2026-4024-1-sm

9
158 PENDAHULUAN Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang jaringan di sekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh. Kanker terjadi karena proliferasi sel yang tidak terkontrol (Corwin, 2009).Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara (Rasjidi, 2010). Kanker payudara merupakan masalah global dan isu internasional yang penting, karena merupakan penyakit degeneratif yang paling sering pada wanita dinegara maju dan merupakan 29% dari seluruh kanker yang didiagnosis tiap tahun. Insiden kanker payudara terus meningkat, saat ini lebih dari 170.000 kasus ditemukan pertahun (Emir & Suyatno, 2010). Menurut data IARC (International Agency For Research On Cancer) jumlah penderita kanker akan terus meningkat selama dua dekade mendatang. IARC mencatat, pada tahun 2008 sebanyak 12,7 juta jiwa mengidap kanker, dan 7,6 juta jiwa melayang akibat kanker. Menurut data terbaru, di Eropa tercatat sekitar 421.000 kasus baru dan hampir 90.000 kematian pada tahun 2008.Angka kejadian di Amerika Serikat tercatat lebih dari 190.000 kasus baru dan 40.000 kematian (Soebachman, 2011). Di Indonesia kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor dua setelah kanker servik dan terdapat kecenderungan dari tahun ketahun insidennya meningkat.Sebagian besar keganasan payudara datang pada stadium lanjut. HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI PASIEN KANKER PAYUDARA DALAM MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG CENDRAWASIH I RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU Mahwita Sari 1 , Yulia Irvani Dewi 2 , Agnita Utami 3 Mahasiswa STIKES Hangtuah Pekanbaru 1 , Dosen PSIK Universitas Riau 2 , Dosen PSIK STIKES Hangtuah Pekanbaru 3 Email : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di ruang Cendrawasih I RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi, menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 37 responden dengan teknik Consecutive Sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis yang diggunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan p value = 0,008 (p value < 0,05) dengan OR=9,000 (95% CI = 1,958-41,364), artinya H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan bagi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau dapat lebih mengembangkan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam peningkatan kualitas pelayanan, khususnya dalam memotivasi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dan membentuk program perkumpulan pasien kanker dan keluarganya. Kata kunci : Dukungan keluarga, motivasi, kanker payudara. Abstract This study aims to determine the corelation between family’s support to motivation of breast cancer patients in undergoing chemotherapy at Cendrawasih I Arifin Achmad Hospital in Riau Province. The research used quantitative with descriptive correlation design, and used crosssectional approach. Total sample in this research was 37 respondents with Consecutive Sampling technique. Measurement tools that has been used a questionnaire. Data was analyzed by using univariate and bivariate analysis with chi – square tests. The results obtained p value =0.008 (pvalue <0,05) with OR=9,000 (95% CI = 1,958- 41,364). So it can be conclude there are significant corelation between family’s support to motivation of breast cancer patients in undergoing chemotherapy. Based on the result, it will suggested for Arifin Achmad Hospital Riau Province to be able development health services in community for improving the quality of service, especially in motivating breast cancer patient undergoing chemotherapy and establish programme associations of patient and their family. Keyword: Family support, motivation, breast cancer.

Upload: saatria-dalam-gelap

Post on 07-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ghfhytr657

TRANSCRIPT

  • 158

    PENDAHULUANKanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang

    cenderung menyerang jaringan di sekitarnya danmenyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh.Kanker terjadi karena proliferasi sel yang tidakterkontrol (Corwin, 2009).Kanker payudara adalahkeganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringanpayudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya(epitel saluran maupun lobulusnya) maupunkomponen selain kelenjar seperti jaringan lemak,pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara(Rasjidi, 2010).

    Kanker payudara merupakan masalah global danisu internasional yang penting, karena merupakanpenyakit degeneratif yang paling sering pada wanitadinegara maju dan merupakan 29% dari seluruhkanker yang didiagnosis tiap tahun. Insiden kanker

    payudara terus meningkat, saat ini lebih dari 170.000kasus ditemukan pertahun (Emir & Suyatno, 2010).Menurut data IARC (International Agency ForResearch On Cancer) jumlah penderita kanker akanterus meningkat selama dua dekade mendatang.IARC mencatat, pada tahun 2008 sebanyak 12,7 jutajiwa mengidap kanker, dan 7,6 juta jiwa melayangakibat kanker. Menurut data terbaru, di Eropa tercatatsekitar 421.000 kasus baru dan hampir 90.000kematian pada tahun 2008.Angka kejadian diAmerika Serikat tercatat lebih dari 190.000 kasusbaru dan 40.000 kematian (Soebachman, 2011).

