2011-2-00668-sp bab 3tjt

22
26 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian ini dimulai dengan mempersiapkan seluruh bahan yang dibutuhkan. Pada penelitian ini bahan yang dipersiapkan yaitu sampel tanah merah, pasir, dan agregat kasar yang lolos saringan nomor 3/4 dan 3/8 dan tertahan di saringan nomor 4. Hal ini dikarenakan tanah merah, pasir dan agregat kasar adalah material yang umumnya digunakan pada proyek timbunan dilapangan misalnya pada proyek timbunan untuk jalan, untuk jalan kereta api, untuk lapangan udara dan proyek timbunan yang lainnya. Jenis uji yang dilakukan yaitu uji kuat geser langsung (direct shear test). Berdasarkan standar dari ASTM D-3080-04 bahwa contoh benda uji harus mewakili kondisi dilapangan. Uji yang dilakukan yaitu uji kuat geser langsung antara material geotekstil dengan tanah merah, antara geotekstil dengan pasir, dan antara geotekstil dengan agregat kasar, kemudian juga dilakukan uji kuat geser langsung terhadap material timbunan itu sendiri tanpa geotekstil. Untuk masing-masing percobaan terdiri dari 20 buah sampel, untuk percobaan tes kuat geser langsung antara tanah dengan geotekstil woven, pasir dengan geotekstil woven, agregat kasar dengan geotekstil woven masing-masing terdiri dari 20 sampel. Hal yang sama juga dilakukan yaitu percobaan kuat geser

Upload: khairul-adi

Post on 20-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tjtrjtjtrfjt

TRANSCRIPT

  • 26

    BAB 3

    METODOLOGI

    3.1 Tahapan Penelitian

    Tahapan penelitian ini dimulai dengan mempersiapkan seluruh bahan

    yang dibutuhkan. Pada penelitian ini bahan yang dipersiapkan yaitu sampel tanah

    merah, pasir, dan agregat kasar yang lolos saringan nomor 3/4 dan 3/8 dan

    tertahan di saringan nomor 4. Hal ini dikarenakan tanah merah, pasir dan agregat

    kasar adalah material yang umumnya digunakan pada proyek timbunan

    dilapangan misalnya pada proyek timbunan untuk jalan, untuk jalan kereta api,

    untuk lapangan udara dan proyek timbunan yang lainnya. Jenis uji yang

    dilakukan yaitu uji kuat geser langsung (direct shear test). Berdasarkan standar

    dari ASTM D-3080-04 bahwa contoh benda uji harus mewakili kondisi

    dilapangan. Uji yang dilakukan yaitu uji kuat geser langsung antara material

    geotekstil dengan tanah merah, antara geotekstil dengan pasir, dan antara

    geotekstil dengan agregat kasar, kemudian juga dilakukan uji kuat geser

    langsung terhadap material timbunan itu sendiri tanpa geotekstil.

    Untuk masing-masing percobaan terdiri dari 20 buah sampel, untuk

    percobaan tes kuat geser langsung antara tanah dengan geotekstil woven, pasir

    dengan geotekstil woven, agregat kasar dengan geotekstil woven masing-masing

    terdiri dari 20 sampel. Hal yang sama juga dilakukan yaitu percobaan kuat geser

  • 27

    langsung antara material timbunan dengan geotekstil nonwoven dan percobaan

    antara material timbunan dengan geotekstil komposit. Kemudian juga dilakukan

    tes kuat geser langsung antara tanah merah tanpa geotekstil, pasir tanpa

    geotekstil, dan agregat tanpa geotekstil dan masing-masing percobaan terdiri dari

    20 sampel, sehingga total seluruh sampel pada percobaan ini adalah 240 sampel.

    Ananisis data hasil percobaan ini menggunakan kriteria keruntuhan mohr-

    coloumb dimana dari besar gaya geser yang didapat akan di plot grafik hubungan

    antara tegangan geser dan tegangan normal. Kemudian dari grafik dapat ditarik

    garis linier untuk mendapat kan parameter c dan dari setiap percobaan, setelah

    itu nilai c dan akan dibandingkan agar didapat besar rasio perbandingan dan dapat

    ditarik kesimpulan.

