peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang...

36

Upload: others

Post on 03-Dec-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 2: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 3: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 4: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 5: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 6: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 7: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 8: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 9: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 10: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 11: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 12: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 13: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 14: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 15: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 16: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

MAKALAHDANRANCANGANNASKAHAKADEMIKTENTANGREVISIUNDANG‐UNDANGNARKOTIKA

PERMASALAHANDANSOLUSIDALAMPRAKTIKPENYIDIKAN,PENUNTUTANDANPROSESDELIKNARKOTIKA

DALAMRANGKAREVISIUNDANG‐UNDANGNomor35Tahun2009tentangNARKOTIKA

ADVOKATROPAUNRAMBEKETUAUMUMPERKUMPULANADVOKATINDONESIA

HotelBidakara,Jakarta02Nopember2016

Page 17: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

Halaman‐1 SEMINAR, 02 NOPEMBER 2016 

REVISI UNDANG‐UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA 

MAKALAHDANRANCANGANNASKAHAKADEMIKTENTANGREVISIUNDANG‐UNDANGNARKOTIKA

*****

POKOKPEMIKIRAN(COREIDEA)

DalamrangkaefektifitassistemkinerjaBadanNarkotikaNasional(BNN),khususnya

tentang pelaksanaan fungsi tugas penanganan dan PemberantasanmasalahNarkotika

berdasarkan ketentuan sebagaimana yang di atur dalam Undang‐Undang Nomor 35

Tahun 2009 tentangNarkotika, jis. Peraturan PresidenRepublik IndonesiaNomor 23

Tahun2010tentangBadanNarkotikaNasional,jis.PeraturanPemerintahRepublikIndonesia

Nomor 40 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang‐Undang Nomor 35 Tahun 2009

tentangNarkotika.

Pada prinsipnya, berdasarkan surat dari BNN‐RINomor: B/3333/X/DE/HK.01.

03/2016/BNNtertanggal24Oktober2016sebagaimanaisipadapokoksuratdimaksud,

makabersamainiAdvokatRopaunRambesebagaiNaraSumbersecarapribadimaupun

Organisasi Perkumpulan Advokat Indonesia (PERADIN) menyambut gembira tentang

maksuddan tujuandari prakarsaBNNdenganKomisi IIIDPR‐RIdalam rangkauntuk

usulanperbaikan(revisi)Undang‐UndangNarkotikadalamcakupanNaskahAkademik

yangtelahdipercayakandalamhalpenyampaianpandangandanpendapatsebagaiNara

Sumber.

Sejalan dengan itu, tentunya wajib berpedoman kepadaRatifikasiKonvensi

PBB tentang Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika tahun 1988, seperti

yangtelahtertuangdalammaterimuatanUndang‐UndangNomor7Tahun1997tentang

PengesahanUNITEDNATIONCONVENTIONAGAINTSILLICITTRAFFICINNARCOTICS

DRUGSANDPSYCHOTROPICASUBSTANCE1988dengansegalaakibathukumnyayang

berlakudiwilayahhukumRepublikIndonesia.

Makaberdasarkan10(sepuluh)pointerusulanyangterindikasidalamusulrevisi

Undang‐Undang Narkotika dimaksud antara lain adalah : (1) terkait dengan Legalitas

PenyidikBNN‐RIsesuaiUndang‐UndangNomor35Tahun2009tentangNarkotikadan

Undang‐UndangNomor8Tahun1981tentangKUHAP,(2)PeningkatanKedudukanBNN‐

RIuntukdijadikansetingkatMenteriNegaradalamrangkakoordinasi tugasP4GN,(3)

PenggunaanHartaKekayaandarihasiltindakpidanaNarkotikauntukdipergunakandalam

halpelaksanaanP4GNdalamprosesrehabilitasmedisdansosial,(4)PemberianPremi

Page 18: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

Halaman‐2 SEMINAR, 02 NOPEMBER 2016 

REVISI UNDANG‐UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA 

Kepada Penegak Hukum, (5) Tuntutan JPU dalam Perkara Tindak Pidana Narkotika

terkaitHartaKekayaandanPrekursoryangdirampasuntukNegara,untukdipergunakan

bagikepentinganP4GNdalamupaya rehabilitasimedisdansosial, (6)PutusanHakim

dalamPerkaraTindakPidanaNarkotikaterkaitdenganHartaKekayaandarihasiltindak

pidananarkotikayangdirampasuntukkepentinganP4GNgunaupayarehabilitasimedis

dansosial,(7)Mempertegassistemrehabilitasimedisbagipemakai/penggunaNarkotika

sebagaiparadigmabarudalamsistempenjatuhanhukumanpidanasecaraselektif, (8)

Pembatasan subyek Pelaku tindak pidana narkotika yang dijatuhi pidana rehabilitasi,

(9) Legalisasi Tim Asesmen Terpadu (TAT) serta rekomendasi TAT dalam konteks

penangananbagiparapecandudankorbanpenyalahgunaannarkotika,(10)Penegasan

tentangbatasankonseprehabilitasimedisdansosialsertakewenangandalampelaksanaannya.