    Di Indonesia kanker payudara merupakan kankerdengan insiden tertinggi nomor dua setelah kankerservik dan terdapat kecenderungan dari tahunketahun insidennya meningkat.Sebagian besarkeganasan payudara datang pada stadium lanjut.

    HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI PASIENKANKER PAYUDARA DALAM MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG

    CENDRAWASIH I RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU

    Mahwita Sari1, Yulia Irvani Dewi2, Agnita Utami3Mahasiswa STIKES Hangtuah Pekanbaru1, Dosen PSIK Universitas Riau

    2,Dosen PSIK STIKES Hangtuah Pekanbaru3

    Email : [email protected]

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker payudara dalam menjalanikemoterapi di ruang Cendrawasih I RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desaindeskriptif korelasi, menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 37 responden denganteknik Consecutive Sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis yang diggunakan adalah analisis univariatdan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan p value = 0,008 (p value < 0,05) dengan OR=9,000 (95% CI =1,958-41,364), artinya H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluargaterhadap motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan bagi RSUDArifin Achmad Provinsi Riau dapat lebih mengembangkan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam peningkatan kualitaspelayanan, khususnya dalam memotivasi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dan membentuk program perkumpulanpasien kanker dan keluarganya.

    Kata kunci : Dukungan keluarga, motivasi, kanker payudara.

    Abstract

    This study aims to determine the corelation between familys support to motivation of breast cancer patients in undergoingchemotherapy at Cendrawasih I Arifin Achmad Hospital in Riau Province. The research used quantitative with descriptivecorrelation design, and used crosssectional approach. Total sample in this research was 37 respondents with ConsecutiveSampling technique. Measurement tools that has been used a questionnaire. Data was analyzed by using univariate andbivariate analysis with chi square tests. The results obtained p value =0.008 (pvalue

  • 159

    Jurnal Ners Indonesia, Vol. 2, No. 2, Maret 2012

    Jumlah penderita kanker payudara di Indonesiadidapatkan kurang lebih 200 juta populasi atau23.140 kasus baru setiap tahun (Emir & Suyatno,2010). Berdasarkan hasil penelitian Ramli, dkkdalam Emir & Suyatno, (2010) di RSCM didapatkanjumlah penderita kanker payudara stadium IIIA danIIIB sebanyak 43,4%, stadium IV sebanyak 14,3 %,berbeda dengan negara maju dimana kankerpayudara ditemukan lebih banyak dalam stadiumdini.

    Berdasarkan data dari rekam medik RSUDArifin Achmad Provinsi Riau tahun 2010, kankerpayudara merupakan urutan pertama terbanyakdengan jumlah penderita sebanyak 301 orang. Padabulan Juni sampai tanggal Desember 2011, tercatatsebanyak 270 orang penderita kanker payudaradirawat di ruangan Cendrawasih I, dari jumlahtersebut sebanyak 222 orang yang menjalanikemoterapi. Sebagian besar penderita kankerpayudara adalah wanita dengan rentang usia 24-64tahun (Medical Record RSUD Arifin AchmadProvinsi Riau, 2011).

    Hasil wawancara dan observasi di ruangCendrawasih I tepatnya di ruang bedah onkologiRSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, dari 4 orangyang menjalani kemoterapi ada 3 orang yangmendapatkan dukungan dari keluarga. Pasienmengatakan bawa mereka bergantung pada keluargauntuk menjalani kemoterapi, dimana keluargadengan sabar selalu menemani atau mendampingi,memberikan perhatian dan memberikan semangatuntuk menjalani pengobatan kemoterapi, sehinggapasien lebih termotivasi untuk menjalani kemoterapi.

    Berbagai metode pengobatan untuk pasiendengan kanker payudara telah dikembangkandibeberapa negara termasuk Indonesia. Pengobatanyang dilakukan adalah radioterapi, kemoterapi,hormonoterapi, imunoterapi, dan tindakanpembedahan (Sandina, 2011). Salah satu pengobatankanker payudara yang sering diberikan yaitukemoterapi. Menurut Denton dalam Fauziana (2011)kemoterapi adalah proses pemberian obat obatananti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul ataumelalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker,tidak hanya sel kanker pada payudara, tetapi jugasel-sel yang ada diseluruh tubuh.

