2278-k-pid-2007.pdf
TRANSCRIPT
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 1 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007
P U T U S A NNo. 2278 K/Pid/2007
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESAM A H K A M A H A G U N G
memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai
berikut dalam perkara Terdakwa :
Nama : I KETUT SWIDJA ;
Tempat lahir : Gianyar ;
Umur / tanggal lahir : 50 tahun / tahun 1955 ;
Jenis kelamin : Laki-laki ;
Kebangsaan : Indonesia ;
Tempat tinggal : di Dusun Pudeh, Desa Tajun, Kecamatan
Kubutambahan, Kabupaten Buleleng ;
Agama : Hindu ;
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil ;
Terdakwa tidak pernah ditahan ;
yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Gianyar karena didakwa:
PERTAMA :Bahwa ia Terdakwa I Ketut Swidja pada hari yang tidak dapat dipastikan
lagi tanggal 7 September 1985 atau setidak-tidaknya dalam tahun 1985
bertempat di Dusun Lebih Betenan Kelod, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar,
Kabupaten Gianyar atau setidak-tidaknya ditempat lain yang masih termasuk
dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Gianyar, dengan sengaja memakai
akta otentik berupa akta jual beli Nomor 67/1985 yang seolah-olah isinya sesuai
dengan kebenaran dan pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian
terhadap Wayan Reta dan Ketut Debel, yang dilakukan Terdakwa dengan cara
sebagai berikut :
- Terdakwa telah menggunakan Akta Jual Beli Nomor 67/1985 tanggal 12September 1985 yang berisi tandatangan Wayan Reta yang dipalsukan
untuk melengkapi persyaratan penerbitan sertifikat hak milik atas tanah yang
diajukan Terdakwa ke Kantor Agraria Kabupaten Gianyar dan dengan
adanya permohonan penerbitan sertifikat oleh Terdakwa yang dilengkapi
dengan surat-surat yang berisi tandatangan Wayan Reta dan Ketut Debel
yang dipalsukan tersebut telah terbit Sertifikat Hak Milik Nomor 637 atas
nama I Ketut Swidja terhadap tanah milik Wayan Reta dan Ketut Debel yang
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 2 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007
terletak di Subak Medahan Pasedahan Yeh Pekerisan Teben seluas 54 are
persil Nomor 60a Gol. 3, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar ;
- Dengan terbit sertifikat Nomor 637 atas nama I Ketut Swidja terhadap tanahmilik I Gejor yang ahli warisnya Wayan Reta dan Ketut Debel dapat
mengakibatkan Wayan Reta dan Ketut Debel kehilangan haknya atas tanah
tersebut atau kehilangan uang sejumlah harga tanah tersebut yaitu lebih
kurang Rp. 1.600.000.000,- (satu milyar enam ratus juta rupiah) atau
setidak-tidaknya sekitar jumlah itu ;
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 266 ayat 2 KUHP ;
A T A UK E D U A :
Bahwa Terdakwa I ketut Swidja pada hari yang tidak dapat dipastikan lagi
tanggal 7 September 1985 atau setidak-tidaknya dalam tahun 1985 bertempat di
Dusun Lebih Betenan Kelod, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Kabupaten
Gianyar atau setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Gianyar, dengan sengaja memakai surat yang isinya
tidak benar atau yang dipalsu seolah-olah benar dan tidak dipalsu berupa akta
jual beli Nomor 67/1985 tanggal 12 September 1985, silsilah keluarga Wayan
Reta tanggal 9 Juli 1985 dan Surat Pernyataan tanggal 12 Juli 1985 yang isinya
menerangkan bahwa Wayan Reta dan Ketut Debel adalah ahli waris dari
almarhum I Gejor dan Ketut Debel tidak keberatan terhadap Wayan Reta untuk
menjual sawah yang terletak di Subak Medahan Pasedahan Yeh Pekerisan
Teben seluas 54 are persil Nomor 60a, Gol. 3, Kecamatan Blahbatuh
Kabupaten Gianyar, dan pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian
terhadap Wayan Reta dan Ketut Debel, yang dilakukan Terdakwa dengan cara
sebagai berikut :
- Terdakwa telah menggunakan Akta Jual Beli Nomor 67/1985 tanggal 12September 1985 yang berisi tandatangan Wayan Reta yang dipalsukan,
