3. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard pada pt. pim aceh utara ...
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
ANALISA KINERJA PRODUKTIVITAS DENGAN METODE
BALANCED SCORECARD PADA PT. PUPUK ISKANDAR
MUDA (PIM) ACEH UTARA
Ir. BURHANUDDIN, AB
1., DEWIYANA, ST. MT
2., RYAN PRAMANDA
3
Dosen dan Mahasiswa Program Studi Teknik Industri
Universitas samudra Langsa
ABSTRACT
The Balanced Scorecard is one of the alternative performance measure that
aims to combine the size of financial and non financial performance. There are four
aspects is a financial perspective, customer perspective, internal business process
perspective, growth and learning perspective performance of PT. Pupuk Iskandar Muda
(PIM) of North Aceh.
The collected of data using primary and secondary data. The primary data
obtained from financial statement, employee data, customer data, manufacture based
fertilizer data and questionnaires from annual reports of PT. Pupuk Iskandar Muda
period in 2009, 2010, 2011.
The population is all customers and employees of PT. Pupuk Iskandar Muda,
while the samples taken, respectively, are 38 respondents to our customers and the
employee. Results of the questionnaire have been tested for validity and reliability using
SPSS version 16th application, to determine the level of customer satisfaction and
employee score using scale likert’s interval. and balanced scorecard formulation.
This study aimed to find out how the performance of PT. Pupuk Iskandar Muda
by using the Balanced Scorecard concept.
From this research it is known that the financial perspective of the value increased
cost effectiveness to achieve optimal profit is Score A. Consumer perspective can’t
increase market share is score C. Internal business perspective using completeness ratio
showed an increase effectiveness, efficiency and accuracy of transaction processing is
score A. Then, learning and growth perspective showed increased productivity of
employees, this will affect the increase in employee satisfaction levels to produce good
categories is score B.
Keywords: Balanced Scorecard, company achievement, financial perspective, customers
perspective, bussines internal perspective, learnings and growth perspective,
productivity.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengingat pupuk bersubsidi ini
merupakan tugas pemerintah dalam rangka
pelayanan publik tentunya harus mengacu
kepada prinsip tata kelola perusahaan yang
baik. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran
kinerja dari sisi internal PT. PIM agar dapat
mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan dari produktivitas produksi
pupuk serta sampai pendistribusian pupuk
subsidi tersebut.
PT. PIM belum mampu secara
objektif menilai beberapa perspektif yang
berhubungan kinerja di dalam perusahaan
dan di luar perusahaan. Saat ini PT. PIM
masih melihat kondisi perusahaannya
dengan metode Total Score agar
mengembangkan sumber daya pabriknya
agar lebih baik pada tiap tahunnya. Dalam
menyelesaikan masalah tersebut agar PT.
PIM mampu secara objektif dapat menilai
kinerja keseluruhan dapat dilakukan
pengukuran kinerja perusahaan dengan
metode Balanced Scorecard (BSC).
Instruksi Presiden Nomor:
87/Permentan/SR/.130/12/2011 dan
instruksi Gubernur Aceh Nomor:
2
521.34/89/2012 tentang Kebijakan
Kebutuhan Pupuk Bersubsidi
menginstruksikan Menteri dan Kepala
Lembaga Pemerintah Non Departemen
tertentu, serta Gubernur dan
Bupati/Walikota seluruh Indonesia untuk
melakukan upaya peningkatan pendapatan
petani, ketahanan pangan, pengembangan
ekonomi perdesaan dan stabilitas ekonomi
nasional. Secara khusus kepada PT. Pupuk
Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara
merupakan yang salah satu Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) besar di Indonesia
yang telah berdiri sejak tahun 1982.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
mengukur kinerja aspek-aspek seluruh
perspektif Balanced Scorecard di
perusahaan, agar diketahui bobot
kepentingan dari perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif bisnis
internal serta perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan dalam metode Balanced
Scorecard sehingga dapat diketahui
perspektif mana yang sebaiknya
diprioritaskan.
1.3 Batasan Masalah Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran kinerja perspektif
keuangan, internal bisnis
pembelajaran dan produksi pupuk
adalah data tahun 2009, 2010 dan
2011
2. Pengukuran data perspektif
pelanggan, dan karyawan
berdasarkan tahun 2012 sedang
berjalan.
3. Pengukuran inisiatif penelitian ini
dengan metode Balanced
Scorecard, suatu saran ditujukan
bagi PT. Pupuk Iskandar Muda
(PIM) Aceh Utara.
2 LANDASAN TEORI
2.1 Kinerja
Pengertian Kinerja adalah keberhasilan
personel, tim, atau unit organisasi dalam
mewujudkan sasaran strategik yang telah
ditetapkan sebelumnya dengan perilaku
yang diharapkan dengan penentuan secara
periodik efektifitas operasional organisasi,
bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya
(Mulyadi, 1997).
