2.transaksi terapeutik

39
L/O/G/O Transaksi Terapeutik

Upload: nova-indra-lestari

Post on 31-Jan-2016

295 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat :)

TRANSCRIPT

Page 1: 2.Transaksi Terapeutik

L/O/G/O

Transaksi TerapeutikTransaksi Terapeutik

Page 2: 2.Transaksi Terapeutik

KELOMPOK 2

• Riski Wahyu Romadhoni 12-021• Wiska Irfa’lah 12-025• Holifatul Laili 12-

032• Nova Indra Lestari 12-037• Hilmi Muhyidin Ahmad 12-

207

ETIKA DAN HUKUM KESEHATANKELAS :A

Page 3: 2.Transaksi Terapeutik

Latar Belakang

• Dalam menjalankan profesi kedokteran atau kesehatan , satu hal yang jarang disadari dokter, yaitu saat ia menerima pasien untuk mengatasi masalah kesehatan sebetulnya telah terjadi transaksi (persetujuan) antara dua pihak. Transaksi terapeutik

• Keadaan demikian dapat dipahami karena dahulu tidak pernah disampaikan dalam pendidikan.

• Namun, keadaan tersebut sekarang harus diketahui oleh para dokter bahwa ada landasan hukum yang mengatur hubungan antara dua pihak yang bersepakat mencapai suatu tujuan.

• Menurut ketentuan hukum, hubungan demikian berlaku sebagai undang – undang. Artinya tiap – tiap pihak mempunyai hak dan kewajiban yang harus ditaati. Bila salah satu pihak ada yang dirugikan dapat menuntut atau menggugat pihak lain.

Page 4: 2.Transaksi Terapeutik

Pengertian

• Transaksi = perjanjian atau persetujuan

Yaitu hubungan timbal balik antara dua pihak yang bersepakat dalam satu hal.

• Terapeutik (therapeutic) = dalam bidang pengobatan

• Transaksi terapeutik adalah persetujuan yang terjadi antara dokter dan pasien bukan di bidang pengobatan saja, tetapi lebih luas, mencakup bidang diagnostik, preventif, rehabilitatif, maupun promotif.

Page 5: 2.Transaksi Terapeutik

Persetujuan

• Untuk melihat hubungan dokter dengan pasien yang mempunyai landasan hukum, dapat dengan pasal 1313 KUH Perdata :“Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”

• Akibat persetujuan ini akan terjadi “perjanjian” antara dua pihak. Akibat persetujuan dan perjanjian ini akan terjadi “perikatan” antara dua pihak (pasien dan dokter).

Page 6: 2.Transaksi Terapeutik

• Dalam undang – undang dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan perikatan adalah hubungan hukum antara dua orang atau lebih, dengan pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lain , sedangkan pihak yang lain itu berkewajiban memenuhi tuntutan tersebut.

Page 7: 2.Transaksi Terapeutik

Syarat sahnya suatu persetujuan

Pasal 1320 KUH Perdata

Untuk sahnya persetujuan – persetujuan diperlukan 4 syarat, yaitu :

1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya

pasien setuju dengan dokter yang dipilihnya, dan dokter sanggup mengatasi problema kesehatan pasien yang datang kepadanya.

2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian

Kecakapan ini harus ada pada kedua belah pihak, yaitu yang memberi pelayanan maupun yang memerlukan pelayanan. Dari pihak pasien menurut ketentuan ini dituntut orang yang cakap untuk membuat perikatan, yaitu orang dewasa yang waras. Bila lain dari ini tentu harus ada yang mengantar sebagai pendamping pasien.

Page 8: 2.Transaksi Terapeutik

Cont…

3. Sesuatu hal tertentu

Yang dimaksud sesuatu hal tertentu dalam persetujuan adalah suatu penyakit atau keadaan yang perlu diatasi dokter. Sesuatu disini tidak perlu suatu hal, bisa saja lebih dari satu. Pada pasien berobat jalan, bisa saja menyampaikan keluhan untuk diatasi dari kepala hingga kaki.