    Ada 3 jenis kemoterapi yaitu adjuvant,neoadjuvant, dan primer (paliatif).Adjuvant

    kemoterapi adalah terapi tambahan setelahpembedahan, yang bertujuan untuk mendapatkanpenyembuhan yang sempurna dan memperlamatimbulnya metastasis. Neoadjuvant adalahpemberian kemoterapi pada penderita kanker yangbelum pernah melakukan pembedahan atau radiasi(stadium IIIA, IIIB, IIIC), yang bertujuan untukmemperkecil ukuran tumor dan kontrolmikrometastasi. Kemoterapi primer (paliatif) adalahterapi yang diberikan pada stadium lanjut (IV), yangbertujuan untuk mempertahankan kualitas hidupyang baik, kontrol progresi tumor, dan memperlamaharapan hidup (Emir & Suyatno, 2010). Kemoterapiini dapat menimbulkan efek samping bagi penderitakanker payudara.

    Efek samping fisik kemoterapi yang umumadalah pasien akan mengalami mual dan muntah,perubahan rasa kecap, rambut rontok (alopesia),mukositis, dermatitis, keletihan, kulit menjadi keringbahkan kuku dan kulit bisa sampai menghitam, tidaknafsu makan, dan ngilu pada tulang (Nisman, 2011;Smeltzer & Bare, 2002). Efek samping yangditimbulkan membuat pasien merasa tidak nyaman,takut, cemas, malas, bahkan bisa sampai frustasi atauputus asa dengan pengobatan yang dijalani, sehinggadalam hal ini pasien kanker payudara sangatmembutuhkan dukungan dari keluarga. MenurutHaryono dalam Rachmawati (2009) mengatakanperan keluarga amat penting dalam pengambilankeputusan untuk menjalani kemoterapi dan jenisterapi lain bagi penderita. Nisman (2011)menjelaskan bahwa semua efek samping kemoterapidapat dikalahkan dengan motivasi yang tinggi untuksembuh.

    Dukungan keluarga merupakan faktor yangsangat penting bagi seseorang yang sedangmenghadapi masalah dan dapat memotivasi orangtersebut dalam menjalani pengobatannya seperti padapasien kanker payudara yang sedang menjalanikemoterapi. Dukungan keluarga dapat berupa materidan moril. Menurut ahli Onkologi Liave dan Rosadalam Tribunnews (17 November 2011), mengatakankeluarga adalah teman terbaik bagi pasien kankerdalam menghadapi pertempuran denganpenyakitnya. Dukungan keluarga terhadap pasienkanker sangat dibutuhkan guna mengangkat mentaldan semangat hidup pasien. Lebih lanjut Rosamengatakan kanker adalah penyakit keluarga,

  • 160

    dimana setiap orang yang terkena kanker akanberpengaruh juga kepada seluruh keluarga baikberupa emosional, psikologis, finansial maupun fisik.

    Bagi pasien kanker payudara yang sedangmenjalani kemoterapi, dukungan yang positif darikeluarga sangat dibutuhkan, karena hal tersebut dapatlebih memotivasi pasien dalam menjalanikemoterapinya. Motivasi adalah suatu kumpulankekuatan tenaga yang berasal dari dalam maupun dariluar individu yang memulai sikap dan menetapkanbentuk, arah, serta intensitasnya (Usmara, 2006).Menurut Sumidjo dalam Subekti (2010), motivasidalam menjalani kemoterapi dipengaruhi oleh faktorinternal dan eksternal. Faktor internal meliputi sifatkepribadian, pengetahuan, dan cita-cita, sedangkanfaktor eksternal meliputi lingkungan, pendidikan,agama, sosial ekonomi, kebudayaan, dan keluarga.

    Menurut penelitian Silvia (2010), didapatkanhasil tingkat kecemasan pasien kanker payudaradalam menghadapi pre operasi berada pada kategoricemas berat (33,3%), kategori cemas sedang(30,0%), kategori cemas ringan (20,0%) dan tidakcemas (16,7%). Menurut hasil penelitian Petmawati(2011), didapatkan bahwa responden yang memilikidukungan keluarga positif dengan tingkat kecemasansedang sebanyak 12 orang (75%) dan dukungankeluarga positif dengan tingkat kecemasan paniksebanyak 4 orang (25,0%). Sedangkan respondenyang memiliki dukungan keluarga negatif dengantingkat kecemasan sedang sebanyak 10 orang(71,4%) dan responden yang memiliki dukungankeluarga negatif dengan tingkat kecemasan paniksebanyak 4 orang (28,6%).