Petunjuk pelaksanaan usul revisi Undang‐UndangNarkotika sebagaimana yang

dijabarkan tersebut di atas, merupakan suatu pemikiran dari pihak BNN‐RI dengan

terlebihdahulutelahdiadakanRapatDengarPendapat(RDP)tanggal04Februari2016

yanglalu,makaatasdasarhaltersebutdijadikanacuandalamhalmendengarkansaran

danusulandariparanarasumbergunapelaksanaanpembuatandraft(naskah)akademik

untukperbaikan(revisi)Undang‐UndangNarkotikayangdititik‐beratkan10(sepuluh)

pointeryangmenjadipusatperhatiansepertiyangdiusulkanolehBNN‐RI.

TOPIKDANMATERIPEMBAHASAN

Sesuaidengan isimateripembahasandanusulperbaikan(revisi)Undang‐Undang

Narkotikaaquo,adalahmengenai:“PERMASALAHANDANSOLUSIDALAM

PRAKTIKPENYIDIKAN,PENUNTUTANDANPROSESDELIKNARKOTIKA

DALAMRANGKAREVISIUNDANG‐UNDANGNomor35Tahun2009tentang

NARKOTIKA”.

Topik pembahasan tersebut, terlebih dahulu perlu untuk mencermati produk

hukumyangmasihrelevanterkait,denganmemperhatikanperundang‐undangan:

1. Undang‐UndangNomor8Tahun1981tentangKUHAP

2. PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor58Tahun2010tentangPerubahan

AtasPeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor27Tahun1983tentangPeraturan

PelaksanaanKitabUndang‐UndangHukumAcaraPidana(KUHAP)

3. Undang‐UndangNomor2Tahun2002tentangKepolisianNegaraRepublikIndonesia

Page 19: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

Halaman‐3 SEMINAR, 02 NOPEMBER 2016 

REVISI UNDANG‐UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA 

4. Undang‐UndangNomor16Tahun2004tentangKejaksaanRepublikIndonesia

5. Undang‐UndangNomor48Tahun2009tentangKekuasaanKehakiman

6. Undang‐UndangNomor35Tahun2009tentangNARKOTIKA

7. PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor40Tahun2013tentangPelaksanaan

Undang‐UndangNomor35Tahun2009tentangNARKOTIKA

8. Undang‐UndangNomor39Tahun1999tentangHakAsasiManusia(HAM)

9. Danseluruhketentuanhukumsertaperaturanpelaksanaannyayangberlaku.

Untukmenindaklanjutipelaksanaanaturanhukumsebagaimanayangtelahdijelaskan

tersebut, maka secara yuridis formal maupun materil, tentunya harus pula mengacu

tentangteknikpenyidikandanpenyelidikanaparaturnegarayangharustundukdantaat

kepada tata aturan terkait dengan konteks investigasi terhadap suatu perkara tindak

pidanaNARKOTIKAdansubyekpelakuperedaran(prekursor),maupunsubyekpengguna

/pemakai/pecanduNARKOTIKAitusendiri.

Dalamhubungantersebut,baikantarapengedar(bandar)NARKOTIKA,danpengguna

atau pecandu NARKOTIKA dan teknik investigasi serta penyidikan dan penyelidikan

seperti yang tertuang dalam materi muatan Undang‐Undang Nomor 22 Tahun 1997

tentangNARKOTIKA(videPasal63sampaidenganPasal70)jis.Undang‐UndangNomor

5tahun1997tentangPSIKOTROPIKA(videPasal55danPasal56)terdahulu,yangtelah

diperbaikidandiubahdenganUndang‐UndangNomor35Tahun2009tentangNARKOTIKA

(videPasal73sampaidenganPasal90)sebagaibahanacuan.

APLIKASIDAN IMPLEMENTASI SERTA IMPLIKASI (TEKNIK PENYIDIKANDAN

PENYELIDIKAN).

TopikdanMateriPembahasandalamMakalahiniterletakpadasistempenyelidikan

danpenyidikanpihakberwajib,dalamhal iniPolisiPenyidikdanPenyidikBNNsesuai

dengan kewenangannya yang diberikan oleh ketentuan hukum dan Undang‐Undang,

makaPemakalahdalamhaliniterfokuspadaKORBANPENGGUNAANNARKOTIKAsebagai

subyekutamadalamperkaratindakpidananarkotikakhususnya,yangdijadikanpesakitan

(residivis)disatupihak,sedangkandilainpihakadalahPengedar(bandar),yangsering

hilangmatarantainyadalamsuatulingkaranperistiwatindakpidanaterkaitdengan

NARKOTIKAdanPSIKOTROPIKApadaumumnya.

