3. analisis tegangan
TRANSCRIPT
1
ANALISIS TEGANGAN
1
Mengapa mempelajari tegangan?
• Pada massa batuan terdapat kondisi tegangan awal yang harus dimengerti, baik secara langsung maupun sebagai kondisi tegangan yang diterapkan pada analisis dan desain.
• Selama dilakukan penggalian pada massa batuan kondisi tegangan akan berubah secara dramatik karena batuan yang tadinya mengalami tegangan telah digali sehingga tegangan akan diredistribusikan.
• Tegangan merupakan besaran tensor dan tensor tidak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
2
2
Skalar, Vektor, dan Tensor
• Skalar merupakan besaran yang hanya memiliki besar (contoh: suhu, waktu, massa).
• Vektor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah (contoh: gaya, kecepatan, percepatan)
• Tensor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah serta bergantung kepada bidang tempat bekerjanya (contoh: tegangan, regangan, permeabilitas).
3
Definisi Tegangan
• Untuk setiap arah OP melalui Odapat dianggap bahwa benda dapat dipotong melalui suatu bidang kecil δδδδA melalui O dan normal terhadap OP.
• Permukaan pada sisi P disebut sisi positif, sedangkan pada sisi lainnya disebut sisi negatif.
4
Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah titik O dalam suatu
benda dapat diterangkan sebagai berikut
3
Definisi Tegangan (Lanjutan)
• Efek dari gaya-gaya internal di dalam benda adalah sama dengan gaya δδδδF yang dialami benda pada sisi positif. Juga akan terdapat kopel yang dapat dibaikan karena δδδδAdianggap sangat kecil.
• Nilai limit dari rasio δδδδF/δδδδAdengan δδδδA mendekati nol adalah vektor teganganpada titik O yang bekerja pada bidang dengan normal pada arah OP.
5
Definisi Tegangan (Lanjutan)
• Vektor tegangan ini adalah vektor pOP yang didefinisikan sebagai:
A
Fp
δ
δ=
→δ 0AOP lim
6
4
Konvensi Tanda
• Gaya-gaya yang dianggap positif adalah gaya-gaya tekan, yaitu yang berarah seperti yang ditunjukkan
oleh δδδδF.
• Hal ini berlawanan dengan konvensi yang digunakan dalam teori elastisitas dan mekanika kontinu.
7
Konvensi Tanda (Lanjutan)
• Dalam mekanika batuan, akan lebih memudahkan untuk menggunakan tegangan tekan bertanda positifkarena:
– Kondisi tegangan (tegangan in situ akibat overburden, tekanan pemampatan dalam peralatan-peralatan, dan tekanan fluida di dalam pori) selalu berupa tegangan tekan.
– Konvensi ini digunakan juga di dalam mekanika tanah dan geologi struktur.
– Banyak problem dalam mekanika batuan menyangkut gesekan pada permukaan dan dalam kasus ini tegangan normal pada permukaan adalah postif.
8
5
Konvensi Tanda (Lanjutan)
• Perhatikan sebuah kubus dengan sisi paralel dengan sumbu x, y, dan z.
• Tegangan-tegangan yang bekerja pada sisi kubus dapat dinyatakan dengan:
– Tiga tegangan normal σxx, σyy, dan σzz
– Enam tegangan geser τxy, τyx, τyz, τzy, τzx, dan τxz
9
Konvensi Tanda (Lanjutan)
• Arti subscript pada tegangan:
– Subscript pertama menunjukkan arah dari normal bidangdimana tegangan tersebut bekerja.
– Subscript kedua menunjukkan arah dari tegangantersebut.
• Catatan: Untuk tegangan normal, kadang-kadang hanya digunakan satu subscript.
• Sebagai syarat kesetimbangan rotasional, maka semua gaya yang bekerja pada sisi kubus harus setimbang, sehingga: τxy = τyx, τyz = τzy, dan τzx = τxz
10
6
Konvensi Tanda (Lanjutan)
• Konvensi tanda untuk komponen tegangan dapat didasarkan pada normal kedalam(inward normal) yaitu normal dari muka kubus yang berarah ke pusat kubus.
