29553749-kti-nurul-pola-asuh-orang-tua-dalam-pemberian-makanan-balita.txt

Download 29553749-KTI-Nurul-Pola-Asuh-Orang-Tua-Dalam-Pemberian-Makanan-Balita.txt

If you can't read please download the document

Upload: mhd-zai

Post on 08-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

1BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Di negara berkembang kesakitan dan kematian pada anak balita banyak dipengaruhi oleh keadaan gizi dengan demikian angka kesakitan dan kematianpada periode ini dapat dijadikan informasi yang berguna mengenai keadaan kuranggizi di masyarakat (Supariasa, 2001). Gangguan gizi pada anak balita merupakandampak komulatif dari berbagai faktor baik yang berpengaruh langsung atau tidaklangsung terhadap gizi anak (Moehji S, 2003). Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi yangtinggi setiap kg berat badannya. Anak balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi (Djaeni, 2000). Untuk itu status gizibalita perlu diperhatikan dalam status gizi baik dengan cara memberikan makananbergizi seimbang yang sangat penting untuk pertumbuhan (Paath, 2004). Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2003 angka prevalensi gizi kurang adalah 19,20% dan status gizi buruk 8,30% (Depkes RI, 2004). Data dari DinasKesehatan RI yang mengacu pada aksi pangan dan gizi tahun 2001-2005 sasaran gizikurang dari 20% dan gizi buruk 5% (Depkes RI, 2002). Menurut hasil pemantauan status gizi pada balita di Propinsi Jatim pada tahun 2005, dari 8.012 balita yangdisurvei terdapat 6,5% balita mengalami gizi buruk dan 20% mengalami gizi kurang (Sugeng Iwan, 2008). Menurut hasil pemantauan status gizi balita Kabupaten1

2Bojonegoro tahun 2008 ditinjau dari BB/U 70.749 balita terdapat 1,32% balita dengan status gizi buruk, balita dengan gizi kurang sebanyak 13,15% balita, 83,63%balita dengan status gizi baik dan gizi lebih sebanyak 1,90% balita, sedangkan pada pemantauan status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Temayang tahun 2008, dari 1.781 balita terdapat 1,46% balita mengalami gizi buruk 16,79% balita dengan gizi kurang 80,17% balita dengan gizi baik dan 1,09% mengalami gizi lebih. Berdasarkan hasil pencatatan pemantauan status gizi balita tahun 2008 oleh bidanDesa Papringan diperoleh data dari 150 balita yang mengalami gizi buruk 3,3% balita, 22,6% balita dengan gizi kurang, 73,3% balita dengan gizi baik dan 0,6% balita yang mengalami gizi lebih. Menurut Menkes, ada 3 faktor utama yang saling terkait mempengaruhi besarnya masalah gizi dan kesehatan masyarakat. Pertama, ketersediaan pangan di tinhgkat rumah tangga. Kedua, pola asuhan gizi atau makanan keluarga. Ketiga, akses terhadap pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2007). Gizi kurang dan gizi buruk berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang. Anak yang menderita gizi kurang akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental (Depkes RI, 2002). Pada usia sebelum 6 bulan sistem pencernaan belumsiap untuk menerima makanan selain ASI kebutuhan bayi akan makanan sudah cukup terpenuhi dengan ASI namun pasca usia tersebut ia memerlukan makanan tambahan yang dapat menunjang tumbuh kembangnya. Pada usia ini jika hanya diberi ASI saja kebutuhan asuhan gizi bayi masih belum terpenuhi sepenuhnya. Dan jika2

3memberikan makanan pendamping terlalu awal (sebelum 6 bulan) berdampak kurang baik terhadap kesehatannya (Akhmad Saifudin A, 2008). Masalah gizi pada balita akan bertambah negatif pada obesitas (gizi lebih) pada masa anak bila terus berlanjut sampai dewasa dapat mengakibatkan hipertensi, hiperlipidemia, paterosklerosis, penyakit jantung koroner dan maturitas seksual lebih awal (Soetjiningsih, 2004). Upaya penanggulangan gizi kurang yang sudah dilakukan adalah peningkatan pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari tingkat pos pelayanan terpadu(posyandu) hingga puskesmas dan rumah sakit, peningkatan komunikasi, informasidan edukasi dibidang pangan dan gizi masyarakat dan intervensi langsung kepada sasaran melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) (Almatsier S, 2006). Untuk mengatasi kasuskurang gizi memerlukan peranan dari keluarga khususnya para ibu harus memiliki kesabaran bila lebih memperhatikan anaknya asupan mengalami problema makan dan anaknyamakanansehari-haribagi(http://www.iyoiye.com diakses tanggal 20 mei 2009). Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dalampemberian makanan balita dengan status gizi balita di Desa Papringan KecamatanTemayang Kabupaten Bojonegoro.3