Page 20: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

Halaman‐4 SEMINAR, 02 NOPEMBER 2016 

REVISI UNDANG‐UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA 

TeknikpenyidikandanpenyelidikanpihakKepolisiandanBNN‐RIsebagaimana

telahsecarajelasdantegasdiaturdengankomprehensifotoritaskewenangannyadiberikan

dalambeberapaketentuanaturanhukumdanperundang‐undangansebagaiberikut:

1. Undang‐Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP (vide Pasal 1 angka (1),

sampai angka (5) yang dalam melaksanakan tugasnya diberikan hak sepenuhnya

sepertiditentukandalamPasal1angka(16)sampaiangka(21),merupakantindakan

awalgunapencegahan(prevensi)danmelakukanserangkaiantindakanhukumlainnya

sesuaidenganketentuanPasal4sampaiPasal9KUHAPdanseluruhperaturanundang‐

undangsertaperaturanpelaksanaannya.

2. Undang‐UndangNomor2Tahun2002tentangKepolisianNegaraRepublikIndonesia

(videPasal1angka(8)sampaiangka(13)sesuaidengan tugasnyasebagaimanadi

aturdalamPasal13,Pasal14,danPasal15,sertaPasal16sampaidenganPasal19)

dandijalankansesuaidengannorma‐normakesusilaandanazas‐azashukumpositif

yangberlakuumum.

3. Undang‐Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang NARKOTIKA (vide Pasal 73 sampai

denganPasal78)yangmerupakanbagianintegralantaraPenyidikPolisidanBNN‐RI

dalamrangkapencegahanterhadaptindakpidanaumummaupunkhusussesuaidengan

aturanhukumdanperundang‐undangandalamrangkamenjalankanfungsitugasnya.

Berdasarkan kompetensi Undang‐Undang aquo, maka secara hukum antara Penyidik

KepolisianmaupunBNN‐RImerupakanbagiantidakterpisahkandalamrangkapencegahan

(prevensi)maupunPenekanan(represif)terhadapperbuatantindakpidanakhususnya

NARKOTIKA,baik terhadapPengedar (bandar) atauPrekursormaupunPenggunadan

PemakaiNARKOTIKAsebagaikorban(victims)dalamhalpenyalahgunaanbahan‐bahan

yangmengandungzat‐zatNARKOTIKAdanPSIKOTROPIKApadaumumnyauntukpena‐

nggulangannya.

Padaumumnya,menurutPemakalahsebagaiAdvokatkegiatankesehariannya

berpraktikdalampembelaanKlien,tentunyalebihmenekankankepadapasal‐pasaldan

ayat‐ayatkrusialdalampemberlakuanUndang‐UndangNARKOTIKAdengansegalaimplikasi

paraktik lapangan yang sering menjadi bahan gunjingan dan pertentangan dalam

aplikasidanimplementasihukumpositifterkaitdenganNARKOTIKAdanpenyalahgunaan

penerapannyabaikdalampenyelidikandanpenyidikansertapenuntutanpidanaterhadap

KORBAN(victim).

Page 21: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

Halaman‐5 SEMINAR, 02 NOPEMBER 2016 

REVISI UNDANG‐UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA 

Dengandemikianperluuntukdiperhatikan tatacarapenyelidikandanpenyidikan

dilapangan oleh pihak penyidik Kepolisian maupun BNN‐RI dalam upaya pencegahan

danpenyalahgunaankewenangannyaakibatdarisalahdankelirupenerapanpasal‐pasal

danayat‐ayatkrusialdimaksud,danolehkarenanyamakaPemakalahmenitik‐beratkan

terlebihdahulupelaksanaanketentuanpenyelidikandanpenyidikanterkaitdenganpasal

danayatdalamundang‐undangNARKOTIKAsebagaiberikut:

1. KetentuanPasal75huruf(j),juncto.Pasal79Undang‐UndangNomor35Tahun2009

tentangNARKOTIKA,terkaitdengantatacara“PEMBELIANTERSELUBUNG”adalah

suatu indikasi yang bisa menciderai hak orang lain dengan cara‐cara yang tidak

benardantidaktepatjikaadanyasentimentertentuterhadaporangtertentudalam

rangkapenyalahgunaankewenanganmenurutperintahhukumdanundang‐undang,

denganmengutip keberatan Fraksi PDIP Bapak Y. B.WIYANDJONO, SH., pada saat

pembahasan RDPU terkait dengan pembuatan RUU NARKOTIKA / PSIKOTROPIKA

(halaman31–32–60)yangmenyatakanbahwa:“Didalamkontrolmengenaipembelian

terselubung, ini terletak dimana..? sehingga pembelian terselubung itu betul‐betul

tidak diboncengi oleh kepentingan‐kepentingan lain yang lepas dari kondisi untuk

menjebaktadi,sedangkanadaduaaliranmengenaimenolakpembelianterselubung

ituPakLoebbyLuqman,itukankurangfairbegitulahkelihatannya,inipolisimenyidik

pura‐purasemacamitu,karenadiIndonesiabagaimanapunjugakalauinikitatidak

tolerir, tidak tertangkap‐tangkap, kira‐kira begitu saja, tidak ada pertanggungan

jawabmorildarikita,bahwabiarsajauntukkaliiniatausampaikapantidakngerti

kitarubah lagi, inimasihcocokcumanpermasalahannyakontrol terhadap ituyang

lantasbagaimanayangkira‐kirauntukmemberikangambaranbahwakitaitumemberikan

persetujuan, tetapi juga tidak terlalu berdosa kalaumembuka peluang. Itumohon

keteranganlebihlanjut,setelahsetuju(.....?????)tadiPak,iniketerangansaja.Terimakasih.