• Tegangan yang searah dengan normal kedalam adalah positif.
11
Konvensi Tanda (Lanjutan)
• Pada muka horisontal bagian atas yang paralel dengan bidang x-y, normal kedalam berarah ke arah sumbu z negatif.
• Tegangan normal σσσσzzyang bekerja pada muka ini searah dengan arah normal kedalam, sehingga dianggap positif.
12
7
Konvensi Tanda (Lanjutan)
• +ττττzx dan +ττττzy bekerja pada arah negatif sumbu x dan y.
• Semua tegangan pada muka yang terlihat pada gambar di samping adalah positif.
• Pada muka bagian bawah, normal kedalam berarah ke arah sumbu z positif, sehingga +σσσσzzberarah yang sama.
13
Tegangan Dalam Dua Dimensi
• Perhatikan sebuah elemen
bujursangkar dengan sisi
yang sangat kecil pada
bidang x-y dan tebal t.
• Elemen ini mengalami
tegangan normal σx, σy
dan tegangan geser τxy =
τyx.
14
8
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
• Akan ditentukan tegangan normal dan tegangan geser yang bekerja pada sebuah bidang yang normalnya membentuk sudut θθθθ terhadap sumbu xdimana σx bekerja.
• Perlu digunakan prinsip kesetimbangan gaya dalam sebuah segitiga yang sangat kecil dengan tebal t.
15
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
• Panjang sisi segitiga:– AB = a
– OA = a sin θ
– OB = a cos θ
• Untuk memenuhi kondisi kesetimbangan, seluruh gaya yang bekerja pada arah σdan τ dalam keadaan setimbang.
16
9
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
( )
( )
2θ sin cosθ sinθ 2
1θsin θcos
cos2θ12
1θins
cos2θ12
1θcos
22
2
2
=
=+
−=
+=
17
ΣFσ = 0
σ at = σx cosθ a cosθ t + τxy sinθ a cosθ t
+ σy sinθ a sinθ t + τyx cosθ a sinθ t
σ = σx cos2θ + σy sin2θ + 2τxy sinθ cosθ
Dari trigonometri:
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
( ) ( )
sin2θcos2θ2
σσ
2
σσσ
sin2θ2
cos2θσ
2
σ
2
cos2θσ
2
σσ
cos2θ12
σsin2θcos2θ1
2
σσ
xy
yxyx
xy
yyxx
y
xyx
τ+
−+
+=
τ+−++=
−+τ++=
18
10
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
θ2oscθsin θcos
2θ sin2
1 cosθ sinθ
22 =−
=
19
ΣFτ = 0
τ at = -σx sinθ a cosθ t + τxy cosθ a cosθ t
+ σy cosθ a sinθ t - τyx sinθ a sinθ t
τ = (σy-σx)sinθcosθ + τxy(cos2θ-sin2q)
Dari trigonometri:
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
cos2θsin2θ2
σσ
cos2θsin2θ2
σσ
xy
yx
xy
xy
τ+
−−=τ
τ+
−=τ
20
11
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
sin2θcos2θ2
σσ
2
σσσ xy
yxyxτ+
−+
+=
cos2θsin2θ2
σσ
xy
yxτ+
−−=τ
21
Persamaan – persamaan :
Memungkinkan kita untuk menentukan tegangan normalσσσσ dan tegangan geser ττττ pada setiap bidang yang
didefinisikan oleh θθθθ untuk setiap kombinasi nilai σσσσx, σσσσy,
dan ττττxy.
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
• Persamaan-persamaan yang diturunkan untuk σ dan τdapat juga dilihat sebagai persamaan untuk
menghitung σx’ dan τx’y’ pada sebuah sistem sumbu O,x’,y’ yang merupakan hasil rotasi sumbu O,x,y sebesar θ.
