2.1. data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut...

29
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data Data-data yang ada diperoleh melalui : Buku-buku referensi Survei lapangan disertai pemotretan Literatur dari internet Wawancara dengan narasumber yang bersangkutan dengan topik 2.1.1. Riwayat Singkat Sita Devi 2. 1. 1. 1. Kelahiran Sita Devi Pada musim semi yang indah di Mantili, Sang Raja Prabu Janaka sedang membajak sawahnya. Ia berhenti untuk beristirahat sejenak. Tiba-tiba, ia mendengar suara gaduh di dekatnya. Ia beranjak dari istirahatnya dan mulai melihat sekelilingnya. Ia menyadari bahwa ada banyak sekali hewan yang berkeliaran di sekitarnya lebih dari biasanya dan berpikir apa yang sedang terjadi. Ketika kembali ke lahan yang tadi dibajaknya, ia tercengang melihat tanah tersebut telah ditumbuhi bunga-bunga liar yang sangat cantik. Ia segera bergerak menuju bunga-bunga tersebut untuk memeriksa apa yang terjadi. Pada saat itu, ia lupa akan suara gaduh yang tadi didengarnya. Ketika ia mendekati

Upload: ngodat

Post on 11-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

3

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1. Data

Data-data yang ada diperoleh melalui :

• Buku-buku referensi

• Survei lapangan disertai pemotretan

• Literatur dari internet

• Wawancara dengan narasumber yang bersangkutan dengan topik

2.1.1. Riwayat Singkat Sita Devi

2. 1. 1. 1. Kelahiran Sita Devi

Pada musim semi yang indah di Mantili, Sang Raja Prabu Janaka sedang

membajak sawahnya. Ia berhenti untuk beristirahat sejenak. Tiba-tiba, ia

mendengar suara gaduh di dekatnya. Ia beranjak dari istirahatnya dan mulai

melihat sekelilingnya. Ia menyadari bahwa ada banyak sekali hewan yang

berkeliaran di sekitarnya lebih dari biasanya dan berpikir apa yang sedang

terjadi.

Ketika kembali ke lahan yang tadi dibajaknya, ia tercengang melihat

tanah tersebut telah ditumbuhi bunga-bunga liar yang sangat cantik. Ia segera

bergerak menuju bunga-bunga tersebut untuk memeriksa apa yang terjadi. Pada

saat itu, ia lupa akan suara gaduh yang tadi didengarnya. Ketika ia mendekati

Page 2: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

4

bagian tengah bunga-bunga yang tumbuh melingkar itu, telinganya langsung

tertuju pada suara yang ia dengar tadi.

Ia menyadari bahwa suara yang didengarnya semakin kencang dan

berasal dari bawah kakinya. Ia melihat ke bawah dan melihat ada seorang bayi

cantik yang terbaring di atas hamparan bunga di belahan tanah hasil bajakan.

Sedikit terkaget dan terkesima, dengan lembutnya ia angkat bayi tersebut

dan mengaguminya. Ia baru menyadari bahwa suara-suara yang tadi ia dengar

merupakan suara tangis sang bayi, dan suara itulah yang telah menarik hewan-

hewan ke ladangnya. Nampaknya Sang Raja menyadari bahwa bayi tersebut

dilahirkan dari belahan tanah dan menyadari bahwa bayi tersebut adalah jawaban

dari doanya akan seorang anak. Karena kejadian itu, Sang Raja menamakan bayi

tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk

sawah dan ladang.

Kemudian Sang Raja membawa bayi tersebut ke istananya dan

menunjukkan pada Sang Perrmaisuri, Sunayana, dan berkata, “Inilah harta

terindah untuk kita. Aku menemukannya di ladang dan kita harus

mengangkatnya sebagai anak.” Kemudian Sang Raja tersenyum bahagia.

Seorang bayi cantik titisan Sang Dewi Bumi yang terlahir di ladang pada musim

semi yang indah.

2. 1. 1. 2. Kisah Cinta Sita Devi

Pada masa remaja, Sita adalah anak yang rajin, hormat, dan jujur. Walau

tinggal di istana, Sita rajin bekerja. Suatu hari, ia membersihkan bangsal pusaka.

Di tempat itu, ia memindahkan dan mengangkat busur panah pusaka.

Page 3: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

5

Hal itu diketahui oleh Prabu Janaka. Sang Raja heran karena Sita mampu

mengangkat busur panah tersebut sebab busur tersebut adalah busur panah sakti.

Tidak sembarang orang dapat menggunakan busur tersebut. Jangankan

menggunakan, mengangkatnya pun tidak akan kuat. Melihat kejadian tersebut,

Prabu Janaka berdoa, memohon petunjuk, dan berjanji dalam hati bahwa kelak

Sita akan dinikahkan dengan keturunan Wisnu.

Ketika Sita memasuki usia pernikahan, Prabu Janaka mengadakan

sayembara untuk mencari pria yang tepat untuk mendampingi anaknya. Siapa

yang dapat mengangkat busur pusaka akan dinikahkan dengan Sita. Banyak

pangeran yang telah mendengar akan kecantikan Sita dan kemuliaan hatinya.

Namun ketika mereka semua datang ke Mantili, mereka kembali dengan

kekecewaan. Tidak ada dari mereka yang dapat memenangkan sayembara

tersebut.

Suatu hari yang hangat, tiba-tiba ada rombongan yang datang melalui

pintu gerbang menuju ke kota. Sita yang sedang bersantai di teras segera melihat

kerumunan tersebut. Datanglah seorang pangeran yang tampan yang menjadi

pusat perhatian semua orang.

Tapi tidak ada seorang pun yang terpaku melihatnya seperti Sita. Tatapan

Sita itu bertahan lama dan terlihat sepertinya mereka tidak akan bertemu lagi.

Sita tak percaya bahwa ia telah memandang seseorang sampai seterkesima itu.

