2278-k-pid-2007.pdf

Upload: michael-rameres

Post on 09-Jan-2016

298 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Hal. 1 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007

    P U T U S A NNo. 2278 K/Pid/2007

    DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESAM A H K A M A H A G U N G

    memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

    berikut dalam perkara Terdakwa :

    Nama : I KETUT SWIDJA ;

    Tempat lahir : Gianyar ;

    Umur / tanggal lahir : 50 tahun / tahun 1955 ;

    Jenis kelamin : Laki-laki ;

    Kebangsaan : Indonesia ;

    Tempat tinggal : di Dusun Pudeh, Desa Tajun, Kecamatan

    Kubutambahan, Kabupaten Buleleng ;

    Agama : Hindu ;

    Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil ;

    Terdakwa tidak pernah ditahan ;

    yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Gianyar karena didakwa:

    PERTAMA :Bahwa ia Terdakwa I Ketut Swidja pada hari yang tidak dapat dipastikan

    lagi tanggal 7 September 1985 atau setidak-tidaknya dalam tahun 1985

    bertempat di Dusun Lebih Betenan Kelod, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar,

    Kabupaten Gianyar atau setidak-tidaknya ditempat lain yang masih termasuk

    dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Gianyar, dengan sengaja memakai

    akta otentik berupa akta jual beli Nomor 67/1985 yang seolah-olah isinya sesuai

    dengan kebenaran dan pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian

    terhadap Wayan Reta dan Ketut Debel, yang dilakukan Terdakwa dengan cara

    sebagai berikut :

    - Terdakwa telah menggunakan Akta Jual Beli Nomor 67/1985 tanggal 12September 1985 yang berisi tandatangan Wayan Reta yang dipalsukan

    untuk melengkapi persyaratan penerbitan sertifikat hak milik atas tanah yang

    diajukan Terdakwa ke Kantor Agraria Kabupaten Gianyar dan dengan

    adanya permohonan penerbitan sertifikat oleh Terdakwa yang dilengkapi

    dengan surat-surat yang berisi tandatangan Wayan Reta dan Ketut Debel

    yang dipalsukan tersebut telah terbit Sertifikat Hak Milik Nomor 637 atas

    nama I Ketut Swidja terhadap tanah milik Wayan Reta dan Ketut Debel yang

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Hal. 2 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007

    terletak di Subak Medahan Pasedahan Yeh Pekerisan Teben seluas 54 are

    persil Nomor 60a Gol. 3, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar ;

    - Dengan terbit sertifikat Nomor 637 atas nama I Ketut Swidja terhadap tanahmilik I Gejor yang ahli warisnya Wayan Reta dan Ketut Debel dapat

    mengakibatkan Wayan Reta dan Ketut Debel kehilangan haknya atas tanah

    tersebut atau kehilangan uang sejumlah harga tanah tersebut yaitu lebih

    kurang Rp. 1.600.000.000,- (satu milyar enam ratus juta rupiah) atau

    setidak-tidaknya sekitar jumlah itu ;

    Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

    Pasal 266 ayat 2 KUHP ;

    A T A UK E D U A :

    Bahwa Terdakwa I ketut Swidja pada hari yang tidak dapat dipastikan lagi

    tanggal 7 September 1985 atau setidak-tidaknya dalam tahun 1985 bertempat di

    Dusun Lebih Betenan Kelod, Desa Lebih, Kecamatan Gianyar, Kabupaten

    Gianyar atau setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah

    hukum Pengadilan Negeri Gianyar, dengan sengaja memakai surat yang isinya

    tidak benar atau yang dipalsu seolah-olah benar dan tidak dipalsu berupa akta

    jual beli Nomor 67/1985 tanggal 12 September 1985, silsilah keluarga Wayan

    Reta tanggal 9 Juli 1985 dan Surat Pernyataan tanggal 12 Juli 1985 yang isinya

    menerangkan bahwa Wayan Reta dan Ketut Debel adalah ahli waris dari

    almarhum I Gejor dan Ketut Debel tidak keberatan terhadap Wayan Reta untuk

    menjual sawah yang terletak di Subak Medahan Pasedahan Yeh Pekerisan

    Teben seluas 54 are persil Nomor 60a, Gol. 3, Kecamatan Blahbatuh

    Kabupaten Gianyar, dan pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian

    terhadap Wayan Reta dan Ketut Debel, yang dilakukan Terdakwa dengan cara

    sebagai berikut :

