2013-2-1002-612310001-bab2-09012014093050
DESCRIPTION
TugasTRANSCRIPT
-
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah Cair
Limbah cair mengandung bahan-bahan yang berbahaya bila dibuang ke
lingkungan, terutama daerah perairan. Sebagian besar bahan yang terdapat dalam
limbah cair seperti bahan-bahan kimia (Ramachandran etal., 2009).
Limbah cair yang netralisir adalah air limbah yang tidak barbau dan tidak
menyebabkan penyakit bagi masyarakat, dengan adanya zat-zat yang paling
alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya. Air
limbah juga mengandung mikroba lainya, dan kalau kandungan tersebut terlalu
tinggi dapat menyebabkan ikan-ikan mati.
Limbah cair memiliki beberapa ciri dari segi fisik, kimia, dan biologi, yang
dapat mengukur tingkat mutu air limbah tersebut. Ciri-ciri fisik yang utama dari air
limbah adalah, bau dan suhu, ciri kimiawi limbah cair dapat diketahui melalui
pengujian tingkat keasaman. Ciri-ciri biologi air merupakan keberadaan mikro
organisme dalam air limbah tersebut (Sutrisno dan Totok,2004)
2.1.1 Persyaratn Fisik Limbah Cair ( Subagoyo, 2009 )
1. Air tidak berbau
2. Tidak berwarna
2.1.2 Persyaratan Kimia
1. pH Netral
2. menagndung bahan kimia beracun seperti kapur dan ammonium
-
2
2.1.3 Karakteristik Limbah cair yang tidak berbahaya (Efendi dan Hefni. 2003 )
1. Tidak berbau dan tidak berwarna
2. Suhu sebaiknya yang sejuk
2.1.4 Karakteristik Air Kotor ( Subagoyo, 2009 )
1. Berwarna kotor
2. Sangat berbau
Kolam pengolah limbah cair telah didesign dengan kapasitas ifluent/
pemasukan, waktu dan effluent (pengeluaran) tertentu ; misalnya kolam limbah cair
milik PG. Tolangohula didesign sebagai berikut :
Tabel 1. Design: kapasitas influent dan effluent
No. Kapasitas Design
Inffluent effluent
1. BOD
2. Debit
3. pH
4. suhu
1.000 ppm
1500 m/hari
5-7
37C (Maksimum)
150 ppm
1500 m/hari
6,5 8,0
28C-37C
sumber : Laboratorium pengujian PT. PG Tolangohula,
2.1.5 Sumber-sumber Air Limbah
1. Air yang berasal dari Mill Station
2. Air yang berasal dari pencucian alat mesin
2.1.6 Karakteristik Air limbah
1. Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran bakteri
2. Bau dapat dihasilkan oleh adanya bakteri yang ada dalam air limbah
-
3
3. pH dapat merubah air limbah menjadi air limbah yang netral
4. BOD ( Biological oxigent demand )
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk menguraikan bahan-bahan organic yang terdapat didalam air buangan
secara biologi.
5. COD ( Chemical Oxsigent demand )
COD adalah banyknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
bahan-bahan organic secara kimia.
2.2 Penanganan Limbah Cair dan Peralatanya di PT. PG Tolangohula
(Totok,2004)
1. Bak Penangkap Minyak
Berfungsi untuk mengambil minyak dari limbah cair, bak penangkap
minyak terletak dibelakang mill stasiun.
2. Saringan
Berfungsi untuk menghilangkan kotoran kasar agar tidak :mengganggu
jalanya aerator, mengganggu kehidupan micro organisme, merusak
pemandangan.disaluran menuju kolam pengolahan limbah cair di samping
di pasang saringan-saringan kasar, juga di letakan karung-karung goni yang
bertujuan untuk menangkap minyak yang masi lolos dari kolam penangkap.
-
4
3. Minyak
Berfungsi untuk mengukur debit air limbah secara teratur sehingga selalu
diketahui apakah debit air limbah naik dan kalau air limbah naik maka
perlu segera diambil langkah untuk menguranginya.
4. Tanki susu kapur
Berfungsi untuk mengatur pH air limbah dengan jalan menambah susu
kapur jika pHnya masih rendah dan oleh karena itu pH air limbah harus
selalu diukur secara teratur.
5. Bak Pengendap Awal
Berfungsi untuk mengendapkan kotoran kasar dan mengurangi bahan
tersuspensi yang masuk kolam aerasi, karena bahan tersuspensi yang
berlebihan dapat mengurangi performance kolam aerasi. Kotoran-kotoran
yang mengendap di kolam harus dikeluarkan (tiap minggu sekali).
Disamping itu bak mengendap awal juga berfungsi untuk menangkap
minyak dan kotoran-kotoran melayang, karena itu setiap saat minyak dan
kotoran-kotoran yang melayang tersebut harus diberssihkan.
6. Kolam aerasi
Kolam ini berfungsi sebagai kolam biologis yang dapat menurunkan
BOD/COD dengan bantuan micro organisme (aerob maupun anaerob)
Proses anaerob (tanpa O2) terjadi bagian bawah kolam aerasi. Proses aerob
(dengan O2) terjadi dibagian atas kolam aerasi dengan memasukan O2
(aerasi) dengan bantuan aerator.
-
5
7. Kolam Pengendap Abu
Air yang mengandung abu ketel dibuatkan bak pengendap tersendiri yang
terpisah dengan instalasi pengolahan air limbah, agar tidak menambah debit
limbah cair.
8. Bahan
Susu kapur dan ammonium berfungsi untuk menaikan pH agar pH air
limbah tersebut akan naik maksimal 10, dan apa bila Ph di bawa dari 7
maka air limbah tersebut akan berbau busuk.