219220746 manajemen anestesi pada pasien kardiomiopati peripartum

Upload: novia-damara

Post on 06-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    1/16

    Manajemen Anestesi pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    Kardiomiopati peripartum ( Peripartum cardiomyopathy, PPCM) merupakan suatu penyakit yang

    sering mengenai pasien pada usia kehamilan lanjut atau baru saja bersalin. Penyakit unik ini

    tidak hanya membahayakan kehidupan ibu dan bayi, tetapi juga membawa beban finansial

    terhadap sistem kesehatan karena dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung yang persisten

     pada ibu. Gejala khas pada penyakit ini adalah penurunan fraksi ejeksi jantung, baik pada usia

    kehamilan yang lanjut maupun pada masa puerperium dini. Dalam beberapa dekade terakhir,

     penyakit ini telah diamati dan diteliti guna menyusun suatu pedoman diagnosis dan pendekatan

    terapi. Banyak teori yang telah disusun mengenai patofisiologi penyakit ini. Gejala klinis serta

     penatalaksanaan dasar dan intensif PPC kurang lebih sama dengan kardiomiopati dilatasi yang

    disebabkan oleh kasus lain, walaupun keadaan kehamilan atau laktasi ibu dan efek lanjutan dari

    medikasi terhadap fetus dan neonatus harus tetap dipertimbangkan. !elain perawatan yang

    intensif, pasien PPC juga membutuhkan inter"ensi anestesi untuk mengatasi nyeri baik pada

     persalinan per "aginam maupun operatif. Keadaan maternal dan fetus yang baik membutuhkan

    keadaan hemodinamik yang stabil sehigga diperlukan pemilihan teknik anestesi dan obat#obatan

    yang sesuai pada pasien PPC. Penelitian terhadap literatur mengenai manajemen anestesi pada

     pasien PPC yang menjalani operasi menunjukkan bahwa anestesi general dan regional yang

    sering digunakan menunjukkan hasil yang sebanding.

    Pendahuluan

    Kardiomiopati peripartum ( Peripartum cardiomyopathy, PPCM) pertama kali dilaporkan

     pada tahun $%&'. ingga pertengahan abad )*, penyakit ini dikenal sebagai kardiomiopati post

     partum karena kebanyakan kasus dilaporkan onset gejalanya mun+ul pada periode post partum.

    Demakis et al  mungkin merupakan orang pertama yang menyadari bahwa penyakit ini tidak 

    sekadar terjadi pada masa postpartum, tetapi juga pada masa peripartum. leh karena itu

     penggunaan terminologi kardiomiopati peripartum saat ini lebih diterima. Kasus PPC pertama

    kali dipublikasikan pada tahun $'-$ oleh Demakis et al. ereka memaparkan data )- pasien

    dengan usia kehamilan lanjut atau pada masa puerperium dini yang mengalami gangguan

     jantung. ereka kemudian menyusun suatu kriteria diagnosis PPC, yang meliputi gagal

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    2/16

     jantung yang berkembang pada akhir kehamilan atau dalam bulan setelah persalinan, tanpa

    adanya etiologi jelas dan tanpa adanya penyakit jantung sebelum periode akhir kehamilan.

    !elama bertahun#tahun, kriteria diagnosis tersebut tidak mengalami perubahan, tetapi kemudian

    ditambahkan satu kriteria yaitu pemeriksaan ekokardiografi sebagai parameter tambahan. Karena

     penelitian yang terus menerus dilakukan, maka saat ini semakin banyak yang diketahui mengenai

    PPC, meliputi patofisiologi, epidemiologi, diagnosis, dan hasil akhir penyakit. Pada saat yang

    sama juga disadari bahwa pasien PPC membutuhkan manajemen anestesi yang berbeda

    mengingat status kehamilannya. Pembahasan ini akan memaparkan pandangan yang

    komprehensif mengenai PPC dan modalitas pengobatan yang dapat digunakan pada saat ini.

