2009:39) mengemukakan bahwa “belajar adalah aktivitas...

22
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, yang baru sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Abdillah (dalam Aunurrahman, (2012: 35) bahwa “belajar merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”. Sedangkan Warsita (2008:207-208) mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses kompleks dan terjadi pada semua orang serta berlangsung seumur hidup. Konsep belajar sebagai suatu upaya atau proses perubahan perilaku seseorang sebagai akbat interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada disekitanya. Dalam proses interaksi dapat terjadi perubahan tentang diri individu berupa perubahan tingkah laku. Daryanto (2010:2) mengatakan bahwa: "Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Selanjutnya menurut Winkel (dalam Purwanto, 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas mental/ps ikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan keterampilan dan sikap”.

Upload: hadien

Post on 15-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, yang baru sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Abdillah (dalam

Aunurrahman, (2012: 35) bahwa “belajar merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan

oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang

menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan

tertentu”. Sedangkan Warsita (2008:207-208) mengatakan bahwa “Belajar adalah

suatu proses kompleks dan terjadi pada semua orang serta berlangsung seumur hidup.

Konsep belajar sebagai suatu upaya atau proses perubahan perilaku seseorang sebagai

akbat interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada disekitanya.

Dalam proses interaksi dapat terjadi perubahan tentang diri individu berupa

perubahan tingkah laku. Daryanto (2010:2) mengatakan bahwa: "Belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya”. Selanjutnya menurut Winkel (dalam Purwanto,

2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-

perubahan dalam pengetahuan keterampilan dan sikap”.

Page 2: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

Indara (dalam Thursan Hakim, 2005:1) “Belajar adalah suatu proses perubahan

didalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir”. Sedangkan

Pupuh Fthurrohman dan Sobri Sutikno (2007:5) mengemukakan, “Belajar merupakan

suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya”.

Proses belajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tentang

belajar kognitif prosesnya mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan berpikir

(cogniyive), tentang belajar afektif mengakib atkan perubahan dalam aspek

kemampuan merasakan (afektive), sedangkan belajar psikomotorik memberikan hasil

belajar berupa keterampilan (psychomotoric).

Menurut Bloom, dkk (dalam Aunurrahman, 2012: 49-53) menggolongkan jenis

perilaku belajar terdiri dari tiga ranah atau kawasan, yaitu; (a) ranah kognitif (bloom,

dkk), yang mencangkup enam jenis atau tingkatan perilaku, (b) ranah efektif

(krathwohl, bloom dkk), yang mencangkup lima jenis perilaku, (c) ranah psikomotor

(simpson) yang terdiri tujuh perilaku atau kemampuan psikomotorik. Masing-masing

ranah dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Ranah konignitif (bloom, dkk), terdiri dari enam jenis perilaku;

1) Pengatahuan, mencangkup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengatahuan tersebut dapat berkenan

dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.

Page 3: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

2) Pemahaman, mencangkup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal

yang dipelajari.

3) Penerapan, mencangkup kemampuan penerapan metode, kaidah untuk

menhadapi masalah yang nyata dan baru. Perilaku ini misalnya tampak dalam

kemampuan menggunakan prinsip.

4) Analisis, mencangkup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-

bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

5) Sintesis, mencangkup kemampuan membentuk suatu poal baru, misalnya

tampak baru didalam kemampuan menyusun suatu program kinerja.

6) Evaluasi, mencangkup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal

berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai contoh kemampuan menilai hasil

karangan.

Keenam jenis perilaku ini bersifat hirarkis, artinya perilaku tersebut

menggambarkan tingkatan kempuan yang dimiliki seseorang perilaku terendah

sebaiknya dimiliki terlebih dahulu sebelum mempelajari atau memiliki perilaku yang

lebih tinggi.

2. Ranah efektif menurut krathwohl dan bloom dkk, terdiri dari tujuh jenis perilaku,

yaitu:

1) Penerimaan, yang mencangkup kepekaan tentang hal tertentu dan kesedian

memperhatikan hal tersebut.