4. Sesuatu yang halal

Ini tidak berkaitan dengan kepercayaan atau agama. Yang dimaksud dengan halal di sini adalah sesuatu perikatan yang tidak melanggar hukum. Contohnya : klasik adalah pengangguran kandungan yang ilegal, atau mengubah wajah secara operasi kosmetik untuk menghindari penangkapan oleh polisi, atau menghilangkan sidik jari, dll.

Page 9: 2.Transaksi Terapeutik

Pembatalan persetujuan

Umumnya salah satu pihak yang tidak mau

melanjutkan transaksi ini adalah dari pihak pasien

ataupun keluarga. Pada pasien berobat jalan, tidak lagi

berkunjung untuk pemeriksakan ulang merupakan

tindakan pemutusan kekuatan. Namun, bila ini terjadi

pada pasien sedang dalam perawatan dokter meminta

pasien atau keluarga menandatangani di dalam rekam

medik “ pulang atas permintaan sendiri” atau kadang –

kadang hanya ditulis kependekannya “paps”

Page 10: 2.Transaksi Terapeutik

Namun akan lebih baik bila pembatalan secara

benar, yaitu melalui pembatalan secara resmi pula.

Apabila dokter menghadapi pasien yang sudah

tidak kooperatif dan tidak yakin lagi akan upaya

pengobatannya, dokter dapat angkat tangan dan

meminta pasien berobat kepada dokter lain. Dalam hal

ini sebaiknya dokter menyertakan resume akhir untuk

dokter yang akan melanjutkan pengobatan dan

perawatan.

Page 11: 2.Transaksi Terapeutik

Masalah yang diutarakan diatas adalah sesuai dengan ketentuan pasal 1338 KUH Perdata.

“ semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang – undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak bisa ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak atau alasan – alasan yang oleh undang –undang dinyatakan cukup untuk itu. Persetujuan harus dilakukan dengan

itikad baik.”

Page 12: 2.Transaksi Terapeutik

L/O/G/O

HAK PASIENHAK PASIEN

Page 13: 2.Transaksi Terapeutik

LATAR BELAKANG

Keluhan masyarakat semakin sering terdengar antara lain mengenai waktu dokter yang disediakan untuk pasiennya, kurang lancarnya komunikasi, kurang

informasi yang diberikan dokter kepada pasien/keluarganya, dan tingginya biaya pengobatan

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya taraf pendidikan dan kesadaran hukum masyarakat, yaitu masyarakat lebih menyadari akan haknya

seiring dengan munculnya masalah-masalah mengenai hak asasi manusia di seluruh dunia.

Page 14: 2.Transaksi Terapeutik

UU no. 29 Tahun 2004 : UU tentang Praktik Kedokteran pasal 52

Pasien, dalam menerima pelayanan para praktik kedokteran, mempunyai hak:

a.Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam

pasal 45 ayat (3), yaitu :

-    Diagnosis dan tata cara tindakan medis;

-    Tujuan tindakan medis yang dilakukan;

-    Alternatif tindakan lain dan resikonya;

-    Risiko dan komplikasi yang mukin terjadi; dan

-    Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

b.Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;

c.Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

d.Menolak tindakan medis; dan

e.Mendapat isi rekam medis.

Page 15: 2.Transaksi Terapeutik

Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 32

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di

Rumah Sakit.

2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.

3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.

4. Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar profesi dan

standar prosedur operasional.

5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari

kerugian fisik dan materi;

6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.

7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan

yang berlaku di rumah sakit.

Page 16: 2.Transaksi Terapeutik

Lanjutan

8. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di

Rumah Sakit.

9. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap

dirinya.

10. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan

kepercayaan yang dianutnya.

11. Menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit itu diduga

memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata

ataupun pidana.

12. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar

pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Page 17: 2.Transaksi Terapeutik

Lanjutan

13. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain

(second opinion) yang memiliki Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam

maupun di luar rumah sakit.

14. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk

data-data medisnya.

15. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan

oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.

16. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,

tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang

mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta

perkiraan biaya pengobatan.

17. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

18. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya

selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

Page 18: 2.Transaksi Terapeutik

menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia

1. Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri & hak untuk mati secara wajar

2. Memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi sesuai standar profesi kedokteran

3. Memperoleh penjelasan tentang diagnosis & terapi dari dokter yang mengobatinya

4. Menolak prosedur diagnosis & terapi yang direncanakan bahkan menolak / menarik diri dari kontrak terapeutik

5. Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang diikutinya

6. Menolak / menerima keikutsertaannya dalam riset kedokteran

Page 19: 2.Transaksi Terapeutik

7. Dirujuk ke dokter spesialis kalau diperlukan & dikembalikan kepada dokter yang merujuknya setelah selesai konsultasi /pengobatan untuk memperoleh perawatan atau tindak lanjut

8. Kerahasian & rekam mediknya atas hal pribadi9. Memperoleh penjelasan tentang peraturan-

peraturan rumah sakit10. Berhubungan dengan kalangan nasihat / rohaniwan

dll yg diperlukan selama perawatan di rumah sakit11. Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya

rawat inap, obat, pemeriksaan lab. , Pemeriksaan rontgen , USG, ct-scan, biaya kamar bedah, kamar bersalin, imbalan jasa dokter dll.

Page 20: 2.Transaksi Terapeutik

L/O/G/O

KEWAJIBAN PASIENKEWAJIBAN PASIEN

Page 21: 2.Transaksi Terapeutik

START

Kewajiban pasien menurut UU RI No.29/2004 ttg

Praktik kedokteran pasal 53

Memberikan informasi yg lengkap dan

jujur ttg masalah

kesehatannya

Mematuhi nasehat dan

petunjuk dokter atau dokter gigi

Mematuhi ketentuan yg

berlaku di sarana

pelayanan kesehatan

Memberikan imbalan jasa

atas pelayanan yg

diterima

Page 22: 2.Transaksi Terapeutik

“pesan” implisit terkait kewajiban pasien sebelumnya :

1 •Masing-masing pihak, dalam hal ini pasien dan tenaga medis, harus selalu memberi informasi yang tepat dan lengkap, baik sebelum maupun sesudah tindakan (preventif/diaknostik/terapeutik/rehabilitatif)

2• Keputusan di tangan pasien, dokter

mengadvokasi prosesnya (kecuali keadaan darurat yang tidak bisa ditunda)

3 • Layanan medis harus sesuai kebutuhan medisnya

Page 23: 2.Transaksi Terapeutik

Kewajiban pasien terhadap RS menurut UU RI No.44 thn 2009 ttg Rumah Sakit

1. Mentaati segala peraturan dan tata tertib di RS2. Mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya

3. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya ttg penyakit yg diderita kpd dokter yg merawat4. Melunasi semua imbalan jasa pelayanan RS/Dokter5. Mematuhi hal-hal yg disepakati/diperjanjikan

Page 24: 2.Transaksi Terapeutik

Kewajiban-kewajiban pasien pada garis besarnya

Memeriksakan diri sedini mungkin

pada dokter

Memberikan Informasi yang

benar dan lengkap tentang penyakitnya

Mematuhi nasihat dan

petunjuk dokter

Menandatangani surat-surat PTM,

surat jaminan dirawat di rumah sakit dll

Yakin pada dokternya dan

yakin akan sembuh

Melunasi biaya perawatan di rumah

sakit, biaya pemeriksaan dan pengobatan serta

honorarium dokter

Page 25: 2.Transaksi Terapeutik

L/O/G/O

KEWAJIBAN DOKTERKEWAJIBAN DOKTER

Page 26: 2.Transaksi Terapeutik

Kewajiban Dokter

MenurutKODEKI

Kewajiban Umum

Kewajiban terhadap penderita

Kewajiban terhadap

teman sejawat

Kewajiban terhadap

diri sendiri

Page 27: 2.Transaksi Terapeutik

Kewajiban UmumPasal 1: Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan

mengamalkan sumpah dokter

Pasal 2: Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran yang tertinggi

Pasal 3: Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi

Pasal 4: Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan kode etik :