Sita menyadari ia tidak akan pernah bertemu pria itu lagi. Hatinya mulai

bergetar. Segala suara gemuruh seperti menggema di telinganya. Suhu tubuhnya

memanas dan pandangannya pun menyempit. Kemudian semuanya menjadi

gelap. Sita terjatuh pingsan.

Page 4: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

6

Ketika Sita terbangun, semua orang memperhatikannya kecuali ayahnya.

Walaupun mereka semua sangat khawatir dengan keadaan Sita, mereka semua

sibuk berlari ke sana kemari mempersiapkan gaun untuk Sita. Sita berpikir apa

yang sedang terjadi. Ia diberitahu bahwa ada seorang pria yang telah

menaklukkan keinginan ayahnya. Sita akan segera dinikahkan.

Sita terperangah akan berita tersebut. Ia harus menikah walaupun bukan

dengan pria yang ia impi-impikan. Sita segera mempersiapkan dirinya untuk

dikenalkan kepada calon suaminya. Ia berjalan perlahan menuju ruang

pertemuan. Ia berjalan dengan tertunduk sambil melihat ke lantai. Keramaian

pun terbelah. Sita merasakan getaran yang sama seperti ketika ia melihat pria

yang ia pandang sebelumnya.

Ia pun menegakkan kepala dan melihat pria yang sama berdiri di sebelah

ayahnya. Seorang pangeran tampan dari Negeri Ayodhya, Ramawijaya. Pada

saat itu ia mengetahui. Mimpinya telah terjadi.

2. 1. 1. 3. Perjalanan Sita Devi dalam Pengembaraan

Setelah pernikahan tersebut, Rama dan Sita kembali ke Ayodhya, negeri

yang indah dengan rakyat yang ramah. Sepertinya tidak akan pernah ada masalah

di sana. Tetapi kemudian kejadian besar menimpa sang pangeran. Rama harus

diasingkan selama 14 tahun atas perintah ayahnya. Hal ini dikarenakan sang ayah

harus menepati janjinya kepada salah satu istrinya. Rama tidak ingin ayahnya

menepati janji tersebut. Namun dengan kebesaran hatinya, ia menerima hukuman

itu.

Page 5: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

7

Sita memutuskan bahwa ini tugasnya untuk menemani suaminya

mengasingkan diri ke Hutan Dandakaranya. Kehidupan mereka di hutan tersebut

berjalan baik. Rama, Sita, dan Laksmana, adik Rama, hidup dengan damai di

hutan tersebut. Sayangnya, setelah Rama pergi, ayahnya meninggal dunia.

Segala kedamaian itu terancam ketika seorang raja dari Negeri

Alengkadiraja yang bernama Rahwana muncul. Ia menginginkan Sita sebagai

permaisurinya karena Sita dianggap titisan Dewi Laksmi yang selama ini dimpi-

impikannya. Rahwana melakukan segala cara untuk mendapatkan Sita.

Suatu hari, Rahwana mengetahui bahwa Sita, Rama, dan Laksmana

berada di Hutan Dandakaranya. Ia langsung mengutus hambanya yang bernama

Marica untuk mengubah diri menjadi seekor kijang. Kijang tersebut adalah

kijang kencana berwarna keemasan. Sebagai seorang wanita, Sita sangat tertarik

melihat kijang itu, sama seperti wanita lainnya yang selalu tertarik melihat

keelokan, keindahan, atau emas. Sita segera meminta Rama untuk menangkap

kijang tersebut untuknya, dan ternyata itu adalah awal dari kesengsaraan.

Siasat Rahwana berhasil. Sita yang tinggal berdua dengan Laksmana di

hutan, khawatir karena suaminya tak kunjung kembali. Maka ia segera mengutus

Laksmana untuk mencari Rama.

Laksmana meninggalkan Sita sendirian dengan dilindungi oleh lingkaran

magis. Rahwana langsung beraksi untuk menculik Sita. Namun, usahanya

tertahan oleh lingkaran magis yang dibuat oleh Laksmana. Rahwana bersiasat

lagi. Ia menyamar menjadi seorang brahmana tua yang meminta sedekah. Siasat

itu berhasil karena Sita mengulurkan tangannya untuk memberi sedekah bagi

Page 6: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

8

brahmana tua jadi-jadian itu. Rahwana langsung menarik tangan Sita hingga Sita

keluar dari lingkaran magis.

Dalam perjalanan menuju Alengka, Rahwana mengalami pertempuran

dengan seekor burung garuda bernama Jatayu yang hendak menyelamatkan Sita.

Jatayu mengenali Sita karena ia sendiri berteman baik dengan Prabu Janaka.

Namun sayangnya pertempuran tersebut dimenangkan oleh Rahwana.

Di waktu yang sama, Rama kembali dari perburuannya. Ia terkejut karena

sesampainya ia di tempat semula, Sita tidak ada di sana. Ketika melihat Jatayu

yang terluka parah, ia langsung menuduh Jatayu yang menculik Sita. Rama ingin

membunuh Jatayu namun Laksmana mencegahnya. Kemudian Jatayu

memberitahu bahwa Rahwanalah yang menculik Sita. Setelah memberi

penjelasan tersebut, Jatayu meninggal.

Rama dan Laksmana kemudian segera menuju Alengka untuk

menyelamatkan Sita. Di tengah perjalanan, mereka bertemu Hanuman, sang

manusia kera yang sedang mencari pendekar guna melawan Subali. Subali

adalah kakak dari Sugriwa, paman Hanuman. Subali telah merebut kekasih

adiknya, Dewi Tara. Singkat cerita, Rama bersedia membantu Hanuman

mengalahkan Subali dan mengembalikan Dewi Tara pada Sugriwa. Pada

kesempatan itu, Rama menceritakan perjalanannya mencari Sita yang sedang

diculik oleh Rahwana. Karena merasa berhutang budi, Sugriwa mengutus

Hanuman pergi ke Istana Alengkadiraja guna mencari tahu dimana Sita berada.

