241241
DESCRIPTION
351214234TRANSCRIPT
Gangguan Cemas Menyeluruh: Penilaian dan Manajemen Praktis
MICHAEL G. KAVAN, PhD; GARY N. ELSASSER, PharmD; and EUGENE J. BARONE, MD Creighton University School of Medicine, Omaha, Nebraska
Gangguan cemas menyeluruh umum di dapatkan pada pasien dalam perawatan primer. Pasien yang terkena gangguan cemas menyeluruh mengalami kecemasan kronis secara berlebihan dan khawatir tentang acara dan kegiatan, seperti kesehatan, keluarga, pekerjaan, dan keuangan mereka. Kecemasan dan kekhawatiran sulit untuk dikendalikan dan sering menyebabkan gejala fisiologis, termasuk kelelahan, ketegangan otot, gelisah,dan keluhan somatik lainnya. Masalah kejiwaan lainnya (misalnya, depresi) dan faktor nonpsikiatri (misalnya, gangguan endokrin, efek samping obat, penarikan) harus dipertimbangkan pada pasien dengan kemungkinan gangguan kecemasan menyeluruh. Terapi perilaku kognitif dan agen farmakologis lini pertama, selective serotonin reuptake inhibitor, merupakan pengobatan yang efektif. Namun, bukti menunjukkan bahwa efek dari terapi perilaku kognitif dapat bertahan lebih lama. Meskipun terapi komplementer dan alternatif telah digunakan, efektivitas mereka belum terbukti dalam gangguan kecemasan menyeluruh. Pemilihan pengobatan yang paling tepat harus didasarkan pada kondisi pasien, keberhasilan pengobatan sebelumnya, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan dan efektivitas berikutnya. (Am Fam Physician. 2009;79(9):785-791. Copyright © 2009 American Academy of Family Physicians.)
Gangguan kecemasan, seperti gangguan kecemasan menyeluruh (GAD), gangguan
panik, gangguan stres pasca trauma, dan gangguan obsesif-kompulsif, adalah masalah
kesehatan mental yang paling umum di Amerika Serikat.1, 2 Seperti gangguan kecemasan lain,
GAD dihubungkan dengan gangguan kesehatan mental, sosial /peran fungsi, kesehatan
umum, nyeri tubuh, fungsi fisik, dan kegiatan sehari-hari. Hal tersebut juga dikaitkan dengan
peningkatan visit dokter.3 Sepertiga pasien dengan GAD memiliki satu atau lebih gangguan
kecemasan tambahan, sering disertai dengan penurunan status fungsional dan peningkatan
risiko masalah kejiwaan lainnya atau penyalahgunaan obat.3, 4 GAD juga dihubungkan dengan
penyalahgunaan alkohol atau obat lainnya5 dan pemikiran bunuh diri.6 Penurunan fungsi
terkait dengan GAD sebanding dengan hal yang berhubungan dengan depresi berat, 7 dan hal
ini berhubungan dengan peningkatan penggunaan layanan kesehatan dan biaya ekonomi.7, 8
Meskipun prevalensi GAD dan dampaknya pada kesehatan, fungsi, dan ekonomi, kondisi
tersebut terlalu sering salah terdiagnosis dan dikelola secara tidak tepat.7
1
Epidemiologi
GAD adalah gangguan kecemasan yang paling umum dalam perawatan primer.
Prevalensi GAD selama 12 bulan adalah 3,1 persen dalam survei berbasis populasi,2 dan
antara 5,3 dan 7,6 persen terdapat di antara pasien yang mengunjungi tempat perawatan
primer.3, 9 Tingkat tertinggi GAD (7,7 persen) terjadi pada orang 45-49 tahun, dan presentase
terendah (3,6 persen) terjadi pada orang 60 tahun dan yang lebih tua.1 Perempuan hampir dua
kali lebih sering dibandingkan laki-laki untuk dapat terdiagnosis dengan GAD selama hidup
mereka.10 Meskipun prevalensi GAD menurun pada laki-laki dengan meningkatnya usia ,
akan tetapi meningkat pada wanita.11
Diagnosa
Kriteria diagnostik untuk GAD dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders, 4th ed., text revision (DSMIV-TR) ditunjukkan pada Tabel 1.12 Terdapat
kontroversi mengenai lama gejala yang diperlukan untuk membuat diagnosis. Beberapa
penulis menyarankan menggunakan lama gejala selama satu bulan karena persyaratan enam
bulan mungkin tidak perlu digunakan pada pengobatan pasien yang mempunyai gejala
fluktuatif.13, 14
Pasien dengan GAD mungkin terus-menerus cemas tentang kesehatan mereka,
keluarga, pekerjaan, dan keuangan. Kekhawatiran mereka sulit dikendalikan, sering
mempunyai efek negatif dan mempengaruhi hubungan sosial dan aktivitas kerja.3 Pasien
dengan GAD biasanya dapadapatkan gejala somatik spesifik (mis., insomnia, sakit kepala,
nyeri otot, kelelahan, gejala gastrointestinal) .5 Karena tingginya tingkat komorbiditas
dengan kesehatan mental lainnya dan masalah medis, dokter harus mengesampingkan
gangguan kejiwaan lainnya (misalnya, depresi) 3 dan kondisi nonpsikiatri (mis.,
hipoglikemia, kardiomiopati; Online Tabel A). Beberapa obat dan zat lain juga dapat
menyebabkan gejala kecemasan (misalnya, kafein, alkohol, amfetamin, Tabel online B).
