidak tegak lurus dengan ibu tangga
Gambar 2 Tangga Serong
Tangga baling/spiral, penginjakan tidak sama lebar dan tidak tegak lurus dengan
ibu tangga.
Gambar 3 Tangga Baling/Spiral
Tangga putar, anak tangga berputar mengikuti kolom penguat.
Gambar 4 Tangga Putar
3
Tangga perempatan.
Gambar 5 Tangga Perempatan
Tangga dengan Bordes.
Gambar 6 Tangga dengan Bordes
Tangga dapat terbuat dari pasangan batu, kayu, besi, baja dan beton. Selanjutnya
dalam materi ini hanya akan dibahas konstruksi tangga dari bahan beton.
Adapun sebuah tangga harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Lebar Tangga
Lebar tangga yang biasa digunakan (diijinkan) dalam bangunan rumah tinggal
adalah minimal 80 cm (tangga utama, bukan tangga service). Sedangkan untuk tangga
service minimal lebarnya 60 cm. Tangga dalam bangunan rumah tinggal tidak
diharuskan memiliki bordes (space datar pada ketinggian tertentu untuk beristirahat),
4
karena biasanya hanya terdiri dari 2 atau 3 lantai saja. Apabila terdapat bordes, maka
lebarnya biasanya minimal adalah sama lebar dengan lebar tangga. Dalam satu tangga
dimungkinkan untuk terdapat lebih dari satu bordes. Lebar tangga minimal untuk 1
orang adalah 60 cm. Maka untuk desain tangga: untuk 1 orang = 60 cm, untuk 2 orang
= 120 cm, dan untuk 3 orang = 180 cm. Lebar tangga tersebut adalah lebar tangga
bersih, tidak termasuk railling dan batas dinding.
Gambar 7 Lebar Tangga
Perhitungan kebutuhan tangga untuk bangunan umum dihitung 60 cm lebar
tangga untuk tiap 100 orang. Misalnya bangunan teater dengan kapasitas 1.000
orang membutuhkan lebar tangga 1.000/100 x 60 cm = 6 m. Untuk itu dapat dipakai 1
tangga denga lebar 6 m atau dua buah tangga dengan masing-masing 3 m. Namun
demikian, apabila masih dimungkinkan sebaiknya menggunakan lebar minimal
120 cm, yang merupakan lebar tangga standart keamanan/keadaan darurat (emergency
stairs). Pada dasarnya kemiringan tangga dibuat tidak terlalu curam agar
memudahkan orang naik tanpa mengeluarkan banyak energi, tetapi juga tidak terlalu
landai sehingga tidak akan menjemukan dan memerlukan banyak tempat karena akan
terlalu panjang. Kemiringan tangga yang wajar dan biasa digunakan adalah berkisar
antara 25º-42º, untuk bangunan rumah tinggal biasa digunakan kemiringan 38º.
2. Perhitungan Lebar dan Tinggi Anak Tangga
Satu langkah manusia arah datar adalah 60 - 65 cm, sedangkan untuk
melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar daripada melangkah datar. Oleh karena
itu, perbandingan yang baik adalah
5
Rumus Tangga:
1 Aantrade + 2 Optrade = 60 - 65 cm
Keterangan:
L = lebar anak tangga (lebar injakan = Aantrede)
T = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan = Optrade)
a. Pertimbangan
Panjang langkah orang dewasa dengan tinggi badan normal itu rata-rata 60–
65 cm. Menurut penelitian pada saat mengangkat kaki dalam arah vertikal untuk
tinggi tertentu dibutuhkan tenaga 2 kali lipat pada saat melangkah dalam arah
horizontal.
Dengan asumsi:
T berkisar antara 14 – 20 cm agar masih terasa mudah didaki
L berkisar antara 22,5 – 30 cm agar tapak sepatu dapat berpijak dengan baik.
b. Jumlah Anak Tangga
Jumlah anak tangga dalam satu tangga diusahakan tidak lebih dari 12
buah apabila lebih dianjurkan untuk menggunakan bordes. Hal ini untuk mencapai
kenyamanan pengguna terutama penyandang cacat dan orang tua. Jika keadaan
memaksa, misalnya karena keterbatasan ruangan yang ada, maka dimungkinkan
jumlahnya maksimal 16 anak tangga, hal ini mengacu kondisi maksimal
kemampuan (kelelahan) tubuh manusia.
Untuk menghindari kecelakaan, apabila dimungkinkan sebaiknya anak
tangga dibuat seragam ukurannya, baik tinggi ataupun lebarnya. Apabila tidak
dimungkinkan, anak tangga yang berbeda ukurannya diletakkan pada bagian paling
bawah (antisipasi keamanan).