Di Taman Argasoka, Sita menghabiskan hari-harinya menunggu sang

suami menjemputnya. Ia ditemani Trijata, kemenakan Rahwana, yang berusaha

membujuk Sita untuk bersedia menjadi istri Rahwana. Di dalam kesedihannya di

Page 7: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

9

taman itu, Sita mendengar lantunan lagu yang dinyanyikan Hanuman si kera

putih yang mengintainya. Lantas Hanuman menghadap Sita untuk memberi tahu

bahwa ia adalah utusan Rama. Lalu Hanuman mencari tahu kekuatan Alengka. Ia

membuat onar di Taman Argasoka dan kemudian ditangkap oleh Indrajid, putera

Rahwana.

Rahwana marah besar dan ingin membunuh Hanuman namun dicegah

oleh Kumbakarna, adik Indrajid. Karena dianggap menentang, Kumbakarna

kemudian diusir dari Alengka. Hanuman pun dihukum dengan dibakar hidup-

hidup. Alih-alih mati, ia malah berhasil membakar Alengka dan kemudian

melarikan diri. Setelah menerima kabar dari Hanuman, Rama memutuskan untuk

menyerang Alengka dengan bantuan pasukan kera Hanuman.

Peperangan pun terjadi di Istana Alengkadiraja. Awalnya Alengka

dipimpin Indrajid, namun kemudian ia gugur di tangan Rama. Kumbakarna

segera turun tangan. Bukan untuk membela Rahwana, namun demi membela

tanah airnya, Alengkadiraja. Sayangnya, Kumbakarna pun gugur sebagai

pembela negara.

Akhirnya, Rahwana sendiri yang turun tangan menghadapi Rama dan

teman-temannya. Setelah peperangan yang luar biasa, Rahwana kalah oleh panah

Rama dan himpitan Gunung Sumawara yang dibawa Hanuman. Sita pun dapat

kembali ke pelukan Rama.

2. 1. 1. 4. Pembuktian Kesucian Sita Devi

Segala pertempuran telah usai. Tiba saatnya bagi Rama untuk menemui

Sita. Hanuman segera mengajaknya ke Taman Argasoka guna menemui Sita.

Page 8: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

10

Namun Rama malah menolaknya. Rama menganggap Sita telah ternoda selama

diculik oleh Rahwana di Alengka.

Rama pun meminta Sita membuktikan kesuciannya dengan cara

membakar diri. Sita meminta bantuan Sang Dewa Api, Agni, untuk

membakarnya. Kerena memang masih suci, Sita pun selamat dari kobaran api.

Dan Rama pun kembali menerimanya.

2. 1. 1. 5. Akhir Hidup Sita Devi

Rama membawa kembali istrinya, Sita ke Ayodhya. Rakyat Ayodhya

tidak menginginkan Sita berada disana karena menganggap Sita telah

mengkhianati Rama dan mencintai Rahwana. Sita meyakinkan Rama dan seluruh

rakyat Ayodhya bahwa dirinya masih suci dan cintanya tetap kepada Rama,

tetapi rakyat Ayodhya tidak mempercayainya. Rama yang masih mencintai Sita

akhirnya terpengaruh omongan rakyatnya, dan ia memilih keinginan rakyatnya

untuk mengusir Sita. Cinta dan kuasa, dilema bagi Rama, tapi kuasalah yang

dipilih oleh Rama.

Sita yang sedang mengandung putra Rama, menjadi pemaisuri yang

terusir dari negerinya sendiri. Ia tersaruk-saruk di hutan, meratapi nasibnya dan

sambil terus menyatakan bahwa ia sangat mencintai Rama.

Di tengah hutan, ia bertemu dengan Walmiki. Sita menceritakan nasibnya

kepada Walmiki. Walmiki lalu menulis Ramayana. Setelah tujuh bulan, lahirlah

putra kembar Sita yang diberi nama Lawa dan Kusa. Mereka berempat tinggal

disebuah gubuk ditengah hutan. Lawa dan Kusa tumbuh menjadi anak yang

cerdas dalam bimbingan Walmiki dan dekapan kasih sayang Sita. Kedua anak itu

Page 9: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

11

sangat kritis mempelajari ilmu pengetahuan. Mereka juga sangat sakti. Setelah

14 tahun, mereka menanyakan “Siapakah ayah kami ?”. Kemudian Walmiki

menuliskan Ramayana lagi, kisah Rama dan Sita.

Rama galau mengingat Sita. Ia melakukan Persembahan Kuda. Seluruh

negeri di anak benua yang dilalui oleh kuda kutih, yang merupakan kuda

persembahan, harus tunduk kepada Ayodhya. Banyak negeri yang memberontak

sehingga terjadi peperangan, kekacauan, dan kehancuran.

Pada suatu hari, Lawa dan Kusa sedang bemain di padang rumput.

Mereka berdua melihat seekor kuda putih yang berlari kencang. Mereka

mengejarnya dan akhirnya berhasil menangkap kuda tersebut. Tidak lama

kemudian, dari atas bukit muncul beribu pasukan berkuda, pasukan negeri

Ayodhya yang sangat kuat, yang dipimpin oleh Laksmana, adik Rama.

Pasukan itu meminta Lawa dan Kusa untuk menyerahkan kuda tersebut,

karena kuda itu adalah Kuda Persembahan. Lawa dan Kusa menolak, hingga

terjadilah pertempuran hebat antara beribu-ribu prajurit berkuda melawan dua

orang anak remaja. Prajurit-prajurit itu berguguran melawan kesaktian Lawa dan

Kusa.

Laksmana kembali ke Ayodhya menceritakan tentang dua orang anak

remaja yang sakti kepada Rama. Rama yang terkejut mendengar pasukannya

yang terkenal hebat di seluruh anak benua, langsung mengerahkan Pasukan

Wanaranya. Tetapi lagi-lagi beribu-ribu Wanara berguguran lagi melawan Lawa

dan Kusa. Rama penasaran, siapakah dua anak remaja yang sakti mandraguna

ini? Rama mengundang Lawa dan Kusa ke istana Ayodhya untuk menceritakan

siapakah sebenarnya mereka.

