3-5-review n simulasi penilaian pgn (materi 5)web.ipb.ac.id/~erizal/manpro/simulasi penganggaran...
TRANSCRIPT
SIMULASI PENGANGGARAN
BAHAN AJAR WORKSHOPDITJEN ANGGARAN
JAKARTA, 10 JULI 2012
Ir. ARIFFIN AZIZS, MTAHLI MADYA JAFUNG TBP
PEMBANGUNANBANGUNAN
BARU
BIAYA PEKERJAANNON STANDAR
PERAWATANBANGUNAN
BIAYA PEKERJAANSTANDAR
Klasifikasi
Standar Luas
Standar Jumlah Lantai
HSBGN
Non-StandarBgn + Lingk
Non-StandarFungsi Khusus
Non-StandarLainnya
SKEMATIK
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BGN:
A. Klasifikasi Bangunan Gedung NegaraPERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 5,
1. Klasifikasi bangunan gedung negara didasarkan padakompleksitas.
2. Klasifikasi bangunan gedung negara meliputi bangunansederhana, bangunan tidak sederhana, dan bangunan khusus.
a. Bangunan sederhana, merupakan bangunan gedung negaradengan teknologi dan spesifikasi sederhana.
b. Bangunan tidak sederhana, merupakan bangunan gedungnegara dengan teknologi dan spesifikasi tidak sederhana.
c. Bangunan khusus, merupakan bangunan gedung negaradengan fungsi, teknologi, dan spesifikasi khusus.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi bangunan gedungnegara diatur dengan Peraturan Menteri.
Klasifikasi bangunan khusus, ditetapkan
berdasarkan rincian anggaran biaya (RAB)
yang dihitung tersendiri sesuai dengan
kebutuhan dan kewajaran harga yang
berlaku.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
1. Standar luas gedung kantor; a. Standar luas ruang gedung kantor, adalah:
1). Rata-rata 10 (sepuluh) meter persegi per personel (Catt: Untuk Klasifikasi Bangunan tidak sederhana)
2). Rata-rata 9,6 (sembilan koma enam) meter persegi per personel (Catt: Untuk Klasifikasi Bangunan sederhana)
b. Bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang pelayanan,luasnya dihitung secara tersendiri berdasarkan analisis kebutuhan
c. Rincian standar luas ruang gedung kantor dan ruang penunjangtercantum dalam lampiran I.(Penambahan 25% Luas Ruang Untuk Sirkulasi)
B. Standar Luas Bangunan Gedung Negara PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 6, 7, 8, 9.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Luas bangunan gedungnegara diatur dengan Peraturan Menteri.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
C. Standar Jumlah Lantai Bangunan Gedung Negara PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 10.
1. Jumlah lantai bangunan gedung negara ditetapkan paling banyak 8 (delapan) lantai.
2. Jumlah lantai rumah negara yang tidak berupa rumah susun ditetapkan paling banyak 2 (dua) lantai.
3. Bangunan gedung negara yang dibangun lebih dari 8 (delapan)lantai harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dariMenteri.
4. Jumlah lantai bangunan gedung negara yang berpengaruhpada Koefisien /faktor pengali jumlah lantai bangunan,besarannya ditetapkan oleh Menteri.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Jumlah Lantai Bangunan Koefisien / Faktor Pengali
Bangunan 2 Lantai 1,090Bangunan 3 Lantai 1,120Bangunan 4 Lantai 1,135Bangunan 5 Lantai 1,162Bangunan 6 Lantai 1,197Bangunan 7 Lantai 1,236Bangunan 8 Lantai 1,265
Tabel Koefisien / Faktor Pengali Jumlah Lantai bangunan, sbb:
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan Gedung Negara 1. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung
negara ditetapkan secara berkala oleh Bupati/Walikota.
2. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedungnegara untuk Provinsi DKI Jakarta ditetapkan olehGubernur DKI Jakarta.
3. Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung negaradihitung berdasarkan formula perhitungan standar harga satuan tertinggi yang ditetapkan oleh Menteri.
D. Standar Harga Satuan Tertinggi Bangunan GedungNegara (HSBGN)PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 15.
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
HSBGN : Standar Harga Satuan Tertinggi BGNVn : Kuantitas (Volume) komponen bangunan Pek.
StandarLtb : Luas total lantai bangunan Hn : Harga komponen bangunan Pek. StandarK : Koefisien jumlah lantai
HSBGN =∑ Vn X Hn
Ltb X K
MODEL FORMULA HSBGN
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
NoKOMPONEN BANGUNAN
SUB KOMPONEN BANGUNAN
BOBOT (%) TAHAPANTERHADAP SELURUH
BANGUNAN
BOBOT MAKSIMUM
BOBOT YANG DI BANGUN
NILAI (%)
1. Pondasi PONDASI 10.00% 100.00%
2. StrukturKOLOM, BALOK & RING BALK 27.00% 100.00%PLESTERAN 2.00% 100.00%
3. A t a pRANGKA ATAP 8.00% 100.00%PENUTUP ATAP 2.00% 100.00%
4. Langit-LangitRANGKA LANGIT-LANGIT 3.50% 100.00%PENUTUP LANGIT-LANGIT 4.50% 100.00%
5. Dinding
BATU BATA/ PARTISI 4.50% 100.00%PLESTERAN 1.75% 100.00%KACA 1.25% 100.00%PINTU 1.00% 100.00%KOSEN 1.50% 100.00%
6 Lantai PENUTUP LANTAI 10.00% 100.00%
7. UtilitasINSTALASI LISTRIK 5.00% 100.00%INSTALASI AIR 1.50% 100.00%DRAINASE LLIMBAH 1.50% 100.00%
8. Finishing
FINISHING STRUKTUR (CAT) 1.00% 100.00%FINISHING LANGIT-LANGIT (CAT) 4.00% 100.00%FINISHING DINDING (CAT) 6.00% 100.00%FINISHING PINTU/ KOSEN (CAT) 4.00% 100.00%
JUMLAH NILAI PEKERJAAN STANDAR 100.00%
NO URAIANKLASIFIKASI
KETERANGANSEDERHANA
TIDAK SEDERHANA KHUSUS
A PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN1. Jarak Antar Bangunan minimal 3 m, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan pertimbangan
keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan.Berdasarkan pertimbangankeselamatan, kesehatan, dan kenyamanan, serta ketentuan dalam Peraturan Daerahsetempat tentang Bangunan atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan untuk lokasi yang bersangkutan
2. Ketinggian Bangunan maksimum 2 lantai maksimum 8 lantai (di atas 8 lantai harus men dapatrekomendasi Menteri Pekerjaan Umum
3. Ketinggian Langit-langit min. 2,80 m min. 2,80 m sesuai fungsi4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat6. Koefisien Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi & kaidah
arsitektur sederhanasesuai fungsi & kaidaharsitektur
sesuai fungsi & kaidaharsitektur
9. Pagar Halaman **) Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu) , besi, baja , kayu, dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud arsitekturbangunan.
10. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan *) Dihitung berdasarkankebutuhan sesuai fungsibangunan danSNI/ketentuan yangberlaku.