• Tegangan σy’ dapat dihitung dengan mengganti θ dengan θ+90O
22
12
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
23
Sehingga persamaan-persamaan untuk perubahan sumbu
menjadi:
σx’ = σxcos2θ + 2τxysinθcosθ + σysin2θ
σy’ = σxcos2(θ+90O) + 2τxysin(θ+90O)cos(θ+90O) + σysin2(θ+90O)
σy’ = σxsin2θ – 2τxysinθcosθ + σycos2θ
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
24
Dengan menjumlahkan
σx’ = σxcos2θ + 2τxysinθcosθ + σysin2θ dan
σy’ = σxsin2θ – 2τxysinθcosθ + σycos2θ
diperoleh
σx’ + σy’ = σx(cos2θ+sin2θ) + σy(cos2θ+sin2θ)
σx’ + σy’ = σx + σy
Jadi, hasil penjumlahan komponen-komponen tegangannormal yang saling tegak lurus adalah konstan atau
invariant dengan perputaran sumbu. Ini merupakan
sifat skalar dari tegangan dalam dua dimensi.
13
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
( ) cos2θsin2θ 2
1xyyx'y'x τ+σ−σ−=τ
25
Ekspresi untuk tegangan geser tidak berubah:
• Arah-arah dimana τ=0 disebut sumbu-sumbu utama(principal axes) dan komponen-komponen tegangan
pada arah ini disebut tegangan-tegangan utama(principal stresses) dan dinotasikan dengan σσσσ1 dan σσσσ3.
• Akan terdapat satu nilai θ untuk mana tegangan geser
tidak ada (τ=0).
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
yx
xy
yx
xy
xyyx
xyyx
xyyx
σσ
22tan
σσ
2
cos2θ
sin2θ
cos2θsin2θ2
σσ
cos2θsin2θ2
σσ0
cos2θsin2θ2
σσ
−
τ=θ
−
τ=
τ=
−
τ+
−−=
τ+
−−=τ
26
14
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
• Sudut 2θ merupakan sudut dari sumbu x yang menunjukkan arah tegangan-tegangan utama σ1dan σ3.
• Karena tan 2θ = tan (2θ+180O) maka– Sudut θ merupakan arah σ1
– Sudut θ+90 merupakan arah σ3.
• Setelah sudut θ diperoleh, σ1 dan σ3 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan untuk menghitung σ di depan.
27
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
( ) ( )
( ) ( ) 2xy
2yxyx3
2xy
2yxyx1
4
1
2
1
4
1
2
1
τ+σ−σ−σ+σ=σ
τ+σ−σ+σ+σ=σ
28
Tunjukkan bahwa σ1 dan σ3 dapat dinyatakan sebagai:
15
Lingkaran Mohr
29
cos2θsin2θ 2
σσ
sin2θcos2θ 2
σσ
2
σσσ
xy
yx
xy
yxyx
τ+
−−=τ
τ+
−+
+=
Lihat kembali persamaan untuk menghitung σ dan τ
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
30
cos2θsin2θ 2
σσ
sin2θcos2θ 2
σσ
2
σσ σ
xy
yx
xy
yxyx
τ+
−−=τ
τ+
−=
+−
Kedua persamaan tersebut dapat ditulis kembali dengan menempatkan
semua 2θ di sebelah kanan
16
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
31
θ2sin
2cos2sin2
σσ2
2θcos2
σσ
2
σσ σ
sin2θcos2θ2
σσ
2
σσ σ
22xy
xyyx
22
yx2
yx
2
xyyx
2yx
τ+
θθτ
−+
−=
+−
τ+
−=
+−
Pengkuadratan persamaan yang mengandung σ menghasilkan:
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
2θcos
θ2cosθ2sin2
σσ2
θ2sin2
σσ
cos2θsin2θ2
σσ
22xy
xyyx
22
yx2
2
xyyx2
τ+
τ
−−
−=τ
τ+
−−=τ
32
Pengkuadratan persamaan yang mengandung τ menghasilkan:
17
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
2xy
2yx2
2yx
2
σσ
2
σσσ τ+
−=τ+
+−
33
Penjumlahan kedua persamaan hasil pengkuadratan menghasilkan:
Persamaan apa yang mempunyai bentuk seperti ini?