Page 10: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

12

Lawa dan Kusa datang ke istana Ayodhya yang sangat megah. Seluruh

rakyat Ayodya berkumpul di pelataran istana untuk menyaksikan mereka. Rakyat

yang menonton berbisik-bisik membahas kemiripan kedua anak tersebut dengan

Rama. Lawa dan Kusa menembangkan Ramayana. Seluruh penonton terharu

mendengarnya begitu juga Rama, Dari belakang munculah Sita. Rama akhirnya

menyadari bahwa Lawa dan Kusa adalah anaknya.

Sita menyatakan lagi bahwa ia masih mencintai Rama. Tapi lagi-lagi

Rama masih meragukan kesucian Sita. Sita besumpah bahwa jika dia suci dia

akan ditelan bumi. Sesaat kemudian bumi bergetar, merekah dan menelan Sita.

Sama seperti lahirnya, Sita kembali ke dalam belahan tanah. Lawa dan Kusa

menangis tersedu-sedu memukul-mukul bumi, meratapi kepergian ibunya. Rama

semakin galau. Ia menitipkan negeri Ayodya kepada Laksmana, lalu moksa

menjadi cahaya.

2. 1. 2. Etimologi Nama “Sita”

Dalam mitologi Hindu, sama seperti dewa dan dewi lainnya, Sita juga dikenal

dengan berbagai nama. Sebagai anak dari Prabu Janaka, Sita bernama Janaki; sebagai

putri dari Mantili, ia bergelar Mithili atau Maithali; sebagai istri dari Rama Wijaya, ia

dipanggil Ramaa. Ayah Sita, Prabu Janaka, juga menamainya Videha, karena

kepeduliannya yang sangat tinggi terhadap sekitarnya, karena itu ia juga dikenal sebagai

Vaidehi. Di Indonesia, khususnya dalam pewayangan, orang-orang menyebutnya Dewi

Shinta.

Bagaimanapun ia lebih dikenal dengan nama Sita, yang dalam bahasa India

berarti belahan tanah bajakan. Arti nama itu oleh nenek moyang India melambangkan

Page 11: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

13

kesuburan yang tinggi dan kelimpahan berkat dalam pertanian. Nama Sita juga dapat

berasal dari nama dewi jaman Weda sebelumnya yang juga bernama Sita, yang

disebutkan dalam Rigweda sebagai Dewi Bumi yang memberkati tanah dengan

tumbuhan-tumbuhan yang baik. Pada jaman Weda, Sita adalah satu dari dewi-dewi yang

diasosiasikan dengan kesuburan. Sebuah puja Weda menyebutkan :

Sita sang pengasih, datanglah pada kami;

Kami memohon dan memujamu.

Berikan kami berkat dan kemakmuran,

dan berikan kami buah-buahan yang berkelimpahan.

Dalam Kaukasik-sutra dan Paraskara-sutra, Sita berkali-kali disebutkan sebagai

istri dari Parjanya (Dewa Hujan) dan Indra.

2. 1. 3. Sita Devi dalam Hindu

Sita di dalam Hindu dianggap sebagai awatara Dewi Sri atau Lakshmi. Ia adalah

sosok perempuan yang dihormati, selain karena ia adalah titisan dewi, ia juga sebagai

panutan wanita-wanita Hindu. Sita dianggap sebagai sosok wanita yang sempurna, yang

maha bijak, sehingga tidak mungkin wanita-wanita biasa (bangsa manusia, bukan titisan

dewi) dapat menjadi seperti Sita karena manusia adalah manu (nafsu). Selama mereka

masih penuh dengan manu, mereka tidak akan pernah bisa bertingkah laku sesempurna

Sita.

Mereka meyakini bahwa Dewi Sri yang turun ke bumi dalam wujud Sita adalah

untuk mengajarkan dan memberi contoh kepada manusia tentang hal-hal yang baik yaitu

tentang kesetiaan, pengorbanan, dan harga diri. Wanita-wanita Hindu menjadikannya

panutan untuk bertingkah laku dalam hidup.

Page 12: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

14

Memang Sita pernah berbuat salah, namun mereka meyakini bahwa kesalahan

memang harus ada. Baik buruk memang diciptakan agar ada keseimbangan. Sita adalah

sosok yang sempurna karena pada akhir hidupnya ia moksa. Dalam agama Hindu, tujuan

dalam hidup mereka adalah moksa. Namun hal itu tidak mungkin terjadi pada mereka

karena mereka tidak suci. Karena itu, mereka harus selalu berkorban dan berbuat baik

untuk menebusnya.

2. 1. 4. Sita Devi dalam Pewayangan

Dalam pewayangan, tokoh Sita memiliki falsafah yang tinggi dalam hidup dan

kehidupan khususnya bagi kaum wanita. Sita adalah teladan yang hendaknya dijadikan

cermin oleh para wanita, betapa ia harus tabah mengarungi samudra kehidupan yang

penuh penderitaan, seperti yang terdapat pada tembang Dandanggula berikut ini:

WASPADAKNA HE PARA WANITA (Perhatikanlah hai para wanita)

LAMUN BISA SAMI ANULADHA (Agar bisa meneladani)

DEWI SHINTA BEBUDENE (Akal budi Dewi Shinta)

AJA NGANTI KELIRU (Jangan sampai keliru)

BRANG POLAH KANG NORA BECIK (Tingkah laku yang tidak baik)

WANITA CAGAKING BANGSA (Wanita tiang negara)

PATULADAN TUHU (Menjadi teladan)

TANSAH SETIA MRING GARWA (Selalu setia pada suami)

ANETEPI SUMPAH JANJI ING AKRAMI (Menjunjung tinggi mahligai perkawinan)

NYIRNAKKE DUR ANGKARA (Menyingkirkan/menepis segala godaan)

Kesetiaan Sita kepada suami tercermin sejak awal perkawinannya. Ketika Rama

ragu untuk menjalankan perintah pembuangan ke hutan, Sita dengan lembut menguatkan

Page 13: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

15

hati Rama untuk ikhlas menjalankan perintah itu. Dalam penderitaan di hutan

Dandakaranya pun kesetiaan Sita terus memancar. Sita yang pendiam, keheningannya

membawa Rama kepada impian kedamaian. Kesetiaan dan ketabahan Sita meluluhkan

hati suaminya sehingga Rama tak ingin berpaling pada rayuan wanita lain seperti ketika

digoda oleh Sarpakenaka.