  • 28

    Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

    Mulai

    Identifikasi

    Masalah

    Tinjauan Pustaka

    Tes kuat geser langsung

    antara material timbunan

    dengan geotekstil

    Tes kuat geser

    langsung antara

    material timbunan

    Geotekstil woven

    dengan pasir,tanah,

    dan agregat

    Geotekstil

    nonwoven dengan

    pasir, tanah, dan

    agregat

    Geotekstil

    komposit dengan

    pasir, tanah dan

    agregat

    Percobaan direct shear

    antara tanah tanpa

    geotekstil, pasir tanpa

    geotekstil dan agregat tanpa

    geotekstil

    Perbandingan

    hasil

    Kesimpulan & saran

    Selesai

  • 29

    Berdasarkan bagan yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa tahap

    penelitian dimulai dari mengidentifikasi masalah berdasarkan topik yang telah

    dibuat. Kemudian mulai melakukan persiapan bahan dan peralatan yang

    dibutuhkan, setelah itu mempersiapkan alat tes direct shear. Setelah semua alat

    dan bahan telah dipersiapkan, kemudian melakukan percobaan berdasarkan

    petunjuk yang telah ditentukan. Ada dua jenis percobaan yaitu percobaan tes

    kuat geser langsung antara material geotekstil dan material timbunan dan

    percobaan kuat geser antara material timbunan tanpa geotekstil. Ada 3 jenis

    material timbunan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tanah merah, pasir,

    dan agregat kasar. Hasil dari seluruh percobaan akan dibandingkan antara

    kekuatan geser material timbunan dengan geotekstil dan kekuatan geser material

    timbunan tanpa geotekstil. parameter yang didapat dari percobaan ini berfungsi

    untuk mengetahui perilaku interface yang terjadi.

    Adapun tipe dan spesifikasi dari geotekstil yang akan digunakan pada

    percobaan ini yaitu:

    Geotekstil woven slit film

    Properties Test Method Units HRX 250

    PHYSICAL

    Raw Material - - Polypropylene

    Colour - - Black

    MECHANICAL

    Wide width tensile strength

    - Machine Direction - Cross Machine

    Direction

    ASTM D 4595

    kN/m

    33

    38

    Wide width tensile

    elongation

    - Machine Direction

    ASTM D 4595

    %

    11

  • 30

    - Cross Machine Direction

    8

    Trapezoid Tearing Strength

    - Machine Direction - Cross Machine

    Direction

    ASTM D 4533

    N

    760

    590

    Mullen Burst ASTM D 3786 kN/m2 4990

    CBR Puncture Strength ASTM D 6421 N 5180

    Index Puncture Resistance ASTM D 4833 N 700

    HYDRAULIC

    Apparent Opening Size ASTM D 4751 mm 0,28

    Permeability ASTM D 4491 cm/sec 0,03

    Permitivity ASTM D 4491 sec-1

    0,42

    Flow rate ASTM D 4491 l/m2/min 1050

    ENVIRONMENTAL

    Effect of Soil Alkalinity - - Nil

    Effect of Soil Acidity - - Nil

    Effect of Bacteria - - Nil

    Effect of UV light - - Stabilized

    DIMENSION

    Roll Width - m 3,85 or 4,00

    Roll Length - m 150

    Geotekstil nonwoven continuous filament needle punched.

    Properties Test

    Standard

    Units TS 60

    Physical

    Characteristics

    - - Continous filament,

    nonwoven needle

    punched

    Polymer - - 100% polypropylene,

    UV stabilized

    UV Resistance

    - Tensile strength retention

    - Puncture strength retention

    ISO 10319

    ISO 12236

    -

    -

    >70% Strength retention

    after 3 month outdoor

    weathering

    Chemical resistance - - No influence at pH 2-13

    Tensile strength ISO 10319 kN/m 19

    Tensile elongation ISO 10319 % 80/35

    Performance energy Calculated kN/m 5,5

    CBR Puncture strength ISO 12236 N 2900

  • 31

    Effective opening size ISO 12956 mm 0,09

    Vertical water flow 50

    mm head

    ISO 11058 l/m/s2 72

    Horizontal water flow

    20 kPa

    Horizontal water flow

    200 kPa

    ISO 12958

    ISO 12958

    l/m/h

    l/m/h

    13

    3

    Nominal mass ISO 9864 g/m2 250

    Thickness ISO 9863 mm 2,2

    Grab strength

    (MD/CD)