2. BerkaitandenganRDPUtersebut,makakelanjutandalampembahasanRUUNARKOTIKA

ini,menurutketerangandaripihakPemerintahcq.BakolakInpresDrs.MD.Tanjung

tentangpembelianterselubungyangdilanjutkanolehFraksiPDIPDJUWARDIEFFENDI

mengatakan:Materimuatanpasal‐pasalRUUNARKOTIKAinisaratdenganberbagai

halyangeratkaitannyadenganpertanggunganjawabmoral.Apabilasalahmerumuskannya,

orangyangtidakmelakukanperbuatanpidanabisadipidana.Dansebaliknyaorang

yangberbuatpidanabisalolosdaritanggungjawabnya.(BeritaKoranKOMPAS,terkait

denganpengedar(bandar)danprekursorsertaKorbantindakpidanaNARKOTIKA).

Page 22: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

Halaman‐6 SEMINAR, 02 NOPEMBER 2016 

REVISI UNDANG‐UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA 

3. Hemat Pemakalah, dalam praktik aplikasi dan implementasi terkait dengan saksi

“Mahkota”(penyamaranpenjualnarkotika terselubung),adalah juga informanatau

pihak polisi itu sendiri yang juga sebagai kepanjangan tangan dan/atau oknum‐

oknumyangdipergunakan sebagai kaki‐tangan atau sebagai pihak berkepentingan

untuk menjaring atau menjebak para korban pemakai atau pengguna narkotika

(victims)sebagaibekasresidivisyangseringdijebloskankembalikedalampenjara,

danbukandirehabilitasimedismaupunsosial(videPasal99ayat(1)dan(2),yang

tidakbisadimunculkandalampersidangandenganalasanperlindungansaksi yang

merupakanotoritaspihakKepolisianatauBNN‐RIdalampraktikaplikasidanimple‐

mentasiUndang‐UndangNARKOTIKA,sehinggamatarantaiiniseringterputusditengah

jalan bahwa siapa sebenarnya penjual atau pengedar narkotika...? namunpenyidik

dapatmelakukan penyelidikan dengan bebas tanpa dosamengorbankan pengguna

saja).Olehsebabitu, implikasidaneksesdaripenyalah‐gunaannarkotikainihanya

berkisar pada diri korban pengguna/pemakai yang menjadi subyek dan sekaligus

sebagaipengedar).

4. Berdasarkanketigapermasalahantersebutdiatas,makamenuruthematPemakalah

agarpasaldanayattersebutsupayadapatditinjauulangolehPihakKepolisiandan

BNN‐RIdanpihakKomisiIIIDPR‐RIagartidakterusmenerusberputardalamlingkaran

setan pengguna/pemakai narkotika, sedangkan pengedar (bandar) dan prekursor

narkotikatidakdiketahuijuntrungannya,danpihakkorbanadalahpengguna/pemakai

(residivis) tidak lagi dijadikan korban (victims) melainkan direhabilitasi medis

berdasarkanvisumdokterdantidakdijatuhihukumanpenjarayangberulang‐ulang

sebagai efek jera yang tidak bersifat futuristik atau progresifitas hukum responsif

dalamrangkapenanggulangannarkotika.

MENGENAIUSULPENINGKATANLEGALITASKEDUDUKANPENYIDIKBNN‐RI

Pemakalah dalam hal ini tidak memiliki konsep dan otoritas menurut hukum

gunamemberikanbahanmasukan(input)sesuaidenganpointer(1)tentangpeningkatan

kewenangan Penyidik BNN‐RI tetapi pertimbangan ini adalah menjadi kewenangan

Legislator di Komisi III DPR dengan segala konsekuensi pertimbangan dari berbagai

pihakterkaitgunapemberianwewenangberdasarkanhukumdanundang‐undang.Oleh

karenanya,hematPemakalah,hakdanotoritasmempertimbangkanusulaninidikembalikan

kepadaLegislatorgunamelakukan“judicialpreview”bahwaapakahdaruratnarkotika

perlu evaluasi status Penyidik BNN‐RI, dan pointer (2) tentang kedudukan BNN‐RI

Page 23: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

Halaman‐7 SEMINAR, 02 NOPEMBER 2016 

REVISI UNDANG‐UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA 

diakseskanmenjadisetingkatMenteridalampelaksanaantugasP4GNmenurutefektifitas

fungsiuntukkepentingandalampemberantasannarkotikasecarakomprehensifintegralistik

adalahmerupakanhakdankewenanganotoritasdaripihakKomisiIIIDPR‐RI.

