bab ii tinjauan pustaka 2.1 limpasan...

20
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaan Limpasan permukaan atau aliran permukaan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan tanah dan mengangkut partikel-partikel tanah. Limpasan terjadi karena intensitas hujan yang jatuh di suatu daerah melebihi kapasitas infiltrasi, setelah laju infiltrasi terpenuhi air akan mengisi cekungan- cekungan pada permukaan tanah. Setelah cekungan-cekungan tersebut penuh, selanjutnya air akan mengalir (melimpas) diatas permukaan tanah (surface run off). Jika aliran air terjadi di bawah permukaan tanah disebut juga sebagai aliran di bawah permukaan dan jika yang terjadi adalah aliran yang berada di lapisan equifer (air tanah), maka disebut aliran air tanah. Air limpasan permukaan di bedakan menjadi: sheet dan rill surface run-of akan tetapi jika aliran air tersebut sudah masuk ke sistem saluran air atau kali, maka disebut sebagai stream flow run-off. Limpasan permukaan akan terjadi apabila syarat-syarat terjadi terpenuhinya limpasan permukaan adalah : 1. Terjadi hujan atau pemberian air ke permukaan 2. Intensitas hujan lebih besar dari pada laju dan kapasitas infiltrasi tanah dan Topografi 3. topografi dan kelerengan tanah memungkinkan untuk terjadinya aliran air di atas permukaan tanah. 4

Upload: vuhanh

Post on 02-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limpasan Permukaan

Limpasan permukaan atau aliran permukaan adalah bagian dari curah hujan

yang mengalir diatas permukaan tanah dan mengangkut partikel-partikel tanah.

Limpasan terjadi karena intensitas hujan yang jatuh di suatu daerah melebihi

kapasitas infiltrasi, setelah laju infiltrasi terpenuhi air akan mengisi cekungan-

cekungan pada permukaan tanah. Setelah cekungan-cekungan tersebut penuh,

selanjutnya air akan mengalir (melimpas) diatas permukaan tanah (surface run –

off). Jika aliran air terjadi di bawah permukaan tanah disebut juga sebagai aliran di

bawah permukaan dan jika yang terjadi adalah aliran yang berada di lapisan

equifer (air tanah), maka disebut aliran air tanah. Air limpasan permukaan di

bedakan menjadi: sheet dan rill surface run-of akan tetapi jika aliran air tersebut

sudah masuk ke sistem saluran air atau kali, maka disebut sebagai stream flow

run-off. Limpasan permukaan akan terjadi apabila syarat-syarat terjadi

terpenuhinya limpasan permukaan adalah :

1. Terjadi hujan atau pemberian air ke permukaan

2. Intensitas hujan lebih besar dari pada laju dan kapasitas infiltrasi tanah dan

Topografi

3. topografi dan kelerengan tanah memungkinkan untuk terjadinya aliran air

di atas permukaan tanah.

4

4

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

5

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Limpasan Permukaan

Limpasan permukaan sangat berhubungan dengan infiltrasi, oleh karna itu

dengan memahami proses terjadinya limpasan permukaan, factor yang

berpengaruh, akan bisa dilakukan analisias limpasan permukaan serta kaitanya

dengan erosi dan sedimentasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi juga

akan mempengaruhui limpasan permukaan. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh jenis

tanah, kondisi permukaan tanah, tekstur dan struktur tanah, kandungan bahan

organik, kepadatan tanah, kedalaman solum tanah, kadar air awal tanah dan tipe

hujan yang terjadi atau cara pemberian air irigasi, untuk lahan beririgasi.

Menurut Sosradarsono dan Takeda (1978:135) (dalam Ziliwu 2000:12)

mengemukakan bahwa: "Limpasan permukaan terjadi ketika jumlah curah hujan

melampaui laju infiltrasi, setelah laju infiltrasi terpenuhi, air mulai mengisi

cekungan atau depresi pada permukaan tanah". Setelah pengisian selesai maka air

akan mengalir dengan bebas dipermukaan tanah. Faktor-faktor yang

mempengaruhi limpasan permukaan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu elemen

meteorologi dan elemen sifat fisik daerah pengaliran

Elemen meteorologi meliputi jenis presipitasi, intensitas hujan, durasi hujan,

dan distribusi hujan dalam daerah pengaliran, sedangkan elemen sifat fisik daerah

pengaliran meliputi tata guna lahan (land use ), jenis tanah dan kondisi topografi

daerah pengaliran (catchment ). Elemen sifat fisik dapat dikategorikan sebagai

aspek statis sedangkan elemen meteorologi merupakan aspek dinamis yang dapat

berubah terhadap waktu, adapun faktor - faktor yang mempengaruhi limpasan

permukaan sebagai berikut :