a. Setiap perbuatan yang memuji diri sendirib.Secara sendiri aatau bersama-sama menerapkan

pengetahuannya dan keterampilan kedokterandalam segala bentuk, tanpa kebebasan profesic. Menerima imbalan selain dari pada yang layak sesuai

dengan jasanya, kecuali dengan keikhlasan, sepengetahuan dan atau kehendak penderita

Page 28: 2.Transaksi Terapeutik

Lanjutan . . .Pasal 5: Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkinmelemahkan daya

tahan makhluk insani, baik jasmani maupun rohani,hanya diberikan untuk kepentingan penderita

Pasal 6: Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya

Pasal 7: Seorang dokter hanya memberi keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan kebenarannya

Pasal 8: Dalam melakukan pekerjaannya,seorang dokter harus mengutamakan/mendahulukan kepentingan masyarakatdan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya

Pasal 9: Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus

memelihara saling pengertian sebaik-baiknya.

Page 29: 2.Transaksi Terapeutik

Kewajiban terhadap penderita

Pasal 10: Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi hidup makhluk insani

Pasal 11: Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita. Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka ia wajib merujuk penderitakepada dokter lain yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut

Pasal 12: Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya

Page 30: 2.Transaksi Terapeutik

Lanjutan . . .

Pasal 13: Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia

Pasal 14: Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya

Page 31: 2.Transaksi Terapeutik

Kewajiban terhadap teman sejawat

Pasal 15: Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan

Pasal 16: Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawatnya tanpa persetujuannya

Page 32: 2.Transaksi Terapeutik

Kewajiban terhadap diri sendiri

Pasal 17: Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik

Pasal 18: Setiap dokter hendaknya senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tetap setia kepada cita-citanya yang luhur

Page 33: 2.Transaksi Terapeutik

Menurut UU 29 Tahun 2004

Pasal 51

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban : a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan

standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;

b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;

Page 34: 2.Transaksi Terapeutik

c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;

d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan

e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

Page 35: 2.Transaksi Terapeutik

L/O/G/O

Hak DokterHak Dokter

Page 36: 2.Transaksi Terapeutik

Menurut KODEKI

1. Melakukan praktek dokter setelah memperoleh Surat Izin Dokter (SID) dan Surat Izin Praktek (SIP)

2. Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien/keluarga tentang penyakitnya

3. Bekerja sesuai standar profesi4. Menolak melakukan tindakan medik yang

bertentangan dengan etika, hukum, agama, dan hati nuraninya

5. Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien, jika menurut penilaiannya kerjasama pasien dengannya tidak ada gunanya lagi, kecuali dalam keadaan gawat darurat

Page 37: 2.Transaksi Terapeutik

6. Menolak pasien yang bukan bidang spesialisnya, kecuali dalam keadaan darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya

7. Hak atas “privacy” dokter8. Ketentraman bekerja9. Mengeuarkan surat-surat keterangan dokter10.Menerima imbalan jasa11.Menjadi anggota perhimpunan profesi12.Hak membela diri

Page 38: 2.Transaksi Terapeutik

Menurut UU 29 Tahun 2004

Pasal 50

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak : a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang

melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;

b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;

c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan

d. menerima imbalan jasa.

Page 39: 2.Transaksi Terapeutik

L/O/G/O

TERIMA KASIHTERIMA KASIH