229 pos no.pos-piutang-2012 tahun 2012

Upload: irna-megawaty

Post on 14-Jan-2016

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ghfnhkhjb

TRANSCRIPT

  • KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    JL. JENDERAL SUDIRMAN, SENAYAN

    PROSEDUR OPERASI STANDAR

    PENGELOLAAN PIUTANG DI

    LINGKUNGAN KEMDIKBUD

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    JL. JENDERAL SUDIRMAN, SENAYAN-JAKARTA

    2012

    PROSEDUR OPERASI STANDAR

    PENGELOLAAN PIUTANG DI

    LINGKUNGAN KEMDIKBUD

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    JAKARTA

    PROSEDUR OPERASI STANDAR

    PENGELOLAAN PIUTANG DI

    LINGKUNGAN KEMDIKBUD]

  • ii

    DAFTAR ISI

    Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI ....................................................................................................

    i ii

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................... B. Dasar Hukum ................................................................................ C. Tujuan ........................................................................................... D. Ruang Lingkup ............................................................................... E. Daftar Isi ........................................................................................ F. Ketentuan Umum .......................................................................... G. Jenis-Jenis Piutang ........................................................................

    1 2-3 4 4

    4-10 10-11 11-13

    BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG PADA SATKER NON BLU ...... 14 A. Pengakuan Piutang ........................................................................

    1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa ............ 2. Piutang dari Pendapatan Pendidikan ....................................... 3. Piutang dari Pendapatan Lain-lain ...........................................

    14 14

    14-15 15

    B. Pengukuran Piutang ...................................................................... 1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa ............ 2. Piutang dari Pendapatan Pendidikan ........................................ 3. Piutang dari Pendapatan Lain-lain ............................................

    15 15 16

    16-17 C. Pencatatan Piutang ....................................................................... 17

    1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa ............ 2. Piutang dari Pendapatan Pendidikan ........................................ 3. Piutang dari Pendapatan Lain-lain ............................................

    17-19 19

    19-22

    BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG BLU .......................................... 23 A. Pengakuan Piutang.........................................................................

    1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa ............. 2. Piutang dari Pendapatan Pendidikan ........................................ 3. Piutang dari Pendapatan Lain-lain ............................................

    23 23

    23-24 24

    B. Pengukuran Piutang ...................................................................... 1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa ............. 2. Piutang dari Pendapatan Pendidikan ........................................ 3. Piutang dari Pendapatan Lain-lain ............................................

    24 24 25 25

    C. Pencatatan Piutang ....................................................................... 1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa ............ 2. Piutang dari Pendapatan Pendidikan ....................................... 3. Piutang dari Pendapatan Lain-lain ...........................................

    26 26-27

    27 27-29

    BAB IV PENYISIHAN DAN PENGHAPUSAN PIUTANG ................................ 30 A. Penyisihan Piutang .........................................................................

    1. Penilaian Kualitas Piutang ........................................................ 2. Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih ................... 3. Restrukturisasi Piutang ............................................................. 4. Penyajian/Pencatatan Penyisihan Piutang ...............................

    30 30-31

    31 31-32 32-33

  • iii

    B. Penyesuaian Penyisihan Piutang .................................................... C. Penghapusan Piutang ..................................................................... 1. Penghapusbukuan (write down) ................................................. 2. Penghapustagihan Piutang .........................................................

    BAB V PENATAUSAHAAN DAN PELAPORAN PIUTANG ...........................

    33-35 35

    35-37 37-38

    39 A. Pelaporan Piutang ..........................................................................

    1. Penyajian Akun Piutang dalam Neraca ..................................... 2. Penjelasan dan Pengungkapan Piutang dalam CaLK ............. 3. Jenjang Pelaporan Piutang ........................................................

    39 39 40 40

    BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 45 LAMMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................

    1. Lampiran 1 : Bentuk Buku Pembantu Piutang dan petunjuk pengisiannya dapat dilihat pada Lampiran .................

    2. Lampiran 2 : Buku Pembantu Piutang Bentuk FJA dan petunjuk pengisiannya dapat dilihat pada Lampiran Formulir Jurnal Aset ..................................................................

    3. Lampiran 3 : Bentuk Daftar Rekapitulasi Piutang dan petunjuk pengisiannya dapat dilihat pada Lampiran Format Daftar Rekapitulasi Piutang........................................

    46

    46-47

    48-49

    50-51

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kementerian Pendidikandan Kebudayaan sebagai entitas pelaporan

    mempunyai kewajiban untuk melaporkan penggunaan anggaran yang telah

    dilaksanakan serta hasil yang dicapai secara sistematis dan terstruktur pada suatu

    periode pelaporan sebagai mekanisme akuntabilitas pertanggungjawaban

    pengelolaan anggaran.

    Pelaksanaan anggaran pada satuan kerja di lingkungan Kementerian

    Pendidikan Dan Kebudayaan meliputi pelaksanaan anggaran pendapatan dan

    anggaran belanja. Anggaran pendapatan yang diperoleh satuan kerja di lingkungan

    Kemdikbud merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

    Setiap akhir periode pelaporan, pendapatan yang seharusnya sudah diterima

    satuan kerja, yang dalam kenyataannya belum diterima seluruhnya, menyebabkan

    timbulnya Piutang yang harus ditatausahakan sesuai peraturan perundang-

    undangan.

    Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan

    anggaran pada satuan kerja selaku entitas akuntansi. Penyajian angka-angka dalam

    laporan keuangan diharapkan mampu memberikan informasi yang akurat dan

    terpercaya bagi yang berkepentingan sehingga penyajian angka tersebut harus

    dapat diyakini kebenarannya antara lain penyajian piutang sebagai salah satu aset

    lancar.

    Piutang merupakan aset lancar yang tingkat likuiditasnya tinggi yang

    berpotensi disalahgunakan, sehingga setiap Satuan Kerja diharapkan dapat

    memahami transaksi, penatausahaan, dan penyajian piutang dalam laporan

    keuangan, sesuai ketentuan perundang-undangan.Timbulnya Piutang pada

    umumnya terjadi karena adanya tunggakan pungutan pendapatan atau transaksi

    lainnya yang menimbulkan hak tagih atas pemberian barang/jasa yang belum

    diterima pembayarannya secara tunai.

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    2

    Berdasarkan alasan di atas dan dalam rangka keseragaman penatausahaan

    dan akuntansi Piutang di lingkungan Kementerian Pendidikandan Kebudayaan perlu

    disusun Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Piutang di lingkungan

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

    B. Dasar Hukum

    1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

    2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

    3. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

    dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

    4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

    Milik Negara/Daerah;

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

    dan Kinerja Instansi Pemerintah;

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

    Pemerintah;

    8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun

    Standar;

    9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem

    Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah;

    10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2009 tentang Penghapusan

    Piutang BLU;

    11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.06/2010tentang Kualitas

    Piutang Kementerian Negara/Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang

    Tidak Tertagih;

    12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 tahun 2011 tentang Unit

    Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di Lingkungan Kementerian Pendidikan

    Nasional;

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    3

    13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2008 tentang Sistem

    Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di Lingkungan Departemen Pendidikan

    Nasional;

    14. Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-65/PB/2010

    tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian

    Negara/Lembaga;

    15. Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-82/PB/2011

    tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada

    Kementerian Negara/Lembaga;

    16. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 01 tentang

    Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Pusat yang ditetapkan oleh Komite

    Standar Akuntansi Pemerintah;

    17. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 06 tentang Akuntansi

    Piutang yang ditetapkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan;

    18. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-02/PB/2007 tentang Pedoman

    Penatausahaan dan Akuntansi Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak;

    19. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009 tentang Tata Cara

    Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada Laporan

    Keuangan;

    20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor163/PMK.06/2011 tentang Pengurusan

    Piutang Negara;

    21. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-12/PB/2011 tentang Petunjuk

    Teknis Penentuan Kualitas Dan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Penerusan

    Pinjaman;

    22. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 tentang Pedoman

    Akuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pada Kementerian

    Negara/Lembaga;

    23. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011 tentang

    Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja

    Kementerian Negara/Lembaga.

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    4

    C. Tujuan

    Tujuan POS Pengelolaan Piutang di lingkungan Kementerian Pendidikan

    dan Kebudayaan antara lain:

    1. Memberikan pedoman yang seragam bagi pejabat perbendaharaan dan

    petugas pelaporan keuangan pada Kantor/Satker di lingkungan Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan, dalam melaksanakan pencatatan dan penyajian

    Piutang PNBP yang wajar dalam laporan keuangan;

    2. Mendukung penyelenggaraan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang

    menghasilkan informasi piutang yang wajar;

    3. Memberikan informasi yang wajar dan tepat waktu mengenai piutang.

    D. Ruang Lingkup

    Prosedur Operasional StandarPengelolaan Piutang merupakan pedoman bagi

    seluruh Kantor/Satker di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

    E. Daftar Istilah

    1. Akuntansi Piutang, adalah serangkaian kegiatan yang meliputi proses

    pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran atas transaksi

    dan kejadian keuangan, penginterprestasian atas hasilnya, serta penyajian

    piutang dalam neraca;

    2. Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disingkat BLU adalah instansi di

    lingkungan Pemerintah Pusat yang dibentuk untuk memberikan pelayanan

    kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual

    tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan

    kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas;

    3. Basis Kas, adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan

    peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan;

    4. Basis Akrual, adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi

    dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa

    memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan;

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    5

    5. Bendahara Penerimaan, adalah seseorang yang diangkat oleh Menteri

    yang diserahi tugas menerima, menyimpan, menyetorkan uang dari

    pendapatan, atau surat berharga, menatausahakan dan

    mempertanggungjawabkan uang Negara yang ada dalam penguasaannya;

    6. Bendahara Pengeluaran, yang selanjutnya disebut BP adalah orang yang

    ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menatausahakan, dan

    mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam

    rangka pelaksanaan pengeluaran negara pada Kantor/Satker

    kementerian/lembaga;

    7. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (Bagian Lancar TPA),

    adalah reklasifikasi tagihan penjualan angsuran jangka panjang ke dalam

    piutang jangka pendek;