    Definisi dan Kriteria Diagnosis

    enurut  Heart Failure Association of the European Society of Cardiology Working 

    roup, PPC adalah /kardiomiopati idiopatik dengan ge!ala "erupa gagal !antung sekunder 

    dan disfungsi sistolik #entrikel kiri yang ter!adi pada akhir masa kehamilan atau "e"erapa

    "ulan setelah persalinan, di mana tidak ditemukan penye"a" lain ter!adinya gagal !antung$

     Penyakit ini merupakan suatu diagnosis eksklusi$ %entrikel kiri "isa sa!a tidak mengalami

    dilatasi namun fraksi e!eksi "iasanya "erkurang, di "a&ah '($0

    Dulu, pada tahun $''-, the *ational Heart, +ung, and lood -nstitutes of Health

    mengadakan Workshop on Peripartum Cardiomyopathy untuk menyusun suatu kriteria diagnosis

    PPC berdasarkan yang telah disusun oleh Demakis et al   (1abel $2. Definisi dan kriteria

    diagnosis inilah yang digunakan hingga saat ini, tetapi definisi menurut .he European Society

    disusun menjadi lebih sederhana guna men+egah terjadinya underdiagnosis penyakit ini.

    Tabel 1: Kriteria Diagnosis Kardiomiopati Peripartum

    •  Gagal jantung yang berkembang pada akhir kehamilan atau dalam bulan

     postpartum

    •  1idak adanya kasus lain yang teridentifikasi sebagai penyebab terjadinya gagal

     jantung•  1idak ditemukannya riwayat gangguan jantung sebelum masa akhir kehamilan

    •  Disfungsi sistolik "entrikel kiri yang ditunjukkan oleh fraksi ejeksi "entrikel kiri

    kurang dari &3, pemendekan fraksi yang kurang dari 4*3, atau keduanya,

    disertai atau tanpa disertai dimensi end/diastolic "entrikel kiri kurang dari ),-

    +m5m) per luas permukaan tubuh (B!62.

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    3/16

    7!esuai Workshop oleh *H+- and   *-H 0ffice of 1are 2iseases

    Epidemiologi

    8nsidens yang sebenarnya dari kasus PPC belum die"aluasi se+ara jelas di 8ndia. Pandit

    et al  melaporkan adanya $ kasus PPC dari $4-& kelahiran hidup dari rumah sakit tersier di

    8ndia !elatan. asan et al  melaporkan $ kasus dari %4- kelahiran di Pakistan, sedangkan Chee et 

    al   melaporkan insidens PPC sebanyak 4& per $**.*** kelahiran hidup di rumah sakit

    alaysia. 8nsidens penyakit ini di seluruh penjuru dunia berbeda#beda, di 6merika !erikat

    dilaporkan $ kasus dari )***#&*** kelahiran hidup, di 6frika !elatan sebanya $ kasus dari $***

    kelahirana hidup, dan insidens tertinggi di aiti yaitu $ dari 4** kelahiran hidup. Banyak faktor 

    risiko yang mempengaruhi terjadinya kasus ini meliputi usia ibu yang tua, multiparitas, ras 6fro#

    6merika, kehamilan gemelli, pre#eklamsia, hipertensi gestasional dan diabetes. Penggunaan

    tokolitik, garam natrium tinggi, defisiensi mikronutrisien tertentu, dan merokok selama

    kehamilan juga berperan dalan terjadinya penyakit PPC ini.

    Patofisiologi

    1elah banyak teori yang menjelaskan mengenai pathogenesis PPC meskipun tidak ada

    faktor tunggal yang berpengaruh langsung dalam kasus ini. Penyakit ini sekarang diketahui

    memiliki pathogenesis multifaktrial.

    Berdasarkan penelitian#penelitian yang telah dilakukan, miokarditis diketahui memiliki

    keterkaitan dengan terjadinya PPC meskipun ada rentang insidens (%.% 9 -%32 antara

     penelitian yang satu dengan yang lain. Bultmann et al  melakukan biopsi endomiokardial pada ):

    orang penderita PPC dan mengalisis spesimen untuk mendeteksi adanya genom "irus melalui

    reaksi rantai polymerase. !pesimen dari % pasien (4$32 menunjukkan adanya genom beberapa

     jenis "irus (par"o"irus B$', human herpes #irus 3 , "irus ;pstein#Barr, dan human

    cytomegalo#irus2. Peneliti menyimpulkan bahwa perubahan sistem imunitas yang terjadi pada

    masa kehamilan memungkinkan infeksi dan eksaserbasi de no#o  ataupun terjadinya reakti"asi