- parkir kendaraan minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 luas bangunan gedung- aksesibiltas tersedia sarana aksesibilitas bagi penyandang cacat- drainase tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku- pembuangan sampah tersedia tempat pembuangan sampah sementara- pembuangan limbah tersedia sarana pengolahan limbah, khususnya untuk limbah berbahaya- penerangan halaman tersedia penerangan halaman
TABEL A1SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA TINGGI/TERTINGGI NEGARA
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
NO URAIAN KLASIFIKASI KETERANGANSEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUSB PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
1. Bahan PenutupLantai
keramik, vinil, tegelPC
marmer lokal, keramik, vinil,kayu
marmer lokal, keramik, vinil,kayu
Diupayakan menggunakanbahan bangunan setempat/produksi dalam negeri, ter
masuk bahan bangunan sebagai bagian dari sistem pabrik asi
komponen. Apabila bahantersebut sukar diperoleh atauharganya tidak sesuai, dapat
diganti dengan bahan lain yang sederajat tanpa meng -urangipersyaratan fungsi dan mutudengan pengesahan Instansi
Teknis Setempat
2. Bahan DindingLuar
bata, batako diplesterdan dicat, kaca
bata, batako diplester dicat/dilapis keramik, kaca,panilbeton ringan
bata, batako diplesterdicat/dilapis keramik, kaca,panil beton ringan
3. Bahan DindingDalam
bata, batako diples terdan dicat, kaca, partisikayu lapis
bata, batako diplester dicat/ dilapis keramik, kaca, partisi gipsum
bata, batako diplester dicat/ dilapis keramik, kaca partisi gipsum
4. Penutup Plafond kayu-lapis dicat gipsum, kayu-lapis dicat gipsum, kayu-lapis dicat5. Bahan Penutup
Atapgenteng, asbes, seng, sirap
genteng keramik, alum unium gelombang dicat
genteng keramik, alum unium gelombang dicat
6. Bahan Kosen danDaun Pintu
kayu dicat/ aluminium kayu dipelitur, anodizedaluminium
kayu dipelitur, anodizedaluminium
C PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN1. Pondasi batu belah, kayu, beton
bertulang K-200batu belah, kayu, betonbertulang K-225 atau lebih
batu belah, kayu, betonbertulang K-225 atau lebih
Khusus untuk daerahgempa, harus
direncanakan sebagaistruktur bangunan tahan
gempa.
2. Struktur Lantai(untuk bangunanbertingkat)
beton bertulang K-225 ataulebih,baja,kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 ataulebih,baja,kayu klas kuat II
3. Kolom beton bertulang K-200 baja, kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 ataulebih,baja,kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 ataulebih,baja,kayu klas kuat II
4. Balok beton bertulang K-200, baja, kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 ataulebih,baja,kayu klas kuat II
beton bertulang K-225 ataulebih, baja, kayu klas kuat II
5. Rangka Atap kayu klas kuat II, baja kayu klas kuat II, baja dilapis anti karat
kayu klas kuat II, baja dilapisanti karat
6. Kemiringan Atap genteng min. 30 , sirapmin.22.5, seng min 15
genteng min. 30 , sirapmin.22.5, seng min 15
genteng min. 30 , sirapmin.22.5, seng min 15
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
NO URAIAN KLASIFIKASI KETERANGANSEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUSD PERSYARATAN UTILITAS dan PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN
1. Air Bersih PAM, sumur pantek2. Saluran air hujan talang, saluran lingkungan3. Pembuangan Air Kotor bak penampung4. Pembuangan Kotoran bak penampung5. Bak SeptikTank & resapan berdasarkan kebutuhan6. Sarana Pengamanan thp.
Bahaya Kebakaran *)Mengkuti ketentuan dalam PERMEN PU tentang penanggulangan, serta Standar
Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku
7. Sumber daya listrik *) PLN, Generator (harus memperhatikan prinsip hemat energi)8. Penerangan penerangan
alam dan buatan100-215 lux/m2, dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi Bangunan /fungsi
ruang serta SNI yang berlaku
9. Tata Udara 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*) dihitung sesuai SNI yang berlaku.
10. Sarana TransportasiVertikal *)
tidak diperlukan untuk bangunan di atas 4 lantai dapatmenggunakan Lift , sesuai SNI yang berlaku
dihitung sesuai kebutuhan dan fungsi bangunan
11. Aksesibilitas bagipenyandang cacat*)
Sesuai ketentuan dalam Per.Men. PU No. 30/KPTS/2006, minimal ramp untuk bangunan klasifikasi sederhana.