Silsilah Keluarga Wayan Reta tangal 9 Juli 1985 yang berisi tanda tangan
Wayan Reta yang dipalsukan dan Surat Pernyataan tanggal 12 Juli 1985
yang isinya menerangkan bahwa Wayan Reta dan Ketut Debel adalah ahli
waris dari alm. I Gejor, dan Ketut Debel tidak keberatan terhadap Wayan
Reta untuk menjual sawah yang terletak di Subak Medahan Pasedahan Yeh
Pekerisan Teben seluas 52 are persil No. 60a, Gol. 3 Kecamatan Blahbatuh
Kabupaten Gianyar yang dipalsukan, untuk melengkapi persyaratan
penerbitan sertifikat hak milik atas tanah yang diajukan Terdakwa ke Kantor
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 3 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007
Agraria Kabupaten Gianyar dan dengan adanya permohonan penerbitan
sertifikat oleh Terdakwa yang dilengkapi dengan surat-surat yang berisi
tandatangan Wayan Reta dan Ketut Debel yang dipalsukan tersebut telah
terbit Sertifikat Hak Milik Nomor 637 atas nama I Ketut Swidja terhadap
tanah milik Wayan Reta dan Ketut Debel yang terletak di Subak Medahan
Pasedahan Yeh Pekerisan Teben seluas 54 are persil Nomor 60a Gol. 3,
Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar ;
- Dengan terbit sertifikat Nomor 637 atas nama I Ketut Swidja terhadap tanahmilik I Gejor yang ahli warisnya Wayan Reta dan Ketut Debel dapat
mengakibatkan Wayan Reta dan Ketut Debel kehilangan haknya atas tanah
tersebut atau kehilangan uang sejumlah harga tanah tersebut yaitu lebih
kurang Rp. 1.600.000.000,- (satu milyar enam ratus juta rupiah) atau
setidak-tidaknya sekitar jumlah itu ;
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 263 ayat 2 KUHP ;
Membaca eksepsi dari Penasehat Hukum Terdakwa pada tanggal 22
Maret 2007 yang meminta agar Majelis Hakim memutus sebagai berikut :
- Menerima eksepsi Penasihat Hukum dari Terdakwa ;- Menyatakan kewenangan Penuntut Umum untuk menuntut Terdakwa hapus/
gugur karena daluwarsa ;
- Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan serta harkat danmartabatnya ;
- Membebankan biaya perkara kepada negara ;Membaca putusan Pengadilan Negeri Gianyar No. 36/Pid.B/2007/
PN.GIR, tanggal 12 April 2007 yang amar lengkapnya sebagai berikut :
- Menerima eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa untuk sebagian ;- Menyatakan penuntutan dari Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa I
Ketut Swidja tersebut diatas gugur ;
- Menetapkan barang bukti berupa ;- Foto copy sertifikat hak milik Nomor 1465 atas nama Wayan Reta dan
Warkah yang ada kaitannya dengan penerbitan sertifikat Nomor 1465 ;
- Foto copy Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2386K/Pdt/1999 tanggal 22 Maret 2001 ;
- Foto copy surat pernyataan penyerahan tanah tanggal 7 Januari 2002 ;- Fto copy surat pernyataan yang dibuat oleh I Wayan Reta dan I Ketut
Debel tanggal 12 Juli 1985 ;
- Foto copy surat silsilah keluarga I Wayan Reta tanggal 9 Juli 1985 ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 4 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007
- Foto copy surat silsilah keluarga almarhum I Wayan Gejor tanggal 2 Juni1998 ;
- Foto copy SPT, Nomor 51.04.022.055.000.0097.7/95-02 tahun 1995 ;- Foto copy akte jual beli Nomor 67/1985 tanggal 12 September 1985 ;- Foto copy akte jual beli Nomor 164/2002 tanggal 18 April 2002 ;- Foto copy Berita Acara Penyidik Labkrim Nomor 217/DTF/2004 tanggal
15 September 2004 ;
- Foto copy berita acara pemeriksaan saksi Drs. I Made Suartana, SHtanggal 28 Maret 2002 ;
Tetap dilampirkan dalam berkas perkara ;
- Sertifikat hak milik Nomor 637 Desa Keramas luas 4190 M2 atas nama IKetut Swidja dan warkah yang ada kaitannya dengan penerbitan sertifikat
Nomor 637 ;
Dikembalikan kepada Terdakwa I Ketut Swidja ;
- Membebankan biaya perkara kepada Negara sebesar nihil ;Membaca putusan Pengadilan Tinggi Denpasar No. 40/PID.B/2007/
PT.DPS, tanggal 22 Juni 2007 yang amar lengkapnya sebagai berikut :