Beberapa kuesioner tersedia untuk membantu dokter dalam diagnosis gangguan
kecemasan. Tujuh-hal skala GAD (GAD-7; Gambar 1) 3,15 adalah handal, valid, dan kuesioner
yang mudah digunakan untuk mengevaluasi keberadaan dan tingkat keparahan GAD. Skor
batas 8 poin menunjukkan sensitivitas yang kuat (92persen) dan spesifisitas (76 persen) untuk
diagnosis GAD, dan skor yang lebih tinggi terkait dengan memburuknya penurunan
fungsional. The GAD-7 hanya mendeteksi kemungkinan diagnosis GAD, nilai positif harus
diikuti dengan wawancara yang lebih luas (misalnya, menggunakan kriteria DSM-IV-TR)
disertai dengan rujukan dan manajemen yang tepat. Sebuah skala dua-hal sederhana, GAD-2,
2
juga ditampilkan pada Gambar 1.3,15 Meskipun memiliki akurasi yang hampir sama dengan
GAD-7, selanjutnya dapat memberikan informasi tambahan yang dapat memandu perawatan.
SORT : Rekomendasi Kunci Untuk Praktek
Rekomendasi klinisEvidence
ratingReferensi
Pasien yang mengalami ansietas sebaiknya dievaluasi mengenai depresi.
C 3
Cognitive behavior therapy telah ditunjukkan sebagai, setidaknya sama efektifnya dengan pengobatan, terapi untuk GAD dengan lebih sedikit atrisi dan lebih lama efek bertahan.
A 17, 19
Beberapa SSRI (escitalopram [Lexapro], paroxetine [Paxil], sertraline [Zoloft]); SNRI (venlafaxine [Effexor], duloxetine [Cymbalta]); dan benzodiazepine lebih efektif dibandingkan plasebo dalam penanganan GAD.
A 25-27, 30-35
Terapi SSRI atau SNRI lebih menguntungkan pasien dengan GAD dan depresi komorbid dibandingkan terapi benzodiazepine atau pun buspirone (Buspar).
A 24-27, 40
Kava efektif dalam mengobati GAD, namun penggunaannya terbatas dengan alasan keamanan.
B 49-52
GAD = generalized anxiety disorder; SNRI = serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor; SSRI = selective serotonin reuptake inhibitor
A= konsisten, kualitas baik dari bukti yang berorientasi pada pasien; B = inkonsisten, kualitas terbatas dari bukti yang berorientasi pada pasien; C= konsensus, bukti yang berorientasi pada penyakit, praktek umum, pendapat ahli, atau kasus.
Tabel 1. Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR untuk Generalized Anxiety DisorderA. Ansietas dan kekhawatiran yang berlebihan dalam beberapa kejadian atau aktivitas (seperti dalam
berkerja atau kegiatan sekolah) yang berlangsung lebih sering dalam kurun waktu paling sedikit enam bulan.
B. Seseorang mengalami kesulitan dalam mengontrol rasa khawatir.C. Ansietas dan kekhawatiran dihubungkan dengan tiga (atau lebih) gejala-gejala berikut ini (dengan
terjadinya gejala lebih sering dalam kurun waktu paling sedikit enam bulan terakhir).Catatan: Pada anak-anak hanya dibutuhkan satu gejala.(1) Kegelisahan atau perasaan gugup(2) Rasa mudah lelah(3) Kesulitan berkonsentrasi atau mudah melamun(4) Mudah merasa terganggu(5) Ketegangan otot(6) Gangguan tidur (kesulitan untuk tertidur maupun tetap tertidur, atau kekurangan tidur akibat
tidur yang tidak nyenyak)D. Fokus dari ansietas dan kekhawatiran tidak dibatasi pada kelainan dari kelainan Axis I (sebagai
contoh, ansietas ataupun kekhawatiran tidak mengenai adanya serangan panik [seperti pada gangguan panik], kekhawatiran menjadi dipermalukan di publik [seperti pada fobia sosial], kekhawatiran akan terkontaminasi [seperti pada gangguan obsessive-compulsive], kekhawatiran
3
menjadi jauh dari rumah atau kerabat dekat [seperti pada separation anxiety disorder], kekhawatiran akan bertambahnya berat badan [seperti pada anorexia nervosa], kekhawatiran memiliki masalah somatisasi multipel [seperti pada gangguan somatisasi], atau memiliki penyakit serious [hypochondriasis]), dan kegelisahan serta kekhawatiran tersebut tidak terjadi secara khusus selama gangguan stress posttrauma.
E. Ansietas, kekhawatiran, dan gejala-gejala fisik menyebabkan distress yang signifikan secara klinis atau kelemahan dalam kehidupan sosial, pekerjaan, atau pun fungsi dari area-area penting lainnya.
F. Gangguan tidak berdasarkan efek-efek fisiologis secara langsung dari substansi (sebagai contoh, penyalah gunaan obat, pengobatan), atau kondisi medis umum (seperti, hipertiroidisme) dan tidak terjadi secara khusus selama gangguan mood, gangguan psikotik, atau pervasive developmental disorder.
DSM-IV-TR = Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 4th ed., text revision.