    ASTM D 4632 N 1150/1025

    Grab elongation

    (MD/CD)

    ASTM D 4632 % 75/40

    Rod Puncture

    resistance

    ASTM D 4833 N 500

    Apparent opening size ASTM D 4751 mm 0,19

    Permitivity ASTM D 4491 S-1

    2

    Form of supply

    - Width - Length - Area - Weight of roll

    -

    -

    -

    -

    m

    m

    m2

    kg

    4

    135

    540

    145

    Geotekstil komposit PEC 50

    Properties Unit PEC 50

    Characteristic short term

    tensile strength (MD)

    kN/m 50

    Characteristic short term

    tensile strength (CD)

    kN/m 14

    Strain at short term

    strength

    % 10

    Partial factor-creep

    rupture at 120 years

    design life

    - 1,55

    Creep limited strength

    at 120 years design life

    kN/m 32,3

    Partial factor costruction damage in

    clay,silt or sand

    - 1,02

    Partial factor-

    environmental effects

    soil environment pH

  • 32

    Long term design

    strength at 120 years

    design life in clay,silt or

    sand

    kN/m 28,8

    Water flow rate normal

    to the plane

    mm/s 65

    Water flow rate in the

    plane

    10-7

    m2/s

    l/mh

    30

    11

    Nominal mass g/m2 295

    1. Untuk geotekstil komposit menggunakan tipe PEC 50 dengan Ultimate

    Tensile Strength 50 kN/m.

    3.1.1 Pengujian

    Sebelum pengujian kuat geser langsung dilakukan, terlebih dahulu

    dilakukan pengujian yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dari material

    timbunan tersebut. Adapun tes yang dilakukan untuk mengidentifikasi jenis dari

    material timbunan yang digunakan yaitu tes atteberg limit (PL dan LL)

    sedangkan untuk material agregat kasar dan agregat halus dilakukan uji gradasi.

    3.1.2 Uji Gradasi Agregat Halus

    Tujuan dari pengujian ini yaitu untuk menghitung perbandingan agregat

    halus dan kasar menjadi gabungan yang mempunyai gradasi yang diinginkan

    secara analisa atau saringan ayakan. Selain itu tes ini juga dapat diperoleh

    gambaran emngenai susunan butiran dari agregat halus tersebut.

    Prosedur pengujian adalah sebagai berikut :

    Agregat halus tersebut dikeringkan didalam suhu 110o C selama jam atau

    1 jam sampai berat tetap

  • 33

    Timbang agregat halus sebanyak 1000 gram, kemudian benda uji tersebut

    disaring dengan menggunakan saringan no.4 keatas.

    Agregat yang lolos saringan no. 4 tersebut di timbang kemudian dimasukan

    kedalam saringan yang tersusun berurutan yaitu saringan no.4, no.8, no.16,

    no. 30, no.100, dan no.200

    Setelah itu agregat halus diayak selama 15 menit

    Kemudian keluarkan agregat dari masing-masing saringan dan bersihkan

    dengan kuas kemudian timbang jumlah agregat yang tertahan pada setiap

    saringan.

    Gambar 3.1 Tes Gradasi Agregat Halus

    3.1.3 Uji Gradasi Agregat Kasar

    Tujuan dari pengujian ini yaitu untuk menghitung perbandingan agregat

    halus dan kasar menjadi gabungan yang mempunyai gradasi yang diinginkan

    dengan analisa saringan atau ayakan.