PERSAMAAN LINGKARAN
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
( ) ( ) 222Rbyax =−+−
34
Persamaan umum lingkaran berbentuk:
18
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
2xy
2yx2
2yx
2
σσ
2
σσσ τ+
−=τ+
+−
2xy
2yx
yx
2
σσ :jari-Jari
,02
σσ :pusat Titik
σ, sumbu Sistem
τ+
−
+
τ
35
Persamaan :
adalah Persamaan Lingkaran dengan:
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
36
19
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
• Untuk memplot tegangan geser pada Lingkaran Mohr, digunakan konvensi tanda positif dan negatif yang hanya valid untuk keperluan presentasi grafis.
• Tegangan geser diplot positif jika tegangan tersebut akan memutar elemen berlawanandengan arah putaran jarum jam.
• Tegangan geser diplot negatif jika tegangan tersebut akan memutar elemen searah dengan arah putaran jarum jam.
37
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
38
+
++
+
+
+
-
-
20
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
39
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
• Lingkaran Mohr merupakan metode grafis
sederhana dan cepat yang dapat digunakan
untuk:
– Menentukan besar tegangan normal dan tegangan
geser pada bidang tertentu.
– Menentukan besar dan arah tegangan-tegangan
utama.
40
21
Latihan 1
• Tentukan tegangan normal dan
tegangan geser (ke arah
mana?) yang bekerja pada
Bidang C
• Tentukan besar dan arah
tegangan utama mayor (σ1)
dan tegangan utama minor
(σ3)
41
Latihan 1 (Lanjutan)
42
22
Latihan 1 (Lanjutan)
43
Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 30O counter clockwise dari arah bekerjanya σσσσx (sumbu x)
ATAU
Bersudut 30O counter clockwise dari bidang tempat σσσσx bekerja (Bidang A)
PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN COUNTER CLOCKWISE 2 x 30O = 60O
Latihan 1 (Lanjutan)
44
Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 60O clockwise dari arah bekerjanya σσσσy (sumbu y)
ATAU
Bersudut 60O clockwise dari bidang tempat σσσσy bekerja (Bidang B)
PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN CLOCKWISE 2 x 60O = 120O
23
Latihan 1 (Lanjutan)
• Jadi secara grafis:
σ = 23.2 MPa
τ = 3.9 MPa
• Dengan menggunakan persamaan-persamaan terdahulu:
cos2θsin2θ 2
σσ
sin2θcos2θ 2
σσ
2
σσσ
xy
yx
xy
yxyx
τ+
−−=τ
τ+
−+
+=
45
Latihan 1 (Lanjutan)
MPa 23.1965.196414σ
sin60 6cos60 2
622
2
622σ
sin2θcos2θ2
σσ
2
σσσ
0O
xyyxyx
=++=
+
−+
+=
τ+
−+
+=
MPa 3.92836.928
cos60 6sin60 2
622
cos2θsin2θ2
σσ
OO
xyyx
−=+−=τ
+
−−=τ
τ+
−−=τ
46
24
Latihan 1 (Lanjutan)
47
Secara grafis:
σ = 23.2 MPa
τ = 3.9 MPa
Dengan rumus:
σ = 23.196 MPa
τ = -3.928 MPa
OK
OK?
