24429236-tugas-kelompok

5
TUGAS KELOMPOK Mata kuliah : Metode Penelitian Sosial PARADIGMA PENELITIAN : DARI POSITIVISME KE PENELITIAN KUANTITATIF OLEH : KELOMPOK 3 Rahayu Ningsih (089104068) Zulkarnain Tri.S (089104063) Kurnia Ikrayani (089104061) UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI 2009

Upload: arif-rahman-bramantya

Post on 31-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 24429236-TUGAS-KELOMPOK

TUGAS KELOMPOK

Mata kuliah : Metode Penelitian SosialPARADIGMA PENELITIAN : DARI POSITIVISME KE PENELITIAN KUANTITATIF

OLEH : KELOMPOK 3Rahayu Ningsih (089104068)Zulkarnain Tri.S (089104063)Kurnia Ikrayani (089104061)

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSARFAKULTAS EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI2009

Page 2: 24429236-TUGAS-KELOMPOK

3. Paradigma Penelitian : Dari Positivisme ke Penelitian KuantitatifPenelitian adalah satu penyelidikan sistematis atau suatu masalah untuk menemukan jawaban atas masalah tersebut. Dimana paradigm penelitan membawa pemahaman kita kepada metodologi penelitian yang meliputi teori-teori dan metode-metode. Di samping itu, ada banyak cara yang digunakan untuk menyelidiki suatu masalah dan menemukan solusi atas masalah tersebut. Pengetahuan tentang variasi tipe penelitian penting, baik untuk peneliti-peneliti maupun bagi konsumen penelitian. Tipe penelitian merupakan cara yang digunakan untuk menyelidiki suatu masalah, mendapatkan data, dan menggunakan data tersebut untuk membuat solusi atas masalah tersebut.

Paradigma PositivismeAda dua paradigma yang berkembang dalam tradisi sosiologi, yakni paradigma positivism dan paradigma fenomelogis. Paradigma positivisme dinyatakan sebagai paradigma tradisional, eksperimental, atau paradigma empirisistis yang dikembangkan para ahli sosiologi seperti COMTE, DURKHEIM,dan MILL. Paradigma fenemenologis atau naturalistik dinyatakan sebagai pendekatan konstruktivitis, interpretative,atau pasca-positivisme atau prespektif pasca-modern dianggap sebagai paradigma countermovement terhadap tradisi positivist dalam akhir abad ke-19 yang dikembangkan ahli sosiologi seperti WEBER dan KANT.

“POSITIVISME” menggambarkan pendekatan baru terhadap pengetahuan. Dari “Hukum Kemajuan Manusia” atau hokum tiga tahap yang dikemukakan oleh COMTE dijelaskan kemajuan evolusioner umat manusia. Dia mengatakan bahwa masyarakat bergerak dalam tiga tahap berdasarkan pola pikir dari teologis atau fisik metafisik atau abstrak ke penjelasan ilmiah atau positif.Positivisme COMTE menekankan “knowledge based on experience”, atau “observed facts”. Filsafat positif yang dalam pola berpikir disebut “logical positivism” berakar dari kekaguman yang mendalam akan presisi kuantitatif ilmu-ilmu alam, khususnya matematika, fisika, dan biologi. COMTE berpendapat bahwa hanya dengan menggunakan filsafat positif untuk mempelajari pikiran manusia dan interaksi sosial dapat memahami kemajuan sosial nyata.Sosiologi positivistis terkait pad aide memandang sosiologi sebagai suatu ilmu seperti halnya dengan ilmu-ilmu alam adalah ilmu. Salah satu ciri paling penting dalam sosiologi positivistis ialah keyakinan bahwa fenomena sosial itu memiliki pola dan tunduk pada hukum-hukum yang mengatur ilmu alam. COMTE melihat masyarakat sebagai suatu keseluruhan organic yang kenyataannya lebih daripada sekedar jumlah bagian-bagian yang saling tergantung, tetapi untuk mengerti kenyataan ini metode

Page 3: 24429236-TUGAS-KELOMPOK

penelitian empiris harus digunakan dengan keyakinan bahwa masyarakat merupakan suatu bagian dari alam seperti halnya gejala fisik.Dalam pemikiran positivistis COMTE, tiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan untuk menemukan hokum-hukum yang seragam melalui ilmu pengetahuan positivis. Disebut ilmu pengetahuan positif apabila ilmu pengetahuan tersebut memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang nyata tanpa ada halangan pertimbangan lainnya. Teori sosiologi positivistis, seperti yang dikembangkan oleh COMTE, merupakan suatu pencarian hokum-hukum yang sama dengan hukuim gravitasi dan hokum kepadatan materi dalam ilmu fisika.COMTE yang mengembangkan pendekatan positivisme dalam mempelajari masyarakat, berpendapat bahwa aplikasi metodologi ilmu-ilmu alam dan asumsi-asumsinya untuk mempelajari manusia akan menghasilkan satu “positive science of society”. Hal itu akan menunjukkan bahwa perilaku orang diatur oleh prinsip-prinsip sebab dan akibat yang adalah hanya sebagai invariable seperti perilaku zat.