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

6

1 Hujan

Hujan, yang meliputi tipe, lama, intensitas dan sebaran hujan sangat

menentukan limpasan permukaan yang terjadi di suatu daerah aliran sungai (DAS)

jumlah (volume) dan debit limpasan yang terjadi di suatu DAS sangat berkaitan

dengan intensitas dan lamanya hujan yang terjadi di DAS yang bersangkutan.

2 Laju dan kapasitas Infiltrasi Tanah

Menurut Mawardi (2012:131) Laju dan kapasitas infiltrasi dapat di tentukan

menggunakan metode percobaan lapangan (langsung) menggunakan

infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah ada

seperti rumus empiris yang sudah dikembangkan.

3 Kondisi DAS

Kondisi DAS, meliputi ukuran bentuk DAS ,topografi meliputi datar (0-8%),

landai (0-15%), bergelombang (15-25%), berbukit (25-40%), bergunung (> 40%)

geologi, dan penggunaan lahan. Limpasan permukaan akan semakin menurun

sebanding dengan semakin bertambahnya luas DAS, luas DAS ini menentukan

musim atau saat kapan suatu puncak limpasan permukaan akan terjadi. Suatu

DAS yang berbentuk memanjang dan sempit kemungkinan akan menghasilkan

limpasan permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang lebih besar

dan kompak untuk luas DAS yang sama. Hal ini disebabkan DAS yang berbentuk

sempit dan memanjang mempuyai waktu konsentrasi yang lebih lama dan curah

hujanya terutama intensitasnya juga tidak sering merata sepanjang DAS yang

berbentuk memanjang.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

7

Bentuk topografi DAS seperti kelerengan, derajat kemiringan sistem drainase

dan keberadaan cekungan penyimpan air di permukaan berpengaruh pada volume

dan debit limpasan permukaan. Suatu DAS dengan bentuk permukaan lahan datar

dan terdapat cekungan peyimpan air permukaan yang tak ber-outlet cenderung

mempuyai limpasan permukaan yang lebih kecil di banddingkan dengan

topografinya miring dan mempuyai pola dan sistem drainase (stream) yang sudah

mapan. Sifat geologi tanah berpengaruh terhadap infiltrasi oleh karena itu

berpengaruh pula terhadap limpasan.

4 Distribusi Curah Hujan

Faktor ini mempengaruhi hubungan antara hujan dan derah pengaliran suatu

volume hujan tertetu yang tersebar merata diseluruh daerah aliran intensitasnya

akan berkurang apabila curah hujan sebagian saja dari daerah aliran, dan

menyebabkan terjadinya aliran permukaan lambat.

5 Kondisi Pengunaan Lahan

Aliran permukaan sangat dipengaruhi oleh kondisi pengunaan tanah dalam

daerah pengaliran. Daerah hutan yang ditutupi tumbuhan yang lebat adalah sulit

terjadi aliran permukaan karna besarnya intersepsi, evaporasi, transpirasi dan

perkolasi. Jika daerah ini dijadikan derah pembangunan dan dikosongkan, maka

kesempatan untuk infiltrasi semakin kecil sehingga dapat memperbesar aliran

permukaan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

8

6 Luas Daerah Pengaliran

Luas daerah pengaliran berpengaruh pada aliran permukaan, makin luas

daerah pengaliran maka waktu airan permukaan untuk mencapai titik pengukuran

semakin lama.

2.1.3 Pengukuran Debit Limpasan Permukaan

Debit aliran air di sungai keduanya merupakan informasi yang penting untuk

analisis dan perencanaan pengolahan DAS. Informasi debit puncak (debit pada

saat puncak banjir) sangat di perlukan untuk untuk perencaan pengendalian banjir

seperti cheek dam, pelimpah, saluran pembuangan air, waduk dan sebagainya.

Salah satu cara untuk mendapatkan debit sungai adalah dengan melakukan

pengukuran secara langsung dilapangan dengan mengukur penampang sungai dan

kecepatan aliran airnya.