Latihan 1 (Lanjutan)
48
σσσσ1 = 24 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 18.5O counter clockwise
dari arah bekerjanya σσσσx (sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 18.5O counter clockwise dari bidang
tempat bekerjanya σσσσx (Bidang A)
25
Latihan 1 (Lanjutan)
49
σσσσ3 = 4 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 108.5O counter clockwise
dari arah bekerjanya σσσσx (sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 108.5O counter clockwise dari bidang
tempat bekerjanya σσσσx (Bidang A)
Latihan 1 (Lanjutan)
• Dengan menggunakan persamaan-persamaan
terdahulu:
( ) ( )
( ) ( ) 2xy
2yxyx3
2xy
2yxyx1
4
1
2
1
4
1
2
1
τ+σ−σ−σ+σ=σ
τ+σ−σ+σ+σ=σ
50
26
Latihan 1 (Lanjutan)
( ) ( )
( ) ( )
MPa 4
MPa 24
10 14
66224
1 622
2
1
4
1
2
1
3
1
3,1
223,1
2xy
2yxyx3,1
=σ
=σ
±=σ
+−±+=σ
τ+σ−σ±σ+σ=σ
51
Latihan 1 (Lanjutan)
( ) O2
OO2
O1
O1
1
1
yx
xy1
43.108 87.361802
43.1887.362
16
12tan2
622
)6(2tan2
σσ
2tan2
=θ⇒+=θ
=θ⇒=θ
=θ
−=θ
−
τ=θ
−
−
−
52
27
Latihan 1 (Lanjutan)
O23
O11
5.108 MPa 4
5.18MPa 24
:grafis Secara
=θ⇒=σ
=θ⇒=σ
O23
O11
43.108 MPa 4
43.18MPa 24
:rumus Dari
=θ⇒=σ
=θ⇒=σ
53
OK
OK
Latihan 1 (Lanjutan)
54
28
Tegangan dalam 3 Dimensi
• Tegangan-tegangan yang bekerja pada sisi kubus dapat dinyatakan dengan:
– Tiga tegangan normal σxx, σyy, dan
σzz
– Enam tegangan geser τxy, τyx, τyz, τzy, τzx, dan τxz
• Sebagai syarat kesetimbangan
rotasional : τxy = τyx, τyz = τzy, dan τzx
= τxz
• Tegangan-tegangan yang bekerja cukup dinyatakan dengan enam komponen
55
Tegangan dalam 3 Dimensi (Lanjutan)
• Jadi, kondisi tegangan pada sebuah titik dapat
dinyatakan dengan matriks tegangan [σσσσ],
sebagai berikut:
[ ]
σττ
τστ
ττσ
=
zyzzx
yzyxy
zxxyx
σ
56
29
Transformasi Tegangan
• Sumbu-sumbu referensi untuk penentuan kondisi tegangan dapat dilakukan secara bebas.
• Sistem sumbu asal (x,y,z)
• Sistem sumbu baru (l,m,n)
• Orientasi dari sumbu tertentu, relatif terhadap sumbu-sumbu asal didefinsikan oleh sebuah vektor barisdari cosinus arah.
• Cosinus arah adalah proyeksi dari vektor satuan yang paralel dengan salah satu sumbu baru (l, m, atau n) pada salah satu sumbu lama (x, y, atau z).
57
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Cosinus arah sumbu l: lx = cos αl, ly = cos βl, lz = cos γl
58
30
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Cosinus arah sumbu m: mx = cos αm, my = cos βm, mz = cos γm
59
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Cosinus arah sumbu n: nx = cos αn, ny = cos βn, nz = cos γn
60
31
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Tetrahedron OABC adalah bagian
dari kubus yang digunakan untuk
menentukan kondisi tegangan
sebelum ini.
• Untuk kesetimbangan, material
yang dihilangkan digantikan oleh
gaya penyeimbang sebesar t per
unit luas yang bekerja pada ABC.
• Normal bidang ABC, yaitu OP
mempunyai cosinus arah (λx, λy,
dan λz).
61
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Jika luas ABC adalah A, maka
proyeksi ABC pada bidang-bidang
dengan normal sumbu-sumbu x,
y, dan z adalah:
– OAC = Ax = Aλx
– OAB = Ay = Aλy
– OBC = Az = Aλz
• Anggap komponen-komponen
vektor traksi t adalah tx, ty, tz.
62
32
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Syarat kesetimbangan gaya pada
arah x akan menghasilkan:
txA – σxAx – τxyAy – τzxAz = 0
txA – σxAλx – τxyAλy – τzxAλz = 0
atau
tx = σxλx + τxyλy + τzxλz
• Dengan menggunakan syarat
kesetimbangan gaya pada arah y
dan z, diperoleh:
63
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Dengan melakukan hal yang sama
untuk sumbu-sumbu l, m, dan n
diperoleh:
[ ] [ ][ ]λ=
λ
λ
λ
σττ
τστ
ττσ
=
σt
atau
t
t
t
z
y
x
zyzzx
yzyxy
zxxyx
z
y
x
64
33
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• [t], [t*], [l], dan [l*] adalah vektor-
vektor yang dinyatakan relatif
terhadap sistem koordinat x,y,z dan
l,m,n.
