24131219 asuhan keperawatan keluarga anggota keluarga dirawat di rs

Download 24131219 Asuhan Keperawatan Keluarga Anggota Keluarga Dirawat Di RS

If you can't read please download the document

Upload: ivon-machda-rosalia

Post on 18-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hjdjk

TRANSCRIPT

7

15

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSalah satu aspek penting dari perawatan adalah penekanannya pada unit keluarga. Keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat dan lembaga social yang palin banyak memeiliki efek-efek menonjol terhadap anggota keluarga. Tujuan utama dari keluarga adalah sebagai perantara yaitu mengagung semua harapan-harapan dan kewajiban masyarakat serta membentuk dan mengubah sampai taraf tertentu hingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap anggota individu dalam keluarga. Setiap naggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi dan social. Keluarga aharus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntuan dan harapan dari semua individuyang ada dalam unit keluarga Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhiseluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota. Keluarga cenderung dalam pembuatran keputusan dan dan prose terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secra terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumag tangga mereka. Aplikasi dari teori Orem menyangkut perawatan diri, maka perawatan keluarga mengandung arti sejauh mana keluarga membantu anggota keluarga mereka mencapai tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri dan sejauh mana keluarga memenuhi fungsi-fungsi keluarga dan menyelesaikan tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga. Asuhan pkeperawatan keluarag adalah suatu rangkaian kegiatan yang dibrikan melalui praktik keperawatn kepada keluaraga, untk memebantu menyelesaikan masalah kesehtan keluarga tersebut dengan mengunakan pendekatan proses keperawatan

1.2 Rumusan MasalahApakah ada masalah kesehatan keluarag pada keluarga yang salah satu anggota keluargnya dirawat di rumah sakit.

1.3 Tujuan Tujuan UmumMeningktakan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehtannya secra mandiriTujuan KhususMengenal masalah kesehatan keluarga yang salah satu anggota keluarganya dirawat di rumah sakitMemutuskan tindakan yang tepat untuk mengatsi masalah kesehtan keluarga yang salah satu anggota keluarganya dirawat di rumah sakitMelakukan tindakan keperawatan kesehatn kepada anggota keluarag yang sakiuMemlihara lingkungan fisik sehingga menunjang penigkatan pemelihatankesehtanMemanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tahap Perkembangan Keluarga Tahap-tahap siklus kehidupan keluarga yang telah diuraikan oleh Duvall dan Miller (1985) dan Carter dan McGoldrick (1988). Tahap-tahap yang terdiri dari 9 tahap siklus kehidupan keluarga.Tahap transisi: Keluarga Antara (dewasa muda yang belum kawin)

Tahap ini mnunjukkan ke masa di mna individu berumur 20 tahunan yang telah mandiri secara financial, serta fisiktelah meninggalkan keluarganya namun belum berkeluarga. Tiga tugas perkembangan yang dilalui yaitu pembedaan diri dalam hubungannya dengan keluarag asalnya, menjalin hubungan denga teman sebaya yang akrab, pembentukan diri yang berhubungan dengan kemandiriran pekerjaan dan financialSetelah dewasa muda akan membentuk tujua hidup pribadi dan perasaan bangga akan diri sendiri sebelu hidup bersama orang lain dalam sebuah ikatan perkawinan. Umumunya tahap ini merupakan tahapan yang sulit karena memisahkan diri dari keluarga asal baik secara fisik, finansial maupun emosional.Tahap 1 : Keluarga Pemula

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari keluarga aal atau status lajang ke hubungan baru atau intim.Tugas-tugas perkembangan keluarga Menciptakan sebuah perkawinan yang saling memuaskan

Ketika dua orang diikat dalam sebuah ikatan perkawinan, perhatian awal mereka adalah menyiapkan suatu kehidupan bersama yangbaru. Sumber-sumber dari dua orang digabungkan, peranp-peran diubah, dan fungsi baru pun diterima. Belajar hidup bersama untuk memenuhi setiap kebutuhan keperibadian yang mendasar merupakan sebuah tugas perkembangan yang penting. Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap banyak hal kecil yang bersifat rutinitas. Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan tergantung pada saling menyesuaikan masing-masing tugas dan kecocokan bersama dari kebtuhan dan minat pasangan dalam hubungan yang sehat, perbedaan-perbedaan dipandang untk memperkaya hubungan perkawinan. Pencapaian hubungan perkawinan yang memuaskan tergantung pada pengembangan cara-cara yang memuaskan untuk menangani perbedaan yang ada.Menghubungakan jaringan persaudaraan secara harmonis

Perubahan peran dasar terjadi dalam perkawinan dri sebuah pasangan karena kedua pasangan pindah dari rumah masing-masing ke rumah yang baru. Pasangan tersebut menghadapi tugas-tugas memisahkan diri dari keluarga asal mereka dan mengupayakan berbagai hubungann dengan orang tua, sanak saudara, dan dengan ipar-ipar karena loyalitas utama pasangan baru ini harus dirubahuntuk kepentingan hubungan perkawinan. Pada tahap ini menuntut pembentukan hubungna baru denagn setiap orang tua masing-masing tapi juga otonomi yang melindungi pasangan baru dari campur tang pihak luar yang dapat merusak perkawinan Keluarga Berencana