  • 34

    Prosedur pengujian adalah sebagai berikut:

    Timbang agregat kasar sebanya 1000 gram kemudian masukan kedalam

    saringan yang telah tersusun yaitu dengan urutan saingan no.3/4, no.3/8,

    no.4, no.8, no.16, no.30, no.50, dan no.100

    Saring agregat tersebut selama 15 menit

    Setelah itu keluarkan agregat dari saringan dan timbang agregat yang

    tertahan pada setiap saringan.

    3.1.4 Tes Atteberg Limit (Plastic Limit dan Liquid Limit)

    Adapun tes yang dilakukan pada tanah yaitu untuk mengetahui jenis

    tanah yaitu tes LL(Liquid Limit) dan PL (Plasticity Limit).

    Prosedur tes LL (Liquid Limit ) sebagai berikut :

    Contoh tanah dimasukan kedalam mangkuk porselin dan kemudian

    dicampur dengan air dan diaduk hingga homogen

    Contoh tanah yang telah diaduk kemudian dimasukan kedalam alat

    mangkuk casagrande selapis demi selapis dan diusahakan tidak ada udara

    diantara diantara lapisan dengan memakai spatula. Tebal tanah lebih kurang

    0,5 inci pada bagian tengahnya.

    Tanah pada mangkuk casagrande dibuat celah dengan menggunakan

    grooving tool dalam arah tegak lurus mangkuk, dilaakukan dengan hati-hati

    agar tidak terjadi retak pada bagian bawahnya.

  • 35

    Alat casagrande dijalankan dengan kecepatan konstan 2 putaran perdetik,

    dan tinggi jatuh 1 cm, dilakukan hingga tanah merapat sepanjang 0,5 inci.

    Pada saat itu alat casagrande dihentikan dan jumlah ketukan dicatat.

    Setelah itu tanah didalam alat casagrande diambil sebagian kemudian

    ditimbang beratnya, kemudian dimasukan kedalam oven

    Setelah lebih dari 18 jam kemudian tanah tersebut di keluarkan dan

    ditimbang lagi untuk dicari kadar airnya.

    Gambar 3.2 Tes Liquid Limit

    Tes yang dilakukan selanjutnya yaitu tes PL (Plastic Limit)

    Prosedur tes PL (Plastic Limit) adalah sebagai berikut:

    Contoh tanah dimasukan kedalam mangkuk porselin dan kemudian

    dicampur dengan air suling, setelah itu diaduk hingga homogeny.

    Contoh tanah tersebut diambil sedikit lalu digulung diatas pelat kaca

    sampai berdiameter 1/8 inci (3,2 mm). Bila kadar air berlebih, pada waktu

    contoh tanah mencapai diameter 3,2 mm, tidak terjadi retak-retak halus.

    Maka percobaan ini harus di ulang kembali dengan menambahkan contoh

  • 36

    tanah. Bila kadar air kurang, maka sebelum contoh tanah akan retak-retak

    sebelum mencapai diameter 3,2 mm. Percobaan ini harus diulang kembali

    sehingga contoh tanah mengalami retak-retak pada waktu mencapai

    diameter 3,2 mm.

    Contoh tanah yang retak-retak halus pada diameter 1/8 inci (3,2 mm)

    dibagi menjadi dua bagian yang kira-kira sama besar dan kemudian di

    masukan kedalam wadah kemudian ditimbang beratnya.

    Setelah itu tanah dimasukan kedalam oven, kemudian setelah 18 jam di

    keluarkan dan ditimbang kembali untuk dicari kadar airnya.

    Gambar 3.3 Tes PL (Plastic Limit)

    3.1.5 Uji Kuat Geser Langsung (Direct Shear Test)

    Uji yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji tes kuat geser langsung

    dengan alat direct shear test. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kuat geser

    antara material geotekstil dengan material timbunan dan kuat geser antara

    material timbunan tanpa geotekstil. kemudian dari seluruh data yang didapat dari

    percobaan dibandingkan agar dapat ditarik kesimpulan mengenai besar kekuatan

    geser yang dihasilkan.