Pengukuran kecepatan aliran bisa di lakukan dengan 2 cara yakni pelampung

atau dengan alat ukur kecepatan propeller (current meter) Pengukuran kecepatan

menggunakan pelampung memang memberikan ketelitian yang rendah, karna

hanya bisa mengukur kecepatan aliran di permukaan air. Oleh karna itu cara

pelampung ini disarankan hanya untuk saluran yang tidak terlalu lebar dan dalam,

dengan penampang yang hampir seragam dan aliran airnya tunak (steady). Untuk

saluran atau sungai yang cukup lebar dan dengan dalam dan dengan bentuk

geometri penampang yang tidak teratur, pengukuran kecepatan aliran dengan alat

ukur kecepatan dalam bentuk propeller.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

9

Pengukuran kecepatan dengan bangun ukur. Untuk saluran air yang tidak

terlalu besar dan dalam, pengukuran debit aliran bisa menggunakan banguan ukur

debit yang dipasang pada pengukuran yang terpilih. Terdapat dua jenis bangunan

ukur yakni tipe bending (weir) dan tipe saluran atau gorongan terbuka (flume)

Pengukuran debit menggunakan bangunan ukur pada umumnya di lakukan pada

saluran irigasi atau sungai yang tidak terlalu lebar serta mempuyai kelerengan

aliran yang cukup (perbedaan elevansi antara bagian hulu dan hilir besar)

sehingga air yang melewati ambang bendung (crest) akan berupa aliran terjun.

Jika aliranya yang melewati ambang berupa aliran ukur yang tenggelam

bangunan ukur yang tidak akan bisa berfungsi dengan baik, karena terjadi

kesalahan dan debit terukur tidak menggambarkan debit ukur air sesungguhnya.

Walaupun kelihatanya sederhana karna hanya dengan mengukur kecepatan aliran

dan luas penampang saluran atau sungai pengukuran debit ini akan menjadi sulit

untuk memperoleh data debit.

Sebaran kecepatan aliran kearah horizontal maupun kedalamnya, oleh karna

itu pengukuran kcepatan di lakukan di beberapa titik kedalaman dan lebar salutran

atau sungai. Debit aliran Limpasan Permukaan saluran atua sungai yang di ukur

merupakan jumlah perkalian dari kecepatan dan luas penampang aliran masing-

masing segmen.

2.1.4 Rancangan Limpasan

Laju limpasan permukaan rancangan RPL merupakan laju limpasan

permukaan maksimum yang mungkin terjadi dapat diperhatikan berdasarkan

curah hujan dan durasi, intensitas dan masa ulang (recurrence period ) tertentu.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

10

Nilai limpasan permukaan ini sangat bermamfaat untuk dasar perencanaan

bangunan, pelimbah dan lain-lain pada umunya bangunan-bangunan tersebut di

rancang (design) untuk mencapai umur teknik tertentu dan mampu bertahan untuk

kejadian hujan atau banjir dengan masa ulang tertentu.

2.1.5 Metode Pendugaan Limpasan Permukaan

Pendugaan limpasan permukaan terdiri dari tiga hal, pertama tergantung pada

jumlah air hujan per satuan waktu (intensitas maksimum). Kedua bergantung pada

curah hujan tersebut yang menjadi limpasan permukaan (nilai faktor limpasan).

Besarnya nilai faktor ini selain tergantung pada topografi terutatama kemiringan

lereng dan tekstur tanah, juga bergantung pada tipe penutup tanah serta

pengelolahanya. Selain itu besarnya debit permukaan di tentukan oleh faktor yang

ketiga adalah luas areal tangkapan. Dalam pendugaan laju puncak limpasan di

gunakan metode rasional.

Salah satu metode menghitung debit puncak maksimum Limpasan

Permukaan yang telah di kemukakan oleh soil conservation servis (SCS) atau

lebih dikenal dengan bilangan kurva merupakan metode memperhitungkan

volume limpasan permukaan yang telah dibuat model pemogramanya

komputernya SCS TR 20 SCS –TR 55 (Soil Conservation Servis TR 20 dan Soil

Conservatioan Servis –TR 55) merupakan bagian dari aplikasi komputer yang

menghitung laju limpasasan permukaan rancangan untuk mengetahui limpasan

permukaan tersebut dan mengolahya melalui aplikasi komputer yang

mempermuda pengolahan datanya.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

11

Model ini sesuai dengan memperediksi debit puncak LP untuk DAS daerah

pertanian maupun perkotaan dengan luas kurang dari 900 ha, kelerengan rata-rata

sama atau lebih besar dari 0,5 %, mempunyai satu sistem aliran (sungai) dengan

dua anak sungai yang mempunyai masa konsentrasi yang jauh berbeda antar

keduanya. Limpasan Permukaan Rancangan (LPR) merupakan laju limpasan

permukaan yang mungkin terjadi yang diperhitungkan berdasarkan hujan dan

durasi, intensitas dan masa ulang hujan tertentu.

2.1.6 Volume Dan Laju Limpasan Permukaan (Lp)

Penentuan besarnya (volume) dan laju limpasan permukaan bisa dilakukan

dengan berbagai metode, antara lain :

1. Metode pengukuran langsung di lapangan : menggunakan plot percobaan

dilapangan (berlaku lokal), dan mengamati hasil limpasan permukaan di

outletnya, saluran pembuagan air (SPA)

2. Prediksi laju limpasan permukaan mengunakan rumus atau metode

rasional: metode soil conservation server (SCS) dan metode lainya,

metode-metode tersebut bisa di gunakan untuk prediksi dalam unit

hidrologi yang luas tanpa harus melakukan pengukuran langsung,

menggunakan data hujan dan sifst fisik hidrologi yang tersedia di das yang

bersangkutan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

12

2.2 Pengertian Erosi

Zachar (1982) (Dalam Kartasapoetra dkk 2010:35). Mengemukakan bahwa:

"Erosi juga disebut pengikisan atau proses penghayutan tanah oleh desakan-

desakan atau kekuatan air maupun angin, gelombang atau arus baik yang

berlangsung secara alamih ataupun sebagai akibat dari tindakan atau perbuatan

manusia". Erosi alami dapat terjadi karna proses pembentukan tanah dan proses

erosi yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Erosi

karna faktor alamih umunya masih memberikan media yang memadai untuk

berlangsungnya pertumbuhan kebanyakan tanaman, sedangkan erosi karna

kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh terkupasnya lapisan tanah bagian

atas akibat cara bercocok tanam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah

konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik

tanah, antara lain pembuatan jalan di daerah kemiringan lereng besar.

Sehubungan dengan ini maka kita akan mengenal normal atau geological

erosion dan accelarated erosion). Erosi normal (geological erosion) yaitu erosi

yang berlangsung secara alamiah. Penggunaan lahan buatan atau yang tidak

bijakasana menyeabkan erosi merugikan atau yang di sebut erosi buatan atau

erosi yang di percepat. Erosi secara normal dilapangan melalui tahap-tahap:

1. Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkahan-bongkahan tanah ke

dalam partikel-partikel tanah yaitu butiran-butiran tanah yang kecil.

2. Pemindahan partikel-partikel tanah baik dengan melalui penghayutan

ataupun karena kekuatan angin.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

13

3. Pengendapan partike-partikel tanah yang terpindahkan atau yang terangkut

tadi ditempat-tempat yang rendah atau didasar-dasar sungai.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Erosi

Dalam hal terjadinya erosi, sehubungan dengan proses-prosesnya yang secara

alami dan yang dipercepat (erosi buatan) dengan demikian secara keseluruhan

yang menjadi penyebab dan mempengaruhi besarnaya laju erosi.

1. Iklim

Menurut Summerfield, (1991) (dalam Lihawa 2011:11). Bahwa: "Faktor

iklim sangat berpengaruh terhadap proses erosi permukaan dan sedimen atau

iklim menentukan nilai indeks erosivitas hujan, hujan memainkan peran dalam

erosi tanah melalui pengelepasan dari pukulan butir-butir hujan pada permukaan

tanah dan sebagian melalui kontribusi terhadap aliran". Hujan yang jatuh ke

permukaan tanah. Oleh tenaga kinestisnya mengakibatkan pengelepasan butiran

tanah dan melalui aliran permukaan, butiran tanah tersebut terangkut kemudian

mengendap. Karakteristik hujan yang berpengaruh terhadap erosi permukaan

karakteristik hujan yang berpengaruh terhadap erosi permukaan adalah jumlah

curah hujan, intensitas dan lamanya hujan dengan sifat-sifatnya itu dapat

menentukan besar kecilnya lajunya pengikisan dan diyatakan sebagai faktor

erodibilitas tanah serta kepekaan tanah terhadap erosi atau mudah dengan

tidaknya tanah itu tererosi.

2. Tanah

Arsyad, "(dalam Lihawa 2011: 12). Bahwa: Tanah merupakan salah faktor

yang memepengaruhi erosi dan sedimen sifat tanah yang penting dalam

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

14

menentukan erodibilitas tanah adalah tekstur tanah, unsur organik, struktur dan

fermeabilitas tanah.

Kepekaan tanah terhadap erosi ditentukaan oleh mudah tidaknya butiran -

butiran tanah didesprisikan dan disuspensikan oleh air, daya ilfiltrasi dan ukuran

ukuran butiran tanah yang menentukn mudah atau tidaknya terangkut oleh air.

Oleh karna itu tanah dengan agregat yang mudah didesprisikan oleh air dan daya

infiltrasinya kecil serta butiranya halus peka terhadap erosi. Tanah dengan pori -

pori yang besar dan strukturnya yang baik akan memiliki infiltrasi yang besar.

Dengan demikian aliran permukaan yang terjadi semakin kecil.

3. Topografi

Menurut Summerfield 1991(dalam Lihawa, 2011:12). Bahwa: "Faktor

topografi pada umunya dinyatakan dalam bentuk kemiringan lereng secara umum

erosi akan meningkatkan dengan meningkatnya kemiringan dan panjang lereng,

hal ini disebabkan oleh makin meningkatnya kemiringan lereng dan panjang

lereng, maka kecepatan air permukaan semakin besar".

Fitur topografi yang mempunyai erosi terutama adalah kelerengan dan

panjang lereng bentuk permukaan tanah (cembung, cekung, seragam) ukuran

bentuk DAS. Pada daerah dengan kelerengan tinggi, tanah akan mudah pecah

dan diangkut oleh air kedaerah bawahnya. Demikian pula pada tanah yang

kelereganya tinggi, daya rusak air akan lebih besar karna kecepatanya tinggi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

15

Tabel 1 kelas kemiringan lereng dan nilai skor kemiringan lereng

KELAS KEMIRINGAN

( % ) KLASIFIKASI

I 0 – 8 Datar

II > 8 – 15 Landai

III >15 – 25 Agak Curam

IV > 25 – 45 Curam

V > 45 Sangat Curam

Sumber : Pedoman Penyusunan Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah,

1986

Kemiringan lereng merupakan ukuran kemiringan lahan relative terhadap

bidang datar yang secara umum dinyatakan dalam persen atau derajat. Kecuraman

lereng,panjang lereng dan bentuk lereng semuanaya akan mempengaruhi besarnya

erosi dan aliran permukaan.

Gambar 1: Peta Topografi Desa Ulanta

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

16

4. Vegetasi

Vegetasi mempunyai pengaruh yang bersifat melawan terhadap facto-faktor

yang bersifat erositif (hujan, kemiringan lereng, panjang lereng, dan karakteristik

tanah). Pengaruh vegetasi dalam memperkecil erosi permukaan adalah sebagai

berikut:

1. Melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan

2. Menurunkan kecepatan dan volume air permukaan,

3. Menahan partikel tanah pada tempatnya melalui sistem perakaran dan

seresehan yang dihasilkan,dan

4. Mempertahankan kepastian tanah dalam menyerap air.

Penutupan Permukaan tanaman oleh tanaman akan berpengaruh terhadap atau

memberi efek perlindungan terhadap perlindungan terhadap pukulan dan

dayarusak limpasan permukaan. Pada umumnya tanah-tanah yang yang tak

berpenutup (terbuka) secara potensial akan mengalami erosi yang lebih tinggi

daripada tanah yang berpenutup (cover crops). Efektifitas perlindungan tanaman

terhadap erosi tidak sama untuk satu jenis lainnya.

Hutan atau padang rumput yang tebal merupakan pelindung tanah yang

efektif terhadap bahaya erosi. Tanaman yang tinggi biasanya menyebabkan erosi

yang lebih dibandingkan tanaman rendah, karena air yang tertahan oleh tanaman

masih dapat merusak tanah. Selain mengurangi pukulan butiran-butiran air hujan

pada tanah,tanaman juga berpengaruh dalam menurunkan kecepatan aliran

permukaan dan mengurangi kandungan air tanah melalui transpirasi. Dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh Baver (1961) (Dalam Ispriyanto Rudi dkk 2001:9)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

17

Menyatakan bahwa pengaruh panjang lereng terhadap erosi sangat bervariasi

tergantung dari jenis tanah. Jenis vegetasi yang terdapat di Desa Ulanta meliputi

tanaman jagung tanaman kelapa,tanaman kacang tanah, semak belukar,

rerumputan dan lain sebagainya. Adapun peta pengunaan lahan di Desa Ulanta

dapat dilihat pada gambar 2

Gambar 2: Peta Vegetasi di Desa Ulanta

5. Penggunaan Lahan

Perubahan penggunaan lahan berpengaruh terhadap koefisien aliran

permukaan, semakin besar aliran permukaanya. Semakin besar perubahan

penggunaan lahan, misalnya perubahan dari hutan menuju perladangan, semakin

besar pula terhadap perubahan yang terjadi pada aliran mengemukakan bahwa

pengurangan 10% vegetasi pinus dan ekaliptus akan menaikan aliran permukaan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

18

rata-rata sebesar 40mm, dan pengurangan semak akan menaikan aliran permukaan

rata - rata sebesar 10 mm.

6. Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat

Tindakan campur tangan manusia merupakan faktor yang sangat penting

terhadap permukaan. Kegiatan-kegiatan masyarakat tersebut berkaitan dengan

faktor-faktor yang mempengaruhi tejadinya erosi.

Menurut Ishak, bahwa (dalam Lihawa, 2011:1). "Laju kehilangan massa

tanah yang terjadi di lahan pertanian berdsarkan hasil simulasi adalah sangat

tinggi, terutama dipicu oleh aktivitas manusia melalui pengolahan tanah dan

tanaman pada lahan dengan kemiringan lereng 3 - 15%."

Perilaku manusia terhadap pengolahan lingkungan dipengaruhi oleh faktor

sosial ekonomi masyarakat, faktor sosial ekonomi masyarakat yang berpengaruh

terhadap tindakan manusia dalam pengolahan tanah adalah tingkat pendidikan dan

pendapatan, tingkat pendididkan yang rendah dapat menyebabkan rendahnya

pemahaman masyarakat tentang teknik pengolahan lahan yang ramah lingkungan

dan tingkat pendapatan yang rendah dapat memicu terjadinya pembukaan lahan

guna meningkatkan pendapatan. Diperoleh bahwa faktor yang berpengaruh

terhdap prilaku penebangan hutan adalah tingkat pendidikan dan selanjutnya akan

di pengaruhi oleh tingkat pendapatan kebutuhan luas lahan, dan kayu. Bahwa

faktor-faktor yang mempegaruhi kesadaran lingkungan adalah ketidaktahuaan,

kemiskinan, dan faktor gaya hidup.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

19

2.1.2 Proses Terjadinya Erosi

Proses erosi terjadi karna tetessan air hujan mengenai permukaan tanah.

tetesan air hujan ini mempuyai energi kinetik yang mampu memecah, mengurai

dan melepaskan butir-butir tanah. Jika hujan tetap berlangsung dan kapasitas air

hujan telah melebihi laju infiltrasi tanah, maka akan terjadi genangan air

dipermukaan(overland flow)terutama pada tanah-tanah yang miring pada

kecepatan dan kondisi tertentu (tekstur, struktur, dan agregasi) aliran air limpasan

permukaan ini mengerus (melepas dan mengangkut) butir-butir tanah. Tanah

tersebut ke tempat lain, masuk ke alur-alur air, kemudian megumpulkanya

tempat-tempat simpanan air permukaan (waduk, cekungan, DAM) dalam bentuk

sedimen dan erosi proses erosi akan mengalami percepatan ketika intensitas hujan

tinggi, terjadi dalam bentuk yang lama jatuh pada tanah yang terbuka, struktur

tanahnya granuler diolah dan miring saling berhubungan dan pengaruh faktor

kuantitatif bisa dinyatakan dalam bentuk hubungan besarnya kehilangan tanah

2.1.3 Jenis-Jenis Erosi

1. Erosi Percik

Erosi percik (raindrop erosion) atau sering disebut juga dengan erosi

percikan merupakan proses erosi yang terjadi karna pukulan (tetesasan) hujan

yang lansung mengenai permukaan tanah sehingga terjadi proses dispersi dan

pegangkatan atau pelepasan (detachement) butiran tanah. Pada permukaan tanah

yang miring, butiran tanah yang terlepas ini kemudian diangkut oleh air limpasan

permukaan tanah yang miring, ketempat yang lebih rendah. Aliran limpasan

permukaan ini dalam perjalananya juga menyerus permukaan tanah sehingga juga

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

20

terjadi proses erosi permukaan penggerusan dan pengangkutan dan

penggangkutan masa tanah lapis yang dikenal sebagai erosi lapisan (sheet

erosion). Jika air dilimpasan yang mengangkat sedimen hasil erosi ini tetap terjadi

selama hujan berlangsung aliran air limpasan permukaan akan terkonsentrasi dan

masuk ke alur-alur aliran ini mengerus dan mengangkut butiran butiran tanah

yang telah terlepas.

2.Erosi Lembar

Menurut Suratman (2010), "(dalam Lihawa 2011:10). Bahwa: Erosi lembar

(Sheet Erosion) terjadi jika hujan terus menerus jatuh dan melebihi kapasitas

infiltrasi tanah. Apabila curah hujan yang jatuh ke permukaan bumi melebihi

kapasitas infiltrasi tanah maka akan terjadi aliran permukaan (overland flow) yang

kemudian mengangkut lapisan tanah dari suatu permukaan bidang tanah. Erosi

lembar akan berkembang menjadi erosi alur, konsentrasinya aliranya yang cepat

merupakan energi yang kuat untuk mengerus lapisan tanah.

3 Erosi Alur ( rill erosion )

Erosi alur merupakan erosi tahap selanjutnya yang terjdi di permukaan lahan

setelah terjadinya erosi tetesan (raindrop erosion) dan erosi lembar (sheet

erosion). Erosi permukaan terjadi karna adanya gerakan air dipermukan lahan

yang homogen kelereganya, sedangkan erosi alur merupakan kelanjutan dari erosi

permukaan (sheet ) ini, melalui pemecahan dan pengangkutan tanah yang telah

terkikis oleh aliran air. Alur terbentuknya akibat adanya erosi dan dipercepat

prosesnya oleh kegiatan pengolahan lahan yang miring. Sedimen terangkut hasil

erosi ini sebagainya diendapkan di tempat-tempat tertentu di bagian bawah lahan.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

21

4 Erosi Parit

Erosi parit merupakan kelanjutan dari proses dari erosi alur. Jika hujan yang

terus menerus dan limpasan permukaan semakin membesar yang kemudian

mengumpulkan alur-alur yang telah terbentuk sebelumnya, maka akan terjadi

konsentrasi aliran permukaan yang mempuyai kekuatan lebih besar untuk

mengurus tanah sehingga akan terbentuk alur - alur atau parit-parit aliran limpasan

lebih besar sehingga terbentuk semacam jurang (gullies) yang dilewati aliran air

terjadinya jajaran parit-parit akibat aliran limpasan permukaan ini akan semakin

intensif tinggi, dalam waktu yang lama dan jatuh pada pernukaan ini semakim

intensif (lebar dan dalam) pada saat terjadinya hujan dengan intensitas tinggi,

dalam waktu yang lama dan jatuh pada permukaan tanah yang terbuka dan

keleregan tanahnya tinggi.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

22

2.3 Kerangka Berfikir

Gambar: 3 Kerangka Berfikir

2.4 Penjelasan Kerangka Berfikir

Hubuganya aliran permukaan dengan erosi adalah tetesan air hujan yang

mengenai permukaan tanah yang mampu, memecah, mengurai dan melepaskan

butir-butir tanah yang telah melebihi laju infiltrasi tanah maka akan terjadi

genangan air limpasan permukaan terutama pada tanah-tanah yang memiliki

tingkat kemiringan yang curam, agak curam dan landai, pada kecepatan dan

kondisi tanah tertentu (struktur,tekstur,dan agregat). Aliran permukaan dalam

proses perjalananya mengeruk permukaan tanah sehingga terjadi erosi permukaan

tanah yang berupa pengangkutan massa tanah yang telah terlepas kemudian

megumpulkanya di tempat-tempat simpanan air permukaan seperti sungai.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limpasan Permukaaneprints.ung.ac.id/3442/6/2013-1-87202-451409006-bab2... · infiltrometter, atau dapat di perkirahkan menurut rumus empiris yang telah

23

2.13 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Terdapat

pengaruh limpasan permukaan terhadap erosi permukaan pada lahan pertanian

jagung.