    8. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (Bagian Lancar TGR), adalah

    reklasifikasi aset lain-lain yang berupa tuntutan ganti rugi ke dalam aset

    lancar disebabkan adanya tuntutan ganti rugi jangka panjang yang jatuh

    tempo tahun berikutnya;

    9. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK), adalah laporan yang

    menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis

    atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran,

    Neraca, dan Laporan Arus Kas dalam rangka pengungkapan yang memadai;

    10. Daftar Umur Piutang, adalah daftar piutang yang dibuat berdasarkan

    umur tunggakan piutang;

    11. Debitor, adalah badan atau orang yang berutang menurut peraturan,

    perjanjian atau sebab apapun;

    12. Jurnal, adalah pencatatan transaksi dimana satu transaksi akan

    mempengaruhi dua atau lebih perkiraan, satu sisi sebagai debet dan sisi

    lainnya sebagai kredit;

    13. Kualitas Piutang, adalah hampiran atas ketertagihan piutang yang diukur

    berdasarkan kepatuhan membayar kewajiban oleh debitor;

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    6

    14. Menteri/Pimpinan Lembaga, adalah pejabat yang bertanggung jawab

    atas pengelolaan keuangan kementerian negara/lembaga yang

    bersangkutan;

    15. Neraca, adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai posisi

    keuangan pemerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas dana pada tanggal

    tertentu;

    16. Nilai Nominal, adalah nilai yang tertera dalam dokumen sumber piutang

    yang bersangkutan;

    17. Nilai Piutang Bersih yang dapat direalisasikan (Net Realizable

    Value), adalah nilai bumu piutang setelah dikurangi alokasi penyisihan

    Piutang Tidak tertagih;

    18. Restrukturisasi,adalah upaya perbaikan yang dilakukan Menteri/Pimpinan

    Lembaga terhadap debitor yang mengalami kesulitas untuk memenuhi

    kewajibannya yang meliputi pemberian keringanan utang, persetujuan

    angsuran, atau persetujuan penundaan pembayaran;

    19. Satuan Kerja (Satker), adalah kuasa pengguna anggaran/pengguna

    barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada kementerian

    negara/lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu

    program;

    20. Sistem Akuntansi Pemerintahan, adalah rangkaian sistematik dari

    prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan

    fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan

    di lingkungan organisasi pemerintah;

    21. Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat SAP,

    adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan

    menyajikan laporan keuangan pemerintah;

    22. Surat Penagihan yang selanjutnya disebut SPn, adalah dokumen yang

    diterbitkan oleh Kepala Satuan Kementerian Negara/Lembaga untuk

    penagihan pertama piutang PNBP kepada pihak terutang;

    23. Surat Penagihan Kedua, adalah dokumen yang diterbitkan oleh Kepala

    Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga untuk penagihan piutang PNBP

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    7

    apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran pada SPn (surat

    penagihan pertama), pihak terutang belum melunasi piutang PNBP;

    24. Surat Penagihan Ketiga, adalah dokumen yang diterbitkan oleh Kepala

    Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga untuk penagihan piutang PNBP

    apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran pada Surat

    Penagihan Kedua, pihak terutang belum melunasi piutang PNBP;

    25. Surat Pemindahan Penagihan Piutang PNBP, adalah dokumen yang

    diterbitkan oleh Kepala Satuan Kerja untuk memindahkan pengurusan

    piutang PNBP ke Satuan Kerja baru apabila pihak terutang pindah Satuan

    Kerja;

    26. Surat Keterangan Tanda Lunas yang selanjutnya disingkat SKTL,

    adalah dokumen yang diterbitkan oleh Kepala Satuan Kerja Kementerian

    Negara/Lembaga yang menyatakan bahwa piutang PNBP pihak terutang

    telah lunas;

    27. Satuan Kerja, adalah unit pelaksana teknis/unit organisasi lini

    Kementerian/Lembaga yang menyatakan bahwa piutang PNBP pihak

    terutang telah lunas;

    28. Surat Keterangan Penghentian Pembayaran yang selanjutnya

    disingkat SKPP, adalah surat keterangan tentang terhitung mulai bulan

    dihentikan pembayaran yang dibuat/dikeluarkan oleh Pengguna

    Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berdasarkan surat keputusan yang

    diterbitkan oleh Kementerian Negara/Lembaga atau Satuan Kerja dan

    disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara setempat;

    29. Tanggal Pelaporan, adalah Periode Semester (tanggal30 Juni) dan

    Tahunan (tanggal 31 Desember);

    30. Tunggakan,adalah jumlah kewajiban terutang karena ketidakmampuan

    entitas membayar pokok utang dan/atau bunganya sesuai jadwal;

    31. Penyisihan Piutang Tak Tertagih, adalah cadangan yang harus dibentuk

    sebesar persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan penggolongan

    kualitas piutang;

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    8

    32. Penerimaan Negara Bukan Pajak, adalah seluruh penerimaan

    pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan;

    33. Pendapatan, adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah

    ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak

    perlu dibayar kembali;

    34. Pendapatan yang Masih Harus Diterima, adalah pendapatan yang

    sampai dengan tanggal pelaporan belum diterima oleh satuan

    kerja/pemerintah karena adanya tunggakan pungutan pendapatan dan

    transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih satuan kerja/pemerintah

    dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan;

    35. Periode Pelaporan, adalah 6 bulan atau satu tahun, yang merupakan

    waktu pelaporan keuangan yang dilaksanakan pada semester I (30 Juni) dan

    tahunan (31 Desember);

    36. Piutang, adalah jumlah uang masih harus diterima oleh Satker dan/atau

    hak satker sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah;

    37. Piutang Angsuran, adalah piutang yang timbul dari penjualan angsuran,

    atau perjanjian bahwa pihak ketiga akan melunasi kewajibannya kepada

    Kementerian Negara/Lembaga dalam beberapa kali pembayaran;

    38. Piutang BLU, adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada BLU dan/atau

    hak BLU yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau

    akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

    atau akibat lainnya yang sah;

    39. Piutang Bukan Pajak, adalah piutang yang berasal dari pendapatan

    negara bukan pajak yang belum dilunasi sampai dengan tanggal neraca;

    40. Piutang Bukan Pajak Lainnya, adalah piutang yang berasal dari selain

    pendapatan negara bukan pajak yang belum diterima sampai dengan

    tanggal pelaporan, bagian lancar tagihan penjualan angsuran, dan bagian

    lancar tuntutan ganti rugi;

    41. Piutang Jangka Pendek, adalah piutang yang akan jatuh tempo atau

    akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan;

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    9

    42. Piutang Jangka Panjang, adalah piutang yang akan jatuh tempo atau

    akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan;

    43. Piutang Negara, adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada

    Pemerintah Pusat dan/atau hak Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan

    uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah;

    44. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), adalah hak tagih yang berasal dari

    penjualan aset yang tidak dipisahkan pengelolaannya, dan diangsurkan lebih

    dari 12 (dua belas) bulan yang belum dilunasi sampai dengan tanggal

    neraca;

    45. Tuntutan Perbendaharaan (TP), adalah hak tagih kepada Bendahara

    yang karena lalai atau perbuatan yang melawan hukum mengakibatkan

    kerugian Negara yang ditetapkan oleh BPK;

    46. Tuntutan Ganti Rugi (TGR), adalah hak tagih kepada pegawai non

    bendahara yang melakukan tindakan yang menimbulkan kerugian Negara

    berdasarkan SPTJM/ surat keputusan pengadilan;

    47. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat

    UAKPA adalah unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan akuntansi

    dan pelaporan tingkat satuan kerja;

    48. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah, yang

    selanjutnya disingkat UAPPA-W adalah unit akuntansi instansi yang

    melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang

    seluruh UAKPA yang berada di wilayah kerjanya;

    49. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I, yang

    selanjutnya disingkat UAPPA-E1 adalah unit akuntansi instansi yang

    melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang

    seluruh UAPPA-W yang berada di wilayah kerjanya serta UAKPA yang

    langsung berada di bawahnya;

    50. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat UAPA

    adalah unit akuntansi instansi pada tingkat Kementerian Negara/Lembaga

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    10

    (Pengguna Anggaran) yang melakukan kegiatan penggabungan laporan,

    baik keuangan maupun barang seluruh UAPPA-E1 yang berada di bawahnya;

    51. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak, yang selanjutnya disingkat

    SPTJM, adalah surat pernyataan yang diterbitkan/dibuat oleh Kuasa

    Pengguna Anggaran yang memuat jaminan atau pernyataan bahwa seluruh

    pengeluaran telah dihitung dengan benar dan disertai kesanggupan untuk

    mengembalikan kepada negara apabila terdapat kelebihan pembayaran;

    52. Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak, yang selanjutnya disebut

    SKTJM, adalah surat keterangan yang menyatakan bahwa segala akibat dari

    tindakan pejabat/seseorang yang dapat mengakibatkan kerugian negara

    menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pejabat/seseorang yang

    mengambil tindakan tersebut;

    F. Ketentuan Umum

    Ketentuan mengenai Pengelolaan Piutangdi lingkungan Kementerian

    Pendidikan dan Kebudayaan adalah sebagai berikut:

    1. Pengakuan Piutang untuk Satker Non BLU menggunakan basis Kas menuju

    Akrual;

    2. Pengakuan Piutang untuk satker BLU menggunakan basis Akrual, artinya

    piutang diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi;

    3. Piutang berkurang pada saat terjadi pembayaran atau penghapusan;

    4. Jika terjadi pembayaran setelah piutang dihapuskan, maka pembayaran

    tersebut diakui sebagai Pendapatan Lain-lain;

    5. Piutang ditetapkan berdasarkan surat keputusan yang dibuat oleh pimpinan

    satker yang bersangkutan;

    6. Piutang terjadi karena transaksi atau adanya perjanjian/perikatan yang

    menimbulkan hak tagih di lingkungan Kementerian Pendidikan Dan

    Kebudayaan;

    7. Piutang di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di

    klasifikasikan dalam Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    11

    8. Atas piutang yang telah dihapusbukukan, hak tagih tetap melekat pada

    satker yang bersangkutan, dan wajib memelihara pencatatannya secara

    ekstracomptabel;

    9. Piutang yang penagihannya diserahkan kepada KPKNL, hak atas piutang

    tersebut tetap melekat pada satuan kerja yang bersangkutan;

    10. Transaksi Piutang memiliki karakteristik antara lain:

    a. Terdapat penyerahan barang, jasa, atau timbulnya hak untuk menagih

    berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

    b. Kesepakatan pihak-pihak terkait;

    c. Jangka waktu pelunasan;

    d. Jumlah piutang dapat diukur.