Sedangkanaplikasidan implementasiusulanRevisiUndang‐UndangNarkotikadengan

mengakseskan kepentingan terkait dengan permasalahan lainnya seperti pointer (3)

tentangpenggunaanhartakekayaanyangdiperolehdaritindakpidanaNarkotikauntuk

rehabilitas medis dan sosial terhadap korban penyalahgunaan Narkotika telah diatur

dalambeberapapasalsebagaiberikut:

a. PenambahandanselipanbeberapaPasaldanayattentangpenyitaandanpenyimpanan

terhadap semua harta kekayaan pengedar (bandar) dan prekursor Narkotika oleh

pihak penyidik Polisi dan BNN‐RI yang terkait ketentuan Pasal 64 sampai dengan

Pasal 98 Undang‐Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan

memperhatikan ketentuan sebagaimana di atur dalamUndang‐undang Nomor 39

Tahun1999tentangHakAsasimanusiadanseluruhperaturanpelaksanaannyaserta

hakkonstitusionaloranglainyangdidugamemperolehkekayaandarihasilperedaran

ataupenjualanNarkotikasecaraefektifdanprogresif.

b. Mengenaipemberianpremi(reward)kepadapenegakhukumdanmasyarakatyang

berperanserta dalam pembasmian peredaran Narkotika dapat diselipkan dan

ditambahkanbeberapapasaldanayatkelengkapansesuaiketentuanPasal104sampai

dengan Pasal 110 Undang‐Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang

menjadi usul revisi oleh Fraksi‐Fraksi di Komisi III DPR‐RI dan pihak Pemerintah

untukmengakses kepentingan dimaksudkan termasuk rancangannaskah akademik

yangakandiurunrembukbersamapadasaatnya.

c. Sedangkan mengenai sistem penuntutan dan penyitaan serta penggunaan harta

kekayaanyangdiperolehdarikejahatanperedarannarkotikaolehPenuntutUmum

dan Putusan Hakim Pengadilan sesuai pointer (5) dan (6)merupakan satu bagian

tidakterpisahkanyangharusdiselipkandalamPasal‐PasaldanAyat‐ayatsebagaimana

di atur dalam Pasal 70 sampai Pasal 72, juncto. Pasal 53 sampai dengan Pasal 59

UndangUndangNomor35Tahun2009yangharusdilibatkandalampembuatandraft

naskahakademiksecaraterpadudanmerupakanotoritasKomisiIIIDPR‐RI,Pemerintah

danMenteriKesehatansebagaiakseleratormenurutketentuanhukumdanperundang‐

Page 24: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

Halaman‐8 SEMINAR, 02 NOPEMBER 2016 

REVISI UNDANG‐UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA 

undanganuntukmelakukanpembahasandanusulanterkaitdengansistemrehabilitasi

penyalahgunaanNarkotikabagipengguna/pemakai(korban)atauresidivis.

d. Selanjutnyamengenai pointer (7), (8) dan (10) tentang usul mempertegas terkait

dengan sistem rehabilitasmental danpsikologisdari pengguna/pemakainarkotika

(korban)atauresidivis,makaproporsiinijugaberadaditanganLegislator,Pemerintah

dan Menteri Kesehatan menurut ketentuan undang‐undang, oleh karena adanya

paradigmabaruyangdiakibatkanbanyaknyakorbanpemakaidanpenggunanarkotika

yangseringditangkapdanditahankemudiandiadilidanmengulangiperbuatannya

yang sama dalam kurun waktu tertentu danmenjadi endemi serta epidemi sosial

yangsangatperluuntukdiberikanperlindunganolehhukumgunaprosespemulihan

danpenyembuhannyayangsangatbanyakmembutuhkanbiayamedismaupuntempat

penampunganyangmemadaidenganperalatanmaupunkegiatanyangmemfasilitasi

para pecandu/pemakai/pengguna dapat direhabilitasimental dan kejiwaannya untuk

memilikiketrampilankhusussetelahlepasrehabilitasi.

e. Tentang legislasi khusus bagi Tim Assesmen Terpadu (TAT) adalah bagian tidak

terpisahkan dari Lembaga Rehabilitas maupun Dinas Kesehatan Masyarakat dan

Lembaga Rehabilitasi yang dibentuk oleh pihak Pemerintah guna mengakomodir

atau memfasilitas terwujudnya sistem pengobatan dan rehabilitasi mental dan

psikologisparapecandu/pemakaidanpenggunaNarkotikasebagai zatadiktifyang

mematikanuntukdipulihkansebagaimanayangtelahditentukansecarajelasdalam

Pasal 53 sampai dengan Pasal 59 Undang‐Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika.Dengandemikian,makapasal‐pasaldanayat‐ayatsebagaimana tersebut

diperlukan penjabaran yang lebih jelas dan transparan dan ditambahkan selipan

pasaldanayatuntukmengaturlebihlanjuttentangpokokpermasalahandimaksud,

agar menjadi jelas dan terang dalam rangka merevisi Undang‐Undang Narkotika

yanglebihakuntabilitasdanberdayagunasertabermanfaatbagikepentingannegara

dalamrangkaefektifitasdanefisiensiprosespemulihandanpenyembuhanbagipara

pecandunarkotikapadaumumnya.