2.2 Tahap Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja dilaksanakan
dalam dua tahap utama yaitu tahap
persiapan dan tahap penilaian (Mulyadi,
2001:420).
a. Tahap persiapan terdiri dari tiga
tahap rinci yaitu:
1. Penentuan daerah
pertanggungjawaban dan
manajer yang bertanggung
jawab.
2. Penetapan kriteria yang dipakai
untuk mengukur kinerja.
3. Penilaian kinerja sesungguhnya.
b. Tahap penilaian terdiri dari tiga
tahap rinci yaitu:
1. Pembandingan kinerja
sesungguhnya dengan sasaran
yang telah ditetapkan
sebelumnya.
2. Penentuan penyebab timbulnya
penyimpangan kinerja
sesungguhnya dari yang
ditetapkan dalam standar.
3. Penegakan perilaku yang
diinginkan dan tindakan yang
digunakan untuk mencegah
perilaku yang tidak diinginkan.
2.3 Balanced Scorecard
Balanced Scorecard terdiri dari dua
kata yaitu Balanced dan Scorecard.
Scorecard artinya kartu skor, maksudnya
adalah kartu skor yang akan digunakan
untuk merencanakan skor yang diwujudkan
di masa yang akan datang, sedangkan
balanced artinya berimbang, maksudnya
adalah untuk menilai kinerja seseorang
dinilai secara berimbang dari dua perspektif
yaitu keuangan dan non keuangan, jangka
pendek dan jangka panjang, intern dan
eksteren (Mulyadi, 2005:1). Balanced
Scorecard merupakan pendekatan yang
3
menerjemahkan visi dan strategi perusahaan
ke dalam tujuan-tujuan dan pengukuran-
pengukuran yang dilihat dari empat
perspektif serta menerjemahkan visi unit
bisnis dan strateginya dan tolak ukur.
Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk
setiap 4 (empat) perspektif yaitu: perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
proses usaha dan perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan.
2.3 Model Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton (2000:8)
menggambarkan Balanced Scorecard
kedalam satu kotak utama dengan empat
tabel disekelilingnya sebagaimana terdapat
pada gambar berikut.
Kerangka kerja Balanced Scorecard
Sumber: Robert S. Kaplan and David P
Norton, 2000:8
Berdasarkan Gambar berikut konsep
Balanced Scorecard sebagai sistem
pengukuran kinerja yang memandang
perusahaan dari empat perspektif secara
komprehensif dan koheren yang
tergambarkan dalam suatu model lebih
mudah dipahami. Bahwa satu kotak utama
menggambarkan visi dan strategi
perusahaan, yang diterjemahkan kedalam
tujuan, ukuran kinerja, target dan inisiatif
dari masing-masing perspektif yang
tergambarkan dalam empat tabel
disekelilingnya. Model yang dikemukakan
oleh Kaplan dan Norton ini secara sepintas
terlihat lebih menekankan pada
keseimbangan konsep Balanced Scorecard.
2.4 Perspektif-Perspektif dalam
Balanced Scorecard Menurut Tunggal (2003) BSC
merupakan sistem manajemen strategi
(Strategic Based Responsibility Accounting
System) yang menjabarkan misi dan strategi
suatu organisasi kedalam tujuan operasional
dan tolak ukur kinerja yang mutlak dari
empat perspektif yang berbeda yaitu,
perpektif keuangan, proses bisnis internal,
pelanggan dan pembelajaran dan
pertumbuhan.
Kinerja Perspektif Keuangan
Dalam Balanced Scorecard kinerja
keuangan tetap menjadi perhatian, karena
ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar
dan konsekuensi ekonomi yang terjadi yang
disebabkan oleh keputusan dan ekonomi
yang diambil (Teuku Mirza, 1997:15).
Pengukuran kinerja keuangan menunjukkan
apakah perencanaan, implementasi dan
pelaksanaan dari strategi memberikan
perbaikan yang mendasar. Perbaikan-
perbaikan ini tercermin dari sasaran-sasaran
yang secara khusus berhubungan dengan
keuntungan yang terukur, penulis memilih
aspek Return On Asset (ROA), Return On
Investment (ROI), Profit Margin, Current
Ratio.