    Menurut penelitian Musarofah (2009), adahubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuanterhadap motivasi menjalani kemoterapi di ruangCendrawasih RSUP dokter Kariadi Semarangdengan p value 0,05. Penelitian Arora, Rutten,Gustafson, Moser, & Hawkins (2007) mengatakanbahwa, dukungan emosional awal dan dukunganinformasi pelayanan kesehatan di 5 bulan follow upsecara bermakna dikaitkan dengan kualitas pasienyang berhubungan dengan kesehatan hidup (p 50% dari nilai maksimal makadukungan keluarga tinggi. Jika hanya < 50% darinilai maksimal maka dukungan keluarga rendah. Jikaresponden dapat menjawab > 50% dari nilaimaksimal maka motivasi pasien kanker payudaradalam menjalani kemoterapi tinggi. Jika hanya < 50dari nilai maksimal maka motivasi pasien kankerpayudara dalam menjalani kemoterapi rendah.

    HASILA. Analisis Univariat1. Karakteristik Responden

    Distribusi frekuensi responden berdasarkanumur dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:

    Mahwita Sari, Yulia Irvani Dewi, Agnita Utami, Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Pasien Kanker PayudaraDalam Menjalani Kemoterapi Di Ruang Cendrawasih I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

  • 161

    Jurnal Ners Indonesia, Vol. 2, No. 2, Maret 2012

    Tabel 1Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur diruang Cendrawasih I RSUD Arifin Achmad ProvinsiRiau

    Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat bahwadari 37 responden di ruang Cendrawasih I RSUDArifin Achmad Provinsi Riau sebagian besarresponden berumur 41 65 tahun yaitu sebanyak 27orang (73,0%).

    2. Dukungan keluarga

    Tabel 2Dukungan keluarga pasien kanker payudara dalammenjalani kemoterapi di ruang Cendrawasih I RSUDArifin Achmad Provinsi Riau

    Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 37responden di ruang Cendrawasih I RSUD ArifinAchmad Provinsi Riau mayoritas mendapatdukungan positif dari keluarga dalam menjalanikemoterapi yaitu sebanyak 22 orang (59,5%).

    3. Motivasi pasien kanker payudara dalammenjalani kemoterapi

    Tabel 3Motivasi pasien kanker payudara dalam menjalanikemoterapi di ruang Cendrawasih I RSUD ArifinAchmad Provinsi Riau

    Berdasarkan tabel 3 motivasi pasien kankerpayudara di ruang Cendrawasih I RSUD ArifinAchmad Provinsi Riau diperoleh bahwa sebagianbesar memiliki motivasi tinggi menjalani kemoterapiyaitu sebanyak 23 orang (62,2%).

    B. Analisis Bivariat

    Tabel 4Hubungan dukungan keluarga terhadap motivasipasien kanker payudara dalam menjalanikemoterapi di ruang Cendrawasih I RSUD ArifinAchmad Provinsi Riau

    Berdasarkan tabel 4 hasil analisis hubungandukungan keluarga terhadap motivasi pasien kankerpayudara dalam menjalani kemoterapi didapatkanmayoritas responden dengan dukungan keluargarendah mimiliki motivasi yang rendah sebanyak 10orang (66,7%), sedangkan yang memiliki motivasitinggi sebanyak 5 orang (33,3%). Responden dengandukungan keluarga tinggi memiliki motivasi rendahsebanyak 4 orang (18,2%), sedangkan yang memilikimotivasi tinggi sebanyak 18 orang (81,8%).

    Hasil analisis diperoleh p value =0,008< (0,05), ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaanyang bermakna antara dukungan keluarga terhadapmotivasi pasien kanker payudara dalam menjalanikemoterapi. Hasil analisis diperoleh nilai OR = 9,000(95% CI = 1,958-41,364) artinya responden yangmemiliki dukungan keluarga rendah mempunyairisiko untuk memiliki motivasi rendah menjalanikemoterapi 9 kali dibandingkan dengan pasienkanker payudara yang memiliki dukungan keluargatinggi.

    PEMBAHASANA. Karakteristik Responden

    Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan,dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyakberada pada usia 41-65 tahun yaitu sebanyak 27

  • 162

    orang (73,0%). Sesuai dengan teori Papalia (2008),bahwa batasan usia dewasa awal yaitu 20-40 tahun,dewasa menengah yaitu 41-65 tahun, dan dewasaakhir yaitu > 65 tahun. Hal ini sesuai dengan teoriyang menyatakan bahwa, sebagian besar kasuskanker payudara terjadi pada wanita usia > 40 tahunkeatas dan dapat mempengaruhi motivasi mereka(Smeltzer & Bare, 2002).