  • 37

    Gambar 3.4 Direct Shear Test Machine

    Kekuatan geser dapat diukur langsung dengan pemberian beban konstan

    vertikal (normal) pada sampel dan pemberian gaya geser tertentu dengan

    kecepatan konstan dan perlahan-lahan untuk menjaga tegangan air pori tetap nol

    hingga tercapai kekuatan geser maksimum.

    Tegangan normal didapat dengan pembagian besarnya gaya normal

    dengan permukaan bidang geser, konsep ini dijelaskan dengan rumus:

    n =

    , dimana : (3.1)

    n = Tegangan Normal (kg/cm2)

    P = Gaya Normal (kg)

    A = Luas permukaan bidang geser (cm2)

    Pada saat melakukan percobaan, nilai tegangan geser didapat dengan

    menghitung gaya geser yang didapat dari pembacaan maksimum load ring dial

  • 38

    setelah dikalikan dengan nilai kalibrasi proving ring (LRC), kemudian gaya

    geser tersebut dibagi dengan luas shear box.

    = G kalibrasi proving ring

    A , dimana : (3.2)

    = tegangan geser (kg/cm2)

    G = gaya geser, didapat dari pembacaan maksimum load ring dial

    A = luas penampang shear box

    Kalibrasi proving ring = 0,464 kg/div

    Untuk metoda pengujian kuat geser langsung dengan alat direct shear ,

    tahap pertama yang dilakukan yaitu mempersiapkan alat uji direct shear. Berikut

    ini adalah beberapa komponen yang terdapat pada alat uji direct shear yaitu :

    Shear box (kotak geser) yang terdiri dari 2 buah rangka untuk memegang

    contoh tanah dengan baik dan dapat disatukan satu sama lain dengan

    sektup pada waktu konsolidasi. Kedua rangka diusahakan mempunyai

    bidang persentuhan yang kecil mungkin untuk mengurangi gesekan.

    Kedua rangka terletak di dalam kotak yang dapat diisi air untuk

    merendam contoh tanah selama percobaan berlangsung. Rangka begian

    atas mempunyai dudukan yang dihubungkan dengan piston yang

    berhubungan dengan proving ring. Proving ring ini dipergunakan untuk

    mengukur gaya geser horizontal yang digunakan untuk menggeser contoh

    tanah.

  • 39

    Proving ring

    Dial untuk mengukur deformasi vertikal dan horizontal

    Beban

    Pelat untuk menjepit contoh tanah

    Ring untuk mengambil atau mencetak contoh tanah dari tabung sampel

    Dolly, yang berfungsi untuk memindahkan contoh tanah dari ring ke

    shear box

    Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr

    Kertas filter

    Oven

    Stopwatch

    Pisau dan palet

  • 40

    Berikut ini adalah gambar alat yang digunakan pada penelitian :

    Gambar 3.5 Batu Porous, Dolly dan ring

    Gambar 3.6 Shear Box dan Penutup

    Gambar 3.7 Geotekstil woven, nonwoven dan komposit

  • 41

    Gambar 3.8 Alat beban dan Pemadat sampel

    Gambar 3.9 Pemotong sampel dan Kertas saring

    Gambar 3.10 Oven untuk mengeringkan sampel

  • 42

    Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan percobaan yaitu :

    Melakukan persiapan alat uji

    Sebelum mengoperasikan peralatan harus dilakukan pemeriksaan dan

    benda uji harus dipersiapkan

    Alat yang digunakan harus dalam keadaan baik dan proving maupun alat

    pengukur yang lain telah dikalibrasikan.

    Contoh sampel benda uji harus representative artinya mewakili kondisi

    yang akan terjadi dilapangan.

    Lengan beban dalam kedudukan vertikal

    Prosedur pengujian adalah sebagai berikut:

    Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan

    Mengeluarkan shear box dari tempat airnya, jadikan satu shear box

    bagian atas dan bawah dengan memasang baut penguncinya kemudian

    masukan pelat dasar pada bagian paling bawah dari shear box dan

    diatasnya dipasang batu berpori. Diatas baru berpori tersebut diberi kertas

    filter. Kemudian siapkan peralatan dan tanah yang akan di uji.