Pengobatan
Intervensi psikologis, farmakologis, serta pengobatan alternatif dan komplementer
(CAM) untuk GAD sebaiknya diawali dengan supportive listening dan memberi pengetahuan
mengenai kegelisahan. Membantu pasien untuk mengerti bahwa ansietas adalah kondisi
medis yang dapat ditangani, merupakan hal yang penting. Pengetahuan pasien sebaiknya
termasuk mendiskusikan peran dari pikiran serta gaya hidup terhadap ansietas dan bagaimana
modifikasi pada hal tersebut dapat mengurangi gejala.16,17
Konseling Psikologis
Konseling secara efektif mengurangi gejala-gejala ansietas pada kebanyakan pasien.
Secara spesifik, cognitive behavior therapy (CBT) telah ditunjukkan untuk mengurangi
symptomatologi GAD18; CBT juga tampak hampir sama efektif dengan terapi obat, dengan
lebih sedikit attrisi dan efek yang bertahan lebih lama.16,18,19 Walaupun CBT formal
melibatkan beberapa kali sesi dengan pelatih kesehatan mental profesional, pengetahuan
mengenai prinsip dari terapi dapat membantu dokter dalam menggabungkan tehnik-tehnik
CBT dalam praktek mereka dan meningkatkan usaha-usaha terapeutik formal.20,21
CBT ditujukan pada peran pemikiran irrasional dalam bagaimana pasien bersikap dan
merasa. CBT untuk GAD secara tipikal termasuk self-monitoring kekhawatiran pasien atau
pun gejala-gejala terkait; pengaturan ulang fungsi kognitif, termasuk evaluasi dan meninjau
ulang pikiran atau kekhawatiran yang terdefinisi dan terprediksi; pelatihan relaksasi;
pelatihan mengenai kemampuan dalam coping. Pasien dapat diminta untuk memantau gejala
ansietas merekabersamaan dengan faktor-faktor atau pikiran-pikiran situasional yang
mengarahkan pada peningkatan kejadian ansietas. Informasi tersebut digunakan untuk
membantu mereka mengenali pemicu-pemicu dari ansietas dan pola-pola dari pemikiran
4
maladaptif. Pasien diajarkan untuk melawan kekhawatiran yang tidak realistik atau tidak
dibenarkan serta untuk mengganti pemikiran-pemikiran tersebut dengan strategi pemecahan
masalah yang lebih realistik. Pasien juga dapat diinstruksikan dalam penggunaan tehnik-
tehnik penenangan diri, seperti bernapas dalam, relaksasi, dan berolahraga, untuk mengurangi
stimulasi fisiologis serta untuk meningkatkan kemampuan dalam mengontrol gejala-gejala
mereka. Pasien lalu dimotivasi untuk menggunakan tehnik-tehnik tersebut di luar ruang
klinik.16
Skala GAD-2 dan GAD-7Lebih dari dua minggu terakhir, seberapa sering anda terganggu oleh masalah-masalah berikut ini?
Tidak sama sekali
Beberapa hari
Lebih dari setengah dari jumlah hari
Hampir setiap hari
Merasa gugup, gelisah, atau terganggu
0 1 2 3
Tidak dapat menghilangkan atau mengontrol rasa khawatir
0 1 2 3
Total GAD-2 score + +
Kekhawatiran berlebih pada berbagai hal
0 1 2 2
Memiliki masalah dalam relaksasi
0 1 2 2
Menjadi gelisah dan susah untuk tetap diam
0 1 2 2
Menjadi mudah terganggu 0 1 2 2
Merasa takut, seakan-akan sesuatu yang buruk dapat terjadi
0 1 2 2
Total GAD-7 score + +
Interpretasi: Hasil GAD-2 positif bila jumlah nilai paling sedikit 3 poin, hasil GAD-7 positif bila jumlah nilai paling sedikit 8 poin.
Jumlah nilai (poin) LR+ LR-PPV (%)*
NPV (%)*
Generalized anxiety disorderGAD-2 ≥ 3 5,1 0,17 22 78GAD-7 ≥ 8 3,8 0,11 29 71Gangguan panikGAD-2 ≥ 3 4,0 0,30 23 77GAD-7 ≥ 8 3,3 0,24 29 71
5
GAD-2 = dua hal skala Generalized Anxiety Disorder; GAD-7 = tujuh hal skala Generalized Anxiety Disorder; LR+ = rasio kecenderungan positif; LR- = rasio kecenderungan negatif; NPV = nilai prediksi negatif; PPV = nilai prediksi positif.* Berasumsi probabilitas pretest dari 20 persen.
Terapi Farmakologis
Dalam dekade terakhir, jumlah pilihan terapi farmakologis untuk GAD bertambah
(Table 2).23 Pilihan terapi dipengaruhi oleh karakteristik pasien; efek samping obat; dan
adanya komorbiditas gangguan mood, terutama depresi unipolar.24
SSRIs dan SNRIs. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) digunakan sebagai
lini pertama terapi pasien dengan GAD. Mekanisme kerja obat ini belum dapat dipastikan,
namun mungkin melibatkan down-regulation reseptor noradrenergik. Keutungan utama dari
obat golongan SSRIs adalah potensi penggunaan jangka panjang tanpa takut terjadi toleransi
atau penyalahgunaan. Banyak SSRIs dan serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors
(SNRIs) dalam uji klinis berhasil secara efektif mengobati GAD, tetapi hanya paroxetine
(Paxil), escitalopram (Lexapro), duloxetine (Cymbalta), dan venlafaxine (Effexor) yang
disetujui sebagai obat indikasi GAD oleh US Food and Drug Administration (FDA).25-27
Secara umum, efektivitas obat-obat tersebut sebanding, dan hal ini telah dilaporkan dalam
studi perbandingan antara paroxetine dan setraline (Zoloft), perpanjangan pelepasan
venlafaxine dibandingkan dengan duloxetine, dan paroxetine dibandingkan dengan
escitalopram; tidak ada obat yang muncul sebagai obat yang lebih unggul.18-33 Studi yang
serupa mengenai efektivitas obat perlu dilakukan lagi sebelum suatu obat SSRI dapat lebih
direkomendasikan daripada obat SSRI lainnya atau sebelum obat SSRI lebih
direkomendasikan daripada obat SNRI.