    B. Dukungan keluarga pasien kanker payudaradalam menjalani kemoterapiBerdasarkan hasil analisis, diperoleh sebagian

    besar pasien kanker payudara yang mendapatkandukungan tinggi dari keluarga 22 orang (59,5%).Dapat disimpulkan bahwa dukungan dari keluargaadalah suatu hal yang sangat penting bagi penderitakanker payudara dalam menjalani kemoterapi, karenahal tersebut dapat lebih memotivasi pasien dalammenjalani kemoterapinya. Jadi pasien merasa bahwatetap ada yang memberikan perhatian, kasih sayangatau ada yang peduli kepadanya walaupun dalamkeadaan sakit. Menurut teori Bomar (2004),dukungan keluarga adalah bentuk perilaku melayaniyang dilakukan oleh keluarga, baik dalam bentukdukungan emosional (perhatian, kasih sayang,empati), dukungan penghargaan (menghargai, umpanbalik), dukungan informasi (saran, nasehat,informasi) maupun dalam bentuk dukunganinstrumental (bantuan tenaga, dana, dan waktu).

    Menurut Setiadi (2008) dalam Subiatmi (2010)dukungan keluarga terutama suami dapatmemberikan rasa senang, rasa aman, rasa nyamandan dengan mendapat dukungan emosional akanmempengaruhi kesehatan jiwa. Maka dari itu,dukungan keluarga sangat diperlukan pada pasienkanker payudara dalam menjalani kemoterapi, agardapat lebih meningkatkan semangat hidup ataumotivasi dalam diri pasien kanker payudara dalammenjalani kemoterapi.

    Menurut ahli Onkologi Liave & Rosa dalamTribun news (2011), keluarga adalah teman terbaikbagi pasien kanker dalam menghadapi pertempurandengan penyakitnya. Dukungan keluarga terhadappasien kanker sangat dibutuhkan guna mengangkatmental dan semangat hidup pasien. Lebih lanjut Rosamengatakan kanker adalah penyakit keluarga,dimana setiap orang yang terkena kanker akan

    berpengaruh juga kepada seluruh keluarga baikberupa emosional, psikologis, finansial maupun fisik.

    Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Kuijer, et al (2000), dalam Fauziana(2011), yang mengatakan bahwa dukungan keluargamempengaruhi kesembuhan ibu yang mengidapkanker payudara. Jadi bagi pasien kanker payudarayang menjalani kemoterapi dengan mendapatkandukungan dari keluarga mereka lebih bersemangatuntuk menjalani kemoterapinya, dan hal ini dapatmembantu mempercepat proses penyembuhannya.

    C. Motivasi pasien kanker payudara dalammenjalani kemoterapiHasil analisis dalam penelitian ini dapat

    diketahui bahwa sebanyak 23 (62,2%) pasien kankerpayudara memiliki motivasi tinggi dalam menjalanikemoterapi. Sesuai dengan teori Makmun (2005),bahwa motivasi yang dimiliki individu dapatmenentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya,baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalamkehidupan lainnya, sehingga diharapkanterbentuknya suatu tindakan atau perilaku dariseseorang tersebut yang didasari oleh tingginyadukungan dari keluarga. Khususnya bagi pasienkanker payudara dalam menjalani kemoterapi.

    Hasil penelitian ini didukung oleh hasilpenelitian Fauziana (2011), bahwa dari 48 respondenterdapat 31 (64,6%) pasien post op ca mammae yangmemiliki motivasi tinggi dalam menjalanikemoterapi. Motivasi merupakan keadaan psikologisyang dimanifestasikan melalui tingkah laku, dimanatingkah laku dipengaruhi oleh penguatan, baik positifmaupun penguatan negatif (Sujanto, 2007). Dalamhal ini dapat disimpulkan, bahwa seseorang memilikimotivasi yang tinggi dengan adanya penguatan dariorang orang terdekat yaitu khususnya keluarga.Hasil penelitian ini juga sama dengan hasil penelitianWahyuni, (2006) tentang hubungan dukungankeluarga dengan motivasi berprestasi pada remajadi SMAN 1 Mlarak Ponorogo, bahwa terdapat77,78% yang memiliki motivasi berprestasi tinggipada remaja.

    Penelitian lain oleh Wahyuni (2010), tentanganalisis motivasi terapi hemodialisa pada penderitagagal ginjal (studi kasus di Rumah Sakit Islam KlatenTahun 2010). Berdasarkan hasil penelitian dengan

    Mahwita Sari, Yulia Irvani Dewi, Agnita Utami, Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Pasien Kanker PayudaraDalam Menjalani Kemoterapi Di Ruang Cendrawasih I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

  • 163

    Jurnal Ners Indonesia, Vol. 2, No. 2, Maret 2012

    menggunakan uji rasio likelihood dan uji wald adatujuh faktor yang terbukti berpengaruh terhadapmotivasi pasien selama menjalani terapi hemodialisisyaitu usia, biaya, dukungan keluarga, lamahemodialisis, peran petugas medis dan pendidikanpasien. Menurut Wahyuni penderita gagal ginjal padaawal menjalani hemodialisis respon pasien seolah-olah tidak menerima atas kehilangan fungsiginjalnya, marah dan sedih dengan kejadian yangdialami sehingga memerlukan waktu yang cukuplama untuk dapat beradaptasi dengan programhemodialisis.

    Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa lamanyamenderita penyakit dapat mempengaruhi motivasidalam menjalani pengobatan, seperti halnya padapasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi,mereka membutuhkan waktu untuk bisamenyesuaikan terhadap kemoterapi yang dijalani.Jika mereka sudah beberapa kali menjalanikemoterapi, maka mereka sudah terbiasa dengan efeksamping yang dirasakan. Berbeda dengan yang barupertama kali menjalani kemoterapi, karena merekabelum beradaptasi dengan efek samping yangdirasakan.

    D. Hubungan dukungan keluarga terhadapmotivasi pasien kanker payudara dalammenjalani kemoterapi

    Berdasarkan hasil penelitian dari 37 responden,terdapat 15 responden yang memiliki dukunganrendah dari keluarga yaitu 10 orang (66,7%) denganmotivasi rendah, sedangkan yang memiliki motivasitinggi sebanyak 5 orang (33,3%). Responden dengandukungan keluarga tinggi memiliki motivasi rendahsebanyak 4 orang (18,2%), sedangkan yang memilikimotivasi tinggi sebanyak 18 orang (81,8%).Hasilanalisis data didapat p value 0,008 < (0,05),sehingga Ho ditolak yang berarti terdapat hubunganyang signifikan antara dukungan keluarga terhadapmotivasi pasien kanker payudara dalam menjalanikemoterapi. Jadi dengan dukungan keluarga yangrendah maka motivasi pasien kanker payudara dalammenjalani kemoterapi rendah, sedangkan dengandukungan keluarga tinggi maka motivasi pasienkanker payudara dalam menjalani kemoterapi tinggi.

    Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi pasienkanker payudara dalam menjalani kemoterapi yang

    tidak mendapat dukungan dari keluarga secaralangsung, mereka juga memiliki motivasi untukmenjalani kemoterapi, karena mereka juga mendapatsupport dari teman-teman sesama penderita kankeryang juga menjalani kemoterapi dan begitu jugadengan yang mendapatkan dukungan tinggi, belumtentu memiliki motivasi tinggi. Jika dalam dirinyasendiri tidak memiliki motivasi atau kemauan untuksembuh.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitianyang dilakukan oleh Fauziana (2011), bahwa terdapathubungan yang bermakna antara dukungan keluarga(dukungan emosional (p=0,036

  • 164

    proses penyembuhan bagi pasien kanker payudara.Penelitian ini juga sesuai dengan pendapat

    Winnubust dalam Nurmalasari (2007) yangmengatakan bahwa dukungan sosial (keluarga) tidakterlepas dari hubungan akrab.Adanya komunikasiyang baik antara keluarga dengan pasien kankerpayudara, pasien mengetahui bahwa keluarganyatetap memberikan perhatian, mencintai, danmenghargainya walaupun dalam keadaan sakit.Penelitian ini didukung juga dengan teori Housedalam Nurmalasari (2007), yang mengatakan bahwadukungan emosional, dukungan penghargaan,dukungan instrumental, serta dukungan informasidapat bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraanpsikologis.

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan olehSubiatmi (2010), tentang hubungan dukungankeluarga dan perawat dengan tingkat kecemasan padapasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSUPdr. Kariadi Semarang. Hasil penelitian menunjukkanbahwa dukungan keluarga dan perawat sebagianbesar adalah baik dan tingkat kecemasan sebagianbesar pada kategori cemas sedang (65%).Berdasarkan korelasi Rank Spearman dapatdisimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungankeluarga dengan tingkat kecemasan (pvalue=0,000,r = -0,815), ada hubungan dukungan perawat dengantingkat kecemasan (pvalue=0,000, r = -0,606) padapasien kanker yang menjalani kemoterapi di RuangOne Day Surgery RSUP Dr. Kariadi Semarang.