    - Terdakwa telah menggunakan Akta Jual Beli Nomor 67/1985 tanggal 12September 1985 yang berisi tandatangan Wayan Reta yang dipalsukan,

    Silsilah Keluarga Wayan Reta tangal 9 Juli 1985 yang berisi tanda tangan

    Wayan Reta yang dipalsukan dan Surat Pernyataan tanggal 12 Juli 1985

    yang isinya menerangkan bahwa Wayan Reta dan Ketut Debel adalah ahli

    waris dari alm. I Gejor, dan Ketut Debel tidak keberatan terhadap Wayan

    Reta untuk menjual sawah yang terletak di Subak Medahan Pasedahan Yeh

    Pekerisan Teben seluas 52 are persil No. 60a, Gol. 3 Kecamatan Blahbatuh

    Kabupaten Gianyar yang dipalsukan, untuk melengkapi persyaratan

    penerbitan sertifikat hak milik atas tanah yang diajukan Terdakwa ke Kantor

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Hal. 3 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007

    Agraria Kabupaten Gianyar dan dengan adanya permohonan penerbitan

    sertifikat oleh Terdakwa yang dilengkapi dengan surat-surat yang berisi

    tandatangan Wayan Reta dan Ketut Debel yang dipalsukan tersebut telah

    terbit Sertifikat Hak Milik Nomor 637 atas nama I Ketut Swidja terhadap

    tanah milik Wayan Reta dan Ketut Debel yang terletak di Subak Medahan

    Pasedahan Yeh Pekerisan Teben seluas 54 are persil Nomor 60a Gol. 3,

    Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar ;

    - Dengan terbit sertifikat Nomor 637 atas nama I Ketut Swidja terhadap tanahmilik I Gejor yang ahli warisnya Wayan Reta dan Ketut Debel dapat

    mengakibatkan Wayan Reta dan Ketut Debel kehilangan haknya atas tanah

    tersebut atau kehilangan uang sejumlah harga tanah tersebut yaitu lebih

    kurang Rp. 1.600.000.000,- (satu milyar enam ratus juta rupiah) atau

    setidak-tidaknya sekitar jumlah itu ;

    Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

    Pasal 263 ayat 2 KUHP ;

    Membaca eksepsi dari Penasehat Hukum Terdakwa pada tanggal 22

    Maret 2007 yang meminta agar Majelis Hakim memutus sebagai berikut :

    - Menerima eksepsi Penasihat Hukum dari Terdakwa ;- Menyatakan kewenangan Penuntut Umum untuk menuntut Terdakwa hapus/

    gugur karena daluwarsa ;

    - Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan serta harkat danmartabatnya ;

    - Membebankan biaya perkara kepada negara ;Membaca putusan Pengadilan Negeri Gianyar No. 36/Pid.B/2007/

    PN.GIR, tanggal 12 April 2007 yang amar lengkapnya sebagai berikut :

    - Menerima eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa untuk sebagian ;- Menyatakan penuntutan dari Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa I

    Ketut Swidja tersebut diatas gugur ;

    - Menetapkan barang bukti berupa ;- Foto copy sertifikat hak milik Nomor 1465 atas nama Wayan Reta dan

    Warkah yang ada kaitannya dengan penerbitan sertifikat Nomor 1465 ;

    - Foto copy Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2386K/Pdt/1999 tanggal 22 Maret 2001 ;