    "irus sehingga wanita hamil tersebut kemudian mengalami miokarditis yang berkembang

    menjadi kardiomiopati. 6kti"itas respon imun juga diketahui menjadi faktor kausatif yang

    mendorong terjadinya penyakit ini. !erum pasien PPC memiliki titer autoantiboodi yang tinggi

    dan mengganggu protein jaringan kardiak yang sehat, di mana autoantibodi ini tidak ditemukan

     pada serum pasien kardiomiopati idiopatik. 6ntibodi tersebut mengganggu sel#sel pada fetus

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    4/16

    (yang juga dapat keluar menuju sirkulasi maternal2 dan protein#ptotein lain seperti aktin dan

    myosin. 6ntibodi ini dihasilkan oleh uterus selama persalinan dan telah dibuktikan pada pasien

    PPC. 6utoantibodi ini bereaksi silang dengan protein miokardium ibu dan menimbulkan

    PPC. Dari pemeriksaan darah tepi pasien PPC, didapatkan profil sitokin abnormal, kadar sel

    1 yang menurun, dan penurunan signifikan dari progesterone, estradiol, dan rela

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    5/16

    Diagnosis PPC menjadi sulit apabila gejala#gejala tersebut (dalam bentuk ringan2 ditemukan

     pada ibu hamil yang sehat, terutama saat akhir kehamilan atau masa nifas awal. Diagnosis utama

    ditegakkan dengan menyingkirkan penyebab lain. 6pabila penyakit gagal jantung telah

    ditegakkan pada wanita hamil, penting sekali untuk menyingkirkan penyebab#penyebab gagal

     jantung lain, seperti penyakit jantung katup, penyakit jantung kongenital, penyakit jantung

    hipertensi atau penyakit jantung iskemik, anemia berat dan tirotoksikosis. Gejala klinis yang

    tampak pada sebagian besar pasien adalah sesak nafas pada saat aktifitas (=?6 888#8@2 disertai

    aritmia kompleks ()42 atau dengan tanda dan gejala dari episode emboli paru ()&2 atau bahkan henti

     jantung. Pemeriksaan darah se+ara rutin dibutuhkan untuk menyingkirkan adanya anemia,

    gangguan elektrolit dan ginjal, gangguan hati atau kelainan pada tiroid. Aoto #>ay toraks dapat

    memperlihatkan tanda#tanda gagal jantung seperti kardiomegali, kongesti paru, dan efusi pleura.

    Kelainan pada pemeriksaan ;KG serial bisa ada pada pasien PPC. Penelitian yang dilakukan

    di 6frika !elatan pada '- pasien dengan diagnosis PPC, sebanyak ':3 tampak kelainan pada

    gelombang !1#1 dan ::3 memberikan gambaran pembesaran jantung kiri (@2. ()2 Duran et

    al. Pemeriksaan ;KG pada pasien PPC dengan Kompleks >! lebih atau sama dengan $)* ms

    dapat memperkirakan angka kematian, terdapat pengaruh yang kuat antara waktu kompleks >!

    dengan angka kematian pada pasien PPC. ())2  ;kokardiografi harus dilakukan pada setiap

     pasien yang di+urigai menderita PPC untuk penegakkan diagnosis. Penemuan khas yang

    didapatkan adalah pelebaran "entrikel kiri, peningkatan diameter akhir diastolik "entrikel kiri

    dan fraksi ejeksi sebesar &3. Bekuan yang terlihat di "entrikel kiri dapat dibersihkan dengan

    ekokardiografi. Diameter akhir diastolik "entrikel kiri lebih dari mm atau fraksi ejeksi kurang

    dari )-3 yang ditemukan pada ekokardiografi menandakan prognosis yang jelek pada pasien.  ())2

    >8 jantung dapat memberikan ukuran dimensi jantung dan fungsi jantung yang lebih akurat

    serta dapat digunakan sebagai penuntun ke lokasi biopsi apabila diperlukan biopsi jantung. ():2

    PENATALAKSANAAN

    !asaran yang ingin di+apai pada penatalaksanaan medis pasien PPC men+akuptindakan peningkatan oksigenasi dan pemeliharaan cardiac output supaya dapat memperbaiki

    keadaan ibu dan janin. 1indakan inter"ensi dibutuhkan untuk mengurangi beban preload dan

    afterload supaya dapat memperbaiki kontraksi jantung.