Dari Positivisme ke Paradigma Kuantitatif Pendekatan positivisme atau logika positivis, seperti, seperti yang dikembangkan oleh COMTE, berdampak terhadap metodologi studi social kontemporer. Pendekatan positivisme atau logika positivis menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam perkembangan metode ilmiah dan metodologi penelitian social. Pendekatan positivisme adalah satu pendekatan dalam penelitian yang sangat tua dan sangat luas digunakan dan menjadi suatu paradigma dalam penelitian kontemporer.Memulai penjelasan saling hubungan antara pernyataan-pernyataan proposisional yang diamati secara empiris inilah teori itu terbentuk. Teori adalah satu set pernyataan atau proposisi yang sistematis menunjukkan hubungan yang dapat diuji secara empiris. Dalam paradigma positivistis atau kuatitatif, suatu teori harus dapat diuji secara empiris. Dalam pendekatan positivistis, deduksi memainkan satu peranan sentral dalam laporan penjelasan dan positivis mengadopsi apa yang telah diistilahkan “covering law” atau “deductive-nomological” dari penjelasan ilmiah. Hukum ini tampak dari pernyataan kondisional bentuk “jika X terjadi, Y juga akan terjadi”.

Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan kualitatifPenulis tentang isu-isu metodologis membedakan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dinyatakan sebagai paradigma positivistis, sedangkan penelitian kualitatif dinyatakan sebagai paradigma fenomenologis atau naturalistis. Penelitian kuantitatif dapat dikonstruksi sebagai strategi penelitian yang menekankan kuantifikasi dalam pengumpulan dan analisis data dengan pendekatan

Page 4: 24429236-TUGAS-KELOMPOK

deduktif untuk hubungan antara teori dan penelitian dengan menempatkan pengujian teori. Oleh karena itu, penelitian kuantitatif merupakan sebuah penyelidikan tentang masalah social berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variable-variabel, diukur dengan angka, dan analisis dengan prosedur statistic untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar.Penelitian kualitatif dapat dikonstruksi sebagai satu strategi penelitian yang biasanya menekankan kata-kata daripada kuantifikasi dalam pengumpulan dan analisis data, menekankan pendekatan induktif untuk hubungan antara teori dengan penelitian, yang tekanannya pada penempatan penciptaan teori , oleh karena itu, penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses penyelidikan untuk memahami masalah social berdasarkan pada penciptaan gambaran holistik lengkap yang dibentuk kata-kata, melaporkan pandangan informansecara terperinci, dan disusun terperinci, dan disusun dalam seuah latar ilmiah.Adanya pembedaan antara penelitian kuantitatif dan kulitatif dalam trategi penelitian berguna untuk mengorganisasi metode penelitian dan pendekatan untuk analisis data. Meskipun ada perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif, dalam mempelajari gejala-gejala social atau kehidupan manusia hakikat itu memberikan berbagai kemungkinan pendekatan bagi penelitinya. Oleh karena itu, bukan saatnya lagi mempersoalkan manakah yang paling sahih apakah pendekatan kuantitatif ataukah kualitatif, apalagi kebenaran yang hendak dicari melalui penelitian ilmiah itu adalah relatif.

Memilih Paradigma Kuantitatif atau KualitatifAda dua pilihan paradigma dalam penelitian : kuntitatif dan kualitatif. Paradigma kuantitatif berakar dari tradisi positivist atau the scientific empirical tradition, sedangkan paradigma kualitatif berakar pada tradisi phenomenological atau the naturalistik phenomenological mode. Penelitian kuantitatif dirancang sesuai dengan asumsi paradigma kuantitatif, sedangkan penelitian kualitatif dirancang sesuai dengan asumsi paradigma kualitatif. Ini berarti sebuah paradigma membentuk metodologi. Menurut Creswell, tiap paradigma memiliki asumsi yang berbeda.maksud penelitia adalah untuk mengembangkan generalisasi yang menyumbang kepada teori dan yang memungkinkan oaring untuk memprediksi, menjelaskan, dan memehami beberapa fenomena dengan lebih baik.

Memilih Metode Penelitian Berdasarkan ParadigmaMetode kuantitatif terdiri atas experimental research dan survey research. Eksperimen mencakup eksperiment sungguhan denganmenentukan subjek secara acak untuk kondisi perawatan dan eksperimen semu yang menggunakan rancangan bukan acak. Survey meliputi studi cross-sectional dan longitudinal yang menggunakan kuesioner atau wawancara terstruktur untuk pengumpulan data dengan maksud generalisasi dari sampel hingga populasi. Metode (atau pendekatan) kualitatif menawarkan beberapa

Page 5: 24429236-TUGAS-KELOMPOK

tradisi dalam metode pengumpulan data, analisis, dan penulisan laporan, atau rancangan menyeluruh yang mencakup seluruh tahapdalam proses penelitian. Empat disain yang sering ditemui dan digunakan dalam penelitian kualitatif untuk meneliti manusia dan social adalah etnografis, teori grounded, studi kasus, dan studi fenomenologis. Ada dua criteria penting yang menggambarkan factor-faktor yang perlu dipertimbangkan, yakni asumsi yang digunakan (ontologism, epistemologis, aksiologi, retoris, dan metodologis dan sifat masalah.