26806989-pengaturan-suhu-tubuh
TRANSCRIPT
PENGATURAN SUHU TUBUH
Tujuan : Mempelajari kemampuan organisme endoterm (homioterm) dalam
mempertahankan panas tubuhnya.
PENDAHULUAN
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-
elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-
blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi
lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber
panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari
lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung
berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota
invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas
tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm
umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia.
Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang
ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuhhewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu
konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan
karena kontak dengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan
udara atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet.
Radiasi dapat mentransfer panas antar obyek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh,
radiasi sinar matahari. Evaporasi proses kehilangan panas dari permukaan cairan yang
ditranformasikan dalam bentuk gas.
Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai
contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan
perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi
panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara
berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu
menghasilkan panas di dalam sarangnya.
Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu dan
rambut pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit.
Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu
cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang penting dalam
hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada
beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk
menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinga ke tubuh.
Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.
ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan :
1. Themometer pengukur suhu tubuh
2. Kapas
3. Alkohol
CARA KERJA
1. Sebelum anda mengukur suhu tubuh, catatlah suhu lingkungan dan waktu pengukuran.
2. Ukurlah suhu tubuh anda dengan menempatkan termometer ke ketiak anda.
3. Sebelum digunakan, termometer dikibas-kibaskan sampai air raksanya mencapai garis
terendah yaitu sekitar 350C. Selain itu bersihkan ujung termometer dengan kapas yang
dibasahi alkohol.
4. Letakkan termometer itu di ketiak anda dan diamkan selama 5 menit.
5. Setelah itu, baca skala termometer yang menunjukkan suhu badan anda dan catat di lembar
data yang telah disediakan (Tabel Pengamatan). Setelah digunakan bersihkan kembali
ujung termometer dengan kapas yang dibasahi alkohol.
6. Ukur pula beberapa suhu tubuh anda setelah melakukan berbagai kegiatan seperti berikut:
a. Ketika bangun tengah malam untuk belajar atau tahajjud atau bangun pagi
b. Ketika akan berangkat tidur
c. Setelah mandi pagi dengan air dingin
d. Setelah anda berolah raga
e. Saat disela anda kuliah di siang hari yang panas
f. Setelah mandi dengan air hangat di malam hari
7. Buatlah grafik dengan suhu tubuh pada sumbu y dan suhu lingkungan pada sumbu x.
Tabel Pengamatan. Hasil pengukuran suhu tubuh.
No. Nama/Probandus Waktu
Pengamatan
Suhu Tubuh
(0C)
Suhu Lingkungan(0C)
Catatan
PERTANYAAN
1. Dari manakah tubuh kita memperoleh panas untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap
konstan pada saat udara sangat dingin?
2. Bagaimanakah tubuh anda membuang panas yang berlebihan dari tubuh anda pada saat
cuaca yang terik?
3. Sebut dan jelaskan empat proses fisika yang terlibat saat tubuh memperoleh dan
kehilangan panas.
4. Apa perbedaan antara ektoderm dengan endoderm?.
5. Apa sebenarnya yang terjadi ketika tubuh anda demam?
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-
elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-
blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi
lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber
panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari
lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung
berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota
invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas
tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm
umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia.
Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang
ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuhhewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu
konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan
karena kontak dengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan
udara atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet.
Radiasi dapat mentransfer panas antar obyek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh,
radiasi sinar matahari. Evaporasi proses kehilangan panas dari permukaan cairan yang
ditranformasikan dalam bentuk gas.
Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai
contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan
perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi
panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara
berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu
menghasilkan panas di dalam sarangnya.
Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu dan
rambut pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit.
Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu
cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang penting dalam
hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada
beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk
menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinga ke tubuh.
Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.
Termoregulasi manusia berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi(Swenson, 1997). Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin. Dan hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas (Duke’s, 1985).
Pada hewan homoiterm suhunya lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor
dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh.Hewan homoiterm dapat
melakukan aktifitas pada suhu lingkungan yang berbeda akibat dari kemampuan
mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm mempunyai variasi temperatur normal
yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang
waktu siang dan malam, faktor makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh
pencernaan air (Swenson, 1997).
Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada
suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan
sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang
menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap
konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah bangsa burung dan mamalia, hewan
yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan
suhu lingkungan sekitarnya (Guyton, 1987).
Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang
diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang.Panas yang hilang dapat
berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi.Radiasi adalah
transfer energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan medium untuk merambat
dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan transfer panas secara langsung
antara dua materi padat yang berhubungan lansung tanpa ada transfer panas
molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu
yang lebih rendah.Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan
atau gas.Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan
suhu.Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju
konveksi kehilangan panas karena evaporasi (Martini, 1998).
Daftar Pustaka
Duke, NH. 1995. The Physiology of Domestic Animal. Comstock Publishing: New York.
Frandson, RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi IV. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Godman, Arthur. 1987. Kamus Sains Bergambar. PT. Gramedia : Jakarta.
Guyton, D.C. 1993. Fisiologi Hewan, edisi 2. EGC. Jakarta.
Martini. 1998. Fundamental of Anatomy and Physiology 4 th ed.. Prentice Hall International Inc., New Jersey
Swenson, GM. 1997. Dules Physiology or Domestic Animals. Publishing Co. Inc : USA.