6
Gambar 8 Anak Tangga
Jumlah anak tangga = tinggi floor to floorT 1 cm
L
T
c. Contoh Perhitungan Tangga
Misalkan tinggi lantai (floor to floor) = 320 cm
Ukuran Anak Tangga
Asumsi 1
Dicoba : t = 16 cm, I = 26 cm
Maka : 2 t + l = (2 x 16) + 26 = 58 < 60. (tangga terlalu landai, melelahkan)
Asumsi 2
Dicoba : t = 20 cm, l = 28 cm
Maka : 2 t + l = (2 x 20) + 28 = 68 > 65. (tangga terlalu curam, cepat lelah)
Asumsi 3
Dicoba : t = 18 cm, l = 28 cm
Maka : 2 t + l = (2 x 18) + 28 = 64 cm (boleh dipakai)
Jumlah Anak Tangga
Jumlah anak tangga = 320/18 – 1 = 16,78 buah
Maka jumlah yang dipakai:
Alternatif 1
Jumlahnya dibulatkan ke atas (17 buah), selisihnya dibagi rata.
320/t – 1 = 17, maka t dibuat 17,8 cm.
Alternatif 2
Tinggi seluruh anak tangga dibuat sama, kecuali anak tangga terbawah dengan
ukuran yang berbeda.
Gambar 9 Tingga Anak Tangga
Karena jumlahnya lebih dari 12 anak tangga (17 anak tangga), maka anak
tangga ke 9 dapat menjadi bordes.
7
d. Bordes
Bordes adalah bagian datar (anak tangga yang dilebarkan) pada ketinggian
tertentu yang berfungsi untuk beristirahat. Bordes tangga dapat dibagi menjadi
3 model dengan aturan ukuran yang berbeda, yaitu: bordes tangga lurus, bordes
tangga L dan bordes tangga U.
e. Sandaran Tangan
Sandaran tangan (Railling) tangga perlu dibuat untuk kenyamanan dan
keselamatan pengguna tangga, terutama tangga bebas, yang tidak diapit oleh
dinding. Tinggi yang biasa digunakan adalah antara 80 – 100 cm. Railing harus
dibuat dari bahan yang halus/licin, sehingga nyaman dan tidak melukai tanggan.
Railing biasanya bertumpu pada baluster (tiang penyangga).
f. Ruang Tangga dan Konstruksi Tangga
Ruang tangga adalah ukuran modul ruang yang dibutuhkan untuk
perletakan tangga. Ruang tangga harus cukup cahaya dan ventilasi. Ukuran ruang
tangga ditentukan o!eh jumlah anak-tangga dan bentuk tangganya. Sebagai contoh
dari hasil hitungan di atas. dengan 3 macam bentuk tangga, digunakan untuk
bangunan rumah tinggal. dengan lebar 100 cm, jumlah anak-tangga 17 buah dan
dengan memakai bordes, maka ukuran ruang tangganya adalah:
1) Tangga Lurus
Gambar 10 Tingga Lurus
8
2) Tangga Siku
Gambar 11 Tingga Lurus
3) Tangga U/Balik
Gambar 12 Tingga U/Balik
Konstruksi tangga dapat dibuat menjadi satu dengan rangka bangunan
ataupun dibuat terpisah. Apabila dibuat menjadi satu, maka kerugiannya adalah
apabila bangunan mengalami penurunan, sudut kemiringan tangga akan berubah.
Apabila strukturnya dibuat terpisah, maka hal tersebut tidak akan terjadi, namun
membutuhkan ruang yang lebih besar. Terpisah keseluruhan, termasuk pondasi
tersendiri dan ranga tidak bergabung dengan rangka bangunan, diberi sela +5 cm.
9
g. Lubang Tangga
Lubang tangga adalah lubang pada pelat lantai atas dimana terdapat
perletakan tangga. Lubang tangga harus sedemikan rupa sehingga tidak
mengganggu kenyamanan pengguna tangga. Ukuran tinggi bebas (tinggi pelat
lantai/ plafond/ balok/ lisplank sampai dengan anak tangga yang tepat dibawahnya)
adalah berkisar minimal 190-200 cm.
Ukuran panjang lubang tangga adalah:
Keterangan:
P = Panjang lubang tangga
Ptangga = Panjang tangga
L = Lebar tangga
nL = Jumlah lebar tangga sampai dengan tinggi bebas
3. Simbol Konstruksi Beton Bertulang
Penggambaran konstruksi beton bertulang dapat jelas dalam pembacaannya,
maka perlu ada tanda atau simbol penunjang dalam penggambaran sehingga siapapun
penggunanya dapat menterjemahkan gambar tersebut untuk diri sendiri maupun untuk
penjelasan kepada orang lain. Ataupun pengertian gambar antara satu dengan lainnya
sama. Sehingga, orang satu dengan orang yang lain dapat menyamakan presepsi
gambar yang dilihatnya.
