3. bab 1 pendahuluan.doc

6
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini penggunaan Internet sangat berkembang dan memasuki aspek kehidupan mulai dari pekerjaan, pendidikan, informasi, interaksi sosial dan berbagai sektor kehidupan lainnya termasuk untuk sarana hiburan. Beragam fasilitas tersedia dari internet dan menyebabkan angka penggunaan yang tinggi di beberapa negara. Berdasarkan laporan World Internet Project didapatkan angka akses internet yang tinggi pada 5 negara dari 6 negara yang menjadi responden. Swedia melaporkan angka 87% dari total polulasi, Amerika Serikat 85%, Taiwan 64%, Polandia 63%, dan hanya Afrika Selatan yang melaporkan angka yang relatif rendah sebanyak 33%. (WIP, 2013) Sedangkan pada laporan World Internet Project yang dipublikasikan dalam Reuters pada tahun 2008 terhadap remaja, penggunaan internet mencapai angka

Upload: rizky-erizka

Post on 09-Jul-2016

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fdgzdfg

TRANSCRIPT

Page 1: 3. BAB 1 Pendahuluan.doc

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini penggunaan Internet sangat berkembang dan memasuki aspek

kehidupan mulai dari pekerjaan, pendidikan, informasi, interaksi sosial dan

berbagai sektor kehidupan lainnya termasuk untuk sarana hiburan. Beragam

fasilitas tersedia dari internet dan menyebabkan angka penggunaan yang tinggi di

beberapa negara. Berdasarkan laporan World Internet Project didapatkan angka

akses internet yang tinggi pada 5 negara dari 6 negara yang menjadi responden.

Swedia melaporkan angka 87% dari total polulasi, Amerika Serikat 85%, Taiwan

64%, Polandia 63%, dan hanya Afrika Selatan yang melaporkan angka yang

relatif rendah sebanyak 33%. (WIP, 2013)

Sedangkan pada laporan World Internet Project yang dipublikasikan

dalam Reuters pada tahun 2008 terhadap remaja, penggunaan internet mencapai

angka 100% di Inggris, 88% di Amerika Serikat, 95% di Kanada, dan lebih dari

70% di Singapura (Ayas dan Harzum, 2013)

Secara umum penggunaan Internet dapat memberikan dampak positif

terhadap masyarakat. Namun dengan terlalu banyaknya informas informasi yang

beredar dapat memicu seseorang untuk menggunakan Internet lebih lama, mulai

dari penggunaan yang wajar untuk pekerjaan, pendidikan dan lainnya hingga ke

aspek negatif seperti cybercrime, cyberporn, dan game online yang berlebihan

yang menyebabkan peningkatan durasi penggunaan dan menimbulkan berbagai

Page 2: 3. BAB 1 Pendahuluan.doc

masalah yang kemudian dikenal dengan istilah Internet Addiction. (Soetjipto,

2005)

Internet Addiction sendiri dapat dikategorikan sebagai salah satu

bentuk Behavioral Addiction (kecanduan terkait perilaku) sehingga untuk

menjelaskannya dapat digunakan defenisi Behavioral Addiction.

Behavioral addiction merupakan bentuk gangguan perilaku yang tidak

hanya terkait dengan perilaku yang pada dasarnya merupakan pemenuhan

kebutuhan namun tidak bisa di kontrol, tapi juga terkait dengan perilaku yang

tidak berhubungan dengan kebutuhan namun dapat menyedot waktu yang

seharusnya bisa dugunakan untuk kegiatan yang produktif. (Sussman, et al, 2013)

Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Internet Addiction

merupakan suatu kondisi perilaku dimana penderita tidak mampu mengontrol

keinginan untuk menggunakan internet secara berlebihan yang seharusnya waktu

tersebut dapat digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif.

Dengan demikian, Internet Addiction berpotensi mengganggu ke

berbagai aspek, termasuk pendidikan. Sebuah penelitian di Alfred University,

Amerika Serikat, terhadap mahasiswa mereka yang memiliki prestasi akademik

bagus namun mengalami kemunduran, 43% dari mereka terkait dengan

penggunaan internet hingga larut malam. (Brady, 1997).

Sebagian besar sarana pendidikan telah mengintegrasikan fasilitas

internet dalam proses belajar mereka, mulai dari penyediaan jaringan internet

hingga metode pendidikan yang memanfaatkan internet. Namun, sebuah survey

menunjukkan bahwa 86% responden yang terdiri dari staff, tenaga pengajar dan

2

Page 3: 3. BAB 1 Pendahuluan.doc

lainnya menyatakan bahwa penggunaan Internet tidak meningkatkan performa

akademik dari pelajar mereka (Barber dalam Young, 1999). Hal ini disebabkan

adanya berbagai informasi dan fasilitas yang disediakan internet sehingga banyak

gangguan yang mengalihkan perhatian dari tujuan belajar. 58% pelajar dilaporkan

mengalami penurunan dalam kebiasaan belajar, penurunan performa akademik,

dan tidak masuk kelas karena penggunaan Internet (Young, 1996)

Penelitian lain di Turki menyebutkan bahwa tingkat keparahan Internet

Addiction sebanding dengan perburukan prestasi akademis, dimana semakin parah

tingkat kecanduan seseorang pada internet, semakin memburuk prestasi

akademiknya (Gencer dan Koc, 2012)

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara kejadian Internet Addiction dengan prestasi belajar

pada mahasiswa FK Unand?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara Internet Addiction dengan prestasi belajar

pada mahasiswa FK Unand

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui angka kejadian Internet Addiction pada mahasiswa FK

Unand berdasarkan jenis kelamin.

3

Page 4: 3. BAB 1 Pendahuluan.doc

2) Mengetahui angka kejadian Internet Addiction berdasarkan klasifikasi

Internet Addiction

3) Mengetahui angka kejadian Internet Addiction berdasarkan metode

yang digunakan untuk mengakses Internet.

4) Mengidentifikasi hal hal yang dapat menghentikan aktifitas dengan

internet bagi mahasiswa yang mengalami Internet Addiction.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Aspek teoritis

Memberikan dasar informasi ilmiah tentang hubungan antara Internet

Addiction dengan Prestasi Belajar.

1.4.2 Aspek aplikatif

a. Menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan terkait masalah

akademik bagi mahasiswa FK Unand.

b. Menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

4