    Sampel dimasukan kedalam ring kemudian dipadatkan dengan alat

    pemadat

  • 43

    Gambar 3.11 Sampel dipadatkan

    Setelah sampel padat, masukan sampel ke dalam shear box dengan

    menggunakan dolly.

    Setelah itu shear box diletakan di tempat airnya.

    Gambar 3.12 Shear box diletakan

    Piston proving ring diatur agar tepat menyinggung shear box bagian

    atas, ini berarti proving ring belum menerima beban. Jadi dial proving

    ring juga harus diatur tepat pada nol, demikian juga dial pengukur

    deformasi horizontal.

    Siapkan beban. Lengan pembebanan ini mempunyai perbandingan

    panjang 1:10, jadi beban yang bekerja juga mempunyai perbandingan

    1:10.

  • 44

    Sebelum contoh tanah digeser, terlebih dahulu menentukan kecepatan

    penggeserannya. Kecepatan penggeseran yang umumnya dipakai adalah

    0,3 mm/menit.

    Sebelum melakukan penggeseran, baut pengunci antar shear box harus

    di buka terlebih dahulu.

    Gambar 3.13 Baut pengunci harus dibuka sebelum melakukan

    penggeseran

    Kemudian mulai melakukan penggeseran, penggeseran dilakukan

    dengan kecepatan konstan.

    Gambar 3.14 Melakukan Penggeseran

    Setelah penggeseran selesai, kembalikan shear box pada posisi semula

    dengan menggerak mundur secara manual, lepaskan beban konsolidasi

    dan keluarkan shear box dari tempatnya.

  • 45

    Keluarkan contoh tanah dari shear box, timbang berat contoh tanah ini

    dan masukan kedalam oven selama 24 jam dalam suhu 105o C, untuk

    mengetahui kadar airnya.

    Untuk sampel material timbunan (tanah, pasir atau agregat) yang di uji

    dengan bahan geotekstil (woven, nonwoven, dan komposit) maka posisi

    geotekstil diletakan di tempat terjadinya gesekan antara sampel pada

    shear box bagian atas dan bagian bawah.

    Shear box atas

    Shear box bawah

    Sampel tanah

    Geotekstil

    Batu porous

    Batu porous

    Gaya normal

    Gaya geser

    Gambar 3.15 Tempat geotekstil diletakkan

    Gambar 3.16 Posisi Geotekstil di tempat terjadinya gesekan

  • 46

    Setelah semua benda uji di tes, tahap selanjutnya yaitu melakukan interpretasi

    hasil dari uji geser langsung diantaranya yaitu:

    Isi tabel uji geser langsung

    Plot grafik antara tegangan normal () dengan tegangan geser ()

    Plot tegangan geser maksimum untuk setiap tegangan normal yang

    diberikan, tarik garis lurus (regresi linier, y = ax + b) dari ketiga titik

    tersebut untuk menentukan nilai c dan .

    Persamaan garis yang diperoleh dalam percobaan ini dikenal sebagai kriteria

    keruntuhan mohr-coloumb dan dinyatakan dengan persamaan :

    = c + tan (3.3)

    dimana : = tegangan geser (kg/cm2)

    c = kohesi (kg/cm2)

    = tegangan tekan (kg/cm2)

    = sudut gesek (o)

    3.2 Teknik Pengumpulan Data

    Data yang didapat dari hasil percobaan kemudian dibuat menjadi grafik yang

    menyatakan hubungan antara tegangan normal dengan besar tegangan geser yang

    dihasilkan, dari grafik tersebut didapat nilai kohesi (c) dan sudut gesek () dari setiap

    percobaan. Kemudian nilai (c) dan () hasil percobaan kuat geser antara material

    timbunan dengan geotekstil akan dibandingkan dengan nilai (c) dan () hasil percobaan

  • 47

    kuat geser material timbunan yang alamiah (tanpa geotekstil). Setelah dibandingkan

    kemudian dibuat kesimpulan. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini

    diharapkan bisa menjadi acuan dalam menganalisa perilaku interface antara geotekstil

    terhadap material timbunan.