Mengukur kinerja perspektif
keuangan (Amin Widjaja:2009) yang paling
dominan pada setiap perusahaan adalah
tolak ukur ditinjau dari sudut pandang
keuangan berdasarkan atas konsekuensi
ekonomi sebagai berikut:
1) Return On Asset (ROA) = merupakan
rasio yang digunakan untuk mengetahui
gambaran tingkat laba yang dihasilkan
dengan jumlah Aset perusahaan, dengan
formulasi berikut:
ROA =Laba
Total Aset x 100 %
2) Return On Investment (ROI) merupakan
rasio yang digunakan untuk mengetahui
tingkat pengembalian investasi yang
dihasilkan perusahaan dalam jangka
4
waktu tertentu. Rumus untuk mencari
ROI adalah sebagai berikut:
ROI =Laba
Investasi x 100 %
3) Profit Margin merupakan salah satu
rasio rentabilitas yang menggambarkan
laba (rugi) bersih per penjualan yang
dihasilkan semakin tinggi nilai profit
margin berarti semakin baik, karena
dianggap kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba cukup tinggi. Rumus
untuk mencari profit margin adalah
sebagai berikut:
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = Laba Bersih
Penjualan x 100%
4) Current Ratio merupakan kemampuan
untuk membayar hutang yang segera
harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
Merupakan aset jangka pendek (aktiva
lancar) dibagi dengan hutang jangka
pendek (hutang lancar), dinyatakan
dalam persen dengan formulasi :
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜
=Aktiva Lancar
Hutang Lancar x 100%
Kinerja Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan,
Balanced Scorecard melihat aspek
pelanggan memainkan peranan penting
dalam kehidupan perusahaan. Sebuah
perusahaan yang tumbuh dan tegar dalam
persaingan tidak akan mungkin survive
apabila tidak didukung oleh pelanggan.
Mengukur kinerja perspektif
pelanggan (Amin Widjaja:2009) yang
paling dominan pada setiap perusahaan
adalah tolak ukur ditinjau dari sudut
pandang pelanggan sebagai berikut:
1) Tingkat pemerolehan pelanggan
(Customer Acquistion)
Akuisisi pelanggan mengukur seberapa
banyak perusahaan berhasil menarik
pelanggan baru, merupakan jumlah
pelanggan baru dibagi jumlah
keseluruhan pelanggan dinyatakan
dengan persen dengan formulasi :
𝐶𝑢𝑠𝑡𝑜𝑚𝑒𝑟 𝐴𝑐𝑞𝑢𝑖𝑠𝑡𝑖𝑜𝑛
= Jumlah Pelanggan Baru
Jumlah PelangganX 100 %
2) Tingkat Retensi Pelanggan (Customer
Retention)
Retensi pelanggan mengukur sejauh
mana keberhasilan perusahaan dalam
mempertahankan pelanggan lama,
merupakan jumlah pelanggan lama
dibagi jumlah pelanggan dinyatakan
dalam persen dengan formulasi:
𝐶𝑢𝑠𝑡𝑜𝑚𝑒𝑟 𝑅𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑜𝑛
=Jumlah Pelanggan Lama
Jumlah Pelanggan X 100 %
3) Profitabilitas konsumen
Profitabilitas konsumen digunakan untuk
mengukur seberapa besar keuntungan
yang berhasil dicapai PT . PIM dari
pendapatan jasa yang ditawarkan kepada
konsumen dalam persentase dengan
formula berikut:
Profitabilitas konsumen
= Laba bersih sebelum pajak
Penjualan bersih x 100%
4) Tingkat Kepuasan pelanggan (Customer
Satisfaction Index)
Pengukuran dilakukan untuk mengukur
tingkat kepuasan pelanggan atas harga
dan pelayanan perusahaan. Kepuasan
konsumen mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam memuaskan
kebutuhan pelanggan atas jasa yang
digunakan.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif internal bisnis,
perusahaan harus mengidentifikasikan
proses internal yang penting yaitu
perusahaan harus melakukannya dengan
sebaik-baiknya. Karena proses internal
tersebut memiliki nilai-nilai yang
diinginkan karyawan dan akan dapat
memberikan pengembalian yang
diharapkan oleh pemegang saham (Ancella
Hermawan, 1996: 56).