Tabel 2. Agen-agen Farmakologis Terpilih untuk Pengobatan Generalized Anxiety Disorder
AgenDosis awalan umum (harian)
rentang dosis umum* (harian)
Biaya obat paten (generik)
AntidepresanDuloxetine (Cymbalta) 30 mg 30 sampai 120 mg $127Escitalopram (Lexapro) 10 mg 10 sampai 20 mg 91Imipramine (Tofranil) 25 sampai 50 mg 100 sampai 300 mg 282 (28)
Paroxetine (Paxil) 20 mg 20 sampai 50 mg110 (49 sampai 82
Sertraline (Zoloft) 25 sampai 50 mg 50 sampai 200 mg107 (81 sampai 85)
Venlafaxine (Effexor) 37,5 mg dua kali sehari 75 sampai 375 mg 81 (66 sampai
6
78)BenzodiazepineAlprazolam (Xanax) 0.25 sampai 0,5 mg 0,5 sampai 6 mg 49 (9 sampai 30)Chlordiazepoxide (Librium)
5 sampai 10 mg dua samapi tiga kali sehari
10 sampai 25 mg dua sampai empat kali sehari
129 (20 sampai 30)
Clonazepam (Klonopin)
0,25 mg dua kali sehari0,5 sampai 4 mg, terbagi, dua kali sehari
37 (7 sampai 22)
Clorazepate (Tranxene)7,5 sampai 15 mg dua kali sehari
15 sampai 60 mg, terbagi, dua sampai tiga kali sehari
178 (62 sampai 96)
Diazepam (Valium)2 sampai 5 mg dua sampai empat kali sehari
2 sampai 10 mg, terbagi, empat kali sehari
87 (25 sampai 40)
Lorazepam (Ativan)0,5 sampai 1 mg tiga kali sehari
0,5 sampai 2 mg tiga kali sehari
126 (49 sampai 56)
Oxazepam (dulunya Serax)
10 mg tiga kali sehari10 sampai 30 mg tiga sampai empat kali sehari
92 (40 sampai 77)
Lainnya
Buspirone (Buspar) 7,5 mg dua kali sehari30 sampai 60 mg, terbagi, dua sampai tiga kali sehari
172 (20 sampai 80)
Hydroxyzine (Vistaril) 50 mg empat kali sehari 50 sampai 400 mg 52 (3 sampai 20)Pregabalin (Lyrica) 75 mg dua kali sehari 200 sampai 600 mg 135
Beberapa efek samping yang biasanya berhubungan dengan penggunaan SSRI dan
SNRI meliputi mual, disfungsi seksual, agitasi, peningkatan berat badan, dan insomnia.
Walaupun efek samping yang terjadi biasanya ringan, pasien dapat keliru mengira efek
samping tersebut merupakan gangguan kecemasan yang malah makin memburuk dan
memicu ketidakpatuhan pasien dalam mengonsumsi obat; sehingga pasien perlu diedukasi
dengan baik. Benzodiazepin dapat diresepkan bersama obat SSRI atau SNRI dalam beberapa
minggu pertama pengobatan untuk mengatasi efek samping obat yang diantisipasi tadi.
Benzodiazepin juga dapat mengimbangi keterlambatan munculnya efek terapi obat SSRI dan
SNRI yang muncul dua sampai empat minggu kemudian. Efek samping escitalopram juga
dilaporkan lebih sedikit terjadi dibandingkan paroxetine.32 Pada akhirnya, karena gejala
withdrawal seperti mual, parestesi, cemas, gemetar, dan insomnia, tidak biasa muncul pada
terapi SSRI dan SNRI, direkomendasikan untuk meningkatkan dosis obat secara perlahan
dalam beberapa minggu
Benzodiazepin. Benzodiazepin dipercaya berinteraksi dengen reseptor yang teraktivasi
oleh transmitter neuroinhibitor, GABA. Obat ini meningkatkan pengikatan GABA dengan
reseptor subunit GABA (GABA A) dan meningkatkan influks ion klorida.34 Benzodiazepin
sudah banyak digunakan karena onset kerja obat tersebut cepat dan sudah terbukti efektif
mengatasi simptom GAD.35 Peran obat ini dalam penatalaksanaan GAD jangka panjang
7
masih belum jelas. Terlebih lagi, penggunaan benzodiazepin tidak efektif untuk mengatasi
depresi yang biasanya juga menyertai GAD bila tanpa aprazolam (Xanax).