2) Partisipasi, yang m,encangkup kerelaan, kesedian memperhatikan dan

berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

Page 4: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencangkup penerimaan terhadap suatu

nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.

4) Organisasi, yang mencangkup kemampuan membentuk suatu sistem nilai

sebagai pedoman dan pegangan hidup.

5) Pembentukan pola hidup, yang mencangkup kemampuan menghayati nilai, dan

membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

3. Ranah psikomotor (simpson) terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan motorik,

yaitu:

1) Persepsi, yang mencangkup kemampuan memilih-milihkan (mendiskripsikan)

sesuatu secara khusus dan menyadari adanya perbedaan antar sesuatu tersebut.

Sebagai berikut. Sebagai contoh, pemilihan warna, pemilihan angka (6 dan 9),

pemilihan huruf (b dan d).

2) Keseiapan, yang mencangkup kemampuan menempatkan diri dalam suatu

keadaan diman suatu akan terjadi gerakan atau rangkaian gerakan, kemmpuan

ini mecangkup aktivitas jasmani dan rohani (mental), misalnya posisi star

lomba lari.

3) Gerakan terbimbing, mencangkup kemampuan melakukan gerakan sesuai

contoh, atau gerakan peniruan. Misalnya meniru gerakan tari membuat

lingkaran diatas pola.

4) Gerakan terbiasa, mencangkup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa

contoh. Misalnya melakukan lempar peluru, lompat tinggi dan sebagainya

dengan tepat.

Page 5: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

5) Gerakan kompleks, yang mencangkup kemampuan melakukan gerakan atau

keterampilan yang terdiri dari banya tahap secara lancar, efisien, dan tepat.

Misalnya bongkar pasang peralatan secara tepat.

6) Penyesuaikan pola gerakan, yang mencangkup kemampuan mengadakan

perubahan dan penyesuaian pola gerak gerik dengan persyaratan khusus yang

berlaku. Misalnya kempuan atau keterampilan bertanding dengan lawan

tanding.

7) Kreativitas, mencangkup kemampuan melahirkan pola-pola gerak gerik yang

baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan membuat kreasi-kreasi

gerakan senam sendiri, gerakan-gerakan tarian kreasi baru.

Proses belajar terjadi apabila individu dihadapkan tentang situasi di mana ia

tidak dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi

rintangan-rintangan yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan. Proses

penyesuain diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa pemikiran yang

banyak terhadap apa yang dilakukan. Dalam hal ini pelajar mencoba melakukan

kebiasaan atau tingkah laku yang telah terbentuk hingga ia mencapai respon yang

memuaskan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan dalam diri

seseorang dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan

dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Unsur utama dalam belajar adalah

individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar,

yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.

Page 6: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

Setelah mengetahui pengertian belajar, selanjutnya akan dibahas tentang hasil

belajar yang sering disebut juga prestasi belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa

Belanda yaitu prestatie, kemudian di dalam bahasa Indonesia disebut prestasi yang

diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi banyak digunakan di dalam berbagai bidang dan

diberi pengertian sebagai kemampuan, ketrampilan, sikap seseorang dalam

menyelesaikan sesuatu hal. Hasil belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh

siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Oleh sebab itu hasil belajar bukan

merupakan ukuran, tetapi dapat diukur setelah melakukan kegiatan belajar.

Keberhasilan seseorang dalam dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat dilihat

dari hasil belajar orang tersebut.

Menurut Munthe (2009:27) mengatakan bahwa “Hasil belajar sebagai hasil dari

proses pembelajaran dan sebagai satu totalitas, monisme, atau tidak parsial”. Hasil

belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil”

dan “belajar”. Pengertian hasil (product) merujuk tentang suatu perolehan akibat

dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya infut secara

fungsional. Sedangkan belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan

perilaku tentang individu yang belajar. Perubahan belajar itu merupakan perolehan

yang menjadi hasil belajar. Winkel (dalam Purwanto, 2013:47) mengatakan bahwa

“Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap

dan tingkah lakunya”. Selanjutnya Soedijarto (dalam Purwanto, 2009:46)

mendefinisikan “Hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa

Page 7: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

dalam mengikuti proses belajar mengajarsesuai dengan tujuan pendidikan yang

ditetapkan”.