Analisis atau proses bisnis internal
perusahaan dilakukan melalui analisis rantai
nilai (value chain analysist). Masing-
masing perusahaan mempunyai seperangkat
proses penciptaan nilai yang unik bagi
karyawannya. Secara umum Kaplan dan
Norton (2000: 96) membaginya menjadi
tiga prinsip dasar yaitu:
5
1. Inovasi (Innovation)
2. Operasi (Operations)
3. Layanan purna jual
Mengukur kinerja perspektif bisnis
internal (Amin Widjaja:2009) yang paling
dominan pada setiap perusahaan adalah
tolak ukur ditinjau dari sudut pandang yang
menelusuri tentang mengukur hasil biaya
proses dengan jumlah karyawan, yang harus
diketahui oleh sebuah perusahaan agar
dapat memenuhi pendapatan produksi agar
financial tersebut digunakan dalam
keperluan tertentu, sebagai berikut:
1) Proses Inovasi, meliputi inovasi
pembaharuan dalam memperoleh nilai
harga operasi urea tiap tahunnya dengan
formulasi berikut: 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔 𝐼𝑛𝑛𝑜𝑣𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
=Penjualan Urea pertahun
Jumlah Produksi Urea per tahun
2) Waktu Proses Operasi (Processing
Velocity Time) meliputi jumlah produksi
pupuk urea dengan melihat
perbandingan jumlah produksi urea
dengan jumlah waktu operasi tiap tahun
dengan formula berikut:
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
=Jumlah Unit Produksi Urea pertahun
Jumlah Waktu Operasi pertahun
3) Proses Layanan Purna (customer
service), meliputi pererat hubungan
perusahaan dalam menilai pertumbuhan
produk urea yang di salurkan kepada
konsumen yang di lihat perbandingan
aspek jumlah produksi urea terhadap
jumlah konsumen setiap tahunnya
dengan formula berikut:
Proses Purna Jual
= Jumlah Produksi Urea per tahun
Jumlah konsumen pertahun
4) Analisa MCE (Manufacturing Cycle
Efficiency) adalah konsep teknik industri
dengan cara membandingkan waktu
produksi (processing time) dengan
jangka waktu siklus keseluruhan yang
diperoleh dalam produksi (troughput
time), dengan formulasi sebagai berikut:
MCE
= waktu produksi per tahun
keseluruhan waktu dalam produksi pertahun
Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Dalam perspektif ini perusahaan
berusaha mengembangkan tujuan dan
ukuran yang mendorong pertumbuhan dan
pembelajaran suatu perusahaan.
Balanced Scorecard menekankan
pentingnya investasi untuk kepentingan
masa depan, dalam perspektif proses
pembelajaran dan pertumbuhan ada tiga
fakor yang diperhatikan, (Kaplan & Norton,
2000: 174), yaitu : 1. People (Kapabilitas Pekerja)
2. Kemampuan Sistem Informasi
(Information System)
3. Motivasi, Kekuasaan, dan keselarasan
(Motivation, Empowerment, and
Alignment)
Mengukur kinerja perspektif
pelanggan (Amin Widjaja:2009)
mengidentifikasikan struktur yang harus
dibangun dalam menciptakan pertumbuhan
dan peningkatan kinerja perusahaan dari
aspek-aspek mutu produksi yang telah
dipercaya serta karyawan dalam nilai
persentase meliputi:
1) Pertukaran karyawan (Employe
Turnover) melihat pertumbuhan
pertukaran karyawan di PT. PIM setiap
tahunnya, dengan formula:
𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟
=Jumlah Karyawan Tahun Ini
Jumlah Karyawan Tahun Lalu 𝑥 100%
2) Pelatihan karyawan (Employee Training)
mengukur peningkatan mutu karyawan
dengan membandingkan jumlah
karyawan yang telah diberi pelatihan
dengan jumlah total karyawan setian
tahunnya dengan formulasi :
𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑒 𝑇𝑟𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔
=Jumlah Karyawan Training
Jumlah Total Karyawan 𝑥 100%
3) Kehadiaran karyawan (Absenteeism)
dengan formulasi :
6
𝐴𝑏𝑠𝑒𝑛𝑡𝑒𝑒𝑖𝑠𝑚
=Jumlah Rata − Rata Karyawan Absen
Jumlah Karyawan 𝑥 100%
4) Kecelakaan (Accident), dengan
formulasi:
𝐴𝑐𝑐𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡
=Jumlah Kecelakaan karyawan pertahun
Jumlah total karyawan pertahun 𝑥 100%
5) Kepuasan karyawan (Employee
Satisfaction Indek)
Pengukuran dapat dilakukan dengan
mengukur tingkat kepuasan karyawan
terhadap perusahaan.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Objek yang dipilih dalam penelitian
ini adalah PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM)
Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara,
Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh –
Indonesia dengan alasan bahwa
implementasi Balanced Scorecard dalam
mengukur kinerja PT. PIM merupakan
langkah strategi yang berdampak besar
terhadap kemampuan manajemen PT. PIM
dalam melipat gandakan kinerjanya.
Penilaian diberikan setiap perspektif
yang dihitung dengan skor dapat dilihat
pada tabel berikut.
Nilai Skor
Sumber: Mulyono, 1999
Keterangan Skor
kualitatif Skor kuantitatif
Semakin meningkat tiap tahun Sangat Baik A
Meningkat dari tahun lalu Baik B
Sama dari tahun lalu Cukup Baik C
Menurun dari tahun lalu Kurang Baik D
Semakin merosot tiap tahun Tidak Baik E
7
Pengukuran Kinerja Pada Perspektif
Keuangan (financial perspective)
Perspektif keuangan merupakan hasil akhir
dari seluruh kegiatan perusahaan selama
periode yang dituangkan dalam laporan
keuangan. Kinerja perspektif sebelumnya
telah menunjukan peningkatan kinerja PT.