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    6/16

    Berat ringannya gejala dapat diatasi dengan istirahat, pembatasan konsumsi garam dan

    terapi diuretik. ksigen dapat diberikan melalui masker atau pemberian tekanan positif se+ara

    kontinus, asalkan tidak mengganggu cardiac output . Pembatasan konsumsi garam dapat

    men+egah terjadi retensi air lebih lanjut dan penggunaan diuretik dapat mengurangi kongesti

     paru. Pengurangan +airan tidak diperlukan pada pasien gagal jantung ringan atau sedang. ()-2

    ydralaEine dan nitrat dapat mengurangi beban afterload dan merupakan terapi utama gagal

     jantung pada wanita hamil. Blok kanal kalsium (CCB2, ke+uali amlodipin mempunyai efek 

    inotropik negatif dan harus dihindari. 6mlodipin dapat digunakan pada pasien PPC dengan

     preeklampsia untuk mengontrol tekanan darahnya. Penghambat 6C;, kerja langsung atau blok 

    reseptor, sekalipun merupakan lini pertama penatalaksanaan pada pasien gagal jantung dengan

    sebab apapun, merupakan kontraindikasi pada wanita hamil karena memberikan efek toksik pada

     janin. ()%2  akan tetapi, obat#obat tersebut dapat digunakan pada semua pasien yang sudah

    melahirkan dan aman pada janin yang menyusui. bat penyekat beta (beta#blo+kers2 seperti

    metoprolol mengurangi denyut jantung, meningkatkan fungsi diastolik "entrikel kiri dan

    melindungi terhadap aritmia, tetapi hanya boleh digunakan sebagai terapi lini kedua karena

     pemakain jangka panjang pada masa perinatal dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah

    (BB>2. 6kan tetapi dianggap aman digunakan pada saat menyusui. Digo

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    7/16

    &eight heparin memiliki efek yang lebih rendah untuk terjadi osteoporosis dan trombositopenia

    serta bioa"ailabilitinya lebih bisa diperhitungkan.  (4$2 Pada saat masa postpartum, apabila

    dibutuhkan penggunaan tromboprofilaksis bisa dilanjutkan menggunakan warfarin karena

     jumlahnya dalam 6!8 sangat rendah.

    6pabila pasien berada dalam keadaan kegagalan yang bersifat akut, sangat penting untuk 

    melakukan langkah#langkah urgen agar didapatkan hasil yang memuaskan. Pasien sebaiknya

    dirawat diruangan intensif dengan posisi kepala agak ditinggikan dan apabila diperlukan

     pengawasan hemodinamik dan oksigenasi bisa menggunakan kanulasi "ena dan arteri sentral.

    Kateter arteri pulmonal mungkin juga dibutuhkan pada pasien yang membutuhkan infus berbagai

    obat jantung dengan dosis tinggi. @entilasi nonin"asif dengan menggunakan tekanan akhir 

    ekspirasi positif dapat dimulai apabila saturasi oksigen dengan masker gagal men+apai kadar 

    lebih dari '3. Pada kasus yang dibutuhkan penggunaan "entilasi se+ara in"asif, tindakan

     pen+egahan awal terhadap aspirasi pada wanita hamil sebaiknya dilakukan. Diuretik kuat

    mungkin lebih dapat diterima pada pasien dengan kegagalan yang bersifat akut karena dianggap

     berhasil. =itrogliserin dapat diberikan se+ara intra"ena untuk mengurangi beban afterload

    apabila tekanan darah sistolik lebih dari $$* mmg. =itroprusside, walaupun merupakan

    kontraindikasi relatif pada wanita hamil dimana dapat terjadi akumulasi tiosianat dan sianida

     pada janin. =itrogliserin (=1G2 sebaiknya dititrasi untuk mendapatkan efek yang baik, dimulai

    dari dosis $*#)* mikrogram5menit ditingkatkan sampai maksimal )** mikrogram5menit.