    11. Berdasarkan pertimbangan pimpinan satker, mahasiswa yang mempunyai

    utang/tunggakan pendidikan dapat mengikuti proses belajar dan tidak

    diperkenankan untuk diberhentikan karena ketidakmampuan membayar

    uang pendidikan.

    G. Jenis-Jenis Piutang

    Jenis-jenis piutang di lingkungan Kementerian Pendidikan dan

    Kebudayaan terdiri dari:

    1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa,dan Jasa,sebagai berikut:

    1.1. Piutang dari Pendapatan Penjualan adalah piutang yang timbul karena

    adanya perpindahan hak penguasaan barang kepada pihak lain,

    sedangkan Kantor/Satker baru menerima sebagian pembayaran dan

    sisapembayarandiangsur/dicicil sesuai dengan ketentuan yang telah

    disepakati;

    1.2. Piutang dari Pendapatan Sewa, adalah piutang yang timbul karena

    kegiatan sewa hak guna usaha/guna pakai dimana penyewa tidak

    mempunyai hak untuk membeli objek yang di sewa dengan sistem

    pembayaran secara berkala;

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    12

    1.3. Piutang dari Pendapatan Jasa, adalah piutang yang timbul karena

    perikatan/perjanjian dengan menggunakan fasilitas Satuan Kerja yang

    bersangkutan dan pembayarannya dilakukan secara berkala.

    2. Piutang dari Pendapatan Pendidikan,adalah piutang yang timbul dari

    jasa pendidikan, antara lain:

    2.1. Piutang dari Pendapatan Uang SPP,Sumbangan Pendidikan,

    Sumbangan Pembangunan;

    2.2. Piutang dari Pendapatan Uang Ujian Masuk, dan Akhir Pendidikan;

    2.3. Piutang dari Pendapatan Uang Ujian untuk Menjalankan Praktik;

    2.4. Piutang dari Pendapatan Pendidikan Lainnya.

    3. Piutangdari Pendapatan Lain-lain, antara lain: 3.1. Piutang dari Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang

    diderita oleh negara (TP/TGR).

    Piutang ini terjadi karena penyalahgunaan anggaran belanja oleh

    pegawai atau Bendahara yang menimbulkan TP/TGR yang dapat

    dikelompokkan menurut sumber timbulnya tuntutan ganti rugi yaitu:

    3.1.1. Piutang yang berasal dari akibat Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

    Piutang ini timbul karena adanya kerugian negara yang

    dilakukan oleh pegawai negeri bukan bendahara, sebagai akibat

    langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan

    melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau

    kelalaian dalam pelaksanaan tugas yang menjadi kewajibannya.

    Tuntutan Ganti Rugi ditetapkan oleh pimpinan di lingkup

    Kementerian Negara/Lembaga sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan.

    3.1.2. Piutang yang timbul dari akibat Tuntutan Perbendaharaan (TP)

    Tuntutan Perbendaharaan dikenakan kepada bendahara yang

    karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan

    Kerugian Negara. Tuntutan Perbendaharaan dikenakan oleh

    Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    13

    3.2. Piutang dari Pendapatan Pengadaan Barang/Jasa

    3.2.1. Penyedia Barang dan Jasa yang tidak memenuhi ketentuan

    penyelesaian pekerjaan sesuai dengan Surat Perikatan

    Kerja/kontrak dikenakan sanksi berupa denda keterlambatan

    penyelesaian pekerjaan pemerintah, dan pengembalian senilai

    pekerjaan yang belum diselesaikan.

    3.2.2. Penyedia Barang dan Jasa telah memenuhi ketentuan yang

    tercantum pada Surat Perikatan Kerja sesuai Berita Acara.

    Namun berdasarkan hasil pemeriksaan instansi berwenang,

    terdapat ketidaksesuaian kualitas dan atau kuantitas Barang dan

    Jasa dibandingkan dengan Surat Perikatan Kerja. Hal ini

    menimbulkan kewajiban bagi Penyedia Barang dan Jasa untuk

    mengganti barang atau mengembalikan uang yang telah

    diterima, dan tidak dibarengi dengan pembayaran tunai dan

    atau penggantian barang diakui sebagai Piutang.

    3.3. Piutang dari penerimaan kembali Persekot/Uang Muka Gaji

    Piutang dari penerimaan kembali Persekot/Uang Muka Gaji merupakan

    piutang yang berasal dari selisih kurang pertanggungjawaban

    pelaksanaan suatu kegiatan/aktivitas.

    3.4. Piutang dari penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan

    pemerintah

    Piutang dari penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan

    pemerintah merupakan piutang yang timbul dari tidak dilaksanakannya

    kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan dalam kontrak

    terhadap pihak pemerintah

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    14

    BAB II

    KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG

    PADA SATKER NON BLU

    A. Pengakuan Piutang

    Pengakuan Piutang di lingkungan Satker Non BLU menggunakan basis Kas

    menuju Akrual.

    Piutang dapat diakui jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

    1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa

    Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa, diakui dan dicatat sejak

    terjadinya perikatan/perjanjian dari Penjualan, Sewa, dan Jasa, sebesar nilai

    sisa uang dari pendapatan Penjualan Barang, Sewa, dan Jasa yang

    kurang/belum dibayar berdasarkan perjanjian.

    2. Piutang dari Pendapatan Pendidikan

    2.1. Piutang dari Pendapatan Uang Sumbangan Penunjang Pendidikan (SPP),

    diakui pada saat batas akhir tanggal pembayaransesuai dengan

    keputusan masing-masing pimpinan satker dan tidak dibarengi

    pembayaran oleh mahasiswa.

    2.2. Piutang Sumbangan Pembangunan, diakui pada saat mahasiswa

    melakukan pendaftaran ulang di perguruan tinggidan tidak dibarengi

    dengan pembayaran oleh mahasiswa.

    2.3. Piutang dari Kenaikan Tingkat, Akhir Pendidikan, dan Uang Ujian untuk

    Menjalankan Praktik, diakui pada saat mahasiswa telah terdaftar

    sebagai peserta ujian kenaikan tingkat/akhir pendidikan/praktik dan

    tidak dibarengi dengan pembayaran oleh mahasiswa.

    2.4. Piutang dari Pendapatan Pendidikan Lainnya, diakui pada saat terjadinya

    transaksi/kesepakatan dan tidak dibarengi pembayaran yang

    menimbulkan piutang.

    Pengakuan Piutang Pendidikan ini harus didukung oleh:

    a) Adanya Surat Ketetapan Piutang dari Kepala Satker;

    b) Adanya Surat Tagihan dan sampai batas waktu pembayaran belum dibayar.

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    15

    3. Piutang Pendapatan Lain-lain

    3.1. Piutang yang berkaitan dengan TP/TGR, diakui setelah :

    3.1.1. Adanya Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM), yang

    menunjukkan bahwa penetapan atas TP/TGR telah dilakukan;

    3.1.2. Ada putusan final dari pengadilan untuk TP/TGR yang

    diselesaikan melalui jalur pengadilan.

    3.2. Piutang dari Pendapatan Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan.

    Piutangyang timbul dari keterlambatan penyelesaian

    pekerjaanpengadaan barang dan jasa berupa:

    3.1.1. Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan diakui berdasarkan

    perhitungan antara kontrak/perjanjian dengan Berita Acara Serah

    Terima;

    3.1.2. Ketidaksesuaian spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kontrak,

    diakui berdasarkan hasil pemeriksaan aparat fungsional

    (Inspektorat Jenderal/Badan Pemeriksa Keuangan).

    3.3. Piutang dari penerimaan kembali Persekot/Uang Muka Gaji, diakui pada

    saat pertanggungjawaban kegiatan/aktivitas.

    3.4. Piutang dari penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan

    pemerintah, diakui pada saat kewajiban tidak dilaksanakan sesuai

    kontrak terhadap pihak pemerintah.

    B. Pengukuran Piutang

    Pengukuran piutang dilakukan sesuai dengan jenis piutang sebagai berikut:

    1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa, diukur sebagai

    berikut:

    1.1. Piutang dari Pendapatan Penjualan

    Piutang dari Pendapatan Penjualan, diukur berdasarkan perjanjian

    penjualan dan dicatat sebesar nilai yang belum dibayarsesuai dengan

    perjanjian.Apabila dalam perjanjian dipersyaratkan adanya potongan

    pembayaran, maka nilai piutang harus dicatat sebesar nilai setelah

    adanya potongan;

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    16

    1.2. Piutang dari Pendapatan Sewa

    Piutang dari Pendapatan Sewa, diukurberdasarkan ketetapan yang

    dipersyaratkan dalam perjanjian sewadan dicatat sebesar nilai yang

    belum dibayar sesuai dengan perjanjian;

    1.3. Piutang dari Pemberian Fasilitas/Jasa

    Piutang dari Pemberian Fasilitas/Jasa, diukurberdasarkan perjanjian dan

    dicatat sebesar nilai yang belum dibayar sesuai dengan perjanjian.

    2. Piutang dari Pendapatan Pendidikan

    Piutang dari Pendapatan Pendidikan, diukur berdasarkan Surat Ketetapan

    Piutang/Surat Tagihan dan dicatat sebesar nilai nominal yang tercantum

    dalam ketetapan/surat tagihan.