Keluarga berencana merupakan tanggung jawab utama yang berkeja dalam keluarg untuk menginformasikan menegnai konsep sehat sakit, morbiditas-mortalitas ibu anak, masalah-masalah perkembangan anak, intelegensi dan kemampuan belajar dan masalh-maslah yang ada pada perkawinan.Tahap II: Keluarga Yang Sedang Mengasuh Anak

Tahap kedua dimuali degan kelahiran anak pertama hinga bayi usia 30 bulan. Kekhawatiran pada bayi yang baru dilahirkan akan berkurang setelah beberapa hari dan ibu dan ayah akan berselisih terhadap peran-peran yang telah dipercayakan pada ibu dan ayah. Peran baru yang didapatkan pda mulanya sulit karean perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru, berkurang bantuan dari keluarga dan teman-teman, nasihat yang menimbulkan konflik dari keluarga, teman-teman, selain seorang bayi yang baru saja dilahirkan , seorang ibu, seorang ayah, kakek, nenekpun lahit. Istri harus berhubungan dengan suami sebagai pasangan hidup. Tugas perkembangan keluarga yang sedang mengasuh anak yaitu suami, istri, anak belajar peran-peran baru dan unit keluarag memperluas fungsi dan tanggung jawab meliputi pengabungan tugas perkembangan yang terus menerus dari setiap anggota kelurga secara keseluruhan. Fungsi-fungsi pasangnan suami istri haru dibedakan untuk memenuhituntutan-tuntutan baru parawatan dan pengasuhan. Sementara pemenuhan tanggung jawab bervariasi tergantung posisi social budaya suami istri,sebuah pola umum agar orang tua meneriam peran-peran tradisional atau pembagian tangungjawab. Perubahan-perubahan peran dan adaptasi terhadap tanggung jawaborang tua yang baru bia lebih cepat dari pad ayah. Ibu dan yah menumbuhkan dan mengembangkan peran orangtua dalm berespon terhdap tuntutan-tuntuta yang berubah terus menerus dan tugas perkembangan dari orang muda yang sedang tumbuh, keluarga secara keseluruhan dan pasangan suami istri. Kelurga melewati tahap perkembangan secra brturut-turut. Tahp pertama:selam masa bayi orangtua memepelajari arti dari isyarat yang di ekspresikan oleh bayi untuk mengutarakan kebutuhan, oran tua akan menyesuaikan terhapa tahap-tahap perkembangan bayinya. Tahap kedua: belajar untuk meneriam pertumbuhan dan perkembangan anak yan terjadi dalam usia bermain, kebutan nak keselamatan, keterbatasan dan latihan buang air besar secara mendiri pada anak. Pementuka pola-pola komunikasi yang memuaskan termasuk masalah perasaan pribadi, perkawianan. Pasangan harus terus menerus memahami kebutuhan-kebutuhan pasangannya satu sama lain.Tahap III: Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah

Tahap perkembangan yang ketiga dimulai dari anak pertama berusia 2 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Anak-anak prasekolah harus banyak belajar kemandirian dan mencapai otonomi yang cukup dan mampu memnuhi kebutuhan sendiri agar dapat menangani masalah yang ada pada diri anak itu sendiri tanpa campur tangan dari orangtua mereka dimana saja. Pengalaman di kelompok bermain, taman kanak-kanak, project Head Stuart, pusat perawatan sehari atau program-program sama lainnya merupakan cara yang baik untuk membantu perkembangan semacam ini. Peningkatan yang tajam dalam IQ dan keterampilan social telah dilaporkan terjadi setelah anak menyelesaikan sekolah taman kanak-kanak selama 2 tahun(kraft et al, 1968). Banyak sekali keluarga dengan orangtua tunggal berada dalam tahap siklus kehidupan ini. Di kalangan keluarga dengan orangtua tunggal, ketegangan yang timbul dari peran mengasuh anak untuk anak usia prasekolah, ditambah lagi dengan peran-peran lain adalah besar. Ibu-ibu yang bekerja dan ibu-ibu yang masih remaja masih secara khusus memerlukan fasilitas-fasilitas dan program-program perawatan anak yang lebih baik( Adams dan Adams, 1990).Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah, perlunya anak-anak usia prasekolah dan anak kecil lainnya untuk mengeksplorasi dunia sekitarnya, dan kebutuhan orang tua untuk memiliki privasi sendiri menjadikan perumahan dan ruang yang adekuat sebagai masalah utama. Mengkaji keamanan rumah merupakan hal yang penting bagi perawat kesehatan komunitas dan penyuluhan kesehatan perlu dimsukkan sehingga orangtua dapat mengetahui risiko yang ada dan cara-cara mencegah kecelakaan. Suami-ayah menerima lebih banyak keterlibatan dalam tanggung jawab rumah tangga selama tahap perkembangan keluarga ini daripada tahap yang lain, presentase terbesar dalam tahap ini digunakan untuk perawatan anak sehingga hubungan dengan anak usia prasekolah adalah membantu anak mengidentifikasi jenis kelaminnya. Peran yang lebih matang juga diterima oleh anak-anak usia prasekolah, yang secara perlahan-lahan menerima lebih banyak tanggung jawab perawatan dirinya sendiri, plus membantu ibu atau ayah dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Tugas utama dari keluarga adalah mensosialisaikan anak. Tugas lain selama masa ini menyangkut bagaimana mengintegrasikan anggota keluarga yang baru (anak kedua dan ketiga) sementara masih memenuhi kebutuhan anak yang lebih tua.Munculnya anggota keluarga yang baru dapat menimbulkan persaingan dikalangan kakak beradik dan biasanya diungkapakan dengan memukul atau berhubungan secara negative. Car terbaik menangani persaingan tersebut adalah meluangkan waktu setiap hari untuk berhubungan lebih erat dengan anak yang lebih tua untuk meyakinkan bahwa ia masih dicintai dan dikehendaki. Kedua orangtua juga perlu memiliki kesenangan dan kontak di luar rumah untuk mengawetmudakan mereka sehingga mereka dapat melaksanakan berbagai tugas-tugas dan tanggung jawab di rumah.Tahap IV : Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah

Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah usia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir ini (Duvall,1977). Menurut Erikson (1950), orangtua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas perkembangan generatif) dan memperhatikan perkembangan mereka sendiri ; sementara anak-anak usia sekolah bekerja untuk mengembangkan sense of industry-kapasitas untuk menikmati pekerjaan dan mencoba mengurangi atau menangkis perasaan rendah diri. Tugas orangtua pada tahap ini adalah untuk belajar menghadapi pisah dengan, atau lebih sederhana, membiarkan anak pergi. Lama kelamaan hubungan dengan teman sebaya dan kegiatan-kegiatan di luar rumah akan memainkan peranan yang kebih besar dalam kehidupan anak usia sekolah tersebut. Selama ini orangtua merasakan tekanan yang luar biasa dari komunitas di luar rumah melalui sistem sekolah dan berbagai asosiasi di luar keluarga yang mengharuskan anak-anak mereka menyesuaikan diri dengan standar-standar komunitas bagi anak. Kecacatan pada anak-anak akan ketahuan selam periode kehidupan anak ini. Para perawat sekolah dan guru akan mendeteksi banyak defek penglihatan, pendengaran, wicara, selain kesulitan belajar, gangguan tingkah laku, dan perawatan gigi yang tidak adekuat, penganiayaan anak, penyalahguanaan zat, dan penyakit menular (Edelman dan Mandle, 1968). Ada banyak keadaan cacat yang terdetekdi selama tahun-tahun sekolah, termasuk epilepsy, serebral palsi, retardasi mental, kanker, kondisi ortopedik. Fungsi uatam perawat kesehatan disamping fungsi rujukan, mengajar, dan memberikan konseling kepada orangtua mengenai kondisi tersebut akan membantu keluarga melakukan koping sehingga pengaruh yang merugikan dari cacat tersebut pada keluarga dapat diminimalkan.Tugas perkembangan keluarga yang sangat penting adalah mensosialisasikan anak pada saat ini meliputi meningkatkan prestasi anak disekolah. Tugas keluarga yang signifikan lainnya adalah mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia.Tahap V : Keluarga Dengan Anak Remaja

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. Preto (1988), dalam membahas tentang tranformasi sistem keluarga dalam mas remaja, meguraikan metamorfosis keluarga yang terjadi. Metamorfosis ini meliputipergeseran yang luar biasa pada pola-pola hubungan antar generasidan sementara pergeseran ini pada awalnya ditandai dengan kematangan fisik remaj, pergesran ini sering sekali sejalan dan bertepatan dengan perubahan pada orangtua karena mereka memasuki pertengahan hidup dan dengan transformsi utam yang dihadapi oleh kakek-nenek dalam usia tua. Adams (1971) menguraikan tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian yakni, emasipasi(otonomi yang meningkat), budaya orang muda, kesenjangan antar generasi(perbedan nilai-nilai dan norma-norma antara orangtua dan remaja). Tugas perkembangan keluarga yang pertama dan utam adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja matur dan semakin mandiri. Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap ini, semua anggota keluarga, khususnya orang tua harus membuat perubahan sistem utama yaitu membentuk peran-peran dan norma-norma bary dan membiarkan remaja. Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi pasangan suami-istri adalah memfokuskan kembali hubungan perkawinan(Wilson, 1988). Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah para angggota keluarga, khusunya orangtua dan remaja, untuk berkomunikasi terbuka. Karena adanya kesenjangan antar generasi, komunikasi terbuka sering kali hanya merupakan cita-cita, bukan suatu realita. Mempertahankan etika dan stansar moral keluarga merupakan tugas perkembangan keluarga lainnya(Duval dan Miller, 1985).Tahap VI : Keluarga Yang Melepaskan Anak Usia Dewasa Muda.