- Menerima permohonan banding Jaksa Penuntut Umum ;- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Gianyar tanggal 12 April 2007
Nomor : 36/Pid.B/2007/PN.Gir, yang dimohonkan banding ;
- Membebankan biaya perkara yang timbul dalam dua tingkat peradilankepada Negara ;
Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi Nomor : 36 Kasasi/
Akta.Pid/2007/PN.Gir, yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri
Gianyar yang menerangkan, bahwa pada tanggal 31 Juli 2007 Jaksa/Penuntut
Umum pada Kejaksaan Negeri Gianyar telah mengajukan permohonan kasasi
terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut ;
Memperhatikan risalah kasasi bertanggal 10 Agustus 2007 dari
Jaksa/Penuntut Umum sebagai Pemohon Kasasi, risalah kasasi mana telah
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Gianyar pada tanggal 14 Agustus
2007 ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah diberitahu-
kan kepada Jaksa/Penuntut Umum pada tanggal 18 Juli 2007 dan
Jaksa/Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 31 Juli
2007 serta memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Gianyar pada tanggal 14 Agustus 2007 dengan demikian permohonan kasasi
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 5 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007
beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan
dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi
tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi
pada pokoknya sebagai berikut :
- Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gianyar telah salah menerapkan hukumkhususnya ketentuan Pasal 78 ayat (1) ke-3 KUHP yo Pasal 79 ke-1 KUHP
yo Pasal 266 ayat (2) KUHP atau Pasal 78 ayat (1) ke-3 KUHP yo Pasal 79
ke-1 KUHP yo Pasal 263 ayat (2) KUHP. Hal tersebut nampak dari
pertimbangan Majelis Hakim dalam putusannya hal. 15 yaitu :
Menimbang, bahwa Terdakwa didakwa dengan dakwaan Kesatu yang
diatur dan diancam pidana dalam Pasal 266 ayat (2) KUHP dengan
ancaman hukuman/pidana penjara paling lama tujuh tahun, sedangkan
dakwaan kedua didakwa dengan dakwaan yang diatur dan diancam pidana
Pasal 263 ayat (2) KUHP diancam hukuman/pidana penjara paling lama
enam tahun ;
Bila dihubungkan dengan Pasal 78 ayat (1) ke-3 KUHP, yang merupakan
kewenangan menuntut pidana hapus karena daluwarsa mengenai kejadian
yang diancam dengan pidana penjara lebih dari tiga tahun sesudah dua
belas tahun, begitu juga bila dihubungkan dengan Pasal 79 ke-1 KUHP
sudah jelas dan tegas menentukan bahwa tenggang waktu daluwarsa mulai
berlaku pada hari sesudah perbuatan dilakukan kecuali dalam hal mengenai
pemalsuan atau perusakan mata uang tenggang mulai berlaku pada hari
sesudah barang yang dipalsu atau mata uang yang sudah digunakan ;
Menimbang, bahwa dengan demikian sesuai surat dakwaan Jaksa Penuntut
Umum tersebut di atas sudah jelas Terdakwa diduga telah menggunakan
akte otentik dan surat palsu pada tanggal 7 September 1985 atau tanggal 12
September 1985 dan baru diadakan penuntutan dengan melimpahkan
perkara Terdakwa ke Pengadilan Negeri Gianyar tanggal 7 Februari 2007
dan ditetapkan sidang pertama tanggal 2 Maret 2007 berarti sudah berlaku
lebih kurang 21 tahun, lebih dari 12 tahun, sudah termasuk kedaluwarsa, jadi
di sini Majelis menghitungnya sesuai dengan Pasal 79 ke-1 KUHP yaitu
sudah secara jelas dan tegas tidak perlu ditafsirkan lagi karena sudah
merupakan undang-undang ditentukan tenggang kedaluwarsa pemalsuan
mulai berlaku pada hari sesudah barang yang dipalsu digunakan ;
Bahwa menyimak pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan bahwa
Pasal 79 ke-1 KUHP sudah jelas dan tegas menentukan bahwa tenggang
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 6 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007
waktu daluwarsa mulai berlaku pada hari sesudah perbuatan dilakukan
kecuali dalam hal mengenai pemalsuan atau perusakan mata uang