Obat-obat golongan benzodiazepin yang bervariasi memiliki tingkat efektivitas yang
sama dalam pentalaksanaan GAD. Penentuan jenis obat golongan benzodiazepin didasarkan
pada perbedaan farmakokinetik dan harga. Obat-obat short acting dan intermediate acting
seperti oxazepam (dahulu Serax), alprazolam, dan lorazepam (Ativan) lebih dipilih karena
obat-obat tersebut cenderung lebih terakumulasi dan efek sedasinya lebih kuat terjadi pada
siang hari dibandingkan obat long-acting seperti diazepam (Valium), chlordiazepoxide
(Librium), dan clorazepate (Tranxene) yang dapat menimbulkan kebingungan.36
Penggunaan benzodiazepin pada orang lanjut usia dapat menambah permasalahan
karena risiko efek samping yang lebih besar.36,37 Namun oxazepam, lorazepam, dan
temazepam (Restoril) dapat menjadi pilihan untuk orang lanjut usia dan pasien dengan
gangguan fungsi hepar karena hasil metabolismenya cenderung rendah terakumulasi di
hepar.23 Meskipun rendah risikonya untuk terjadi penyalahgunaan, benzodiazepin sebaiknya
dihindari pada pasien pasien yang sebelumnya menunjukkan perilaku adiktif.38 Penghentian
konsumsi obat harus dilakukan secara bertahap selama beberapa minggu pengobatan untuk
menghindari terjadinya gejala withdrawal seperti kecemasan yang muncul kembali, agitasi,
insomnia, irritabilitas, dan kegelisahan. Imipramine (Tofranil) mungkin dapat membantu
pasien dan menjadi obat pengganti untuk pasien yang sebelumnya menggunakan
benzodiazepin jangka panjang, walaupun obat ini tidak dapat mengatasi tingkat keparahan
withdrawal symptomp yang telah timbul.39
Buspirone. Buspirone (Buspar) adalah obat golongan azapirone yang telah
menunjukkan efektivitas yang unggul bila dibandingkan dengan placebo, tapi tidak begitu
efektif bila dibandingkan dengan benzodiazepin.40 Mekanisme kerja buspirone diduga
dipengaruhi oleh aktivitas serotoninergik, secara spesifik dikenal sebagi agonis reseptor
serotonin subtipe 5-hidroksitriptamin-1A. FDA menyetujui obat ini sebagai obat pilihan
yang nonadiktif, nonsedatif daripada benzodiazepin. Walaupun demikian, buspirone belum
dapat ditetapkan sebagai lini pertama terapi karena lambatnya efek obat (satu sampai tiga
minggu), tak adanya efek untuk mengatasi komorbid depresi, dan waktu paruhnya relatif
singkat (dosisnya dua sampai tiga kali sehari). Secara keseluruhan, efek samping yang terjadi
lebih ringan dan dapat ditoleransi, yaitu pusing, pandangan kabur, dan mual. Buspirone
8
dikategorikan FDA sebagai obat kategori B untuk wanita hamil, sementara SSRIs, SNRIs,
dan benzodiazepin merupakan obat kategori c atau D untuk wanita hamil.
ObatLain. Pregabalin (Lyrica), walaupun memiliki struktur yang serupa dengan
GABA, Pregabalin tidak berinteraksi dengan reseptor GABA atau reseptor Benzodiazepin.
Mekanisme kerjanya diperkirakan karena efek inhibisi dari keluarnya neurotransmiter
eksitatorik yang serupa dengan gabapentin (Neurontin).41 Pregabalin telah diakui di Eropa
sebagai pengobatan untuk GAD, walaupun sebenarnya FDA belum menyetujui mengenai
indikasi obat ini. Dalam beberapa kali percobaan klinis, dapat ditunjukkan bahwa obat ini
dapat mengurangi gejala psikis dan fisik pada kecemasan, yang serupa dengan
Lorazepam,42,43 alprazolam,44 dan venlafaxine. 45 Mula kerja obat ini kurang lebih setelah 1
minggu pemakaian, dan efek samping yang sering terjadi yaitu pusing dan mual.
Ditambahkan pula, tidak ada gejala putus obat setelah penurunan dosis secara perlahan
setelah pemakaian 1 minggu. Namun, tampaknya terdapat dosis-respon yang ditandai dengan
terlihatnya manfaat positif pada pasien pengguna Pregabalin, di batas minimum dosis 200 mg
per hari. 46 Penyesuaian dosis penting untuk pasien dengan penyakit ginjal. Studi kasus jangka
panjang dibutuhkan untuk penilaian efektivitas dan keamanan obat pada pasien dengan
depresi.
Hydroxyzine (Vistaril) menunjukkan efektivitas tinggi jika dibandingkan dengan
plasebo tanpa diikuti serangan cemas berulang. Gejala putus obat tidak jauh berbeda dengan
plasebo. 47 Antidepresan trisiklik, seperti imipramine, telah digunakan sejak lama sebagai
terapi GAD, tetapi sekarang ini telah digantikan oleh golongan SSRI dan SNRI dengan
keamanan yang lebih terjamin.
INTERVENSI CAM
Di Amerika Serikat, terapi CAM lebih sering digunakan daripada pengobatan
konvensional untuk mengatasi kecemasan dan depresi.48 Terapi CAM antara lain suplemen
herbal, suplemen nutrisi, aromaterapi, meditasi, dan akupunktur.
Suplemen Herbal. Ekstrak tanaman Kava telah diteliti secara ekstensif. Cochrane
systematic review 49 dan meta-analisis50 membuktikan bahwa Kava lebih baik dalam
mengatasi kecemasan dibanding plasebo. Namun, Kava tidak direkomendasikan untuk
kegunaan klinis karena efek hepatotoksiknya.51,52 Tanaman Valerian, St. John’s wort, dan
passionflower juga digunakan untuk mengatasi gangguan cemas menyeluruh, tetapi data yang
ada masih kurang membuktikan efektivitas dan keamanan tanaman-tanaman ini.53-55
9
Suplemen Nutrisi. Bukti klinis yang ada masih kurang membuktikan efektivitas dan
keamanan dari suplemen nutrisi, seperti ekstrak adrenal, jahe, teh hijau, diet makrobiotik,
gandum, asam amino, melatonin, asam lemak omega-3, atau adenosilmetionin-S, dalam
mengatasi gangguan kecemasan.