    Dobutamin, dopamin dan milrinon dapat digunakan untuk memberikan efek inotropik pada

    kegagalan jantung. ;fek inotropiknya hampir sama pada nitrogliserin dan dapat digunakan pada

    wanita hamil apabila kondisi memungkinkan untuk digunakan. (4)2  e"osimendan merupakan

    agen kardiotropik yang baru dimana efeknya meningkatkan cardiac output melalui peningkatan

    respon dari miofilamen terhadap kalsium intrasel, tidak seperti obat inotropik tradisional yang

    telah disebutkan sebelumnya dimana mereka melakukan peningkatan kalsium intrasel sendiri.

    e"osimendan telah terbukti efektif untuk meningkatkan cardiac output dan dapat mengurangi

    angka kematian  (44,4&2  pada pasien dengan kegagalan cardiac output   yang berat akan tetapi,

    keamanannya dan keberhasilannya pada pasien PPC belum die"aluasi melalui penelitian

    se+ara a+ak walaupun telah dilaporkan dalam literatur bahwa obat ini berhasil digunakan pada

     pasien PPC. (4,4:2 e"osimendan digunakan se+ara intra"ena dengan dosis *,$#*,)

    mikrogram5kg5menit pada pasien gagal jantung dengan atau tanpa loading dose 4#$)

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    8/16

    mikrogram5kg5menit selama $* menit. (4-2 wanita hamil dengan hemodinamik yang tidak stabil

    dimana telah menggunakan berbagai obat sebaiknya dilakukan pengawasan intensif terhadap

     janinya dan dilanjutkan e"aluasi oleh ahli kandungan untuk men+egah kematian janin.

    Penggunaan alat bantu mekanik dan lapisan oksigenator ekstrakorporeal harus digunakan pada pasien dengan PPC apabila penatalaksanaan medis gagal meningkatkan kondisi

     jantungnya. 6lat ini dapat digunakan sebagai terapi penghubung pada sebagian besar pasien

    dimana diharapkan dalam satu tahun setelah persalinan, pasien dapat sembuh se+ara parsial atau

    total. (4%2 !ebanyak $$3 pasien PPC nantinya akan membutuhkan transplantasi jantung. (:2

    PENATALAKSANAAN ANESTES

    Pada tahun $'% pertama kali dilaporkan wanita hamil dengan PPC menjalani operasi

    sae+ar dibawah pengaruh anestesi. (4'2 iteratur yang dilaporkan pada Pubmed menggunakan kata

    kun+i PPC dan anaesthesia menghasilkan &$ artikel dalam bahasa inggris. Pen+arian lebih

    lanjut menggunakan mesin pen+ari Google menghasilkan lima artikel tambahan. Hadi total &:

    artikel yang telah dianalisa, dimana terdapat enam artikel dan dua laporan kasus yang

    menjelaskan penatalaksanaan pasien dengan riwayat keluarga menderita dilated cardiomyopathy

    saat kehamilan. ebih lanjut terdapat 4% buah laporan kasus yang didiagnosis saat postnatal dan

     prenatal. Dari 4% laporan kasus ini, )) laporan menjelaskan kasus pasien yang didiagnosis

    sebagai PPC setelah persalinan, baik itu se+ara operasi maupun per"aginam. !isanya $:

    laporan menjelaskan $- kasus pasien yang didiagnosis PPC sebelum persalinan dan menjalani

    operasi sae+ar dibawah pengaruh anestesi. Pada kelompok pasien yang terakhir ($- kasus2,

     penatalaksanaan anestesi meliputi anestesi umum, anestesi regional, atau keduanya. Penjelasan

    lebih lanjut (lihat tabel ) dan gambar $2.

    Pasien yang didiagnosis PPC pada saat prenatal (sebelum persalinan2 harus diberikan

     pendekatan terapi oleh berbagai disiplin ilmu kedokteran seperti ahli kardiologi, ahli anestesi,

    ahli rawat intensif dan ahli neonatologi yang se+ara aktif dilibatkan dalam penatalaksanaan

    kandungannya tersebut. Persoalan apakah wanita hamil tersebut diperbolehkan mengandung

    sampai kehamilannya +ukup bulan dan +ara persalinan yang dibutuhkan harus didiskusikan oleh

    tim dokter dengan menggunakan pendekatan yang sesuai berdasarkan kondisi medis pasien pada

    waktu tersebut. !e+ara umum, apabila keadaan ibu atau janin dalam keadaan stabil, tidak 