Permulaan dari fase kehidupan ini ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orangtua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat dan agak panjang, tegantung pada beberapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah setelah tamat dari SMA dan perguruan tinggi. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa yang amndiri. Tugas-tugas perkembangan menjadi penting ketika sebuah keluarga tersebut berubah dari sebuah rumah tangga dengan anak-anak ke sebuah rumah tangga yang hanya terdiri dari sepasang suami dan istri. Tujuan utama keluarga adalah reoarganisasi keluarga menjadi sebuah unit yang tetap berjalan sementara melepaskan anak-anak yang dewasa ke dalam kehidupan sendiri(Duvall, 1977). Selam tahap ini pasangan tersebut mengambil peran kakek-nenek perubahan lainnya dalam peran maupun dalam citra diri mereka.Tugas-tugas perkembangan keluarga membantu anak tertua dalam melepaskan diri, orangtua juag membantu anak mereka yang lebih kecil agar mandiri. Dan ketika anak laki-laki atau perempuan yang dilepas menikah tugas keluarga adalah memperluas siklus keluarga denagn memasukkan anggota keluarga baru lewat perkawinan dan menerima nilai-nilai dan gaya hidup dari pasangan itu sendiri. Tugas perkembangan selanjutnya adalah melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuiakan kembali hubungan perkawinan. Dengan rumah yang telah kosong, orangtua memiliki waktu lebih untuk mencurahkan perhatian pada kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan lain. Mereka tidak tumbuh saling berjauhan dari satu sam lain di mana mereka tidak dapat melembagakan atau membentuk kembali peran suami dan istri yang pernah mereka lakukan. Tahap perkembangan penting lainnya dari keluarga dengan usia pertengahan adalah membantu mertua dari suami dan istri yang lanjut usia dan sakit-sakitan.Tahap VII : Orang Tua Usia Pertengahan.

Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pension atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasana dimulai ketik orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pension, biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahannya merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi denghan orangtua mereka yng lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota kelurag dari hasil perkawinan keturunannya. Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian perkawinan, pada distribusi kekuasaan antara suami dan istri dan pada peran(Leslie dan Korman, 1989). Bagi banyak keluarga yang kepusan maupun status ekonominya meningkat(Rollins dan Feldman, 1970), tahun-tahun ini dipandang sebagai usia kehiduapan yang paling baiak.Tugas-tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah penentuan lingkungan yang sehat. Dalam masa inilah upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataannya bahwa mungkin mereka telah melkukan kebiassaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selam 45-65 tahun. Tugas perkembangan yang kedua berkaitan dengan upaya melestarikan hubungan ang penuh arti dan memuaskan antara orangtua yang lanjut usia dengan anak-anak. Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka ke dalam keluarga dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini dapat mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977). Tugas perkembangan yang ketiga yang hendak dibahas disini adalah tugas memperkokoh hubungan perkawinan. Wrigt dan Leahey (1984) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai reinventasi identitas pasangan dengan perkembangan keinginan independent yang terjadi secara bersamaan.Tahap VIII : Keluarga Dalam Masa Pensiun Dan Lansia

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pension, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninngal dan berakhir dengan pasangan yang lain meninggal(Duvall dan Miller, 1985). Persepsi tahap siklus kehidupan ini sangat berbed di kalangan keluarga lanjut usia. Beberapa orang merasa menyedihkan, sementara yang lain merasa hal ini merupakan tahun-tahun terbaik dalam hidup mereka. Banyak dari mereka tegantung pad sumber-sumber finansial yang adekuat, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan dan status kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit, umumnya memilki moral yang rendah; kesehatan fisik yang buruk sering merupakan antesenden penyakit mental di kalangan lansia (Lowentahl. 1972). Karena proses menu berlangsung dan masa pension menjadi suatu kenyataan, maka ada berbagai macam stressor atau kehilangan-kehilangan yang dialami oleh mayoritas lansia dan pasangan-pasangan yang mengacaukan transisi peran mereka. Hal ini meliputi: ekonomi, perumahan, social, pekerjaan, kesehatan. Tugas-tugas perkembangan keluarga, yang pertama yaitu mempertahan kan pengaturan hidup yang memuaskan. Pengaturan hidup seseorang merupakan suatau predictor kesejahteraaan yang ampuh dikalangan lansia (Berresi et al, 1984). Tugas perkembangan yang kedua bagi keluarga lansia adalah penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun. Ketika pension, terjadi penurunan pendapatan secara tajam, dan seiring berlalunya tahun pendapatanpu semakin menurun dan semakin tidak memadai karena terus naiknya biaya hidup dan terkurasnya tabungan. Mempertahankan hubungan perkawinan yang merupakan tugas yang ketiga, menjadi penting dalam kebagian keluarga. Penyesuaian diri terhadap kehilangan pasangan, yang merupakan tugas perkembangan yang keemapat, secar umum merupakan tugas perkembangan yang paling traumatis. Tugas perkembangan yang kelima meyangkut pemeliharaan ikatan keluarga antargenerasi. Meskipun ada sesuatu kecenderungan bagi lansia untuk menjauhkan diri dari hubungan social, keluarga tetap menjadi focus interaksi-interaksi social lansia dan sumber utam dukungan social. Tugas perkembangan yang keenam yaitu meneruskan untuk memahami eksitensi mereka(penelaahan dan integrasi hidup).