[ ] [ ][ ]* *σ*t
atau
t
t
t
n
m
l
nmnnl
mnmlm
nllml
n
m
l
λ=
λ
λ
λ
σττ
τστ
ττσ
=
65
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Dari dasar-dasar analisis vektor (MA2132):
Suatu vektor [v] ditransformasikan dari satu sistem sumbu x,y,z ke sistem
sumbu l,m,n melalui persamaan transformasi:
[ ] [ ][ ]v R*v
atau
v
v
v
nnn
mmm
lll
v
v
v
z
y
x
zyx
zyx
yxx
n
m
l
=
=
66
34
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Matriks [R] adalah matriks rotasi yang baris-barisnya dibentuk oleh vektor
baris cosinus arah dari sumbu baru terhadap sumbu asal.
• Sifat khas matriks [R] adalah bahwa invers-nya sama dengan transpose-nya,
atau:
[ ] [ ]T1 RR =−
67
• Kembali ke persamaan-persamaan yang menghubungkan [t] dan [t*]
serta [λλλλ] dan [λλλλ*]:
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
[ ] [ ][ ] [ ] [ ] [ ]
[ ] [ ][ ] [ ] [ ] [ ]
[ ] [ ][ ] [ ][ ][ ] [ ][ ][ ] [ ]
[ ] [ ][ ]
[ ] [ ][ ][ ]:diperluas yangbentuk dalam atau
R σ R*σ
maka
* *σ*t
karena
* R σ R σ Rt R*t
sehingga
* R R*
dan
*t Rtt R*t
T
T
T
T
=
λ=
λ=λ==
λ=λ⇒λ=λ
=⇒=
68
35
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
ττ
ττ
ττ
=
ττ
ττ
ττ
zzz
yyy
xxx
zyzzx
yzyxy
zxxyx
zyx
zyx
zyx
nmnnl
mnmlm
nllml
nml
nml
nml
σ
σ
σ
nnn
mmm
lll
σ
σ
σ
69
Jadi, dengan melakukan perkalian matriks pada ruas kanan
persamaan di atas, maka komponen-komponen tegangan
akibat perputaran sumbu-sumbu dapat ditentukan
Tegangan Utama
• Seperti telah diuraikan sebelumnya, bidang utama (principal plane)
adalah bidang dimana tidak terdapat tegangan geser.
• Pada bidang ini hanya bekerja tegangan normal yang merupakan tegangan
utama (principal stress), sedangkan normal dari bidang tersebut
merupakan arah dari sumbu utama (principal axis).
• Karena terdapat tiga acuan arah yang harus diperhitungkan, akan terdapat
juga tiga sumbu utama.
• Jadi, ada tiga tegangan utama dan tiga sumbu utama yang harus
ditentukan untuk menggambarkan kondisi tegangan di sebuah titik.
70
36
Tegangan Utama (Lanjutan)
• Misalkan bahwa bidang ABC pada pembahasan terdahulu mempunyai
orientasi sedemikian rupa sehingga resultan tegangan yang bekerja
padanya hanya tegangan normal σp.
• Komponen-komponen traksi pada bidang ABC adalah:
λ
λ
λ
=
z
y
x
p
z
y
x
σ
t
t
t
λ
λ
λ
σττ
τστ
ττσ
=
z
y
x
zyzzx
yzyxy
zxxyx
z
y
x
t
t
t
71
• Pada pembahasan terdahulu komponen-komponen traksi dapat
dihubungkan juga dengan kondisi tegangan dan orientasi bidang:
Tegangan Utama (Lanjutan)
• Dengan mengurangkan kedua persamaan di atas, diperoleh:
[ ]0
σσ
σσ
σσ
z
y
x
pzyzzx
yzpyxy
zxxypx
=
λ
λ
λ
−ττ
τ−τ
ττ−
72
• Persamaan matriks ini menunjukkan satu set dari tiga persamaan
simultan yang homogen dalam λx, λy, dan λz.