tenggang mulai berlaku pada hari sesudaah barang yang dipalsu atau mata
uang yang sudah digunakan ;
Jadi di sini Majelis menghitungnya sesuai dengan Pasal 79 ke-1 KUHP yaitu
sudah secara jelas dan tegas tidak perlu ditafsirkan lagi karena sudah
merupakan undang-undang ditentukan tenggang kedaluwarsa pemalsuan
mulai berlaku pada hari sesudah barang yang dipalsu digunakan ;
Ternyata bahwa Majelis Hakim tidak mempertimbangkan pengecualian
tenggang waktu daluwarsa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ke-1
KUHP yang menentukan bahwa : tenggang daluwarsa atau perusakan mata
uang tenggang mulai berlaku pada hari sesudah barang yang dipalsu atau
mata uang yang dirusak digunakan oleh si pembuat. Majelis Hakim telah
keliru menerapkan ketentuan Pasal 79 ke-1 KUHP dengan melakukan
penghitungan tenggang daluwarsa yang dimulai pada hari sesudah
penggunaan surat yang diduga palsu tersebut sehingga Majelis Hakim
menghitung penggunaan surat palsu tersebut sudah lebih kurang 21 tahun,
lebih dari 12 tahun, sudah termasuk kedaluwarsa ;
Bahwa apabila Majelis Hakim menerapkan secara benar ketentuan Pasal 79
ke-1 KUHP tersebut dengan memperhatikan pendapat-pendapat para
sarjana antara lain :
- Pendapat Prof. Satochid Kartanegara, SH dalam bukunya Hukum PidanaKumpulan Kuliah Bagian Dua terbitan Balai Lektur Mahasiswa hal. 216
yang menyatakan :
Dari Pasal 79 dapat diketahui, bahwa pada umumnya jangka waktu itu
mulai berlaku pada hari berikutnya, setelah kejahatan itu dilakukan,
dengan beberapa pengecualian untuk beberapa delik khusus, yaitu :
- Kejahatan pemalsuan surat atau uang.Jangka waktu mulai dihitung pada hari berikutnya hari kejahatan itu
diketahui, artinya : pada hari berikutnya, bahwa barang yang dipalsu-
kan itu digunakan ;
Contoh :
Kejahatan pemalsuan uang yang sudah dilakukan pada tanggal 20
Januari 1954, akan tetapi baru pada tanggal 20 Januari 1955
diketahui uang palsu itu dipergunakan ;
Dalam hal ini jangka waktu mulai berlaku pada tanggal 21 Januari
1955 ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 7 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007
Rationya :
Apabila jangka waktu antara dilakukannya pemalsuan dan
diketahuinya penggunaan barang palsu itu bertepatan dengan jangka
waktu kedaluwarsa, maka akan timbul kemungkinan bahwa kejahatan
itu tidak tidak dapat dituntut ;
Oleh sebab itu, jangka waktu kedaluwarsa baru mulai dihitung dari
hari berikutnya setelah diketahuinya penggunaan barang palsu itu ;
- Pendapat Prof.Drs.H. Ak. Noch Anwar, SH (Dading-1986, hal. 126-127) dalam bukunya BEBERAPA KETENTUAN UMUM DALAM
BUKU PERTAMA KUHP yang menyatakan ;
Bahwa dengan bunyi keterangan Pasal 79 KUHP telah diatur tentang
patokan kapan mulai dihitung daluwarsa terhadap suatu tindak
pidana, yang mana secara umum disebutnya bahwa daluwarsa mulai
dihitung keesokan harinya sesudah perbuatan tersebut dilakukan
kecuali :
Disini disebutkan secara khusus terhadap mulai dihitungnya
daluwarsa yang menyimpang dari ketentuan umum yaitu :
a. Kejahatan pemalsuan surat atau uang : dimulai satu hari setelah
diketahuinya bahwa benda yang dipalsu tersebut dipergunakan ;
b. Dan seterusnya ;
Dan apa yang menjadi pertimbangan sehingga dimasukkannya
ketentuan dimulainya daluwarsa sebagaimana diatur dalam Pasal 79
(71 Sr), kami kutip uraian sarjana Belanda yang bernama Jan
Rewilink dalam bukunya HUKUM PIDANA/KOMENTAR ATAS
PASAL-PASAL TERPENTING DARI KUHP BELANDA hal. 437 yang
menyebutkan :
Bahwa dua pasal yang dimaksud oleh keterangan Pasal 71 Sr (Pasal
79 KUHP) dengan istilah feit (tindak pidana), jawabannya adalah
terpenuhinya semua unsur dari perumusan delik, untuk delik-delik
materiil artinya : bukan waktu tindakan itu dilakukan, justru saat
munculnya akibat dari tindakan tersebut terutama bagi delik-delik
materiil. Pemahaman tersebut merupakan hal sangat penting antara
tindakan dengan munculnya akibatnya bisa saja terentang jarak