Pupuk Iskandar Muda selama tahun 2009-
2011.
Aspek perspektif keuangan
Sumber: PT. PIM, 2012
1) ROA
2) ROI
3) Profit Margin
4) Current Ratio
Pengukuran Kinerja pada Perspektif
Pelanggan (Customer perspective)
Aspek-aspek yang digunakan dalam
mengukur kinerja pada perspektif
pelanggan adalah:
Aspek perspektif pelanggan
05
101520
ROA 2009
ROA 2010
ROA 2011
%
0
100
200
300
400
ROI 2009 ROI 2010 ROI 2011
%
0204060
Profit Margin 2009
Profit Margin 2010
Profit Margin 2011
%
0
50
100
150
%
Aspek
Keuangan
Tahun
2009
Tahun
2010
Tahun
2011
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000)
Laba 59.902.423 264.338.650 661.966.349
Total Aset 4.359.966.381 4.187.793.039 4.207.156.604
Investasi 1.858.033 1.867.814 1.867.815
Penjualan 1.588.011.016 1.419.415.006 1.415.226.011
Aktiva Lancar 802.201.910 800.706.486 1.041.378.666
Hutang Lancar 620.274.555 777.834.783 872.831.133
8
Sumber: PT. PIM, 2012
1) Tingkat pemerolehan pelanggan
(Customer Acquistion)
2) Tingkat Retensi Pelanggan (Customer
Retention)
3) Profitabilitas konsumen
4) Customer Satisfaction Index
Hasil uji reabilitas untuk 18 pertanyaan
dalam kuesioner menghasilkan nilai
cronbah’s alpha sebesar 0.541 ini
menunjukkan bahwa kuesioner sangat
realible, apabila digunakan untuk mengukur
kembali objek yang sama, yang
menunjukkan lebih besar dari 0,3 setiap
pengujian validitas statistik industri (S.
Sinulingga, 2011) serta Standar minimal
yang ditetapkan adalah didasarkan pada
skala yang digunakan untuk pengolahan
data, dengan minimal mencapai nilai 2226,
dengan tingkat skor B “setuju” atau berada
pada interval antara 2053 – 2736..
Pengukuran kinerja pada
perspektif proses bisnis internal
(Internal process business
perspective)
PT. Pupuk Iskandar Muda telah
melakukan perbaikan di dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan melalui
peningkatan proses inovasi, proses operasi
urea, serta layanan purna.
0
1
2
3
CA 2009
CA 2010
CA 2011
CA 2012
%
96
97
98
99
100
CR 2009
CR 2010
CR 2011
CR 2012
%
05
101520
%
Aspek
(Pelanggan di
Aceh)
Tahun
2009
Tahun
2010
Tahun
2011
Awal
tahun
2012
Jumlah Pelanggan
(distributor Resmi) 650 650 650
650
Jumlah Pelanggan
(distributor Lama)
697
(PIM 2008) 708 711
717
Jumlah Pelanggan
(distributor Baru) 11 3 6
18
Jumlah Pelanggan
(distributor) 708 711 717
735
Laba sebelum pajak
(Rp. 000) 109.116.146 244.160751 161.642.152
belum
diketahui
Penjualan Bersih
(Rp. 000) 1.588.011.016 1.419.415.006 1.415.226.011
belum
diketahui
9
1) Proses Inovasi
2) Waktu Proses Operasi (Processing Time)
3) Analisa MCE (Manufacturing Cycle
Efficiency)
Pengukuran kinerja perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan
(learning and growth perspective) PT.
PIM.
Sum
ber:
PT. PIM, 2012
0
1000
2000
3000
4000
Rp/ton
0
200000
400000
600000
ton/jam
0200000040000006000000
Purna Jual
2009
Purna Jual
2010
Purna Jual
2011
unit/konsumen
657075808590
MCE 2009 MCE 2010 MCE 2011
%
Aspek perspektif proses bisnis internal
Aspek Akhir tahun
2009
Akhir tahun
2010
Akhir tahun
2011
Jumlah Produksi Urea
(ton) 447.182,25 2.164.206,35 2.824.624,35
Waktu Proses Urea
(jam) 7615,76 5698,56 6565,56
Waktu Keseluruhan Proses
Urea (jam) 8760,00 7203,60 8760,00
Penjualan Urea
(Rp.000) 1.588.011.016 1.419.415.006 1.415.226.011
Jumlah Konsumen
(Distributor) 708 711 717
Sumber: PT. PIM, 2012
Aspek perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Aspek Akhir tahun
2009
Akhir tahun
2010
Akhir tahun
2011
Jumlah Seluruh Karyawan 1115 1073 1169
Jumlah Karyawan Pelatihan 70 70 70
Jumlah Karyawan Absen 510 509 386
Jumlah Karyawan Kecelakaan 2 6 2
10
1) Employe Turnover
2) Employee Training
3) Absenteeism karyawan.