• Persamaan di atas akan mempunyai solusi non-trivial jika
determinan dari matriks koefisien = 0, yang menghasilkan
persamaan pangkat tiga:
37
Tegangan Utama (Lanjutan)
( )( )2
xyz2zxy
2yzxzxyzxyzyx3
2zx
2yz
2xyxzzyyx2
zyx1
3p22p1
3p
σσσ2σσσI
σσσσσσI
σσσI
dimana
0IσIσIσ
τ+τ+τ−τττ+=
τ+τ+τ−++=
++=
=−+−
73
I1 = Invariant tegangan (Stress invariant) pertama
I2 = Invariant tegangan (Stress invariant) kedua
I3 = Invariant tegangan (Stress invariant) ketiga
Tegangan Utama (Lanjutan)
• Solusi dari persamaan
0IσIσIσ 3p22p1
3p =−+−
74
adalah tiga tegangan utama, dengan urutan dari yang terbesar ke
terkecil sebagai berikut:
σ1 = Tegangan utama mayor (Major principal stress)
σ2 = Tegangan utama tengah (Intermediate principal stress)
σ3 = Tegangan utama minor (Minor principal stress)
38
Tegangan Utama (Lanjutan)
Setiap tegangan utama akan berhubungan dengan sumbu utama, yang
cosinus arahnya (λx,λy,λz) dapat dicari langsung dari persamaan matriks:
12z
2y
2x =λ+λ+λ
[ ]0
σσ
σσ
σσ
z
y
x
pzyzzx
yzpyxy
zxxypx
=
λ
λ
λ
−ττ
τ−τ
ττ−
75
dan sifat dasar dari cosinus arah, yaitu:
Tegangan Utama (Lanjutan)
Brady & Brown (1993) mengusulkan bahwa untuk setiap tegangan utama
σi (i =1,2,3), cosinus arahnya adalah:
( )
( )
( ) 21222zi
21222yi
21222xi
CBAC
CBAB
CBAA
++=λ
++=λ
++=λ
76
dengan A, B, dan C adalah:
39
Tegangan Utama (Lanjutan)
yzzx
iyxy
izzx
yzxy
izyz
yziy
σσC
σσ B
σσ
σσA
ττ
−τ=
−τ
ττ−=
−τ
τ−=
77
Tegangan Utama (Lanjutan)
• Prosedur untuk menghitung tegangan-tegangan utama dan orientasi dari sumbu utama secara sederhana adalah penentuan nilai-nilai eigen(eigenvalues) dari matriks tegangan dan vektor eigen (eigenvector) dari setiap nilai eigen (Ingat: MA2132)
• Karena ketiga sumbu utama saling tegak lurus, maka hasil perkalian skalar(dot product) dari vektor cosinus arahnya sama dengan nol:
0
0
0
1z3z1y3y1x3x
3z2z3y2y3x2x
2z1z2y1y2x1x
=λλ+λλ+λλ
=λλ+λλ+λλ
=λλ+λλ+λλ
78
40
Tegangan Utama (Lanjutan)
• Karena penjumlahan komponen tegangan normal yang saling tegak lurus
bersifat invariant (ingat materi terdahulu), maka:
zyx321 σσσσσσ ++=++
79
• Kedua hal ini dapat digunakan untuk memeriksa hasil perhitungan
besar dan arah tegangan utama
Latihan 2
σx = 7.825 MPa
σy = 6.308 MPa
σz = 7.866 MPa
τxy = 1.422 MPa
τyz = 0.012 MPa
τzx = -1.857 MPa
80
Tentukan besar dan arah tegangan-tegangan utama pada
suatu titik jika keenam komponen tegangan pada titik
tersebut adalah
41
Latihan 2 (Lanjutan)
( )( ) MPa 0.350σσσ2σσσI
MPa 0.155σσσσσσI
MPa 0.22σσσI
2xyz
2zxy
2yzxzxyzxyzyx3
2zx
2yz
2xyxzzyyx2
zyx1
=τ+τ+τ−τττ+=
=τ+τ+τ−++=
=++=