12. Telepon *) sesuai kebutuhan13. Penangkal petir penangkal petir lokal
E PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN1. Tangga Penyelamatan (khusus
untuk bangunan bertingkat)lebar minimal = 1, 20 m, dan bukan tangga putar jarak antar tangga aksimum
45 m (jarak bisa 1,5 kali bilamenggunakan sprinkler)
2. Tanda Penunjuk Arah jelas, dasar putih huruf hijau3. Pintu lebar min.=0,90 m, satu ruang minimal 2 pintu dan membuka keluar4 Koridor/selasar lebar min.=1,80 m
NO URAIANKLASIFIKASI
KETERANGANKhusus & Tipe A Tipe B Tipe C,D, dan EA PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1. Jarak Antar Bangunan minimal 3 m, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkanpertimbangan keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan.
Terutama berdasarkanketentuan dalamPeraturan Daerahsetempat tentangBangunan atauRencana Tata RuangWilayahKabupaten/Kota untuklokasi yangbersangkutan.
2. Ketinggian Bangunan3. Ketinggian Langit-langit min. 2,70 m min. 2,70 m min. 2,70 m4. Koefisien Dasar Bangunan
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
5. Koefisien Lantai Bangunan
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat
6. Koefisien Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi rumah &
kaidah arsitektursesuai fungsi rumah& kaidah arsitektur
sesuai fungsi & kaidah arsitektursederhana
9. Pagar Halaman **) Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu) , besi, baja , kayu, dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud
arsitektur rumah negara
Biayanya mengikutistandar harga satuanper-m' pagar
10. Tandon Air min. 3 m3 min. 2 m3 min. 1 m3
TABEL A2SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN RUMAH NEGARA
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
NO URAIANKLASIFIKASI
KETERANGANKhusus & Tipe A Tipe B Tipe C,D, dan EB PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
Diupayakanmenggunakan bahanbangunan setempat/produksi dalam negeri,termasuk bahanbangunan sebagaibagian dari sistempabrikasi komponen.
1. Bahan Penutup Lantai marmer lokal, keramik, vinil,kayu
keramik, vinil keramik, vinil, TegelPC
2. Bahan Dinding bata, batako diplester dan dicat tembok3. Penutup Plafond Gipsum, asbes semen/
kayu-lapis dicatasbes semen/kayu-lapis dicat
4. Bahan Penutup Atap genteng keramik bergla-zuur asbes, seng, sirap
genteng, asbes, seng, sirap
genteng, asbes, seng, sirap
5. Bahan Kosen dan DaunPintu/ Jendela
kayu dipelitur/dicat kayu dicat kayu dicat
TABEL A2SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN RUMAH NEGARA
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
C PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN1. Pondasi batu belah, kayu klas kuat /
awet II, beton-bertulangbatu belah, kayu klas II, beton-bertulang
batu belah, kayu klaskuat/ awet II, beton-bertulang
Khusus untuk daerahgempa, harus
direncanakan sebagaistruktur bangunan tahan
gempa.