2.2 Konsep Masalah Kesehatan2.2.1 Pengaruh Sakit Dan Cacat Terhadap Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga.Sakit yang serius atau cacat jangka panjang daris eorang anggota keluarga sangat mempengaruhi keluarga dan fungsi keluarga, karena perilaku keluarga sangat mempengaruhi perjalanan dan karateristik sakit atau cacat(Bahnson, 1987). Sakit yang serius atau cacat amat mempengaruhi perkembangan keluarga dan perkembangan anggota keluarga secar individual, khusunya anggota yang skit atau cacat. Sering kali bila keuarga lambat dalam memenuhi tugas-tugas perkembangaanya, interaksi dari tuntutan/stressor perkembangan dan tuntuan/stressor situasi memperburuk dan membebani keluarga. Stress tambahan yang ditimbulkan oleh kehadiran kedua jenis stressor tersebut menurunkan fungsi keluarga, akibatnay penguasaan tugas-tugas perkembangn terhalang atau terhambat.Sejauh mana tugas-tugas perkembangan dipengaruhi tergantung pada beberapa faktor. Sudah tente yang pertama adalah tahap siklus kehidupan keluarga; kedua adalah anggot kelurag menjadi sakit serius atau cacat sehingga menciptakan suatu perbedaaan. Beberapa tahap siklus kehidupan tertentu mempunyai bahaya dalam hal perkembangan dan individu-individu tertentu dalam keluarga lebih terpusat dalam hubungannya dengan tugas-tugas perkembangan keluarga dari tahap perkembangan teretentu. Misalnya, dalam sebuah keluarga dengan remaja, jika remaja itu menderita cedera serius dan berada dalam keadaan tidak mandiri, ini sangat mengahambat penguasaan tugas-tugas perkembangan keluarga. Demikian juga tugas perkembangan yang menangani kebebasan berimbang dengan rasa tanggung jawab sehingga membantu remaja ini agar lebih otonom akan terhambat juga. Tantangan bagi keluarga adalah berupaya untuk memulai lagi memperhatikan tugas-tugas perkembangan normal secepat mungkin.Faktor penting lain yang menciptakan perbedaan mengenai dampak sakit atau cacat terhadap perkembangan keluarga adaklah sumber-sumber formal dan informal yang digunakan oleh keluarga. Sebuah sistem pendukung social yang baik dari keluarga besar dan teman-teman dan dukungan psikososial dan kesehatan yang kompeten akanmemperbesar kemampuan keluarga untuk kembali pada jalur perkembangan dengan lebih cepat.Bila bekerja dengan sebuah keluarga dengan sakit yang serius tau cacat adalah sangat bermanfaat untuk membandingkan tugas-tugas perkembangan keluarga yang ideal dalam suatu siklus kehidupan yang sesuai dengan tingkah laku keluarga yang actual (Friedman, 1987).

2.2.2 Konsep Proses Keperawatan KeluargaKetertarikan manusia dengan yang lainnya dalam keluarga juga terkait dengan kesehatan manusia di dalam keluarga sehingga teridentifikasi pula adanya kesehatan keluarga. Manusia dikatakan sehat ketika mampu secara mandiri tanpa bantuan mamenuhi kebuthan bio, psiko, spiritual, sosio, begitu pula ksesehatan masing-masing individu dalam keluarga dengan interaksinya menunjukkan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan keluarga sebagai kumpulan anggota keluarga dan interaksi didalamnya. Kesehtan keluarga adalah keluarga secara mandiri mampu memenuhi kebutuhan segenao anggotanya untuk perawatan diri dan keluarga mememnuhi fungsi-fungsi keluarga menyelesaikan tigas-tugas yang terkait dengan tingkat pekembangan keluarga.Keluarga merupakan satu bagian klien dalm asuhan keperawatan. Secara umum manusia memulai hidup dan bertumbuh menjadi manusia di mulai pada keluarga. Secara unik, setiap keluarga memiliki pola dan perilaku yang berbeda dengan keluraga lainnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adanya pola dan perilaku yang berbeda pada keluarga dan anggota keluarga adalah pengaruh dari social kemasyarakatan temapt keluarga berada. Perawat dapat melakukan asuhan pada keluarga yang didalamnya ada individu-individu sebagai anggota yang memiliki kemampuan pemahaman dan ketrampilan dari perawat mengenai keholistikan keluarga termasuk budaya dan kultur yang ada pada keluarga, juga perkembangan keluarga. Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (Departemen Kesehatan RI, 1998).Konsep keperawatan kesehatan keluarga yang ada di Indonesia pada saat ini menggabungkan beberapa teori, yang umum digunakan adalah teori Bailon dan Maglaya digabung dengan teori Friedman. Bailon dan Maglaya (1978) menuliskan penggolongan kesehatan keluarga ke dalam tiga jenis :Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga.Keadaan di rumah maupun di lingkungan yang dapat membawa peningkatan kesehatan.Sifat-sifat keluarga, dinamika atau tingkat kesanggupan keluarga yang dapat membawa perkembangan keluarga.

Friedman (1998) menyatakan untuk menetapkan status kesehatan keluarga dapat dilakukan dengan mengidentifikasi enam kelompok data yaitu karakteristik keluarga, tahap perkembangan dan riwayat perkembangan keluarga, data lingkungan , struktur keluarga, fungsi keluarga, koping keluarga

BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Keluarga Dengan Anggota Keluarga Dirawat Di Rumah Sakit Tanggal : 18 Nov-13 Des 2009 Waktu: Situasional Oleh: Kelompok

Data UmumNama Kepala Keluarga (KK): Bp. AUmur KK: 39 tahunAlamat dan nomer telepon: JL. Dr. Wahidin 9 11/21 JemberPekerjaan KK: PedagangPendidikan KK: SLTPAgamaKK: IslamSuku bangsa KK: MaduraKomposisi keluarga: Ayah, Ibu dan 3 Anak

NoNamaUmurJenis KelaminHub Dg KKPendidikanPekerjaanKeterangan1Bpk. A 39 ThnLKKSLTPPedagang-2Bu I37 ThnPIstri---3An. F17 ThnPAnak 1SMA--4An. A12 ThnPAnak 2SD--5An. R6 ThnLAank 3TK--