Sita tidak hanya wanita yang penuh kelembutan, namun ia juga penuh ketegasan

ketika harga dirinya atau harkat dan martabatnya terinjak. Seperti ketika ia menghadapi

rayuan Rahwana. Rahwana merayu dengan segala kata-kata manis, tetapi Sita tetap

menunjukkan bahwa ia wanita yang tak mau diremehkan. Tekad Sita yang gagah berani

mempertahankan wibawa dan kesuciannya demi cintanya pada suaminya tertuang pada

tembang Kinanthi:

TAN NEDYA TUMINGGAL INGSUN (Tidak lain dalam pandangan mataku)

MATI URIP SUN LABUHI (Hidup mati aku jalani)

MUNG NARENDRA RAMA BADRA (Hanya satria Rama Wijaya)

YEN MATI AKU BELANI (Sampai mati akan kubela)

PAYO AKU PATENANA (Kalau berani bunuhlah aku)

BALEKNA PANGERAN MAMI (Kembalikan satria pujaanku)

Puncak ketabahan Sita tercermin ketika bertemu kembali dengan Rama dan

Rama meragukan kesuciannya. Hati Sita bagaikan teriris-iris mendengar kesangsian

Rama, namun ia tetap tabah dan tegar menghadapinya. Sita berhasil membuktikan

kejujuran dan kesuciannya setelah melewati cobaan yang maha dashyat. Penderitaan dan

ketabahan seorang wanita demi cinta kepada suaminya akan membuat seorang wanita

menjadi wanita yang sesungguhnya. Seperti yang dialami Sita, keindahan dan

Page 14: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

16

keagungan yang terpancar dari dalam dirinya merupakan buah hasil keprihatinan dan

ketabahannya.

Kisah Sita dalam Ramayana dikaji berdasarkan sistem lambang yang berlaku

segala penderitaan Sita dapat ditafsirkan sebagai kemurnian jiwa manusia yang setiap

saat mengalami gangguan duniawi dan manusia harus mampu menanggulangi sampai

akhirnya dapat tercatat tataran kemanunggalan dengan Tuhan. Persatuan kembali antara

Rama dan Sita merupakan lambang kemanunggalan jiwa manusia dengan Tuhan setelah

dapat menyisihkan segala godaan dan hawa nafsu yang dipersonifikasikan dalam bentuk

tokoh Dasamuka. Tataran kejiwaan tersebut dalam Bahasa Jawa dinyatakan dengan

ungkapan “Manunggal ing Kawula-Gusti”.

2. 1. 5. Riwayat Sita Devi Lainnya

Terdapat dua riwayat lain mengenai Sita Devi selain dalam versi Ramayana yang

ditulis oleh Walmiki. Riwayat-riwayat ini penting untuk diketahui karena mereka

menyatakan ketidaksetujuan akan pandangan banyak orang bahwa Sita adalah

manifestasi dari Dewi Lakshmi.

1. Inkarnasi Widowati

Beberapa versi dari Ramayana menyebutkan bahwa Sita adalah reinkarnasi

dari Widowati, seorang wanita yatim piatu yang sangat disukai oleh Rahwana.

Resi Kusadwaja, ayah Widowati adalah seorang ahli agama yang terpelajar

yang tinggal di sebuah tempat peribadatan yang terasing. Anaknya, Widowati,

tumbuh dalam lingkungan itu dan menjadi seorang pemuja Dewa Wisnu, dan

bersumpah dalam hidupnya tidak akan menikah selain dengan Dewa Wisnu.

Ayahnya mendukung pemikirannya dan bahkan menolak lamaran-lamaran dari

Page 15: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

17

raja-raja yang sangat kuat dan dewa-dewa yang ingin menikahi putrinya. Salah satu

yang ditolak adalah Sambhu, seorang raja yang berkuasa dari Negeri Daitya.

Karena dendam, ia kemudian membunuh kedua orang tua Widowati di suatu

malam tanpa bulan.

Widowati melanjutkan kereligiusan orang tuanya berdoa kepada Wisnu.

Konon, kecantikan Widowati tidak tergambarkan, berpakaian tertutup yang terbuat

dari kulit rusa hitam, berambut lebat, pancaran kebeliaannya disempurnakan

dengan perilakunya yang bersahaja. Rahwana, Raja Alengka, suatu hari melihat

Widowati sedang berdoa dan sangat tertarik dengan kecantikannya. Rahwana

melamarnya dan ditolak. Ia kemudian mengejek kebersahajaan Widowati juga

obsesinya kepada Wisnu. Kemudian ia menodainya.

Karena kesuciannya direnggut paksa oleh Rahwana, Widowati kemudian

membakar diri, berjanji akan kembali dalam inkarnasi dan menjadi penyebab

hancurnya Rahwana. Ia kemudian lahir kembali sebagai Sita, istri Rama Wijaya,

dan menjadi penyebab langsung hancurnya Rahwana di tangan Rama. Dalam

prosesnya, Widowati juga tetap pada kesetiaannya pada Wisnu dalam

manifestasinya yaitu Rama. Dalam versi yang sama dari Ramayana, Resi Agastya

menghubungkan seluruh kisah itu pada Rama.

2. Anak dari Dewi Tarki dan Rahwana

Menurut Serat Rama karangan Ki Yasadipura, Sita dilahirkan secara wajar.

Dalam Kitab Ramayana, ia lahir dari belahan tanah arugan yang dibajak.