Proses penagajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat siswa

belajar. Proses sadar mengandung implikasi bahwa pengajaran merupakan sebuah

proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam konteks demikian

maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan

pengajaran. Oleh karena itu, tes hasil belajar sebagai alat untuk mengukur hasil belajar.

Dalam pencapaian hasil belajar siswa, guru dituntut untuk mengembangkan

pembelajaran yang menjangkau perubahan tingkah laku tentang ranah kognitif, afektif

dan psikomotorik secara proporsional.

Berdasarkan konsep di atas maka dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar yang wujudnya

berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang

diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar.

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu

ranah kognitif, ranah afektif, dan psikomotor. Menurut Benyamin Bloom (dalam Nana

Sudjana, 2006.22) membagi aspek-aspek hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni

“Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, amplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap terdiri dari lima aspek yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internasional. Ranah

psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Page 8: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga

ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena

berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran

meliputi; (1) Ranah kognitif, mencakup tingkat pengetahuan (knowledge), tingkat

pemahaman (comprehension), tingkat penerapan (application), tingkat analisis

(analysis), tingkat sintesis (syntesis), tingkat evaluasi (evaluation), (2) Ranah afektif,

mencakup recivung/attending, responding atau jawaban, valuing (penilaian)

organisasi, karakteristik nilai atau internalisasi nilai, (3) Ranah psikomotor, mencakup

gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar), kemampuan perseptual,

kemampuan di bidang fisik, gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan yang

kompleks.

2.2 Model Talking Stick

Untuk melaksanakan pembelajaran dibutuhkan suatu model sebagai alat

pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Hardini dan Puspitasari (2012: 13)

berpendapat bahwa “Model pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru

untuk menciptakan siatuasi pengajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi

kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan”.

Model digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Salah satu model

dalam pembelajaran adalah model Talking Stick.

Menurut Suprijono (2013: 109) bahwa pembelajaran dengan model Talking

Stick mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran dengan

model Talking Stick merupukan salah satu model yang dapat digunakan dalam model

Page 9: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa. Talking Stick merupukan salah satu

model yang dapat digunakan dalam model pembelajaran inovatif yang berpusat pada

siswa. Menurut Agus, (2009: 109) Talking Stick adalah model pembelajaran dengan

bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru

setelah siswa mempelajari meteri pokoknya.

Menurut Suherman (2006:84) sintaks model talking stick adalah sebagai

berikut:

a. Guru menyiapkan sebuah tongkat

b. Guru membagikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk untuk membaca dan mempelajari materi pada buku

pegangannya.

c. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk

menutup bukunya.

d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru

memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus

menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian

untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru

e. Guru memberikan kesimpulan

f. Evaluasi, yaitu berupa tes lisan dan refleksi

g. Penutup

Model Talking Stick memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain:

a. Kelebihan :

Page 10: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

a) Menguji kesiapan siswa

b) Melatih siswa memahami materi dengan cepat

c) Agar lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai)

b. Kelemahan :

a) Membuat senam jantung.

b) Membuat sisiwa tegang,

c) Ketakutan akan pertanyaan yang akan di berikan oleh guru

Berdasarkan penerapan model diatas diharapkan siswa mampu melaksanakan

pembelajaran dengan baik, dan dengan kelebihan serta kekurangan model tersebut di

harapakan siswa mampu pula menikmati proses belajar mengajarnya.

2.3 Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Menurut Isjoni (2012: 15) pembelajaran kooperatif berasal dari kata

cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling

membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Sedangkan Rusman

(2012: 202) bahwa pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan

cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang

bersifat heterogen.