Genogram

Bp. A(39th)An. F (17th)An. A(12th)An. M(6th)Ib. I(37th)

Keterangan:

`: Laki-Laki

: Perempuan

: Aborsi/Keguguran

: Meninggal

: Sakit Tipoid

: Tinggal Serumah

Tipe keluarga

Tipe keluarga dari Bp. A adalah the nuclear family yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.Suku bangsa

Bp A dan Ibu I mengatakan Bp A dan Ibu I berasal dari kota Bangkalan Madura. Bahasa yang digunakan sehari-harinya dirumah adalah bahasa Madura dan bahasa Indonesia.Agama

Bp A dan Ibu I mengatakan kepercayaan yang dianut oleh Bp A dan Ibu I adalah Islam. Ibu I mengikuti pengajian di lingkungan tempat tinggalnya yang diadakan setiap seminggu sekali dan Bp A selalu melakukan ibadah (apabila sedang ada dirumah) di mushola dekat rumah keluarga. An.F dan An. A menjalankan ibadah di mushola yang berada didalam rumah. Ketika Ibu I melaksanakan ibadah biasanya An M mengikuti dari belakang. Keluarga Bp A jarang melakukan ibadah bersama dikarenakan kesibukan dalam pekerjaan.Status sosial dan ekonomi keluarga

Bp A mengatakan ia bekerja sebagai pedagang di pasar, Bp A juga dibantu oleh Ibu I, mereka saling bergantian dalam menjaga warungnya. Waktu sehari-hari hampir dihabiskan untuk berdagang. Setiap hari mulai pukul 09.00 pagi Bp A membeli barang dagangan yang akan dijual di tengkulak, hingga pukul 11.00 WIB, barulah Bp A membuka toko dibantu oleh Ibu I. Setelah selesai membuka toko Ibu I pulang untuk menjaga anak-anak. Pukul 04.00 sore Ibu I akan menggantikan Bp.A sampai pukul 08.00 malam. Mulai pukul 08.00 malam hingga pukul 06.00 Bp. A yang bertugas menjaga toko. Hampir seluruh kegiatan rumah tangganya dilakukan di pasar. Bp A mengatakan bahwa penghasilan dari berdagang tidak tentu tiap bulannya namun rata-rata berkisar sampai Rp. 500.000,00 dan dengan penghasilan tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari serta menyekolahkan ketiga anaknya. Pengeluaran keluarga Bp A berkisar sampai Rp. 350.000,00 perbulan. Bp A mengatakan jika ada sisa pemasukan yang didapat maka maka keluarga akan menyimpannya untuk digunakan sewatu-waktu apabila ada keperluan yang tak terduga seperti anggota keluarga yang sakit.Aktivitas Rekreasi keluarga

Bp. A dan Ibu I mengatakan setiap pagi dan sore berkumpul bersama dirumah, kecuali jika anak sekolah dan bapak bekerja. Biasanya untuk mengisi waktu luiang keluarga menonton televisi bersama di rumah.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan KeluargaTahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja, karena anak pertama dari Bp A dan Ibu I berusia 17 tahun.Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya. Bp. A mengatakan bahwa An. F diberlakukan oleh peraturan-praturan ketika berteman dengan teman-temannya, ketika hari libur An. F diberikan kebebasan dan Bp. A menetukan jam bermain hingg pukul 21.00 wib. Bp. A mengatakan bahwa semua yang saya lakukan adalah demi masa depan An . F.Memfokuskan kembali hubungan perkawinan. Ibu I menunjukkan kasih sayang kepada Bp. A dengan mengambilkan minuman air putih pada saat bersantai. Bp. A dan Ibu I juga terlihat akrab. Pada saat berjualan biasanya ibu I akan membawakan makanan untuk Bp. A ke warung tempat berjualan.Mempertahakan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Ibu I mengatakan keluarganya selalu terbuka untuk berkomunikasi satu dengan yang lain nya. Dengan sifat anak pertama Ibu I yang terasa apabila terjadi masalah atau tidak sesuai dengan keingingan hati dari anak pertama, maka Ibu I akan mengalah.

Tahap perkembangan yang belum terpenuhi

Semua tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi.Riwayat keluarga inti

Bp A dan Ibu I keduanya sama-sama berasal keluarga suku madura. Bp A mengatakan bahwa dia menginginkan kehidupan yang mandiri, sehingga setelah menikah Bp A dan Keluarga memilih untuk merantau ke Jember. Di Jember, keluarga Bp. A awalnya menyewa rumah kontrakan di daerah Tempean sebelah Timur pasar Tanjung dan dikaruniai anak pertama namun meninggal ketika berusia 9 bulan. Setelah tinggal selama 4 tahun di daerah Tempean kemudian pindah kerumah kontrakan baru di sebelah Barat Pasar Tanjung. Ibu I mengandung anak kedua yaitu An F 17 tahun. Selang beberapa tahun Ibu I memilki An. A 12 tahun, kemudian Ibu I memiliki anak kembali namun ketika usia kandungan berusia 2 bulan Ibu I mengalami keguguran dan sempat dilakukan kuretase. Selang 3 bulan Ibu I melahir kan An. M yang sekarang berusia 6 tahun.Riwayat keluarga sebelumnya

Bp. A mengatakan : kedua orang tuanya berada di kota Bangkalan dan kedua saudaranya berada di daerah Jember sebagai pendatang seperti Bp. A, namun berada dari kota Bangkalan tetapi keduanya sudah meninggal dunia. Keluarga Bp. A jarang bertemu dengan orang tua maupun kedua saudaranya apalagi setelah ibu dari Bp. A meninggal dunia, keluarga Bp. A hanya berkunjung pada saat tertentu saja misalnya lebaran.