Purwacarita mengisahkan bahwa Sita dilahirkan oleh Dewi Tarki, permaisuri

Rahwana. Karena Rahwana mengidamkan memperistri Dewi Lakshmi dan Sita

adalah manifestasinya, saudara Rahwana yaitu Wibisana menjadi khawatir bahwa

Page 16: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

18

kelak Sita akan diperistri oleh Rahwana. Hal ini akan merusak ugeran tata

perkawinannya karena Rahwana adalah ayahnya sendiri. Maka Sita pun dibuang

atau dilarung di Narmada Gangga, hanyut mengikuti aliran sungai dan ditemukan

oleh Raja Mantili, Prabu Janaka.

2. 1. 6. Data Statistik

2. 1. 6. 1. Data Statistik Perceraian di Beberapa Kota Besar di Indonesia

Di Makassar, Sulawesi Selatan, data 1999-2003 menunjukkan kasus

cerai yang diproses di Pengadilan Agama Makassar terus mengalami

peningkatan. Tahun 1999, misalnya, cerai talak 198 kasus, cerai gugat 326 kasus.

Menyusul tahun 2000 terdiri dari cerai talak 232, cerat gugat 427 kasus dan

tahun 2001 cerai talak 205 kasus , talak gugat 372, dan 2002 sebanyak 221 cerai

talak dan 385 cerai gugat, terakhir tahun 2003 tercatat sebanyak 235 cerai talak

dan cerai gugat 426 kasus.

Di Bandung, Jawa Barat, pun begitu. Selama periode Januari-Agustus

2004, jumlah perceraian yang tercatat di Pengadilan Agama PA Bandung

mencapai 1.093 kasus. Hampir 70% dari 1.093 kasus cerai itu adalah cerai gugat,

yakni istri menggugat suami.

Berdasarkan catatan Panitera Pengadilan Agama Kabupaten Malang,

Jawa Timur, ada 2274 kasus gugatan cerai sejak Januari-Juli 2004. Angka ini

lebih tinggi dibanding angka kasus tahun-tahun sebelumnya. Angka itu

menunjukkan, dalam sehari setidaknya ada 10 kasus gugatan cerai. Sebanyak

1.444 atau 63,50% kasus itu diajukan oleh istri.

Page 17: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

19

2. 1. 6. 2. Data Statistik Penyebab Perceraian

Dari 109 kasus perceraian di DKI yang dilaporkan ke Komnas

Perlindungan Anak pada tahun 2006, 26 kasus (23,85%) terjadi karena faktor

ekonomi. Faktor lain karena pertengkaran terus-menerus 21 kasus (19,26%),

kekerasan dalam rumah tangga 13 kasus (11,92%), perselingkuhan 9 kasus

(8,25%), dan campur tangan dari keluarga 15 kasus (13,76%), kelainan seksual 4

kasus (3,66%). Faktor lainnya adalah ketidak cocokkan, sebanyak 21 kasus.

Data dari Ditjen Pembinaan Peradilan Agama Departemen Agama pun

menyatakan, faktor ekonomi dan selingkuh telah menjadi biang perceraian

keluarga yang pertama dan nomor empat.

Tahun 2005, ada 13.779 kasus perceraian yang bisa dikategorikan

akibat selingkuh, 9.071 karena gangguan orang ketiga, dan 4.708 akibat

cemburu. Persentasenya mencapai 9,16 % dari 150.395 kasus perceraian tahun

2005 atau 13.779 kasus. Dengan kata lain, dari 10 keluarga bercerai, satu

diantaranya karena selingkuh. Rata-rata, setiap dua jam ada tiga pasang suami

istri bercerai gara-gara selingkuh.

Perceraian karena selingkuh itu jauh melampaui perceraian akibat

poligami tidak sehat yang hanya 879 kasus atau 0,58 % dari total perceraian

tahun 2005. Perceraian gara-gara selingkuh juga sepuluh kali lipat dibanding

perceraian karena penganiayaan yang hanya 916 kasus atau 0,6 %.

Di Jakarta, Komnas PA mengungkapkan, dari 9 kasus perceraian

akibat perselingkuhan, 7 di antaranya dilakukan ibu yang berselingkuh dengan

pria lain. Menyimak latar perselingkuhan, tak lepas dari semakin merangseknya

kaum wanita ke ranah publik untuk mencari nafkah. Hal ini tampak pada data

Page 18: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

20

penelitian perselingkuhan di kalangan eksekutif pria Jakarta (2000). Selingkuh

dilatari hasrat afeksi tetinggi yaitu akibat sering ketemu (33%). Tak heran bila

rekan kerja merupakan pasangan selingkuh paling banyak (23%) setelah mantan

pacar (37%).

2. 1. 7. Hasil Survey Lapangan

Menurut data yang diperoleh dari survey yang dilakukan terhadap respponden,

diketahui :

• 70 % responden tidak memililki target usia untuk menikah

• 70 % responden tidak memilih pernikahan sebagai tujuan hidup

Mengenai karier

• 80 % responden memiliki target posisi karier sebelum menikah

• 100 % responden tetap mempertahankan pekerjaannya setelah berkeluarga

Mengenai kriteria calon suami

• 80 % responden memilih aspek kemapanan dibandingkan dengan kasih sayang

Mengenai perceraian

• 70 % responden bersedia bersedia bercerai

Mengenai ketertarikan terhadap buku yang akan dibuat

• 100 % responden tertarik terhadap buku yang akan dibuat

Dari hasil survey di atas dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Wanita tidak lagi berpikir bahwa pernikahan merupakan suatu hal yang utama untuk

hidup yang bahagia.

2. Karier merupakan tujuan utama yang harus dicapai dan diperjuangkan dalam hidup.

Page 19: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

21

3. Pemenuhan kebutuhan materi merupakan hal utama dalam keberhasilan hidup

berumah tangga

4. Pernikahan hanyalah salah satu jenjang dalam kehidupan dan wajar apabila ada

kegagalan dan tidak untuk dipertahankan.

2. 1. 8. Pengertian Buku

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada

salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran

kertas pada buku disebut sebuah halaman. Pecinta buku biasanya dijuluki sebagai

seorang bibliofil atau kutu buku.