10
P = Ptangga – nL Ptangga = jumlah L + lebar bordes
Tabel 1 Simbol/Tanda-Tanda dan Keterangan Dalam Konstruksi Beton
Bertulang.
11
Tabel 1 Lanjutan….
12
Tabel 1 Lanjutan….
13
Tabel 1 Lanjutan….
14
KEGIATAN BELAJAR 2
Alokasi waktu untuk kegiantan belajar @4x45 menit
Kompetensi dasar:
Menarapkan Spesifikasi dan Ketentuan Teknis Pada Gambar Tangga Kayu, Beton dan
Baja.
Indikator Pembelajaran:
KI 1
Siswa dapat mensyukuri atas segala yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
KI 2Peduli dan bertanggung jawab dengan menemukan pelajaran berharga pada konstruksi bangunan bagi kehidupan mendatang yang lebih baik
KI 3Siswa dapat menjelaskan ketentuan teknis pada gambar tangga kayu, beton dan baja.Siswa dapat membedakan bentuk-bentuk tangga kayu, baja dan beton.Siswa dapat menjelaskan fungsi-fungsi konstruksi tangga kayu, beton dan baja.
KI 4Siswa dapat mengambar rencana potongan denah pada tangga kayu, beton dan baja
Tujuan pembelajaran:
KI 1
Terlibat dalam proses pembelajaran siswa dapat mensyukuri atas segala yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
KI 2Terlibat dalam proses pembelajaran siswa dapat memiliki sikap teliti dalam mengerjakan tugas.
KI 3Siswa dapat menjelaskan ketentuan teknis tangga kayu, beton dan baja dengan baik tanpa melihat buku.Siswa dapat membedakan bentuk-bentuk tangga kayu, beton dan baja dengan baik dan benar tanpa melihat buku.Siswa dapat menjelaskan fungsi-fungsi konstruksi tangga kayu, beton dan baja dengan baik dan benar tanpa melihat buku.
KI 4Siswa dapat mengambar rencana potongan denah konstruksi tangga pada bangunan rumah tinggal sederhana dua lantai dengan benar.
15
MATERI PELAJARAN
B. Jenis-Jenis Tulangan
Tulangan-tulangan yang terdapat pada konstruksi pelat beton bertulang dapat
dibagi menjadi 5 yaitu sebagi berikut:
Tulangan pokok
a. Tulangan pokok primer, ialah tulangan yang dipasang sejajar (//) dengan sisi
pelat arah lebar (sisi pendek) dan dipasang mendekati sisi luar beton.
b. Tulangan pokok sekunder, ialah tulangan yang dipasang sejajar (//) dengan sisi
pelat arah panjang dan letaknya di bagian dalam setelah tulangan pokok primer.
Tulangan susut ialah tulangan yang dipasang untuk melawan penyusutan/ pemuaian
dan pemasangannya berhadapan dan tegak lurus dengan tulangan pokok dengan
jarak dari pusat ke pusat tulangan susut maksimal 40 cm.
Tulangan pembagi ialah tulangan yang dipasang pada pelat yang mempunyai satu
macam tulangan pokok, dan pemasangannya tegak lurus dengan tulangan pokok.
Besar tulangan pembagi 20% dari tulangan pokok dan jarak pemasangan dari pusat
ke pusat tulangan pembagi maksimum 25 cm atau tiap bentang 1 meter 4 batang.
Pemasangan tulangan pembagi biasanya terdapat pada konstruksi pelat
luifel/atap/lantai dan dinding. Tulangan pembagi berguna:
a. Menahan tulangan pokok supaya tetap pada tempatnya
b. Meratakan pembagian beban
c. Mencegah penyusutan konstruksi
Tulangan ekstra ialah tulangan yang digunakan untuk membntu tulangan pokok
untuk memikul beban yang bekerja pada daerah tumpuan.
Tulangan Sengkang (Beugel) ialah tulangan yang membantu tulangan pokok untuk
mengurangi gaya geser yang terjadi.
Lihatlah contoh penggambaran konstruksi tangga beton bertulang pada gambar
dibawah ini:
16
1. Dena Lantai 1 dan 2
Gambar 13 Denah Lt. 1 dan Lt. 2
17
2. Denah Tangga
Gambar 14 Denah Tangga
18
3. Denah Penulangan Tangga
Gambar 15 Denah Penulangan Tangga
19
4. Potongan Tangga
Gambar 16 Potongan Memanjang Tangga
20
5. Detail Penulangan Balok dan Pelat Bordes Tangga
Gambar 17 Detail Penulangan Pelat Bordes
21