3. Data LingkunganKarakteristik Rumah

10 m

8 m

3 m

3 m

2 m

3 m

Ruang Tamu

Kamar 1

Kamar 2

Kamar 3

Dapur

K. Mandi

Mushola

Teras

4 m

3 m

2 m

2 m

UDenah Rumah Keluarga Bp A

Rumah yang ditempati oleh keluarga bp. A adalah rumah dari peninggalan orang tua dari Ibu I. Rumah Bp. A berukuran 8m x 10m, terdapat teras didepan rumah, bagian dalam rumah terdiri dari, ruang tamu yang berdekatan denga televisis, terdapat 3 kamar, dapur, kamar mandi, musholla. Jendela kaca terdapat diruang tamu, jendela juga terdapat disetiap kamar namun menurut penuturan Bp. A jendela tersebut jarang di buka karena jendela akan berbenturan oleh rumah tetangga sebelah kanan nya yang berjarak seperempat meter. Keadaan rumah bersih tidak terdapat serangga, berlantaikan keramik putih dengan luas 30cm x 30cm. Bp. A mengatakan ketiga anaknya senang tidur didepan televisi sehingga terdapat kasur-kasur untuk tidur ketiga anak nya dan jarang tidur dikamar. Bp. Mengatakan keluarga sering menata ulang uang tamunya sesuai selera dari keluarga, keluarga merasa puas dengan tatanan rumah yang ada sekarangKeadaan lingkungan luar rumah

Rumah keluarga bp. A tidak memiliki halaman rumah karena jarak antar rumah baik kesamping, kedepan atau kebelakang jaraknya sangat dekat. Sumber aiar yang digunakan untuk minum dalah dengan mengunakan air mineral gallon, namun Ibu mengatakan ketika iangin memasak menggunakan air sumur yang da didalam rumah. Bp. A mengatakan setiap hari keluarga mengaumpulakan sampah nya kemudian dibuang ke tempat yang telah disediakan dan kemudian sampah tersebut akan diangkut oleh truk pengangkut sampah oleh petugas kebersihan.Karakteristik tetangga dan komunitas

Bp. A mengatakan lingkungan tetangga disini dari berbagai daerah. Jarak antar setiap rumah hanya setengah meter bahkan ada yang satu tembok bersamaan antara tetangga satu dengan tetangga yang lainnya. Daerah lingkuang bp. A termasuk daerah perkotaan. Di lingkungan tempat tingaal Bp. A tidak ada warga yang mendirikan industri, dilingkungan nya hanya terdapat tukang kayu, pedagang, dan pekerja yang lain. Selama kelompok melakukan pengkajian lingkungan tempat tinggal keluarga Bp A terlihat bersih. Seluruh warga di lingkungan keluarga Bp. A membuang sampah rumah tangga di kantong plastic yang kemudian dibuang ditempat yang telah disediakan di sebelah Barat pasar, nanti nya akan dianggkut oleh petugas sampah. Bp. A mengatakan bahwa keluarganya sering merasa bising dengan lingkungan nya mengingat jarak antar rumah terlalu dekat. Bp. A mengatakan didaerah dekat lingkungan tempat tinggal nya tidak ada layanan kesehatan, namun dekat dengan fasilitas sekolah. Diderah tempat tinggal Bp. A banyak tersedia transportasi umum dan biasanya keluarga menggunakan sepeda motor. Bp. A mengatakan di lingkungan tempat aman dari tindak kejahatan, setiapa malam akses masuk ke lingkungn tempat tingga Bp. A pukul 23.00 wib sudah ditutup untuk umum.

Mobilisasai geografis keluargaSebelum tinggal di Jl Wahidin .Bp. A dan Ibu I tinggal di daerah Tempean sekitaran Timur Pasar Tanjung mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan selama 4 tahun kemudian tinggal di Jl Wahidin hingga sekarang. Setiap hari nya Bp. A kepasar dengan menggunakan sepeda motor. Sedangkan Ibu I untuk mengantar kan An.R sekolah cukup dengan berjalan kaki dan sekolah An. R berdekatan dengan sekolah An. A Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Bp. A mengatakan keluarga ikut terlibat apabila ada kegiatan dimasyarakat. Dan Ibu I juga berinteraksi dengan masyarakat setempat ketika pengajian setiap seminggu sekali.