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    9/16

    diperlukan tindakan persalinan urgen atau darurat dan kehamilan dapat dilanjutkan sampai +ukup

     bulan. Pasien diperbolehkan melakukan persalinan per"aginam atau melalui operasi sesuai

     parameter kandungannya atau berdasarkan keinginan pasien sendiri. Persalinan per"aginam

    harus dilakukan dengan pengawasan hemodinamik yang kontinus dan bahkan dianjurkan

     pengawasan se+ara in"asif berdasarkan riwayat kesehatan pasien. (:2 >asa nyeri dan +emas pada

    saat persalinan dapat meningkatkan aktifitas saraf simpatis sehingga dapat meningkatkan cardiac

    output   dan meningkatkan tahanan perifer pembuluh darah yang dapat meningkatkan beban

    afterload jantung. 6ktifitas saraf simpatis ini juga dapat mengurangi aliran uteroplasenter,

    sehingga dapat membahayakan keadaan janin. Pemberian analgesik saat persalinan dapat

    mengurangi aktifitas saraf simpatis dan mengurangi kadar katekolamin dalam plasma darah ibu.

    (&*2 berbagai modalitas dalam pemberian analgesik dapat diberikan pada pasien untuk men+egah

     peningkatan beban afterload jantung pada nyeri saat persalinan, tetapi anestesi regional (>62

    tetap merupakan pilihan sebagai  sympathectomy yang dapat mengurangi beban preload dan

    afterload jantung dimana hal ini sangat bermanfaat pada pasien persalinan dengan PPC. (:,$*,&$2

    6kan tetapi, penggunaan >6 merupakan kontraindikasi pada pasien yang diberikan terapi

    antikoagulan.

    Kala 88 selama persalinan per"aginam harus dipersingkat dengan menggunakan alat

    for+eps atau "akum untuk memper+epat kelahiran bayi. al ini penting demi men+egah

    kelebihan beban +airan selama proses persalinan dan keluarnya bayi.

    Tabel 2: Penampakan Salient pada pemberian anestesi untuk seksio sesaria bagi pasien

    dengan diagnosis kardiomiopati peripartum

    Autor No!

    "asu

    s

    #enis

    anestesi

    $bat%obat &ang

    diguna"an

    Penampa"an

    Salient dan

    hasiln&a

    'ha"ta

    d"" 

    $ C!; Bupi"akain, sufentanil E() *+,

    "ehamilan

    "embar- .D pada

    satu fetus-

    pemantauan &ang

    in/asif- pulih

    Shannon $ Penyadaran ignokain untuk intubasi E(% tida"

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    10/16

    %0ain

    d"" 

    dengan

    intubasi

    fiberoptik,

    epidural

    untuk nyeri

    yang timbul

     pas+a

    operasi

    fiberoptik 

    Propofol, se"ofluran

    untuk G6

    diantum"an-

    pemantauan

    in/asif- TEE- 'S-

    pulih

    'ilehjani

    d"" 

    $ G6 ;tomidat, remifentanil E(213 in/asif)44

    pemantauan)44

    pulih)44

    span)445

    Shrestha

    d"" 

    $ ;6 ignokain dengan

    adrenalin

    E() 16,-

    pemantauan non

    in/asif- pulih

    Pr&n

    d"" 

    ) C!; $. 81#Bupi"akain,

    epidural#

     bupi"akainIdiamorfinIa

    lfentanil

    E()*3,-

    pemantauan

    in/asif- pulih

    G6 ). ;tomidat,

    suksametonium, fentanil,

    morfin, atra+urium

    E()*3,

    pemantauan &ang

    in/asif setelah ba&i

    lahir- &ang pada

    a"hirn&a

    menjalani

    transplantasi

     jantung

    7angrill

    o d"" 

    $ G6 Aentanil ($* Jg5kg,

    "e+uronium

    E()*3,-

    "ehamilan

    "embar-

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    11/16

    monitoring in/asif

    termasu" dengan

    PA0- ba&i

    memerlu"an

    /entilasi me"ani"

    pasa operasi-

    pulih

    8eli"o/

    i d"" 

    $ C!6 Bupi"akain, fentanil E()93,-

    "ehamilan

    "embar-

    pengaasan

    in/asif termasu"

    PA0- pulih

    0onnell&

    d"" 