Dapat disimpulkan bahwa model kooperatif merupakan strategi pembelajaran

yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Page 11: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan

penguasaan akademik. Menurut Suprijono (2013: 92) bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model Numbered Heads Together diawali dengan Numbering. Tipe ini

dikembangkan oleh Kagen (dalam Irvana 2011:17) dengan melibatkan para siswa

dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Selanjutnya beliau mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam

pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :

1. Hasil belajar akademik stuktural

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

2. Pengakuan adanya keragaman

Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai

latar belakang.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya,

menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam

kelompok dan sebagainya. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada

konsep Kagen (dalam Irvana 2011:), dengan tiga langkah yaitu :

a) Pembentukan kelompok;

Page 12: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

b) Diskusi masalah;

c) Tukar jawaban antar kelompok

Menurut Muslimin Ibrahim, dkk (2001:27-28) tahapan dalam pembelajaran

kooperatif tipe NHT antara lain yaitu :

a. Tahap 1: Penomoran

Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan setiap

anggota kelompok diberi nomor 1-5, berguna untuk memudahkan dalam

memanggil siswa dengan penomoran kepala.

b. Tahap 2: Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi.

c. Tahap 3: Berpikir bersama,

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan

tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

d. Tahap 4: Menjawab

Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab

pertanyaan untuk seluruh kelas.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT)

dikembangkan oleh Kagen (dalam Irvana 2011:18-19) menjadi enam langkah sebagai

berikut :

1. Persiapan

Page 13: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

Dalam tahap ini guru membuat Skenario Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS)

yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

2. Pembentukan kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang

beranggotakan 3-6 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam

kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan

percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan

kemampuan belajar.

3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan

Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau

buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS.

4. Diskusi masalah

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan

yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk

menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari

pertanyaan yang telah ada dalam LKS.

5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok

dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada

siswa di kelas.

6. Memberi kesimpulan

Page 14: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang

berhubungan dengan materi yang disajikan.

2.4 Integrasi Model Talking Stick dan Numbered Head Together

Talking Stick merupukan salah satu model yang dapat digunakan dalam model

pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa. Menurut Agus, (2009: 109) Talking

Stick adalah model pembelajaran dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang

tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari meteri

pokoknya. Sedangkan Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan

penguasaan akademik. Menurut Suprijono (2013: 92) bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model Numbered Heads Together diawali dengan Numbering. Tipe ini

dikembangkan oleh Kagen (dalam Irvana 2011:17) dengan melibatkan para siswa

dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Kegiatan pembelajaran model Numbered Heads Together dan talking stick

dapat guru kembangkan dalam mengembangkan langkah-langkah pembelajaran dalam

menguasai teori dan menerapkan teori dalam kehidupan nyata. Harapannya dari

penggunaan model ini siswa mendapat pengalaman nyata mengembangkan

keterampilan berpikir ilmiah, melalui kegiatan belajar kreatif.

Dari pengertian diatas maka intergrasi untuk langkah langkah pembelajaran

Page 15: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

kooperatif tipe Numbered Heads Together dan talking stick adalah sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat

2. Siswa dibagi dalam beberapah kelompok,setiap siswa dalam kelompok

mendapatkan nomor yang berbeda

3. Guru membagi materi pokok yang akan dipelajarinya, kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada bahan

ajar yang telah diberikan

4. Guru memberikan tugas dan meminta masing-masing kelompok untuk

mengerjakannya

5. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan

setiap anggota kelompok mengetahui jawabannya

6. Guru mengambil tongkat dan memberikan siswa, setelah itu guru memimpin

siswanya bernyanyi bersama-sama, pada saat lagu berhenti guru memberikan

pertanyaan kepada siswa yang memegang tongkat, bagi nomor yang sama

dengan siswa yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan guru,

demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa dengan nomor yang sama

mendapat bagian menjawab setiap pertanyaan gurunya

7. Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerja mereka

8. Guru memberikan kesimpulan

2.4 Hidrosfer

2.4.1 Siklus Air (Siklus Hidrologi)

Page 16: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

Menurut Bagja (2009:222) bahwa siklus air atau daur hidrologi adalah pola

sirkulasi air dalam ekosistem yang dimulai dengan adanya proses pemanasan

permukaan bumi oleh sinar matahari, lalu terjadi penguapan hingga akan terjadi

kondensasi uap air, yaitu proses perubahan uap air menjadi titik air. Kumpulan titik air

di atmosfer dinamakan awan. Bila uap air telah menjadi titik-titik air, maka hujan akan

turun. Kemudian air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan tersebar, ada yang

meresap ke dalam tanah, singgah di dedaunan, mengalir menuju laut melalui sungai

atau mengumpul di danau, atau menguap lagi ke atmosfer.