Aromaterapi. Dalam sebuah studi kecil mengenai kombinasi aromaterapi dengan
pijat, menunjukkan adanya perbaikan kecemasan dan mood setelah diterapi selama 8 bulan.56
Studi yang lebih besar menguji tentang kegunaan aromaterapi dan pijat pada penderita tumor
ganas.57 Perbaikan mood dan kecemasan muncul setelah 2 minggu, tetapi menghilang dalam
waktu 10 minggu. Walaupun uji ini hanyalah studi random, tetapi studi ini juga memiliki
kekurangan dalam pengontrolan kelompok uji. Studi-studi ini sulit untuk menjelaskan
kegunaan aromaterapi saja karena kedua studi tersebut menggabungkan antara aromaterapi
dengan terapi pijat, bukan salah satunya.
Meditasi. Studi Cochrane systematic review yang terbaru gagal untuk membuat
simpulan tentang efektivitas dari meditasi yang dibandingkan dengan pengobatan
konvensional untuk pasien dengan gangguan kecemasan.58 Manajemen stres berbasis
meditasi menunjukkan bahwa gangguan kecemasan dapat diatasi dengan baik.59 Program
meditasi yang lain, Mindfulness-based Cognitive Therapy (MBCT), juga dapat mengurangi
gejala ansietas dan depresi.60-63; namun, penemuan positif akan manfaat terapi berbasis
meditasi untuk ansietas diragukan metodologiknya.58-63
Akupunktur. Studi menunjukkan akupunktur dapat mengatasi gejala pasien sindrom
hiperventilasi dengan lebih baik jika dibandingkan dengan latihan pernapasan, dan studi lain
menunjukkan kegunaan akupunktur pada penderita Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Namun, belum ada studi yang menunjukkan akupunktur secara efektif mengatasi GAD.
MEMILIH PENDEKATAN TERAPI
Dalam memilih pengobatan untuk penderita GAD, terapis harus mempertimbangkan
beberapa faktor, termasuk keinginan pasien, keberhasilan terapi, dan faktor lain yang
menganggu keberhasilan terapi (contoh: faktor psikologis komorbid atau masalah kesehatan,
efek samping obat, kepatuhan, dll).66 Terapis seharusnya lebih memperhatikan pasien yang
tidak berhasil dalam pengobatan dan apabila masalah komorbid serius, misalnya bunuh
diri/ide yang berkaitan dengan pembunuhan, atau penyalahgunaan zat, terjadi maupun
memburuk. (Tabel 3)
10
The Authors
MICHAEL G. KAVAN, PhD, is a professor of family medicine, professor of psychiatry, and
associate dean for student affairs at Creighton University School of Medicine in Omaha, Neb.
He received his doctorate in counseling psychology from the University of Nebraska–Lincoln
and completed an American Psychological Association–approved internship at the
Minneapolis (Minn.) Veterans Affairs Medical Center.
GARY N. ELSASSER, PharmD, is an associate professor of pharmacy practice at the
Creighton University School of Pharmacy and Health Professions, and an associate professor
of family medicine at Creighton University School of Medicine. He received his doctor of
pharmacy degree from the University of Nebraska Medical Center, Omaha, and completed a
postgraduate residency at Holy Cross Hospital in Fort Lauderdale, Fla. Dr. Elsasser is board
certified in pharmacotherapy.
EUGENE J. BARONE, MD, is an adjunct professor of family medicine and director of the
predoctoral education program for family medicine at Creighton University School of
Medicine, where he also received his medical degree. Dr. Barone completed a family practice
residency at Creighton University Medical Center in Omaha. Address correspondence to
Michael G. Kavan, PhD, Creighton University School of Medicine, 2500 California Plaza,
Omaha, NE 68178 (e-mail: [email protected]). Reprints are not available from
the authors.
Author disclosure: Nothing to disclose.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kessler RC, et al. Lifetime prevalence and age-of-onset distributions of DSM-IV
disorders in the National Comorbidity Survey Replication [published correction appears in
Arch Gen Psychiatry. 2005;62(7):768]. Arch Gen Psychiatry. 2005;62(6):593-602.
2. Kessler RC, et al. Prevalence, severity, and comorbidity of 12-month DSM-IV disorders
in the National Comorbidity Survey Replication [pub- lished correction appears in Arch
Gen Psychiatry. 2005;62(7):709]. Arch Gen Psychiatry. 2005;62(6):617-627.
11
3. Kroenke K, et al. Anxiety disorders in primary care: prevalence, impair- ment,
comorbidity, and detection. Ann Intern Med. 2007;146 (5): 317-325,W77.
4. Noyes R Jr. Comorbidity in generalized anxiety disorder. Psychiatr Clin North Am.
2001;24(1):41-55.
5. Bolton J, et al. Use of alcohol and drugs to self-medicate anxiety dis- orders in a
nationally representative sample. J Nerv Ment Dis. 2006; 194(11):818-825.
6. Sareen J, et al. Anxiety disorders and risk for suicidal ideation and sui- cide attempts: a
population based longitudinal study of adults. Arch Gen Psychiatry. 2005;62(11):1249-
1257.