    $ C!; 6nalgesia melahirkan#

    81#sufentanilI

     bupi"akain epidural 9 

     bupi"akain

    6nestesi untuk !C!#

    epidural#fentanilI

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    12/16

    in/asif termasu"

    PA0- pulih

    C!; 81#ropi"okain

    isobarikIfentanilImorfi

    n

    ;pidural#morfin untuk

    nyeri pas+a operasi

    E();+,-

    pemantauan &ang

    in/asif termasu"

    PA0- pulih

    Kaufma

    n d"" 

    $ G6 !ufentanil, thiopental,

    suksamethonium,

    ro+uronium

    E()9+,-

    pemantauan

    in/asif termasu"

    PA0

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    13/16

    d"" pemantauan

    in/asif termasu"

    dengan PA0--

    pulih

    Mellor

    d"" 

    $ 6nestesi

    infiltrasi

    $3

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    14/16

    yang sementara pembedahan emergensi yang telah diberikan anestesi umum (eneral 

     Anaesthesia,G62. 6nestesi umum harus diberikan +epat demi menghindari terjadinya aspirasi

    yang mungkin terjadi pada pasien dengan gagal jantung dan disaat yang bersamaan komplikasi

    dari G6 itu sendiri seperti intubasi yang gagal dapat dihindari dengan menggunakan continous

    epidural anaesthesia (C;62 sebagai teknik anestetik. 6nestesi infiltrasi pernah juga dipaparkan

     pada pasien seksio sesaria meskipun pasien tersebut pada akhirnya meninggal setelah operasi.&&L 

    Penggunaan teknik  1egional Anaesthesia  seperti kombinasi spinal epidural (C!;2

    terhadap enam pasien,&4,&#&'L continous spinak anaesthesia (C!62 pada dua pasien,&).&:L dan C;6

     pada dua pasien.*.$L  1egional Anaesthesia  memiliki banyak kelebihan pada pasien dengan

    PPC. Blokade simpatetik yang disebabkan oleh  1egional Anaesthesia  memiliki keuntungan

     pada penyakit jantung terdekompensasi sebagai penurun afterload   dan  preload$ Penggunaan

    kateter memudahkan dalam melakukan titrasi obat anestesi lokal baik pada ruang epidural

    maupun intratekal. leh karena itu, tingkatan blokade sensoris dan motoris dapat meningkat

    se+ara bertahap sehingga tidak menyebabkan hipotensi tiba#tiba yang dimana dapat

    menyebabkan dekompensasi tiba#tiba pula pada pasien tersebut. !+hnaider dkk menjabarkan

     bahwa C!; dalam morbiditas pasien yang obesitas dengan fraksi ejeksi )*3 yang menjalani

    seksio sesaria berhasil dengan penggunaan  1egional Anaesthesia. 8a lebih menyukai

     penggunakan C!; dibandingkan C;6 karena memiliki resiko rata#rata kegagalan yang lebih

    rendah, pasien lebih nyaman dan nyeri yang relatif kurang serta profil hemodinamik superior 

    yang lebih baik dibandingkan C;6. @eli+ko"i+ dkk menyampaikan bahwa penggunaan C!6

     pada kasus ini lebih +epat dan kemampuan titrasi yang lebih efektif. 8a memasukkan kateter 

    tunggal dengan ukuran $'#G ke ruang intratekal dan memasukkan sedikit bupi"akain beserta

    fentanil dalam dekstrosa demi mendapat tingkatan anestesi yang diinginkan.&)L  Kateter 

    didiamkan di tempat tersebut selama beberapa jam pas+a pembedahan untuk penanganan nyeri

    setelah operasi dan nyeri kepala pas+a pemberian epidural yang mungkin saja terjadi. George

    dkk. 1elah menjelaskan bahwa penanganan pasien dengan PPC menggunakan C;6 dengan

     bupi"akain dan fentanil pada tingkat anestesi yang diinginkan harus se+ara perlahan sehingga

    dapat bertahan lebih dari : jam. $L 8a menghitung terdapat banyak kelebihan dari C;6 seperti

    menghindari penggunaan obat#obatan anestesi umum yang dapat menyebabkan depresi#jantung.

    udah dan penetesan yang lambat serta perbaikan fungsi jantung akibat penurunan preload dan

    afterload jantung.