2. 1. 9. Jenis-jenis Buku

Beberapa jenis buku antara lain:

• Legenda : Cerita semi historis yang turun temurun dari jaman dahulu yang

menceritakan perbuatan-perbuatan kepahlawanan, perpindahan penduduk, dan

pembentukan adat kebiasaan lokal.

• Epik : Cerita lisan yang panjang, kadang-kadang dalam bentuk puisi atau prosa

ritmis, yang menceritakan perbuatan-perbuatan besar dalam kehidupan orang yang

sebenarnya atau yang ada alam legenda.

• Folklore : Istilah dari abad ke 19 untuk menunjuk cerita tradisional dan pepatah-

pepatah petani Eropa, yang kemudian diperlukan sehingga meliputi tradisi lisan yang

terdapat di semua masyarakat.

Page 20: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

22

• Mitos : Cerita tentang peristiwa-peristiwa semi historis yang menerangkan

masalah-masalah akhir jaman (kehidupan manusia).

2. 1. 10. Anatomi Buku

Sebuah buku secara umum mempunyai anatomi sebagai berikut:

a. Bagian kulit buku, terbagi 3 yaitu:

• Kulit depan, terdiri dari:

o Bagian luar kulit depan (judul buku, nama

penulis/penyusun/penerjemah, logo penerbit)

o Bagian dalam kulit depan (UU Negara)

• Kulit belakang (harga buku, barcode, nomor ISBN)

• Punggung buku (logo penerbit, judul buku). Buku yang tebalnya

kurang dari 96 halaman tidak memiliki punggung buku.

b. Bagian awalan, terdiri dari:

• Halaman judul (Judul buku, nama penulis/penyusun/penerjemah, nama

editor, nama ilustrator, nama desainer, logo dan nama penerbit, tahun

diterbitkan)

• Halaman hak cipta (nomor ISBN, tahun terbitan pertama, simbol hak

cipta, maklumat hak cipta, nama dan alamat penerbit yang lengkap,

nama editor, jenis dan ukuran font, nama dan alamat percetakan)

• Halaman penghargaan

• Halaman daftar isi

• Halaman kata pengantar

Page 21: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

23

• Halaman pendahuluan

c. Bagian teks (isi), berisi teks atau isi buku yang disusun mengikuti bab, judul, dan

sub judul.

Bagian akhiran, meliputi lampiran, glosarium, daftar pustaka, dan indeks

2. 1. 11. Data Penerbit

Jalasutra. Secara harfiah berarti jala dan sutra. Dua elemen yang perwujudannya

dapat menjaring partikel halus sekalipun. Sebagaimana jaring laba-laba, Jalasutra

menjaring gagasan dan pemikiran yang orisinal, relevan, kaya, kritis serta membawa

kebaruan, yang tersebar dalam dunia wacana di Indonesia, kemudian mengolahnya

dalam sebuah buku, dan menghadirkannya kepada pembaca.

Dalam implementasinya, Jalasutra menerbitkan buku-buku sastra, budaya, seni,

filsafat, ilmu dan teknologi karya penulis lokal (Indonesia), dan penulis asing yang

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Terutama karya-karya bermutu yang sesuai

Page 22: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

24

dengan tujuan kami, yaitu, menyebarluaskan informasi dan ilmu pengetahuan di

kalangan masyarakat Indonesia.

Jalasutra lahir di akhir tahun 2000, di tengah maraknya penerbit baru yang

bermunculan di Yogyakarta, ketika pemerintah bekerjasama dengan masyarakat dunia

untuk menggalakkan munculnya buku murah yang terjangkau pasar. Namun dalam

perjalanan waktu, melimpahnya buku di pasaran malah diiringi dengan makin

banyaknya penerbit (partisan) yang berguguran, dikarenakan pembaca semakin kritis

terhadap kualitas sebuah buku.

Maka akhir 2002 lalu adalah tahun berbenah bagi Jalasutra, baik dari sisi wacana

yang diangkat, tampilan sebuah buku, keredaksian, administrasi, artistik, serta segala hal

yang berhubungan dengan proses penerbitan sebuah buku. Dari segi SDM, Jalasutra

digawangi orang-orang yang berkompeten dibidangnya, mulai editor, desainer sampul

buku, ilustrator, hingga proofreader. Dari segi jaringan, Jalasutra menjalin hubungan

dengan berbagai intelektual dan instansi yang berkompeten dengan penerbitan buku,

atau sekadar pecinta buku dan wacana yang dibawanya.

2. 1. 12. Buku Sita Devi

Buku ini berisi cerita atau kisah perjalanan hidup Sita Devi sejak ia lahir hingga

akhir hidupnya. Naskah disusun dari berbagai sumber seperti buku-buku referensi,

literatur dari internet, serta wawancara dengan narasumber yang berhubungan dengan

topik. Buku ini membawa pesan-pesan kewanitaan yang ditampilkan dengan unsur

kebudayaan.

Berikut ini merupakan data mengenai rencana penyusunan dan pembuatan desain

buku Sita Devi, antara lain yaitu :

Page 23: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

25

Penulis : Maria Resi Ndaruasri

Editor : Edy Gunawan, S. Sn

Desainer : Maria Resi Ndaruasri

Fotografi : Maria Resi Ndaruasri

Penerbit : Jalasutra

Spesifikasi : 15.5 x 15.5 cm

Full color

Hard cover

Tebal : kurang lebih 100 halaman

Harga : kurang lebih Rp 200.000,-

Struktur Buku :

a. SITA, WANITA… (kata pengantar)

b. ISI… (daftar isi)

c. Isi

1. Kelahirannya…

Cerita tentang kisah ditemukannya Sita Devi oleh Prabu Janaka di sebuah

ladang yang kemudian diadopsinya.

Isi : Teks singkat, fotografi dan ilustrasi.

2. Jatuh Cinta…

Cerita tentang pertama kali Sita bertemu dengan Rama dan bagaimana

akhirnya mereka menikah.

Isi : Teks singkat, fotografi dan ilustrasi.