    Hasil penelitian Wulan (2011) bahwaberdasarkan perhitungan diperoleh nilai koefisien (r)sebesar 0,311 p value =0,018. Hasil dukungankeluarga (suami) baik yaitu sebanyak 58,6% dan hasiltingkat kecemasan, pasien yang tidak mengalamikecemasan sebanyak 67,3%. Hasil tersebutmenunjukkan ada hubungan yang bermakna antaradukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasienkanker serviks yang menjalani kemoterapi, namunarah hubungan ini terbalik sehingga dapatdisimpulkan semakin baik dukungan keluargasemakin rendah tingkat kecemasan pasien kankerserviks yang menjalani kemoterapi, begitu jugasebaliknya.

    SIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil penelitian tentang hubungan

    dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker

    payudara dalam menjalani kemoterapi di ruangCendrawasih I RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau,terhadap 37 responden dapat disimpulkan bahwaumur responden terbanyak adalah umur 41-65 tahunyaitu sebanyak 27 orang (73,0%). Pasien kankerpayudara yang mendapatkan dukungan tinggi darikeluarga yaitu sebanyak 22 orang (59,5%) danmemiliki motivasi tinggi dalam menjalanikemoterapi yaitu sebanyak 23 orang (62,2%).Berdasarkan analisis statistik diketahui nilaip=0,008, disimpulkan terdapat hubungan yangsignifikan antara dukungan keluarga terhadapmotivasi pasien kanker payudara dalam menjalanikemoterapi.

    Hasil penelitian ini memberikan saran kepada:a. Penderita kanker payudara

    Diharapkan bagi penderita kanker payudaratetap semngat dalam melawan penyakit yangdideritanya dan tetap memiliki motivasi yangtinggi dalam menjalani pengobatan dan ikutberkumpul bersama orang orang yangmenderita kanker payudara, Sehingga dapatmenambah motivasi dalam diri penderita untuktetap semangat dalam menjalani pengobatan.

    b. PerawatDiharapkan bagi perawat agar memberikan

    penyuluhan kepada keluarga pasien kankerpayudara tentang dukungan keluarga danmotivasi pasien kanker payudara dalammenjalani kemoterapi, agar pasien dapat lebihtermotivasi dalam menjalani kemoterapi.

    c. Institusi pendidikanPenelitian ini diharapkan menjadi sumber

    data dasar dan referensi yang dapat digunakanuntuk penelitian selanjutnya, khususnyamengenai dukungan keluarga terhadap motivasipasien kanker payudara dalam menjalanikemoterapi.

    d. Rumah sakitUntuk dapat lebih mengembangkan

    pelayanan kesehatan pada masyarakat dalampeningkatan kualitas pelayanan, khususnyadalam sosialisasi memotivasi pasien kankerpayudara dalam menjalani kemoterapi di ruangCendrawasih I RSUD Arifin Achmad ProvinsiRiau dan program pembentukan perkumpulanpasien kanker dan keluarga pasien kankerpayudara.

    Mahwita Sari, Yulia Irvani Dewi, Agnita Utami, Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Pasien Kanker PayudaraDalam Menjalani Kemoterapi Di Ruang Cendrawasih I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

  • 165

    Jurnal Ners Indonesia, Vol. 2, No. 2, Maret 2012

    e. Peneliti lainPenelitian ini diharapkan dapat menjadi

    bahan informasi dan evidence base bagipenelitian berikutnya dan bahan pertimbanganbagi yang berkepentingan untuk melakukanpenelitian yang sejenis. Diharapkan kepadapeneliti lain yang tertarik dapat menspesifikkanvariabelnya, seperti tingkat pengetahuan pasienkanker payudara terhadap motivasi menjalanikemoterapi atau gambaran motivasi pasienkanker payudara yang baru terdiagnosa dalammenjalani pengobatan.

    DAFTAR PUSTAKAArora, N., Rutten,L., Gustafson, D., Moser, R., &

    Hawkins, R. (2007). Jurnal: perceived helpfullness and impact of social support providedby family, frinds and health care providers towomen newly diagnosed with breast cancer.Diakses pada tanggal 1 Januari 2012 dari http://onlinelibrary.wiley.com

    Bomar. (2004). Promoting health families:Applyingfamily research and theory to nursing practice.Philadelphia:W.B.Saunders Company.

    Corwin, E. J. (2009). Buku saku patofisiologi.Jakarta: EGC

    Emir, T. P & Suyatno.(2010). Bedah onkologidiagnostik dan terapi. Jakarta: Sagung Seto.