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    15/16

    Dengan penggunaan eneral Anaesthetic pada enam pasien.&4,)#:L 1eknik anestesi yang

    dipilih yaitu prerogatif anestesi dan bila tujuan pen+apaian perbaiakan hemodinamik terpenuhi,

    hasil yang diharapkan akan ter+apai. Mntuk lo&er segment caesarean section (!C!2 baik yang

    emergensi atau darurat, penggunaan metode eneral Anaesthetic  lebih baik. eneral 

     Anaesthetic  juga lebih baik pada pasien dengan dekompensasi jantung "orderline yang

    mengalami dispneu yang dimana tidak bisa diberika dengan metode 1egional Anaesthesia. Pada

     pasien seperti ini, meskipun hanya blokade simpatis yang sedikit saja, dengan prosedur  1egional 

     Anaesthesia  dapat memi+u terjadinya gagal jantung fulminan. Kontraindikasi lainnya

     penggunaan  1egional Aaesthesia  yaitu pada pasien dengan antikoagulasi. +Carroll dkk 

    menjelaskan pasien seksio sesaria dengan PPC dibawah pengaruh eneral Anaesthetic

    menggunakan remifentanil dan propofol.:L >emifentanil dipilih pada pasien ini karena memiliki

    kelebihan dalam mengontrol respon stres selama berlangsungnya operasi dan perbaikan yang

    +epat tanpa bergantung pada durasi infus. ereka menganggap bahwa respon hemodinamik pada

     pasien yang mendapat eneral Anaesthetic dengan obat#obatan yang sesuai, lebih dapat

    diprediksi jika dibandingkan dengan penggunaan 1egional Anaesthesia. !epemahaman dengan

    +Carroll, Nangrillo dkk per+aya bahwa keuntungan yang didapat dengan menggunakan metode

     1egional Anaesthesia terhadap pengaruhnya pada kardio"askuler, tidak lebih besar dibandingkan

    resiko yang dihadapi seperti hipotensi maternal dan kardiak output yang rendah pada pasien

    tersebut.&L >eduksi yang berlebihan pada preload dapat memperburuk kardiak output, saat

     penurunan after load sebenarnya dapat terjadi perfusi koroner yang berbahaya. 6nestesi berbahan

    dasar opioid menunjukkan kontrol hemodinamik yang baik dan menurunkan respon terhadap

    intubasi endotrakeal akan tetapi ibu maupun bayinya membutuhkan bantuan "entilator pas+a

    operasi. Dari hal#hal tersebut di atas, metode yang terbaik dengan hasil yang memuaskan bayi

    dan ibu tidak bergantung pada teknik anestesi yang digunakan, akan tetapi dengan pengontrolan

    hemodinamik yang ketat dan pemantauan kardio"askular. Penggunaan obat#obatan nonanestesi

    yang lain selama pembedahan harus diberikan dengan hati#hati. Penggunaan ergometrin

    sebaiknya dihindari dan oksitosin harus diberikan melalui infus dengan tetesan yang perlahan.

    6utotransfusi setelah kelahiran dapat diatasi dengan penggunaan furosemid dosis ke+il sesaat

    setelah bayi lahir.

    Kesimpulan

  • 8/17/2019 219220746 Manajemen Anestesi Pada Pasien Kardiomiopati Peripartum

    16/16

    PPC merupakan penyakit yang memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi,

    dapat menurunkan kualitas hidup ibu, dan meningkatkan rikio keguguran. Diagnosis dini diikuti

    terapi yang berkelanjutan sangat bermanfaat bagi sejumlah pasien. Prinsip terapi PPC tidak 

     jauh berbeda dengan terapi pada gagal jantung dengan kausa lainnya, namun pemilihan obat#

    obatan dilakukan dengan lebih selektif mengingat keadaan ibu yang sedang hamil ataupun

    menyusui. 6hli anestesi mungkin dilibatkan dalam penanganan perawatan intensif pada pasien

    yang mengalami dekompensasi jantung ataupun sebagai penatalaksanaan anestesi pada saat

     persalinan baik operatif maupun non#operatif. Dalam kasus#kasus yang melibatkan ahli anestesi

    tersebut, pengawasan hemodinamik yang intensif dan titrasi obat anestesi yang diberikan se+ara

     berhati#hati sangat penting guna meningkatkan kondisi akhir ibu dan fetus.