3 gejala perubahan perkemihan

2
3. Gejala perubahan perkemihan Gejala tertentu yang khusus terkait dengan perubahan perkemihan, dapat timbul dalam lebih dari satu jenis gangguan. Selama pengkajian, perawat menanyakan klien tentang gejala-gejala yang tertera di table 46-2. Perawat juga mengkaji pengetahuan klien mengenai kondisi atau faktor-faktor yang mempresipitasi atau memperburuk gejala tersebut. Gejala umum pada perubahan perkemihan Gelala urgensi adalah merasakan kebutuhan untuk segera berkemih penyebab= penuhnya kandungan kemih, iritasi atau radang kandung kemih akibat infeksi, sfingter uretra tidak kompoten, stres psikologis. Gejala disuria adalah merasa nyeri atau sulit berkemih. Penyebab= peradangan kandung kemih, trauma atau inflamasi sfingter uretra. Gejala frekuensi adalah berkemih dengan sering. Penyebab= peningkatan asupan cairan, radang pada kandung kemih, peningkatan tekanan pada kandung kemih (kehamilan, stres psikologis) Gejala keraguan poliuria adalah sulit memulai berkemih. Mengeluarkan sejumlah besar urin. Penyebab= pembesaran prostat, ansietas, edema uretra. Asupan cairan berlebih, diabetes melitus atau insipidus, penggunaan diuretic, dieresis pascaobstruktif. Gejala oliguria adalah haluaran urine menurun dibandingkan cairan yang masuk (biasanya kurang dari 400 ml dalam 24 jam). Penyebab= dehidrasi, gagal ginjal, ISK, peningkatan sekresi ADH, gagal jantung kongesif.

Upload: alminshad-k-ahbar

Post on 24-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

3 gejala perubahan perkemihan

TRANSCRIPT

Page 1: 3 gejala perubahan perkemihan

3. Gejala perubahan perkemihan

Gejala tertentu yang khusus terkait dengan perubahan perkemihan, dapat timbul dalam lebih dari satu jenis gangguan. Selama pengkajian, perawat menanyakan klien tentang gejala-gejala yang tertera di table 46-2. Perawat juga mengkaji pengetahuan klien mengenai kondisi atau faktor-faktor yang mempresipitasi atau memperburuk gejala tersebut.

Gejala umum pada perubahan perkemihan

Gelala urgensi adalah merasakan kebutuhan untuk segera berkemih penyebab= penuhnya kandungan kemih, iritasi atau radang kandung kemih akibat infeksi, sfingter uretra tidak kompoten, stres psikologis.

Gejala disuria adalah merasa nyeri atau sulit berkemih. Penyebab= peradangan kandung kemih, trauma atau inflamasi sfingter uretra.

Gejala frekuensi adalah berkemih dengan sering. Penyebab= peningkatan asupan cairan, radang pada kandung kemih, peningkatan tekanan pada kandung kemih (kehamilan, stres psikologis)

Gejala keraguan poliuria adalah sulit memulai berkemih. Mengeluarkan sejumlah besar urin. Penyebab= pembesaran prostat, ansietas, edema uretra. Asupan cairan berlebih, diabetes

melitus atau insipidus, penggunaan diuretic, dieresis pascaobstruktif.

Gejala oliguria adalah haluaran urine menurun dibandingkan cairan yang masuk (biasanya kurang dari 400 ml dalam 24 jam). Penyebab= dehidrasi, gagal ginjal, ISK, peningkatan sekresi ADH, gagal jantung kongesif.

Gejala nokturia adalah berkemih berlebihan atau sering pada malam hari. Penyebab= asupan cairan berlebihan sebelum tidur (terutama kopi alkohol), penyakit ginjal, proses penuaan.

Gejala dribbling (urine yang menetes) adalah kebocoran/rembes urine walaupun ada control terhadap pengeluaran urine. Penyebab= stress inkontinensia, overflow akibat ritensi urine.

Page 2: 3 gejala perubahan perkemihan

Gejala hematuria adalah terdapat darah dalam urine. Penyebab= neoplasma pada ginjal atau kandung kemih, penyakit glomerulus, infeksi pada ginjal atau kandung kemih, trauma pada struktur perkemihan, diskrasia darah.

Gejala retensi adalah akumulasi urinedi dalam kandung kemih disertai ketidakmampuan kandung kemih untuk benar-benar mengosongkan diri. Penyebab= obstruksi uretra, inflamasi pada kandung kemih, neurogenik, pembesaran prostat, setelah tindakan anestesi, efek samping obat-obatan (misalnya, antikolinergik, antisparnodik, antidepresan)

Gejala residu urine adalah volume urine yang tersisa setelah berkemih (volume 100 ml atau lebih).Penyebab= inflamasi atau iritasi mukosa kandung kemih akibat infeksi, kandung kemih

neurogenik, pembesaran prostat, trauma, atau inflamasi uretra.