2 pengaruh aktivitas dan suhu terhadap tekanan darah

Upload: nurul-amalia-sone

Post on 09-Oct-2015

126 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Pengaruh Aktivitas Dan Suhu Terhadap Tekanan Darah pada Manusia

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMIPRAKTIKUM FISIOLOGI HEWANPENGARUH AKTIVITAS DAN SUHU TERHADAP TEKANAN DARAH

Oleh:Nama:Nurul AmaliaNIM:12304241017Prodi:Pendidikan Biologi Subsidi

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2014

A. JudulPengaruh Aktivitas dan Suhu Terhadap Tekanan Darah

B. Tujuan Mengetahui pengaruh aktivitas dan suhu terhadap tekanan darah sistole dan diastole

C. Alat1. Tensimeter (sphygmomanometer) dengan sabuk tekannya2. Stetoskop

D. Hasil dan Pembahasana. Data Kelas Pengaruh Aktivitas & Suhu Terhadap Tekanan Darah

NoNIMNamaSebelumSesudah

SistoleDiastoleSistoleDiastole

112304241001Milatus Sa'diyyah1106013070

212304241002Turasih1107011060

312304241003Desita Alif Utami1208813880

412304241004Puji Lestari1057013085

512304241005Ratih Sukmaresi11580130110

612304241006Ahmad Saiful Abid1207013090

712304241007Susan Pramitasari1109011580

812304241008Sulistyaningsih1108212378

912304241009Adika Hermawati P12080140110

1012304241010Lailul Hidayah Nursarah906511272

1112304241011Azusnita Rachma Putri1107013070

1212304241012Velia Dinan Qhalifta1107012080

1312304241013Tri Ayunda Wijiningsih1007013090

1412304241014Rosita Justianis H. C.907010080

1512304241015Ambar Dwi Jayanti1258413595

1612304241016Nurul Aslina1198013880

1712304241017Nurul Amalia1109012080

1812304241018Ika Feby Putriana1107511080

1912304241019Tri Suranti1108012070

2012304241020Kurniawati Oktaviana1107012080

2112304241022Fika Nur Khasanah1107012060

2212304241023Wilda Khafida1107013080

2312304241024Failasuf Aulia Nugroho1107013970

2412304241025Rulis Hidayatussaadah1107011080

2512304241026Dwi Zunitasari1087811886

2612304241027Ikhsanudin1107012688

2712304241028Adimas Pandu Pribadi1187514070

2812304241029Mega Utami K.11090135100

2912304241030Dionisia Dwi P.1107012070

3012304241031Aprilia Dwi Anggani1207012080

3112304241032Ahmad Naharuddin R.1107012060

3212304241033Maulita Wulan N.1007012080

3312304241034Nurul Ayuningtyas I.1106011070

3412304241036Febrina Suci Wulandari1208014070

3512304241037Hilda Nureni Makrufah1107013090

3612304241038Renosari Prineta Putri906510570

3712304241039Maulana Malik Irsyad1107013080

3812304241040Fitria Eka Cahya Astuti1157813090

3912304241041Rizky Purnawati1106012054

4012304241042Permata Ihda Fuadina906010060

4112304241043Opi Mawarsari906011070

4212304241044Dewi Sang Arifti10090130110

4312304249001Dewi Susanti1107013090

4412304249002Amelda Nurbaiti907012080

4512304249003Sudhira Winaswan G.1106011070

Jumlah4885328055443568

Simpangan Baku8,988778,54991310,8305112,94327

Rata-Rata108,555672,88889123,279,28889

2. Pembahasan Praktikum kali ini berjudul pengaruh aktivitas dan suhu terhadap tekanan darah. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas dan suhu terhadap tekanan darah, khususnya tekanan sistole dan tekanan diastole (mm/Hg). Akibat kontraksi jantung yang terus menerus dan secara ritmis dalam rangka mensuplai kebutuhan zat-zat yang diperlukan oleh jaringan tubuh, maka timbul tekanan dorongan ke seluruh pembuluh darah terutama arteri (Green, melalui Heru dan Tri (2013)). Selain itu, pengaliran darah ke jaringan melalui kapiler diatur oleh otot polos (spinchter) yang terdapat pada arteriole. Apabila jumlah darah yang dipompa oleh jantung dan yang mengalir ke seluruh jaringan tubuh lewat arteriole seimbang, maka tekanan darah di arteri stabil. Akan tetapi jika jumlah darah yang dipompa jantung lebih banyak daripada yang keluar lewat arteriole, maka timbul masalah peningkatan tekanan darah hipertensi (Heru dan Tri, 2013).Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus kuat, yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu siklus jantung tersusun atas empat fase (Saladin, 2003). Jantung diinervasi (disarafi) oleh saraf otonom yang terdiri atas saraf simpatis dan parasimpatis. Simpatis berperan meningkatkan frekuensi denyut jantung, meningkatkan tekanan darah, dan kekuatan kontraksi, sedangkan parasimpatis berperan sebaliknya.Kegiatan pertama adalah mengukur tekanan sistole dan diastole menggunakan alat yang disebut tensimeter atau sphygmomanometer. Kemudian praktikan melakukan aktivitas seperti berlari kecil selama 15 menit sampai terasa lelah. Setelah itu kembali diukur tekanan sistol dan diastolnya untuk mendapatkan data besarnya tekanan sistole dan diastole setelah melakukan aktivitas. Sphygnomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri. Alat ini terdiri dari sebuah manset elastis yang berisi kantong karet tiup. Cara kerja tensimeter atau sphygmomanometer yaitu ketika manset diikatkan pada lengan, inflasi dari kantong karet memampatkan jaringan bawah manset. Jika kantong karet membengkak untuk tekanan yang melebihi nilai puncak gelombang nadi, arteri terus melemah dan tidak ada gelombang pulsa yang bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan dalam spontan secara bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai di mana terdapat gelombang pulsa sedikit melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya dan dalam kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi teraba dan tekanan yang ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari nadi puncak atau tekanan sistolik.Aliran darah mengalir melalui arteri di bawah manset dengan cepat dan mempercepat kolom darah di cabang arteri perifer, menghasilkan turbulensi dan suara khas, yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam manset dikurangi lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan manset semakin melebar dan arteri terbuka selama beberapa waktu. Secara umum, jumlah darah bergelombang di bawah manset juga sama meningkatnya, dan suara jantung melalui stetoskop cenderung mengeras. Ketika tekanan dalam manset turun di bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri tetap terbuka terus menerus dan suara yang dipancarkan menjadi teredam karena darah terus mengalir dan derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi. Pada masih rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran laminar dan aliran darah menjadi normal kembali (Rushmer, 1970).Maka yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih antara tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan blood pressure amplitude atau pulse pressure (Stegemann, 1981).Tekanan darah arteri adalah kekuatan darah ke di dinding pembuluh darah yang menampung, mengakibatkan tekanan ini berubah-ubah pada setiap siklus jantung. Pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk ke aorta ,tekanan naik sampai puncak yang disebut tekanan sistolik. Pada waktu diastole tekanan turun sampai mncapai titik terendah yag disebut tekanan diastole (Guyton, 2007).Data yang diperoleh adalah tekanan sistole dan diastole sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, besarnya tekanan darah sistole sebelum aktivitas berkisar antara 90 - 125 mm/Hg dengan rata rata keseluruhan sebesar 110 mm/Hg. Sedangkan tekanan diastolenya berkisar antara 70-90 mm/Hg dengan rata rata keseluruhan sebesar 72 mm/Hg. Setelah melakukan aktivitas diperoleh besarnya tekanan sistole berkisar antara 110-140mm/Hg dengan rata rata keseluruhan sebesar 123 mm/Hg, sedangkan tekanan diastolenya berkisar antara 55-110 mm/Hg dengan rata rata keseluruhan sebesar 79 mm/Hg. Dari data tersebut menunjukkan adanya peningkatan besarnya tekanan darah baik tekanan sistole maupun diastole setelah melakukan aktivitas. Hal tersebut membuktikan bahwa adanya pengaruh aktivitas terhadap besarnya tekanan darah, baik tekanan sistole maupun diastole. Menurut teori pada Nadi H (1992) Pada latihan fisik akan terjadi perubahan pada sistem cardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung ini dilakukan dengan meningkatkan isi sekuncup dan denyut jantung. Disaat melakukan latihan fisik maka otot jantung akan mengkonsumsi O2 yang ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama kontraksi sistole. Ketika tekanan meningkat maka konsumsi O2 ikut naik pula. Peningkatan denyut nadi yang signifikan ini merupakan hasil dari respon kardiovaskular terhadap adanya kontraksi otot. Kerja ini juga berfungsi untuk mengangkut O2 yang dibutuhkan oleh otot untuk melakukan kontraksi selama latihan (Ganong, 2003).Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor, yaitu faktor fisiologis dan faktor patologis. Faktor fisiologis ialah faktor yang berkaitan langsung terhadap kondisi jantung. Sedangkan faktor patologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi tubuh secara fisik.Faktor fisiologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, : a. Kelenturan dinding arteri b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah c. Kekuatan gerak jantung d. Viscositas darah, semakin besar viskositas maka semakin besar pula resistensi terhadap alirane. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat f. Kapasitas pembuluh darah, semakin besar kapasitas pembuluh darah maka semakin tinggi tekanan darah. Faktor patologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, : a. Posisi tubuh, baroresepsor akan merespon saat tekanan darah turun dan akan berusaha menstabilkan tekanan darah.b. Aktifitas fisik, aktifitas fisik membutuhkan energy sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik) c. Temperature, menggunakan system rennin-angiotensin vasokonstriksi perifer. Temperature pun dapat berkaitan dengan aktifitas, suhu yang tinggi diakibatkan karena aktifitas yang banyak ssedangkan suhu yang rendah dikarenakan aktifitas yang cenderung ringan.d. Usia, semakin bertambah usia, semakin bertambah pula tekanan darah hal ini disebabkan oleh berkurangnya elastisitas pembuluh darah e. Jenis kelamin, wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran. Sedangkan pria yang memiliki banyak aktifitas pun cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. f. Emosi, emosi akan menaikkan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk menaikkan tekanan darah. Emosi akan memicu kerja hormone adrenalin, adrenalin pria lebih tinggi karena dipengaruhi oleh syaraf parasimpatis.Berikut ini kategori dalam melihat tekanan darah :KategoriTekanan Darah