Page 24: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

26

3. Perjalanan Panjang…

Cerita perjalanan Sita Devi dalam menemani suaminya Rama dalam

pengasingan di Hutan Dandakaranya. Juga tentang kisah penculikan Sita oleh

Rahwana serta kisah penyelamatannya.

Isi : Teks singkat, fotografi dan ilustrasi.

4. Pembuktian…

Cerita tentang pembuktian kesucian Sita setelah diculik oleh Rahwana.

Isi : Teks singkat, fotografi dan ilustrasi.

5. Hidupnya Kemudian…

Cerita tentang terusirnya Sita dari Ayodhya, bertemunya Sita dengan

Walmiki, anak-anak Sita, hingga akhir hayatnya ketika Sita moksa ke dalam

bumi.

Isi : Teks singkat, fotografi dan ilustrasi.

d. Penutup

2. 1. 13. Buku Pembanding Sejenis

Beberapa buku yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dan perbandingan

dalam pengumpulan data berkenaan dengan rencana pembuatan desain layout buku Sita

Devi antara lain adalah :

Page 25: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

27

• Buku tentang seorang wanita yang menjadi politisi sukses dengan pergumulan

karir, ambisi, dan cintanya.

Judul Buku :Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan

Pengarang : Ihsan Abdul Qudus

Penerbit : Alvabet

Spesifikasi : 12.5 x 20 cm

Soft cover

Bahasa : Indonesia

Tebal : 248 halaman

Harga : Rp

32.500,-

• Buku psikologi populer tentang perempuan inspiratif.

Judul Buku : Cewek-Cewek Inspiratif

Pengarang : Syifa D. Gumaisha

Penerbit : DAR Mizan

Bahasa : Indonesia

Spesifikasi : Soft Cover

Tebal : 172 halaman

Harga : Rp 25.000,-

Page 26: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

28

• Buku tentang wanita dan fashion.

Judul Buku : Around The World

with Shafira

Pengarang : Sonny Muchlison

Penerbit : Gramedia Pustaka

Spesifikasi : 25 x 25 cm

Hard Cover

Tebal : 134 halaman

Harga : Rp 125.000,-

• Buku pengantar komprehensif tentang arus utama pikiran feminis.

Judul Buku : Feminis Thought

Pengarang : Rosemarie Putnam Tong

Penerbit : Jalasutra

Tebal : 500 halaman

Harga : Rp 64.000,-

2. 1. 14. Target Buku

Yang menjadi target dalam pembuatan buku ini adalah :

1. Geografi

a. Wilayah : Kota besar

b. Luas Kota : di bawah 1 juta hektar

c. Kepadatan : Perkotaan (urban)

Page 27: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

29

d. Iklim : Daerah subur

2. Demografi

a. Usia : Usia produktif, 25 – 40 tahun

b. Kelamin : Wanita

c. Besar Keluarga : 3-4, 5+

d. Daur Hidup Keluarga : Orang muda, single; muda, berkeluarga, tanpa

anak; muda, berkeluarga, punya anak; dewasa,

berkeluarga, punya anak; dewasa, berkeluarga

tanpa anak

e. Ekonomi : Menengah ke atas (Level A dan B)

f. Penghasilan : di atas 3jt

g. Pekerjaan : Profesional dan tenaga ahli, manager

h. Pendidikan : Perguruan Tinggi

i. Kepercayaan : semua agama

j. Suku / Etnik : semua etnik

k. Kewarganegaraan : WNI, WNA

3. Psikografi

a. Kelas Sosial : kelas menengah, menengah-atas, atas-bawah,

atas-menengah, atas-atas.

b. Gaya Hidup : Bergaya hidup modern, achievers, dinamis.

c. Kepribadian : Wanita-wanita modern yang mandiri, berpikiran

terbuka, mau mengembangkan diri menjadi lebih

baik, menghargai norma-norma, suka dengan hal-

hal yang berhubungan dengan seni.

Page 28: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

30

4. Kebiasaan

a. Ritme Pembelian : Spesial

b. Keuntungan yang Dicari : Kualitas

c. Status Pengguna : Pengguna potensial

d. Status Loyalitas : Menengah

e. Tingkat Keinginan : Sadar, terinformasi, siap membeli

f. Sikap Terhadap Produk : Positif, tertarik

2.2. Analisa SWOT

Strength

• Sita Devi dalah tokoh pewayangan maupun mitologi Hindu yang sudah dikenal

masyarakat

• Sita Devi memberikan teladan tentang kesetiaan dan pengorbanan yang kurang

dimiliki wanita modern saat ini.

• Buku Sita Devi menggunakan ilustrasi yang lebih banyak daripada bodytext,

yang jarang dimiliki oleh buku-buku feminisme lain.

Weakness

• Desain dan packaging yang mewah membuat harga buku ini menjadi lebih

mahal.

• Sita sebagai tokoh pewayangan berkesan Jawa sentris sehingga menjadi tidak

universal.

• Kisah tentang Sita Devi terkesan kuno dan ketinggalan jaman.

Page 29: 2.1. Data - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00160-ds bab 2.pdf · tersebut dengan nama Sita, yang berarti segala berkat yang diberikan untuk sawah dan ladang

31

Opportunity

• Maksimalisasi penggunaan ilustrasi akan membantu pembaca untuk lebih

merasakan tiap seluk beluk keindahan, perasaan dan jatuh bangun hidup Sita

Devi.

• Cerita yang sudah familiar akan lebih mudah untuk diserap masyarakat.

• Tema yang diangkat dapat menjawab keinginan masyarakat akan sesuatu yang

baru.

• Keteladan yang disampaikan dalam bentuk cerita akan lebih mudah diterima

tanpa berkesan menggurui.

• Maksimalisasi desain dan ilustrasi bukan hanya akan menarik para wanita, tetapi

juga pecinta seni dan desain.

• Maksimalisasi desain dan pengemasan akan membuat buku Sita Devi ini dapat

dijadikan collectible item.

Threath

• Harga yang mahal akan membuat masyarakat mempertimbangkan kembali untuk

membeli buku ini.