    - Foto copy surat pernyataan penyerahan tanah tanggal 7 Januari 2002 ;- Fto copy surat pernyataan yang dibuat oleh I Wayan Reta dan I Ketut

    Debel tanggal 12 Juli 1985 ;

    - Foto copy surat silsilah keluarga I Wayan Reta tanggal 9 Juli 1985 ;

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Hal. 4 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007

    - Foto copy surat silsilah keluarga almarhum I Wayan Gejor tanggal 2 Juni1998 ;

    - Foto copy SPT, Nomor 51.04.022.055.000.0097.7/95-02 tahun 1995 ;- Foto copy akte jual beli Nomor 67/1985 tanggal 12 September 1985 ;- Foto copy akte jual beli Nomor 164/2002 tanggal 18 April 2002 ;- Foto copy Berita Acara Penyidik Labkrim Nomor 217/DTF/2004 tanggal

    15 September 2004 ;

    - Foto copy berita acara pemeriksaan saksi Drs. I Made Suartana, SHtanggal 28 Maret 2002 ;

    Tetap dilampirkan dalam berkas perkara ;

    - Sertifikat hak milik Nomor 637 Desa Keramas luas 4190 M2 atas nama IKetut Swidja dan warkah yang ada kaitannya dengan penerbitan sertifikat

    Nomor 637 ;

    Dikembalikan kepada Terdakwa I Ketut Swidja ;

    - Membebankan biaya perkara kepada Negara sebesar nihil ;Membaca putusan Pengadilan Tinggi Denpasar No. 40/PID.B/2007/

    PT.DPS, tanggal 22 Juni 2007 yang amar lengkapnya sebagai berikut :

    - Menerima permohonan banding Jaksa Penuntut Umum ;- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Gianyar tanggal 12 April 2007

    Nomor : 36/Pid.B/2007/PN.Gir, yang dimohonkan banding ;

    - Membebankan biaya perkara yang timbul dalam dua tingkat peradilankepada Negara ;

    Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi Nomor : 36 Kasasi/

    Akta.Pid/2007/PN.Gir, yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri

    Gianyar yang menerangkan, bahwa pada tanggal 31 Juli 2007 Jaksa/Penuntut

    Umum pada Kejaksaan Negeri Gianyar telah mengajukan permohonan kasasi

    terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut ;

    Memperhatikan risalah kasasi bertanggal 10 Agustus 2007 dari

    Jaksa/Penuntut Umum sebagai Pemohon Kasasi, risalah kasasi mana telah

    diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Gianyar pada tanggal 14 Agustus

    2007 ;

    Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

    Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah diberitahu-

    kan kepada Jaksa/Penuntut Umum pada tanggal 18 Juli 2007 dan

    Jaksa/Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 31 Juli

    2007 serta memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

    Gianyar pada tanggal 14 Agustus 2007 dengan demikian permohonan kasasi

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Hal. 5 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007

    beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan

    dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu permohonan kasasi

    tersebut formal dapat diterima ;

    Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi

    pada pokoknya sebagai berikut :

    - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gianyar telah salah menerapkan hukumkhususnya ketentuan Pasal 78 ayat (1) ke-3 KUHP yo Pasal 79 ke-1 KUHP

    yo Pasal 266 ayat (2) KUHP atau Pasal 78 ayat (1) ke-3 KUHP yo Pasal 79

    ke-1 KUHP yo Pasal 263 ayat (2) KUHP. Hal tersebut nampak dari

    pertimbangan Majelis Hakim dalam putusannya hal. 15 yaitu :

    Menimbang, bahwa Terdakwa didakwa dengan dakwaan Kesatu yang

    diatur dan diancam pidana dalam Pasal 266 ayat (2) KUHP dengan

    ancaman hukuman/pidana penjara paling lama tujuh tahun, sedangkan

    dakwaan kedua didakwa dengan dakwaan yang diatur dan diancam pidana

    Pasal 263 ayat (2) KUHP diancam hukuman/pidana penjara paling lama

    enam tahun ;