    Fauziana, A. (2011). Hubungan dukungan keluargadengan motivasi menjalani kemoterapi padapasien post opca mammae di RS KankerDharmis Jakarta Barat. Di akses pada tanggal28 Mei 2012 dari http://www.library.upnvj.ac.id/pdf

    Makmun, A.S. (2005). Psikologi kependidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

    Manaf, S.A. (2009). Pengaruh dukungan keluargaterhadap pemberian ASI eksklusif pada ibubekerja di Kecamatan Darul Imarah KabupatenAceh Besar Tahun 2009. Diakses pada tanggal10 Juni 2012. Dari http://repository.usu.ac.id/handle

    Medical Record RSUD Arifin Achmad ProvinsiRiau. (2011). Prevalensi kejadian kankerpayudara. Pekanbaru: RSUD Arifin AchmadProvinsi Riau.

    Musarofah, S. (2009). Hubungan antara tingkatpengetahuan terhadap motivasi menjalani

    kemoterapi di ruang cendrawasih Rumah SakitUmum Pusat Dokter Kariasi Semarang. Di aksespada tanggal 11 November 2011 dari http://eprints.undip.ac.id

    Nisman,W.A. (2011). Lima menit kenali payudaraanda. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

    Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitiankesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

    Nurmalasari, Y. (2007). Hubungan antara dukungansosial dengan shrga diri pada remaja penderitapenyakit lupus. Di akses pada tanggal 30 Mei2012 dari http://www.gunadarma.ac.id./library/articles.

    Papalia, dkk. (2008). Human development (psikologiperkembangan ). Jakarta: Kencana.

    Petmawati. (2011). Hubungan dukungan keluargaterhadap tingkat kecemasan pasien kankerpayudara di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.Pekanbaru: Skripsi (tidak dipublikasikan)

    Rachmawati, E. (2009). Penting, dukungan keluargabagi penderita kanker payudara.Di akses padatanggal 30 Desember dari 2011dari http://female.kompas.com/

    Rasjidi, I. (2010). 100 questions & answers kankerpada wanita. Jakarta: Elex Media Komputindo.

    Ratna, W (2010). Sosiologi dan antropologikesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

    Sandina, D. (2011). 9 penyakit mematikan mengenalitanda dan pengobatannya. Yogyakarta: SmartPustaka.

    Setiadi.(2008). Konsep & proses keperawatankeluarga.Yogyakarta: Graha Ilmu

    Silvia, R. (2010). Tingkat kecemasan pasienpreoperatif kanker payudara di RSUD ArifinAchmad Pekanbaru. Pekanbaru: Skripsi (tidakdipublikasikan)

    Smeltzer, C.S & Bare, B.G. (2002).Keperawatanmedikal bedah. Jakarta: EGC.

    Soebachman, A. (2011). Awasi 7 paling mematikan.Yogyakarta: Syura Media Utama.

    Subekti, E. (2010). Tingkat pengetahuan tentangkanker terhadap motivasi menjalani pengobatankemoterapi anak pada orang tua pasien di RuangKemoterapi Rumah Sakit Umum Pusat DokterKariadi Semarang. Semarang: UniversitasMuhamadiyah Semarang. Di akses pada tanggal8 November 2011 dari http://digilib.unimus.ac.id/

  • 166

    Subiatmi. (2010). Hubungan dukungan keluarga dandukungan perawat dengan tingkat kecemasanpada pasien kanker yang menjalani kemoterapiDi RSUP dr. Kariadi Semarang. Di akses padatanggal 30 Mei 2012 dari http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?

    Sujanto, B. (2007). Manajemen pendidikan berbasissekolah. Jakarta: Sagung Seto.

    Tribun news. (2011). Bila ada keluarga kena kanker,inilah yang patut dilakukan.Di akses padatanggal 30 Desember 2011 dari http://palem-bang.tribunnews.

    Usmara.(2006). Motivasi kerja, proses, teori danpraktik. Jakarta: Amara books.

    Wahyuni, S. (2006). Hubungan dukungan keluargadengan motivasi berprestasi pada remaja diSMAN 1 Mlarak Ponorogo. Di akses padatanggal 10 Juni 2012 dari http://libraryump.org/index.php?

    Wahyuni, S. (2010). Analisis motivasi terapihemodialisis pada penderita gagal ginjal (studikasus di Rumah Sakit Islam Klaten tahun 2010).Di akses pada tanggal 9 Juli 2012 dari http://www.google.co.id/

    Wulan, D. (2011). Hubungan dukungan keluargadengan tingkat kecemasan pasien kanker serviksyang menjalani kemoterapi di RSUP DokterKariadi Semarang Tahun 2011. Di akses padatanggal 20 Juni 2012 dari http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?

    Mahwita Sari, Yulia Irvani Dewi, Agnita Utami, Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Pasien Kanker PayudaraDalam Menjalani Kemoterapi Di Ruang Cendrawasih I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau