bab ii kajian teoretis dan hipotesis 2.1 hakikat...

27
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Pendidikan Geografi 2.1.1 Pengertian Pendidikan Geografi Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kamil (2002: 7) menyatakan bahwa pengajaran geografi pada hakikatnya adalah pembelajaran tentang aspek aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya. Studi geografi maupun pengajaran geografi pada hakikatnya berkenaan dengan aspek-aspek keruangan permukaan bumi (geosfer) dan faktor-faktor geografis alam lingkungan dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, ruang lingkup pengajaran geografi sama dengan ruang lingkup geografi yang meliputi: 1) Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia 2) Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya interaksi keruangan umat mnusia dengan alam lingkungan yang memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi 3) Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat, perairan, dan udara dia atasnya Fairgrieve (Somantri, 1999: 32) mengemukakan fungsi pendidikan dan pengajaran geografi adalah mengembangkan kemampuan calon warga masyarakat dan warga negara yang akan datang untuk berfikir kritis terhadap masalah 7

Upload: phungcong

Post on 12-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

1

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

2.1 Hakikat Pendidikan Geografi

2.1.1 Pengertian Pendidikan Geografi

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kamil (2002: 7) menyatakan bahwa

pengajaran geografi pada hakikatnya adalah pembelajaran tentang aspek aspek

keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan

kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya. Studi geografi maupun

pengajaran geografi pada hakikatnya berkenaan dengan aspek-aspek keruangan

permukaan bumi (geosfer) dan faktor-faktor geografis alam lingkungan dan

kehidupan manusia. Oleh karena itu, ruang lingkup pengajaran geografi sama

dengan ruang lingkup geografi yang meliputi:

1) Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia

2) Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya interaksi keruangan

umat mnusia dengan alam lingkungan yang memberikan variasi terhadap ciri

khas tempat-tempat di permukaan bumi

3) Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat, perairan, dan udara

dia atasnya

Fairgrieve (Somantri, 1999: 32) mengemukakan fungsi pendidikan dan

pengajaran geografi adalah mengembangkan kemampuan calon warga masyarakat

dan warga negara yang akan datang untuk berfikir kritis terhadap masalah

7

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

2

kehidupan yang terjadi di sekitarnya, dan melatih mereka untuk cepat tanggap

terhadap kondisi lingkungan serta kehidupan di permukaan bumi pada umumnya.

Dalam Depdiknas (2011) menyebutkan bahwa pengajaran geografi

mempunyai nilai ekstensi yang meliputi nilai nilai teoritis, praktis, filosofis, dan

ketuhanan. Fungsi dan tujuan pembelajaran geografi di SMA adalah:

1) Fungsi pembelajaran geografi di SMA dan MA yaitu :

a) Mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses

yang berkaitan

b) Mengembangkan keterampilan dasar dalam memperoleh data dan

informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi

c) Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan

hidup dan sumber daya serta toleransi terhadap keragaman social budaya

masyarakat

2) Tujuan pembelajaran geografi di SMA dan MA meliputi tiga aspek sebagai

berikut:

a) Pengetahuan

- Mengembangkan konsep geografi yang berkaitan dengan pola

keruangan dan proses-prosesnya.

- Mengembangkan sumber daya alam, peluang dan keterbatasannya

untuk dianfaatkan

- Mengembangkan konsep geografi yang berhubungan dengan

lingkungan sekitar, dan wilayah negara/dunia.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

3

b) Keterampilan

- Mengembangkan keterampilan mengamati lingkungan fisik,

lingkungan sosial dan lingkungan binaan.

- Mengembangkan keterampilan mengumpulkan, mencatat data dan

informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek keruangan.

- Mengembangkan keterampilan analisis, sintesis dan kecenderungan

dan hasi-hasil interaksi berbagai gejala geografis.

c) Sikap

- Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang

terjadi di lingkungan sekitar.

- Mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap

kualitas lingkungan hidup.

- Mengembangkan kepekaan terhadap permsalahan dalam pemanfaatan

sumberdaya.

- Mengembangkan sikap toleransi terhadap pernedan sosial dan budaya.

- Mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka bisa diambil suatu

kesimpulan bahwa pendidikan geografi adalah proses pengenalan tentang

eksistensi alam semesta kepada manusia, dengan harapan manusia menemukan

kesadaran betapa pentingnya mengkaji alam semesta ini dalam konteks keruangan

dan kewilayahan. Pendidikan geogafi memperkenalkan kepada kita untuk tentang

nilai – nilai filosifis kehidupan, tingkah laku, dan nilai – nilai ketuhanan, karena di

dalamnya terdapat nilai pendidikan yang bersentuhan dengan perubahan tingkah

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

4

laku dan geografi yang berhubungan dengan keruangan yang tidak dapat

dipisahkan.

2.1.2 Peran Guru dalam Pembelajaran Geografi

Depdiknas (2011) disebutkan bahwa pada perkembangan proses

pembelajaran yang terus terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam

pembelajaran geografi, setidaknya ada lima tahapan penting yang harus dilalui.

Pertama, menjadikan manusia berpengetahuan. Dengan belajar, seseorang bisa

tahu mengenai materi ajar, seperti pelajaran sejarah, fisika, kimia, matenatika dan

atau pelajaran geografi. Indikator dari tahapan ini, sangat jelas, lebih ke arah

kognitif, yaitu dari tidah tahu menjadi tahu mengenai sesuatu. Perubahan yang

terjadi, lebih mengarah pada perubahan kompetensi intelektual (kognisi).

Dalam penguatan kompetensi atau keterampilan intelektual (intellectual

skill) ini, proses pembelajaran lebih mengarah pada pemindahan pengetahuan atau

pemahaman (knowledge and understanding) dengan berbagai hal terkait geografi.

Pengukuran pembelajarannya, sebagaimana dikemukakan tadi, mengarah pada

keterampilan intelektual atau aspek kognitif.

Seorang guru, sangat potensial untuk memberikan informasi mengenai

konsep, prinsip dan atau materi inti kegeografian. Di kelas, misalnya, siswa

dikondisikan untuk memahami fenomena keragaman alam, proses perubahan

bentuk alam, distribusi fenomena alam, dan interaksi antara manusia dengan alam,

serta pewilayahan. Semua itu, merupakan contoh kecil dari keterampilan

intelektual yang perlu disampaikan kepada siswa sehingga siswa memiliki

pengetahuan dan pemahaman terkait dengan fenomena geosfer.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

5

Kedua, pembelajaran bertujuan untuk mengubah pengetahuan menjadi

keterampilan. Siswa, tidak sekedar diajari untuk mengetahui geografi, tetapi

mengarah pada usaha memberikan keterampilan-keterampilan praktis (the

practical skill) yang bisa digunakan dalam kehidupannya. Inti masalah dalam

kompetensi ini yaitu adanya kebutuhan aktual dari setiap siswa untuk

menunjukkan keterampilan nyata dari proses pembelajaran. Misalnya, siswa

mampu membuat peta atau sistem informasi geografi terkait satu fenomena alam,

siswa memiliki kemampuan menyusun analisis kewilayahan mengenai distribusi

sumberdaya alam di Indonesia, atau siswa mampu mengkomunikasikan ide dan

penilaiannya mengenai kondisi lingkungan kepada pihak lain. kunci hasil

pembelajarannya, yaitu pembelajaran tahap ini, bukan sekedar “tahu”, tetapi

“bias” melakukan sesuatu.

Ketiga, pembelajaran bertujuan untuk merubah keahlian dari pemahaman

menjadi sesuatu produk yang bernilai. Tidak terjadi pembelajaran, jika sekedar

bisa mengulang sesuatu yang sudah ada. Pembelajaran itu berhasil, jika siswa

mampu mengembangkan keterampilan yang dimilikinya menjadi sesuatu yang

produktif. Dari padangan ekonomi, produktif itu adalah menghasilkan barang atau

jasa. Dalam pandangan ilmu sosiologi, sebagaimana yang dikemukakan oleh

Anthony Giddens, yaitu mengolah ulang sehingga mampu menjadi sesuatu yang

bernilai praktis. Pengetahuan apapun, tidak akan menjadi sesuatu yang bernilai,

jika tidak diproduksi ulang (reproduksi) sebagai alat hidup, dan atau media

komunikasi dan interaksi. Perbedaan dasar antara tahapan pembelajaran dua dan

tiga, yaitu pada konsistensi. Terampil dalam pengertian kedua tadi, yaitu “bias”.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

6

Sedangkan, produktif itu, adalah keterampilan (bisa) secara konsisten, dan bisa

diulang untuk waktu dan frekuensi yang tinggi.

Pada saat di kelas, seorang siswa mungkin bisa membuat peta. Tetapi,

yang disebut produktif itu, adalah kemampuan membuat petanya tersebut, dapat

berlanjut dalam konteks kehidupan sehari-hari di rumahnya. Misalnya ketika dia

ingin membuat kamar pribadi, membuat rumah, atau membuat taman rumah,

ternyata dia mampu membuat konsep pemetaannya secara tepat dan praktis. Itulah

yang dikategorikan sebagai kompetensi produktif.

Keempat, pembelajaran adalah mengubah produktivitas menjadi modal

hidup. Apapun yang dimiliki dan dilakukan manusia, ditujukan untuk menjadi

modal hidup. Pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia adalah modal

hidup. Oleh karena itu, tujuan dari pembelajaran geografi, pada dasarnya bukanlah

“bisa” Geografi, tetapi “bisa hidup” dari, dengan dan untuk Geografi.

Pada bagian ini, keterampilan geografi tidak lagi sekedar menjadi modal

untuk mendapatkan nilai akademik. Pengetahuan dan keterampilan geografi, telah

menjadi bagian penting dari kehidupannya, dan bahkan menjadikan modal

hidupnya sendiri. Geografi dan paradigma geografi, telah menjadi satu kekuatan

(modal ilmu) yang memberikan dorongan dan cara mengisi hidupnya. Di sinilah,

peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

menjadi pandangan hidup-nya sendiri. Meminjam istilah politik, orang yang

sudah sampai pada tahapan ini, adalah dia bisa belajar dari geografi, dengan

geografi, dan hidup untuk geografi.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

7

Belajar dari geografi, artinya mendapatkan sejumlah informasi dan

keterampilan mengenai geografi. Belajar dengan geografi, artinya proses

hidupnya senantiasa menggeograf, dan seluruh aktivitasnya pun didedikasikan

untuk kepentingan pengembangan geografi dan atau pembelajaran geografi. Itulah

potret umum mengenai geografi sebagai sebuah modal hidup.

Terakhir adalah mengantarkan siswa untuk bisa hidup bermakna. Dengan

kata lain, tujuan pembelajaran, apapun materi pembelajarannya, diarahkan untuk

mencapai tujuan hidup bermakna. Pada saat seseorang bisa hidup dari, dengan dan

untuk geografi (form, with, and for geography), ada dua kemungkinan dasar yang

terjadi pada aras psikologis kehidupan manusia. Satu sisi, dia mendapatkan

kenyamanan hidup dengan lingkungan, dan pada sisi ada konflik dengan

lingkungan.

Pada tahapan ini, tujuan pembelajaran yaitu untuk mengantarkan siswa

bisa mencapai derajat hidup bermakna . Dengan belajar geografi, bukan

menjadikan siswa menjadi eksploitator lingkungan, yang kemudian menjadikan

lingkungan rusak dan merusak kehidupan manusia, tetapi harus menjadi bagian

penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan kehidupan.

Manusia (siswa) yang dapat berinteraksi dengan lingkungan secara harmonis,

akan mendapatkan kenyamanan hidup, sedangkan bila tidak mampu mewujudkan

keharmonisan dengan lingkungan, kita sebut sebagai adanya konflik-lingkungan.

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, bahwa manusia hadir di dunia ini

adalah memasuki lingkungan yang baru. Begitu pula, jika manusia melakukan

migrasi antar satu tempat ke tempat lain. Perpindahan lokasi itu, memberikan

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

8

peluang akan bertemunya dengan lingkungan baru, yang menuntut manusia bisa

menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pembelajaran geografi adalah memberikan

fasilitas dan bantuan kepada manusia (siswa) untuk bisa menyesuaikan diri

dengan lingkungan yang baru, dimanapun dia berada. Proses penyesuaiannya itu,

diarahkan untuk menciptakan keseimbangan baru, dan atau keharmonisan

interaksi antara manusia dengan lingkungannya, sehingga manusia dan

lingkungan dapat berdaya secara maksimal.

2.2 Hakikat Pendekatan Lingkungan dalam Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Pendekatan Lingkungan

Dewasa ini, pendekatan lingkungan dalam kegiatan pembelajaran telah

berkembang seiring dengan tuntutan peningkatan kualitas pendidikan dan

pengajaran. Pendekatan ini dikembangkan untuk mengarahkan pengajar agar

mengaitkan materi ajar dengan konteks kehidupan nyata siswa. Intinya,

pendekatan lingkungan dalam pembelajaran bertujuan untuk membantu guru

dalam mengaitkan materi pelajaran serta mengintegrasikan ide pembelajaran ke

dalam konteks kehidupan nyata dengan harapan siswa dapat memahami apa yang

dipelajarinya dengan baik dan mudah.

Bertitik tolak dari konsep di atas, beberapa definisi pendekatan lingkungan

yang pernah ditulis dalam beberapa sumber menyatakan sebagai berikut:

a) Johnson (dalam Nur, 2004:12) merumuskan bahwa pendekatan lingkungan

merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa untuk

melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara

menghubungkannya dengan kontek kehidupan mereka sehari-hari, yaitu

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

9

dengan kontek lingkungan pribadinya, sosial dan budayanya. Untuk mencapai

tujuan tersebut, pendekatan lingkungan akan menuntut siswa untuk melakukan

hubungan yang bermakna, mengerjakan pekerjaan yang berarti, mengatur cara

belajar sendiri, bekerjasama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara/merawat

pribadi siswa, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan assessment

autentik.

b) Menurut Sanjaya, (2005: 109) pendekatan lingkungan adalah “suatu

pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa

secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”.

c) Menurut Nur, (2004: 12) bahwa pendekatan lingkungan adalah suatu konsepsi

mengajar yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi

dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan-hubungan antara

pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan siswa sebagai anggota

keluarga, masyarakat dan pekerja serta meminta ketekunan belajar.

Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan merupakan

pendekatan pembelajaran yang baru, namun pendekatan ini sudah sering

diterapkan di setiap sekolah. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan

lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan

sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat

dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan dan untuk menanamkan

sikap cinta lingkungan.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

10

Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan sangat efektif diterapkan di

sekolah. Hal ini relevan dengan tingkat perkembangan intelektual usia anak

sekolah berada pada tahap operasional konkret. Bahwa kecenderungan siswa usia

sekolah yang senang bermain dan bergerak menyebabkan anak-anak lebih

menyukai belajar lewat eksplorasi dan penyelidikan di luar ruang kelas dalam hal

ini lingkungan sekolah.

Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah

dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif

dari diterapkannya pendekatan lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa

keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita

renungi empat pilar pendidikan yakni: learning to know (belajar untuk

mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do

(belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk

bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan

lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru.

Bekerja dan belajar yang berbasis lingkungan sekitar memberikan nilai

lebih, baik bagi si pembelajar itu sendiri maupun bagi lingkungan sekitar.

Katakanlah guru Geografi, maka lingkungan sekolah/masyarakat sekitar dapat

menjadi laboratorium. Pembelajaran ini dapat dilakukan sembari melakukan

pengamatan terhadap berbagai fenomena alam, seperti tamanan, asap, atmosfer,

pantai, dan sebagainya.

Sejalan dengan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pendekatan lingkungan adalah konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

11

nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-

hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks

yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari peoses mengkonstruksi sendiri,

berbagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota

masyarakat.

Dalam kelas pembelajaran, tugas guru adalah membantu siswa mencapai

tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada

memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang

bekerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).

Sesuatu yang baru (pengetahuan dan keterampilan) datang dari “menemukan

sendiri”, bukan dari „apa kata guru‟. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola

dengan pendekatan lingkungan. Lingkungan hanyalah salah satu dari sekian

banyak pendekatan pembelajaran, seperti halnya dengan strategi pembelajaran

yang lain. Pendekatan lingkungan dikembangkan dengan tujuan agar

pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Pendekatan lingkungan

dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada.

Dari berbagai pendapat para ahli yang telah diulas di atas, ada 3 (tiga) hal

yang harus dipahami:

1) Pendekatan lingkungan menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk

menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses

pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam pendekatan lingkungan

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

12

tidak mengharapkan siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses

mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.

2) Pendekatan lingkungan mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan

antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa

dituntut untuk dapat menangkap antara hubungan pengalaman belajar di

sekolah dengan kehidupan nyata.

3) Pendekatan lingkungan mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan. Artinya, pendekatan lingkungan bukan hanya mengharapkan siswa

memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran

itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran

dalam pendekatan lingkungan bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian

dilupakan, akan tetapi sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan nyata.

2.2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Lingkungan

Menurut Ninik widayanti(dalam mansnur muslich 2009:238) penerapan

pendekatan lingkungan di kelas cukup mudah, dapat diterapkan dalam kurikulum

apa saja, bidang studi apa saja termasuk bidang studi Geografi. Adapun langkah-

langkah penerapan pendekatan lingkungan adalah sebagai berikut:

Kegiatan awal

- Guru mengajak siswa ke lokasi di luar kelas

- Guru mengajak siswa untuk berkumpul menurut kelompok nya

- Guru memberi salam

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

13

- Guru memberi motivasi pada siswa tentang pentingnya lingkungan

sebagai sumber belajar, termasuk manfaaat sumber daya alam yang

ada di sekitar nya.

- Guru memberikan panduan belajar kepada maasing-masing kelompok

- Guru memberikan penjelasan cara kerja kelompok

Kegiatan inti

- Masing-masing kelompok berpencar pada lokasi untuk melakukan

pengamatan dan di beri waktu 25 menit

- Guru membimbing siswa selama pengamatan di lapangan

- Setelah selesai melakukan pengamatan, siswa di suruh berkumpul

kembali untuk mendiskusikan hasil pengamataan nya.

- Guru memandu diskusi dan siswa diberi kesempatan untuk member

tanggapan waktunya 25 menit.

Kegiatan akhir

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan

hambatan/kesulitaan yang di alami selama proses pembelajaran.

- Guru memberikan kesimpulan bersama siswa.

Agar proses pembelajaran dengan pendekatan lingkungan lebih efektif,

guru perlu melaksanakan beberapa hal sebagai berikut:

1) Mengkaji konsep dan kompetensi dasar yang akan dipelajari oleh siswa

2) Memahami latar belakang dan pemahaman hidup siswa melalui proses

pengkajian secara seksama.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

14

3) Mepelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa, selanjutnya memilih

dan mengaitkan dengan konsep dan kompetensi yang akan dibahas dalam

proses pembelajaran kontekstual

4) Merencanakan pengajaran dengan mengaitkan konsep teori yang dipelajrai

dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan

kehidupan sehari-hari.

5) Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk mengaitkan

apa yang sedang dipelajari dengan pengetahuan/pengalaman yang telah

dimiliki sebelumnya dan mengaitkan dengan apa yang dipelajari dengan

fenomena kehidupan sehari-hari.

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan lingkungan menyangkut adanya

suatu hubungan dengan hasil belajar, seperti halnya yang dinyatakan oleh Johsons

(dalam Sanjaya, 2005: 13) berikut ini:

1) Pendekatan lingkungan membuat siswa melakukan kegiatan-kegiatan yang

membantu mereka dapat menghubungkan bahan/kegiatan akademik dengan

konteks dalam kehidupan secara nyata.

2) Siswa harus mengeluarkan ide-idenya dan harus memahami penerapanya

dalam kehidupan lingkungan nyata.

Selajutnya dinyatakan bahwa “tidak akan ada pengembangan mental

apabila tidak ada minat”. Hasil belajar merupakan keadaan yang sangat penting

untuk perhatian dan pemahaman.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

15

2.2.3 Indikator Pendekatan Lingkungan

Berbicara mengenai kualitas pendekatan lingkungan, kita kembali pada

pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara

alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang

dipelajarinya.

Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan adalah suatu pendekatan

pengajaran yang menghidupkan kelas secara maksimal dengan menghadirkan

lingkungan sebagai media pembelajaran. Kelas hidup diharapkan dapat

mengimbangi perubahan yang terjadi di luar sekolah yang demikian cepat.

Menurut Nur, (2004: 4) bahwa penerapan pendekatan lingkungan sudah teruji dari

beberapa konteks:

a) Penerapan konteks budaya dalam pengembangan silabus, penyusunan buku

pedoman guru, dan buku teks akan mendorong sebagian besar siswa untuk

tetap tertarik dan terlibat dalam kegiatan pendidikan.

b) Penerapan konteks sosial dalam pengembangan silabus, penyusunan buku

pedoman, dan buku teks yang dapat menuingkatkan kekuatan masyarakat

yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat.

c) Penerapan konteks personal yang dapat meningkatkan keterampilan

komunikasi, akan membantu lebih banyak siswa secara penuh terlibat dalam

kegiatan pendidikan dan masyarakat.

d) Penerapan konteks ekonomi akan berpengaruh terhadap peningkatan

kesejahteraan social.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

16

e) Penerapan konteks politik dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang

berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap masyarakat.

Berkaitan dengan pendapat di atas, maka indikator-indikator yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasi dan memberikan kualitas pendekatan

lingkungan adalah sebagai berikut:

1) Penerapan pengetahuan: apakah pebelajar menerapkan apa yang telah

dipelajari pada tatanan dan fungsi berbeda ini atau masa yang akan datang?

2) Pengalaman-pengalaman dunia nyata: apakah pebelajar aktif melibatkan

pengalaman dunia nyata yang mehasil mereka untuk mengaktifkan

pemahaman relevansi personal, nilai dan makna dengan konten yang telah

dipelajari? Apakah pembelajaran dirasakan relevan dengan kehidupan

mereka?

3) Berpikir tingkat tinggi: apakah pebelajar berpikir kritis dan kreatif dalam

pengumpulan data, memahami issue atau memecahkan sebuah masalah?

4) Kurikulum yang dikembangakan berdasarkan standar: apakah pebelajar

menjumpai sebuah jangkauan dan varitas lokal, negara, bangsa, asosiasi

dan/atau standar industri melalui pemahaman belajar mereka?

5) Responsive terhadap budaya: apakah pebelajar memahami atau menghargai

nilai, kepercayaan, pendapat dari sejawat siswa, tatanan sekolah dan

komunikasi yang lebih besar?

6) Penilaian autentik: apakah pebelajar aktif berperan dalam beraneka assesmen

yang memberikan peluang untuk mendemontrasikan performasi konten

pembelajaran sesuai dengan kondisi dan standar dunia riil?

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

17

2.3 Hasil Belajar

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Belajar pada hakekatnya merupakan proses alami dan komplek karena

proses belajar terjadi dalam diri seseorang tanpa bisa terlihat secara lahiriah. Hasil

dari sebuah proses belajar hanya dapat diketahui dengan adanya perubahan yang

dialami oleh siswa. Perubahan-perubahan tersebut ditunjukkan dalam berbagai

bentuk seperti perubahan pengetahuan dan pemahaman, perubahan tingkah laku,

sikap dan perkembangan pola berpikir dari yang bersangkutan.

Setiap kegiatan pembelajaran diarahkan pada upaya pencapaian belajar

secara maksimal. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat memiliki perubahan

tingkah laku dan prestasi secara baik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Purwanto (1990: 86) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah prestasi yang

dicapai, dilaksanakan dan dikerjakan. Sejalan dengan hal ini, Dimyati dan

Mudjiono (1994: 26) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan (prestasi

yang dicapai memiliki sejumlah keterampilan ditandai dengan standarisasi nilai

sesuai dengan tujuan yang ditetapkan). Prestasi yang dicapai, dilaksanakan dan

dikerjakan dalam kegiatan proses belajar mengajar dan ditandai dengan

standarisasi penilaian.

Menurut Sudjana (2006: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajajrnya. Hasil belajar

pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar adalah hasil perubahan tingkah laku

seseorang siswa setelah memperoleh pelajaran hasil belajar biasanya digambarkan

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

18

dengan nilai angka atau huruf. Dalam hal ini Hamalik (1983: 56) mengemukakan

bahwa “hasil belajar seseorang merupakan perilaku yang dapat diukur hasil

belajar menunjukkan kepada idividu sebagai pelakunya, hasil belajar dapat

dievaluasi dengan menggunakan standar tertentu baik berdasarkan kelompok atau

norma yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjukkan pula hasil kegiatan yan

dilakukan secara sengaja dan sadar”.

Menurut Gagne dalam Dimiyati dan Mudjiono (2006: 10) hasil belajar

adalah kapasitas yang memungkinkan beragam penampilan. Perubahan tingkah

laku sebagai hasil belajar yakni timbulnya pengertian-pengertian baru dari tidak

tahu menjadi tahu, terjadinya perubahan sikap, keterampilan baru, dan

perkembangan sifat-sifat sosial.

Hasil belajar merupakan sasaran yang ingin dicapai setelah proses belajar

mengajar. Hasil belajar yang diinginkan adalah hasil belajar yang maksimal,

sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk

mencapai hasil belajar tersebut sangat diperlukan kesiapan alat dan bahan

mengajar serta mental siswa yang selalu termotivasi dalam menerima materi yang

akan dibelajarkan. Hasil belajar akan maksimal jika dimotivasi oleh rasa ingin

tahu terhadap materi yang dibelajarkan.

Gagne dalam Sudjana (2006: 22) menyebutkan ada 5 kategori hasil

belajar, yaitu: a) informasi verbal, b) keterampilan intelektual, c) strategi kognitif,

d) sikap, dan e) keterampilan motoris. Menurut Bloom dalam Sudjanan (2006: 22-

32) taksonomi hasil belajar dibagi dalam tiga kawasan, yaitu: (1) kognitif:

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi; (2) afektif:

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

19

penerimaan, pemberian respon, penilaian, penorganisasian, pengkarakterisasian;

dan (3) psikomotorik: peniruan, manipulasi, ketepatan, artikulasi, pengalamian.

Kalau dihubungkan dengan fokus penelitian ini, tentu yang diharapkan

kepada siswa adalah hasil belajar mereka khususnya pada mata pelajaran Geografi

meningkat atau memperoleh hasil yang memuaskan sesuai dengan yang

digariskan tujan pendidikan. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan

yang dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran yang ditunjukkan melalui

perubahan peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan penerapan konsep-konsep

dalam menyelesaikan masalah.

2.3.2 Indikator-Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan

pembelajaran. Untuk menyatakan bahwa suatu pembelajaran itu berhasil apabila

Tujuan Intruksional Khusus (TIK) nya dapat tercapai. Dalam TIK guru telah

menetapkan standarisasi perubahan tingkah laku dan keterapilan yang harus

dimiliki siswa setelah mengalami dan mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan

demikian, dapat dipahami bahwa hasil belajar tergantung pada pelajaran yang

melakukan kegiatan belajar. Dalam arti bahwa semakin banyak usaha-usaha yang

dilakukan oleh si pebelajar, maka semakin baik pula hasil belajar yang akan

dicapainya.

Untuk mengetahui bahwa suatu si pebelajar itu dapat berhasil, maka paling

tidak harus ia memiliki sejumlah kemampuan tertentu. Gagne, (1972: 64)

mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang dimiliki oleh setiap

orang yang kapasitasnya mempunyai beragam penampilan. Dalam hal ini, Gagne

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

20

menetapkan lima kategori atau indikator hasil belajar, yaitu (1) Informasi verbal,

(2) keterampilan intelektual, (3) strategi, (4) sikap, dan (5) keterampilan gerak.

Berkaitan dengan petunjuk tentang hasil belajar, maka dapat dipahami

bahwa suatu proses pembelajaran dianggap berhasil mencapai indikator-indikator

berikut ini:

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara personal maupun secara kelompok,

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau Tujuan Intruksional

Khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa.

3) Siswa memiliki sejumlah keterampilan dan terdapat perubahan tingkah laku

yang ditimbulkannya.

Namun pada tataran realita menunjukkan bahwa indikator yang dapat

digunakan sebagai tolak ukur hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran adalah

terletak pada daya serap siswa itu sendiri.

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dapat diartikan sebagai suasana hasil positif yang dapat

dicapai oleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar. Hasil belajar itu dapat

digambarkan dengan memberikan nilai yang berupa angka atau huruf. Akan tetapi

yang baik (memuaskan) karena hasil belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai

faktor. Adapun faktor itu adalah muncul dari dalam diri siswa itu sendiri juga

dimana lingkungan ia berada:

Sedangkan dengan hal tersebut, Sukardi (1983: 15) mengatakan bahwa

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah:

Page 21: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

21

1. Faktor Internal. Faktor internal yaitu faktor yang menyangkut semua diri

pribadi, termasuk fisik maupun mental atau psikologinya yang ikut

menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar.