    Bila dihubungkan dengan Pasal 78 ayat (1) ke-3 KUHP, yang merupakan

    kewenangan menuntut pidana hapus karena daluwarsa mengenai kejadian

    yang diancam dengan pidana penjara lebih dari tiga tahun sesudah dua

    belas tahun, begitu juga bila dihubungkan dengan Pasal 79 ke-1 KUHP

    sudah jelas dan tegas menentukan bahwa tenggang waktu daluwarsa mulai

    berlaku pada hari sesudah perbuatan dilakukan kecuali dalam hal mengenai

    pemalsuan atau perusakan mata uang tenggang mulai berlaku pada hari

    sesudah barang yang dipalsu atau mata uang yang sudah digunakan ;

    Menimbang, bahwa dengan demikian sesuai surat dakwaan Jaksa Penuntut

    Umum tersebut di atas sudah jelas Terdakwa diduga telah menggunakan

    akte otentik dan surat palsu pada tanggal 7 September 1985 atau tanggal 12

    September 1985 dan baru diadakan penuntutan dengan melimpahkan

    perkara Terdakwa ke Pengadilan Negeri Gianyar tanggal 7 Februari 2007

    dan ditetapkan sidang pertama tanggal 2 Maret 2007 berarti sudah berlaku

    lebih kurang 21 tahun, lebih dari 12 tahun, sudah termasuk kedaluwarsa, jadi

    di sini Majelis menghitungnya sesuai dengan Pasal 79 ke-1 KUHP yaitu

    sudah secara jelas dan tegas tidak perlu ditafsirkan lagi karena sudah

    merupakan undang-undang ditentukan tenggang kedaluwarsa pemalsuan

    mulai berlaku pada hari sesudah barang yang dipalsu digunakan ;

    Bahwa menyimak pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan bahwa

    Pasal 79 ke-1 KUHP sudah jelas dan tegas menentukan bahwa tenggang

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Hal. 6 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007

    waktu daluwarsa mulai berlaku pada hari sesudah perbuatan dilakukan

    kecuali dalam hal mengenai pemalsuan atau perusakan mata uang

    tenggang mulai berlaku pada hari sesudaah barang yang dipalsu atau mata

    uang yang sudah digunakan ;

    Jadi di sini Majelis menghitungnya sesuai dengan Pasal 79 ke-1 KUHP yaitu

    sudah secara jelas dan tegas tidak perlu ditafsirkan lagi karena sudah

    merupakan undang-undang ditentukan tenggang kedaluwarsa pemalsuan

    mulai berlaku pada hari sesudah barang yang dipalsu digunakan ;

    Ternyata bahwa Majelis Hakim tidak mempertimbangkan pengecualian

    tenggang waktu daluwarsa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ke-1

    KUHP yang menentukan bahwa : tenggang daluwarsa atau perusakan mata

    uang tenggang mulai berlaku pada hari sesudah barang yang dipalsu atau

    mata uang yang dirusak digunakan oleh si pembuat. Majelis Hakim telah

    keliru menerapkan ketentuan Pasal 79 ke-1 KUHP dengan melakukan

    penghitungan tenggang daluwarsa yang dimulai pada hari sesudah

    penggunaan surat yang diduga palsu tersebut sehingga Majelis Hakim

    menghitung penggunaan surat palsu tersebut sudah lebih kurang 21 tahun,

    lebih dari 12 tahun, sudah termasuk kedaluwarsa ;

    Bahwa apabila Majelis Hakim menerapkan secara benar ketentuan Pasal 79

    ke-1 KUHP tersebut dengan memperhatikan pendapat-pendapat para

    sarjana antara lain :

    - Pendapat Prof. Satochid Kartanegara, SH dalam bukunya Hukum PidanaKumpulan Kuliah Bagian Dua terbitan Balai Lektur Mahasiswa hal. 216

    yang menyatakan :

    Dari Pasal 79 dapat diketahui, bahwa pada umumnya jangka waktu itu

    mulai berlaku pada hari berikutnya, setelah kejahatan itu dilakukan,

    dengan beberapa pengecualian untuk beberapa delik khusus, yaitu :

    - Kejahatan pemalsuan surat atau uang.Jangka waktu mulai dihitung pada hari berikutnya hari kejahatan itu

    diketahui, artinya : pada hari berikutnya, bahwa barang yang dipalsu-

    kan itu digunakan ;

    Contoh :

    Kejahatan pemalsuan uang yang sudah dilakukan pada tanggal 20

    Januari 1954, akan tetapi baru pada tanggal 20 Januari 1955

    diketahui uang palsu itu dipergunakan ;

    Dalam hal ini jangka waktu mulai berlaku pada tanggal 21 Januari

    1955 ;

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Hal. 7 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007

    Rationya :

    Apabila jangka waktu antara dilakukannya pemalsuan dan

    diketahuinya penggunaan barang palsu itu bertepatan dengan jangka

    waktu kedaluwarsa, maka akan timbul kemungkinan bahwa kejahatan

    itu tidak tidak dapat dituntut ;

    Oleh sebab itu, jangka waktu kedaluwarsa baru mulai dihitung dari

    hari berikutnya setelah diketahuinya penggunaan barang palsu itu ;

    - Pendapat Prof.Drs.H. Ak. Noch Anwar, SH (Dading-1986, hal. 126-127) dalam bukunya BEBERAPA KETENTUAN UMUM DALAM

    BUKU PERTAMA KUHP yang menyatakan ;

    Bahwa dengan bunyi keterangan Pasal 79 KUHP telah diatur tentang

    patokan kapan mulai dihitung daluwarsa terhadap suatu tindak

    pidana, yang mana secara umum disebutnya bahwa daluwarsa mulai

    dihitung keesokan harinya sesudah perbuatan tersebut dilakukan

    kecuali :

    Disini disebutkan secara khusus terhadap mulai dihitungnya

    daluwarsa yang menyimpang dari ketentuan umum yaitu :

    a. Kejahatan pemalsuan surat atau uang : dimulai satu hari setelah

    diketahuinya bahwa benda yang dipalsu tersebut dipergunakan ;

    b. Dan seterusnya ;

    Dan apa yang menjadi pertimbangan sehingga dimasukkannya

    ketentuan dimulainya daluwarsa sebagaimana diatur dalam Pasal 79

    (71 Sr), kami kutip uraian sarjana Belanda yang bernama Jan

    Rewilink dalam bukunya HUKUM PIDANA/KOMENTAR ATAS

    PASAL-PASAL TERPENTING DARI KUHP BELANDA hal. 437 yang

    menyebutkan :

    Bahwa dua pasal yang dimaksud oleh keterangan Pasal 71 Sr (Pasal

    79 KUHP) dengan istilah feit (tindak pidana), jawabannya adalah

    terpenuhinya semua unsur dari perumusan delik, untuk delik-delik

    materiil artinya : bukan waktu tindakan itu dilakukan, justru saat

    munculnya akibat dari tindakan tersebut terutama bagi delik-delik

    materiil. Pemahaman tersebut merupakan hal sangat penting antara

    tindakan dengan munculnya akibatnya bisa saja terentang jarak

    tahunan sedemikian sehingga kewenangan penuntut yang dikaitkan

    pada tindakan/perbuatan (daad), sudah daluwarsa sebelum delik

    tersebut terwujud sempurna . Maka seharusnya Majelis Hakim dalam

    menentukan mulai penghitungan jangka waktu daluwarsa adalah dari

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Hal. 8 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007

    hari berikutnya setelah diketahuinya penggunaan surat palsu. Namun

    kapan diketahuinya penggunaan surat palsu tersebut sama sekali

    tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim sehingga Majelis Hakim

    keliru dalam menentukan kapan jangka waktu kedaluarsa mulai

    dihitung ;