    3. Piutang dari Pendapatan Lain-lain

    3.1. Piutang dari Pendapatan Pelunasan TP/TGR.

    Pengukuran Piutang TP/TGRsetiap akhir periode akuntansi harus

    dilakukan reklasifikasi berdasarkan Surat Keterangan Tanggung Jawab

    Mutlak (SKTJM), dilakukan sebagai berikut:

    3.1.1. Dicatat sebagai aset lancar akun Bagian Lancar TP/TGR sebesar

    nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan yang akan

    ditagih dalam 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca

    berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang telah ditetapkan;

    3.1.2. Dicatat sebagai aset lainnya akun Tagihan TP/TGR terhadap nilai

    yang akan dilunasi lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal

    neraca.

    3.2. Piutang Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan, diukur

    berdasarkan Surat Perjanjian/Kontrak dan Berita Acara Serah Terima,

    dan dicatat sebesar nilai nominal yang tercantum dalam surat ketetapan

    pengenaan denda yang dihitung berdasarkan perhitungan persentase

    denda yang dikenakan atas jumlah kontrak/perjanjian pekerjaan

    tersebut. Sedangkan piutang denda yang timbul karena ketidaksesuaian

    spesifikasi barang/jasa, diukur berdasarkan Surat Perjanjian/Kontrak dan

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    17

    perhitungan dari aparat fungsional (Inspektorat Jenderal/Badan

    Pemeriksa Keuangan).

    3.3. Piutang dari penerimaan kembali Persekot/Uang Muka Gaji, diukur

    berdasarkan besarnya selisih kurang yang belum

    dipertanggungjawabkan.

    3.4. Piutang dari penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan

    pemerintah, diukur berdasarkan besarnya kewajiban yang belum

    diselesaikan sesuai kontrak terhadap pihak pemerintah.

    C. Pencatatan Piutang

    Pencatatan piutang dilakukan oleh Bendahara Penerimaan pada Kantor/Satker.

    Bendahara Penerimaan menyelenggarakan pencatatan piutang secara rinci yang

    memungkinkan diketahuinya saldo masing-masing debitur.

    Selanjutnya petugas SAI pada satker menyelenggarakan pencatatan piutang

    berdasarkan data dari Bendahara Penerimaan. Piutang disajikan dalam neraca

    sesuai dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value)

    melalui Jurnal Aset sebagai berikut:

    1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa

    1.1. Piutang dari Pendapatan Penjualan

    1.1.1. Jurnal untuk mencatat Piutang Penjualanadalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    113211 Piutang PNBP xxxxxx

    311311 Cadangan Piutang xxxxxx

    1.1.2. Jurnal setelah penerimaan kas (uang penjualan secara

    cicilan/angsuran) adalah:

    a. Jurnal penerimaan kas (uang penjualan secara cicilan/angsuran)

    apabila sampai dengan tanggal pelaporan belum disetorkan ke kas negara adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

    b. Jurnal untuk mengurangi nilai piutang adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    311311 Cadangan Piutang xxxxxx

    113211 Piutang PNBP xxxxxx

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    18

    1.1.3. Jurnal untuk penyetoran ke kas negara adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    1.2. Piutang dari Pendapatan Sewa

    1.2.1. Jurnal untuk mencatat Piutang dari Pendapatan Sewa adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    113211 Piutang PNBP xxxxxx

    311311 Cadangan Piutang xxxxxx

    1.2.2. Jurnal untuk penerimaan kas (uang sewa secara cicilan/angsuran)

    apabila penerimaan kas diterima pada tanggal pelaporan dan

    belum disetorkan ke kas negara adalah:

    a. Jurnal penerimaan kas (uang sewa secara cicilan/angsuran)

    apabila sampai dengan tanggal pelaporan belum disetorkan ke kas negara adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

    b. Jurnal untuk mengurangi nilai piutang adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    311311 Cadangan Piutang xxxxxx

    113211 Piutang PNBP xxxxxx

    1.2.3. Jurnal untuk penyetoran ke kas negara adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    1.3. Piutang dari Pemberian Fasilitas/Jasa

    1.3.1. Jurnal untuk mencatat Piutang Fasilitas/Jasa adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    113211 Piutang PNBP xxxxxx

    311311 Cadangan Piutang xxxxxx

    1.3.2. Jurnal untuk penerimaan kas (uang jasa secara cicilan/angsuran)

    apabila penerimaan kas diterima pada tanggal pelaporan dan

    belum disetorkan ke kas negara adalah:

    a. Menjurnal penerimaan kas (pelunasan piutang) adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    19

    b. Jurnal untuk mengurangi nilai piutang adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    311311 Cadangan Piutang xxxxxx

    113211 Piutang PNBP xxxxxx

    1.3.3. Jurnal untuk penyetoran ke kas negara adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    2. Piutang Pendidikan

    2.1. Jurnal untuk mencatat Piutang Pendidikan adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    113211 Piutang PNBP xxxxxx

    311311 Cadangan Piutang xxxxxx

    2.2. Jurnal untuk penerimaan kas (uang Pendidikan secara

    cicilan/angsuran) adalah:

    a. Menjurnal penerimaan kas (pelunasan piutang)apabila penerimaan kas

    diterima pada tanggal pelaporan dan belum disetorkan ke kas negara

    adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

    b. Jurnal untuk mengurangi nilai piutang adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    311311 Cadangan Piutang xxxxxx

    113211 Piutang PNBP xxxxxx

    2.3. Jurnal untuk penyetoran ke kas negara adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    3. Piutang dari Pendapatan Lain-lain

    3.1. Piutang yang timbul dari akibat TP

    3.1.1. Jurnal untuk mencatat timbulnya Tagihan TP (pada saat diterbitkan

    SKTJM) adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    151211 Tagihan TP xxxxxx

    312311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxxxxx

    3.1.2. Jurnal untuk mencatat reklasifikasi Bagian Lancar TP/TGR (per

    tanggal pelaporan) adalah:

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    20

    a. Untuk menambah nilai Bagian Lancar TP/TGR yang

    penagihannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal

    neraca adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit 311311 Bagian Lancar TP/TGR xxxxxx

    113411 Cadangan Piutang xxxxxx

    b. Jurnal untuk mengurangi nilai Tagihan TP/TGR adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    312311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxxxxx

    151211 Tagihan TP/TGR xxxxxx

    3.1.3. Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari cicilanTP/TGR adalah:

    a. Menjurnal penerimaan kas (Pembayaran TP) adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    111711 Kas di Bendahara Penerimaan xxxxxx

    212411 Pendapatan yang ditangguhkan xxxxxx

    b. Jurnal untuk mengurangi nilai piutang adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    311311 Cadangan Piutang xxxxxx

    113411 Bagian Lancar TP/TGR xxxxxx

    3.1.4. Jurnal untuk penyetoran ke kas negara adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    212411 Pendapatam yang ditangguhkan xxxxxx

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    3.2. Piutang Karena Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

    Piutang yang berasal dari akibat TGR disajikan dalam kelompok Aset

    Lancar pada Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi jika tagihan kepada pihak

    ketiga akan jatuh tempo dalam 12 bulan, sedangkan sisanya yang akan

    jatuh tempo lebih dari 12 bulan tetap disajikan dalam Aset lainnya pada

    perkiraan Tuntutan Ganti Rugi.

    3.2.1. Jurnal untuk mencatat Tagihan TGR adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    151211 Tagihan TGR xxxxxx

    321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxxxxx

    3.2.2. Jurnal untuk mencatat reklasifikasi Bagian Lancar TGR adalah:

    a. Untuk menambah nilai Bagian Lancar TGR adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    311311 Bagian Lancar TGR xxxxxx

    113411 Cadangan Piutang xxxxxx

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    21

    b. Jurnal untuk mengurangi nilai Tagihan TGR adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxxxxx

    151211 Tagihan TGR xxxxxx

    3.2.3. Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari cicilan TGR adalah:

    a. Menjurnal penerimaan kas (Pelunasan TGR) adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    111711 Kas di Bendahara Penerimaan xxxxxx

    212411 Pendapatan yang ditangguhkan xxxxxx

    b. Membalik jurnal pengakuan Piutang untuk mengurangi nilai

    piutang adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    311311 Cadangan Piutang xxxxxx

    113411 Bagian Lancar TGR xxxxxx

    3.2.4. Jurnal untuk penyetoran ke kas negara adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    212411 Pendapatan yang Ditangguhkan xxxxxx

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    3.3. Piutang Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan

    3.3.1. Jurnal untuk penambahan nilai Piutang Denda Keterlambatan

    Penyelesaian Pekerjaan adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    113211 Piutang PNBP xxxxxx

    311311 Cadangan Piutang xxxxxx

    3.3.2. Jurnal untuk penerimaan kas (Denda Keterlambatan secara

    cicilan/angsuran) adalah:

    a. Menjurnal penerimaan kas (pelunasan piutang) adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

    b. Membalik jurnal pengakuan Piutang untuk mengurangi nilai piutang adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    311311 Cadangan Piutang xxxxxx

    113211 Piutang PNBP (Denda Keterlambatan) xxxxxx

    3.3.3. Jurnal untuk penyetoran ke kas negara adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    212411 Pendapatan yang ditangguhkan xxxxxx

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    22

    3.4. Uang Muka Belanja

    3.4.1. Jurnal untuk penambahan nilai Uang Muka Belanja/ Belanja

    Dibayar Dimuka adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    1136xx Uang Muka Belanja xxxxxx

    312111 Barang/Jasa Yang Masih Harus Diterima xxxxxx

    3.4.2. Pada saat barang/jasa sudah diterima, maka harus dilakukan jurnal

    penyesuaian sebagai berikut:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    312111 Barang/Jasa Yang Masih Harus Diterima xxxxxx

    1136xx Uang Muka Belanja xxxxxx

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    23

    BAB III

    KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG

    PADA SATKER BLU

    A. Pengakuan Piutang

    Pengakuan Piutang untuk satker BLU di lingkungan Kemdikbud menggunakan

    basis Akrual, artinya piutang diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi.