SistoleDiastole

Normal Normal Tinggi Hipertensi Ringan Sedang Berat Sangat berat< 130 mmHg130-39 mmHg

140-159 mmHg160-179 mmHg180-209 mmHg>210 mmHg< 80 mmHg85-89 mmHg

90-99 mmHg100-109 mmHg110-109 mmHg>120 mmHg

(Soewolo dkk, 2005: 265-261).

E. KesimpulanDari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :Pengaruh aktivitas dan suhu terhadap tekanan darah, baik tekanan sistole dan diastole yaitu meningkatnya aktivitas yang dilakukan juga menyebaabkan peningkatan tekanan darah dalam tubuh. Tubuh setelah melakukan aktivitas, maka suhunya akan mengalami peningkatan, dan mengakibatkan meingkatnya tekanan darah. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan pada sistem cardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung ini dilakukan dengan meningkatkan isi sekuncup dan denyut jantung. Disaat melakukan latihan fisik maka otot jantung akan mengkonsumsi O2 yang ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama kontraksi sistole. Ketika tekanan meningkat maka konsumsi O2 ikut naik pula. Secara keselurhan tekanan darah praktikan laki-laki baik sebelum maupun setelah melakukan aktivitas lebih tinggi daripada praktikan perempuan karena, jenis kelamin mempengaruhi tekanan darah seseorang, karena cenderung memiliki aktivitas tinggi dan mempunyai lebih sedikit lemak dibandingkan peremouan.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2000. Biologi, Edisi Kelima-Jilid 3.(Terjemahan Wasmen Manalu). Jakarta: Erlangga. (Buku asli diterbitkan tahun 1999).Fox EL, Bowers RW, Foss ML. 1988. The physiological basis of education and atlhetics 4th ed. Philadelphia: Saunders College Publishing.Ganong WF. 2003.Review of medical physiology. Ed 21. United States : The McGraw-Hill Companies Inc.Guyton AC, MD, Hall JE, Ph.d. 2006. Textbook of Medical Physiology. USA: ElsevierMohrman D, Jane H. 2006. Cardiovascular physiology. Sixth edition. USA: McGraw-Hill Companies, Inc. Nadi H, Iwan NB. 1992. Manula dan Olahraga Ditinjau dari Sistem Cardiovaskular. -:Cermin Dunia Kedokteran no. 78, Rushmer, Robert F., M.D. 1970. Cardiovascular Dynamics. USA: W.B Saunders CompanySaladin, K . 2007. Anatomy and physiology the unity of form and function. 4th ed. New York McGraw-Hill Companies incSoewolo, Soedjono Basoeki & Titi Yudani. 2005. Fisiologi manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.