Keluarga Besar

Pelayanan Kesehatan

Teman kerja

Teman sekolah

Teman dekat rumah

Sekolah

Kelompok PengajianSystem pendukung keluarga dan ecomap

Keterangan: : Hubungan Relatif Jarang: tidak terlalu dekat: sangat dekat

4. Struktur Keluarga Pola Komunikasi

Bp. A mengatakan komunikasi dengan Ibu I cukup terbuka namun ketiga anaknya lebih sering berkomunikasi dengan Ibu I dari pada dengan Bp. A dikarenakan Bp. A sibuk dengan pekerjaannya sehingga waktu untuk ketiga anak nya sedikit. Apabila ketiga anaknya menginginkan sesuatu maka ketiga anaknya terlebih dulu berbicara dengan Ibu I baru dan nantinya Ibu I yang menyampaikan keingingan ketiga anaknya kepada Bp. A. Struktur kekuatan/kekuasaan keluarga

Ibu I mengatakan jika ada sesuatu masalah dalam keluarga pengambilan keputusan dilakukan oleh Bp A, tetapi terkadang Bp A meminta pendapat dari Ibu I tanpa melibatkan ketiga anaknya. Keputusan yang dibuat biasanya akan dihormati oleh seluruh keluarga karena sudah dianggap keputusan yang baik.Struktur peran

Bp.A dan Ibu I mengatakan Bp A sebagai kepala keluarga dan Ibu I sebagai istri dan ibu untuk ketiga anaknya. Secara Informal Ibu I juga sebagai pemberi kasih sayang kepada semua keluarganya. Ibu I juga sebagai tempat curahan hati bagi anak-anaknya. Setiap harinya Ibu I mengantarkan Anak ketiga nya yaitu An. M ke sekolah taman kanak-kanak dan menunggu di sekolahnya hingga jam sekolah berakhir. Setelah anak keduanya jatuh sakit maka terjadilah pengaturan peran-peran baru dalam keluarga Bp.A. Ibu I yang setiap harinya mengantar anak ketiganya sekolah sekarang Ibu I menjaga An. A dipuskesmas. Selama Ibu I di Puskesmas menjaga An. A, peran Ibu I dalam merawat An. M digantikan oleh sepupu dari Ibu. I yang telah memiliki keluarga dan 1 orang anak berumur 2 tahun. Setiap pagi Bp. A harus mengantarkan An. M ke sekolah dan menjemputnya ketika pulang sekolah, setelah Bp.A mengantarkan An. M, Bp. A juga mengantar kan An F ke Madrasah karena selama An.A sakit, anak kedua Bp. A setiap hari pulang kerumah. Sebelumnya anak kedua Bp. A selalu tinggal dipondoknya. Bp. A hampir menghabiskan waktunya di pasar sekarang harus kesana kemari untuk menemani Ibu I di Puskesmas. Ibu I mengatakan semua keluarga bisa menyesuaikan dengan perubahan peran, terutama An. M yang sebelum nya tidak mau tidur bersama sepupu Ibu I namun setelah mengetahui An. A sakit, An. R mau tidur bersama sepupu dari Ibu I.Nilai dan norma keluarga

Bp A mengungkapkan bahwa jika mengalami gangguan kesehatan misalnya pusing ataupun demam, akan diobati sendiri dengan obat-obat yang dapat dibeli ditoko. Keluarga Bp A juga masih meyakini khasiat dari obat-obatan tradisonal dan terkadang menggunakan obat-obat tradisional jika diperlukan.

5. Fungsi KeluargaFungsi afektif

Bp A dan Ibu I mengatakan mereka mengerti apabila anaknya menginginkan sesuatu dan langsung menanyakan ap yang dibutuhkan anak tersebut. Anak-anaknya saling peduli dengan saudara maupun dengan orang tuanya dan akrab satu sama lain. Hubungan antar anggota keluarga berjalan baik, Bp A senantiasa memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak-anaknya, dan anak-anak keluarga Bp A sangat menghormati orang tuanya.Diagram kedekatan dalam keluarga

Keterangan :: Biasa: Dekat : Sangat DekatFungsi sosialisasi

Bp A mengungkapkan bahwa anaknya yang tertua dilarang membawa teman sekolahnya kerumah, kecuali ada kepentingan yang berhubungan dengan sekolahnya. Bp a dan Ibu I selalu membiasakan anaknya untuk mandiri. Bp A mengatakan apapun yang dilakukan pada anaknya merupakan upaya agar anknya menjadi lebih baik. Meskipun hanya seorang pedagang Bp. A selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, Bp A mengatakan kebutuhan anaknya adalah yang terpenting. Anak-anak keluarga Bp A mempunyai teman bermain yang ada di lingkungan sekitar rumahnya. Bp A menyadari keterbatasan tempat bermain bagi anaknya, karena memang rumah yang sederhana dan berada di kawasan yang padat sehingga anak Bp A bermain dengan fasilitas yang ada dirumah.Fungsi perawatan kesehatan

Bp A dan keluarga mengatakan bahwa mereka banyak mengkonsumsi air putih tiap hari. Bp A mengutarakan bahwa jika ada anggota keluarga yang sakit maka akan dirawat sendiri, namun apabila penyakit cukup serius keluarga akan membawa anggota yang sakit ke pelayanan kesehatan. Keluarga Bp A tidak pernah melakukan chek-up kesehatan secara rutin. Disamping pertimbangan biaya, Bp A mengatakan bahwa tidak punya waktu untuk melakukan chek-up meskipun sebenarnya tahu pentingnya pemeriksaan rutin. Ibu I mengatakan anak-anaknya diberikan imunisasi lengkap dan diberikan ASI selama 2 tahun, kecuali An. M lebih dari 2 tahun. Ibu I mengaku semua anaknya ketika berumur