    Piutang dapat diakui jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

    1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa

    Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa diakui dan dicatat sejak

    terjadinya perikatan/perjanjian dari Penjualan, Sewa, dan Jasa, sebesar nilai

    sisa uang dari pendapatan penjualan barang, sewa, dan jasa yang

    kurang/belum dibayar berdasarkan perjanjian.

    2. Piutang dari Pendapatan Pendidikan

    2.1. Piutang dari Pendapatan Uang Sumbangan Penunjang Pendidikan (SPP),

    diakui pada saat mahasiswa telah mendapatkan jasa pengajaran tetapi

    tidak dibarengi dengan pembayaran yang dibuktikan dengan

    diterbitkannya SK Rektor/Kepala Satker atau yang dikuasakan;

    2.2. Piutang Sumbangan Pembangunan, diakui pada saat mahasiswa

    melakukan pendaftaran ulang di perguruan tinggi dan tidak dibarengi

    dengan pembayaran oleh mahasiswa;

    2.3. Piutang dari Kenaikan Tingkat, Akhir Pendidikan, dan Uang Ujian untuk

    Menjalankan Praktik, diakui pada saat mahasiswa telah terdaftar

    sebagai peserta ujian kenaikan tingkat/akhir pendidikan/praktik dan

    tidak dibarengi dengan pembayaran oleh mahasiswa;

    2.4. Piutang dari Pendapatan Pendidikan Lainnya, diakui pada saat terjadinya

    transaksi yang menimbulkan piutang.

    Pengakuan Piutang Pendidikan ini harus didukung oleh:

    a. Adanya Surat Ketetapan Piutang dari Kepala Satker;

    b. Adanya Surat Tagihan dan sampai batas waktu pembayaran belum dibayar;

    c. Berdasarkan pertimbangan pimpinan satker, mahasiswa yang mempunyai

    utang/tunggakan pendidikan dapat mengikuti proses belajar.

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    24

    3. Piutang Pendapatan Lain-lain

    3.1. Piutang yang berkaitan dengan TP/TGR, diakui setelah :

    3.1.1. Adanya Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM), yang

    menunjukkan bahwa penyelesaian atas TP/TGR dilakukan dengan

    cara damai (diluar pengadilan);

    3.1.2. Ada putusan final dari pengadilan untuk TP/TGR yang

    diselesaikan melalui jalur pengadilan.

    3.2. Piutang dari Pendapatan Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan.

    Piutang yang timbul dari keterlambatan penyelesaian pekerjaan

    pengadaan barang dan jasa berupa:

    3.2.1. Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan diakui berdasarkan

    Berita Acara Serah Terima;

    3.2.2. Ketidaksesuaian spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kontrak,

    diakui berdasarkan hasil pemeriksaan Panitia Penerima Barang

    atau Badan Pemeriksa Keuangan.

    B. Pengukuran Piutang

    Pengukuran piutang dilakukan sesuai dengan jenis piutang sebagai berikut:

    1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa, diukur sebagai

    berikut:

    1.1. Piutang dari Pendapatan Penjualan

    Piutang dari Pendapatan Penjualan, diukur berdasarkan perjanjian

    penjualan dan dicatat sebesar nominal yang tercantum dalam perjanjian

    tersebut. Apabila dalam perjanjian dipersyaratkan adanya potongan

    pembayaran, maka nilai piutang harus dicatat sebesar nilai bersihnya;

    1.2. Piutang dari Pendapatan Sewa

    Piutang dari Pendapatan Sewa, diukur berdasarkan ketetapan yang

    dipersyaratkan dalam perjanjian sewa dan dicatat sebesar nominal yang

    tercantum dalam perjanjian tersebut dikurangi dengan pembayaran atau

    uang muka yang telah diterima;

    1.3. Piutang dari Pemberian Fasilitas/Jasa

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    25

    Piutang dari Pemberian Fasilitas/Jasa, diukur berdasarkan perjanjian dan

    dicatat sebesar nominal yang tercantum dalam perjanjian tersebut

    dikurangi dengan pembayaran atau uang muka yang telah diterima.

    2. Piutang dari Pendapatan Pendidikan

    Piutang dari Pendapatan Pendidikan, diukur berdasarkan Surat Ketetapan

    Piutang/Surat Tagihan dan dicatat sebesar nilai nominal yang tercantum

    dalam ketetapan/surat tagihan. Pengukuran piutang pendapatan yang

    berasal dari Pendapatan Pendidikan diukur berdasarkan fasilitas atau jasa

    yang telah diberikan oleh Kantor/Satker pada akhir periode pelaporan.

    3. Piutang dari Pendapatan Lain-lain

    3.1. Piutang dari Pendapatan Pelunasan TP/TGR

    Pengukuran Piutang TP/TGRsetiap akhir periode akuntansi harus

    dilakukan reklasifikasi berdasarkan Surat Keterangan Tanggung Jawab

    Mutlak (SKTJM), dilakukan sebagai berikut:

    3.1.1. Dicatat sebagai aset lancar akun Bagian Lancar TP/TGR sebesar

    nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan yang akan

    ditagih dalam 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca

    berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang telah

    ditetapkan;

    3.1.2. Dicatat sebagai aset lainnya akun Tagihan TP/TGR terhadap nilai

    yang akan dilunasi lebih dari 12 (duabelas) bulan setelah tanggal

    neraca.

    3.2. Piutang Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan, diukur

    berdasarkan Surat Perjanjian/Kontrak dan Berita Acara Serah Terima,

    dan dicatat sebesar nilai nominal yang tercantum dalam surat

    ketetapan pengenaan denda yang dihitung berdasarkan perhitungan

    persentase denda yang dikenakan atas jumlah kontrak/perjanjian

    pekerjaan tersebut. Sedangkan piutang denda yang timbul karena

    ketidaksesuaian spesifikasi barang/jasa, diukur berdasarkan Surat

    Perjanjian/Kontrak dan perhitungan dari panitia penerima barang/BPK.

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    26

    C. Pencatatan Piutang

    Pencatatan piutang dilakukan oleh Bendahara Penerimaan pada Kantor/Satker.

    Bendahara Penerimaan menyelenggarakan pencatatan piutang secara rinci yang

    memungkinkan diketahuinya saldo masing-masing debitur.

    Selanjutnya petugas SAI pada satker menyelenggarakan pencatatan piutang

    berdasarkan data dari Bendahara Penerimaan dalam bentuk Daftar Saldo

    Piutang. Piutang disajikan dalam neraca melalui Jurnal Aset sebagai berikut:

    1. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa

    1.1. Piutang dari Pendapatan Penjualan

    1.1.1. Jurnal untuk mencatat Piutang Penjualan adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    113xxx Piutang BLU xxxxxx

    31132x Cadangan Piutang BLU xxxxxx

    1.1.2. Jurnal untuk penerimaan kas (uang penjualan secara cicilan/angsuran) adalah: a. Menjurnal penerimaan kas (pelunasan piutang) adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

    b. Membalik jurnal pengakuan Piutang untuk mengurangi nilai

    piutang adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    31132x Cadangan Piutang BLU xxxxxx

    113xxx Piutang BLU xxxxxx

    1.2. Piutang dari Pendapatan Sewa

    1.2.1. Jurnal untuk mencatat Piutang dari Pendapatan Sewa adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    113xxx Piutang BLU xxxxxx

    31132x Cadangan Piutang BLU xxxxxx

    1.2.2. Jurnal untuk penerimaan kas (uang sewa secara cicilan/angsuran) adalah:

    a. Menjurnal penerimaan kas (pelunasan sewa) adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

    b. Membalik jurnal pengakuan Piutang untuk mengurangi nilai piutang sewa adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    31132x Cadangan Piutang BLU xxxxxx

    113xxx Piutang BLU xxxxxx

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    27

    1.3. Piutang dari Pemberian Fasilitas/Jasa

    1.3.1. Jurnal untuk mencatat Piutang Fasilitas/Jasa adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    113xxx Piutang BLU xxxxxx

    31132x Cadangan Piutang BLU xxxxxx

    1.3.2. Jurnal untuk penerimaan kas (uang jasa secara cicilan/angsuran)

    adalah: a. Menjurnal penerimaan kas (pelunasan jasa) adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

    b. Membalik jurnal pengakuan Piutang untuk mengurangi nilai

    piutang sewa adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    31132x Cadangan Piutang BLU xxxxxx

    113xxx Piutang BLU xxxxxx

    2. Piutang Pendidikan

    2.1. Jurnal untuk penambahan nilai Piutang Pendidikan adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    113xxx Piutang BLU xxxxxx

    31132x Cadangan Piutang BLU xxxxxx

    2.2. Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari cicilan/pelunasan

    piutang pendidikan adalah:

    a. Menjurnal penerimaan kas (pelunasan pelunasan) adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

    b. Membalik jurnal pengakuan Piutang untuk mengurangi nilai piutang

    pendidikan adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    31132x Cadangan Piutang BLU (Pendidikan) xxxxxx

    113xxx Piutang BLU xxxxxx

    3. Piutang dari Pendapatan Lain-lain

    3.1. Piutang yang timbul dari akibat TP

    3.1.1. Pencatatan Saldo Awal Piutang TP adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    151211 Tagihan TP xxxxxx

    312311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxxxxx

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    28

    3.1.2. Jurnal untuk mencatat reklasifikasi Bagian Lancar TP adalah:

    a. Untuk Menambah Nilai Bagian Lancar TP adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    311311 Bagian lancar TP xxxxxx

    113411 Cadangan Piutang xxxxxx

    b. Jurnal Untuk Mengurangi Nilai Tagihan TP adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    312311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxxxxx

    151211 Tagihan TP xxxxxx

    3.1.3. Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari cicilan TP (Pelunasan

    TP) adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    113411 Cadangan Piutang xxxxxx

    311311 Bagian Lancar TP xxxxxx

    3.2. Piutang Karena Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

    Piutang yang berasal dari akibat TGR disajikan dalam kelompok Aset

    Lancar pada Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi jika tagihan kepada pihak

    ketiga akan jatuh tempo dalam 12 bulan, sedangkan sisanya yang akan

    jatuh tempo lebih dari 12 bulan tetap disajikan dalam Aset lainnya pada

    perkiraan Tuntutan Ganti Rugi.