4) Accident karyawan.
5) Empolyee Satisfaction Index
Untuk pengujian validitas dengan
metode pearson correlation dilakukan
dengan menggunakan program SPSS versi
16.00 for windows. Setelah dilakukan uji
validitas ternyata dari keseluruhan
pertanyaan dianggap valid. Hasil uji
reabilitas untuk 19 pertanyaan dalam
kuesioner menghasilkan nilai cronbah’s
alpha sebesar 0.854 ini menunjukkan
bahwa kuesioner sangat realible, apabila
digunakan untuk mengukur kembali objek
yang sama, maka hasil yang ditunjukkan
relatif tidak berbeda, menunjukkan lebih
besar dari 0,3 (S. Sinulingga, 2011) setiap
pengujian validitas statistik industri.
Standar minimal yang ditetapkan
adalah didasarkan pada skala yang
digunakan untuk pengolahan data,
dengan minimal mencapai nilai
2823, dengan tingkat skor B
“setuju” atau berada pada interval
antara 2167-2888.
Skor Seluruh Perspektif-perspektif
Metode Balanced Scorecard
Setelah dianalisa dan diakumulasikan
dapat diketahui skor seluruh perspektif
Balanced Scorecard, dengan ketentuan dari
Tabel berikut
Tabel Ketentuan penilaian skor seluruh
perspektif.
Nilai rata-rata Nilai
4,1 – 5,0 A
3,1 – 4,0 B
2,1 – 3,0 C
1,1 – 2,0 D
0,0 – 1,0 E
Sumber: Metode riset komunikasi, 2010
Tabel Hasil Akumulasi Balanced Scorecard
NO
Balanced Scorecard
Perspektif-
perspektif
Nilai
total
rata-rata
BSC
1 Perspektif
keuangan 4,75 A
2 Perspektif
pelanggan 3,00 C
3 Perspektif bisnis
internal 4,25 A
4
Perspektif
pembelajaran
dan pertumbuhan
3,80 B
Sumber: Data diolah
859095
100105110
(%)
5,6
5,8
6
6,2
6,4
6,6
%
0
10
20
30
40
50
Absen 2009
Absen 2010
Absen 2011
%
00,10,20,30,40,50,6
Accident 2009
Accident 2010
Accident 2011
%
11
Gambar Diolah, grafik garis Balanced
Scorecard PT. PIM Aceh Utara
Dari grafik garis di atas adalah hasil
analisa balanced scorecard menunjukkan
bahwa perspektif keuangan PT. PIM adalah
memiliki nilai 4,75 yaitu skor A, perspektif
pelanggan PT. PIM memiliki nilai 3,00
dengan skor C, perspektif bisnis internal
PT. PIM menunjukkan nilai 4,25 dengan
skor A, sedangkan perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran memiliki nilai 3,80
dengan skor B.
Perancangan Model Balanced
Scorecard untuk PT. Pupuk
Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara
Sasaran strategis perspektif Balanced
Scorecard
Perspektif Sasaran strategi
Keuangan Meningkatkan
pendapatan
Pelanggan
Meningkatkan pangsa
pasar
Meningkatkan mutu
pelayanan
Proses bisnis
internal
Mengefektifkan proses
operasi
Meningkatkan produk
pupuk
Pembelajaran dan
pertumbuhan
Meningkatkan
produktifitas karyawan
Meningkatkan
profesional karyawan
Meningkatkan
kepuasan karyawan
Sumber: Diolah, kualitatif
Dari pembahasan diatas, maka
pengembangan model penggunaan
Balanced scorecard untuk PT. PIM secara
keseluruhan adalah dapat dilihat pada
Gambar bertikut.
012345
Hasil M…
12
Model Balanced Scorecard PT. Pupuk
Iskandar Muda
Dengan mengefektifkan proses
operasi diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi dan tercapainya standar pelayanan
lebih baik. Dengan meningkatkan pangsa
pasar serta memberikan kepuasan terhadap
harapan pelanggan diharapkan dapat
menambah jumlah pelanggan baru dan
dapat mempertahankan pelanggan lama,
dengan bertambahnya jumlah pelanggan
secara langsung diharapkan akan
meningkatkan pendapatan pabrik.
Pertimbangan dalam pemilihan strategi ini
adalah kesesuaian dengan visi dan misi
pabrik. Dimana untuk dapat mencapai visi
dan misi pabrik seperti tersebut di atas
maka pabrik harus terus berkembang.
Gambaran hubungan sebab akibat dari
rancangan model penggunaan Balanced
Scorecard PT. Pupuk Iskandar Muda dari
berbagai sasaran strategis dan tolak ukur
yang telah dipilih adalah sebagaimana
terdapat pada Gambar berikut.