Menurut Enid dan Tri (2009: 184) siklus hidrologis dapat dibedakan menjadi

tiga macam, yaitu sebagai berikut:

1. Siklus pendek, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air membentuk awan,

kemudian terjadi hujan, dan kembali ke laut lagi.

2. Siklus menengah, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air terbawa angin

dan membentuk awan di atas daratan, hujan jatuh di daratan menjadi air darat,

kemudian menuju laut.

3. Siklus panjang, yaitu air laut menguap, terjadi kodensasi, uap air terbawa angin dan

membentuk awan di atas daratan hingga ke pegunungan tinggi, jatuh sebagai salju,

terbentuk gletser, mengalir ke sungai, selanjutnya kembali ke laut lagi.

Adapun unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus

hidrologi, adalah sebagai berikut:

Page 17: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

1. Evaporasi (presipitasi), air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut

dipanasi oleh sinar matahari kemudian berubah menjadi uap air yang tidak terlihat

di atmosfir.

2. Kondensasi, uap air naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi akan mengalami

pendinginan, sehingga terjadi perubahan wujud melalui kondensasi menjadi

embun, titik-titik air, salju dan es.

3. Presipitasi, ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya semakin besar dan

menjadi berat, mereka akan menjadi hujan.

4. Infiltrasi (Perkolasi), air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan,

kemudian meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau

perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan, sehingga mencapai

muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.

5. Surface run off, air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara

vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki

kembali sistem air permukaan.

2.4.2 Perairan Darat

Perairan darat adalah semua bentuk air yang terdapat di daratan. Air dapat

berupa benda cair atau benda padat (es dan salju), sedangkan yang banyak

dimanfaatkan oleh manusia berwujud cair yaitu berupa air, baik air permukaan, air

tanah, sungai, danau, dan sebagian air rawa. Perbandingan antara banyaknya air yang

meresap dan mengalir di permukaan, bergantung pada berbagai faktor, yaitu: 1) jumlah

Page 18: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

curah hujan yang jatuh; 2) kekuatan jatuhnya butiran air hujan di permukaan bumi; 3)

lamanya curah hujan; 4) penutupan vegetasi di permukaan bumi; 5) derajat

permeabilitas dan struktur bumi; 6) kemiringan topografi

Perairan darat dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu air tanah dan air

permukaan.

a. Air tanah (ground water)

Air tanah adalah massa air yang ada di bawah permukaan tanah. Lebih dari 98 %

dan semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah, 2% terlihat

sebagai air di sungai, danau, dan reservoir. Setengah dari 2% ini disimpan di

reservoir buatan.

b. Sungai

Sungai adalah bagian dari muka bumi yang karena sifatnya menjadi tempat air

mengalir. Sifat yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang paling rendah

bila dibandingkan dengan daerah sekitamya.

c. Danau

Danau adalah suatu cekungan (basin) di permukaan bumi yang digenangi air dalam

jumlah yang relatif banyak. Air danau berasal dari banyak sumber, seperti sungai,

air tanah, atau hujan. Pengaliran air danau dapat terjadi karena penguapan,

perembesan ke dalam tanah, dan pengaliran air melalui sungai.

d. Rawa

Page 19: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau

musiman akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciriciri khusus

secara fisik, kimiawi, dan biologis. Rawa selalu digenangi air karena kekurangan

saluran atau letaknya yang rendah, baik yang bersifat sementara maupun sepanjang

waktu, sehingga pelepasan air dari lahan tersebut lambat.