    3.2.1. Pencatatan Saldo Awal Piutang TGR adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    151211 Tagihan TGR xxxxxx

    312311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxxxxx

    3.2.2. Jurnal untuk mencatat reklasifikasi Bagian Lancar TGR

    Adalah: a. Untuk Menambah Nilai Bagian Lancar TGR adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    311311 Bagian Lancar TGR xxxxxx

    113411 Cadangan Piutang xxxxxx

    b. Jurnal Untuk Mengurangi Nilai Tagihan TGR adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    312311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxxxxx

    151211 Tagihan TGR xxxxxx

    c. Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari cicilan TGR (Pelunasan TGR) adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    113411 Cadangan Piutang xxxxxx

    311311 Bagian Lancar TGR xxxxxx

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    29

    3.3. Piutang Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan

    3.3.1. Jurnal untuk mencatat Piutang Denda Keterlambatan

    Penyelesaian Pekerjaan adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    113xxx Piutang BLU xxxxxx

    31132x Cadangan Piutang BLU xxxxxx

    3.3.2. Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari cicilan/pelunasan

    Piutang Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan adalah:

    a. Menjurnal penerimaan Kas (pelunasan denda keterlambatan) adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    111711 Kas Bendahara Penerimaan xxxxxx

    212411 Pendapatan Yang Ditangguhkan xxxxxx

    b. Membalik jurnal pengakuan Piutang untuk mengurangi nilai

    piutang adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    31132x Cadangan Piutang BLU xxxxxx

    113xxx Piutang BLU (Denda Keterlambatan) xxxxxx

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    30

    BAB IV

    PENYISIHAN DAN PENGHAPUSAN PIUTANG

    A. Penyisihan Piutang

    Penyisihan piutang tak tertagih diterapkan terhadap piutang jangka pendek dan

    piutang jangka panjang. Penyisihan piutang dimaksudkan untuk menghasilkan

    kewajaran nilai piutang yang dapat ditagih (net realizable value). Pada akhir

    periode anggaran dilakukan analisis atas kemungkinan nilai piutang yang dapat

    ditagih maupun yang tidak dapat ditagih.

    Nilai penyisihan piutang tak tertagih tidak bersifat akumulatif tetapi diterapkan

    setiap akhir periode anggaran sesuai perkembangan kualitas piutang. Penilaian

    kualitas piutang untuk penyisihan piutang tak tertagih dihitung berdasarkan

    kualitas umur piutang, jenis/karakteristik piutang, dan diterapkan dengan

    melakukan modifikasi tertentu tergantung kondisi dari debitornya. Mekanisme

    perhitungan dan penyisihan saldo piutang yang mungkin tidak dapat ditagih,

    merupakan upaya untuk menilai kualitas piutang.

    Kebijakan Akuntansi Penyisihan Piutang didasarkan pada umur piutang,

    dibedakan menurut jenis piutang, baik dalam menetapkan umur maupun

    penentuan besaran yang akan disisihkan, karena jenis piutang sangat bervariasi

    dan kemungkinan tidak tertagih juga sangat bervariasi, tergantung pada

    karakteristik piutang yang bersangkutan.

    1. Penilaian Kualitas Piutang

    Klasifikasi kualitas Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dilakukan

    dengan ketentuan:

    1.1. kualitas lancar(current) apabila belum dilakukan pelunasan sampai

    dengan tanggal jatuh tempo yang ditetapkan;

    1.2. kualitas dalam perhatian (special mention) apabila tunggakan dalam

    jangka waktu antara 6 (enam) hari sampai dengan 180 hari sejak jatuh

    tempo;

    1.3. kualitas kurang lancar (substandard) apabila dalam jangka waktu 6

    (enam) bulan sampai 12 (dua belas) bulan terhitung sejak jatuh tempo;

    1.4. kualitas diragukan (doubtful) apabila dalam jangka waktu 12 (dua belas)

    bulan sampai 18 (delapan belas) bulan terhitung sejak jatuh tempo;

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    31

    1.5. kualitas macet (loss)apabila:

    a. dalam jangka waktu lebih dari 18 (delapan belas) bulan terhitung

    sejak jatuh tempo; atau

    b. piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

    2. Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

    Satker wajib membentuk Penyisihan Piutang Tidak Tertagih baik yang umum

    maupun yang khusus. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih ditentukan sebagai

    berikut:

    2.1. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih yang umum ditetapkan paling sedikit

    sebesar 5 (lima permil) dari Piutang yang memiliki kualitas lancar;

    2.2. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih yang khusus ditetapkan sebesar:

    2.2.1. 10% (sepuluh perseratus) dari Piutang dengan kualitas kurang

    lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang

    sitaan;

    2.2.2. 50% (lima puluh perseratus) dari Piutang dengan kualitas

    diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai

    barang sitaan; dan

    2.2.3. 100% (seratus perseratus) dari piutang dengan kualitas macet

    setelah dikurangi dengan agunan atau nilai barang sitaan;

    2.3. Agunan atau barang sitaan yang mempunyai nilai di atas Piutangnya

    diperhitungkan sama dengan sisa Piutang;

    2.4. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih yang dibentuk berdasarkan Piutang

    yang kualitasnya menurun, dilakukan dengan mengabaikan persentase

    Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kualitas Piutang sebelumnya.

    3. Restrukturisasi Piutang

    Satker dapat melakukan rektrukrisasi piutang terhadap debitor sesuai

    ketentuan peraturan perundang-undangan dengan pertimbangan debitor

    mengalami kesulitan pembayaran dan/atau debitor memiliki prospek usaha

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    32

    yang baik dan diperkirakan mampu memenuhi kewajiban setelah dilakukan

    restrukturisasi. Cakupan restrukturisasi meliputi pemberian keringanan

    hutang, persetujuan angsuran, atau persetujuan penundaan pembayaran.

    Jadi, restrukturisasi piutang dimaksud untuk memaksimalkan potensi

    penerimaan negara. Restrukturisasi piutang dapat menyebabkan

    peningkatan kualitas piutang. Perubahan kualitas piutang setelah

    persetujuan restrukturisasi dapat diubah oleh Satker adalah sebagai berikut:

    a. Setinggi-tingginya kualitas kurang lancar untuk piutang yang sebelum

    restrukturisasi memiliki kualitas diragukan atau kualitas macet;

    b. Tidak berubah, apabila piutang yang sebelum restrukturisasi memiliki

    kualitas kurang lancar.

    Apabila kewajiban yang ditentukan dalam restrukturisasi tidak dipenuhi oleh

    debitor, maka kualitas piutang yang telah diubah, dinilai kembali seolah-olah

    tidak terdapat restrukturisasi.

    4. Penyajian/Pencatatan Penyisihan Piutang

    Pencatatan transaksi penyisihan Piutang dilakukan pada akhir periode

    pelaporan, apabila masih terdapat saldo piutang, maka dihitung nilai

    penyisihan piutang tidak tertagih sesuai dengan kualitas piutangnya dengan

    jurnal penyesuaian sebagai berikut:

    a. Penyisihan Piutang Untuk Jangka Pendek adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    31131x Cadangan Piutang xxxxxx

    116xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Pendek xxxxxx

    b. Penyisihan Piutang Jangka Pendek BLU adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    31132x Cadangan Piutang-BLU xxxxxx

    116xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Pendek xxxxxx

    c. Penyisihan Piutang Jangka Panjang adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    32131x Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxxxxx

    155xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Panjang xxxxxx

    d. Penyisihan Jangka Panjang BLU adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    32132x Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-BLU xxxxxx

    155xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Panjang xxxxxx

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    33

    Penyajian penyisihan piutang di Neraca merupakan unsur pengurang dari

    piutang yang bersangkutan.

    Neraca per 31 Desember 201x

    ASET KEWAJIBAN

    Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek xxxxx

    Piutang Pajak xxxxxx Kewajiban Jangka Panjang xxxxx

    Piutang PNBP xxxxxx

    Bagian Lancar Penerusan Pinj. xxxxxx

    Bagian Lancar Piutang TGR xxxxxx

    Bagian Lancar TPA xxxxxx

    Piutang Lainnya xxxxxx

    Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-P.Jk.Pdk

    xxxxxx

    Piutang jangka pendek neto xxxxxx Jumlah Kewajiban xxxxx

    Aset Lainnya EKUITAS DANA

    Piutang Penerusan xxxxxx Ekuitas Dana lancar

    Pinjaman xxxxxx Cadangan Piutang xxxxxx

    Tagihan TGR xxxxxx Ekuitas Dana Investasi

    Tagihan Penj. Angsuran xxxxxx Diinvestasikan dlm aset lainnya xxxxxx

    Aset lain-lain xxxxxx Ekuitas Dana Cadangan

    Penyisihan Piutang Tidak tertagih-P.Jk.Pjg

    xxxxxx Jumlah Ekuitas Dana xxxxx

    Aset Lainnya Neto xxxxxx

    Jumlah Aset xxxxxx Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana

    xxxxx

    B. PENYESUAIAN PENYISIHAN PIUTANG

    Pada tanggal pelaporan berikutnya Satker melakukan evaluasi terhadap

    perkembangan kualitas piutang yang dimilikinya. Apabila kualitas piutang masih

    sama, maka tidak perlu dilakukan jurnal penyesuaian cukup diungkapkan di

    dalam CaLK. Apabila kualitas piutang menurun, maka dilakukan penambahan

    terhadap nilai penyisihan piutang tidak tertagih sebesar selisih antara angka

    yang seharusnya disajikan dalam neraca dengan saldo awal dengan jurnal

    sebagai berikut:

    1. Penambahan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang jangka

    pendek adalah sebagai berikut:

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    34

    a. Jurnal penambahan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang

    jangka pendek adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    31131x Cadangan Piutang xxxxxx

    116xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Pendek xxxxxx

    b. Jurnal penambahan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang

    jangka pendek satker BLU adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    31132x Cadangan Piutang-BLU xxxxxx