Berdasarkanuraian‐uraiansebagaibahanmasukandarinarasumberPemakalah

pada huruf (a) sampai (e) di atas, maka pada dasarnya menurut pandangan dan

pendapat dari pengalaman teoritis maupun empirisme praktik hukum di lapangan

sebagai seorang Advokat adalah sekaligus sebagai nara sumber dari aplikasi dan

implementasi serta implikasidalampenerapanUndang‐UndangNarkotikayangbelum

Page 25: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

Halaman‐9 SEMINAR, 02 NOPEMBER 2016 

REVISI UNDANG‐UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA 

maksimal mencapai sasaran dan target dari apa yang dicanangkan sebagai “Darurat

Narkotika” (Narcotics Emergency) untuk membasmi dan berperang melawan mafia

narkotikaterselubungmamputerang‐terangan.

Maka berdasarkan hal tersebut, perlu untuk menekankan dan mengusulkan

beberapahalpentingyangterkaitdenganusulRevisiUndang‐UndangNarkotikadengan

segalaresiko‐resikopenanggulangannyasesuaidenganpengalamansebagaimanayang

akandiuraikanberikutini:

BNN‐RISEBAGAILEMBAGASUPERVISI/PREVENTIFBUKANREPRESIF

Sebagaimana yang telah jelas termuat dalam materi muatan Undang‐Undang

Nomor 35 Tahun 2009 tentangNARKOTIKA (vide Pasal 75 sampai denganPasal 90),

perlu dipertegas fungsi BNN‐RI dalam melakukan penyidikan dan penyelidikan yang

tidak bertentangan dengan kewenangan insitusi Kepolisian Undang‐Undang Nomor 2

Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara, dan peraturan pelaksanaannya yang berlaku

sertaUndang‐UndangNomor8Tahun1981tentangKUHAP,yangmelakukanpenekanan

(represif) terhadap pelaku pengedar/prekursor narkotika, sedangkan pemakai dan

penggunayangmenjadikorban(victims)hanyadilakukantindakanpencegahan(preventif)

danprosesrehabilitasimedisdanstatussosial,untukdipulihkanhakkonstitusionalnya

dibawahpengawasandarilembagarehabilitasiyangmenjadimotorpenggerakdan

pelaksanarestitusi.

Adalah sangat ironis dan ambigu, jika antara penyidik kepolisian dan penyidik

BNN‐RIdijadikanduainstitusiyangberbedakepentingandalampenangananpencegahan

peredarandanpenggunaannarkotika,karenajikaperluasankewenanganBNN‐RIsetingkat

MenteriNegara,makaterkaitdenganketentuanUndang‐UndangNomor8Tahun2010

tentangPencegahandanPemberantasanTindakPidanaPencucianUangakanmenjadi

krusialitasdenganPPATKmaupunKPKsebagaimanadiaturdalamUndang‐UndangNomor

31Tahun1999 juncto.Undang‐UndangNomor20Tahun2001 tentangTindakPidana

Korupsi.

Sedangkan mengenai ketentuan Tim Gabungan Tindak Pidana Korupsi dan

PencucianUangsecarahukumtelahdiaturdalamPP‐RINomor19Tahun2000,juncto.

Undang‐Undang Nomor 8 Tahun 2010 yang hakikatnya menjadi korelasi aktif antara

KepolisianNegaraRI,KejaksaanRI,danKPKgunamelakukanpemeriksaandanpenyelidikan

Page 26: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

Halaman‐10 SEMINAR, 02 NOPEMBER 2016 

REVISI UNDANG‐UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA 

sertapenyidikanterhadapgratifikasipencucianuangdarihasilkejahatankorporatisme

maupunperdagangangelap(trafficking)lintasnegara(interstates).

Hal ini sejalan dengan Konvensi PBB yang telah diratifikasi dalam ketentuan

peraturanUndang‐UndangNomor7Tahun1997juncto.DokumenPBBNomor:E/CONF.

88/2(tanggal18Agustus1994)yangtelahmasukdalamkelompokkegiatanOrganisasi

KejahatanInternasional(InternationalCrimesOrganization/ActivitiesofTransnational

Criminal Organization)meliputi:Drug Trafficking Industry, smuggling of illegalmigrants,

armstrafficking,trafficking innuclearmaterial,transnationalcriminalorganizationand

terrorism,traffickinginwomenandchildren,traffickinginbodypart,theftandsmugglingof

vihicles,danmoneylaundring,sertakejahatanlainnyayangsejenisdenganitu.