    Seharusnya Majelis Hakim sebelum mengambil putusan terlebih

    dahulu memeriksa pokok perkara untuk mengetahui kapan diketahui-

    nya penggunaan surat palsu tersebut sehingga dapat menentukan

    kapan jangka waktu kedaluwarsa mulai dihitung dan apakah perkara

    tersebut sudah kedaluwarsa atau tidak ;

    Bahwa ternyata dari berkas perkara atas nama Terdakwa I KETUT

    SWIDJA diketahui bahwa penggunaan surat palsu tersebut oleh

    Terdakwa I KETUT SWIDJA baru diketahui oleh pelapor MADE

    WEKER als. JRO MANGKU PURA BESI pada tanggal 30 Juli 2004

    yang sekaligus melaporkan ke Kepolisian sesuai dengan laporan

    Polisi No.Pol. LP/185/VII/2004/Dit.Reskrim, yang dibuat pada hari

    Jumat tanggal 30 Juli 2004. Dengan demikian maka seharusnya

    jangka waktu kedaluwarsa mulai dihitung sejak tanggal 30 Juli 2004

    saat diketahuinya barang palsu tersebut digunakan. Jadi tenggang

    waktu tersebut baru berlaku lebih kurang 2 tahun 7 bulan sehingga

    delik tersebut belum termasuk kedaluwarsa ;

    Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

    berpendapat :

    Bahwa alasan-alasan kasasi tersebut tidak dapat dibenarkan, karena

    judex facti tidak salah menerapkan peraturan hukum/telah menerapkan sebagai-

    mana mestinya, lagi pula berdasarkan Pasal 156 KUHAP upaya hukum

    terhadap putusan Pengadilan Negeri atas keberatan (= bukan eksepsi) yang

    diajukan Terdakwa/Penasihat Hukumnya adalah perlawanan yang diajukan

    Jaksa/Penuntut Umum kepada Pengadilan Tinggi (bukan banding) dan putusan

    Pengadilan Tinggi terhadap perlawanan tersebut merupakan putusan akhir tidak

    dapat dikasasi ;

    Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Jaksa/Penuntut

    Umum tidak dapat diterima, dan penuntutan dari Jaksa/Penuntut Umum

    dinyatakan gugur, maka biaya perkara dalam tingkat kasasi ini dibebankan

    kepada Negara ;

    Memperhatikan Undang-Undang No. 8 Tahun 1981, Undang-Undang

    No. 4 Tahun 2004, Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Hal. 9 dari 9 hal. Put. No. 2278 K/Pid/2007

    diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan undang-undang serta

    peraturan lain yang bersangkutan ;

    M E N G A D I L I

    Menyatakan tidak dapat diterima permohonan kasasi dari Pemohon

    Kasasi : Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Gianyar tersebut ;

    Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada Negara ;

    Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

    Agung pada hari Rabu, tanggal 30 Januari 2008 oleh Iskandar Kamil, S.H.Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua

    Majelis, Prof.Dr. Komariah Emong Sapardjaja, S.H. dan M. Bahaudin Qaudry,

    S.H. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang

    terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim anggota tersebut, dan dibantu oleh Rudi Suparmono, S.H.,M.H. Panitera

    Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum dan

    Terdakwa ;

    Hakim-Hakim Anggota ; K e t u a ;ttd./.- ttd./.-

    Prof. Dr. Komariah Emong Sapardjaja, S.H. Iskandar Kamil, S.H.

    ttd./.-

    M. Bahaudin Qaurdy, S.H.

    Panitera Pengganti ;

    ttd./.-

    Rudi Suparmono, S.H.,M.H.

    Untuk SalinanMahkamah Agung R.I.

    PaniteraPanitera Muda Perkara Pidana

    M.D. PASARIBU, S.H.,M.Hum.NIP. 040.036.589.

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9