    116xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Pendek xxxxxx

    2. Penambahan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang jangka

    panjang adalah sebagai berikut:

    a. Jurnal penambahan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang

    jangka panjang adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    32131x Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxxxxx

    155xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Panjang xxxxxx

    b. Jurnal penambahan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang jangka panjang-BLU adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    32132x Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-BLU xxxxxx

    155xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Panjang xxxxxx

    Sebaliknya, apabila kualitas piutang meningkat misalnya akibat

    restrukturisasi, maka dilakukan pengurangan terhadap nilai penyisihan

    piutang tidak tertagih sebesar selisih antara angka yang seharusnya

    disajikan dalam neraca dengan saldo awal dengan jurnal sebagai berikut:

    1. Pengurangan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang

    jangka pendek adalah:

    a. Jurnal pengurangan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang jangka pendek adalah:

    Kode Akun Uraian Debet Kredit 116xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Pendek xxxxxx

    31131x Cadengan Piutang xxxxxx

    b. Jurnal pengurangan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk

    piutang jangka pendek satker BLU adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    116xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Pendek xxxxxx

    31132x Cadengan Piutang BLU xxxxxx

    2. Pengurangan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk piutang

    jangka panjang adalah:

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    35

    a. Jurnal pengurangan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk

    piutang jangka panjang adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    155xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Panjang xxxxxx

    31132x Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxxxxx

    b. Jurnal pengurangan nilai penyisihan piutang tidak tertagih untuk

    piutang jangka panjang satker BLU adalah: Kode Akun Uraian Debet Kredit

    155xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Panjang xxxxxx

    31132x Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-BLU xxxxxx

    C. PENGHAPUSAN PIUTANG

    Pengakuan atas piutang dihentikan karena pelunasan atau karena penghapusan.

    Terdapat dua cara penghapusan, yaitu: penghapusbukuan (write down) dan

    penghapustagihan (write-off).

    1. Penghapusbukuan (write down)

    1.1. Dasar pertimbangan penghapusbukuan dan jumlahnya

    Penghapusbukuan piutang dibuat berdasarkan berita acara atau

    keputusan pejabat yang berwenang untuk menghapusbukuan piutang.

    Keputusan dan/atau berita acara merupakan dokumen yang sah untuk

    bukti akuntansi penghapusbukuan piutang.

    1.2. Kriteria Penghapusbukuan Piutang

    Kriteria penghapusbukuan piutang adalah sebagai berikut:

    1.2.1. Penghapusbukuan harus memberi manfaat yang lebih besar daripada kerugian penghapusbukuan.

    1.2.2. Lampiran kajian penghapusbukuan yang mendalam tentang dampak hukum dari penghapusbukuan pada neraca pemerintah,

    sebelum diajukan kepada pengambil keputusan penghapusbukuan.

    1.2.3. Penghapusbukuan dilakukan berdasarkan keputusan formal otoritas tertinggi yang berwenang tentang hapusbuku. Pengambil keputusan penghapusbukuan membuat keputusan reaktif (tidak

    berinisiatif), berdasarkan suatu sistem nominasi untuk penghapusbukuan atas usulan berjenjang dari bagian yang bertugas melakukan analisis dan usulan penghapusbukuan

    tersebut.

    1.3. Akuntansi Penghapusbukuan Piutang

    Jurnal untuk mencatat penghapusbukuan piutang tersebut adalah sebagai

    berikut:

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    36

    a. Jurnal untuk mencatat penghapusbukuan Piutang Jangka Pendek Non

    BLU adalah:

    i. Kode Akun Uraian Debet Kredit

    116xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang

    Jangka Pendek

    xxxxxx

    31131x Cadangan Piutang xxxxxx

    ii. Kode Akun Uraian Debet Kredit

    31131x Cadangan Piutang xxxxxx

    113xxx Piutang PNBP xxxxxx

    b. Penghapusan Piutang Jangka Pendek BLU adalah: i.

    Kode Akun Uraian Debet Kredit

    116xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang

    Jangka Pendek

    xxxxxx

    31132x Cadangan Piutang BLU xxxxxx

    ii. Kode Akun Uraian Debet Kredit

    31132x Cadangan Piutang BLU xxxxxx

    113xxx Piutang BLU xxxxxx

    c. Penghapusan Piutang Jangka Panjang adalah:

    i. Kode Akun Uraian Debet Kredit

    155xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Jangka Panjang

    xxxxxx

    32131x Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxxxxx

    ii. Kode Akun Uraian Debet Kredit

    32131x Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxxxxx

    151xxx Aset Lainnya xxxxxx

    d. Penghapusan Piutang Jangka Panjang BLU adalah:

    i. Kode Akun Uraian Debet Kredit

    155xxx Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang

    Jangka Panjang

    xxxxxx

    32132x Diinvestasikan dalam Aset Lainnya-BLU xxxxxx

    ii. Kode Akun Uraian Debet Kredit

    32132x Diinvestasikan dalam Aset Lainnya BLU xxxxxx

    1556xx Aset Lainnya-BLU xxxxxx

    1.4. Pengungkapan Penghapusbukuan

    Penghapusbukuan piutang diungkapkan secara cukup dalam Catatan atas

    Laporan Keuangan. Informasi yang perlu diungkapkan yaitu: jenis

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    37

    piutang, nama debitur, nilai piutang, nomor dan tanggal keputusan

    penghapusbukuan piutang, dan penjelasan lainnya yang dianggap perlu.

    Meskipun dihapusbukukan, tetapi satuan kerja harus tetap mencatat

    jumlah piutang secara ekstracomptabel.

    2. Penghapustagihan Piutang

    2.1. Dasar pertimbangan penghapustagihan dan jumlahnya berdasarkan

    undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan, yang

    berwenang menghapustagihkan piutang berdasarkan jumlah piutang

    adalah:

    2.1.1. Penghapustagihan piutang diatas Rp. 100 milyar oleh Presiden dengan persetujuan DPR;

    2.1.2. Penghapustagihan piutang diatas Rp. 10 milyar sampai dengan Rp. 100 milyar oleh Presiden;

    2.1.3. Penghapustagihan piutang sampai dengan Rp. 10 milyar oleh Menteri Keuangan.

    2.2. Berdasarkan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-

    83/PB/2011 tentang Pedoman Pembinaan Pengelolaan Keuangan

    Badan Layanan Umum, yang berwenang menghapustagihkan piutang

    berdasarkan jumlah piutang adalah:

    2.2.1. Pemimpin BLU, apabila nilai piutang BLU per penanggung utang Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah);

    2.2.2. Pemimpin BLU atas persetujuan Dewan Pengawas, apabila nilai piutang BLU per penanggung utang lebih dari Rp200.000.000

    (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp500.000.000 (lima

    ratus juta rupiah);

    2.2.3. Pemimpin BLU atas persetujuan pejabat yang ditunjuk (bagi BLU tanpa dewas), apabila nilai piutang BLU per penanggung

    utang lebih dari Rp200.000.00,00 s.d. Rp500.000.000,00.

    2.2.4. Nilai Piutang BLU per penangung utang Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    38

    perundang-undangan di bidang penghapusan Piutang Negara.

    2.3. Kriteria Penghapustagihan Piutang sebagian atau seluruhnya adalah

    sebagai berikut:

    2.3.1. Penghapustagihan karena mengingat jasa-jasa pihak yang berutang kepada negara, untuk menolong pihak berutang dari

    keterpurukan yang lebih dalam;

    2.3.2. Penghapustagihan sebagai suatu sikap menyejukkan, membuat citra penagih menjadi lebih baik, memperoleh

    dukungan moril lebih luas menghadapi tugas masa depan;

    2.3.3. Penghapustagihan sebagai sikap berhenti menagih, menggambarkan situasi tak mungkin tertagih melihat kondisi

    pihak tertagih;

    2.3.4. Penghapustagihan untuk restrukturisasi penyehatan utang, misalnya penghapusan denda, tunggakan bunga dikapitalisasi

    menjadi pokok kredit baru, rescheduling dan penurunan tarif

    bunga kredit;

    2.3.5. Penghapustagihan setelah semua ancangan dan cara lain gagal atau tidak mungkin diterapkan. Misalnya, kredit macet

    dikonversi menjadi saham/ekuitas/penyertaan, dijual (anjak

    piutang), jaminan dilelang;

    2.3.6. Penghapustagihan sesuai hukum perdata umumnya, hukum kepailitan, hukum industri (misalnya industri keuangan dunia,

    industri perbankan), hukum pasar modal, hukum pajak,

    melakukan benchmarking kebijakan/peraturan write off di

    negara lain;

    2.3.7. Penghapustagihan secara hukum sulit atau tidak mungkin dibatalkan, apabila telah diputuskan dan diberlakukan, kecuali

    cacat hukum.