2. Struktur Lantai (untukbangunan bertingkat)
beton bertulang K-200, baja, kayu klas kuat/awet II
beton bertulang K-200, baja, kayu klas II
3. Kolom beton bertulang K-200, baja, kayu klas kuat/awet II
beton bertulang K-200, baja, kayu klas II
beton bertulang K-200, baja, kayu klas II
4. Balok beton bertulang K-200, baja, kayu klas kuat/awet II
beton bertulang K-200, baja, kayu klas II
beton bertulang K-200, baja, kayu klas II
5. Rangka Atap kayu klas kuat/awet II, baja kayu klas kuat/awet II, baja
kayu klas kuat/awet II, baja
6. KemiringanAtap
genteng min. 30 , sirap min.22.5, seng min 15
genteng min. 30 , sirapmin.22.5, seng min 15
genteng min. 30 , sirapmin.22.5, seng min 15
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARANO URAIAN KLASIFIKASI KETERANGANKhusus & Tipe A Tipe B Tipe C,D, dan ED PERSYARATAN UTILITAS dan PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN
1. Air Bersih PAM, sumur pantek2. Saluran air hujan talang, saluran lingkungan3. Pembuangan Air Kotor bak penampung Untuk Rumah Negara
yangdibangun dalam 1kompleks menggunakanseptiktank Komunal
4. Pembuangan Kotoran bak penampung5. Bak SeptikTank &
resapan 6 m3 5 m3 2 - 4 m3
6. Sarana pengamananthp.Bahaya kebakaran *)
Mengkuti ketentuan dalam PERMEN PU tentang penanggulangan, sertaStandar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku
7. Sumber daya listrik *) PLN, 2200-4400 VA PLN, 1350-2200 VA PLN, 450-1350 VA
8. Penerangan peneranganalam dan buatan
100-215 lux/m2 100-215 lux/m2 100-215 lux/m2
9. Tata Udara 6-10% bukaan ataudengan tata udarabuatan (AC)*)
6-10% bukaan 6-10% bukaan
12. Telepon *) sesuai kebutuhan13. Penangkal petir penangkal petir lokal
E PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN1. Tangga Penyelamatan
(khusus untukbangunan bertingkat)
lebar min.=1, 20m
2. Tanda Penunjuk Arah Tidak dipersyaratkan3. Pintu lebar min.=0,90 m4 Koridor/selasar lebar min.=1,80 m
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
*) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2, dan harusdianggarkan tersendiri sebagai biaya non-standar.
3. Apabila bahan-bahan tersebut sukar diperoleh atau harganya tidak sesuai, dapat digantidengan bahan lain yang sederajat tanpa mengurangi persyaratan fungsi dan mutu denganpengesahan Instansi Teknis Setempat.
1. Untuk Rumah Negara klas C, D, dan E, pelaksanaan pembangunannya disamping sepertiketentuan pada tabel tersebut diatas, dibangun berdasarkan "Dokumen Pelelangan DisainPrototip Daerah Setempat" yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya atau menggunakan disain Perum Perumnas yang telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.
2. Untuk bangunan rumah negara yang dibangun dalam bangunan gedung bertingkat banyak(rumah susun), maka ketentuan-ketentuan teknisnya mengikuti ketentuan teknis untuk bangunan gedung negara sesuai ketentuan yang berlaku.
Biaya Pekerjaan Non StandarPERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 16
- dihitung berdasarkan kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar.- Total biaya non-standar maksimum 150% dari total biaya standar BGN- Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peraturan Menteri