7. Wittchen HU. Generalized anxiety disorder: prevalence, burden, and cost to society.
Depress Anxiety. 2002;16 (4):162-171.
8. Hoffman DL, et al. Human and economic burden of generalized anxiety disorder. Depress
Anxiety. 2008;25(1):72-90.
9. Wittchen HU, et al. Generalized anxiety and depression in primary care: prevalence,
recognition, and management. J Clin Psychiatry. 2002;63(suppl 8):24-34.
10. Wittchen HU, et al. DSM-III-R generalized anxiety disorder in the National Comorbidity
Survey. Arch Gen Psychiatry. 1994;51(5):355-364.
11. Halbreich U. Anxiety disorders in women: a developmental and lifecycle perspective.
Depress Anxiety. 2003;17(3):107-110.
12. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders. 4th ed., text revision. Washington, DC: American Psy- chiatric Association; 2000.
13. Kessler RC, et al. Patterns and correlates of generalized anxiety disorder in community
samples. J Clin Psychiatry. 2002;63(suppl 8):4-10.
14. Kessler RC, et al. Rethinking the duration requirement for generalized anxiety disorder:
evidence from the National Comorbidity Survey Repli- cation. Psychol Med.
2005;35(7):1073-1082.
15. Spitzer RL, et al. A brief measure for assessing generalized anxiety dis- order: the GAD-
7. Arch Intern Med. 2006;166 (10):1092-1097.
12
16. Culpepper L. Generalized anxiety disorder in primary care: emerg- ing issues in
management and treatment. J Clin Psychiatry. 2002;63 (suppl 8):35-42.
17. Shearer SL. Recent advances in the understanding and treatment of anxiety disorders.
Prim Care. 2007;34(3):475-504.
18. Covin R, et al. A meta-analysis of CBT for pathological worry among clients with GAD.
J Anxiety Disord. 2008;22(1):108-116.
19. Gould RA, et al. Cognitive behavioral and pharmacological treatment of generalized
anxiety disorder. A preliminary meta-analysis. Behav Ther. 1997;28 (2):285-305.
20. Robinson P, et al. Primary care physician use of cognitive behavioral techniques with
depressed patients. J Fam Pract. 1995;40 (4):352-357.
21. Rupke SJ, et al. Cognitive therapy for depression. Am Fam Physician. 2006;73(1):83-86.
22. Borkovec TD, et al. Psychotherapy for generalized anxiety disorder. J Clin Psychiatry.
2001;62(suppl 11):37-42.
24. Judd LL, et al. Cormorbidity as a fundamental feature of generalized anxiety disorders:
results from the National Comorbidity Study (NCS). Acta Psychiatr Scand Suppl.
1998;393:6-11.
25. Davidson JR, et al. Escitalopram in the treatment of generalized anxiety disorder: double-
blind, placebo controlled, flexible-dose study. Depress Anxiety. 2004;19 (4):234-240.
26. Stocchi F, et al., for the Paroxetine Generalized Anxiety Disorder Study Team. Efficacy
and tolerability of paroxetine for the long-term treatment of generalized anxiety disorder. J
Clin Psychiatry. 2003;64(3):250-258.
27. Liebowitz MR, et al. Efficacy of sertraline in severe generalized social anxiety disorder:
results of a double-blind, placebo-controlled study. J Clin Psychiatry. 2003;64(7):785-792.
28. Lenze EJ, et al. Efficacy and tolerability of citalopram in the treatment of late-life anxiety
disorders: results from an 8-week randomized, pla- cebo-controlled trial. Am J Psychiatry.
2005;162(1):146-150.
29. Ball SG, et al. Selective serotonin reuptake inhibitor treatment for gener- alized anxiety
disorder: a double-blind, prospective comparison between paroxetine and sertraline. J Clin
Psychiatry. 2005;66 (1):94-99.
13
30. Kim TS, et al. Comparison of venlafaxine extended release versus par- oxetine for
treatment of patients with generalized anxiety disorder. Psy- chiatry Clin Neurosci. 2006;60
(3):347-351.
31. Hartford J, et al. Duloxetine as an SNRI treatment for generalized anxi- ety disorder:
results from a placebo and active-controlled trial. Int Clin Psychopharmacol. 2007;22(3):167-
174.
32. Bielski RJ, et al. A double-blind comparison of escitalopram and parox- etine in the long-
term treatment of generalized anxiety disorder. Ann Clin Psychiatry. 2005;17(2):65-69.
33. Baldwin DS, et al. Escitalopram and paroxetine in the treatment of gen- eralised anxiety
disorder: randomised, placebo-controlled, double-blind study. Br J Psychiatry. 2006;189:264-
272.
34. Charney DS, et al. Hypnotics and sedatives. In: Goodman LS, Gilman A, Brunton LL,
Lazo JS, Parker KL, eds. Goodman and Gilman’s The Phar- macological Basis of
Therapeutics. 11th ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2006.
35. Martin JL, et al. Benzodiazepines in generalized anxiety disorder: het- erogeneity of
outcomes based on a systematic review and meta-analy- sis of clinical trials. J
Psychopharmacol. 2007;21(7):774-782.
36. Flint AJ. Generalised anxiety disorder in elderly patients: epidemiology, diagnosis and
treatment options. Drugs Aging. 2005;22(2):101-114.
37. Wagner AK, et al. Benzodiazepine use and hip fractures in the elderly: who is at greatest
risk? Arch Intern Med. 2004;164(14):1567-1572.
38. Posternak MA, et al. Assessing the risks and benefits of benzodiaze- pines for anxiety
disorders in patients with a history of substance abuse or dependence. Am J Addict. 2001;10
(1):48-68.
39. Rickels K, et al. Imipramine and buspirone in treatment of patients with generalized
anxiety disorder who are discontinuing long-term benzodi- azepine therapy. Am J Psychiatry.
2000;157(12):1973-1979.
40. Chessick CA, et al. Azapirones for generalized anxiety disorder. Cochrane Database
Syst Rev. 2006;(3):CD006115.
14
41. Stahl SM. Mechanism of action of alpha2delta ligands: voltage sensitive calcium
channel (VSCC) modulators. J Clin Psychiatry. 2004;65(8):1033-1034.
42. Feltner DE, et al. A randomized, double-blind, placebo-controlled, fixed-dose,
multicenter study of pregabalin in patients with generalized anxiety disorder. J Clin
Psychopharmacol. 2003;23(3):240-249.
43. Pande AC, et al. Pregabalin in generalized anxiety disorder: a placebo- controlled trial.
Am J Psychiatry. 2003;160 (3):533-540.
44. Rickels K, et al. Pregabalin for treatment of generalized anxiety disorder: a 4-week,
multicenter, double-blind, placebo-controlled trial of prega- balin and alprazolam. Arch Gen
Psychiatry. 2005;62(9):1022-1030.
45. Montgomery SA, et al. Efficacy and safety of pregabalin in the treat- ment of generalized
anxiety disorder: a 6-week, multicenter, random- ized, double-blind, placebo-controlled
comparison of pregabalin and venlafaxine. J Clin Psychiatry. 2006;67(5):771-782.
46. Bech P. Dose-response relationship of pregabalin in patients with gen- eralized anxiety
disorder. A pooled analysis of four placebo-controlled trials. Pharmacopsychiatry. 2007;40
(4):163-168.
47. Llorca PM, et al. Efficacy and safety of hydroxyzine in the treatment of generalized
anxiety disorder: a 3-month double-blind study. J Clin Psychiatry. 2002;63(11):1020-1027.
48. Kessler RC, et al. The use of complementary and alternative therapies to treat anxiety and
depression in the United States. Am J Psychiatry. 2001;158 (2):289-294.
49. Pittler MH, et al. Kava extract for treating anxiety. Cochrane Database Syst Rev. 2003;
(1):CD003383.
50. Witte S, et al. Meta-analysis of the efficacy of the acetonic kava-kava extract WS1490 in
patients with non-psychotic anxiety disorders. Phy- tother Res. 2005;19 (3):183-188.
51. Connor KM, et al. Adverse-effect profile of kava. CNS Spectr. 2001;6 (10):848-
853.
52. U.S. Food and Drug Administration. Center for Food Safety and Applied Nutrition. Kava-
containing dietary supplements may be associated with severe liver injury.
http://www.cfsan.fda.gov/~dms/addskava.html. Accessed March 30, 2008.
15
53. Saeed SA, et al. Herbal and dietary supplements for treatment of anxi- ety disorders. Am
Fam Physician. 2007;76 (4):549-556.
54. Miyasaka LS, et al. Valerian for anxiety disorders. Cochrane Database Syst Rev. 2006;
(4):CD004515.
55. Miyasaka LS, et al. Passiflora for anxiety disorder. Cochrane Database Syst Rev. 2007;
(1):CD004518.
56. Edge J. A pilot study addressing the effect of aromatherapy massage on mood, anxiety
and relaxation in adult mental health. Complement Ther Nurs Midwifery. 2003;9 (2):90-97.
57. Wilkinson SM, et al. Effectiveness of aromatherapy massage in the man- agement of
anxiety and depression in patients with cancer: a multi- center randomized controlled trial. J
Clin Oncol. 2007;25(5):532-539.
58. Krisanaprakornkit T, et al. Meditation therapy for anxiety disorders. Cochrane
Database Syst Rev. 2006;(1):CD004998.
59. Grossman P, et al. Mindfulness-based stress reduction and health ben- efits. A meta-
analysis. J Psychosom Res. 2004;57(1):35-43.
60. Toneatto T, et al. Does mindfulness meditation improve anxiety and mood symptoms? A
review of the controlled research. Can J Psychiatry. 2007;52(4):260-266.
61. Baer RA. Mindfulness training as a clinical intervention: a conceptual and empirical
review. Clin Psychol: Sci Pract. 2003;10 (2):125-143.
62. Evans S, et al. Mindfulness-based cognitive therapy for generalized anxi- ety disorder. J
Anxiety Disord. 2008;22(4):716-721.
63. Lee SH, et al. Effectiveness of a meditation-based stress management program as an
adjunct to pharmacotherapy in patients with anxiety dis- order. J Psychosom Res.
2007;62(2):189-195.
64. Gibson D, et al. Effects of acupuncture as a treatment for hyperventila- tion syndrome: a
pilot, randomized crossover trial. J Altern Complement Med. 2007;13(1):39-46.
65. Hollifield M, et al. Acupunture for posttraumatic stress disorder: a ran- domized
controlled pilot trial. J Nerv Ment Dis. 2007;195(6):504-513.
16
66. Lang AJ. Treating generalized anxiety disorder with cognitive-behavioral therapy. J
Clin Psychiatry. 2004;65(suppl 13):14-19.
17