tahunan sedemikian sehingga kewenangan penuntut yang dikaitkan
pada tindakan/perbuatan (daad), sudah daluwarsa sebelum delik
tersebut terwujud sempurna . Maka seharusnya Majelis Hakim dalam
menentukan mulai penghitungan jangka waktu daluwarsa adalah dari
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 8 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007
hari berikutnya setelah diketahuinya penggunaan surat palsu. Namun
kapan diketahuinya penggunaan surat palsu tersebut sama sekali
tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim sehingga Majelis Hakim
keliru dalam menentukan kapan jangka waktu kedaluarsa mulai
dihitung ;
Seharusnya Majelis Hakim sebelum mengambil putusan terlebih
dahulu memeriksa pokok perkara untuk mengetahui kapan diketahui-
nya penggunaan surat palsu tersebut sehingga dapat menentukan
kapan jangka waktu kedaluwarsa mulai dihitung dan apakah perkara
tersebut sudah kedaluwarsa atau tidak ;
Bahwa ternyata dari berkas perkara atas nama Terdakwa I KETUT
SWIDJA diketahui bahwa penggunaan surat palsu tersebut oleh
Terdakwa I KETUT SWIDJA baru diketahui oleh pelapor MADE
WEKER als. JRO MANGKU PURA BESI pada tanggal 30 Juli 2004
yang sekaligus melaporkan ke Kepolisian sesuai dengan laporan
Polisi No.Pol. LP/185/VII/2004/Dit.Reskrim, yang dibuat pada hari
Jumat tanggal 30 Juli 2004. Dengan demikian maka seharusnya
jangka waktu kedaluwarsa mulai dihitung sejak tanggal 30 Juli 2004
saat diketahuinya barang palsu tersebut digunakan. Jadi tenggang
waktu tersebut baru berlaku lebih kurang 2 tahun 7 bulan sehingga
delik tersebut belum termasuk kedaluwarsa ;
Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat :
Bahwa alasan-alasan kasasi tersebut tidak dapat dibenarkan, karena
judex facti tidak salah menerapkan peraturan hukum/telah menerapkan sebagai-
mana mestinya, lagi pula berdasarkan Pasal 156 KUHAP upaya hukum
terhadap putusan Pengadilan Negeri atas keberatan (= bukan eksepsi) yang
diajukan Terdakwa/Penasihat Hukumnya adalah perlawanan yang diajukan
Jaksa/Penuntut Umum kepada Pengadilan Tinggi (bukan banding) dan putusan
Pengadilan Tinggi terhadap perlawanan tersebut merupakan putusan akhir tidak
dapat dikasasi ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Jaksa/Penuntut
Umum tidak dapat diterima, dan penuntutan dari Jaksa/Penuntut Umum
dinyatakan gugur, maka biaya perkara dalam tingkat kasasi ini dibebankan
kepada Negara ;
Memperhatikan Undang-Undang No. 8 Tahun 1981, Undang-Undang
No. 4 Tahun 2004, Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
-
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Mahk
amah
Agun
g Rep
ublik
Indo
nesia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 9 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007
diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan undang-undang serta
peraturan lain yang bersangkutan ;
M E N G A D I L I
Menyatakan tidak dapat diterima permohonan kasasi dari Pemohon
Kasasi : Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Gianyar tersebut ;
Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada Negara ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Rabu, tanggal 30 Januari 2008 oleh Iskandar Kamil, S.H.Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
Majelis, Prof.Dr. Komariah Emong Sapardjaja, S.H. dan M. Bahaudin Qaudry,
S.H. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim anggota tersebut, dan dibantu oleh Rudi Suparmono, S.H.,M.H. Panitera
Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum dan
Terdakwa ;
Hakim-Hakim Anggota ; K e t u a ;ttd./.- ttd./.-
Prof. Dr. Komariah Emong Sapardjaja, S.H. Iskandar Kamil, S.H.
ttd./.-
M. Bahaudin Qaurdy, S.H.
Panitera Pengganti ;
ttd./.-
Rudi Suparmono, S.H.,M.H.
Untuk SalinanMahkamah Agung R.I.
PaniteraPanitera Muda Perkara Pidana
M.D. PASARIBU, S.H.,M.Hum.NIP. 040.036.589.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9