Maka dari itu, BNN‐RI sesuai kewenangannya terkait dengan fungsi preventif

tidakakanmenunjangeksistensinyasecaraoptimaljikadiberikankewenanganregulatif

yangbersifatrepresifakantetapitermasukdalamkategorirestitutifdalammenjalankan

fungsitugasnyasebagaiinstitusipemantaudanpencegahanmasukkeluarnyaperdagangan

gelapnarkotikayangdapatmerusakgenerasibangsadanmerongrongkewibawaandari

kekuasaanpemerintahannegara.

KESIMPULAN/KONKLUSI

Darihasil simulasi tentangevaluasiperihalusulanperbaikan(revisi)peraturan

Undang‐Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang NARKOTIKA sebagaimana yang telah

diuraikansecarajelastersebutdiatas,makadapatditarikkesimpulan(Konklusi):

1. DiperlukanoptimalisasidanmaksimalisasifungsitugasBNN‐RIdalamrangkauntuk

prevensisertasupervisiyangbersifatkekhususanterhadapperedarangelapnarkotika

darihulukehilirdanbukandarihilirkehulu,sehinggaPolisipenyidiktidaksemata‐

matamelakukan tindakanpenyelidikandanpenyidikan terhadappelakupengguna

narkotika, tetapi terhadap pengedar (bandar) dan bukanmelalui pendayagunaan

kepanjangan‐tangandari“CEPU”yangnotabenemenyalah‐gunakanPasal75huruf

(j), juncto. Pasal 79 Undang‐Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang NARKOTIKA,

terkaitdengantatacara“PEMBELIANTERSELUBUNG”.

2. Diperlukankejelasantentangpermasalahanyangterkaitdengansaksi“Mahkota”

(penyamaranpenjualnarkotikaterselubung),adalahjugainformanataupihakPolisi

itusendiriyangjugasebagaikepanjangantangandan/atauoknum‐oknumyang

dipergunakansebagaikaki‐tanganatausebagaipihakberkepentinganuntukmenjaring

Page 27: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

Halaman‐11 SEMINAR, 02 NOPEMBER 2016 

REVISI UNDANG‐UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA 

ataumenjebakparakorbanpemakaiataupenggunanarkotika(victims)sebagaibekas

residivisyangseringdijebloskankembalikedalampenjara,danbukandirehabilitasi

medismaupunsosial (videPasal99ayat (1)dan (2), yang tidakbisadimunculkan

dalampersidangandenganalasanperlindungan saksi yangmerupakanotoritaspihak

kepolisian atau BNN‐RI dalam praktik aplikasi dan implementasi Undang‐Undang

NARKOTIKAagartidaksalahkaprahdalampenerapanketentuandimaksud.

3. PerlupenambahanpasaldanayatsebagaimanadiaturdalamPasal70sampaiPasal

72,juncto.Pasal53sampaidenganPasal59Undang‐UndangNomor35Tahun2009

yangharusdilibatkandalampembuatandraftnaskahakademiksecaraterpadudan

merupakanotoritasKomisi IIIDPR‐RI, PemerintahdanMenteriKesehatan sebagai

akseleratormenurutketentuanhukumdanperundang‐undanganuntukmelakukan

pembahasandanusulan terkaitdengansistemrehabilitasipenyalahgunaanNarkotika

bagipengguna/pemakai(korban)atauresidivis.

4. Mengenaisistempenuntutandanpenyitaansertapenggunaanhartakekayaanyang

diperoleh dari kejahatan peredaran narkotika oleh Penuntut Umum dan Putusan

Hakim Pengadilanmerupakan satu bagian tidak terpisahkan untukmenambahkan

rumusanbaruagarsejalandenganPasal70sampaiPasal72,juncto.Pasal53sampai

denganPasal59Undang‐UndangNomor35Tahun2009dalamdraftnaskahakademik

secara terpaduolehKomisi IIIDPR‐RI, PemerintahdanMenteriKesehatan sebagai

akselerator untuk melakukan pembahasan dan usulan terkait dengan rehabilitasi

bagipengguna/pemakai(korban)atauresidivisnarkotika.

5. Tidak adanya inventarisasi dan sinkronisasi data yang baik tentang pengelolaan

barang sitaan Narkotika dari daerah ke pusat dan dari pusat ke daerah terbukti

dengan jelasdari tidakmudahnyadiperolehdata tentangbarangsitaantersebutdi

LembagaPenegakHukum,menjadipenyebabutama sulitnyamelakukanpengawasan

pengelolaanbarangsitaansehinggaberpotensialkuatterjadinyapenyelewengandan

penggelapanbarangsitaan.

PENUTUPdanSARANsertaUSULAN

SampailahpadabagianPenutupdalammakalahini,menurutpendapatPemakalah

bahwa perlu diberikan Saran dan Usulan‐usulan terkait dengan revisi Undang‐Undang

Nomor35Tahun2009 tentangNARKOTIKAdimaksudyangperlumelibatkankembali

berbagai komponen dan elemen masyarakat dalam rapat dengan pendapat akhir

Page 28: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

Halaman‐12 SEMINAR, 02 NOPEMBER 2016 

REVISI UNDANG‐UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA 

sebelumdiajukannyahasil revisiRancanganUndang‐Undang (RUU)Narkotikadengan

caradanmelaluiseminar‐seminardanataudiskusilebihlanjutdengansemuainstitusi

hukumterkait,akademisi,OrganisasiAdvokat,danparaPraktisiHukumsepertiAdvokat

dan Polisi, Jaksa, Hakim, untuk menerima masukkan terkait dengan pemberantasan

narkotika.

SARAN‐SARAN

1. Disarankanagaradanyapeningkatankerjasamapenangananpemberantasannarkotika

melaluimekanismesecarakomprehensifmulaidari tingkatRT,RW,Kelurahandan

Kecamatan,denganpartisipasikeluargamaupunwargamasyarakat setempat,dengan

caramemberikanpengarahan,punishmentdanrewardapabilamengetahuiadanya

peredaran gelap narkotika dan sengaja didiamkan atau adanya pembiaran warga

setempat untukmelakukan peredaran atau penampungan dan penjualan terhadap

warga dilingkungannya sendiri, sehingga efek jera akan berdampak kepada semua

wargamasyarakatdidalamlingkunganwilayahnyaagarmenjauhidiridanmenganti‐

sipasipengaruh‐pengaruhdaribahayanarkotikaterhadapmasadepandaripengguna

ataupemakai.

2. DisarankanagarpengedaryangadalahwargadalamsuatuwilayahRT,RW,Kelurahan

dan Kecamatan tersebut diberikan sanksi sosial berupa dukungan penghukuman

yang seberat‐beratnya dan mengisolirkan dirinya sebagai warga masyarakat yang

direhabilitasi mental dan perilaku menyimpang dari akibat penggunaan narkotika

yangmerupakanmusuhmasyarakat.

3. Bagipecandunarkotikatingkatakutdisarankanagarmenjadipenghunitetapdalam

LembagaRehabilitasiMentalPenggunaNarkotikadandalampengawasanpihakber‐

wenang.

4. BagiPengedar(bandar)Narkotika,pemasok,pembuat,pemilikdanpengelolapabrik

dantempatpenampunganNarkotika,dihukumsebarat‐beratnyaataudihukummati.

5. Bagiaparaturhukumyangsengajamemakai,mengedar,menjual‐belikannarkotika,

ataudengansengajamenjadiperantaraataupenjualterselubungdenganpenyamaran,

tidak dapat dibenarkan oleh hukum, oleh sebab itu tentang pasal krusial sistem

PembelianTerselubung dan SaksiMahkota yang dilindungi tersebut perlu ditinjau

kembalieksistensidanefekyangditimbulkandariproseduralyangmasihtidakjelas

dalampenerapannya.

Page 29: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses

Halaman‐13 SEMINAR, 02 NOPEMBER 2016 

REVISI UNDANG‐UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA 

6. Perlusuatuaturanhukumtentangpenyelewengandanpenggelapanterhadapbarang

sitaan Narkotika supaya dalam proses penjatuhan hukuman nantinya tidak rumit

sehinggaprosespenyelesaiannyaakan lebihcepatdan jelas.Pelaksanaanhukuman

terhadapkasuspenyelewengandanpenggelapanbarang sitaannarkotika ini perlu

adanyadukungandariKepalaNegarasupayadalamprosespenjatuhanhukumandan

vonis bagi para oknum yang melanggar nantinya akan lebih cepat proses penye‐

lesaiannya. Dan bagi Instansi yang terkait dengan masalah ini supaya turut

membantumenyelesaikan dan tidakmenutupi kesalahan anggota‐nya karena akan

sangatmerugikannegarasendiridanjugahukumdinegarainisemakinlamasemakin

tidakmempunyaiwibawadimatadunia.

7. Bahayanarkotikaadalahendemidanepidemisosialyangmerusakgenerasibangsa

dannegara,olehkarenanyaperang terhadapnarkotikaperludidukungolehsemua

pihak, terutama peranmasyarakat, aparatur penegak hukum baik itu Polisi, Jaksa,

Hakim,danAdvokat,maupunLSMdansemuakomponenmasyarakatdalamrangka

perangterhadapbahayanarkotikayangsangatberbahayadanakanmerusakmental

sertajiwamanusiadanmenghancurkaneksistensibangsadannegara.

SEKIAN....!

ADVOKATROPAUNRAMBEKETUAUMUM

PERKUMPULANADVOKATINDONESIA(PERADIN). 

Page 30: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 31: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 32: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 33: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 34: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 35: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses
Page 36: peradin.id · 2016. 11. 2. · makalah dan rancangan naskah akademik tentang revisi undang‐undang narkotika permasalahan dan solusi dalam praktik penyidikan, penuntutan dan proses