4B. Rumusan Masalah 1. Sejauh mana pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balita di Desa Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro ? 2. Sejauh manastatus gizi balita di Desa Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro ? 3. Bagaimana hubungan pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balita dengan status gizi balita di Desa Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro ?C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balita dengan status gizi balita. 2. Tujuan khusus a.Mengidentifikasi karakteristik responden di Desa PapringanKecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro. b. Mengidentifikasi pola asuh orang tuadalam balita di Desa Papringan Kecamatan pemberian makanan KabupatenTemayangBojonegoro. c. Mengidentifikasi status gizi pada balita di Desa Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro.4

5d. Menganalisis hubungan pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balita dengan status gizi balita di Desa Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro.D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Sebagai pengalaman baru dalam melakukanpenelitian dan dapat mengaplikasi ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kampus dengan keadaan yang ada di masyarakat. 2. Bagi Iptek Dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan wacana bagi generasi yang akan datang. 3. Bagi profesi Hasilpenelitian dapat memberikan masukan bagi bidan serta tenaga kesehatan lain dalam pengembangan konseling di bidang gizi dan mendapatkan alternatif upaya yang berkaitan dengan pencegahan dan perbaikan status gizi balita. 4. Bagi institusi atau pendidikan Dapat digunakan sebagai referensi untuk studi lebih lanjut bagi peneliti yang tertarik dengan masalah gizi.5

6BAB II TINJAUAN PUSTAKADalam bab ini akan dibahas mengenai konsep pola asuh gizi atau makanan, konsep balita dan konsep status gizi.A. Konsep Pola Asuh Gizi atau Makanan 1. Pengertian Pengasuhan anak dapat didefinisikan sebagai perilaku yang dipraktikkan oleh pengasuh (ibu, bapak, nenek, pengasuh) dalam memberikan makanan, pemeliharaan kesehatan, memberikan stimulasi serta dukungan emosional yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang juga termasuk di dalamnya tentang kasih sayang dan tanggung jawab orang tua (Anwar HM, 2008). Pola asuh gizi atau makanan adalah kemampuan keluarga untuk memberikan makanan kepada bayi dan anak, khususnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI. (http//:www.depkes.go.id/ diakses 8 juni 2009). ASI merupakan makanan alami pertama untuk bayi dan harus diberikan tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai usia 4 bulan dan jika memungkinkan sampai usia 6bulan. Setelah periode ini dibutuhkan makanan tambahan untuk memastikan bahwa anak tumbuh dengan baik dan tetap sehat penting untuk mengetahui makanan apa yangharus diberikan, berpa jumlah dan frekuensinya (Juwono L, 2003).6

7a. Air Susu Ibu (ASI). ASI adalah makanan utama pada bayi terutama usia 0-6 bulan (Supartini Y, 2008). ASI merupakan makanan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah utnuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu penyerapan nutrisi (www.nafishaaurellia.com/Diakses tanggal 5 Juni 2009). Kebaikan air susu ibu (ASI) sebagai makanan bayi adalah sebagai berikut : 1) ASI cukup mengandung zat-zat makanan yang diperlukanselama ASI ibu keluar secara normal (dalam jumlah yang cukup) jadi dapat memenuhi kebutuhan bayi akan unsur-unsur gizi. 2) Dalam ASI sudah terdapat antibodi sehingga dapat melindungi bayi dari penyakit. 3) Temperatur ASI sesuai dengan temperatur suhu bayi. 4) Dengan menyusu maka rahang bayi akan terlatih menjadi kuat.5) Dengan menyusui bayi berarti mempererat rasa kasih antara ibu dan anak. 6) ASI tidak usah dimasak atau diolah terlebih dahulu sehingga sangat memudahkan bagiibu.7

8TABEL 1 KANDUNGAN ZAT GIZI DALAM ASI DAN SUSU SAPI Jenis zat gizi Kalori ProteinLaktosa Lemak Vitamin A Vitamin C Vitamin B1 Asam folit Vitamin B12 Zat besi Zat kapur Sumber : Moehji S, 2003 Kadar dalam tiap 100 ml Air Susu Ibu Susu Sapi Segar 67 66 1,2 g 3,3 g 7,0 4,8 g 3,8 g 3,7 g 53 ug 34 ug 4,3 mg 0,42 mg 0,16 mg1,8 ug 0,18 mg 0,42 mg 0,18 mg 0,23 ug 0,10 mg 0,15 mg 125 mg 33 mgb. Makanan tambahan/MP-ASI Pemberian makanan tambahan adalah memberi makanan lain selain ASI (Juwono Lilian, 2003). Pemberian makanan tambahan adalah masa saatbayi mengalami perpindahan menu dari hanya minum susu beralih ke menu yang mengikut sertakan makanan padat. (http://www.clubnutricia.com/ Diakses tanggal 2 juni2009). 1) Jenis makan tambahan a) Makanan yang dibuat khusus. b) Makanan keluarga sehari-hari yang dimodifikasi agar mudah dimakan dan mengandung cukup nutrien. 2) Syarat makanan tambahan a) Kaya energi, protein dan mikronutrien. b) Bersihdan aman.8

9c) Tidak terlalu pedas atau asin. d) mudah dimakan oleh anak. e) Disukai anak. f) Tersedia di daerah setempat dan harganya terjangkau. g) Mudah disimpan. (Juwono L, 2003). 2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan pada bayimenurut Muhtadi Deddy, 1994, antara lain : a. Makanan termasuk ASI, harus memberikan semua zat gizi yang diperlukan bayi. b. Anak memerlukan lebih dari satu kali makan sehari sebagai komplemen terhadap ASI. c. Sekali makan dapat diterima dengan baik, berikan makanan tambahan tersebut setelah bayi menyusu. d. Sebelum berumur dua tahun, bayi belum dapat mengknsumsi semua makanan orang dewasa. e. Pada permulaan makanan tambahan harus diberikan dalam keadaan halus. f. Pada waktuberumur dua tahun bayi dapat mengkonsumsi makanan setengah porsi orang dewasa.9

103. Pola pemberian makanan untuk bayi dan anak a. Makanan bayi umur 0-6 bulan. 1)Segera susui bayi dalam waktu 30 menit. Jika ASI belum keluar jangan berhenti menyusui. 2) Susui bayi sesering mungkin setiap kali bayi menginginkannya (On demand) pemberian ASI minimal 8 kali sehari semalam. 3) Jangan memberikan makanan minuman apapun selain ASI (Depkes, 2005). b. Makanan bayi umur 6-9 bulan 1) Pembarian ASI diteruskan 2) Bayi mulai diperkenalkan dengan makanan lumat 2 kali sehari 3) Nasi tim bayi ditambahn sedikit demi sedikit dengan sumber zat lemak yaitusantan atau minyak kelapa/margarin. 4) Setiap kali makan berikan makanan dengantakaran Umur 6 bulan beri 6 sendok makan. Umur 7 bulan beri 7 sendok makan. Umur 8 bulan beri 8 sendok makan. Umur 9 bulan beri 9 sendok makan. c. Makanan bayiumur 9-12 bulan 1) Bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara berangsur mendekatibentuk dan kepadatan makanan keluarga.10

112) Berikan makanan selingan 1 kali sehari seperti bubur kacang hijau atau buah.3) Campurkan makanan dengan berbagai lauk pauk dan sayuran secara berganti-ganti. d. Makanan anak umur 12-24 bulan 1) Pemberian ASI diteruskan 2) Pemberian makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separuh makan orang dewasa setiap kali makan dan memberikan makanan selingan 2 kali sehari (Depkes RI, 2000). TABEL 2 ANJURAN JUMLAH PORSI BAHAN MAKANAN MENURUT KECUKUPAN ENERGI KELOMPOK UMUR 1-3 TAHUN DAN 4-6 TAHUN. Anak usia 1-3 tahun Anak usia 4-6 tahun (1.200 kkal) (1.700 kkal) Nasi 3P 4P Sayuran 1P 2P Buah 3P 3P Tempe 1P 2P Daging 1P 2PASI Dilanjutkan hingga 2 tahun Susu 1P 1P Minyak 3P 4P Gula 2P 2P Sumber : Depkes RI, 2002. Panduan Makan Untuk Hidup Sehat. 4. Pengasuhan dalam memberikan makanan, meliputi : a. Bagaimana membujuk anak makan. b. Menciptakan situasi yang nyaman saat makan. c. Berperilaku yang ramah terhadap anak. Bahan makanan11

12d. Menghindari pertengkaran sewaktu makan. e. Membiasakan waktu makan yang teratur. f. Memberikan perlindungan kepada anak. g. Memberi makan setiap kali anak merasa lapar. h. Memantau banyaknya makanan yang dihabiskan oleh anak. (Anwar HM,2008). 5. Cara pemberian makanan yang baik menurut Juwono L, 2003 meliputi : a.Menempatkan makanan anak dalam mangkuk yang tepisah untuk memastikan bahwa anakmendapatkan bagian yang adil dan makanan dalam jumlah yang tepat. b. Duduk bersama anak pada waktu makan, memperhatikan apa yang dimakan anak dan secara memberikan bantuan dan dorongan jika diperlukan. c. Tidak membuat terburu-buru ketika anak sedang makan. d. Bila anak berhenti makan tunggu sebentar dan kemudian tawarkan makan lagi. e. Memberikan beberapa makanan yang dapat dipegang atau diambiloleh anak. f. Memberikan makan dengan segera ketika anak mulai merasa lapar. g.Tidak memberi makan ketika anak mengantuk.12

13h. Tidak memaksa memberikan makanan. Hal ini akan meningkatkan stres dan menurunkan nafsu makan; acara makan seharusnya menjadi peristiwa yang santai dan menggembirakan. i. Memastikan anak tidak haus. (tetapi jangan memberikan minum terlalubanyak sebelum atau selama makan sehingga menurunkan nafsu makan anak). j. Melakukan permainan untuk mendorong anak yang enggan agar makan lebih banyak, sebagicontoh berpura-pura bahwa sendok adalah seekor burung yang menukik untuk memberi makan anaknya, atau berpura-pura bahwa makanan bahwa makanan itu untuk bonekaatau untuk anak lain atau untuk boneka binatang. k. Bersiap untuk melakukan pembersihan sesudahnya.l.Mencampur makanan menjadi satu jika anak hanya mengambil dan memakan makanan yang disukainya.6. Membangkitkan selera makan a. Usahakan sebelum makan anak berada dalam keadaan lapar. Hal ini penting, mengingat kalau anak belum lapar biasanya mereka enggan bahkan melakukan aktivitas penolakan. b. Biasakan untuk memberi makan secara teratur. Jam makan untuk anak meliputi sarapan pagi, makan siang dan makan malam.c. Jangan sekali-kali memberikan camilan yang manis-manis diantara jam-jam makan. Pengaruhnya kurang baik bagi kesehatan maupun peningkatan selera makan.13

14d. Mengatur sedemikian rupa suasana makan dengan variasi menu atau makanan kesukaannya. e. Anak yang sedang malas makan, jangan dipaksa makan. Simpan saja dulumakanan itu untuk jam berikutnya. f. Jelaskan pada anak dengan suara manis dan ketulusan tentang manfaat makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh. g. Kembangkan sikap tegas, terbuka dan logis ketika orang tua menolak permintaan jajan dari anak yang tidak baik dan sehat. Berikan kepada mereka alternatif pilihan mereka yang sekiranya lebih baik tapi disenangi anak. h. Selalu memberi contoh positif kepada anak. Jangan gampang marah atau tersinggung ketika anak belum antusiasmakan sesuai keinginan orang tua. (http://pena-deni.blogspot.com/ Diakses tanggal 5 juni 2009) 7. Menjaga makanan tetap bersih dan aman menurut Juwono L, 2003 antara lain : a. Mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan. b. Menutup makanan yang sudah dimasak dan memakannya dalam waktu 2 jam jika tidak ada dilemari es. Jika dibiarkan lebih lama panaskan kembali sampai mendidih. c. Menggunakan makanan segar yang penampilan dan baunya bagus. d. Mencuci tangan anak sebelum makan. e. Memberikan makanan pada anak dengan memakai sendok atau cangkirbersih.14

15f. Menjaga rumah dan daerah sekitarnya tetap bersih sehingga tikus dan seranggatidak berkembangbiak.B. Konsep Balita 1. Pengertian Balita atau anak bawah 5 tahun adalah anak usia kurang dari 5 tahun. Sehingga bayi usia dibawah 1 tahun juga termasuk dalam golongan ini. Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Balita dibedakan: a. Bayi (0-12 bulan). b. Anak balita (13-60 bulan).(Wiyono Joko, 2006).C. Konsep Status Gizi 1. Pengertian status gizi Status gizi adalah ekspresi darikeadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2001). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi a. Ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga. Status gizidipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga dan jika tidak cukup dapat dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak terpenuhi.15

16b. Tidak memadainya pola pengasuhan gizi atau makanan Pola pengasuhan gizi ataumakanan adalah kemampuan keluarga untuk memberikan makanan kepada bayi dan anak.c. Akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas Pemanfaatan fasilitas kesehatan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatanyang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI, 2007).3. Klasifikasi status gizi Dalam menentukan kasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang disebut reference. Baku antropometri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS (World Health Organitation-national Centre For Health Statistics) dengan klasifikasi terlihat pada tabel berikut :TABEL 3 KLASIFIKASI STATUS GIZI ANAK BAWAH LIMA TAHUN (BALITA) STATUS GIZI Gizilebih Berat badan Gizi baik menurut uimur Gizi kurang (BB/U) Gizi buruk ) SD = Standar Deviasi Sumber : DinKes Jatim, 2005 INDEKS AMBANG BATAS > + 2 SD 2 SD sampai + 2 SD < 2 SD sampai 3 SD < 3 SD16

174. Cara penilaian status gizi Penilaian status gizi dibagi kedalam dua kelompokyaitu : a. Kelompok pertama metode secara langsung Penilaian status gizi secaralangsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu : 1) Klinis Metode ini didasarkan atas perubahan perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. 2) Biokimia Metode ini mengunakan pemeriksaan spesimen yang diuji secara labolatoris. 3) Biofisik Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. 4) Antropometri Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadapdimensi tubuh dan komposisi tubuh. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter (Supariasa IDN, 2001). Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. (Supariasa IDN, 2001).17

18TABEL 4 KELEBIHAN DAN KETERBATASAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI Kelebihan Keterbatasan 1. Relatif murah. 1. Membutuhkan data referensi 2. Cepat, sehingga dapat yangrelevan. dilakukan pada populasi 2. Kesalahan yang muncul yang besar. seperti kesalahan pada peralatan (belum dikalibrasi), 3. Objektif 4. Gradable, dapat dirangking kesalahan pada observer (kesalahan pengukuran, apakah ringan, sedang ataupebacaan, pencatatan). berat. 5. Tidak menimbulkan rasa 3. Hanya mendapatkan data sakit pada responden. pertumbuhan, obesitas, malnutrisi karena kurang energi dan protein, tidak dapat memperoleh informasi karena difisiensi zat gizi mikro. Sumber : FKM UI, 2007 Dalam penelitian ini cara penilaian status gizi yang digunakan adalah secara langsung (Antropometri). Indeks antropometri yang digunakan dalam penelitian ini adalah berat badan menurut umur (BB/U) : 1) Berat Badan Padamasa bayi balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhanfisik maupun status gizi. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang.Alat ukur yang digunakan dilapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan : mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain, mudah diperolehdan relatif murah harganya, ketelitianpenimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg, skala mudah dibaca, cukup aman untuk menimbang anak balita (Supariasa IDN, 2001).18

19Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin. Penggunaan dacin mempunyaibebrapa keuntungan antara lain : dacin sudah dikenal umum sampai ke pelosok desa, di buat di Indonesia, bukan impor, serta mudah didapat, ketelitian dan ketepatan cukup baik. Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg.Bila digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar,karena angka ketelitiannya 0,25 kg (Supariasa IDN, 2001). 2) Umur Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Cara menghitung umur yaitu dengan menentukan tanggal, hari, bulan dan tahun anak waktu lahir seingga didapatkan umur anak. Bila kelebihan atau kekurangan hari sebanyak 16 hari sampai 30 hari, dibulatkan menjadi 1 bulan. Bila kelebihan atau kekurangan hari sebanyak 1 15 hari dibulatkan menjadi 0 bulan (Supariasa IDN, 2001). Adapun kelebihan dan kekurangan indeks BB/U adalah : 1) Kelebihan indeks BB/U a) Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum. b) Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis. c)Berat badan dapat berfluktuasi.19

20d) Sangat sensitif terhadap perubahan perubaahn kecil. e) Dapat mendeteksi kegemukan (over weight). 2) Kekurangan indeks BB/U a) Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema atau asites. b) Di daerah pedesaanyang masih terpencil atau tradisional, umur sering sulit ditaksir secara tepatkarena pencatatan umur yang belum baik. c) Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak dibawah usia 5 tahun d) Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran seperti pengaruh pakaian atau gerakan anak pada saat penimbangan. e) Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. (Supariasa IDN, 2001). b. Kelompok metode tidak langsung Penilaian status gizi tidaklangsung dapat dibagi menjadi tiga yaitu : 1) Survei konsumsi makan Adalah metode penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. 2) Statistik vital Adalah menganalisa data beberapa statistik kesehatan.20

213) Faktor ekologi Adalah hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. (Supariasa IDN, 2001). 5. Dampak gizi tidak seimbang a. Dampak gizi lebih Obesitas (gizi lebih) akan berdampak tingginya kejadian berbagai penyakit infeksi dan pada orang dewasa tampak dengan meningkatnya penyakit degeratifseperti jantung koroner, diabetes meliltus, hipertensi dan penyakit jantung (Pudjiadi S, 2005). b. Dampak gizi kurang Pertumbuhan fisik anak terlambat (anak akan mempunyai tinggi badan lebih pendek) perkembangan mental terganggu. (Soetjiningsih, 2004). c. Dampak gizi buruk Gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dansistem organ yang akan merusak sistem pertahanan tubuhterhadap mikroorganisme maupun pertahanan mekanik. Dampak selanjutnya dapat terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan, mental serta penurunan skor tes IQ (Pudjiadi S, 2005). Penurunan fungsi otak berpengaruh terhadap kemampuan belajar, kemampuan anak bereaksi terhadap rangsangan dari lingkungannya dan perubahan kepribadian anak (Moehji S, 2003).21

226. Penanggulangan masalah gizi tidak seimbang a. Masalah gizi lebih atau obesitas Penanggulangannya adalah dengan menyeimbangkan masukan dan keluaran melalui pengurangan makanan dan penambahan latihan fisik atau olahraga serta menghindari tekanan hidup/stress(Almatsier S, 2005). b. Masalah gizi kurang Penanggulangan masalah gizi kurang perlu dilakukan secara terpadu antar departemen dan kelompokm profesi, melalui upayaupaya peningkatan pengadaan pangan, penganekaragaman produksi dan konsumsi pangan, peningkatan status sosial ekonomi, pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta peningkatan teknologi hasil pertanian dan tehnologi pangan (Almatsier S, 2005). c. Masalah gizi buruk Penanggulangan masalah gizi buruk yang dilakukan antara lain : 1) Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional. 2) Peningkatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). 3) Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari tingkat Posyandu, hingga Puskesmas dan Rumah Sakit. 4)Intervensi langsung pada sasaran melalui pemberian makanan tambahan (PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta kapsul iodium.(Almatsier S, 2005).22

23D. Kerangka Konsep Pola asuh orang tua dalam pemberian makanan balitaKetersedian pangan di tingkat rumah tanggaStatus gizi balitaAkses terhadap pelayanan kesehatan berkualitasKeterangan : : Diteliti : Tidak diteliti Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dalam Pemberian Makanan Balita Dengan Status Gizi Balita Di Desa Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro.Penjelasan : Status gizi lebih, gizi baik, gizi kurang, gizi buruk dipengaruhi oleh pola asuh gizi atau makanan asupan makanan, ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga dan askes terhadap pelayanan kesehatan berkualitas.23

24E. Hipotesa Hipotesa adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Nursalam, 2003). Hipotesa nol (H0) menyatakan tidak ada hubunganantara variabel yang satu dengan yang lain. Hipotesa alternatif (Ha/H1) menyatakan ada hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain. Hipotesa pada penelitian ini adalah adanya Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dalam Pemberian Makanan Balita Dengan Status Gizi Balita.24

25BAB III METODE PENELITIANMetode penelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah yang pada dasarnya menggunakan metode ilmiah (Notoatmodjo S, 2002). Pada bab ini akan dibahas tentang desain penelitian, populasi, sampel, besar sampel dan sampling, kriteria sampel, variabel penelitian,prosedur pengumpulan data, instrumen, tehnik pengolahan atau analisa data, etika penelitian dan jadwal kegiatan penelitian.A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan (Nursalam, 2008). Berdasarkan tujuan penelitian desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif dan analitik korelatif yang bertujuan untuk mendiskriptifkan dan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel(Nursalam, 2008) Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2008).25

26B. Populasi dan Sampel 1. Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Sampling a. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmojo S, 2005). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh orang tua (pengasuh) yang mempunyai balita di Desa Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro, sebanyak150. b. Sampel adalah sebagian yang akan diambil dari keseluruhan subyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. (Arikunto, S 2003). c. Besar sampel adalah anggota yang akan dijadikan sampel

(Nursalam : 2008) pada penelitian ini besar sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus penelitian analitik korelatif.Z + Zn= +3 1 1 + Ln2 1 Ketengn : Z Z : djutuk ( : 2,20 z : 0,84 : Koefisien koelsi nt viel yng dihpkn pekin koefisien yng tejdi nt viel x dn y. (dimil koefisien kolesi tekecil pil tidk dikethui disnkn 0,30 ) ( Punomo. W 2007).226

271,96 + 0,84

+3 n=

1

1 + 0,3

In

2

1 0,3

22,8n=+30,309n = 82,11 + 3 n = 85 esponden. Jdi jumlh smpel pd penelitin ini dlh 85esponden Ag smpel yng dimil poposionl mk digunkn umus (Ptikny, 2001) :nA = lit di posyndu X x es smpel populsi (lmpin 11)2d. mpling

mpling dlh poses menyeleksi posi dn populsi untukmewkili populsi. Teknik smpling meupkn c c yng ditempuh dlm pengmiln smpel g mempeoleh smpel yng en en sesui dengn keseluuhnsetip penelitin (Nuslm, 2008). Pengmiln smpel dlm hl ini dilkukn sec simpelndom smpling yitu peneliti mencmpu sujek sujek di dlmpopulsi sehingg semu sujek dinggp sm.27

28C. Kitei mpel 1. Kitei InklusiKitei Inklusi dlh kkteistik umum sujek penelitin di sutu populsiyng tejngku kn diteliti (Nuslm, 2008) Pd penelitin ini kitei inklusiny dlh : . Ong tu (pengsuh) yng is c tulis; . Ong tu (pengsuh) yng esedi diteliti c. Ank dlm kedn seht.2. Kitei EksklusiKitei ekseklusi dlh kitei dimn sujek penelitin tidk dpt mewkilismpel ken tidk memenuhi syt segi penelitin yng menyekn ntlin dlh dny hmtn etnik, menolh menjdi esponden, tedpt kedn yng tidk memungkinkn untuk dilkukn penelitin, tedpt kedn tu penykit yng menggnggu pengukun mupun intepestsi penelitin (Nuslm, 2008). Kitei eksklusi pd penelitin ini dlh : Ong tu (pengsuh) yng mempunyilit yng tidk ed di tempt st didkn penelitin.D. Viel PenelitinViel penelitin dlh peilku tu kkteistik yng memei nili ed tehdp sesutu (mislny : end, mnusi) (Nuslm 2008). Pd penelitin inid 2 viel yitu :28

291. Viel Independent (es)Viel Independent yng di dug dimti dn diuku untuk dikethui huungn tu penguh dengn vile independentny dlh pol suh ong tu dlm pemein mknn lit.2. Viel Dependent (tegntung)Viel Dependent dlh vile yng muncul segi kit di viel independent (Nuslm, 2003) pd penelitin ini vieldependent dlh sttus gizi.E. Definisi Opesionl TABEL 5 DEFINII OPERAIONAL HUBUNGAN POLA AUH TUA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BALITA DENGAN TATU GIZI BALITA DI DEA PAPRINGAN KECAMATANTEMAYANG KABUPATEN BOJONEGORO. No 1 Definisi opesionl Independent: KemmpunPol suh ong tu ong tu (pengsuh) dlm dlm pemein memeikn mknn suhn eup lit. pemein mknn lit. Viel Indikto1. Pol pemein mknn : . Jenis mknn litAlt Uku

kl OdinlKtegoi Pol suh gizi tu mknn : Dengn kitei : 1. Bik jik is menjw petnyn dengn en 16 20 (76% 100%) 2. Cukup jik is menjw petnyn dengn en 11 15 (56% 75%)Kuesinesenyk 20 Petnyn

. Jumlh dn fekuensi pemein mknn lit 2. Pengsuhn dlm memei mknn. . Bgimn memujuk nk mkn. . Menciptkn situsi yng nymn stmkn. c. Bepeilku yng29

30NoVielDefinisi opesionlIndikto mh tehdp nk. d. Menghindi petengkn sewktu mkn. e. Memiskn wktu mkn yng tetu. f. Memeikn pelindungn kepd nk. g. Memei mkn setip kli nk mes lp. h. Memntu nykny mknn yng dihiskn oleh nk. i. C pemein mknn yng ik j. Memngkitkn selemkn Tel ujukn WHONCH (stnd BB/U) dengn klsifiksi : Gizi leih : > +2 D Gizi ik : 2 D s/d + 2 D Gizi kung : 6 uln57

586. Bep kli nd memeikn mknn tmhn pd nk nd dlm sehi ? .. c. < 3 kli / hi 3 kli / hi > 3 kli / hi7. Ap yng nd lkukn jik nk nd mes osn dengn menu yng nd eikn ? . . c. Memks nk untuk tetp memknny. Memikn nk untuk tidk memknny. Memeikn visi pd mknn8. Bil nk sedng mkn p yng is lkukn ? . . c. Menyuuh nk untukcept menghiskn mknnny Mengjk ic st mkn Tidk memut nk teuu uu

ko9. Bisny p tindkn nd il nk ehenti mkn ? . . Tunggu seent dn twkn lgi Memikn dn meningglknny g nk mndiic. Memhi nk 10. Apil nk tidk mu mkn isny p yng nd lkukn? . . c. Memks dn memhiny g cept mkn Memolehkn nk memilih menu mknn yng diinginknny Memikn sj11. Ap yng nd lkukn jik nd is sedng siuk dn nk nd mint mkntu menngis ken lp ? . . c. Menyelesikn pekejn kemudin u memeikn mkn Memikn dn tidk menghiukn Memeikn mkn dengn sege58

5912. Apkh nd memei mkn pd nk nd pd st nk nd mengntuk ? .. c. Tidk penh Kdng kdng eing13. Apkh nd mh jik nk nd msih elum mu mkn ? . . c. Tidk penh Kdng kdng eing14. Apkh nd memuji jik nk nd mu mkn dengn lhp ? . . c. Tidk penh memuji ellu memuji Kdng kdng15. Apkh nd sellu memntu nykny mknn yng dihiskn oleh nk nd? . . c. Tidk penh memntu Kdng kdng ellu memntu16. Apkh nd memiskn wktu mkn yng tetu pd nk nd ? . . c. Tidk penh Kdng kdng ellu17. Apkh nd memujuk nk nd jik nk nd tidk mu mkn ? . . c. Tidk penh Kdng kdng ellu59

6018. Bep kli nd memei AI pd nk nd dlm sehi ? . . c. 3 kli sehi 2 kli sehi ewktu wktu jik nk menginginknny19. Bisny pkh nd mempehtikn c mkn nk ? . . c. ellu mempehtikn dn menemniny Kdng kdng Tidk penh tu cuh tk cuh20. Kpn sj nd memeikn mknn pd nk nd ? . . c. Pgi dn mlmPgi, sing dn mlm ewktu wktu jik nk nd menginginkn60

61Ktegoi sttus Gizi Bedskn Indeks Bet Bdn Menuut Umu (BB/U) Ank Lki lki Umu 0 60 Buln Umu (Buln)0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 2930

ttus Gizi Buuk 1,9 2,5 3,0 3,5 3,9 4,3 4,6 4,9 5,2 5,4 5,6 5,8 6,0 6,1 6,37,1 7,2 7,3 7,5 7,6 7,7 7,8 7,9 8,0 8,1 Kung2,0 2,5 2,6 3,3 3,1 4,1 3,6 4,7 4,0 5,3 4,4 5,7 4,7 6,1 5,0 6,5 5,3 6,9 5,5 7,35,7 7,5 5,9 7,8 6,1 8,1 6,2 8,2 6,4 8,5 6,5 8,5 6,7 8,8 6,8 8,9 6,9 91 7,0 9,3 7,1 9,3 7,2 9,5 7,3 9,7 7,4 9,8 7,6 10,0 7,7 10,1 7,8 10,3 7,9 10,4 8,0 10,5 8,110,7 8,2 10,9Bik2,6 4,0 3,4 5,2 4,2 6,2 4,8 7,2 5,4 8,0 5,8 8,8 6,2 9,4 6,6 10,0 7,0 10,6 7,4 11,0 7,6 11,4 7,9 11,9 8,2 12,2 8,3 12,5 8,6 13,8 8,7 13,1 8,9 13,3 9,0 13,6 9,2 13,8 9,4 14,0 9,4 14,2 9,6 14,4 9,8 14,5 9,9 14,9 10,1 15,1 10,2 15,4 10,4 15,6 10,5 15,7 10,6 16,0 10,8 16,2 11,0 16,4

Leih 4,1 5,3 6,3 7,3 8,1 8,9 9,5 10,1 10,7 11,1 11,5 12,0 12,3 12,6 12,9 13,,1 14,2 14,5 14,7 15,0 15,2 15,5 15,8 16,1 16,3 16,5Ketengn : Gizi Buuk 120% Medin BB/U Bku WHO/U Bku WHO NCH, 198361

62Ktegoi sttus Gizi Bedskn Indeks Bet Bdn Menuut Umu (BB/U) Ank Peempun Umu 0 60 Buln Umu (Buln)0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 2930

ttus Gizi Buuk 1,8 2,3 2,7 3,1 3,5 3,9 4,2 4,5 4,8 5,16,8 6,9 7,0 7,2 7,3 7,3 7,3 7,5 7,6 7,6 Kung1,9 2,5 2,4 3,1 2,8 3,7 3,2 4,2 3,6 4,7 4,0 5,3 4,3 5,7 4,6 6,1 4,95,3 7,0 5,5 7,3 5,7 7,5 5,9 7,7 6,0 7,9 6,1 8,1 6,2 8,2 6,4 8,4 6,56,7 8,9 6,8 9,0 6,9 9,1 7,0 9,3 7,1 9,4 7,3 9,6 7,4 9,7 7,4 9,8 7,61 7,7 10,2

5,2 5,4 5,8 5,9 6,06,5 5,2 6,88,5 6,6 8,710,0 7,7 10,

Bik2,6 3,8 3,2 4,8 3,8 5,6 4,3 6,5 4,8 7,2 5,4 8,0 5,8 8,6 6,2 9,2 6,6 9,8 6,9 10,37,1 10,7 7,4 11,0 7,6 11,4 7,8 11,8 8,0 12,0 8,2 12,2 8,3 12,5 8,5 12,7 8,6 13,0 8,8 13,2 9,0 13,4 9,1 13,7 9,2 13,8 9,4 14,0 9,5 14,3 9,7 14,5 9,8 14,8 9,9 14,9 10,1 15,1 10,2 15,4 10,3 15,5Leih 3,9 4,9 5,7 6,6 7,3 8,1 8,7 9,3 9,9 10,4 10,8 11,1 11,5 11,9 12,1 12,313,8 13,9 14,1 14,4 14,5 14,9 15,0 15,1 15,4 15,5Ketengn : Gizi Buuk 120% Medin BB/U Bku WHO/U Bku WHO NCH, 198362

63LEMBAR OBERVAINoNmJenis KelminBBUmuKtegoi ttus Gizi63

64KUNCI JAWABAN KUEIONER HUBUNGAN POLA AUH ORANG TUA DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BALITA DENGAN TATU GIZI BALITA1. A 2. C 3. C 4. B 5. B 6. B 7. C 8. C 9. A 10. B11. C 12. A 13. A 14. B 15. C 16. C 17. C 18. C 19. A 20. B64