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    39

    BAB V

    PENATAUSAHAAN DAN PELAPORAN PIUTANG

    A. Pelaporan Piutang

    1. Penyajian Akun Piutang dalam Neraca

    Setelah mencatat piutang melalui jurnal aset pada aplikasi SAKPA,

    petugas UAKPA melakukan posting sehingga terbentuk akun piutang di

    dalam neraca. Piutang disajikan dalam laporan keuangan pada kelompok

    Aset Lancar dalam neraca sebagai berikut:

    Neraca per 31 Desember 2011

    ASET KEWAJIBAN

    Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek xxxxx

    Piutang Pajak xxxxxx Kewajiban Jangka Panjang xxxxx

    Piutang PNBP xxxxxx

    Bagian Lancar Penerusan Pinj. xxxxxx

    Bagian Lancar Piutang TGR xxxxxx

    Bagian Lancar TPA xxxxxx

    Piutang Lainnya xxxxxx

    Penyisihan Piutang Tidak

    Tertagih-P.Jk.Pdk xxxxxx

    Piutang jangka pendek neto xxxxxx Jumlah Kewajiban xxxxx

    Aset Lainnya EKUITAS DANA

    Piutang Penerusan xxxxxx Ekuitas Dana lancar

    Pinjaman xxxxxx Cadangan Piutang xxxxxx

    Tagihan TGR xxxxxx Ekuitas Dana Investasi

    Tagihan Penj. Angsuran xxxxxx

    Diinvestasikan dlm aset

    lainnya xxxxxx

    Aset lain-lain xxxxxx Ekuitas Dana Cadangan

    Penyisihan Piutang Tidak

    tertagih-P.Jk.Pjg xxxxxx

    Jumlah Ekuitas Dana xxxxx

    Aset Lainnya Neto xxxxxx

    Jumlah Aset

    xxxxxx Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana

    xxxxx

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    40

    2. Penjelasan dan Pengungkapan Piutang dalam CaLK

    Selain disajikan di dalam neraca, informasi mengenai akun piutang harus

    diungkapkan di dalam CaLK per jenis piutang sesuai dengan Daftar Saldo

    Piutang, termasuk penjelasan mengenai:

    2.1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian, pengakuan,

    dan pengukuran piutang;

    2.2. Perincian jenis-jenis dan saldo piutang;

    2.3. Penjelasan atas penyelesaian piutang, masih di kementerian

    negara/lembaga atau sudah diserahkan pengurusannya kepada

    Direktorat Jenderal Kekayaan Negara/ KPKNL;

    2.4. Reklasifikasi piutang untuk menentukan Bagian Lancar Piutang;

    2.5. Penjelasan atas piutang yang sulit untuk ditagih.

    3. Jenjang Pelaporan Piutang

    Saldo Piutang setiap semester/tahunan dilaporkan secara berjenjang

    kepada unit akuntansi di atasnya sebagai berikut:

    3.1. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA);

    3.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W);

    3.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1);

    3.4. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA);

    B. Penatausahaan Piutang

    Penatausahaan piutang melibatkan Petugas Pengelola Piutang dan Petugas

    SAK, dengan tugas sebagai berikut:

    1. Petugas Pengelola Piutang

    Petugas Pengelola Piutang ditetapkan oleh pimpinan satker (boleh

    dirangkap oleh bendahara penerima) dan bertugas untuk mengelola

    Piutang PNBP pada Kantor/Satker (UAKPA), dengan tugas sebagai

    berikut:

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    41

    1.1. Melakukan pencatatan piutang ke dalam Buku Pembantu Piutang

    berdasarkan dokumen-dokumen transaksi;

    1.2. Membuat Daftar Saldo Piutang dan menghitung total piutang setiap

    semester/tahun berdasarkan Buku Pembantu Piutang;

    1.3. Membuat konsep surat ketetapan piutang/surat tagihan piutang

    untuk ditandatangani oleh Pimpinan Kantor/Satker atau yang diberi

    kewenangan;

    1.4. Mengirim copy Surat Ketetapan Piutang kepada petugas SAK;

    1.5. Dalam hal terdapat piutang yang tidak tertagih, membuat draft

    surat penyerahan piutang tidak tertagih untuk ditandatangani oleh

    pimpinan Kantor/Satker, dan disampaikan secara berjenjang melalui

    Kementerian Pendidikan Nasional ke DJKN/KPKNL Kementerian

    Keuangan untuk dilakukan pengurusan/penagihan sesuai

    kewenangan yang berlaku;

    1.6. Membuat draft usulan penghapusan piutang;

    1.7. Melakukan pengarsipan dokumen;

    1.8. Membuat tanda terima jasa layanan;

    1.9. Menerbitkan nota tagihan dan menagih kepada debitur, pegawai

    atau pihak ketiga;

    1.10. Menyampaikan nota tagihan rangkap 3 dengan rincian :

    1.10.1. Lembar 1 untuk debitur, pegawai atau pihak ketiga;

    1.10.2. Lembar 2 untuk Bendahara Penerimaan sebagai dasar

    penagihan kemudian diserahkan kepada petugas akuntansi

    untuk dicatat dalam kartu piutang;

    1.10.3. Lembar 3 untuk petugas akuntansi/ SAI.

    1.11. Bendahara Penerimaan, bertanggung jawab terhadap:

    1.11.1. Menerima pembayaran dari debitur dan pegawai maupun

    pihak ketiga serta menerbitkan bukti setor (kuitansi)

    rangkap 3 dengan rincian :

    a. Lembar 1 untuk debitur, pegawai maupun pihak ketiga;

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    42

    b. Lembar 2 untuk petugas akuntansi/ SAI;

    c. Lembar 3 untuk arsip Bendahara Penerimaan.

    1.11.2. Menerbitkan Nota Denda atas keterlambatan pembayaran

    dari debitur dan pegawai maupun pihak ketiga serta

    melakukan penagihan atas denda tersebut rangkap 3

    dengan rincian:

    a. Lembar 1 untuk debitur, pegawai maupun pihak ketiga;

    b. Lembar 2 untuk petugas akuntansi/ SAI;

    c. Lembar 3 untuk arsip Bendahara Penerimaan.

    1.11.3. Melakukan pencocokan antara kuitansi, nota denda

    dengan jumlah uang yang diterima;

    1.11.4. Menyetorkan pembayaran dari debitur dalam bentuk Surat

    Setoran Bukan Pajak (SSBP) selambat-lambatnya 1 x 24

    jam kecuali Kantor dengan kondisi yang tidak

    memungkinkan selambat-lambatnya 30 hari terhitung dari

    penerimaan pembayaran (untuk satker non BLU).

    2. Petugas SAK

    Petugas SAK melaksanakan tugas sebagai berikut:

    2.1. Menerima dokumen sumber/Surat Keterangan Piutang dari Petugas

    Pengelola Piutang;

    2.2. Melakukan pencatatan/perekaman dokumen sumber piutang ke

    dalam aplikasi SAKPA dengan menggunakan jurnal aset;

    2.3. Mengirimkan laporan secara berjenjang;

    2.4. Mengarsipkan dokumen piutang yang diterima;

    2.5. Bertanggungjawab untuk menatausahakan piutang;

    2.6. Mengisi dan merekam Formulir Jurnal Neraca ke dalam aplikasi SAK;

    2.7. Merekam SSBP dalam aplikasi SAK;

    2.8. Mencetak Laporan Keuangan (LRA dan Neraca).

    3. Kuasa Pengguna Anggaran:

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    43

    3.1. Melaksanakan prosedur penetapan piutang sesuai ketentuan yang

    berlaku;

    3.2. Menetapkan Surat Ketetapan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) bagi

    bendahara;

    3.3. Menerima dan meneliti Laporan Piutang;

    3.4. Bertanggungjawab atas penatausahaan piutang.

    C. Dokumen Sumber

    Dokumen sumber yang menjadi dasar penatausahaan piutang PNBP adalah

    sebagai berikut:

    1. Surat Ketetapan piutang/Surat tagihan piutang;

    2. Surat Keputusan Penghapusan Piutang;

    3. Dokumen lain yang berkaitan dengan piutang;

    4. Bukti memorial sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal penyesuaian;

    5. Perjanjian/kontrak piutang PNBP;

    6. Surat Penetapan Nilai Barang Milik Negara (BMN) untuk aset tanah dan

    bangunan;

    7. Surat Persetujuan Pemindahtanganan untuk aset selain tanah dan

    bangunan;

    8. Surat Ketetapan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM);

    9. Surat Keputusan Pembebanan;

    10. Surat Setoran Bukan Pajak dan bukti setoran lainnya (kuitansi);

    11. Nota Tagihan/Nota Denda.

    D. Dokumen pendukung yang digunakan dalam pencatatan piutang

    1. Buku Pembantu Piutang

    Merupakan buku pembantu yang mencatat mutasi dan saldo piutang

    masing-masing debitur. Pencatatan didasarkan atas dokumen sumber

    yang berasal dari surat ketetapan piutang, bukti tagihan dan surat

    penghapusan piutang. Buku pembantu piutang diisi setiap terjadi

    transaksi. Bentuk Buku Pembantu Piutang dan petunjuk pengisiannya

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    44

    dapat dilihat pada Lampiran Buku Pembantu Piutang.

    2. Formulir Jurnal Aset (FJA)

    Merupakan formulir yang digunakan untuk mencatat penambahan,

    pengurangan, dan penghapusan nilai aset pada neraca. Dalam hal ini

    adalah nilai aset piutang pada neraca. Bentuk FJA dan petunjuk

    pengisiannya dapat dilihat pada Lampiran Formulir Jurnal Aset.

    3. Daftar Rekapitulasi Piutang

    Merupakan daftar yang menunjukkan total menunjukkan total mutasi dan

    saldo piutang menurut jenis piutangnya. Pencatatan ke dalam Daftar

    Rekapitulasi Piutang dilakukan setiap semester berdasarkan mutasi dalam

    kartu piutang. Bentuk Daftar Rekapitulasi Piutang dan petunjuk

    pengisiannya dapat dilihat pada Lampiran Format Daftar Rekapitulasi

    Piutang.

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    46

    LAMPIRAN 1

    Format Buku Pembantu Piutang

    Kementerian Negara/Lembaga : (1)

    Eselon I : (2)

    Wilayah : (3)

    Satuan Kerja : (4)

    Nama Mahasiswa :(5) Jenis Piutang :(9)

    NIM :(6) No. Piutang :(10)

    Fakultas :(7) Jumlah Piutang :(11)

    Alamat :(8) Tanggal Jatuh Tempo :(12)

    Dasar Penetapan Piutang

    No. SK :(13)

    Tanggal SK :(14)

    Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

    (15) (16) (17) (18) (19)

    Dicatat oleh, (20) Disetujui oleh, (21)

    (..................) (.....................)

    BUKU PEMBANTU PIUTANG

    Identitas Debitur Data Piutang

  • Pos Pengelolaan Piutang Di Lingkungan Kemdikbud

    Biro Keuangan Setjen Kemdikbud

    47

    Petunjuk Pengisian Buku Pembantu Piutang:

    No. URAIAN PENGISIAN

    1 Kementerian

    Negara/Lembaga

    Diisi dengan kode dan uraian Kementerian

    Negara/Lembaga

    2 Eselon I Diisi dengan kode dan uraian unit eselon I

    3 Wilayah Diisi dengan kode dan uraian kantor

    wilayah/propinsi

    4 Satu