00.350σ 0.155σ 0.22σ p2p
3p =−+−
MPa 0.5σ
MPa 0.7σ
MPa 0.01σ
3
2
1
=
=
=
81
sehingga persamaan pangkat tiga untuk menghitung tegangan utama
menjadi:
yang menghasilkan:
Latihan 2 (Lanjutan)
38.7012.0857.1
692.3422.1
012.0857.1
0.10308.6422.1σσC
012.3134.2857.1
012.0422.1
0.10866.7857.1
012.0422.1
σσ B
857.7134.2012.0
012.0682.3
0.10866.7012.0
012.00.10308.6
σσ
σσA
yzzx
1yxy
1zzx
yzxy
1zyz
yz1y
−=−
−=
−
−=
ττ
−τ=
=−−
−=−−
−=−τ
ττ−=
=−
−=
−
−=
−τ
τ−=
82
Mencari cosinus arah σ1:
42
Latihan 2 (Lanjutan)
1.0000(-0.6307)(0.2778))7246.0( 2222z1
2y1
2x1 =++=λ+λ+λ
( )
( )
( ) )129.1 (cos 6307.0843.10839.6CBAC
)73.9 (cos 2778.0843.10012.3CBAB
)43.6 (cos 7246.0843.10857.7CBAA
0212221z
0212221y
0212221x
−=−=++=λ
==++=λ
==++=λ
83
Periksa:
Latihan 2 (Lanjutan)
268.1012.0857.1
692.0422.1
012.0857.1
0.7308.6422.1σσC
254.1866.0857.1
012.0422.1
0.7866.7857.1
012.0422.1
σσ B
599.0866.0012.0
012.0692.0
0.7866.7012.0
012.00.7308.6
σσ
σσA
yzzx
2yxy
2zzx
yzxy
2zyz
yz2y
−=−
−=
−
−=
ττ
−τ=
−=−
−=−−
−=−τ
ττ−=
−=−
=−
−=
−τ
τ−=
84
Mencari cosinus arah σ2:
43
Latihan 2 (Lanjutan)
0.9999(-0.6740)(-0.6664))3186.0( 2222z2
2y2
2x2 =++−=λ+λ+λ
( )
( )
( ) )132.4 (cos 6740.0881.1268.1CBAC
)131.8 (cos 6664.0881.1254.1CBAB
)108.6 (cos 3186.0881.1599.0CBAA
0212222z
0212222y
0212222x
−=−=++=λ
−=−=++=λ
−=−=++=λ
85
Periksa:
Latihan 2 (Lanjutan)
446.2012.0857.1
308.1422.1
012.0857.1
0.5308.6422.1σσC
098.4866.2857.1
012.0422.1
0.5866.7857.1
012.0422.1
σσ B
749.3866.2012.0
012.0308.1
0.5866.7012.0
012.00.5308.6
σσ
σσA
yzzx
3yxy
3zzx
yzxy
3zyz
yz3y
=−
=−
−=
ττ
−τ=
−=−
−=−−
−=−τ
ττ−=
==−
−=
−τ
τ−=
86
Mencari cosinus arah σ3:
44
Latihan 2 (Lanjutan)
0.9999(0.4031)(-0.6752))6177.0( 2222z3
2y3
2x3 =++=λ+λ+λ
( )
( )
( ) )66.2 (cos 4031.0069.6446.2CBAC
)132.5 (cos 6752.0069.6098.4CBAB
)51.8 (cos 6177.0069.6749.3CBAA
0212223z
0212223y
0212223x
==++=λ
−=−=++=λ
==++=λ
87
Periksa:
Latihan 2 (Lanjutan)
0009.0
)6740.0)(6307.0()6664.0)(2778.0()3186.0)(7246.0(
2z1z2y1y2x1x
≈
=−−+−+−
=λλ+λλ+λλ
0018.0
)4031.0)(6740.0()6752.0)(6664.0()6177.0)(3186.0(
3z2z3y2y3x2x
≈−
=−+−−+−
=λλ+λλ+λλ
0006.0
)6307.0)(4301.0()2778.0)(6752.0()7246.0)(6177.0(
1z3z1y3y1x3x
≈
=−+−+
=λλ+λλ+λλ
88
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 1 terhadap sumbu utama 2
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 2 terhadap sumbu utama 3
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 3 terhadap sumbu utama 1
45
Latihan 2 (Lanjutan)
MPa 22.0
5.07.010.0
σσσ 321
=++
=++
MPa 21.999
866.7308.67.825
σσσ zyx
=++
=++
89
Periksa sifat invariant tegangan-tegangan utama