2.4.3 Perairan Laut

Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang

memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau

lainnya. Laut yang sangat luas disebut samudera. Jadi, dapat dikataka bahwa laut

merupakan bagian dari samudera.

a. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu daerah yang dibatasi atau

dikelilingi oleh garis ketinggian di mana setiap air yang jatuh di permukaan tanah akan

dialirkan melalui satu outlet.

Faktor-Faktor Penyebab Rusaknya DAS

1. Penebangan Hutan yang Berlebihan

Dalam siklus hidrologi, air hujan yang jatuh akan diserap oleh

tumbuhtumbuhan dan akan disimpan dalam tanah sebagai cadangan air tanah.

2. Penutupan Danau dan Kantong-Kantong Air Lainnya

Page 20: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

Dengan adanya danau dan kantong-kantong air lainnya, hujan yang jatuh tidak

langsung mengalir ke bawah, tetapi akan masuk dan mengisi cekungan-cekungan di

dalam DAS, sehingga kesempatan air untuk meresap ke dalam tanah lebih besar dan

lebih lama.

3. Berubahnya Saluran Drainase dan Sungai

Saluran drainase dan sungai dapat berubah karena adanya pengendapan hasil-

hasil erosi dan pembuangan sampah oleh masyarakat ke saluran tersebut.

4. Pembuangan Limbah Berbahaya

Limbah-limbah yang mengandung bahan kimia bisa berasal dari limbah

domestik, limbah industri, pengolahan lahan, dan lain sebagainya, dapat menurunkan

kualitas air sungai dan berbahaya bagi makhluk hidup yang memanfaatkan air sungai

tersebut.

2.5 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan penerapan pembelajaran inovatif model

Talking Stick dan model NHT dalam kegiatan belajar sudah banyak dilakukan.

Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh:

1) Irfatul Aini, 2010 yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Inovatif Melalui

Model Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran IPS Kelas VII di SMPN 1 Singosari. Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa model Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa khususnya

Page 21: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

pada mata pelajaran IPS. Pada siklus I aktivitas belajar siswa dengan nilai rata-rata

kelas dari pre test sebesar 24 meningkat menjadi 25 atau sekitar 4.1% dan

peningkatan aktivitas belajar siswa yang semula nilai rata-rata kelas dari pre test

sebesar 77.5 meningkat menjadi 78.5 atau sekitar 1.27 %. Sedangkan pada siklus

II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yakni nilai rata-rata kelas dari pre

test sebesar 28 meningkat menjadi 31 atau sekitar 10.71 % dan peningkatan

aktivitas belajar siswa yang semula nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 78,5

meningkat menjadi 81.4 atau sekitar 3.56 %, dan sedangkan pada siklus III aktivitas

belajar siswa mangalami peningkatan nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 31

meningkat menjadi 36 atau sekitar 16.12%.

2) Irmawati Lamato, 2011, mengenai Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

(suatu penelitian pada siswa kelas VIII TN2 SMP Negeri 2 Telaga Kabupaten

Gorontalo), hasil penelitian menunjukkan 90,47% siswa tuntas. \

Dari hasil kajian penelitian yang relevan oleh kedua peneliti diatas maka

penulis memberikan penjelasan perbedaan yakni lokasi penelitian dari kedua peneliti

berbeda dengan yang dilakukan oleh penulis.

2.6 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoretis yang telah diuraikan, maka yang menjadi hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah: “jika guru menggunakan perpaduan metode

Page 22: 2009:39) mengemukakan bahwa “Belajar adalah aktivitas ...eprints.ung.ac.id/4823/5/2013-1-87202-451407022-bab2... · suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh

Talking Stick dan Numbered Head Together (NHT) maka hasil belajar siswa pada

materi hidrosfer di kelas X SMA Tridharma Gorontalo akan meningkat”.

2.7 Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika hasil belajar siwa pada

materi hidrosfer melalui perpaduan metode kooperatif tipe Talking Stick dan Numbered

Head Together (NHT) minimal 85% dari keseluruhan siswa yang dikenai tindakan

memperoleh nilai 75 ke atas.