Usulan Perbaikan
Perspekti
f Usulan Perbaikan
Keuangan
1. Melakukan upaya
untuk meningkatkan
nilai pendapatan
perusahaan dengan
mengembangkan jenis
kemasan yang baru
dengan harga
terjangkau.
2. Meminimalisasi harga
penjualan.
3. Efisiensi biaya hutang-
piutang.
Pelanggan
1. Mempertahankan
pelanggan tidak terikat.
2. Meningkatkan jumlah
pelanggan baru hingga
pelosok Aceh.
3. Menjalin hubungan
yang baik dengan
pelanggan.
4. Memberi fasilitas yang
memuaskan bagi
pelanggan.
5. Kecepatan respon
dalam menangani
keluhan pelanggan.
6. Meningkatkan mutu
jasa pelayanan.
7. Survei kebutuhan dan
harapan pelanggan.
8. Evaluasi kepuasan
pelanggan (kuesioner)
tertentu.
Proses
Bisnis
Internal
1. Memberi inovasi
roduksi.
2. Menurunkan harga
pupuk.
3. Menurunkan jumlah
pasokan pupuk yang
terlalu besar.
4. Meningkatkan
kunjungan pihak pabrik
ke pelanggan.
5. Rekayasa produk
pelayanan pupuk yang
bervariasi.
6. Selalu mengikuti
perkembangan
teknologi.
7. Optimalisasi
pelayanan.
Keuangan
1. ROA
2. ROI
3. Profit Margin
4. Curren Rasio
Pelanggan
1. Pemerolehan pelanggan
2. Retensi Pelanggan
3. Profitabilitas
konsumen
4. Kepuasan pelanggan
Proses Bisnis Internal
1. Proses Inovasi
2. Waktu Proses
Operasi
3. Proses Layanan
Purna
4. Analisa MCE
Pembelajaran dan
pertumbuhan
1. Pertumbuhan
karyawan
2. Karyawan training
3. Absensi
4. Kecelakaan
5. kepuasan karyawan
VISI
DAN
STR
ATE
GI
13
Pembelaja
ran dan
Pertumbu
han
1. Meningkatkan
kemampuan karyawan
dengan melakukan
pelatihan karyawan
yang lebih banyak dan
terjadwal.
2. Meningkatkan
kepedulian karyawan
terhadap kualitas
pelayanan.
3. Meningkatkan
kesehatan dan
keselamatan kerja di
lingkungan kerja.
4. Menjalin komunikasi
yang baik antara
karyawan dan
pelanggan.
5. Diklat bagi karyawan
yang masih baru.
6. Membangun budaya
kerja.
7. Penilaian SDM secara
rutin.
8. Perbaikan sarana dan
prasarana kondisi
lingkungan kerja.
9. Rekruitmen karyawan
sesuai kualifikasi.
10. Sosialisasi Visi – Misi.
Sumber: Diolah kualitatif
Selanjutnya untuk memberikan
keseimbangan pada perspektif karyawan
khususnya pencegahan retensi karyawan,
PT. PIM harus selalu memperhatikan
kepuasan dan kesejahteraan karyawannya
dengan waktu, bonus sesuai dengan
prestasi, promosi jabatan, cuti tahunan,
fasilitas kerja, serta melibatkan karyawan
dalam pengambilan keputusan.
Semua ini akan dapat mencegah
retensi karyawan dan juga sangat
mempengaruhi produktivitas karyawan
dalam meningkatkan kinerjanya. Sehingga
akan memberikan keseimbangan pada
keempat perspektif dalam Balanced
Scorecard secara keseluruhan, dan pada
akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja
PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) Aceh
Utara.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1 Kinerja pabrik rata-rata pada perspektif
keuangan PT. PIM yang telah di analisa
aspek ROA, ROI, Profit Margin, dan
Current Ratio menunjukkan hasil yang
sangat baik dengan skor A.
2 Kinerja pabrik rata-rata pada perspektif
pelanggan PT. PIM yang telah di
analisa aspek pemerolehan pelanggan,
tingkat mempertahankan pelanggan,
profitabilitas pelanggan serta kepuasan
konsumen menunjukkan hasil yang baik
dengan skor C.
3 Kinerja pabrik rata-rata pada perspektif
proses bisnis internal PT. PIM yang
telah di analisa proses inovasi, waktu
proses, proses purna jual serta MCE
menunjukkan hasil yang sangat baik
dengan skor A.
4 Kinerja pabrik rata-rata perspektif
belajar dan pertumbuhan PT. PIM yang
telah di analisa pertumbuhan karyawan,
karyawan telah pelatihan, absensi
kehadiran, kecelakaan yang timbul dan
kepuasan karyawan menunjukkan hasil
yang sangat baik dengan scorecard B.