2. Faktor eksternal. Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar individu

yang bersangkutan, misalnya ruang belajar tidak memenuhi syarat, alat-alat

peraga yang tidak memadai, metode mengajar yang tidak efektif dan

lingkungan sosial maupun lingkungan alamiahnya.

Sejalan dengan itu, Hamana (dalam Purwanto, 1990: 73) mengemukakan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dikategorikan empat

bagian yaitu:

1. Faktor yang bersumber dari diri sendiri. Faktor ini terdiri atas dua aspek yaitu,

(1) faktor yang bersifat biologis seperti kesehatan dan cacat badan, (2) faktor

yang bersifat psikologis seperti inteligensi minat, perhatian dan bakat.

2. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga sangat

mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, faktor-faktor tersebut antara lain:

(1) cara orang tua mendidik anak, (2) relasi antara orang tua dan keluarga, (3)

suasana rumah, (4) keadaan ekonomi keluarga, (5) sikap toleransi orang tua,

dan (5) latar belakang kebudayaan.

3. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah. Lingkungan belajar yang

mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain: (1) penggunaan metode

mengajar yang efektif, (2) penggunaan media mengajar, (3) kurikulum

pendidikan, (4) relasi guru dan siswa, (5) relasi antara siswa dan siswa, dan (6)

disiplin sekolah.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

22

4. Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat

merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal itu

terjadi karena keberadaan siswa dalam lingkungan masyarakat misalnya

keikut sertaan dalam kegiatan kemasyarakatan, teman bergaul dan bentuk

kehidupan bermasyarakat yang secara keseluruhan dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa.

2.3.4 Pengertian Sumber Daya Alam

Pada umumnya yang di maksud sumber daya alam (natural resources)

adalah semua kekayaan alam berupa benda mati dan benda hidup yang berada di

bumi dan dapat di manfaat kan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Di Bumi ini kekayaan alam tersebar dengan pola tertentu. Ada yang di

setiap daerah ada, ada juga yang hanya terdapat di daerah tertentu. Pegunungan

maupun gunung menjadi tempat berkembangnya hutan yang menjadi tempat

hidup flora dan fauna.

Sumber daya alam ada yang jumlahnya banyak, sedikit, dan ada yang

terbatas. Demikian juga penyebarannya, ada sumber daya alam yang terdapat di

semua daerah (udara dan sinar matahari), ada pula yang terbatas pada daerah

tertentu dengan jumlah terbatas (misalnya barang tambang seperti emas, batu

bara, dan minyak bumi).

Sumber daya alam ada yang tersedia di alam dengan sendirinya (hutan

belantara, batu bara, tanah, udara, dan emas), namun ada pula yang sengaja

diusahakan oleh manusia (perkebunan, pertanian, dan peternakan). Jenis Sumber

Daya Alam dan Persebarannya.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

23

Jenis Sumber Daya Alam

1. Jenis Sumber Daya Alam

Banyaknya sumber daya alam yang terdapat di mana saja, seperti di dalam

tanah, permukaan Bumi, air, udara, dan sebagainya mendorong adanya

klasifikasi sumber daya alam berdasarkan jenis-jenisnya.

a. Menurut sifatnya, sumber daya alam dibagi menjadi tiga golongan

sebagai berikut.

1) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable).

Sumber daya alam ini biasanya berupa bahan tambang dan mineral

yang terkandung di dalam Bumi. Jumlah sumber daya alam cukup

banyak dan bermacammacam jenisnya. Namun sebelum

dimanfaatkan, harus digali dan diolah terlebih dahulu.

Pengambilan barang tambang secara umum disebut pertambangan.

Sebelum melakukan penambangan dilakukan eksplorasi, yaitu

usaha penelitian dan penyelidikan terhadap adanya barang-barang

tambang. Setelah pasti, baru dilakukan penambangan. Mengingat

sumber daya alam ini dapat habis, maka penggunaannya harus

tepat dan hemat, tidak berlebih-lebihan. Apabila habis, harus dicari

lagi lokasi lain yang mengandung barang tambang.

2) Sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable). Sumber

daya alam seperti ini dapat juga disebut sebagai sumber daya alam

biotik. Hewan pun juga dapat dikembangbiakkan. Beberapa

kebutuhan manusia dapat dipenuhi dari hewan.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

24

3) Sumber daya alam yang selalu tersedia. Udara yang bergerak atau

angin dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya

mendukung proses penyerbukan bunga sehingga menjadi buah,

untuk pembangkit tenaga listrik, sebagai penghantar gelombang

udara yang diperlukan telekomunikasi dengan menggunakan

satelit. Begitu juga dengan udara, sinar matahari merupakan

sumber energy terpenting bagi kehidupan. Tanpa matahari tidak

akan ada makhluk hidup di dunia ini. Matahari sangat berpengaruh

terhadap iklim (cuaca), tumbuhan, dan hewan. Sinar matahari juga

dapat diubah menjadi tenaga listrik dengan menggunakan sel

matahari atau pembangkit listrik tenaga surya.

b. Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Sumber daya alam hayati/biotik. Selain benda-benda yang dapat

dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, makhluk hidup

itu sendiri juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.