Biaya Pek. Non StandarPERMEN PU No. 45/PRT/M/2007
- dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar , setelah berkonsultasi kepada Instansi Teknis setempat;
- Besarnya biaya perencanaan, manajemen konstruksi, pengawasan pekerjaan non-standar, dihitung (berdasarkan billing-rate)
PEKERJAAN NON STANDAR
Biaya non-standar digunakan untuk:
1. Perizinan selain IMB;
2. Penyiapan dan pematangan lahan;
3. Peningkatan arsitektur dan/atau struktur bangunan;
4. Pekerjaan khusus kelengkapan bangunan;
5. Pekerjaan khusus bangunan gedung ramah lingkungan (greenbuilding); dan/atau
6. Penyambungan utilitas
PEKERJAAN NON STANDAR(BGN + LINGKUNGAN)
Total biaya tertinggi pekerjaan non-standar maksimum sebesar 150% dari biaya pekerjaan standar, dan dapat berpedoman pada :
Jenis pekerjaan ProsentaseAlat Pengkondisian Udara 10-20% dari XElevator/Escalator 8-12% dari XTata Suara (Sound System) 3-6% dari XTelepon dan PABX 3-6% dari XInstalasi IT (Informasi & Teknologi) 6-11 % dari XElektrikal (termasuk genset) 7-12% dari XSistem Proteksi Kebakaran 7-12% dari XSistem Penangkal Petir Khusus 2-5% dari XInstalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 2-4% dari XInterior (termasuk furniture) 15-25% dari XGas Pembakaran 1-2% dari XGas Medis 2-4% dari XPencegahan Bahaya Rayap 1-3% dari XPondasi dalam 7-12% dari XFasilitas penyandang cacat & kebutuhan khusus 3-8% dari XSarana/Prasarana Lingkungan 3-8% dari X
Basement (per m2) 120% dari YPeningkatan Mutu *) 15-30% dari Z
KOEFISIEN/FAKTOR PENGALIBANGUNAN/RUANG DENGAN FUNGSI KHUSUS BAB IV.D.2 Permen PU No. 45/PRT/M/2007
Fungsl Bangunan/Ruang Harga Satuan per-m2 TertinggiICU/ICCU/UGD/CMU 1,50 standar harga bangunan
Ruang Operasi 2,00 standar harga bangunan
Ruang Radiology 2,00 standar harga bangunan
Rawat inap 1,10 standar harga bangunan
Laboratorium 1,10 standar harga bangunan
Ruang Kebidanan dan Kandungan 1,20 standar harga bangunan
Ruang Gawat Darurat 1,10 standar harga bangunan
Power House 1,25 standar harga bangunan
Ruang Rawat Jalan 1,10 standar harga bangunan
Dapur dan Laundri 1,10 standar harga bangunan
Bengkel 1,00 standar harga bangunan
Lab. SLTP/SMA/SMK 1,15 standar harga bangunan
Selasar Luar Beratap/Teras 0,50 standar harga bangunan
BIAYA NON STANDAR FUNGSI KHUSUS
BIAYA NON STANDAR LAINNYA
a. Penyiapan lahan;
Biaya non-standar lainnya, meliputi biaya untuk:
b. Pematangan lahan;
j. ……………….
c. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
d. Penyusunan rencana induk (masterplan);
e. Penyusunan studi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL);
f. Biaya Penyambungan Utilitas (Air, Listrik, Telpon,ddsb);
g. Penyelidikan tanah yang terperinci;
h. Biaya pengelolaan kegiatan, perencanaan, dan pengawasanuntuk perjalanan dinas ke wilayah/lokasi kegiatan yang sukar pencapaiannya/dijangkau oleh sarana transportasi (remote area);
i. Perizinan-perizinan khusus karena sifat bangunan, lokasi/letakbangunan, ataupun karena luas lahan;
BIAYA NON STANDAR LAINNYA
k. Biaya Konsultan VE, apabila Satuan Kerja menghendakipelaksanaan VE dilakukan oleh konsultan independen;
Biaya non-standar lainnya dihitung berdasarkan kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar.
l. Biaya Pekerjaan khusus bangunan gedung ramah lingkungan (green building);
j. Biaya Konsultan studi penyusunan program pembangunanbangunan gedung negara, untuk bangunan gedung yangpenyusunannya memerlukan keahlian konsultan;
BIAYA PEMBANGUNAN BGN
BIAYAPEMBANGUNAN
BGN
BIAYA PEKERJAAN
STANDAR
BIAYA PEKERJAAN
NON-STANDAR
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 14
PEKERJAAN STANDAR BGN
Pekerjaan Standar BGN
meliputi pekerjaan : struktur, arsitektur , finishing, utilitasDihitung berdasarkan: standar harga satuan tertinggi berdasarkan klasifikasi bangunan
gedung negara; koefisien faktor pengali jumlah lantai bangunan; dan luas bangunan
Biaya Pek. Standar = (HSBGN) (K) (Ltb)
HSBGN : Standar Harga Satuan Tertinggi BGNLtb : Luas total lantai bangunan K : Koefisien jumlah lantai
PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 14
BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN
BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN
BIAYA KONSTRUKSI FISIK
BIAYA MK/
BIAYA PENGAWASAN
BIAYA PERENCANAAN
BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN
BIAYA PEKERJAANSTANDAR
BIAYA PEKERJAANNON STANDARmax 150% dari HSBGNPerpres 73 Pasal 16, (3)
HSBGN
SIMULASI PENGANGGARAN
Soal :Program Ruang direncanakan untuk menampung kegiatan Pegawai dan Pengunjung/Tamu yang bersifat Khusus Ke‐Kedutaan (Embassy) Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia di Kuala Lumpur, denganPegawai yang terdiri atas:
– 1 Orang Duta Besar (Pejabat Negara)– 40 Orang Home Staff– 84 Orang Local Staff
Mengingat sifatnya yang khusus (Prestisius), maka Bangunan direncanakan berlantai 5 Lapis.
Berapakah BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN yang harus diusulkan untuk Pekerjaan Standar untuk pembangunan
baru Gedung KBRI ini ?
Analisa:a. Menampung kegiatan Pegawai GEDUNG KANTOR
b. KBRI Malaysia, di Kuala Lumpur HSBGN Kuala Lumpur
c. Pegawai Terdirii dari:1 Orang Duta Besar (Pejabat Negara)40 Orang Home Staff84 Orang Local Staff
Jumlah Total Pegawai = 125 Orang
d. Bangunan direncanakan 5 Lantai Bangunan Tidak SederhanaKoefisien Jumlah Lantai = 1,162
SIMULASI PENGANGGARAN
1. Menghitung kebutuhan Luas ruang:GEDUNG KANTOR, TIDAK SEDERHANA,
Jawab:
HSBGN KUALA LUMPUR = Rp. 9. 174. 000,‐ per M2 *)
*) Data bersumber dari hasil analisa AM-WIN Sdn Bhd, dari Siaran Khas Special Release 2, edisi Januari2009, tanggal 16 Feb 2009, yang dikeluarkan oleh Jabatan Perangkaan Malaysia (Department of Statistics, Malaysia)
**) Kurs pasaran yang berlaku pertanggal 26 Feb 2009
STANDAR RUANG: 10 M2 perPERSONIL
KEBUTUHAN RUANG:• RUANG KERJA : 125 x 10 M2 = 1.250M2
PENGGUNA : 125 PERSONIL
2. Menghitung Program Pembiayaan :
• SIRKULASI 25% : 25% x 1.250 = 312M2
TOTAL KEBUTUHAN LUAS RUANG = 1.562M2
KOEFISIEN PENGALI (K) 5 Lantai = 1,162
BIAYA KONSTRUKSI FISIK PEK. STÁNDAR = (HSBGN) x (K) x (Ltb) = 9. 174. 000,‐ x 1,162 x 1. 562
USULAN BIAYA KONSTRUKSI FISIK = Rp. 16. 651. 000. 000,‐
3. Menghitung Program Pembiayaan Keseluruhan Bangunan:
BIAYA KONSTRUKSI FISIK
BIAYA KONSULTAN PERENCANABIAYA KONSULTAN MANAJEMEN
KONSTRUKSI= Rp. 504. 631. 560,‐
= Rp. 16. 650. 000. 000,‐= Rp. 609. 735. 100,‐
BIAYA PENGELOLAAN TEKNIS = Rp. 296. 564. 960,‐
= Rp. 17. 960. 931. 620,‐BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN
Lihat Tabel: Tidak SederhanaHalaman 130
TERIMA KASIHTERIMA KASIH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMJalan Pattimura No. 20 - Kebayoran Baru - Jakarta 12110 Telp (021) 724 4040 - Fac (021) 7251058