5.2 Saran
1 PT. Pupuk Iskandar Muda sebaiknya
melakukan perbaikan dalam perspektif
keuangan yang baik yakni dalam upaya
pembayaran hutang-piutang kepada
pemerintah.
2 PT. PIM lebih meningkatkan jumlah
produksi urea perusahaan dengan cara
memberi bermacam penjualan produk.
3 PT. PIM lebih cepat mengambil
keputusan yang baik dalam pengalihan
(akuisisi) PT. Asean Aceh Fertilizer
(AAF) menjadi unit PIM3. Nantinya
menghasilkan produk pupuk yang lebih
banyak, sehingga masyarakat lebih
mudah merasakan pupuk dalam negeri.
Jika dibukanya PIM3 akan mengurangi
pengangguran masyarakat Aceh,
14
sehingga naiknya sektor ekonomi
masyarakat Aceh .
4 PT. PIM sebaiknya lebih sering
mengevaluasi pelanggannya, yaitu
dengan pengukuran jumlah pelanggan
dan tingkat kepuasan pelanggan secara
berkala.
5 PT. PIM sebaiknya melakukan evaluasi
kepuasan karyawan dan
mengikutsertakan karyawan dalam
pelatihan-pelatihan dengan potensi yang
mampu bersaing di era globalisasi,
terlebih baik pada prodi Teknik Industri
yang mampu melihat kondisi sumber
daya perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Annual Report, 2010, Menciptakan Nilai
Tambah Creating Value Added
Laporan tahunan 2010, PT Pupuk
Iskandar Muda, Aceh.
Ahmad, Falahrusdiyanto, 2010, Analisis
Kinerja Dengan Pendekatan Balanced
Scorecard Pada PDAM Kabupaten
Semarang, Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.
Anwar, 2010, Studi Implementasi Sistem
Berbasis Balanced Scorecard Dalam
Upaya Peningkatan Kinerja Rumah
Sakit PMI Aceh Utara, Tesis-TI,
USU: Medan.
Arverson, Paul, 1998, The Balanced
Scorecard-Not Just Another Project,
http://www.balancedscorecard.org.
diakses 27 September 2012, Langsa.
Brigma dan Houston, 2006, Dasar-dasar
Manajemen Keuangan Edisi 10,
Salemba Empat.
Effendi. Drs, rustam, 2001, Dasar-dasar
Manajemen Modern, Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya, Malang.
Gaspersz, Vincent, 2006, Sistem
Manajemen Kinerja Terintegrasi
“Balanced Scorecard dengan Six
Sigma” untuk organisasi Bisnis dan
Pemerintah, JPT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Hari Purnomo, 1999. Pengetahuan Teknik
Industri, Graha Ilmu, Jakarta.
Kaplan, Robert S dan David P. Norton,
2000, Balanced Scorecard:
Menerapkan Strategi Menjadi Aksi,
Edisi Indonesia, Tim Penterjemah,
Erlangga, Jakarta.
Laili Ramadhani Pulungan, 2011, Balanced
Scorecard Sebagai Suatu Sistem
Pengukuran Kinerja pada PT. Pos
Indonesia (Persero) Medan 20000,
Universitas Sumatera Utara.
Mulyadi, 2001, Balanced Scorecard: Alat
Manajemen Kontemporer Untuk
Pelipat ganda Kinerja Keuangan
Perusahaan, Salemba Jakarta.
Moeheriono,2012, Indikator Kinerja Utama
(IKU) Bab 4 Aplikasi Balanced
Scorecard, Surabaya.
S. Sukaria, 2010, Analisa Dan Rekayasa
Produktivitas, Universitas Sumatera
Utara: Medan.
S. Sukaria, 2011, Metode Penelitian Edisi 1,
USU: Medan.
Pramanda, Ryan, 2012, Analisa Kinerja
Produktivitas Dengan Metode
Balanced Scorecard pada PT. Pupuk
Iskandar Muda (PIM) Aceh Utara,
Universitas Samudra Langsa: Kota
Langsa
Pratiwi Putri, Dhika., (2008), Skripsi-EA
Analisis Pengukuran Kinerja
Perusahaan Dengan Konsep Balanced
Scorecard Studi Kasus Pada PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang
Solo, Universitas Muhammadiyah
Surakarta: Surakarta.
Widjaja Tunggal. Drs, Amin, 2009, Konsep
dan Kasus Balanced Scorecard,
Harvarindo.
Yuwono, Sony., Sukarno, Edy dan Ichsan,
Muhammad, 2002, Petunjuk Praktis
Penyusunan Balanced Scorecard
Menuju Organisasi yang Berfokus
pada Strategi, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Zulkifli, Ir, 2010, Sistematika Penulisan
Tugas Akhir, Fakultas Teknik,
Universitas Samudra Langsa: Langsa.