Tumbuhan misalnya, dibutuhkan manusia untuk menunjang

hidupnya. Inilah yang disebut sumber daya alam hayati/biotik.

Contoh lainnya yaitu hewan dan mikroorganisme.

2. Sumber daya alam nonhayati/abiotik. Berkebalikan dengan sumber

daya alam hayati, sumber daya alam nonhayati diperoleh dari

benda mati seperti bahan tambang, batuan, tanah, air, dan masih

banyak lagi.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

25

c. Menurut kegunaan atau penggunaannya, sumber daya alam

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Sumber daya alam penghasil bahan baku. Bahan baku adalah

benda yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda atau

barang lain yang nilai gunanya lebih tinggi. Sebut saja hasil hutan

yang diolah untuk menghasilkan berbagai jenis barang.

2. Sumber daya alam penghasil energi. Sumber daya alam ini

merupakan penghasil energy yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

Salah satunya sinar matahari. Matahari memancarkan energi yang

dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Begitu juga dengan arus air

sungai yang menghasilkan energi, misalnya sebagai penggerak

turbin pembangkit listrik.

2.3 Kajian Penelitian Yang Relevan

1. Dalam kajian penelitian yang relevan ini di ambil dari hasil penelitian oleh

Yayah Khoeriyah (2009) dengan judul, Pengaruh Pendekatan Lingkungan

Dengan Menggunakan Model The Great Wind Blows Terhadap Hasil

Belajar Kognitif Dan Afektif Pada Materi Pokok Ekosistem siswa kelas X

semester II MAN Pakem Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut

dapat meningkatkan aktivitas belajar sisw Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pendekatan lingkungan dengan menggunakan model the great wind

blows berpengaruh nyata terhadap hasil belajar kognitif dan afektif siswa.

Penelitian oleh Yayah Khoeriyah memiliki kesamaan dengan penulis

ambil, dalam hal ini yaitu sama-sama menggunakan pendekatan

Page 26: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

26

lingkungan. Perbedaan penelitian yang dilakukan Yayah Khoeriyah

dengan peniliti adalah penelitian yang dilakukan Yayah Khoeriyah yaitu

penelitian eskperimen sedangkan untuk penilitian yang penulis lakukan

adalah penelitian eskperimen semu.

2. Dalam kajian penelitian yang relevan ini di ambil dari hasil penelitian oleh

Wahyu Indah Ningsih (2013) dengan judul, Pengaruh Implementasi

Pendekatan Proses Berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Menulis

Dan Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas V Min Banyubiru Negara.

Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh pendekatan proses berbasis

lingkungan terhadap hasil belajar siswa. Penelitian oleh Wahyu Indah

Ningsih memiliki kesamaan dengan penulis ambil, dalam hal ini yaitu

sama-sama menggunakan pendekatan lingkungan. Perbedaan penelitian

yang dilakukan Wahyu Indah Ningsih dengan peniliti adalah penelitian

yang dilakukan Wahyu Indah Ningsih yaitu penelitian eskperimen

sedangkan untuk penilitian yang penulis lakukan adalah penelitian

eskperimen semu.

3. Dalam kajian penelitian yang relevan ini di ambil dari hasil penelitian oleh

Setiadi Endang (2012) dengan judul, Pengaruh Implementasi Pendekatan

Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Keanekaragaman

Makhluk Hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas VII di SMPN I

Cisompet Kabupaten Garut pada konsep keanekaragaman makhluk hidup

sub konsep ciri-ciri makhluk hidup. Berdasarkan hasil perhitungan data

Page 27: BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat ...eprints.ung.ac.id/3494/6/2013-1-87202-451409016-bab2-01082013012718.pdf · peran geografi sudah memasuki tahapan penting dalam

27

statistika, terdapat perbedaan yang signifikan setelah pembelajaran

menggunakan pendekatan lingkungan pada kelas eksperimen

disbandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut, dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh implementasi Pendekatan

Lingkungan terhadap hasil belajar siswa. Penelitian oleh Setiadi Endang

memiliki kesamaan dengan penulis ambil, dalam hal ini yaitu sama-sama

menggunakan pendekatan lingkungan. Perbedaan penelitian yang

dilakukan Setiadi Endang dengan peniliti adalah penelitian yang dilakukan

Setiadi Endang yaitu penelitian eskperimen sedangkan untuk penilitian

yang penulis lakukan adalah penelitian eskperimen semu.

2.4 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan kajian teoritisnya, maka hipotesis dalam

penelitian ini berbunyi: “terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan

lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas XI di SMA Negeri I Kwandang

pada materi Sumber Daya Alam (SDA). Nilai yang dihipotesiskan jika rata-rata

hasil belajar siswa pada materi Sumber Daya Alam (SDA) paling tinggi 86,83%